Anda di halaman 1dari 12

ANGGARAN VARIABEL

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Penganggaran

Yang diampu oleh Ibu Sulastri S.Pd, M.SA

Oleh:

Amelia Nurlaily V.S. 180422623185

Awallia Misrina 180422623075

Cornelia Kristiana P. 180422623167

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN EKONOMI DAN STUDI AKUNTANSI

NOVEMBER 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam perkembangan dunia industri yang semakin pesat, permintaan pasar atas
barang atau jasa juga semakin besar pula. Perusahaan-perusahaan yang kecil
hingga besar harus semakin pandai dalam mengelola keuangan serta menyiapkan
anggaran yang baik dan tepat untuk masa depan perusahaan tersebut. Namun,
perlu disadari pula bahwa semakin besar perusahaan maka akan semakin banyak
masalah yang akan dihadapi. Manajemen pun harus mampu mengelola dan
mengawasi agar perusahaan mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta
memperoleh laba.

Dalam prakteknya, banyak dijumpai perusahaan yang mampu beroperasi tanpa


membuat suatu anggaran. Akan tetapi, tanpa menyusun suatu anggaran
perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja, kurang dapat
mengoptimalkan efisiensi dan produktivitas kerja, serta dapat memanfaatkan
perluasan usaha.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan anggaran variabel ?
2. Apa tujuan pembuatan anggaran variabel ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran variabel ?
4. Apa saja sifat-sifat biaya dalam anggaran variabel ?
5. Bagaimana pemilihan satuan dasar kegiatan dan relevant range ?
6. Apa saja metode- metode yang digunakan dalam perhitungan variabilitas
biaya?
7. Apa saja bentuk-bentuk anggaran variabel yang digunakan ?
8. Bagaimana manfaat penyusunan anggaran variabel ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian anggaran variabel
2. Untuk mengetahui tujuan pembuatan anggaran variabel
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran
variabel
4. Untuk mengetahui sifat-sifat biaya dalam anggaran variabel
5. Untuk mengetahui pemilihan satuan dasar kegiatan dan relevant range
6. Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan dalam perhitungan
variabilitas biaya
7. Untuk mengetahui bentuk-bentuk anggaran variabel yang digunakan
8. Untuk mengetahui manfaat penyusunan anggaran variabel
BAB II

ISI

2.1 Pengertian
Anggaran variabel merupakan anggaran yang disusun berdasarkan interval atau kisar,
kapasitas atau aktivitas tertentu yang pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang
dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat kegiatan yang berbeda.

Konsep anggaran variabel merupakan sebuah pendekatan yang lazim digunakan dalam
perencanaan dan pengawasan biaya, karena disini ditunjukan dengan tegas beban biaya
yang seharusnya dikeluarkan pada berbagai tingkat kegiatan. Dengan kata lain, anggaran
variabel dapat digunakan untuk pedoman perencanaan dan pengawasan biaya pada
berbagai tingkat kegiatan.

2.2 Tujuan
Tujuan pendekatan anggaran variabel yang utama adalah untuk menunjukan bagaimana
dan sampai sejauh mana biaya dipengaruhi oleh volume output. Dengan kata lain, budget
variabel merupakan rumus atau petunjuk yang mendasari bagaimana setiap elemen biaya
akan berubah sehubungan dengan adanya perubahan dalam volume, output, ataupun
tingkat kegiatan perusahaan. Hubungan tersebut akan ditunjukkan oleh anggaran variabel
dalam suatu relevant range tertentu. Relevant range merupakan suatu interval batas
berlakunya anggaran variabel yang disusun. Pada umumnya, biaya-biaya tersebut akan
bersifat tetap pada suatu relevant range tertentu dan akan berubah di luar range tersebut.
Hanya sedikit biaya yang betul-betul bersifat konstan dalam berbagi tingkat penggunaan
kapasitas dari nol sampai kapasitas penuh.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Variabel


