Anda di halaman 1dari 16

PENYUSUNAN ANGGARAN KONVENSIONAL

OLEH
KELOMPOK 2 :

NABILA (20.023.61.210.064)
WULANDARI (20.023.61.201.063)
IREN MARSELA (20.023.61.201.047)
RINIYANTI BAHAR (20.023.61.201.061)
ERIN GRACE TISYA (20.023.61.201.074)
PUTRI RESKI UTAMA (20.023.61.201.055)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA
PALOPO
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
BAB II............................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................3
A. Definisi Anggaran Konvensional.................................................3
B. Metode Perpisahan Biaya Semivariabel.......................................3
C. Metode Korelasi...........................................................................5
D. Metode Titik Tertinggi dan Terendah..........................................8
E. Langkah Penyusunan Anggaran Biaya Produksi.......................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anggaran merupakan salah satu alat bantu bagi manajemen dalam


melaksanakan fungsinya terutama dalam perencanaan dan pengendalian.
Nilai suatu anggaran tergantung pada perencanaan dan pengendalian
anggaran, apabila terjadi penyimpangan atas pelaksanaan anggaran
dikarenakan terlalu tinggi dalam penetapannya. maka diperlukan cara untuk
mengendalikannya yaitu dengan cara meninjau kembali hasil penetapan
anggaran sebelumnya sehingga pada saat pelaksanaan dapat terwujud
dengan baik serta dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan dalam
pelaksanakan perencanaan dan pengendalian anggaran tersebut Sehingga
pada periode yang akan datang dapat dijadikan sebagai kebaikan yang
positif Anggaran juga merupakan alat bantu bagi perusahaan dalam
mencapai tujuan utamanya.
Pengertian anggaran Nafarin (2009:11) menjelaskan Anggaran
(budget) adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya
dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan
barang/jasa. Menurut Bustami Bastian dan Nurlela (2007:1) dalam bukunya
Akuntansi Biaya yang mendefinisikan anggaran adalah pernyataan-
pernyataan 11 dalam kuantitas yang dinyatakan secara formal, disusun
secara sistematis, dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka
waktu tertentu dimasa yang datang.

1
Anggaran variabel (variable budget) adalah anggaran yang disusun
berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya
merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat
aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Anggaran variabel disebut juga dengan
anggaran fleksibel. b. Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang
disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut
juga anggaran statis.
Metode penghargapokokan tradisional (traditional costing) atau
penghagapokukan konvensional (conventional costing) terbagi atas metode
penghargepokokan penuh dan metode penghargapokokan variabel. Metode
penghargapokakan penuh (full conting disebut juga dengan metode
penghargapokokan fungsional (functional costing) karena dalam metode ini
biaya (beban) digolongkan berdasarkan fungsi yang terdapat dalam
organisasi, contoh: pada fungsi produksi (pabrik) terdapat biaya pabrik yang
meniad tanggung manajer pabrik, pada fungsi penjualan terdapat biaya
penmalar yang menjadi tanggung jawab manajer perjualan (manajer
pemasaran), paca fungsi umum terdapat biaya administrasi dan umum yang
menjadi tanggung jawab manajer umum.
Dikatakan penghargaan penuh karena seluruh unsur harga pokok
produk diakui sebagai harga pokok produk, yaitu meliputi biaya bahan baku
(BBB), biaya tenaga kerja langsung (BTKL), biaya overhead pabrik (BOP),
baik BOP tetap maupun BOP variabel. Metode perpokokan penuh biasanya
digunakan pada akunting keuangan (financial accounting), tetapi dapat juga
digunakan pada akunting manajemen (managerial accounting).

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi anggaran konvensional?

2
2. Apa saja pengertian metode pemisahan semi variabel?
3. Apa pengertian pengertian dari titik tertinggi dan terendah?

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

C. Definisi Anggaran Konvensional

Sistem anggaran konvensional atau penghargapokokan tradisional


(Traditional budgeting system) adalah suatu cara menyusun anggaran yang
tidak didasarkan atas pemikiran dan analisa rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penyusunannya
lebih didasarkan pada kebutuhan untuk belanja atau pengeluaran.

Dalam sistem ini, perhatian lebih banyak ditekankan pada


pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran secara akuntansi yang meliputi
pelaksanaan anggaran, pengawasan anggaran dan penyusunan
pembukuannya. Pengelompokan pos-pos anggaran didasarkan atas obyek-
obyek pengeluaran, sedangkan distribusi anggaran didasarkan atas jatah
tiap-tiap departemen/lembaga. Dasar pemikirannya adalah setiap
pengeluaran negara harus didasarkan pada perhitungan dan penelitian yang
ketat agar tidak terjadi pemborosan dan penyimpangan atas dana yang
terbatas.

Anggaran konvensional merupakan pendekatan yang paling banyak


digunakan di negara berkembang. Terdapat dua ciri utama dalam
pendekatan ini, yaitu: (a) cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas
pendekatan incrementalism dan (b) struktur dan susunan anggaran yang
besifat line-item.

D. Metode Perpisahan Biaya Semivariabel

4
OLEH karena dalam metode penghargapokokan variabel hanya
terdapat dua macam biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel, tetapi dalam
kenyataan terdapat biaya semivariabel maka biaya semivariabel harus
dipisahkan secara tegas antara biaya tetap dengan biaya variabel.

Biaya semivariabel (semivariable cost) adalah biaya yang jumlahnya


berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya
semivariabel mempunyai unsur biaya variabel dan unsur biaya tetap,
sehingga biaya semivariabel disebut juga dengan biay campuran (mixed
cost). Terdapat beberapa metode pemisahan biaya semivariabel, antars Lain:
metode perkiraan langsung metode biaya berjaga, metode korelasi, serta
metode titik tertinggi dan terendah.

a. Metode Perkiraan Langsung

Metode perkiraan langsung (direct forecast method) digunakan apabila


perusahaan mempunyai data historis, tetapi tidak dapat dipakai untuk masa
yang akan datang ata perusahaan baru berdiri sehingga belum mempunyai
data. Dengan demikian, untuk menetapkan pemisahan biaya semivariabel
menjadi biaya tetap dan biaya variabel diperlukan perkiraan langsung dari
seorang perencana yang berpengalaman.

b. Metode Biaya Berjaga

Metode biaya berjaga (stanby cost method) dalam dunia nyata sulit
diterapkan karena tidak beroperasinya pabrik selama menjaga biaya tetap
merugikan perusahaan. Sebagai contoh, biaya listrik pabrik setahun Rp
3.500.000, listrik pabrik tersebut digunakan untuk penerangan pabrik dan
juga untuk menggerakkan mesin dan peralatan pabrik. Biaya listrik untuk

5
penerangan pabrik merupakan biaya tetap karena pabrik selalu
memanfaatkan lapa sebagai penerangan baik saat berproduksi maupun tidak
berproduksi. Biaya listrik untuk menggerakkan mesin dan peralatan pabrik
merupakan biaya variabel karena bil perusahaan tidak berpedaka maka
biaya listrik untuk menggerakkan mesin dan peralatan pabrik tidak ada.
Biaya semivariabel tersebut harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya
variabel dengan metode biaya berjaga.

E. Metode Korelasi

1. Definisi Korelasi
Teknik korelasi merupakan teknik analisis yang melihat kecenderungan
pola dalam satu variabel berdasarkan kecenderungan pola dalam
variabel yang lain. Maksudnya, ketika satu variabel memiliki
kecenderungan untuk naik maka kita melihat kecenderungan dalam
variabel yang lain apakah juga naik atau turun atau tidak menentu. Jika
kecenderungan dalam satu variabel selalu diikuti oleh kecenderungan
dalam variabel lain, kita dapat mengatakan bahwa kedua variabel ini
memiliki hubungan atau korelasi.

2. Jenis-Jenis Korelasi
Korelasi yang menyatakan tingkat hubungan variabel bebas dan
variabel terikat dapat dibedakan berdasarkan banyaknya variabel bebas
yang mempengaruhi nilai dari variabel terikat.

6
Korelasi Linier angka yang digunakan untuk menggambarkan
derajat hubungan ini disebut koefisien korelasi dengan lambang rxy. Teknik
yang paling sering digunakan untuk menghitung koefisien korelasi selama
ini adalah teknik Korelasi Product Momen Pearson. Teknik ini sebenarnya
tidak terbatas untukmenghitung koefisien korelasi dari variabel dengan
skala pengukuran interval saja,dan hanya saja interpretasi dari hasil
hitungnya harus dilakukan dengan hati-hati.

