Anda di halaman 1dari 19

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

MAKALAH
“TINJAUAN UMUM TENTANG PROSES-PROSES BISNIS”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

Andi Mia Agritha C 301 18 471

Fadillah Rendy C 301 18 452

Muh. Taufiq Kurniawan C 301 18 492

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI NON-REGULER


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.wr.wb Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena


dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Tinjauan Umum Tentang Proses-Proses Bisnis. Sholawat serta salam kita haturkan
kepada tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir
nanti, dan juga tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada bapak Indra Basir, SE., M.Ak
selaku Dosen Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi yang telah membimbing kami dalam
mata kuliah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
mengenai Tinjauan Umum Tentang Proses-Proses Bisnis. Kami juga menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya saran dan
masukan demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat banyak salah kata.

Palu, 18 September 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB 1 | PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ...........................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................1
1.3. Tujuan ........................................................................................................1

BAB 2 | PEMBAHASAN

2.1. Kegiatan bisnis dan seperti apa Kebutuhan Informasi ................................2


2.2. Proses-proses Transaksi ..............................................................................6
2.3. Penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan .................................9
2.4. Peran dan fungsi pengendalian internal .....................................................12

BAB 3 | PENUTUP

3.1. Kesimpulan ................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebelum kita melakukan proses bisnis, alangkah baiknya kita meninjau apa saja yang
akan dibutuhkan dan dihasilkan pada proses berbisnis tersebut. Selain itu, perlu kita fikirkan
juga sistem pengendalian dalam proses bisnis tersebut dan bagaimana proses bisnis itu dapat
berjalan. Maka dari itu, perlu ditinjau bagaimana Sistem Informasi Akuntansi dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
Pada makalah kali ini, penulis akan membahas bagaimana Sistem Informasi
Akuntansi dapat melaksanakan fungsinya untuk kelangsungan proses bisnis yang akan kita
jalankan. Sehingga kedeapannya kemudahan dalam mendapatkan informasi untuk pihak
eksternal dan internal menjadi lebih efisien.
Selain itu, pengaruh Sistem Informasi Akuntansi juga membuat pengendalian lebih
efisien. Tanpa adanya Sisrem Informasi Akuntansi, Informasi yang dibutuhkan tidak dapat
diperoleh sehingga menimbulkan kekacauan dalam melaksanakan proses bisnis.

1.2. Rumusan Masalah


a) Apa saja Kegiatan bisnis dan seperti apa Kebutuhan Informasi?
b) Apa saja Proses-proses Transaksi?
c) Seperti apa Penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan?
d) Bagaimana Peran dan fungsi pengendalian internal?

1.3. Tujuan
a) Mahasiswa mengetahui Kegiatan bisnis dan seperti apa Kebutuhan Informasi
b) Mahasiswa mengetahui Proses-proses Transaksi
c) Mahasiswa mengetahui Penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan
d) Mahasiswa mengetahui Peran dan fungsi pengendalian internal

1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Kegiatan bisnis dan seperti apa Kebutuhan Informasi
Untuk memutuskan sebelum membeli sebuah paket akuntansi, pertama-tama harus
memahami bagaimana perusahaan tersebut berfungsi. Hal tersebut akan membuat kita
mampu mengidentifikasi jenis informasi yang dibutuhkan untuk mengelolanya secara efektif.
Selanjutnya, dapat menentukan jenis data dan prosedur yang akan diperlukan untuk
mengumpulkan informasi tersebut. Lalu membuat tabel tiga kolom untuk meringkas hasil-
hasil analisi. Di kolom sebelah kiri, diisi dengan daftar kegiatan bisnis dasar. Kemudian, di
kolom bagian tengah, diisi dengan daftar keputusan utama yang perlu dilakukan untuk setiap
kegiatan tersebut. Dan di kolom sebelah kanan diisi dengan daftar informasi yang berguna
untuk membuat keputusan. Tidak semua kebutuhan informasi yang terdaftar di dalam kolom
sebelah kanan akan dihasilkan oleh SIA. Misalnya informasi mengenai ketentuan
pembayaran barang-barang yang dibeli, akan disediakan oleh penyedia barang (vendors).
Jadi, SIA harus mampu mengintegrasikan data eksternal dengan data yang dihasilkan secara
internal agar dapat menggunakan kedua jenis data tersebut. Selanjutnya, memutuskan untuk
mengatur ulang kegiatan bisnis yang terdaftar dalam Tabel 2.1 menjadi kelompok transaksi
yang saling berhubungan. Banyak kegiatan bisnis organisasi yang dapat dideskripsikan
sebagai pasangan kegiatan (event) yang mencakup pertukaran memberi-menerima (give-get).

2
3

Tabel 2.1 : Tinjauan Menyeluruh Kegiatan Bisnis, Keputusan Utama, dan Kebutuhan Infromasi
4

Pertukaran-pertukaran dasar tersebut sesuai dengan apa yang secara historis telah disebut
diklus transaksi (transaction sycles), yaitu:
 Siklus pendapatan (revenue) mencakup kegiatan penjualan dan penerimaan dalam
bentuk uang tunai.
 Siklus pengeluaran (expenditure) mencakup kegiatan pembelian dan pembayaran
dalam bentuk uang tunai.
 Siklus penggajian sumber daya manusia (payroll) mencakup kegiatan mengontrak dan
menggaji pegawai.
 Siklus produksi mencakup kegiatan mengubah bahan mentah dan buruh menjadi
produk jadi.
 Siklus keuangan mencakup kegiatan untuk mendapatkan dana dari investor dan
kreditor dan membayar mereka kembali.

Gambar 2.1 menunjukkan bagaimana berbagai siklus transaksi ini saling berhubungan
dan bertalian dengan buku besar dan sistem pelaporan, yang digunakan untuk menghasilkan
informasi bagi manajemen dan pihak-pihak eksternal. Dalam banyak paket software
akuntansi, berbagai siklus transaksi diimplementasikan sebagai modul yang terpisah. Setiap
organisasi tidak perlu mengimplementasikan setiap modul. Toko retail, tidak mempunyai
siklus produksi sehingga tidak perlu mengimplementasikan modul tersebut. Selain itu,
beberapa jenis organisasi memiliki keperluan yang unik. Misalnya, institusi keuangan
memerlukan siklus deposit dan pembayaran angsuran yang berhubungan dengan transaksi
yang melibatkan akun pelanggan dan pinjaman pelanggan. Sifat siklus transaksi dapat juga
berbeda antar jenis organisasi. Contohnya, siklus pengeluaran (expenditure) perusahaan jasa,
seperti akuntan publik atau firma hukum, tidak mencakup proses transaksi yang berhubungan
dengan pembelian, penerimaan, dan pembayaran barang yang akan dijual lagi ke pelanggan.
5
6

2.2. Proses-Proses Transaksi


Salah satu kegiatan penting yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah mencatat
transaksi. Pencatatan transaksi merupakan dasar dalam proses akuntansi. Tanpa melakukan
pencatatan pada transaksi yang telah dilakukan, Anda tidak dapat membuat laporan
keuangan. Padahal yang kita tahu, laporan keuangan merupakan tugas dan kewajiban bagi
perusahaan kepada stakeholder-nya.
Selain itu, dengan melakukan pencatatan dan membuat laporan keuangan, Anda akan
mendapatkan banyak keuntungan, seperti melakukan penilaian, menentukan langkah evaluasi
atau perbaikan, membantu pengambilan keputusan, menilai kinerja perusahaan, dan banyak
keuntungan lain yang masih bisa didapatkan.
Sayangnya, masih banyak pelaku usaha terutama usaha kecil yang belum banyak
mencatat transaksi yang sudah dilakukannya. Beberapa alasan yang mereka sebutkan yakni
karena susah dan ribet. Padahal perusahaan dapat dikatakan tumbuh dengan baik jika
memiliki pelaporan keuangan yang rapi, valid, akurat, dan dapat terbaca dengan mudah.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan panduan cara mencatat transaksi dengan
mudah dan rapi ;
a) Mengumpulkan Bukti-Bukti Transaksi
b) Identifikasi Keaslian Bukti
c) Melalui Prosedur yang Benar
d) Menjurnal Transaksi
e) Memindahkan Catatan ke Buku Besar
f) Membuat Neraca
g) Membuat Laporan Keuangan

1. Mengumpulkan Bukti-Bukti Transaksi


Langkah utama yang harus dilakukan untuk mencatat transaksi adalah mengumpulkan
semua bukti transaksi yang telah dilakukan. Bukti transaksi merupakan hal yang sangat
penting karena merupakan dasar untuk mencatat transaksi. Adapun contoh dari bukti
transaksi seperti faktur atau invoice, nota, bukti penerimaan, bukti pembayaran, kuitansi,
akte, surat perjanjian, wesel, cek, dan bukti-bukti transaksi lainnya.
7

2. Identifikasi Keaslian Bukti


Bukti yang sudah dikumpulkan bukan berarti dapat dicatat semua. Bukti yang boleh
dicatat dalam pembukuan adalah bukti yang asli sehingga langkah kedua setelah
mengumpulkan bukti yaitu Anda harus memastikan keaslian dari bukti transaksi tersebut.
Langkah kedua ini merupakan langkah yang penting karena akan berkaitan dengan proses-
proses selanjutnya terutama proses audit.
Jika Anda ketahuan mencatat transaksi dengan bukti yang palsu maka resikonya akan
sangat besar. Bisnis Anda dapat mengalami banyak masalah sampai akhirnya mungkin akan
dibekukan. Oleh karena itu, pastikan bukti yang dicatat adalah bukti yang asli bukan bukti
yang dibuat-buat atau palsu. Terlebih dengan adanya kecanggihan teknologi, membuat atau
meniru bukti merupakan hal yang mudah untuk dilakukan, sehingga Anda juga harus
waspada.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengecek keaslian bukti yakni dengan melakukan
pengecekan silang antar pihak, baik pihak internal maupun eksternal. Selain itu, Anda juga
dapat mengeceknya dengan melihat informasi perusahaan, tanda tangan atau stempel sebagai
bukti keaslian.

3. Melalui Prosedur yang Benar


Seperti yang diketahui bersama, akuntansi adalah suatu proses, maka untuk
melakukannya Anda juga harus melalui langkah atau tahapan secara berurutan dengan benar.

4. Menjurnal Transaksi
Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan yakni menjurnal transaksi. Agar proses
pencatatan efisien, maka sebaiknya Anda selalu mencatat setiap transaksi dalam jurnal
setelah transaksi dilakukan. Jangan menunggu sampai transaksi terkumpul lama karena Anda
dapat lupa mencatatnya ataupun bukti transaksi dapat hilang. Dengan langsung mencatatnya
maka Anda juga dapat mencegah terjadinya kesalahan saat menyalin dalam buku besar.

5. Memindahkan Catatan ke Buku Besar


Buku besar merupakan catatan dari transaksi yang dikelompokkan sesuai dengan
akunnya. Dengan memposting jurnal dalam buku besar akan memudahkan Anda dalam
membuat laporan keuangan. Jadi sebaiknya Anda jangan menganggap remeh buku besar.
8

6. Membuat Neraca
Jika Anda sudah mencatat transaksi keuangan dengan rapi, selanjutnya Anda dapat
membuat neraca. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah jumlah saldo sisi aktiva
(debit) sama dengan saldo sisi pasiva (kredit). Jika belum seimbang maka artinya ada
transaksi yang belum dicatat atau ada kesalahan dalam menghitung.
Anda dapat membetulkannya sebelum membuat laporan keuangan. Dengan demikian
membuat neraca juga dapat mengurangi risiko Anda salah dalam membuat laporan keuangan.
Karena jika kesalahan diketahuinya pada saat sudah menjadi laporan keuangan, tentu saja
pekerjaan Anda pun akan semakin banyak.

7. Membuat Laporan Keuangan


Apabila semua langkah di atas sudah dilakukan dengan baik dan benar, maka laporan
keuangan dapat Anda susun dengan rapi. Anda hanya tinggal menulis dengan rapi dan
mengikuti aturan atau standar laporan keuangan berlaku, seperti laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, neraca dan laporan aliran kas.
Mencatat transaksi dengan rapi tidaklah sulit. Anda hanya perlu meluangkan waktu
dan tenaga dalam prosesnya. Namun, sekarang Anda tidak perlu khawatir kehilangan banyak
waktu dan tenaga hanya untuk mencatat transaksi dengan rapi. Karena mencatat transaksi
keuangan kini dapat dilakukan dengan mudah dan cepat dengan menggunakan Jurnal sebagai
software akuntansi online.
Jurnal dapat membantu Anda membuat laporan keuangan dengan mudah, cepat, dan
nyaman. Dengan Jurnal, Anda hanya perlu mencatat seluruh transaksi ke dalam sistem, dan
Jurnal akan membantu Anda membuat laporan keuangan dengan mudah.
Jurnal juga dilengkapi dengan berbagai fitur lain yang mempermudah Anda dalam mengelola
bisnis mulai dari membuat faktur secara profesional, memonitor kondisi keuangan di mana
saja, mengelola stok dan aset perusahaan, mengelola utang piutang, dan masih banyak fitur
lainnya.
9

2.3. Penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan


Agar sukses dalam bisnis saat ini, perusahaan membutuhkan sistem informasi yang
dapat mendukung kebutuhan pengambilan keputusan dan berbagai informasi dari manajer
dan praktisi bisnis. Dalam bab ini, akan dibahas bagaimana hal ini dicapai oleh berbagai jenis
sistem informasi manajemen, pendukung keputusan, dan sistem informasi lainnya.

1. Tingkatan dalam pengambilan keputusan manajemen :


Jenis informasi yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan di dalam suatu perusahaan
berhubungan langsung dengan tingkat pengambil keputusan manajemen dan jumlah struktur
dalam situasi keputusan yang dihadapi.
a) Manajemen strategis: mencakup ‘board of directors’, komite eksekutif CEO, serta top
executives yang terlibat dalam pengembangan garis besar sasaran organisasi, strategi,
kebijakan, dan tujuan-tujuan sebagai bagian dari proses perencanaan strategis.
b) Manajemen taktis: para manajer unit bisnis yang mengembangkan perencanaan
jangka pendek dan jangka menengah, jadwal-jadwal, dan anggaran; penentuan
kebijakan, prosedur, dan tujuan- tujuan bisnis bagi sub unitnya masing-masing.
c) Manajemen operasi: terdiri dari para kepala bagian di tingkat operasi yang menyusun
perencanaan jangka pendek seperti jadwal produksi mingguan; mengatur penggunaan
sumberdaya dan tingkat performansi pekerjaan sesuai prosedur, biaya, dan jadwal
yang telah ditetapkan.

2. Struktur Keputusan :
Keputusan yang dibuat pada tingkat panajemen operasional cendrung lebih terstruktur,
sedang keputusan pada tingkat taktis lebih semiterstruktur, dan keputusan pada tingkat
strategis lebih tak terstruktur.
a) Keputusan terstruktur: mencakup situasi dimana prosedur pengambilan keputusan
yang hams diikuti dapat ditentukan sebelumnya. Misal: inventory reorder.
b) Keputusan tidak terstruktur: mencakup situasi keputusan dimana prosedur yang hams
diikuti tidak bisa ditentukan sebelumnya. Misal: reorganisasi dalam perusahaan.
c) Keputusan semi terstruktur: sebagian prosedur pengambilan keputusan dapat
ditentukan namun tidak cukup untuk memastikan keputusan. Misal: penjadwalan
produksi.
10

Contoh-contoh keputusan menurut strukturnya :

Fokus Sistem Informasi :

A. Sistem Informasi Manajemen (SIM)


1. Pengertian
Sistem Informasi Manajemen (SIM) atau Management Information System (MIS)
adalah suatu system informasi pendukung keputusan manajemen. SIM menghasilkan produk
informasi yang menyediakan berbagai laporan, display, dan respon secara periodik, eksepsi,
atau berdasarkan permintaan para pengambil keputusan untuk mencukupi kebutuhan
informasi. Produk informasi yang telah ditentukan dapat memuaskan kebutuhan informasi
para pengambil keputusan pada tingkat operasional dan taktis di organisasi yang dihadapi
dalam situasi keputusan yang lebih terstruktur.
Manajer dan pengambil keputusan bisnis lainnya menggunakan SIM untuk
memperoleh informasi mengenai tempat kerja mereka. Informasi ini dapat berbentuk laporan
periodik, pengecualian, dan permintaan dan tanggapan langsung dari permintaan.
11

2. Bentuk Laporan Manajemen.


Sistem informasi manajemen menyediakan berbagai produk informasi bagi manajer.
Ada empat alternatif pelaporan utama yang disediakan oleh sistem ini, yaitu:
 Laporan periodik terjadwal (periodikc scheduled reports). Bentuk tradisional
penyediaan informasi bagi manajer dengan menggunakan format yang telah
ditentukan dan menyediakan informasi secara rutin kepada manajer.Contoh laporan
terjadal secara periodik adalah laporan analisis penjualan harian dan mingguan dan
laporan keuangan bulanan.
 Laporan eksepsi (Exception reports). Dalam beberapa kasus, laporan dibuat hanya
jika terjadi kondisi pengecualian. Dalam kasusu lainnya, laporan dibuat secara
periodik namun hanya berisi informasi mengenai kondisi pengecualian tersebut.
Misalnya, manajer kredit dapat diberi laporan yang hanya berisi informasi mengenai
pelanggan yang meliwati batas kereditnya.
 Laporan atas permintaan dan Tanggapan (demand reports and responses). Informasi
tersedia kapanpun manajer menginginkannya. Misalnya, brwser Web dan bahasa
permintaan DBMS serta penghasil laporan (report generator) memungkinkan manajer
di tempat kerja komputer untuk memperoleh tanggapan langsung atau menemukan
dan mendapatkanlaporan tertentu sebagai hasil dari permintaan informasi yang
mereka butuhkan. Jadi manajer tidak harus menunggu laporan periodik untuk tiba saat
sesuai dengan jadwal.
 Push Reporting (push reporting). Informasi didorong ke manajer di tempat
kerjaberjaringan. Jadi, banyak perusahaan sedang menggunakan software penyiaran
Web (webeasting) untuk menyiarkanlaporan lainnya ke komputer berjaringan milik
para manajer atau pakar melalui internet perusahaan.

3. Online Analytical Processing (OLAP)


Online Anaytical Processing (OLAP) adalah kemampuan dari sistem informasi
manajemen, system pendukung keputusan dan system Informasi eksekutif yang
memungkinkan manajer dan analis secara interaktif memeriksa dan memanipulasi sejumlah
besar data yang dirinci dan terkonsildasi melalui berbagai perspektif. OLAP mencakup
analisis hubungan yang rumit antara ribuan atau bahkan jutaan data yang disimpan dalam
data mart, gudang data, dan database multidimensi lainnya untuk menemukan pola, tren, dan
kondisi pengecualian. Sesi OLAP dilakukan secara online dan langsung, dengan respons
12

yang cepat ke permintaan manajer dan analis, sehingga proses analisis atau pengambilan
keputusan teidak terganggu.
Pemrosesan analitis online melibatkan beberapa operasional analisis dasar, termasuk
konsolidasi, penggalian (drill-down), dan pengirisan dan pemotongan (slicing and dicing).
 Konsolidasi (Consolidation). Konsolidasi melibatkan pengumpulan data. Hal ini dapat
melibatkan pengumpulan sederhana atau pengelompokan yang rumit dengan
melibatkan data yang saling berhubungan. Misalnya data kantor penjualan dapat
dikumpulkan ke wilayah, dan wilayah ke regional.
 Penggalian (Drill-down). OLAP dapat bergerak ke arah kebalikan dan secara
otomatis. Misalnya, penjualan menurut produk individual atau staf penjualan yang
menghasilkan total penjualan regional dapat dengan mudah diakses.
 Pengirisan dan pemotongan (Slicing and Dicing). Pengirisan dan pemotongan
merujuk pada kemampuan untuk melihat database dari berbagai sudut pandang. Satu
irisan dari database penjualan dapat menunjukkan semua penjualan dari satu jenis
produk secara regional. Irisan yang lain dapat menunjukkan semua penjualan menurut
saluran penjualan dari setiap jenis produk. Pengirisan dan pemotongan sering
dilakukan sejalan dengan sumbu waktu untuk menganalisis tren dan menemukan pola
berbasis waktu pada data.

2.4. Peran dan Fungsi Pengendalian Internal


Sistem pengendalian internal perusahaan yang efektif merupakan unsur penting dalam
pengelolaan perusahaan. Perusahaan yang efektif adalah perusahaan yang dapat membantu
manajemen perusahaan untuk meningkatkan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku menjamin tersedianya laporan keuangan dan
laporan manajemen yang benar, lengkap, tepat waktu dan memenuhi efisiensi serta
efektivitas dari kegiatan usaha perusahaan.

Tujuan Sistem Pengendalian Internal Perusahaan, antara lain:


a) Kepatuhan: yaitu menjamin bahwa semua kegiatan usaha perusahaan telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, baik ketentuan yang oleh pemerintah maupun kebijakan dan prosedur
internal yang ditetapkan oleh perusahaan.
13

b) Informasi: yaitu menyediakan laporan yang benar, lengkap, tepat waktu dan relevan
yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
c) Operasional: yaitu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menggunakan aset
dan sumber daya lainnya dalam rangka melindungi perusahaan dari risiko kerugian.

