Anda di halaman 1dari 28

MEMAHAMI

STRATEGI
Kelompok 2
1. Avita Surya Purwaningsih : 3360181350007
2. Nurul Fitri Yanah : 3360181350016
Memahami Sifat Strategi

Pengertian manajemen adalah sebuah proses yang khas yang terdiri dari
beberapa tindakan, yakni perencanaan, pengorganinasian, menggerakkan,
dan pengawasan. (George R. Terry.)
■ Strategi adalah rencana-rencana untuk mencapai tujuan organisasi, yang
memberikan konteks luas yang mana seseorang dapat mengevaluasi keoptimalan
unsur-unsur sistem kendali manajemen
TUJUAN STRATEGI
Tujuan yang ada pada perusahaan adalah hasil keputusan CEO perusahaan tersebut
dengan saran dari anggota manajemen senior lainnya, atau untuk menyusun
serangkaian strategi perusahaan serta juga biasanya lebih dikaitkan dengan
pemasaran.
Ada beberapa tujuan strategi yaitu :

■ Profitabilitas
■ Memaksimalkan nilai pemegang saham
■ Risiko
■ Pendekatan multiple stakeholder
KONSEP STRATEGI
Srategi dapat ditemukan pada 2 tingkatan :

■ Strategi untuk organisasi keseluruhan


■ Strategi untuk unit bisnis dalam organisasi
Tingkatan Organisasi
Tingkatan Strategi Isu Strategi Kunci Opsi Strategi Generik
Primer yang Terlibat
Corporate level  Apakah kita ada dalam   Kantor korporat
(tingkat korporat / bauran industri yang tepat ?
organisasi keseluruhan)
 Industri tunggal
 Apa industri / sub industri
yang harus kita masuki ?
 Diversifikasi yang
berhubungan

 Diversifikasi yang
tidak berhubungan
Business unit level  Apakah yang seharusnya    
(tingkat unit bisnis) menjadi misi dari unit bisnis
tersebut ?
 Membangun  Kantor korporat &
manajer umum unit
 Bagaimana unit bisnis harus bisnis
 Mempertahankan
bersaing untuk mewujudkan
misinya ?
 Manajer umum unit
 Memanen
bisnis

 Menjual

 Biaya Rendah

 Diferensiasi
STRATEGI LEVEL KORPORASI

o Definisi bisnis di mana perusahaan akan berpartisipasi

o Penugasan sumber daya antar bisnis-bisnis tersebut


Pada tingkat korporat, salah satu dimensi yang paling signifikan di mana konteks strategis
berbeda adalah tingkat dan jenis diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
yang berbeda, sebagaimana yang ditunjukkan dalam tampilan di bawah ini.

■ Perusahaan-perusahaan dengan industri tunggal


■ Perusahaan dengan diversifikasi yang tidak berhubungan / konglomerasi
■ Perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan
■ Kompetensi inti & diversifikasi korporat
■ Implikasi dari desain sistem pengendalian
STRATEGI LEVEL UNIT BISNIS

Strategi unit bisnis bergantung pada dua aspek yang saling berkaitan yaitu :

1. Misinya
2. Keunggulan kompetitifnya
MISI UNIT BISNIS
KEUNGGULAN KOMPETITIF UNIT
BISNIS
Dalam mengembangkan keunggulan kompetitif unit bisnis, perlu diperhatikan 3 hal

1. Apa struktur industri di tempat unit bisnis beroperasi?


2. Bagaimana unit bisnis seharusnya mengeksploitasi struktur industri?
3. Apa yang akan menjadi dasar keunggulan kompetitif unit bisnis?
Michael Porter mendeskripsikan dua pendekatan analitis untuk mengembangkan
keunggulan kompetitif yang superior yaitu :

1. Analisis industri (industry analysis)


2. Analisis rantai nilai (value chain analysis)
Menurut Porter, struktur industri harus dianalisis terkait dengan kekuatan kolektif dari 5
competitive forces :

1. Intensitas persaingan antara para competitor yang ada.


2. Bargaining power (daya tawar) pelanggan.
3. Bargaining power (daya tawar) supplier.
4. Ancaman dari pengganti.
5. Ancaman dari pendatang baru yang masuk industri.
Porter mengklaim bahwa unit bisnis memiliki dua cara generik untuk merespons terhadap
kesempatan dalam lingkungan eksternal dan mengembangkan keunggulan kompetitif yang
berkesinambungan yaitu :

1. Biaya rendah.
2. Diferensisasi.
ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE
CHAIN ANALYSIS)
CISCO SYSTEMS (B)
Cisco systems hingga bulan Maret 2001 menikmati reputasi sebagai e-
business paling canggih di dunia. Biasanya, bila segala sesuatu dapat
dihubungkan dengan Web pada Cisco, segala sesuatu menjadi kenyataan.
Meskipun perusahaan itu dapat dikatakan memiliki inovasi luar biasa, Cisco
jauh dari memuaskan untuk dapat memelihara posisi kepemimpinannya
sehubungan dengan praktek e-business.
INOVASI PADA CISCO
Lebih dari 30.000 karyawan dan karyawan baru yang masuk pada tingkat kurang lebih
3.000 percaturwulan (sejak musim panas tahun 2000), Cisco mungkin terlalu besar untuk
menyebut dirinya sebagai perusahaan pemula. Namun, perusahaan ini lekat dengan banyak
nilai yang umumnya ditonjolkan oleh perusahaan pemula. Nilai tersebut khususnya
kecemasan yang mendalam terhadap politik birokrasi yaitu khawatir tentang siapa yang
mendapatkan kepercayaan, siapa yang akan dipersalahkan, positioning dalam bagan
organisasi, tunjangan, gelar, dan sebagainya.  Cisco menganut perubahan konfrontasi
penciptaan nilai, memajukan lingkungan dimana gagasan dapat secara bebas
diumumkan/disampaikan dan membangun semangat kerja tim yang dibangun atas
kepercayaan.
Sampai dengan tahun 1993, Cisco membiayai inisiatif e-business  dengan cara yang
diterapkan di banyak perusahaan dewasa ini. Pendanaan datang melalui departemen
teknologi informasi (TI), yang merupakan pusat biaya yang diakui secara akrual sebagai
biaya overhead administrasi. Departemen tersebut dibiayai pada 0,75 persen dari
pendapatan yang diperoleh Cisco.
Pada tahun 1993, Cisco mengambil langkah untuk menyesuaikan tujuan-tujuan
departemen TI dengan tujuan strategi perusahaan sebagai keseluruhan. Mekanisme
pendanaan yang ada berarti inisiatif bisnis semuanya dievaluasi atas dasar pengurangan
biaya, dan sering kali mengabaikan dampak pada penjualan, kepuasan pelanggan, atau
mengikat mempertahankan karyawan.
Cisco menciptakan sistem yang mendesentralisasikan investasi TI.Client Funded Model
(CFM) baru ini memberi setiap manajer unit bisnis wewenang untuk membuat pengeluaran
apapun yang bertanggung jawab untuk meningkatkan penjualan dan kepuasan pelanggan.
Selain itu, struktur organisasi diubah sehingga TI memberikan laporan kepada kelompok
baru yang disebut sebagai Customer Advocacy.
Cisco tidak menjadi salah satu dari e-business yang paling canggih di dunia dengan
menetapkan ini sebagai tujuan dan memaparkan usaha untuk mencapainya. Sebaliknya,
perusahaan menerapkan sistem insentif yang berfokus pada kepuasan pelanggan dan
membuat manajer untuk tetap bertanggung jawab. Dough Allred, SVP dari Customer
Advocacy dan salah seorang arsitek dari mekanisme pendanaan TI terdesentralisasi, dimulai
tahun 1993, yakin bahwa kunci untuk memelihara keuanggulan dalam e-business adalah
fokus yang kuat pada pelanggan.
Allred berpendapat bahwa ketika inisiatif mengalami kegagalan, mereka gagal dari
sifat yang terlalu introvert yang terlalu erokus pada kecepatan dan efisiensi dengan
melalaikan fokus pada pelanggan. Sistem pendanaan TI yang dikombinasikan dengan
tekanan pada keakraban terhadap pelanggan hanya diterapkan sampai tahun 2001. Ketika
organisasi sekarang menyediakan berbagai produk yang dapat disesuaikan pada ragam
segmen pelanggan yang mengesankan dseluruh dunia, proses inovasi dalam Cisco menjadi
sedikit kacau.
Kekurangan inisiatif hampir tidak pernah terjadi, gagasan-gagasan baru muncul
dimanapun. Ini dapat diakibatkan oleh budaya kewirausahaan yang kuat dan sistem
kompensasi yang menyebarkan lebih dari 40% dari ops saham dibalik peringkat
manajemennya. Mungkin benar bahwa karyawan Cisco tidak sabar untuk bekerja pada
proyek e-business yang dirindukan dan merupakan sambutan dan kesempatan yang
memotivasi untuk para ahli teknologi yang mungkin frustasi dengan kerja sehari-hari pada
sistem yang lebih tua atau teknologi yang lebih tua juga.
Sementara beberapa inisiatif  berasal dari kombinasi inspirasi, kreativitas, dan studi
tren teknologi paling mutakhir, budaya Cisco yang berpusat pada pelanggan menjadi
penting sekali. Manajer unit bisnis agresif untuk mencari umpan balik melalui berbagai
mekanisme dan menggunakan proses umpan balik untuk menghasilkan inisiatif e-business
baru.
Dalam unit bisnis ada sedikit pedoman yang jelas tentang beberapa presentase staf
yang seharusnya dialokasikan bagi proyek inovasi. Keputusan dibuat secara naluriah,
dipengaruhi oleh kultur mengambil risiko, tetapi terhambat oleh kebutuhan untuk segera
melayani pelanggan, dan kemampuan untuk menarik calon karyawan yang berkualitas
secara cepat. Oleh karena itu, manajemen cenderung memiliki fokus jangka pendek.
Pada waktu unit bisnis berdiri, kepala-kepala unit bisnis memutuskan bagaimana dan
berapa banyak usaha harus dialokasikan untuk menggunakan inisiatif baru, mereka
cenderung mendelegasikan kepada para ahli teknologi senior berapa proyek yang harus
dilaksnakan. Proyek cenderung didekati secara inkremental dengan menunjuk sejumlah
orang (5-10). Orang-orang ini membantu untuk melihat apa yang dipelajari, mungkin
menghadapi percobaan dengan pelanggan terkemuka yang memiliki keunggulan, mungkin
investasi sedikit lebih banyak dan sebagainya.
INOVASI CISCO SAAT INI
Usaha Cisco dalam bidang platform perdagangan B2B (business to business) yang
terstandarisasi mengilustrasikan proses inovasi perusahaan. Di masa lalu, Cisco telah
melakukan otomasi proses pembelian untuk pelanggannya yang paling besar dengan
menulis custom software yang mengintegrasikan sistem pembelian pelanggan dengan
sistem manajemen order bagi Cisco. Untuk memperluas fungsionalitas ini pada
pelanggan yang jauh lebih banyak. Sehubungan dengan konsorsium industri, Cisco
dikenal sebagai RosettaNet yang mengembangkan protokol dan platform yang akan
menyederhanakan proses dan meniadakan kebutuhan untuk solusi yang dapat
disesuaikan (custom solution).
Inisiatif yang muncul  dari staf pelayanan pelanggan, berfokus secara khusus pada
perusahaan-perusahaan besar. Staff pelayanan ini melibatkan staf penasihat pelanggan dan
organisasi TI untuk memperoleh kekuatan yang cukup untuk mendorong inisiatif ke depan.
Selain itu,  TI berfungsi untuk membantu memperkenalkan konsorsium RosettaNet kepada
karyawan Cisco. Biasanya inisiatif memepengaruhi beberapa bagian lain dari organisasi,
khususnya sistem keuangan dan manufaktur. Akibatnya, staf pelayanan pelanggan perlu
menjual inisiatif tersebut secara internal. Tujuan umum peningkatan kepuasan pelanggan
mungkin sebagai pokok bagi pendekatan penjualan mereka, karena insentif kompensasi
untuk manajer di seluruh organisasi terikat kepada kepuasan pelanggan. Bila inisiatif
berlangsung dengan cara Cisco yang khusus, maka departemen TI akan mengasumsikan
tanggung jawab untuk mengangkat konflik antardepartemen ketika sistem tersebut
diimplementasikan.
ANALISIS SINGKAT SISTEM YANG BERLAKU
SAAT INI
Sistem yang terdesentralisasikan, dikombinasikan dengan tekanan untuk tetap dekat dengan
pelanggan. Sejauh ini, sistem tersebut sangat sukses bagi Cisco. Namun ini tidak sempurna. Pertama,
ketika perusahaan tumbuh, perusahaan menjadi lebih kompleks. Banyak hal dari organisasi tersebut
terpengaruh ketika inisiatif baru diperkenalkan. Namun, tantangan utama yang harus dihadapi adalah
tetap memiliki hubungan mempertahankan karyawan pada perusahaan pkesluruhan yang memamhami
inisitatif saat ibi san implikasi inisiatif tersebut.  Selain itu, sesuatu yang umum untuk unit bisnis yang
berbeda menggunakan inisiatif yang pada intinya sama. Konflik atau duplikasi sering terselesaikan
oleh departemen TI ketika berbagai inisiatif sungguh diimplementasikan pada situs yang dimiliki
Cisco.
Inisiatif sering dipengaruhi oleh umpan balik pelanggan, maka inisiatif tersebut cenderung
merupakan penambahan dan beragam dalam jangka pendek. Meskipun demikian, ada ketidakjelasan
baik berupa banyak usaha ditujukan pada penciptaan inisiatif terobosan yang benar maupun tingkat
usaha mana yang tepat. Pada kenyataannya, dengan kompetensi Cisco dalam mengidentifikasi,
mengakuisisi, dan mengitegerasikan perusahaan kecil dengan teknologi inovatif dan karyawan yang
berbakat.
OPSI YANG MUNGKIN UNTUK MASA YANG AKAN
DATANG
Tampak jelas bahwa alternatif pada sistem terdesentralisasi saat ini adalah jenis organisasi
yang didesentralisasikan yang berfokus pada inovasi. Akan tetapi ada sejumlah cara yang
dapat digunakan untuk mengkonfigurasikan bagan organisasi baru.
Para eksekutif Cisco di tingkat konseptual memiliki kebanggaan setidaknya pada
kemungkinan, yaitu:
1. Technology Research and Training Team (“think-tank” sentralisasi yang mengkaji
teknologi yang muncul dan membuat para manajer bisnis memiliki pemahaman apa
yang akan segera mungkin)
2. Venture Engineering Team (tim riset teknologi dan tim implementasi terpadu)
3. Interval Venture Capital Group (analisis bisnis teknologi dan tim pendanaan yang
terpadu)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai