Anda di halaman 1dari 15

RESUME MANAJEMEN KEUANGAN

TINGKAT BUNGA

Disusun oleh : Kelompok 04

1. Rizky Dani Muhammad Nurabdillah (141200028)


2. Rival Nugaraha (141200042)
3. Muhammad Jaelani M.NOH (141200053)
4. Rifqi Akbar Mahardika (141200010)
5. Rafi Umara Ilafi (141200214)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2021/2022
Menempatkan Segala Sesuatu dalam Perspektifnya

Perusahaan memperoleh modal dalam dua bentuk, yaitu utang dan ekuitas. Sama halnya
seperti yang lain, modal akan dialokasikan melalui suatu sistem pasar, di mana dana
dipindahkan dan harga ditentukan. Tingkat bunga merupakan harga yang diterima oleh
pemberi pinjaman dan dibayarkan oleh peminjam untuk modal utang. Begitu pula investor
ekuitas berharap akan menerima dividen dan keuntungan modal yang jumlahnya
mencerminkan biaya dari ekuitas.

6.1 BIAYA UANG

Biaya uang adalah Empat faktor paling mendasar yang memengaruhi biaya uang adalah (1)
peluang produksi (production opportunities), (2) preferensi waktu untuk konsumsi (time
preferences for consumption), (3) risiko (risk), dan (4) inflasi (inflation).

Jadi, kita melihat bahwa tingkat bunga yang dibayarkan kepada penabung bergantung pada

(1) tingkat pengembalian yang diharapkan akan diterima oleh produsen atas modal yang
diinvestasikan,

(2) preferensi waktu penabung untuk konsumsi saat ini dibandingkan masa depan,

(3) tingkat risiko pinjaman, dan

(4) perkiraan tingkat inflasi di masa depan.

Pengembalian yang diharapkan akan diperoleh dari investasi usaha produsen menentukan
batas tertinggi untuk jumlah yang dapat mereka bayarkan atas tabungan, sedangkan
preferensi waktu konsumsi dari konsumen menentukan besarnya konsumsi yang bersedia
mereka tangguhkan atau jumlah yang akan mereka tabung pada berbagai tingkat bunga.
Risiko dan inflasi yang lebih tinggi juga menyebabkan tingkat bunga yang lebih tinggi.

6.2 TINGKAT BUNGA

Peminjam memberikan penawaran atas pasokan modal utang yang tersedia dengan
menggunakan tingkat bunga: Perusahaan dengan peluang investasi yang paling
menguntungkan akan bersedia dan mampu membayar nilai tertinggi atas modal. Jadi,
perusahaan tersebut cenderung menarik utang modal menjauh dari perusahaan yang tidak
efisien dan perusahaan yang produknya tidak diminati. Tentu saja, perekonomian kita tidak
sepenuhnya bebas, dalam artian hanya dipengaruhi oleh kekuatan pasar. Misalnya,
pemerintah federal memiliki badan-badan yang membantu individu atau kelompok yang
ditunjuk mendapatkan kredit dengan persyaratan yang menguntungkan. Beberapa di
antaranya yang berhak mendapat bantuan semacam ini adalah usaha kecil.
Figur 6-1

menunjukkan bagaimana permintaan dan penawaran saling berinteraksi untuk menentukan


tingkat bunga dalam dua pasar modal. Pasar A dan B mencerminkan dua dari banyak pasar
modal yang ada. Tingkat bunga yang berlaku dinyatakan dengan r, pada awalnya adalah 7
persen untuk efek yang berisiko rendah di Pasar A. Peminjam yang peringkat kreditnya
cukup kuat untuk berpartisipasi dalam pasar ini dapat memperoleh dana tersebut dengan
biaya sebesar 7 persen, dan investor yang ingin memanfaatkan uang mereka tanpa banyak
risiko akan dapat menerima pengembalian sebesar 7 persen. Peminjam yang lebih berisiko
harus mendapatkan dana dengan biaya yang lebih tinggi di Pasar B, di mana investor yang
bersedia menanggung risiko lebih tinggi berharap akan menerima pengembalian sebesar 9
persen, tetapi juga sadar bahwa mereka sebenarnya mungkin dapat menerima jumlah yang
jauh lebih kecil.

Jika permintaan dana menurun seperti yang umumnya terjadi di masa resesi. maka kúrva
permintaan akan bergeser ke kiri seperti yang ditunjukkan oleh kurva D, di Pasar A. Tingkat
bunga pasar atau ekuilibrium dalam contoh ini akan turun ke tingkat 5 persen. Dengan cara
yang sama, Anda seharusnya juga dapat membayangkan apa yang akan terjadi jika Federal
Reserve memperketat kredit: kurva penawaran, S. akan bergeser ke kiri; hal ini akan
menaikkan tingkat bunga dan memperkecil jumlah pinjaman yang ada di dalam
perekonomian.

Terdapat harga untuk setiap jenis modal, dan harga-harga ini berubah dari waktu ke waktu
seiring dengan berubahnya kondisi penawaran dan permintaan.
Figur 6 2

menunjukkan bagaimana tingkat bunga jangka pendek dan jangka panjang bagi peminjam
usaha telah bervariasi sejak awal tahun 1970-an. Perhatikan bahwa tingkat bunga jangka
pendek sangat tidak stabil, naik dengan cepat saat kondisi perekonomian sedang booming dan
jatuh sama cepatnya saat masa resesi. (Bagian grafik yang berwarna gelap menunjukkan
masa resesi). Ketika perekonomian sedang berekspansi, perusahaan membutuhkan modal dan
permintaan akan modal ini mendorong tingkat bunga mak Tekanan-tekanan inflatoar juga
paling kuat terjadi saat masa-masa bisnis sedang booming, dan hal tersebut juga memberikan
tekanan pada tingkat bunga untuk naik. Kondiss ini akan berbalik arah saat masa resesi.
Bisnis yang merenggang akan mengurangi permintaan kredit, tingkat inflasi turun, dan
tingkat bunga jatuh. Lebih jauh, Foderad Reserve cenderung meningkatkan pasokan dana
selama masa resesi untuk membantu merangsang perekonomian, dan hal ini juga akan
menurunkan tingkat bunga.

6.3 DETERMINAN TINGKAT BUNGA PASAR

Pada umumnya, tingkat bunga yang di nhatakan (nominal) suatu efek utang ,r, terdiri atas
tingkat bunga nyata bebas risiko, r* dibaca "r-bintang", dan tingkat ini merupakan tingkat
yang akan diberikan oleh efek tanpa risiko di dalam suata dunia yang tanpa inflasi.

Dimana :

Tingkat bunga yang dinyatakan = r = r* + IP + DRP + LP + MRP

r = tingkat bunga yang dinyatakan atau nominal dari efek,

r* = tingkat bunga nyata bebas risiko, r* dibaca "r-bintang", dan tingkat ini merupakan
tingkat yang akan diberikan oleh efek tanpa risiko di dalam suata dunia yang tanpa inflasi.

Pada umumnya, tingkat bunga yang dinyatakan (nominal) suatu efek utang, r, terdiri atas
tingkat bunga nyata bebas risiko, r", ditambah beberapa premi yang mencerminkan inflasi,
risiko efek, dan kemungkinannya untuk dipasarkan (atau likuiditas). Hubungan ini dapat
dinyatakan sebagai berikut.

 rRF = r* + IP, dan merupakan tingkat yang dinyatakan dari suatu efek bebas risiko
sebagian besar jenis risiko. Perhatikan bahwa premi untuk inflasi yang diperkirakan,
IP, sudah diperhitungkan di dalam FRP
 DRP = premi risiko gagal bayar (default risk premium). Premi ini mencerminkan
kemungkinan bahwa emiten tidak melakukan pembayaran bunga atau pokok pada
waktu dan dalam jumlah yang telah ditentukan. DRP adalah nol untuk efek
Pemerintah AS, tetapi DRP akan naik seiring dengan meningkatnya tingkat risiko
emiten.
 IP = premi inflasi (inflation premium). IP sama dengan rata-rata tingkat inflasi yang
diperkirakan sepanjang umur efek. Tingkat inflasi masa depan yang diperkirkan tidak
harus sama dengan tingkat inflasi saat ini. Jadi, IP tidak harus selalu sama dengan
inflasi saat ini,
 LP = premi likuiditas (atau kemungkinan dapat dipasarkan). Ini merupakan premi
yang dibebankan oleh pemberi pinjaman untuk mencerminkan fakta bahwa beberapa
efek tidak dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu singkat pada harga yang
"wajar". LP untuk efek pemerintah dan efek yang diterbitkan oleh perusahaan yang
besar dan kuat sangatlah rendah. Namun, ada efek yang diterbitkan oleh perusahaan
kecil dan tertutup, nilai ini akan relatif tinggi.
 MRP = premi risiko jatuh tempo (maturity risk premium). Seperti yang akan
dijelaskan, obligasi dengan jangka waktu yang lebih panjang, bahkan obligasi
pemerintah, menghadapi risiko yang signifikan berupa penurunan harga akibat
meningkatnya inflasi dan tingkat bunga. Jadi, pemberi pinjaman membebankan premi
risiko jatuh tempo untuk mencerminkan risiko ini. Pengaruh premi risiko jatuh tempo
adalah meningkatkan tingkat bunga atas obligasi jangka panjang relatif terhadap
tingkat bunga obligasi jangka pendek. Premi ini, seperti premi-premi lainnya, akan
sulit diukur, tetapi (1) nilainya akan bervariasi dari waktu ke waktu, naik ketika
tingkat bunga tidak pasti dan tidak stabil, kemudian turun ketika tingkat bunga lebih
stabil, dan (2) dalam beberapa tahun terakhir, premi risiko jatuh tempo dari obligasi
pemerintah 20 tahun umumnya berada di rentang satu hingga dua poin persentase."

Karena rRF = r* + IP, kita dapat menuliskan kembali Persaman 6-1 menjadi sebagai berikut:

Tingkat nominal, atau dinyatakan = r = RF + DRP + LP + MRP

Pada bagian-bagian berikutnya, kita akan membahas komponen-komponen yang jika


dijumlahkan akan menjadi tingkat yang dinyatakan, atau nominal, dari suatu efek.
Tingkat bunga nyata yang dibahas di sini berbeda dengan tingkat nyata saat ini yang dibahas
berkaitan dengan Figur 6-3.

Tingkat nyata saat ini adalah tingkat bunga saat ini dikurangi dengan tingkat inflasi saat ini
(atau yang terakhir). Sementara itu, tingkat nyata tanpa diikuti dengan kata-kata "saat ini
merupakan tingkat bunga saat ini dikurangi perkiraan tingkat inflasi masa depan sepanjang
umur efek. Misalnya, jika tingkat yang dinyatakan saat ini untuk surat utang pemerintah 3
tahun adalah 3 persen, inflasi sepanjang tahun lalu adalah 2 persen, dan inflasi yang
diperkirakan untuk tahun depan adalah 2,5 persen, maka tingkat nyata saat ini adalah 3% -2%
-196. Namun, tingkat nyata yang diharapkan akan sebesar 3% -2,5% -0,5% Tingkat obligasi
10 tahun akan berkaitan dengan rata-rata tingkat inflasi yang diperkirakan selama 10 tahun ke
depan, dan seterusnya. Istilah "tingkat nyata" umumnya berarti tingkat nyata saat ini, tetapi
dalam ilmu keuangan dan ekonomi yang berarti juga dalam buku ini, kecuali jika
diberitahukan sebelumnya-tingkat nyata berarti tingkat yang didasarkan atas tingkat inflasi
yang diperkirakan.

Investor sepenuhnya memahami hal ini. Jadi, ketika mereka meminjamkan uang, mereka
menambahkan suatu premi inflasi (inflation premium-IP) yang jumlahnya sama dengan rata-
rata perkiraan tingkat inflasi sepanjang umur efek ke dalam tingkat yang dibebankan. Seperti
yang telah dibahas sebelumnya, tingkat bunga aktual atas surat utang AS jangka pendek yang
bebas risiko, r7 bin jumlahnya sama dengan tingkat nyata bebas risiko, r, ditambah premi
inflasi (IP):

Rumus

T-bill= RF = r* + IP

Jadi, jika tingkat nyata bebas risiko adalah r* = 1.7 persen dan jika inflasi diperkirakan akan
sebesar 1,5 persen (sehingga IP = 1,5%) sepanjang tahun depan, maka tingkat bunga yang
dinyatakan atas surat utang satu tahun menjadi 1,7% + 1,5% = 3,2%.

Penting untuk dicatat bahwa tingkat inflasi yang terdapat di dalam tingkat bunga adalah
perkiraan tingkat inflasi di masa depan, bukan tingkat yang dialami di masa lalu. Jadi, angka
terakhir yang dilaporkan menunjukkan tingkat inflasi tahunan sebesar 3 persen selama 12
bulan, tetapi angka itu adalah angka untuk tahun lalu. Jika seseorang secara rata-rata
mengharapkan tingkat inflasi sebesar 4 persen di masa depan, maka angka 4 persen itu akan
dimasukkan ke dalam tingkat bunga saat ini.

Suatu aset "likuid" dapat diubah dengan cepat menjadi kas pada "nilai pasar yang wajar".
Aset nyata biasanya kurang likuid dibandingkan aset keuangan, tetapi setiap aset keuangan
memiliki likuiditas yang bervariasi. Karena likuiditas penting artinya, investor memasukkan
suatu premi likuiditas (liquidity premium-LP) di dalam tingkat bunga yang dibebankan pada
berbagai efek utang. Meskipun sulit untuk mengukur premi likuiditas secara akurat, terdapat
perbedaan sebesar minimal dua dan kemungkinan empat sampai lima poin persentase antara
aset keuangan yang paling tidak likuid dan yang paling likuid dengan risiko gagal bayar dan
jatuh tempo yang sama.

Kita seharusnya juga mencatat bahwa meskipun obligasi jangka panjang dipaparkan pada
risiko tingkat bunga, surat utang jangka pendek sangat dipaparkan pada risiko tingkat
reinvestasi (reinvestment rate risk). Ketika surat utang jangka pendek jatuh tempo dan
pokoknya harus diinvestasikan kembali, atau "rolled-over". Penurunan tingkat bunga juga
mengharuskan investasi kembali dilakukan pada tingkat yang lebih rendah, dan ini akan
mengakibatkan penurunan pendapatan bunga. Sebagai contoh, seandainya Anda memiliki
uang sebesar $100.000 yang diinvestasikan dalam surat utang negara dan Anda hidup dari
pendapatan tersebut. Pada tahun 1981, tingkat efek pemerintah jangka pendek sekitar 15
persen sehingga pendapatan Anda berjumlah kurang lebih $15.000. Namun, pendapatan
Anda akan turun menjadi sekitar $9.000 pada tahun 1983 dan menjadi hanya $2.900 pada
Februari 2005. Jika Anda menginvestasikan uang Anda pada obligasi jangka panjang
pemerintah, pendapatan Anda (tetapi bukan nilai pokoknya) akan stabil.10 Jadi, meskipun
"investasi jangka pendek akan mempertahankan jumlah pokok yang kita miliki, pendapatan
bunga yang diberikan oleh surat utang negara jangka pendek kurang stabil dibandingkan
pendapatan bunga obligasi jangka panjang.

6.4 STRUKTUR WAKTU TINGKAT BUNGA

Struktur waktu tingkat bunga (term of interest rates) menjelasan hubungan antara tingkat
bunga jangka panjang dan jangka pendek istilah struktur adalah penting, baik itu bagi
bendahara perusahaan yang memutuskan akan meminjamkan dengan menerbitkan utang
jangka panjang atau jangka pendek maupun bagi investor yang memutuskan akan membeli
obligasi jangka panjang atau jangan pendek. Jadi, baik peminjam maupun pemberi pinjaman
sebaiknya memahami (1) bagaimana tingkat bunga jangka panjang dan jangka pendek saling
berhubungan, dan (2) apa yang menyebabkan terjadinya pergeseran dalam tingkat relatif
masing-masing
Tingkat bunga untuk obligasi dengan waktu jatuh tempo yang berlainan dapat ditemukan di
berbagai media, termasuk The Wall Street Journal dan Federal Reserve Bulletin, serta di
sejumlah situs Web, di antaranya Blomberg, Yahool, CNN Financial, dan Federal Reserve
Board. Dengan menggunakan data tingkat bunga dari sumber sumber tersebut, kita dapat
menentukan struktur waktu pada satu titik waktu tertentu.

Tingkat Bunga Obligasi AS pada Tanggal yang Berlangganan

risiko gagal bayar atau likuiditas sehingga imbal hasil suatu obligasi pemerintah yang jatuh
tempo dalam t tahun dapat dinyatakan sebagai berikut:

Imbal hasil obligasi-pemerintah (T) = r, + IP, + MRP,

Jika tingkat nyata bebas risiko, r*. mengalami sedikit variasi dari waktu ke waktu karena
perubahan perekonomian dan demografi, perubahan-perubahan ini bersifat acak dari yang
dapat diramalkan. Jadi, ramalan terbaik untuk nilai masa depan adalah nilainya saat ini.
Namun premi inflasi, IP, memang sangat bervariasi dari waktu ke waktu dan dengan pola
yang bisa diramalkan. Ingat kembali bahwa premi inflasi adalah rata-rata tingkat perkiraan
inflasi sepanjang umur obligasi. Jadi, jika pasar memperkirakan inflasi akan naik di masa
depan sebesar, katakanlah dari 3 menjadi 4 hingga 5 persen selama tiga tahun ke depan,
premi inflasi akan lebih tinggi pada obligasi tiga tahun dibandingkan pada obligasi satu
tahun. Di lain pihak, jika pasar memperkirakan inflasi akan turun di masa depan, obligasi
jangka panjang akan memiliki premi inflasi yang lebih kecil daripada obligasi jangka pendek.
Terakhir, karena investor menganggap obligasi jangka panjang lebih berisiko dibandingkan
obligasi jangka pendek karena risiko tingkat bunga, premi risiko jatuh tempo akan selalu naik
seiring dengan waktu jatuh tempo.

selanjutnya menghasilkan tingkat bunga jangka panjang yang lebih rendah." Sekarang, mari
kita lihat kurva imbal hasil untuk obligasi perusahaan. Ingat kembali bahwa obligasi
perusahaan memasukkan premi risiko gagal bayar (DRP) dan premi likuiditas (LP), jadi,
imbal hasil atas suatu obligasi perusahaan yang jatuh tempo dalam 1 tahun dapat dinyatakan
sebagai berikut:

Imbal hasil obligasi perusahaan = r, + IP + MRP,+ DRP, + LP,

Risiko gagal bayar dan likuiditas obligasi perusahaan dipengaruhi oleh jatuh Temponya.
Misalnya, risiko gagal bayar utang jangka pendek Coca Cola akan sangat kecil karena hampir
tidak terdapat kemungkinan Coca-Cola akan bangkrut dalam.

APA YANG MENENTUKAN BENTUK KURVA IMBAL HASIL?

Premi risiko jatuh tempo memiliki nilai positif. Jika hal-hal lain dianggap konstan. maka
obligasi jangka panjang akan selalu memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi daripada
obligasi jangka pendek. Namun, tingkat bunga pasar juga bergantung pada inflasi yang
diperkirakan, risiko gagal bayar, dan likuiditas, serta setiap faktor ini dapat berbeda-beda
untuk setiap waktu jatuh tempo Perkiraan inflasi memiliki pengaruh khusus yang penting
pada bentuk kurva imbal hasil, khususnya efek Pemerintah AS Efek pemerintah pada
dasarnya tidak memiliki risiko gagal bayar atau likuiditas sehingga imbal hasil suatu obligasi
pemerintah yang jatuh tempo dalam t tahun dapat dinyatakan sebagai berikut:

Imbal hasil obligasi-pemerintah (T) = r*, + IP₂ + MRP, Jika tingkat nyata bebas risiko,
r*, mengalami sedikit variasi dari waktu ke waktu karena perubahan perekonomian dan
demografi, perubahan-perubahan ini bersifat acak dan yang dapat diramalkan. Jadi, ramalan
terbaik untuk nilai masa depan r* adalah nilainya saat ini. Namun, premi inflasi, IP, memang
sangat bervariasi dari waktu ke waktu dan dengan pola yang bisa diramalkan. Ingat kembali
bahwa premi inflasi adalah rata-rata tingkat perkiraan inflasi sepanjang umur obligasi. Jadi,
jika pasar memperkirakan inflasi akan naik di masa depan sebesar, katakanlah dari 3 menjadi
4 hingga 5 persen selama tiga tahun ke depan, premi inflasi akan lebih tinggi pada obligasi
tiga tahun dibandingkan pada obligasi satu tahun. Di lain pihak, jika pasar memperkirakan
inflasi akan turun di masa depan, obligasi jangka panjang akan memiliki premi inflasi yang
lebih kecil daripada obligasi jangka pendek. Terakhir, karena investor menganggap obligasi
jangka panjang lebih berisiko dibandingkan obligasi jangka pendek karena risiko tingkat
bunga, premi risiko jatuh tempo akan selalu naik seiring dengan waktu jatuh tempo.

Sekarang, mari kita lihat kurva imbal hasil untuk obligasi perusahaan. Ingat kembali bahwa
obligasi perusahaan memasukkan premi risiko gagal bayar (DRP) dan premi likuiditas (LP).
Jadi, imbal hasil atas suatu obligasi perusahaan yang jatuh tempo dalam t tahun dapat
dinyatakan sebagai berikut:

Imbal hasil obligasi perusahaan = ₁ + IP, + MRP, + DRP, + LP,

Risiko gagal bayar dan likuiditas obligasi perusahaan dipengaruhi oleh jatuh temponya.
Misalnya, risiko gagal bayar utang jangka pendek Coca-Cola akan sangat kecil karena hampir
tidak terdapat kemungkinan Coca-Cola akan bangkrut dalam.

Ilustrasi Kurva Imbal Hasil Pemerintah


Ilustrasi Kurva Imbal Hasil Obligasi Perusahaan dan Pemerintah

MENGGUNAKAN KURVA IMBAL HASIL UNTUK MENGESTIMASI TINGKAT


BUNGA MASA DEPAN

Pada bagian sebelumnya, kita telah melihat bahwa kelandaian kurva imbal hasil bergantung
pada dua faktor utama berikut ini: (1) ekspektasi inflasi di masa depan dan (2) pengaruh jatuh
tempo pada risiko obligasi. Kita juga telah melihat cara menghitung kurva imbal hasil dengan
mempertimbangkan risiko yang berhubungan dengan inflasi dan jatuh tempo. Namun, perlu
dicatat bahwa investor dapat membalik proses ini. Mereka menggambarkan kurva imbal
hasil, kemudian menggunakan informasi yang terdapat di dalamnya untuk mengestimasikan
ekspektasi pasar tentang inflasi dan risiko di masa depan.

Opsi 1: Membeli efek dua tahun dan memilikinya selama dua tahun.

Opsi 2: Membeli efek satu tahun, memilikinya selama satu tahun, kemudian
menginvestasikan kembali hasilnya pada akhir tahun dalam efek satu tahun lainnya.

jika mereka memilih Opsi 1 untuk setiap dolar yang diinvestasikan hari ini, mereka akan
mendapatkan akumulasi sebesar $1,113025 pada akhir Tahun ke-2

Dana pada akhir Tahun ke-2 = $1 x (1,055)2 = $1,113025

jika mereka memilih Opsi 2, mereka akan mendapatkan jumlah yang sama, tetapi digunakan
persamaan di bawah ini untuk mendapatkan jumlah akhirnya:
Dana pada akhir Tahun ke-2 = $1 x (1,05) x (1 + X)

Di sini, X adalah ekspektasi tingkat bunga pada efek pemerintah satu tahun dari sekarang.

Jika teori ekspektasi benar, maka setiap opsi harus memberikan jumlah kas yang sama pada
akhir dua tahun yang menunjukkan bahwa:

(1, 05)(1 + X) = (1, 055) ^ 2

Kita dapat menyusun kembali persamaan ini dan mencari X:

1 + X = (1, 055) ^ 2 / 1, 05 X=(1,055)/1,05-1=0,0600238= 6,00238%

Jadi, jika teori ekspektasi itu benar, kurva imbal hasil saat ini akan menunjukkan bahwa pasar
berharap tingkat satu tahun akan sebesar 6,00238 persen satu tahun dari sekarang.

tahun memberikan imbal hasil hanya sebesar 5,25 persen. Penjual obligasi mampu
mendapatkan keuntungan hanya dengan menerapkan strategi berikut ini.

1.Meminjam uang selama dua tahun dengan biaya tahunan sebesar 5,25 persen.

2. Menginvestasikan uang dalam serangkaian efek satu tahun. Perkiraan pengembalian


tahunan selama jangka waktu dua tahun sebesar [(1,05) (1,0600238)12-1=5,5%.

Mendapatkan 5,5 persen ketika biayanya hanya 5,25 persen merupakan suatu transaksi yang
bagus sehingga penjual obligasi akan segera meminjam uang (permintaan akan dana) dalam
pasar dua tahun dan menginvestasikannya (atau penawaran dana) dalam pasar satu tahun.

Analisis sebelumnya didasarkan pada asumsi baliwa premi risiko jatuh tempo adalah nol,
tetapi sebagian besar bukti menunjukkan bahwa terdapat premi risiko jatuh tempo yang
positif. Misalnya, imbal hasil untuk jatuh tempo satu dan dua tahun masing-masing sebesar 5
dan 5,5 persen. Namun, kini, diasumsikan bahwa premi risiko jatuh tempo atas obligasi dua
tahun adalah 0,2 persen dibandingkan nol untuk obligasi satu tahun. Premi ini berarti bahwa
ekuilibrium perkiraan pengembalian tahunan atas obligasi dua tahun (5.5 persen) seharusnya
0,2 persen lebih tinggi daripada perkiraan pengembalian atas serangkaian obligasi dua tahun
(5 persen dan X persen). Jadi, perkiraan pengembalian atas rangkaian harus 5,5% -0,2% -
5,3%
Perkiraan pengembalian rangkaian 2 tahun = Tingkat obligasi 2 tahun-MRP

= 0,055- 0,002 = 0,053 = 5,3%

Kini, ingat kembali bahwa perkiraan pengembalian tahunan untuk rangkaian dua efek dalam
satu tahun dapat dinyatakan sebagai berikut, di mana X adalah tingkat bunga satu tahun di
tahun depan:

(1,05)(1+x)= (1 + Perkiraan pengembalian rangkaian 2 tahun)² = (1,053)2 1, 05X = (1,


053) ^ 2 - 1, 05

X = 0,0588090 1,05 = 0,0560086 = 5,60086%

Jadi, dalam skenario ini, para pelaku pasar harus memprediksi tingkat bunga satu tahun di
tahun depan sebesar 5,60086 persen.

6.7 FAKTOR – FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI TINGKAT BUNGA

A. Kebijakan Federal Reverse


Di Amerika Saerikat, Dewan Gubernur Federal Reverse dapat mengendalikan
penawawaran uang. Jika The Fed ingin merangsang perekonomian. The Fed akan
meningkatkan pertumbuhan pernawaran uang. Dampak awal tindakan ini adalah
menurunya tingkat bunga. Namun, penawaran uang yang lebih besar juga dapat
menyebabkan kenaikan perkiraan tingkat inflasi yang akan mendorong naiknya
tingkat bunga meskipun The Fed berkeinginan untuk menurunkanya.

B. Defisit atau Surplus Anggaran Pemerintah


Jika belanja pemerintah federal lebih besar daripada penerimaanya dari pajak, maka
anggaranya akan defisit dan defisit tersebut harus ditutupi oleh pinjaman tambahan
atau dengan mencetak uang. Jika pemerintah melakukan pinjaman, maka hal ini akan
meningkatkan permintaan akan dana sehingga mendorong naik tingkat bunga.
Jika pemerintah mencetak uang, investor yakin bahwa dengan “jumlah barang yang
sama dibeli dengan lebih banyak uang”, maka hasilnya adalah kenaikan inflasi yang
selanjutnya akan menaikkan tingkat bunga. Jadi, jika hal lain dianggap konstan,
makin besar defisit pemerintah, makin tinggi tingkat bunganya.
C. Faktor Intersnasional
Kalangan usaha dan individual di Amerika Serikat membeli dari serta menjual kepada
orang orang dan perusahaan diseluruh dunia. Jika kita membeli lebih banyak daripada
menjual, kita mengalami defisit perdagangan luar negeri. Ketika defisit perdagangan
terjadi, defisit tersebut harus didanai dan ini umumnya berarti pinjaman dari negara –
negara yang mengalami surplus ekspor. Jadi, tingkat bunga kita akan sangat
bergantung pada tingkat bunga negara-negara dibelahan bumi lain.

D. Aktivitas Usaha
Aktivitas mempengaruhi tren pada suatu negara. Inflasi pada negara juga dipengaruhi
oleh aktivitas usaha yang menimbulkan tren. Jika terjadi inflasi The Fed akan
bertindak, maka terjadilah kenaikan dan penurunan tingkat bunga.

6.8 BERINVESTASI DI LUAR NEGERI

Investor hendaknya mempertimbangkan faktor risiko tambahan jika mereka


berinvestasi di luar negeri. Pertama, ada risiko negara, merujuk pada saat berinvestasi di
negara tertentu. Risiko ini bergantung pada kondisi perekonomian, politik, dan sosial negara
tersebut. Beberapa negara memberikan iklim berinvestasi yang lebih aman sehingga risiko
negara yang lebih kecil dibandingkan negara-negara lain.

Hal penting lain yang perlu diingat Ketika berinvestasi di luar negeri adalah efek yang
sering kali dinyatakan dalam mata uang selain dollar, yang artinya pengembalian atas
investasi juga akan bergantung pada apa yang terjadi dengan nilai tukar. ini dikenal sebagai
risiko nilai tukar.

6.9 TINGKAT BUNGA DAN KEPUTUSAN USAHA

Suatu kesalahan fatal jika anda menggunakan utang jangka pendek, anda harus
memperpanjang pinjaman anda setiap tahunya, dan beban yang dibebankan untuk setiap
pinjaman baru akan mencerminkan tingkat bunga jangka pendek saat itu. Tingkat bunga
dapat kembali ke tingkat yang sebelumnya tinggi.
Di sisi lain, jika menggunakan pendanaan jangka panjang, biaya bunga akan tetap
konstan sehingga kenaikan tingkat bunga dalam pereekonomian tidak akan merugikan.
Bahkan, bisa untuk mengakui sisi sebagian pesaing yang bangkrut dengan harga murah.

Apakah semua hal di atas menganjurkan agar perusahaan sebaiknya menghindari


utang jangka pendek? Sama sekali tidak. Jika inflasi menurun dalam beberapa tahun ke
depan, maka demikian pula halnya dengan tingkat bunga.

Keputusan pendanaan akan mudah jika dapat membuat peramalan tingkat bunga masa
depan yang akurat. Sayangnya, meramalkan tingkat bunga dengan akurasi yang konsisten
merupakan suatu hal yang tidak mungkin. Namun, meramalkan apakah tingkat bunga
tersebut akan berfluktuasi adalah hal mudah, selama ini tingkat bunga selalu akan
berfluktuasi. Dengan konsdisi seperti ini, kebijakan keungan yang baik menuntut kita
menggunakan kombinasi antara antara utang jangka panjang, dengan utang jangka pendek,
begitu pula ekuitas, untuk memosisikan perusahaan sehingga dapat bertahan hidup pada
setiap situasi tingkat bunga. Lebih-lebih lagi , kebijakan keuangan yang optimal sangat
bergantung pada sifat asset perusahaan, makin mudah perusahaan menjual asetnya untuk
mendapatkan kas, makin layak bagi perusahaan tersebut untuk menggunakan utang jangka
pendek. Hal ini membuat perusahaan lebih layak mendanai asset lancar seperti persediaan
dan piutang dengan utang jangka pendek daripada asset tetap seperti bangunan.

Anda mungkin juga menyukai