Anda di halaman 1dari 6

A.

Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung mengolah produk.
Untuk perusahaan yang memproduksi kursi rotan yang disebut tenaga kerja langsung, seperti:
tukang potong rotan, tukang ukur kursi rotan, tukang rakit kursi rotan, tukang ketam (pelicin)
kursi rotan, tukang warna kursi rotan. Adapun tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja
manusia yang ikut membantu menyelesaikan produk, seperti: mandor, manajer produksi,
penyelia, dan lain-lain.

Upah untuk tenaga kerja langsung disebut biaya tenaga kerja langsung ( BTKL),
sedangkan upah untuk tenaga kerja tak langsung disebut biaya tenaga kerja tak langsung
(BTKTI). Biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu unsur dari biaya overhead pabrik
(BOP). Upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang memelihara alat produksi (seperti:
montir, mekanik) termasuk unsur biaya pemeliharaan pabrik. Biaya pemeliharaan pabrik
termasuk salah satu unsur biaya overhead pabrik (BOP).

Anggaran biaya tenaga kerja langsung meliputi taksiran keperluan tenaga kerja yang
diperlukan untuk memproduksi jenis dan kualitas produk yang direncanakan dalam anggaran
produk. Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu unsur dari harga pokok
produk. Harga pokok produk adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk. Oleh karena
itu anggaran biaya tenaga kerja langsung diperlukan dalam penghargapokokan produk per
unit. Penghargapokokan produk per unit sangat penting dalam penentuan harga jual. Di
sanping itu juga dengan disusunnya anggaran biaya tenaga kerja langsung dapat diperkirakan
keperluan kas untuk biaya tenaga kerja langsung.

Untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung terlebih dahulu ditetapkan biaya
tenaga kerja langsung standar per unit produk.

B. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar per Unit Produk

Biaya tenaga kerja langsung standar per unit produk terdiri dari jam tenaga kerja
langsung dan tarif upah standar tenaga kerja langsung.
Jam standar tenaga kerja langsung (JSTKL) adalah taksiran sejumlah jan tenaga kerja
langsung yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu. Jam standar tenaga
kerja langsung dapat ditentukan dengan cara:

a. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu
harga pokok periode yang lalau.
b. Mencoba jalan operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan.
c. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu.
d. Mengadakan taksiran yang wajar.
e. Memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang tak bisa
dihindari, dan faktor kelelahan.

Tarif upah standar tenaga kerja langsung (TUSt) adalah taksiran tarif upah per jam tenaga
kerja langsung. tarif upah standar tenaga kerja langsung (TUSt) dapat ditentukan atas dasar:

a. Perjanjian dengan organisasi karyawan


b. Data upah masa lalu yang dihitung secara rata-rata, dan
c. Perhitungan tarif upah dalam operasi normal.

Misalkan jam standar tenaga kerja langsung ditentukan untuk membuat satu botol kecap
diperlukan waktu 0,1 jam, dan tarif upah standar tenaga kerja langsung (TSt) ditentukan per
jam Rp. 500. Dengan demikian biata tenaga kerja langsung standar per unit produk
(BTKLSP) untuk membuat satu botol kecap = 0,1 jam @ Rp. 500 = Rp. 50.

Setelah jam standar tenaga kerja langsung (JSTKL) ditetapkan, kemudian disusun jam kerja
standar tenaga kerja langsung terpakai.

C. Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung Terpakai

Untuk menyusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai (JKSt) diperlukan data
anggaran produk dan jam standar tenaga kerja langsung (JSTKL).

Misalkan anggaran produk jadi dari Perusahaan Kecap Asli selama tahun 2016 sebagai
berikut.
XTriwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total
I 22 botol 13 botol 9 botol 44 botol
II 23 botol 13 botol 10 botol 46 botol
III 24 botol 14 botol 9 botol 47 botol
IV 26 botol 14 botol 10 botol 50 botol
Setahun 95 botol 54 botol 38 botol 187 botol

Jam standar tenaga kerja langsung (JSTKL) untuk membuat satu botol kecap diperlukan
waktu 0,1 jam.

Rumus yang dapat digunakan dalam menyusun jam kerja standar tenaga kerja langsung
terpakai (JKSt) adalah sebagai berikut.

JKSt = P x JSTKL

JKST = Jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai


P = Unit ekuivalen produk
JSTKL = Jam standar tenaga kerja langsung
Bila tidak terdapat produk dalam proses, maka unit ekuivalen produk sama dengan produk
jadi dihasilkan periode tersebut. Anggaran produk pada Perusahaan Kecap Asli dalam contoh
tersebut tidak terdapat sediaan produk dalam proses, sehingga unit ekuivalen produk sama
dengan produk jadi.

Dari data tersebut di atas dapat disusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai
(JKSt) seperti table 9-1.
Tabel 9-1

Perusahaan Kecap Asli


Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung Terpakai
Tiap Triwulan pada Tahun 2016
XTriwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total
I Rp1.100 Rp650 Rp450 Rp2.200
II Rp1.150 Rp650 Rp500 Rp2.300
III Rp1.200 Rp700 Rp450 Rp2.350
IV Rp1.300 Rp700 Rp500 Rp2.500
Setahun Rp4.750 Rp2.700 Rp1.900 Rp9.350

Pada Tabel 9-1 tampak Triwulan I produk jadi kecap sedang sebanyak 22 botol (P) x JSTKL,
(jam standar tenaga kerja langsung) 0,1 sehingga jam kerja standar tenaga kerja langsung
terpakai (JKSt) sebanyak 2,2 jam.

Setelah disusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai, kemudian disusun anggaran
biaya tenaga kerja langsung.

D. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Rumus yang dapat digunakan dalam menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung (BTKL)
atau biaya tenaga kerja langsung standar (BTKLSt) sebagai berikut.

Anggaran BTKL = JKSt x TUSt atau P x BTKLSP

Misalkan dari data pada Tabel 9-1 dan data tarif upah standar tenaga kerja langsung (TUSt)
per jam Rp. 500, maka dapatlah disusun anggaran biaya tenaga kerja langsung seperti Tabel
9-2.

Pada Tabel 9-2 anggaran biaya tenaga kerja langsung untuk kecap sedang sebesar Rp. 1.100
dihitung dengan cara JKSt x TUSt, yaitu 2,2 jam x Rp.500 = Rp. 1.100 atau P x BTKLSP,
yaitu 22 botol x Rp.50 = Rp. 1.100.
Anggaran biaya tenaga kerja langsung setahun untuk:

Kecap sedang = 9,5 jam x Rp.500 = Rp.4.750


Kecap manis = 5,4 jam x Rp.500 = Rp.2.700
Kecap asin = 3,8 jam x Rp.500 = Rp.1.900
Total = Rp.9.350

Tabel 9-2

Perusahaan Kecap Asli


Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tiap Triwulan pada Tahun 2016
Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total
I Rp1.100 Rp650 Rp450 Rp2.200
II Rp1.150 Rp650 Rp500 Rp2.300
III Rp1.200 Rp700 Rp450 Rp2.350
IV Rp1.300 Rp700 Rp500 Rp2.500
Setahun Rp4.750 Rp2.700 Rp1.900 Rp9.350

Jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai (JKSt) untuk kecap sedang triwulan I = 23 botol
x 0,1 jam = 2,3 jam. Anggaran biaya tenaga kerja langsung untuk kecap sedang triwulan I = 2,3
jam x Rp 500 = Rp 1.150.

E. Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik


Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung terjadi untuk membiayai produksi,
artinya bila perusahaan tidak melakukan kegiatan produksi maka biaya tersebut tidak terjadi.
Besar kecilnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung bergantung pada tingkat
produksi. Oleh karena itu biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung termasuk unsur
biaya variable. Biaya tenaga kerja langsung termasuk biaya variable bila sistem upah yang
digunakan sistem upah per jam atau per unit, tetapi bila sistem upah yang digunakan sistem
upah tetap, seperti upah harian, upah bulanan, maka biaya tenaga kerja langsung termasuk
biaya tetap. Dalam buku ini biaya tenaga kerja langsung dianggapsebagai biaya variable.
Mengenai biaya variable akan dibahas lebih lanjut pada Bab 16.
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya pabrik selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya pabrik adalah biaya yang terjadi di pabrik periode ini meliputi
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dalam biaya
overhead pabrik terdapat biaya variable dan biaya tetap.
Biaya overhead pabrik variable adalah biaya overhead pabrik yang dipengaruhi oleh besar
kecilnya volume kegiatan produksi, sedangkan biaya overhead pabrik tetap adalah biaya
overhead pabrik yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume kegiatan
produksi.

F. Ilustrasi Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik


Misalnya Perusahaan Kecap Asli pada tahun 2016 menyusun anggaran biaya overhead
pabrik pada kapasitas produksi normal setahun 200 botol dengan waktu 20 jam kerja
langsung. atas dasar unit produksi dan atas dasar jam kerja langsung dapat dibuat pembebanan
biaya overhead pabrik yang dianggarkan seperti Tabel 9-3.
Dari tabel 9-3 terlihat yang merupakan BOP variable penuh seperti biaya bahan pembantu
dan biaya pernik pabrik.
Adapun yang merupakan BOP tetap penuh hanya biaya depresiasi pabrik. Sedangkan yang
merupakan biaya semi variable, artinya dalam biaya tersebut terdapat biaya variable tetapi
terdapat juga biaya tetap, seperti: biaya tenaga kerja tak langsung, biaya pemeliharaan pabrik,
biaya listrik pabrik, biaya asuransi pabrik, dan biaya lain-lain pabrik. Cara pemisahan biaya
semi variabel menjadi sebagai biaya variabel dan sebagai lagi menjadi biaya tetap dapat
dipelajari lebih lanjut pada Bab 16 dalm pokok bahasan Metode Pemisahan Biaya

Anda mungkin juga menyukai