Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI BIAYA

“SISTEM BIAYA STANDAR METODE VARIABLE COSTING”

DISUSUN OLEH :

1. HADATIN PRANASTITI (A1B018055)


2. MAULIDYA SOFIANI (A1B018085)
3. MUH. SOHIBUL AKBAR (A1B018097)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat NYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makala agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengerian biaya standard dan variable costing…………………..
B. Keunggulan dan kelemahan variable costing…………………….
C. Tujuan penentuan variable costing………………………………..
D. .Komponen standar dalam metode variable costing.....................
E. Analisis selisih..............................................................................
F. Akuntansi biaya standar variable costing metode tunggal.............
G. .Akuntansi biaya standar variable costing metrode ganda.............
H. Penyajian laporan biaya produksi variable costing........................
I. Penyajian laporan laba rugi variable costing..................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................... .
B. Saran ...................................................................................................... .
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang

Didalam membebankan harga pokok kepada produk yang dapat digunakan salah satu
dari dua metode pembebanan harga produk. Yang pertama yaitu metode penentuan
harga pokok penuh (full costing) atau juga sering disebut dengan metode penentuan
harga pokok diserap (absorption costing). Yang kedua yaitu metode penentuan harga
pokok batas (marginal costing) perusahaan bisa menentukan metode mana yang akan
digunakan sesuai dengan kepentingan manajemen.

2. Rumusan masalah
a. Apakah pengertian variable costing?
b. Apakah keunggulan dan kelemahan variable costing?
c. Apakah tujuan penentuan variable costing?
d. Apakah komponen standar dalam metode variable costing?
e. Bagaimanakah analisis dalam sistem biaya standar dengan metode variable
costing?
f. Bagaiamanakah analisis selisihnya?
g. Bagaimanakah akutansi biaya standar dalam variable costing dengan metode
tunggal(single plan) dan metode ganda(partial plan)?
h. Bagaimanakah penyajian laporan biaya produksi dan laporan laba rugi variable
costing?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIAYA STANDAR DAN VARIABLE COSTING

1) Biaya standar
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor faktor lain tertentu

2) Variable costing
Penentuan harga pokok variabel (Variabel Costing) merupakan metode penentuan harga
pokok produk yang membebankan unsur biaya produksi yang berifat variabel saja. Unsur biaya
produksi bersifat tetap diperlakukan bukan sebagai harga pokok produk melainkan sebagai unsur
biaya periodik. Biaya periodik merupakan biaya yang lebih erat hubungannya dengan periode
akuntansi dari pada dengan produk yangdihasilkan dan umumnya biaya periodik bersifat tetap.

B. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN VARIABEL COSTING


Sebagai salah satu metode dalam penentuan harga pokok produk, variable costing
mempunyai keunggulan dan kelemahan. Secara umum keunggulan variable costing adalah
menutupi kelemahan full costing. Kelemahan utama variabel costing adalah tidak dapat
digunakan untuk pelaporan pada pihak ekstern perusahaan. Berikut ini akan dikemukakan
beberapa keunggulan dan kelemahan variabel costing.
1) Keunggulan Variabel Costing

a. Alat perencanaan operasi Rencana operasi atau rencana anggaran, meliputi semua aspek
operasi dimasa yangakan datang yang dirancang untung mencapai sasaran laba yang telah
ditetapkan. Dengan variabel costing lebih mudah menghimpun data untuk perencanaan labayang
telah ditetapkan. Tersedianya data tentang biaya variabel dan margin kontribusi memungkinkan
manajemen untuk mengambil keputusan secara cepat mengenai persoalan-persoalan biaya yang
dihadapi setiap hari.

b.Penetapan harga jual Harga jual produk yang ditetapkan oleh suatu perusahaan, tentu harga
jual dapat bersaing dipasaran. Penentuan harga jual yang dapat bersaing bukanlah suatu hal yang
mudah dilakukan. Harga jual yang terlalu tinggi dapat berakibat kalahnya perusahaan dalam
persaingan, sedangkan harga yang terlalu rendah dapat berakibat tidak tercapainya tujuan
perusahaan yaitu tercapainya laba pada tingkat yang dikehendaki. Dengan variabel costing
penetapan harga jual dapat lebih mudah dilakukan. Konsep margin kontribusi memudahkan
perusahaan untuk menentukan harga jual yang dapat menutup biaya-biaya tetap seperti biaya
gaji, biaya sewa, pajak dan lain sebagainya.
c. Penentuan titik impas atau peluang pokok Bila margin kontribusi dan biaya tetap diketahui
ada cara perhitungan yang sederhana untuk menentukan suatu keadaan perusahaan tidak
mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi. Istilah keadaan yang demikian dikenal dengan
peluang pokok atau impas atau Break Even.

d. Alat pengendalian manajemen Laporan-laporan yang didaftarkan pada variabel costing


jauh lebih efektif dari padafull costing untuk pengendalian manajemen. Hal ini disebabkan oleh
karena laporan-laporan tersebut dapat dihubungkan secara lebih langsung dengan sasaran laba
atau anggaran dalam periode yang bersangkutan. Penyimpangan dari standart yang ditentukan
dapat lebih mudah diketahui dan lebih cepat dibetulkan. Selain itu dengan variabel costing dapat
ditunjukan dengan jelas tanggung jawab sesuai dengan garis organisasi, pretasi individu daoat
dievaluasi dari periode yang berjalan.

2) Kelemahan Variabel Costing


a. Kesulitan dalam pemisahan biaya tetap dan variable Untuk dapat diterapkan variabel
costing, biaya semi variabel harus dipisahkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel. Secara
teoritis memang tidak sulit namun dalam praktiknya tidak sepenuhnya dapat diterapkan.

b. Tidak dapat diterima unuk pelaporan ekstern Dalam prinsip akuntansi indonesia 1984
(Ikatan Akuntan Indonesia) disebutkan bahwa “harga pokok barang yang diproduksi meliputi
semua biaya bahan baku langsung yang dipakai, upah langsung serta biaya produksi tidak
langsung, dengan memperhitungkan saldo awal dan saldo akhir barang dalam pengolahan”.
Hal ini berarti bahwa untuk perhitungan dan pelaporan biaya produksi didasarkan pada konsep
full costing.

C. TUJUAN PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL (VARIABLE COSTING)

Penentuan harga pokok variabel ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam
memperoleh informasi yang berorientasi pada pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu:

a. Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi (contribution margin) yang sangat
berguna untuk perencanaan laba melalui analisa hubungan biaya-volume-laba (cost-profit-
volume) dan untuk pengambilan keputusan (decision making) yang berhubungan dengan
kebijaksanaan manajemen jangka pendek.

b. Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-kondisi operasional yang sedang


berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi
tertentu dalam perusahaan.
Jika dihubungkan dengan pihak-pihak yang memakai laporan biaya, maka variabel
costing bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk pihak internal

Variabel costing digunakan untuk tujuan-tujuan:


 Perencanaan laba
 Penentuan harga jual produk
 Pengambilan keputusan oleh manajemen
 Pengendalian biaya

2. Untuk pihak eksternal

Meskipun tujuan utamanya untuk pihak internal, konsep variabel costing dapat pula
digunakan oleh pihak eksternal untuk tujuan:
 Penentuan harga pokok persediaan
 Penentuan laba

Tujuan eksternal tersebut hanya dapat dicapai apabila laporan yang disusun atas dasar
variabel costing disesuaikan dengan teknik-teknik tertentu, menjadi laporan yang disusun atas
dasar konsep harga pokok penuh (full costing), sebab konsep variabel costing tidak sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

D. KOMPONEN BIAYA STANDAR DALAM METODE VARIABLE COSTING

Variable costing menyajikan informasi biaya menurut prilaku biaya dalam


hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Oleh karena itu, biaya produksi dan
biaya non produksi dipisahkan kedalam biaya variable dan biaya tetap. Biaya produksi
standar terdiri dari komponen biaya berikut ini:

Biaya bahan baku standar Rpxx


Biaya tenaga kerja langsung standar xx
Biaya overhead pabrik variable standar xx
Total biaya produksi variable standar xx

