Anda di halaman 1dari 11

Nama : Ridha Novianti

NIM : C11190005
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Jurusan Program : Akuntansi / S1
Dosen Penguji : Lilis Saidah Napisah ,SE.,MM.,M.Ak

SOAL TEORI

1. Jelaskan pemahaman saudara mengenai konsep dankarakteristik harga tranfer


Jawab :

Konsep
Dalam arti luas harga trnsfer adalah meliputi harga produk atau jasa antar pusat
pertanggungan jawaban dalam perusahaan.
Dalam arti sempit harga transfer adalah merupakan harga barang atau jasa yang
ditranfer antar pusat laba dalam perusahaan yang sama

Memiliki tiga karakteristik berikut ini:


a. Masalah harga transfer hanya timbul jika divisi yang terkait diukur kinerjanya
berdasarkan atas laba yang diperoleh dan harga transfer merupakan unsur yang
signifikan dalam membentuk biaya penuh
b. Harga transfer selalu mengandung unsur laba di dalamnya
c. Harga transfer merupakan alat untuk mempertegas diversifikasi sekaligus
mengintegrasikan divisi yang terbentuk .

Karakteristik
Harga transfer memberikan solusi yang baik bagi para manajer divisi untuk
memanfaatkan kesempatan dan potensi internal yang mereka miliki sebagai otonomi
divisi untuk meningkatkan laba masing-masing divisi, karena besar kecilnya laba tiap
divisi atau unit usaha akan dapat memperlihatkan kinerja masing-masing divisi atau
unit produksi tersebut. Selain itu juga harga transfer merupakan salahsatu alat untuk
menciptakan mekanisme integrasi, dimana harga transfer memberikan cara untuk
menyatukan beberapa divisi atau unit usaha untuk bekerjasama didalam satu
perusahaan.
Nama : Ridha Novianti
NIM : C11190005
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Jurusan Program : Akuntansi / S1
Dosen Penguji : Lilis Saidah Napisah ,SE.,MM.,M.Ak

2. Sebutkan dan jelaskan 4 perspektif yang diidentifikasikan dalam balanced


scorecard dan berilah contoh pengukurannya!
Jawab:

Terdapat 4 perspektif dalam balanced scorecard sebagai berikut:


1. Perspektif Keuangan (Finance)
Balanced score card menggunakan indicator kinerja keuangan yang secara umum
dipakai oleh perusahaan, seperti laba bersih dan ROI (return on investment. Meskipun
demikian indicator tersebut tidak berdiri sendirii tanpa adanya dukungan dari aspek
lain. Sesuai prinsip dalam BSC harus ada keseimbangan antara perspektif keuangan
dan perspektif non keuangan.

Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai akibat dari kinerja aspek non keuangan.
Peningkatan laba perusahaan, tentunya berkaitan langsung dengan peningkatan
produktifitas dan customer satisfaction. Customer satisfaction salah satunya muncul
karena para karyawan memiliki kompetensi yang handal dalam melayani pelanggan.

2. Perspektif Pelanggan (Customer)


Dalam perspektif ini, yang pertama kali harus dilakukan oleh perusahaan adalah
penentuan segmen pasar pelanggan yang akan menjadi target yang ingin disasar oleh
perusahaan.
Setelah segmen pasar ditentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan tolok ukur
kinerja dari tiap unit kerja dengan untuk mencapai target finansial yang telah
ditetapkan.
Beberapa aspek pelanggan yang diukur kinerjanya adalah sebagai berikut:
a. Customer acquisition, seberapa banyak pelanggan yang dapat diperoleh.
b. Customer retention, seberapa banyak pelanggan yang mampu dipertahankan.
c. Customer satisfaction, seberapa puas pelanggan terhadap produk atau jasa
yang ditawarkan.
d. Customer profitability, keuntungan khususnya dari sisi finansial, yang
diperoleh customer.
Nama : Ridha Novianti
NIM : C11190005
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Jurusan Program : Akuntansi / S1
Dosen Penguji : Lilis Saidah Napisah ,SE.,MM.,M.Ak

e. Market share, pangsa pasar yang dikuasai dalam industry sejenis.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process)


Perspektif proses bisnis internal merefleksikan proses-proses kunci di perusahaan
yang dapat dioptimalkan yang dapat meningkatkan value proposisi yang dapat
menarik dan mempertahankan pelanggan.
Dengan pelanggan yang puas dengan layanan dan produk, diharapkan ada financial
return sehingga dapat memuaskan harapan pemegang saham.
Terdapat 4 tema utama dalam perspektif proses bisnis internal ini:
a. Operations Management Process, yaitu proses dari menerima order,
mengerjakan, sampai dengan mengirimkan produk ke pelanggan. Proses ini
menekankan prinsip bahwa proses harus berjalan secara efektif dan tepat waktu.
b. Customer Management Process, yaitu proses penanganan pelanggan mulai
dari mendapatkan customer, mempertahankan, dan meningkatkan nilai bagi
pelanggan.
c. Inovation Process, bagaimana perusahaan mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan dan melakuka proses merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.
d. Regulatory and Social Process, yaitu proses yang ditujukan untuk
meningkatkan dampak positif bagi komunitas dan lingkungan sekitar lokasi
perusahaan.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth)
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merefleksikan kapabilitas perusahaan dalam
mengembangkan 3 jenis sumber daya atau capital sebagai berikut:
a. Human capital, yaitu sumber daya manusia.
b. Organizational capital, yaitu sumber daya organisasi.
c. Information capital, yaitu sumber daya informasi.
Dalam perspektif ini perusahaan dituntut untuk mampu membangun sistem yang
memungkinkan adanya pengembangan SDM, sistem organisasi dan sistem informasi
sebagai kunci peningkatan kinerja perusahaan secara berkesinambungan.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan target costing! Apakah target costing dapat
Nama : Ridha Novianti
NIM : C11190005
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Jurusan Program : Akuntansi / S1
Dosen Penguji : Lilis Saidah Napisah ,SE.,MM.,M.Ak

diterapkan di semua jenis perusahaan?


Jawab :
metode perencanaan laba dan manajemen biaya yang difokuskan pada produk dengan
mempertimbangkan proses manufaktur sehingga metode target costing ini dapat
digunakan oleh perancang sebelum produk dan proses desain dilakukan untuk
mencapai tujuan perbaikan usaha pada pengurangan biaya operasional produk di
masa depan. Target costing digunakan selama tahap perencanaan dan menuntun
dalam pemilihan produk dan proses desain yang akan menghasilkan suatu produk
yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan pada suatu tingkat laba yang dapat
diterima serta memberikan perkiraan harga pasar produk, volume penjualan dan
tingkat fungsionalitas. Diatas semua itu, target costing merupakan alat yang
memperhatikan dan memfasilitasi komunikasi antar anggota dari cross-functional
team yang bertanggung jawab pada desain produk. Target costing lebih ke arah
customer oriented, semuanya ditentukan oleh konsumen dari harga, kualitas dan
fungsi yang dibutuhkan oleh konsumen.
Target costing merupakan perbedaan antara harga jual produk atau jasa yang
diperlukan untuk mencapai pangsa pasar tertentu dengan laba per satuan yang
diinginkan perusahaan menurut Hansen dan Mowen 2009 : 361 ). Apabila target cos
yang telah dihitung dibawah harga pokok produk yang sekarang dapat tercapai, maka
manajemen harus merencanakan suatu program pengurangan biaya untuk
menurunkan biaya yang sekarang dikeluarkan untuk menghasilkan produk ke target
cost. Kemajuan yang dicapai dari program pengurangan biaya tersebut diukur dengan
membandingkan biaya sesungguhnya dengan target cost. Target costing merupakan
sistem akuntansi biaya yang menyediakan informasi bagi manajemen untuk
memungkinkan manajemen memantau kemajuan yang dicapai dalam pengurangan
biaya produk menuju target cost yang telah ditetapkan.

SOAL HITUNGAN

Soal 1
Nama : Ridha Novianti
NIM : C11190005
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Jurusan Program : Akuntansi / S1
Dosen Penguji : Lilis Saidah Napisah ,SE.,MM.,M.Ak

PT Avery memproduksi satu macam produk. Berikut ini disajikan data operasi
untuk tahun 2017:

Volume produksi normal 40.000


Biaya tetap :
Biaya overhead pabrik tetap Rp. 1.200.000.000
Biaya pemasaran dan adm tetap 80.000.000
Biaya variabel per unit:
Biaya bahan baku Rp. 95.000
Biaya tenaga kerja langsung 10.000
Biaya overhead pabrik variabel 4.000
Biaya pemasaran dan adm variabel 5.000
Unit persediaan awal 0
Unit produksi 40.000
Unit penjualan (harga jual per unit @Rp. 300.000) 36.000

Diminta :
a. Tentukan biaya produk per unit menurut metode penentuan biaya
penuh dan biaya variabel!
b. Hitunglah nilai persediaan akhir menurut metode penentuan biaya
penuh dan biaya variabel!

Jawab :
a. Tentukan biaya produk per unit menurut metode penentuan biaya penuh dan biaya
variabel!
Keterangan Perhitungan biaya Perhitungan biaya
variabel absorpsi
Bahan baku Rp. 95.000 Rp. 95.000
Nama : Ridha Novianti
NIM : C11190005
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Jurusan Program : Akuntansi / S1
Dosen Penguji : Lilis Saidah Napisah ,SE.,MM.,M.Ak

langsung

Tenaga kerja Rp. 10.000 Rp. 10.000


langsung
Overhead variabel Rp. 4.000 Rp. 4.000
Overhead tetap Rp. 30.000
Rp. 109.000 Rp. 139.000

b. Hitunglah nilai persediaan akhir menurut metode penentuan biaya penuh dan biaya
variabel!

Produksi 40.000 unit


Penjualan 36.000 unit
Persediaan akhir 40.000-36.000 = 4.000 unit
Nilai persediaan akhir berdasarkan variabel
Rp. 109.000 x 4000 = Rp. 436.000.000,-
Nilai persediaan akhir berdasarkan variabel
Rp. 139.000 x 4000 = Rp. 556.000.000,-

Soal 2

PT Dumbledore selama ini membuat sendiri suku cadang “X” dipabriknya.


Jumlah yang dibuat sebanyak 20.000 pertahun,dengan biaya produksi :

Jenis Biaya Per unit 20.000 unit (Rp)


(Rp)
Nama : Ridha Novianti
NIM : C11190005
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Jurusan Program : Akuntansi / S1
Dosen Penguji : Lilis Saidah Napisah ,SE.,MM.,M.Ak

Bahan baku langsung 50 1.000.000


Tenaga kerja langsung
70 1.400.000
Overhead pabrik
variable 90 1.800.000

Overhead pabrik tetap terhindarkan


60 1.200.000

Overhead pabrik tetap bersama


50 1.000.000
Jumlah 320 6.400.00
0

PT Potter menawarkan suku cadang “X” dengan harga Rp. 290/unit. PT ABC
merasa tertarik untuk mempertimbangkan apakah akan membeli dari PT Potter
atau tetap membuat sendiri.

Jawab :

Manfaat
Biaya difersial (Biaya terhindarkan)
Biaya-biaya variabel (biaya bahan baku,biaya Rp. 210
tenaga kerja variabel dan overhead variabel )
Biaya tetap terhindarkan Rp. 60
Jumlah biaya terhindarkan jika membeli dari luar Rp. 270
Pengorbanan :
Biaya Diferensial
Harga beli jika membeli dari luar Rp. 290
Kerugian jika membeli dari luar Rp. 20
 Dari data tersebut jelas terlihat bahwa alternatif tetap memproduksi sendiri yang
menguntungkan, karena jika membeli dari luar pengorbanan yang dikeluarkan adalah
Rp. 290 perbuah. Sedangkan penghematan yang diperoleh ( berupa biaya
terhindarkan ) hanya sebesar Rp. 270 perbuah.
Nama : Ridha Novianti
NIM : C11190005
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Jurusan Program : Akuntansi / S1
Dosen Penguji : Lilis Saidah Napisah ,SE.,MM.,M.Ak

 Jika PT Potter menawarkan dengan harga Rp.290,-/unit, maka total biaya produksinya Rp.
290,- x Rp. 20.000 = Rp. 5.800.000,-. Kesimpulannya lebih baik PT Dumbledore tetap
memproduksi suku cadang X sendiri, karena biaya setelah ditambahkan dengan
overhead,menjadi Rp. 340,-/unit. Jelas lebih mahal dari sebelumnya.

Jenis Biaya Per unit (Rp) 20.000 unit (Rp)
Biaya beli dari PT Dumbledor 290 5.800.000
Overhead pabrik tetap terhindarkan 0 0
Overhead pabrik tetap bersama 50 1.000.000
Jumlah 340 6.800.000

Soal 3

PT Hogwart memiliki 3 departemen yaitu A,B, dan C. Laporan laba rugi tiap
departemen tahun anggaran 2016 adalah sebagai berikut :
A B C
Pendapatan penjualan 400.000.000 250.000.000 250.000.000
Biaya variabel 250.000.000 120.000.000 100.000.000
Laba kontribusi 150.000.000 130.000.000 150.000.000
Biaya tetap 140.000.000 50.000.000 40.000.000
(terhindarkan)
Biaya tetap 30.000.000 30.000.000 30.000.000
(tdk
terhindarkan)
Nama : Ridha Novianti
NIM : C11190005
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Jurusan Program : Akuntansi / S1
Dosen Penguji : Lilis Saidah Napisah ,SE.,MM.,M.Ak

Laba (rugi) bersih ( 20.000.000 ) 50.000.000 80.000.000

Manajemen memperkirakan bahwa kerugian yang dialami oleh Departemen A


akan berlangsung terus, sehingga dipertimbangkan untuk dihentikan
kegiatannya. Apakah yang seharusnya dilakukan, menghentikan ataukah
melanjutkan Departemen A?

Jawab :
A B C
Pendapatan penjualan 250.000.000 250.000.000
Biaya variabel 120.000.000 100.000.000
Laba kontribusi 130.000.000 150.000.000
Biaya tetap (terhindarkan) 30.000.000 50.000.000 40.000.000
Biaya tetap (tdk 30.000.000 30.000.000
terhindarkan)
Laba (rugi) bersih (30.000.000) 50.000.000 80.000.000

Lebih baik tidak dihentikan,karena Departemen A memiliki biaya tetap yang tidak dapat
terhindarkan sebesar Rp. 30.000.000, sehingga nilai kerugian semakin tinggi darinilai
sebelumnya yang hanya Rp. 20.000.000

Manfaat
Biaya diferensial berupa biaya yang
terhindarkan dengan ditutupnya kegiatan
usaha Departemen barang kelontong :
Biaya variabel Rp. 250.000.000

Biaya tetap terhindarkan Rp. 140.000.000

Total manfaat (benefit) Rp. 390.000.000

Pengorbanan :
Pendapatan diferensial yang berupa
pendapatan
Penjualan yang hilang dengan ditutupnya Rp. 400.000.000
kegiatan usaha departemen barang
Nama : Ridha Novianti
NIM : C11190005
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Jurusan Program : Akuntansi / S1
Dosen Penguji : Lilis Saidah Napisah ,SE.,MM.,M.Ak

kelontong
Manfaat lebih kecil dari pengorbanan jika
alternatif menghentikan kegiatan usaha Rp. 10.000.000
departemen brg kelontong dipilih
Nama : Ridha Novianti
NIM : C11190005
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Jurusan Program : Akuntansi / S1
Dosen Penguji : Lilis Saidah Napisah ,SE.,MM.,M.Ak

Anda mungkin juga menyukai