Drs. M. Munandar menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam
penyusunan anggaran variabel :

1. Untuk biaya upah (gaji) tenaga kerja tidak langsung, banyak dipengaruhi oleh
sistem  pembayaran upah yang berlaku di perusahaan:
a. Apabila perusahaan memakai sistem upah menurut waktu, maka upah
tenaga kerja langsung tersebut merupakan biaya tetap (fixed cost), karena
besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan.  
b. Apabila perusahaan memakai sistem upah menurut unit hasil (output), maka
upah tenaga kerja tidak langsung tersebut merupakan biaya variabel
(variable cost), karena besar kecilnya tergantung pada aktivitas perusahaan,
yang dinyatakan dalam bentuk unit hasil (output).
c. Apabila perusahaan menggunakan sistem upah insentif, maka upah kerja
tidak langsung tersebut merupakan biaya semi-variabel, karena sebagian
dari upah tersebut mempunyai sifat tetap (unsur tetap), dan sebagian lagi
berupa insentif mempunyai sifat variabel( unsur variabel).

 
2. Untuk biaya bahan baku dipengaruhi oleh :
a. Teknologi proses produksi yang dimiliki dan dipakai oleh perusahaan.
b. Sifat atau tingkah laku biaya bahan baku tersebut, dalam kaitannya dengan
teknologi proses produksi yang dimiliki perusahaan.
c. Kondisi mesin-mesin dan peralatan yang dimiliki oleh perusahaan.

3. Untuk biaya pemeliharaan aktiva tetap(gedung,mesin,alat-alat, dan sebagainya)


banyak dipengaruhi oleh:
a. Kondisi aktiva tetap yang bersangkutan ditinjau dari sudut teknologis.  
b. Kondisi aktiva tetap yang bersangkutan ditinjau dari sudut umur
pemakaiannya.

4. Untuk biaya listrik, banyak dipengaruhi oleh:


a. Peraturan yang berlaku dan dikeluarkan oleh PLN.  
b. Kebutuhan tenaga listrik dari masing-masing mesin dan peralatan yang
dimiliki  perusahaan.

5. Untuk beban depresiasi aktiva tetap, banyak dipengaruhi oleh:


a. Harga (nilai) pembelian aktiva tetap yang bersangkutan.  
b. Umur ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan.
c. Nilai residu (salvage-value) aktiva tetap yang bersangkutan.
d. Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan.

6. Untuk biaya promosi banyak dipengaruhi oleh :


a. Jenis produk yang akan dijual oleh perusahaan.  
b. Keadaan persaingan di pasar.
c. Penguasaan pasar.
d. Tersedianya modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan
2.4 Sifat-sifat Biaya
Pembicaraan tentang anggaran variabel harus diikuti oleh adanya pengertian yang utuh
tentang sifat-sifat biaya. Sebelum itu perlu digaris bawahi bebrapa hal yang penting
dalam rangka penyusunan budget variabel, yakni :

1. Jenis biaya dihubungkan dengan tingkat output maupun tingkat kegiatan


perusahaan.
2. Pemilihan satuan dasar kegiatan (aktivity base) yang tepat, yang menunjukan
tingkat output atau kegiatan secara jelas.
3. Metode dalam menganalisa masing-masing elemen biaya, untuk menetapkan
dengan benar beberapa unsur tetap dan berapa unsur variabel nya.
4. Penggunaan dan penerapan konsep anggaran variabel.

