Anda di halaman 1dari 32

AKUNTANSI PIUTANG

Financial Accounting
Tujuan pembelajaran
1. Mengidentifikasi berbagai jenis piutang
2. Menjelaskan bagaimana perusahaan mengakui piutang usaha
3. Membedakan antara metode dan dasar yang digunakan
perusahaan dalam menilai piutang usaha
4. Mendeskripsikan jurnal untuk mencatat disposisi piutang usaha.
5. Menghitung tanggal jatuh tempo dan bunga piutang wesel.
6. Menjelaskan bagaimana perusahaan mengakui piutang wesel.
7. Mendeskripsikan bagaimana perusahaan menilai piutang wesel.
8. Mendeskripsikan jurnal untuk mencatat disposisi piutang wesel.
9. Menjelaskan penyajian dan analisis piutang.
PIUTANG USAHA
PENGAKUAN PIUTANG USAHA
• ILUSTRASI:
• Pada tanggal 1 Juli 2011 TuanTukul, menjual barang dagangan ke PT.
Polo sebesar Rp1.000.000 dengan syarat 2/10. n/30. buatlah jurnal
untuk mencatat transaksi pada buku Tuan Tukul.

• Jurnal penjualan
1 Juli Piutang usaha Rp1.000.000
Penjualan Rp1.000.000
Lanjutan..

• Tanggal 5 Juli, PT Polo mengembalikan barang


dagangan sebesar Rp100.000 ke Tuan Tukul. Pada
tanggal 11 Juli, Tn Tukul menerima pembayaran dari
PT Polo untuk pembelian tanggl 1 Juli.
• Buatlah jurnal yang diperlukan
lanjutan
• 5 juli Retur Penjualan Rp100.000
Piutang dagang Rp100.000

11 Juli Kas Rp882.000**


Potongan Penjualan Rp18.000 *
Piutang Usaha Rp900.000
*(900.000x2%)
**(900.000-18.000)
PENILAIAN PIUTANG USAHA
• Perusahaan melaporkan piutang usaha sebagai aset
pada laporan posisi keuangan.
• Dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan
perusahaan akan tertagih.
• Penilaian menjadi sulit, ketika menentukan jumlah rupiah
yang dilaporkan, karena sebagian piutang kadang-
kadang tidak tertagih.
Kerugian Piutang
• Penjualan kredit menjadi menguntungkan, karena menarik bagi calon
pembeli. Sebaliknya, mendatangkan kerugian apabila debitur tidak
mampu melaksanakan kewajibannya.
• Kerugian pada akuntansi dikenal dengan berbagai nama: kerugian
piutang, beban piutang tak tertagih dan beban piutang ragu-ragu.
• Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metode
yaitu:
1. Metode Penghapusan Piutang
2. Metode Cadangan
1. Metode Penghapusan Langsung
ketika perusahaan sudah mendapatkan kepastian piutang tidak dapat
tertagih. Misalnya, debitur dinyatakan bangkrut oleh pengadilan.
• Contoh : CV Serayu mempunyai piutang kepada CV Cimanuk sebesar Rp
2.000.000. Pada tanggal 12 Desember manajer kredit CV Serayu
memutuskan untuk menghapus piutang kepada CV Cimanuk karena sudah
tidak mungkin ditagih. Apabila CV Serayu menggunakan metode
penghapusan langsung, maka pada tanggal tersebut dibuat jurnal sebagai
berikut :
Kerugian Piutang Rp2.000.000
Piutang Dagang Rp2.000.000
2. Metode Cadangan
Tiga hal penting yang perlu diperhatikan :
1. Kerugian Piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan
ditandingkan dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dengan
periode terjadinya penjualan
2. Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima dicatat dengan
mendebet rekening Kerugian Piutang dan mengkredit rekening Cadangan
Kerugian Piutang
3. Kerugian Piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet
rekening Cadangan Kerugian Piutang dan mengkredit rekening Piutang
Dagang pada saat suatu piutang dihapus dari pembukuan.
2.1 Pencatat Taksiran Kerugian
Piutang
Ilustrasi :
PT Kelinci Tahun 2001 melakukan penjualan kredit sebesar Rp 120.000.000.
Dari jumlah tersebut terdapat piutang sebesar Rp 20.000.000 yang belum
dapat ditagih sampai dengan tangga; 31 Desember. Manajer kredit
memperkirakan bahwa dari piutang yang belum tertagih sebesar Rp
12.000.000 diantaranya tidak mungkin dapat diterima.

Jurnal penyesuaian yang dibuat :


Des 31 Kerugian Piutang …………… Rp 12.000.000
Cadangan Kerugian PiutangRp 12.000.000
(mencatat taksiran kerugian piutang)
Kerugian piutang dilaporkan dalam
laporan rugi laba sebagai biaya
operasi
Rekening Cadangan kerugian piutang adalah suatu rekening kontra
( lawan ) aktiva yang menggambarkan bagian dari tagihan kotor
terhadap konsumen. Rekekning ini pada akhir tahun tidak ditutup
melainkan dicantumkan dalam neraca pada kelompok aktiva lancar
Misalnya :
Piutang Usaha Rp 2000.000
Kurangi : Cadangan Kerugian piutang Rp ( 120.000 )
Rp 1.880.000
Jumlah Rp 1.880.000 yang dilaporkan pada neraca pada tanggal neraca.
2.2 Pencatatan Penghapusan
Piutang Tak Tertagih
Ilustrasinya :
Bagian penagihan pada PT Kelinci pada tanggal 1 April 2002 memberikan
persetujuan bahwa piutang pada PT Semut sebesar Rp 50.000 dihapus dari
pembukuan karena tidak mungkin dapat diterima pelunasannya.
Jurnal :
Cadangan Kerugian Piutang Rp 50.000
Piutang dagang Rp 50.000
(mencatat penghapusan piutang PT Semut)
Penghapusan suatu piutang akan mengurangi rekening piutang dagang maupun
rekening Cadangan kerugian Piutang Dagang tetapi nilai tunai yang dapat
direalisir dari piutang tetap tidak berubah :
Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah penghapusan penghapusan
Piutang Dagang Rp 2.000.000 Rp 1.950.000
Cad Kerugian Piutang (Rp 120.000) (Rp 70.000)
Nilai tunai Piutang Rp 1.880.000 Rp 1.880.000

Penerimaan kembali piutang yang telah dihapus


Apabila terjadi penerimaan kembali suatu piutang yang telah dihapus maka
perusahaan harus membuat jurnal yaitu :
1. Ayat jurnal untuk mencatat balik piutang yang telah dihapus sehingga
tercatat kembali dalam pembukuan sebagai piutang
2. Jurnal mencatat penerimaan kas dari piutang yang dihapus.
Contoh : PT Semut melakukan pembayaran kewajibannya kepada PT
Kelinci pada tanggal 1 Juli ( rekening piutang kepada PT Semut telah
dihapus dalam pembukuan PT Kelinci.
Jurnal PT Kelinci adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencatat balik piutang kepada PT Semut yang telah dihapus
Piutang dagang Rp 50.000
Cadangan Kerugian piutang Rp 50.000

2. Untuk mencatat penerimaan Kas dari PT Semut :


Kas Rp 50.000
Piutang Dagang Rp 50.000
Lanjutan..
Penerimaan kembali piutang juga hanya akan berpengaruh terhadap
rekening rekening neraca ( riil ).
Bila kedua jurnal digabung maka :
Kas Rp 50.000
Cadangan kerugian piutang Rp 50.000
Untuk menaksir jumlah piutang yang tidak tertagih manajemen dapat
menggunakan dua dasar :
1. Persentase dari penjualan
2. Persentase dari piutang

