Anda di halaman 1dari 15

Pengertian Anggaran Produksi

       Anggaran Produksi adalah alat perencanaan, koordinasi dan pengendalian yang penting. Anggaran produksi
sendiri merupakan penjabaran rencana pemasaran ke dalam kegiatan produksi yang konsisten dengan kebijakan
manajerial dan sesuai batasan yang berlaku. Anggaran produksi dalam arti sempit juga disebut Anggaran Jumlah
Yang Harus Diproduksi, yaitu suatu perencanaan tingkat atau volume barang yang harus diproduksi oleh
perusahaan agar sesuai dengan volume atau tingkat penjualan yang telah direncanakan.

        Namun, kegiatan produksi bukan merupakan aktivitas yang berdiri sendiri melainkan aktivitas penunjang
dari rencana penjualan. Karena itu jelas bahwa rencana produksi yang demikian meliputi perencanaan tentang
jumlah produksi, kebutuhan persediaan, material, tenaga kerja dan kapasitas produksi.

Kaitan Antara Anggaran Produksi Dengan Anggaran Bahan Mentah, Tenaga Kerja Langsung dan BOP

        Anggaran produksi yang telah dihasilkan oleh perusahaan akan selalu terkait dengan anggaran bahan
mentah, tenaga kerja langsung dan BOP. Biasanya dalam anggaran produksi terdapat 2 macam anggaran bahan
mentah, yaitu Bahan mentah langsung (Direct Material) dan Bahan mentah tak langsung (Indirect Material).
Bahan mentah langsung adalah bahan mentah yang membentuk dan merupakan bagian produk jadi yang
biayanya dengan mudah ditelusuri dari biaya produk tersebut. Pada umumnya, bahan baku ini bersifat variabel,
yaitu berubah secara proporsional dengan perubahan output. Contohnya kulit. Kulit adalah bahan mentah
langsung industri sepatu, dan kayu adalah bahan mentah langsung industri mebel kayu.

        Bahan mentah tak langsung adalah bahan mentah yang dipakai dalam proses produksi, tetapi biayanya sulit
ditelusuri dari biaya produk tersebut. Contohnya paku. Paku adalah bahan mentah tidak langsung bagi industri
sepatu mebel dan kayu. Anggaran bahan mentah hanya akan merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan
mentah langsung. Sedangkan bahan mentah tak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya overhead
pabrik (Manufacturing Expenses Budget). Pada estimasi jumlah kebutuhan bahan mentah nantinya, anggaran
produksi akan sangat berpengaruh sebagai informasi data yang akan mempengaruhi proses estimasi tersebut,
selain tingkat penggunaan standar atau SUR (standard usage rate).

        Selain anggara bahan mentah, anggaran tenaga kerja langsung juga memiliki hubungan dengan anggaran
produksi. Tenaga kerja langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau
pada barang yang dihasilkan. Biasanya kesalahan yang terjadi pada pemilihan tenaga kerja akan mengakibatkan
pengaruh terhadap harga barang yang dihasilkan, sehingga berpengaruh pula terhadap posisi perusahaan dalam
persaingan. Jika harga barang yang dihasilkan menjadi lebih tinggi atau lebih rendah anggaran produksi akan
menjadi sangat tidak efektif. Maka dari itu tiap faktor-faktor dalam perusahaan mempunyai peranan yang sama
pentingnya untuk menunjang keberhasilan perusahaan itu sendiri.
Tujuan Penyusunan Anggaran Produksi

        Seperti yang telah kita ketahui bahwa anggaran produksi adalah anggaran yang disusun oleh perusahaan
untuk menentukan jumlah barang jadi yang harus diproduksi oleh perusahaan. Anggaran ini harus dibuat oleh
perusahaan setelah anggaran penjualan disusun, karena perusahaan harus menentukan jumlah barang jadi yang
harus diproduksi dalam rangka mendukung target penjualan yang ada di anggaran penjualan. Dalam
penyusunannya sendiri anggaran produksi mempunyai tujuan, yaitu :
1. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang dapat disediakan sesuai dengan yang telah
direncanakan.
2. Menjaga tingkat persediaan yang memadai, dalam artian bahwa tingkat persediaan yang tidak terlalu
besar atau tidak pula terlalu kecil. Karena tingkat persediaan yang terlalu besar biasanya
mengakibatkan meningkatnya biaya-biaya dan resiko-resiko yang dapat membebani perusahaan.
Sebaliknya jika tingkat persediaan terlalu kecil maka akan mengakibatkan banyaknya gangguan,
kekurangan persediaan bahan mentah yang bisa menimbulkan gangguan dalam proses produksi yang
pada akhirnya mengakibatkan banyaknya langganan yang kecewa.
3. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya-biaya produksi yang ditanggung akan seminimal
mungkin.

Fungsi Dan Manfaat Anggaran Produksi

Fungsi Anggaran Produksi


        Anggaran produksi berfungsi sebagai alat perencanaan, pengkoordinasian dan pengawasan. Anggaran
produksi disusun dengan berdasarkan pada anggran penjualan yang telah disusun sebelumnya. Hal ini
menunjukan bahwa semua hal yang berhubungan dengan produksi, seperti kebutuhan bahan mentah, kebutuhan
tenaga kerja, kapasitas mesin-mesin, penambahan modal dan kebijaksanaan persediaan, diselaraskan dengan
kemampuan menjual. Jelaslah bahwa anggran produksi mempunyai fungsi sebagai alat perencanan. Apabila
anggran produksi disusun dengan baik, maka anggaran inipun akan berfungsi sebagai alat pengkoordinasian.
Anggaran produksi mengkoordinasikan berapa jumlah yang akan diproduksi dengan keadaan finansial, keadaan
permodalan, perkembangan produk dan tingkat penjualan.
        Sebetulnya antara bagian penjualan dan bagian produksi harus selalu ada hubungan timbal balik. Kepala
bagian penjualan harus mengetahui banyak keadaan bagian produksi sebelum membuat anggaran penjualan.
Selanjutnya anggaran produksi dapat juga dipakai sebagai alat pengawasan. Pengawasan produksi meliputi
pengawasan kualitas, kuantitas, dan tentu saja pengawasan biaya. Dalam hubungannya dengan fungsi
pengawasan, hal-hal utama yang perlu diperhatikan adalah: pengawasan bahan mentah, penganalisaan proses
produksi, penentuan routing dan scheduling, pemberian perintah kerja dan akhirnya sampai kepada follow-up.
        Untuk keperluaan pengawasan terhadap tingkat produksi dan tingkat persediaan barang jadi, baik harian
maupun mingguan disusunlah laporan pelaksanaan (performance report). Dalam Performance Report dilakukan
perbandingan antar rencana dengan realisasinya, sehingga akan segera tampak apabila terdapat penyimpangan-
penyimpangan.

Manfaat Anggaran Produksi


Anggaran produksi berguna untuk pedoman kerja, koordinasi kerja, dan pengendalian kerja divisi produksi.
Semua level manajer di divisi produksi harus bekerja berdasar anggaran produksi. Di samping itu anggaran
produksi berguna untuk: (1) menunjang kegiatan penjualan, (2) menjaga tingkat persediaan barang jadi yang
sewaktu-waktu di minta oleh konsumen, (3) mengendalikan kegiatan produksi agar dapat meneipta harga pokok
produksi yang serendah - rendahnya

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Angaran Produksi

        Anggaran produksi seperti dihitung berdasarkan anggaran penjualan seperti disajikan di atas, yaitu
sebanyak 3.250 unit menentukan anggaran penggunaan bahan, anggaran pembelian bahan, anggaran biaya upah
buruh atau anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya ovehead pabrik. Oleh sebab itu faktor-
faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran produksi antara lain adalah:
1. anggaran penjualan,
2. kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang tersedia termasuk teknologi yang digunakan,
3. tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan, penempatan, penggpahan, dan pemutusan hubungan
kerja,
4. bahan baku termasuk teknik transportasi dan pergudangan, dan
5. modal kerja untuk menjalankan proses produksi.Anb 3-Anggaran Produksi
      Langkah Praktis Menyusun Anggaran Produksi
Formulasi Menyusun Anggaran Produksi
        Secara garis besar anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus umum sebagai berikut:
Tingkat penjualan (dari anggaran penjualan).........................XX
Tingkat persediaan akhir ...................................................XX  +
Jumlah………………………………………….........................XX
Tingkat persediaan awal ....................................................XX  -     
Tingkat produksi ...............................................................XX

        Anggaran produksi  merupakan dasar (bisnis) untuk penyusunan anggaran-anggaran lain seperti anggaran
bahan mentah , anggaran tenaga kerja langsung  dan anggaran biaya overhead pabrik. Sehinngga hubungan
antara tingkat penjualan,tingkat dan tingkat persediaan dapat digambarkan secara diagramatis seperti berikut ini:
       
Langkah Praktis Menyusun Anggaran Produksi                                    
        Langkah-langkah umum penyusunan anggaran produksi:
1. Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam penyusunan anggaran produksi
yang selaras dengan periode yang digunakan dalam penyusunan anggaran penjualan.
2. Menentukan satuan fisik dari barang yang akan dihasilkan
3. Menentukan standar penggunaan sumber daya (bahan baku, tenaga kerja langsung dan penggunaan
fasilitas.
4. Menentukan kebijakan pola produksi dan kebijakan persediaan.
5. Menyajikan Anggaran produksi dalam sebuah tabel. Penyajian dalam bentuk sederhana setidaknya
memuat informasi tentang waktu dan jumlah produksi. Jumlah produksi dihitung dengan
mempertimbangkan persediaan awal dan persediaan akhir barang jadi. Produksi = Penjualan+
pewrsediaan akhir – persediaan awal.
6. Untuk kasus-kasus yang lebih kompleks penyajian dapat disesuaikan dengan prinsip jelas dan
informatif
Langkah-Langkah Pelaksanaan Anggaran Produksi
        Di samping itu dapat pula disusun langkah-langkah utama yang dilakukan dalam rangka menyusun
anggaran produksi pelaksanaanya:
a.    Tahap perencanaan
1. Menentukan periode waktu yang akan dipake sebagai dasar dalam penyusunan bagian produksi.
2. Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan.
b.    Tahap pelaksanaan
1. Menentukan kapan barang diprodusir.
2. Menentukan dimana barang akan diprodusir
3. Menentukan urut-urutan prose produksi 
4. Menetukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk mencapai efisiensi
5. Menyusun progam tentang penggunaan bahan mentah ,buruh, service dan peralatan.
6. Menyusun standar produksi 
7. Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan.
        Dalam tahap perencanaan diatas, dikatakan bahwa penentuan jumlah satuan fisik barang yang harus
diprodusir disesuaikan dengan rencana penjualan. Pada umumnya rencana penjualan disajikan dalam unit
fisik,sehingga menghitung jumlah barang yang harus diprodusir adalah mudah.

Contoh:
        Diharapkan bahwa 60 unit barang A akan berada ditangan perrusahaan pada awal periode nanti. Penjualan
selama satu periode direncanakan 100 unit. Sedangkan persediaan akhir diperkirakan 40 unit.
Sehingga perusahaan harus memprodusir barang A sebanyak 80 unit, dengan perhitungan sebagai berikut:

Penjualan                                         100     unit


Persediaan akhir                                 40      unit +
Kebutuhan                                        140     unit
Persediaan awal                                  60     unit -
Produksi                                             80     unit

        Kemudian, pada tahap pelaksanaan terdapat langkah yang menentukan kapan barang akan diprodusir oleh
perusahaan. Dalam menentukan kapan suatu barang akan diprodusir , terlebih diperkirakan:
 Lamanya proses produksi,yakni jangka waktu yang diperlukan untuk memproses barang mentah menjadi
barang jadi.
 Jumlah barang yang akan dihasilkan selama satu periode,dengan melihat kembali anggaran penjualan.
        Bagi perusahaan yang telah berkali-kali menghasilkan barang yang sama,lamanya proes produksi dapat
diketahui dengan mengingat pengalaman-pengalaman di masa lalu. Sedangkan bagi perusahaan yang belum
pernah menghasilkan barang tertentu sehingga tidak mempunyai data historis tentang barang tersebut, dapat
melakukan penelitian dengan cara sederhana berupa pembuatan proto type Barang yang akan dihasilkan.

