Anda di halaman 1dari 13

Acara 4 : Analisis Biaya Diferensial

Pokok : 1. Pengambilan Keputusan berdasarkan biaya relevan


Bahasan 2. Proses Pengambilan Keputusan
3. Analisis Diferensial
Acara : 1. Menjelaskan pengertian analisis diferensial
Praktikum 2. Menganalisis pengambilan keputusan berdasarkan
/Praktek analisis diferensial
Tempat : Ruang Kelas/Laboratorium Manajemen Agroindustri
Alokasi : 2 x 120 menit
Waktu

A. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) Indikator :


1. Mahasiswa mampu menjelaskan Pengertian biaya diferensial
2. Mahasiswa mampu menganalisis pengambilan keputusan
berdasarkan biaya diferensial

B. Dasar Teori
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASAR BIAYA RELEVAN :
Pengambilan keputusan (decision making) adalah memilih salah satu
diantara pelbagai tindakan yang ada. Pemilihan ini biasanya
menggunakan dasar ukuran tertentu, misalnya : profitabilitas atau
penghematan biaya. Keputusan manajemen yang berdasar biaya
relevan antara lain :
a. Menerima atau menolak pesanan khusus
b. Membeli suku cadang atau membuat sendiri
c. Memproses lebih lanjut suatu produk atau menjual langsung
setelah titik pisah untuk produksi bersama
d. Mempertahankan atau memberhentikan
Sebelum menjelaskan keputusan-keputusan diatas terlebih dahulu akan
dijelaskan proses pengambilan keputusan, analisis diferensial, dan biaya
relevan.

28
29

Proses Pengambilan Keputusan :


Proses pengambilan keputusan meliputi empat tahap :
 Menentukan masalah dengan penekanan masalah pada tujuan yang
hendak dicapai
 Mengidentifikasi pelbagai alternatif tindakan
 Medapatkan informasi yang relevan dan menyingkirkan informasi
yang tidak relevan
 Membuat keputusan
Analisis Deferensial :
Analisis deferensial : Sebuah model keputusan yang dapat digunakan
untuk mengevaluasi perbedaan-perbedaan
dalam pendapatan dan biaya yang berkaitan
dengan pelbagai alternatif tindakan.
Untk tujuan pengambilan keputusan, klasifikasi biaya meliputi :
a. Relevan cost (biaya relevan)
b. Differential cost (biaya deferensial)
c. Anavoidable cost (biaya tak terhindarkan) dan avoidable cost (biaya
terhindarkan)
d. Sunk cost (biaya terbenam)
e. Opportunity cost (biaya kesempatan)
a. Relevan cost (biaya relevan) :
Biaya yang akan terjadi dimasa yang akan datang dan berbeda
diantara alternatip yang sedang dipertimbangkan didalam suatu
keputusan.
b. Differential cost (biaya deferensial) :
Perbedaan biaya relevan antara dua alternatif atau lebih.
Contoh :
Perusahaan X sedang mempertimbangkan apakah membeli mesin foto
copy merek A atau merek B. Informasi mengenai gaji operator per-bulan
dari kedua mesin foto copy tersebut adalah sebagai berikut :
30

Alternatif Foto copy A Foto copy B Perbedaan Keterangan

I 15.000.000 15.000.000 - - Bukan biaya relevan


II 15.000.000 17.000.000 2.000.000 - Biaya relevan

Defferential cost

c. Anavoidable cost (biaya tak terhindarkan) dan avoidable cost


(biaya terhindarkan) :
Biaya tak terhindarkan : adalah biaya yang tidak akan berbeda
diantara pelbagai alternatif keputusan.
Biaya terhindarkan : adalah biaya yang dapat dihindarkan jika salah
satu alternatip keputusan diambil.
Contoh :
Perusahaan mempunyai tiga bagian lini produk, yaitu produk A, B,
dan C.
Jika lini produk A ditutup, maka gaji pegawai dibagian itu dapat
dihindarkan, dalam arti tidak akan dikeluarkan lagi gaji tersebut,
akan tetapi biaya penyusutan ruangan yang ditempati bagian itu
tidak akan dapat dihindarkan, maka dalam hal ini dapat dikatakan
bahwa :
- Gaji pegawai adalah biaya terhindarkan
- Penyusutan adalah biaya tak terhindarkan
Jika dikaitkan dengan relevansi biaya terhadap keputusan, maka :
Biaya terhindarkan adalah biaya relevan
Biaya tak terhindarkan adalah biaya tak relevan
d. Sunk cost (biaya terbenam) :
Biaya masa lampau, dimana untuk masa sekarang tidak dapat
digunakan sebagai alat pengambil keputusan.
e. Opportunity cost (biaya kesempatan) :
Manfaat yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatip
tertentu.
31

Contoh :
Ada sebuah ruangan yang belum dimanfaatkan oleh perusahaan “X”.
Ruangan ini sebenarnya dapat disewakan kepada mahasiswa per-
tahunnya Rp. 5.000.000,-; jika manajer membiarkan ruangan itu
menganggur, maka ada pendapatan yang hilang sebesar Rp.
5.000.000,-.
Pendapatan yang hilang tersebut (Rp. 5.000.000,-) disebut
Opportunity cost.

Berikut ini akan dijelaskan beberapa keputusan dengan menerapkan


analisis deferensial.
a. Menerima atau menolak pesanan khusus :
Contoh :
Perusahaan X berkapasitas maksimum 10.000 unit. Selama ini
perusahaan hanya beroperasi pada kapasitas normal 8.000.unit.
Perusahaan sedang mempertimbangkan pesanan khusus sebanyak
1.500 unit dengan harga jual Rp. 14,- per-unit, yang lebih rendah
dari harga normal yaitu sebesar Rp. 20,-
Laporan Rugi-Laba dengan format contribution margin untuk tahun
lalu adalah sebagai berikut :

Perusahaan “X”
Laporan Rugi-Laba dengan format Contribution Margin

Penjualan (8.000 unit x Rp. 20,-) = Rp. 160.000,-


Biaya variabel (8.000 unit x Rp. 11,-) = Rp. 88.000,-
Contribution margin = Rp. 72.000,-
Biaya Tetap :
Overhead = Rp. 34.000,-
Administrasi dan Penjualan = Rp. 20.000,-
Laba Bersih = Rp. 18.000,-
32

Dari tabel diatas dapat diperkirakan bahwa, biaya yang akan


bertambah dengan adanya pesanan khusus adalah biaya variabel
saja (sebesar Rp. 11, per-unit). Inilah biaya yang relevan yang harus
dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan. Adapun biaya tetap
jumlahnya akan tetap tanpa memandang diterima atau ditolaknya
pesanan khusus. Jika pesanan khusus diterima, maka tambahan
contribution margin per-unitRp.3,- (Rp. 14,- - Rp. 11,-), sedangkan
tambahan contribution margin total sebesar Rp. 4.500,-
(Rp. 3,- x 1.500 unit).
Kesimpulan :
Menerima pesanan khusus.

Catatan : Selama harga jual bisa menutup biaya variabel


(Contribution Margin lebih besar atau sama dengan nol),
maka menerima pesanan khusus adalah keputusan yang
tepat.
Untuk pembuktian contoh diatas, kita perhatikan analisis deferensial
dibawah ini :

Tanpa Dengan Beda


Pesanan Khusus Pesanan Khusus
Penjualan :
8.000 x Rp. 20,- 160.000,- 160.000,- 0
1.500 x 14,- - 21.000,- 21.000,-
160.000,- 181.000,- 21.000,- A
Biaya Variabel :
8.000 x 11,- 88.000,- 88.000,- 0
1.500 x 11,- - 16.500,- 16.500,-
Contribution Margin 72.000,- 76.500,- 4.500,- B
Biaya Tetap :
-Overhead 34.000,- 34.000,- 0
-Adm. & Penjualan 20.000,- 20.000,- 0