Persentase dari penjualan Persentase dari piutang

Penandingan Nilai tunai piutang


Penjualan kerugian Piut Piut dagang Cad Kerug
piut

Ditekankan pada Laporan R/L Ditekankan pada Neraca


1. Persentase dari penjualan
Persentase ini didasarkan pada pengalaman pada waktu waktu yang
lalu dan kebijakan kredit yang ditetapkan perusahaan.
Contoh : PT Muria memilih dasar persentase dari penjualan dan
memperkirakan bahwa piutang sebesar 1 % dari penjualan kredit
bersih tidak akan tertagih. Apabila jumlah penjualan kredit bersih
selama tahun 2002 adalah 80.000.000, maka kerugian piutang ditaksir
akan berjumlah Rp 800.000 ( 1 % dari Rp 80.000.000 ).
Jurnal :
Kerugian Piutang Rp 800.000
Cadangan Kerugian Piutang Rp 800.000
Apabila jumlah piutang yang dihapus berbeda cukup besar dengan
jumlah yang ditaksir, maka untuk tahun berikutnya harus diubah.
2. Persentase dari Piutang :

Untuk menganalisis hal tersebut manajemen biasanya


menggunakan daftar yang disebut Daftar Umur
Piutang. Analisis ini disebut analisis umur piutang.
PELEPASAN PIUTANG
• Penjualan Dengan Kartu Kredit
• Ada tiga pihak yang terlibat dalam penjualan dengan kartu kredit
:
1.Penjual
2.Penerbit Kartu Kredit
3.Pembeli
• Dari sudut pembeli. Apabila dilakukan dengan menggunakan
kartu kredit, maka penerbit kartu kredit akan membayar kepada
penjual sebesar harga barang yang dibeli ( atau melalui
banknya )
• Dari pihak penjual. Apabila penjualan dilakukan dengan kartu
kredit, maka penjual tidak mempunyai piutang kepada pembeli,
melainkan dialihkan kepada penerbit kartu kredit
• Resto Sedap mengakui pembayaran dengan kartu kredit dari seorang pembeli yang
menggunakan kartu kredit untuk makanan dan minuman seharga Rp 300.000.
• Jurnal untuk mencatat transaksi penjulan adalah :
Piutang dagang Rp 300.000
Penjulan Rp 300.000
• Apabila biaya jasanya 5 % , maka biaya jasa yang harus dibayar kepada penerbit
kartu kredit adalah Rp 15.000 ( 5 % x Rp 300.000 ) . Dengan demikian penerbit kartu
kredit membayar kepada esto Sedap sebesar Rp 285.000 yang akan dicatat dalam
pembukuan rumah makan sebagai berikut :
• Jurnal :
Kas Rp 285.000
Biaya Jasa Kartu Kredit Rp 15.000
Piutang Dagang Rp 300.000
• Biaya kartu kredit dilaporkan dalam rugi laba sebagai biaya penjualan.
PIUTANG WESEL
SURAT WESEL

Wesel adalah surat perintah yang ditulis oleh orang yang


mempunyai tagihan, dialamatkan kepada orang yang
berutang, meminta agar jumlah uang yang tertulis dalam
surat tersebut dibayar pada tanggal yang telah ditetapkan,
kepada orang orang yang namanya tertulis dalam surat
tersebut.
Contoh surat wesel :

Yogyakarta, 1 Oktober 2010

Rp 10.000.000

Sembilan puluh hari sesudah tanggal tersebut di atas, harap


Tuan membayar atas penyerahan surat wesel ini kepada Bank
Nusantara Cabang Yogyakarta atau order, uang sejumlah
=================Sepuluh Juta Rupiah
====================

