Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERILAKU BIAYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Akuntansi Manajemen


Dosen Pengampu : Ibu Dr. Sri Rokhlinasari, SE, M.Si

Disusun oleh :

Suwaryo (2108205003)
Diniah Fitri (2108205025)
Anis Yuliana (2108205034)
Amelia Dwi Puspa (2108205043)

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
1444 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas izin dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak lupa
pula shalawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan Rasulullah Muhammad
Saw. Semoga syafaatnya mengalir pada kita sampai akhir kelak. Penulisan makalah dengan
judul “PERILAKU BIAYA” bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Manajemen. Selama proses penyusunan makalah, penulis mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada Ibu Dr. Sri
Rokhlinasari, SE, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi manajemen, kedua
orang tua yang telah memberikan dukungan, serta pihak yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Penulis menyadari dalam makalah ini masih jauh dari sempurna.
Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan
saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Cirebon, 10 Maret 2023

Penulis

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................
A. Definisi Perilaku Biaya ...................................................................................... 3
B. Klasifikasi Perilaku Biaya .................................................................................. 3
C. Metode Perilaku Biaya ....................................................................................... 4
D. Pendekatan Perilaku Biaya ................................................................................ 9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................... 11
B. Saran dan Kritik.................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTKA....................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peranan akuntansi pada umumnya dan manajemen pada
khususnya sangat penting dalam menyediakan informasi bagi masyarakat secara
keseluruhan, terutama bagi pengambil keputusan, para manajer, dan profesional.
Akuntansi manajemen memiliki tanggung jawab dalam mediator konflik. Hal
ini berarti bahwa akuntansi manajemen dapat membantu manajemen dalam
proses pengambilan keputusan agar sumber-sumber ekonomi yang
dikuasainya atau kekayaan perusahaan dapat dialokasikan dan
ditransformasikan secara lebih efektif serta efisien.
Pada suatu perusahaan, akuntansi manajemen mempunyai peran yang cukup
penting didalamnya. Sebagai salah satu unsur penentu profit, kalkulasi biaya dalam
perusahaan akan sangat berguna dalam hal penentuan arah dan kebijakan yang akan
diambil oleh manajemen. Selain memperkirakan berapa potensi pendapatan yang akan
diterima oleh perusahaan, manajemen juga perlu mengkalkulasi berapa estimasi biaya
yang akan timbul. Estimasi biaya secara lebih lanjut dapat digunakan untuk membuat
berbagai keputusan bisnis, seperti: penentuan harga produk, pengembangan lini bisnis
baru, dan kebijakan alokasi anggaran. Dalam perusahaan manufaktur, biaya produksi
menjadi unsur terpenting dengan alokasi biaya yang dominan.
Keputusan manajemen terkait dengan pengelolaan biaya produksi menjadi
sangat penting artinya guna efisiensi biaya. Untuk kepentingan efisiensi dan
efektivitas pengelolaan biaya produksi, pengetahuan manajemen akan nilai pasti atas
biaya produksi yang harus dialokasikan menjadi sangat penting. Dengan demikian,
estimasi biaya produksi pada periode mendatang menjadi hal utama yang harus
diperhatikan manajemen. Analisis perilaku biaya mampu memberikan masukan bagi
manajemen dalam proses estimasi biaya produksi. Analisis perilaku biaya dapat

iv
digunakan sebagai salah satu perangkat bagi manajemen untuk memprediksi biaya
yang akan dikeluarkan di masa yang akan datang, menentukan besaran skema biaya
beserta pendapatan, serta melakukan analisis sensitivitas. Agar tercipta analisis
perilaku biaya yang andal, terlebih dahulu setiap biaya harus diidentifikasi, dipilah,
dan dikelompokkan kedalam unsur biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel
(variable cost).
Pengidentifikasian, pemisahan dan pengelompokan biaya kedalam unsur tetap
dan unsur variabel tersebut menjadi sebuah titik kritis dalam analisis perilaku biaya.
Jika ketiga kegiatan itu dilakukan dengan tidak benar, informasi yang dihasilkan
menjadi tidak akurat. Apabila informasi yang digunakan manajemen tidak akurat,
keputusan yang dihasilkan menjadi kurang tepat atau bahkan menyimpang (bias).
Ketika kondisi demikian terjadi, dapat dikatakan bahwa manajemen telah gagal dalam
tugasnya untuk mengelola perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perilaku biaya?
2. Apa saja klasifikasi perilaku biaya?
3. Bagaimana metode perhitungan dalam perilaku biaya?
4. Apa saja pendekatan dalam perilaku biaya?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perilaku biaya
2. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari perilaku biaya
3. Untuk mengetahui bagaimana metode perhitungan perilaku biaya
4. Untuk mengetahui apa saja pendekatan dalam perilaku biaya

