Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN 1

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI LAPORAN LABA RUGI DAN INFORMASI


YANG BERHUBUNGAN

OLEH :

KELOMPOK 1

NAMA KELOMPOK :

1. NI PUTU LION BUDANTI (01) (1902622010423)


2. GUSTI AYU CHANDRA DEWI (02) (1902622010424)
3. A.A. ISTRI DALEM PRIYANKA MAHADITA (03) (1902622010425)
4. I KOMANG ARIKARNA (04) (1902622010426)

KELAS I
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa, karena bekat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Pengantar
Ekonomi Makro yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi , Laporan Laba Rugi dan
Informasi Yang Berhubungan” tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan informasi tentang “Sistem Informasi Akuntansi, Siklus


Akuntansi, Penggunaan Neraca Lajur, Laporan Laba Rugi, Format Laporan Laba Rugi,
Pelaporan Pos – Pos Tidak Biasa, Laba Per Lembar Saham (EPS), Laporan Laba Ditahan,
Laporan Ekuitas Pemegang Saham, dan Laba Komprehensif”. Harapan penulis semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih.

Denpasar, 19 Juni 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Informasi dari suatu perusahaan, terutama Informasi keuangan dibutuhkan oleh


berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak diluar perusahaan, seperti kreditur,
calon investor, kantor pajak, dan lain-lain memerlukan Informasi ini dalam kaitannya dengan
kepentingan mereka. Di samping itu, pihak intern yaitu manajemen juga memerlukan
Informasi untuk mengetahui, mengawasi, dan mengambil keputusan-keputusan untuk
menjalankan perusahaan.
Untuk memenuhi kebutuhan Informasi bagi pihak luar maupun dalam perusahaan
disusun suatu sistem akuntansi. Sistem ini direncanakan untuk menghasilkan Informasi yang
berguna bagi pihak luar maupun dalam perusahaan. Sistem akuntansi yang disusun untuk
suatu perusahaan dapat diproses secara manual atau proses dengan menggunakan mesin-
mesin mulai dari mesin pembukuan yang sederhana sampai denagn computer.
Sistem Informasi akuntansi salah satu sistem Informasi diantara berbagai sistem yang
digunakan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan. Sistem ini merupakan subsistem
Informasi manajemen yang mengelola data keuangan menjadi Informasi keuangan untuk
memenuhi kebutuhan pemakai internal maupun pemakai eksternal.
Kebutuhan akan suatu informasi keuangan dalam sebuah perusahaan adalah suatu hal
yang sangat penting. Informasi keuangan akan memberikan keputusan perusahaan untuk
dapat melakukan tindakan atas kemajuan perusahaan. Beberapa informasi keuangan tersebut
juga akan memberikan peluang perusahaan untuk mengantisipasi kerugian yang timbul akibat
produksi, sehingga laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan dan beberapa orang
yang di luar perusahaan.
Di suatu akhir periode akuntansi perusahaan ada dua hasil yang sering terjadi, yaitu
laba atau rugi. Laporan Laba-Rugi adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan
informasi hasil usaha perusahaan yang isinya terdiri dari pendapatan usaha dan beban usaha
untuk satu periode akuntansi tertentu. Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran
untuk menilai prestasi perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah
pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan
dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional,
laba sebelum pajak, dan laba bersih.
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi
penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan
investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi
akuntansi, pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu Sistem Informasi Akuntansi (SIA)?
2. Bagaimana Siklus Akuntansi?
3. Bagaimana Penggunaan Neraca Lajur?
4. Apa itu Laporan Laba-Rugi?
5. Bagaimana Format Laporan Laba Rugi ?
6. Bagaimana Pelaporan Pos-Pos Tidak Biasa ?
7. Bagaimana Laba Per Lembar Saham (EPS) ?
8. Apa itu Laporan Laba Ditahan ?
9. Apa itu Laporan Ekuitas Pemegang Saham ?
10. Bagaimana Laba Komprehensif ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi
2. Untuk mengetahui bagaimana siklus akuntansi
3. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan neraca lajur
4. Untuk mengetahui laporan laba rugi
5. Untuk mengetahui bagaimana format laporan laba rugi
6. Untuk mengetahui bagaimana pelaporan pos –pos tidak biasa
7. Untuk mengetahui laba per lembar saham (EPS)
8. Untuk mengetahui bagaimana laporan laba ditahan
9. Untuk mengetahui bagaimana laporan pemegang saham
10. Untuk mengetahui bagaimana laba komprehensif
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)


1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem yang mengumpulkan,
menyimpan dan mengolah data keuangan dan akuntansi yang digunakan oleh
pengambil keputusan. Informasi akuntansi merupakan sistem yang umumnya berbasis
komputer dan metode untuk melacak kegiatan akuntansi dalam hubungannya dengan
sumber daya teknologi informasi. Hasil laporan-laporan keuangan dapat digunakan
secara internal oleh manajemen atau secara eksternal dengan pihak lain yang
berkepentingan seperti investor, kreditur dan otoritas pajak. Sistem informasi
akuntansi dirancang untuk mendukung semua fungsi akuntansi dan berbagai kegiatan
termasuk auditing, akuntansi keuangan & pelaporannya, manajerial/ manajemen
akuntansi dan pajak. Yang paling banyak mengadopsi sistem informasi akuntansi
adalah audit dan modul pelaporan keuangan.
Ada beberapa fungsi penting dari pembentukan SIA antara lain :
a. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi perusahaan.
b. Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses
pengambilan keputusan.
c. Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset perusahaan.
2. Subsistem SIA
Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi non keuangan
yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. SIA terdiri dari 3
subsistem:
a. Sistem pemrosesan transaksi mendukung proses operasi bisnis harian.
b. Sistem buku besar/ pelaporan keuangan
c. Sistem Penutupan dan pembalikan. Merupakan pembalikan dan penutupan dari
laporan yang dibuat dengan jurnal pembalik dan jurnal penutup menghasilkan
laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian
pajak,dll.
3. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
a. Mendukung kegiatan operasi sehari-hari (transaction processing system) user dari
sistem
 Internal : untuk kepentingan dalam perusahaan seperti manajer, karyawan
 Eksternal : untuk pihak luar perusahaan seperti konsumen membutuhkan
bukti dan penagihan, pemasok menginginkan order pembelian dan
pembayaran dengan cek, karyawan untuk pelaporan gaji , bank untuk
transaksi pembayaran dan penyimpanan uang perusahaan
b. Mendukung pengambilan keputusan oleh pengambil keputusan internal. Misalnya
keputusan untuk membeli atau membuat sendiri produk/material
c. Memenuhi kewajiban terkait dengan pertanggung jawaban perusahaan. Misalnya
membayar pajak ke kas negara, menyusun laporan keuangan (bagi perusahaan
yang go public)
4. Manfaat Sistem Informasi Akuntansi
Sebuah sistem informasi akuntansi menambah nilai dengan cara:
a. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan
aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
b. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan
c. Meningkatkan efisiensi
d. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
e. Meningkatkan sharing knowledge
f. Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan
5. Komponen dari Sistem Informasi Akuntansi
a. Brainware/Manusia adalah orang/pelaku yang mengeoperasikan perangkat
komputer dan menjalankan sistem.
b. Transaksi merupakan objek dari sistem informasi akuntansi sebagai masukan
(input), lalu diproses sehingga menghasilkan informasi (ouput)
c. Prosedur adalah langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan
pencatatan transaksi atau kegiatan perusahaan. Dimana kegiatan ini berupa
kegiatan mengumpulkan, menganalisis, memproses, menyimpan dan menginput
data ke sistem yang berhubungan dengan aktivitas organisasi.
d. Data/Dokumen yaitu berupa bukti transaksi maupun invoice yang digunakan
sebagai sarana pencatatan pada saat transaksi
e. Sofware/Perangkat Lunak adalah aplikasi yang digunakan untuk meentry transaksi
perusahaan contohnya MYOB dan XERO
f. Hardware/Perangkat Keras adalah suatu alat atau sarana yang digunakan dalam
melakukan pencatatan pada sistem informasi yang bersangkutan. Contohnya
komputer dan peralatan lainnya yang mendukung.

2.2. Siklus Akuntansi


1. Pengertian Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi adalah urutan proses di suatu perusahaan atau entitas yang dimulai
dari menganalisis transaksi-transaksi, mencatat, menyusun laporan keuangan, dan ditutup
dengan proses mempersiapkan aktivitas akuntansi untuk periode selanjutnya. Tujuan siklus
akuntansi adalah agar pengusaha dapat membuat keputusan yang tepat tentang usahanya.
Siklus akuntansi dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
1. Tahap Pencatatan
Tahap ini dibagi : jurnal umum, buku besar,buku besar peembantu, dan neraca saldo
2. Tahap Pengikhtisaran
Tahap ini dibagi : jurnal penyesuaian, neraca lajur, laporan keuangan, jurnal penutup,
neraca saldo setelah penutupan, dan jurnal pembalik
3. Tahap Pelaporan
Tahap ini dibagi : laporan keuangan yang terdiri atas laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, laporan neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan.
2. Alur Data Dalam Siklus Akuntansi
Secara umum, proses aktivitas, alur, dan tahapan siklus akuntansi antara perusahaan
jasa, dagang dan manufaktur itu sama. Yang membedakan hanya jenis transaksinya dan
persediaannya. Contohnya : transaksi persediaan barang dagangan dalam proses. Dimana
transaksi ini hanya ada di perusahaan manufaktur atau industri.
Berikut alur data/ flowchart siklus akuntansi :
Penjelasan :
1. Bukti Transaksi
Bukti transaksi adalah bukti tertulis tentang terjadinya transaksi keuangan,
yang digunakan sebagai data awal atau sumber pencatatan dalam akuntansi.
Contohnya : kuitansi, nota kontan, faktur, nota kredit, nota debet, cek, bilyet giro,
memo, dan lainnya.
2. Jurnal Umum
Jurnal umum adalah khusus yang dipakai untuk mencatat setiap bukti
pencatatan secara kronologis menurut nama akun dan jumlah yang harus didebet dan
kredit.
3. Buku Besar dan Buku Besar Pembantu
Buku besar adalah kumpulan dari akun-akun yang satu sama lain saling
berhubungan dan merupakan kesatuan yang sistematis. Kegiatan memindahkan
transaksi yang sudah di catat di jurnal ke dalam akun-akun yang bersangkutan disebut
dengan posting (buku besar). Sedangkan buku besar pembantu (subsidiary ledger)
adalah buku yang digunakan untuk mencatat saldo utang maupun piutang serta
persediaan barang yang dimiliki perusahaan secara terperinci. Biasanya dibuat
terpisah yaitu buku besar pembantu utang, buku besar pembantu piutang dan buku
pembantu persediaan barang.
4. Neraca Saldo
Neraca saldo ( trial balance ) adalah daftar yang memuat nama-nama akun
buku besar saldo masing-masing yang digunakan untuk mengetahui keseimbangan
jumlah debet dan kredit akun buku besar.
5. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian (ajusment entries) adalah daftar yang digunakan untuk
mencatat akun buku besar yang perlu disesuaikan agar menunjukan keadaan yang
sebenarnya. Tujuan penyesuaian adalah untuk memisahkan antara biaya yang sudah
menjadi beban pada suatu periode akuntansi dengan yang belum. Selain itu, antara
pendapatan yang sudah menjadi hak dan yang belum menjadi hak.
6. Neraca Lajur
Neraca lajur atau kertas kerja (worksheet) adalah konsep yang berfungsi untuk
menyusun laporan keuangan. Biasanya kertas kerja yang digunakan adalah yang 10
kolom yang terdiri atas neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo disesuaikan, laba rugi,
dan neraca.
7. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah hasil dari proses siklus akuntansi yang dimana
terdiri atas laporan laba rugi (profit and loss/ income statement), laporan perubahan
modal (statement of owner equity) , laporan neraca (balance sheet), laporan arus kas (
cash flow) dan catatan atas laporan keuangan.
8. Jurnal Penutup
Jurnal penutup (closing entries) adalah kegiatan memindahkan sisa akun
nominal ke akun ekuitas sehingga akun nominal menjadi tertutup (berbisa nol) dan
akun ekuitas menunjukan sisa yang sebenarnya.
9. Neraca Saldo Setelah Penutupan
Neraca saldo setelah penutupan (post closing trial balance) adalah penyusunan
akun rill setelah akun buku besar di tutup yang dimana tujuannya untuk memastikan
bahwa sebelum pencatatan akuntansi periode berikutnya dimulai, akun buku besar
harus dalam keadaan seimbang (balance).
10. Jurnal Pembalik
Jurnal pembalik (reversing entries) adalah jurnal yang dibuat diawal periode
akuntansi, sebagai akibat penyesuaian pada akhir periode sebelumnya.
2.3. Penggunaan Neraca Lajur
1. Pengertian Neraca Lajur
Neraca lajur atau kertas kerja (worksheet) adalah konsep yang berfungsi untuk
menyusun laporan keuangan. Penggunaan kertas kerja dapat mengurangi kesalahan.
Di samping itu, kertas kerja juga dapat digunakan untuk memeriksa ketepatan
perhitungan yang dilakukan dan memungkinkan penyesuaian daftar secara logis.
1. Bentuk Kertas Kerja 6 Kolom

Nama Perusahaan
Kertas Kerja
Periode 31 Desember 2020

Neraca Saldo Laba Rugi Neraca


No Akun Nama Akun
D K D K D K
2. Bentuk Kertas Kerja 8 Kolom

Nama Perusahaan
Kertas Kerja
Periode 31 Desember 2020

Neraca Saldo Penyesuaian Laba Rugi Neraca


No Akun Nama Akun
D K D K D K D K

3. Bentuk Kertas Kerja 10 Kolom

Nama Perusahaan
Kertas Kerja
Periode 31 Desember 2020

Neraca Saldo Penyesuaian NSSP Laba Rugi Neraca


No Akun Nama Akun
D K D K D K D K D K

2. Penyusunan Kertas Kerja


Langkah – langkah penyusunan kertas kerja 10 kolom adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan kertas kerja dan mengisi kolom neraca saldo berdasarkan neraca
saldo yang telah disiapkan dari saldo yang ada di akun buku besar.
b. Mengisi kolom penyesuaian. Apabila nama akun yang ingin disesuaikan belum
ada dineraca saldo maka akun tersebut dicantumkan di bawah akun yang sudah
ada.
c. Mengisi kolom neraca sisa disesuaikan dengan jumlah – jumlah yang diperoleh
dari penggabungan neraca sisa dengan jurnal penyesuaian untuk masing- masing
akun.
1. Jika letaknya sama maka langsung di jumlahkan. Yaitu Debet dengan Debet
dan Kredit dengan Kredit. Hasilnya dipindahkan ke kolom neraca saldo yang
disesuaikan pada sisi yang sama.
2. Jika letaknya berlawanan maka diselisihkan. Yaitu Debet dengan Kredit
ataupun sebaliknya. Hasilnya dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan
sesuai dengan sisi yang lebih besar.
d. Memindahkan jumlah-jumlah pada neraca saldo disesuaikan pada kolom laba rugi
tau neraca yang sama, dengan cara :
1. Untuk akun riil , yaitu aktiva, kewajiban, dan ekuitas (termasuk akun prive)
dipindahkan ke kolom neraca. Atau akun 1-3.
2. Untuk akun nominal, yaitu pendapatan dan beban dipindahkan ke kolom laba
rugi. Atau akun 4-9.
e. Menjumlahkan angka-angka dalam kolom laba rugi, kemudian menuliskan selisih
antara debit dan kredit sisi jumlah yang lebih kecil sehingga jumlah debit dan
kredit sama.
f. Menuliskan kata laba bersih atau rugi bersih ke dalam akun dengan ketentuan
berikut :
1. Jika jumlah debit lebih besar dari pada jumlah kredit (kolom laba rugi)
sehingga selisihnya ditulis di kredit berarti terjadi rugi bersih.
2. Jika jumlah kredit lebih besar dari pada jumlah debit (kolom laba rugi)
sehingga selisihnya ditulis di debit berarti terjadi laba bersih.
g. Memindahkan laba bersih ke kolom neraca pada sisi yang berlawanan.
h. Menjumlahkan kolom neraca sehingga jumlah debit dan kredit menjadi sama.
Kemudian, seluruh hasil penjumlahan yang ada di kertas kerja diberi dua garis.

3. Penggunaan Neraca Lajur


Pembuataan neraca lajur memiliki beberapa kegunaan walaupun sebenarnya
perusahaan boleh tidak menyusun kertas kerja, jika seandainya perusahaan sudah
mampu menyusun laporan keuangan. Dimana hal ini mungkin terjadi pada
perusahaan – perusahaan kecil yang transaksinya masih sangat sederhana. Beberapa
kegunaan neraca lajur, yaitu :
1. Meringkas data dalam pencatatan keuangan. Data keuangan akan lebih
mudah dilihat melalui neraca lajur
2. Neraca lajur bukan merupakan laporan keuangan, tetapi merupakan alat
bantu untuk memudahkan dalam membuat laporan keuangan. Karena
bukan laporan keuangan, neraca lajur merupakan suatu pilihan (option),
artinya perusahaan boleh membuat neraca lajur, dan boleh tidak. Apabila
membuat, tidak perlu diberikan kepada pihak luar.
3. Neraca lajur berguna untuk memahami arus data informasi dari neraca
saldo sampai dengan laporan keuangan termasuk didalamnya adalah
jurnal penyesuaian.
4. Berfungsi sebagai referensi dalam pembukuan ayat jurnal penutup dan
Sebagai referensi dalam memeriksa data (akun dan jumlah saldo) yang
akan disajikan dalam laporan keuangan.
5. Membantu menghindari kesalahan yang mungkin terjadi pada saat
pembuatan jurmal penyesuaian.

2.4. Laporan Laba Rugi


1. Pengertian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi (profit and loss statement) adalah laporan keuangan yang
memberikan informasi keberhasilan yang dicapai atau kegagalan yang menimpa suatu
perusahaan dalam rangka menjalankan usahanya selama jangka waktu (periode) tertentu,
yang dinilai dengan jumlah satuan uang. Laba atau rugi perusahaan dapat dihitung dengan
membandingkan antara jumlah pendapatan dan jumlah beban selama satu periode akuntansi.
Laporan laba-rugi menggambarkan kinerja sebuah perusahaan untuk satu periode. Pada
dasarnya laporan laba-rugi menggambarkan selisih antara pendapatan (revenue) dengan
beban (expense).

Menurut Baridwan, Zaki. (2004) Laporan Laba Rugi adalah Laporan yang
menunjukkan pendapatan – pendapatan dan biaya – biaya dari suatu unit usaha untuk suatu
periode tertentu. Selisih antara pendapatan – pendapatan dan biaya merupakan laba yang
diperoleh atau rugi yang di derrita perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang – kadang
disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang
menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan merupakan tali penghubung dua neraca
yang berurutan.Oleh karena itu betapa pentingnya laporan laba rugi sebagai alat untuk
mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dan juga untuk mengetahui berapa hasil
bersih atau laba yang di dapat dalam satu periode.

2. Tujuan Pembuatan Laporan Laba Rugi

Adapun tujuan dibuatnya laporan laba rugi yaitu :


a. Untuk mengetahui besar kecilnya pajak yang akan ditanggung.
b. Untuk mengevaluasi serta menge-check histori dari perolehan laba dari waktu ke
waktu.
c. Mengecek efektivitas dan efisiensi usaha berdasar pada nilai biaya usaha.
d. Menilai keberhasilan dengan memperhitungkan tingkat profitabilitas.

3. Kegunaan Laporan Laba Rugi


a. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan. Dengan melakukan kajian terhadap
pendapatan dan beban yang dimiliki oleh perusahaan, maka pengguna informasi
dapat mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dan dapat membandingkannya
dengan perusahaan pesaingnya.
b. Memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan. Informasi
keuangan perusahaan di masa lalu dapat dijadikan dasar dalam melaukan prediksi
kinerja dari perusahaan tersebut di masa depan. Meskipun prediksi tersebut bisa
juga mengalami kesalahan.
c. Membantu menilai resiko atau ketidakpastiaan pencapaian arus kas masa depan.
Informasi mengenai kondisi berbagai komponen laba seperti pendapatan, beban,
dan kerugian memperlihatkan hubungan di antara komponen-komponen tersebut
dan dapat digunakan untuk melakukan penilaian terhadap risiko gagalnya
perusahaan dalam meraih suatu tingkat arus kas di masa yang akan datang

2.5. Format Laporan Laba Rugi


1. Bentuk Laporan Laba Rugi
Terdapat dua jenis bentuk laporan laba rugi, yaitu bentuk langsung (single step)
dan bentuk bertahap (multiple step).
a. Bentuk Single Step
Bentuk single step adalah bentuk laporan laba rugi yang disusun
dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan
semua biaya dalam satu kelompok lainnya yang terjadi dalam suatu periode.
Sehingga untuk menghitung laba rugi bersih hanya memerlukan satu langkah
yaitu menyelisihkan total penghasilan dengan total biaya. Selisih positif antara
kelompok penghasilan dengan biaya disebut dengan istilah penghasilan bersih
atau laba, sedangkan jika selisih negative disebut dengan rugi. Bentuk single
step ini biasa digunakan dalam perusahaan jasa.
Nama Perusahaan
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2014
Pendapatan :    
Pendapatan jasa Rp. xxx
Pendapatan komisi Rp. xxx
Jumlah pendapatan Rp. xxx
   
Beban :  
Beban gaji Rp. xxx  
Beban perlengkapan Rp. xxx  
Beban penyusutan Rp. xxx  
Beban asuransi Rp. xxx  
Beban bunga Rp. xxx  
Jumlah beban Rp. xxx
Laba bersih Rp. xxx
     

b. Bentuk Multiple Step


Bentuk multiple step adalah bentuk laporan laba rugi yang disusun secara
bertahap, dengan cara memisahkan pendapatan dan beban kedalam kelompok
operasional dan non operasional. Laba atau rugi baru dapat diketahui setelah
beberapa tahap yaitu :
 Penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan yang menghasilkan
laba bruto atas penjualan.
 Laba bruto atas penjualan dikurangi biaya operasi perusahaan
menghasilkan laba besih operasi perusahaan
 Laba bersih operasi perusahaan diselisihkan dengan laba atau rugi di
luar operas (pendapatan di luar operasi – beban di luar operasi)
menghasilkan laba bersih sebelum pajak.
 Laba bersih sebelum pajak dikurangin dengan pajak penghasilan
menghasilkan laba besih setelah pajak.

Bentuk multiple step ini biasa digunakan pada perusahaan dagang dan
perusahaan manufaktur.
Nama Perusahaan
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2014
Penjualan       Rp. xxx
Retur Penjualan     Rp. xxx  
Potongan penjualan     Rp. xxx  
        (Rp. xxx)
Penjualan bersih       Rp. xxx

Harga Pokok Penjualan        


Persediaan barang dagang 1 Januari 2014     Rp. xxx  
Pembelian   Rp. xxx    
Beban angkut pembelian   Rp. xxx    
    Rp. xxx    
Retur pembelian Rp. xxx      
Potongan pembelian Rp. xxx      
    (Rp. xxx)    
Pembelian bersih     Rp. xxx  
Barang dagang tersedia untuk dijual     Rp. xxx  
Persediaan barang dagang 31 Desember 2014     (Rp. xxx)  
Harga pokok barang yang dijual       (Rp. xxx)
Laba bruto atas penjualan       Rp. xxx

Beban Operasi Perusahaan        


Beban penjualan   Rp. xxx    
Beban gaji bagian penjualan   Rp. xxx    
Beban sewa toko   Rp. xxx    
Beban angkut penjualan   Rp. xxx    
Beban perlengkapan toko   Rp. xxx    
Beban iklan   Rp. xxx    
Beban penyusutan peralatan toko   Rp. xxx    
      Rp. xxx  
Beban Administrasi dan Umum        
Beban gaji bagian kantor   Rp. xxx    
Beban penyusutan gedung kantor   Rp. xxx    
Beban perlengkapan kantor   Rp. xxx    
Beban penyusutan peralatan kantor   Rp. xxx    
      Rp. xxx  
Jumlah beban operasi       (Rp. xxx)
Laba bersih operasi perusahaan       Rp. xxx
Pendapatan dan Beban di Luar Operasi        
Pendapatan di luar operasi :        
Pendapatan komisi   Rp. xxx    
Pendapatan bunga   Rp. xxx    
Pendapatan sewa   Rp. xxx    
      Rp. xxx  
Beban di luar operasi :        
Beban bunga   Rp. xxx    
Rugi penjualan aktiva tetap   Rp. xxx    
      (Rp. xxx)  
Laba / rugi di luar operasi       Rp. xxx
Laba bersih sebelum pajak       Rp. xxx
Pajak penghasilan       (Rp. xxx)
Laba bersih setelah pajak       Rp. xxx
         

2. Komponen – Komponen Penyusun Laporan Laba Rugi


Dalam laporan laba rugi ada beberapa komponen-komponen penyusun laporan
laba rugi, yaitu :
1. Penjualan bersih, adalah jumlah seluruh penjualan dikurangi dengan retur
penjualan dan potongan penjualan.
2. Harga pokok penjualan (cost of goods sold), adalah harga perolehan barang
yang dijual. Harga pokok pejualan dapat dihitung dengan menjumlahkan
pensediaan barang dagang awal dengan pembelian bersih, dikurangi dengan
persediaan barang dagangan akhir periode.
3. Pembelian bersih, adlaah jumlah seluruh pembelian ditambah beban angkut
pembelian dikurangi dengan retur pembelian dan potongan pembelian.
4. Laba bersih operasi, adalah laba bruto dikurangi dengan beban operasi
perusahaan.
5. Laba bruto (kotor) atas penjualan, adalah selisih antara penjualan bersih
dengan harga pokok penjualan.
6. Beban operasi perusahaan terdiri atas semua beban yang dikeluarkan
sehubungan dengan kegiatan pokok perusahaan.
Beban operasi perusahaan dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Beban penjualan, meliputi beban yang berhubungan dengan kegiatan
penjualan barang, seperti beban iklan, beban angkut penjualan, beban sewa
toko, beban gaji bagian penjualan, dll.
b. Beban administrasi dan umum, meliputi beban operasi yang tidak
berhubungan langsung dengan penjualan barang dagang, seperti beban gaji
bagian kantor, beban perlengkapan kantor, beban penyusutan gedung
kantor.
7. Pendapatan dan beban di luar usaha, adalah pendapatan yang diperoleh dan
beban yang dikeluarkan tidak ada hubungan langsung dengan kegiatan pokok
perusahaan. Misalnya pendapatan bunga, pendapatan sewa, pendapatan
komisi, laba atas penjualan aktiva tetap, beban bunga, dan rugi atas penjualan
aktiva tetap.
8. Laba bersih sebelum pajak, adalah laba bersih operasi ditambah/dikurangi
dengan pendapatan dan beban di luar operasi perusahaan. Pengurangan laba
bersih sebelum pajak dengan pajak penghasilan yang harus dibayar ke kas
akan diperoleh laba bersih setelah pajak.