Kepada Yth
Tuan bambang
Jalan Kota Baru 15
( tanda tangan )
Yogyakarta
Sunarto
BEBERAPA HAL PENTING YANG HARUS
DIFAHAMI DALAM MEMBACA SURAT WESEL
1. Tanggal 1 Oktober 2010 disebut tanggal penarikan
2. Sembilan puluh hari menunjukkan jangka waktu wesel. Hal ini berarti bahwa
tanggal jatuh wesel atau tanggal surat wesel tersebut harus dilunasi adalah 90
hari sesudah tanggal 1 Oktober 2010.
3. Sunarto disebut sebagai pihak penarik wesel sedangkan, Tuan Bambang disebut
sebagai tertarik
4. Bank Nusantara Cabang Yogyakarta adalah pemegang wesel
5. Sepuluh Juta Rupiah disebut nilai nominal wesel
6. Kata kata “atas order” berarti bahwa Bank Nusantara Cabang Yogyakarta dapat
menunjuk pihak lain untuk melakukan penagihan pada tanggal jatuh tempo wesel
7. Kata “ harap “ mengandung arti bahwa surat wesel adalah surat perintah.
SURAT PROMES
Promes adalah surat janji untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu.
Surat promes harus memuat hal hal sebagai berikut :
1. “ Order Clausule “ atau “ promesse an order “
2. Kesanggupan untuk membayar dengan tiada syarat jumlah yang tercantum di
dalamnya.
3. Hari jatuh atau hari pembayarannya
4. Tempat pembayaran promes
5. Nama pemegang promes atau orang yang ditunjuknya
6. Tanggal dean tempat pembuatan promes
7. Tandatangan penarik ( pembuat ) promes.
Dari sudut pemegang wesel atau promes, kedua surat berharga tersebut merupakan
piutang dan sicatat dalam rek piut. Wesel
PERBEDAAN ANTARA WESEL DAN
PROMES
WESEL Promes
a. Wesel adalah surat perintah a. Promes adalah surat janji
untuk membayar. untuk membayar
b. Penarik dan yang b. Penarik dan yang
berkepentingan terdiri atas berkepentingan berada di satu
dua pihak tangan
c. Yang membuat adalah pihak c. Yeng membuat adalah pihak
mempunyai piutang yang berhutang
d. Memerlukan akseptasi d. Tidak memerlukan akseptasi
Contoh surat Promes
Yogyakarta, 5 Janari 2002

Rp 500.000
Enam puluh hari sesudah tanggal di atas, yang bertanda tangan
di bawahini saya, Sutrisno, Direktur PT Caraka Jalan Kapuas 15
Yogyakarata, sanggup membayar kepada CV Permata- Jalan
Serayu Yogyakarta , atau orang yang ditunjuk, uang sejumlah :
================lima ratus ribu rupiah
==================

Kepada Yth.
CV Permata Jalan Serayu Meterai ( tanda
tangan )
Yogyakarta
Sutrisno
WESEL BERBUNGA DAN WESEL TIDAK
BERBUNGA
Wesel berbunga apabila dalam wesel disebutkan suatu tingkat bunga
tertentu, sedangkan wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak
menyebutkan suatu tingkat bunga tertentu ( biasanya dinyatakan
dalam % ).
PERHITUNGAN BUNGA :
Contoh :
Data dalam wesel Piutang bunga
Rp 730, 18 %, 120 hr Nominal x Bunga x Waktu = Bunga
Rp1.000, 15 %, 6 bln Rp 730 x 18 % x 120/365=Rp 43,20
Rp 2.000, 12 %, 1 thn Rp1.000 x 15 % x 6/12 = Rp 75,00
Rp 2.000 x 12 % x 1/1 = Rp 240,00
AKUNTANSI UNTUK PIUTANG WESEL
Masalah masalah Pokok dalam akuntansi untuk piutang wesel :
1. Pengakuan Piutang wesel
Piutang wesel mungkin timbul :
a. Bersamaan dengan transaksi penjualan
Contoh :
b. Pemberian pinjaman uang
c. Perubahan dari piutang dagang menjadi piutang wesel
2. Penilaian piutang wesel
3. Pelimpahan piutang wesel

Anda mungkin juga menyukai