Anda di halaman 1dari 8

Modul Manajemen Keuangan I

PERTEMUAN KE-7
STRUKTUR MODAL -1

A. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:
1.1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengaruh struktur terhadap
nilai perusahaan
1.2. Mahasiswa mampu memahami dan mampu menghitung biaya modal dengan
pendekatan laba bersih
1.3. Mahasiswa mampu memahami dan mampu menghitung biaya modal dengan
pendekatan tradisional
1.4. Mahasiswa mampu memahami dan mampu menghitung biaya modal dengan
pendekatan Modigliani-Miller

B. URAIAN MATERI.

PENGERTIAN
Struktur modal (Capital Structure) àMerupakan perbandingan atau imbangan
pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan
hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.àHal ini untuk menggambarkan
susunan keseluruhan sisi kredit neraca yang terdiri dari utang jangka panjang dan
modal sendiri.
Struktur modal optimal diartikan sebagai struktur modal yang dapat
meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan biaya atau biaya modal rata-
rata (ko) sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan.
Teori struktur modal diasumsikan bahwa perubahan struktur modal berasal dari
penerbitan obligasi dan pembelian kembali saham atau penerbitan saham baru.
Struktur modal merupakan cermin dari kebijaksanaan perusahaan dalam
menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan. Apabila kebutuhan dana sudah
demikian meningkatnya karena pertumbuhan perusahaan dan dana dari sumber
internal sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain selain menggunakan
dana yang berasal dari sumber eksternal, baik berupa hutang (debt financing)
maupun dengan mengeluarkan saham baru.
Struktur modal yang optimal terjadi pada leverage keuangan sebesar X, dimana ko
(biaya modal) minimal yang akan memberikan harga saham tinggi.
Leverage keuangan merupakan penggunaan dana dimana dalam penggunaan dana
tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap (merupakan perimbangan
penggunaan hutang dengan modal sendiri dalam perusahaan).
Apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan ?
Asumsi yang digunakan dalam analisis pengaruh perubahan struktur modal
terhadap nilai perusahaan :
1. Tidak pakai penghasilan
2. Tidak ada pertumbuhan laba
3. Pembayaran seluruh laba kepada pemegang saham yang berupa deviden.
4. Perubahan sruktur modal terjadi dengan menerbitkan obligasi dan membeli
kembali saham biasa atau dengan menerbitkan saham biasa dan menarik
obligasi.

Untuk menghitung besarnya biaya modal dalam kaitannya dengan struktur modal
dan nilai perusahaan digunakan beberapa rumus sebagai berikut :
1. Menghitung return (keuntungan ) obligasi :
dan nilai perusahaan digunakan beberapa rumus sebagai berikut :
1. Menghitung return (keuntungan ) obligasi :
Dimana : ​ki ​= return (keuntungan) dari obligasi
​I ​= bunga hutang obligasi tahunan
​B ​= nilai pasar obligasi yang beredar.
2. Menghitung return (keuntungan ) saham biasa :
Dimana : ​ke ​= return (keuntungan) dari saham biasa
​E ​= laba untuk pemegang saham biasa
​S ​= nilai pasar saham biasa yang beredar.
3. Menghitung return (keuntungan ) besih perusahaan :
Dimana : ​ko ​= return (keuntungan) bersih perusahaan (sebesar
​ ​biaya modal rata-rata minimal)
​O ​= laba operasi bersih
​B ​= total nilai perusahaan.

Untuk mengetahui apakah ada perubahan terhadap ki, ke dan ko apabila leverage
mengalami perubahan maka dianalisis dengan pendekatan : pendekatan laba
operasi bersih, pendekatan tradisional dan pendekatan Modigliani – Miller (MM).

1. Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net Operating Income Appoach)

Pendekatan operasi bersih ini dikemukakan oleh David Durand, 1952 à pada
pendekatan ini diasumsikan bahwa investor memiliki reaksi yang berbeda
terhadap penggunaan hutang perusahaan à biaya modal rata-rata bersifat konstan
berapapun jumlah hutang yang digunakan perusahaan, sehingga :
- Diasumsikan biaya hutang konstan
- Penggunaan hutang yang semakin besar oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai
peningkatan risiko perusahaan.