2.6. Pelaporan Pos – Pos Tidak Biasa


Perusahaan mencatat hampir semua pos, termasuk pos-pos tidak biasa, sebagai
bagian dari laba bersih. Selain itu, perusahaan juga diharuskan menampilkan pos-pos
tidak biasa (irregular items) dalam laporan keuangan sehingga para pemakai dapat
menentukan dengan lebih baik kemampuan menghasilkan laba jangka panjang dari
perusahaan bersangkutan. Bagian – bagiannya yaitu :
1. Operasi yang dihentikan
Salah satu jenis paling umum dari pos-pos tidak biasa adalah operasi yang
dihentikan (discontinued operations). Operasi yang dihentikan terjadi
apabila:
a. Perusahaan mengeliminasi hasil opersi dan arus kas komponen dari
operasi yang sedang berjalan
b. Tidak ada lagi aktivitas yang dilakukn komponen itu setelah transaksi
pelepasan.
Perusahaan melaporkan operasi yang dihentikan (dalam laporan laba-
rugi yang terpisah) untuk keuntungan atau kerugian dari pelepasan
komponen bisnis.
2. Pos – Pos Luar Biasa
Pos-pos luar biasa (extraordinary items) didefinisikan sebagai pos-pos
material yang jarang muncul yang secara signifikan berbeda dengan
aktivitas bisnis utama perusahaan. Kriteria untuk pos-pos luar biasa
adalah:
a. Bersifat Tidak Biasa (unusual nature). Kejadian atau transaksi yang
mendasari harus memiliki tingkat abnormalitas yang tinggi dan merupakan
jenis yang secara jelas tidak berhubungan dengan, atau hanya bersifat
insidentil berkaitan dengan, aktivitas normal dan umum perusahaan,
dengan memperhitungkan lingkungan di mana perusahaan beroperasi.
b. Kejarangan Terjadinya (infrequency of occurence). Kejadian atau
transaksi yang mendasari harus merupakan jenis yang tidak diharapkan
akan terjadi kembali di masa mendatang (foreseeable future), dengan
memperhitungkan lingkungan di mana perusahaan beroperasi.
3. Keuntungan dan Kerugian Tidak Biasa
Pos-pos laporan keuangan yang jumlahnya material yang tidak biasa atau
jarang terjadi, tetapi tidak keduanya, harus diungkapkan secara terpisah,
tetapi disajikan diatas “ laba (rugi) sebelum pos luar biasa”.
4. Perubahan Prinsip Akuntansi
Salah satu jenis perubahan akuntansi terjadi ketika suatu prinsip
akuntansi yang digunakan perusahaan berbeda dengan yang digunakan
sebelumnya. Sebuah perusahaan mengakui perubahan prinsip akuntansi
dengan melakukan penyesuaian retrospektif terhadap laporan keuangan.
Penyesuian tersebut membuat laporan keuangan tahun lalu konsisten
dengan prinsip yang baru diadopsi. Perusahaan mencatat pengaruh
kumulatif dari perubahan periode lalu sebagai penyesuaian terhadap laba
ditahan pada awal tahun yang disajikan.
Sebagai contoh, suatu perusahaan dapat mengubah dasar penetapan
harga persediaan dari biaya rata-rata ke LIFO. Atau perusahaan itu dapat
mengubah metode penyusutan aktiva pabrik dari metode dipercepat ke
garis-lurus, atau sebaliknya
5. Perubahan Estimasi
Estimasi selalu melekat dalam proses akuntasi. Perubahan akuntansi
(changes in estimates) disajikan dalam periode terjadinya perubahan jika
hanya mempengaruhi periode bersangkutan, atau dalam periode terjadinya
perubahan serta periode di masa depan jika perubahan itu mempengaruhi
keduanya.
Perubahan estimasi tidak ditangani secara retrospektif, tetapi
dikompensasi ke belakang unutk menyesuaikan tahun sebelumnya.
Perubahan estimasi tidak dipandang sebagai kesalahan atau pos-pos luar
biasa.
6. Koreksi Kesalahan
Perusahaan harus mengoreksi kesalahan dengan membuat ayat jurnal
yang tepat pada akun terkait dan melaporkan koreksi tersebut dalam
laporan keuangan. Koreksi kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian
periode sebelumnya (prior period adjustments), yang serupa dengan
perubahan prinsip akuntansi. Perusahaan mencatat koreksi kesalahan pada
tahun di mana kesalahan tersebut ditemukan. Perusahaan itu juga
melaporkan kesalahan dalam laporan keuangan sebagai penyesuaian atas
saldo awal laba ditahan.

2.7. Laba Per Lembar Saham (EPS)

1. Pengertian Laba per Lembar Saham (EPS)

Earning Per Share (EPS) sebagai suatu rasio yang biasa digunakan dalam
prospektus, bahan penyajian, dan laporan tahunan kepada pemegang saham yang
merupakan laba bersih dikurangi dividen (laba tersedia bagi pemegang saham biasa)
dibagi dengan rata-rata tertimbang dari saham biasa yang beredar yang akan
menghasilkan laba per saham. Sehingga Earning Per Share (EPS) merupakan jumlah
pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar.
Laba per lembar saham (Earning Per Share) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat
nilai perusahaan. Laba per lembar saham (Earning Per Share) juga merupakan salah
satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para
pemiliki saham dalam perusahaan

2. Penilaian Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share)

Angka laba per lembar saham (Earning Per Share) diperoleh dari laporan
keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang dilakukan
adalah memahami laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Ada dua laporan
keuangan yang utama yaitu neraca dan laporan rugi laba.
Neraca menunjukan posisi kekayaan, kewajiban finansial dan modal sendiri
pada waktu tertentu. Laporan rugi laba menunjukan berapa penjualan yang diperoleh,
berapa biaya yang ditanggung dan berapa laba yang diperoleh perusahaan pada
periode waktu tertentu (biasanya selama 1 tahun).