        Dalam menentukan atau memperkirakan jangka waktu produksi dan jumlah barang yang akan
dihasilkan,beberapa faktor harus dipertimbangkan. Faktor –faktor tersebut berupa :
a.    Fasilitas pabrik
Progam-progam produksi harus selalu dikaitkan dengan fasilitas tersedia dalam pabrik serta selalu selalu
mempertimbangkan efisiensi penggunaan fasilitas tersebut.
b.    Fasilitas pergudangan
Beberapa jenis barang membutuhkan system penyimpanan secara khusus karna sifat-sifatnya yang khusus pula. 
Produksi yang terlalu jauh melebihi kemampuan gudang untuk menyimpannya akan mengakibatkan resiko-
resiko,yang tentu saja menimbulkan biaya bagi perusahaan.
c.    Stabilitas tenaga kerja
Beberapa jenis barang mempunyai sifat permintaan yang musiman. Dengan berdasarkan pada anggaran
penjualan,pada bulan-bulan tertentu dimana volume penjualan diperkirakan tinggi mungkin perusahaan harus
memaksakan diri dalam berproduksi. Dalam hal ini perusahaan dapat menambah buruhnya atau menambah jam
kerja buruh setiap harinya. Apabila buruh yang diperlukan sebagai tambahan mudah didapat maka tidak ada
masalah yang dapat mempengaruhi kelancaran prose produksi. Tetapi bila buruh tidak mudah di dapat, berarti
stabilitas kerja  diperusahaan itu terganggu. Ini dapat dihindarkan dengan membuat perencanaan produksi secara
hati-hati dan membuat kebijaksanaan dalam hal persediaan dengan lebih teratur.
d.    Stabilitas bahan mentah
Apabila bahan mentah yang dipakai tidak selalu tersedia dipasar hal itu dapat membahayakan kelancaran proses
produksi. Karna itu kebijaksanaan dalam pembelian barang mentah sangat perlu diperhatikan.
e.    Model yang digunakan
Besar kecilnya modal kerja yang tersedia akan mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya volume produksi
dan kebijaksanaan persediaan. Dengan kata lain kebijaksanaan produksi harus diseimbangkan dengan
kemampuan financial.
Contoh Format Sederhana Penyajian Tabel Anggaran Produksi

Oleh Hendra Poerwanto

Beberapa contoh format penyajian anggaran produksi dalam bentuk tabel tersaji berikut ini:

Contoh 1
Format Sederhana Penyajian Tabel Anggaran Produksi Untuk Satu Produk

Contoh 2
Format Sederhana Penyajian Tabel Anggaran Produksi Untuk Dua Produk
Pendekatan Dalam Menyusun Anggaran Produksi

Oleh Hendra Poerwanto

        Pada umumnya terdapat tiga pendekatan dalam menyusun anggaran produksi yaitu: (1) stabilitas produksi,
(2) stabilitas persediaan, dan (3) kombinasi stabilitas produksi dengan stabilitas persediaan. Contoh masing-
masing pendekatan adalah sebagai berikut.

1. Pendekatan Stabilitas Produksi


        Kebijakan Stabilisasi Produksi adalah kebijakan untuk berproduksi pada tingkat produksi yang sama setiap
bulannya dalam 1 tahun. Konsekuensi dari kebijakan ini adalah tingkat persediaan dibiarkan berfluktuasi
(mengambang) untuk menyama-ratakan besarnya produksi dan menyesuaikan pola penjualan musiman.
Pertimbangan untuk kebijakan ini adalah :
 Perusahaan ingin memperoleh biaya produksi yang sama untuk setiap    bulannya.
 Jumlah pegawai pabrik cenderung tetap setiap bulannya, maka jumlah produksi tiap bulan yang stabil
akan lebih tepat digunakan.
 Mesin akan berproduksi lebih efisien jika tingkat produksi barang stabil setiap bulannya.
Disamping pertimbangan diatas, kebijakan ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
 penggunaan fasilitas pabrik yang lebih baik cenderung mengurangi kapasitas yang diperlukan untuk
musim permintaan pasar meningkat dan menghindari kapasitas yang menganggur pada saat permintaan
menurun.
 Stabilitas tenaga kerja dapat memperbaiki moral dan meningkatkan efisiensi tenaga kerja, mengurangi
perputaran tenaga kerja, menarik tenaga kerja yang terampil, dan mengurangi biaya latihan bagi tenaga
kerja yang baru.
 Pembelian bahan baku yang ekonomis merupakan akibat dari tersedianya bahan baku, potongan
pembelian, masalah penyimpanan yang sederhana, kebutuhan dana yang lebih kecil, dan mengurangi
risiko persediaan.
Contoh       
Rencana penjualan satu tahun 2.000 unit terbagai dalam triwulan, yaitu penjualan triwulan 1,2,3, dan 4 adalah
515 unit, 500 unit, 500 unit, dan 485 unit. Persediaan swat 60 unit dan persediaan akhir 40 unit. Anggaran
produksi dapat disusun sebagai berikut.
Dalam menyusun anggaran produksi dengan pendekatan stabilitas produksi, seperti contoh di atas, maka
produksi setiap triwulan sebesar 1.980 unit dibagi 4 sama dengan 495 unit; jadi tiap-tiap triwulan divisi pabrik
harus memproduksi 495 unit. Sedangkan persediaan awal dan akhir barangjadi mengikuti kebijakan produksi
yang stabil tersebut. Jika manajemen produksi menetapkan kebijakan stabilitas produksi, maka unit persediaan
awal dan akhir dibiarkan berfluktuasi menurut penjualan yang telah ditetapkan secara stabil

Kebijakan stabilisasi produksi ini dapat dilakukan dengan cara :


 Mengorbankan fluktuasi persediaan seperlunya.
 Memproduksi produk baru yang dapat disimpan pada saat produk lama mulai menunjukkan
kecenderungan permintaan menurun.
 Memproduksi produk lain yang dapat dijual (laku) pada saat permintaan produk utama menurun.
2. Pendekatan Stabilitas Persediaan
        Jika manajemen produksi menetapkan kebijakan stabilitas persediaan, maka unit diproduksi dibiarkan
berfluktuasi menurut persediaan yang telah ditetapkan secara stabil. Teknik membuat persediaan stabil adalah
dengan cara:  terlebih dahulu harus kita ketahui atau kita tentukan tingkat persediaan awal tahun dan tingkat
persediaan akhir tahun. Bila diketahui antar keduanya tidak sama, maka tingkat persediaan bulanan disesuaikan
secara bertahap ke arah tingkat persediaan yang diinginkan.

        Kebijakan Stabilisasi Tingkat Persediaan berbeda dengan kebijakan stabilisasi produksi. Jika dalam
kebijakan stabilisasi produksi yang diperhitungkan adalah hasil tingkat produksi barang jadi yang sama tiap
periodenya, kebijakan ini lebih cocok diterapkan pada perusahaan yang tidak menginginkan tingkat persediaan
berfluktuasi secara berlebihan setiap periode yang terdapat dalam anggaran.

        Tujuan dari kebijakan Tingkat Persediaan sendiri yakni, untuk merencanakan tingkat optimal investasi
persediaan dan mempertahankan tingkat optimal tersebut melalui pengendalian. Tingkat persediaan harus
dipertahankan antara dua perbedaan besar, tingkat yang berlebihan akan menyebabkan biaya penyimpanan,
risiko dan investasi yang berlebihan, dan di sisi lain tingkat yang tidak memadai untuk memenuhi permintaan
penjualan dan produksi dengan cepat (muncul biaya kehabisan persediaan yang tinggi).

        Di dalam kebijakan stabilisasi tingkat persediaan, terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
penentuan besarnya tingkat persediaan barang itu sendiri, yakni :

    1. Daya tahan produk yang akan disimpan.


Untuk produk yang mudah rusak, tidak tahan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama, besarnya
persediaan harus dipertimbangkan dengan cermat.
    2. Sifat persaingan yang dihadapi perusahaan.
 Jika tingkat persaingan yang dihadapi perusahaan relatif ketat, maka persaingan untuk memberikan pelayanan
untuk memenuhi pesanan menjadi prioritas. Dengan demikian diperlukan persediaan barang jadi yang relatif
besar.
    3. Biaya-biaya yang muncul karena kebijakan persediaan seperti :
•    Biaya sewa gedung
•    Biaya pemeliharaan
•    Biaya asuransi
•    Biaya pemesanan mendadak (Extra Carrying Cost)
•    Biaya kehabisan persediaan (Stockout Cost)
    4. Besarnya modal kerja yang tersedia.
    5. Pola permintaan akan produk permintaan.
    6. Resiko-resiko yang dihadapi perusahaan.
    Resiko ini mencakup :
 Resiko yang berasal dari manusia yang umumnya timbul karena kecerobohan manusia, seperti cara
pengangkatan, memindahkan, dan meletakkan barang jadi yang tidak mengikuti prosedur yang
ada.
 Resiko yang berasal dari alam, terjadi di luar kekuasaan manusia (bencana alam).
 Resiko yang disebabkan karena sifat barang yang mudah rusak.
        Setelah mengetahui faktor-faktor di atas, kita juga harus tahu bagaimana penentuan besarnya persediaan.
Untuk menentukan persediaan barang atau bahan mentah setiap bulannya, dilakukan perhitungan dengan cara-
cara sebagai berikut :
1. Disesuaikan dengan kebutuhan bulanan
 Apabila kebutuhan akan bahan/barang setiap bulan sama maka digunakan rata-rata bulanan
atau rata-rata sederhana. Formula yang digunakan :
Tingkat Persediaan = Kebutuhan barang setahun ÷ 12 bulan

Contoh :  kebutuhan barang dalam setahun 60.000 unit. Maka, besarnya persediaan dihitung dengan cara :
    Kebutuhan per bulan = (60.000 ÷ 12) × 1 unit = 5.000 unit
 Apabila kebutuhan akan bahan/barang setiap bulan tidak sama (berfluktuasi) maka digunakan
rata-rata bulanan bergerak.
Contoh : kebutuhan bulanan
periode            Kebutuhan Barang
Januari                    4000 unit
Februari                  2000 unit
Maret                     3000 unit
April                       4000 unit
Mei                         5000 unit

Kebutuhan bulanan dihitung dengan metode rata-rata bergerak :


Februari     :  (4.000 + 2.000 + 3.000) ÷ 3 = 3.000 unit
Maret        :  (2.000 + 3.000 + 4.000) ÷ 3 = 3.000 unit
April          :  (3.000 + 4.000 + 5.000) ÷ 3 = 4.000 unit
 Apabila perusahaan menentukan dua bulan kebutuhan, maka besarnya persediaan :
Februari    : 3.000 x 2 = 6.000 unit
Maret        : 3.000 x 2 = 6.000 unit
April          : 4.000 x 2 = 8.000 unit

2. Batas maksimum dan minimum


Besarnya tingkat persediaan ditentukan dengan cara menetapkan batas tertinggi (maksimum) yang
diperbolehkan untuk memiliki (menyimpan) sejumlah persediaan, dan batas rendah (minimum) nya. Penentuan
ini dapat dilakukan dengan mendasarkan pengalaman sebelumnya tentang besarnya persediaan maksimum dan
minimum yang harus dipertahankan.

3. Tingkat Perputaran
Banyak perusahaan yang menggunakan tingkat perputaran persediaan sebagai dasar menentukan tingkat
persediaan. Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar selama satu
tahun dan menandakan efektivitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah
menandakan tanda-tanda mis-manajemen seperti kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.

Perputaran persediaan dapat dihitung dengan formula ini :


Tingkat Perputaran Persediaan = Rencana Penjualan Setahun ÷ Persediaan Rata-rata

Persediaan Rata-rata = (Persediaan awal + Persediaan akhir) ÷ 2

        Kebijakan stabilisasi tingkat persediaan ini juga menjamin bahwa kenaikan atau penurunan persediaan
terjadi secara bertahap dalam setiap periode. Perusahaan yang memiliki ruang penyimpanan persediaan yang
terbatas atau menghadapi biaya sewa gedung yang tinggi cocok untuk menerapkan kebijakan ini.

        Dalam pendekatan atau penyusunan dengan kebijakan ini, terlebih dahulu ditentukan tingkat persediaan
awal tahun dan tingkat persediaan akhir tahun. Bila di antara keduanya tidak sama, tingkat persediaan bulanan
disesuaikan secara bertahap ke arah tingkat persediaan yang diinginkan.

3. Pendekatan Kebijakan Kombinasi


        Kebijakan kombinasi artinya mengkombinasi dua kebijakan yaitu kebijakan persediaan stabil dan
kebijakan produksi stabil. Dalam membuat kombinasi kebijakan, hares menggunakan asumsi bahwa hares ado
keseimbangan optimum antara tingkat penjualan, persediaan, dan produksi. Kebijakan kombinasi antara lain
adalah: (1) tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi lebih 10% dari rata-rata produksi, (2) tingkat persediaan
triwulan 1 dart 2 boleh berflutuasi 8 unit dan triwulana 3 dan 4 boleh berfluktuasi 6 unit.

Memilih Pendekatan Dalam Menyusun Anggaran Produksi


        Dari ketiga pendekatan penyusunan angaran produksi yang telah dijelaskan di atas, persoalannya adalah
pendekatan yang mana yang sebaiknya dipilih? Jawaban dari persoalan tersebut bergantung dari hasil analisis
dengan menggunakan metode incremental cost terhadap pola produksi. Mana dari ketiga pola produksi yakni
Pola Produksi Konstan, Pola Produksi Bergelombang, dan Pola Produksi Moderat yang memberikan
incremental cost yang paling rendah. Pola Produksi yang berdampak incremental cost terendah lah yang dipilih
dan digunakan sebagai pijakan untuk menentukan pendekatan dalam menyusun anggaran produksi.

        PT GSM berencana membuat Anggaran Produksi untuk tahun 20XY. Data Informasi yang sudah ada
adalah sebagai berikut
 Rencana Penjualan yang dicuplik dari Anggaran Penjualan tahun 20XY

 Kebijakan Persediaan 20XY adalah sebagai berikut


Tingkat persediaan akhir tahun direncanakan = 1.500 unit
Tingkat persediaan awal tahun direncanakan = 2.000 unit

Berdasarkan data tersebut PT GSM membuat Anggaran Produksi tahun 20XY yang mengutamakan stabilitas
persediaan.

Langkah-langkah:

Langkah 1: Menentukan tingkat produksi setahun untuk tahun 20XY

Langkah 2 Menentukan perkiraan besarnya persediaan awal dan akhir tahun


Menghitung selisih Lebih/Kurang Persd Awal dan Persd Akhir dan membaginya dengan jumlah satuan waktu
yang digunakan.
Selisih = 2.000 – 1.500 = 500 unit

Langkah 3 Mengalokasikan tingkat persediaan dari waktu ke waktu. Ada dua cara yang sama seperti
pada Stabilitas Produksi yakni:
1. Membagi selisih persediaan awal dan akhir dengan jumlah satuan waktu
     yang dipakai
2. Membagi selisih persediaan awal dan akhir dengan suatu bilangan tertentu
     sehingga diperoleh bilangan yang bulat
Mengingat kelemahan pada cara pertama maka dipilih cara kedua yakni Menghitung rata-rata selisih persatuan
waktu yang sekiranya dapat diperoleh angka yang BULAT dan MUDAH
Menghitung rata-rata selisih persatuan waktu  yang BULAT dan MUDAH
Supaya diperoleh angka BULAT dan MUDAH dipilih hanya 5 bulan dengan pertimbangan jumlah bulan yang
penjualannya tinggi ada 5 bulan, sehingga
= 500/5 = 100
Selisih tersebut dialokasikan ke bulan Januari s/d Mei.
Langkah 4. Menyajikan Anggaran Produksidalam Format Tabel
 Membuat Tabel Anggaran Produksi yang disesuaikan dengan infromasi yang akan disajikan:

 Mengisi Tabel Anggaran Produksi dengan data-data yang sudah ada

 Melengkapi Tabel pada baris Persediaan Akhir


Pengisian dimulai dari bulan Desember. Karena hasil perhitungan selisih pada Langkah 2 adalah selisih positif 
dan dialokasikan pada 5 bulan Januari sd Mei, maka mulai bulan Mei persediaan akhir meningkat 100 hingga
bulan Januari

 Melengkapi Tabel pada baris Persediaan Awal bulan Januari s/d Desember
 Melengkapi Tabel Pada Baris Jumlah untuk Bulan Januari

 Melengkapi tabel pada Baris Tingkat Produksi pada bulan Januari

 Melengkapi Tabel baris  Jumlah dan Tingkat Produksi untuk bulan Februari sampai Desember,
sehingga hasil selengkapnya sbb:

Contoh Pendekatan Stabilitas Produksi Dalam Penyusunan Anggaran Produksi

Oleh Hendra Poerwanto

PT GM akan membuat Anggaran Produksi untuk tahun 20XY. Berikut Data dan informasi yang dimiliki untuk
dijadikan dasar menyusun Anggaran produksi.
 Rencana Penjualan yang dicuplik dari Anggaran Penjualan PT GM tahun 20XY

 Kebijakan Tingkat Persediaan th 20XY adalah sebagai berikut:


Persediaan awal tahun = 2.000 unit
Persediaan akhir tahun = 1.500 unit

Berdasarkan Data dan Informasi Tersebut di atas PT GM hendak membuat Anggaran Produksi yang
mengutamakan Stabilitas Produksi

Berikut langkah-langkah membuat Anggaran Produksi yang mengutamakan Stabilitas Produksi adalah sbb:

Langkah 1. Menghitung Tingkat Produksi satu tahun untuk tahun 20XY

Langkah 2 Melakukan Alokasi produksi ke satuan waktu yang diinginkan


(Dalam kasus ini satuan waktunya adalah bulanan)
    
Pengalokasian tingkat produksi setiap bulan dapat dilakukan dengan salah satu cara dari dua cara berikut:
1. Membagi tingkat produksi per tahun dengan jumlah satuan waktu (bulanan =12, mingguan 54, triwulan=4,
catur wulan =3), dimana hasil bagi tersebut langsung dipakai sebagai tingkat produksi per satuan waktu
        Produksi selama 1 tahun = 13.700 unit
        Produksi rata-rata selama 1 bulan = 13.700/12 = 1.141.67 unit

Kelemahan cara pertama ini adalah sering diperoleh angka produksi rata-rata yang tidak bulat sehingga sukar
diiplementasikan. Oleh karena itu, langkah 2 berikut ini menjadi alternatif untuk mengatasi kesulitan yang
timbul sehubungan dengan penggunaan  cara pertama
2. Membagi tingkat produksi per tahun sedemikian rupa sehingga dihasilkan bilangan-bilangan bulat dan mudah
untuk dilaksanakan secara tepat. Kelebihan hasil pembagian dialokasikan ke bulan-bulan dimana tingkat
penjualannya tinggi.
Produksi rata-rata per bulan = 1.141,67 unit.
Bilangan bulat yang paling mudah untuk digunakan adalah 1.100 unit.
Apabila produksi per bulan 1.400 unit,
maka kekurangannya adalah 13.700 – (12 x 1.100) = 100 unit.

Selanjutnya, kekurangan 100 unit dialokasikan kepada bulan-bulan dimana tingkat penjualannya
tertinggi,yakni :
-Januari dengan tingkat penjualan 1.500 unit
-Februari dengan tingkat penjualan 1.600unit
-Maret dengan tingkat penjualan 1.600 unit
-April dengan tingkat penjualan 1.400 unit
-Desember dengan tingkat penjualan 1.400 unit

Sehingga kelima bulan tersebut masing-masing akan mendapatkan tambahan sebanyak


100/5 x 1 unit = 100 unit.

Dengan demikian secara keseluruhan adalah :


-5 bulan (Januari, Februari, Maret, April, Desember) masing-masing
                       5 x (1.100 + 100 )=5 x 1.200 unit    =6.000 unit
-7 bulan (Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November) masing-masing
                        7 x 1.400 unit                                =7.700 unit(+)
                                        JUMLAH             = 13.700 unit

Langkah 3 Menyajikan Anggaran Produksi dalam format Tabel


Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
 Membuat Format Tabel yang disesuaikan dengan  Informasi yang Perlu Ditampilkan

 Mengisi Tabel dengan informasi yang telah tersedia yakni: Penjualan, Persediaan awal tahun,
Persediaan akhir tahun, dan Tingkat produksi bulanan

 Melengkapi tabel yang perhitungannya dimulai dari bulan Desember.


Menghitung Tingkat Kebutuhan
Tingkat Kebutuhan = Rencana Penjualan + Persediaan Akhir = 1.400 + 1.500 = 2.900

Menghitung Persediaan Awal


Persediaan Awal = Tingkat Kebutuhan - Rencana Produksi = 2.900 - 1.200 = 1.700

Selanjutnya Persedian Awal bulan Desember merupakan Persediaan Akhir bulan November sehingga
Persediaan Akhir bulan Novemer sebesar 1.700. Dengan cara yang sama seluruh isian tabel dilengkapi.

Anda mungkin juga menyukai