Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP

KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL


MODERASI
(STUDI KASUS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI KOTA MALANG)

Jessyca Asih Putri


Bambang Hariadi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univеrsitas Brawijaya
Malang

ABSTRACT
This study aims to examine the effect of the competency variable and the partial independence of audit quality
partially on auditor ethics as a moderating variable. The population in this study is the auditor who works at
the Public Accountant Office in Malang City. Sampling is done using an easy sample method (convenience
sampling). and the number of samples was 80 auditors. The primary data collection method used is the
questionnaire method with 65 respondents as respondents. Data were analyzed using analysis techniques
Moderated Regression Analysis (MRA). The results of this study found that competence and independence
had a positive and significant effect on audit quality, meaning that the better the competence and independence
of an auditor, the better the audit quality produced, and the ethical interaction of auditors with competence
and independence on audit quality had a positive effect which meant that the ethics of auditors strengthen the
relationship between competence and independence on audit quality. In this study also found that the ethics
of auditors influence audit quality.

Keywords: Auditor’s Competency, Auditor’s Independency, Auditor’s Ethic, Ethic, Audit Quality

АBSTRАK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh secara parsial variabel kompetensi dan independensi terhadap
kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor
yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Kota Malang. Pengambilan sampel dilakukan dengan
mengggunakan metode sampel yang mudah (convenience sampling). dan jumlah sampel sebanyak 80 auditor.
Metode pengambilan data primer yang digunakan adalah metode kuesioner dengan responden sebanyak 65
auditor. Data dianalisis menggunakan teknik analisis Moderated Regression Analysis (MRA). Hasil penelitian
ini menemukan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas
audit artinya semakin baik kompetensi dan independensi seorang auditor maka semakin baik pula kualitas
audit yang dihasilkan, dan interaksi etika auditor dengan kompetensi dan independensi pada kualitas audit
berpengaruh positif yang artinya bahwa etika auditor memperkuat hubungan antara kompetensi dan
independensi terhadap kualitas audit. Dalam penelitian ini juga menemukan bahwa etika auditor berpengaruh
terhadap kualitas audit.

Kata Kunci: Kompetensi Auditor, Independensi Auditor, Etika Auditor, Kualitas Audit

1
PЕNDAHULUAN kepentingan siapapun. Auditor berkewajiban untuk
Guna menunjang profesionalismenya jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik
sebagai akuntan publik maka auditor dalam perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak
melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan
pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan akuntan publik. Sikap mental independen tersebut
Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun
standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. dalam penampilan (in appearance). Penelitian
Dimana standar umum merupakan cerminan mengenai independensi telah banyak dilakukan,
kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang diantaranya oleh Pany dan Reckers (1980) dalam
auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki Kharismatuti (2012) yang menemukan bahwa
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam independensi auditor dipengaruhi oleh ukuran
melaksanakan prosedur audit, sedangkan standar klien dan pemberian hadiah. Kemudian Lavin
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan (1976) dalam Kharismatuti (2012) dalam
mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan penelitiannya menjelaskan lebih mendalam konsep
kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama independensi dalam hal hubungan antara klien dan
melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk auditor melalui pengamatan pihak ketiga.
menyusun suatu laporan atas laporan keuangan Banyaknya penelitian mengenai independensi
secara keseluruhan. Mengingat banyaknya menunjukkan bahwa faktor independensi
pemakai laporan keuangan maka diperlukan jasa merupakan faktor penting bagi auditor untuk
audit yang berkualitas dalam memberi opini atas menjalankan profesinya.
laporan keuangan agar tidak menyesatkan para Kompetensi dan independensi yang
pemakainya. Dibutuhkan auditor yang kompeten, dimiliki auditor dalam penerapannya akan terkait
untuk mencapai kualitas audit yang baik. dengan etika yang dimiliki auditor. Dalam
AAA Financial Accounting Standard menjalankan profesinya seorang akuntan publik di
Committee (2000) menyatakan “Good quality Indonesia diatur oleh satu kode etik dengan nama
audits require both competence (expertise) and Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (Harsanti et
independence. These qualities have direct effects al, 2002). Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia
on actual audit quality, as well as potential merupakan alat atau sarana untuk memberikan
interactive effects. In addition, financial statement keyakinan kepada klien, pemakai laporan
users’ perception of audit quality are a function of keuangan atau masyarakat pada umumnya tentang
their perceptions of both auditor indepndence and kualitas atau mutu jasa yang diberikannya, karena
expertise.” Menurut Christiawan (2002) melalui serangkaian pertimbangan etis
Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan sebagaimana diatur dalam kode etik profesi.
pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga
dalam bidang auditing dan akuntansi. Penelitian standar perilaku etis tertinggi mereka kepada
mengenai kompetensi auditor yang diperoleh organisasi dimana mereka bernaung, profesi
melalui pendidikan dan pengalaman dilakukan mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri
oleh Koroy (2007). Pengalaman audit dimana akuntan mempunyai tanggungjawab
menunjukkan karakteristik auditor yang benar- menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas
benar berbeda dalam struktur kognitif mereka. dan obyektivitas mereka (Nugrahaningsih, 2005).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kode Etik Akuntan Profesional 2018
auditor yang kurang berpengalaman mempunyai merupakan pedoman dasar yang berisi prinsip-
kecenderungan yang lebih tinggi dalam menghapus prinsip dasar etika yang digunakan untuk
persediaan dibanding auditor berpengalaman. Hal mematuhi dan menjalankan setiap aturan dalam
ini menandakan auditor yang kurang SPAP. Mardiasmo (2016) menyatakan bahwa
berpengalaman selalu lebih konservatif dalam “etika sebagai salah satu unsur utama dari profesi
pertimbangan akhirnya. menjadi landasan bagi akuntan dalam menjalankan
Adapun hal yang mempengaruhi kualitas kegiatan profesional. Akuntan memiliki tanggung
audit yang kedua yaitu Independensi yang jawab untuk bertindak sesuai dengan kepentingan
merupakan salah satu komponen etika yang harus publik. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai
dijaga oleh akuntan publik. Independen berarti organisasi akuntan di Indonesia telah memiliki
akuntan publik tidak mudah dipengaruhi, karena ia Kode Etik IAI yang merupakan amanah dari AD/
melaksanakan pekerjaan untuk kepentingan umum. ART IAI dan peraturan yang berlaku”. Kode Etik
Akuntan publik tidak dibenarkan memihak Akuntan Profesional yang diterbitkan oleh IAPI

2
tahun 2018 mengatur tentang prinsip-prinsip dasar dan etika auditor berpengaruh signifikan dan
etika profesi Akuntan Publik yaitu; (1) integritas, positif terhadap kualitas audit. Adapula hasil
(2) objektifitas, (3) kehati-hatian dan kompetensi penelitian yang dilakukan Bonita (2017)
profesional, (5) kerahasiaan, (6) perilaku menyatakan bahwa etika auditor tidak memoderasi
professional. hubungan kompetensi dengan kualitas audit begitu
Berdasarkan hasil penjelasan di atas, juga hubungan independensi dengan kualitas audit.
terdapat inkonsistensi hasil dari penelitian Penelitian ini merupakan penelitian
terdahulu mengenai pengaruh kompetensi terhadap pengembangan dari penelitian oleh Kharismatuti
kualitas audit yaitu dimana penelitian yang (2012), Darayasa dan Wisadha (2016), dan Bonita
dilakukan oleh Kharismatuti (2012) menunjukan (2017) dengan perbedaan penelitian pada sampel
bahwa hasil penelitian kompetensi tidak penelitian dan tahun dilakukannya penelitian.
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, Alasan peneliti ingin meneliti kembali topik ini
sedangkan dari penelitian Rahmawati (2013) karena adanya inkonsistensi dari penjelasan diatas
diperoleh hasil bahwa kompetensi mempunyai dan terdapat fenomena terbaru yang berkaitan
pengaruh terhadap kualitas audit. Pengaruh yang dengan kualitas audit yang sudah dibahas
ditimbulkan adalah positif, yaitu semakin tinggi sebelumnya. Selain itu juga variabel yang dibahas
tingkat kompetensi yang dimiliki seorang auditor yaitu kompetensi, independensi, dan etika auditor
maka akan semakin tinggi pula tingkat kualitas dimana hal tersebut merupakan bagian dari pribadi
audit yang dihasilkan oleh auditor tersebut. masing-masing auditor yang perubahannya secara
Penelitian yang dilakukan Sukriah, dkk (2009) juga dinamis akan berbeda tiap tahunnya dan perbedaan
menyatakan bahwa Pengalaman kerja, obyektifitas, wilayahnya juga akan berpengaruh. Penelitian ini
dan kompetensi berpengaruh positif terhadap bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi
kualitas hasil pemeriksaan. Sama juga dengan hasil terhadap kualitas audit, menguji pengaruh interaksi
penelitian lain yang dilakukan oleh Bonita (2017) antara kompetensi dan etika auditor terhadap
menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh kualitas audit, menguji pengaruh independensi
posistif terhadap kualitas auditor. terhadap kualitas audit, dan menguji pengaruh
Adapun inkonsistensi hasil dari penelitian interaksi antara independensi dan etika auditor
terdahulu mengenai independensi terhadap kualitas terhadap kualitas audit.
audit yaitu penelitian yang dilakukan Rahmawati
(2013) menyatakan bahwa Independensi TINJAUAN PUSTAKA
berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kualitas Audit
kualitas audit. Penelitian juga dilakukan oleh PCAOB (2013) dalam Bonita (2017) dalam
Bonita (2017) yang menyatakan bahwa artikelnya mendefenisikan kualitas audit sebagai
Independensi mempunyai pengaruh terhadap kualitas dimana kebutuhan investor akan sifat
kualitas audit. Pengaruh yang ditimbulkan adalah independen dan reliabel sebuah audit terpenuhi dan
positif, yaitu semakin tinggi tingkat independensi memperkuat komunikasi antara komite audit
seorang auditor maka akan semakin tinggi pula terkait; (1) laporan keuangan, termasuk
tingkat kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor pengungkapan yang berkaitan; (2) perikatan terkait
tersebut, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh pengendalian internal; dan (3) peringatan untuk
Sukriah, dkk (2009) menyatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka
Independensi tidak berpengaruh signifikan panjang.
terhadap kualitas audit atau hasil pemeriksaan. Munawir (1996) dalam Bonita (2017)
Adapun inkonsistensi hasil dari penelitian menyatakan bahwa untuk menjaga kualitas audit,
terdahulu mengenai interaksi kompetensi dan profesi akuntan telah mengembangkan tingkatan
independensi dengan etika auditor terhadap rerangka aturan yang terdiri dari elemen-elemen
kualitas audit yaitu hasil penelitian oleh Darayasa sebagai berikut.
dan Wisadha (2016) menyatakan bahwa etika 1. Pembentuk standar (standar setting)
auditor memoderasi (memperkuat) pengaruh 2. Aturan kantor akuntan (firm regulation)
kompetensi pada kualitas audit, dan etika auditor 3. Aturan pribadi (self regulation)
memoderasi (memperkuat) pengaruh independensi 4. Aturan pemerintah (government regulation)
pada kualitas audit, sedangkan hasil penelitian
Kharismatuti (2012) menyatakan bahwa interaksi Etika Auditor
kompetensi dan etika auditor berpengaruh negatif Auditor memiliki kode etik yang mengatur
terhadap kualitas audit dan interaksi independensi norma-norma seorang auditor untuk dapat

3
dinyatakan sebagai professional. Terkait seorang auditor yaitu pengetahuan, pelatihan,
independensi seorang auditor, SA 200 Seksi 18 pengalaman, dan keahlian.
huruf a No. 16 menyatakan sebagai berikut. Oleh
karena perikatan audit menyangkut kepentingan Pengetahuan
publik, sebagaimana diatur dalam Kode Etik, Dewi (2010) menyatakan bahwa salah satu
auditor harus independen dari entitas yang diaudit. syarat untuk mendapatkan izin usaha Kantor
Kode Etik menjelaskan independensi sebagai Akuntan Publik sesuai peraturan izin usaha yang
independensi dalam pemikiran dan independensi dikeluarkan oleh menteri keuangan yaitu
dalam penampilan. Independensi auditor mempunyai paling sedikit tiga orang auditor tetap
melindungi kemampuan auditor untuk dengan tingkat pendidikan formal bidang akuntansi
merumuskan suatu opini audit tanpa dapat yang paling rendah berijazah setara Diploma tiga
dipengaruhi. Independensi meningkatkan (D-III). Auditor juga wajib memiliki sertifikat
kemampuan auditor dalam menjaga integritasnya, tanda lulus ujian profesi Akuntan Publik yang sah
serta bertindak secara objektif, dan memelihara sebagaimana disebutkan dalam UU Akuntan
suatu sikap skeptisisme profesional. Publik No. 5 Tahun 2011 Pasal 6.
Etika juga memiliki pengaruh terhadap
kompetensi dimana Kode Etik Profesional Pelatihan
Akuntan Publik 2018 mengatur etika yang harus Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015
dipatuhi oleh auditor terkait pemeliharaan Tentang Praktik Akuntan Publik Pasal 6 ayat 1
kompetensi dan kepatuhan terhadap standar teknis menyatakan bahwa Akuntan Publik wajib menjaga
agar tetap menjaga profesionalisme seorang kompetensi dengan mengikuti Pendidikan
auditor. KE Seksi 130 No. 1 menyatakan bahwa Profesional Berkelanjutan dalam jumlah satuan
prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional kredit Pendidikan Profesional Berkelanjutan
mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk tertentu. Kemudian, Pendidikan Profesional
melakukan dua hal berikut; (1) memelihara Berkelanjutan yang dimaksud dalam peraturan ini
pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat adalah Pendidikan yang diselenggarakan sesuai
yang dibutuhkan untuk menjamin klien atau Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015 Tentang
pemberi kerja akan menerima layanan profesional Praktik Akuntan Publik Pasal 7 ayat 1 bahwa
yang kompeten; (2) bertindak cermat dan tekun Asosiasi Profesi berwenang menyelenggarakan
sesuai dengan standar teknis dan profesional yang “Pendidikan Profesional Berkelanjutan”.
berlaku ketika memberikan jasa profesional. Kemudian, penyelenggaraan “Pendidikan
Kode Etik Akuntan Profesional 2018 Profesional Berkelanjutan” sebagaimana dimaksud
menyatakan lima prinsip etika yang harus dipatuhi pada ayat 1 sesuai Peraturan Pemerintah No. 20
oleh auditor dalam melaksanakan audit. Kelima Tahun 2015 Tentang Praktik Akuntan Publik Pasal
prinsip tersebut adalah; (1) prinsip integritas; (2) 7 ayat 2 meliputi; (a) menentukan materi atau
prinsip objektifitas; (3) prinsip kompetensi dan silabus “Pendidikan Profesional Berkelanjutan”;
kehati-hatian profesional; (4) prinsip kerahasian; (b) menentukan metode “Pendidikan Profesional
(5) prinsip perilaku profesional. Berkelanjutan”; (c) melakukan verifikasi atas
keikutsertaan “Pendidikan Profesional
Kompetensi Berkelanjutan”; (d) melaksanakan “Pendidikan
SA 200 Seksi 21 huruf a No.24 menyatakan Profesional Berkelanjutan”; (e) menerbitkan
bahwa karakteristik unik pertimbangan profesional sertifikat keikutsertaan “Pendidikan Profesional
yang diharapkan dari seorang auditor adalah Berkelanjutan”; (f) melaksanakan tugas lain yang
pertimbangan yang dibuat oleh seorang auditor berkaitan dengan penyelenggaraan “Pendidikan
yang pelatihan, pengetahuan dan pengalamannya Profesional Berkelanjutan”.
telah membantu perkembangan kompetensi yang Selanjutnya, Peraturan Pemerintah No. 20
diperlukan untuk mencapai pertimbangan- Tahun 2015 Tentang Praktik Akuntan Publik Pasal
pertimbangan wajar yang dibuatnya. Sedangkan 7 ayat 3 menyatakan bahwa dalam
KE Seksi 130 No.2 menyatakan bahwa jasa penyelenggaraan “Pendidikan Profesional
professional yang kompeten mensyaratkan Berkelanjutan” sebagaimana dimaksud pada ayat
pertimbangan yang cermat dalam menerapkan 2, Asosiasi Profesi dapat membentuk organisasi
pengetahuan dan keahlian professional untuk jasa Asosiasi Profesi yang bertugas sebagai pelaksana
yang diberikan. Oleh karena itu, di bawah ini teknis. Keanggotaan organisasi Asosiasi Profesi
dibagi menjadi empat bagian pengaruh kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat 3 sesuai

4
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015 Tentang berikut untuk mengukur independensi terkait
Praktik Akuntan Publik Pasal 7 ayat 4 bahwa pengaruhnya terhadap kualitas audit.
paling sedikit terdiri dari unsur Asosiasi Profesi
dan akademisi di bidang akuntansi. Lama Hubungan dengan Klien
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015
Pengalaman Tentang Praktik Akuntan Publik Pasal 11 ayat 1
Pengalaman auditor menjadi penting bagi menyatakan bahwa pemberian jasa audit atas
kualitas audit. Kualitas audit yang baik dihasilkan informasi keuangan historis sebagaimana
oleh seorang auditor yang memiliki pengalaman dimaksud dalam Pasal 10 ayat 1 huruf a terhadap
kerja di bidang akuntansi. Hal ini dijelaskan dalam suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015 Tentang paling lama untuk lima tahun buku berturut-turut.
Praktik Akuntan Publik Pasal 4 ayat 1 huruf b Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015 Tentang
menyatakan bahwa lulus penilaian pengalaman Praktik Akuntan Publik menyatakan bahwa entitas
kerja di bidang akuntansi dari Asosiasi Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri dari
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh industri di sektor pasar modal, bank umum, dana
sertifikat tanda lulus ujian profesi Akuntan Publik pension, perusahaan asuransi/reasuransi, atau
yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi. Badan Usaha Milik Negara. Kemudian, Peraturan
Pemerintah No. 20 Tahun 2015 Tentang Praktik
Keahlian Akuntan Publik Pasal 11 ayat 3 menyatakan bahwa
Bonner and Lewis (1990) dalam jurnalnya pembatasan pemberian jasa audit atas informasi
mengklasifikasikan ukuran dari kompetensi keuangan historis sebagaimana dimaksud pada
(expertise) berdasarkan beberapa studi. Bonner and ayat 1 dan ayat 2 juga berlaku bagi Akuntan Publik
Lewis menjelaskan bahwa ukuran kompetensi yang merupakan pihak terasosiasi. Peraturan
auditor terdiri dari tiga tipe pengetahuan dan satu Pemerintah No. 20 Tahun 2015 Tentang Praktik
tipe kemampuan yang potensial. Tiga pengetahuan Akuntan Publik Pasal 11 ayat 4 menyatakan bahwa
yang dimaksud yaitu general domain knowledge, Akuntan Publik dapat memberikan kembali jasa
subspeciality knowledge related to specialized audit atas informasi keuangan historis terhadap
industries or clients, dan general business entitas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 setelah
knowledge. dua tahun buku berturut-turut tidak memberikan
jasa tersebut.
Independensi
Tuanakotta (2014) menyatakan bahwa IFAC Tekanan dari Klien
menggunakan dua istilah independensi yaitu Gul et al (2002) menyatakan bahwa
independence of mind dan independence in independensi auditor luntur pada situasi konflik.
appereance yang keduanya didefinisikan dalam Situasi konflik semakin meruncing ketika klien
IESBA Code of Ethics for Professional mulai melakukan tekanan pada proses audit
Accountants sehingga akan mempengaruhi opini auditor atas
Dalam kaitannya dengan objektifitas, laporan keuangan historis. Kusharyanti (2002)
Lindawati (2002) mengartikan independensi dan menyatakan tekanan dari klien yaitu tekanan
objektifitas secara bersama-sama dengan personal, emosional atau keuangan dapat
menyatakan “independence and objectivity means mengakibatkan independensi auditor berkurang
the auditor should maintain objectivity and be free dan dapat mempengaruhi kualitas audit.
of conflicts of interest as well as independent in fact
and appearance when providing auditing and other Telaah dari Rekan Auditor
services, such as; fairness, no relationship with the Shapiro (1996) menyatakan telaah dari
client and no investment”. Independensi dan rekan auditor sebagai hasil kerja akuntan
objektifitas berarti bahwa auditor harus merupakan tanda dedikasinya bagi kebaikan
mempertahankan objektifitas dan bebas dari profesi. Telaah dari rekan auditor merupakan bukti
konflik kepentingan sebagaimana independen bahwa akuntan mengakui perlunya review atas
dalam kenyataan dan penampilan ketika pekerjaan mereka dari pihak yang independen
menyediakan jasa audit dan jasa lainnya seperti untuk menentukan apakah mereka bertanggung
bersikap adil, tidak memiliki hubungan pribadi jawab dan konsisten dengan prinsip-prinsip
dengan klien dan tidak menerima pemberian profesi. Review oleh rekan sejawat diyakini
hadiah. Penelitian ini menggunakan indikator sebagai bentuk pengendalian kualitas yang paling

5
konstruktif. Wooten (2003) menyatakan apabila setiap auditor sebagai sumber data individu.
perusahaan mempekerjakan auditor yang Selanjutnya, horizon waktu pada penelitian ini
berkualitas tinggi dan berpengalaman dalam adalah studi Cross-Sectional (Studi One-Shot),
industri klien, kontrol proses audit yang kuat dapat karena struktur data penelitian ini hanya sekali
menghasilkan tim audit yang berkualitas tinggi dikumpulkan selama satu bulan dalam rangka
pula, sehingga semakin baik kualitas audit yang menjawab pernyataan penelitian.
dihasilkan. Auditor yang berkualitas tinggi ini bisa Populasi dalam penelitian ini adalah auditor
didukung oleh berbagai faktor, salah satunya yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di
adalah telaah dari rekan auditor. Wooten (2003) Kota Malang yang terdaftar pada IAPI 2018.
menyatakan bahwa para ahli menemukan bahwa Jumlah populasi auditor di KAP Kota Malang ini
telaah dari rekan auditor maupun manajer tidak diketahui. Pihak-pihak yang akan dilibatkan
berhubungan dengan kualitas audit. GAAS sebagai responden atas penelitian ini adalah auditor
mewajibkan audit secara berkala harus diawasi dan dengan semua jabatan, mulai pembina tim, ketua
dipersiapkan. Adanya penugasan pemberian opini tim dan anggota tim audit agar hasil penelitian
dari auditor yang berpengalaman menyediakan dapat digeneralisasi yang berada di Kota Malang.
kemampuan untuk mengkritisi auditor secara Sampel dalam penelitian ini sebanyak 80
teknis dan prosedur. auditor yang bekerja pada KAP di Kota Malang. 80
auditor tersebut di dapat dari jumlah target
Pemberian Jasa Non Audit responden tiap KAP yaitu 8-10 responden dari 9
Purba (2012) menyatakan bahwa jasa yang KAP yang akan peneliti sebarkan kuesionernya.
diberikan oleh auditor terdiri dari dua kelompok
besar yaitu jasa atestasi dan jasa non atestasi. Purba HASIL DAN PЕMBAHASAN
menambahkan bahwa dalam setiap penugasan Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Berganda
atestasi, seorang Akuntan Publik diwajibkan
bersikap independen terhadap semua stakeholder Coefficientsa
perusahaan. Sedangkan, sikap independen tidak Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
diperlukan dalam penugasan non atestasi. Std.
Sunyoto (2014) menyatakan bahwa jasa non Model B Error Beta t Sig.
atestasi adalah jasa yang di dalamnya auditor tidak 1 (Constant) 1.670 3.230 .517 .607
Kompetensi .202 .055 .415 3.657 .001
memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif,
Independensi .213 .042 .468 5.113 .000
ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Etika Auditor .134 .140 .108 .956 .152
Sehingga, jasa non atestasi merupakan jasa non Kompetensi*Etika
.009 .025 .747 2.358 .021
audit yang dihasilkan oleh Akuntan Publik yaitu Auditor
Independensi*Etika
jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi Auditor
.032 .022 2.037 2.478 .045
manajemen. a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Sumber : Data diolah, 2019


Hipotеsis
H1 : Kompetensi berpengaruh positif terhadap
Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit
Kualitas Audit
Berdasarkan 1 diatas terlihat bahwa t hitung
H2 : Interaksi Kompetensi dan Etika Auditor
koefisien kompetensi adalah 3.657, sedangkan t
berpengaruh positif terhadap kualitas audit
tabel bisa dihitung pada tabel t-test dengan alpha=
H3 : Independensi berpengaruh positif terhadap
0.05, karena digunakan hipotesis satu arah dan df=
Kualitas Audit
61 (didapat dari rumus n-k-1, dimana n adalah
H4 : Interaksi Independensi dan Etika Auditor
jumlah data, 65-3-1=61), didapat t tabel adalah
berpengaruh positif terhadap Kualitas
1.99962.
Audit.
Tabel 2 Hasil R Square Uji T Statistik
MЕTODOLOGI PЕNЕLITIAN
Penelitian ini menggunakan unit analisis individu, Model Summary
yaitu auditor KAP (Kantor Akuntan Publik) di kota R Adjusted R Std. Error of the
Model R Square Square Estimate
Malang. Peneliti memilih unit analisis individu
1 .538a .290 .279 2.282
karena peneliti akan mengumpulkan data dari
a. Predictors: (Constant), Kompetensi
setiap auditor dan memperlakukan respon dari Sumber: Data diolah (2019)

6
Variabel kompetensi memiliki nilai p-value faktor lain di luar penelitian ini Hal ini menunjukan
0.001 (0.001<0.05), sedangkan t hitung > t tabel bahwa H2 diterima yaitu interaksi kompetensi dan
(3.657 > 1.99962) maka hipotesis alternatif etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas
diterima dan hipotesis nol di tolak, berarti secara audit.
parsial ada pengaruh variable independent
kompetensi (X1) terhadap kualitas audit (Y). Pengaruh Independensi terhadap Kualitas
Dengan demikian maka dapat disimpulkan Audit
bahwa kualitas audit seorang auditor dipengaruhi Dari tabel 1 diatas terlihat bahwa t hitung
secara parsial oleh kompetensi yang dimiliki koefisien kompetensi adalah 5.113, sedangkan t
seorang auditor. Dari hasil penelitian diperoleh tabel bisa dihitung pada tabel t-test dengan alpha=
nilai R square sebesar 0,290 yang berarti 0.05, karena digunakan hipotesis satu arah dan df=
Kompetensi mempengaruhi Kualitas Audit sebesar 63 (didapat dari rumus n-k-1, dimana n adalah
29% sedangkan sisanya 71% dijelaskan oleh jumlah data, 65-3-1=61), didapat t tabel adalah
faktor-faktor lain di luar penelitian ini. serta hasil 1.99962.
koefisien regresinya bernilai 0,202 menunjukan Variabel kompetensi memiliki nilai p-value
bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap 0.000 (0.000<0.05), sedangkan t hitung > t tabel
kualitas audit. (5.113 > 1.99962) maka hipotesis alternatif
Hal ini menunjukan bahwa H1 dapat diterima diterima dan hipotesis nol di tolak, berarti secara
yang artinya Kompetensi berpengaruh positif parsial ada pengaruh variable independensi (X1)
terhadap Kualitas Audit. terhadap kualitas audit (Y).

Interaksi Kompetensi dan Etika Auditor Tabel 4 Hasil R Square uji T Statistik
terhadap Kualitas Audit Model Summary
Dari tabel 1 diatas terlihat bahwa t hitung Std. Error
koefisien interaksi antara kompetensi dan etika R Adjusted of the
auditor adalah 0,358, sedangkan t tabel bisa Model R Square R Square Estimate
dihitung pada tabel t-test dengan alpha= 0.05, 1 .519a .269 .257 2.316
karena digunakan hipotesis satu arah dan df= 63
a. Predictors: (Constant), Independensi
(didapat dari rumus n-k-1, dimana n adalah jumlah
Sumber: Data diolah (2019)
data, 65-k-1=61), didapat t tabel adalah 1.99962.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan
Tabel 3 Hasil R Square Uji T Statistik
bahwa kualitas audit seorang auditor dipengaruhi
secara parsial oleh independensi yang dimiliki
Model Summary
seorang auditor serta hasil koefisien regresinya
R Adjusted R Std. Error of
bernilai 0.213 menunjukan bahwa positif, maka
Model R Square Square the Estimate
arah signifikannya adalah positif. Dari hasil
1 .552a .305 .271 2.295
penelitian diperoleh nilai R square sebesar 0,269
a. Predictors: (Constant), Kompetensi dan Etika yang berarti independensi mempengaruhi Kualitas
Auditor, Etika Auditor, Kompetensi
Audit sebesar 26% sedangkan sisanya 74%
Sumber: Data diolah (2019)
dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian
ini. Hal ini menunjukan bahwa H3 diterima yaitu
Variabel interaksi kompetensi dan etika
Independensi berpengaruh positif terhadap
auditor memiliki nilai p-value 0.021 (0.021<0.05)
Kualitas Audit.
yang berarti signifikan dan t hitung> t tabel (2.358
> 1.99962) maka interaksi antara kompetensi dan
Interaksi independensi dan Etika Auditor
etika auditor dalam mempengaruhi kualitas audit
terhadap Kualitas Audit
signifikan. Serta koefisien regresinya bernilai
Dari tabel 1 diatas terlihat bahwa t hitung
0.009 yang menunjukan bahwa interaksi
koefisien interaksi antara independensi dan etika
kompetensi dan etika auditor berpengaruh positif
auditor adalah 1.478, sedangkan t tabel bisa
terhadap kualitas audit. Serta dari hasil penelitian
dihitung pada tabel t-test dengan alpha= 0.05,
diperoleh nilai R square sebesar 0,305 yang berarti
karena digunakan hipotesis satu arah dan df= 63
interaksi kompetensi dan etika auditor
(didapat dari rumus n-k-1, dimana n adalah jumlah
mempengaruhi Kualitas Audit sebesar 30%
data, 65-3-1=61), didapat t tabel adalah 1.99962.
sedangkan sisanya 70% dijelaskan oleh faktor-

7
Tabel 5 Hasil R Square Uji T Statistik (2010), Rahmawati (2013), Darayasa dan wisadha
Model Summary (2016), dan Bonita (2017) bahwa pengalaman dan
Std. Error pengetahuan merupakan faktor penting yang
R Adjusted of the berkaitan dengan pemberian opini audit, dimana
Model R Square R Square Estimate dalam penelitian ini hal tersebut termasuk dalam
1 .635a .403 .373 2.127 risiko audit sebagai indikator pada kualitas audit.
Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian
a. Predictors: (Constant), Independensi dan
yang dilakukan Kharismatuti (2012) yang
Etika Auditor, Etika Auditor, Independensi
menyatakan bahwa kompetensi tidak berpengaruh
Sumber: Data diolah (2019)
signifikan dengan kualitas audit.
Hasil pengujian regresi berganda
Variabel interaksi independensi dan etika
menunjukan bahwa terjadi interaksi kompetensi
auditor memiliki nilai p-value 0.045 (0.145<0.05)
dan etika auditor terhadap kualitas audit. Interaksi
yang berarti signifikan dan t hitung< t tabel (2.478
tersebut berpengaruh positif yang artinya bahwa
> 1.99962) maka hipotesis alternatif diterima dan
Etika auditor memoderasi (memperkuat) pengaruh
hipotesis nol di tolak, berarti secara parsial
kompetensi pada kualitas audit. Hal ini
interaksi antara independensi dan etika auditor
menyebabkan diterima hipotesis yang kedua yaitu
berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi
interaksi kompetensi dan etika auditor berpengaruh
kualitas audit. Dari hasil penelitian diperoleh nilai
positif terhadap kualitas audit. Hal ini berarti
R square sebesar 0,403 yang berarti interaksi
kualitas audit didukung oleh pengalaman dan
independensi dan etika auditor dalam
pengetahuan auditor disertai dengan perilaku etis
mempengaruhi Kualitas Audit sebesar 40%
yang dimiliki untuk menghasilkan kualitas yang
sedangkan sisanya 60% dijelaskan oleh faktor-
baik. Semakin baik kompetensi dan etika yang
faktor lain di luar penelitian ini. koefisien
dimiliki auditor maka semakin baik juga kualitas
regresinya bernilai 0.032 menunjukan bahwa
audit yang dihasilkan. Auditor dengan kompetensi
interaksi independensi dan etika auditor
yang baik dapat menghasilkan kualitas audit yang
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini
baik karena auditor sudah mempelajari prinsip-
menunjukan bahwa H4 diterima yaitu interaksi
prinsip kode etik profesional akuntan publik
independensi dan etika auditor berpengaruh positif
melalui pengetahuan pada saat menempuh
terhadap kualitas audit.
pendidikan formal, pelatihan, dan pengalaman
yang dimiliki. Hasil penelitian ini tidak
Interpretasi Hasil Analisis
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Bonita
Hasil pengujian regresi berganda
(2017) Yang menyatakan bahwa tidak terjadi
menunjukan bahwa pengujian adanya hubungan
interaksi antara etika dan kompetensi dalam
yang positif antara kompetensi terhadap kualitas
mempengaruhi kualitas audit. Etika auditor tidak
audit, hal ini berarti sesuai dengan hipotesis
memperkuat ataupun memperlemah pengaruh
pertama bahwa kompetensi berpengaruh positif
kompetensi terhadap kualitas audit.
terhadap kualitas audit, artinya bahwa semakin
Hasil pengujian dengan regresi berganda
baik kompetensi seorang auditor maka semakin
menunjukan bahwa independensi berpengaruh
baik juga kualitas audit yang dihasilkan. Auditor
positif terhadap kualitas audit. Dimana hal ini telah
yang berpendidikan tinggi akan mempunyai
sesuai dengan hipotesis ketiga bahwa independensi
pandangan yang lebih luas mengenai berbagai hal.
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil
Auditor akan semakin mempunyai banyak
ini sesuai dengan penelitian Alim, dkk (2007)
pengetahuan mengenai bidang yang digelutinya,
bahwa lama waktu auditor melakukan kerjasama
sehingga dapat mengetahui berbagai masalah
dengan klien berpengaruh terhadap kualitas audit,
secara lebih mendalam. Selain itu dengan ilmu
dimana klien merupakan hal yang terkait dengan
pengetahuan yang cukup luas, auditor akan lebih
independensi. Pendapat De Angelo (1981) dalam
mudah dalam mengikuti perkembangan yang
Alim, dkk (2007) yang menyatakan bahwa
semakin kompleks. Analisis audit kompleks
independensi merupakan hal yang penting selain
membutuhkan spektrum yang luas mengenai
kemampuan teknik auditor juga sesuai dengan hasil
keahlian, pengetahuan dan pengalaman (Meinhard
penelitian ini. Lama hubungan dengan klien yang
et. al, 1987 dalam Harhinto 2004). Hasil penelitian
auditor jalin selama ini mengakibatkan tekanan
ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
dari klien semakin berkurang, hal ini memberikan
Alim, dkk (2007), Sukriah, dkk (2009), Aprianti

8
telaah dari rekan auditor untuk memberikan jasa dimana dalam penelitian ini hal tersebut
non audit termasuk dalam risiko audit sebagai indikator
Hasil pengujian regresi berganda pada kualitas audit.
menunjukan bahwa terjadi interaksi antara 2. Hasil uji t variable kompetensi dan etika auditor
independensi dan etika auditor terhadap kualitas menunjukkan bahwa terjadi interaksi
audit. Interaksi tersebut berpengaruh positif yang kompetensi dan etika auditor terhadap kualitas
artinya bahwa etika auditor memoderasi audit. Interaksi tersebut berpengaruh positif
(memperkuat) pengaruh independensi pada yang artinya bahwa auditor dengan kompetensi
kualitas audit. Hal ini berarti kualitas audit yang baik dapat menghasilkan kualitas audit
didukung oleh sampai sejauh mana auditor mampu yang baik karena auditor sudah mempelajari
bertahan dari tekanan klien disertai dengan prinsip-prinsip kode etik profesional akuntan
perilaku etis yang dimiliki untuk menghasilkan publik melalui pengetahuan pada saat
kualitas yang baik. Independensi yang baik dapat menempuh pendidikan formal, pelatihan, dan
menghasilkan kualitas audit yang baik, karena pengalaman yang dimiliki. Hal ini
sebagaimana diatur dalam kode etik, auditor harus menyebabkan diterimanya hipotesis yang kedua
independent dari entitas yang diaudit. Oleh karena yaitu interaksi kompetensi dan etika auditor
itu, independensi merupakan hal yang paling berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
penting yang dibahas dalam kode etik atau dengan Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian
kata lain bahwa independensi adalah bagian dari yang dilakukan oleh Bonita (2017) Yang
etika auditor itu sendiri. Jadi etika auditor menyatakan bahwa tidak terjadi interaksi antara
merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi etika dan kompetensi dalam mempengaruhi
independensi. Hasil penelitian ini tidak mendukung kualitas audit. Etika auditor tidak memperkuat
penelitian yang dilakukan oleh Bonita (2017) Yang ataupun memperlemah pengaruh kompetensi
menyatakan bahwa tidak terjadi interaksi antara terhadap kualitas audit.
etika dan independensi dalam mempengaruhi 3. Hasil uji t variable independensi menunjukan
kualitas audit. Etika auditor tidak memperkuat bahwa independensi berpengaruh positif
ataupun memperlemah pengaruh independensi terhadap kualitas audit. Hasil ini sesuai dengan
terhadap kualitas audit. Hasil ini sesuai dengan penelitian Alim, dkk (2007) bahwa lama waktu
penelitian yang dilakukan Kharismatuti (2012) dan auditor melakukan kerjasama dengan klien
Darayasa dan Wisadha (2016) yang menyatakan berpengaruh terhadap kualitas audit, dimana
bahwa etika auditor dapat memoderasi hubungan klien merupakan hal yang terkait dengan
antara independensi dengan kualitas audit. Hal ini independensi. Pendapat De Angelo (1981)
menyebabkan diterimanya hipotesis yang keempat dalam Alim, dkk (2007) yang menyatakan
yaitu interaksi kompetensi dan etika auditor bahwa independensi merupakan hal yang
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. penting selain kemampuan teknik auditor juga
Hasil penelitian ini menemukan bahwa sesuai dengan hasil penelitian ini. Lama
etika auditor bertindak sebagai variabel prediktor hubungan dengan klien yang auditor jalin
atau variabel independen yang memiliki pengaruh selama ini mengakibatkan tekanan dari klien
positif terhadap kualitas audit. Hal ini semakin berkurang, hal ini memberikan telaah
menunjukkan bahwa semakin baik etika yang dari rekan auditor untuk memberikan jasa non
dimiliki seorang auditor maka semakin baik juga audit.
kualitas audit yang dihasilkan 4. Hasil uji t interaksi variable independensi dan
etika auditor menunjukan bahwa terjadi
KЕSIMPULAN DAN SARAN interaksi antara independensi dan etika auditor
Kеsimpulan terhadap kualitas audit. Interaksi tersebut
1. Hasil uji t variable kompetensi menunjukan berpengaruh positif yang artinya bahwa Etika
bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap auditor dapat memperkuat pengaruh
kualitas audit. Hasil penelitian ini mendukung independensi terhadap kualitas audit. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Alim, dkk penelitian ini tidak mendukung penelitian yang
(2007), Sukriah, dkk (2009), Aprianti (2010), dilakukan oleh Bonita (2017) Yang menyatakan
Rahmawati (2013), Darayasa dan wisadha bahwa tidak terjadi interaksi antara etika dan
(2016), dan Bonita (2017) bahwa pengalaman independensi dalam mempengaruhi kualitas
dan pengetahuan merupakan factor penting audit. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
yang berkaitan dengan pemberian opini audit, dilakukan Kharismatuti (2012) dan Darayasa

9
dan Wisadha (2016) yang menyatakan bahwa of Accounting Research, Vol. 28 Tahun 1990
etika auditor dapat memoderasi hubungan Halaman 1-20.
antara independensi dengan kualitas audit. Hal
ini menyebabkan diterimanya hipotesis yang Darayasa dan Wisadha. 2016. Etika Auditor
keempat yaitu interaksi kompetensi dan etika sebagai Pemoderasi Pengaruh Kompetensi
auditor berpengaruh positif terhadap kualitas dan Independensi pada Kualitas Audit di
audit. kota Denpasar. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. Vol.15 (April) Hal.
Saran
142-170
1. Dalam usaha untuk memperoleh jumlah Christiawan, Yulius Jogi. 2002. Kompetensi dan
responden yang lebih banyak serta
Independensi Akuntansi Publik: Refleksi
meningkatkan tingkat pengembalian (response
rate) atas kuesioner, maka peneliti selanjutnya Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi
sebaiknya lebih memfokuskan penyebaran dan Keuangan Vol. 4 No.2 (Nov) Hal. 79-92
kuesioner pada waktu dimana para auditor tidak Gul, F., S. Lynn., Tsui, J. 2002. Audit Quality,
memiliki kesibukan yang tinggi dan lebih
Management Ownership and The
memperpanjang waktu pengembalian
kuesioner. Informativeness of Accounting Earnings.
2. Peneliti di masa mendatang hendaknya meneliti Journal of Accounting, Auditing, and
variabel perilaku lain maupun faktor Finance, 17:1, 25-49
kondisional lain yang dapat mempengaruhi
Kharismatuti, Norma. 2012. Pengaruh Kompetensi
kualitas audit selain variabel moderasi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu etika dan Independensi Terhadap Kualitas Audit
auditor dengan Etika Auditor Sebagai Variabel
Moderasi (Studi Empiris pada Internal
DAFTAR PUSTAKA Auditor BPKP DKI Jakarta). Jurusan
Alim, M. Nizarul. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Independensi terhadap Kualitas Auditor
Diponegoro
dengan Etika Auditor sebagai Variabel
Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi Kusharyanti. 2003. Temuan Penelitian Mengenai
X. Kualitas Audit dan Kemungkinan Topik
Aprianti, Deva. 2010. Pengaruh Kompetensi, Penelitian di Masa Datang. Jurnal Akuntansi
Independensi, dan Keahlian Profesional dan Manajemen (Desember). Hal 25-60
Terhadap Kualitas Audit dengan Etika
Auditor sebagai Variabel Moderasi (Studi Koroy. 2007. Pengaruh Preferensi Klien dan
Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan
wilayah Jakarta Selatan). Skripsi. Jurusan Auditor. The Indonesian Journal of
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Accounting Research 10.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Lindawati. 2002. The Moral Reasoning of
Bonita, Thesy. 2017. Pengaruh Kompetensi dan Accountants in The Development of a Code
Independensi Terhadap Kualitas Audit of Ethics: The Case of Indonesia. Simposium
dengan Etika Sebagai Variabel Moderasi Nasional Akuntansi VI. Surabaya.
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik
di kota Makassar). Skripsi. Jurusan Nugrahaningsih, P. 2005. Analisis Perbedaan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika
Universitas Hasanuddin. Makassar. Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-Faktor
Individual: Locus of control, Lama
Bonner, Sarah E., Lewis, Barry L. Determinants of Pengalaman Kerja, Gender dan Equity
Auditor Expertise (Studies on Judgment Sensitivity). SNA VIII Solo. p. 617-630s
Issues in Accounting and Auditing). Journal

10
Purba, Marisi P. 2012. Profesi Akuntan Publik di
Indonesia: Suatu Pembahasan Kritis
terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2011 Tentang Akuntan Publik. Graha Ilmu.
Yogyakarta
Rahmawati. 2013. Pengaruh Kompetensi dan
Independensi Terhadap Kualitas Audit.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya. Malang
Shapiro, Leslie S. 1996. Quality Review for
Quality Work. National Public Accountant
(November), pp 7
Sukriah, dkk . 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja,
Independensi, Objektifitas, Integritas, dan
Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan. Simposium Nasional
Akuntansi 12 Palembang. Universitas
Sriwijaya.
Sunyoto, Danang. 2014. Auditing Pemeriksaan
Akuntansi. Yogyakarta: CAPS.
Tuanakotta M. Theodorus. 2014. Audit Berbasis
ISA (International Standards on Auditing).
Jakarta: Salemba Empat.
Wooten, T.G. 2003. It is Impossible to Know The
Number of Poor-Quality Audits that
simply go undetected and unpublicized.
The CPA Journal. Januari. p. 48- 51.

11

Anda mungkin juga menyukai