OLEH
KELOMPOK 2 :
NABILA (20.023.61.210.064)
WULANDARI (20.023.61.201.063)
IREN MARSELA (20.023.61.201.047)
RINIYANTI BAHAR (20.023.61.201.061)
ERIN GRACE TISYA (20.023.61.201.074)
PUTRI RESKI UTAMA (20.023.61.201.055)
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
BAB II............................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................3
A. Definisi Anggaran Konvensional.................................................3
B. Metode Perpisahan Biaya Semivariabel.......................................3
C. Metode Korelasi...........................................................................5
D. Metode Titik Tertinggi dan Terendah..........................................8
E. Langkah Penyusunan Anggaran Biaya Produksi.......................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Anggaran variabel (variable budget) adalah anggaran yang disusun
berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya
merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat
aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Anggaran variabel disebut juga dengan
anggaran fleksibel. b. Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang
disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut
juga anggaran statis.
Metode penghargapokokan tradisional (traditional costing) atau
penghagapokukan konvensional (conventional costing) terbagi atas metode
penghargepokokan penuh dan metode penghargapokokan variabel. Metode
penghargapokakan penuh (full conting disebut juga dengan metode
penghargapokokan fungsional (functional costing) karena dalam metode ini
biaya (beban) digolongkan berdasarkan fungsi yang terdapat dalam
organisasi, contoh: pada fungsi produksi (pabrik) terdapat biaya pabrik yang
meniad tanggung manajer pabrik, pada fungsi penjualan terdapat biaya
penmalar yang menjadi tanggung jawab manajer perjualan (manajer
pemasaran), paca fungsi umum terdapat biaya administrasi dan umum yang
menjadi tanggung jawab manajer umum.
Dikatakan penghargaan penuh karena seluruh unsur harga pokok
produk diakui sebagai harga pokok produk, yaitu meliputi biaya bahan baku
(BBB), biaya tenaga kerja langsung (BTKL), biaya overhead pabrik (BOP),
baik BOP tetap maupun BOP variabel. Metode perpokokan penuh biasanya
digunakan pada akunting keuangan (financial accounting), tetapi dapat juga
digunakan pada akunting manajemen (managerial accounting).
B. Rumusan Masalah
2
2. Apa saja pengertian metode pemisahan semi variabel?
3. Apa pengertian pengertian dari titik tertinggi dan terendah?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
OLEH karena dalam metode penghargapokokan variabel hanya
terdapat dua macam biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel, tetapi dalam
kenyataan terdapat biaya semivariabel maka biaya semivariabel harus
dipisahkan secara tegas antara biaya tetap dengan biaya variabel.
Metode biaya berjaga (stanby cost method) dalam dunia nyata sulit
diterapkan karena tidak beroperasinya pabrik selama menjaga biaya tetap
merugikan perusahaan. Sebagai contoh, biaya listrik pabrik setahun Rp
3.500.000, listrik pabrik tersebut digunakan untuk penerangan pabrik dan
juga untuk menggerakkan mesin dan peralatan pabrik. Biaya listrik untuk
5
penerangan pabrik merupakan biaya tetap karena pabrik selalu
memanfaatkan lapa sebagai penerangan baik saat berproduksi maupun tidak
berproduksi. Biaya listrik untuk menggerakkan mesin dan peralatan pabrik
merupakan biaya variabel karena bil perusahaan tidak berpedaka maka
biaya listrik untuk menggerakkan mesin dan peralatan pabrik tidak ada.
Biaya semivariabel tersebut harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya
variabel dengan metode biaya berjaga.
E. Metode Korelasi
1. Definisi Korelasi
Teknik korelasi merupakan teknik analisis yang melihat kecenderungan
pola dalam satu variabel berdasarkan kecenderungan pola dalam
variabel yang lain. Maksudnya, ketika satu variabel memiliki
kecenderungan untuk naik maka kita melihat kecenderungan dalam
variabel yang lain apakah juga naik atau turun atau tidak menentu. Jika
kecenderungan dalam satu variabel selalu diikuti oleh kecenderungan
dalam variabel lain, kita dapat mengatakan bahwa kedua variabel ini
memiliki hubungan atau korelasi.
2. Jenis-Jenis Korelasi
Korelasi yang menyatakan tingkat hubungan variabel bebas dan
variabel terikat dapat dibedakan berdasarkan banyaknya variabel bebas
yang mempengaruhi nilai dari variabel terikat.
6
Korelasi Linier angka yang digunakan untuk menggambarkan
derajat hubungan ini disebut koefisien korelasi dengan lambang rxy. Teknik
yang paling sering digunakan untuk menghitung koefisien korelasi selama
ini adalah teknik Korelasi Product Momen Pearson. Teknik ini sebenarnya
tidak terbatas untukmenghitung koefisien korelasi dari variabel dengan
skala pengukuran interval saja,dan hanya saja interpretasi dari hasil
hitungnya harus dilakukan dengan hati-hati.
7
yang mendekati nol.Metode variabilitas korelasi ini menggunakan
fungsi matematis dibuat berdasarkan antara 2 variabel, yakni
variabel Y (Biaya) dan variabel X (satuan kegiatan).
Y = a + bX
∑ Y = na + b ∑ X
∑ XY = a ∑ X + b ∑ X 2
8
Y = a + bX
∑ Y = na + b ∑ X
∑ XY = a ∑ X + b ∑ X 2
9.165 = 7a + 5.010b
6.565.250 = 5.010a + 3.588.950 b
45.916.650 = 35.070a +
0 25.100.100b
45.956 .750=35.070 a+25.122.650 b
−40.100=−22.550 b
b = 1,778
a dihitung dari mensubtitusikan nilai b ke dalam salah satu persamaan dan
diperoleh 36,75.
Maka, Y = 36,75 + 1,778X
Artinya biaya tetap per bulan Rp 36,75 dan biaya variabelnya Rp 1,778
Apabila bulan selanjutnya unit yang diproduksi sebanyak 760 mana
perkiraan biayanya,
Y = 36,75 + 1,778(760) = 1.338
Metode titik tertinggi dan terendah (high and low point method)
merupakan metode untuk memisahkan biaya semivariabel menjadi biaya
variabel dan biaya tetap dengan cara mencari selisih antara tingkat biaya dan
satuan tertinggi dengan tingkat biaya dan satuan terendah. Metode titik
tertinggi dan terendah memiliki keunggulan dan kelemahan.
9
Keunggulannya adalah Metode ini sangat sederhana sehingga mudah
dihitungdan dipakai. Sedangkan Kelemahannya adalah Kurang teliti dan
cermat, karena hanyadidasarkan pada dua tingkatan kapasitas yang ekstrim,
yaitu tertinggi dan terendah,tingkatan kapasitas yang lain tidak
dipertimbangkan.
10
Tabel 1.1
Biaya
Keterangan Jam Mesin
pemeliharaan
Tertinggi 100 jam Rp. 1,300
Terendah 30 jam Rp. 600
Selisih 70 jam Rp. 700
11
5 80 jam Rp. 1.100 Rp. 300 Rp. 800
6 100 jam Rp. 1.300 Rp. 300 Rp. 1.000
∑ . 360 jam Rp. 5.400 Rp. 1.800 Rp. 3.600
Pada bulan ke-6 jam mesin naik 20 jam (100 jam – 80 jam) atau naik 25%
(20 jam ÷ 80 jam). Biaya variabel juga naik Rp. 200 (Rp 1.000 – Rp atau
naik 20% (Rp 200 ÷ Rp 800).
DATA
DATA PRODUKSI
PRODUKSI
Produk diproses DATA
PRODUKSI
Produk dalam proses awal DATA
PRODUKSI
Produk masuk
BIAYA PRODUKSI produk periode ini
Keterangan:
DIBEBANKAN = arus proses
= arus
BBB Biaya Utama hubungan
BTKL
BOP Biaya Konvensi (BK)
BIAYA PRODUKSI
DIPERHITUNGKAN
12
Tahap pertama, menyusun data produk dalam unit berupa data produk
dihasilkan dan produk diproses. Produk diproses berupa data produk dalam
proses awal dan produk masuk produksi periode ini. Produk dihasilkan
berupa data produk jadi dan produc dalam proses akhir. Berdasarkan data
produk dalam unit tersebut dibuat perhitungan unit ekuivalen dengan
menggunakan metode rata-rata atau metode MPXP.
13
DAFTAR PUSTAKA