Anda di halaman 1dari 22

FAKTUR PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN

Tugas ini diselesaikan untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah :

“Sistem Informasi Akuntansi”

Dosen Pengampu: Suhendar, S.E., M.S.Ak., Akt.

Disusun oleh :

(Kelompok VII)

1. Atikah Ayu Lestari 1851030135


2. Ghina Alinda Putri 1851030251
3. Nurul Indah Pratiwi 1851030209
4. Setiana Fatimah 1851030315
5. Triyanti Azlaila Nurul Khotimah 1851030221

AKUNTANSI SYARIAH C
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sistem Informasi
Akuntansi yang membahas mengenai “Siklus Perolehan-Faktur Pembelian dan
Pembayaran”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi
Muhammad saw, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju terang
benderang dan penuh petunjuk ini.

Kami mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah Sistem Informasi Akuntansi yang membahas mengenai
“Siklus Perolehan-Faktur Pembelian dan Pembayaran Kami menyadari masih
banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, 18 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Siklus Akuntansi..........................................................................3
B. Tahapan dalam Siklus Akuntansi...................................................................3
C. Faktur Pembelian............................................................................................6
D. Pembayaran....................................................................................................8
E. Pengendalian Internal.....................................................................................9
F. Risiko dan Pengendalian dalam Mencatat Faktur dan Pembayaran...............11
G. Studi Kasus.....................................................................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................18
B. Saran...............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis pada zaman globalisasi ini membuat setiap


perusahaan untuk bersaing agar dapat unggul dan merebut pangsa pasar yang ada.
Selain persaingan, perusahaan juga memiliki tantangan dari pihak internal, salah
satunya yaitu resiko kecurangan yang dapat terjadi dalam perusahaan. Namun
dengan adanya pengendalian internal yang memadai dan pembagian kerja yang
seimbang dapat membantu meminimalkan resiko kecurangan yang mungkin terjadi.
Selain hal tersebut, apabila sebuah perusahaan ingin unggul dalam persaingan
bisnis, maka setiap perusahaan harus menyadari akan perlunya sistem informasi
agar dapat menghasilkan informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu demi
tercapainya tujuan umum perusahaan, serta pengambilan keputusan yang tepat bagi
perusahaan.

Sebuah sistem informasi yang baik sangat diperlukan dalam membantu


kegiatan operasional suatu perusahaan agar berjalan maksimal. Penggunaan sistem
informasi ini biasanya ditujukan pada kegiatan utama dalam perusahaan, yaitu
siklus penjualan dan penagihan piutang kepada pelanggan. Hal ini disebabkan
karena penjualan merupakan sumber pendapatan utama bagi perusahaan. Sistem
informasi sumber daya manusia adalah sistem yang bertugas untuk mengumpulkan
dan memelihara data yang menjelaskan sumber daya manusia, mengubah data
tersebut menjadi informasi, dan melaporkan informasi itu kepada pemakai. Adanya
sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan dapat
menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik
atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder)
lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Untuk mengatasi
adanya kesalahan dan penyimpangan dalam perhitungan dan pembayaran gaji dan
upah maka perlu dibuat suatu sistem penggajian dan pengupahan.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan siklus akuntansi?
2. Bagaimana tahapan dalam siklus akuntansi?
3. Apa yang dimaksud dengan faktur pembelian?
4. Apa yang dimaksud dengan pembayaran?
5. Apa yang dimaksud dengan pengendalian iternal?
6. Bagaimana risiko da pengendalian dalam mencatat faktur pembelian dan
pembayaran?
7. Bagaimana studi kasus pada PT. Bersama Cipta Rasa Mulya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui siklus akuntansi
2. Untuk mengetahui tahapan dalam siklus akuntansi
3. Untuk mengetahui faktur pembelian
4. Untuk mengetahui pembayaran
5. Untuk mengetahui pengendalian iternal
6. Untuk mengetahui risiko da pengendalian dalam mencatat faktur pembelian
dan pembayaran
7. Untuk mengetahui studi kasus pada PT. Bersama Cipta Rasa Mulya

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Siklus Akuntansi
Siklus merupakan urut- urutan kegiatan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
yang terus menerus, tidak ada awal dan tidak ada akhirnya dan dalam suatu siklus
terdapat proses, dimana urut-urutan suatu pekerjaan yang mempunyai permulaan
dan mempunyai tahap akhir dalam pekerjaan yang bersangkutan (Mursyidi, 2010:
26).
Siklus akuntansi merupakan serangkaian kegiatan akuntansi yang dilakukan
secara sistematika dimulai dari pencatatan akuntansi sampai dengan penutupan
pembukuan (Pura, 2013: 18).

B. Tahap-Tahapan Dalam Siklus Akuntansi


Tahapan- tahapan dalam siklus akuntansi dapat diurutkan sebagai berikut :
1. Mula-mula dokumen pendukung transaksi dianalisis dan informasi yang
terkandung dalam dokumen tersebut dicatat dalam jurnal.
2. Lalu data akuntansi yang ada dalam jurnal diposting ke buku besar.
3. Seluruh saldo akhir yang terdapat pada masing- masing buku besar akun
“didaftar” (dipindahkan) ke neraca saldo untuk membuktikan kecocokan antara
keseluruhan nilai akun yang bersaldo normal debet dengan
keseluruhannilai akun yang bersaldo normal kredit.
4. Menganalisis data penyesuaian dan membuat ayat jurnal penyesuaian.
5. Memposting data jurnla penyesuaian ke masing- masing buku besar akun yang
terkait.
6. Dengan menggunakan pilihan (optional) bantuan neraca lajur sebagai kertas
kerja (Work sheet), neraca saldo setelah penyesuaian (adjusted trial balance)
dan laporan keuangan disiapkan.
7. Membuat ayat jurnal penutup (closing entries).
8. Memposting data jurnal penutup ke masing-masing buku besar akun yang
terkait.

6
9. Menyiapkan neraca saldo setelah penutupan (post closing trial balance).
10. Membuat ayat jurnal pembalik (reversing entries) (Hery 2014: 66-67).
Untuk perusahaan yang telah memiliki system komputerisasi akuntansi yaitu
sebuah perangkat lunak (Software) yang memuat program pemprosesan data dan
pelaporan akuntansi, akan secara otomatis memposting jurnal ke buku besar,
hingga menghasilkan laporan keuangan dan berbagai laporan lainnya yang
dibutuhklan perusahaan, dalam kondisi ini kertas kerja yang sifatnya optional
tentu tidak dipergunakan lagi.

C. Faktur Pembelian
1. Pengertian Faktur Pembelian
Faktur adalah dokumen yang digunakan sebagai pernyataan tagihan yang harus
dibayar oleh konsumen atau pembeli. Secara umum faktur dapat disebut dengan
bon/invoice. Pembelian adalah transaksi yang dilakukan guna menambah jumlah
persediaan dapat dilakukan secara kredit dan debit (Fitria, 2014: 128)
Faktur Pembelian/purchase order adalah  salah satu bukti pembelian yang
dilakukan oleh konsumen yang dikeluarkan atau dibuat oleh pihak penjual. Faktur
Pembelian biasanya dikirim oleh konsumen bersamaan dengan atau setelah
pengiriman barang/ jasa.
Contoh Faktur Pembelian

7
Contoh pada perusahaan X di salah satu di daerah Jawa Timur, menggunakan
faktur pembelian sebagai bukti hutang dia ke pada suplier, dimana nantinya akan
membantu perusahaan mengcrosscek berapa utang yang harus dibayarkan dia ke
supliernya. Faktur pembelian juga diterbitkan bersamaan dengan surat jalan. Faktur
pembelian sendiri bisa timbul karena adanya suatu pembelian barang dari
supliernya.

8
2. Aktivitas Pembelian
Secara umum aktivitas prokuremen/pembelian dapat diuraikan sebagai
berikut :
1) Menentukan Kebutuhan Produk/Jasa (Permintaan Pembelian). Merupakan
dokumen internal yang dibuat untuk meminta sesuatu pada suatu bagian
tertentu, dokumen internal dapat dibuat secara otomatis oleh suatu sistem
aplikasi tertentu dan dapat pula dipersiapkan secara manual.
2) Memilih Barang dan Jasa sesuai dengan Kebutuhan. Aktivitas ini
dilakukan bagian pembelian untuk memilih jenis sumber daya yang
dibutuhkan/diminta dan menyortir apakah permintaan tersebut dapat
distujui atau tidak.
3) Memilih Pemasok. Proses pemilihan ini dilakukan dengan pertimbangan
untuk mendapatkan barang/jasa yang berkualitas dan harga yang telah
disepakati bersama.
4) Menerbitkan Pesanan Pembelian. Pesanan pembelian dapat dilakukan
dengan cara menerbitkan dokumen pesanan pembelian yang dikirimkan
pemasok kebagian pembelian seperti surat atau fax dan dokumen
electronic data interchange (EDI).
5) Penerimaan Barang. Bagian penerimaan barang akan melakukan
pengecekan secara fisik jumlah barang yang dikirimkan yang dicocokkan
dengan dokumen pengirimannya.
6) Verifikasi Faktur. Verifikasi faktur dengan dokumen penerimaan barang
dan dokumen pesanan pembeliannya dilakukan ketika perusahaan akan
melakukan pembayaran kepada pemasok.
7) Pembayaran Kepada Pemasok. Apabila ketiga dokumen tersebut sudah
cocok maka perusahaan akan melakukan pembayaran kepada pemasok,
pemabayaran dilakukan sesuai dengan jangka waktu pembayaran dan
persyaratan yang ditentukan dalam pesanan pembelian (Puspitawati
Anggadini, 2011: 176-179)

9
3. Komponen Dalam Faktur Pembelian
Komponen faktur pembelian meliputi:
1) Nama perusahaan atau identitas penjual, bagian ini meliputi nama, logo
dan alamat perusahaan. Jika memungkinkan, nomor telepon yang bisa
dihubungi juga bisa dimasukkan.
2) Nama konsumen atau pembeli yang ber-transaksi lengkap dengan
alamatnya.
3) Nomor seri atau nomor transaksi.
4) Tanggal faktur.
5) Detail transaksi.
6) Nominal yang dibayar, nominal ini mencakup sub total dan PPN yang
harus dibayar oleh konsumen.
7) Nama dan tanda tangan kasir serta nama dan tanda tangan konsumen. Ini
merupakan bukti bahwa transaksi sudah dilakukan atas persetujuan dua
belah pihak.
4. Kegunaan Faktur Pembelian
Adapun kegunaan dari faktur peembelian itu sendiri yang terlampir dalam
berikut ini :
1) Sebagai informasi barang/jasa yang dibeli dari suplier Informasi ini
dimaksud yaitu sebagai bukti fisik tertulis berapa kuantitas dan berapa
harga barang yang benar-benar dibeli dari suplier.
2) Sebagai informasi nilai tagihan dan termin pembayaran yang harus dibayar
oleh perusahaan kepada suplier. Informasi ini juga bisa membantu
perusahaan untu mengetahui berapa biaya yang harus dibayarkan kepada
suplier.
3) Suplier dapat memperbaiki barang/jasa dan/atau nilai yang dijual kepada
pelanggan jika yang tercantum tidak sesuai dengan pesanan.
4) Bukti yang valid apabila barang/jasa yang tercantum akan dijual lagi ke
pihak lain. Maksudnya adalah ketika perusahaan ini adalah perusahaan
distributor dimana dia akan membeli dari pemasok dan akan dijual lagi ke

10
pihak ke tiga, nah dengan adanya faktur penjualan ini akan membantu
untuk menentukan harga pokok penjualannya.
5) Bukti yang valid untuk memasukkan transaksi ke pembukuan keuangan.
Maksudnya adalah bukti ini akan digunakan untuk menyusun laporan
pembelianh baik secara manual ataupun software sistem computer
6) Bukti yang valid sebagai penentu berapa persediaan yang dimiliki setelah
melakukan pembelian. Faktur pembelian sendiri akan membantu
mengkroscek berapa barang yang masuk kegudang dan nantinya pihak
gudang akan mengupdate sesuai faktur pembelian tersebut.

D. Pembayaran
1. Pengertian Pembayaran
Pembayaran adalah penyerahan uang atas transaksi yang dilakukan.
Pembayaran Tunai (On Cash) adalah pembayaran dilakukan pada saat terjadinya
penyerahan barang dari penjual kepada pembeli atau pada saat terjadinya transaksi
jual beli. Pembayaran Kredit (On Account) adalah pembayaran dilakukan selang
beberapa waktu setelah penyerahan barang dari penjual kepada pembeli. Jangka
waktu pembayaran (saat jatuh tempo) biasanya dicantumkan dalam faktur.
2. Langkah- Langkah Siklus Pembayaran
Langkah-langkah siklus pembayaran itu dibagi menjadi dua yaitu :
1) Menyetujui Faktur Pembelian. Peran fungsi pembelian dan penerimaan
merupakan faktor kunci untuk memberikan informasi terhadap pengakuan
sejumlah utang usaha.
2) Memperbaiki Proses Utang Usaha Aktivitas pelaksanaan otomatis
transaksi dilakukan dengan verifikasi faktur yang diterima dari pemasok
dengan pesanan pembelian dan dokumen laporan penerimaan barang
(Mardi, 2014: 90).

11
E. Pengendalian Interal
1. Pengertian Pengendalian Internal
Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan
komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk
mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal keandalan
pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang
berlaku, serta efektifitas dan efisiensi operasi.
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-
ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijaksanaan manajemen.

2. Komponen Pengendalian Intern


Pengendalian internal yang baik harus memenuhi beberapa kriteria atau unsur-
unsur. Pengendalian internal terdiri dari lima komponen yang saling terkait.
Komponen pengendalian internal ini antara lain :
a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengedalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu
organisasidan mempengaruhi kesadaran personal organisasi tentang
pengendalian. Berbagai faktor yangmembentuk lingkungan pengendalian
dalam suatu entitas antara lain:
 Nilai integritas dan etika
 Komitmen terhadap kompetensi
 Dewan komisaris dan komite audit
 Filosofi dan gaya operasi manajemen (Struktur organisasif)
 Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
 Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.
b. Penaksiran resiko (risk Asessment)
Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko
pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit
dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di

12
analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang
dapat meminimalkannya. Maka dalam penaksiran resiko perlu diperhatikan:
 Perubahan lingkungan operasional
 PersonelSistem informasi baru atau perubahan sistem informasi
 Pertumbuhan cepat
 Tehnologi baru
 Produk atau aktivitas baru
 PSAK baru (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
c. Informasi dan Komunikasi (Information and communication)
Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit,
menggolongkan,menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi suatu entitas,
serta menyelenggarakan pertanggung jawaban kekayaan dan utang entitas tersebut.
d. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Yaitu Kebijakan dan prosedur ini memberikankeyakinan bahwa tindakan yang
diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi risiko dalam pencapaian tujuan.
Aktivitas pengendalian memiliki berbagai macam tujuandan diterapkan dalam
berbagai tingkat dan fungsi organisasi.
e. Pemantauan (Monitoring)
proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang
waktu.Pemantauan dilaksanakan oleh personal yang semestinya melakukan
pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian.
3. Tujuan Pengendalian Internal
Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants),
Pengendalian Intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-
alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan. Definisi ini
menunjukkan bahwa suatu system pengendalian intern yang baik itu akan berguna
untuk :

1) Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi


2) Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3) Memajukan efisiensi dalam operasi.

13
4) Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijakan
manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.
4. Karakteristik sistem pengendalian intern
Kehandalan sistem pengendalian intern harus dilandasi dengan karakteristik,
yaitu :
1) Adanya pendelegasian wewenang kepada petugas tertentu untuk
menyetujui transaksi dan penetapan tugas, pengecekan kepada petugas
yang lain untuk mengetahui bahwa transaksi telah disetujui oleh petugas
yang berwenang.
2) Adanya penyelenggaraan akuntansi sedemikian rupa sehingga mudah di
cek.
3) Adanya pendelegasian secara fisik yang tepat, termasuk penjagaan
berganda terhadap aktiva yang dimiliki.
4) Adanya perifikasi secara periodik terhadap eksistensi aktiva yang dicatat.
5) Memiliki pegawai yang cakap, mempunyai kemampuan dan latihan yang
cukup, sesuai dengan tingkat pertanggungjawabannya.
6) Adanya pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dari fungsi pencatatan, dan
dari pelaksanaan transaksi yang bersangkutan.

F. Risiko dan Pengendalian dalam Mencatat Faktur Pembelian dan Pembayaran


Risiko dalam Faktur pembelian dan pembayaran, yaitu:
1) Risiko pelaksanaan umum ( Pembayaran Kas), yaitu risiko ahwa suatu
pertukaran mungkin terjadi dengan tidaak benar
2) Risiko sistem informasi: risiko pencatatan umum, meunjukan risiko bahwa
informasi kejadian tidak ditangkap dengan akurat dalam sisitem informasi
perusahaan.
3) Risiko sistem informasi, yaitu risiko kesalahan dalam memperbarui data
ringkasan pada file induk (sistem komputer) atau buku besar pembantu
(manual)
Pengendalian dalam Faktur pembelian dan pembayaran, yaitu:

14
1) Pengendalian Arus Kerja Adalah pengendalian aplikasi yang
mengendalikan suatu proses yang berpindah dari suatu kejadian ke
kejadian berikutnya. Pengendalian arus kerja memanfaatkan hubungan
antar kejadian dan memfokuskan pada tanggung jawab atas kejadian,
urutan kejadian, dan arus informasi antarkejadian dalam proses bisnis.
2) Pengendalian Input Digunakan untuk mengendalikan input data ke dalam
sistem computer Penggunaan Pengendalian Arus Kerja untuk Menghadapi
Risiko Pemisahan tugas sangat penting dalam menghindari pembayaran
yang tidak terotorisasi (Rama dan Jones, 2009:120-126). 
G. Studi Kasus
PT Bersama Cipta Rasa Mulya merupakan perusahaan manufaktur yang
bergerak dalam bidang penjualan makanan yaitu roti. Dalam menjalankan usahanya
perusahaan membutuhkan bahan baku material untuk dapat menjalankan
aktivitasnya. Adapun untuk memperoleh bahan baku tersebut, maka perusahaan
melakukan transaksi pembelian kepada beberapa supplier. Pembelian yang
dilakukan adalah pembelian kredit yang memiliki waktu jatuh tempo untuk
pembayarannya. Oleh sebab itu perusahaan diharuskan dapat mengelola kegiatan
pembelian dengan baik supaya semua kewajiban dapat dipenuhi tepat pada
waktunya.
Untuk merancang dan mengembangkan sebuah sebuah sistem tentu
membutuhkan metode pengambangan sistem. Metode pengembangan sistem yang
diambil untuk aplikasi sistem informasi akuntansi pembelian kredit di PT Bersama
Cipta Rasa Mulya adalah Prototype. Adapun tahapan pengembangan sistem
Prototype adalah sebagai berikut :
1. Mendengarkan Pelanggan
2. Membangun, Memperbaiki Mock-Up
3. Pelanggan Melihat/Menguji Mock-Up
Metode Prototype dirancang agar dapat menerima perubahan-perubahan dalam
rangka menyempurnakan Prototype yang sudah ada sehingga pada akhirnya dapat
menghasilkan Sistem Informasi Akuntansi yang dapat diterima. Metode prototype
ini cocok digunakan untuk aplikasi dengan skala kecil dengan waktu pengerjaan

15
yang singkat, karena untuk aplikasi dengan skala besar diyakini akan sangat
memakan waktu dan tenaga.

DPD (Data Flow Diagram)

16
1. Bagian Gudang melakukan Order bahan baku dengan cara membuat
dokumen Form Bukti Order Barang, yang dibuat 2 rangkap, rangkap ke-1
diberikan ke bagian Pembelian, rangkap ke-2 diarsipkan.
2. Bagian pembelian akan memberikan Memo Permintaan Penawaran Harga
kepada Supplier. Kemudian Supplier akan memberikan Surat Penawaran
Harga kepada Bagian Pembelian.
3. Setelah menerima Surat Penawaran Harga yang diajukan oleh
Suplier, Bagian Pembelian akan membuat PO (Purchase Order) 2 rangkap
sesuai berdasarkan Form Bukti Order Barang. Rangkap ke-1 PO (Purchase
Order) dikirimkan ke Supplier. Rangkap ke-2 beserta dengan FBOB akan
diarsipkan.
4. Supplier akan membuat Surat Jalan 2 rangkap, rangkap ke-1 dikirimkan ke
bagian pembelian, rangkap ke-2 diarsipkan.
5. Rangkap ke-1 Surat Jalan akan ke-1 akan divalidasi oleh bagian pembelian,
Surat Jalan Rangkap ke-1 yang telahditandatangani akan dikirimkan
ke bagian Gudang.
6. Bagian Gudang akan memberikan SuratJalan yang telah dicek kesesuaiannya
dengan bahan baku yang dikirim, apabila bahan baku yang dikirim sesuai
dengan FBOB maka akan Surat Jalan akan divalidasi dan dikirim ke bagian
Pembelian, jika bahan baku yang dikirim tidak sesuai dengan FBOB, maka
akan bagian gudang akan merevisi Surat Jalan sehingga sesuai dengan barang
yang dikirim. Revisi Surat Jalan akan dikirimkan ke bagian Pembelian.
7. Bagian Pembelian memvalidasi revisi Surat Jalan tersebut, kemudian
akan membuat Dokumen Penerimaan Barang sebagai pencatatan atas
pembelian yang terjadi, serta membuat Memo Retur yang akan dikirimkan
kepada Supplier jika terjadi retur.
8. Bagian Pembelian akan mengirimkan PO dan Surat Jalan yang telah divalidasi
ke bagian FAST (Finance, Accounting, SOP, and Tax).
9. Supplier akan memberikan PO, Surat Jalan, dan Invoice secara bersamaan
kepada bagian FAST.

17
10. Bagian FAST akan membuat SI (Supplier Invoice) dari 5 dokumen
yaitu 2 Rangkap PO, Invoice, 2 rangkap SJ.SI akan dikirim ke manajer
keuangan untuk diotorisasi.
11. Setelah diotoriasasi oleh manajer keuangan, bagian FAST akan membayar
hutang atas pembelian bahan baku tersebut kepada Supplier.
12. FAST akan mencetak bukti bayar untuk dibuat laporan hutang yang akan
dikirimkan kepada manajer keuangan.
13. Dokumen 2 Rangkap PO, Invoice, 2 rangkap SJ akan digunakan oleh bagian
FAST untuk membuat laporan pembelian.
14. Laporan pembelian akan dikirimkan kepada manajer keuangan.

Penggunaan System/Aplikasi

18
Halaman Input Data Pemesanan

Halaman Purchase Order

Halaman Input Data Pembelian

19
Halaman Dokumen Pembelian

Halaman Input Data Retur Pembelian

Halaman Dokumen Retur

Halaman Lap. Penilaian Supplier

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Faktur Pembelian/purchase order adalah  salah satu bukti pembelian yang
dilakukan oleh konsumen yang dikeluarkan atau dibuat oleh pihak penjual. Sistem
siklus akuntasi dengan menggunakan aplikasi saat ini sudah mulai diterapkan oleh
berbagai perusahaan untuk membantu kegiatan usahanya, salah satunya PT
Bersama Cipta Rasa Mulya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
penjualan roti yang sudah menerapkan akutansi dengan aplikasi.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangannya,
maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membagun untuk perbaikan
kedepannya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat.


Dina Fitria. 2014. Buku Pintar Akuntansi Untuk Orang Awam & Pemula. Jakarta
Timur: Laskar Aksara.
Rahman Pura.2013. Pengantar Akuntansi 1 Pendekatan Siklus Akuntansi. Makasar:
Erlangga.
Hery. 2014. Akuntansi Dasar 1 dan 2, Jakarta: Grasindo.
Rama, Dasaratha V dan Jones, Frederick L. 2009. Sistem Informasi Akuntansi
(Accounting Information System) terjemahan M. Slamet Wibowo. Jakarta: Salemba
Empat

Anda mungkin juga menyukai