BACKFLUSHING
ADRIAN HARTANTO DARMA
SANPUTRA, S.E., MSA.
Just In Time
• Just In Time (JIT) adalah filosofi yang yang dipusatkan pada pengangguran biaya melalui
eliminasi persediaan.
• Eliminasi persediaan, mengeliminasi tempat penyimpanan dan biaya penyimpanan, tetapi
sekaligus juga mengeliminasi perlindungan atas kesalahan produksi dan
ketidakseimbangan yang diberikan oleh persediaan.
• Akibatnya, beban kerja yang berkualitas tinggi dan seimbang diperlukan dalam sistem JIT
untuk menghindari penghentian produk yang menimbulkan biaya yang mahal dan rasa
sakit pelanggan.
• Karena kebutuhan akan kualitas dan produksi yang seimbang. JIT sering kali
diidentifikasikan dengan usaha untuk mengeliminasi pemborosan dalam segala bentuknya,
dan merupakan bagian yang penting dalam banyak usaha manajemen mutu total (TQM).
• Aspek yang paling terlihat dari JIT adalah usaha untuk mengurangi persediaan
barang dalam proses (WIP) dan bahan baku.
• Kebanyakan tulisan mengenai JIT berkonsentrasi pada suatu aspek ini, yang
disebut produksi tanpa persediaan, produksi ramping atau produksi dengan
persediaan sama dengan nol (zero inventory production-ZIP).
• Ketika komponen – komponen digunakan diperakitan final, produksi untuk
mengganti komponen – komponen tersebut diotorisasi.
• Proses ini diulang disemua lokasi kerja berikutnya sehingga “menarik” bahan
baku dari pemasok.
• Hal ini beda dengan sistem tradisional, dimana persediaan WIP dalam jumlah
umumnya disimpan dibanyak lokasi kerja. JIT yang ideal adalah untuk
mengeliminasi persediaan WIP ini dan memproduksi komponen sesuai dengan
kebutuhan.
Tujuan mengurangi persediaan ke titik nol, hnya
mungkin dalam kondisi berikut ini :
• Biaya dan waktu persiapan yang rendah atau signifikan.
• Ukuran lot sama dengan satu.
• Waktu tunggu minimum atau hampir seketika.
• Beban kerja yang seimbang dan merata.
• Tidak ad interupsi karena kehabisan persediaan, kualitas buruk.
Pengurangan persediaan secara kontinu dicapai
melalui proses :
• Persediaan dikurangi sampai suatu masalah ditemukan dan diidentifikasi.
• Sekali masalah sudah didefinisikan, tingkat persediaan dinaikan untuk menyerap
dampak dari masalah ini dan agar sistem dapat beroperasi dengan lancar.
• Maslah tersebut dianalisis dan cara – cara praktis diidentifikasi untuk mengurangi
atau menghilangkan masalah.
• Sekali masalah telah dikurangi atau dihilangkan, tingkat persediaan dikurangi lagi
sampai masalah berikutnya ditemukan dan diidentifikasi.
• Langkah 2 dan 4 diulangi hingga pada tingkat persediaan minimum yang paling
memungkinkan dicapai.
JIT dan KECEPATAN
• Keuntungan strategis dari peningkatan kecepatan adalah mengurangi waktu yang diperlukan
untuk memenuhi pesanan produksi. Jika kecepatan ditingkatkan sepuluh kali lipat rata – rata,
rata – rata pesanan dipenuhi dalam sepersepuluh waktu. Pelanggan memperoleh layanan
yang lebih cepat atas pesanan rutin dan juga pesanan kilat. Tujuan JIT adalah untuk
mengurangi waktu siklus total, karena satu – satunya waktu yang memberikan nilai tambah
atas suatu produk hanyalah ketika produk tersebut diproses, waktu untuk memindahkan,
waktu untuk menunggu, dan waktu untuk inspektasi tidak menambah nilai.
• Karena WIP adalah aktiva mahal yang harus dibiayai dan dipelihara seperti aktiva – aktiva
lainnya, manfaat nyata dari pengurangan WIP adalah adalah bahwa total investasi dikurangi,
sehingga menghasilkan penghematan dalam biaya penyimpanan persediaan. Biasanya hal ini
dicapai dengan memproduksi sejumlah besar batch – batch kecil, sehingga hanya ada WIP
yang lebih sedikit disetiap tahapan proses, dan kecepatan semua unit dan batch ditingkatkan.
JIT dan KERUGIAN PRODUKSI
• Karena JIT berlaku tidak hanya untuk WIP tetapi juga untuk persediaan bahan baku, fungsi
pembelian sangat terlibat dalam penerapan JIT. Tujuannya adalah baik persediaan bahan baku,
maupun persediaan WIP berada pada tingkat yang benar-benar minimum. Pendekatan JIT untuk
pembelian menekankan pada penggaguran jumlah pemasok serta memperbaiki mutu bahan baku
maupun fungsi pembelian. Tujuannya untuk memindahkan bahan baku secara langsung dari
pemasok keruang produksi dengan sedikit atau tanpa inspeksi sama sekali, dan untuk
menghilangkan kebutuhan ruang penyimpanan kecuali untuk jangka pendek langsung diruang
produksi.
• Satu pemasok untuk setiap bahan baku merupakan kondisi ideal, dalam praktiknya pemasok kedua
mungkin saja dipeerlukan untuk memastikan pasokan yang mencukupi dalam periode dimana
permintaan tinggi. Tujuannya hubungan yang baik dalam jangka panjang dengan pemasok,
dibandingkan dalam jangka pendek yang bertujuan hanya untuk memanfaatkan harga yang lebih
murah.
• Ada hambatan dalam pembelian JIT, seperti layouts proses produksi,
frekuensi perubahan jadwal, sikap agen pembelian dan pemasok,
keandalan perusahaan pengangkutan, dan jarak dari pemasok. Ketika
masalah-masalah tersebut dapat diatasi, hasil yang diperoleh biasanya
adalah pengangguran dalam biaya produksi yang mengesankan.
• Pembelian JIT yang sudah dikembangkan dengan baik menggunakan
pesanan pembelian gabungan, yang merupakan perjanjian dengan
pemasok yang menyatakan jumlah yang diperkirakan akan dibutuhkan
selama periode tiga atau enam bulan kedepan.
JIT dan PENGORGANISASIAN PABRIK
• Salah satu pendekatan JIT adalah untuk mengubah layouts tradisioanal menjadi unit atau unit – unit kerja. Suatu unit
bertanggung jawab untuk seluruh produksi dari suatu produk atau komponen, atau sekelompok dari produk atau
komponen yang serupa. Selain pengawasan, tugas lain yang biasanya dianggap sebagai tugas yang dilakukan oleh tenaga
kerja tidak langsung dibebankan oleh pekerja unit.
• Jika seluruh pabrik diatur menjadi unit JIT, hasilnya adalah hilangnya departemen produksi tradisional, maupun hamper
semua departemen jasa. Fungsi tradisional dari departemen jasa, termasuk penyimpanan bahan baku, penyimpanan WIP,
penyimpanan barang jadi, inspeksi penerimaan, dan percepatan, mungkin sama sekali tidak dibuthkan.
• Dampak dari pengaturan tersebut terhadap mutu produk bias mengesankan. Ingat kembali bahwa salah satu unsure dari
TQM adalah pemberdayan pekerja. Pemberdayaan tingkat tinggi memungkinkan bila sutu tim sel memiliki otonomi atas
setiap langkah produksi dari penerimaan sampai ke inspeksi final, dan bila tim sel tersebut mengerjakan hamper seluruh
fungsi pendukungnya juga tidak terbuang dengan menyalahkan orang lain.
• Dampak akhir dari JIT atas pengaturan pabrik adalah pada kebutuhan akan luas lantai pabrik. Banyak pihak yang
menerapkan JIT terkejut atas besarnya luas lantai pabrik yang tidak lagi diperlukan. Penghematan dalam luas lantai
adalah cukup besar dalam beberapa kasus sehingga memungkinkan konsolidasi operasi kedalam lebih sedikit bangunan,
sehingga mengurangi biaya fasilitas.
JIT – SUATU PANDANGAN SEIMBANG
Meskipun begitu besar keuntungan JIT, banyak dari penggunaannya hanya menerapkannya secara parsial. Beberapa alasannya
adalah :
• Waktu dan usaha yang diperlukan untuk mengubah sebagian besar pemasok agar mengikuti pola pengantaran JIT
• Kesulitan dalam memperoleh pengantaran dengan biaya rendah, sehingga dapat menjustifikasi pengantaran dalam jumlah
kecil namun dengan frekuensi besar
• Kemungkinan adanya penundaan pengantaran jika pemasok berada ratusan mil jauhnya
• Kecenderungan yang membuat frustasi dimana komponen yang bernilai rendah dan nonkritis menjadi kritis ketika tidak
sampai tepat waktu dan akibatnya suatu pesanan penting pelanggan tidak dapat diselesaikan karena tidak ada persiapan
pengaman
Penerapan JIT dapat menciptakan konflik dengan ukuran kinerja. Ukuran kinerja JIT meliputi efisiensi waktu siklus,
perputaran persediaan, persentase pengiriman tepat waktu, terhentinya operasi mesin di luar jadwal, jumlah atau persentase
barang cacat, dan ukuran nonfinansial serupa lainnya. Ukuran kinerja tradisional, terutama ukuran mengenai pemanfaatan
kapasitas seperti varians volume (volume variance) dan varians yang tidak terpakai (idle capacity variance) memicu perilaku
yang berlawanan dengan pendekatan JIT. Pergeseran ke JIT, seperti TQM, memerlukan perubahan radikal dalam cara berpikir
dan perubahan sistem yang digunakan untuk memotivasi, mengukur, dan memberikan penghargaan atas kinerja.
BACKFLUSHING
RIP $ 41.600
Perlengakapan 31.000
Saldo RIP tanggal 30Juni terdiri atas biaya bahan baku sebesar $ 40.000, yang hamper seluruhnya belum diproses, plus $ 1.600 estimasi biaya konversi yang dibebankan ke pekerjaan yang telah diproses sebagian. Saldo barang jadi
terdiri atas biaya bahan baku sebesar $ 190.000 dan estimasi biaya konversi sebesar $ 180.000.
RIP $ 47.900
Perlengkapan 17.000
Saldo RIP tanggal 30 juni terdiri atas biaya bahan baku sebesar $ 46.000, yang hamper seluruhnya belum diproses, plus $ 19.000 estimasi biaya konversi yang dibabankan ke pekerjaan yang telah diproses sebagian. Saldo barang jadi
terdiri atas biaya bahan baku sebesar $ 182.000 dan estimasi biaya konversi sebesar $ 177.000
Perhitungan a.
b.
Bahan baku yang diterima dan dibeli secara kredit sebesar $ 177.000
biaya backflush.
c. Beban gaji kotor sebesar $ 400.000; diakrual lalu dibayar.
Penyusutan $ 668.000
Asuransi 13.000
g. Overhead pabrik yang diakumulasikan di akun pengendali overhead pabrik dibebankan ke harga pokok penjualan.
h. Komponen biaya bahan baku atas pekerjaan yang telah selesai di backflush dari RIP
Perlengkapan 13.000
Kas 400.000
Akumulasi penyusutan
688.000
13.000
Kas 54.000
RIP 844.000
360.000
47.900
HARGA POKOK PENJUALAN
1/1 0 ( j ) 2300
(d) 60.000
( g ) 917.000
( I ) 852.000
1.829.000
1.826.700
Tugas Individu