Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PENGANTAR AKUNTANSI 2

“ MODAL SAHAM DAN LABA DI TAHAN”

KELOMPOK 8

NAMA KELOMPOK :

1. NI PUTU MONIKA CAHYANTI (1833121106)


2. NI LUH NOPITA YANTI (1833121114)
3. KOMANG AYU GYAN VIGYANI (1833121120)
4. NI MADE RICKA INDRIYANI LOKA (1833121134)
5. LUH PUTU JUNYA LINDYASARI (1833121287)
6. I GST AYU MELLY WIDARI (1833121279)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WARMADEWA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
terimakasih atas bantuan pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi.

Diharapkan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki maupun menambahkan isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak


kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 23 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..........................................................................................................i

Daftar Isi ...................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan ....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................2
1.3 Tujuan ...........................................................................................................2

Bab II Pembahasan ....................................................................................................3

2.1 Karakterisik Perseroan ..................................................................................3


2.2 Jenis – Jenis Saham .......................................................................................4
2.3 Saham Bernilai Pari dan Tidak Bernilai Pari ............................................... 6
2.4 Pengeluaran Saham secara Tunai ................................................................. 6
2.5 Modal Sumbangan ........................................................................................ 9
2.6 Nilai Buku Per Lembar Saham ................................................................... 10
2.7 Laba Ditahan dan Dividen .......................................................................... 11
2.8 Pos Luar Biasa dan Penyesuaian untuk Tahun yang lalu ............................ 11
2.9 Deviden ....................................................................................................... 14
2.10 Pemecahan Saham ..................................................................................... 16
2.11Penyisihan Laba yang Ditahan .................................................................. 16
2.12 Laporan Laba Ditahan .............................................................................. 17
Bab III Penutup ....................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 19
3.2 Saran ............................................................................................................ 20
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Modal menggambarkan hak pemilik atas perusahaan yang timbul sebagai akibat
penanaman yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik. Struktur modal dalam suatu
perusahan tergantung pada bentuk badan usahanya. Jenis Perseroan Terbatas
menggunakan modal saham.

Laba ditahan merupakan elemen modal perseroan terbatas dan merupakan modal
yang berasal dari dalam perusahaan yaitu kumpulan laba dan rugi sampai saat tertentu
sesudah dikurangi deviden yang dibagi dan jumlah yang dipindahkan ke rekening modal.
Laba rugi berasal dari laba rugi usaha, laba rugi kegiatan yang tidak rutin seperti laba
penjualan aktiva tetap, dan koreksi atas laba tahun-tahun lalu. Apabila rekening laba
ditahan menunjukkan saldo debit maka disebut defisit.

Sedangkan Deviden merupakan pembagian kepada pemegang saham perseroan


terbatas yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki. Biasanya deviden
dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian
deviden tambahan pada waktu yang bukan biasanya. Apabila deviden yang dibagikan
itu berbentuk selain uang tunai maka akan dicatat dengan judul yang sesuai. Jika
digunakan istilah deviden saja, maka yang dimaksudkan adalah deviden kas.

Karena itu dalam makalah ini, kita akan membahas mengenai Modal Saham dan Laba
Ditahan.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
2. Apa saja karakteristik perseroan?
3. Apa saja jenis-jenis saham?
4. Bagaimana saham bernilai pari dan tidak bernilai pari?
5. Bagaimana pengeluaran saham secara tunai?
6. Apakah modal sumbangan?
7. Bagaimana nilai buku per lembar saham?
8. Bagaimana laba ditahan dan dividen?
9. Bagaimana pos luar biasa dan penyesuaian untuk tahun yang lalu?
10. Apakah yang dimaksud dengan deviden?
11. Bagaimana cara pemecahan saham?
12. Bagaimana penyisihan laba yang ditahan?
13. Bagaimana laporan laba ditahan?

1.3 TUJUAN
2. Untuk mengetahui karakteristik perseroan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis saham
4. Untuk mengetahui saham bernilai pari dan tidak bernilai pari
5. Untuk mengetahui pengeluaran saham secara tunai
6. Untuk mengetahui modal sumbangan
7. Untuk mengetahui nilai buku per lembar saham
8. Untuk mengetahui laba ditahan dan dividen
9. Untuk mengetahui pos luar biasa dan penyesuaian untuk tahun yang lalu
10. Untuk mengetahui apa itu deviden
11. Untuk mengetahui cara pemecahan saham
12. Untuk mengetahui penyisihan laba yang ditahan
13. Untuk mengetahui laporan laba ditahan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Perseroan


Karakteristik dari Perusahaan Perseroan adalah sebgai berikut.

Kesatuan Usaha Terpisah

Suatu perusahaan memiliki anggaran dasar yang disahkan notaries dan harus
didaftarkan serta mendapat persetujuan Departement Kehakiman. Apabila anggaran telah
disetujui Departement Kehakiman dan diumumkan dalam lembaran Negara maka secara
hukum perseroan telah dipandang sebagai subyek hukum. Didalam akuntansi baik
perusahaan perseroan maupun persekutuan telah dipandang sebagai suatu kesatuan
akuntansi (seperti halnya perseroan),tetapi dari segi hukum perusahaan perseorangan
maupun persekutuan tidak merupakan subyek hukum sebab para pemilik baik secara
terpisah maupun bersama-sama tetap harus dipertanggung jawabkan atas kewajiban-
kewajiban perusahaannya.

Tanggung Jawab Terbatas

Tanggung jawab pemegang saham atas Kewajiban-kewajiban (utang-utang)


perseroan biasanya terbatas pada jumlah peryetaannya dalam perseroan yang
bersangkutan. Hal ini berarti bahwa pemegang saham tidak bertanggung jawab dengan
seluruh harta kekayaan yang dimilikinya,seandainya perseroan tidak mampu melunasi
hutang-hutangnya.

3
Pemindahan Pemilikan

Saham-saham yang dikeluarkan suatu perseroan dapat dipindahtangankan tanpa


mempengaruhi operasi perusahaan. Apabila saham dijual oleh pemegangnya kepada
pihak lain,maka hal in tidak perlu dibukukan oleh perusahaan yang mengeluarkan saham
tersebut,tetapi cukup dengan membuat suatu catatan atau keterangan dalam buku saham.

Kelangsungan Hidup

Karena kepemilikan saham dapat dipindahakan atau dioperkan kepada pihak lian
tanpa menganggu jalannya operasi perusahaan,maka kelangsungan hidup perseroan lebih
terjamin apabila bibandingkan dengan persekutuan.

Kemampuan Meningkatkan Modal

Tanggung jawab terbatas pemegang saham dan dan kemudahan dalam menjual
kembali saham merupakan daya tarik yang menyebabkan perusahaan mudah
meningkatkan modalnya apabila dikehendaki. Baik pemegang saham dalm jumlah besar
maupun kecil sama-sama memiliki hak pemilikan dalam perseroan.

2.2 Jenis – Jenis Saham


1. Saham biasa

Common stock (saham biasa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh perusahaan,
dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (rapat umum pemegang saham)
dan RUPSLB (rapat umum pemegang saham luar biasa). (Fahmihal, :81)
Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan mewakilkan kepada manajemen untuk
menjalankan oprasi perusahaan. Pemegang saham biasanya mempunyai beberapa hak
diantanya adalah:

4
a. Hak Kontrol
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Artinya
pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang akan memimpin
perusahaanya.
b. Hak menerima pembagian keuntungan
Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapat bagian dari
keuntungan perusahaan. Tidak semua laba akan dibagikan, tetapi sebagian laba tersebut
akan ditanamkan kembali kedalam perusahaan.
c. Hak preemptif
Merupakan hak untuk mendapatkan presentasi pemilikan yang sama jika
perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham, maka jumlah saham yang beredar
akan lebih banyak dan akibatnya presentase kepemilikan pemegang saham yang lama
akan turun.

2. Saham preferen
Saham Preferen merupakan gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa.
Artinya, disamping memiliki karakteristik seperti obligasi, juga memiliki karakteristik
saham biasa. karakteristik obligasi misalnya, saham preferen memberikan hasil yang
tetap, seperti bunga obligasi. Biasanya saham preferen memberikan pilihan tertentu atas
hak pembagian dividen. Ada pembeli saham preferen yang menghendaki penerimaan
dividen, dan lain sebagianya. memiliki karakteristik saham biasa, sebab tidak selamanya
saham preferen bisa memberikan penghasilan seperti yang dikehendaki pemegangnya.
jika suatu ketika emiten mengalami kerugian, maka pemegang saham preferen bisa tidak
menerima pembayaran dividen yang sudah ditetapkan. sebelumnya. jadi jelasnya, saham
preferen adalah saham yang memberikan prioritas pilihan (preferen) kepada
pemegangnya.