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Definisi Perilaku Biaya (Cost Behavior) menurut para ahli :
- Menurut Soekidjo Notoatmodjo, cost behavior adalah segala tindakan dan respon
seseorang terhadap suatu objek.
- Menurut Hansen dan Mowen, cost behavior adalah istilah umum untuk
menggambarkan suatu biaya tetap atau variabel yang berhubungan dengan
kegiatan operasional perusahaan.
- Menurut Mulyadi, cost behavior bisa dikatakan sebagai hubungan antara total
biaya dengan perubahan volume kegiatan. Terdapat tiga biaya yang berhubungan
dengan volume kegiatan bisnis, yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya
campuran.
- Menurut Baldric Siregar dalam buku Akuntansi Manajemennya, beliau
mengatakan bahwa perilaku biaya adalah pola yang menggambarkan variasi
jumlah biaya atas perubahan aktivitas bisnis.
Dari berbagai macam pengertian perilaku biaya diatas, dapat kita katakan
bahwasannya perilaku biaya adalah perubahan biaya berdasarkan kegiatan yang
terjadi pada suatu perusahaan. Setiap kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan
kegiatan ekonomi tentu saja mempunyai konsekuensi yaitu harus mencapai tujuan
perusahaan. Dengan cara memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dan
meminimalisir pengeluaran biaya. Karena pada dasarnya tujuan utama dari perilaku
biaya adalah untuk mengendalikan biaya, mengestimastikan biaya, dan untuk
membuat keputusan.

vi
B. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku Biaya
Jika dilihat dari perilaku biaya, maka biaya dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :
1. Biaya variabel (Variable cost)
Biaya Variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan output
yang dihasilkan, akan tetapi biaya per unitnya tetap sama dalam batas yang
relevan. Yang termasuk kedalam jenis biaya variabel yaitu biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, biaya perlengkapan, dan lain – lain. Biaya variabel
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
a. Biaya variabel teknis (Biaya yang memiliki hubungan erat dan nyata antara
input dan output)
b. Biaya variabel diskresioner (Biaya yang memiliki hubungan erat, tetapi tidak
nyata).

2. Biaya tetap (Fixed cost)


Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan tidak terpengaruh oleh naik
atau turunnya kegiatan perusahaan. Namun untuk biaya tetap per satuan akan
berubah sesuai dengan perubahan volume aktivitas. Biaya tetap dibagi menjadi
dua jenis, yaitu :
a. Commited Fixed Costs
Biaya tetap yang timbul dari kepemilikkan pabrik, organisasi pokok dan
peralatan. Pada perilaku biaya committed fixed costs ini semua biaya tetap
akan dikeluarkan dan tidak dapat dikurangi, supaya dapat mempertahankan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan perilaku biaya berdasarkan
jangka panjang. Misalnya biaya depresiasi, pajak bumi bangunan, sewa, gaji,
dan asuransi.
b. Discretionary Fixed Costs
Discretionary fixed costs sering disebut dengan managed atau programmed
cost, yaitu biaya yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran secara
berkala atau biasanya tahunan. Perilaku biaya ini dapat menggambarkan
hubungan yang optimum baik itu biaya masukan ataupun keluaran, namun
dapat diukur melalui volume penjualan, produk, atau jasa. Contoh
discretionary fixed cost seperti biaya riset dan pengembangan, biaya
konsultan, biaya iklan, biaya program latihan karyawan, biaya promosi
penjualan.

vii
3. Biaya semivariabel (Semivariable cost)
Biaya semivariabel merupakan jenis biaya gabungan dari biaya variabel dan biaya
tetap. Biaya semivariabel ini adalah biaya yang totalnya akan berubah secara
tidak proposional dengan perubahan volume kegiatan. Yang termasuk kedalam
jenis biaya semivariabel yaitu biaya listrik, biaya air, biaya pemeliharaan, dan lain
– lain.

C. Metode Perilaku Biaya


Pada dasarnya, klasifikasi dan estimasi biaya yang lebih tepat dapat dihasilkan dengan
menggunakan salah satu metode perhitungan perilaku biaya. Metose yang dipakai
dalam melakukan perhitungan perilaku biaya yaitu terdiri dari :

1. Metode Tinggi Rendah (High and Low Points)


Metode Titik Tertinggi dan Terendah adalah suatu metode dalam menghitung
biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakan dua titik yang berbeda yaitu
titik tertinggi dan terendah serta periode yang dipilih tidak selalu menunjukkan
jumlah biaya tertinggi atau terendah. Maka titik yang dipilih bisa berdasarkan
aktivitas, karena aktivitas dipandang sebagai pemicu biaya.
Biaya Variabel dapat ditentukan dengan :

Biaya Variabel = Biaya Tertinggi – Biaya terendah


Volume Produksi Tertinggi - Terendah

Biaya Tetap dapat ditentukan dengan :

Biaya Tetap = Total Biaya – (Biaya Variabel/Unit x unit)

Contoh perhitungan metode Titik Tertinggi dan Terendah


Berikut ini data Biaya perawatan dan data Jam Tenaga kerja Langsung yang
disajikan oleh PT Jaya Berseri untuk 6 bulan pertama:

PT. Putra Abadi


Biaya Perawatan dan Data Jam Kerja Langsung

viii
Jam Tenaga Kerja
Bulan Biaya perawatan
Langsung

Januari Rp 1.104.000 3.400


Februari Rp 995.000 3.800

Maret Rp 950.000 3.900


April Rp 1.120.000 5.600

Mei Rp 838.000 3.200


Juni Rp 800.000 2.400

Diminta:

Dengan menggunakan metode Titik Tertinggi dan Terendah, hitunglah tarif biaya
variabel dan biaya tetap.

Penyelesaian:

Biaya Jam Tenaga


Keterangan
Perawatan Kerja langsung
Tertinggi (April) Rp 1.120.000 5.600
Terendah (Juni) Rp 800.000 2.400

Tarif variabel = Rp. 1.120.000 – Rp. 800.000 = Rp.320.000 = Rp.100


5.600 – 2.400 3.200

Keterangan Tertinggi Terendah

Total Biaya Rp 1.120.000 Rp 800.000


Biaya Variabel Rp 560.000 Rp 240.000

Biaya Tetap Rp 560.000 Rp 560.000

2. Metode Scattergraph

ix
Metode scattergraph digunakan untuk menganalisis perilaku biaya . Dalam
metode ini, biaya yang dianalisis disebut variabel dependen dan diplot digaris
vertical atau yang disebut sumbu y . Aktivitas yang disebut variabel independent 
misalnya biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung dan diplot
sepanjang garis horizontal disebut sumbu x .Sumbu x menunjukkan jumlah jam
tenaga kerja langsung dan sumbu y menunjukkan biaya listrik.
Metode scattergraph merupakan kemajuan dari metode tinggi rendah karena
metode ini menggunakan semua data yang tersedia bukan hanya dua titik data .
Metode ini memungkinkan inspeksi data secara visual untuk menentukan apakah
biaya tersebut tampak terkait dengan aktivitas itu apakah hubungannya mendekati
linear . Meskipun demikian, suatu analisis perilaku biaya menggunakan metode
scattergraph bisa saja menjadi bias karena garis biaya yang digambar melalui plot
data berdasarkan pada interpretasi visual .

Contoh perhitungan metode scattergraph


PT. Putra Aabadi
Data Jam Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Listrik
Bulan Jam Tenaga Kerja Biaya Listrik ($)
Langsung ($)
Januari 34.000 640
Februari 30.000 620
Maret 34.000 620
April 39.000 590
Mei 42.000 500
Juni 32.000 530
Juli 26.000 500
Agustus 26.000 500
September 31.000 530
Oktober 35.000 550
November 43.000 580
Desember 48.000 680

x
Total 420.000 6.840
Rata – rata per bulan 35.000 570

Peningkatan  biaya  listrik  ketika  jam  kerja  langsung  meningkat ,


peningkatannya dapat dihitung :

Rata-rata biaya bulanan – elemen tetap = Rata-rata bulanan elemen variabel dari
biaya

3. Metode Kuadrat Terkecil (Least Squares)


Metode kuadrat kecil menarik garis biaya dengan menggunakan statistik dan
pendekatannya lebih efektif dan sederhana untuk mengukur rata-rata perubahan
variabel dependen yang berkaitan dengan kenaikan unit dalam jumlah satu atau
lebih variabel independen. Kelebihan metode ini adalah memasukkan semua titik
data dan hasil lebih akurat dari tiga metode yang lain. Metode ini mengangap
bahwa hubungan antara biaya dengan volume kegiatan berbentuk hubungan garis
lurus dengan persamaan garis regresi y = a + bx
Dimana :
y : variabel tidak bebas, yaitu variabel yang perubahannya ditentukan oleh perubahan
pada variabel x. Variabel y menunjukkan biaya
x : variabel bebas. Variabel x menunjukkan volume kegiatan
Biaya (Y) mempunyai hubungan linear dengan volume kegiatan (X)
Data biaya reparasi dan pemeliharaan mesin serta jam mesin selama satu tahun
adalah sbb :
Bulan Jam mesin Biaya XY X2
reparasi dan

xi
(000) pemeliharaa
(X) n (000)
(Y)
Januari 6 750 4.500 36
Februari 5 700 3.500 25
…. …. …. …. …
November 6 800 4.800 36
Desember 4 600 2.400 16
Total 66 8.400 47.800 380

b = 12 x 47.800 – (66)(8.400) = 0,09


12 x (380) – (66)2
a = 8.400 – 0,09 x 66 = 205
12
*Biaya Variabel = Rp. 0,09 x Rp.1.000 = Rp. 90 / jam
* Biaya Tetap = Rp. 205 x Rp. 1.000 = rp. 250.000 perbulan
Persamaan pola perilaku biaya tersebut adalah :
Y = 205.000 + 90X

4. Metode Biaya Berjaga


Metode Biaya Berjaga merupakan biaya tetap yang diperoleh karena
menghentikan biaya operasional sementara waktu. Misal, jika kita ingin
mengetahui berapa beban listrik tetap, pemakaian listrik harus dihentikan selama
sebulan dan beban listrik yang dibayarkan pada waktu listrik tidak dipakai disebut
biaya berjaga yang merupakan beban listrik tetap sedangkan perbedaan antara
beban listrik yang dibayarkan saat dipakai dengan biaya berjaga adalah beban
listrik variabel. Metode ini menggunakan perhitungan biaya yang harus tetap
dikeluarkan, walaupun perusahaan tutup untuk sementara maka produknya akan
sama dengan nol.
Contoh :
Untuk tingkat reparasi dan pemeliharaan 8.000 jam mesin per bulan biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp 1.000.000. Namun dalam perhitungan jika perusahaan
tidak melakukan produksi maka biaya reparasi akan dikeluarkan sebesar Rp

xii
470.000 per bulan. Dalam menentukan biaya variable dan tetap dapat
diperhitungkan sebagai berikut :
Biaya Variabel = Biaya Reparasi dan Pemeliharaan – Biaya Tetap (Biaya Berjaga)
Biaya Variabel = Rp 1.000.000 – Rp 470.000
Biaya Variabel = Rp 530.000
Biaya Variabel per jam = Rp 530.000 / 8000 jam = Rp 66 per jam mesin

D. Pendekatan Perilaku Biaya


Terdapat dua pendekatan perilaku biaya yaitu pendekatan tradisional yang disebut
perilaku biaya berbasis volume atau fungsi (volume or functional based cost
behaviour) dan pendekatan kontemporer yang disebut perilaku Biaya berbasis
Aktivitas (activity-based cost behaviour).
1. Perilaku biaya berbasis volume/fungsi
Perilaku total biaya dan biaya per unit hanya dihubungkan dengan unit driver.
Unit driver adalah driver yang dipicu oleh unit yang dihasilkan dan terdapat lima
jenis unit yaitu: jam mesin, jam kerja langsung, biaya bahan baku langsung, biaya
tenaga kerja langsung, dan unit produksi. Biayabiaya yang berubah sehubungan
dengan jumlah unit yang dihasilkan diklasifikasikan sebagai biaya variabel seperti
biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya-
biaya yang tidak berubah sehubungan dengan perubahan jumlah unit yang
dihasilkan diklasifikasikan sebagai biaya tetap seperti gaji manajer pabrik dan
beban penyusutan pabrik. Kelemahan perilaku biaya ini adalah informasinya dapat
menyesatkan dalam pengambilan keputusan

2. Perilaku biaya berbasis aktivitas


Perilaku biaya yang tidak hanya dihubungkan dengan unit driver, tetapi juga
non-unit driver. Unit driver adalah driver yang digunakan untuk aktivitas tingkat
unit (unit level activities), yaitu aktivitas yang dilakukan untuk setiap unit produk
yang dihasilkan seperti memakai bahan baku, merakit produk dan lain sebagainya.
Non-Unit Driver adalah driver yang digunakan untuk aktivitas tingkat kelompok
(batch-level activities) dan aktivitas tingkat produk (product-level activities).
Aktivitas tingkat kelompok adalah aktivitas yang dilakukan untuk setiap
kelompok unit produk (batch) dihasilkan seperti: mengecek produk secara sample,
melakukan set up mesin, mengangkut bahan baku, membeli bahan baku dan lain

xiii
sebagainya, sedangkan aktivitas tingkat produk adalah aktivitas yang dilakukan
untuk mempertahankan produk seperti mendesain ulang produk, mengiklankan
produk, mengembangkan produk dan lain sebagainya. Pendekatan perilaku biaya
berbasis aktivitas juga ada dua jenis biaya variabel yaitu biaya variabel berbasis
unit (unit-varibel cost) dan biaya variabel berbasis non-unit (non-unit variabel cost

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terdapat tiga biaya yang berhubungan dengan volume kegiatan bisnis, yaitu biaya
tetap, biaya variabel, dan biaya campuran. Biaya variabel (Variable cost) adalah biaya
yang berubah sebanding dengan perubahan output yang dihasilkan, akan tetapi biaya
per unitnya tetap sama dalam batas yang relevan yang termasuk kedalam jenis biaya
variabel yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya perlengkapan, dan
lain – lain. Biaya variabel dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Biaya variabel teknis
(Biaya yang memiliki hubungan erat dan nyata antara input dan output) dan Biaya
variabel diskresioner (Biaya yang memiliki hubungan erat, tetapi tidak nyata). Contoh

xiv
discretionary fixed cost seperti biaya riset dan pengembangan, biaya konsultan, biaya
iklan, biaya program latihan karyawan, biaya promosi penjualan. Biaya semivariabel
(Semivariable cost) Biaya semivariabel merupakan jenis biaya gabungan dari biaya
variabel dan biaya tetap yang termasuk kedalam jenis biaya semivariabel yaitu biaya
listrik, biaya air, biaya pemeliharaan, dan lain – lain.

Metode Perilaku Biaya Pada dasarnya, klasifikasi dan estimasi biaya yang lebih tepat
dapat dihasilkan dengan menggunakan salah satu metode perhitungan perilaku biaya.
Metode Tinggi Rendah (High and Low Points) Metode Titik Tertinggi dan Terendah
adalah suatu metode dalam menghitung biaya tetap dan biaya variabel dengan
menggunakan dua titik yang berbeda yaitu titik tertinggi dan terendah serta periode
yang dipilih tidak selalu menunjukkan jumlah biaya tertinggi atau terendah. Terdapat
dua pendekatan perilaku biaya yaitu pendekatan tradisional yang disebut perilaku
biaya berbasis volume atau fungsi (volume or functional based cost behaviour) dan
pendekatan kontemporer yang disebut perilaku Biaya berbasis Aktivitas (activity-
based cost behaviour). Unit driver adalah driver yang dipicu oleh unit yang dihasilkan
dan terdapat lima jenis unit yaitu: jam mesin, jam kerja langsung, biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan unit produksi. Biaya-biaya yang berubah
sehubungan dengan jumlah unit yang dihasilkan diklasifikasikan sebagai biaya
variabel seperti biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung,
sedangkan biaya-biaya yang tidak berubah sehubungan dengan perubahan jumlah unit
yang dihasilkan diklasifikasikan sebagai biaya tetap seperti gaji manajer pabrik dan
beban penyusutan pabrik.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini memang banyak sekali ditemukan kesalahan dan
kekeliruan, maka dari itu penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan
saran untuk makalah itu guna memberikan semangat dalam memperbaiki penulisan
dan pembuatannya.

DAFTAR PUSTAKA

xv
Mansen, Mowen, (2005), Manajemen Acounting, edisi 7, Salemba empat: Jakarta
Bustami, B., Nurlela (2010). Akuntansi Biaya, edisi ke-2. Penerbit Mitra Wacana
Media, Jakarta.
Horngren, C.T., Foster, G., Datar, S.M. (2012) Cost Accounting; A Managerial
Emphasis, edisi ke-14. Pearson, England.
Riwayadi (2017). Akuntansi Biaya: Pendekatan Tradisional dan Kontemporer, edisi
ke-2. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Kurniawan, Didik (2017). ANALISIS PERILAKU BIAYA: SUATU STUDI
KOMPARASI KONSEP TEORETIS DAN PRAKTIK PADA BIAYA
PRODUKSI (MANUFACTURING COST). Jurnal Substansi, Volume 1 Nomor
1.
https://majoo.id/solusi/detail/cost-behaviour-perilaku-biaya diakses pada tanggal 11
Maret 2022 pukul 20.44 WIB

xvi

Anda mungkin juga menyukai