E. ANALISIS SELISIH DALAM SISTEM BIAYA STANDAR DENGAN METODE


VARIABLE COSTING

Dalam metode variable costing tidak diperhitungkan biaya overhead pabrik tetap
kedalam harga pokok produk, analilsis biaya overhead pabrik dalam metode full costing
adalah berbeda dengan analisi biaya yang sama dalam metode variable costing. Dalam
metode variable costing, analisis selisih biaya overhead pabrik tidak memperhitungkan
selisih biaya yang disebabkan oleh unsure biaya overhead pabrik tetap, karna dalam biaya
produksi hanya diperhitungkan biaya produksi variable saja. Kapasitas yang
diperhitungkan dalam analisi, biaya ovehead pabrik adalah kapasitas standard an
kapasitas sesungguhnya, selisih pengeluaran biaya overhead pabrik variable (variable
overhead spending variance) dan selisih efisiensi biaya overhead pabrik variable (variable
overhead efficiency variance).
Selisih pengeluaran biaya overhead pabrik variable disebabkan oleh
penyimpangan tarif sesungguhnya biaya overhead pabrik variable dari tarif standar biaya
overhead pabrik variable, yang dihitung dengan rumus berikut ini:

Biaya overhead pabrik yang dianggarkan pada kapasitas


sesungguhnya yang dicapai
(tarif standar biaya overhead pabrik variable x
jam kerja sesungguhnya) Rpxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
(tarif standar biaya biaya overhead pabrik variable x
Jam kerja sesungguhnya) xx
Selisih pengeluaran biaya overhead pabrik variable Rpxx

Atau selisih pengeluaran biaya oberhead pabrik variable dapat dihitung dengan formula
sebagai berikut ini:

Slisih pengeluaran biaya overhead pabrik variable

= (Tarif standar biaya overhead pabrik variable – Tarif sesungguhnya biaya


overhead pabrik variable) x Jam kerja sesungguhnya.

Kapasitas sesungghnya Rpxx


Kapasitas standar xx
Selisih efisiensi (dalam satuan kapasitas) Rpxx
Taif biaya overhead pabrik variable xx
Selisih efisiensi biaya overhead pabrik variable Rpxx

Selisih efisiensi biaya overhead pabrik variable disebabkan oleh penyimpangan kapasitas
sesungguhnya dari kapasitas standar, yang dihitung dengan formula berikut ini :

Selisih efisiensi biaya overhead pabrik variable

= tarif standar biaya overhead pabrik variable x ( jam kerja standar - jam kerja
sesungguhnya)

Contoh

PT. Eliona berusaha dalam bisnis percetakan. Proses produksinya dilaksanakan


berdasarkan pesanan dari pelanggan. Metode penentuan harga pokok produk yang
digunakan adalah metode variable costing, karena menurut pertimbangan mnajemen
puncak, informasi biaya yang dihasilkan oleh metode penentuan harga pokok produk ini
sangat bermanfaat untuk perencanaan dan pengambilan keputusan jangka pendek.

Kapasitas produksi perbulan direncanakan 5200 jam tenaga kerja langsung. Transaksi
yang terjadi dalam bulan januari 20X1 adalah sebagai berikut :
1) Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1500kg @rp1100
2) Jumlah produk ysng diproduksi dan selesai diproses dalam bulan januari adalah
250 satuan dengan biaya produksi sesungguhnya sebagai berikut :

Biaya bahan baku 5 kg @ Rp 1000 Rp 5.000


Biaya tenaga kerja 20 jam @ Rp 500 10.000
Biaya overhead pabrik variable 20 jam@ Rp 200 8.000
Total Rp 23.000

3) Pesanan nomer 101,102,103,104 selesai diproses dalam bulan Januari 20X1 dan
semua pesanan diserahkan kepada pemesanan, kecuali pesanan nomer 104 dengan
harga jual berikut ini :
Pesanan # 101 Rp1.200.000
Pesanan # 102 Rp 3.200.000
Pesanan # 103 Rp 2.000.000
Total Rp 6.400.000

4) Biaya pemasaran yang sesungguhnya yang terjadi adalah sebesar Rp 4.000.000


yang terdiri dari biaya pemasaran variable sebesar Rp 250.000 dan biaya
pemasaran tetap sebesar Rp 150.000

5) Biaya administrasi dan umum yang sesungguhnya terjadi adalah sebesar Rp


300.000 yang terdiri dari biaya administrasi dan umum variable sebesar Rp
100.000 dan biaya administrasi dan umum tetap sebesar Rp 200.000.
 ANALISIS SELISIH

Berdasarkandata dalam contoh sebelumnya :

Selisih biaya bahan baku


Selisih harga bahan baku yang dipakai
[ Rp 1000 – Rp 1100 ] x 1050 kg = Rp 105.000 R
Selisih pemakaian bahan baku
[ Rp 1250 – 1050 ] x Rp1000 = Rp 200.000 L
Total selisih biaya bahan baku Rp 95000 L

Selisih biaya tenaga kerja langsung


Selisih tarif upah = [ Rp 500 – Rp 475 ] x 5100 jam = Rp 127.500 L
Selisih efisiensi upah = [ 5000 – 5100 ] x Rp 500 = Rp 50.000 R
Total selisih biaya tenaga kerja langsung Rp 77.500

Selisih biaya overhead pabrik


Selisih pengeluaran variable ( variable spending costing)
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 2.142.000
Biaya overhead pabrik yang dianggarkan pada jam
sesungguhnya dicapai 5100 jam x Rp 400 2.040.000
Selisih pengeluaran biaya overhead pabrik variable Rp 102.000 R

Selisih efisiensi biaya overhead pabrik variable


Jam standar 5000 jam
Jam sesungguhnya 5100 jam
Selisih efisiensi 100 jam
Tarif biaya overhead pabrik variable Rp 400/jam
Selisih efisiensi biaya overhead pabrik variable Rp 40.000 R
Total selisih biaya overhead pabrik Rp 142.000R

F. AKUNTANSI BIAYA TUNGGAL DALAM VARIABLE COSTING DENGAN


METODE TUNGGAL (SINGLE PLANT)

Dalam metode tunggal, rekening barang dalam proses di debit dengan hasil kali
kuantitas/jam standar dengan harga atau tarif standar, sehingga selisih dihitung dan
dicatat pada saat terjadinya. Berdasarkan data dalam contoh 1 akuntansi biaya standar
dalam metode variable costing dengan metode tunggal disjikan dalam uraian berikut ini. \

Pencatatan pemakaian bahan baku


Pemakaian bahan baku dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Barang dalam proses biaya bahan baku Rp 1.250.000
Persediaan bahan baku Rp 1.050.000
Selisih efisiensi bahan baku Rp 200.000

Selisih harga bahan baku yang dipakai Rp 105.000


Selisih harga bahan baku yang dibeli Rp 105.000

Pencatatan biaya tenaga kerja


Pencatatan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan 20X1 adalah sebagai berikut:
Barang dalam proses biaya tenaga kerja langsung Rp 2.500.000
Selisih efisiensi upah Rp 50.000
Selisih tarif upah Rp 127.500
Gaji dan upah Rp 2.422.500

Pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik variable kepada produk


Pembebanan biaya overhead pabrik variable kepada tiap pesanan adalah sebagai berikut:
Barang dalam proses biaya overhead pabrik variable Rp 2.000.000
Biaya overhead pabrik variable yang dibebankan Rp 2.000.000

Pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi


Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 3.650.000
Berbagai rekening yang dikredit Rp 3.650.000

Pencatatan pemecahan biaya overhead pabrik sesungguhnya menurut prilakunya


Pencatatn biaya overhead pabrik menjadi biaya variable dan biaya tetap dilakukan
sebagai berikut:
Biaya overhead pabrik variable sesungguhnya Rp 2.142.500
Biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya Rp 1.508.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 3.650.000

Penutupan rekening biaya overhead pabrik variableyang dibebankan


Penutupan rekening biaya overhead pabrik variable yang dibebankan dicatat dengan
jurnal sebagai berikut:
Biaya overhead pabrik variable yang dibebankan Rp 2.000.000
Biaya overhead pabrik variable sesungguhnya Rp 2.000.000

Pencatatan selisih biaya overhead pabrik variable


Selisih biaya overhead pabrik variable yang terjadi dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Selisih pengeluaran biaya overhead pabrik variable Rp 102.000
Selisih efisiensi biaya overhead pabrik variable Rp 40.000
Biaya overhead pabrik variable sesungguhnya Rp 142.000

Pencatatan harga pokok produk jadi


Harga pokok pesanan yang telah selelsai dicatat sebagai berikut:
Persediaan produk jadi Rp 5.750.000
Barang dalam proses biaya bahan baku Rp 1.250.000
Barang dalam proses tenaga kerja langsung Rp 2.500.000
Barang dalam proses biaya overhead pabrik variable Rp 2.000.000
Pencatatan penyerahan produk kepada pememsanan
Hasil penjualan pesanan yang diserahkan kepada pememsan tersebut dicatat sebagai
berikut:
Kas atau piutang Rp 6.400.000
Hasil penjualan Rp 6.400.000
Harga pokok pesana yang diserahkan kepada pemesanan tersebut dicatat sebagai berikut:
Harga pokok penjualan Rp. 3.841.000
Persediaan produk jadi Rp 3.841.000

Pencatatn biaya nonproduksi


Biaya produksi yang telah terjadi pada bulan januari 20X1 dicatat dengan jurnal sebagai
berikut:
Biaya pemasaran Rp 400.000
Biaya administrasi dan umum Rp 300.000
Berbagai rekekning yang dikredit Rp 265.000

Pembahasan biaya nonproduksi menurut prilakunya dicatat dengan jurnal:


Biaya pemasaran variable Rp 250.000
Biaya pemasaran tetap Rp 150.000
Biaya administrasi dan umum variable Rp 100.000
Biaya administrasi dan umu tetap Rp 300.000
Biaya pemasaran Rp 400.000
Biaya administrasi dan umum Rp 300.000

G. AKUNTANSI BIAYA STANDAR DALAM VARIABLE COSTING DENGAN


METODE GANDA (PARTIAL PLAN)

Berdasarkan data dalam contoh 1 berikut ini disajikan akuntansi biaya produksi variable
standar dalam metode variable costing dengan metode ganda. Akuntansi biaya overhead pabrik
tetap dan biaya nonproduksi (biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum) dalam metode
ganda tidk berbeda dengan akuntansi biaya-biaya tersebut dalam metode tunggal.

Pencatatan pemakaian bahan baku


Pemakaian bahan baku dengan jurnal sebagai berikut
Barang dalam proses biaya bahan baku Rp 1.050.000
Persediaan bahan baku Rp 1.050.000

Pencatatan biaya tenaga kerja


Pencatatn biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam bulan januari 20X1 adalah sebagai berikut:
Barang dalam proses biaya tenaga kerja langsung Rp 2.422.500
Gaji dan upah Rp 2.422.500
Pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik variable kepada produk
Pembebanan biaya overhead pabrik variable kepada tiap pesanan adalah sebagai berikut:
Barang dalam proses biaya overhead pabrik variable Rp 2.000.000
Biaya overhead pabrik variable yang dibebankan Rp 2.000.000

Pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi


Pencatatan pemecahan biaya overhead pabrik menjadi biaya variable dan biaya tetap dilakukan
sebagai berikut:
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 3.650.000
Biaya rekening yang dikredit Rp 3.650.000

Pencatatn pemecahan biaya overhead pabrik sesungguhnya menurut prilakunya


Pencatatan pemecahan biaya overhead pabrik menjadi biaya variable dan biaya tetap dilakukan
sebagai berikut:
Biaya overhead pabrik variable sesunggunya Rp 2.142.500
Biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya Rp 1.508.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 3.650.000

Penutupan Rekening Biaya Overhead Pabrik Variable Yang Dibebankan


Penutupan rekening biaya overhead pabrik variable yang dibebankan dicatat dengan jurnal
sebagai berikut:
Biaya overhead pabrik variable yang dibebankan Rp 2.000.000
Biaya overhead pabrik variable sesungguhnya Rp 2.000.000

Pencatatan harga pokok produksi jadi


harga pokok pesanan yang telah sellsai dicatat sebagai berikut:
persediaan produk jadi Rp 5.750.000
barang dalam proses biaya bahan baku Rp 1.250.000
barang dalam proses biaya tenaga kerja langsung Rp 2.500.000
barang dalam proses biaya overhead pabrik variable Rp 2.000.000

pencatatan selisih yang terjadi:


selisih biaya bahan baku
selisih biaya bahan baku dicatat sebagai berikut:
barang dalam proses biaya bahan baku Rp 95.000
selisih harga bahan baku yang dipakai Rp 105.000
selisih kuantitas bahan baku Rp 200.000

selisih biaya tenaga kerja langsung


selisih biaya tenaga kerja langsung dicatat sebagai berikut:
barang dalam proses biaya tenaga kerja Rp 77.500
selisih efisiensi upah Rp 50.000
selisish tarif upah Rp 127.500
selisih biaya overhead pabrik variable
selisih biaya overhead pabrik variable yang terjadi dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
selisih pengeluaran biaya overhead pabrik variable Rp 102.000
selisih efisiensi biaya overhead pabrik variable Rp 40.000
biaya overhead pabrik variable sesungguhya Rp 142.000

H. PENYAJIAN LAPORAN BIAYA PRODUKSI VARIABLE COSTING

Sistem biaya standar dalam variable costing bertujuan untuk menghasilkan laporan biaya
produksi yang memungkinkan manajer produksi mendapatkan umpan balik (feedback) mengenai
pelaksanaan biaya produksi standar yang telah ditetapkan, sehingga ia dapat menganalisis
efesiensi kegiatan produksinya.laporan biaya produksi berisi perbandingan biaya produksi
variable standar dengan biaya produksi variable sesungguhnya,dan analisisi selisih biaya produksi
variable.

I. PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI VARIABLE COSTING

Laporan laba rugi yang disajikan sistem biaya standar dengan metode variable costing
untuk kepentingan perencanaan laba jangka pendek dan pengambilan keputusan lain jangka
pendek memuat informasi biaya variable, laba kontribusi dan biaya tetap.selisih yang terjadi
dalam periode akuntansi disajikan dalam laporan laba rugi sebagai adjustment terhadap harga
pokok penjualan standar
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Variable costing menghasilkan informasi biaya yang dipisahkan menurut prilaku biaya
dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Oleh karena itu, jika metode
variable costing diterapkan dalam sistem biaya standar,biaya produksi standar hanya
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
variable saja. Dalam sistem biaya standar dengan metode variable costing, selisih biaya
bahan baku dan selisih biaya tenaga kerja langsung dianalisis menjadi selisih harga atau
tarif dan kuantitasatau efisisensi, seperti halnya dengan yang dilakukan dalam sistem
biaya standar dengan metode full costing.analisis selisih biaya overhead pabrik dalam
sistem biaya standar dengan metode variable costing adalah berbeda bila dibandingkan
dengan analisis selisih biaya overhead, pabrik dalam sistem biaya standar dengan metode
full costing. Selisih biaya overhead parik variable sesungguhnya dengan biaya overhead
pabrik variable dianalisis menjadi dua macam selisih: selisih pengeluaran biaya overhead
pabrik variable dan selisih efisiensi biaya overhead pabrik variable.selisih penegeluaran
biaya overhead pabrik variable adlah disebabkan pleh perbedaan tarif sesungguhnya
dengan tarif standar biaya overhead variable standar, sedngkan selisih efisisensi biaya
overhead pabrik vanabel adalah disebabkan oleh perbedaan jam kerja standar dengan jam
kerja sesungguhnya yang dipakai sebagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik
kepada produk

B. SARAN

Demikianlah isi pembahasan dari makalah ini, namun sebagai manusia yang tidak
sempurna kami menyadari bahwa ada banyak kesalahan-kesalahan serta kekurangan-
kekurangan yang terdapat didalamnya baik dari segi isi, pengetikan, dan kesalahan-
kesalahan lain yang terjadi, untuk itu kiranya bisa dimaklumi.
Namun demikian, segala masukan, tanggapan, saran serta kritikan yang bersifat
membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan dimasa depan. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. Edisi 5. Akuntansi biaya. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN


https://alfiqrimawaddahadinugraha.blogspot.com/2015/10/makalah-tentang-variabel-
costing.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai