Anda di halaman 1dari 52

MASTER ANGGARAN PERUSAHAAN

(After mide semester)


Dosen Sri Lestari, SE. MSI

Literature:
1. Anggaran perusahaan 1 dan 2, Gunawan Adisaputro
2. Anggaran Perusahaan Suatu pendekatan Praktis, ellen Cristina, M.
Fuad, Sugiarto, Edy Sukarno
3. Penganggaran perusahaan, M. Nafarin
4. Budgeting Pedoman Lengkap Langkah-Langkah penganggaran, Jae K.
Shim, Joel G. stegel
5. Anggaran perencanaan dan pengendalian laba buku 1 dan 2, wels,
Hilton, Gordon.
6. Buku Ajar Anggaran Perusahaan, Sri Lestari, SE.MSi.

Materi:
1. Budget variabel
2. Budget Piutang
3. Budget Kas
4. Capital budgeting
5. Analisis BEP Dalam Penganggaran
6. Performance report dan analisis variance

Purwokerto, 1 Mei 2018

1
II. VARIABLE BUDGET

 Budg yg merenc secara lebih terperinci tentang tingkat perubahan biaya


terutama biaya-biaya tidak langsung berkaitan dengan perubahan aktivitas
perusahaan dari waktu ke waktu selama priode yang akan datang

 Memudahkan manager mengetahui tingkat biaya yang akan ditanggung


oleh perusahaan pada suatu tingkat kegiatan tertentu.

RELEVANT RANGE
 Merupakan suatu interval batas berlakunya anggaran variabel yang
disusun, dinyatakan dgn tkt output ttt. Relevant range perlu ditentukan karena
biaya ttp dan biaya variabel per unit dapat berubah pada tkt output ttt.

BIAYA TIDAK LANGSUNG DAPAT DIBEDAKAN MENJADI TIGA JENIS


YAITU:
1. FIXED COST
Biaya yg cenderung bersft konstan scr total dr wkt ke wkt, tanpa terpengaruh
oleh vol keg dg bbrp asumsi ttt, spt kebij mgt, periode wktdll. Contoh: Gaji,
Pajak bumi bangunan, depresiasi, asuransi, sewa bangunan pabrik, TKTL,
amortisasi paten.

2. VARIABLE COST
Biaya yg scr total mengalami perubahan, yg bsrnya sebanding dg perubhn tkt
keg. Cnth Bi BB langs, bi TKL, Perlengkapan, bahan bakar, produk, biaya
penerimaan premi lembur.

3. SEMI VARIABLE COST


Adl bi2 yg bersft variabel di mana biaya ini mengalami perubahan namun tdk
sebanding dg perubhn tkt keg. Cnth: biaya listrik, biaya pemeliharaan, bi bhn
penolong, Supervisi, inspeksi, by dep jasa, pemeliharaan dan perbaikan,
asuransi kompensasi, sewa truk pengiriman

2
Analisis Biaya Semi variabel
 Untuk peramalan, perencanaan dan penganggaran, biaya semi variabel
harus dipisahkan menjadi komponen variabel dan tetap. Analisisnya dg
menggunakan rumus anggaran fleksibel:

Y=a+bX
Y = biaya semi variabel yg harus dirinci komponennya.
X = ukuran kegiatan (JKL, JM, Volume prod)
a = biaya tetap (total)
b = tarif biaya variabel per unit

METODE UNTUK MEMISAHKAN BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL


1. Stand by cost method
2. Direct estimate method
3. Maximum and minimum method
4. Regresion method dll

 HIGH–LOW METHOD (MAXIMUM AND MINIMUM


METHOD)
Langkah-langkahnya :
a. Menentukan b atau biaya variabel per unit
b. Menentukan total biaya tetap atau a
pada titik tertinggi ; a = Yt – bXt
pada titik terendah; a = Yr – bXr
c. Menentukan persamaan anggaran fleksibel
Y = a + bX

Contoh :
Relevant range :
 Relevant range :
9.000 – 12.000 DMH, artinya:
Pada titik tertinggi = 12.000 DMH
Pada titik terendah = 9.000 DMH
 Anggaran biaya:
Pada titik tertinggi = Rp 6.400.000,-
Pada titik terendah = Rp 5.200.000,-

a. Menghitung biaya variabel per unit :

3
DMH Biaya
Pada titik tertinggi 12.000 Rp6.400.000
pada titik
terendah 9.000 Rp 5.200.000
Selisih 3.000 Rp 1.200.000

Rp1.200 .000
= Rp400
Biaya variabel per unit = 3. 000

b. Menghitung biaya tetap


Pada titik tertinggi:
- Anggaran biaya = Rp 6.400.000
- Anggaran variabel = 12.000 X Rp 400 = Rp 4.800.000
Biaya tetap = Rp 1.600.000
c. Menentukan persamaan anggaran fleksibel
Y = a +bX
Y = 1.600.000 + 400X

 REGRESSION METHOD

Bentuk persamaan: Y= a+ bX

a = biaya ttp
b = biaya variabel
X = variabel bebas (dependent variables)
Y = variabel terikat

n ∑ (XY )−∑ X ∑ Y
b=
n ∑ X 2 −( ∑ X )2

a=
∑ Y −b (∑ X )
n

Contoh:
PT Lonceng Perak mengeluarkan biaya pemeliharaan atas peralatan
mesin tenunnya.Kisaran relevan jam mesin tenun adalah 1.000 smp 5.000
jam msn. Obsrvs yg dilakkn memaparkan data sbb:
Jam Biaya Pemeliharaan
Bulan
Mesin (Rp)
Januari 1.000 1.000.000
Pebruari 2.000 1.250.000

4
Maret 3.000 2.250.000
April 4.000 2.500.000
Mei 5.000 3.750.000

Koef a dan b dicari sbb:


Jam Mesin Biaya Pemeliharaan XY X2
Bulan
(X) (Y)(Rp) (Rp) (Rp)
Januari 1.000 1.000.000 1.000.000.000 1.000.000
Pebruari 2.000 1.250.000 2.500.000.000 4.000.000
Maret 3.000 2.250.000 6.750.000.000 9.000.000
April 4.000 2.500.000 10.000.000.000 16.000.000
Mei 5.000 3.750.000 18.750.000.000 25.000.000
Jumlah 15.000 10.750.000 39.000.000.000 55.000.000

5 (39. 000 . 000. 000 )−(15 . 000)(10. 750. 000 )


b=
5(55. 000 .000 )−(15. 000 )2 = 675

10 .750.000−675(15.000)
a= =125.000
5

Shg cost formula = 125.000 + 675X

BENTUK- BENTUK VARIABLE BUDGET:


1. TABEL
2. FORMULA
3. GRAFIK

Contoh:
PT SUKSES mpy bbrp bag yg msg2 mpy peranan dlm kelangs hdp
perush. Salah satunya adl bag prodsi yg tentu sj berperan langs thd
kelancaran proses prodsi brg2 yg mrp hsl PT. SUKSES ini. Satuan dsr
perhitungan tkt keg. Prodsi adalah unit output. Data biaya scr
keseluruhan bag ini adl sbb (relevant range = 10.000 smp 15.000 unit) :

Biaya 10.000 15.000

Penyusutan aktv ttp 6.000.000 6.000.000

Pembangkit tenaga 2.000.000 3.000.000


Bahan mentah tak
langsung 1.800.000 2.000.000
pemeliharaan

5
1.700.000 2.000.000

Lain-lain 1.000.000 1.400.000

Jumlah 12.500.000 14.400.000

Dengan memperhatikan data di atas:


1. susunlah anggaran variabel bagi bag prodsi PT SUKSES th
2015 dalam bntk formula
2. Susunlah anggaran variabel dlm bntk tabel dg kenaikkan 1250
unit
3. Hitunglah biaya2 yg bersft semivariabel pd tkt keg (output) sebsr
11.500 unit.

Jawab:
Analisa setiap komponen biaya:
a. Penyusutan = Rp 6.000.000,- pa berbg tkt keg (output) mrp
FC
b. Pembangkit tenaga:
Pada tkt 15.000 unit = Rp 3.000.000
Pada tkt 10.000.000 = Rp 2.000.000
Selisih 5.000 unit = Rp 1.000.000

1 . 000. 000
= Rp 200/unit
Unsur Variabel = 5 . 000

Pada tkt 15.000 = Rp 3.000.000,-


Unsur variabel = 15.000 X 200 = Rp 3.000.000,-
Unsur tetap = Rp 0,-

c. Bahan Mentah tak langsung:


Pada tkt 15.000 unit = Rp 2.000.000,-
Pada tkt 10.000 unit = Rp 1.800.000,-
Selisih 5.000 unit = Rp 200.000,-

200 .000
= Rp40,−/unit
Unsur variabel = 5 .000

Pada tkt 15.000 unit =Rp 2.000.000,-


Unsur variabel 15.000 X 60 =Rp 600.000,-
Unsur tetap = Rp 1.400.000,-

d. Pemeliharaan

6
Pada tkt 15.000 unit = Rp 2.000.000,-
Pada tkt 10.000 unit = Rp 1.700.000,-
Selisih 5.000 unit =Rp 300.000,-

300 .000
=Rp60,−/unit
Unsur Variabel = 5 . 000
Pada tkt 15.000 unit = Rp 2.000.000,-
Unsur variabel = 15.000 X 60 = Rp 900.000,-
Unsur tetap = Rp 1.100.000,-

e. Lain-lain
Dgn cara yg sama untuk biaya lain-lain ditemukan
 Biaya variabel Rp 80,-/unit
 Biaya tetap Rp 200.000,-

4. Anggaran variabel bg bag prodsi PT SUKSES th 2015 dalam


bntk formula.

PT SUKSES
Bagian Produksi
Anggaran variabel
Tahun 2015
Relevant range : 10.000 – 15.000 unit

Biaya
Biaya variabel
tetap per
Biaya per unit
buan
(Rp)
(Rp)
Penyusutan aktv ttp 6.000.000,- 0,-
Pembangkit tenaga 0,- 200,-
Bahan mentah tak langsung 1.400.000,- 40,-
Pemeliharaan 1.100.000,- 60,-
Lain-lain 200.000,- 80,-
Jumlah 8.700.000,- 380,-

Formula: Y = 8.700.000 + 380X

7
5. Anggaran variabel dlm bntk tabel dg kenaikkan 1250 unit
Biaya 10.000 unit 11.250 unit 12.500 unit 13.750 unit 15.000 unit
Penyusutan AT 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000
Pembangkit tenaga 2.000.000 2.250.000 2.500.000 2.750.000 3.000.000
Bahan mentah tak langs 1.800.000 1.850.000 1.900.000 1.950.000 2.000.000
Pemeliharaan 1.700.000 1.775.000 1.850.000 1.925.000 2.000.000
Lain-lain 1.000.000 1.100.000 1.200.000 1.300.000 1.400.000
Jumlah 12.500.000 12.975.000 13.450.000 13.925.000 14.400.000

6. Biaya2 yg bersft semivariabel pd tkt keg (output) sebsr 11.500


unit.
Bahan mentah tak langsung : Y = 1.400.000 + 40X
Pemeliharaan : Y = 1.100.000 + 60X
Lain-lain : Y = 200.000 + 80X
Jumlah Y = 2.700.000 + 180X

Pada tkt output 11.500 unit, biaya-biaya yg bersft semi variabel


berjumlah :
Y = 2.700.000 + 180 ( 11.500)
= Rp 4.770.000

Anggaran fleksibel dan Laporan Kinerja

Anggaran fleksibel berguna utk mengendalikan biaya, diarahkan utk


beberapa aktivitas dan sifatnya dinamis.

Anggaran Statis :
Hanya diarahkan pada satu tingkat aktivitas dan memiliki masalah dalam
pengendalian biaya.

Angg. Fleksibel membedakan antara biaya variabel dan tetap, shg


memungkinkan penyesuaian anggaran scr otomatis thd tkt aktivitas ttt yg
benar-benar dicapai.

Kegunaannya : merupakan alat ukur kinerja yg akurat dg membadingkan


biaya aktual utk output ttt dg biaya yg dianggarkan utk tk output yg sama.

Contoh perbedaan angg statis dan fleksibel:

8
Asumsikan Dep Perakitan PT. Suma Ind menganggarkan utk produksi
6.000 unit bl Juni 20xx. Realisasinya prsh hanya dpt memproduksi 5.800
unit. Anggaran TK dan BOP sbb :

Produksi yg dianggarkan 6.000 unit


Produksi aktual 5.800 unit
TKL $39.000
BOP V :
TKTL 6.000
Perlengkapan 900
Perbaikan 300
$ 46.200

Pendekatan anggaran statis digunakan:

PT. Suma Industries


Anggaran TKL dan Overhead Pabrik
Bulan Juni 20xx

Anggaran Aktual Varians

Produksi dlm 6.000 5.800 200 R


unit $39.000 $38.500 500 U
TKL
BOP Variabel : 6.000 5.950 50 U
TKTL 900 870 30 U
Perlengkapan 300 295 5U
Perbaikan

9
46.200 45.615 585 U

Anggaran fleksibel
Dengan rumus bV dan membandingkan anggaran pd tingkat 5.800 dg aktual
5.800, kita akan dapat laporan kinerja berikut :
Produksi yg dianggarkan 6.000 unit
Produksi aktual 5.800 unit

SOAL
Departemen reparasi PT ABG melakukan kegiatannya dg satuan dasar
penghitung tk keg adalah jam reparasi. Diantara taksiran anggaran
departemen reparasi ini adalah sbb (Relevan range 25.000 – 45.000 jam
reparasi) :

Jenis biaya 25.000 JR 45.000 JR

Gaji pegawai Rp100.000,- Rp100.000,-


Material reparasi Rp285.000,- Rp445.000,-
Jumlah Rp 385.000,- Rp 545.000,-

Dengan menggunakan high low method utk memperkirakan besarnya


unsur biaya tetap dan unsur BV yg terkandung dalam biaya semivariabel
diminta untuk Menyusun formula besarnya budget variabel pada 40.000
JR

Jawab:
Analisa tiap komponen biaya:
1. Gaji pegawai Rp 100.000 pd tiap tkt kegiatan mk FC

Formula unt gaji pegawai:


Y=Rp 100.000,- + 0X

Material reparasi:
Pada tkt 45.000 JR = Rp 445.000
Pada tkt 25.000 JR = Rp 285.000
Selisih 20.000 unit = Rp 160.000

Unsur Variabel = 160.000/20.000 = Rp8,-/unit


Anggaran pd tkt 45.000 = Rp 445.000,-
Unsur variabel = 45.000 X Rp 8,- = Rp 360.000,-
Unsur tetap = Rp 85.000,-

10
Formula unt material reparasi:
Y=Rp 85.000,- + Rp 8,-X

PT BG
Departemen Reparasi
Anggaran variabel
Tahun 2015
Relevant range : 25.000 – 45.000 unit

Biaya Biaya tetap per bulan Biaya variabalel per


(Rp) unit (Rp)
Gaji pegawai 100.000 0,-
Material reparasi 85.000 8,-
Total 185.000,- 8,-

Formula Y=185.000+8X
Anggaran pd 40.000JR=
Y=185.000+8(40.000)=Rp 505.000

III. BUDGET PIUTANG


Budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah piutang
perusahaan beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama
periode yang akan dating.

MANFAAT :
1. Dapat diperkirakan posisi piutang pada berbagai waktu
2. Dapat diketahui jumlah piutang yang sudah waktunya

Cash inflow krn penj kredit direnc dgn menyusun budget pengump piutg
(receiv. Collection budget) yg dissn berdsr budget penj dg memperhtkn
term of sales n kebiasaan langg membyr utang.

11
Beban Pemberian Kredit :
Beban biaya modal
Piutang menyerap sebagian dari modal perush yg tersedia
Biaya modal = biaya modal sendiri
2. Biaya administrasi piutang
- Biaya unit kerja (gaji, jaminan sosial bg petugas penagihan &
adm piutang)
- Biaya penagihan piutang (biaya telp, surat, perjlnan penagih
piutang)
3. Biaya bad debts
Dibentuk cadangan piutang ragu-ragu lewat penyisihan sebag
keuntungan penj

Langkah-langkah Penyusunan Anggaran Piutang :


a. Menentukan jml penj tunai & kredit pd periode ttt
b. Menentukan besarnya bad debts yg hrs dicadangkan, biasanya
dinyatakan dlm %
c. Mengidentifikasi term of credit 2/10/net 30 (jgk wkt kredit slm 30 hr,
bila dpt membyr samapi hr ke10 diberikan discount 2 %

Contoh 1:
1. Su perush mpy renc penj tahun 2015 ats dsr estimasi akhir bln sbb:
Bulan penjualan Jml penjualan
Juli Rp28.000,00
Agustus 35.000,00
September 42.000,00

Syarat pembyrn dittpkan: 3/20/net 30.


Berdsrkn pengalaman cara pembyrn para langgn sbb:
a. 60% dr penj setiap blnnya terkumpul pd wkt 20 hari sesudah
bln penj.
b. 30% terkumpul dlm wkt sesudah 20 hr dlm bln yg sama, yi
dlm bln ke satu sesdh bln penj.
c. 10% terkumpul dlm bln kedua sesdh bln penj.

Diminta: susun skedul/budget pengumpulan piutg (receivables


collection budget)

Jawab:
Skedul pengumpulan piutang unt bulan Agustus sampai dengan
Oktober 2015

Taksiran
Waktu penjualan Agustus September Oktober
penjualan
Juli Rp38.000 Rp 24.696 x) Rp 2.800 xx) -

12
Agustus 35.000 - 30.870 Rp3.500
September 42.000 - - 37.044
Jml piutg yg terkmpl tiap bln   Rp24.696 Rp33.670 Rp40.544

Keterangan:
x) Penerimaan piutg dlm bln Agustus :
60% X Rp 28.000…………………………………………… = Rp 16.800
Cash Discount = 3% X Rp 16.800………………………….. = Rp 504
Rp 16.296
30% terkumpul dlm wkt sisanya atau dlm wkt 10 hari
terakhir = 30% X Rp 28.000……………………………….. ..= Rp 8.400
Rp 24.696
Piutang yg terkumpul dlm bln kedua sesdh bln penj sebnyk
10% X Rp 28.000 = Rp 2.800.

Contoh 2.
Rencana penjualan atas dasar perkiraan akhir bulan untuk masa enam bulan
pertama tahun 2015 dari perusahaan Makanan Ternak Subur adl sbb:

a. Rencana penjualan:
Penjualan
Bulan
(Rp)
Januari 2.000.000
Pebruari 2.250.000
Maret 2.500.000
April 2.750.000
Mei 3.000.000
Juni 3.250.0

b. 20% drpdnya adl penj tunai, dan sisanya


penjualan kredit dgn wkt 1 bln. Unt penj tunai diberikan potongan 5%. Pola
penerimaan piutang mnrt pengalaman masa yll pr debitur membayar 75% tpt
pd wktnya dan sisanya dibayar pd bln berikutnya.

c. Penjualan bln Nopember dan Desember


2014 masing-masing sebesar Rp 1.500.000,- dan Rp 2.000.000,-

d. Jumlah Bad Debts diperkirakan sebsr 0,5 %


dibulatkan dlm puluhan rupiah.
Ditanya:
1. Buatlah skedul penagihan piutang (Anggaran
piutang).
2. Buatlah skedul penerimaan arus kas masuk.