Laba bersih ………….. 18.000,- 22.500,- 4.500,- C


33

b. Membeli Suku Cadang Atau Membuat Sendiri :


Dalam perusahaan pabrikasi yang membuat produk dengan
menggunakan beberapa suku cadang, alternatip yang dipertimbangkan
dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan adalah : Apakah
perusahaan harus membuat sendiri salah satu suku cadang dari
produknya atau membeli dari pihak luar. Masalahnya terletak pada dua
pilihan yaitu ; disatu pihak perusahaan mampu memproduksi sendiri
seluruh suku cadangnya sementara dilain pihak satu atau lebih suku
cadang tersedia di pasar.
Untuk memecahkan masalah ini dapat digunakan analisis deferensial.
Contoh :
Perusahaan “Fadil” selama ini memproduksi sendiri suku cadang A
sebanyak 100 unit dengan biaya sebagai berikut :

Per-unit Total
Bahan baku Rp. 1.000,- Rp. 100.000,-
Tenaga kerja langsung 4.000,- 400.000,-
Overhead variabel 2.000,- 200.000,-
Overhead tetap 3.000,- 300.000,-

Ada pemasok yang menawarkan komponen tersebut dengan


harga Rp. 8.000,- per unit; biaya pemesanan, biaya penerimaan
dan pemeriksaan tiap unit Rp. 1.000,-
Pertanyaanya : Apakah perusahaan akan memproduksi sendiri
komponen tersebut atau akan membeli dari pemasok dengan cost
(harga beli) sebesar Rp. 9.000,- per unitnya !.
34

Jawab :
Analisis Deferensial :

Per - unit Total (100 unit)


Biaya Relevan
Buat Beli Buat Beli
Bahan baku 1.000,- - 100.000,- -
Tenaga kerja langsung 4.000,- - 400.000,- -
Overhead variabel 2.000,- - 200.000,- -
Membeli - 9.000,- - 900.000,-
Total biaya relevan 7.000,- 9.000,- 700.000 900.000,-

Keputusan :
Jika buat sendiri, biaya per unit (yang relevan) Rp. 7.000,- atau
total Rp. 700.000,-. Jika membeli dari pihak luar (pemasok), biaya
per unit RP. 9.000,- atau total Rp. 900.000,-. Jadi membeli dari
luar menimbulkan pemborosan Rp. 200.000,- atau dengan kata
lain memproduksi sendiri menghemat biaya sebesar Rp.
200.000,-

Keputusan yang tepat : Perusahaan tetap memproduksi sendiri


suku cadang A.

c. Memproses Lebih Lanjut Atau Langsung Menjual Setelah Titik


Pisah :
Beberapa produk dihasilkan secara bersama-sama dari bahan baku yang
sama atau suatu proses produksi yang sama. Produk semacam ini
disebut Joint Products. Saat dapat dipisahkannya produk-produk itu
disebut Split Off Point (titik pisah). Biaya produksi untuk produk-
produk ini sebelum Split Off Point adalah Joint Cost ( biaya bersama).
35

Bensin

Proses Penyulingan Minyak Tanah Joint Products


Petrolium (produk bersama)
Minyak Pelumas

Joint Cost

Contoh :
Perusahaan “RIDHO” mmproduksi joint produk X dan Y. Produksi
pertahun untuk Produk X = 10.000 unit dan Y = 6.000 unit; dengan
joint cost sebesar Rp. 104.000,-. Harga jual per unit produk X = Rp.
10,- dan Y = Rp. 16,-. Pada split off point produk X dapat diproses lebih
lanjut dengan tambahan biaya Rp. 20.000,- dan dapat dijual dengan
harga Rp. 20,- per unit. Adapun produk Y dapat diproses lebih lanjut
dengan tambahan biaya Rp. 18.000,- dan dapat dijual dengan harga Rp.
18,- per unit.
Pertanyaan :
Produk mana yang harus dijual pada saat titik pisah serta produk mana
yang harus diproses lebih lanjut ?.
Jika digambar dengan diagram, kasus diatas terlihat sebagai berikut :

Hrg. jual Biaya Hrg. jual


Rp. 10,-/unit Rp. 20.000,- Rp. 20,-/unit

Prod X Pross Lanjutan Prod X

1.000 unit 1.000 unit

Pros. Prod.
Bersama  Split Off Point

Biaya 6.000 unit 6.000 unit


Rp. 104.000,-
Prod Y Pross Lanjutan Prod Y

Hrg. jual Biaya Hrg. jual


Rp. 16,-/unit Rp. 18.000,- Rp. 18,-/unit
36

Jawab :
Biaya
Pro Hasil Penj. Setelah Hasil Penj. Setelah Tambahan Tambahan
Proses
duk Titik Pisah Pros.Lanjutan Pendapatan Kontribusi
Lanjutan
X 10.000 x 10 = 100.000 10.000 x 20 = 200.000 100.000 20.000 80.000
Y 6.000 x 16 = 96.000 6.000 x 18 = 108.000 12.000 18.000 (6.000)

Kesimpulan : Prod. X diproses lebih lanjut & Prod. Y dijual pada titik pisah.

d.Mempertahankan Atau Memberhentikan Segmen


Tertentu :
Dalam pengambilan keputusan mengenai penambahan atau
pemberhentian produk atau departemen tertentu harus dilakukan
dengan hati-hati. Pertimbangan-pertimbangan dalam keputusan
menambah atau memberhentikan produk adalah : Apakah produk
dimasa mendatang akan memberi peningkatan laba bersih.
Untuk mengevaluasi pengaruh penambahan atau pemberhentian produk
atau departemen pada laba dimasa mendatang dapat digunakan Analisis
Defferensial.
Sebagai ilustrasi dibawah ini digunakan laporan Rugi/Laba Perusahaan
“ ABC” sebagai berikut :
37

Depart. Depart. Depart. Total


A B C
Penjualan 300.000 450.000 250.000 1.000.000
Biaya variabel 231.000 288.000 150.000 669.000

Contribution Margin 69.000 162.000 100.000 331.000


Biaya Tetap :
Gaji Salesman 40.000 52.000 32.000 124.000
Iklan 24.000 36.000 20.000 80.000
Asuransi 900 1.350 750 3.000
Pajak bumi & bangunan 1.500 2.250 1.250 5.000
Penyusutan 21.000 31.500 17.500 70.000
Lain-lain 600 900 500 2.000

Total biaya tetap 88.000 124.000 72.000 284.000

Laba bersih … (19.000) 38.000 28.000 47.000

Analisis yang tidak hati-hati akan menyimpulkan bahwa manajemen


memberhentikan saja departemen A, karena departemen ini mengalami
kerugian sebesar Rp. 19.000,-dan memberi kesan bahwa tanpa adanya
departemen A perusahaan secara keseluruhan akan memperoleh laba
sebesarRp.66.000,- (bukan Rp. 47.000,-).
Untuk memperoleh kesimpulan yang benar, sebelum departemen ini
ditutup, tiap-tiap biaya yang menjadi beban departemen tersebut harus
dievaluasi untuk menentukan biaya-biaya yang dapat dihindarkan.
Setelah langkah ini ditempuh, barulah dapat dinilai pengaruh yang
benar dari pemberhentian departemen tersebut terhadap profitabilitas
perusahaan. Dengan menerapkan analisis deffernsial, permasalahan
diatas akan dapat terpecahkan.
38

Analisis Defferensial :
Total Tanpa “A” Selisih
Penjualan 1.000.000 700.000 300.000
Biaya variabel 669.000 438.000 231.000

Contribution Margin 331.000 262.000 69.000


Biaya Tetap :
Gaji salesman (terhindarkan) 124.000 84.000 40.000
(Tak terhindarkan) : 160.000 160.000 0
284.000 – 124.000
Total biaya tetap 284.000 244.000 40.000
Laba bersih …. 47.000 18.000 29.000
Hasil analisis defferensial menunjukkan bahwa, laba perusahaan justru lebih kecil
jika depart. A ditutup.

Kesimpulan : Penutupan departemen A merupakan keputusan yang tidak


tepat.

C. Alat dan Bahan


No Alat dan Bahan Spesifikasi/ Jumlah Kegunaan
1. Spidol Warna Berwarna Untuk menerangkan
pada papan whiteboard
2. Kertas Folio 70 grm- 2 Lembar/ Untuk alat analisis dan
Bergaris Mahasiswa mencatat
3. Kertas Buram 2 Lembar/ Untuk kertas bantu
Mahasiswa hitung
4. Proyektor LCD Cukup tajam/Tidak Untuk presentasi
buram
5. Penggaris Ukuran 30 cm Untuk membuat bagan
6. Kalkulator Standart Untuk alat bantu hitung

D. Prosedur Kerja
1. Setiap mahasiswa mengerjakan soal secara individu di kertas folio
bergaris.
2. Hasil kerja dari masing-masing mahasiswa dikumpulkan.
3. Pembahasan terhadap hasil kerja mahasiswa.
39

Lembar Kerja
Soal 1
Pada aihir tahun 2013, manajemen PT. Lasido membuat perencanaan
biaya untuk tahun 2014. Kapasitas produksi PT. Lasindo adalah 40.000
unit produk per tahun. setiap produk direncanakan dijual dengan harga
Rp. 20.000. sedangkan taksiran biaya untuk membuat 40.000 unit
produk tersebut adalah
Bahan Langsung Rp. 120.000.000
Tenaga Kerja Langsung Rp. 140.000.000
Overhead variabel Rp. 100.000.000
Overhead tetap Rp. 96.000.000
Pemasaran variabel Rp. 80.000.000
Administrasi tetap Rp. 36.000.000

Pada bulan Agustus 2014, setelah menjual 25.000 unit produk dengan
harga normal, salah satu perusahaan Korea Selatan ingin membeli
15.000 unit produk PT. Lasido dan mengajukan penawaran harga Rp.
16.000 per unit. Jika tawaran ini diterima, PT. Lasido harus membayar
biaya tambahan sebesar Rp. 20.000.000 sebagai biaya kemasan
khusus, karena pihak pemesanan menginginkan kemasan yang
berbeda. Manajemen PT. Lasido berharap penjualan perdananya ke
perusahaan Korea Selatan tersebut menjadi pintu pembuka untuk
merambat pasar Korea Selatan yang sangat potensial
a. Bisakah tawaran tersebut diterima? Mengapa? Jelaskan!
b. Jika tawaran tersebut diterima, apakah pengaruhnya terhadp realisasi
anggaran PT. Lasido? Jelaskan!

E. Hasil dan Pembahasan


Hasil yang dicapai sesuai CPMK
40

F. Kesimpulan
a. Dalam melakukan pengambilan keputusan membeli atau membuat
sendiri, faktor kuantitatif yang perlu dipertimbangkan adalah biaya
diferensial yang terjadi pada suatu produk tersebut.
b. Selain faktor kuantitatif, ada beberapa faktor kualitatif yang harus
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan mengenai membeli
atau membuat sendiri. Salah satunya adalah kemungkinan
berubahnya trend atau mode terhadap permintaan produk.
c. Dalam pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri, yang
dilakukan pertama kali adalah menggunakan analisis biaya relevan.
Pada saat melakukan analisis ini, dilakukan pengelompokan biaya
yang terjadi pada perusahaan ke dalam kelompok biaya relevan dan
biaya tidak relevan. Analisis ini dilakukan dengan tujuan agar
keputusan yang tepat dapat diambil berdasarkan informasi biaya
yang dimiliki perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai