Anda di halaman 1dari 19

BAB V

PERSEDIAAN BARANG DAGANG

A. KLASIFIKASI PERSEDIAAN

1. Perusahaan dagang, persediaannya dinamakan persediaan barang


dagang.

2. Perusahaan manufaktur, persediaannya diklasifikasikan menjadi 3


yaitu bahan mentah,barang setengah jadi dan barang jadi.

B. PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN

1. Pengendalian internal atas persediaan seharusnya dimulai pada saat


barang diterima (yang dibeli dari pemasok).

2. Laporan penerimaan barang yang bernomor urut tercetak seharusnya


disiapkan oleh bagian penerimaan untuk menetapkan tanggung jawab
awal atas persediaan.

3. Untuk memastikan bahwa barang yang diterima sesuai dengan apa


yang dipesan, maka setiap laporan penerimaan barang harus
dicocokkan dengan formulir pesanan pembelian yang asli.

4. Harga barang yang dipesan, seperti yang tertera dalam formulir


pesanan pembelian, seharusnya dicocokkan dengan harga yang
tercantum dalam faktur tagihan (invoice).

5. Setelah laporan penerimaan barang, formulir pesanan pembelian, dan


faktur tagihan dicocokkan, perusahaan akan mencatat persediaan
dalam catatan akuntansi.

6. Pengendalian internal atas persediaan melibatkan bantuan alat


pengaman seperti: kaca dua arah, kamera, sensor magnetic, kartu
akses gudang dsb.

1
7. Tempat penyimpanan persediaan, seharusnya disimpan dalam
gudang yang dimana aksesnya dibatasi hanya untuk karyawan
tertentu saja.

8. Setiap pengeluaran barang dari gudang seharusnya dilengkapi dengan


formulir permintaan barang yang telah diotorisasi sebagaimana
mestinya.

Tujuan Pengendalian Internal atas Persediaan:

1. Untuk mengamankan/ mencegah aset perusahaan (persediaan) dari


tindakan pencurian, penyelewengan, penyalahgunaan dan kerusakan.

2. Untuk menjamin keakuratan (ketepatan) penyajian persediaan dalam


laporan keuangan.

C. KESALAHAN DALAM PENGHITUNGAN PERSEDIAAN

1. Dalam sistem pencatatan periodik, persediaan awal maupun


persediaan akhir digunakan untuk menghitung besarnya HPP.

2. Persediaan akhir diperiode berjalan akan secara otomatis menjadi


persediaan awal ditahun berikutnya.

3. Kesalahan yang terjadi dalam melakukan penghitungan atas


persediaan akan mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba-
rugi.

4. Kesalahan dalam melakukan penghitungan atas persediaan akan


mengakibatkan besarnya HPP, laba kotor dan laba bersih yang tersaji
dalam laporan laba-rugi.

Efek terhadap Harga Pokok Penjualan (HPP):

HPP = Persediaan awal + Harga pokok pembelian – Persediaan akhir

2
Efek terhadap Laba kotor:

Laba Kotor = Penjualan bersih – Harga Pokok Penjualan

Efek terhadap Laba bersih:

Laba bersih = Laba kotor – Beban Operasional +/- Pendapatan(beban) lain-lain

D. METODE PENILAIAN PERSEDIAAN

1. Metode LIFO

2. Metode FIFO

3. Metode biaya rata-rata (Average Cost Method)

Saat sekarang, akuntansi komersial dan akuntansi pajak tidak


diperbolehkan lagi menggunakan metode LIFO untuk penilaian persediaan.

E. PENILAIAN PERSEDIAAN DALAM SISTEM PENCATATAN PERPECTUAL

Contoh:

Tanggal Keterangan Kuantitas (unit) Harga perolehan/ unit


(rupiah)
1 Maret Persediaan awal 120 200,000
5 Maret Penjualan 84
12 Maret Pembelian 96 210,000
19 Maret Penjualan 48
23 Maret Penjualan 24
27 Maret Pembelian 60 220,000
31 Maret Pembelian 60 220,000

3
Dengan asumsi harga jual per unit adalah Rp 300.000, dimana pembelian
maupun penjualan barang dagang dilakukan secara kredit.

1. Jika metode penilaian FIFO

Tgl Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan


unit HP Total unit HP Total unit HP Total
(Juta) (Juta) (Juta)
1 Mar 120 200,000 24
5 Mar 84 200,000 16.8 36 200,000 7.2
12 Mar 96 210,000 20.16 36 200,000 7.2
96 210,000 20.16
19 Mar 36 200,000 7.2
12 210,000 2.52 84 210,000 17.64
23 Mar 24 210,000 5.04 60 210,000 12.6
27 Mar 60 220,000 13.2 60 210,000 12.6
60 220,000 13.2
31 Mar 60 220,000 13.2 60 210,000 12.6
120 220,000 26.4

Besarnya persediaan akhir yang akan disajikan dalam neraca 31 Maret yaitu:

60 unit x Rp 210.000 = Rp. 12.600.000

120 unit x Rp 220.000 = Rp. 26.400.000

180 unit Rp. 39.000.000

Sedangkan besarnya penjualan, harga pokok penjualan dan laba kotor yang akan
disajikan dalam laporan laba rugi 31 maret yaitu:

Penjualan …………………………………Rp 46.800.000

HPP ……………………………………….Rp (31.560.000)

Laba kotor ………………………………..Rp 15.240.000

Laporan Keuangan diperoleh dari ayat-ayat jurnal sbb:

5/3 Piutang Usaha …………… 25.200.000

Penjualan ……………………………. 25.200.000

HPP ……………………….. 16.800.000

Persediaan barang dagang ………….. 16.800.000

4
12/3 Persediaan barang dagang ……………20.160.000

Utang Usaha ……………………………………20.160.000

19/3 Piutang Usaha …………………………..14.400.000

Penjualan ……………………………………….14.400.000

Harga Pokok Penjualan ………………….9.720.000

Persediaan barang dagang ……………………9.720.000

23/3 Piutang Usaha …………………………..7.200.000

Penjualan ……………………………………….7.200.000

Harga Pokok Penjualan ………………….5.040.000

Persediaan barang dagang ……………………5.040.000

27/3 Persediaan barang dagang …………… 13.200.000

Utang Usaha ………………………………………13.200.000

31/3 Persediaan barang dagang …………… 13.200.000

Utang Usaha ………………………………………13.200.000

2. Jika metode penilaian Biaya Rata-Rata

5
Tgl Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan
unit HP Total unit HP Total unit HP Total
(Juta) (Juta) (Juta)
1 Mar 120 200,000 24
5 Mar 84 200,000 16.8 36 200,000 7.2
12 Mar 96 210,000 20.16 132 207,272.7 27.36

19 Mar 48 207,272.7 9.95 84 207,272.7 17.41

23 Mar 24 207,272.7 4.975 60 207,272.7 12.436


27 Mar 60 220,000 13.2 120 213,633 25.636

31 Mar 60 220,000 13.2 180 215,756 38.836

Besarnya persediaan akhir yang akan disajikan dalam neraca 31 Maret yaitu:

180 unit x Rp 215.756 = Rp. 38.836.000 (pembulatan)

Sedangkan besarnya penjualan, harga pokok penjualan dan laba kotor yang akan
disajikan dalam laporan laba rugi 31 maret yaitu:

Penjualan …………………………………Rp 46.800.000

HPP ……………………………………….Rp (31.725.000) Pembulatan

Laba kotor ………………………………..Rp 15.075.000 Pembulatan

Laporan Keuangan diperoleh dari ayat-ayat jurnal sbb:

5/3 Piutang Usaha …………… 25.200.000

Penjualan ……………………………. 25.200.000

HPP ……………………….. 16.800.000

Persediaan barang dagang ………….. 16.800.000

12/3 Persediaan barang dagang ……………20.160.000

Utang Usaha ……………………………………20.160.000

6
19/3 Piutang Usaha …………………………..14.400.000

Penjualan ……………………………………….14.400.000

Harga Pokok Penjualan ………………….9.950.000

Persediaan barang dagang ……………………9.950.000

23/3 Piutang Usaha …………………………..7.200.000

Penjualan ……………………………………….7.200.000

Harga Pokok Penjualan ………………….4.975.000

Persediaan barang dagang ……………………4.975.000

27/3 Persediaan barang dagang …………… 13.200.000

Utang Usaha ………………………………………13.200.000

31/3 Persediaan barang dagang …………… 13.200.000

Utang Usaha ………………………………………13.200.000

F. PENILAIAN PERSEDIAAN DALAM SISTEM PENCATATAN PERIODIK

7
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga perolehan/ Total
(unit) unit (rupiah) Harga perolehan
1 Jan Persediaan awal 200 90,000 18,000,000
5 Maret pembelian 300 100,000 30,000,000
18 Agust pembelian 400 110,000 44,000,000
26 Des pembelian 100 120,000 12,000,000

Persediaan utk 1000 104,000,000


dijual

Berdasarkan perhitungan fisik yang dilakukan pada tgl 31 Des, menunjukkan


bahwa besarnya barang dagangan yang belum terjual adalah 300 unit.

1. Jika metode penilaian adalah FIFO

100 unit x Rp 120.000 = Rp 12.000.000

200 unit x Rp 110.000 = Rp 22.000.000

300 unit Rp. 34.000.000

Barang yang tersedia untuk dijual adalah 1.000 unit, dimana 300
unitnya masih tersedia di gudang, maka banyaknya unit yang sudah
terjual 700 unit.

Besarnya HPP untuk 700 unit sbb:

200 unit x Rp 90.000 = Rp. 18.000.000

300 unit x Rp 100.000 = Rp. 30.000.000

200 unit x Rp 110.000 = Rp. 22.000.000

700 unit Rp. 70.000.000

HPP = Harga pokok brg yg tersedia dijual – Harga Pokok persediaan akhir

= 104 juta – 34 juta

= 70 Juta.

8
2. Jika metode penilaian adalah biaya rata-rata

Rp 104 juta = Rp 104.000/unit

1000 unit

Jadi besarnya HPP untuk 700 unit = Rp 104.000 x 700 = Rp


72.800.000

Nilai persediaan akhir Rp 104.000 x 300 = Rp 31.200.000

G. ONGKOS ANGKUT

1. Sistem pencatatan perpectual

Ada 2 jenis persyaratan pengangkutan yaitu:

a. shipping point (franko gudang penjual)

b. Destination point ( franko gudang pembeli)

jika persyaratan Shipping point :

Jurnal buat pembeli:

Persediaan barang dagang …...xxx

Kas ……………………………………xxx

jika persyaratan Destination point :

Jurnal buat penjual:

Ongkos angkut keluar ………….xxx

Kas ……………………………………xxx

2. Sistem pencatatan periodik

9
jika persyaratan Shipping point :

Jurnal buat pembeli:

Ongkos angkut masuk ………….xxx

Kas ……………………………………xxx

( jika dibayar langsung oleh pembeli)

Ongkos angkut masuk ………….xxx

Utang usaha ……………………….xxx

( jika dibayar langsung oleh penjual)

jika persyaratan Destination point :

Jurnal buat penjual:

Ongkos angkut keluar ………….xxx

Kas ……………………………………xxx

H. RETUR DAN POTONGAN

1. Sistem pencatatan perpectual

Retur pembelian

Kas ………….xxx

Persediaan barang dagangan ….. xxx

(jika pembelian dilakukan secara tunai)

Utang usaha ………..xxx

10
Persediaan barang dagangan ….. xxx

(jika pembelian dilakukan secara kredit)

Potongan pembelian

Utang usaha ………..xxx

Kas ………………………………… xxx

Persediaan barang dagangan ….. xxx

(Jika memanfaatkan potongan tunai)

Utang usaha ………..xxx

Kas ………………………………… xxx

(Jika tidak memanfaatkan potongan tunai)

Retur penjualan

Retur penjualan ………..xxx

Kas ………………………………… xxx

(Jika penjualan barang dagang secara tunai)

Retur penjualan ………..xxx

Piutang usaha ………………………………… xxx

(Jika penjualan barang dagang secara kredit)

Persediaan barang dagangan ……..xxx

HPP …………………………………..xxx

(Jika menerima kembali barang dagang yang telah dijual)

11
Potongan penjualan

Kas …………………… .xxx

Potongan penjualan …..xxx

Piutang Usaha ……………xxx

(Jika memanfaatkan potongan tunai)

Kas …………………… .xxx

Piutang Usaha ……………xxx

(Jika tidak memanfaatkan potongan tunai)

2. Sistem pencatatan Periodik

Retur pembelian

Kas ………….xxx

Retur pembelian ….. xxx

(jika pembelian dilakukan secara tunai)

Utang usaha ………..xxx

Retur pembelian ….. xxx

(jika pembelian dilakukan secara kredit)

Potongan pembelian

Utang usaha ………..xxx

Kas ………………………………… xxx

Potongan pembelian………… ….. xxx

12
Retur penjualan

Retur penjualan ………..xxx

Kas ………………………………… xxx

(Jika penjualan barang dagang secara tunai)

Retur penjualan ………..xxx

Piutang usaha ………………………………… xxx

(Jika penjualan barang dagang secara kredit)

Potongan penjualan

Kas …………………… .xxx

Potongan penjualan …..xxx

Piutang Usaha ……………xxx

I. ESTIMASI PERSEDIAAN

Dalam akuntansi besarnya nilai persediaan dapat diestimasi dengan


menggunakan metode:

1. Metode laba kotor ( Gross Profit Method)

Contoh:

PT ABC:

13
Saldo persediaan awal 1 Januari ………………….250.000.000

Penjualan bersih selama bln Jan ………………….500.000.000

Harga pokok barang yg dibeli selam bulan Jan …400.000.000

Persentase laba kotor periode lalu (data historis)…….40%

Penghitungan atas besarnya estimasi harga pokok penjualan


dan persediaan akhir sbb:

Penjualan bersih (akrual) ………………… 500.000.000 (100%)

Harga pokok penjualan (estimasi) ……… (300.000.000) (60%)

Laba kotor (estimasi) ……………………… 200.000.000 (40%)

Persediaan akhir (estimasi) sbb:

Persediaan awal (akrual) ……………………… 250.000.000

Harga pokok barang yang dibeli (akrual) …… 400.000.000

Harga pokok brg yg tersedia utk dijual (akrual) 650.000.000

Harga pokok penjualan (estimasi) (300.000.000)

Persdiaan akhir (estimasi) 350.000.000

2. Metode harga ecer (Retail Method)

Contoh:

a. Metode harga ecer berdasar biaya rata-rata

Harga pokok Harga ecer

Saldo Persediaan awal 30.000.000 50.000.000

Pembelian 30.000.000 40.000.000

Brg yg tersedia utk dijual 60.000.000 90.000.000

14
Persentase harga pokok = 60 : 90 = 66,67%

Penjualan bersih .......................................... (65.000.000)

Persediaan akhir menurut harga ecer ........ 25.000.000

Persediaan akhir menurut estimasi harga pokok = 16.667.500

b. Metode harga ecer berdasar FIFO

Harga pokok Harga ecer

Saldo Persediaan awal 30.000.000 50.000.000

Pembelian 30.000.000 40.000.000

Brg yg tersedia utk dijual 60.000.000 90.000.000

Persentase harga pokok =

Persediaan awal ... 30 : 50 = 60%

Pembelian ..............30 : 40 = 75%

Penjualan bersih .......................................... (65.000.000)

Persediaan akhir menurut harga ecer ........ 25.000.000

Persediaan akhir menurut estimasi harga pokok 18.750.000

( Rp 25.000.000 x 75%)

J. AKUNTANSI PAJAK

Akuntansi komersial dan akuntansi pajak sama-sama mengenal/


memperbolehkan penggunaan sistem perpectual maupun periodik
dalam mencatat persediaan.

Penghitungan penghasilan kena pajak harus berdasarkan data yang


benar dan bukan berdasarkan taksiran (estimasi). Penilaian persediaan
akhir tidak boleh dihitung menggunakan teknik estimasi seperti pada
metode laba kotor dan metode harga ecer / harga jual.

15
Untuk WP yang belum dikukuhkan sebagai PKP, pembelian barang
akan tetap dikenakan PPN (pajak masukan).

Jurnal yg dibuat PKP saat melakukan pembelian brg dagang sec tunai

Pembelian ............................ xxx

PPN Masukan ........................xxx

Kas ........................................xxx

(persediaan barang dicatat secara periodik)

Persediaan barang dagang .............xxx

PPN Masukan ..................................xxx

Kas ..................................................xxx

(persediaan barang dicatat secara perpectual)

Jurnal yg dibuat non PKP saat melakukan pembelian brg dagang sec
tunai

Pembelian ............................ xxx

Kas ........................................xxx

(persediaan barang dicatat secara periodik)

Persediaan barang dagang .............xxx

Kas ..................................................xxx

(persediaan barang dicatat secara perpectual)

Jurnal yg dibuat penjual (PKP) saat melakukan penjualan brg dagang


sec tunai

16
Kas ...........................xxx

PPN Keluaran ........................xxx

Penjualan. ............................ xxx

(persediaan barang dicatat secara periodik)

Kas ...........................xxx

PPN Keluaran ........................xxx

Penjualan. ............................ xxx

HPP ...................xxx

Persediaan barang dagang .........xxx

(persediaan barang dicatat secara perpectual)

Jurnal yg dibuat penjual (non PKP) saat melakukan penjualan brg


dagang sec tunai

Kas ...........................xxx

Penjualan. ............................ xxx

(persediaan barang dicatat secara periodik)

Kas ...........................xxx

Penjualan. ............................ xxx

HPP ...................xxx

17
Persediaan barang dagang .........xxx

(persediaan barang dicatat secara perpectual)

Jurnal yg dibuat penjual (PKP) saat menerima retur brg yg telah dijual
sec tunai

Retur penjualan ..............xxx

PPN Keluaran .................xxx

Kas........................................ xxx

(persediaan barang dicatat secara periodik)

Retur penjualan ..............xxx

PPN Keluaran .................xxx

Kas................................................ xxx

Persediaan barang dagang ......xxx

HPP ...................................................xxx

(persediaan barang dicatat secara perpectual)

Jurnal yg dibuat penjual (non PKP) saat menerima retur brg yg telah
dijual sec tunai

Retur penjualan ..........xxx

Kas ....................................... xxx

(persediaan barang dicatat secara periodik)

Retur penjualan ..........xxx


18
Kas ................................................ xxx

Persediaan barang dagang ......xxx

HPP ...................................................xxx

(persediaan barang dicatat secara perpectual)

19

Anda mungkin juga menyukai