Menurut Zaki Baridwan (2003:448) menjelaskan mengenai laba per lembar


saham (Earning Per Share) yakni :

“Pendapatan per lembar saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam
satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar.”

Atau

La
ba
B
er
s
i
h-D
e
v
i
de
n
Sa
h
a
mPr
e
f
er
e
n
=
La
b
ap
e
r
Sa
h
a
m
R
a
t
a
-
ra
t
aT
e
rt
i
mb
a
ng
S
a
ha
mB
i
a
s
ay
an
gB
e
re
d
ar

2.8. Laporan Laba Ditahan


Laba bersih yang ditahan atau tidak dibayarkan kepada pemegang saham
dalam bentuk deviden. Laba bersih akan menaikkan laba ditahan dan rugi bersih akan
menurunkan laba ditahan. Sementara itu, baik deviden tunai maupun deviden saham
akan menurunkan laba ditahan.

Perubahan pada prinsip dasar akuntansi yang dianut perusahaan dan


penyesuaian pada periode sebelumnya dapat meningkatkan atau menurunkan laba
ditahan. Penyesuaian periode sebelmunya yang telah dikurangi dengan pajak harus
dibebankan atau dikredit ke saldo awal laba ditahan, sehingga tidak dimasukkan
dalam komponen penentuan laba bersih pada tahun berjalan.

Rekonsiliasi antara saldo awal dengan saldo akhir laba ditahan menyediakan
informasi tentang alasan aktiva bersih yang dapat meningkat atau menurun selama
tahun berjalan. Asosiasi antara distribusi dividen dengan laba bersih periode berjalan
mengindikasikan apa yang dilakukan manajemen terhadap laba.

Woods, Inc.
Statement of Retained Earnings
For the Year Ended December 31, 2007

Balance, January 1, as previously reported $ 1,050,000


Prior period adjustment - error correction (50,000)
Balance, January 1, as restated 1,000,000
Net income 360,000
Dividends (300,000)
Balance, December 31 $ 1,060,000

2.9. Laporan Ekuitas Pemegang Saham


Laporan ekuitas pemegang saham (statement of stockholders' eqity) (atau sering
disebut juga laporan perubahan ekuitas pemegang saham). Laporan ini berisikan
informasi perubahan dalam setiap akun ekuitas pemegang saham dan laporan ekuitas
pemegang saham selama satu periode akuntansi.
2.10. Laba Komprehensif
Laba komprehensif (comprehensive income) meliputi semua perubahan
ekuitas selama satu periode kecuali perubahan akibat investasi oleh pemilik dan
distribusi kepada pemilik. Karena itu, laba komprehensif meliputi semua
pendapatan, dan keuntungan, beban dan kerugian, yang dilaporkan dalam laba
bersih, dan selain itu juga mencakup keuntungan dan kerugian yang tidak dimasukan
dalam laba bersih tetapi mempengaruhi ekuitas pemegang saham. Pos-pos yang
melewati laporan laba-rugi disebut sebagai laba komprehensif lainnya (other
comprehensive income).
FASB memutuskan bahwa komponen laba komprehensif lainnya harus
disajikan dengan salah satu dari tiga cara berikut
a. Laporan laba-rugi kedua
b. Laporan laba-rugi dan laba komprehensif gabungan
c. Bagian dari laporan ekuitas pemegang saham

V. GILL INC.
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2017
Pendapatan penjualan $ 800,000
Harga pokok penjualan $ 600,000
Laba kotor $ 200,000
Beban operasi $ 90,000
Laba bersih $ 110,000
 
V. GILL INC.
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2017
Laba bersih $ 110,000
Laba komprehensif lainnya :
Keuntungan penahanan yang
belum terealisasi setelah pajak $ 30,000
Laba komprehensif $ 140,000
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://akuntanmaniak.blogspot.co.id/2011/01/laporan-laba-rugi-dan-informasi-
yang.html

https://www.academia.edu/11371624/Bab_4_Laporan_Laba_Rugi_dan_Informasi_yang
_Berhubungan

https://datakata.wordpress.com/2014/11/28/laba-per-lembar-saham-eps/

Anda mungkin juga menyukai