A. Biaya Tetap
Dalam konsep anggaran variabel biaya ini bersifat konstan dalam relevant range
tertentu.
Dalam hal ini perlu pula dibahas beberapa ciri yang berhubungan dengan pengertian
biaya tetap. Ciri-ciri biaya tetap antara lain :
a) Controllability : Pada umumnya semua biaya yang tergolong dalam kategori biaya
tetap dapat dikontrol oleh manajemen perusahaan. Artinya secara umum
manajemen perusahaan dapat mengendalikan (sebagian besar) biaya tetap.
Meskipun biaya penyusutan pada umumnya dalam jangka pendek tidak dapat
dikendalikan (non controllable), tetapi untuk jangka panjang ia merupakan biaya
yang dapat dikendalikan (controllable). Sedangkan biaya tetap yang lain
(misalnya gaji) betul-betul merupakan biaya yang dapat dikendalikan oleh
manajemen perusahaan.
b) Hubungan dengan tingkat kegiatan perusahaan : Biaya tetap timbul akibat adanya
kapasitas tertentu dalam perusahaan. Selama suatu perusahaan memiliki kapasitas
tersebut, maka perusahaan tidak dapat menghindari adanya unsur biaya tetap.
Sebagai contoh biaya depresiasi (penyusutan) akan tetap membebani perusahaan
tanpa memandang beberapa bagian dari kapasitas yang mengganggur (tidak
digunakan).
c) Relevant range : Relevant range menjadi batas sampai sejauh mana biaya-biaya
betul-betul bersifat tetap. Pada umumnya, biaya-biaya tersebut akan bersifat tetap
pada suatu relevant range tertentu dan akan berubah di luar range tersebut. Hanya
sedikit biaya yang betul-betul bersifat konstan dalam berbagi tingkat penggunaan
kapasitas dari nol sampai kapasitas penuh.
d) Dasar pengukuran : Biaya tetap pada umumnya diperhitungkan berdasarkan
satuan waktu, umpamanya bulan atau tahun. Kedua satuan tersebut lebih lazim
digunakan. Gaji karyawan misalnya ditentukan atas dasar bulanan.
e) Konstan dalam total dan berubah dalam rata-rata : Biaya  ini secara total tidak
berubah untuk suatu periode waktu tertentu, namun biaya ini bersifat variabel
yakni cenderung menurun seiring meningkatnya jumlah kegiatan (output), atau
meningkat seiring penurunan jumlah kegiatan.

B. Biaya variabel
Telah diuraikan bahwa biaya yang tergolong dalam kategori ini berubah-ubah
secara total sebanding dan searah dengan perubahan tingkat kegiatan perusahaan
atau bagian yang bersangkutan. Secara rata-rata persatuan kegiatan, biaya ini akan
bersifat konstan. Biaya ini baru akan timbul apabila perusahaan atau bagian betul-
betu melakukan kegiatan. Dengan kata lain, pada tingkat kegiatan nol, biaya ini
juga nol. Sebaliknya, bila tingkat kegiatan meningkat, maka tingkat biaya variabel
akan meningkat dengan proporsi yang sama. Begitu pula apabila tingkat kegiatan
menurun, maka biaya variabel akan menrun sebesr itu pula.
Seperti halnya pada biaya tetap, biaya variabel mempunyai beberapa faktor yang
perlu diperhatikan antara lain :
a) Controllability : Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa biaya-biaya variabel
tergantung pada kebijaksanaan manajemen dalam jangka pendek.
b) Hubungannya dengan tingkat kegiatan perusahaan : Karena biaya-biaya yang
termasuk dalam kategori ini benar-benar berhubungan langsung dengan
tingkat kegiatan perusahaan atau bagian yang bersangkutan, atau dengan kata
lain biaya ini berubah dalam rasio yang sama dengan rasio perubahan tingkat
kegiatan, maka hubungannya dengan tingkat kegiatan dapat digambarkan
sebagai suatu garis lurus yang membentuk sudut tertentu dengan sumbu
tingkat kegiatan, memotong titik origin (0,0).
c) Relevant range : Dalam penyusunan anggaran variabel, semua biaya variabel
yang diperlukan harus dihubungkan dengan suatu relevant range tertentu.
Diluar range tersebut pola perubahan biaya kemungkinan berubah dari
perkiraan sebelumnya.
d) Dasar pengukuran : Karena tingkat biaya variabel berhubungan dengan
tingkat kegiatan maupun output maka sebaiknya pengukuran biaya ini
didasarkan pada salah satu dari keduanya. Tetapi, perhitungan biaya
berdasarkan satuan output sering kali terbentur pada kesulitan apabila
perusahaan yang bersangkutan menghasilkan lebih dari satu macam output
yang tentu saja tidak dijumlahkan begitu saja.
e) Berubah dalam total dan konstan dalam rata-rata : Artinya, apabila
dihubungkan dengan total output, biaya ini akan berubah (variabel), tetapi
apabila dilihat per satuan output biaya ini akan konstan.

C. Biaya Semi Variabel


Sesuai dengan namanya biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini berubah-
ubah juga. Tetapi perubahan tersebut tidak sebanding dengan perubahan tingkat
kegiatan atau output perusahaan atau bagian yang bersangkutan. Hal ini dapat
diartikan bahwa biaya semi variabel mengandung unsur-unsur biaya yang bersifat
tetap maupun bersifat variabel. Dalam membuat anggaran variabel, unsur biaya
variabel pada umumnya digambarkan dan berbentuk garis lurus. Tetapi pada
kenyataannya perusahaan dapat mempunyai hal yang berbeda. Pertama, type biaya
yang bertingkat (step-cost). Dalam hal ini unsur variabel tidak berubah pada setiap
perubahan satu satuan output. Meskipun dalam kenyataannya unsur biaya variabel
jarang yang berbentuk garis lurus, tetapi selama biaya yang nyata masih searah
dengan biaya yang dianggarkan, hal tersebut masih dapat diterima. Karena itu
dalam dunia bisnis msa kini tetap dianjurkan untuk menggunakan sumsi garis
lurus sebagai dasar penyusunan anggaran variabel.

2.5 Pemilihan Satuan Dasar Kegiatan dan Relevant Range


Sebelum menetapkan satuan dasar kegiatan yang akan digunakan pada suatu bagian,
sebaiknya dipertimbangkan menurut beberapa faktor berikut ini :

1. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus betul-betul mencerminkan dan menjadi
ukuran kegiatan (secara keseluruhan) bagian yang bersangkutan.
2. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus mampu mengukur perubahan-perubahan
tingkat output yang dapat mengakibatkan perubahan-perubahan tingkat biaya.
3. Satuan dasar kegiatan yang dipilih sedapat mungkin hanya dipengaruhi oleh tingkat
output sebagai faktor variabel.
4. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus mudah dipahami, mudah dihitung dan dapat
diaplikasikan dengan mudah dalam proses penganggaran.
5. Satuan dasar yang dipilih tidak mendatangkan biaya tambahan dalam perhitungan dan
penggunaannya.

Kesalahan di dalam pemilihan satuan dasar kegiatan akan mengakibatkan kesulitan dalam
menganalisis variabilitas biaya, karena hubungan yang tidak jelas antara perubahan
tingkat kegiatan dan tingkat biaya yang terjadi.

Akhirnya, penentuan satuan dasar kegiatan dapat dikatakan merupakan salah satu bagian
dari kegiatan perencanaan dalam perusahaan, terutama perencanaan biaya. Dikatakan
demikian karena kemungkinan perkembangan perusahaan akan mengakibatkan
perubahan satuan dasar kegiatan yang dipakai. Hal inilah yang perlu diperhitungkan
sebelumnya.

2.6 Metode-metode dalam Perhitungan Variabilitas Biaya


Perhitungan variabilitas biaya (secara total) akan menghasilkan dua kelompok biaya,
yakni kelompok biaya tetap per satuan waktu dan kelompok biaya variabel per satuan
dasar kegiatan. Biaya-biaya yang bersifat murni variabel tentu saja sama sekali tidak
memiliki unsur biaya tetap per satuan waktu (nol). Sebaliknya, biaya-biaya yang betul-
betul tetap tidak mengandung unsur biaya variabel persatuan dasar kegiatan. Apabila
biaya-biaya yang murni bersifat variabel maupun yang bersifat tetap telah ditunjukkan,
maka biaya-biaya lain dapat diperlakukan sebagai biaya semi variabel. Setiap biaya yang
bersifat semi variabel harus dianalisa untuk ditentukan komponen-komponen tetap dan
variabelnya dalam hal ini salah satu dari ketiga metode berikut ini dapat digunakan.
Metode-metode tersebut dalah sebgai berikut :