5
2.3 Saham Bernilai Pari dan Tidak Bernilai Pari
Akte pendirian biasanya menyebutkan nilai tertentu untuk tiap lembar saham yang
disebut nilai pari saham. Pada waktu pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat,
biasanya harga jual saham sama dengan nilai parinya. Tetapi bila telah berjalan beberapa
tahun maka harga saham di pasaran mungkin lebih tinggi atau lebih rendah nilai parinya.
Nilai pari sangat penting artinya dalam rangka melakukan pencatatan akuntansi atas
saham.

Kadang-kadang akte pendirian tidak menyebutkan nilai tertentu bagi saham yang
dikeluarkannya karena dianggap bisa membinggungkan para calon penanam modal.
Ditinjau dari segi akuntansi,nilai yang ditetapkan dewan komisaris ini sama saja dengan
nilai pari.

Bila saham dijual denagn harga lebih tinggi dari nilai parinya,maka selisih
kelebihan harga jual diatas nilai pari disebut Agio,sedang bila dijual dengan harga lebih
rendah dari nilai pari,maka selisih kekurangan harga jual dibawah nilai pari disebut
Disagio.

2.4 Pengeluaran Saham secara Tunai


Didalam melakukan pengeluaran (penjualan) saham,perseroan bisa menggunakan jasa
dari suatu Bank. Dalam hal ini bank bertindak sebagai Underwriter pengeluaran saham. Bank
tersebut membeli saham dari perseroan dan menjualnya kembali kepada para penanam modal
(investor).

Seandainya saham perseroan seperti terlihat pada gambar 8.1 seluruhnya telah
dikeluarkan secara tunai ,maka transaksi pengeluran saham dalam pembukuan perseroan
dicatat sebagai berikut:

6
1. Menjual 1000 lembar saham preferen 7%,nilai pari Rp100.000,00 dengan kurs 105
Kas Rp 105.000.000,00
Saham preferen 7% Rp 100.000.000,00
Agio saham Rp 5.000.000,00
2. Menjual 1000 lembar saham preferen 6%,nilai pari Rp100.000,00 dengan kurs 98
Kas Rp 98.000.000,00
Disagio saham Rp. 2.000.000,00
Saham preferen 6% Rp 100.000.000,00
3. Menjual 5000 lembar saham biasa tanpa nilai pari,harga yang ditetapakn Rp.20.000,00
per lembar dengan harga jual Rp.30.000,00
Kas Rp 150.000.000,00
Saham Rp 100.000.000,00
Agio saham Rp 50.000.000,00

Pesanan Saham
Kadang-kadang perseroan menjual sahamnya langsung kepada para investor tanpa
melalui bank. Saham dijual kepada para calon investor yang telah menandatangani.
Kontrak pesanan sebelum saham dikeluarkan. Biasanya dalam kontrak dicantumkan juga
kemungkinan pemesanan membayar secara angsuran. Bila perseroan yang akan
mengeluarakan saham menerima pesanan,maka pesanan tersebut dicatat dengan
mendebet suatu rekening piutang yang disebut piutang pesanan saham.
Berikut ini adalah beberapa contoh jurnal yang bersangkutan dengan pesanan
saham. Misalkan perseroan menerima pesanan 500 lembar saham biasa yang bernilai pari
Rp 100.000,00 per lembar. Harga jual yang disepakati untuk saham adalah Rp
120.000,00 per lembar,yang akan di bayar melalui dua angsuran masing-masing
Rp40.000,00 dan Rp80.000,00.

Mencatat pesanan saham


Piutang Pesanan Saham- biasa Rp 60.000.000,00
Saham Biasa Dipesan Rp 50.000.000,00
7
Agio Saham Rp 10.000.000,00

Mencatat Penerimaan angsuran pertama


Kas Rp 20.000.000,00
Piutang Pesanan Saham-biasa Rp 20.000.000,00

Mencatat Penerimaan angsuran kedua dan pengeluaran saham


Kas Rp.40.000.000,00
Piutang Pesanan Saham-Biasa Rp 40.000.000,00
Saham Biasa Dipesan Rp.50.000.000,00
Saham Biasa Rp.50.000.000,00

Pengeluaran Saham – Diterima Aktiva Bukan Kas


Dalam pengeluaran saham dimana perseroan tidak menerima kas tetapi berupa
aktiva lain. (misalnya tanah,gedung,atau aktiva lainnya),maka kita harus berhati-hati
dalam menentukan jumlah rupiah yang akn dicatat. Dalam hal ini harta yang diterima
tidak otomatis sama dengan nilai pari atau nilai yang ditetapkan dari saham.
Harta yang diperoleh harus dicatat sebesar nilai wajar dari harta tersebut atau atau
nilai wajar dari saham,tergantung mana yang lebih mudah penentuannya. Bila saham
yang dikeluarkan perseroan beredar secara aktif dibursa saham,maka nilai saham akan
mudah ditentukan.
Sebagai contoh misalkan perseroan menerima sebidang tanah yang harganya
Rp.700.000,00 dan untuk itu perseroan harus menyerahakan saham yang bernilai
Rp100.000,00 sebanyak 500 lembar. Transaksi ini akan dicatat sebagai berikut:
Tanah Rp 70.000.000,00
Saham biasa Rp 50.000.000,00
Agio Saham Rp 20.000.000,00
(untuk mencatat pengeluaran 500 lembar saham dan menerima tanah seharga
70.000.000,00)

8
Saham yang Diperoleh Kembali
Apabila perseroan membeli kembali saham-sahamnya yang telah beredar tetapi
tidak bermaksud menghentikan saham tersebut (disiman oleh Perusahaan) maka saham
inni disebut Saham diperoleh kembali. Pembelian kembali saham yang telah beredar ini
bisa dilakukan karena berbagai tujuan,misalnya apabila perseroan menginginkan agar
saham-saham yang dimiliki oleh para karyawannya,maka saham-saham yang telah dibeli
kembali oleh perseroan akan dijual kepada karyawan .
Prosedur yang umum digunakan untuk mencatat pembelian kembali saham adalah
dengan mendebet rekening Saham Diperoleh Kembali sebesar harga perolehan. Didalam
neraca harga perolehan tersebut harus dikurangkan terhadap jumlah rekening-rekening
modal.
Sebagai contoh misalkan suatu perseroan memiliki 2000 lembar saham biasa yang
beredar dengan nilai pari Rp 100.000,00 per lembar. Perseroan tersebut termaksud
membeli kembali 100 lembar sahamnya dengan harga Rp 120.00,00 per lembar. Jurnal
yang harus dibuat untuk mencatat transaksi pembelian kembali saham adalah sebagai
berikut :
Saham Diperoleh Kembali Rp 12.000.000,00
Kas Rp 12.000.000,00
(untuk mencatat pembelian kembali 100 lembar saham dengan harga Rp120.000 per
lembar)

2.5 Modal Sumbangan


Modal Sumbangan timbul karena adanya sumbangan yang diberikan kepada
perusahaan berupa harta kekayaan tertentu tanpa imbalan. Sumbangan semacam ini bisa
berasal dari pemengang saham atau dermawan lainnya. Bentuk dan jenis sumbangan bisa
dilakukan melalui berbagai macam cara,namun apapun bentuk sumbangannya selalu
menimbulkan bertambahnya aktiva perusahaan dan dilain pihak menaikkan modal.

9
Dibawah ini akan diuraikan akuntansi umtuk sumbangan yang diterima
perusahaan dalam bentuk (1)sumbangan dari pemegang saham melalui pengembalian
saham (2) sumbangan harta dari dermawan.
Sebagai contoh misalkan seorang pemegang saham memberi sumbangan berupa 100
lembar saham biasa. Saham tersebut dijual kembali oleh perseroan dan laku dengan harga
Rp125.000,00 per lembar. Catatan dan jurnal yang harus dibuat oleh perseroan adalah
sebagai berikut :
a) Untuk mencatat penerimaan sumbangan saham :
(catatan/memorandum) Diterima sumbangan 100 lembar saham biasa.
b) Untuk mencatat penjualan saham sumbangan
Kas Rp 12.500.000,00
Modal saham Rp 12.500.000

Rekening –rekening Tambahan Modal


Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rekening-rekening modal dalam suatu
perusahaan dapat dibagi menjadi tiga kelompok,yaitu; modal saham,tambahan modal,dan
laba yang ditahan. Dalam kelompok modal dicantumkan nilai pari atau nilai yang
ditetapkan dari saham-saham preferen dan saham biasa.

2.6 Nilai Buku Per Lembar Saham


Salah satu alat pengukur yang sangat penting didalam melakukan analisa laporan
keuangan ialah “nilai buku per lembar saham”.
Nilai buku saham adalah jurnal rupiah kekayaan (aktiva)bersih yang tercermin dalam
suatu lembar saham yang dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :

Jumlah rupiah saham m di neraca


Nilai Buku Saham m =
Jumlah lembar saham m beredar

10
Sebagai contoh misalkan bagian modal dari neraca suatu perseroan menunjukkan
informasi berikut :

Modal
Modal saham
Saham biasa,nilai pari Rp 50.000,00, 5000 lembar
Modal dasar,ditempatkan dan beredar Rp 250.000.000,00
Tambahan Modal:
Agio saham Biasa Rp 100.000.000,00
Laba Ditahan Rp 80.000.000,00
Jumlah Modal Rp 430.000.000,00

2.7 Laba Ditahan dan Dividen


Laba memegang peranan yang sangat penting didalam suatu perusahaan dan
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perekonomian. Laba perusahaan selalu
menarik perhatian para pemiliknya maupun calon investor. Oleh karena itu data tentang
laba biasanya dipandang sebagai informasi yang paling penting dibanding informasi
keuangan lainya.
Saldo rekening laba ditahan menggambarkan bagian dari modal yang timbul dari
penggunaan kekayaan perusahaan dalam operasi yang mendatangkan keuntungan.
Deviden adalah merupakan laba yang dibagikan kepada pemengang saham.
Kebijaksanaan pembagian deviden ditetapkan oleh dewan komisaris perseroan. Didalam
menentukan kebijaksanaanya,dewan komisaris harus memperhatikan kepentingan
perseroan dan sekaligus juga memperhatiakn perkembangan perusahaan

2.8 Pos Luar Biasa dan Penyesuaian untuk Tahun yang lalu
Proses penentuan laba periodk akan menjadi lebih rumit bila terdapat pendebetan
atau pengkreditan yang disebabkan oleh kejadian-kejadian yang bersifat luar biasa,tidak
sering terjadi dan adanya penyesuian untuk tahun yang lalu. Salah satu pendapat

11
mengatakan bahwalapaoran rugi laba seyogyanya hanya memuat hasil-hasil transaksi
yang bersifat biasa ,normal dan sering terjadi.
Apabila terjadi transaksi yang bersifat luar biasa atau sering terjadi atau kejadian
yang bersangkutan dengan tahun yang lalu,maka transaksi demikian harus didebetkan
atau dikreditkan ke rekening laba ditahan.
Prinsip –prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) menganut konsep dimana semua
penghasilan dan biaya harus dilaporkan pada tahun yang bersangkutan (baik rutin
maupun tidak rutin),kecuali tentang hal-hal yang bersangkutan dengan tahun yang lalu.

Penyesuaian untuk Tahun yang lalu


Penyesuaian untuk tahun yang lalu tidak boleh dilaporkan dalam laporan rugi-
laba. Penyesuaian – penyesuaian tersebut adalah berupa penyesuaian yang :
1) Bisa diidentifikasikan dan berhubungan langsung dengan aktifitas periode yang lalu.
2) Tidak bisa dikaitkan peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi sesudah tanggal laporan
keuangan tahun alu
3) Sangat tergantung pada keputusan yang di ambil oleh orang yang akan bukan merupakan
manajemen perusahaan
4) Tidak mudah terpengaruh oleh taksiran yang wajar sebelum ditentukan.
Contoh penyesuaian untuk periode lalu,misalnya penyesuaian atas pajak
penghasilan tahun lalu berdasarkan ketentuan kantor inspeksi pajak. Hal semacam ini
harus didebetkan atau dikreditkan langsung ke rekening laba di tahan dan harus
dilaporkan sebagai penyesuian atas saldo awal laba ditahan dalam laporan laba ditahan.

Koreksi Kesalahan
Catatan akuntansi yang diselenggarakan perusahaan mungkin mengandung
kesalahan-kesalahan,seperti misalnya salah dalam perhitungan,lupa membukukan suatu
transaksi, salah menerapkan prinsip akuntansi, salah menerapkan prinsip akuntansi,atau
salah dalam menganalisa transaksi yang terjadi. Prosedur untuk memperbaiki kesalahan
tergantung pada periode dimana kesalahan ditemukan,yakni apakah kesalahan ditemukan
pada periode yang sama dengan pencatatan transaksi atau pada periode berikutnya.

12
Apabila suatu jurnal telah dibukukan ke dalam rekening yang benar tetapi jumlah
rupiahnya salah,maka koreksi dapat dilakukan dengan memcoret jumlah yang salah
dengan cara memberi garis melintang di atas jumlah yang benar di atas jumlah semula.
Karena kesalahan dibuat pada periode yang sama dengan periode dimana koreksi
dilakukan, maka koreksi di atas akan menghasilkan laporan keuangan yang benar.
Akan tetapi jika kesalahan ditemukan pada periode berikutnya,maka perlu diteliti
lebih dahulu apakah kesalahan tersebut berpengaruh terhadap rugi-laba tahun lalu atau
tidak. Bila kesalahan tidak berpengaruh terhadap rugi-laba tahun lalu,maka koreksi bila
dilakukan dengan cara seperti diuraikan di atas.

Perubahan Taksiran Akuntansi


Taksiran memegang peranan yang sangat didalam akuntansi. Untuk dapat
menyusun laporan keuangan periodik , maka manajemen perlu membuat penaksiran-
penaksiran tertentu yang berpengaruh terhdap transaksi-transaksi yang berlanjut pada
periode-periode berikutnya. Beberapa contoh yang umum dijumpai dalam akuntansi
adalah : taksiran mengenai jumlah piutang yang tidak bisa ditagih,taksiran umur
ekonomis aktiva,taksiran nilai residu aktiva tetap dan sebagainya. Taksiran yang
dilakukan pada suatu saat mugkin bisa berubah di waktu yang akan datang.
Pengaruh atau akibat perubahan taksiran harus dinyatakan baik di dalam laporan
rugi laba tahun berjalan maupun tahun-tahun berikutnya. Sesuai dengan sifat perubahan
taksiran hanya mengyangkut tahun berjalan,maka penyesuian hanya diperlukan pada
tahun berjalan saja.

Perubahan Prinsip-prinsip Akuntansi


Kadang-kadang suatu perusahaan memandang perlu untuk mengadakan
perubahan atas prinsip akuntansi yang diterapakannya,yaitu berpindah dari prinsip yang
satu kie prinsip lainnya. Sebagai contoh perusahaan yang semula menggunakan metode
FIFO dalan akuntansi persediaannya,mungkin berganti dengan metode LIFO,atau
perusahaan yang semula menggunakan metode depresiasi garis lurus mungkin berganti

13
dengan metode angka tahun. Perubahan prinsip akuntansi semacam ini akan menyulitkan
dalam perbandingan laporan keuangan ,sehingga perubahan sebaliknya dilakukan kalau
benar-benar hal ini bertentangan dengan prinsip konsistensi.
Apabila perusahaan melakukan perubahan atas prinsip akuntansi yang
dianutnya,maka dalam laporan rugi laba harus ditunjukkan “pengaruh Kumulatip karena
Perubahan Prinsip Akuntansi”.

Laba per Lembar Saham


Informasi keuangan yang sangat menarik perhatian para pemegang saham dan
calon-calaon investor adalah laba per lemar saham. Oleh karena itu informasi tentang hal
ini selalu dicantum kan dalan berbagai laporan yang diterbitkan oleh perusahaan.
Laba per lembar saham dalm perusahaan yang memiliki struktur modal yamg
sederhana dapat dihitung dengan cara membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar selama tahun yang bersangkutan.

2.9 Deviden
Pembagian laba (deviden) kepada para pemegang saham dalam suatu perusahaan
hanya dapat dilakukannya setelah mendapat persetujaun dari dewan komisaris. Biasanya
deviden dibayarkan dalam bentuk kas,tetapi kadang-kadang perseroan memutuskan untuk
memberikan deviden dalam bentuk kekayaan lainnya berupa tambahan saham.
Apabila saham akan dibayar dalm bentuk tambahan saham maka saham yang
akan dibagikan sebagai pembayaran deviden harus ditunjukkan pada bagian modal
didalam neraca perseroan. Pada saat deviden saham,diumumkan,perlu ditetapkan tanggal
pencatatan dan tanggal pembayaran. Setiap pengumuman pembayaran deviden akan
diikuti dengan pencatatan pengurangan laba yang ditahan.

a. Deviden Tunai

Pada umumnya deviden dibayarkan secara tunai atau kas yang pembayarannya
dilakukan setahun sekali. Dalam perusahaan yang besar kadang-kadang deviden di bayar
tiap kwrtal dan pada akhir dibayar sejumlah deviden extra. Hal ini dilakukan bila

14
perusahaan ingin menaikkan jumlah pembayaran deviden tahunan,tanpa menyimpang
dari kebiasaan pembayar deviden kwartalan yang ditetapakan.
Dalam mengumumkan pembayaran deviden tunai,perusahaan harus
mempertimbangkan jumlah laba yang ditahan dan jumlah kas ynag tersedia. Hal ini perlu
diperhatukan ,sebab perusahaan yang memiliki laba yabg ditahan memiliki jumlah yang
besar tidak otomatis akan mampu membayar deviden tunai dalam jumlah yang besar
pula.

b. Deviden Saham

Dalam keadaan tertentu suatu perseroan tertentu mungkin membayar deviden


dengan sahamnya sendiri,sebagi pengganti deviden tunai atau penambahan atas deviden
tunai. Salah satu alasan mengapa suatu perseroan membayar deviden dengan sahamnya
sendri adalah krena pembayaran deviden dengan kas diperkirakan akan menganggu
modal kerja perusahaan.
Apabila saham yang akan dibayarkan sebagai deviden tidak begitu banyak (tidak
lebih dari 25% dari jumlah saham yang semual beredar),maka pembayaran deviden ini
bisa dicatat dengan mendebet rekening laba di tahan dan mengkredit modal saham biasa
sebesar harga pasar saham di kelurkan.
Misalkan bagian modal dalm neraca suatu perusahaan sebelum pembagian
deviden saham 10% Nampak sebagai berikut:
Saham Biasa,nilai pari Rp 50.000,00
2000 lembar di tempetkan dan beredar Rp 100.000.000,00
Agio Saham Biasa Rp 5.000.000,00
Laba Ditahan Rp 80.000.000,00
Jumlah Modal Rp 185.000.000,00

15
2.10 Pemecahan Saham
Suatu perseroan kadang-kadang menurunkan nilai pari atau nilai yang ditetapakn dari
saham biasa dengan mengeluarkan tambahan saham yang bagi para pemegang sahamnya.
Transaksi semacam ini disebut Pemecahan saham. Dengan adanya pemecahan saham maka
nilai pari atau niali yang ditetapakan menjadi berubah tetapi di lain pihak jumlah lembar
saham yang beredar bertambah pula. Salah satu alasan mengapa perseroan mengadakan
pemeacahan saham adalah untuk menurunkan harga asar saham-sahamnya. Hal ini terjadi
apabila perseroan tidak menghendaki harga pasar yang terlalu tinggi,sebab hal itu dapat
mengurnagi minat para investor terhadap saham dan dikeluarkan perseroan yang
bersangkutan.

2.11 Penyisihan Laba yang Ditahan


Dalam keadaan tertentu suatu perseroan mungkin akan memutuskan untuk menyisihkan
sebagian dari laba di tahan. Perkataan “disisihkan” mengandung ari bahwa laba ditahan yang
disisihkan,tidak bisa dibagikan kepada pemengang saham. Penyisihan bisa dilakukan atas
kehendak dewan komisaris perseroan sendiri atau mungkin juga diharuskan oleh suatu
perjanjian tertentu.
Penyisihan atas inisiatif dewan komisaris dimaksud untuk menyisihkan sebagian laba
ditahann untuk tujuan tertentu. Penyisihan laba ditahan mugkin dilakukan perseroan karena
disyaratkan oleh suatu perjanjian tertentu,misalnya dalam pengeluaran obligasi atau saham
preferen kadang-kadang disyaratkan untuk menyisihkan sebagian laba ditahan selama periode
tertentu. Sebagai contoh misalkan dewan komisaris memutuskan untuk menyisihkan laba
ditahan sebesar Rp 60.000.000,00 untuk pelunasan perusahaan. Jurnal yang harus dibuat
untuk mencatat penyisihan ini adalah:
Laba Ditahan Rp 60.000.000,00
Laba Ditahan-Disisihkan untuk Pelunasan Rp 60.000.000,00

16
Penyajian laba ditahan didalam neraca apabila terdapat penyisihan adalah sebagai berikut:
Laba Ditahan:
Disisihkan untuk perlunasan perusahaan Rp 60.000.000,00
Tidak Disisihkan Rp 90.000.000,00
Jumlah Laba Ditahan Rp. 150.000.000,00

Sebagai contoh misalkan perseroan dalam contoh di atas telah berhasil melaksanakan
perluasan pabrik sebagaimana direncanakan dengan biaya Rp 55.000.000,00. Karena tujuan
telah tercapai, maka penyisihan dapat diakhiri dengan membuat jurnal sebagai berikut:
Laba Ditahan-Disisihkan untuk perluasan Rp 60.000.000,00
Laba Ditahan Rp 60.000.000,00
(untuk mencatat pengembalian penyisihan ke Laba Ditahan)

2.12 Laporan Laba Ditahan


Laporan laba ditahan merupakan analisa atas rekening Laba Ditahan (baik yang
disisihkan maupun yang tidak disisihkan) untuk suatu periode akuntansi tertentu dan
biasanya disajikan bersama-sama dengan laporan keuangan yang lain.
Contoh laporan laba yang ditahan dapat digambarkan sebagai berikut
PT MULIA
Laporan Laba Ditahan
Untuk Tahun yang Beredar 31 desember 1993

Disisihkan:
Disisihkan untuk perluasan perusahaan,
1 januari 1993 Rp 40.000.000,00
Disisihkan dalam tahun 1993 Rp 10.000.000,00
Rp 50.000.000,00
Tidak Disisihkan:
Saldo,1 januari 1993 Rp 80.000.000,00

17
Tambahan,Laba Bersih Rp 35.000.000,00
Rp 115.000.000,00

Kurangi :
Deviden tunai Rp 15.000.000,00
Disisihkan untuk
Perluasan
Lihat di atas Rp 10.000.000,00
Rp 25.000.000,00
Rp 90.000.000,00
Jumlah Laba Ditahan 31 Desember 1993 Rp140.000.000.00

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah menyusun makalah ini, kami dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu
sebagai berikut.
Karakteristik dari Perusahaan Perseroan adalah sebagai berikut.Kesatuan Usaha
Terpisah, Tanggung Jawab Terbatas, Pemindahan Pemilikan, Kelangsungan Hidup, dan
Kemampuan Meningkatkan Modal.
Deviden adalah bagian laba yang dibagikan kepada para pemegang saham,
apabila dewan komisaris mengumumkan pembagian deviden,maka pemegang saham
preferen akan mendapatkan sejumlah deviden tahunan tertentu sebelum ditentukan
deviden untuk pemegang saham biasa.
Pada waktu pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat, biasanya harga jual
saham sama dengan nilai parinya. Tetapi bila telah berjalan beberapa tahun maka harga
saham di pasaran mungkin lebih tinggi atau lebih rendah nilai parinya. Nilai pari sangat
penting artinya dalam rangka melakukan pencatatan akuntansi atas saham.
Apabila perseroan membeli kembali saham-sahamnya yang telah beredar tetapi
tidak bermaksud menghentikan saham tersebut (disiman oleh Perusahaan) maka saham
ini disebut Saham diperoleh kembali. Modal Sumbangan timbul karena adanya
sumbangan yang diberikan kepada perusahaan berupa harta kekayaan tertentu tanpa
imbalan. Salah satu alat pengukur yang sangat penting didalam melakukan analisa
laporan keuangan ialah “nilai buku per lembar saham”.
Laporan laba ditahan merupakan analisa atas rekening Laba Ditahan (baik yang
disisihkan maupun yang tidak disisihkan) untuk suatu periode akuntansi tertentu dan
biasanya disajikan bersama-sama dengan laporan keuangan yang lain.

19
3.2 SARAN
Kebijakan dalam menentukan bentuk perusahaan haruslah bijak, tujuan dan operasional
perusahaan harus dipertimbangkan. Dalam mengelola ekuitas pemilik harus banyak
kebijakan-kebijakan yang harus dipikirkan, direncanakan, dibuat dan dilaksanakan dengan
berbagai pertimbangan.
Pengelolaan ekuitas pemegang saham juga harus dilaksanakan dengan cermat, karena itu
menyangkut hal terpenting dalam perusahaan. Para pemimpin perusahaan harus bijak dan
cermat dalam pengelolaan ekuitas pemilik.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/66134983/Makalah-Kelompok-Bab-Viii-Modal-Saham-Dan-
Laba-Ditahan
https://www.scribd.com/doc/110481802/Makalah-Modal-Saham-Kelompok-1
https://www.academia.edu/8339965/Makalah_BAB_15

21

Anda mungkin juga menyukai