Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

“PPh Orang Pribadi: 1770 SS dan 1770 S”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perpajakan II

Dosen Pengampu:
Muhammad Nordiansyah, SE, M.Ak, Ak.

Disusun Oleh:
Kelompok 9
1. Silva (2110313220043)
2. Desilia ‘Aaisy Nabila (2110313220058)
3. Syarif Hidayatullah (2110313310053)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah
ini membahas secara singkat terkait Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
mengenai pengisian formulir 1770 SS dan 1770 S. Penyusunan makalah berjudul “PPh
Orang Pribadi: Formulir 1770 SS dan 1770 S” merupakan bentuk pemenuhan tugas
untuk mata kuliah Perpajakan II yang diberikan oleh Bapak Muhammad Nordiansyah,
SE, M.Ak, Ak selaku dosen pengampu.

Kami ucapkan terima kasih kepada diri sendiri dan Bapak Muhammad
Nordiansyah, SE, M.Ak, Ak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Meskipun makalah ini masih belum sempurna baik dari segi penyusunan maupun isi
materinya, namun kami tetap bangga karena mampu menyusun makalah ini sesuai
dengan kaidahnya. Saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan agar makalah ini dapat disusun dengan lebih baik. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semuanya.

Banjarmasin, 8 Mei 2023

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
2.1 Penghasilan Menurut UU PPh .................................................................... 3
2.2 Mekanisme Perhitungan PPh Orang Pribadi ............................................ 5
2.3 Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Orang Pribadi ............................. 6
2.3.1. Ketentuan Pengisian SPT Tahunan WPOP ....................................... 7
2.3.2. Sanksi Tidak Menyampaikan SPT Tahunan WPOP ........................ 7
2.4 Pembagian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi ................. 9
2.5 Pengisian SPT Formulir 1770 SS .............................................................. 10
2.6 Pengisian SPT PPh WPOP Formulir 1770 S ........................................... 23
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 35
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 35
3.3 Saran ............................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 37

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak Penghasilan (PPh) merupakan salah satu jenis pajak yang dikenakan
oleh pemerintah Indonesia kepada wajib pajak. PPh sendiri terdiri dari beberapa
jenis, diantaranya adalah PPh orang pribadi. PPh orang pribadi adalah pajak yang
dikenakan terhadap penghasilan yang diterima oleh individu atau orang pribadi.

Dalam sistem perpajakan Indonesia, terdapat dua jenis formulir yang harus
diisi oleh wajib pajak orang pribadi untuk melaporkan penghasilannya kepada
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yaitu formulir 1770 SS dan 1770 S. Formulir 1770
SS digunakan untuk wajib pajak yang memiliki penghasilan yang hanya berasal
dari satu sumber, sedangkan formulir 1770 S digunakan untuk wajib pajak yang
memiliki penghasilan dari beberapa sumber.

Kedua formulir ini memiliki perbedaan dalam beberapa hal, di antaranya


adalah jumlah data yang harus diisi, batas waktu pelaporan, serta besaran pajak
yang harus dibayarkan oleh wajib pajak. Oleh karena itu, sangat penting bagi wajib
pajak untuk memahami perbedaan antara kedua formulir tersebut agar dapat
melaporkan penghasilannya dengan benar dan tepat waktu serta meminimalkan
risiko terjadinya sanksi dari DJP.

Dalam makalah ini, akan dibahas secara detail mengenai perbedaan antara
formulir 1770 SS dan 1770 S, persyaratan yang harus dipenuhi oleh wajib pajak
dalam pengisian formulir tersebut, serta konsekuensi hukum yang dapat terjadi jika
wajib pajak tidak mematuhi ketentuan perpajakan yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana pemahaman tentang Pajak Penghasilan menurut UU PPh?

1
b. Bagaimana mekanisme perhitungan PPh untuk Wajib Pajak Orang Pribadi?
c. Apa saja ketentuan dalam pengisian SPT Tahunan bagi Wajib Pajak Orang
Pribadi?
d. Apa sanksi yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi jika tidak
menyampaikan SPT Tahunan?
e. Berapa jenis formulir SPT Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi?
f. Apa perbedaan antara jenis-jenis formulir SPT Tahunan?
g. Bagaimana cara pengisian formulir SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul “PPh Orang Pribadi:
1770 SS dan 1770 S” adalah sebagai berikut:

a. Untuk menjelaskan Pajak Penghasilan khususnya bagi Wajib Pajak Orang


Pribadi,
b. Untuk memahami mekanisme perhitungan PPh bagi Wajib Pajak Orang
Pribadi,
c. Untuk menganalisa ketentuan dalam pengisian SPT Tahunan bagi Wajib
Pajak Orang Pribadi,
d. Untuk mengetahui sanksi yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi jika
tidak menyampaikan SPT Tahunan,
e. Untuk memahami pembagian formulir SPT Tahunan bagi Wajib Pajak Orang
Pribadi,
f. Untuk menganalisa perbedaan antara jenis-jenis formulir SPT Tahunan, dan
g. Untuk menginformasikan terkait cara pengisian formulir SPT Tahunan Wajib
Pajak Orang Pribadi.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Penghasilan Menurut UU PPh
Pajak Penghasilan Orang Pribadi atau PPh OP adalah pajak yang dikenakan
kepada setiap orang pribadi yang menerima penghasilan dari sumber-sumber
tertentu di Indonesia dalam tahun pajak. Setiap orang pribadi yang menerima
penghasilan di Indonesia harus mengajukan laporan pajak tahunan dan membayar
PPh Orang Pribadi sesuai dengan tarif yang berlaku.