1. Metode berdasarkan perkiraan langsung.


2. Metode titik-titik tertinggi dan terendah.
3. Metode korelasi.

Sebelum membahas satu demi satu ketiga metode tersebut, perlu diingat beberapa hal
sebagai berikut :

a. Ketiga metode diatas dipakai untuk tujuan yang sama, yakni memisahkan unsur
biaya tetap dan biaya variabel suatu biaya.
b. Data tentang biaya di masa lampau dipakai sebagai landasan perkiraan biaya
untuk masa mendatang.
c. Dipakai anggapan bahwa satuan dasar kegiatan telah dipilih dan ditetapkan
sebelumnya.
d. Faktor “judgement” merupakan suatu faktor yang mempengaruhi aplikasi setiap
metode.
e. Tidak satu metode pun yang dapat dipakai untuk semua keadaan atau bagian.

2.6.1 Metode Berdasarkan Perkiraan Langsung


Metode ini pada dasarnya hanya dapat dipakai pada keadaan tertentu saja dimana
perhitungan unsur-unsur biaya secara kuantitatif tidak dapat dilakukan karena
suatu sebab. Karena itu metode ini dapat dilaksanakan dalam dua bentuk.
Pertama, berdasarkan perkiraan pihak yang terlibat langsung dan bertanggung
jawab di dalam proses produksi, dan kedua dengan berdasarkan analisa data
historis dan kebijaksanaan-kebijaksanaan manajemen.

Perkiraan langsung yang menggunakan kedua cara diatas dapat dipakai sebagai
alat penghitung tingkat biaya pada suatu tingkat kegiatan tertentu (dipakai dalam
anggaran variabel yang berbentuk tabel) dalam relevant range. Secara umum
dapat disebutkan beberapa keadaan dimana perkiraan langsung ini dapat
digunakan, yakni :

1. Suatu bagian yang baru saja didirikan, sehingga data historis biaya di
bagian tersebut tidak tersedia atau tidak memadai.
2. Dilakukannya kegiatan yang tidak rutin, yang dapat menimbulkan biaya
yang cukup besar pada perusahaan. Umpamanya, pengaturan kembali
pengaturan kembali peralatan- peralatan pabrik.
3. Mulai dipakainya mesin baru, sehingga perusahaan bekerja dengan
kapasitas baru.
4. Terjadi perubahan pada metode produksi. Akibatnya kemungkinan pola
biaya berubah pula.
5. Terjadi perubahan-perubahan kebijaksanaan manajemen yang mungkin
dapat mempengaruhi pola biaya.

2.6.2 Metode Titik-titik Tertinggi dan Terendah


Metode yang kedua ini cenderung lebih bersifat kuantitatif daripada metode
pertama yang berdasarkan pada perhitungan tingkat biaya (budget) pada dua
macam tingkat kegiatan tertentu. Asumsi garis lurus dipergunakan dalam
perhitungan ini. Komponen biaya tetap dan variabel dihitung dengan melakukan
interpolasi kedua tingkat biaya (pada kedua tingkat kegiatan) dengan dasar asumsi
tersebut.

Secara keseluruhan, metode titik tertinggi dan terendah ini dilakukan dengan
melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pemilihan satuan dasar kegiatan yang tepat.


2. Penentuan relevant range sebagai titik tertiggi dan terendah.
3. Perkiraan biaya pada titik tertinggi dan terendah.
4. Menginterpolasikan kedua tingkat biaya pada kedua tingkat kegiatan.

