Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU

“COST OF CAPITAL”

NAMA : RIVDA SYARIVAH


NIM : 3170049

FAKULTAS EKONOMI
INSTITUT BISNIS MULTIMEDIA ASMI
2021
BIAYA MODAL
Biaya modal (Cost Of Capital) adalah biaya rill yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh dana
untuk mendanai investasi atau operasional perusahaan. Bisa berasal dari hutang, saham dan laba yang
ditahan. Besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya rill yang
dikeluarkan perusahaan dalam memperoleh dana yang diperlukan.
Konsep biaya modal ini untuk menunjukan tingkat penggunaan modal perusahaan. Biaya ini diukur dengan
“rate of return” dari investasi dengan asumsi yang dimiliki. Dalam meperoleh modal Anda harus membayar
biaya seperti pembayaran bunga, dividen dan pembayaran angsuran pokok.

A. Tujuan Biaya Modal


Tujuan biaya modal ada 3 yaitu :
1. Perusahaan bisa mengetahui seberapa banyak biaya yang dikeluarkan dalam mendanai investasi
dan mendanai operasional perusahaan.
2. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan meminimalkan biaya yang dikeluarkan perusahaan.
3. Mempermudah penentuan keputusan penting yang dilakukan oleh perusahaan.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Modal


Faktor – faktor penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
1. Keadaan-keadaan umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat
hasil tanpa risiko.
2. Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para
investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
3. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika manajemen
menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus secara
ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil
minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
4. Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan
biaya modal perusahaan.
C. Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal
Asumsi-asumsi biaya modal ada 3 yaitu :
1. Risiko bisnis bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return atas suatu
investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan kebijakan manajemen
investasi.
2. Risiko keuangan bersifat konstan. Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan variasi
return atas saham umum karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan hutang dan saham
istimewa. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari struktur keuangan berjalan.
3. Kebijakan dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang
berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio pembayaran
dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.

D. Fungsi Biaya Modal


Fungsi biaya modal diantaranya :
1. Terkait dengan pajak yg dikenakan pada perusahaan.
2. Sebagai Discount Rate untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi yaitu
dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan
biaya modalnya.

E. Jenis – Jenis Biaya Modal


Jenis – jenis biaya modal ada 2 diantaranya :
1. Biaya Modal Secara Individual
Biaya modal ini terdiri dari biaya modal dari utang, biaya utang dari obligasi, biaya saham preferen,
biaya saham biasa dan biaya saham biasa baru.
 Biaya Utang (Cost of Debt)
Penggunaan utang sebagai modal, menurunkan laba/penghasilan yang dikenai pajak karena
bunga yang harus dibayar. Karena itu penggunaan utang dapat mengurangi pajak yang dibayar
(tax deductible).
Biaya modal dari penggunaan utang dihitung dengan cara :
Rumus : 𝐾 = 𝐾 (1-Tax)
Keterangan :
𝐾 = biaya utang setelah pajak
𝐾 = biaya utang sebelum pajak
Tax = tax rate (tingkat pajak)
Contoh Perhitungan Biaya Utang (Cost of Debt)
PT. ABC mengajukan pinjaman ke bank ABC dengan tingkat bunga per tahun adalah 10%,
tingkat pajak adalah 40%. Hitung besarnya biaya utang bank!

Jawab :
Biaya utang setelah pajak adalah :
𝐾 = 𝐾 (1-Tax) = 0,10 (1-0,4) = 0,06 = 6 %

 Biaya Utang Obligasi


Jika perusahaan menggunakan obligasi sebagai cara mendapatkan modal, biaya modal dari
obligasi adalah sama dengan YTM (yield to maturity), yaitu tingkat keuntungan yang diminta
oleh pembeli obligasi.
Rumus:
𝐾 = INT + [ (MV - PV)/n ]
(MV + PV)/2
dimana:
INT = bunga tahunan
MV = nilai nominal/nilai jatuh tempo (maturity value)
PV = nilai pasar obligasi (present value)
n = umur obligasi

Contoh Biaya Perhitungan Hutang Obligasi


PT. ABC memperoleh modal dengan menjual obligasi jatuh tempo 5 tahun bernilai nominal
Rp 10.000.000,00 dengan kupon rate tahunannya 10%. Jika obligasi tersebut terjual dengan
harga Rp 9.500.000,00, berapa biaya utang obligasi tersebut jika diketahui tingkat pajak
penghasilan 15%?
Jawab:
𝐾 = INT + [ (MV - PV)/n ]
(MV + PV)/2
𝐾 = 1.000.000 + [(10.000.000-9.500.000)/5] = 0,1128 = 11,28%
(10.000.000+9.500.000)/2
𝐾 = 𝐾 (1-tax) = 0,1128(1-0,15) = 0,096 atau 9,6%
Jadi, biaya utang obligasi tersebut adalah 9,6%.
 Biaya Saham Preferen (Cost of Preferred Stock)
Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara utang dengan saham, karena
merupakan bentuk kepemilikan (saham), tetapi dividen yang dibayarkan mirip dengan bunga
karena bersifat tetap (pada umumnya). Biaya saham preferen diperhitungkan sebesar tingkat
keuntungan yang diisyaratkan oleh pemegang saham preferen. Biaya saham preferen berupa
dividen yang besarnya tetap. Pembayaran dividen saham preferen dilakukan setelah
pendapatan/laba dikurangi pajak, sehingga biaya saham preferen tidak perlu lagi disesuaikan
atau dikurangi dengan pajak.
Biaya penggunaan dana yang berasal dari saham preferen dapat dihitung dengan membagi
dividen per lembar saham preferen dengan harga netto saham preferen saat penjualan.

Rumus : 𝐾 =

dimana :
Kp = biaya saham preferen
Dp = dividen saham preferen tahunan
Pn = harga saham preferen saat penjualan (dikurangi biaya penerbitan (flotation cost) jika ada)
Contoh Perhitungan Biaya Saham Preferen
PT. ABC menjual saham preferen dengan nominal Rp 15.000,00. Harga jual saham preferen
sebesar Rp 18.900,00. Dividen tiap tahun Rp 1.500,00, biaya penerbitan saham setiap lembar
sebesar Rp 150,00. Hitung biaya saham preferen tersebut!
Jawab :

𝐾 =
.
𝐾 = = 8%
.

Jadi, biaya saham preferen tersebut adalah 8%

 Biaya Saham Biasa Baru (Cost of New Common Stock)


Biaya saham biasa baru merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh
dana dengan menjual saham biasa baru. Biaya saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya
saham biasa, karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisi (floatation cost). Biaya
emisi akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.
Rumus : 𝐾 = +𝑔
( )

dimana :
𝐾 = Biaya saham biasa baru
𝐷 = dividen yang diharapkan pada akhir tahun pertama
P = harga jual saham biasa baru
g = pertumbuhan dividen saham per tahun (growth)
F = Flotation cost

Contoh Perhitungan Biaya Saham Biasa Baru


Saham biasa baru perusahaan terjual dengan harga Rp 3.200,00. Flotation cost sebesar 15%
dari harga jual. Deviden yang akan datang diperkirakan sebesar Rp 240,00 dan dividen
diharapkan tumbuh konstan dengan tingkat pertumbuhan 6,5%. Hitung biaya saham biasa baru
tersebut!
Jawab:
𝐷
𝐾 = +𝑔
𝑃 (1 − 𝐹)
𝐾 = + 6,5% = 15,3%
. ( , )

Jadi, biaya saham biasa baru tersebut adalah 15,3%

 Biaya Saham Biasa (Cost of Common Stock)


Sama dengan biaya laba ditahan. Merupakan tingkat pengembalian yang diminta oleh
pemegang saham biasa perusahaan.
Rumus : 𝐾 = +𝑔

dimana :
𝐾 = Biaya saham biasa
𝐷 = dividen yang diharapkan pada akhir tahun pertama
P = harga jual saham biasa
g = pertumbuhan dividen saham per tahun (growth)
Contoh Perhitungan Biaya Saham Biasa (Cost of Common Stock)
PT. ABC mengeluarkan saham biasa yang laku dijual Rp 4.000,00/lembar. Dividen
direncanakan akan dibayar sebesar Rp 160,00/lembar dengan pertumbuhan (growth) dividen
8% per tahun. Hitung biaya saham biasa tersebut!
Jawab:
𝐷
𝐾 = +𝑔
𝑃
= + 8%
.

𝐾 = 12%
Jadi, biaya saham biasa tersebut adalah 12%

2. Biaya Modal Secara Keseluruhan


Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya atas
modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan merupakan biaya modal
dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena biaya modal dari masing-masing sumber dana
berbeda, maka menetapkan biaya modal perusahaan secara keseluruhan dihitung dengan WACC
(Weight Average Cost of Capital) atau biaya modal rata-rata tertimbang.
Dalam penghitungan biaya modal rata-rata, komponen utang jangka pendek tidak dimasukan,
karena perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang digunakan terutama untuk pengambilan
keputusan mengenai investasi jangka panjang. Pada umumnya utang jangka panjang dan modal
sendiri merupakan unsur untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang.
Rumus :
WACC = 𝑊 . 𝐾 (1 − 𝑡𝑎𝑥) + 𝑊 . 𝐾 + 𝑊 . 𝐾
dimana:
WACC = Weight Average Cost of Capital
𝑊 = proporsi biaya utang
𝑊 = proporsi biaya saham preferen
𝑊 = proporsi biaya saham biasa

Contoh Perhitungan Biaya Modal Secara Keseluruhan


PT. ADA menjalankan suatu proyek yang komposisi biaya modalnya adalah sebagai berikut :
Jika pajak penghasilan yang dibayarkan 40% :
1. Jika dilihat proporsi modalnya

*) biaya utang setelah pajak = 7 % ( 1 – 0,40 ) = 4,2 %

2. Jika dilihat jumlah biayanya


. .
WACC = × 100% = 10,32%
. .

Faktor mempengaruhi WACC yaitu:


 Kondisi pasar.
 Struktur modal pada perusahaan.
 Adanya kebijakan investasi dari perusahaan dengan proyek yang resiko umunya memiliki
WACC lebih tinggi.
F. Pengertian Struktur Modal
Struktur modal adalah pertimbangan atau perbandingan pada dana jangka panjang perusahaan yang
dapat ditunjuk oleh perbandingan hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
Perusahaan memiliki dua sumber dana yaitu dari internal perusahaan dan eksternal. Sumber internal
berasal dari modal saham dan laba ditahan. Sedangkan dana eksternal berasal dari hutang. Perusahaan
yang bisa memenuhi kebutuhan dana dari internal bisa dibilang cukup baik, karena perusahaan itu bisa
memaksimalkan nilai perusahannya. Perusahaan yang memperoleh biaya dari pihak eksternal dapat
meningkatkan risiko perusahaan menjadi ketergantungan.

G. Jenis Struktur Modal


Jenis dari struktur modal itu sendiri yaitu secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Simple Capital Structure, yaitu jika perusahaan hanya menggunakan modal sendiri saja dalam
struktur modalnya
b. Complex Capital Structure, yaitu jika perusahaan tidak hanya menggunakan modal sendiri tetapi
juga menggunakan modal pinjaman dalam struktur modalnya.
H. Teori Struktur Modal
Teori struktur modal ada 6 yaitu :
1. Teori Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Artinya struktur
modal mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana struktur modal dapat berubah-ubah
agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.
2. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller
Dalam teori ini berpendapat bahwa struktur modal tidak mempengaruhi perusahaan. Dalam hal ini
telah dimasukkan faktor pajak. Sehingga nilai perusahaan dengan hutang lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai perusahaan tanpa hutang, kenaikan tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak.
3. Teori Trade Off
Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang
sebanyak-banyaknya. Suatu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya hutang, akan
semakin tinggi kemungkinan kebangkrutan. Biaya kebangkrutan tersebut bisa cukup signifikan.
Biaya tersebut terdiri dari 2 hal yaitu : biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Teori Trade Off mempunyai implikasi bahwa manager akan berfikir dalam kerangka trade off
antara penghematan pajak dan biaya kebangkrutan dalam penentuan struktur modal. Dalam
kenyataan empiris nampaknya jarang manager keuangan yang berfikir demikian.
4. Teori Pecking Order
Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi
justru mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil.
5. Teori Asimetri Informasi dan Signaling
Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak
mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan resiko perusahaan. Pihak tertentu
mempunyai informasi yang lebih dari pihak lainnya.
Teori ini terdiri dari teori :
a. Myers dan Majluf : menurut teori ini ada asimetri informasi antara manager dengan pihak
luar. Manager mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan
dibandingkan pihak luar.
b. Signaling : mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan
signal yang disampaikan oleh manager ke pasar. Investor diharapkan akan menangkap signal
tersebut. Signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik.

6. Teori lainnya
1. Pendekatan Teori Keagenan (Agency Approach) : menurut pendekatan ini, struktur modal
disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan.
2. Pendekatan Interaksi Produk : teori ini berangkat dari teori organisasi industry, ada dua
kategori dalam pendekatan ini, yaitu strategi dan menjelaskan hubungan antara struktur modal
dengan karateristik produk atau input.
3. Konteks atas Pengendalian Perusahaan : beberapa penemuan pendekatan ini adala
perusahaan yang menjadi target (dalam pengambilalihan) akan meningkatkan tingkat
hutangnya, berhubungan dengan kemungkinan sukses tender offer (penawaran terbuka pada
proses pengambilalihan usaha)

I. Faktor Struktur Modal


Dari besar kecilnya struktur modal yang telah digunakan oleh perusahaan bisa dipengaruhi dari
beberapa faktor, antara lain:
 Tingkat bunga
 Stabilitas earning
 Susunan aktiva
 Tingkat risiko aktiva
 Keadaan pasar modal
 Manajemen perusahaan
 Ukuran ataupun skala perusahaan
 Jumlah modal yang diperlukan

Anda mungkin juga menyukai