Merujuk Pasal 4 Ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008, objek PPh Orang
Pribadi terbagi menjadi tiga, yaitu:

Jenis Penghasilan Bentuk Keterangan


Penghasilan dari  Imbalan: gaji, upah, Umumnya dipotong PPh
pekerjaan tunjangan, 21 oleh pemberi kerja.
honorarium, komisi, Namun, tetap harus
bonus, atau imbalan dilaporkan dan dihitung
bentuk lainnya. kembali besarnya PPh
 Hadiah/penghargaan dalam SPT tahunan.
dari pekerjaan
 Penghasilan dari
pekerjaan bebas
Penghasilan dari  Keuntungan karena Dilaporkan dan dihitung
modal (investasi) penjualan atau besarnya PPh di SPT
pengalihan harta: tahunan.
keuntungan karena
pengalihan harta
berupa hibah, bantuan,
atau sumbangan.

3
 Bunga
 Deviden
 Royalti
 Sewa
Penghasilan lain-  Hadiah dari undian Dilaporkan dan dihitung
lain  Penerimaan kembali besarnya PPh di SPT
pembayaran pajak tahunan.
 Keuntungan dari
selisih kurs mata uang
asing
 Penerimaan atau
perolehan
pembayaran berkala

Sesuai Pasal 4 Ayat (3) UU PPh No. 36 Tahun 2008 ini, objek pajak
penghasilan orang pribadi yang dikecualikan dari PPh Orang Pribadi diantaranya:

Jenis Penghasilan Keterangan


Bantuan/sumbangan, termasuk zakat
yang sifatnya wajib bagi pemeluk
agama yang diakui di Indonesia yang
ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan PP
Penggantian/imbalan yang diperoleh Harus dilaporkan namun besarnya
dalam bentuk natura tidak dihitung dalam SPT tahunan
Harta hibahan yang diterima oleh
keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat, badan
keagamaan, badan pendidikan, badan
sosial termasuk yayasan, koperasi,
atau orang pribadi yang menjalankan
usaha mikro dan kecil, yang
ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK), sepanjang tidak
ada hubungan dengan usaha,
pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan di antara pihak-pihak
yang bersangkutan
Warisan, klaim asuransi, dan
beasiswa

2.2 Mekanisme Perhitungan PPh Orang Pribadi

Mekanisme perhitungan Pajak Penghasilan Orang Pribadi tergolong cukup


sederhana dan sistem PPh tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021
atau UU HPP. Adapun penjelasan mengenai mekanisme perhitungan tersebut
sebagai berikut:

a. Hitung seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam satu tahun
pajak, kecuali penghasilan yang bukan merupakan objek pajak dan
penghasilan yang telah dikenakan PPh Final.
b. Kurangkan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dari penghasilan neto yang
sebelumnya telah dihitung. Dalam UU HPP, besaran PTKP per tahun tidak
mengalami perubahan dari peraturan sebelumnya, yakni:
Golongan Kode Tarif PTKP
TK/0 Rp54.000.000,-
TK/1 Rp58.500.000,-
Tidak Kawin (TK)
TK/2 Rp63.000.000,-
TK/3 Rp67.500.000,-
K/0 Rp58.500.000,-
K/1 Rp63.000.000,-
Kawin (K)
K/2 Rp67.500.000,-
K/3 Rp72.000.000,-
K/I/0 Rp112.500.000,-
Kawin dengan
K/I/1 Rp117.000.000,-
Penghasilan Istri
K/I/2 Rp121.500.000,-
Digabung (K/I)
K/I/3 Rp126.000.000,-

c. Hasil dari pengurangan penghasilan neto setahun dengan PTKP akan


dikalikan dengan Tarif Wajib Pajak Orang Pribadi. Tarif WPOP yang berlaku
berdasarkan UU HPP adalah sebagai berikut:

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif


Rp0 s.d. Rp60.000.000,- 5%
Rp60.000.000,- s.d. Rp250.000.000,- 15%
Rp250.000.000,- s.d. Rp500.000.000,- 25%
Rp500.000.000 s.d. Rp5.000.000.000,- 30%
> Rp5.000.000.000,- 35%

2.3 Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Orang Pribadi


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan
Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, pengertian dari Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh
Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran
pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. Sedangkan,
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu
tahun pajak atau bagian tahun pajak. Adapun batas waktu penyampaian untuk SPT
Tahunan Orang Pribadi adalah paling lambat pada tanggal 31 Maret pada tahun
berikutnya atau 3 bulan setelah akhir tahun pajak.

2.3.1. Ketentuan Pengisian SPT Tahunan WPOP


Dalam pengisian SPT Tahunan, ada beberapa ketentuan yang
perlu diperhatikan di antaranya sebagai berikut:

a. Orang pribadi terdaftar sebagai Wajib Pajak yang ditWajib Pajaki


dengan adanya kepemilikan atas Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP).
b. Wajib Pajak Orang Pribadi mengisi SPT dengan benar, lengkap,
dan jelas.
c. Wajib Pajak mengisi SPT dalam bahasa Indonesia dengan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah,
dan ditWajib Pajaktangani serta disampaikan ke Kantor Pelayanan
Pajak atau tempat lain yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pajak.

Namun, sebelum pengisian SPT Tahunan, Wajib Pajak Orang


Pribadi harus menyiapkan dokumen wajib yaitu laporan keuangan (bagi
yang melaksanakan pembukuan) dan beberapa dokumen pendukung
seperti:

d. Bukti pemotongan pajak,


e. Daftar penghasilan,
f. Daftar harta dan utang,
g. Daftar tanggunan keluarga,
h. Bukti pembayaran zakat/sumbangan lain,
i. Dan dokumen terkait lainnya.

2.3.2. Sanksi Tidak Menyampaikan SPT Tahunan WPOP


Surat Pemberitahuan Tahunan dapat dianggap tidak disampaikan
apabila terjadi hal-hal berikut:
a. Tidak ditWajib Pajaktangani (apabila SPT disampaikan langsung
atau melalui pengiriman via pos/kurir),
b. Tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen yang
dipersyaratkan,
c. Menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3 tahun setelah
berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, maupun Tahun Pajak
yang mana Wajib Pajak telah diberi teguran secara tertulis, atau
d. Disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan
pemeriksaan, melakukan pemeriksaan bukti permulaan secara
terbuka, atau menerbitkan surat ketetapan pajak.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 (UU KUP)


Pasal 3 Ayat 7a, apabila Surat Pemberitahuan dianggap tidak
disampaikan, Direktur Jenderal Pajak wajib memberitahukan kepada
Wajib Pajak. Berkenaan dengan hal-hal di atas, Wajib Pajak dapat
dikenakan sanksi karena tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan. Sanksi tersebut tercantum dalam UU KUP Pasal 7 Ayat 1
dimana apabila Surat Pemberitahuan Tahunan tidak disampaikan dalam
jangka waktu atau batas waktu perpanjangan penyampaian, maka Wajib
Pajak Orang Pribadi dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar
Rp100.000,00.

Namun, pengenaan sanksi administrasi tersebut tidak berlaku terhadap


beberapa kondisi berikut sebagaimana tercantum dalam UU KUP Pasal
7 Ayat 2:

a. Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah meninggal dunia,


b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas, dan
c. Wajib Pajak Orang Pribadi yang berstatus sebagai warga negara
asing yang tidak lagi tinggal di Indonesia.
2.4 Pembagian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Formulir laporan SPT Tahunan terdapat beberapa jenis yakni formulir SPT
1770, SPT 1770 S, dan SPT 1770 SS bagi wajib pajak orang pribadi atau WPOP.
Ketiga formulir ini memiliki perbedaan yang mendasar yakni terkait dengan status
pekerja dan besaran penghasilan WPOP setiap tahunnya.

1. Formulir 1770 (SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi)


SPT Tahunan 1770 ini merupakan Surat Pemberitahuan yang perlu dihitung
atau dibayarkan dan kemudian dilaporkan oleh wajib pajak yang memiliki
sebuah usaha kecil atau pekerjaan bebas. Jenis SPT Tahunan ini memiliki
ketentuan bagi wajib pajak yang penghasilannya berasal dari usaha/pekerjaan
bebas yang menyelenggarakan pembukuan atau norma penghitungan
penghasilan neto dari satu atau lebih usaha/pekerjaan bebas.

2. Formulir 1770 S (SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Sederhana)


SPT Tahunan 1770 S ini merupakan Surat Pemberitahuan yang perlu
dilaporkan oleh wajib pajak apabila memiliki jumlah penghasilan bruto lebih
dari Rp60 juta per tahunnya. Ketentuannya, memiliki penghasilan berasal dari
satu atau lebih pemberi kerja dalam negeri lainnya.

3. Formulir 1770 SS (SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Sangat


Sederhana)
SPT Tahunan 1770 SS ini merupakan Surat Pemberitahuan yang perlu
dilaporkan oleh wajib pajak yang memiliki jumlah penghasilan bruto kurang
dari Rp60 juta per tahun dan hanya dari satu pemberi kerja.
2.5 Pengisian SPT Formulir 1770 SS

Pengisian SPT dapat dilakukan secara manual dan atau secara online melalui
situs web DJP online. Pelaporan dilakukan secara online, sebelumnya harus
mendapatkan nomor EFIN (Electronic Filing Identification Number) dari KPP
terdekat.

Formulir 1770 SS merupakan formulir yang digunakan dalam pelaporan


SPT Tahunan bagi Wajib Pajak Pribadi baik karyawan swasta maupun pegawai
negeri yang memiliki penghasilan bruto tidak lebih (kurang dari) Rp60 juta
per tahun. Formulir ini memiliki struktur dan bentuk yang paling sederhana yaitu
hanya 1 lembar, secara pengisian pun paling sederhana. Wajib Pajak hanya perlu
untuk memindahkan data yang sudah ada dalam bukti potong 1721-A1 maupun
1721-A2 ke dalam formulir 1770 SS. Serta mengisikan daftar harta atau kewajiban
hingga akhir tahun tanpa perlu perincian.

Beberapa dokumen yang harus disiapkan pada saat mengisi SPT tahunan
formulir 1770 SS dan 1770 S adalah sebagai berikut

a. Formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2 yang diperoleh dari pemberi kerja dan
b. Bukti potong pajak tidak final lainnya (jika pemberi kerja hanya menerbitkan
bukti potong).
Adapun langkah-langkah dalam pengisian SPT Formulir 1770 SS secara
manual sebagai berikut:

a. Isikan kolom tahun pajak yang berada di pojok kanan atas diisi dengan tahun
pajak yang akan dilaporkan. Contoh: atas pelaporan SPT Tahunan untuk tahun
pajak 2021, maka kolom tahun pajak diisi dengan 2021.
b. Beri tWajib Pajak silang pada kotak SPT Pembetulan ke jika SPT yang
dilaporkan adalah SPT pembetulan, tetapi jika WP menyampaikan SPT bukan
pembetulan atau normal maka kotak SPT pembetulan tidak perlu diisi.
c. Isikan identitas Wajib Pajak seperti NPWP dan Nama Wajib Pajak diisi sesuai
dengan yang tercantum dalam NPWP
d. Isikan kolom pajak penghasilan
1) Bagian Pajak Penghasilan
• Pada kolom penghasilan bruto dapat diisi dengan jumlah penghasilan
bruto yang tercantum pada bukti 1721-A1 angka 9 atau 1721-A2
angka 10 atau bukti potong PPh Pasal 21 yang tidak final.
• Jika WPOP menerima bukti potong lebih dari satu pemberi kerja,
maka kolom penghasilan bruto diisi dengan akumulasi penghasilan
bruto dari setiap bukti potong PPh Pasal 21 yang diterimanya.
• Kemudian pada kolom pengurangan, diisi angka yang tercantum
dalam bukti potong PPh Pasal 21 1721-A1 angka 13 atau 1721-A2
angka 14 yang diterima.
• Pada kolom Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), diisi dengan
jumlah yang tercantum pada bukti potong PPh 1721-A1 angka 17
atau 1721-A2 angka 18.
• Kolom penghasilan kena pajak pengisiannya ikuti rumus yang tertera
dalam SPT yaitu hasil penghitungan kolom pada angka 1 -2-3,
kemudian hasilnya dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh.
• Pada kolom Pajak Penghasilan Terutang, diisi dengan angka dari
PKP dikali tarif pajak Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh No 36 Tahun
2008 atas Penghasilan Kena Pajak.
• Pada kolom pajak penghasilan dipotong oleh pihak lain, diisi dengan
jumlah yang tercantum pada PPh 1721-A1 angka 22, 1721-A2 angka
23 atau bukti potong PPh Pasal 21 yang tidak bersifat final.
• Pada kotak jumlah pajak yang harus dibayar sendiri atau PPh lebih
potong, diberi tWajib Pajak silang (x)
2) Bagian Penghasilan yang dikenakan PPh Final dan atau bukan objek
pajak. Jika ada penghasilan yang dikenakan PPh Final dan/atau yang
Dikecualikan dari Objek Pajak, angka yang diisikan sesuai jenis
penghasilannya.
3) Bagian daftar harta dan kewajiban
• Pada kolom Harta yang dimiliki, diisi dengan jumlah nilai perolehan
dari seluruh harta yang dimiliki WP, contoh: rumah, tanah, sawah,
perkebunan, kendaraan, deposito atau surat berharga lainnya dan
lain- lain.
• Pada kolom kewajiban, diisi dengan jumlah utang posisi akhir tahun
yang dimiliki oleh WP, contoh: KPR, pinjaman bank atau koperasi,
leasing dan lain-lain.

Formulir 1721 A1, diterbitkan perusahaan pemberi kerja untuk karyawan


tetap, dan untuk karyawan tidak tetap diterbitkan bukti potong pajak tidak final.

Contoh:

Sandi merupakan karyawan tetap PT Buana Jaya. Tahun 2019 Sandi menerima
bukti potong formulir 1721 A1 dari PT Buana. Sandi memiliki aset sebagai
berikut:

• Deposito sebesar Rp 10.000.000


• Motor sebesar Rp 9.500.000
Sedangkan sisa hutang Sandi terhadap leasing tahun 2019 atas kepemilikan motor
sebesar Rp 2.000.000. Dari deposito yang disimpan di Bank Sentosa, Sandi
memperoleh penghasilan tahun berupa bunga Rp 2.500.000 Berikut terlampir
bukti potong formulir 1721 A1 dan laporan SPT Tahunannya.
Cara mengisi SPT pajak tahunan 1770 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi bisa
dilakukan secara online di website resmi DJP. Dengan cara online, Wajib Pajak
bisa mengisi SPT pajak tahunan 1770 pribadi darimana saja, seperti di kantor,
rumah atau tempat lain. Adapun langkah-langkah pengisian formulir 1770 SS
melalui situs DJP online sebagai berikut:

1. Masuk ke situs dari DJP Online di https://djponline.pajak.go.id/.

2. Setelah login, pastikan seluruh data yang tercantum sesuai dengan data pajak
Wajib Pajak. Lalu klik pada e-Filing.
3. Setelah masuk di halaman ini, klik pada “Buat SPT“, sebelum melanjutkan
untuk melakukan pelaporan pajak, Wajib Pajak akan diminta untuk membuat
SPT terlebih dahulu.

4. Wajib Pajak akan masuk ke halaman berikut untuk pembuatan formulir SPT.
Untuk pembuatan formulir 1770 SS, Wajib Pajak akan diminta untuk
menjawab seluruh pertanyaan yang ada dan jika sesuai akan langsung
diarahkan untuk mengisi formulir 1770 SS.

5. Akan ada 3 step pengisian untuk Formulir 1770 SS yaitu (1) Isi data
formulir, (2) Isi data SPT dan (3) Kirim SPT. Untuk step pertama, isi
formulir seperti yang ditunjukkan oleh gambar dibawah ini. Apabila Wajib
Pajak menyampaikan SPT normal, maka pembetulan akan otomatis menjadi
“0”. Jika ada pembetulan, isikan pembetulan ke-berapa pada kolom
pembetulan tersebut. Klik “Langkah Berikutnya” untuk melanjutkan.

6. Langkah selanjutnya adalah pengisian formulir SPT 1770 SS. Dimana ini
terdiri dari 4 bagian yang berbeda yaitu:
Pajak Penghasilan –> Isi kolom berikut dengan informasi pada kolom pajak
penghasilan berupa penghasilan bruto, PTKP, Penghasilan Kena Pajak, PPh
Terutang, dan Pajak Penghasilan yang telah dipotong oleh pihak lain.
Penghasilan yang dikenakan PPh Final dan yang dikecualikan dari
Wajib Pajak –> Isi formulir berikut setelah selesai klik “Berikutnya”.

Daftar Harta dan Kewajiban –> Isi formulir berikut setelah selesai klik
“Berikutnya”.
Pernyataan –> Setelah selesai pengisian semua form yang ada dan checklist
pada box “Setuju” lalu klik “Langkah Berikutnya”.

7. Setelah itu, Wajib Pajak akan masuk pada langkah terakhir yaitu “Kirim
SPT“. Setelah Wajib Pajak melakukan tahap ini, maka Wajib Pajak telah
selesai melakukan proses pengisian SPT dan pelaporan pajak melalui e-Filing.
2.6 Pengisian SPT PPh WPOP Formulir 1770 S

Mengisi SPT 1770 S sebaiknya diisi mulai dari lembar paling terakhir.
Formulir SPT Tahunan bagi Suami Istri yang memiliki NPWP terpisah
(melaksanakan hak dan kewajibannya sendiri-sendiri & penghasilan di atas 60 juta
setahun).

FORMULIR FORMULIR
SUAMI ISTRI
SPT SUAMI SPT ISTRI

PNS/Swasta PNS/Swasta 1770 S 1770 S

PNS/Swasta Usaha 1770 S 1770

Usaha PNS/Swasta 1770 1770

Keterangan:

• Suami dan Istri masing-masing mengisi SPT Tahunan


• Besarnya PPh yang harus dilunasi oleh masing-masing suami-istri dihitung
berdasarkan penggabungan penghasilan neto suami-istri dan disesuaikan
dengan perbandingan penghasilan neto mereka
Langkah-langkah pengisian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi 1770 S
secara manual adalahsebagai berikut.

1. Langkah pertama, isi lembar terakhir yaitu formulir 1770 S-II, yaitu:
a. Mengisi identitas seperti nama, NPWP, dan Tahun Pajak
b. Mengisi bagian penghasilan bersifat final
• Isi kolom 3 (tiga) yaitu DPP untuk setiap jenis penghasilan final
• Isikan kolom 4 (empat) dengan pajak terutang dari, yaitu hasil
penjumlahan dari masing-masing sumber/jenis penghasilan
• Kemudian seluruh nilai pajak terutang bagian A dijumlahkan
c. Mengisi bagian B melaporkan harta pada akhir Tahun Pajak yang dimiliki
WP
• Isikan kolom 2 (dua) dengan kode harta yaitu sebagai berikut.
011 : Uang Tunai
012 : Uang Tabungan
013 : Giro
014 : Deposito
019 : Setara Kas Lainnya
021 : Piutang
022 : Piutang Afiliasi
029 : Piutang Lainnya
031 : Saham yang Dibeli untuk Dijual Kembali
032 : Saham
033 : Obligasi Perusahaan
034 : Obligasi Pemerintah Indonesia
035 : Surat Utang Lainnya
036 : Reksadana
037 : Instrumen Derivatif
038 : Investasi Non Saham
039 : Investasi Lainnya
041 : Sepeda
042 : Sepeda Motor
043 : Mobil
049 : Alat Transportasi Lainnya
051 : Logam Mulia
052 : Batu Mulia
053 : Barang-Barang Seni dan Antik
054 : Kapal
055 : Peralatan Elektronik, Furnitur
059 : Harta Bergerak Lainnya
061 : Tanah dan/atau Bangunan untuk Tempat Tinggal
062 : Tanah dan/atau Bangunan untuk Usaha
063 : Tanah atau Lahan untuk Usaha
64 Harta Tidak Bergerak Lainnya
• Isikan kolom 3 (tiga) dengan nama aset yang dimiliki
• Isikan kolom 4 (empat) dengan tahun perolehan harta yang dimiliki
• Isikan kolom 5 (lima) dengan harga perolehan aset tersebut
• Isikan kolom 6 (enam) dengan keterangan, misalnya kendaraan
bermotor dalam keterangan dapat diisikan dengan mencantumkan
jenis kendaraan
d. Contoh tampilan bagian B, misalnya harta yang dimiliki oleh Pak Budi
yang dilaporkan dalam SPT pribadinya adalah sebagai berikut Tabel
contoh bagian B lampiran 1770 S-II.

Harga
Kode Jenis Tahun
No. Perolehan Keterangan
Harta Harta Perolehan
(Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 061 Tanah 2014 200.000.000 Bandung

2 014 Deposito 2010 100.000.000 Bank BTN

3 043 Mobil 2012 150.000.000 Toyota

Jumlah Bagian B 350.000.000

e. Mengisi bagian C lampiran SPT formulir 1770 S-II yaitu kewajiban pada
akhir Tahun Pajak, dengan langkah-langkah sebagai berikut
• Isikan kolom 2 (dua) dengan kode hutang, yaitu:
101 : Kredit Bank/Lembaga Keuangan Non Bank
102 : Kartu Kredit
103 : Utang Afiliasi
104 : Utang Lainnya
• Isikan kolom 3 (tiga) dengan nama pemberi pinjaman, misalnya Bank
BCA (jika pinjamannya berupa kredit bank).
• Isikan kolom 4 (empat) dengan alamat pemberi pinjaman, misalnya Jl.
Jawa No. 10 Bandung.
• Isikan kolom 5 (lima) dengan tahun perolehan hutang, yaitu mulainya
pencairan hutang.
• Isikan kolom 6 (enam) dengan saldo kewajiban pada akhir tahun pajak.
f. Mengisi bagian D, yaitu daftar susunan anggota keluarga yang menjadi
tanggungan WP.
• Isikan kolom 2 (dua) dengan nama anggota keluarga Wajib Pajak.
• Isikan kolom 3 (tiga) dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dari
setiap anggota keluarga.
• Isikan kolom 4 (empat) dengan status hubungan anggota keluarga
dalam garis keturunan vertikal untuk sedarah yaitu orang tua dan anak
kandung serta semenda misalnya mertua, anak tiri atau anak angkat.
• Isikan kolom 5 (lima) dengan jenis pekerjaan anggota keluarga.
2. Langkah kedua, pengisian pada formulir lampiran 1770 S-1
a. Isikan tahun pajak dan identitas WP
b. Bagian A, kolom tentang penghasilan neto dalam negeri lainnya yang
bersifat tidak final. Berikut ini yang harus dilakukan untuk mengisi bagian
A adalah:
• Pilih jenis penghasilan sesuai yang ada dalam kolom 2 (dua).
• Isikan kolom 3 (tiga) dengan jumlah penghasilan neto dalam negeri
lainnya sesuai dengan jenisnya .
• Jumlahkan keseluruhan jenis penghasilan dalam kolom 3 (tiga).
c. Bagian B, kolom tentang penghasilan yang tidak termasuk objek pajak.
Untuk mengisi bagian B adalah:
• Pilih jenis penghasilan sesuai yang ada dalam kolom 2 (dua).
• Isikan kolom 3 (tiga) dengan jumlah penghasilan sesuai dengan
jenisnya.
• Jumlahkan keseluruhan jenis penghasilan dalam kolom 3 (tiga).
d. Bagian C, kolom tentang Daftar pemotongan/pemungutan PPh oleh pihak
lain dan PPh yang ditanggung pemerintah, yaitu diisi berdasarkan bukti
potong 1721 A1 atau bukti potong PPh Pasal 21 lainnya.
• Isikan kolom 2 (dua) dengan nama pemotong/pemungut pajak, dalam
tabel ini dapat diisikan bukti potong dari satu dan atau lebih pemberi
kerja.
• Isikan kolom 3 (tiga) dengan NPWP masing-masing
Pemotong/Pemungut Pajak.
• Isikan kolom 4 (empat) dengan nomor setiap bukti potong PPh dari
pemberi kerja.
• Isikan kolom 5 (lima) dengan tanggal setiap bukti potong PPh dengan
format penulisan dd/mm/yy.
• Isikan kolom 6 (enam) dengan jenis pajak sesuai dengan bukti potong
pajaknya.
• Isikan kolom 7 (tujuh) dengan jumlah pajaknya yang dipotong oleh
pihak pemberi kerja.
• Jumlahkan seluruh pajak penghasilan pada kolom 7 (tujuh).
3. Langkah ketiga, Pengisian SPT tahunan PPh OP Induk 1770 S
a. Isikan tahun pajak dan identitas WP terdiri dari :
• NPWP Wajib Pajak
• Nama dan Wajib Pajak, sesuai yang tercantuk dalam NPWP
• Pekerjaan Wajib Pajak
• Ceklist pilihan status kewajiban perpajakan suami istri
• NPWP suami atau isteri dalam hal Wajib Pajak telah kawin dengan
status perpajakan suami-isteri HB, PH atau MT
b. Bagian, penghasilan bruto
• Penghasilan neto dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, diisi
dengan angka atau akumulasi jumlah penghasilan neto pada Formulir
1721-A1 angka 14 dan 1721-A2 angka 15 Jika isteri melaksanakan hak
dan memenuhi kewajiban perpajakannya menggunakan NPWP suami,
penghasilan istri pajaknya bersifat final sehingga dilaporkan pada
Lampiran – II (Formulir 1770 S – II)
• Penghasilan neto dalam negeri lainnya, diisi dengan angka pada
Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian A
• Diisikan penghasilan neto luar negeri, apabila WP memiliki
penghasilan dari luar negeri dan dibuatkan lampiran tersendiri yang
terlampir dalam SPT PPh OP
• Jumlah penghasilan neto, diisikan dengan mengikuti rumus yang
tercantum yaitu menjumlahkan nomor (1+2+3)
• Isikan nilai zakat/sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib
• Jumlah penghasilan neto setelah dikurangi zakat/sumbangan
keagamaan, yaitu nomor satu dikurangi nomor lima (4-5)
c. Bagian B, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terdiri dari;
• Isikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sesuai dengan status
wajib pajak, misalnya statusnya tidak kawin (TK) maka jumlah PTKP
yang berlaku adalah Rp 54.000.000
• Penghasilan Kena Pajak (PKP), isikan dengan mengurangkan
penghasilan neto nomor enak dikurangi nomor tujuh (6-7)
d. Bagian C, PPh terutang terdiri dari :
• PPh dihitung dengan menggunakan tarif progesif Pasal 17 UU PPh x
angka 8 (delapan)
• Pengembalian/pengurangan PPh pasal 24 yang telah dikreditkan diisi
dengan selisih antara besarnya pajak yang telah dikreditkan dengan
besarnya pajak yang dapat dikreditkan di Indonesia
• Jumlah PPh terutang, yaitu jumlah angka sembilan ditambahkan
dengan angka sepuluh (9+10)
e. Bagian D, kredit pajak terdiri dari :
• PPh yang dipotong/dipungut oleh pijak lain/ditanggung pemerintah
dan atau kredit pajak luar negeri dan atau yang terutang diluar negeri,
diisikan dari formulir lampiran 1770 S-I jumlah bagian C kolom (7)
• Angka 13 diisikan dengan jumlah pajak terutang dikurangi kredit pajak
yaitu nomor sebelas dikurangi nomor 12 (11-12)
• Angka 14, diisikan dengan jumlah kredit pajak yang telah dibayar
sendiri seperti PPh pasal 25, STP PPh Pasal 25 (hanya pokok pajak)
dan fiskal luar negeri.
• Angka 15, menjumlahkan kredit pajak yang dibayar sendiri oleh WP
f. Bagian E, PPh kurang/lebih bayar, terdiri dari :
• Hasil pengurangan Angka 13 dan Angka 15 menunjukkan kurang
bayar, lebih bayar atau nihil, maka beri tanda (X) dalam kotak yang
sesuai
• Permohonan, jika yang di tandai X (silang) pada 16 B, maka WP
berhak mengajukan permohonan atas lebih bayar tersebut, yaitu:
(1) Restitusikan, yaitu permohonan untuk dikembalikan

(2) Diperhitungkan dengan hutang pajak

(3) Dikembalikan dengan SKPPKP pasal 17 C (WP Patuh)

(4) Dikembalikan dengan SKPPKP pasal 17 D (WP Tertentu)

g. Bagian E, PPh kurang/lebih bayar terdiri dari :


Angsuran Angsuran PPh Pasal 25 untuk tahun pajak berikutnya, dihitung
berdasarkan
• Angka 13 dibagi 12
• Perhitungan dalam lampiran tersendiri
h. Bagian F, lampiran-lampiran
i. Bagian terakhir yaitu kolom tanda tangan dan identitas

Contoh:

Rama merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan penghasilan bruto sebulan
Rp10.000.000 dengan pengurang penghasilan sebesar Rp1.000.000. Rama
memiliki seorang istri (Rina) yang merupakan karyawan di sebuah perusahaan
swasta dengan penghasilan bruto sebulan Rp8.000.000 dan pengurang penghasilan
sebesar Rp500.000. Per 1 Januari 2018, Rama dan Rina telah memiliki satu anak
yang menjadi tanggungannya (K/1). Rina memilih untuk ikut suaminya dalam hal
kewajiban perpajakan (status KK) Perhitungan PPh terutang.
Perhitungan PPh terutang:

Suami Istri

NPWP 12.345.678.9-309-000

Nama Rama Rama/Rina (Istri)

Pekerjaan PNS Karyawan Swasta

Bukti Potong PPh Pasal Bukti Potong 1721-A2 Bukti Potong 1721-A2
21

Penghasilan Bruto 10.000.000 8.000.000

Pengurang 1.000.000 500.000

Penghasilan Neto 9.000.000 7.500.000


Sebulan

Penghasilan Neto 108.000.000 90.000.000


Setahun

PTKP (K/1) 63.000.000 54.000.000

PKP 45.000.000 36.000.000

Jumlah PPh 2.250.000 1.800.000


BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan isi makalah yang telah kami susun, dapat disimpulkan bahwa
pajak penghasilan adalah salah satu jenis pajak yang dikenakan terhadap
penghasilan yang diperoleh oleh wajib pajak, khususnya orang pribadi.
Mekanisme perhitungan PPh bagi wajib pajak orang pribadi meliputi pemotongan
PPh pasal 21 dan pembayaran PPh pasal 22, serta pengisian SPT Tahunan yang
wajib dilakukan oleh wajib pajak.

Dalam pengisian SPT Tahunan, terdapat beberapa ketentuan yang harus


diperhatikan oleh wajib pajak, seperti melampirkan bukti-bukti pendukung dan
mengisi data dengan benar dan lengkap. Jika wajib pajak tidak menyampaikan SPT
Tahunan, maka dapat dikenakan sanksi administratif berupa denda.

Adapun terkait formulir SPT Tahunan bagi wajib pajak orang pribadi dibagi
menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah formulir 1770 S dan 1770 SS.
Perbedaan antara jenis-jenis formulir tersebut terletak pada jumlah data yang harus
diisi dan besaran pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak.

Oleh karena itu, sangat penting bagi wajib pajak untuk memahami
mekanisme perhitungan PPh, ketentuan dalam pengisian SPT Tahunan, serta
perbedaan dan cara pengisian formulir SPT Tahunan agar dapat memenuhi
kewajiban perpajakan dan menghindari risiko terjadinya sanksi dari DJP.

3.3 Saran
Dikarenakan makalah kami memiliki beberapa keterbatasan terkait sumber
referensi, maka kami memiliki beberapa saran untuk penyusunan makalah
selanjutnya antara lain sebagai berikut:

35
a. Memberikan lebih banyak informasi tentang jenis-jenis bukti pendukung yang
harus dilampirkan dalam pengisian SPT Tahunan, serta contoh-contoh yang
relevan.
b. Memberikan penjelasan lebih lanjut tentang konsekuensi hukum yang dapat
terjadi jika wajib pajak tidak menyampaikan SPT Tahunan dengan tepat
waktu.
c. Menambahkan sumber-sumber referensi terkini yang relevan dengan topik
yang dibahas, sehingga makalah dapat menjadi lebih informatif dan akurat.

Dengan menambahkan dan memperbaiki beberapa aspek dalam makalah,


diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kebermanfaatan dari makalah
tersebut bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia Hariani. 2022. Mekanisme Perhitungan PPh Orang Pribadi dalam UU HPP.
https://www.pajak.com/pajak/mekanisme-perhitungan-pph-orang-pribadi-
dalam-uu-hpp/3/, diakses pada 7 Mei 2023 pukul 16.03.

Direktorat Jenderal Pajak. 2020. Pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan.


https://pajak.go.id/id/pelaporan-spt-tahunan-pajak-penghasilan-0, diakses
pada 7 Mei 2023 pukul 12.17.

Fast 8. 2023. Tarif PTKP 2023 PPh 21 dan Contoh Perhitungannya.


https://www.gadjian.com/blog/2023/04/26/tarif-ptkp-2023-pph-21/#PTKP-
yang-Terbaru, diakses pada 7 Mei 2023 pukul 16.07.

Fatimah. 2021. Apa Itu Pajak Penghasilan Orang Pribadi?.


https://www.pajakku.com/read/60012a5f5bddc138006e2ee6/Apa-Itu-Pajak-
Penghasilan-Orang-Pribadi?, diakses pada 25 April 2023 pukul 20.18.

Fitriya. 2022. Pajak Penghasilan Orang Pribadi: Ulasan Lengkap PPh Orang
Pribadi. https://klikpajak.id/blog/pajak-penghasilan-orang-
pribadi/#:~:text=Objek%20Pajak%20Penghasilan%20Orang%20Pribadi%20a
dalah%20penghasilan%20yang%20merupakan%20setiap,nama%20dan%20da
lam%20bentuk%20apapun., diakses pada 25 April 2023 pukul 20.25.

Ibnu. 2022. PPh Orang Pribadi: Pengertian, Cara Bayar dan Cara Lapornya.
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pph-orang-
pribadi/#Pengertian_PPh_Orang_Pribadi, diakses pada 25 April 2023 pukul
20.31.

Maikel Jefriando. 2016. Suami Istri dengan NPWP Digabung, Berapa Batas PTKP-
nya?. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3185055/suami-istri-
dengan-npwp-digabung-berapa-batas-ptkp-nya, diakses pada 7 Mei 2023
pukul 16.10.

37
Operator PPID Lampung. 2023. Perbedaan 3 Jenis Formulir SPT Tahunan Orang
Pribadi. https://ppid.lampungprov.go.id/detail-post/Perbedaan-3-Jenis-
Formulir-SPT-Tahunan-Orang-Pribadi, diakses pada 25 April 2023 pukul
21.42.

Rani Maulida. 2022. Tarif PPH 21 2022: Ini Lapisan Tarif dan Cara Menghitungnya.
https://www.online-pajak.com/seputar-pph21/tarif-pph-21-2022-ini-lapisan-
tarif-dan-cara-
menghitungnya#:~:text=Wajib%20pajak%20yang%20berpenghasilan%20tah
unan%20Rp60.000.000%20%E2%80%93%20Rp250.000.000,000%2Ftahun
%20dikenakan%20tarif%2030%25, diakses pada 25 April 2023 pukul 21.26.

Redaksi PajakOnline. 2023. Perbedaan Formulir 1770. 1770 S, dan 1770 SS dalam
Laporan SPT Tahunan. https://www.pajakonline.com/perbedaan-formulir-
1770-1770 S-dan-1770 SS-dalam-laporan-spt-tahunan/, diakses pada 25 April
2023 pukul 22.05.

Sigit A. Nugroho. 2020. Apa sih Pajak Penghasilan Itu? Mana yang Masuk Objek
Pajak dan Bukan Objek Pajak.
https://www.pajakku.com/read/5d492eac6fd6cc1a05c6cf56/Apa-sih-Pajak-
Penghasilan-, diakses pada 25 April 2023 pukul 20.56.

Ulya, Fika Nurul. 2022. Mau Lapor SPT Tahunan? Simak Dulu Bedanya Formulir
1770, 1770S, dan 1770SS.
https://money.kompas.com/read/2022/03/09/085813126/mau-lapor-spt-
tahunan-simak-dulu- bedanya-formulir-1770-1770s-dan-1770ss

38

Anda mungkin juga menyukai