PERTEMUAN KE-10
A. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:
1.1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan risiko dalam pengambilan
keputusan investasi
1.2. Mahasiswa mampu memahami dan menghitung risiko aliran kas
1.3. Mahasiswa mampu memahami dan menghitung risiko proyek
1.4. Mahasiswa mampu memahami dan mampu menentukan proyek yang layak
dilaksanakan.
B. URAIAN MATERI.
RISIKO INVESTASI
Risiko penyimpangan hasil yang diperoleh dari rencana hasil yang diharapkan
kemungkinan tidak tercapainya hasil yang diharapkan.
1. Risiko individual risiko yang berasal dari proyek investasi secara individu
tanpa dipengaruhi proyek yang lain.
2. Risiko perusahaan risiko yang diukur tanpa mempertimbangkan
penganekaragaman (diversifikasi) atau portofolio yang dilakukan oleh
infestor. Risiko ini diukur dengan melihat dari naik turunnya hasil yang
diperoleh dari investasi tertentu yang yang dilakukan perusahaan. Investor
menanamkan modal pada investasi tersebut dan mungkin juga menanamkan
modal pada investasi yang lain dan tidak diperhitungkan pada risiko ini.
3. Risiko pasar atau beta Risiko investasi ditinjau dari investor yang
menanamkan modalnya pada investasi yang juga dilakukan perusahaan-
perusahaan lain. Investor melakukan investasi yang beraneka ragam, risiko ini
tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi karena risiko ini tergantung pada
pasar yang ada.
Risiko pasar akan berpengaruh langsung terhadap harga pasar saham
perusahaan besarnya risiko ini akan mempengaruhi tingkat pengembalian
investasi saham sedangkan besarnya tingkat pengembalian investasi saham
akan mempengaruhi harga saham semakin besar tingkat pengembalian
saham semakin tinggi harga sahamnya.
70
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I
Perhitungan Risiko
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk memasukan unsur risiko
dalam pengambilan keputusan investasi yaitu :
Misal terdapat dua proyek investasi yaitu proyek A dan proyek B, besarnya
aliran kas dan kemungkinan yang terjadi untuk tiap-tiap aliran kas terlihat pada
table di bawah ini :
Aliran kas dan kemungkinan (probabilitas) pada proyek investasi A dan B
Proyek investasi A Proyek investasi B
Probabilitas Aliran kas Probabilitas Aliran kas
(Rp) (Rp)
0,20 6.000 0,15 6.000
0,30 8.000 0,35 8.000
0,30 10.000 0,35 10.000
0,20 12.000 0,15 12.000
71
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I
σ = √ 𝑛𝑡=1 Vi − Ev ². 𝑃𝑖
dimana :
σ = penyimpangan (deviasi) standar dari aliran kas
(Vi-EV) = besarnya penyimpangan tiap-tiap aliran kas yang terjadi
Yang dihitung dari selisih antara nilai aliran kas yang ter-
Jadi dengan nilai aliran kas yang diharapkan.
72
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I
(Rp) (Rp)
0,10 6.000 0,20 6.000
0,40 8.000 0,20 8.000
0,30 10.000 0,15 10.000
0,10 12.000 0,30 12.000
0,10 14.000 0,15 14.000
Menghitung penyimpangan (deviasi) standar aliran kas dengan aliran kas yang
diharapkan tidak sama besarnya (resiko proyek tidak sama).
Untuk menghitung besarnya penyimpangan standar sebagai pengukur resiko
masing-masing proyek dihitung dengan formula sebagai berikut :
σ =√1.156.000+784.000+108.000+676.000+2.116.000
= √4.840.000
σ = 2.200
73
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I
σ = √7.600.000
σ = 2.756
Analisa leverage penggunaan asset atau dana oleh perusahaan dimana dalam
penggunaan asset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap
atau beban tetap. Dua macam leverage yaitu : leverage operasi (operating
leverage) dan leverage keuangan (financial leverage).
Jika penjualan mengalami peningkatan sebesar 50% dan biaya variabel juga naik
sebesar 50% maka maka table laba-rugi akan berubah sebagai berikut :
74
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I
Rumus DOL :
S−VC Q P−V
DOLQunit = S−VC −FC = Q P−V −FC
75
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I
Dimana :
DOLQunit = DOL dari penjualan unit
DOLSrupiah = DOL dari penjualan rupiah
EBIT = laba sebelum bunga dan pajak
P = harga per unit
V = biaya variabel per unit
(P-V) = marjin kontribusi per unit
Q = Quantitan penjualan (produksi)
FC = Factory Cost (biaya tetap)
VC = Variabel Cost (biaya variabel)
S = Penjualan
Dari contoh laba rugi tersebut di atas maka dapat dihitung DOL dari masing
masing perusahaan sebagai berikut :
120.000−24.000 96.000
DOL A = 120.000−24.000−56.000 = 40.000 = 2,4
Artinya tingkat elastisitas (kontribusi marjin) sebesar 2,4 (240%) artinya jika
penjualan naik 10% maka laba operasi akan naik sebesar 2,4 x 10% begitu juga
sebaliknya.
180.000−120.000 60.000
DOL B = 180.000−120.000−30.000 = 30.000 = 2,0
Artinya tingkat elastisitas (kontribusi marjin) sebesar 2,0 (200%) artinya jika
penjualan naik 10% maka laba operasi akan naik sebesar 2,0 x 10% begitu juga
sebaliknya.
240.00−40.000 200.000
DOL C = 240.000−40.000−120.000 = = 2,5
80.000
Artinya tingkat elastisitas (kontribusi marjin) sebesar 2,5 (250%) artinya jika
penjualan naik 10% maka laba operasi akan naik sebesar 2,5 x 10% begitu juga
sebaliknya.
Hal ini dapat dibuktikan jika penjualan naik sebesar 10% dan biaya variabel juga
naik 10%, maka table laba rugi menjadi sbb :
76
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I
36.000−30.000 6.000
Perusahaan B = = 40.000 x 100 % = 20 %
30.000
100.000−80.000 20.000
Perusahaan C = 80.000
= 80.000 x 100 % = 25%
Contoh :
Perusahaan A mempunyai modal sendiri Rp 800.000.000 dan akan menambah
modal sebesar Rp 400.000.000 melalui pendanaan :
77
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I
78
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I
Bila penambahan dana dengan saham preferen maka diperoleh EBIT sebesar
Rp 73.333.333,33 hal ini lebih besar dengan dividen yang harus dibayar
karena menggunakan saham preferen.
Berdasarkan pada contoh diatas maka dapat dihitung DFL sebagai berikut :
𝐸𝐵𝐼𝑇 216.000.000
DFL = 𝑃𝐷 = 0 = 216.000.000 : 216.000.000 =
𝐸𝐵𝐼𝑇−𝐼 − 216.000.000−0 −( )
1−𝑡 0,6
1,00
216.000.000
DFL = 216.000.000−48.000.000 = 1,29
79
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I
Artinya jika EBIT berubah 10% maka laba setelah pajak (EAT) akan berubah
sebesar 1,29 x 10% = 12,9 %
𝐸𝐵𝐼𝑇 216.000.000
DFL = 𝑃𝐷 = 44.000 .000 =
𝐸𝐵𝐼𝑇−𝐼 − 216.000.000−0 −( )
1−𝑡 0,6
= 216.000.000 : 142.666.667 = 1,51
DFL sebesar 1,51 artinya apabila EBIT berubah 10% maka laba setelah pajak
(EAT) akan berubah sebesar 1,51 x 10%
DOL DFL
DTL = Penjualan X EBIT
Jika dari contoh diatas kita tambahkan data penjualan dan biaya operasi (biaya
tetap + biaya variabel) untuk ketiga alternative sebagai berikut :
80
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I
S−VC
DTL = PD
EBIT −I −( )
(1−t )
500.000.000−184.000.000
0 = 316.000.000 : 216.000.000 = 1,46
216.000.000−0 −( )
(0,6)
DFT sebesar 1,46 artinya bila penjualan berubah 10% maka laba setelah pajak
(EAT) akan berubah sebesar Rp 1,46 x 10%.
500.000.000−184.000.000
= 1,88
216.000.000−48.000.000 −0
DFT sebesar 1,88 artinya bila penjualan berubah 10% maka laba setelah pajak
(EAT) akan berubah sebesar Rp 1,88 x 10%.
S−VC
DTL = PD
EBIT −I −( )
(1−t )
500.000.000−184.000.000 316.000.000
44 .000 .000 = 142.666.667 = 2,21
216.000.000−0)−( −0
1−0,4
DFT sebesar 2,21 artinya bila penjualan berubah 10% maka laba setelah pajak
(EAT) akan berubah sebesar Rp 2,21 x 10%.
81
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I
Untuk membuktikan perhitungan tersebut maka dapat dilihat pada table dibawah
ini :
Hutang Saham
Saham
Keterangan Obligasi Prefern
Biasa (Rp)
(Rp) (Rp)
Penjualan naik 550.000.000 550.000.000 550.000.000
10%
Biaya Variabel 202.400.000 202.400.000 202.400.000
naik 10%
Kontribusi 347.600.000 347.600.000 347.600.000
Marjin
Biaya Tetap 100.000.000 100.000.000 100.000.000
EBIT 247.600.000 247.600.000 247.600.000
Bunga 12 % 48.000.000
EBT 247.600.000 199.600.000 247.600.000
Pajak 40% 99.040.000 79.840.000 99.040.000
EAT 148.560.000 119.760.000 148.560.000
Deviden saham 44.000.000
preferen
Laba 148.560.000 119.760.000 104.560.000
pemegang
saham
Jumlah saham 300.000 lbr 200.000 lbr 200.000 lbr
biasa beredar
EPS 495,2 598,8 522,8
EATt−EATt−1 148.560.000−129.600.000
DTL = = x 100% = 14,6
EATt−1 129.600.000
EATt−EATt−1 119.760.000−100.800.000
DTL = = x 100% = 18,8
EATt−1 100.800.000
EATt−EATt−1 104.560.000−85.600.000
DTL = EATt−1
= 85.600.000
x 100% = 22,1
82
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I
C. LATIHAN SOAL/TUGAS
Dari informasi diatas hitunglah aliran kas proyek investasi R dan T selama umur
ekonomisnya dan hitung pula risiko proyek tersebut !
D. DAFTAR PUSTAKA
83
S1 Manajemen Universitas Pamulang