2.6.3 Metode Korelasi


Metode ini menggunakan salah satu alat analisa statistik. Sebagai kebalikan dari
metode titik tertinggi dan titik terendah, metode korelasi lebih menitikberatkan data
historis. Metode ini dipakai dengan melihat hubungan antara biaya dan tingkat
kegiatan (output) dimasa lampau. Dengan melihat bagaimana biaya berubah-ubah
mengikuti naik-turunnya tingkat kegiatan, dapat diperkirakan pola hubungan antara
keduanya di masa mendatang. Masalah akan timbul apabila terjadi perubahan-
perubahan metode produksi, kebijaksanaan manajemen, dan lain-lain. Cara ini
akan lebih berhasil apabila didasarkan pada data bulanan, sehingga estimasi
bulanan dapat diperoleh. Hal ini lebih ditekankan karena dalam hal ini perusahaan
dihadapkan pada estimasi jangka pendek (satu tahun). Cara ini terbatas pada
anggapan hubungan garis lurus (linier) antara tingkat biaya dan kegiatan, meskipun
pada kenyataannya hubungan nonlinier tidak jarang dijumpai.

Metode korelasi dapat disajikan dalam dua cara, yakni :

1. Cara Grafis
Pada cara grafis ini ditunjukan secara visual bagaimana hubungan antara
tingkat biaya dengan tingkat kegiatan. Selain itu dicoba pula untuk
ditampakan pada gambar unsur-unsur biaya tetap dan biaya variabel.
Dengan meletakan biaya sumbu tegak dan kegiatan pada sumbu datar
dapat digambarkan titik-titik yang mencerminkan data yang tersedia.
Dengan demikian dapat pula digambarkan garis trend biaya. Titik
perpotongan garis tersebut dengan sumbu tegak diartikan sebagai unsur
biaya tetap sedangkan unsur biaya variabel persatuan kegiatan dapat
dilihat dari sudut arah (slope) nya.
2. Cara Matematis
Terdapat dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y. Secara matematis,
hubungan antara kedua variabel ditunjukan oleh persamaan sebagai berikut
: Y = a + bX ;
Dimana a menunjukan komponen biaya tetap, sedangkan b merupakan
komponen biaya variabel persatuan (slope garis trend). Apabila digunakan
rumus-rumus dasar sebagai berikut:
i. Y = a + bX
ii. ∑Y = n . a + b . ∑X
iii. ∑XY = a . ∑X + b . ∑X2

2.7 Bentuk-bentuk Anggaran Variabel


Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan utama penyusunan anggaran variabel
adalah untuk pengawasan biaya-biaya pada bagian tertentu di dalam perusahaan.
Untuk keperluan tersebut anggaran variabel dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk
sesuai dengan yang dikehendaki, yakni :

1. Bentuk formula : Budget variabel yang disusun dalam bentuk ini memberikan
gambaran yang jelas unsur tetap (biaya tetap perbulan) dan unsur variabel
(biaya variabel per output) yang dikandung oleh setiap pos biaya.
2. Bentuk tabel : Pada anggaran variabel yang ditampilka dalam bentuk ini dapat
dilihat berapa besarnya biaya (total) pada masing-masing pos, pada berbagai
tingkat output.
3. Bentuk grafik : anggaran variabel yang ditampilkan dengan bentuk ini dipakai
sebagai pelengkap kedua bentuk sebelumnya.
2.8 Manfaat Penyusunan Anggaran Variabel
Secara umum, manfaat penyusunan variabel adalah untuk memudahkan pengawasan
terhadap biaya-biaya yang terjadi (terutama dibagian produksi yang merupakan
tempat terjadinya beraneka ragam biaya). Manfaat umum tersebut tentunya dapat
diperinci menjadi beberapa butir yang lebih tajam, yakni :

1. Untuk memudahkan penyusunan anggaran biaya-biaya yang terjadi di semua


bagian yang ada pada perusahaan.
2. Untuk memudahkan manajer mengetahui tingkat biaya yang akan ditanggug
oleh perusahaan pada suatu tingkat kegiatan tertentu.
3. Sebagai alat yang dapat dipakai dalam persiapan penyusunan performance
report.

Telah dikatakan semula bahwa anggaran variabel dapat disusun disemua bagian pada
perusahaan meskipun ia lebih banyak dipakai di bagian-bagian yang berperan dalam
proses produksi. Hal ini berkenaan dengan beberapa persyaratan umum untuk dapat
diterapkannya anggaran variabel seperti :

1. Kegiatan bagian yang bersangkutan lebh banyak bersifat pengulangan


(repertitif). Artinya, untuk jangka waktu yang relatif panjang kegiatan bagian
tersebut tidak berubah ditinjau dari jenis output yang dihasilkan.
2. Terdapat bermacam-macam biaya yang bersifat heterogen. Pada bagian
produksi yang sederhana sekalipun, paling tidak terdapat biaya-biaya untuk
bahan mentah langsung ataupun tak langsung, tenaga kerja langsung ataupun
tak langsung, gaji mandor dan karyawan yang bekerja dibagian tersebut, biaya
bahan-bahan pembantu, listrik, air, dan lain sebagainya. Masing-masing jenis
biaya semakin bervariasi dengan semakin “sibuk” nya bagian ini.
3. Tingkat kegiatan maupun output dapat diukur secara realistis dengan
menggunakan satuan-satuan tertentu dalam hal ini bagian produksi dapat
dengan jelas diukur tingkat kegiatannya, baik dengan satuan output, jam mesin
langsung maupun jam buruh langsung.

Penyusunan anggaran variabel ini dilakukan pada tahap awal perencanaan. Karena
anggaran variabel tidak dikaitkan dengan tingkat output atau tingkat kegiatan tertentu,
maka ia dapat dipakai dalam mempersiapkan penyusunan anggaran-anggaran biaya
yang merupakan dasar perkiraan tingkat keuntungan yang kan diperoleh perusahaan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsep anggaran variabel merupakan sebuah pendekatan yang lazim
digunakan dalam perencanaan dan pengawasan biaya, karena disini ditunjukan
dengan tegas beban biaya yang seharusnya dikeluarkan pada berbagai tingkat
kegiatan. Tujuan pendekatan anggaran variabel yang utama adalah untuk menunjukan
bagaimana dan sampai sejauh mana biaya dipengaruhi oleh volume output.
Pembicaraan tentang anggaran variabel harus diikuti oleh adanya pengertian yang
utuh tentang sifat-sifat biaya.

Kesalahan di dalam pemilihan satuan dasar kegiatan akan mengakibatkan


kesulitan dalam menganalisis variabilitas biaya, karena hubungan yang tidak jelas
antara perubahan tingkat kegiatan dan tingkat biaya yang terjadi. Perhitungan
variabilitas biaya (secara total) akan menghasilkan dua kelompok biaya, yakni
kelompok biaya tetap per satuan waktu dan kelompok biaya variabel per satuan dasar
kegiatan.

Manfaat penyusunan variabel adalah untuk memudahkan pengawasan


terhadap biaya-biaya yang terjadi. Penyusunan anggaran variabel ini dilakukan pada
tahap awal perencanaan. Karena anggaran variabel tidak dikaitkan dengan tingkat
output atau tingkat kegiatan tertentu, maka ia dapat dipakai dalam mempersiapkan
penyusunan anggaran-anggaran biaya yang merupakan dasar perkiraan tingkat
keuntungan yang kan diperoleh perusahaan.
Daftar pustaka

Adisaputro, Gunawan. Asri, Marwan. 2018.Anggaran Perusahaan. Yogyakarta : BPFE.

Nafarin M, 2013. Penganggaran Perusahaan, Jakarta : Salemba Empat.

https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran-variabel/perilaku-dan-
karakteristik-biaya.

https://www.academia.edu/6474908/Makalah_anggaran_variable.

Anda mungkin juga menyukai