Anda di halaman 1dari 94

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan kegiatan ekspor dan impor saat ini hanya sebatas

kepada automasi administrasi dokumentasi kepelabuhanan dan pengelolaan

Pelabuhan, pelaksanaan automasi yang sesungguhnya sebenarnya

membutuhan tindaklanjut yang konkret mulai dari dokumentasi

kepelabuhan, perencanaan lalu lintas kapal, pengaturan kapal, pengaturan

container, pengaturan lapangan Pelabuhan, pengelolaan peralatan

pendukung hingga pencatatan pendapatan kedalam satu integrasi sistem.

Pelaksanaan sistem informasi terminal tanjung perak pada akhirnya

menjadi suatu keharusan ditengah-tengah persaingan global dan domestik

antar operator Pelabuhan lainnya, begitu besarnya tuntutan perubahan

pemprosesan sistem informasi mendorong manajemen untuk mendudukan

sistem informasi sebagai basis utama pencapaian tujuan bisnis (business

enabler) dan pada akhirnya mendorong perusahaan menjadi lebih kompetitif

didalam memenangkan persaingan (competitive advantage).

Jika melihat kedalaman kebutuhan akan pengembangan sistem

informasi Pelabuhan Surabaya maka kebutuhan tersebut seharusnya

didefinisikan melalui perencanaan stratejik sistem informasi yang di

selaraskan dengan rencana stratejik korporasi yang sudah

mempertimbangkan aspek lainnya yang menjadi titik tolak atas keberhasilan


2

adalah keberadaan perencanaan kapasitas pelabuhan Surabaya yang

mencakup infrastruktur, sistem operasi, database, operasi pengolahan data

hingga ketersediaan sumber daya yang memadai.

Pelaksanaan didalam kegiatan ekspor dan impor mendorong

Pelabuhan Surabaya untuk meningkatkan pendapatan agar dapat

mempermudah arus dan volume transaksi perdagangan global. Pelabuhan

Surabaya merupakan pihak pertama yang berhubungan langsung kepada

para stakeholder kegiatan ekspor dan impor.

Berdasarkan latarbelakang tersebut diatas, mendorong Audit

Sistem Informasi ini penting untuk dilaksanakan untuk memastikan

keselarasan tujuan stratejik perusahaan dengan stratejik sistem informasi,

kesiapan infrastruktur dan kompetensi sumber daya sistem informasi

berjalan dengan kebutuhan pengembangan automasi PT. Pelabuhan ABC

yang terintegrasi dengan pelaporan keuangan dengan mempertimbangkan

pendekatan praktis automasi pelabuhan Surabaya dan aspek pengendalian

dan keamanan sistem informasi.

Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dan

pengkajian mengenai pentingnya penerapan Audit Sistem Informasi dengan

memilih judul ”ANALISIS PENERAPAN AUDIT SISTEM

INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PADA PT.

PELABUHAN ABC CABANG SURABAYA”


3

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang penulis lakukan dalam penyusunan

skripsi ini adalah “Apakah penerapan audit sistem informasi dapat

meningkatkan pendapatan PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya?”

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini pembatasan masalah dilakukan dan

difokuskan hanya kepada pelaksanaan Audit Sistem Informasi untuk

meningkatkan pendapatan pada PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya. Hal

ini dilakukan agar pokok permasalahan tidak menyimpang dari pembatasan

masalah.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi masalah yang telah penulis lakukan

maka, perumusan masalah dalam hal ini adalah “Bagaimana penerapan

audit sistem informasi untuk meningkatkan pendapatan pada PT. Pelabuhan

ABC Cabang Surabaya?”


4

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan adanya skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Bagi Perusahaan

Membantu perusahaan untuk lebih memahami manfaat dari Audit

Sistem Informasi.

b. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan penulis tentang Audit Sistem Informasi serta

dapat menerapkan teori yang didapat oleh penulis selama kuliah

dengan praktek penerapannya di lapangan.

c. Bagi Pihak Lain (Pembaca)

Penelitian ini dapat digunakan untuk memahami lebih dalam lagi

mengenai Audit Sistem Informasi, khususnya yang ada pada bidang

jasa peti kemas.

1.6 Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan pemahaman dan menerbitkan gambaran yang

lebih jelas mengenai skripsi ini, maka penulis terlebih dahulu menguraikan

secara singkat isi pokok yang dibahas pada setiap bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan gambaran umum tentang cara

penyusunan skripsi dan isi-isi pokok dari skripsi. Penjelasan

tersebut mencakup uraian tentang latar belakang masalah,


5

identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan

masalah, manfaat penelitian, sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN

PERUMUSAN HIPOTESIS

Bab ini berisikan tentang teori-teori yang dapat menunjang

dalam melakukan pengumpulan data, pengelolaan data

hingga pada saat melakukan analisis maupun pemecahan

masalah yang ada, yang meliputi definisi dan ruang lingkup

Audit Sistem Informasi menurut teori ahli. Selain itu adanya

kerangka berpiikir dan perumusan hipotesis penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan uraian mengenai tujuan penelitian, tempat

dan waktu penelitian, metode penelitian, variabel-variable

penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen

penelitian, teknik analisis data dan metode pengujian

hipotesis.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini mencakup deskripsi data, pengujian persyaratan

analisis, pengujian hipotesis penelitian, dan keterbatasan

penelitian dalam penerapan Audit Sistem Informasi untuk

meningkatkan pendapatan pada PT. Pelabuhan ABC cabang

Surabaya.
6

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil analisis

permasalahan dan juga berisikan saran-saran sebagai

masukan bagi perusahaan.


7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pendapatan

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) ;

“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul

dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam

modal”.(PSAK No. 23 Paragraf 6)

Pendapatan hanya meliputi arus masuk bruto dari manfaat ekonomi

yang diterima dan dapat diterima oleh entitas itu sendiri. Dalam hubungan

keagenan, arus masuk bruto manfaat ekonomi mencakup jumlah yang

ditagih untuk kepentingan principal dan tidak mengakibatkan kenaikan

ekuitas entitas. Jumlah yang ditagih atas nama principal bukan merupakan

pendapatan, sebaliknya, pendapatan adalah jumlah komisi yang diterima.

Sedangkan menurut Skousen dan Stice (2010: p161) “revenues are

inflows or other enhancements of assets of an entity or settlements of its

liabilities (or a combination of both) from delivering or producing goods,

rendering services, or carrying out other activities that constitute the entity’s

ongoing major or central operations”. Kalimat tersebut dapat diartikan

bahwa pendapatan adalah arus masuk atau penyelesaian kewajiban (atau

kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, memberikan


8

jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau

aktivitas central yang sedang berlangsung.

Dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah peningkatan asset

atau pengurangan liabilities karena aktivitas bisnis perusahaan yang

menyebabkan terjadinya perubahan ekuitas.

2.2 Sumber pendapatan

Pendapatan merupakan sumber pemasukan perusahaan yang

berasal dari kegiatan normal perusahaan. Kegiatan perusahaan yang

dimaksud seperti kegiatan dagang, jasa, maupun manufaktur. Melalui

kegiatan tersebut, perusahaan dapat menerima pendapatan sehingga terjadi

keberlangsungan usaha.

IAI melalui PSAK 23 revisi 2009 mengungkapkan sumber

pendapatan adalah sbb:

1. Penjualan Barang

2. Penjualan Jasa

3. Bunga, Royalti dan Dividen

4. Pertukaran Barang dan Jasa

2.3 Penilaian Pendapatan

Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang

dapat digunakan untuk menentukan berapa rupiah yang diperhitungkan dan


9

dicatat pertama kali dalam suatu transaksi atau berapa jumlah rupiah yang

harus diletakkan pada suatu akun dalam laporan keuangan.

Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:

1. Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran

kas (atau setara kas) yang dibayar ssebesar nilai wajar dari imbalan

yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan.

2. Biaya Kini (current cost) : aktiva dinilai dalam wujud kas (atau

setara kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara

yang diperoleh sekarang.

3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) :

Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau

setara aktiva yang sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan

normal (orderly disposal).

4. Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk

bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos

yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha

normal.

2.4 Pengukuran Pendapatan

Jumlah pendapatan yang timbul karena adanya transaksi dari

aktivitas perusahaan biasanya ditentukan oleh kesepakatan antara penjual

dan pembeli suatu aset berupa barang, jasa, dsb.


10

Untuk mengukur jumlah pendapatan tersebut, IAI melalui PSAK

23 revisi 2009 mengungkapkan pengukuran pendapatan yakni:

“Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat

diterima” (2009:08)

Nilai wajar yang dimaksud PSAK 23 revisi 2009 adalah : “Nilai


wajar adalah jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu
liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction).(2009:06)

Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima

atau dapat diterima oleh entitas dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat

volume yang diperbolehkan oleh entitas

2.5 Pengertian Audit

Pengertian audit maupun auditing semakin berkembang dengan

semakin beragamnya audit yang dilakukan. Audit merupakan salah satu

bentuk atestasi. Pengertian atestesi secara umum adalah suatu komunikasi

dari seorang expert mengenai kesimpulan tentang reabilitas dari pernyataan

seseorang.

Dalam pengertian yang lebih sempit, atestasi merupakan :

“komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan mengenai

reabilitas dari asersi tertulis yang merupakan tanggung jawab dari pihak

lainnya”. Seorang auditor memberikan atestasi mengenai kewajaran dari

laporan keuangan sebuah entitas. Auditor juga memberikan jasa atestasi

lainnya, seperti membuat laporan mengenai internal control, dan laporan

keuangan prospektif.
11

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai audit

maupun auditing, maka penulis mengutip definisi yang dikemukakan oleh

para ahli, antara lain :

Pengertian auditing menurut Alvin Arens (2008) mendefinisikan

bahwa :

“Auditing adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti atau


pengevaluasian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan
melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang
ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh yang kompeten dan independen“ .

Sedangkan definisi auditing menurut Sukrisno Agoes (2008) di

dalam bukunya menyatakan bahwa :

“Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis


dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan
yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan
bukti-buti pendukung, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut” .

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan Auditing adalah

proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi secara objectif dan

independen mengenai pernyataan-pernyataan tentang kejadian ekonomi,

dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara penyataan-

pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta

penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.


12

2.6 Jenis Audit

2.6.1 Klasifikasi Berdasarkan Tujuan Audit

Menurut Kell dan Boyton (2003), audit dapat

diklasifikasikan berdasarkan tujuan dilaksanakannya audit. Dalam

hal ini, audit dibagi kedalam tiga kategori :

1. Audit Keuangan (Financial Audit)

Audit keuangan adalah audit yang dilakukan atas

laporan keuangan suatu organisasi atau perusahaan dengan

tujuan untuk menetapkan kewajaran penyajian laporan

keuangan tersebut. Hasil audit keuangan ini berupa laporan

yang disertai dengan pendapat/opini mengenai kewajaran isi

laporan keuangan.

2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

Audit kepatuhan adalah audit yang bertujuan untuk

menentukan apakah klien telah mengikuti prosedur atau

peraturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak

berwenang. Hasil dari audit ketaatan tersebut biasanya tidak

dilaporkan kepada pihak luar, melaikan kepada pimpinan di

dalam organisasi itu sendiri.

3. Audit Operasional (Operatinal Audit)

Audit operasional adalah pemeriksa terhadap setiap

bagian prosedur operasi dan metode suatu organisasi dengan

tujuan untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya.


13

Pemeriksaan tidak hanya terbatas pada masalah akuntansi,

tetapi meliputi juga evaluasi terhadap struktur organisasi,

metode produksi, dan pemasaran, penggunaan komputerisasi

serta bidang-bidang lain yang menjadi keahlian auditor. Hasil

audit operasional lebih cenderung memberikan saran untuk

perbaikan kinerja kerja dan lebih mendekati jasa konsultasi

manajemen.

2.6.2 Klasifikasi Berdasarkan Pelaksanaan Audit

Menurut Kell dan Boyton (2003), Bila dilihat dari sisi

untuk siapa audit dilaksanakan, auditing dapat juga diklasifikasi

menjadi tiga, yaitu :

1. Auditing Eksternal

Auditing eksternal merupakan suatu kontrol social

yang memberikan jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi

untuk pihak luar dari perusahaan yang diaudit. Auditornya

adalah pihak luar dari perusahaan yang independen.

2. Auditing Internal

Auditing internal adalah suatu kontrol organisasi

yang mengukur dan mengevaluasi efektivitas organisasi.

Informasi yang dihasilkan, ditunjukkan untuk menjamin

organisasi itu sendiri. Auditornya merupakan karyawan dari

organisasi tersebut dan dikenal dengan istilah auditor

internal. Auditor internal bertanggungjawab terhadap


14

pengendalian internal perusahaan demi tercapainya efisiensi,

efektifitas, dan ekonomis serta ketaatan pada kebijakan dan

prosedur yang diterapkan. Hasil audit berupa rekomendasi

atau saran kepada pihak manajemen.

3. Auditing Sektor Publik

Auditing sektor publik adalah suatu kontrol atas

organisasi yang memberikan jasa ke masyarakat, seperti

pemerintah pusat dan daerah. Audit yang dilakukan dapat

mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit

operasional. Auditornya dikenal dengan istilah auditor

pemerintah.

2.7 Pengertian Sistem Informasi

Menurut pendapat Leitel dan davids (2011) mendefinisikan

“Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan-kebutuhan pengolahan transaksi harian,

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu

organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan

yang diperlukan”. Batasan pengertian atau definisi mengenai sistem yang

diberikan oleh George H. Bodnar, dalam Gondodiyoto 2007 adalah, “System

is a collection of elements that bear some reletionship to each other.” Jadi,

sistem adalah merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-

komponen atau sub-sistem yang berorientasi untuk mencapai suatu tujuan


15

tertentu. Checkland dan Scholes, dalam Gondodiyoto 2007 memberikan

penjelasan-penjelasan bahwa pada hakekatnya system mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

1. Sistem adalah kumpulan elemen-elemen atau sumberdaya yang saling

berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis

tertentu, dan ber-tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Memiliki emergent properties dan bukan hanya sum of whole parts

(mempunyai karakteristik khusus yang menjadi “jiwa atau roh” dari

sistem tersebut).

3. Sistem mempunyai sasaran yang akan tercapai.

4. Kontruksi sistem terdiri dari : Masukan-Proses-Keluaran.

5. Sistem memerlukan pengendalian.

6. Sistem memiliki pengguna (pemakai, user / end-user).

7. Sistem mempunyai keterbatasan (constraints).

8. Terdiri subsistem yang membentuk suatu jaringan terpadu.

2.8 Pengertian Audit Sistem Informasi

Menurut Weber, dalam Gondodiyoto 2007, audit sistem informasi

adalah pengumpulan dan pengevaluasian bukti untuk menentukan apakah

sistem komputer dapat melindungi aset, memelihara integritas data,

memungkinkan tujuan organisasi untuk dicapai secara efektif dan

menggunakan sumber daya secara efisien.


16

Menurut gondodiyoto (2007), audit sistem informasi merupakan

suatu pengevaluasian untuk mengetahui bagaimana tingkat kesesuaian

antara aplikasi sistem informasi dengan prosedur yang telah ditetapkan dan

mengetahui apakah suatu sistem informasi telah didesain dan

diimplementasikan secara efektif, efisien dan ekonomis, memiliki

mekanisme pengamanan aset yang memadai, serta menjamin integritas data

yang memadai

Menurut Sanyoto Gondodiyoto, audit sistem informasi (berbasis

teknologi informasi) adalah mencakup dua hal :

1. Audit sistem informasi yang dilaksanakan dalam rangka audit laporan

keuangan (General Financial Audit).

Audit Sistem Informasi atau sering disebut audit teknologi informasi

(TI), ialah pemeriksaan terhadap aspek-aspek TI pada sistem

informasi akuntansi. Audit objektifnya adalah kesesuaian dengan

standar akuntansi keuangan dan tidak adanya salah saji materia pada

laporan keuangan.

2. Audit Sistem Informasi yang dilakukan dalam kaitannya dengan

information technology (IT) Govermance.

Audit SI dalam rangka IT Govermance sebenarnya merupakan audit

operasional (secara khusus) terhadap manajemen (pengelolaan)

sumber daya informasi atau audit terhadap kehandalan sistem

informasi berbasis tenologi informasi, mengenai aspek-aspek :

efektifitas (effectiveness), Efisiensi (efficiency, dan ekonomis tidaknya


17

unit fungsional sistem informasi pada suatu organisasi), data

intergrity, saveguarding assets, realibility, confidenciality,

availablality, dan security.

Dengan demikian audit didorong oleh kesadaran mutu dan kenyataan

adanya faktor-faktor yang mendorong perlunya suber daya informasi

dikelola dengan baik karena perannya sangat penting dan mahal. Faktor-

faktor yang mendorong kontrol dan audit SI (Weber, dalam Gondodiyoto

2007) atara lain untuk :

1. Mendeteksi agar komputer tidak dikelola secara kurang terarah, tidak

ada visi, misi, perencanaan teknologi informasi (IT Plan, information

technology plan), pucuk pimpinan organisasi kurang perduli, tidak ada

pelatihan dan pola karir personil yang baik, dan sebagainya.

2. Mendeteksi resiko kehilangan data.

3. Mendeteksi resiko pengambilan keputusan yang salah akibat

informasi hasil proses sistem komputerisasi salah/lambat/tidak

lengkap.

4. Menjaga aset perusahaan, khususnya aset sistem informasi, karena

nilai hardware, software dan personil yang lazimnya tinggi.

5. Mendeteksi resiko eror komputer.

6. Mendeteksi resiko penyalahgunaan komputer (Fraud).

7. Menjaga kerahasiaan, maksudnya ialah bahwa sistem informasi

berbasis teknologi informasi (apalagi yang di desain dengan jaringan


18

publik), hendaknya mempunyai kemampuan untuk memproteksi data,

aman, terjaga privasi para penggunanya, dan sebagainya.

8. Meningkatkan pengendalian evolusi penggunaan komputer, yaitu

jangan sampai suatu organisasi atau perusahaan melakukan

komputerisasi secara tidak terkendali sehinga terjadi pemborosan-

pemborosan atau tingkat keamanan yang kurang memadai.

2.9 Tujuan Audit Sistem Informasi

Tujuan audit sistem informasi menurut Ron Weber (dalam

Gondodiyoto 2007) tujuan audit yaitu :

2.9.1 Mengamankan asset

Aset (activa) yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi

mencakup: perangkat keras (hardware), perangkat lunak

(software), manusia (people), file data, dokumentasi sistem, dan

peralatan pendukung lainnya.

Sama halnya dengan aktiva – aktiva yang lain, maka aktiva ini juga

perlu dilindungi dengan memasang pengendalian internal.

Perangkat keras dapat rusak karena unsur kejahatan atau sebab-

sebab lain. Perangkat lunak dan isi file data dapat dicuri. Peralatan

pendukung dapat digunakan untuk tujuan yang tidak diotorisasi.

2.9.2 Menjaga integritas data

Integritas data merupakan konsep dasar audit sistem informasi.

Integritas data berarti data memiliki atribut: kelengkapan, baik dan


19

dipercaya, kemurnian, dan ketelitian. Tanpa menjaga integritas

data, organisasi tidak dapat memperlihatkan potret dirinya dengan

benar atau kejadian yang ada tidak terungkap seperti apa adanya.

Akibatnya, keputusan maupun langkah-langkah penting di

organisasi salah sasaran karena tidak didukung dengan data yang

benar. Meskipun demikian, perlu juga disadari bahwa menjaga

integritas data tidak terlepas dari pengorbanan biaya. Oleh karena

itu, upaya untuk menjaga integritas data, dengan konsekuensi akan

ada biaya prosedur pengendalian yang dikeluarkan harus sepadan

dengan manfaat yang diharapkan.

2.9.3 Menjaga efektivitas sistem

Sistem informasi dikatakan efektif hanya jika sistem tersebut dapat

mencapai tujuannya. Untuk menilai efektivitas sistem, perlu upaya

untuk mengetahui kebutuhan pengguna sistem tersebut (user).

Selanjutnya, untuk menilai apakah sistem menghasilkan laporan

atau informasi yang bermanfaat bagi user (misalnya pengambil

keputusan), auditor perlu mengetahui karakteristik user berikut

proses pengambilan keputusannya. Biasanya audit efektivitas

sistem dilakukan setelah suatu sistem berjalan beberapa waktu.

Manajemen dapat meminta auditor untuk melakukan post audit

guna menentukan sejauh mana sistem telah mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Evaluasi ini akan memberikan masukan bagi

pengambil keputusan apakah kinerja sistem layak dipertahankan;


20

harus ditingkatkan atau perlu dimodifikasi; atau sistem sudah

usang, sehingga harus ditinggalkan dan dicari penggantinya

Audit efektivitas sistem dapat juga dilaksanakan pada tahap

perencanaan sistem (system design). Hal ini dapat terjadi jika

desainer sistem mengalami kesulitan untuk mengetahui kebutuhan

user, karena user sulit mengungkapkan atau mendeskripsikan

kebutuhannya. Jika sistem bersifat komplek dan besar biaya

penerapannya, manajemen dapat mengambil sikap agar sistem

dievaluasi terlebih dahulu oleh pihak yang independen untuk

mengetahui apakah rancangan sistem sudah sesuai dengan

kebutuhan user. Melihat kondisi seperti ini, auditor perlu

mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi sistem dengan

berfokus pada kebutuhan dan kepentingan manajemen.

2.9.4 Mencapai efisiensi sumberdaya.

Suatu sistem sebagai fasilitas pemrosesan informasi dikatakan

efisien jika ia menggunakan sumberdaya seminimal mungkin untuk

menghasilkan output yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, sistem

informasi menggunakan berbagai sumberdaya, seperti mesin, dan

segala perlengkapannya, perangkat lunak, sarana komunikasi dan

tenaga kerja yang mengoperasikan sistem tersebut. Sumberdaya

seperti ini biasanya sangat terbatas adanya. Oleh karena itu,

beberapa kandidat sistem (system alternatif) harus berkompetisi

untuk memberdayakan sumberdaya yang ada tersebut.


21

2.10 Penerapan Audit Sistem Informasi

Menurut Ron Weber (1999 : 48) Penerapan audit sistem informasi

meliputi sebagai berikut :

2.10.1 Persiapan Audit Sistem Informasi

1. Perencanaan audit

Tahap perencanaan, sebagai suatu pendahuluan mutlak perlu

dilakukan agar auditor mengenal benar objek yang akan

diperiksa. Disamping, tentunya auditor dapat memastikan

bahwa qualified resources sudah dimiliki, dalam hal ini

aspek SDM yang berpengalaman dan refrensi praktek yang

baik. Tahapan perencanaan ini akan menghasilkan suatu

program audit yang dirancang sedemikian rupa, sehingga

pelaksanaannya akan berjalan efektif dan efisien, dan

dilakukan oleh orang-orang yang kompeten, serta dapat

diselesaikan dalam waktu sesuai yang disepakati.

2. Pengetesan kendali.

Auditor melakukan pengendalian ketika menilai bahwa risk

control berada pada tingkat yang kurang maksimum.

Pengendalian dapat digunakan untuk mengurangi biaya

pengetesan.

3. Pengetesan Transaksi

Auditor melakukan tes terhadap transaksi untuk

mengevaluasi apakah terdapat kesalahan proses yang tidak


22

biasa terjadi pada transaksi yang mengakibatkan kesalahan

pada laporan keuangan.

4. Pengetesan Keseimbangan atau Keseluruhan Hasil

Auditor harus mengetahui keamanan dan integritas data

sehingga berbagai kerugian yang terjadi dapat diminimalisir.

5. Penyelesaian Audit

Sesuai dengan standart auditing ISACA (information systems

audit and control associotion), selain melakukan pekerjaan

lapangan, auditor juga harus menyusun laporan yang

mencakup tujuan pemeriksaan, sifat dan kedalaman

pemeriksaan yang dilakukan. Laporan ini juga harus

menyebutkan organisasi yang diperiksa, pihak pengguna

laporan yang dituju dan batasan-batasan distribusi laporan.

Laporan juga harus memasukan temuan, kesimpulan,

rekomendasi sebagaimana layaknya laporan audit pada

umumnya.

2.10.2 Tahap Penerapan Audit Sistem Informasi.

Audit sistem informasi dapat dilakukan dengan berbagai

macam tahap-tahap. Tahap-tahap audit sistem informasi menurut

Ron Weber (1999) terdiri dari lima tahap sebagai berikut :

1. Tahap pemeriksaan pendahuluan

Langkah pertama dalam suatu audit sistem informasi adalah

pemeriksaan pendahuluan atas intalasi komputer agar auditor


23

dapat mengambil keputusan bagaimana melanjutkan audit.

Tujuan dari tahap ini adalah untuk memahami dan mendapat

gambaran sistem manual dan yang terkomputerisasi dan

diterapkan oleh auditee, yang melipti : arus transaksi dan

signifikasi keluaran, luasnya penggunaan pengolahan data

elektronik data aplikasi akuntansi yang signifikan, serta

struktur dasar pengendalian akuntansi termasuk pengendalian

pusat sistem informasi maupun penggunanya. Metode yang

digunakan dalam penyelidikan dan wawancara, observasi,

pengkajian dokumentasi sistem, penelusuran transaksi,

penyebaran kuesioner dan pengendalian internal.

2. Tahap Pemeriksaan Rinci

Berdasarkan gambaran tentang keandalan dan ketidakandalan

pengendalian yang diperoleh dalam tahap pemeriksaan

pendahuluan, maka dalam tahap ini auditor internal harus

mendapatkan pengertian dan gambaran lebih jelas mengenai

pengendalian internal yang berlaku dilingkungan pengolahan

data elektronik, yaitu pengendalian umum dan aplikasi yang

ada. Tujuan dari pengendalian umum tersebut adalah :

a. Menilai kekuatan dan kelemahan pengendalian

organisasi, untuk menentukan bahwa tidak terdapat

perangkapan fungsi atau jabatan yang seharusnya

dipisahkan.
24

b. Menilai praktik kepegawaian dan prosedur operasi

tetap, untuk menentukan pengaruhnya terhadap

pengendalian mutu.

c. Meyakinkan bahwa aplikasi komputer telah

mengandung pengendalian yang memadai.

d. Meyakinkan bahwa pengembangan sistem sesuai

dengan sarana manajemen atau sesuai spesifikasi yang

telah ditentukan.

e. Meyakinkan bahwa aplikasi yang diterapkan telah diuji

secara memadai.

f. Meyakinkan bahwa aplikasi yang diimplementasikan,

bebas dari perubahan-perubahan yang tidak diotorisasi.

g. Memperoleh informasi mengenai pengendalian

prangkat keras dan prangkat lunak yang berpengaruh

terhadap keandalan dan ketetapan sistem.

h. Meyakinkan bahwa perangkat keras maupun perangkat

lunak yang digunakan telah mengandung

pengenadalian yang memadai.

i. Mengidentifikasi pengamanan yang ada pada sistem

komputer.

j. Meyakinkan bahwa metode pengamanan sistem dapat

mencegah atau mengurangi kerusakan, kesalahan, akses


25

atau pemakaian yang tidak sah atas perangkat keras,

perangkat lunak, serta data.

Sedangkan tujuan dari pengendalian aplikasi

adalah : a) meyakinkan bahwa prosedur pemasukan,

pengolahan, serta pengolahan keluarannya telah

memadai, terutama mengenai validasi masukan,

pendekteksian kesalahan yang terjadi dan pengoreksian

kesalahannya, b) meyakinkan bahwa hanya pihak yang

berwenang yang memperoleh masukan, c) meyakinkan

telah ada jejak audit yang memadai, d) meyakinkan

prosedur operasi tetap mengenai penangan transaksi

telah memadai, e) meyakinkan bahwa prosedur

penelahaan dan pengujian keluaran telah memadai.

3. Tahap Pengujian Kesesuaian

Dalam tahap ini akan dibahas mengenai evaluasi terhadap

berbagai pengendalian yang diterapkan bagi pengguna (diluar

pengendalian umum dan pengendalian aplikasi) yang dapat

memperkuat atau menggantikan pengendalian umum dan

aplikasi jika dirasa mengandung kelemahan. Pengujian

kesesuaian ini tidak semata harus komputerisasi, namun bisa

jadi berwujud prosedur atau proses manual. Hasil akhir dari

tahap ini adalah adanya dukungan untuk meyakinkan bahwa


26

kelemahan-kelemahan yang timbul pada sistem pengendalian

ketaatan telah didukung dengan kendali pengganti lainnya.

Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui

langkah struktur pengendalian intern yang digariskan

diterapkan sebagaimana mestinya atau tidak. Dalam tahap ini

auditor dapat menggunakan CAECTs (computer assisted

evidance collection techniques) untuk menilai keberadaan

dan kepercayaan auditor terhadap struktur pengendalian

internal tersebut.

4. Tahap Pengujian Kebenaran Bukti

Tahap pengujian ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang

cukup sehingga auditor internal dapat membuat keputusan

akhir apakah terjadi atau dapat terjadi kerugian material atau

tidak selama pemrosesan data. Terdapat lima jenis pengujian

kebenaran buktu yang dapat digunakan dalam intalasi

pemrosesan data :

a. Pengujian untuk mengidentifikasi pemrosesan yang

salah.

b. Pengujian untuk menilai kualitas data.

c. Pengujian untuk mengidentifikasi data yang tidak

konsisten.

d. Pengujian untuk membandingkan data dengan

perhitungan fisik.
27

e. Konfirmasi data dengan sumber luar.

Penggunaan teknik audit dengan komputer yang secara

umum digunakan oleh auditor internal adalah GAS

(generalized audit software). Pengujian dengan teknik ini

diharapkan dapat membantu dalam melakukan jenis

pengujian diatas.

5. Tahap penilaian secara umum atau hasil pengujian.

Pada tahap ini auditor diharapkan dapat memberikan

penilaian apakah bukti yang diperoleh dapat atau tidak

mendukung informasi yang diaudit.

2.10.3 Pelaporan Audit

Tidak ada struktur dan isi laporan yang baku, tetapi umumnya

mencakup beberapa hal berikut : 1) pendahuluan antara lain :

tujuan, ruang lingkup, lamanya audit dan prosedur audit. 2)

kesimpulan umum dari auditor. 3) hasil audit : apa yang ditemukan

dalam audit dimana apakah antara prosedur dan kontrol layak

ditetapkan atau tidak. 4) rekomendasi. 5) tanggapan dari

manajemen jika diperlukan, dan sebagainya.

2.10.4 Tindak Lanjut (follow up)

Exit interview (wawancara terakhir) antara auditor dengan pihak

manajemen untuk membicarakan temuan-temuan dan rekomendasi

tindak lanjut. Sekaligus meyakinkan team manajemen bahwa hasil

audit sah.
28

2.11 AUDIT SISTEM INFORMASI DAN SIKLUS PENGEMBANGAN

SISTEM INFORMASI

2.11.1 Prosedur Umum Audit

Menurut Gondodiyoto 2007, kegiatan utama dalam

pelaksanaan audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti audit

(audit evidence collection and evidence evaluation). Pemeriksaan

sangat mendalam (misalnya sampai ke pemeriksaan programing

listing/flowchart) biasanya hanya dilakukan pada audit terhadap

aplikasi. Bahkan audit IT governance yang bersifat umum lazimnya

tidak perlu sampai pemeriksaan mendalam terhadap programming.

Kegiatan evaluasi bukti audit dilakukan dengan tujuan agar auditor

dapat menarik kesimpulan dan mendapat keyakinan untuk dapat

memberikan opini/rekomendasi (dalam laporan keuangan

keyakinan terhadap kehandalan financial statement, dan dalam

audit sistem informasi tentang telah diselenggarakannya good IT

governance).

2.11.2 Prosedur Audit Keuangan (TI)

Pada general audit (audit laporan keuangan) mungkin

perlu dilakukan audit teknologi informasi dalam rangka test of

controls dan substantive test sebagai bagian dari kewajiban

manajemen untuk memberikan akuntabilitas kepada para

stockholder dan stekeholder sesuai dengan ketentuan hukum atau

peraturan-peraturan otoritas. Audit TI pada laporan keuangan


29

menjadi makin penting perannya, antara lain karena kaitannya

dengan Sarbanes Oxley 2002 di Amerika.

2.11.3 Prosedur Audit Sistem Informasi

Audit sistem informasi dimaksudkan untuk memberikan

informasi kepada manajemen puncak agar manajemen mempunyai

clear assessment terhadap sistem informasi yang

diimplementasikan pada organisasi tersebut. Berikut prosedur audit

sistem informasi yaitu :

a. Pengendalian sumberdaya non-keuangan

Yang berkaitan dengan sistem informasi penting bagi

manajemen dilihat dari sudut pandang pengendalian tetapi

tidak diukur dengan nilai uang.

b. Teknik penaksiran risiko

Metodenya yaitu : pendekatan penaksiran dengan sistem

scoring sistem digunkan dengan menguatamakan audit

berdasarkan pada evaluasi faktor-faktor risiko, penilaian

risiko secara judgemental berdasarkan pengetahuan bisnis,

instruksi manajemen eksekutif, sejarah kehilangan, tujuan

bisnis dan faktor-faktor lingkungan, teknik kombinasi.

c. Audit IT governance

Memastikan pengukuran efektivitas dan efisiensi peningkatan

proses bisnis perusahaan melalui struktur berkaitan dengan TI

menuju arah tujuan strategis perusahaan.


30

d. Prosedur audit dalam planning dan organisations

High level objective semua aspek sumberdaya (aplikasi,

data/informasi, infrastruktur, teknologi, dan personil)

terutama dimaksudkan untuk tujuan efektivitas (primer) dan

efisiensi (sekunder).

e. Penilaian fakta

Dapat menilai tingkat risiko, menilai controls, nilai atau

score.

f. Kode etik auditor sistem informasi

Dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan auditor sistem

informasi harus berpegang teguh pada kode etik.

Sedangkan tujuan didalam audit sistem informasi yaitu : :

a. Pengamanan asset

Seperti hardware, software, sumber daya manusia, file/data

dan fasilitas lain yang harus dijaga dengan sistem

pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi

penyalahgunaan asset perusahaan.

b. Efektifitas sistem

Sistem informasi dirancang dengan benar dan sesuai dengan

kebutuhan user. Informasi yang diperlukan oleh manajer

dipenuhi dengan baik.


31

c. Efisiensi sistem

Sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan

sumber daya informasi yang minimal.

d. Ketersediaan, akan dukungan/layanan teknologi

informasi (TI)

TI hendaknya dapat mendukung secara kontinyu terhadap

proses bisnis kegiatan perusahaan.

e. Kerahasiaan

Proteksi terhadap informasi dan terlindungi dari akses pihak-

pihak yang tidak berwenang.

f. Kehandalan

Berhubungan dengan kesesuaian dan keakuratan bagi

manajemen dalam pengelolaan organisasi, pelaporan dan

pertanggungjawaban.

g. Menjaga integritas data

Merupakan salah satu konsep dasar sistem informasi. Data

memiliki atribut seperti kelengkapan, kebenaran, dan

keakuratan. Maka integritas data tersebut harus dipelihara.

2.12 Standar yang digunakan dalam audit sistem informasi

Menurut Gondodiyoto 2007, dalam melaksanakan pemeriksaan

auditor harus tunduk kepada kode etik standar, dan pedoman yang berlaku,

yang dikeluarkan antara lain oleh :


32

1. Standar atestasi dan standar pemeriksaan akuntan publik (SPAP), IAI.

2. ISACA standards, guidelines, and procedures yang diatur dalam

CObIT (control objectives for information and releated technologi)

yang dikeluarkan IT Govermance Intitute (www.itgi.org).

3. CObIT adalah merupakan a set of best practices (framework) bagi

pengelolaan teknologi informasi (IT management) atau sekumpulan

dokumentasi best practices untuk IT Govermance yang membantu

auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani GAP

antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis

TI. CObIT bermanfaat bagi auditor karena merupakan teknik yang

dapat membantu dalam identifikasi IT control issue. CObIT berguna

bagi para IT users karena memperoleh keyakinan atas kehandalan

sistem aplikasi yang dipergunakan. Sedangkan para manajer

memperoleh manfaat dalam keputusan investasi dibidang TI serta

infrastrukturnya, menyusun strategic IT Plan, menentukan

information architecture, dan keputusan atas procurement (pengadaan

atau pembelian) mesin. Kriteria kerja CObIT meliputi :

Tabel 2.1 Kriteria kerja CObIT

Efektifitas Untuk memperoleh informasi yang relevan dan

berhubungan dengan proses bisnis seperti

penyampaian informasi dengan benar, konsisten,

dapat dipercaya dan tepat waktu.


33

Efisiensi Memfokuskan pada ketentuan informasi melalui

penggunaan sumber daya yang optimal.

Kerahasiaan Memfokuskan proteksi terhadap informasi yang

penting dari orang yang tidak memiliki hak

otorisasi.

Intergritas Berhubungan dengan keakuratan dan

kelengkapan informasi sebagai kebenaran yang

sesuai dengan harapan dan nilai bisnis.

Ketersediaan Berhubungan dengan informasi yang tersedia

ketika diperlukan dalam proses bisnis sekarang

dan yang akan datang.

Kepatuhan Sesuai menurut hukum, peraturan dan rencana

perjanjian untuk proses bisnis.

Keakuratan Berhubungan dengan ketentuan kecocokan

Informasi informasi untuk menajemen mengoperasikan

entitas dan mengatur pelatihan keuangan dan

kelengkapan laporan pertanggung jawaban.

Sumber (CObIT Framework, 2003)

2.13 Komponen COBIT Terdiri atas :

1. Executive Summary

Terdiri dari Executive Overview yang menyediakan kesadaran

sepenuhnya dan pemahaman konsep utama dan prinsip COBIT,


34

termasuk pula ringkasan framework yang menyediakan penjelasan

mengenai konsep dan prinsip ini.

2. Framework

Menjelaskan bagaimana proses IT mengirimkan informasi yang

dibutuhkan oleh organisasi dalam mencapai tujuannya. Antara lain 34

(tiga puluh empat) tujuan pengendalian tingkat tinggi yang berisi 4

(empat) domain, 7 (tujuh) kriteria informasi (effectiveness, efficiency,

confidentility, integrity, avaiblility, complience dan reliability), 318

(tiga ratus delapan belas) control objectives dan audit guidelines,

management guidelines dan implementation guide.

3. Control Objectives

Menyediakan pemahaman yang kritis yang dibutuhkan untuk

menggambarkan kebijakan yang jelas dan praktek yang baik untuk

pengendalian TI.

4. Control Practices

Menyediakan panduan bagaimana dibutuhkan dan praktek terbaik

yang sesuai dengan tujuan pengendalian yang spesifik serta membantu

memastikan solusi yang lengkap dan sukses jika diimplementasikan.

5. Audit Guidelines

Besirikan sebanyak 318 (tiga ratus delapan belas) tujuan-tujuan

pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objective) untuk

membantu para auditor dalam memberikan management assurance

dan saran perbaikan.


35

6. Management Guidelines

Terdiri dari maturity models, untuk membantu menentukan tingkat

pelaksanaan dan pengharapan atas pengendalian membandingkannya

dengan norma industri. Critical Success Factors, untuk

mengidentifikasi tindakan paling penting dalam mencapai

pengendalian dalam proses TI. Key Goal Indicators, untuk

mendefinisikan tingkat target atas pelaksanaan, dan Key Performance

Indicators, untuk mengukur apakah proses pengendalian TI sudah

sesuai dengan tujuannya.

7. COBIT QuikstartTM

Membantu pemakai elemen CobIT dengan cepat dan mudah.

Kerangka kerja CobIT terdiri atas beberapa arahan

(Guidelines), yakni (Gondodiyoto, 2007, p.157):

1. Control Objectives

Terdiri dari empat unsur utama, yaitu:

1. Perencanaan dan Organisasi (Planning and Organization):

Yaitu mencakup pembahasan tentang dan strategi investasi

teknologi informasi yang dapat memberikan yang terbaik

untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis. Selanjutnya

identifikasi dan visi strategi perlu direncanakan,

dikomunikasikan dan diatur pelaksanaannya (dari berbagai

perspektif).
36

2. Pengakuisisi dan Implementasi (acqusition and

Implementation)

Yaitu untuk merealisasi strategi teknologi informasi, perlu

diatus kebutuhan teknologi informasi, diidentifikasi,

dikembangkan, atau diimplementasikan secara terpadu

(Dilevery and Support)

3. Penyerahan dan Pendukung (Dilevery and Support)

Hal ini lebih dipusatkan pada ukuran tentang aspek

dukungan teknologi informasi terhadapa kegiatan

operasional bisnis (tingkat jasa layanan teknologi

informasi aktual atau service level) dan aspek urutan

(prioritas implementasi dan untuk pelatihannya).

4. Memantau (Monitoring)

Yaitu semua proses teknologi informasi yang perlu dinilai

berkala agar kualitas dan tujuan dukungan teknologi

informasi tercapai, dan kelengkapannya berdasarkan pada

syarat pengendalian internal yang baik.

Tabel 2.2 Domain dan High Level Control CobIT

No CobIT domain High Level Objectives


1 Plan and Organize 1. Definisikan arah dan rencana strategis
teknologi informasi
2. Definisikan arsitektur informasi
3. Tentukan arah teknologi
4. Definisikan proses-proses teknologi
informasi, organisasi dan hubungannya
5. Mengelola investasi teknologi informasi
6. Mengkomunikasikan arah dan tujuan
37

manajemen
7. Mengelola sumber daya manusia
teknologi informasi
8. Mengelola Kualitas
9. Mengkaji dan mengelola risiko
teknologi informasi
10. Mengelola proyek-proyek
2 Acquire and implement 1. Identifikasi solusi-solusi otomatis
2. Memperoleh dan memelihara aplikasi
perangkat lunak
3. Memperoleh dan memelihara
infrastruktur teknologi
4. Memperbolehkan operasi dan
penggunaan
5. Memperoleh sumber daya teknologi
informasi
6. Mengatur Perubahan
7. Memasang dan mengakui solusi dan
perubahan
3 Delivery and support 1. Mendefinisi dan mengelola tahapan
layanan
2. Mengelola layanan pihak ketiga
3. Mengelola kinerja dan kapasitas
4. Menjamin kelangsungan layanan
5. Menjamin keamanan system
6. Mengidentifikasi dan menetapkan biaya
7. Mendidik dan melatih pengguna
8. Memberikan masukan kepada pengguna
9. Mengelola konfigurasi
10. Mengelola kegiatan dan masalah
11. Mengelola data
12. Mengelola fasilitas
13. Mengelola operasi
4 Monitor and evaluate 1. Mengawasi dan mengevaluasi proses
teknologi informasi
2. Mengawasi dan mengevaluasi
pengawasan internal
3. Memastikan pemenuhan pengaturan
4. Menyediakan Pemerintahan teknologi
informasi (information Technology
Governance)
Sumber: Gondodiyoto (2007,p.160)
38

2.14 Kerangka berpikir

Audit sistem informasi dimaksudkan untuk memberikan informasi

kepada manajemen puncak agar manajemen mempunyai clear assessment

terhadap sistem informasi yang diimplementasikan pada organisasi tersebut.

Dalam penelitian ini dilakukan pada PT. Pelabuhan ABC Cabang

Surabaya khususnya mengenai Sistem Informasi Akuntansi yang diterapkan

pada perusahaan tersebut. Sistem Informasi Akuntansi PT. Pelabuhan ABC

Cabang Surabaya kemudian di audit dan hasil dari Audit Sistem Informasi

tersebut di evaluasi kebenarannya dan menghasilkan rekomendasi untuk

perbaikan perusahaan PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya atau secara

ringkas dapat dilihat pada gambar berikut:

Bagan 2.1 Kerangka berpikir

Penerapan Audit Sistem Informasi

 Persiapan audit sistem informasi


 Penerapan audit sistem informasi
PT. Pelabuhan ABC
 Pelaporan audit Cabang Surabaya
 Tindak lanjut (Follow up)

Ron Weber (1999:48)


39

2.15 Riset Terdahulu

Terdadpat beberapa riset terdahulu yang berkaitan dengan Audit

sistem informasi antara lain :

1. Riset yang dilakukan oleh Harry Kachfi dengan judul “ANALISIS

PELAKSANAAN INTERNAL AUDIT PADA PT. INDOSAT

(PERSERO), Tbk JAKARTA”. Penelitian ini menggunakan metode

Champion Dengan melihat hasil perhitungan pada dua variabel.

Variabel fungsi dan kedudukan mempunyai kriteria sangat memadai,

persentase sebesar 91% menunjukkan bahwa tidak ada hambatan yang

besar dalam pelaksanaan audit, karena secara struktur organisasi.

2. Riset yang dilakukan oleh Resti Yusnita Utami dengan judul

PENGARUH KUALITAS PENGENDALIAN INTERNAL PADA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEANDALAN

AUDIT TRAIL DALAM SISTEM INFORMASI (Studi Survai atas

auditor internal pada PT. Pelabuhan Indonesia ( PELINDO II ) di

Jakarta ) Data penelitian adalah data primer yang diperoleh dari 50

responden, dengan menggunakan alat analisa regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian internal PT.

PELINDO II telah memadai. Sedangkan hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa variabel pengendalian umum dan variabel

pengendalian aplikasi mempengaruhi secara signifikan audit trail.


40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan,

menghasilkan pemahaman dan menganalisis penerapan audit sistem

informasi untuk meningkatkan pendapatan pada PT. Pelabuhan ABC

Cabang Surabaya dengan berdasarkan menurut teori ahli yang digunakan

dan telah dijelaskan pada landasan teori.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Pelabuhan Surabaya dengan waktu

penelitian mulai dari Februari – Juli 2013.

3.2.1 Sejarah Perusahaan PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

secara singkat dapat digambarkan pada bagan di bawah ini :

Bagan 3.1 Perkembangan bentuk usaha pelabuhan

Perkembangan Bentuk Badan Usaha Pelabuhan


1957 – 1960 Jawatan Pelabuhan;

PORT AUTHORITY + OPERATOR


1960 – 1963 PN Pelabuhan 1 s/d VIII ;

1964 – 1983 Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP);

1983 – 1991 PERUM (Era Komersialisasi)


Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1983;
PORT OPERATOR
1991 – sekarang PERSERO (Era Korporatisasi)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 1991

2008 KEDEPAN PELINDO SEBAGAI


PORT TERMINAL OPERATOR
41

Sejalan dengan perubahan lingkungan bisnis, dengan disahkannya

Undang – Undang Pelayaran No.17 Tahun 2008 maka arah

perkembangan bisnis Pelabuhan ke depan terjadi perubahan bentuk

usaha menjadi Port Terminal Operator

Disamping itu juga terjadi krisis keuangan global akan sangat

berdampak pada kegiatan perdagangan baik di dalam maupun di

luar negeri sehingga memberikan dampak buruk pada kegiatan

pelayaran akibat turunnya volume perdagangan dunia (eksport-

import), jatuhnya harga di hampir semua komoditas perdagangan,

penurunan kegiatan import karena turunnya nilai tukar rupiah

terhadap mata uang asing dan disertai minimnya likuiditas

perbankan serta penurunan Ocean Freight yang tajam hampir ke

semua negara tujuan hingga 20% s.d 50%.

3.2.2 Visi dan Misi perusahaan PT. Pelabuhan ABC Cabang

Surabaya sebagai berikut:

Visi perusahaan PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

telah disesuaikan sejalan dengan disahkannya Undang - Undang

Pelayaran No. 17 Tahun 2008 yaitu, sebagai penyelenggara usaha

terminal pelabuhan, dengan visi baru yaitu : “MENJADI PELAKU

PENYEDIA JASA PELABUHAN YANG PRIMA,

BERKOMITMEN MEMACU INTEGRASI LOGISTIK

NASIONAL” (To become excellent Port services player committed

to drive integrated national logistics).


42

Misi perusahaan PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya pun

telah disesuaikan pasca disahkannya Undang – Undang Pelayaran

No.17 Tahun 2008 dan memperhatikan kondisi objektif yang ada maka

misi perusahaan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan adalah:

1. Menjamin penyediaan jasa pelayanan prima melampaui

standar yang berlaku secara konsisten ;

2. Memacu kesinambungan daya saing industri nasional melalui

biaya logistik yang kompetitif ;

3. Memenuhi Harapan semua stakeholders melalui prinsip

kesetaraan dan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) ;

4. Menjadikan SDM yang kompeten, berkinerja handal dan

berpekerti luhur ;

5. Mendukung perolehan devisa negara dengan memperlancar

arus perdagangan ;

Nilai-nilai yang menjiwai dari pada visi perusahaan PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya meliputi excellent services, role

model leadership, integrity, relationship serta personal &

organizational learning.

Selanjutnya manajemen pun telah menetapkan komitmen

kepada : pelanggan, pegawai, masyarakat serta pemegang saham

untuk menjamin terpenuhinya harapan stakeholders.


43

3.2.3 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Pelabuhan ABC Cabang

Surabaya :

Bagan 3.2

Struktur Organisasi PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

S
KOMISARIS

u DIREKTUR UTAMA DIREKSI

DIREKTUR DIREKTUR
s
PEMASARAN DAN DIREKTUR DIREKTUR
OPERASI KEUANGAN PERSONALIA& UMUM
PENGEMBANGAN
USAHA
u
SPI
BIRO
n BIRO
SEK.PER
HUKUM
LOGISTIK

a
DIREKTORAT. PPU DIREKTORAT. OPERASI DIREKTORAT. KEU DIREKTORAT. PUM
SENIOR MANAJER SENIOR MANAJER SENIOR MANAJER SENIOR MANAJER

SARAN
n
PEMA- P U
TEKNIK TI
PELY.
KAPAL
PELY.
TERMINAL
ANEKA
USAHA
RESIKO
& MUTU
AK AK
MANAJ KEU
PERBEN -
DAHARAAN
PKBL
PERC
PGMB
ORG & ADM &
DIKLAT KESRA
UMUM /
KAKANPUS
SDM

ASISTEN SENIOR MANAJER / ASISTERN KARO / ASISTEN SEK PER / PENGAWAS BIDANG

S
KANTOR CABANG / UNIT
S

Struktur Organisasi PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya di atas

di gambarkan berdasarkan Peraturan Direksi PT. Pelabuhan ABC

Cabang Surabaya Nomor PER.03/OS/0101/P.III-2007 tanggal 2

April 2007 tentang Struktur Organisasi dan tata Kerja Kantor Pusat.
44

3.2.4 Tujuan perusahaan PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

Tujuan perusahaan PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

berdasarkan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Tahun 2008

saat ini masih di dalam tahap mendapatkan pengesahan dari

Menteri Kehakiman dan HAM RI adalah : “Melakukan usaha di

bidang penyelenggaraan dan pengusahaan jasa kepelabuhanan,

serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki

perseroan untuk menghasilkan barang dan/jasa yang bermutu tinggi

dan berdaya saing kuat untuk mengejar keuntungan guna

meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip

Perseroan Terbatas“.

3.3 Metode Penelitian

Analisis data dalam skripsi ini menggunakan metode deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian deskriptif menurut

Sugiyono (2009:54) adalah suatu metode dalam penelitian status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian

deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki. Lalu, dalam penelitian ini

pendekatan yang dipakai adalah kuatitatif. Menurut Sugiyono (2009),

kuantitatif adalah metode berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan


45

untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, dan analisis data bersifat kuantitatif

atau statistik yang bertujuan menguji hipotesis yang sudah ditetapkan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penelitian lapangan yang menghasilkan data primer dan

penelitian kepustakaan yang menghasilkan data sekunder .

1. Data Primer

Definisi data primer menurut Sugiyono (2009:137) adalah sumber

data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

2. Data Sekunder

Definisi data sekunder menurut Sugiyono (2009:137) adalah sumber

data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan

memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-

buku, serta dokumen perusahaan.

Adapun pelaksanaannya berupa :

1. Penelitian Lapangan (field collecting)

Merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung ke lokasi atau

tempat penelitian dengan koresponden dan objek yang diteliti.

Penelitian ini dilakukan dengan meninjau langsung perusahaan

dengan tujuan untuk memperoleh data primer. Penelitian lapangan

dapat dilakukan sebagai berikut :


46

a. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara berkomunikasi

langsung dengan pihak-pihak yang dapat memberikan

keterangan mengenai masalah yang hendak diteliti.

b. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

pencatatan secara cermat dan sistematis, dimana penulis

mengadakan pengamatan langsung ke perusahaan yang erat

hubungannya dengan masalah yang diteliti. Observasi ini

dilakukan di PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu langkah pengumpulan data sekunder dengan cara membaca

buku atau literatur dan sumber data lainnya yang berkaitan dengan

masalah yang dibahas. Dari riset kepustakaan ini akan diperoleh teori-

teori yang dapat digunakan sebagai landasan bagi penelitian yang

dilakukan. Riset kepustakaan ini dilakukan di perpustakaan

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

3.5 Teknik Analisis Data

Pada tahap ini, data yang diolah sedemikian rupa sehingga berhasil

disimpulkan kebenaran-kebenarannya yang dapat dipakai untuk menjawab

permasalahan yang timbul dalam penelitian ini. Adapun penelitian yang

digunakan dalam skripsi ini adalah Analisis Deskriptif Kuantitatif yaitu


47

analisis data yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga memudahkan

pembaca untuk memahami permasalahan dalam skripsi ini. Adapun cara

yang dilakukan adalah menganalisa dan mengevaluasi peranan audit sistem

informasi untuk meningkatkan pendapatan pada PT. Pelabuhan ABC

Cabang Surabaya melalui observasi secara langsung yang meliputi teknik

wawancara dan dokumentasi.


48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Laporan Observasi Atas Pelaksanaan Pemeriksaan Berbasis Risiko

Pada Cabang Tanjung Perak

4.1.1 Proses Manajemen Pemeriksaan

Pelaksanaan pemeriksaan berbasis risiko pada PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya dilaksanakan berdasarkan

Program Kerja Audit Tahunan yang telah disepakati oleh

manajemen yang dimulai sejak 6 Agustus 2011 – 10 September

2011. Didalam pelaksanaannya beberapa hal yang telah dilakukan

oleh Satuan Pengawasan Intern (SPI) PT. Pelabuhan ABC Cabang

Surabaya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan evaluasi atas risk register PT. Pelabuhan ABC

Cabang Surabaya. Evaluasi risk register dilakukan untuk

melakukan pemahaman utuh atas seluruh proses bisnis PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya untuk kemudian

disesuaikan dengan tujuan pemeriksaan, prosedur

pemeriksaan dan sumber daya auditor yang tepat untuk

melakukan pengujian administrasi dan transaksi pada seluruh

aktivitas PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya yang berisiko

tinggi.
49

2. Melakukan priorirtas atas fungsi-fungsi pada PT. Pelabuhan

ABC Cabang Surabaya yang berpotensi berisiko tinggi.

3. Melakukan identifikasi atas seluruh dokumen dan data baik

yang bersumber dari aplikasi penunjang operasional PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya, maupun yang bersumber

dari laporan ad-hoc yang disusun kedalam format excel.

4. Melakukan konfirmasi untuk entry meeting atau entry

briefing kepada auditi yang menjelaskan seluruh tujuan

pemeriksaan termasuk didalamnya jadwal pelaksanaan dan

counterpart auditi yang dibutuhkan didalam pelaksanaan

pemeriksaan nanti.

5. Melakukan koordinasi kepada seluruh anggota tim untuk

mulai melakukan kegiatan pemeriksaan.

4.1.2 Pengumpulan dan Pengujian Bukti Audit

Untuk mendukung kegiatan pemeriksaan yang telah

disepakati, setiap anggota tim menginventarisir jenis dokumen

yang dibutuhkan pengujian administrasi dan transaksi sebagai

berikut:

1. Pengumpulan dokumentasi seluruh investasi PT. Pelabuhan

ABC Cabang Surabaya berikut laporan-laporan yang

disesuaikan dengan Kerangka Kerja Acuan atau Terms of


50

Reference yang ditetapkan untuk masing-masing kegiatan

investasi.

2. Pengumpulan dokumentasi pemeliharaan alat dan kontruksi

fisik Pelabuhan dan infrastruktur penunjang lainnya.

3. Pengumpulan dokumentasi persewaan property dan aneka

usaha lainnya yang menimbulkan pendapatan PT. Pelabuhan

ABC Cabang Surabaya, mulai dari registrasi penyewa, lokasi

property, jenis kerjasama, nilai kerjasama, kontrak kerjasama

baik yang masih berjalan maupun yang sudah habis masa

kerjasamanya.

4. Pengumpulan dokumentasi bidang SDM, keuangan dan

akuntansi termasuk pengelolaan kas dan setara uang kas

divisi tertentu serta pencatatan dan pengakuan seluruh

perpajakan yang menjadi kewajiban PT. Pelabuhan ABC

Cabang Surabaya.

5. Pengumpulan dokumentasi pelayanan kapal dan barang yang

bersumber dari seluruh proses Permohonan Pelayanan Kapal

dan Barang (PPKB) pada Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA)

6. Pengumpulan dokumentasi Tata Kelola TI, Dokumentasi

Infrastruktur, Data elektronis Sistem Operasi dan Log,

Invetarisasi PC dan Laptop, Data Elektronis Aplikasi SIUK,

C-TOS, OTGC, CSTEP, Manajemen Proyek Pengembangan


51

TI dan Aplikasi baik yang sudah dinyatakan selesai dan

berjalan maupun masih dalam tahap pengembangan.

7. Pengujian atas bukti audit yang sudah dikumpulkan

mencakup hal-hal berikut ini:

a. Menilai kesesuaian pelaksanaan operasional dilapangan

dengan kebijakan dan prosedur baik Kantor Pusat

maupun PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya. Pada

tahapan ini adakah pengendalian internal atas

administrasi dan akuntansi yang tidak sesuai, tidak

dilaksanakan, diabaikan bahkan dilanggar?.

Berdasarkan temuan pemeriksaan masih terdapat

beberapa pengendalian internal yang belum efektif

untuk mencegah dan mendeteksi ketidaksesuaian antara

pelaksanaan operasional berbanding Tata Kelola serta

Manajemen Mutu yang telah diterapkan.

b. Menilai potensi pendapatan yang hilang dan

pendapatan yang belum diakui atau dicatatkan

diakibatkan kelemahan Sispro, supervisi, koordinasi,

pencatatan didalam pelaporan manual, aplikasi SIUK

dan aplikasi penunjang lainnya. Berdasarkan hasil

temuan di indikasikan adanya potensi pendapatan yang

hilang dan pendapatan yang belum diakui atau


52

dicatatkan akibat kombinasi beberapa hal tersebut

diatas.

4.1.3 Pelaksanaan Teknik Audit Berbantuan Komputer

Untuk mengoptimalkan hasil pemeriksaan berbasis risiko,

maka dilakukan pendekatan pengujian menggunakan teknik audit

berbantuan komputer dengan menekankan kepada beberapa hal

berikut ini:

1. Pengujian atas log-log system didalam Server

2. Pengujian integritas data termasuk menguji atas keabsahan,

keakurasian dan kelengkapan data pelayanan air kapal,

pelaksanaan bongkar muat kapal dan barang, pelayanan

pemanduan, kontrak sewa property, tambatan, EPB dan Nota

Jurnal.

3. Menguji kehandalan Aplikasi SIUK dan Aplikasi lainnya atas

konsistensi didalam mengendalikan data input, proses dan

output sesuai dengan Sispro PPKB.

4.1.4 Evaluasi Pelaksanaan Pemeriksaan Berbasis Risiko

Berdasarkan observasi dan partisipasi konsultan didalam

pelaksanaan pemeriksaan berbasis risiko maka terdapat

rekomendasi yang perlu dipertimbangkan untuk penyempurnaan


53

pelaksanaan pemeriksaan berbasis risiko selanjutnya sebagai

berikut:

1. Keberhasilan pelaksanaan pemeriksaan didalam mendeteksi

dan menguji pengendalian internal ditentukan oleh

kecukupan prosedur audit dan metodologi pengujian yang

ditetapkan sebelumnya dan yang telah disempurnakan dari

waktu ke waktu. Auditor SPI PT. Pelabuhan ABC Cabang

Surabaya perlu meluangkan waktu mengevaluasi kecukupan

prosedur audit dan metodologi pengujian tersebut sebelum

memulai kegiatan pemeriksaan atau setidaknya dipersiapkan

sebelum dilaksanakan entry briefing kepada auditi.

2. Memastikan seluruh daftar isian (checklist) pada pengujian

pengendalian internal didalam prosedur audit telah benar-

benar di uji sehingga standarisasi, konsistensi dan kualitas

pemeriksaan dapat teruji ketika dilaksanakan baik oleh

pemeriksa yang baru melakukan kegiatan pemeriksaan

maupun yang sudah berpengalaman, sebab semua bersumber

dari prosedur audit yang sama, bukan semata-mata

improvisasi lapangan didalam melakukan pengujian,

walaupun hasilnya akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Pelaksanaan pemeriksaan berbasis risiko bukan hanya

semata-mata mendapatkan temuan pemeriksaan tetapi juga

mampu mengidentifikasikan kelemahan kontrol yang dapat


54

diperbaiki dikemudian hari, sehingga penegasan temuan

adalah kepada rekomendasi perbaikan pengendalian internal

untuk memastikan temuan serupa tidak terjadi lagi pada

periode pemeriksaan selanjutnya. Dengan kata lain

pemeriksaan berbasis risiko mengedepankan peningkatan

efektivitas kontrol untuk mengurangi eksposur risiko.

Penyampaian naratif rekomendasi terkadang luput

menegaskan kontrol apa yang dapat diperbaiki baik yang

bersifat mencegah dan mendeteksi kelemahan dan

ketidaksesuaian atas transaksi dan operasional perusahaan.

4. Perlu ditetapkan query data berbasis elektronis dan data

dictionary untuk membantu kebutuhan pemeriksaaan

keuangan dan operasional SPI, sehingga mempermudah

pengujian data berbasis elektronis dengan teknik audit

berbantuan computer.

4.2 Draft Hasil Temuan Atas Tata Kelola Teknologi Informasi

4.2.1 Kecukupan Prosedur Operasional TI

1. Kondisi

Operasional TI PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

mengacu kepada Kebijakan dan Tata Kelola TI Kantor Pusat

termasuk rencana strategis pengembangan TI, operasional

infrastruktur jaringan Komputer dan Pengelolaan Server dan


55

Operasional PC. Didalam proses konfirmasi atas semua

dokumentasi kebijakan Tata Kelola TI, Divisi TI PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya tidak dapat menyampaikan

dokumen kebijakan TI yang diminta.

2. Temuan Audit

Operasional TI PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya belum

mengikuti standar praktis Control Objective dan Information

Technology Related versi 4.1 yang mengatur prosedur

minimum yang harus terdokumentasi dan dilaksanakan

secara konsisten sebagai bagian pengendalian internal TI, hal

itu tercermin dari beberapa hal berikut ini:

a. Perencanaan strategis TI PT. Pelabuhan ABC Cabang

Surabaya belum maksimal meningkatkan peran TI

dalam menghasilkan integritas data dan informasi bagi

pengambilan keputusan manajemen

b. Perencanaan kapasistas atas sumber daya TI belum

maksimal, terhadap kapasitas jaringan computer,

bandwith jaringan, kapasitas server, kapasitas storage

data.

c. Standarisasi pemanfaatan aplikasi berlisensi terhadap

PC dan Laptop, masih banyak PC yang menggunakan

Windows XP dengan service pack 2 dan anti virus

kapersky versi 6, yang sudah discontinued dari vendor


56

dan menimbulkan kerawanan akan virus dan peretasan

data dari dalam dan luar jaringan PT. Pelabuhan ABC

Cabang Surabaya.

d. Tidak adanya manajemen file yang terstruktur dan

sistematis melalui file server, public folder sharing

policy, virtual private network.

e. Standarisasi manajemen proyek atas infrastruktur dan

aplikasi termasuk didalamnya standar dokumentasi

pengembangan aplikasi, standar penetapan kebutuhan

teknis, kajian risiko pengembangan aplikasi sehingga

potensi kegagalan atas vessel tracking system dalam

menjangkau komunikasi data diluar kemampuan ketika

diposisi Karang Jamuang dapat diantisipasi serta user

acceptance testing yang mampu mendeteksi kehandalan

aplikasi sebelum di migrasikan ke ruanglingkup actual

(production environment).

f. Masih terdapat end user computing dengan

memanfaatkan begitu banyak laporan yang dihasilkan

diluar SIUK melalui format Excel. Hal ini berpengaruh

kepada integritas laporan yang disampaikan dan

hilangnya audit trail didalam core database SIUK.


57

3. Kriteria

a. Cobit PO1 - Define IT Strategic Plan

b. Cobit PO4 – Define IT Processess, Organization and

Relationships

c. Microsoft Security Compliance Manager

4. Metode Pengujian

a. Observasi dan Interview Key User Data Center PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

b. Uji sampling atas dokumentasi Tata Kelola dan Sispro

TI serta evaluasi log system server mulai dari System

Log, Security Log dan Application Log.

c. Evaluasi System Log, Security Log dan Application

Log atas error message, failure services, anonymous

log-in.

5. Penyebab

a. Manajemen IT belum dikelola berdasarkan prinsip-

prinsip Tata Kelola TI yang terukur

b. Kesadaran manajemen rendah akan peran dan fungsi

strategis TI dalam meningkatkan kualitas pelayanan

dan kehandalan penyajian informasi bagi pengambilan

keputusan manajemen.
58

c. Tidak adanya penilaian tingkat kematangan (capability

maturity model) atas kinerja Tata Kelola TI secara

berkala.

6. Dampak

a. Investasi TI tidak memberikan hasil yang maksimal dan

tujuan TI sebagai penunjang dan pemberi nilai atas

pencapaian bisnis dan rencana jangka panjang PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya belum tercapai

b. Integritas data dan informasi yang tidak handal yang

dapat mempengaruhi pengambilan keputusan

manajemen

c. Kegagalan pengembangan proyek-proyek TI pada PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

7. Jenis kontrol yang disarankan

a. Kontrol preventif

1) Kecukupan dan Kepatuhan atas pelaksanaan Tata

Kelola dan Sispro TI

2) Kecukupan pelatihan TI sesuai dengan kebutuhan

pemanfaatan TI bagi masing-masing pengguna

system.

3) Kompetensi SDM TI
59

b. Kontrol pendeteksian

1) Laporan manajemen insiden TI

2) Monitoring dan evaluasi log system server dan

network device secara berkala

3) Monitoring dan evaluasi log database Oracle

4) Change request management report

8. Eksposur Risiko

Tinggi – (High)

4.2.2 Kehandalan Infrastruktur LAN

1. Kondisi

Topologi LAN PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

sebelumnya mengacu kepada Topologi Star yang kemudian

direncanakan dimigrasikan menjadi Topologi Ring sebagai

Jaringan Komputer baru sehingga potensi kegagalan dalam

komunikasi data antar Terminal didalam area PT. Pelabuhan

ABC Cabang Surabaya dapat diatasi.

2. Temuan Audit

Migrasi Topologi Star menuju Topologi Ring belum

dilaksanakan secara menyeluruh kepada seluruh terminal

sehingga potensi kegagalan komunikasi data masih ada jika

terjadi kegagalan network device pada satu node tertentu.


60

3. Kriteria

a. Cobit AI3 – Acquire and maintain technology

infrastructure

b. Cobit DS3 – Performance and Capacity

c. Cobit DS4 – Continuous Service

d. Cobit DS8 – Manage service and incidents

e. Cobit DS12 – Manage the physical environment

4. Metode Pengujian

a. Observasi dan Interview Key User Data Center PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

b. Uji sampling atas dokumentasi Network Diagram dan

evaluasi migrasi Topologi Jaringan Komputer.

5. Penyebab

a. Prioritas pengembangan TI belum ditetapkan secara

sistematis mulai dari infrastruktur, server, dan aplikasi

berbanding dengan anggaran yang ditetapkan.

b. Pendistribusian alokasi anggaran atas pengelolaan

jaringan komputer bertahap

6. Dampak

a. Investasi TI tidak memberikan hasil yang maksimal

b. Kegagalan komunikasi data pada satu network device

yang menghubungkan antara terminal tidak dapat

dihindari sehingga potensi kegagalan pengoperasian


61

aplikasi yang membutuhkan koneksi terhadap Data

Center tinggi.

7. Jenis kontrol yang disarankan

a. Kontrol preventif

1) Perencanaan kapasitas jaringan computer dan

infrastruktur

2) Penetapan RKAP berbanding manfaat TI

3) Koordinasi TI PT. Pelabuhan ABC Cabang

Surabaya kepada TI Kantor Pusat

4) Kontrol pendeteksian

5) Laporan manajemen insiden TI

6) Network connection downtime report

8. Eksposur Risiko

Tinggi – (High)

4.2.3 Tingkat Utilisasi Server PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

1. Kondisi

PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya memiliki Server untuk

Aplikasi SIUK, CTOS, Database Oracle dan i-Nota dan Web

untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pelayanan kapal dan

barang yang membutuhkan kinerja IT yang dapat

dihandalkan.
62

2. Temuan Audit

Utilisasi Server Aplikasi dan Database SIUK, dan i-NOTA

dalam status kritis untuk tetap dapat melayani operasional

PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya, dengan tingkat

utilisasi sebagai berikut:

a. Utilisasi Memory Server DB SIUK Mencapai 97%

Grafik 4.1

b. Utilisasi Disk Server DB SIUK Mencapai 74%

Grafik 4.2
63

c. Utilisasi CPU INOTA Mencapai 97%

Grafik 4.3

d. Utilisasi Disk Server INOTA 73%

Grafik 4.4
64

e. Utilisasi Memory APP CITOS 94%

Grafik 4.5

f. Utilisasi Memory DB CITOS 92%

Grafik 4.6

3. Kriteria

a. Cobit AI3 – Acquire and maintain technology

infrastructure

b. Cobit DS3 – Performance and Capacity

c. Cobit DS4 – Continuous Service


65

d. Cobit DS8 – Manage service and incidents

e. Cobit DS12 – Manage the physical environment

4. Metode Pengujian

a. Observasi dan Interview Key User Data Center PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

b. Uji sampling atas log utilisasi atas Hardisk, Memory

dan CPU server baik untuk aplikasi SIUK, INOTA dan

CTOS

5. Penyebab

a. Tidak ada deskripsi kerja yang komprehensif atas peran

dan tugas System Administrator yang dapat

didelegasikan oleh Manager Network Data Center PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

b. Kompetensi System Administrator dalam melakukan

rutinitas pengelolaan Data Center

c. Tidak adanya utility server solution untuk dapat

memonitoring kinerja server yang mencakup server

down, services failure, security patching, log analyzer

dan server performance dan capacity.

6. Dampak

a. Investasi TI tidak memberikan hasil yang maksimal

b. Server down dan failure tidak dapat diantisipasi

sehingga potensi kegagalan kelangsungan aplikasi


66

SIUK dapat terganggung selain itu server rentan akan

virus.

7. Jenis kontrol yang disarankan

a. Kontrol preventif

1) Sipro Pemeliharaan Server

2) Perencanaan kapasitas Server

3) Kompetensi Server Administrator

b. Kontrol pendeteksian

1) Laporan manajemen insiden TI

2) Laporan Server downtime

3) Laporan Log Server secara berkala

8. Eksposur Risiko

Tinggi – (High)

4.2.4 Ketiadaan alat bantu monitoring kapasitas server

1. Kondisi

PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya memiliki 10 server

dan satu virtual server, saat ini belum ada Sispro System

Administratorn dan Server Utility Tools yang mengatur

untuk memonitoring kinerja server khususnya untuk

mengantisipasi kegagalan pemrosesan server (server down),

patching security server hingga log server secara berkala.


67

2. Temuan Audit

Tidak ada alat bantu untuk memonitoring kinerja dan

stabilitas server secara remote dan real time. Terdapat

warning massage pada server “Microsoft-Windows-DHCP-

Server 1020 None Scope, 10.2.18.0, is 100 percent full with

only 0 IP addresses remaining”.

3. Kriteria

a. Cobit AI3 – Acquire and maintain technology

infrastructure

b. Cobit DS3 – Performance and Capacity

c. Cobit DS4 – Continuous Service

d. Cobit DS8 – Manage service and incidents

e. Cobit DS12 – Manage the physical environment

4. Metode Pengujian

a. Observasi dan Interview Key User Data Center PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

b. Uji sampling atas system log server

5. Penyebab

a. Tidak ada deskripsi kerja yang komprehensif atas peran

dan tugas System Administrator yang dapat

didelegasikan oleh Manager Network Data Center PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya


68

b. Kompetensi System Administrator dalam melakukan

rutinitas pengelolaan Data Center

c. Tidak adanya utility server solution untuk dapat

memonitoring kinerja server yang mencakup server

down, services failure, security patching, log analyzer

dan server performance dan capacity.

6. Dampak

a. Investasi TI tidak memberikan hasil yang maksimal

b. Server down dan failure tidak dapat diantisipasi

sehingga potensi kegagalan kelangsungan aplikasi

SIUK dapat terganggung selain itu server rentan akan

virus.

7. Jenis Kontrol Yang Tidak Efektif

a. Kontrol preventif

1) Sipro Pemeliharaan Server

2) Perencanaan kapasitas Server

3) Kompetensi Server Administrator

b. Kontrol pendeteksian

1) Laporan manajemen insiden TI

2) Laporan Server downtime

3) Laporan Log Server secara berkala

8. Eksposur Risiko

Tinggi – (High)
69

4.2.5 Standarisasi software berlisensi untuk operasional Server, PC

dan Laptop

1. Kondisi

PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya memiliki inventarisasi

asset Server, PC dan Laptop baik dilakukan pengadaan

langsung maupun outsourcing dengan system operasi

beragam mulai dari Windows XP, Windows 7, dan Aplikasi

bisnis yang dipergunakan.

2. Temuan Audit

a. Belum adanya standarisasi sistem operasi dan aplikasi

baik untuk server, PC dan Laptop belum disesuaikan

dengan tugas fungsi masing-masing divisi dan deskripsi

kerja individual pengguna PC dan Laptop.

b. Penggunaan software tidak berlisensi atas Mail Server

MDAEMON untuk menangani email PT. Pelabuhan

ABC Cabang Surabaya dan Sistem Operasi PC dan

Laptop (Windows 7 dan XP SP 2, Antivirus Kapersky

versi 6.0).

c. Aplikasi penambatan kapal menggunakan software

bajakan Windows 7 Ultimate

3. Kriteria

a. Cobit PO5 – Manage IT Investment

b. Cobit PO9 – Assess and Manage IT Risk


70

c. Cobit DS9 – Manage The Configuration

d. Cobit DS13 – Manage Operation

e. Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002, Pasal

12 Ciptaan yang dilindungi dan ancaman pindana

maksimal 5 milyar.

4. Metode Pengujian

a. Observasi dan Interview Key User Data Center PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

b. Uji sampling atas daftar inventarisasi asset Server, PC

dan Laptop

c. Uji sampling atas standar Sistem operasi dan aplikasi

pada beberapa laptop dan PC

5. Penyebab

a. Prioritas pengembangan rencana strategis TI tidak

sistematis

b. Kesadaran manajemen akan ancaman pidana

pemberlakuan software bajakan rendah.

6. Dampak

a. Tuntutan pidana atas pelanggaran Hak Cipta

penggunaan software berlisensi dengan tuntutan

minimum Rp. 1 Milyar dan maksimum 5 Milyar

b. Reputasi negatif sebagai BUMN yang mendukung

pelanggaran Hak Cipta


71

c. Kerahasiaan dan keamanan data rendah

7. Jenis Kontrol Yang Tidak Efektif

a. Kontrol preventif

1) Perencanaan kapasitas software

2) Prosedur pengadaan PC dan Laptop

3) Inventarisasi asset PC dan Laptop tidak

informatif

b. Kontrol pendeteksian

1) Laporan manajemen insiden TI

2) Laporan change request atas kebutuhan system

operasi dan aplikasi pada PC dan Laptop

8. Eksposur Risiko

Tinggi – (High)

4.2.6 Manajemen Proyek Pengembangan Aplikasi PT. Pelabuhan

ABC Cabang Surabaya

1. Kondisi

PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya mengembangkan

Aplikasi AIS untuk melakukan monitoring pergerakan Kapal

bagi kebutuhan pemanduan dan Aplikasi Penambatan Kapal

hanya kedua aplikasi tersebut belum dipergunakan secara

maksimal.
72

2. Temuan Audit

a. Pengembangan Aplikasi AIS dan Aplikasi Tambatan

belum memenuhi kaidah pengembangan dan

manajemen proyek TI.

b. Aplikasi Tambatan telah dinyatakan selesai dan telah

dibayarkan seluruh pembayarannya namun aplikasi

tersebut belum maksimal dimanfaatkan bagi

perencanaan pelayanan kapal karena modul dan fungsi

yang disediakan belum sesuai dengan kebutuhan

operasional PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya.

c. Terdapat aktivitas yang menjadi kewajiban Vendor PT.

XXX didalam pengembangan Aplikasi Tambatan

belum dilaksanakan dan dilaporkan sebagai dasar

penyelesaian pekerjaan pengembangan aplikasi.

Kewajiban yang masih belum dapat dibuktikan

mencakup laporan pendahuluan, workshop dan laporan

final.

3. Kriteria

a. Cobit PO5 – Manage IT Investment

b. Cobit PO9 – Assess and Manage IT Risk

c. Cobit PO10 – Manage Projects

d. Cobit AI1 – Identified automated solutions


73

4. Metode Pengujian

a. Observasi dan Interview Key User Data Center PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

b. Melakukan pengujian atas kehandalan modul dan

fungsi berbanding dengan TOR Pengembangan

Aplikasi

c. Melakukan pengujian atas Bill of Quantity yang

disampaikan berbanding dengan kelengkapan

dokumentasi dan bukti sebagai kewajiban untuk

penyelesaian pekerjaan dan pembayaran tagihan

5. Penyebab

a. Tidak ada Tata Kelola TI dan Sispro atas System

Development Life Cycle dan Manajemen Proyek TI

b. Tidak ada IT blue print yang menjadi dasar

pengembangan Sistem Inti (SIUK) dan Aplikasi

Pendukung SIUK

c. Kompetensi SDM IT tidak efektif didalam melakukan

pengelolaan pengembangan Aplikasi.

d. Bagian verifikasi divisi keuangan tidak teliti dalam

memproses kelengkapan dokumen pembayaran


74

6. Dampak

a. Investasi TI atas pengembangan Aplikasi tidak

memberikan manfaat maksimal bagi peningkatan

pelayanan PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

b. Kegagalan penggunaan Aplikasi AIS untuk mendeteksi

keberadaan kapal mulai dari kolam terluar (karang

jamuang) sesuai dengan TOR dan Aplikasi Tambatan

Kapal belum dapat dipergunakan untuk perencanaan

pelayanan kapal.

7. Jenis Kontrol Yang Tidak Efektif

a. Kontrol preventif

1) Bluen Print TI PT. Pelabuhan ABC Cabang

Surabaya.

2) Sispro SDLC dan Manajemen Proyek TI.

b. Kontrol pendeteksian

1) Laporan berkala pencapaian pengembangan

aplikasi

2) Laporan change request atas perbaikan aplikasi

3) User acceptance testing berdasarkan scenario

yang ditetapkan oleh PT. Pelabuhan ABC Cabang

Surabaya

8. Eksposur Risiko

Tinggi – (High)
75

4.3 Kehandalan Aplikasi SIUK Terhadap Integritas Pemrosesan Data dan

Mencegah Kehilangan Pendapatan Cabang

4.3.1 Tagihan Air Kapal Lebih Bayar dan Lama Waktu Pengisian

Air Kapal Tidak Wajar

1. Kondisi

Permohonan Air Kapal dilaksanakan melalui proses

permohonan PPKB yang dibedakan dengan permohonan

PPKB jasa lainnya. Berdasarkan penetapan PPKB untuk Air

Kapal, perusahaan outsourcing PT. XXX melaksanakan

pengisian Air Kapal berdasarkan penetapan. Lamanya

pengisian setelah penetapan PPKB tidak lebih dari 1 hari,

selain itu disesuaikan dengan permohonan jumlah volume air

kemudian dikalikan tariff dalam bentuk M3 atau tonase.

2. Temuan Audit

a. Terdapat anomali atas 18 transaksi permohonan air

kapal yang melaksanakan pengisian mulai dari 2 hari

sampai dengan 92 hari.

b. Terdapat 3.119 transaksi, tanggal isi air dan tanggal

selesai pengisiaan di entri mundur dibandingkan

dengan permohonan dokumen yang masuk, contoh :

(Field BKAIR_JAMISI) tgl isi: 20/03/2011, sedangkan

dokumen permohonan baru diproses tgl 18/06/2011

(Field CREATED_DATE).
76

c. Terdapat 2.332 dokumen diproses lebih dari 1 hari,

contoh : (Field CREATED_DATE) 20/12/2010,

sedangkan tanggal isi air (Field BKAIR_JAMISI)

30/06/2011.

d. Terdapat 165 transaksi kelebihan pembayaran air kapal

dari pelanggan sebesar Rp. 466.837.200 dengan

summary:

Transaksi IDR = 157 transaksi dengan nilai

403,704,900

Transaksi USD = 8 transaksi dengan nilai USD 7,014

dengan kurs 1 USD = Rp. 9.000 setara Rp. 63,132,300

3. Kriteria

a. Sispro PPKB

b. Surat Edaran Nomor: SE.6 / PU03 / TPR.2010

4. Metode Pengujian

a. Observasi dan Interview Supervisor Terminal

Lapangan dan PT. XXX

b. Uji Data Transaksi SIUK yang di download langsung

dari Raw Data Oracle, dengan membandingkan field-

field berikut ini:

BKAIR_ANGKA_AKHIR –

BKAIR_ANGKA_AWAL = BK_AIR_VOL_AIR X

TARIF
77

6328 – 6260 = 68 tetapi tersimpan didalam system 120

kemudian dikalikan tariff, sehingga ada kelebihan 52

M3, yang dijadikan BK_AIR_VOL_AIR =

TDBL_LAMA_PLYN x Tarif, seharusnya 68 yang

dikalikan tariff tetapi tercatatnya 120 x tariff.

c. Uji data waktu permohonan lama pengisian Air Kapal:

BK_AIRJAMSISI (format tanggal, DD/MM/YY) –

BK_AIRJAMISI (format tanggal, DD/MM/YY),

contoh: 20/06/2011 – 20/03/2011 = 92 hari

d. Uji data waktu permohonan dokumen diproses: Field

CREATED_DATE dibandingkan dengan Field

BKAIR_JAMISI

5. Penyebab

a. Supervisi lapangan atas pelayanan air kapal yang

dilakukan oleh PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

kepada PT. XXX tidak efektif

b. Tidak ada Field Validation atas penghitungan TDBL

yang dilakukan oleh Aplikasi SIUK

c. Tidak rekonsiliasi antara pencatatan meteran atas

penggunaan air kapal dibandingkan dengan penagihan

yang diterima.
78

6. Dampak

a. Adanya potensi manipulasi data pelayanan air kapal

berbanding dengan tingkat pendapatan

b. Adanya potensi kehilangan pendapatan air kapal

c. Keluhan pengguna jasa atas pelayanan air kapal yang

tidak sesuai antara permohonan dan realisasi pelayanan

air kapal

7. Jenis Kontrol Yang Tidak Efektif

a. Kontrol preventif

1) Sispro Pelayanan Air Kapal

2) Field Validation SIUK atas Penghitungan

Tagihan Air Kapal

3) Supervisi Lapangan atas penggunaan air kapal

kepada permohonan dan realisasi serta

pembatalan pelayanan air kapal.

b. Kontrol pendeteksian

1) Perbandingan penggunaan meteran air kapal

dengan pendapatan pelayanan air kapal

2) Keluhan pelanggan atas pelayanan air kapal

8. Eksposur Risiko

Tinggi – (High)
79

4.3.2 Integritas Data atas Pemrosesan Aplikasi SIUK pada

Pelayanan Kapal dan Barang

1. Kondisi

Aplikasi SIUK dibangun sejak tahun 2006 dan Sistem

Informasi Properti telah mengalami perbaikan dan

penyempurnaan yang disesuaikan dengan perkembangan

kebutuhan fungsionalitas masing-masing unit kerja PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya yang dikerjakan

tersentralisasi oleh Kantor Pusat tanpa dokumentasi

versioning dan library source coding yang dimuktahirkan

secara berkala.

2. Temuan Audit

a. Terdapat 18 transaksi PPKB dengan status Field

STATUS_BTL_UBAH = “BTLNOTA” dengan Field

JUMLAH_BRG_NONDENDA = “ “ (tidak ada isian

jumlahnya) yang diakibatkan oleh kesalahan

pemrosesan Aplikasi SIUK

b. Terdapat 1 transaksi PPKB dengan status “Bongkar

Muat Barang Pada Dermaga” pada Dermaga Umum

transaksi mulai “15/02/2011” selesai “16/02/2015”.


80

c. Terdapat 436 transaksi dieksekusi tanpa nomor

approval

d. Terdapat 262 transaksi permohonan dengan status

“Nota Batal” tanpa bukti nota yang tercatat pada SIUK

e. Terdapat 3 transaksi Jam Pelayanan Pemanduan yang

tidak disertai jam pandu turun sehingga tidak dapat

dipastikan realisasi pelayanan jam pemanduan.

3. Kriteria

a. Cobit A2 – Acquire and Maintain Application Software

b. Cobit A6 – Manage Changes

c. Sispro Pelayanan Kapal dan Barang

4. Metode Pengujian

a. Observasi dan Interview Key

b. Uji Data Transaksi SIUK yang di download langsung

dari Raw Data Oracle, dengan melakukan pengujian

atas mandatory field yang menjadi field control untuk

pemrosesan data dan posting, misalnya Field Approval

dan Field TRX_Bukti Nota Batal

c. Uji data waktu atas Field-Field Date untuk pemrosesan

lama pelayanan sebagai dasar penghitungan dasar

tagihan
81

5. Penyebab

a. Kaidah pengembangan dan pemeliharaan Aplikasi

SIUK tidak dilaksanakan dengan baik

b. Arsitektur dan Desain SIUK atas definisi field

validation, field logical checking, mandatory field, field

reference, field code flag tidak sistematis

c. Data dictionary SIUK tidak sistematis dan belum

terdokumentasi secara muktahir untuk beragam

kebutuhan pelaporan khususnya untuk kebutuhan audit

operasional dan keuangan

d. Change request procedure yang tidak berjalan didalam

pengembangan dan pemeliharaan aplikasi SIUK

6. Dampak

a. Integritas Data dan Informasi Aplikasi SIUK tidak

handal dan informatif

b. Potensi End user computing untuk penyajian laporan

berbasis excel tetap ada

c. Potensi manipulasi data mudah terjadi

7. Jenis Kontrol Yang Tidak Efektif

a. Kontrol preventif

1) Sispro System Development Life Cycle

2) Sispro Project Management IT

3) User acceptance testing


82

b. Kontrol pendeteksian

1) Sispro change request perbaikan dan

pemeliharaan aplikasi

2) Library untuk source code seluruh Aplikasi yang

di terapkan pada Data Center

8. Eksposur Risiko

Tinggi – (High)
83

4.4 Interpretasi Hasil Penelitian

Dilihat dari aspek kecukupan prosedur operasional TI PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya idealnya mengacu kepada Kebijakan dan

Tata Kelola TI Kantor Pusat. Hasil audit sistem informasi terdapat eksposur

risiko tinggi karena PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya belum mengikuti

standar praktis yang ditetapkan oleh kantor pusat untuk mengatur prosedur

minimum yang harus terdokumentasi dan dilaksanakan secara konsisten

sebagai bagian pengendalian internal TI, Hal ini disebabkan karena

kesadaran manajemen rendah akan peran dan fungsi TI dan manajemen

mengabaikan prinsip-prinsip tata kelolah TI yang terukur dan Tidak adanya

penilaian tingkat kematangan (capability maturity model) atas kinerja Tata

Kelola TI secara berkala, sehingga menghasilkan output yang tidak handal

dalam mengambil keputusan perusahaan. Hal ini sangat disayangkan karena

perusahaan telah mengelurakan biaya yang besar untuk investasi TI namun

tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh SDM perusahaan.

PT Pelabuhan ABC telah melakukan migrasi Topologi LAN dari

topologi Star menjadi topologi Ring namun migrasi ini belum dilakukan

secara sempurna kepada seluruh terminal didalam area PT.Pelabuhan ABC

Cabang Surabaya, sehingga potensi kegagalan komunikasi data masih ada,

jika terjadi kegagalan network device pada satu node tertentu, hal ini

disebabkan karena prioritas pengembangan TI belum ditetapkan secara

sistematis mulai dari infrastruktur, server, dan aplikasi serta pendistribusian

alokasi anggaran atas pengelolaan jaringan komputer dilakukan secara


84

bertahap. Sehingga ditemukan hasil eksposur risiko tinggi terhadap

kehandalan infrastruktur LAN.

Dari beberapa Utilisasi server aplikasi yang dimiliki oleh PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya seperti SIUK, CTOS, Database Oracle, i-

Nota dan Web masih ada yang berstatus kritis. Dari hasil penelitian audit

sistem informasi ditemukan Utilisasi Memory Server DB SIUK Mencapai

97%, Utilisasi Disk Server DB SIUK Mencapai 74%, Utilisasi CPU INOTA

Mencapai 97%, Utilisasi Disk Server INOTA 73%, Utilisasi Memory APP

CITOS 94%, Utilisasi Memory DB CITOS 92%. Hal tersebut dapat

berdampak Server down, failure dan tidak dapat diantisipasi sehingga

potensi kegagalan aplikasi SIUK dapat terganggung. Selain itu, server akan

rentan terhadap virus dan dapat menimbulkan hasil yang tidak maksimal

dalam investasi TI. Sehingga ditemukan hasil eksposur risiko yang tinggi

pada utilisasi server aplikasi.

PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya saat ini belum ada Sispro

System Administratorn dan Server Utility Tools yang mengatur untuk

memonitoring kinerja server, hal ini dapat menimbulkan kegagalan proses

server (server down), patching security server hingga log server secara

berkala dan masih ada warning massage pada server “Microsoft-Windows-

DHCP-Server 1020 None Scope, 10.2.18.0, is 100 percent full with only 0

IP addresses remaining”. Hal tersebut dapat berdampak Server down, failure

dan tidak dapat diantisipasi sehingga potensi kegagalan aplikasi SIUK dapat

terganggung. Selain itu, server akan rentan terhadap virus dan dapat
85

menimbulkan hasil yang tidak maksimal dalam investasi TI. Sehingga

ditemukan hasil eksposur risiko yang tinggi pada ketiadaan alat bantu

monitoring kapasitas server.

Diantara beberapa asset yang dimiliki oleh PT. Pelabuhan ABC

Cabang Surabaya seperti Server, PC dan Laptop yang menggunakan sistem

operasi dari XP, Windows 7 dan aplikasi bisnis terdapat eksposur risiko

tinggi dikarenakan masih ada penggunaan software yang tidak berlisensi

atas Mail Server MDAEMON untuk menangani email PT. Pelabuhan ABC

Cabang Surabaya. Selain itu, masih ada aplikasi penambatan kapal yang

menggunakan software bajakan Windows 7 Ultimate sehingga sistem

operasi dan aplikasi belum disesuaikan dalam standarisasi tugas dan fungsi

setiap divisi. Hal ini dapat berdampak pada kerahasiaan, keamanan data

sangat rendah serta reputasi negatif pada PT. Pelabuhan ABC Cabang

Surabaya dan tuntutan pidana atas pelanggaran Hak Cipta penggunaan

software berlisensi dengan denda minimum Rp. 1 Milyar dan maksimum 5

Milyar.

PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya mengembangkan Aplikasi

AIS untuk melakukan monitoring pergerakan Kapal bagi kebutuhan

pemanduan dan Aplikasi Penambatan Kapal. Proses pengembangan aplikasi

ini telah dilaksanakaan dan dinyatakan telah selesai, namun terdapat

beberapa temuan yang menyebabkan eksposur risiko tinggi karena terdapat

kewajiban PT.XXX sebagai Vendor dalam proses pengembangan ini masih

belum memenuhi kewajibannya mencakup laporan pendahuluan, workshop


86

dan laporan final. Aplikasi tersebut belum dipergunakan secara maksimal

karena modul yang disiapkan oleh pihak vendor belum sessuai kebutuhan

sehingga masih terjadi Kegagalan penggunaan Aplikasi AIS untuk

mendeteksi keberadaan kapal mulai dari kolam terluar (karang jamuang)

sesuai dengan TOR dan Aplikasi Tambatan Kapal belum dapat

dipergunakan untuk perencanaan pelayanan kapal.

Aplikasi SIUK sangat dihandalkan terhadap integritas pemrosesan

data untuk mencegah kehilangan pendapatan Cabang asalkan dioperasikan

dengan benar dan sesuai mekanisme dan penguasaan aplikasi yang baik oleh

pengguna aplikasi. Terdapat beberapa temuan dalam kehandalan aplikasi ini

yaitu kaidah pengembangan dan pemeliharaan Aplikasi SIUK tidak

dilaksanakan dengan baik, data dictionary SIUK tidak sistematis dan belum

terdokumentasi secara muktahir untuk beragam kebutuhan pelaporan

khususnya untuk kebutuhan audit operasional dan keuangan, sehingga

terdapat beberapa temuan yang bersifat administrative dan tidak dapat

dipertanggung jawabkan, seperti terjadi kelebiahn pembayaran air kapal,

terdapat banyak transaksi yang filed dan tidak sinkronya data pemesanan,

pembayaran dan pengisihan air kapal. Karena hal-hal terasebut merugikan

perusahaan sehingga eksposur risikonya tergolong tinggi

Audit sistem informasi yang dilakukan pada PT. Pelabhan ABC

Cabang surabaya jika dikaitkan dengan tujuan audit Menurut Ron Weber

(dalam Gondodiyoto 2007) antara lain untuk mengamankan asset, Audit

yang dilakukan pada PT Pelabuhan ABC Cabang surabaya telah


87

direncanakan oleh manajemen untuk melindungi asset PT sehingga dapat

meningkatkan pendapatan dan mengantisipasi kerugian sedini mungkin

terdapat beberapa asset yang dimiliki oleh PT. Pelabuhan ABC Cabang

Surabaya seperti Server, PC dan Laptop yang menggunakan sistem operasi

dari XP, Windows 7 dan aplikasi bisnis, tujuan audit selanjutnya menjaga

integritas data, terdapat beberapa data yang belum diintegrasikan dengan

baik dan hal ini dapat mengakibatkan pihak manajemen mengambil

keputusan yang tidak tepat, tujuan audit menjaga evektifitas sistem dan

mencapai efisiensi sumeberdaya, PT Pelabuhan ABC harus dapat

memberiakan pelatihan yang mendalam bagi sumber daya manusia

perusahaan dalam mengeloah sistem informasi yang telah diinvestasikan

mulai dari proses input data, menguasai proses pengoperasian aplikasi SIUK

yang dilakukan dan menghasilkan output yang tepat.

Rencana strategis PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya pada

tahun 2012 adalah meningkatkan pendapatan perusahaan melalui

penyesuaian tarif pelayanan, mengefisienkan biaya melalui proses

monitoring dan evaluasi pengeluaran biaya secara terus menerus

berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan. Lalu, mengoptimalkan

penyelesaian investasi sesuai jadwal yang telah ditetapkan melalui program

supervisi investasi, hal tersebut yang akan menghasilkan investasi aset

produktif.
88

Berdasarkan hasil evaluasi pendapatan pada PT Pelabuhan ABC

Cabang surabaya sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1
Pendapatan PT Pelabuhan ABC Cabang Surabaya
Periode 2009-2012

Pendapatan %
NO Tahun
(Dalam Jutaan) Kenaikan
1 2009 Rp 477.574
2 2010 Rp 500.409 5%
3 2011 Rp 572.755 14%
4 2012 Rp 710.762 24%
Sumber: PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya 2013

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa pendapatan PT. Pelabuhan

ABC Cabang surabaya meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2010

meningkat sebeasar 5%, pada tahun 2011 meningkat sebesar 14% dan pada

tahun 2012 meningkat sebesar 24%. Peningktan pendapatan PT Pelabuhan

ABC juga dapat digambarkan seperti pada grafik berikut:


89

Grafik 4.7 Pendapatan


PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya
Periode 2009-2012

800.000
Pendapatan (Jutaan Rupiah)

700.000
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
-
2009 2010 2011 2012
Pendapatan 477.574 500.409 572.755 710.762
Sumber: PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya 2013

Dari tabel dan grafik diatas menunjukan PT Pelabuhan ABC

Cabang Surabaya selalu berusaha meningkatkn pendapatan dengan

melakukan pembenahan secara continue dengan masukan-masukan dari

hasil pelaksanaan audit sistem informasi.


90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang didukung oleh

data dan informasi yang penulis lakukan pada PT Pelabuhan ABC Cabang

Surabaya mengenai audit sistem informasi untuk meningkatkan pendapatan,

penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :

1. Kecukupan Prosedur Operasional TI

Prosedur operasional TI belum mengikuti standar praktis kontrol

objektive dan informasi TI belum bisa mengintergrasikan data

informasi sehingga menyulitkan manajemen dalam mengambil

keputusan dan tidak ada manajemen file yang terstruktur dan

sistematis.

2. Kehandalan LAN

Migrasi topologi star menuju topologi ring belum dilaksanakan

menyeluruh kepada seluruh terminal sehingga kegagalan data masih

terjadi.

3. Tingkat Utilisasi Server pada PT. Pelabuhan ABC Cabang Surabaya

Utilisasi server, aplikasi dan database SIUK dan Inota dalam status

kritis untuk tetap melayani operasional PT. Pelabuhan ABC Cabang

Surabaya.
91

4. Tidak Ada Alat Bantu Monitoring Kapasitas Server

Tidak ada alat bantu untuk memonitoring dan menstabilisasi server

secara remote dab real time.

5. Standarisasi Software untuk Operasional Server, PC dan Laptop

Tidak ada standarisasi, penggunaan software yang tidak berlisensi

serta menggunakan software bajakan.

6. Manajement Proyek

Pertambahan aplikasi AIS dan aplikasi tambahan lainnya belum

memenuhi kaidah serta aplikasi-aplikasi yang sudah di beli tidak

dimanfaatkan secara maksimal.

7. Tagihan Air Kapal lebih bayar

Terdapat 18 penyimpangan penagihan air yang melebihi ketentuan

batas waktu dan 3.119 tanggal penagihan yang lebih cepat dari tanggal

pemohonan serta terdapat kelebihan pembayaran sebesar Rp.

18.000.000 (delapan belas juta rupiah).

8. Terdapat Penyimpangan Pada Data dan Proses Aplikasi SIUK pada

Pelayanan Kapal dan Barang

Terdapat beberapa transaksi dengan status filed, terdapat beberapa

transaksi yang tidak ada nomor approvel serta terdapat beberapa nota

batal dan terdapat beberapa transaksi yang tidak disertai jam pandu.
92

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT Pelabuhan

ABC Cabang Surabaya. Terdapat beberapa saran antra lain:

1. Perlu ditetapkan rencana strategis TI khusus PT. Pelabuhan ABC

Cabang Surabaya disesuaikan dengan arahan Direksi Kantor Pusat,

selanjutnya diberikan kecukupan anggaran dan peran otonomi yang

lebih besar untuk mandiri memutuskan Tata Kelola TI yang tepat yang

disesuaikan dengan rencana pengembangan PT. Pelabuhan ABC

Cabang Surabaya serta Perlu diidentifikasi kebutuhan Sispro TI yang

dapat meningkatkan efektivitas pengendalian internal TI PT.

Pelabuhan ABC Cabang Surabaya.

2. Pengembangan dan migrasi jaringan komputer dari Topologi Star

menjadi Ring secara menyeluruh menjadi prioritas untuk dilaksanakan

sehingga jaringan komputer dapat memberikan kinerja yang maksimal

untuk efisiensi dan pengendalian koneksi data antar terminal kepada

Data Center.

3. Perlu penetapan Sispro pemeliharaan server serta peningkatan

kompetensi System Administrator. Selain itu dilaksanakan

pengecekan log review atas event-event services yang memungkinkan

kegagalan Server secara berkala, disampaikan kepada Manajer TI

untuk ditindak lanjuti segera.

4. Perlu penetapan Sispro pemeliharaan server serta peningkatan

kompetensi System Administrator. Selain itu dilaksanakan


93

pengecekan log review atas event-event services yang memungkinkan

kegagalan Server secara berkala, disampaikan kepada Manajer TI

untuk ditindaklanjuti segera.

5. Perlu disusun Sispro Operational Data Center termasuk didalamnya

pemanfaatan dan standarisasi software dilingkungan PT. Pelabuhan

ABC Cabang Surabaya, termasuk mulai dari identifikasi kebutuhan,

analisa biaya manfaat, skema lisensi dan pemeliharaan, prosedur

instalasi dan change request atas setiap permintaan kebutuhan

software

6. Perlu disusun IT Blue Print untuk PT. Pelabuhan ABC Cabang

Surabaya yang mencerminkan kebutuhan manajemen akan Teknologi

Informasi akan Aplikasi SIUK dan Aplikasi Pendukung Lainnya

untuk Tambatan Kapal, Vessel Monitoring, Container Yard Planning,

Electronic Office, Document Management System, Customer

Relationship Management, Manajemen Aset dan Teknik, dan

Executive Information System sesuai dengan platform, serta vendor

mengembalikan kelebihan bayar atas aktivitas laporan awal,

workshop, laporan akhir yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

sebesar Rp. 18.000.000 (delapan belas juta rupiah)

7. Pelaksanaan supervisi atas pelayanan air kapal dan penggunaan

meteran yang dilaksanakan berbanding dengan realisasi penagihan

yang dibayarkan oleh pengguna jasa secara berkala sertra perbaikan


94

field validation dan field computation atas penghitungan tagihan air

kapal pada aplikasi SIUK.

8. Perlu disusun dan disempurnakan Sispro SDLC dan Project

Management TI, kemudian disosialisasikan kepada seluruh cabang

dan vendor TI yang akan ditunjuk didalam pengembangan system,

sehingga seluruh pelaporan pengembangan terstandarisasi.

9. Melakukan perbaikan kualitas data SIUK atas klasifikasi field

mandatory yang wajib diisikan dalam proses data entry oleh petugas

Data Entry Operator, menyusun Data Dictionary dan Query Data yang

paling mutakhir untuk beragam kebutuhan mulai dari Laporan

Operasional, Kebutuhan Audit Internal, Basis Data untuk Sistem

Informasi Eksekutif yang akan dikembangkan kedalam Business

Intellegence Software dan identifikasi jenis laporan-laporan yang

masih menggunakan basis data excel untuk kemudian dielaborasikan

kedalam aplikasi SIUK.

Anda mungkin juga menyukai