OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA KELOMPOK :
KELAS I
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa, karena bekat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Akuntansi Biaya
yang berjudul “Job Order Costing”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ..............................................................................................................................i
1.1........................................................................................................................................Latar
Belakang .......................................................................................................................1
1.2........................................................................................................................................Rum
usan Masalah ................................................................................................................2
1.3........................................................................................................................................Tuju
an ..................................................................................................................................2
2.2. Situasi Organisasi Saat Sistem Job Order Costing Tepat Untuk Diaplikasikan ..........4-5
2.3. Penghitungan Dan Pencatatan Biaya Produksi Dengan Sistem Job Order Costing ....5-10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam system perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job Order Costing atau Job
Costing), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah. Suatu
pesanan adalah output yang didentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu
atau untuk mengisi kembali suatu item persediaan. Hal ini berbeda dengan sistem
perhitungan biaya berdasarkan proses, dimana biaya diakumulasikan untuk suatu operasi atau
subdivisi dari suatu perusahaan, seperti departemen.
Agar permintaan biaya berdasarkan pesanan menjadi efektif, pesanan harus dapat
didentifikasikan secara terpisah. Agar rician dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan
sesuai dengan usaha yang diperlukan, harus terdapat perbedaan penting dalam biaya perunit
suatu pesanan dengan pesanan lain. Misalnya saja, jika suatu percetakan secara simultan
mempersiapkan pesanan untuk label, kertas kado berwarna, dan gambar temple, maka selain
pesanan-pesanan tersebut dapat dengan mudah dibedakan berdasarkan tampilan fisiknya,
biaya per unit dari pesanan-pesanan tersebut juga berbeda, sehingga perhitungan biaya
berdasarkan pesanan digunakan.
Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya pesanan (Job Cost Sheet),
yang dapat berbentuk kertas atau elektronik. Meskipun banyak pesanan dapat dikerjakan
secara silmutan, setiap kartu biaya pesanan mengumpulkan rincian untuk satu pesanan
tertentu saja. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang diberikan ke setiap pesanan. Sebagai
akibatnya, perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat dipandang dalam tiga bagian yang
saling berhubungan.
Akuntansi bahan baku memelihara catatan persediaan bahan baku, membebankan
bahan baku langsung ke pesanan, dan membebankan bahan baku ke overhead. Akuntansi
tenaga kerja memelihara akun-akun yang berhubungan dengan beban gaji, membebankan
tenaga kerja langsung ke pesanan, dan membebankan tenaga kerja tidak langsung ke
overhead. Akuntansi overhead mengakumulasikan biaya overhead, memelihara catatan
terinci atas overhead, dan membebankan sebagian dari overhead ke setiap pesanan. Dasar
dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan hanya delapan tipe ayat jurnal
akuntansi, yaitu pembelian bahan baku, pengakuan biaya tenaga
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja karakteristik sistem pembebanan biaya produksi berdasarkan pesanan?
2. Bagaimana situasi-situasi organisasi saat sistem Job Order Costing tepat untuk
diaplikasikan
3. Bagaimana penghitungan dan pencatatan Biaya Produksi dengan sistem Job Order
Costing
1.3. Tujuan
1. Untuk dapat mendeskripsikan karakteristik sistem pembebanan biaya produksi berdasarkan
pesanan.
2. Untuk dapat mendeskripsikan situasi-situasi organisasi saat sistem Job Order Costing tepat
untuk diaplikasikan.
3. Untuk dapat Menghitung dan Mencatat Biaya Produksi dengan sistem Job Order Costing
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing atau job
costing), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah, suatu
pesanan adalah unit dari suatu produk yang dapat secara mudah dibedakan dari unit lainnya.
Hal ini berbeda dari sistem perhitungan biaya berdasarkan proses dimana biaya produksi
diakumulasikan untuk suatu operasi atau subdivisi dari suatu perusahaan.
Untuk menghitung biaya berdasarkan pesanan secara efektif, pesanan harus dapat
diidentifikasikan secara terpisah karena ada perbedaan penting dalam biaya per unit suatu
pesanan dengan pesanan lain. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat diterapkan untuk
pekerjaan berdasarkan pesanan pabrik, bengkel dan tempat reparasi; pekerjaan konstruksi dan
percetakan dan pekerjaan di bidang jasa seperti firma medis, hukum, arsitek, akuntansi dan
konsultasi.
1. Kegiatan produksi dilakukan atas dasar pesanan, sehingga bentuk barang/ produk
tergantung pada spesifikasi pesanan. Proses produksinya terputus- putus, tergantung
ada tidaknya pesanan yang diterima.
2. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan sehingga perhitungan total biaya
produksi dihitung pada saat pesanan selesai. Biaya per unit adalah dengan membagi
total biaya produksi dengan total unit yang dipesan.
3. Pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan membuat kartu harga pokok pesanan
(job order cost sheet) yang berfungsi sebagai buku pembantu biaya yang memuat
informasi umum seperti nama pemesan, jumlah dipesan, tanggal pesanan dan tanggal
diselesaikan, informasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik yang ditentukan di muka.
4. Penentuan harga pokok per unit produk dilakukan setelah produk pesanan yang
bersangkutan selesai dikerjakan dengan cara membagi harga pokok produk pesanan
dengan jumlah unit produk yang diselesaikan.
3
Karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan dalam mengolah bahan
baku menjadi produk jadi berdasarkan pesanan dari luar atau dari dalam perusahaan
adalah sebagai berikut:
1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan yang satu
selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan, dan mulai dengan pesanan
berikutnya.
2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan.
Dengan demikian pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain.
3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan
di gudang.
Adapun proses aliran biaya dalam karakteristik usaha berdasarkan pesanan tersebut akan
diilustrasikan dalam gambar berikut :
2.2. Situasi – Situasi Organisasi Saat Sistem Job Order Costing Tepat Untuk
Diaplikasikan
Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan berpengaruh terhadap
pengumpulan biaya produksinya. Metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga
pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan,
perusahaan menggunakan saat :
4
1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi
pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara
individual.
2. Biaya produksi harus golongkan berdasarkan hubungannya dengan produk
menjadi dua kelompok berikut ini: biaya produksi langsung dan biaya produksi
tidak langsung.
3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya
overhead pabrik.
4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan
tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead
pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang
ditentukan di muka.
2.3. Penghitungan dan Pencatatan Biaya Produksi Dengan Sistem Job Order Costing
a) Pencatatan biaya bahan baku
Pencatatan pemakaian bahan baku didasarkan pada bukti permintaan bahan (material
reguisition). Disamping dicatat di kartu persediaan bahan baku, pemakaian tersebut juga
harus dicatat di kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
5
Utang gaji dan upah xxx
Kas xxx
Pada saat pembebanan
BDP – Biaya tenaga kerja xxx
Gaji dan upah xxx
c) Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
Dalam harga pokok pesanan biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif yang
ditentukan sebelum proses produksi berjalan (predetermined rate).
Adapun proses penentuan tarif adalah sebagai berikut:
1. Menentukan taksiran besarnya BOP selama periode tertentu
2. Menentukan dasar pembebanan (jam kerja langsung, jam kerja mesin, dll)
3. Menentukan tarif BOP berdasarkan:
Pencatatan barang jadi didasarkan kepada pesanan-pesanan yang telah selesai dengan
demikian harga pokok barang jadi didasarkan kepada harga pokok tiap pesanan yang telah
selesai dikerjakan, sehingga besarnya harga pokok tersebut dapat dilihat di kartu harga
pokok.
6
e) Pencatatan Persediaan Barang Dalam Proses
Piutang xxx
Penjualan xxx
g) Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan xxx
Persediaan barang jadi xxx
Contoh :
P1 = 1.000 unit
P2 = 1.500 unit
P3 = 2.000 unit
X Y
P1 2.000 4.000
P2 1.500 3.000
P3 1.000 2.000
- Gaji :
P1 = Rp. 14.000.000
P2 = Rp. 12.000.000
7
P3 = Rp. 8.000.000
- BOP setiap pesanan 80% dari BTKL.
Jawab :
P2
P3
8
P1 + P2 + P3 = Rp.14.000.000 + Rp.12.000.000 + Rp.8.000.000 = Rp.34.000.000
4. Mencatat pemakian gaji dan upah
BDP – BTKL Rp. 34.000.000
Gaji dan Upah Rp.34.000.000
5. Mencatat Biaya Overhead Pabrik 80%
BDP – BOP Rp. 27.200.000
BOP Dibebankan Rp.27.200.000
Perhitungan :
P1 = 80% x Rp.14.000.000 = Rp.11.200.000
P2 = 80% x Rp.12.000.000 = Rp.9.600.000
P3 = 80% x Rp.8.000.000 = Rp. 6.400.000
6. Mencatat BOP Sesungguhnya
BOP Sesungguhnya Rp. 27.200.000
Berbagai Rek. Dikredit Rp.27.200.000
7. Mencatat Produk Selesai
Persediaan Produk Selesai Rp. 119.700.000
BDP – BBB Rp. 58.500.000
BDP – BTKL Rp. 34.000.000
BDP – BOP Rp. 27.200.000
Perhitungan :
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perusahaan yang berproduksi dengan menggunakan metode harga pokok pesanan
mengumpulkan harga pokok pokok produksinya dengan menggunakan metode
harga pokok pesanan (job order cost method). Dalam metode ini biaya-biaya
produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu. Dan harga pokok produksi per
satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut
dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Karakteristik
10
aktivitas perusahaan ini menentukan karakterisitik metode harga pokok pesanan
yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi dalam perusahaan tersebut.
3.2. Saran
Dalam penentuan biaya produksi menggunakan job order costing, kita harus
memperhatikan biaya – biaya yang timbul dari pesanan tersebut dengan baik, agar
dalam pencatatan dan perhitungan tidak terjadi kesalahan. Sehingga, pembukuan
yang dilakukan sesuai dengan jumlah biaya yang dikeluarkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://manajemenkeuangan.net/harga-pokok-produksi/
https://littlepermata.wordpress.com/2011/12/19/job-order-costing/
http://akuntansis.blogspot.com/2017/11/karakteristik-usaha-berdasarkan-pesanan.html
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-biaya-berdasarkan-pesanan-atau-job-
order-costing/14059/2
11