Untuk memudahkan pemahaman mahasiswa berikut diberikan contoh terkait


dengan pendekatan tersebut.

Contoh :

Suatu perusahaan mempunyai hutang sebesar Rp 8.000.000 dengan tingkat bunga


sebesar 15 %.Misal laba operasi bersih yang diproleh sebesar Rp 8.000.000
dengan tingkat kapitalisasi total sebesar 20% dan saham yang beredar sebanyak
10,000 lembar. Berdasarkan data tersebut maka nilai perusahaan adalah :

Keterangan Nilai Rp
Laba operasi bersih (O) 8.000.000
Tingkat kapitalisasi total (ko) 20 %
Nilai total perusahaan (V) 40.000.000
Nilai pasar hutang (B) 8.000.000
Nilai pasar saham (S) 32.000.000

Keterangan :
• Nilai total perusahaan sebesar Rp 40.000.000 berasal dari laba bersih yang
diperoleh sebesar Rp 8.000.000 : 0.2 atau (Rp 8.000.000 x 100) : 20
• Nilai pasar hutang adalah jumlah hutang yang dimiliki perusahaan
• Nilai pasar saham adalah nilai total perusahaan Rp 40.000.000 dikurangi nilai pasar
hutang Rp 8.000.000.

Laba untuk pemegang saham biasa (E)


= O-I = 8.000.000 – (15 % x 8.000.000)
​ ​ ​ ​= 8.000.000 – 1.200.000
= O-I = 8.000.000 – (15 % x 8.000.000)
​ ​ ​ ​= 8.000.000 – 1.200.000
​ ​ ​ ​= 6.800.000

Dengan demikian tingkat (return) modal sendiri yang disyaratkan, keadalah : = =


0,2125 à 21,25%
Harga per lembar saham = Rp 3.200

Apabila perusahaan ingin menggati modal sahamnya dengan hutang, misal


sebesar Rp 16.000.000, maka saham yang akan dibeli kembali sebanyak = 5.000
lembar, sehingga yang beredar yang semula 10.000 lembar tinggal 5.000 lembar,
dengan demikian nilai perusahaan akan berubah menjadi :

Keterangan Nilai Rp
Laba operasi bersih (O) 8.000.000
Tingkat kapitalisasi total (ko) 20 %
Nilai total perusahaan (V) 40.000.000
Nilai pasar hutang (B) 24.000.000
Nilai pasar saham (S) 16.000.000

Laba untuk pemegang saham biasa (E)


= O-I = 8.000.000 – {15 % x (8.000.000 + 16.000.000)}
​ ​ ​= 8.000.000 – 3.600.000
​ ​ ​= 4.400.000

Dengan demikian tingkat (return) modal sendiri yang disyaratkan, keadalah : = =


0,2750 à 27,50%
Harga per lembar saham = Rp 3.200

2. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach)

Sesuai dengan namanya yaitu pendekatan tradisional, dalam pendekatan ini


tentunya ada hal-hal yang menjadi tradisi atau kebiasaan.Dalam hal ini yang
menjadi tradisi adalah bahwa dalam kegiatan usaha selalu membutuhkan modal,
jika modal yang dimiliki sendiri tidak mencukupi tentunya perusahaan
membutuhkan membutuhkan modal tambahan dengan meminjam ke pada pihak
luar. Modal dari pihak luar ini bisa dilakukan dengan menjual surat berharga yang
pada umumnya berupa saham atau obligasi.
Bagi pihak yang menginfestasikan dananya dengan membeli surat berharga
tentunya baik dalam bentuk saham maupun obligasi mereka semua mengharapkan
keuntungan.

Oleh karena itu pada pendekatan tradisonal ini diasumsikan bahwa akan terjadi
perubahan struktur modal yang optimal dan peningkatan nilai total perusahaan
melalui penggunaan financial leverage (hutang dibagi modal sendiri). Sebagai
ilustrasi untuk memudahkan pemahaman mahasiswa berikut diberikan contoh
sebagai berikut .
Contoh :

Perusahaan TETAP TEGAR pada awal didirikan menggunakan modal hutang


obligasi Rp 45.000.000 dengan tingkat bunga 5%, laba operasi bersih yang
diperoleh Rp 15.000.000 per tahun.Keuntungan yangsyaratkan pemilik 11 % per
tahun, jumlah saham yang beredar sebanyak 12.750 lembar. Berdasarkan data
tersebut maka nilai perusahaan adalah :
tersebut maka nilai perusahaan adalah :

Keterangan Nilai Rp
Laba operasi bersih (O) 15.000.000
Bunga hutang 5% 2.250.000
Laba tersedia untuk pemegang saham (E) 12.750.000
Keuntungan yang disyaratkan (ke) 0,11
Nilai pasar saham (S) 115.909.090
Nilai pasar hutang (B) 45.000.000
Nilai total perusahaan (V) 160.909.090

Keterangan :

1. Laba operasi bersih Rp 15.000.000 merupakan prediksi laba yang akan diperoleh
selama satu tahun.
2. Pada kolom nilai pada baris bunga hutang sebesar Rp 2.250.000 berasal dari 5 % x
jumlah pinjaman Rp 45.000.000
3. Laba tersedia sebesar Rp 12.750.000 berasal dari laba bersih operasi Rp
15.000.000 – bunga hutang Rp 2.250.000
4. Nilai pasar saham Rp 115.909.090 berasal dari Rp 12.750.000 : 0.11 atau (Rp
12.750.000 x 100) : 11
5. Nilai Rp 45.000.000 adalah jumlah pinjaman yang diperoleh
6. Nilai total perusahaan Rp 160.909.090 berasal dari Rp 115.909.090 + Rp
45.000.000

Tingkat kapitalisasi keseluruhan (ko) = = 0,093 à 9,3%

Harga per lembar saham = = 9.090

Apabila perusahaan menginginkan akan mengganti seluruh hutang obligasi


dengan modal saham, maka jumlah saham yang dibutuhkan adalah = = 4.950
lembar, dengan demikian seluruh modal perusahaan merupakan modal sendiri,
dengan demikian tingkat keuntungan yang dipersyaratkan investor mejadi lebih
rendah, yang semula 11 % misalkan menjadi 10 % sehingga nilai perusahaan dan
biaya modal menjadi sebagai berikut :

Keterangan Nilai Rp
Laba operasi bersih (O) 15.000.000
Bunga hutang 0
Laba tersedia untuk pemegang saham (E) 15.000.000
Keuntungan yang disyaratkan (ke) 0,10
Nilai pasar saham (S) 150.000.000
Nilai pasar hutang (B) 0
Nilai total perusahaan (V) 150.000.000

Sehingga tingkat kapitalisasi keseluruhan (ko) = = 0,10à 10%

Sedangkan harga saham berubah menjadi = = Rp 8.474,58

3. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM)


Pendekatan MM à risiko total bagi seluruh pemegang saham tidak berubah
walaupun struktur modal mengalami perubahan.
Asumsi yang digunakan oleh MM adalah :
- Pasar modal adalah sempurna dan investor bertindak rasional
- Nilai yang diharapkan dari distribusi probabilitas semua investor sama
Asumsi yang digunakan oleh MM adalah :
- Pasar modal adalah sempurna dan investor bertindak rasional
- Nilai yang diharapkan dari distribusi probabilitas semua investor sama
- Perusahaan mempunyai risiko usaha yang sama
- Tidak ada pajak.

Contoh :

Dua perusahaan yang serupa misal A dan B, modal perusahaan A seluruhnya


dengan modal sendiri dengan keuntungan yang disyaratkan 15%, dan perusahaan
B sebagian modalnya adalah dengan pinjaman obligasi yaitu Rp 240.000.000
dengan bunga 12 % dan keuntungan yang disyaratkan 16 %. Berdasarkan data
tersebut, penilaian ke dua perusahaan tersebut adalah :

Keterangan Perusahaan A (Rp) Perusahaan B (Rp)


Laba operasi bersih (O) 80.000.000 80.000.000
Bunga hutang obligasi (I) 0 28.800.000
Laba tersedia untuk pemegang 80.000.000 51.200.000
saham (E)
Keuntungan yang disyaratkan 0,15 0,16
(ke)
Nilai pasar saham (S) 533.333.333 320.000.000
Nilai pasar hutang (B) 0 240.000.000
Nilai total perusahaan (V) 533.333.333 560.000.000

Tingkat kapitalisasi keseluruhan :

Perusahaan A = = 0,15à 15%

Perusahaan B = ​= 0,143 à 14,3%

Menurut MM, situasi di atas tidak dapat berlangsung terus karena adanya proses
arbitrase yang menjadikan kedua nilai perusahaan sama, sehingga tanpa harus
meningkatkan risiko investor pada perusahaan B bisa memperoleg keuntungan
yang sama dengan perusahaan A.

Contoh :

Seorang investor yang memiliki 5 % saham perushaan B akan melakukan :


1. Menjual saham perusahaan B untuk memperoleh dana sebesar Rp 16.000.000
(5 % x 320.000.000)
2. Meminjam dana Rp 12.000.000 (5% x 240.000.000) dengan bunga 12%,
sehingga total dana = Rp 28.000.000
3. Membeli 5 % saham A (5% x 533.333.333 = Rp 26.666.666,65)

Sebelum transaksi tersebut dilakukan, investor tersebut mengharapkan


keuntungan investasi pada B sebesar 16% dari nilai investasi Rp 16.000.000 yaitu
Rp 2.560.000, sedangkan keuntungan yang diharapkan dari perusahaan A sebesar
15 % dari nilai investasi Rp 26.666.667 Rp 4.000.000, dengan keuntungan ini
investor harus membayar bunga sebesar 12 %, sehingga keuntungan bersih adalah
:
Keuntungan investasi pada A ​ ​ ​ ​= Rp 4.000.000
Bunga yang harus dibayar 12 % x Rp 12.000.000 ​= Rp 1.440.000
Keuntungan bersih ​ ​ ​ ​ ​ ​= Rp 2.560.000
Keuntungan yang diperoleh sama besar dengan investasi diperusahaan A dan B
Keuntungan bersih ​ ​ ​ ​ ​ ​= Rp 2.560.000
Keuntungan yang diperoleh sama besar dengan investasi diperusahaan A dan B
akan tetapi uang yang harus dikeluarka untuk investasi berbeda karena untuk
investasi pada B investor harus mengeluarkan uang sebesar Rp 16.000.000
Sedangkan untuk investasi pada A investor harus mengeluarkan uang kas Rp
26.666.667 – Rp 12.000.000 = Rp 14.666.667
4. Struktur Modal bila ada Pajak

Apabila ada pajak maka kita harus menilai kembali perubahan struktur modal
tidak mempengaruhi nilai perusahaan karena pembayaran bunga atas hutang bisa
dipakai untuk mengurang pajak, sehingga akan menurunkan rata-rata tertimbang
dari biaya modal setelah pajak.

Contoh :

Perusahaan A dan B memiliki laba operasi bersih (net operating income) masing-
masing sebesar Rp 16.000.000, Perusahaan B memiliki hutang sebesar Rp
40.000.000 dengan bunga 12 % sedangkan perusahaan A tidak memiliki hutang,
tarif pajak 40%. Bagaimana struktur modal ke dua perusahaan tersebut ?

Keterangan Perusahaan A (Rp) Perusahaan B (Rp)


Laba operasi bersih (O) 16.000.000 16.000.000
Bunga hutang obligasi (I) 0 4.800.000
Keuntungan sebelum pajak 16.000.000 11.200.000
Pajak 40 % 6.400.000 4.480.000
Laba untuk pemegang saham 9.600.000 6.720.000
Total laba bagi pemegang 9.600.000 11.520.000
saham

Perbedan keuntungan antara perusahaan A dan B adalah Rp 11.520.000 – Rp


9.600.000 = Rp 1.920.000

Soal dan Penyeleaian :

CV. KURNIA BERKAH SEJAHTERA diperkirakan akan mendapatkan laba


operasi bersih pada tahun 2014 sebesar Rp 125.000.000,00 perusahaan
mempunyai aktiva sebesar Rp 1.000.000.000,00 dengan dua alternative struktur
modal perusahaan sebagai berikut :

Hutang (Rp) Biaya bunga (%) Keuntungan yang dipersyaratkan (%)


500.000.000 12,5 17
650.000.000 12 16

Berdasarkan data tersebut di atas hitunglah nilai pasar perusahaan dan biaya
modal masing-masing serta tentukan struktur modal mana yang paling optimal.

Penyelesaian :

Untuk menyelesaikan soal tersebut langkah yang dilakuka adalah sebagai beriktu
:
Untuk menyelesaikan soal tersebut langkah yang dilakuka adalah sebagai beriktu
:

Keterangan Alternaitive 1 Alternaitive 2


Laba operasi bersih (O) 125.000.000.00 125.000.000,00
Bunga hutang (biaya bunga x hutang) 62.500.000.00 78.000.000,00
Laba tersedia untuk pemegang saham (E) 62.500.000.00 47.000.000,00
Keuntungan yang disyaratkan (ke) 0,17 0,16
Nilai pasar saham (S) 367.647.058,82 293.750.000,00
Nilai pasar hutang (B) 500.000.000,00 650.000.000,00
Nilai total perusahaan (V) 867.647.058,82 943.750.000,00

​ ​ ​ ​ ​ p 125.000.000,00
R
Biaya modal alternative 1 ​ --------------------------- = 0,1441 atau 14,41
=
%
​ ​ ​ ​ Rp 867.647.058,82

​ ​ ​ ​ ​Rp 125.000.000,00
Biaya modal alternative 2 ​= --------------------------- = 0,1325 atau 13,25
%
​ ​ ​ ​Rp 943.750.000,00

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas dapat disampaikan bahwa struktur


modal yang optimal adalah struktur modal yang ke 2, dimana pada struktur modal
yang ke 2 menghasilkan struktur modal yang lebih besar dan biaya yang lebih
rendah.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS

PT. JAYA mempunyai aktiva sebesar Rp 600.000.000 yang diperkirakan akan


memperoleh keuntungan (laba) sebesar Rp 40.000.000, beberapa alternatif yang
akan dipilih perusahaan dalam menentukan struktur modalnya yaitu :

Hutang (Rp) Biaya bunga (%) Keuntungan yang dipersyaratkan (%)


240.000.000 13 15
200.000.000 12 16
160.000.000 11 17

Berdasarkan data tersebut di atas hitunglah nilai pasar perusahaan dan biaya
modal masing-masing struktur modal serta modal mana yang paling optimal !

D. DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno. Manajemen Keuangan. Teori Konsep dan Aplikasi, Penerbit Ekonisia,


Yogyakarta, 2013

Agus Sartono, Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi, BPFE Yogyakarta,


2010

Agus Harjito dan Martono, Manajemen Keuangan, Edisi 2, Penerbit Ekonisia,


Yogyakarta, 2013

I Made Sudana, Manajemen Keuangan Perusahaan, Teori dan Praktek, Penerbit


Erlangga, Jakarta, 2011
I Made Sudana, Manajemen Keuangan Perusahaan, Teori dan Praktek, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 2011

37
S1 Manajemen Universitas Pamulang

Anda mungkin juga menyukai