Jawab:

13
Penjualan menurut bentuk pembayarannya:

penjualan tunai Penjualan


Bulan (20%) Kredit (80%)
(Rp) (Rp)
Januari 400.000 1.600.000
Pebruari 450.000 1.800.000
Maret 500.000 2.000.000
April 550.000 2.200.000
Mei 600.000 2.400.000
Juni 650.000 2.600.000

Skedul penerimaan kas dari penjualan tunai sbb:


Penjualan Kotor Potongan Kas diterima
Bulan
(Rp) (Rp) (Rp)
Januari 400.000 20.000 380.000
Pebruari 450.000 22.500 427.500
maret 500.000 25.000 475.000
April 550.000 27.500 522.500
Mei 600.000 30.000 570.000
Juni 650.000 32.500 617.500

Piutang Netto dr penjualan kredit


Penjualan kotor Bad Debts Piutang Netto
Bulan
(Rp) (Rp) (Rp)
Penj Nop 2014 1.200.000 6.500 1.194.000
penj Des 2014 1.600.000 8.000 1.592.000
Januari 1.600.000 8.000 1.592.000
Pebruari 1.800.000 9.000 1.791.000
Maret 2.000.000 10.000 1.990.000
April 2.200.000 11.000 2.189.000
mei 2.400.000 12.000 2.388.000
juni 2.600.000 13.000 2.587.000
Jumlah 14.500.000 72.500 14.427.500

14
1. Skedul penagihan piutang (Anggaran piutang).
Penagihan
Januari Pebruari Maret April Mei Juni Sisa
298.500 - - - - - -
1.194.000 398.000 - - - - -
- 1.194.000 398.000 - - - -
- - 1.343.250 447.750 - - -
- - - 1.492.500 497.500 - -
- - - - 1.641.750 547.250 -
- - - - - 1.791.000 597.000
- - - - - - 2.587.000
1.492.500 1.592.000 1.741.250 1.940.250 2.139.250 2.338.250 3.184.000

2. Skedul arus kas masuk (penerimaan kas keseluruhan):

Januari Pebruari Maret April Mei Juni


Sumber
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1. Penj. Tunai 380.000 427.500 475.000 522.500 570.000 617.500
2. Piutang 1.492.500 1.592.000 1.741.250 1.940.250 2.139.250 2.338.250
Jumlah 1.872.500 2.019.500 2.216.250 2.462.750 2.709.250 2.955.750

Contoh 3.
PT. GOLDEN mempunyai rencana penjualan sbb (70 % kredit):

2014 November 500 unit


Desember 550
2015 Januari 500
Pebruari 625
Maret 750
April 800
Mei 700
Juni 750

Harga jual untuk bulan November 2014 Rp 4.000,-/unit.


Direncanakan mulai 1 Januari 2015, harga jual akan dinaikkan sebesar 25% dan
mulai 1 April 2015 akan dinaikkan lagi sebesar 10% dari harga jual bulan Januari
2015. Bad debts dihitung sebesar 2% dari penjualan kredit. Syarat penjualan
kredit adalah dengan term of payment 3/25 n 30 (angka dibulatkan). Pola

15
pengumpulan piutang berdasarkan pengalaman sebelumnya dapat diperkirakan
sbb:
 50% dibayar dalam
waktu 25 hari
 30% dibayar dalam satu
bulan berikutnya.
 20% dibayar dalam dua
bulan berikutnya.

Diminta:
Susunlah skedul pengumpulan piutang untuk PT Golden tersebut untuk periode
Januari – Juni 2015.

Jawab:
Waktu Jumlah Harga Total penjualan Kredit Bad Piutang
Penjualan unit jual Penjualan (70%) debts netto
November 500 4000 2000000 1400000 28000 1372000
Desember 550 4000 2200000 1540000 30800 1509200
Januari 500 5000 2500000 1750000 35000 1715000
Pebruari 625 5000 3125000 2187500 43750 2143750
Maret 750 5000 3750000 2625000 52500 2572500
April 800 5500 4400000 3080000 61600 3018400
Mei 700 5500 3850000 2695000 53900 2641100
Juni 750 5500 4125000 2887500 57750 2829750

Skedul pengumpulan Piutang (bulan Januari – Juni 2015)


Waktu Piutang
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
penjualan netto
November 1372000 20% 274400 - - - - -
Desember 1509200 30% 452760 20% 301840 - - - - -
Januari 1715000 50%-dis 831775 30% 514500 20% 343000 - - -
Pebruari 2143750 50%-dis 1039719 30% 643125 428750 - -
50%- 124766
Maret 2572500     dis 3 771750 514500  
April 3018400     1463924 905520 603680
Mei 2641100       1280934 792330
Juni 2829750       1372429
223378
Total 17801700   1558935   1856059   8 2664424 2700954 2768439

16
IV. BUDGET CASH

Pd dsrnya budgt kas dpt dissn dlm 2 bag:


1. Estimasi penerimaan-penerimaan kas yg
berasal dr: hsl penj tunai, piutg yg terkumpul, penerimaan bunga, dividen, hsl
penj aktv ttp, dan penerimaan2 lain.
2. Estimasi pengeluaran kas yg digun
unt:pembelian BM, pembyrn hutang, pembyrn upah buruh, pengel unt bi penj,
bi adm & umum,pembyrn bunga, dividen,pajak,premi Ass,pembelian aktv
ttp,dan pengeluaran2 lain.

Budget kas disusun agar pimpinan perush dpt mengetahui:


1. kemungk posisi kas sbg hsl renc operasi perush
2. kemungk adanya surplus atau defisit krn renc operasi perush
3. besar dana beserta saat-saat kapan dana itu dibutuhkan untuk menutup
defisit kas
4. saat-saat kapan kredit itu dibayar kembali.

Penyusunan budgt kas biasanya dilakukan dlm berbg tahap yaitu:


1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut renc operasionil
perush. Transaksi-tansaksi di sini mrp transaksi operasi (operating
transactions). Pd thp ini dpt diketahui adanya defisit atau surplus krn renc
operasi perush.
2. Menyusun estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber2
dana lain yg diperlukan unt menutup defisit kas. Dissn jg estimasi
pembyrn bunga kredit tsb serta wkt pembyrnnya kembali. Transaksi-
transaksi di sini mrp transaksi finansiil (financial transaction).
3. Menyusun kembl estimasi keselrhn penerimaan dan pengel kas setlh ada
transc finansiil.
Contoh Soal:
Perusahaan AA menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran kas selm 6 bln
pertm dalam tahun 2015 sbb:

Estimasi penerimaan:
1. Hasil penjualan tunai yg diterima setiap bulannya:

Januari…………. Rp 400000 April…………… Rp 960000


Pebruari………. 500000 Mei…………… 800000
Maret…………… 730000 Juni…………… 900000

2. Piutang yang terkumpul setiap bulannya:


Januari…………. Rp 400000 April…………. 760000

17
Pebruari……….. 500000 Mei………….. 660000
Maret………….. 650000 Juni…………. 670000

3. Penerimaan-penerimaan lainnya:
Januari………… 200000 April…………. 180000
Pebruari………. 200000 Mei………….. 140000
Maret…………. 220000 Juni…………. 124000

Estimasi pengeluaran:
1. Pembelian BM setiap blnnya:
Januari…………. Rp 600000 April…………. 550000
Pebruari………. 600000 'Mei………….. 600000
Maret…………. 500000 'Juni…………. 600000

2. Pembayaran upah buruh setiap blnnya:


Januari…………. Rp 250000 April…………. 250000
Pebruari………. 250000 'Mei………….. 250000
Maret…………. 200000 'Juni…………. 300000

3. Pengeluaran unt biaya penjualan setiap blnnya:


Januari…………. Rp 200000 April…………. 200000
Pebruari………. 300000 'Mei………….. 250000
Maret…………. 200000 'Juni…………. 230000

4. Pengeluaran unt biaya Adm & umum tiap blnnya:


Januari…………. Rp350000 April…………. 400000
Pebruari………. 350000 'Mei………….. 400000
Maret…………. 400000 'Juni…………. 420000

5. Pembayaran pajak penghsln dlm bln Maret sebsr Rp 100.000,-

Penyelesaian:
1. Estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perush
(operating transaction):

Perusahaan AA
Budget penerimaan dan pengeluaran kas untuk transaksi operasional
selama 6 bulan pertama tahun 2015
(dalam ribuan RP)

Uraian Jan Peb Mar April Mei Juni


Estimasi penerimaan:      
Hasil penj tunai 400 500 730 960 800 900
penagihan piutang 400 500 650 760 660 670

18
Penerimaan lain 200 200 220 180 140 124
Jumlah penerimaan 1000 1200 1600 1900 1600 1694
       
Estimasi pengeluaran:      
Pembelian BM 600 600 500 550 600 600
Pembayaran upah 250 250 200 250 250 300
Biaya penjualan 200 300 200 200 250 230
Biaya Adm& umum 350 350 400 400 400 420
Pembayaran pajak - - 100 - - -
Jumlah pengeluaran 1400 1500 1400 1400 1500 1550
Surplus (defisit) (400)  (300) 200 500 100 144

Untuk keperluan skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman dan bunga


diperlukan tambahan data sbb:
1. Estimasi saldo kas pada akhir bulan Desember 2014 = Rp 100.000,-
2. Persediaan besi kas ditetapkan sebesar Rp 50.000,-
3. Pinjaman dari bank X diterima pada permulaan bulan dan pembayaran
bunga dilakukan pada akhir bulan. Pembayaran kembali utang dilakukan
pada permulaan bulan. Bunga bank ditetapkan sebesar 2% per bulan.

Langkah selanjutnya ditentukan besar kredit yang akan diminta untuk bln Januari
dan Februari.
Defisit bln Januari Rp 400.000,- Persediaan besi kas ditetapkan Rp 50.000,-. Pada
awal bln Januari tersedia kas Rp 10.000. Bunga kredit 2% harus dibayar pada
akhir bln. Mk besar kredit yang akan diminta sebanyak:
400.000 + 50.000 –100.000 + 2/100X = X
X = 357.143,-

Jadi kalau kita pinjam ke bank Rp 357.143,- maka pd akhir bln Januari saldo kas
adalah sebesar persediaan besi. Buktinya:
Saldo kas awal bln Januari………………… Rp 100.000
Terima pinjaman dari
bank………………… Rp 357.143
Jumlah kas yang tersedia…………………. Rp 457.143

Untuk menutup defisit Rp 400.000


Bunga pinj yg hrs dibyr akhir bln Jan:
2% X Rp 357.143 7.143
Jumlah…………… Rp 407.143
Saldo kas akhir bulan Rp 50.000

Dalam cnth ini misal ditetapkan bsrnya jml kredit yg diminta dr bank X unt bln
Januari sebsr Rp 360.000 dan unt bln Februari Rp 330.000. Pembayaran kembali

19
kredit tsb sebagian akan dilakukan pd awal bulan April sebsr Rp 200.000,- dan
sisanya sebesar Rp 490.000,- dibayar pd awal bln Mei. Maka skedul penerimaan
dan pembayaran pinjaman dan bunga yg mrp transaksi financial adalah sbb:

2. Skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman dan bunga (financial


transaction)
Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni
Saldo kas akhir bln 100 52,8 69 255,2 545,4 155,4
Terima kredit awal bln 360 330 - - - -
Membyr kembl kredit, awal
bln - - - (200) (490) -
Alat likuid tersedia pd awal
bln 460 382,8 69 55,2 55,4 155,4
Surplus (defisit) (400) (300) 200 500 100 144
Pembayaran bunga akhir bln (7,2) (13,8) (13,8) (9,8) - -
Saldo kas akhir bln 52,8 69 255,2 545,4 155,4 299,4
Pinjaman kumulatif, awal
bulan 360 690 690 490 0 -

Selanjutnya sbg tahap terakhir dlm penyusunan budget kas adalah penyusunan
budget kas final yg mrp gabungan dr transaksi operasional dan transaksi finansiil,
yg menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.

3. Budget kas final

Perusahaan AA
Budget kas selama 6 bulan pertama tahun 2015
(dalam ribuan rupiah)

Uraian Jan Peb Mar April Mei Juni


I. Saldo kas awal bln 100 52,8 69 255,2 545,4 155,4
II. Penerimaan kas:
1. Hasil penjualn tunai 400 500 730 960 800 900
2. Penagihan piutang 400 500 650 760 660 670
3.' Penerimaan kredit dr bank 360 330 - - - -
4. 'Penerimaan lain 200 200 220 180 140 124

20
Jumlah penerimaan 1360 1530 1600 1900 1600 1694
Jumlah kas keseluruhan 1460 1582,8 1669 2155,2 2145,4 1849,4
III. Pengeluaran kas:
1. Pembelian BM 600 600 500 550 600 600
2. Pembayaran upah 250 250 200 250 250 300
3. Biaya penjualan 200 300 200 200 250 230
4. Biaya Adm & umum 350 350 400 400 400 420
5. Pembayaran bunga 7,2 13,8 13,8 9,8 - -
6. Pembayaran pajak - - 100 - - -
7. Pembyrn kembali
utang kpd bank - - - 200 490 -
Jumlah pengeluaran 1407,2 1513,8 1413,8 1609,8 1990 1550
IV Saldo kas akhir bln 52,8 69 255,2 545,4 155,4 299,4

V. Budget Modal

Capital Budgeting:
Keselrhn proses perenc n pengambln keputsn ttg pengeluaran dana yg jk wkt
kembalinya dana tsb lbh dr satu th.

Arti penting capital budgeting bagi sebuah perusahaan:


1. Dana yg dikel akan terikt unt jk wkt yg panj.
2. Invest dlm aktv ttp menyangkut harapan thd hsl penj di wkt yad.
3. Pengel dana unt keperluan tsb biasanya meliputi jml yg bsr.
4. Kesalahan dlm pengambilan keputusan mengenai pengeluaran mdl tsb
akan mpy akibat yg panj n berat.
Macam-macam USUL invest:
1. Invest penggantian
2. Invest penambahan kapasitas
3. Invest penambahan jns prod baru
4. Invest lain-lain.

Ada dua jenis proposal yaitu


1. Proposal yang bersifat mutuali exclusif
2. Proposal yang bersifat independen

CASH FLOW:
Pola penerimaan dan pengeluaran kas untuk periode waktu tertentu

CASH OUTFLOW:

21
a. Pengeluaran modal (capital expenditure)
b. Biaya (revenue)

CASH INFLOW
1. Sales revenue (penghasila penjualan)
2. Penerimaan bukan penghasilan penjualan

OUTLAY = INITIAL INVESTMENT

Setiap usul capital expenditure sll mengand dua macam cash flows yi:
1. Aliran kas keluar neto (net outflow of cash) yi dana yg diperlukan unt
invest baru.
2. Aliran kas masuk neto tahunan (net annual inflow of cash) yaitu sebagai
hsl dr invest baru. Dsb jg dg net cash proceeds atau proceeds sj.

Contoh:
Su perush py renc unt beli msn baru unt mengganti msn lama yg dianggap sdh tdk
efisien. Hrg msn br dg bi pemasangannya Rp 60.000,0 dg taksiran umur penggun
3 th. Msn lama yg msh py umur penggun 3 th lg, kalau dijual pd wkt ini hrgnya
sesuai dg nilai bukunya yaitu Rp 15.000,00. Kl msn lama dijual n diganti dg msn
br mk jml invest tambhn (net cash outlay) unt proyek invest tsb adl Rp 45.000,00
(60.000 – 15.000). Penggantian msn tsb dihrpkn akan dpt menghemat biaya tk,
material n bi reprasi seth Rp 27.500. Pajak penghsln dittpkn 40 %.

Unt dpt membedakan ant keuntungan yg dilaporkan dlm buku dg keuntungan


dalam konsep aliran kas mk disssn dua mcm perhitungan sbb:

Dasar Dasar Cash


Uraian
Accounting Flow
Penghemtn bi u tk, material repars 27.500 27.500
Depresiasi mesin baru 20.000
Depresiasi mesin lama 5.000
Tambahan depresiasi 15.000
Kenaikn keuntungn yg dikenakn pjk 12.500
Kenaikn pjk penghasilan (40%) 5.000 5.000
Kenaikn keuntgn Neto sesdh pjk 7.500
kenaikn cash inflow/proceeds 22.500

Kalau digambarkan mk pola cash flow dr proyek invest penggantian tsb adl sbb:

22
TAHUN
0 1 2 3
Invest.tambhn (Cash outlay) 45.000 - - -
Aliran kas masuk neto (cash inf) - 22.500 22.500 22.500

Proceeds
a. Jk dana yg digun selrhnya berasal dr mdl sendiri :
Rumusnya:Proceeds = EAT + Depresiasi

b. Jika dana yg digun tdr dr mdl sendr dan mdl pinjmn mk:
Rumusnya Proceeds = EAT + Depr + (1-t) iL

EAT = Earning After Tax


t = tarif pajak
i = tkt bunga pinj
L = bsrnya hutang

METODE PENILAIAN PROYEK INVESTASI


Kriteria penyusunan peringkat alternatif
1. Pengembalian kas (Cash Payback, PB)
2. Pengembalian kas yang didiskontokan (discounted Cash Payback,DPB)
3. Tingkat hasil Pengembalian Akuntansi (Accounting Rate of Return, ARR)
4. Nilai Sekarang Bersih (Net Present value, NPV)
5. Tingkat hasil Pengembalian Internal (Internal rate ofReturn, IRR)
6. Nilai Akhir Bersih (Net Terminal Value, NTV)
7. Hasil Pengembalian Biaya Kesempatan (Opportunity Cost Return, OCR)
8. Indeks Profitabilitas ( Profitability Indeks, PI)
9. Tingkat Hasil Pengembalian Perpetuitas (Perpetuity rate of Return, PRR)
Beberapa Prinsip umum
Pengambilan keputusan yang optimal harus mempunyai empat ciri:
1. Pertimbangan atas semua arus kas dengan cepat
2. Pendiskontoan arus kas pada biaya modal yang sesuai, yaitu biaya
kesempatan atas modal yang ditentukan oleh pasar.
3. Pemilihan satu proyek dari sekelomp proyek yang saling eksklusif, yang
akan memaksimumkan kekayaan pemegang saham
4. Memungkinkan para manajer mempertimbangkan setiap proyek secara
independen dari proyek-proyek lain. ketentuan ini dikenal sebagai value
additivity principle)

1. Payback period adalah


periode waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi pada proyek

23
Kriteria : apabila payback period semakin pendek, maka semakin baik karena
waktu pengembalian modal investasi semakin cepat kembali.

Contoh 1. bila proceeds tiap th sama:


cash outflow
payback period = -------------------- x 1 tahun
proceeds

Jml invest Rp 45.000, Jml proceeds tahunan Rp 22.500, periode payback


maximum 3 th.
Rp 45.000
Payback Period = X 1 th = 2 th
Rp 22.500 < periode PB max mk usul
invest ditrima.

Contoh 2. bila proceeds tiap th tidak sama:


Usul invest su proyek, butuh invests Rp 120.000 yg diperk mpy proceeds slm
usianya sbb:
Tahun Proceeds

1 60.000

2 50.000

3 40.000

4 30.000

5 20.000

6 10.000

PB dari investasi yang diusulkan dihitung sbb:


Jml invest 120.000

Proceeds th ke-1 60.000

60.000
Proceeds th ke-2 50.000

Invest yg blm terttp ssdh akhir th ke-2 10.000

24
 Proceeds th ke-3 sebsr 40.000, pdhal dana yg dibutuhkan utk menutup
kekurangan invest 10.000, mk wkt yg diperlukan utk memperoleh dana
10.000 dlm th ke-3 adlh :
 Shg PB dr proyek yg diusulkan adl: 2 ¼ tahun atau 2 tahun 3 bln.

Kelemaham Mtd PBP:


a. Mengabaikan
penerimaan proceeds yg diperolh ssdh PBP tercapai.
b. Mengabaikan time
value of money

2. Pengembalian kas yang


didiskontokan (DPB)
DPB adl jml thn yg diperlukan agar jml arus kas yang didiskontokan dengan k,
biaya modal, sama dengan nilai sekarang pengeluaran awal.

Arus kas
Tahun PVIF @10% Nilai sekarang
D
0 1.500 1,000 1500
1 300 0,909 273
2 450 0,826 372
3 750 0,751 563
4 750 0,683 512
5 900  0,621 559

Arus masuk kas yang didiskontokan sama dengan pengeluaran investasi awal
dlm th keempat shg periode DPB adl antara 3 dan 4 thn (berapa tepatnya??)

Kelemahan mtd ini adl tdk mempertimbangkn seluruh arus kas. Dlm cnth arus
kas yg terbesar tjd setelah periode DPB.

4. NET PRESENT VALUE (NPV)


Adalah selisih dari present value cash flow selama umur ekonomis proyek
dengan present value initial investment.

Dihitung nilai sekarang (PV) dr proceeds yg dihrpkn atas dsr discount rate ttt.

Cara mencari:
→ NPV = PV dr keselrhn proceeds slm usianya – PV dr initial invest.nya
dimana : k = discount rate yg digun

25
At = Arus kas bersih
N = periode terakhir dimn cash flow diharapkan
Io = initial investment

Kriteria NPV :
Apabila NPV > 0, maka proyek diterima
Apabila npv < 0, maka proyek ditolak
Jk ada bbrp usul invest mk yg dipilih adl invest yg mpy NPV
paling bsr.

a. Jika proceeds tiap th sama:


Msl jml invest = Rp 45.000, proceeds tahunan slm 3 th = Rp 22.500. Disc. rate
10%.

Cttn: Untuk mencari disc. faktor bs dg perhit manual or menggun tabel bunga.
1. Dgn tabel bunga menggun tabel PV of annuity dr Rp 1, unt tkt bunga 10%
pd deretan periode ke-3 mk ak diperolh nilai 2,487.
1 1 1
1
+ 2
+ 3
=2 ,487
2. Dgn manual dihitung sbb: ( 1 + 0 ,10 ) ( 1 + 0 ,10 ) ( 1 + 0 ,10 )

 PV dr proceeds = 2,487 X Rp 22.500 = Rp


55.957,50
PV dr outlays = Rp 45.000,00
NPV = Rp+ 10.957,5
usul invest ditrima.

b. Jika proceeds tiap th tdk sama


Msl dr cnth pd perhit PBP jika disc. Rate ditetapkan 10%
b.1. Dihitung dg menggun tabel bunga (PV dr Rp 1 dg tkt bg 10% pd
periode 1-6) sbb:

Tahun DF (10 %) Proceeds PV dr proceeds

1 0,909 Rp 60.000 Rp 54.540


2 0,826 50.000 41.300
3 0,751 40.000 30.040
4 0,683 30.000 20.490

26
5 0,621 20.000 12.420

6 0,564 10.000 5.640

PV dr proceeds 164.430

PV dr outlays 120.000

NPV +44.430

b.2. Dihitung dg cara manual sbb:

60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
  2
NPV  3  4  5  6 
120
.
000
1,10
 1,10
 1,10
 1,10
 1,10
 1,10

= Rp +44.430. ← usul invest diterima.

Suatu proyek yang mempunyai NPV=0 berarti proyek tersebut cukup


menghasilkan arus kas untuk memenuhi tiga hal:
1. Membayar lunas seluruh bunga kepada pemberi pinjaman yang telah
menyediakan dana untuk membiayai proyek.
2. Membayar semua imbalan yang diharapkan (deviden dan kenaikan nilai
modal) kepada pemegang saham yang telah menanamkan modalnya pada
proyek.
3. Membayar kembali pokok investasi, Io, yang ditanamkan di proyek.

Proyek dengan NPV=0 adalah proyek yang menghasilkan pengembalian yang


cukup untuk menutup semua kewajiban ke pemegang obligasi dan pemegang
saham, masing-masing sesuai dengan pengembalian yang mereka harapkan
atas risiko yang mereka ambil.

Poyek yang memiliki NPV positif menghasilkan lebih daripada tingkat hasil
pengembalian yangdiperlukan dan pemodal (equity holders) akan menerima
semua kelebihan arus kas karena pemberipinjaman (debt holders) hanya
berhak menuntut suatu jumlah yangtetap. Akibatnya kekayaan pemodal
meningkat sama dengan nilai sekarang bersih (NPV) di proyek tersebut.

Kaitan langsung antara NPV dengan kekayaan pemegang saham menempatkan


kriteria NPV penting dalam pengambilan keputusan

Analisis NPV pada proyek dengan usia yang berbeda

27
Untuk menganalisis proyek dengan usia yang berbeda dapat digunakan 2
pendekatan:

1. Replacement chain
2. Equivalent annual annuaity

1. Replacement chain

Contoh:
a. Diketahui 2 proyek ( proyek A dan B) yang bersifat mutually exclusive
mempunyai arus kas sbb :

Tahun Proyek A Proyek B


0 (40 juta) (20 juta)
1 8 Juta 7 juta
2 14 juta 13 j uta
3 13 juta 12 juta
4 12 juta -
5 11 juta -
6 10 juta -

Jika digunakan discount rate 10%, maka NPV proyek a dan b adalah sbb:

    Proyek A Proyek B  
Thn Arus kas Df PV Arus kas PV
0 -40 1 -40 -20 -20
1 8 0,909 7,272 7 6,363
2 14 0,826 11,564 13 10,738
3 13 0,751 9,763 12 9,012
4 12 0,683 8,196 Npv 6,113
5 11 0,621 6,831    
6 10 0,564 5,64    
    Npv 9,266    
Apakah proyek A lebih baik dibanding proyek B?
Belum tentu karena usia proyek berbeda. Jika kita memilih proyek B, maka kita
dapat menginvestasikan uang kita pada awal tahun ke 4 pada proyek yang sama.
Perhitungannya menjadi sbb:

Tahun Proyek A Proyek B


0 (4o juta) (20 juta)
1 8Juta 7 juta
2 14 juta 13 juta
3 13 juta 12 juta + (- 20 juta) = (8juta)
4 12 juta 7 juta
5 11 juta 13 juta

28
6 10 juta 12 juta

Dengan data ini, maka NPV kedua proyek menjadi sbb:

    Proyek A Proyek B  
Thn Arus kas Df PV Arus kas PV
0 -40 1 -40 -20 -20
1 8 0,909 7,272 7 6,363
2 14 0,826 11,564 13 10,738
3 13 0,751 9,763 -8 -6,008
4 12 0,683 8,196 7 4,781
5 11 0,621 6,831  13  8,073
6 10 0,564 5,64  12  6,768
    Npv 9,266 Npv   10,715

maka sebenarnya proyek B lebih baik.

2. Equivalent annual annuaity

Dengan metode ini akan dihitung berapa peng-hasilan pertahun agar diperoleh
npv yang telah dihitung?

Eaa proyek a :

x x x
9,266 juta = ------ + -------- + . . . . . . . . + -----------
(1+i) (1+i)2 (1+i)6

x x x
9,266 juta = ------ + -------- + . . . . . . . . + -----------
(1,1) (1,1)2 (1,1)6

= 4,354 x -------à x = 2,128 j uta

Eaa proyek b :

x x x
6,113 juta = ------ + -------- + -----------
(1,1) (1,1)2 (1,1)3

= 2,486 x -------à x = 2,458 juta

Karena eaa a > eaa b, maka proyek b lebih baik.

29
4. PROFITABILITY INDEX (PI)
Adalah perbandingan antara present value cash inflow dengan present value
cash outflow.
PVof proceeds Rp164.430
PI PI 1,3
7
PVof outlays Rp120.000

Kriteria : PI > 1, maka proyek diterima


PI < 1, maka proyek ditolak

Dr cnth di atas maka usul investasi diterima

5. INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)


Adalah suatu tingkat diskonto yang akan menyamakan present value cash in-
flow dengan present value cash out-flow, atau suatu tingkat diskonto yang
membuat npv = o atau IRR adl tkt bunga yg ak menjdkn jml PV dr proceeds
yg dihrpkn ak ditrima sm dg jm PV dr pengeluaran mdl.

IRR dicari dg trial and error. Langkahnya:


a. Hitung PV dr proceeds su invest dg tkt bunga ttt sesuai kehendak kita kmd
hslnya diband dg jml PV dr outlay.
b. Jk PV dr proceeds > PV dr outlay,hitung lg dg menggunk tkt bunga yg lbh
tinggi.
c. Jk PV dr proceeds < PV dr outlay,hitung lg dg menggunk tkt bunga yg lbh
rendah
d. Dst smp ditemukan tkt bunga yg dpt menjdkn PV dr proceeds = PV dr outlay,
pd tkt bunga inilah NPV = 0 atau mendekati 0.
e. Bsrnya tkt bunga tsb menggambarkan IRR dr usul invest tsb.

n  
At
IRR 0
t 0 1r 
t

Contoh
a. Jk jml proceeds tiap th sama
Jml invest Rp 45.000. Jml proceeds than slm 3 th = 22.500. tkt bunga 20%
a.1. Dg bantuan tabel PV dr Annuity dilakukan interpolasi sbb:
PV dr proceeds = 2,106 X Rp 22.500 = Rp 47.385
PV dr outlay = Rp 45.000
NPV = +2.385

Hsl positif kmd dicoba lg dg tkt bg yg lbh tinggi misal 24%:


PV dr proceeds = 1,981 X Rp 22.500 = Rp 44.573
PV dr outlay = Rp 45.000
NPV = -427

30
Hsl perhit NPV negatif mk tkt bunga yg sebenarnya lbh kcl
dr 24%; dicoba dg 23%.

PV dr proceeds = 2,011 X Rp 22.500 = Rp 45.248


PV dr outlay = Rp 45.000
NPV = +248

 Berarti tkt bunga yg sebenarnya adl di atas 23% dan di bawah 24%.
Internal rate yg sebnrnya dihit dg mengadakan interpolasi sbb:

Selisih Selisih PV Selisih PV of


tkt bunga proceeds dg
capital outlay
23% Rp 45.248 Rp 45.248
24% 44.573 45.000
Selisih 1% RP 675 RP 248

248
x1%  0,37%
675

Maka Internal Rate of Return = 23% + 0,37% = 23.37%

a.2. Mengambil tkt bunga yg diperkirakan mendekati


rate yg sebenarnya sbb:
1. Msl PV factor = x
45.000 = 22.500x
x = 2,0
2. Dlm tabel annuity pd deretan thn ke-3 dicari PV
factor yg bsrnya 2,0.
3. Dlm tabel tsb ditemukan angka 2,0 terletak pd
angka 2,011(23%) dan 1,981(24%). Ini berarti
IRR terletak pd tkt bg ant 23% dan 24%
4. Menggnk rumus
P2  P1
r  P1C1
C2 C1

31
 2423 
r 23248 
 427 248

1
r 23248
675
r 23,4%

Mencari nilai C1 & C2 :


Tgkt bunga 23% Tgkt bunga 24%

PV of proceeds (22.500x2,011) 45.248 44.573

PV of outlays 45.000 45.000

Selisih + 248 - 427

IRR = 23,4 % berarti usul invest penggantian msn lama dg msn baru dpt
diterima krn IRR> rate of return yg dikehendk/cost of capital-nya (10%)

b. Jk jml proceeds tiap th tdk sama mk hrs dihitung proceeds tiap th dg


tkt bg yg ttt
Msl dr cnth pd perhit PBP unt mencr IRR-nya kta menggun tkt bg msl 20% n
30%

Tahun Proceeds Tingkat bunga 20% Tingkat bunga 30%

DF PV DF PV
1 Rp 60.000 0,833 Rp 49.980 0,770 Rp 46.200
2 50.000 0,694 34.700 0,592 29.600
3 40.000 0,579 23.160 0,455 18.200

4 30.000 0,482 14.460 0,35 10.500


5 20.000 0,402 8.040 0,269 5.400

32
6 10.000 0,335 3.350 0,207 2.070

PV or proceeds Rp 133.690 Rp 111.970

PV of outlays 120.000 120.000

NPV + 13.690 - 8.030

Selanjutnya dilakukan interpolasi dg rumus sbb:


P2 P1
r  P1C1
C2C1
 Keterangan:
r = IRR yg dicari
P1 = tkt bg ke-1 P1 = 20%
P2 = tkt bg ke-2 P2 = 30%
C1 = NPV ke-1 C1 = + 13.690
C2 =NPV ke-2 C2 =-8.030


30
20 13
.
690(
10)

r 
20
13
.
690 
20  26
,
3%

8. 
030
13
.69021.
720

VI. ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PENGANGGARAN

PENGERTIAN

Analisis Break Even Point (BEP) merupakan sarana untuk menentukan


titik dimana penjualan akan impas menutup biaya-biaya. Jadi dalam keadaan
BEP, Total Revenue sama dengan Total Cost (TR =TC) atau dengan kata lain
perusahaan tidak untung dan juga tidak rugi.
Analisis BEP merupakan teknik perencanaan laba dalam jangka pendek
atau dalam satu periode akuntansi tertentu dengan mendasarkan analisis pada
variabilitas penjualan. Jika perusahaan ingin terhindar dari kerugian maka hasil
penjualan produk perusahaan harus dapat menutup biaya-biaya baik yang

33
bersifat variabel yaitu yang bervariasi langsung dengan tingkat produksi maupun
yang bersifat tetap yaitu yang besarnya biaya tidak berubah walaupun tingkat
produksi mengalami perubahan, karena pada hakekatnya laba diperoleh dari
penghasilan dikurangi biaya-biaya.
Untuk keperluan analisis BEP, perlu dipelajari kaitan antara pendapatan
(penjualan = revenue), pengeluaran (biaya = cost) dan keuntungan bersih (net
profit). Oleh karena itu analisa BEP sering disebut juga analisa Cost Profit
Volume (CPV). Dengan menggunakan analisa ini pihak perusahaan dapat
mengambil keputusan yang berkaitan dengan pengurangan atau penambahan
harga jual, biaya atau laba. Manfaat analisa BEP dalam sistem pengambilan
keputusan adalah:
1. Memberikan gambaran tentang batas jumlah penjualan minimal
yang harus diusahakan agar perusahaan tidak rugi
2. Untuk menentukan jumlah penjualan yang seharusnya diperoleh
untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu.
3. Menentukan tepat tidaknya suatu penambahan investasi dengan
cara membandingkan tingkat Break even sebelum dan setelah ada
penambahan investasi.
Dalam perencanaan laba dengan analisis BEP digunakan asumsi sebagai
berikut:
1. Biaya pada berbagai tingkat kegiatan dapat diperkirakan
jumlahnya secara tepat
2. Biaya yang diperkirakan itu dapat dipisahkan antara variable
cost dan fixed cost
3. Tingkat penjualan sama dengan tingkat produksi
4. Harga jual produk selalu tetap pada berbagai tingkat penjualan
5. Biaya variabel setiap unit produk sama untuk berbagai volume
produksi dan biaya tetap keseluruhan juga tidak berubah
6. Perusahaan dianggap hanya menjual satu macam produk.

PENENTUAN BEP

1. Pendekatan persamaan.

34
a. BEP dalam unit
FC
BEP (unit) = P − VC/unit
Dimana: FC = total biaya tetap
P = harga jual per unit
VC = biaya variabel per unit

b. BEP dalam rupiah


BEP (Rp) = BEP (unit) X P
FC
VC
1−
BEP (Rp) = P
c. Pendekatan marjin kontribusi
FC
BEP (unit) = MK per unit
Dimana margin kontribusi per unit = harga jual per unit – biaya variabel
per unit.
d. Pendekatan Grafik
Titik pulang pokok digambarkan sebagai titik perpotongan antara garis
penjualan dengan garis biaya total.
TC = TFC + TVC
Langkah:
1) Buat grafik X dan Y dengan sumbu X yang menunjukan jumlah unit
(output) dan sumbu Y yang menunjukan biaya dan penerimaan.
2) Buatlah titik pada sumbu Y yang menunjukan nilai biaya tetap total,
kemudian tariklah garis lurus dari titik tersebut sejajar sumbu X.
3) Buat titik pertemuan antara jumlah unit yang terjual dan jumlah
rupiah dari unit terjual, kemudian tarik garis dari titik O melalui titik
tersebut. Garis yang terbentuk disebut garis penerimaan total (TR).
4) Tariklah garis dari titik perpotongan biaya tetap dengan sumbu Y
( pada langkah 2 di atas) yang menunjukan garis biaya total (TC).
Titik pertemuan antara garis TR dan TC merupakan titik impas (BEP)

35
MARGIN OF SAFETY

Margin of safety adalah selisih antara penjualan yang dibudgetkan


dengan penjualan pada tingkat break even, menunjukan seberapa besar
volume penjualan boleh turun sehigga perusahaan tidak menderita rugi. Margin
of safety dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Penjualan per budget


1. X 100 %
Penjualan per break even
Penjualan per budget −penjualan per breakeven
2. X100
Penjualan per budget

Perusahaan yang mempunyai margin of safety lebih besar lebih baik bila
dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai margin of safety yang
rendah. Prosentase margin of safety dapat dihubungkan langsung dengan
tingkat keuntungan perusahaan. Untuk menentukan tingkat keuntungan
perusahaan jika sudah diketahui besarnya margin of safety dengan rumus
sebagai berikut:

Profit = Marginal Income Ratio X Margin of Safety

Tingkat keuntungan perusahaan untuk setiap volume penjualan setelah


mencapai Break Even Point adalah sebesar marginal income rationya. Marginal
income ratio adalah rasio antara margin (penjualan dikurangi biaya variabel)
dengan hasil penjualan. Jadi jika marginal income ratio (P/V ratio ) diketahui
dan prosentase keuntungan diketahui maka margin of safety-nya dapat
ditentukan, rumusnya adalah sebagai berikut:
Profit (%)
M/S ratio =
P/V (%)

CONTOH SOAL DAN PENYELESAIAN

36
1. PT SEJAHTERA adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
manufaktur. Budget laba rugi pada PT SEJAHTERA untuk tahun 2015 dapat
dilihat pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1.
Anggaran Laba Rugi pada PT SEJAHTERA
Tahun 15

Budget penjualan (200.000 unit @ Rp 250,-) Rp 50.000.000


Budget biaya Tetap Variabel
Bahan mentah langsung - Rp 9.000.000
Tenaga kerja langsung - 10.000.000
Overhead pabrik Rp 7.000.000 3.000.00
0
Biaya administrasi 6.000.000 1.000.00
0
Biaya distribusi 5.000.000 3.000.00
0
Jumlah Rp18.000.000 Rp26.000.000 Rp 44.000.000
Laba yang dibudgetkan Rp 6.000.000,-

Diminta:
a. Hitunglah BEP pada PT SEJAHTERA baik dalam unit maupun dalam
rupiah.
b. Hitunglah besarnya margin of safety PT SEJAHTERA pada tahun 2015.
c. Berapa profit yang dapat diraih PT SEJAHTERA jika dapat menjual
produknya sesuai dengan yang dibudgetkan (jika diketahui marginal
income rationya sebesar 48%) ?

Jawab:
Rp 18.000.000,−
a. BEP unit = Rp 250,−− Rp 130,− = 150.000 satuan

Rp 18.000.000,−
Rp 26.000.000,−
1−
BEP dalam rupiah = Rp 50.000.000,− = Rp 37.500.000,-

37
Penjualan per budget
1) X 100 %
b. Penjualan per break even

Rp 50.000.000,−
X 100 % = 133,33 %
= Rp 37.500.000,−
Penjualan per budget −penjualan per breakeven
2) X100
Penjualan per budget

Rp 50.000.000, − Rp 37.500.000,−
X 100 % = 25 %
= Rp 50.000.000,−

Hal ini berarti bahwa tingkat penjualan untuk perusahaan tersebut tidak
boleh turun lebih dari 25% dari penjualan yang direncanakan, atau 33,33
% dari tingkat penjualan Break Even yang telah ditentukan agar
perusahaan tidak menderita rugi.
Bila margin of safety dinyatakan dalam hasil penjualan atau jumlah
satuan penjualan untuk tahun 2015 maka:

a) 33,33 % X Rp 37.500.000,- = Rp 12.500.000,- atau 50.000


satuan
b) 25 % X Rp 50.000.000,- = Rp 12.500.000,- atau 50.000
satuan.
Hal ini berarti:
a) Volume penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan tidak
boleh turun lebih dari Rp 12.500.000,- atau 50.000 satuan dari
penjualan yang direncanakan agar perusahaan tidak rugi tapi
juga belum dapat untung.
b) Perusahaan telah merencanakan tingkat penjualan Rp
50.000.000,- atau 200.000 satuan, oleh karena itu penjualan
yang harus dicapai:
Rp 50.000.000,- - Rp 12.500.000,- = Rp 37.500.000,- atau
200.000 satuan – 50.000 satuan = 150.000 satuan.

38
c. Profit = Marginal Income Ratio X margin of safety
= 48 % X 25 %
= 12 %
Berarti bahwa bila perusahaan mampu menjual hasil produksinya
sesuai dengan yang dibudgetkan, maka profit yang akan diperoleh
sebesar 12 % dari hasil penjualan tersebut.

 Bila PT sejahtera mampu menjual produk sesuai dengan budget


(Rp 50.000.000,-) maka keuntungan yang diperoleh :
= 12 % X Rp 50.000.000,- = Rp 6.000.000,-,
 Setiap penjualan di atas tingkat BE labanya 48 %. Misal
penjualan Rp 40.000.000,- maka laba yang diperoleh adalah
48% X (Rp 40.000.000,- - Rp 37.500.000,-) = Rp 1.200.000,-

Jika marginal income ratio (P/V ratio ) diketahui dan prosentase


keuntungan diketahui maka margin of safety-nya dapat ditentukan
sebagai berikut:
Pr ofit (%) 12 %
M /S ratio = = 25%
P/V ( %) = 48 %
2. Budget laporan laba rugi pada PT GITA-GITA tahun 2006 seperti tampak
pada tabel 12.2 berikut ini.
3.

Budget Laporan laba rugi PT GITA - GITA


Tahun 2015
Keterangan Jumlah
Penjualan Rp 300.000.000
Biaya variabel Rp 200.000.000 ( -)
Marjin Kontribusi Rp 100.000.000
Biaya tetap Rp 25.000.000 (-)
Laba Operasi Rp 75.000.000

Diminta
Hitunglah BEP dalam unit dan dalam rupiah serta gambarkan grafiknya.

39
Jawab:
Rp25.000.000
= 12.500 unit
BEP (unit) = 6000 − 4000
Rp 25. 000 . 000
200 .000 . 000
1−
BEP (Rp) = 300. 000 . 000 = Rp 75.000.000,-

TR

Rp
TC

BEP
75.000.000

25.000.000
FC

0 12.500 50.000 unit

LAPORAN KINERJA DAN ANALISIS VARIAN

LAPORAN KINERJA

Setiap manajer harus menyiapkan anggaran secara berkala. Seperti


dijelaskan dalam pembahasan pada Bab I, anggaran disusun dengan melibatkan
semua komponen yang ada di dalam perusahaan, melalui koordinasi-koordinasi
diantara semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan, serta melewati
pembahasan-pembahasan yang panjang oleh komisi anggaran. Setelah
anggaran disetujui oleh semua manajer dan direksi selanjutnya anggaran

40
tersebut disahkan dan didistribusikan ke semua bagian yang ada dalam
perusahaan.
Selanjutnya anggaran tersebut dilaksanakan dan menjadi pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan perusahaan. Manajer harus memonitor pelaksanaan
anggaran. Manajer harus mencatat pendapatan dan biaya yang berhubungan
dengan pusat pertanggungjawabannya. Manajer harus mendapatkan input dari
para karyawannya. Laporan periodik harus disiapkan untuk membandingkan
biaya aktual dengan biaya yang dianggarkan. Laporan ini dapat disiapkan secara
bulanan (ini yang biasanya terjadi) triwulanan, semesteran dan tahunan.
Beberapa data tertentu dilaporkan secara harian ( misalnya, pengiriman barang),
sedangkan data yang lain dilaporkan secara mingguan (misalnya produksi,
penjualan). Laporan inilah yang disebut dengan Laporan Kinerja Perusahaan.
Laporan kinerja adalah salah satu tahap penting dari sistem perencanaan
dan pengendalian laba terpadu untuk keperluan internal manajemen. Laporan
ini dibuat untuk memudahkan pengendalian intern oleh manajemen. Tujuan
utama dari laporan kinerja adalah menyampaikan pengukuran hasil kerja, hasil
aktual dan penyimpangan yang terjadi. Dengan adanya laporan kinerja dapat
diketahui sampai seberapa jauh sasaran dan tujuan organisasi yang telah
direncanakan dapat tercapai. Segi dasar dari laporan kinerja adalah pelaporan
varians (penyimpangan) antara hasil aktual dan sasaran yang direncanakan atau
dianggarkan. Dengan demikian manajer akan mengetahui kinerja yang efisien
maupun yang tidak efisien dari perusahaannya.
Laporan kinerja akan memberikan informasi mengenai terjadinya
penyimpangan baik yang menguntungkan maupun yang merugikan dari rencana
kegiatan perusahaan untuk bulan yang baru saja berlalu dan secara kumulatif
untuk tahun yang sedang berjalan. Penyimpangan yang menguntungkan juga
harus dianalisis dengan tujuan untuk menentukan apakah sasaran realistis dan
untuk menghargai pelaksana anggaran yang berprestasi tinggi. Jika terjadi
penyimpangan yang menguntungkan maka akan digunakan sebagai bahan
masukan untuk penyusunan anggaran periode berikutnya. Sedangkan jika
terjadi penyimpangan yang merugikan maka dicari siapa yang bertanggungjawab

41
tehadap terjadinya penyimpangan tersebut untuk selanjutnya segera dilakukan
tindakan perbaikan.

ANALISIS VARIANS

Seperti telah disebutkan di atas bahwa segi dasar dari laporan kinerja
adalah pelaporan varians (penyimpangan) antara hasil aktual dan sasaran yang
direncanakan atau dianggarkan. Analisis varians merupakan analisis terhadap
dua data untuk mendapatkan informasi mengenai penyebab terjadinya suatu
penyimpangan (varians). Salah satu data diperlakukan sebagai dasar, standar,
atau pedoman untuk dibandingkan dengan data yang lainnya yaitu data aktual.
Analisis varians sering digunakan untuk mengetahui:
1. Varians antara hasil aktual dari periode yang berlaku dan hasil aktual dari
periode sebelumnya, periode sebelumnya dianggap sebagai dasar.
2. Varians antara hasil aktual dan biaya standar, biaya standar digunakan
sebagai dasar.
3. Varians antara hasil aktual dan sasaran yang direncanakan atau
dianggarkan yang tercermin dalam rencana laba perusahaan, sasaran yang
direncanakan atau dianggarkan digunakan sebagai dasar.
Analisis varians dapat dilakukan terhadap pembelian bahan baku, penggunaan
bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead, laba kotor dan lainlain.

PROSEDUR TINDAL LANJUT BAGI MANAJEMEN

Laporan kinerja yang telah dibuat selanjutnya dianalisis oleh para manajer
dengan cermat untuk mengetahui kinerja yang dihasilkan oleh masing-masing
pusat pertanggungjawaban. Jika terjadi penyimpangan maka masing-masing
pusat tanggungjawab harus memberikan penjelasan secar tertulis. Penjelasan
tertulis tersebut harus menjelaskan mengenai sebab-sebab terjadinya
penyimpangan baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan.

42
Selanjutnya berdasarkan analisis yang diperoleh digunakan untuk melakukan
tindak lanjut.
Prosedur tindak lanjut harus merupakan tindakan yang ditujukan untuk
memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan bukan melakukan hukuman atas
terjadinya kegagalan. Oleh karena itu keputusan yang diambil harus mengenai
cara atau alat yang akan digunakan untuk memperbaiki keadaan yang tidak
memuaskan.

BEBERAPA CONTOH LAPORAN KINERJA DAN ANALISIS VARIANS

1. Laporan kinerja dan analisis varians pembelian bahan baku.


Penyimpangan pembelian bahan secara garis besar dipengaruhi oleh dua
faktor:
a. Faktor harga pembelian
Penyimpangan yang disebabkan karena adanya penyimpangan harga beli
bahan mentah dari yang direncanakan (Purchases price variance).
Rumusnya adalah: (Hb2 – Hb1)K2

Keterangan:
Hb2 = harga beli per satuan produk yang sesungguhnya.
Hb1 = harga beli per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun
sebelumnya.
K2 = kuantitas produk yang sesungguhnya dibeli tahun ini.

Kriteria menguntungkan atau tidak menguntungkan apabila:


Hb2 – Hb1 = positif berarti ada kenaikan harga beli, berarti tidak
menguntungkan.
Hb2 – Hb1 = negatif berarti ada penurunan harga beli, berarti
menguntungkan.

b. Faktor kuantitas produk yang dibeli (Purchases Volume Variance)

43
Penyimpangan yang disebabkan karena adanya perubahan kuantitas
produk yang dibeli dari yang direncanakan.
Rumusnya : (K2 – K1)Hb1
Keterangan:
K2 = kuantitas pembelian yang sesungguhnya tahun ini.
K1 = kuantitas pembelian yang dibudgetkan atau tahun
sebelumnya.
Hb1 = harga beli per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun
sebelumnya sebagai standar
Kriteria menguntungkan atau tidak menguntungkan apabila:
K2-K1 = positif berarti ada kenaikan kuantitas pembelian, berarti
tidak menguntungkan
K2-K1 = negatif berarti pembelian turun, berarti menguntungkan.
Contoh Laporan kinerja pembelian Departemen Pembelian terdapat pada
tabel 2.
PT SENANG HATI
Laporan kinerja pembelian Departemen Pembelian
Oktober 2015
Aktual Rencana Varians
Pembelian bahan A
Unit 210.000 200.000
Harga rata-rata $ 0.224 $ 0.200
Total biaya 47.040 40.000 $ 7.040

Tidak menguntungkan

Terhadap laporan kinerja PT SENANG HATI di atas selanjutnya diadakan


analisis varians pembelian bahan mentah yang meliputi:
a. Penyimpangan harga pembelian
= (Hb2 – Hb1)K2
= (Harga beli sesungguhnya – harga beli yang direncanakan dalam
anggaran) kuantitas pembelian sesungguhnya.
b. Penyimpangan kuantitas produk yang dibeli
= (K2 – K1)Hb1

44
= (kuantitas pembelian bahan sesungguhnya – kuantitas pembelian
yang direncanakan) harga beli yang direncanakan.

Analisis Varians Pembelian Bahan Mentah PT SENANG HATI Oktober 2005


sebagai berikut:

Analisis varians pembelian bahan:


Varians harga pembelian ($ 0,244 -$0.200)x 210.000 unit $ 5.040#
Varians kuantitas pembelian (210.000-200.000)x $0.200 $ 2.000#
Total varians pembelian $ 7.040#

Tidak menguntungkan

2. Laporan kinerja dan analisis varians pemakaian Bahan


Penyimpangan pemakaian bahan secara garis besar juga dipengaruhi oleh
dua faktor:
a. Faktor penyimpangan penggunaan bahan
Penyimpangan ini disebabkan karena penggunaan bahan mentah per
satuan unit produk lebih sedikit atau lebih banyak daripada standar.
 K2BM – ( K2O x SUR 1)H1
Kuantitas bahan mentah yang sesungguhnya dipakai untuk
memproduksi produk – (kuantitas output yang sesungguhnya
diproduksi dikalikan standar usage rate yang direncanakan) dikalikan
standar harga bahan mentah per unit.

b. Penyimpangan volume laba


Varians volume laba mencerminkan jumlah bahan yang tidak digunakan
karena hasil produksi sesungguhnya lebih sedikit dari hasil produksi yang
semula direncanakan.

Contoh laporan kinerja dan analisis varians pemakaian bahan Departemen


Produksi X PT SENANG HATI terdapat pada tabel 3.

PT SENANG HATI
Laporan Kinerja Pemakaian Bahan Departemen Produksi X
Oktober 2015

45
Aktual Rencana Varians
Unit barang jadi (unit output) 87.500 u 100.000 u 12.500
Bahan A:
Unit (SUR = 2 kg) 176.000 kg 200.000 kg
Biaya per unit dianggarkan $0.20
Biaya $ 35.200 $ 40.000 $ 4.800

Perusahaan merencanakan akan menghasilkan 100.000 unit produk.


SUR = 2 kg untuk satu unit output. Sehingga apabila dihasilkan 100.000 unit
output maka akan digunakan bahan mentah A sebanyak 200.000 kg. Biaya
perunit bahan mentah A $ 0.20, maka untuk menghasilkan 100.000 unit
output biaya bahan mentah yang dikeluarkan sebanyak $ 40.000. Setelah
proses produksi dilaksanakan ternyata hanya dihasilkan 87.500 unit output,
sedangkan bahan mentah yang digunakan sebanyak 176.000 kg dan biaya
bahan yang dikeluarkan sebesar $ 35.200.
Dari data tersebut diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan telah
menyimpang dari yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu dilakukan analisis
varians sebagai berikut:

Analisis Varians pemakaian Bahan Mentah PT SENANG HATI


Oktober 2015 sebagai berikut:
Analisis varians pemakaian bahan:
Varians penggunaan 176.000 - (87.500 x 2 )x $ 0.20 $ 200#
Varians volume rencana laba (200.000-176.000)x $ 0.200 $ 5.000
Total varians pemakaian bahan $ 4.800

Menguntungkan

 Varians penggunaan bahan sebesar $ 200 disebabkan


karena penggunaan bahan untuk menghasilkan 1 unit produk lebih banyak
daripada standar yang telah direncanakan . Standar usage rate 2 kg untuk
menghasilkan 1 unit produk, sehingga apabila dihasilkan 87.500 unit
produk seharusnya bahan mentah yang digunakan sebanyak 150.000 kg,

46
tetapi dalam kenyataannya telah digunakan bahan mentah sebanyak
176.000 kg. Keadaan ini berarti tidak menguntungkan bagi perusahaan.
 Varians volume rencana laba mencerminkan bahwa biaya
bahan yang tidak digunakan dalam proses produksi sebanyak $ 5.000 yang
disebabkan karena jumlah produk yang dihasilkan lebih sedikit sebesar
12.500 dari yang semula direncanakan (100.000 – 87.500 = 12.500 unit).
Jadi nilai penyimpangan karena volume laba sebesar $ 5.000 disebabkan
karena tidak diproduksinya produk sebanyak 12.500 unit (12.500 x 2 x $
0.20 = $ 5.000).

3. Laporan kinerja dan analisis varians tenaga kerja langsung.


Penyimpangan tenaga kerja langsung secara garis besar dipengaruhi oleh
dua faktor:
a. Faktor penyimpangan penggunaan jam
tenaga kerja langsung.
Penyimpangan yang terjadi karena digunakannya jam tenaga kerja
langsung yang lebih banyak atau lebih sedikit daripada yang telah
direncanakan. Untuk menghitung penyimpangan penggunaan jam TKL
digunakan rumus perhitungan sebagai berikut:
= (K2 – K1)U1
= (jumlah jam tenaga kerja langsung sesungguhnya – jumlah jam tenaga
kerja langsung yang dianggarkan) x standar upah yang direncanakan.
b. Faktor penyimpangan tingkat upah tenaga
kerja
 (U1 – U2) x K2
 (Tingkat upah yang dianggarkan – tingkat upah sesungguhnya) x
jumlah jam tenaga kerja langsung yang sesungguhnya.

Contoh laporan kinerja dan analisis varians penggunaan tenaga kerja


langsung terdapat pada table 4.
Laporan Kinerja Penggunaan Tenaga Kerja Langsung
Departemen Produksi X PT SENANG HATI
Oktober 2015

47
Aktual Rencana Varians
Unit barang jadi (output) 87.500 100.000
Tenaga kerja langsung :
Jam tenaga kerja langsung 35.357 35.000
Tingkat upah rata-rata $ 1.96 $ 2.0
Biaya $ 69.300 $ 70.000 $ 700

Menguntungkan

Analisis varians tenaga kerja langsung pada Departemen Produk X PT


SENANG HATI sebagai berikut:
Varians penggunaan tenaga kerja : 35.357 – 35.000) x $ 2.0 = $ 714 #

Varians tingkat upah tenaga kerja : ($ 2.0 - $ 1.96) x 35.357 = $ 1.414


Varians tenaga kerja total = $ 700

4. Laporan kinerja dan analisis varians laba kotor


Penyimpangan laba kotor secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor:
a. Faktor penjualan
b. Faktor Harga Pokok Penjualan
Bila diperinci, perubahan laba bruto disebabkan oleh empat faktor:
a. Penyimpangan harga jual (Sales price variance)
(Hj2 – Hj1)K2
Keterangan:
Hj2 = harga jual per satuan produk yang sesungguhnya.
Hj1 = harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun
sebelumnya.
K2 = kuantitas produk yang sesungguhnya dijual tahun ini.

Kriteria menguntungkan atau tidak menguntungkan apabila:


Hj2 – Hj1 = positif berarti ada kenaikan harga jual, berarti
menguntungkan.
Hj2 – Hj1 = negatif berarti ada penurunan harga jual, berarti merugikan
atau tidak menguntungkan.

b. Penyimpangan kuantitas produk yang dijual (Sales Volume Variance)


(K2 – K1)Hj1

48
Keterangan:
K2 = kuantitas penjualan yang sesungguhnya tahun ini.
K1 = kuantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya.
Hj1 = harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun
seblmnya sebagai standar

Kriteria menguntungkan atau tidak menguntungkan apabila:


K2-K1 = positif berarti ada kenaikan kuantitas penjualan, berarti
menguntungkan, hal ini mengindikasikan bagian penjualan
bekerja lebih baik.
K2-K1 = negatif berarti penjualan turun, berarti merugikan.

c. Penyimpangan Harga Pokok Penjualan per satuan produk ( Cost Price


Variance)
(HPP2 – HPP1)K2
Keterangan:
HPP2 = harga pokok penjualan yang sesungguhnya
HPP1 = harga pokok penjualan menurut budget/tahun sebelumnya
K2 =Kuantitas produk yang sesungguhnya dijual
Kriteria menguntungkan atau tidak menguntungkan apabila:
HPP2 – HPP1 = positif berarti HPP mengalami kenaikan, kenaikan
dalam sektor biaya menunjukan keadaan yang
merugikan
HPP2 – HPP1 = negatif berarti biaya mengalami penurunan, berarti
menguntungkan.

d. Penyimpangan kuantitas HPP (Cost Volume Variance)


Untuk menentukan besarnya perubahan laba bruto karena perubahan
kuantitas HPP adalah:
(K2 – K1)HPP1
Keterangan:
K2 = kuantitas produk yang sesungguhnya dijual/dihasilkan
K1 = kuantitas produk menurut budget / tahun sebelumnya

49
HPP1 = harga pokok penjualan per satuan barang menurut budget

Kriteria menguntungkan atau tidak menguntungkan:


K2-K1 = positif berarti kuantitas yang dijual/diproduksi bertambah
(mengalami kenaikan). Bila kuantitas bertambah maka HPP akan
naik pula, menunjukan keadaan yang merugikan. Sebaliknya bila
negatif maka ada penurunan biaya yang berarti menunjukan
keadaan yang menguntungkan.

Contoh laporan kinerja dan analisis varians laba kotor akan disajikan dalam
pembahasan berikut ini:
Laporan perhitungan laba rugi dari PT BAHAGIA akhir th 2015 yang
diperbandingkan dengan anggaran laba rugi tahun 2015 menunjukan
informasi seperti tampak pada tabel.

Perbandingan Laporan Laba Rugi senyatanya dan yang dianggarkan pada PT


BAHAGIA tahun 2015

Anggaran aktual Kenaikan


Penjualan Netto Rp 200.000,- Rp 253.000,- Rp 53.000,-
Harga pokok penjualan Rp 150.000,- Rp 181.125,- Rp 31.125,-
Laba kotor Rp 50.000,- Rp 71.875,- Rp 21.875,-
Kuantitas yang dijual 1.000 1.150 150
Harga jual per satuan Rp 200,- Rp 220,- Rp 20,-
Harga pokok per satuan Rp 150,- Rp 157,50 Rp 7,50,-

Dari data di atas penjualan naik Rp 53.000,- dan HPP naik Rp 31.125,- sehingga
laba kotor naik Rp 21.875,-
Ditanyakan: apakah yang menyebabkan kenaikan tersebut ?
Jawab:
1. Menghitung varians laba kotor yang disebabkan oleh faktor penjualan.
a. Faktor harga jual:

50
Penjualan aktual : Rp 253.000,-
Unit penjualan aktual x harga jual rencana ( 1.150 X 200 ) : Rp 230.000,-
Kenaikan laba kotor karena perubahan harga jual : Rp 23.000,-

menguntungka
n
Atau
= (Hj2 – Hj1) K2
= (Rp 220,- - Rp 200,-) 1.150 = Rp 23.000,-

b. Faktor kuantitas penjualan:


Kuantitas penjualan aktual X harga jual renc. (1.150X200) : Rp 230.000,-
Penjualan rencana/ yang dianggarkan sebagai standar : Rp 200.000,-
Kenaikan laba kotor krn perubahan kuantitas penjualan : Rp 30.000,-

menguntungkan

Atau
= (K2 – K1) Hj1
= (1.150 – 1.000) Rp 200,-
= Rp 30.000,-

c. Menghitung perubahan laba kotor yang disebabkan oleh adanya


perubahan harga pokok penjualan
a. Karena perubahan harga pokok penjualan
per satuan produk :
HPP aktual

: Rp 181.125,-
Kuantitas penj. aktual x HPP anggaran ( 1.150 x Rp 150)
: Rp 172.500,-
Kenaikan laba kotor karena perubahan harga pokok :Rp 8.625,-

51
Tidak menguntungkan
Atau
=(HPP2 – HPP1) K2
=(HPP Persatuan aktual – HPP persatuan anggaran) Kuantitas aktual
=(Rp 157,50 – Rp 150,-) 1.150
=Rp 8.625,-

2. Karena perubahan kuantitas harga pokok penjualan


Kuantitas penjualan aktual X HPP anggaran (1.150X150)
: Rp 172.500,-
HPP anggaran sebagai standar
: Rp 150.000,-
Kenaikan laba kotor karena perubahan kuantitas HPP : Rp 22.500,-

Tidak menguntungkan
Atau
= (K2 – K1) HPP1
=(Kuantitas aktual – kuantitas anggaran) HPP persatuan anggaran
= (1.150 – 1.000) Rp 150
= Rp 22.500,- tidak menguntungkan

52

Anda mungkin juga menyukai