Salah satu pelanggaran pengendalian internal yang paling serius adalah kecurangan
yang dilakukan oleh karyawan. Kecurangan karyawan (employee fraud) adalah tindakan
yang disengaja untuk menipu perusahaan demi keuntungan pribadi. Penipuan ini meliputi
pencurian kecil-kecilan, seperti lebih catat beban perjalanan dinas dengan sengaja, hingga
penggelapan uang miliaran rupiah melalui skema penipuan yang rumit.

Unsur-unsur pengendalian intern menurut para ahli yang perlu dirancang dan diterapkan oleh
manajemen perusahaan, adalah:
 Lingkungan pengendalian
 Penilaian Resiko (risk assessment)
 Prosedur pengendalian
 Pengawasan
 Informasi dan komunikasi

Lima komponen tersebut membentuk semacam payung yang melindungi perusahaan


yang melindungi perusahaan dari ancaman terhadap pengendalian. Penilaian resiko, prosedur
pengendalian, dan pengawasan merupakan bahan yang menjaga payung dari kebocoran.
Informasi dan komunikasi menghubungkan payung dengan manajemen.
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja, sehingga
menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya
ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Pelimpahan tanggung jawab.
 Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait, dan lain-lain.

Peran Penting Sistem Pengendalian Internal


a) Membantu manajemen dalam mengendalikan dan memastikan keberhasilan kegiatan
organisasi.
14

b) Menciptakan pengawasan melekat, menutupi kelemahan dan keterbatasan personil,


serta mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan.
c) Membantu auditor dalam menentukan ukuran sampel dan pendekatan audit yang akan
diterapkan.

Arti pentingnya Sistem Pengendalian Internal bagi manajemen dan auditor independen sudah
lama diakui, dan pengakuan tersebut makin meluas dengan alasan:
 Semakin luas lingkup dan ukuran perusahaan mengakibatkan di dalam banyak hal
manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi
terhadap jalannya perusahaan.
 Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian internal yang baik
dapat akan pula melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kekeliruan dan
penyimpangan yang akan terjadi.

Sistem pengendalian internal perusahaan akan efektif dan efisien jika melibatkan
pimpinan (Top Management). Komitmen adalah yang paling utama berjalannya sistem ini.
Hal ini akan mempengaruhi beberapa hal, misal cara antar karyawan berinteraksi satu sama
lain dan kepatuhan terhadap prosedur-prosedur yang dimiliki perusahaan.
BAB 3
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Untuk memutuskan sebelum membeli sebuah paket akuntansi, pertama-tama harus
memahami bagaimana perusahaan tersebut berfungsi. Hal tersebut akan membuat kita
mampu mengidentifikasi jenis informasi yang dibutuhkan untuk mengelolanya secara efektif.
Agar sukses dalam bisnis saat ini, perusahaan membutuhkan sistem informasi yang dapat
mendukung kebutuhan pengambilan keputusan dan berbagai informasi dari manajer dan
praktisi bisnis.
Salah satu kegiatan penting yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah mencatat
transaksi. Pencatatan transaksi merupakan dasar dalam proses akuntansi. Tanpa melakukan
pencatatan pada transaksi yang telah dilakukan, kita tidak dapat membuat laporan keuangan.
Beberapa panduan cara mencatat transaksi dengan mudah dan agar terlihat lebih rapi ;
a) Mengumpulkan Bukti-Bukti Transaksi
b) Identifikasi Keaslian Bukti
c) Melalui Prosedur yang Benar
d) Menjurnal Transaksi
e) Memindahkan Catatan ke Buku Besar
f) Membuat Neraca
g) Membuat Laporan Keuangan
Sistem pengendalian internal perusahaan akan efektif dan efisien jika melibatkan
pimpinan (Top Management). Komitmen adalah yang paling utama berjalannya sistem ini.
Hal ini akan mempengaruhi beberapa hal, misal cara antar karyawan berinteraksi satu sama
lain dan kepatuhan terhadap prosedur-prosedur yang dimiliki perusahaan.

15
DAFTAR PUSTAKA
https://sohaelearningstyle.wordpress.com/pertemuan-ke-2-tinjauan-menyeluruh-proses-bisnis/

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-cara-mencatat-transaksi-keuangan-dengan-rapi-dan-mudah/

https://kresnapw.wordpress.com/2014/06/20/dukungan-sistem-informasi-dalam-pengambilan-
keputusan/

https://babelreview.co.id/pentingnya-pengendalian-internal-bagi-suatu-perusahaan

Anda mungkin juga menyukai