Anda di halaman 1dari 48

Anggaran Perusahaan

ANALISA BREAKEVEN Kuliah ke 12,


Dosen : Dr.Pudji Astuty,SE.MM

Analisa Break even Adalah suatu Teknik Analisa untuk mempelajari hubungan antara Biaya
Tetap, Biaya Variabel, Keuntungan dan Volume Aktivitas.
Breakeven muncul dalam perusahaan apabila perusahaan tersebut mempunyai biaya variable dan
biaya tetap. Perusahaan dengan produk tertentu dapat menderita kerugian. Dengan adanya unsur
biaya variable disatu pihak dan unsur biaya tetap di lain pihak, maka dapat terjadi bahwa suatu
perusahaan dengan volume produksi tertentu bias menderita kerugian dikarenakan penghasilan
penjualannya hanya mampu menutup biaya variable dan hanya bias menutup sebagian kecil
biaya tetap.

Bilamana masalah Breakeven muncul dalam perusahaan : Masalah breakeven, baru akan muncul
dalam perusahaan apabila perusahaan tersebut mempunyai Biaya Variabel dan biaya tetap
Apakah sebabnya suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu dapat menderita kerugian :
Dengan adanya unsur biaya variable di satu pihak unsur biaya tetap di lain pihak, maka dapat
terjadi bahwa suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu bisa menderita kerugian
dikarenakan penghasilan penjualannya hanya mampu menutup biaya variable dan hanya bisa
menutup sebagian kecil biaya tetap.

Contibution Margin adalah selisih antara penghasilan penjualan dan biaya variable, yang
merupakan jumlah untuk menutup biaya tetap dan keuntungan. Perusahaan akan memperoleh
keuntungan dari hasil penjualannya apabila Contribution Margin nya lebih besar dari Biaya
tetap, yang berarti total penghasilan penjualan lebih besar dari total biaya. Breakeven Point
menyatakan volume penjualan dimana total penghasilan tepat sama besarnya dengan total
biaya,sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak juga menderita
kerugian.
BEP dilihat dari konsep contribution Margin adalah bahwa volume penjualan dimana
contribution Margin tepat sama besarnya dengan total Biaya Tetapnya.

Asumsi dasar yang dipergunakan dalam Analisa breakeven :


1. Biaya dapat diklasifikasikan kedalam komponen biaya variable dan biaya tetap
2. Total biaya variable berubah secara proporsionil dengan volume produksi atau penjualan,
sedangkan total biaya variable perunit tetap konsisten.
3. Total biaya tetap tidak mengalami perubahan,meskipun ada perubahan volume produksi
atau penjualan,sedangkan biaya tetap perunit akan berubah karena adanya perubahan
volume kegiatan.
4. Harga jual perunit tidak akan berubah selama periode melakukan Analisa.
5. Perubahan hanya membiuat dan menjual satu jenis produk, jika membuat dan menjual
lebih dari satu jenis produk,maka perbandingan penghasilan penjualan antara masing-
masing produk(disebut sebagai sales Mix) akan tetap konstan.
6. Kapasitas produksi relative konstan
7. Harga factor produksi relative konstan
8. Effisiensi produksi tidak berubah
9. Perubahan pada persedian awal dan akhir jumlahnya tidak berarti
10. Volume merupakan factor satu-satunya yang mempengaruhi biaya.

Beberapa cara penentuan Breakeven Point :


a.Pendekatan Grafik
b.Metode Trial and Error
c.Pendekatan matematik

Cara dengan grafik ,breakeven Point terjadi pada titik persilangan antara garis
penghasilan penjualan dan garis total biaya.
Cara pendekatan dengan matematis ,yaitu :

BEP(unit) = Total Biaya Tetap / Harga jual perunit – Biaya variable per unit
BEP(rupiah) Total Biaya Tetap/1- Total Biaya Variabel/Total Hasil Penjualan

Margin of Safety
Adalah batas keamanan yang menyatakan sampai seberapa jauh volume penjualan yang
dianggarkan boleh turun agar perusahaan tidak menderita rugi atau dengan kata lain, batas
maksimum penurunan volume penjualan yang dianggar,yang tidak mengakibatkan kerugian.

Bagaimana suatu perencanaan biya dapat dikatakan baik ,Suatu perencanaan dapat dikatakan
baik apabila perencanaan biaya tersebut dititik beratkan pada hubungan antara tingkat
pengeluaran dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran yang bersangkutan.

Contoh : Soal 1
1.Rencana penjualan tahun 2018 meliputi kedua jenis produk adalah sebagai berikut :
a. Penjualan : Produk A = 15.000 unit @ Rp 1.000
Produk B = 10.000 unit @ Rp 750
b.Biaya : Biaya Variabel untuk :
Produk A = Rp 500 per unit
Produk B = Rp 300 per unit
Biaya tetap keseluruhan Rp 5.000.000 se tahun.
Dengan data tersebut saudara diminta untuk :
1.Menentukan BEP perusahaan secara keseluruhan,dalam rupiah
2.Menentukan BEP produk A dalam unit
3.Menentukan BEP produk B dalam Unit

Jawab:
Produk A produk B Jumlah
Penjualan :
15.000 x 1.000 15.000.000
10.000 x 750 7.500.000 22.500.000
Biaya Variabel :
15.000 x 500 7.500.000
10.000 x 300 3.000.000 10.500.000
Contribution Margin 7.500.000 4.500.000 12.000.000
Biaya Tetap 5.000.000
Keuntungan 7.000.000

1. BEP Total = Biaya Tetap/ 1 - Biaya Variabel/Penjualan


= 5.000.000
1- 10.500.000/22.500.000
= 5.000.000/ 1-0,47 = 5.000.000/0,53
BEP Total = Rp 9.433.962,26
Sales Mix = A : B = 15.000.000 : 7.500.000 = 2 : 1
Product Mix = A : B = 15.000 : 10.000 = 3 : 2

2. BEP Produk A dalam :


Rupiah = 2/3 x Rp 9.433.962,26 = Rp 6.289.308,17
Unit = Rp 6.289.308,17 : Rp 1.000 = 6.289,31 unit = 6,289 unit(pembulatan)

3.BEP Produk B dalam :


Rupiah = 1/3 x Rp 9.433.962,26 = Rp 3.144.654,09
Unit = Rp 3.144.654,09 : Rp 750 = 4.192,87 Unit = 4.193 Unit (pembulatan)

Soal ke 2
Sebuah perusahaan menjual 100.000 buah hasil produksinya dengan harga Rp 20 per buah,
Biaya variable perbuah barang adalah Rp 14 (yang Rp 11 adalah biaya produksi dan sisanya
adalah biaya pemasaran.
Biaya tetap, terjadinya secara merata, berjumlah : Rp 792.000(yang Rp 500.000 biaya produksi
dan lainnya adalah biaya pemasaran)
Pertanyaan :
1. Tentukan BEP dalam rupiah dan unit
2. Menghitung berapa buah barang yang harus dijual agar perusahaan untung Rp 90.000
Jawab :
Harga jual per unit Rp 20
Biaya Variabel perunit Rp 14
Contribution margin Rp 6
Contribution Margin Ratio = Rp 6 : Rp 20 x 100 % = 30 %

1).BEP(Rp) = FC/C.Margin Rtio = Rp 792.000/0,3 = Rp 2.640.000


BEP (unit) = FC/C.Margin = Rp 792.000/Rp 6 = Rp 132.000

2) BEP Yang terjadi apabila : Total penghasilan = Total Biaya atau Total Penghasilan – Total
Biaya = 0
Total Penghasilan = Harga Jual Per unit dikalikan Kuantitas Penjualan.
Total Biaya = Biaya Variabel per unit dikalikan Kuantitas Penjualan ditambah Biaya tetap.
Sehingga kuantitas penjualan agar perusahaan memperoleh keuntungan Rp 90.000
Dimana :
P : Harga jual per unit = Rp 20
Q : Kuantitas penjualan
VC : Variabel Cost per unit = Rp 14
FC : Fixed Cost = Rp 792.000
Maka :
(Rp 20 x Q) % (Rp x Q + Rp 792.000) =Rp 90.000
Rp 20 Q – Rp 14 Q – Rp 792.000 = Rp 90.000
Rp 6 Q = Rp 90.000 + Rp 792.000
Rp 6 Q = Rp 882.000
Q = Rp 882.000 : Rp 6
Q = 147.000 buah
Jadi Kuantitas barang yang sama dijual agar perusahaan memperoleh keuntungan Rp 90.000
adalah sebesar 147.000 buah.

Data sebuah perusahaan adalah sebagai berikut :


1.Penjualan : 27.000 buah a Rp 3.000
2.Biaya produksi dan biaya usaha (atas dasar produksi 30.000 buah per tahun) :
Bahan mentah Rp 45.000.000
Tenaga kerja langsung Rp 9.000.000
Biaya over head pabrik (yang Rp 7.000 FC Rp 13.000.000
3.Persedian akhir 3.000 buah
4.Biaya Administrasi Rp 5.200.000 (yang sebesar Rp 2.500.000 merupakan FC)
5.Pajak 50 %.
Hitunglah Titik Break Even

Anggaran Perusahaan
Kuliah ke XI,12 Mai 2020
Dosen : Dr.Pudji Astuty,SE.MM

ANGGARAN KAS
Anggaran Pengeluaran Kas untuk Pembelian Bahan Baku
Bila pengeluaran untuk pembelian bahan baku seluruhnya dibayar tunai , maka anggaran
pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku sama dengan anggaran pembelian bahan baku,
sehingga tidak perlu lagi membuat anggaran pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku. Akan
tetapi bila syarat pembelian bahan baku sebagian tunai dan sebagian lagi kredit, maka dibuat lagi
anggaran pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku.
Sebagai contoh syarat pembelian 80% tunai dan 20 % lagi dibayar triwulan berikutnya.
Berdasarkan data anggaran pembelian bahan baku .

Anggaran Pengeluran kas untuk pembelian bahan baku :


Perusahaan X
Anggaran Pengeluaran Kas untuk Pembelian Bahan Baku
Tiap Triwulan pada tahun 2019
KETERANGAN Trwl I Twl II Twl III Twl IV
1.Pembelian Rp 12.475 Rp 14.290 Rp 13.335 Rp 15.670
2.Tunai 80% Rp 9.980 Rp 11.432 Rp 10.668 Rp 12.536
3.Kredit 20 % Rp 2.495 Rp 2.858 Rp 2.667 Rp 3.134
4.Bayar Utang Rp 0 Rp 2.495 Rp 2.858 Rp 2.667
5.Pengeluaran Rp 9.980 Rp 13.927 Rp 13.526 Rp 15.203
kas(2+4)
Aliran kas dalam perusahaan
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan
baik untuk membiayai operasiperusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru
dalam aktiva tetap. Pengeluaran kas perusahaan dapat terus menerus atau kontinyu. Misalnya
pengeluaran kas untuk pembelian bahan mentah. Pembayaran upah buruh dan gaji dan lain
sebagainya. Akan tetapi ada juga aliran cas keluar(cash outflow) yang bersifat tidak kontinyu
atau bersifat intermitten seperti pengeluaran untuk pembayaran bunga,devident,pajak
penghasilan atau laba ,pembayaran angsuran utang,pembelian kembali saham perusahaan,dan
pembelian aktiva tetap. Disamping aliran kas keluar juga terdapat aliran kas masuk(cash
InFlow) di dalam perusahaan didalam cash inflow terdapat aliran yang bersifat kontinyu dan
yang bersifat intermitten.
Aliran kas masuk yang bersifat kontinyu misalnya aliran kas yang berasal dari hasil
penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang dan lain sebagainya.Sedangkan aliran kas
masuk yang tidak kontinyu misalnya aliran kas masuk yang berasal dari penyertaan pemilik
perusahaan,penjualan saham,penerimaan kridit dari bank,penjualan aktiva tetap yang tidak
terpakai dan lain sebagainya. Penerimaan dan pengeluran kas dalam perusahaan akan
berlangsung terus selama hidupnya perusahaan. Aliran kas itu bagaikan darah yang terus-
menerus mengalir dalam tubuh perusahaan yang memungkinkan perusahaan itu dapat
melangsungkan hidupnya. Kelebihan dari aliran kas masuk terhadap aliran kas keluar merupakan
saldo kas yang akan tertahan di dalam perusahaan. Besarnya saldo kas ini akan mengalami
perubahan dari waktu kewaktu karena berbagai factor. Jumlah saldo kas yang ada dalam
perusahaan akan meningkat apabila aliran masuknya yang berasal dari penjualan tunai dan dari
piutang yang terkumpul lebih besar dari pada aliran kas keluar untuk bahan mentah,tenaga
kerja,biaya lain dan pajak. Perubahan dalam tingkat harga juga mempunyai pengaruh yang besar
terhadap aliran kas dalam perusahaan. Perubahan politik marketing,keputusan dibidang
produksi,kebijakan di bidang pembelian dan di bidang personalia juga mempunyai efek terhadap
aliran kas dalam perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya persedian kas minimal


Kas adalah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar
jumlah kasnya yang ada di dalam perusahaan berarti makin tinggi tingkat likwiditasnya. Ini
berarti bahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi
kewajiban finansialnya. Ini Tidak berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk
mempertahankan persedian kas yang sangat besar. Karena makin besarnya kas berarti makin
banyaknya uang yang menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitasnya. Sebaliknya
kalua perusahaan hanya mengejar profitability saja akan berusaha agar semua persedian kasnya
dapat diputarkan atau dalam keadaan bekerja. Kalau perusahaan menjalankan tindakkan tersebut
berarti menempatkan perusahaan itu dalam keadaan illikuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan..
Berapa jumlah kas yang harus dipertahankan menurut H.G Guthmann menyatakan bahwa
jumlah kas yang ada di dalam perusahaan hendaknya tidak kurang dari 5% sampai 10% dari
jumlah aktiva lancer . Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan jumlah penjualannya atau
salesnya. Perbandingan antara sales dengan jumlah kas rata-rata menggambarkan tingkat
perputaran kas(Cash Tern over) Makin tinggi turnover cashnya makin baik., Artinya makin
tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Akan tetapi cash Yurnover yang tinggi berlebihan dapat
diartikan bahwa jumlah kas yang tersedia adalah terlalu kecil untuk volume sales yang
bersangkutan.
Seperti pada inventory dan piutang,pada kaspun terdapat persedian besi atau persedian
minimal disebut “Safety cash balance” atau persedian besi kas dimaksud adalah jumlah minimal
dari kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya
sewaktu-waktu. Persedian besi kas ini meruakan unsur inti permanen dari kas. Besarnya
persedian kas minimal ini berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan lainnya.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persedian besi kas suatu suatu
perusahaan dapatlah disebutkan terutama :
1.Perimbangan antara aliran kas masuk dengan aliran kas keluar.
2.Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan
3.Adanya hubungan yang baik dengan bank-bank

Badget Kas

Badget kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan dating.
Penyusunan badget kas bagi suatu perusahaan sangatlah penting artinya bagi penjagaan
likwiditasnya.
Badget kas dapat disusun untuk peride bulanan atau kwartal. Pada dasarnya budget kas dapat di
bedakan dalam dua bagian yaitu :
1. Estimasi penerimaan -penerimaan kas yang berasal dari : hasil penjualan tunai : piutang
yang terkumpul,penerimaan bunga,dividen,hasil penjualan aktiva tetap dan penerimaan-
penerimaan lain.
2. Estimasi pengeluran kas yang digunakan untuk pembelian bahan mentah,pembayaran
utang-utang,pembayaran upah buruh,pengeluaran untuk biaya penjualan,biaya
administrasi dan umum,pembayaran bunga,dividen,pajak,premi,pembelian aktiva tetap
dan pengeluaran lain.

Kas badget disusun agar supaya pimpinan perusahaan dapat mengetahui ;


1.Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasinya perusahaan
2.Kemungkinan adanya surplus atau deficit karena rencana operasnya perusahaan.
3.besarnya dana beserta saat-saat kapan dana itu dibutuhkan untuk menutup deficit kas
4.Saat-saat kapan kridit itu dibayar.

Penyusunan kas badget dilakukan beberapa tahap,yaitu :


1.Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional
perusahaan. Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi operasi.. Pada tahap ini dapat
diketahui adanya deficit atau surplus karena operasi perusahaan.
2.Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana kridit dari bank atau sumber-sumber
dana lainnya yang diperlukan untuk menutup deficit kas karena rencana operasi
perusahaan.Juga disusun estimasi pembayaran bunga kridit disini merupakan transaksi
finansial
3,Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya
transaksi finansial,dan budget kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi
operasionill dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan
pengeluaran kas keseluruhan.

Penyusunan Badget kas

Sebagai contoh :
Estimasi penerimaan :
1 Hasil penjualan tunai yang diterima setiap bulannya:
Januari Rp 400.000 April Rp 960.000
Febuari Rp 500.000 Mei Rp 800.000
Maret Rp 730.000 Juni Rp 900.000
2.Piutang yang terkumpul setiap bulannya:
Januari Rp 400.000 April Rp 760.000
Februari Rp 500.000 Mei Rp 660.000
Maret Rp 650.000 Juni Rp 670.000
3.Penerimaan-penerimaan lain :
Januari Rp 200.000 April Rp 180.000
Febuari Rp 200.000 Mei Rp 140.000
Maret Rp 220.000 Juni Rp 124.000

Estimasi Pengeluran :
1.Pembelian bahan mentah secara tunai setiap bulannya:
Januari Rp 600.000 April Rp 550.000
Febuari Rp 600.000 Mei Rp 600.000
Maret Rp 500.000 Juni Rp 600.000
2.Pembayaran upah buruh setiap bulannya.
Januari Rp 250.000 April Rp 550.000
Febuari Rp 250.000 Mei Rp 250.000
Maret Rp 200.000 Juni Rp 300.000
3.Pengeluran untuk biaya penjualan setiap bulannya :
Januari Rp 200.000 April Rp 200.000
Febuari Rp 300.000 Mei Rp 250.000
Maret Rp 200.000 Juni Rp 230.000
4.Pengeluaran untuk biaya administrasi & umumsetiap bulannya.
Januari Rp 350.000 April Rp 400.000
Febuari Rp 350.000 Mei Rp 400.000
Maret Rp 400.000 Juni Rp 420.000
5.Pembayaran pajak penghasilan dalam bulan Maret sebesar Rp 100.000

Berdasarkan data tersebut kita dapat menyusun budget kas untuk tahap pertama,yaitu
estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasinya perusahaan(operating
transaction)
Perusahaan “WIDI”
Badget penerimaan dan pengeluaran kas untuk operasi perusahaan(transaksi operasi)
selama 6 bulan pertama tahun 2019(dalam ribuan rupiah)
Uraian Januari Febuari Maret April Mei Juni
Estimasi Penerimaan
Hasil penjualan tunai 400 500 730 960 800 900
Penagihan piutang 400 500 650 760 660 670
Penerimaan lain 200 200 220 180 140 124
Jumlah penerimaan 1.000 1.200 1.600 1.900 1.600 1.694
Estimasi pengeluaran
Pembelian bahan mentah 600 600 500 550 600 600
Pembayaran Upah 250 250 200 250 250 300
Biaya penjualan 200 300 200 200 250 230
Biaya administrasi&umum 350 350 400 400 400 420
Pembayaran Pajak - - 100 - - -
Jumlah pengeluaran 1,400 1.500 1.400 1.400 1.500 1.550
Surplus(deficit) (400) (300) 200 500 100 144

Dari estimasi penerimaan dan pengeluaran transaksi operasionil sebagai mana Nampak
dalam skedul tersebut diatas kita dapat mengetahui bahwa selama 6 bulan mendatang
perusahaan akan dalam keadaan illikuid dalam bulan januari dan febuari,sedangkan untuk
bulan-bulan lainnya keadaan likuiditasnya cukup.
Berhubung dengan itu maka kita harus mengadakan transaksi finansiil untuk dapat
menutup deficit untuk 2 bulan tersebut beserta menentukan waktu pembayaran
kembalinya kredit dan pembayaran bunganya. Untuk keperluan itu kita perlu menyusun
“Skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman dan bunga.

Untuk keperluan penyusunan skedul tersebut diperlukan tambahan data sebagai berikut :
1.Estimasi saldo kas pada akhir bulan desember 2019 Rp 100.000
2.Persedian besi kas ditetapkan sebesar Rp 50.000
3.Pinjaman dari Bank “X”diterima pada permulaan bulan dan pembayaran bunga
dilakukan pada akhir bulan. Pembayaran kembali utang dilakukan pada permulaan bulan.
Bunga bank ditetapkan sebesar 2% perbulan

Berdasarkan data tambahan tersebut perlulah kita menentukan berapa besarnya kridit
yang akan diminta dari bank untuk bulan Januari dan Febuari. Defisit bulan januari
sebesar Rp 400.000 . Persedian besi kas ditetapkan sebesar Rp 50.000. Pada permulaan
bulan januari tersedia uang kas sebesar Rp 100.000. Bunga kridit 2% yang harus dibayar
pada akhir bulan. Atas dasar data tersebut dapat diperhitungkan besarnya kredit yang
akan diminta yaitu sebesar : 400.000 + 50.000 – 100.000 + 2/100 X = X
X = 357.143,00
Kalau kita meminjam dari bank sebesar Rp 357.143 , maka pada akhir bulan Januari
saldo kas adalah sebesar persedian besi kas.
Adapun perhitungan adalah sebagai berikut :
Saldo kas pada permulaan Januari Rp 100.000
Terima pinjaman dari bank Rp 357.143
Jumlah kas yang tersedia Rp 457.143

Untuk menutup defisid Rp 400.000


Bunga pinjaman yang harus dibayar
Pada akhir bulan januari =
2% x Rp 357.143 Rp 7.143
Jumlah Rp407.143
Saldo kas pada akhir bulan Rp 50.000

Dalam contoh : Misalkan ditetapkan besarnya jumlah kredit yang diminta dari Bank X
untuk bulan januari sebesar Rp 360.000 dan untuk bulan Febuari sebesar Rp 330.000.
Pembayaran kembali kredit tersebut sebagai akan dilakukan pada permulaan bulan April
sebesar Rp 200.000 dan sisanya sebesar Rp 490.000 dibayar pada permulaan bulan mei.

Dengan data diatas maka dapat disusun Skedul Penerimaan dan Pembayaran Pinjaman
dan Bunga”.

Skedul Penerimaan dan Pembayaran pinjaman dan Bunga


(dalam Ribuan rupiah)
Uraian Januari Febuari Maret April Mei Juni
Saldo Kas (P B) 100 52,8 69 255,2 545,4 155,4
Terima kridit (PB) 360 330 - - - -
Membayar kembali kredit, (PB) - - - (200) (490) -
Alat likuid tersedia pada (PB) 460 382,8 69 55,2 55,4 155,4
Surplus (deficit) (400) (300) 200 500 100 144
Pembayaran bunga A.B (7,2) (13,8) (13,8) (9,8) - -
Saldo Kas A.B 52,8 69 255,2 545,4 155,4 299,4
Pinjaman kumulatif, P.B 360 690 690 490 0 -
Keterangan :
P.B = Permulaan Bulan
A.B = Akhir Bulan

Penyusunan Badget Final yang merupakan gabungan dari transaksi operasional dan
transaksi Finansial yang menggambarkan estimasi Penerimaan dan Pengeluaran kas
Keseluruhan.

Perusahaan WIDI
Badget Kas selama 6 bulan pertama tahun 2019
(Dalam ribuan rupiah)
Uraian Januari Febuari Maret Aprir Mei Juni
I.Saldo Kas, P.B 100 52,8 69 255,2 545,4 155,4
II.Penerimaan Kas :
1. Hasil Penjualan Tunai 400 500 730 960 800 900
2. Penagihan piutang 400 500 650 760 660 670
3. Penerimaan Kridit dari Bank
4. Penerimaan lain 360 330 - - - -
Jumlah Penerimaan 200 200 220 180 140 124
Jumlah Kas Keseluruhan 1.360 1.530 1.600 1.900 1.600 1.694
1.460 1.582,8 1.669 2.155,2 2.145,4 1.849,4
III. Pengeluaran Kas :
1. Pembelian bahan mentah
2. Pembayaran upah 600 600 500 550 600 600
3. Biaya penjualan 250 350 300 350 350 300
4. Biaya adm & umum 200 300 200 200 250 230
5. Pembayaran bunga 350 350 400 400 400 420
6. Pembayaran pajak 7,2 13,8 13,8 9,8 - -
7. Pembayaran kembali utang - - 100 - - -
kpd bank
Jumlah Pengeluaran
- - - 200 490 -
1.407,2 1.513,8 1.413,8 1.609,8 1.990 1.550
IV.Saldo Kas , AB
52,8 69 255,2 545,4 155,4 299,4
Anggaran Perusahaan
Kuliah ke X,5 Mai 2020
Dosen : Dr.Pudji Astuty,SE.MM

ANGGARAN PENANAMAN MODAL

Apa yang dimaksud dengan bunga : Adalah sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi
terhadap apa yang dapat diperoleh dengan penggunaan uang tersebut.

Apa pengertian Nilai Majemuk(Compound Value atau Ending Amount) dari sejumlah uang,nilai
majemuk merupakan penjumlahan dari uang pada awal periode atau sejumlah modal pokok
dengan jumlah bunga yang diperoleh tersebut
Rumus nilai majemuk

Vn = P ( 1 + I )n , dimana :
P = Jumlah uang pada awal periode
I = tingkat bunga
N = Jumlah periode
V = jumlah uang pada akhir periode

NILAI TUNAI (Present Value)


Nilai tunai (present value) merupakan besarnya jumlah uang pada awal periode atas dasar tingkat
bunga tertentu dari suatu jumlah uang yang akan diterima beberapa waktu kemudian . perumusan
nilai Tunai :
1
P =V
n
(1+I)
Apa yang dimaksud dengan anuitas , deretan pembayaran dengan jumlah uang yang tetap selama
sejumlah periode waktu tertentu.
Capital Budgeting, Adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan
mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu
setahun.

Tujuan mengadakan investasi: yaitu mempertahankan kemampuan bersaing,mencegah terjadi


over investasi dan mencegah investasi yang tidak menguntungkan

Metode penilaian investasi antara lain :


1.Payback period Method/Payout Method
2.Average Return on Investment
3.Average Return on Average Investment
4.Net Present Value
5.Internal Rate of return

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menilai alternative penanaman modal adalah :
Jumlah neto pengeluaran investasi,pengembalian yang diharapkan dari investasi dan Batasan
terendah pengembalian investasi yang di harapkan

Payback Period suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran
investasi dengan menggunakan Procceed.
Modal Yang Ditanamkan
Rumus Payback Period = Laba Tunai Setelah Pajak Pertahun
Laba setelah Pajak
Return on Invesment = Investasi
Kriteria memilih investasi dengan menggunakan Return on Invesment
1.Investasi akan diterima apabila Return on Investment dapat memenuhi Batasan yang telah
ditetapkan perusahaan
2.Apabila perusahaan tidak mempunyai Batasan Return on Investment, maka dari beberapa
investasi yang diusulkan dipilih yang memberikan Return on Investment terbesar.

Kriteria Penerimaan atau penolakan usul investasi menurut Net Present Value
Method,Penerimaan atau penolakan usul investasi menurut Present Value Methot adalah apabila
jumlah Present value dari keseluruhan Proceeds yang diharapkan lebih besar dari Present Value
Investasinya, maka usul investasi tersebut dapat diterima, dan apabila sebaiknya akan ditolak
Kebaikan dan kelemahan Net Present Value Method
Kebaikan NPV(Net Present Method, Sudah memperhitungkan nilai waktu uang, Sudah
memperhitungkan seluruh aliran kas selama umur investasi
Kelemahan Net Present Value method : Membutuhkan perhitungan yang baik dalam menentukan
tingkat bunganya, Dalam membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama modal yang
ditanamkan di dalamnya nilai tunai neto dalam rupiah tidak dapat digunakan sebagai pedoman
Internal rate of Return, adalah tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah present value proceed
yang diharapkan akan diterima sama dengan jumlah present value pengeluaran modal

Contoh :
1 Payback Period (metode payback period memperhitungkan proceed,tetapi tidak
memperhitungkan nilai waktu dari uang)
Pada akhir tahun kelima,yaitu tahun 1999 aktiva perusahaan laku dijual sama dengan nilai buku
yang terdapat dalam neraca tahun 1999 , berarti proceed atas penjualan aktiva pada tahun 1999
sebagai berikut :

Nilai aktiva tetap tahun 1999 (dari neraca) Rp 22.133.000


Dari proceed tahun 1995(laba setelah pajak + Penyusutan) Rp 323.000
Proceed tahun 1999 atas penjualan aktiva Rp 21.810.000
Karena metode payback tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang (bunga) maka yang
digunakan proceed sebagai berikut :
Tahun 1995 Rp 3.319.283
Tahun 1996 Rp 5.670.172
Tahun 1997 Rp 5.003.064
Tahun 1998 Rp 4.012.850
Rp18.005.369 Proceed selama 4 tahun
Proceed tahun 1999 sebelum penjualan aktiva =Rp 2.417.800
Proceeds tahun 1999 atas pejualan aktiva =Rp 21.810.000
Proceed tahun 1999 setelah penjualan aktiva =Rp 24.227.800

Total investasi awal tahun 1995 adalah sebesar :


Modal sendiri Rp 22.000.000
Modal asing Rp 11.000.000
Jumlah investasi awal Rp 33.000.000
Proceeds selama 4 tahun Rp 18.005.369
Sisa investasi yang belum kembali Rp 14.994.631, berarti investasi tersebut belum
kembali pulih(payback) selama 4 tahun, karena masih ada sisa investasi Rp 14.994.631. Sisanya
investasi ini berarti harus dikembali kembalikan pada tahun 1999 . masalahnya sisa investasi
sebesar Rp 14.994.631 tersebut berapa bulan baru dapat dipulihkan.
Perhitungannya adalah
Sisa investasi yang belum kembali x12 = Rp 14.994.631 x 12 = 7
Proceed tahun 1999 Rp 24.227.800
Menurut metode payback period investasi kembali selama 4 tahun 7 bulan investasi belum cukup
baik karena mendekati jangka waktu pinjaman 5 tahun.

2.Net Present Value(NPV)


Merupakanperbedaan antara nilai sekarang dari arus kas masuk sebagai hasil dari investasi
dengan arus kas keluar untuk membiayai investasi.
Bila NPV positif(+) artinya usulan investasi dapat diterima apabila NPV negative(-) maka usulan
investasi ditolak.
Penjualan aktiva tahun 1999 Rp sebesar Rp 21.810.000,maka atas dasar cost of capital(discount
factor = factor diskonto) dapat dihitung present value dari usul investsai sebagai berikut :
Perhitungan Net Present value
Tahun Discount factor Proceet & Bunga Present Value
1. 1995 0,893 Rp 4.507.283 Rp 4.025.004
2. 1996 0,797 Rp 7.020.172 Rp 5.595.077
3. 1997 0,712 Rp 5.942.494 Rp 4.231.056
4. 1998 0,636 Rp 4.673.880 Rp 2.972.588
5. 1999 0,567 Rp 24.577.02 Rp 13.935.173
Pesent value dar Rp 30.758.898
proceed
Present value dari
investasi (outlay) Rp 33.000.000 -
Net Present
Value……….Negatif Rp 2.241.102

3.Indeks Profitabilitas (IP)


Merupakan pelengkap dari metode net present value, yaitu apabila terdapat beberapa usul
investasi yang besarnya berbeda,tapi masing-masing usul investasi menghasilkan net present
value yang sama,sementara kita harus memilih salah satu dari usul investasi tersebut.
IP dapat disetujui apabila usulan investasi mempunyai IP satu keatas,sebaiknya IP lebih kecil
dari satu maka usul investasi ditolak
Present value dari proceed = Rp 30.758.898 = 0,93,
IP = Present value dari investasi Rp 33.000.000
, usulan investasi harus ditolak karena mempunyai IP 0,93 lebih kecil dari satu.

3.Internal rate of Return (IRR)


Yang merupakan metode coba-coba atau interpolasi
Menurut metode investasi IRR suatu usulan investasi dapat diterima bila IRR lebih besar dari
laba yang dikehendak oleh manajement. Laba yang dikehendaki manajemen tentunya lebih besar
dari cost of capital. Apabila IRR lebih kecil dari laba yang dikehendaki manajemen, maka usulan
investasi dtolak.
a. Menghitung rata-rata proceed setahun
Proceed selama 5 tahun dari diatas:
1. Tahun 1995 Rp 4.507.283
2. Tahun 1996 Rp 7.020.172
3. Tahun 1997 Rp 5.942.494
4. Tahun 1998 Rp 4.673.880
5. Tahun 1999 Rp 24.577.024
Jumlah Rp 46.720.853

Rata-rata proceed setahun = Rp 46.720.853 = Rp 9.344.171


5
b. Memperkirakan discount factor

Perkiraan discount factor = Investasi / proceed setahun = Rp 33.000.000/Rp 9.344.171 =


3,532

c. Mencari perkiraan IRR di table present value of annuity dari 1 tahun


Tahun 10 %
1
2
3
4
5………………….3,791
Perkiraan discount factor 3,532 setelah dilihat pada table present value of annuity dari 1
ternyata angka yang mendekati 3,532 adalah 3,791 yaitu pada tahun ke 5 dengan discount
factor 10% artinya IRR sekitar 10 %

d. Menghitung net present value dengan table present value dari 1, menghitung net present
value yang positif dari negative diantara perkiraan discount factor (DF) 10 % dengan cara
coba-coba
Tahun Proceed DF (9%) Present DF(10%) Present
value Value
1.1995 Rp 4.507.283 0,917 4.133.179 0,909 4.097.120
2.1996 7.020.172 0,842 5.910.985 0,826 5.798.662
3.1997 5.942.494 0,772 4.587.605 0,751 4.462.813
4.1998 4.673.880 0,708 3.309.107 0,683 3.192.260
5.1999 24.577.024 0,650 15.975.066 0,621 15.262.332
Present 33.915.942 32.813.187
value
dari
proceed
Present 33.000.000 33.000.000
value
dari
investasi
NPV + 915.942 NPV - 186.813

Discount factor yang diperkirakan 10% menghasilkan NPV negative(-) 186,813 pada hal
IRR harus NPV = 0,supaya NPV = 0 maka harus ditambah dengan NPV positif(+)
186,813. Karena itu discount factor harus diturunkan dari 10% misalnya menjadi 9%
agar mendapat hasil NPV positif (+) setelah discountfactor diturunkan menjadi 9%
ternyata NPV positif(+) 915,942.

e.Interpolasi
Menghitung selisih
Selisih discount factor 10% - 9% = 1 %
Selisih NPV pada tingkat discount factor 9% dengan 10%
+ 915.942 –( - 186,813) = 1.102.755

IRR = 9%( 915,942/1.102.755 x 1%) = 9% + 0,83 % = 9,83 %

5.ACCOUNTING RATE OF RETURN


Adalah metode yang mendasarkan keuntungan yang dilaporkan dalam buku yang
menunjukkan persentase keuntungan bersih setelah pajak dihitung dari rata-rata
investasi.
Bila ARR lebih besar dari minimum ARR yang ditetapkan oleh manajemen berarti usul
investasi diterima,sebaliknya bila ARR lebih kecil dari minimum ARR yang ditetapkan
manejemen berarti usul investasi ditolak.
Dari anggaran rugi laba ,terlihat laba tahun :
Tahun 1995 Rp 1.081.283
Tahun1996 Rp 2.835.872
Tahun 1997 Rp 2.285.064
Tahun 1998 Rp 1.454.850
Tahun 1999 Rp 19.800
Laba selama 5 tahun Rp 7.676.869
Laba rata-rata = Rp 7.676.869/5 = Rp 1.535.374
Investasi rata-rata = Investasi/2 = Rp 33.000.000/2 = Rp 16.500.000
ARR = Laba rata-rata/Investasi Rata-rata = Rp 1.535.374/Rp 16.500.000 = 9,31 %

Dengan ARR 9,31 % usul investasi ditolak,karena ARR yang dikehendaki oleh manejemen
selalu diatas Cost of capital. Sedangkan Cost Of Capital dari usul investasi ini sebesar 12% lebih
besar dari ARR 9,31
Anggaran Perusahaan
Kuliah ke IX,28 April 2020
Dosen : Dr.Pudji Astuty,SE.MM

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Biaya bahan baku dan biayatenaga kerja langsung termasuk unsur biaya variabel.
Biaya overhead pabrik(BOP) adalah biaya pabrik selain biaya bahan Baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya pabrik adalah biaya yang terjadi di pabrik periode ini. Dalam
biaya overhead pabrik terdapat biaya variabel dan biaya tetap. Biaya overhead pabrik
variabel adalah biaya overhead pabrik yang besar kecilnya dipengaruhi oleh besar kecilnya
volume produksi, sedangkan biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik
besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi.
Misalnya :
Perusahaan kecap asli pada tahun 2019 menyusun anggaran biaya overhead pabrik pada
kapasitas produksi normal setahun 200 botol dengan waktu 20 jam kerja langsung.

Perusahaan Kecap Asli


Anggaran Biaya Overhead pabrik (BOP)
Atas dasar kapasitas Normal
200 botol atau 20 jam kerja langsung
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2019
(Dalam Rp)
Unsur Tota BOP BOP BOP Variabel BOP Tetap
Biaya l Tetap Variabel
Per Per Per Per
Overhe BOP
unit jam unit jam
ad
Pabrik(
BOP)
Bahan 4.00 - 4.000 20 200 - -
Pemban 0
tu
Supplie 1.00 - 1.000 5 50 - -
s Pabrik 0
Tenaga 7.00 1.000 6.000 30 300 5 50
Kerja 0
Tak
Langsu
ng
Pemeli 1.00 200 800 4 40 1 10
haraan 0
Pabrik
Listrik 3.00 2.000 1.000 5 50 10 100
Pabrik 0
Depresi 2.00 2.000 - - - 10 100
asi 0
Pabrik
Asuran 1000 600 400 2 20 3 30
si
Pabrik
Lain- 1000 600 400 2 20 3 30
lain
Jumlah 20.0 6.400 13.600 68 680 32 320
00

Dari tabel : yang merupakan BOP variabel penuh seperti : Biaya bahan pembantu, dan
biaya supplies pabrik. Yang merupakan BOP tetap penuh hanya biaya depresiasi pabrik,
sedangkan yang merupakan biaya semi variabel,artinya dalam biaya tersebut terdapat biaya
variabel tetapi terdapat juga biaya tetap,seperti biaya tenaga kerja tak langsung,biaya
pemeliharaan pebrik,biaya lisrik pabrik, biaya asuransi pabrik, dan biaya-lain-lain pabrik.
Jumlah BOP variabel per unit(botol) sebesar Rp 68,sedangkan jumlah BOP variabel
perjam sebesar Rp680. Dengan demikian BOP variabel perbotol kecap memerlukan waktu
=
Rp 68/Rp 680 = 0,1 jam

Jumlah BOP Tetap per unit sebesar Rp 32 dan jumlah BOP tetap per jam sebesar Rp 320.
Dengan demikian BOP tetap perjam sebesar Rp 320, dengan demikian BOP tetap per
botoll kecap memerlukan waktu =

Rp 32 / Rp 320 = 0,1 jam

Dari perhitungan tersebut diatas, dapat dibuat standar biaya overhead pabrik per botol
kecap sebagai berikut :
BOP variabel 0,1 jam @ Rp 680 = Rp 68
BOP tetap 0,1 jam @ Rp 320 = Rp 32
BOP per botol kecap Rp 100

Bila kita gabungkan standar biaya bahan baku (BBB) dengan standar biaya tenaga kerja
langsung (BTKL) dan standar biaya overhead pabrik(BOP), maka dapatlah disusun standar
harga pokok per botol produk jadi berupa kecap sebagai berikut :

Perusahaan kecap Asli


Standar Harga Pokok Produk Kecap Sedang Per Botol
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2019
Unsur harga Pokok Produk Metode Full Metode Variabel
Costing Costing
BBB kedelai 2 ons @ Rp 100 Rp 200 Rp 200
Gula merah 2 ons @ Rp 60 Rp 120 + Rp 120 +
Rp 320 Rp 320
BTKL 0,1 jam @ Rp 500 Rp 50 Rp 50
BOP Variabel 0,1 jam @ Rp 680 Rp 68 Rp 68
BOP tetap 0,1 jam @ Rp 320 Rp 32 -
Harga pokok per botol kecap Rp 470 Rp 438

Dengan dibuat standar harga pokok produk kecap sedang per botol maka dapat ditentukan
harga jual perbotol kecap sedang. Misalnya perusahaan menetapkan kontribusi margin per
botol kecap Rp 262,berarti harga jual perbotol kecap sedang sebesar Rp 262 + Rp 438 =
Rp 700. Dengan demikian kontribusi margin yang diingini oleh perusahaan sebesar 262 :
700 = 37 %. Bila harga jual perbotol Rp 700,berarti mark up 59,82 % dari harga pokok
produk variabel per botol kecap.

Harga Pokok produk variabel variabel perbotol kecap =Rp 438


Mark-up 59,82% x Rp 438 =Rp 262
Harga jual perbotol kecap =Rp 700

Anggaran Beban Usaha

beban usaha(Operating Expenses) adalah beban usaha pokok perusahaan selain harga poko
penualan. Beban terdiri dari : beban penjualan,beban administrasi dan umum.

Beban penjualan adalah beban terjadi untuk kepentingan penjualan produk utama. Beban
penjualan ada yang bersifat tetap,tetapi ada juga yang bersifat variabel.

Beban penjualan variabel ,seperti : beban komisi penjualan, dan beban angkutan penjualan

Beban penjualan tetap,seperti : Beban depresiasi alat penjualan,beban penghapusan


piutang,beban gaji pegawai tetap bagian penjualan, dan lain-lain

Beban penjualan semi variabel,seperti: beban supplies penjualan,beban promosi penjualan


dan lain-lain.

Beban administrasi umum adalah beban yang umumnya terjadi pada bagian
personalia,bagian keuangan,dan bagian umum,seperti : beban gaji pemimpin dan
staf,beban depresiasi peralatan kantor,beban supplies kantor, beban pemeliharaan
kantor ,dan beban umum lainnya.

Sebagai ilustrasi misalkan perusahaa Kecap Asli akan menyusun anggaran beban usaha
selama tahun 2018 dengan data sebagai berikut :
a. Mempunyai aktiva tetap yang terdiri dari : Pada bagian penjualan senilai Rp
100.000,pada bagian umum senilai Rp 50.000. Aktiva tetap disusut dengan metode garis
lurus 12% setahun atau 3% tiap triwulan.
b. Penjualan direncanakan triwulan I Rp 24.400,II Rp 25.500,III Rp 26.750, dan IV Rp
26.750.
c. Komisi penjualan 5% dari penjualan dan angkutan penjualan ditaksir 2% dari penjualan
d. Gaji penjualan dan pemeliharaan alat penjualan tiap triwulan masing-masing Rp 1000
dan Rp 700.
e. Supplies penjualan ditaksir triwulan : I Rp 200,II Rp 210,III Rp 250 dan Iv Rp 250
f. Beban promosi tetap tiap triwulan Rp 300 dan beban promosi variabel triwulan I dan II
masing-masing 1% dari penjualan,triwulan III dan IV masing-masing 2% dari penjualan.
g. Beban penjualan lainnya pada triwulan I dan II masing-masing Rp 150,triwulan III dan
IV masing-masing Rp 200.
h. Beban administrasi ditaksir tiap triwulan terdiri dari :
Gaji pemimpin dan staf kantor Rp 300
Asuransi alat kantor Rp 100
Supplies kantor Rp 50
Pemeliharaan kantor Rp125
Lainnya Rp 75
Dari data tersebut disusun anggaran beban usaha sebagai berikut :
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Beban Usaha
Tiap Triwulan pada Tahun 2018 (Dalam Rp)

Unsur beban Usaha I II III IV Setahun


1.Unsur Beban Usaha
Komisi penjualan 1220 1.275 1.338 1338 5.171
Angkutan penjualan 488 510 535 535 2.068
Gaji penjualan 1.000 1.000 1.000 1.000 4.000
Pemeliharaan Alat 700 700 700 700 2800
Depresiasi alat 3.000 3.000 3.000 3.000 12.000
Promosi 244 255 535 535 1.569
Supplies penjualan 200 210 250 250 910
Lainnya 150 150 200 200 700
Jumlah 1 7.002 7.100 7.558 7.558 29.218
2.Beban Administrasi
Gaji Pemiimpin/staf 300 300 300 300 1200
Depresi alat 1.500 1.500 1.500 1500 6.000
Asuransi Alat 100 100 100 100 400
Supplies kantor 50 50 50 50 200
Pemeliharaan alat 125 125 125 125 500
Lainnya 75 75 75 75 300
Jumlah 2 2.150 2.150 2.150 2.150 8.600
3.Beban Usaha (1+2) 9.152 9.250 9.708 9.708 37.818

Perhitungan komisi penjualan tiap triwulan 5% dari penjualan pada triwulan


bersangkutan,misalnya pada triwulan I = 5% x Rp 24.400 = Rp 1.220
Perhitungan angkutan penjualan tiap triwulan 2% dari penjualan pada triwulan
bersangkutan,misalnya pada triwulan I = 2% x Rp 24.400 =Rp 488
Perhitungan depresiasi alat penjualan tiap triwulan = 3% x Rp 100.000 = Rp 3.000
Perhitungan beban promosi pada triwulan I = 1 % x Rp 24.400 = Rp 244
Triwulan II = 1% x Rp 25.500 = Rp 255,Triwulan III =2 % x Rp 26.750 = Rp 535 ,
Triwulan IV = 2% x Rp 26.750 = Rp 535.
Perhitungan depresiasi alat kantor tiap triwulan = 3% x Rp 50.000 = Rp 1.500

Soal Latihan :
Perusahaan dodol kandangan meemproduksi satu jenis produk dengan harga pokok
standar per kg dodol sebagai berikut
Biaya bahan baku 2 kg @ Rp 100 = Rp 200
Biaya tenaga kerja langsung 3 jam @ Rp 50 = Rp 150
Biaya overhead pabrik Variabel 3 jam @ Rp 20 = Rp 60
Biaya overhead pabrik tetap 3jam @ Rp 10 = Rp 30
Harga Pokok standar(Full Costing)per kg dodol = Rp 440

Kapasitas normal setahun 35.000 jam kerja langsung. Biaya depresiasi pabrik tiap triwulan
Rp 50.000 .Selama tahun 2018 perusahaan merencanakan produksi sebagai berikut :
Triwulan I 10.000 Kg,Triwulan II 11.000 Kg, Triwulan III 12.000 Kg dan triwulan IV
13.000 kg
Dari data tersebut susunlah tiap triwulan :
1. Anggaran pemakaian bahan baku dalam unit dan anggaran biaya bahan baku.
2. Anggaran pemakaian jam kerja langsung dan anggaran biaya tenaga kerja langsung.
3. Anggaran biaya overhead pabrik disertai pembayaran tunai untuk overhead pabrik.

MID TEST,Periode Genap 2019/2020


Kuliah ke VIII,21 April 2020
Dosen : Dr.Pudji Astuty,SE.MM

Perusahaan MURNI memiliki data-data sebagai berikut :


1 data penjualan (0000 ton
2010 = 258 ton
2011 = 258 ton
2012 = 290 ton
2013 = 346 ton
2014 = 312 ton
1. Tahun 2015 perusahaan merencanakan :
A. Akan menjual produknya di 3 daerah (Yogya,solo,dan semarang)
B.Distribusi masing-masing daerah :
Yogya = 50%, Solo = 40 % dan Semarang = 10 %
2. Tingkat harga tahun 2015 direncanakan akan dinaikkan 10 % dari tingkat harga rata-rata
antara 2010 sampai dengan 2014
3. Tingkat harga pada masing-masing daerah adalah sama
4. Data harga perunit :
2010 = Rp 20,-
2011 = Rp 21,-
2012 = Rp 23,-
2013 =Rp 23,-
2014 =Rp 25,-
Apabila volume penjualan pertriwulan adalah sama dan volume penjualan perbulan triwulan 1
juga seimbang, Buatlah Budget penjualan untuk perusahaan Murni tersebut dengan bantuan
Least Squear.

2.Perusahaan MURNI memiliki data-data sebagai berikut :


1 data penjualan (0000 ton
2010 = 258 ton
2011 = 258 ton
2012 = 290 ton
2013 = 346 ton
2014 = 312 ton
5. Tahun 2015 pperusahaan merencanakan :
A. Akan menjual produknya di 3 daerah (Yogya,solo,dan semarang)
B.Distribusi masing-masing daerah :
Yogya = 50%, Solo = 40 % dan Semarang = 10 %
6. Tingkat harga tahun 2015 direncanakan akan dinaikkan 10 % dari tingkat harga rata-rata
antara 2010 sampai dengan 2014
7. Tingkat harga pada masing-masing daerah adalah sama
8. Data harga perunit :
2015 = Rp 20,-
2016 = Rp 21,-
2017 = Rp 23,-
2018 =Rp 23,-
2019 =Rp 25,-
Apabila volume penjualan pertriwulan adalah sama dan volume penjualan perbulan triwulan 1
juga seimbang, Buatlah Budget penjualan untuk perusahaan Murni tersebut dengan bantuan
Least Squear.

2Data perencanaan yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut


rencana penjualan setahun = 16.000 satuan,dengan pola penjualan yang
bersifat musiman dengan index seperti berikut:
Januari = 11% febuari = 10 %
Maret = 9% Triwulan II = 25 %
Triwulan III = 15 % Triwulan IV = 30 %
Rencana persedian awal tahun = 2.000 satuan,akhir tahun = 1000 satuan.
Kebijakan persedian yang digariskan ialah persedian maksimum tidak boleh
melebihi 1.700 satuan dan persedian minimum tidak boleh kurang dari 850
unit.
Rencana produksi :
Kebijakan produksi ditentukan sebagai berikut :
1.Produksi normal bulanan sama dengan 1/12 produksi setahun.
2.Produksi tidak boleh berfluktuasi lebih kurang 10% dari tingkat produksi
normal
3.Khusus untuk triwulan III dimana penjualan sangat merosot, produksi
bulanan boleh diturunkan menjadi 70 % dari tingkat produksi normal.
Dengan data di atas, saudara diminta untuk :
4.Menentukan tingkat produksi setahun dan menghitung perkiraan penjualan
bulanan/triwulan dalam setahun.
5.Menentukan batasan minimal/maksimal, baik untuk produksi maupun untuk
persedian. Data ini diperlukan untuk merancang skedul produksi
6.Menyusun skedul bulanan(untuk januari,febuari,maret) serta triwulan(untuk
triwulan II,III dan sesuai dengan batasan yang sudah ditentukan.

3.PT Abadi mempunyai 3 bagian produksi,yakni bagian I,II,III ada dua macam
barang yang diprodusir, yakni X dan Y. Barang X diprodusir melalui ketiga
bagian, sedangkan barang Y hanya melalui bagian I dan III saja.
Rencana jam kerja buruh perunit barang adalah :
Bagian DLH(Direct Labor Hour) per unit barang
X Y
I 0,4 0,2
II 0,2 -
III 0,4 0,2

Rencana tingkat upah rata adalah :


Bagian Tingkat Upah per DLH
I Rp 20.00
II Rp 15.00
III Rp10.00
Sedang rencana tingkat produksi tahun 2019 adalah sebagai berikut
Bulan/ Kwartal Barang X Barang Y
Januari 70.000 34.000
Febuari 80.000 36.000
Maret 80.000 38.000
Kuartal II 240.000 140.000
Kuartal III 230.000 127.000
Kuartal IV 260.000 145.000
Jumlah 960.000 520.000
Ditanya :1. Susunlah Anggaran Biaya tenaga kerja Langsung
2. Anggaran Jam Tenaga kerja langsung(DLH)

4.Jelaskan bagaimana strategik menyusun anggaran

Soal ini untuk mid test ya

ANGARAN PERUSAHAAN
Kuliah ke II, 10 Maret 2020
Dr.Pudji Astuty,SE.MM

Forecast penjualan merupakan suatu teknik proyeksi tentang tingkat permintaan


konsumen potensial pada suatu periode tertentu dengan menggunakan berbagai asumsi
tertentu juga, yakni sesuatunya berjalan seperti masa lalu.

Ada beberapa metode forecast :


1. Judgmental method atau Non Statistical Method, Yakni metode
memproyeksikan penjualan yang berdasarkan pada pendapatan salesman,sales
manager,para ahli, dan survey konsumen
2. Statistical method, meliputi , A)Analisis Trend terdiri dari : 1.Penerapan garis
Trend Secara Bebas. 2) Penerapan garis Trend Dengan methode Setengah rata-rata .
3)Penerapan Garis Trend secara matematik, yang terbagi dalam metode Moment dan
netode Kuadrat terkecil. B) Analisa Korelasi
3. Specifik Purpose Method, meliputi : a) Analisa Industri, 2)Analisa Product
Line dan c)Analisa penggunaan akhir.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan cara pembuatan Forecast penjualan antara


lain: a) sifat produk, b) metode distribusi, c)luas Usaha, d) persaingan dan e) Data historis
yang tersedia.

Bilamana forecast penjualan berfungsi sebagai Sales Plan, forecast penjualan akan berubah
fungsinya menjadi sales plan jika manajemen sudah memasukan unsur pertimbangan
subyektif,rencana,strategis dan lain-lain.
Kelemahan forecasting penjualan secara kwantitatif yang biasanya menggunakan metode
statistik dan matematik,dan kelemahan forecasting penjualan secara kualitatif, yang
biasanya menggunakann pertimbangan. Kelemahan terletak pada ketidakmampuan
mengkuantifisir data tertentu seperti perkembangan produk, struktur masyarakat,prilaku
selera konsumen dan lain-lain . Kelemahan forecasting penjualan atas dasar pertimbangan
saja terletak pada sifatnya yang terlalu subyektif.
Oleh karena itu anggaran yang harus disususn terlebih dahulu adalah anggaran
penjualan,tujuan anggaran penjualan adalah untuk merencanakan setepat mungkin tingkat
penjualan pada periode yang akan datang dengan memperhatikan data yang merupakan
pencerminan kejadian yang dialami perusahaan di masa lalu,khususnya dibidang
penjualan.

FORECAST PENJUALAN
Forecast(Perkiraan/ramalan) penjualan merrupakan perkiraan penjualan pada suatu waktu
yyang akan datang dalam keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan data-data yang pernah
terjadi/mungkin akan terjadi. Teknik membuat forecast penjualan dapat dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif atau perpaduan dari cara kualitatif atau perpaduan dari cara
kualitatif dengan kuantitatif

Adapun metode statistik yang dapat dipergunakan dalam membuat forecast


penjualan,seperti analisis Trend,standar kesalahan forecasting dan analisa korelasi

Analisa Trend (Metode Kwadrat Terkecil,analisis yaitu dengan metode Least Square(trend
garis lurus),Metode moment(trend garis lurus) dan Metode Kuadrat(trend garis lengkung).
Dalam analisis trend tidak ada ketentuan jumlah data historis(n) yang dianalisis, tetapi
semangkin banyak jumlah data(n) semangkin baik hasil perhitungan analisis.

A) MOTODE LEAST SQUARE

Rumus metode least square = Y= a + bX

b= n ƩXY - ƩX. ƩY
n ƩX - (ƩX)2
2
b= n ƩXY - b(ƩX)
n n
n Tahun Penjualan(Y) X X2 XY

1 2001 130 0 0 0
2 2002 145 1 1 145
3 2003 150 2 4 300
4 2004 165 3 9 495
5 2005 170 4 16 680
Ʃ 760 10 30 1.620
b = 5x1.620 -10 x 760 = 8.100 - 7.600 = 10
5x30- (10)2 150 - 100
a = 760 - 10(10/5) = 152 -20 = 132
5
Persamaan garis trend garis lurus Y = a + bX
Forecast penjualan tahun 2006 = 132 + 10(5)
= 182

B) METODE MOMENT
Rumus yang digunakan Y= a +bX
ƩY = n.a + bƩX.
ƩXY = aƩX + b ƩX2
n Tahun Penjualan(Y) X X2 XY

1 2001 130 0 0 0
2 2002 145 1 1 145
3 2003 150 2 4 300
4 2004 165 3 9 495
5 2005 170 4 16 680
Ʃ 760 10 30 1.620
Cara eliminasi :
760 = 5 a + b 10……….x3
1620= 10 a+b30

2.280 = 15 a + b 30
1.620 = 10 a + b 30
660 = 5 a
a = 660 = 132
5
1.520 = 10 a + b 20
1.620 = 10 a + b 30
100 = b 10
b = 100 = 10
10

Cara subsitusi
1.620 = 10 a + b 30
10 a + b 30 = 1620
b 30 = 1620 - 10 a
b = 1.620 - 10 a
30
b = 54 - 0,3333 a
b = 54 - 0,3333 x 132
b = 10
5a + b 10 = 760
5 a + 10(54-0,3333) a =760
5a + 540 - 3,333 a = 760
5 a - 3,333 a = 760 - 540
1,667 a = 220
a = 220 = 132
1,667
Persamaan trend garis lurus Y = a + bX
Forecast penjualan tahun 2006 = 132 + 10(5) = 182

C METODE KUADRAT( Trend garis lengkung)


Rumus yang digunakan :
ƩY = n.a + c ƩX2
ƩXY = bƩX2

ƩX2 Y = a ƩX2 + c ƩX4


Syarat ƩX = 0

Dari penjualan susu PT ABC dapat dibuat perhitungan sebagai berikut


n Tahun Penjualan(Y) X X2 XY

1 2001 130 -2 4 - 260


2 2002 145 -1 1 -145
3 2003 150 0 0 0
4 2004 165 +1 1 165
5 2005 170 +2 4 340
Ʃ 760 0 10 100
XY
2
X4

520 16
145 1
0 0
165 1
680 16
1.51 34
0

ƩY = n.a + c ƩX2
ƩX2 Y = a ƩX2 + c ƩX4
760 = 5 a + 10 c……………..x 2
1.510 = 10 a + 34 c………….x 2
1.520 = 10 a + 20 c
1.510 = 10 a + 34 c -
10 = - 14 c
C = 10 = - 0,71
- 14
100 = 10 b
b = 100 = 10
10
760 = 5 a + 10 c……………..x 3,4
2.584 = 17 a + 34 c
1.510 = 10 a + 34 c
1.074 = 7 a
A = 1.047 = 153,43
7
Persamaan Trend garis lengkung = Y = a =bY - c(X)2
Y = 153,43 + 10 X - 0,71(X)2
Forecast penjualan tahun 2006 = 153,43 + 10(3) - 0,71(3)2
= 177,04
Standar Kesalahan Forecasting
Kuliah ke III,17 Maret 2020
Dr.Pudji Astuty,SE.MM

Dalam analisis trend ada dua metode yang dapat dipergunakan dalam forecasting penjualan,
yaitu trend garis lurus dan metode trend garis lengkung. Metode Moment dan metode Least
Square merupakan metode trend garis lurus. Metode trend garis lengkung berupa metode
kuadrat. Untuk menentukan metode mana yang paling sesuai dari kedua metode tersebut, maka
dipergunakan standar kesalahan forecasting(SKF). Nilai SKF yang terkecil akan menunjukkan
bahwa forecasting yang disusun tersebut mendekati kesesuaian.
Adapun rumus standar kesalahan forecasting (SKF) adalah sebagai berikut :

SKF = √ Ʃ(X - Y)2 : n


X = penjualan nyata
Y= forecast penjualan
n= banyaknya data periode yang dianalisis
Misalkan dari data yang telah dikemukan terdahulu, yaitu penjualan susu oleh PT Imma yang
forecast penjualannya mengunakan metode Trend garis lurus(metode kuadrat) adalah sebagai
berikut.
Metode Least Square, persamaan trend garis lurusnya adalah : Y = 132 + 10 X
Tahun X a bx Forecast Penjualan(Y)
2001 0 132 0 132 + 0 = 132
2002 1 132 10 132 +10 = 142
2003 2 132 20 132 +20 = 152
2004 3 132 30 132 +30 = 162
2005 4 132 40 132 +40 = 172
Perhitungan SKF penjualan susu dengan metode least square(metode trend - garis lengkung)
sebagai berikut
Tahun Penjualan Forecast (X-Y) (X-Y)2
Nyata (X) Penjualan (Y)
2001 130 132 -2 4
2002 145 142 3 9
2003 150 152 -2 4
2004 165 162 3 9
2005 170 172 -2 4
Ʃ 30

SKF = √ 30:5 = 2,45

Menurut metode kuadrat,(metode trend garis lengkung)


Y = 153,43 + 10 X - 0,71 (X)2
Y = Forecast penjualan , X = Penjualan sesungguhnya
Tahun X a bx C X2 Y X (X-Y) (X-Y)2
2001 -2 153,43 -20 -2,84 130,59 130 - 0,59 0,3481
2002 -1 153,43 -10 -0,71 142,79 145 +2,28 5,1984
2003 0 153,43 0 0 153,43 150 -3,43 11,7649
2004 +1 153,43 +10 -0,71 162,72 165 +2,28 5,1984
2005 +2 153,43 +20 -2,84 170,59 170 -0,59 0,3481
Ʃ 22,8579

SKF = √22,8579:5=2,14¿¿¿
Jadi dengan metode trend garis lurus nilai SKF 2,45 lebih besar dari pada dengan metode trend
garis lengkung yang mempunyai nilai SKF 2,14. karena itu dengan metode trend garis lengkung
lebih sesuai untuk Forecast penjualan pada perusahaan susu PT Imma
Forecast penjualan dengan statistik akan lebih lengkap apabila ditambah dengan analisis korelasi
berupa metode Least Square
Y = a + bX
a = ƩY - b ƩX
n
B = nƩXY - ƩX ƩY
n ƩX2 - ( ƩX)2
n = jumlah periode data yang dianalisis
a=jumlah pasang observasi
b = koeffisien regresi

Sebagai contoh apabila X = penjualan biskuit susu,variabel bebas (Independen)


Y = penjualan susu,variabel tergantung (dependent)

Tahun X Y XY X2 Y2
2001 3 130 390 9 16900
2002 4 145 580 16 21.025
2003 5 150 750 25 22.500
2004 6 165 990 36 27.225
2005 7 170 1.190 49 28.900
Ʃ 25 760 3.900 135 116.550

5 (3. 900 )−25(760 )


2
b = 5 (135 )−(25)
19 .500−19.000
b= 675−625 = 10
760−10 (25 )
a= 5 = 102

Dapat juga dihitung dengan metode Moment


Ʃ Y = n.a + ƩX.b
Ʃ X Y = ƩX a + ƩX2 b

760 = 5 a + 25 b……x5 760 = 5a + 25 b


3.900 = 25 a + 135 b 3.900= 25a + 135 b

3.800 = 25 a + 125 b 4.104 = 27 a + 135 b


3.900 = 25 a + 135 b 3.900 = 25 a + 135 b
100 = 10 b 204 = 2 a
b = 100 : 10 = 10 a = 204 : 2 = 102

Dengan demikian Y = a + bx
Y= 102 + 10 X

Kemudian hubungan saling ketergantungan antara kedua variabel,yaitu penjualan susu dan
penjualan biskuit susu harus diuji dengan koeffisien korelasi. Bila koeffisien korelasi
menunjukkan angka kurang lebih satu berarti pengaruh variabel bebas(X) tterhadap variabel
tergantung (Y) adalah besar,tak peduli apakah koeffisien korelasi positif atau negatif. Kalau
koeffisien korelasi mendekati nol,berarti pengaruh dari variabel tersebut kecil sekali.
Rumus Koeffisien Korelasi (R) sebagai berikut :

R= n Ʃ X Y - Ʃ X ƩY
√n Ʃ X2 - (Ʃ X)2 √n Ʃ Y2 - (Ʃ Y)2

R= 5(3.900) - 25 ( 760)
√5( 135) - (25)2√5(116.550) - (760)2

R = 0,985

Analisis ;
Karena Koefisien korelasi 0,985 mendekati angka 1, berarti pengaruh penjualan biskuit susu
sangat besar terhadap penjualan susu. Bila penjualan biskuit susu meningkat maka permintaan
akan susu meningkat, sebaliknya bila penjualan biskuit susu menurun berarti permintaan akan
susu menurun.
Hal tersebut terlihat pada tahun 2003 penjualan biskuit susu sebanyak 5 unit,maka penjualan
susu sebanyak 150 unit . kemudian 2004 tingkat penjualan biskuit susu meningkat dari 5 unit
menjadi 6 unit yang mengakibatkan penjualan susu juga meningkat dari 150 unit menjadi 165
unit. Jadi untuk membuat forecast penjualan susu dapat dilaksanakan dengan melihat
perkembangan tingkat penjualan biskuit susu.
Karena penjualan susu tergantung pada tingkat penjualan biskuit susu, maka
dalammenentukan forecast penjualan susu perlu membuat perhitungan forecast penjualan biskuit
susu. Forecast penjualan biskuit susu dapat dihitung dengan metode trend garis lurus(linear) dan
dapat juga dengan metode trend garis lengkung(kuadrat)

Tugas yang harus dikerjakan :


1. Distributor “ MELUR” menyajikan data penjualan karet selama periode 2005 sampai dengan
2011 sebagai berikut :
Tahun Penjualan
2005 26.000
2006 23.000
2007 20.000
2008 26.000
2009 33.000
2010 36.000
2011 48.000

Saudara diminta menentukan taksiran jumlah penjualan karet tahun 2014 dengan metode Trend
atas dasar Least Squear dan metode Momment.

2. Data penjualan buku ABC selama 8 tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tahun Penjualan (Buah)
2010 35.000
2011 45.000
2012 50.000
2014 60.000
2015 60.000
2016 65.000
2017 70.000
2018 75.000

Dengan Data diatas :


9. Tentukan nilai persamaan garis trend dengan mempergunakan metode trend atas dasar least
Square(trend garis lurus)
Tentukan ramalan penjualan untuk tahun 2010 sampai dengan 2018.

ANGGARAN PENJUALAN
Tujuan anggaran penjualan, tujuan penyusunan anggaran penjualan adalah untuk merencanakan
setepat mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan datang dengan memperhatikan data
yang merupakan pencerminan kejadian yang dialami perusahaan di masa lalu,khususnya
dibidang penjualan

Faktor yang mempengaruhi aktivitas perusahaan ,faktor intern adalah : mutu dan fungsi produk
Yang diproduksi, biaya produksi dan pemasaran hasil produksi dan managerial skill

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas perusahaan antara lain :


Managerial skil pesaing,volume aktivitas perekonomian,barang substitusi,penemuan barang baru
dan selera masyarakat
Contoh :
Perusahaan MURNI memiliki data-data sebagai berikut :
1 data penjualan (0000 ton
2010 = 258 ton
2011 = 258 ton
2012 = 290 ton
2013 = 346 ton
2014 = 312 ton
10.Tahun 2015 pperusahaan merencanakan :
A. Akan menjual produknya di 3 daerah (Yogya,solo,dan semarang)
B.Distribusi masing-masing daerah :
Yogya = 50%, Solo = 40 % dan Semarang = 10 %
11.Tingkat harga tahun 2015 direncanakan akan dinaikkan 10 % dari tingkat harga rata-rata
antara 2010 sampai dengan 2014
12.Tingkat harga pada masing-masing daerah adalah sama
13.Data harga perunit :
2020 = Rp 20,-
2021 = Rp 21,-
2022 = Rp 23,-
2023 =Rp 23,-
2024 =Rp 25,-
Apabila volume penjualan pertriwulan adalah sama dan volume penjualan perbulan triwulan 1
juga seimbang, Buatlah Budget penjualan untuk perusahaan Murni tersebut dengan bantuan
Least Squear
ANGGARAN PRODUKSI
Kuliah IV ,24 Maret 2020
Dr.Pudji Astuty

Bagi perusahaan yang bergerak dalam struktur pasar penjual, kegiatan produksi justru lebih
penting dari kegiatan penjualan. Karena yang diproduksi berapa saja jumlahnya akan laku dijual(
bila memenuhi syarat tertentu).
Kebanyakan perusahaan bergerak dalam struktur pasar pembeli, sehingga kegiatan produksi
merupakan kegiatan penunjang utama kegiatan penjualan. Artinya kegiatan produksi harus
mempertimbangkan kegiatan penjualan, namun tidak hanya kegiatan penjualan yang perlu
dipertimbangkan oleh kegiatan produksi,kebijaksanaan persedian produk juga perlu diperhatkan.
Persedian produk terdiri dari persedian barang jadi dan persedian barang dalam proses.
Persedian barang jadi minimal adalah persedian barang jadi yang jumlahnya harus dipertahankan
untuk menjamin kontinuitas usaha.
Persedian barang jadi yang direncanakan,yaitu persedian barang jadi akhir pada periode
waktu yang akan datang berupa persedian jadi yang yang termasuk kelompok aktiva tetap.
Persedian barang jadi yang direncanakan,yaitu persedian barang jadi akhir pada periode waktu
yang akan datang berupa persediann jadi yang termasuk kelompok aktiva lancar. Untuk
menentukan berapa besarnya persedian barang jadi akhir yang direncanakan pada periode waktu
yang akan datang, yakni dengan cara menetapkan Tingkat perputaran Persedian (TPP) barang
jadi. TPP barang jadi dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :
HPP
TPP Barang Jadi = RPBJ
HPP = Harga Pokok Penjualan
RPBJ = Rata-rata persedian barang jadi
Persedian barang jadi awal + Persedian barang jadi Akhir
RPBJ = 2
Adapun besarnya TPP barang dalam Proses dapat dihitung dengan formula sebagai berikut.
TPP Barang Dalam Proses = HPPS
RPBDP
HPPS = Harga pokok produk selesai dibuat periode ini
RPBDP= Rata-rata persedian barang dalam proses
Persedian barang dalam proses awal + akhir
RPBDP = 2
Untuk mendapatkan HPP + persedian barang jadi awal - persedian barang jadi akhir
Untuk mendapatkan HPPS maka biaya pabrik + persedian barang dalam proses awal - persedian
barang dalam proses akhir.
Biaya pabrik terdiri dari : biaya bahan baku(BBB),biaya tenaga kerja langsung(BTKL), dan
biaya Overhead pabrik(BOP) yang terjadi pada periode ini.
Biaya Bahan Baku adalah pembelian bahan baku + persedian bahan baku awal - persedian bahan
baku akhir.

Persedian barang jadi awal dan persedian barang dalam proses awal datanya dapat dicari
berdasarkan data neraca periode yang lalu.

Penyusunan Anggaran Produksi


Anggaran produksi dibuat berdasarkan anggaran penjualan dan anggaran persedian. Dari data
penjualan dan persedian dapat dihitung barang yang diproduksi sebagai berikut :
Penjualan 1.000 unit
Persedian barang jadi akhir 10 unit
Produk siap dijual 1.040 unit
Persedian barang jadi awal 60 unit
Barang jadi yang diproduksi 980 unit
Persedian barang dalam proses akhir 45 unit
1.025 unit
Persedian barang dalam proses awal 53 unit
Produk masuk proses produksi 972 unit
Bila persedian barang jadi awal sama dengan akhir, maka unit barang jadi yang diproduksi
sama dengan penjualan dalam unit.
Bila persedian barang jadi awal sama dengan akhir dan persedian barang dalam proses awal
sama dengan akhir, maka produk masuk proses produksi sama dengan penjualan dalam unit.
Penyususnan anggaran produksi dapat disusun dengan tiga cara,yaitu mengutamakan stabilitas
produksi, mengutamakan stabilitas persedian,campuran antara stabilitas produksi dan persedian.

PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI


1. Mengutamakan Stabilitas produksi
Sebelumnya telah diuraikan bahwa dalam penyusunan budget produksi yang mengutamakan
stabilitas produksi ditentukan terllebih dahulu kebutuhan selama 1 tahun, kemudian diperkirakan
kebutuhan setiap bulananya. Akhirnya tingkat persedian disesuaikan dengan kebutuhan,agar
produksi tetap stabil.
Sebagai contoh :
Rencana penjualan selama 1 tahun 2018 pada PT Kasuripan adalah sebagai berikut :
Bulan Tingkat penjualan
Januari 1.500
Febuari 1.600
Maret 1.600
April 1.400
Mai 1.200
Juni 1.000
Juli 700
Agustus 600
September 900
Oktober 1.100
November 1.200
Desember 1.400
14.200

Sedangkan perkiraan tingkat persedian adalah :


Persedian awal tahun = 2.000 unit
Persedian akhir tahun = 1.500 unit
Dari data diatas,budget produksi yang mengutamakan stabilitas produksi dapat disusun, dengan
urut-urutan sebagai berikut :
Penjualan 1 tahun = 14.200 unit
Penjualan akhir tahun = 1.500 unit +
Kebutuhan 1 tahun 15.700 unit
Persedian awal tahun = 2.000 unit
Jumlah yang harus diproduksi 13.700 unit
Pengalokasian tingkat produksi setiap bulan dilakukan dengan 2(dua) cara :
A. Membagi tingkat produksi pertahun dengan 12, dimana hasil bagi tersebut langsung dipakai
sebagai tingkat perbulannya sehingga :
Produksi selama 1 tahun = 13.700
13.700 = 1.141,67 unit
Produksi perbulan = 12

Kelemahan cara ini adalah sering ditemukannya bilangan-bilangan yang tidak bulat sehingga
sukar dilaksanakan dengan tepat.
B. Membagi tingkat produksi pertahun sedemikian rupa sehingga dihasilkan bilangan-bilangan
bulat dan mudah untuk dilaksanakan secara tepat. Kelebihan hasil ppembagian dialokasikan ke
bulan-bulan di mana tingkat penjualan tinggi, sehingga :
Produksi selama 1 tahun = 13.700 unit
Dalam perhitungan sebelumnya(cara a) didapat produksi rata-rata perbulan = 1.141,67 unit.
Bilangan bulat yang paling mudah untuk dilaksanakan dan mendekati angka tersebut adalah
1.100 unit.
Apabila produksi perbulan = 1.100 unit, maka kekurangannya adalah 13.700 - (12 x 1.100) = 500
unit.
Kekurangan 500 unit dialokasikan kepada bulan-bulan di mana tingkat penjualannya
tertinggi,yakni :
Januari dengan tingkat penjualan 1.500 unit
Febuari dengan tingkat penjualan 1.600 unit
Maret dengan tingkat penjualan 1.600 unit
April dengan tingkat penjualan 1.400 unit
Desember dengan tingkat penjualan 1.400 unit
Sehingga kelima bulan tersebut masing-masing akan mendapatkan tambahan sebanyak : 500/5 x
1 unit = 100 unit

Dengan demikian secara keseluruhan adalah :


5 bulan masing-masing (1.100 + 100)unit = 6.000 unit
7 bulan masing-masing 1.100 = 7.700 unit
Jumlah 13.700 unit
PT Kasuripan
Anggaran Produksi
Tahun 2018
Ket Bulan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rencana penjualan 1.500 1600 1600 1400 1200 1000 700 600 900 1100 1200 1400 14200

Pers.Akhir
1700 1300 900 700 600 700 1100 1600 1800 1800 1700 1500 1500

Jumlah 3200 2900 2500 2100 1800 1700 1800 2200 2700 2900 2900 2900 15700
Dikurangi

2000 1700 1300 900 700 600 700 1100 1600 1800 1800 1700 2000
Pers.Awal

Tingkat Produksi 1200 1200 1200 1200 1100 1100 1100 1100 1100 1100 1100 1200 13700

B.Mengutamakan tingkat pengendalian Tingkat persedian


Sebelumnya telah diuraikan bahwa penyusunan badget produksi yang
mengutamakan pengendalian tingkat persedian terlebih dahulu ditentukan
perkiraan besarnya persedian awal dan akhir tahun untuk mendapatkan tingkat
persedian yang perlu dari bulan ke bulan dapat dilakukan dengan 2 cara
yakni :
1. Selisih antara peseedian awal dan akhir tahun dibagi dengan 12. Kelebihan
cara ini juga berupa sering diketemukan bilangan-bilangan yang tidak bulat
sehingga sukar untuk dilaksanakan dengan tepat
Contoh : persedian awal tahun = 2000 unit
Persedian akhir tahun =1500 unit
Selisih 500 unit 500
Selisih tersebut dibagi dengan 12 sehingga alokasi perbulannya = 12 x1unit =
41,67 unit

2. Selisih antara persedian awal dan akhir tahun dibagi dengan suatu bilangan
tertentu dihasilkan suatu bilangan bulat dan mudah dilaksanakan dengan tepat.
Contoh : persedian awal tahun = 2000 unit
Persedian akhir tahun = 1500 unit
Selisih 500 unit
Agar didapat hasil bagi yang bulatdan dilaksanakan maka 500 unit dibagi
dengan 5 sehingga mudah: 500/5x 1 unit = 100 unit, yang kemudian
dialokasikan dari bulan januari sampai bulan mei. Pengalokasian ini pada
dasarnya terserah pada kebijakan perusahaan atau pembuatan anggaran.

PT Kasuripan
Anggaran Produksi
Tahun 2018
Ket Bulan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rencana penjualan 1.500 1600 1600 1400 1200 1000 700 600 900 1100 1200 1400 14200

Pers.Akhir 1900 1800 1700 1600 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500

Jumlah 3400 3400 3300 3000 2700 2500 2200 2100 2400 2600 2700 2900 15700
Dikurangi

2000 1900 1800 1700 1600 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 2000
Pers.Awal

Tingkat Produksi 1400 1500 1500 1300 1100 1000 700 900 900 1100 1200 1400 13700

C. Cara kombinasi di Mana Baik Tngkat persedian maupun tingkat produksi


sama-sama berfluktuasi pada batas-batas tertentu
Pada cara ini tingkat produksi maupun tingkat persedian dibiarkan berubah-
ubah. Meskipun tetap diusahakan agar terjadi keseimbangan yang optimum
antara tingkat penjualan,persedian dan produksi.
Dalam beberapa situasi , manajemen dapat mengambil kebijakan seperti:
* Tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi lebih dari 15 persen diatas atau di
bawah rata-rata bulanan(seperdua belas dari tingkat produksi pertahun)
* Tingkatpersedian tidak boleh lebih dari 1.600 unit dan tidak boleh kurang
dari separonya persedian maksimal.
* Produksi bulan juli-agustus-september boleh dikurangi 30 % dari tingkat
produksi normal.

PT Kasuripan
Anggaran Produksi
Tahun 2018
Ket Bulan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rencana penjualan 1.500 1600 1600 1400 1200 1000 700 600 900 1100 1200 1400 14200

Pers.Akhir 1600 1300 1000 900 1200 1305 1510 1415 1565 1600 1500 1500 1500

Jumlah 3100 2900 2600 2300 2150 2260 2005 2110 2315 2665 2800 2900 15700
Dikurangi

2000 1600 1300 1600 900 950 1200 1305 1510 1415 1565 1000 2000
Pers.Awal

Tingkat Produksi 1100 1300 1300 1300 1250 1250 805 805 805 1250 1235 1300 13700

Latihan:
Data perencanaan yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut
A. rencana penjualan setahun = 16.000 satuan,dengan pola penjualan yang
bersifat musiman dengan index seperti berikut:
Januari = 11% febuari = 10 %
Maret = 9% Triwulan II = 25 %
Triwulan III = 15 % Triwulan IV = 30 %
B. Rencana persedian awal tahun = 2.000 satuan,akhir tahun = 1000 satuan.
Kebijakan persedian yang digariskan ialah persedian maksimum tidak boleh
melebihi 1.700 satuan dan persedian minimum tidak boleh kurang dari 850
unit.
C. Rencana produksi :
Kebijakan produksi ditentukan sebagai berikut :
1. Produksi normal bulanan sama dengan 1/12 produksi setahun.
2. Produksi tidak boleh berfluktuasi lebih kurang 10% dari tingkat produksi
normal
3. Khusus untuk triwulan III dimana penjualan sangat merosot, produksi
bulanan boleh diturunkan menjadi 70 % dari tingkat produksi normal.
Dengan data di atas, saudara diminta untuk :
1. Menentukan tingkat produksi setahun dan menghitung perkiraan penjualan
bulanan/triwulan dalam setahun.
2. Menentukan batasan minimal/maksimal, baik untuk produksi maupun
untuk persedian. Data ini diperlukan untuk merancang skedul produksi
3. Menyusun skedul bulanan(untuk januari,febuari,maret) serta
triwulan(untuk triwulan II,III dan sesuai dengan batasan yang sudah
ditentukan.
Anggaran Perusahaan
ANGGARAN BAHAN BAKU LANGSUNG (BBL)
Kuliah ke V,31 Maret 2020
Dr.Pudji Astuty

Tujuan penyusunan anggaran bahan baku langsung


1 memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku langsung
2 Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku langsung yang diperlukan
3 Sebagai dasar memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian
bahan baku langsung.
4sebagai dasar penentuan harga pokok produksi yakni memperkirakan komponen harga pokok
pabrik karena penggunaan bahan baku langsung dalam proses produksi.
5 Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengendalian bahan baku langsung.

Anggaran bahan baku langsung biasanya memerlukan 4(empat) sub-anggaran :


A. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Langsung : Yakni anggaran yang disusun untuk
merencanakan kuantitas pisik BBL yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode
yang akan datang.
B. Anggaran pembelian BBL : yakni anggaran yang disususn untuk merencanakan kuantitas
pisik BBL yang harus dibeli pada periode yang akan datang dengan mempertimbangkan faktor
persedian dan kebutuhan bahan baku langsung untuk keperluan produksi.
C. Anggaran Persedian BBL : yakni anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas pisik
bahan baku langsung yang harus disimpan sebagai persedian.
D. Anggaran biaya BBL yang harus dipergunakan dalam Produksi.

Informasi yang harus tercantum dalam anggaran kebutuhan BBL adalah :


* Jenis produk jadi yang dihasilkan
* Jenis bahan baku langsung yang digunakan
* Departemen produksi yang dilalui dalam proses produksi
* Standard usage rate
* Waktu penggunaan bahan baku langsung
* Kuantitas produk jadi.
Standard Usage rate adalah bilangan yang menunjukkan berapa satuan BBL yang diperlukan
untuk menghasikan satu satuan produk jadi.
Cara menentukan kuantitas kebutuhan BBL,Kuantitas kebutuhan BBL dapat ditentukan dengan
jalan mengalikan kuantitas produk jadi dihasilan dengan Standard Usage Rate.

Konsekwensi jika kuantitas pembelian bahan baku langsung lebih besar dari kebutuhan
1. Bahan baku langsung banyak yang menumpuk di gudang,yang kemungkinan dapat
mengakibatkan kualitasnya turun.
2. Bahan baku langsung terlalu lama menunggu giliran untuk dioroses.
3. Meningkatkan biaya penyimpanan.

Konswensi jika kuantitas pembelian bahan baku langsung lebih kecil dari kebutuhan adalah :
1. proses produksi terhambat oleh karena kehabisan bahan baku langsung.
2. Timbul biaya tambahan untuk mencari bahan baku pengganti dalam jangka waktu secepat
mungkin.

Economical Order Quantity (EOG), atau kuantitas pesanan ekonomis adalah kuantitas barang
yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah
pembelian yang optimal.

EOQ = √2xRxS
PxI
R = Kuantitas yang diperlukan selama periode tertentu
S = Biaya pesanan setiap kali pesan(procurrement cost)
P = Harga bahan perunit
I = Biaya penyimpanan bahan di gudang yang dinyatakann dalam persentase dari nilai persedian
rata-rata dalam satuan mata uang yang disebut dengan Carrying cost
PxI = besarnya biaya penyimpanan perunit

Biaya penyimpanan selain disebut carrying cost disebut juga dengan storage cost atau holding
cast

Biaya pemesanan selain disebut dengan procurement cost disebut juga dengan ordering cost atau
setup cost time adalah jangka
Stock Out cost adalah biaya yang terpaksa harus di keluarkan akibat keterlambatan datangnya
bahan baku langsung.
Extra Carrying Cost adalah biaya yang terpaksa harus dikeluarkan akibat bahan baku langsung
datang terlalu awal.
Lead time adalah jangka waktu sejak dilakukannya pemesanan sampai saat datangnya bahan
baku langsung yang dipesan dan siap untuk dipakai dalam proses produksi.
Re-Order Point adalah saat harus melakukan pemesanan kembali bahan baku langsung yang
diperlukan.
Besarnya biaya penyimpanan dan biaya pemesanan dipengaruhi oleh besarnya barang(bahan)
yang dipesan. Semangkin besar bahan yang dipesan semangkin besar biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan. Biaya pemesanan dan penyimpanan merupakan biaya variabel.
Biaya pemesanan meliputi : biaya proses persiapan pemesanan,biaya pengiriman untuk
pesanan,biaya penerimaan barang yang dipesan,biaya proses pembayaran bahan yang dipesan.
Biaya penyimpanan meliputi,biaya tempat penyimpanan,biaya pemeliharaan bahan,biaya
kemungkinan bahan rusak dan hilang,biaya asuransi,biaya modal yang diinvestasikan,biaya
pajak,biaya menghitung danmenimbang bahan,dan lain-lain.

Perumusan menentukan Kuantitas pembelian bahan baku langsung dapat ditentukan :


Persedian Akhir Bahan Baku Langsung
Kebutuhan Bahan Baku langsung Untuk Produksi +
Total Kebutuhan Bahan Baku langsung
Persedian Awal Bahan Baku langsung -
Kuantitas Pembelian Bahan Baku Langsung

Informmasi yang harus tercantum dalam anggaran pembelian BBL ,adalah :


1. Jenis bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi.
2. Jumlah bahan baku langsung yang harus di beli
3. Harga beli persatuan bahan baku langsung.

Sebagai contoh :
PT Podang mas membuat dua jenis produk, yakni Keju Pisang dan Keju Ayam
Keju pisang dibuat pada dua departemen Produksi, yakni Oven dan Panggang
Sedang keju ayam hanya dibuat pada departemen Panggang. Bahan baku ada dua jenis, yakni
Keju dan tepunng. Keju untuk departemen produksi Oven dan tepung untuk departemen
produksi panggang
Rencana Produksi tahun 2017 adalah :
Bulan/Triwulan Keju Pisang Keju Ayam
Januari 500 800
Pebuari 600 800
Maret 700 900
Triwulan II 1.550 2.400
Triwulan III 1.800 2.500
Triwulan IV 1.950 2.600
Setiap 100 unit keju pisang menggunakan 5 kg keju dan 10 kg tepung, sedangkan setiap 100 unit
keju ayam hanya menggunakan 8 kg keju.
Harga keju Rp 600 per kg dan harga tepung Rp 180 per kg.
Dari data diatas,saudara diminta :
1. Menyususn anggaran kebutuhan bahan baku
2. Menyususn anggaran biaya bahan baku untuk produksi tahun 2017
Podang Mas
Anggaran Kebutuhan BBL,tahun 2017
Keju Pisang Keju Ayam Jumlah
Keju: 500 0,05 25 kg 800 0,08 64 kg 89 kg
Januari
Febuari 600 30 kg 800 64 kg 94 kg
Maret 700 35 kg 900 72 kg 107 kg
TWL II 1.550 77,5 kg 2.400 192 kg 269,5 kg
TWLIII 1.800 90 kg 2.500 200 kg 290 kg
TWL IV 1.950 97,5 kg 2.600 208 kg 305,5 kg
7.100 355 kg 10.000 800 kg 1.155 kg
Tepung 500 0.10 50 50 kg
januari
Pebuari 600 60 60 kg
Maret 700 70 70 kg
TWL II 1.550 155 155 kg
TWL III 1.800 180 180 kg
TWL IV 1.950 195 195 kg
7.100 0.10 710 710 kg

PT PODANG MS
Anggaran Biaya Bahan Baku,2017
Bln/TWL KEjU TEPUNG
Kebutuhan Harga/Unit jumlah Kebutuhan Harga/unit jumlah jumlah
januari 89 Rp 600 Rp 53.400 50 Rp 180 Rp 9.000 Rp 62.400
Pebuari 94 Rp 56.400 60 Rp10.800 Rp 67.200
Maret 107 Rp 64.200 70 Rp12.600 Rp 76.800
TWL II 269,5 Rp161.700 155 Rp 27.900 Rp189.600
TWL III 290 Rp174.000 180 Rp32.400 Rp206.400
TWL IV 305,5 Rp 183.300 195 Rp35.100 Rp218.400
1.155 Rp 600 Rp 693.000 710 Rp127.800 Rp820.800

Soal Latihan :
Rencana penjualan barang A selama 7 Bulan pertama,tahun 2019 untuk PT HARGO adalah
sebagai berikut :
Januari 2.400 buah,Pebuari 2.600 buah, Maret 2.600 buah,April 2.800 buah, Mei 2.400 buah,
Juni 2.500 buah dan juli 3.000 buah.
Distribusi penjualan : Jawa Barat 60 % , jawa Timur 40%.
Persedian akhir bulanan dikehendaki paling tidak 40 prosen dari taksiran penjualan bulan
berikutnya.
Persedian barang jadi pada 1 januari 2019 adalah : 1060 buah.
Kebutuhan bahan mentah untuk membuat satu buah A adalah sebagai berikut :
Bahan mentah X = 5 buah, bahan mentah Y = 3 buah dan bahan mentah Z = 4 buah.
Harga bahan mentah adalah sebagai berikut :
X = Rp 15, Y = Rp 30 dan Z = Rp 25(semua perbuah)
Persedian bahan mentah per 1 januari 2019 :
Bahan mentah X = 61.000 buah,bahan menah Y = 70.000 buah dan bahan mentah Z = 77.000
buah
Persedian bahan mentah pada akhir bulan :
Bulan X Y Z
Januari 60.000 buah 75.000 buah 95.000 buah
Pebuari 60.000 69.000 100.000
Maret 62.000 74.000 96.000
April 65.000 77.000 95.000
Mei 64.000 70.000 90.000
Juni 63.000 71.000 90.000

Diminta :
1. Anggaran penjualan barang secara terperinci menurut daerah dan bulan (januasi sampai juli)
2. Anggaran produksi barang A selama januari sampai juni
3. Anggaran kebutuhan bahan mentah X mulai januari sampai juni
4. Anggaran pembelian bahan mentah X mulai januari sampai juni
Anggran Perusahaan
Kuliah ke 6,tanggal 7 April 2020
Dosen: Dr.Pudji Astuty
Latihan dan Jawaban “
Contoh Soal
Cv Joko Loang memproduksi dan menjual Produk A Rencana penjualan tahun 2019 diperkirakan
750.000 unit produk dijual di dua daerah yakni Surabaya dan Jakarta dengan perbandingan
penjualan 30 % : 70%. harga jual didua daerah tersebut sama besarnya, yakni Rp 100. perunit.
Pola penjualan berdasarkan pengalaman masa lalu tempat sebagai berikut :
Januari 5 %,Pebuari 10 % dan maret 15 %,Triwulan II 20%,Triwulan III 25 % dan Triwulan IV
25 %.
Tingkat persedian produk jadi :
Awal tahun = 100.000 unit
Akhir tahun = 50.000 unit
Perusahaan lebih mengutamakan stabilitas tingkat persedian produk jadi yang dihasilkan
memerlukan bahan baku B sebanyak 2 kg dan bahan baku C sebanyak 4 liter.
Atas dasar data tersebutdiatas saudara diminta :
1. menyusun anggaran penjualan
2. Menyusun Anggaran produksi
3. Menyusun anggaran kebutuhan bahan baku.
Jawab :
CV Joko Lodang
Anggaran penjualan produk A,2019
Bulan/trwl Surabaya Jakarta Jumlh
Rp000
unit Harga satuan Jmlh Rp000 Unit Harga satuan Jmlh Rp 000
Januari(5%) 11.250 Rp 100 1.125 26.250 Rp 100 2.625 3.750
Pebuari (10%) 22.500 2.250 52.500 5.250 7.500
Maret(15%) 33.750 3.375 78.750 7.875 11.250
Triwulan II(20%) 45.000 4.500 105.000 10.500 15.000
Triwulan III(25%) 56.250 5.625 131.250 13.125 18.750
Triwulan IV(25%) 56.250 5.625 131.250 13.125 18.750
225.000 Rp 100 22.500 525.000 Rp 100 52.500 75.000

CV Joko Lodang
Anggaran produksi produk A,2019
Bulan penjualan Persedian Akhir Kebutuhan Pers. awal Produksi
Januari 37.500 95.835 133.335 100.000 33.335
Pebuari 75.000 91.670 166.670 95.835 70.835
Maret 112.500 87.505 200.005 91.670 108.335
Triwulan II 150.000 75.010 225.010 87.505 137.505
Triwulan III 187.500 62.505 250.005 75.010 174.995
Triwulan IV 187.500 50.000 237.500 62.505 174.995
750.000 50.000 800.000 100.000 700.000
Perhitungan
Persedian produk jadi awal tahun = 100.000 unit
Persedian produk jadi akhir tahun = 50.000 unit
Penurunan 50.000 unit
Penurunan per bulan = 50.000 unit ; 12 = 4.166,67 unit = 4.165 unit (pembulatan
Penurunan pertriwulan = 3 x 4.165 unit = 12.495 unit
Penurunan setahun = 50.000 unit
Penurunan tiga bulan = 3 x 4.165 = 12.494 unit
Penurunan tiga triwulan = 3 x 12.495 = 37.485 unit 49.980 unit
Kekurangan 20.000 unit
Kekurangan 20 unit dialokasikan ke triwulan III dan IV masing-masing 10 unit
CV Joko Lodang
Anggaran kebutuhan bahan baku 2019
Bulan/triwulan produksi Bahan Baku B Bahan Baku C
SUR Jumlah SUR Jumlah
Januari 33.335 2 kg 66.670 4 liter 133.340
Pebuari 70.835 141.670 283.340
Maret 108.335 216.670 433.340
Triwulan II 137.505 275.010 550.020
Triwulan III 174.995 349.990 699.980
Triwulan IV 174.995 349.990 699.980
2.Data perencanaan produksi triwulan yang tersedia dari PT XYZ adalah sebagai berikut :
A. Rencana Penjualan :
Triwulan I 500 kodi Triwulan IV 800 Kodi
Triwulan II 500 kodi
Triwulan III 600 kodi
Penjualan pada triwulan III dan Triwulan IV lebih besar dari triwulan yang lain karena adanya
musim panen besar dan hari raya.
B. Persedian awal tahun barang jadi 600 kodi, perusahaan menghendaki tingkat perputaran
persedin dalam setaahunnya.
C. Meskipun penjualan bersifat musiman, namun perusahaan menghendaki tingkat produksi
yang stabil agarr dapat menekan biaya produksi dan mempermudah pengadaan kebutuhan
produksi.
Dengan data di atas di minta untuk :
1. Menentukan jumlah persedian yang harus di miliki pada akhir tahun.
2. Menentukan volume produksi setahun
3. Menyusun skedul produksi triwulan.

ANGARAN BIAYA KONVERSI DAN ANGGARAN BEBAN USAHA


Bagaimana suatu perencanaan biaya dapat dikatakan baik : apabila perencanaan biaya tersebut
dititikberatkan pada hubungan antara tingkat pengeluaran dengan manfaat yang diperoleh dari
pengeluaran yang bersangkutan.

Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan perusahaan dalam
rangka proses produksi, kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung
Jenis biaya overhead pabrik ditinjau dari bagian yang bertanggung jawab,biaya overhead
dikelompokkan sebagai :
A. Biaya langsung,yakni biaya yang semata-mata menjadi tanggung jawab bagian yang
bersangkutan dan tidak dibebankan ke bagian lain.
B. Biaya tidak langsung,yakni biaya yang menjadi tanggung jawab beberapa bagian pada pabrik.
C. Tujuan pengawasan biaya overhead pabrik adalah :
1 mengetahui sesuai tidaknya realisasi dengan yang direncanakan.
2 Untuk mengetahui besar kecilnya biaya overhead
3 untuk menentukan bagian-bagian yang bertanggung jawab.

Biaya bahan baku(BBB) dan biaya tenaga kerja langsung(BTKL) disebut biaya produk
langsung,sedang biaya overhead pabrik(BOP) disebut biaya produk tak lansung. Biaya
langsung(BTKL) dan biaya overhead pabrik(BOP) disebut biaya konversi
Anggaran biaya tenaga kerja langsung meliputi taksiran-taksiran keperluan tenaga kerja yang
diperlukan untuk memproduksi jenis dan kuantitas produk yang direncanakan dalam anggaran
produksi. Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu unsur dari harga pokok
produk,karena itu anggaran biaya tenaga kerja langsung diperlukan dalam penentuan harga
pokok produk perunit. Penentuan harga pokok produk perunit sangat penting dalam penentuan
harga jual. Di samping itu juga ddengan menyususn anggaran tenaga kerja langsung dapat
diperkirakan keperluan(keperluan) kas untuk biaya tenaga kerja langsung.
Untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung terlebih dahulu ditetapkan standar tenaga
kerja langsung.
Standar tenaga kerja langsung, terdiri dari standar jam tenaga kerja langsung dan stard tarif upah
tenaga kerja langsung.

Formula menyusun anggaran pemakaian jam tenaga kerja langsung :

PJTKL = P x SJTKL
PJTKL = Pemakaian jam tenaga kerja langsung
P = Produksi
SJTKL = Standar jam tenaga kerja langsung.
Anggaran biaya tenaga kerja langsung :

BTKL = PJTKL x STUTKL


BTKL = Biaya tenaga kerja langsung
PJTKL = pemakaian jam tenaga kerja langsung
STUTKL = Standar tarif upah tenaga kerja langsung.
Contoh :
Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total
I 22 botol 13 botol 9 botol 44 botol
II 23 botol 13 botol 10 botol 46 botol
III 24 botol 14 botol 9 botol 47 botol

IV 26 botol 14 botol 10 botol 50 botol


Setahun 95 botol 54 botol 38 botol 187 botol

Standar jam tenaga kerja langsung untuk membuat satu botol kecap diperlukan waktu 0,1 jam.
Perusahaan Kecap asli
Anggaran Pemakaian jam tenaga kerja langsung
Tiap Triwulan pada tahun 2019
Triwulan Kecap sedang Kecap manis Kecap asin Total
I 2,2 Jam 1,3 jam O,9 jam 4,4 jam
II 2,3 jam 1,3 jam 1,0 jam 4,6 jam
III 2,4 jam 1,4 jam 0,9 jam 4,7 jam
IV 2,6 jam 1,4 jam 1,0 jam 5,0 jam
setahun 9,5 jam 5,4 jam 3,8 jam 18,7 jam
Setelah disusun anggaran pemakaian jam tenaga kerja langsung, kemudian disusun anggaran
biaya tenaga kerja langsung.
Dari tabel diatas ,standar upah tenaga kerja lansung perjam Rp 500, maka dapatlah disususn
anggaran biaya tenaga kerja langsung SBB:
Perusahaan Kecap asli
Anggaran Biaya Tenaga Kerja langsung
Tiap Triwulan pada tahun 2019
Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total
I Rp 1.100 Rp 650 Rp 450 Rp 2.200
II Rp 1.150 Rp 650 Rp 500 Rp 2.300
III Rp 1.200 Rp 700 Rp 450 Rp 2.350
IV Rp 1.300 Rp 700 Rp 500 Rp 2.500
Setahun Rp 4.750 Rp 2.700 Rp 1.900 Rp 9.350

Latihan Soal
PT Abadi mempunyai 3 bagian produksi,yakni bagian I,II,III ada dua macam barang yang
diprodusir, yakni X dan Y. Barang X diprodusir melalui ketiga bagian, sedangkan barang Y
hanya melalui bagian I dan III saja.
Rencana jam kerja buruh perunit barang adalah :
Bagian DLH(Direct Labor Hour) per unit barang
X Y
I 0,4 0,2
II 0,2 -
III 0,4 0,2

Rencana tingkat upah rata adalah :


Bagian Tingkat Upah per DLH
I Rp 20.00
II Rp 15.00
III Rp10.00
Sedang rencana tingkat produksi tahun 2019 adalah sebagai berikut
Bulan/ Kwartal Barang X Barang Y
Januari 70.000 34.000
Febuari 80.000 36.000
Maret 80.000 38.000
Kuartal II 240.000 140.000
Kuartal III 230.000 127.000
Kuartal IV 260.000 145.000
Jumlah 960.000 520.000
Ditanya :1. Susunlah Anggaran Biaya tenaga kerja Langsung
2.Anggaran Jam Tenaga kerja langsung(DLH)
Latihan soal Angaran Perusahaan
Kuliah ke VII,14 April 2020
Dosen : Dr.Pudji Astuty,SE.MM

Perusahaan MURNI memiliki data-data sebagai berikut :


1 data penjualan (0000 ton
2010 = 258 ton
2011 = 258 ton
2012 = 290 ton
2013 = 346 ton
2014 = 312 ton
14.Tahun 2015 perusahaan merencanakan :
A. Akan menjual produknya di 3 daerah (Yogya,solo,dan semarang)
B.Distribusi masing-masing daerah :
Yogya = 50%, Solo = 40 % dan Semarang = 10 %
15.Tingkat harga tahun 2015 direncanakan akan dinaikkan 10 % dari tingkat harga rata-rata
antara 2010 sampai dengan 2014
16.Tingkat harga pada masing-masing daerah adalah sama
17.Data harga perunit :
2025 = Rp 20,-
2026 = Rp 21,-
2027 = Rp 23,-
2028 =Rp 23,-
2029 =Rp 25,-
Apabila volume penjualan pertriwulan adalah sama dan volume penjualan perbulan triwulan 1
juga seimbang, Buatlah Budget penjualan untuk perusahaan Murni tersebut dengan bantuan
Least Squear.

Perusahaan MURNI memiliki data-data sebagai berikut :


1 data penjualan (0000 ton
2010 = 258 ton
2011 = 258 ton
2012 = 290 ton
2013 = 346 ton
2014 = 312 ton
18.Tahun 2015 pperusahaan merencanakan :
A. Akan menjual produknya di 3 daerah (Yogya,solo,dan semarang)
B.Distribusi masing-masing daerah :
Yogya = 50%, Solo = 40 % dan Semarang = 10 %
19.Tingkat harga tahun 2015 direncanakan akan dinaikkan 10 % dari tingkat harga rata-rata
antara 2010 sampai dengan 2014
20.Tingkat harga pada masing-masing daerah adalah sama
21.Data harga perunit :
2030 = Rp 20,-
2031 = Rp 21,-
2032 = Rp 23,-
2033 =Rp 23,-
2034 =Rp 25,-
Apabila volume penjualan pertriwulan adalah sama dan volume penjualan perbulan triwulan 1
juga seimbang, Buatlah Budget penjualan untuk perusahaan Murni tersebut dengan bantuan
Least Squear.

2Data perencanaan yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut


rencana penjualan setahun = 16.000 satuan,dengan pola penjualan yang
bersifat musiman dengan index seperti berikut:
Januari = 11% febuari = 10 %
Maret = 9% Triwulan II = 25 %
Triwulan III = 15 % Triwulan IV = 30 %
Rencana persedian awal tahun = 2.000 satuan,akhir tahun = 1000 satuan.
Kebijakan persedian yang digariskan ialah persedian maksimum tidak boleh
melebihi 1.700 satuan dan persedian minimum tidak boleh kurang dari 850
unit.
Rencana produksi :
Kebijakan produksi ditentukan sebagai berikut :
1.Produksi normal bulanan sama dengan 1/12 produksi setahun.
2.Produksi tidak boleh berfluktuasi lebih kurang 10% dari tingkat produksi
normal
3.Khusus untuk triwulan III dimana penjualan sangat merosot, produksi
bulanan boleh diturunkan menjadi 70 % dari tingkat produksi normal.
Dengan data di atas, saudara diminta untuk :
4.Menentukan tingkat produksi setahun dan menghitung perkiraan penjualan
bulanan/triwulan dalam setahun.
5.Menentukan batasan minimal/maksimal, baik untuk produksi maupun untuk
persedian. Data ini diperlukan untuk merancang skedul produksi
6.Menyusun skedul bulanan(untuk januari,febuari,maret) serta triwulan(untuk
triwulan II,III dan sesuai dengan batasan yang sudah ditentukan.

3.PT Abadi mempunyai 3 bagian produksi,yakni bagian I,II,III ada dua macam
barang yang diprodusir, yakni X dan Y. Barang X diprodusir melalui ketiga
bagian, sedangkan barang Y hanya melalui bagian I dan III saja.
Rencana jam kerja buruh perunit barang adalah :
Bagian DLH(Direct Labor Hour) per unit barang
X Y
I 0,4 0,2
II 0,2 -
III 0,4 0,2

Rencana tingkat upah rata adalah :


Bagian Tingkat Upah per DLH
I Rp 20.00
II Rp 15.00
III Rp10.00
Sedang rencana tingkat produksi tahun 2019 adalah sebagai berikut
Bulan/ Kwartal Barang X Barang Y
Januari 70.000 34.000
Febuari 80.000 36.000
Maret 80.000 38.000
Kuartal II 240.000 140.000
Kuartal III 230.000 127.000
Kuartal IV 260.000 145.000
Jumlah 960.000 520.000
Ditanya :1. Susunlah Anggaran Biaya tenaga kerja Langsung
2.Anggaran Jam Tenaga kerja langsung(DLH)

Soal ini untuk mid test ya

Anak-anak

Anda mungkin juga menyukai