Pemikiran utama korelasi product momen adalah seperti ini :

1. kenaikan kuantitas dari suatu variabel diikuti dengan kenaikan


kuantitas darivariabel lain, maka dapat kita katakan kedua variabel
ini memiliki korelasi yang positif.
2. Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel sama besar atau
mendekati besarnya kenaikan kuantitas dari suatu variabel lain
dalam satuan SD, maka korelasi kedua variabel akan mendekati
3. Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel diikuti dengan penurunan
kuantitas dari variabel lain, maka dapat kita katakan kedua variabel
ini memiliki korelasi yang negatif.
4. Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel sama besar atau
mendekati besarnya penurunan kuantitas dari variabel lain dalam
satuan SD, maka korelasi kedua variabelakan mendekati
5. Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel diikuti oleh kenaikan dan
penurunan kuantitas secara random dari variabel lain atau jika
kenaikan suatu variabel tidak diikuti oleh kenaikan atau penurunan
kuantitas variabel lain (nilai dari variabel lainstabil), maka dapat
dikatakan kedua variabel itu tidak berkorelasi atau memiliki korelasi

7
yang mendekati nol.Metode variabilitas korelasi ini menggunakan
fungsi matematis dibuat berdasarkan antara 2 variabel, yakni
variabel Y (Biaya) dan variabel X (satuan kegiatan).

Rumus variabilitas metode korelasi :

Y = a + bX
∑ Y = na + b ∑ X
∑ XY = a ∑ X + b ∑ X 2

Contoh :Berikut data biaya produksi perusahaan OKE dalam 7 bulan


terakhir:

Tentukan besarnya biaya variable dan tetapperbulannya dan apabila bulan


selanjutnya unit yang diproduksi 760 maka berapa perkiraan biayanya !
Penyelesaian:

8
Y = a + bX
∑ Y = na + b ∑ X
∑ XY = a ∑ X + b ∑ X 2
9.165 = 7a + 5.010b
6.565.250 = 5.010a + 3.588.950 b
45.916.650 = 35.070a +
0 25.100.100b
45.956 .750=35.070 a+25.122.650 b
−40.100=−22.550 b
b = 1,778
a dihitung dari mensubtitusikan nilai b ke dalam salah satu persamaan dan
diperoleh 36,75.
Maka, Y = 36,75 + 1,778X
Artinya biaya tetap per bulan Rp 36,75 dan biaya variabelnya Rp 1,778
Apabila bulan selanjutnya unit yang diproduksi sebanyak 760 mana
perkiraan biayanya,
Y = 36,75 + 1,778(760) = 1.338

F. Metode Titik Tertinggi dan Terendah

Metode titik tertinggi dan terendah (high and low point method)
merupakan metode untuk memisahkan biaya semivariabel menjadi biaya
variabel dan biaya tetap dengan cara mencari selisih antara tingkat biaya dan
satuan tertinggi dengan tingkat biaya dan satuan terendah. Metode titik
tertinggi dan terendah memiliki keunggulan dan kelemahan.

9
Keunggulannya adalah Metode ini sangat sederhana sehingga mudah
dihitungdan dipakai. Sedangkan Kelemahannya adalah Kurang teliti dan
cermat, karena hanyadidasarkan pada dua tingkatan kapasitas yang ekstrim,
yaitu tertinggi dan terendah,tingkatan kapasitas yang lain tidak
dipertimbangkan.

Perbedaan antara kedua titik tersebut disebabkan karena adanya


perubahankapasitas dan besarnya tarif biaya variabel satuan, sehingga
persamaan Y = a + b(x) dapat ditentukan.

Dalam metode titik tertinggi dan terendah untuk memperkirakan


biaya dilakukan dengan cara membandingkan biaya pada aktivitas tertinggi
(maksimum) dengan aktivitas terendah (minimum).

Relevant range adalah suatu interval yang menjadi batas berlakunya


anggaran variabel yang akan disusun. Interval tersebut perlu ditetapkan
karena biaya dalam jangka panjang juga berubah. Anggaran variabel adalah
anggaran yang dapat berubah-ubah sesuai dengan volume produksinya.
Semakin besar volume produksi maka besar pula biaya variabel yang
dikeluarkan perusahaan dan begitu juga sebaliknya.

10
Tabel 1.1

Biaya
Keterangan Jam Mesin
pemeliharaan
Tertinggi 100 jam Rp. 1,300
Terendah 30 jam Rp. 600
Selisih 70 jam Rp. 700

Biaya variabel pemeliharasan mesin per jam:


Rp. 700 ÷ 70 jam = Rp 10
Biaya tetap pemeliharaan mesin
= Rp. 600 – (30 × Rp.10)
= Rp. 300
Berdasarkan perhitungas metode kordasi dan metode titik tertinggi dan
terendah, biaya tetap sebulan Rp 300. Dengan demikian, biaya tetap dan
biaya variabel pemeliharaan mesin tiap bulan dapat dihitung seperti Tabel
1.2.
Jam mesin naik 10 jam (dari 30 jam menjadi 40 jam) atau naik 33,33% (10
jam ÷ 30 jam). Biaya variabel naik Rp 100 (Rp 400-Rp 300) atau 33,33%
atau 33,33% (100÷ Rp 300).
Tabel 1.2
Biaya Pemeliharaan Mesin
Bulan Jam Mesin
Jumlah Biaya Tetap Biaya Variabel
1 30 jam Rp. 600 Rp. 300 Rp. 300
2 40 jam Rp. 700 Rp. 300 Rp. 400
3 50 jam Rp. 800 Rp. 300 Rp. 500
4 60 jam Rp. 900 Rp. 300 Rp. 600

11
5 80 jam Rp. 1.100 Rp. 300 Rp. 800
6 100 jam Rp. 1.300 Rp. 300 Rp. 1.000
 ∑ . 360 jam Rp. 5.400 Rp. 1.800 Rp. 3.600

Pada bulan ke-6 jam mesin naik 20 jam (100 jam – 80 jam) atau naik 25%
(20 jam ÷ 80 jam). Biaya variabel juga naik Rp. 200 (Rp 1.000 – Rp atau
naik 20% (Rp 200 ÷ Rp 800).

G. Langkah Penyusunan Anggaran Biaya Produksi


Adapun langkah untuk menyusun anggaran biaya produksi dalam metode
harga pokok proses dapat dijelaskan melalui gambar dibawah.

DATA
DATA PRODUKSI
PRODUKSI
Produk diproses DATA
PRODUKSI
Produk dalam proses awal DATA
PRODUKSI
Produk masuk
BIAYA PRODUKSI produk periode ini
Keterangan:
DIBEBANKAN = arus proses
= arus
BBB Biaya Utama hubungan
BTKL
BOP Biaya Konvensi (BK)

BIAYA PRODUKSI
DIPERHITUNGKAN

12
Tahap pertama, menyusun data produk dalam unit berupa data produk
dihasilkan dan produk diproses. Produk diproses berupa data produk dalam
proses awal dan produk masuk produksi periode ini. Produk dihasilkan
berupa data produk jadi dan produc dalam proses akhir. Berdasarkan data
produk dalam unit tersebut dibuat perhitungan unit ekuivalen dengan
menggunakan metode rata-rata atau metode MPXP.

Tahap kedua, menyusun biaya produksi dibebankan untuk menghitung


biaya produk diproses berupa biaya produk dalam proses awal dan produk
masuk produksi periode ini. Pada tahap menyusun biaya produksi
dibebankan ini dikumpulkan data harga pokok produk dalam proses awal
meliputi BBB (biaya bahan baku), BTKL (biaya tenaga kerja Langsung),
BOP (biaya overhead pabrik), serta dikumpulkan bays pabrik meliputi BBB
BTKI, BOP. Harga pokok produk dalam proses awal ditambah biaya pabrik
disebut biaya produksi dibebankan. Berdasarkan perhitungan unit ekuivalen
dari data produksi dan data biaya (harga pokok) yang telah dikumpulkan,
kemudian dihitung harga pokok produk per unit.

Tahap ketiga, menyusun biaya produksi diperhitungkan untuk


menghitung biaya produk selesai dan produk dalam proses akhir.
Berdasarkan data yang terdapat pada data produk dalam unit den data
perhitungan harga pokok produk per unit, kemudian dihitung harga pokok
produk jadi dan sediaan dalam proses akhir disebut biaya produksi
diperhitungkan. Jumlah biaya produk diperhitungkan sama besarnya dengan
jumlah biaya produksi dibebankan.

13
DAFTAR PUSTAKA

M. Nafarin. Pengaggaran Perusahaan : Edisi 3


Fauziyah, Wardah. 2013. Anggaran Tradisional atau Anggaran
Konvensional.
Rina. 2010. Anggaran Konvensional vs Anggaran Berbasis Kinerja (ABK)
From : https://www.scribd.com/doc/28142124/Anggaran-
Konvensional-vs-Anggaran-Berbasis-Kinerja
Helmi, Faula S. 2021. Penganggaran Penyusunan Anggaran Konvensional
Universitas Jambi
Anthony Dearden,1980. Sistem Pengendalian Manajemen. Penerbit:
Erlangga Jakarta
Hasan Fauzi, Drs, M.B.A, Ak, 1994. Sistem Pengendalian Manajemen.
Penerbit BPFE Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai