Fatizanolo zalukhu
3170192
Sistem pengendalian manajemen merupakan alat untuk mengimplementasikan
strategi. Tiap organisasi memiliki strategi yang berbeda-beda, dan pengendalian harus
disesuaikan dengan syarat strategi yang spesifik. Strategi yang berbeda memerlukan
prioritas tugas berbeda, factor penentu keberhasilan berbeda, & keterampilan,
perspektif, & perilaku yang berbeda pula. Oleh karena itu, yang seharusnya diperhatikan
dalam desain sistem pengendalian adalah apakah perilaku yang didorong oleh sistem
tersebut merupakan perilaku yang diperlukan oleh suatu strategi.
a. Profitabilitas (ROI) terdiri atas presentase profit margin dan investment turnover.
Profitabilitas lebih mengacu pada profit jangka panjang daripada suatu periode dalam satu
tahun (current quarter), sebab beberapa pengeluaran saat ini bisa jadi menurunkan profit
saat ini, tapi dapat menngkatkan profit dalam jangka panjang.
B. Memaksimalkan nilai pemegang saham
Konsepnya adalah tujuan yang semestinya bagi sebuah perusahaan yang mencari laba
adalah memaksimalkan nilai pemegang saham. Meskipun arti istilah itu sendiri tidaklah
terlalu jelas, mungkin hal tersebut mengacu pada harga pasar saham perusahaan
Risiko
Walaupun pilihan strategi berbeda pada tingkatan hierarkis yang berbeda, ada
kebutuhan yang jelas untuk konsistensi dalam strategi di seluruh tingkatan unit
bisnis & organisasi keseluruhan (korporat). Tampilan di bawah ini berisi
rangkuman keprihatinan strategi pada 2 tingkatan organisasi & opsi strategi
generik (umum). Selebihnya dari bab ini menjelaskan gagasan-gagasan yang
dirangkum dalam tampilan di bawah ini dengan adanya orientasi sistem ini, kita
tidak akan mencoba analisis yang cermat dari muatan strategi yang tepat.
Tingkatan Strategi Isu Strategi Kunci Opsi Strategi GenerikTingkatan Organisasi
Primer yang Terlibat
Corporate level (tingkat korporat / organisasi keseluruhan)
• Apakah kita ada dalam bauran industri yang tepat ?
• Apa industri / sub industri yang harus kita masuki ?
• Industri tunggal
• Diversifikasi yang berhubungan
• Diversifikasi yang tidak berhubunganKantor korporat
Model BCG memandang pertumbuhan industri sebagai indikator daya tarik relatif industry tersebut & pangsa pasar relatif
sebagai indikator posisi persaingan relatif dari suatu unit bisnis dalam bisnis tertentu.
BCG menunjuk pangsa pasar sebagai variabel strategi primer karena pentingnya pangsa pasar dalam gagasan mengenai
kurva belajar. Menurut BCG, biaya per unit berkuramg dengan dengan tingkat yang dapat diprediksikan dengan jumlah unit
yang dihasilkan dalam waktu tertentu (pengalaman kumulatif). Karena para pemimpin pasar memiliki akumulasi
pengalaman produksi terbesar, maka perusahaan seperti ini harus memiliki biaya paling rendah & laba paling tinggi dalam
industri tersebut. Hubungan antara pangsa pasar & profitabilitas juga secara empiris didukung oleh database Profit Impact
of Market Strategy (PIMS).
Walaupun kurva belajar merupakan analisis yang kuat, konsep tersebut memiliki beberapa
keterbatasan :
Konsep tersebut berlaku pada produk yang tidak didiferensiasikan, di mana basis
persaingan utama adalah pada harga
Dalam situasi tertentu, peningkatan dalam teknologi proses mungkin memiliki dampak
yang lebih besar pada pengurangan biaya per unit dibandingkan dengan volume kumulatif
itu sendiri
Kerja keras yang agresif untuk mengurangi biaya melalui produksi terakumulasi dari
barang yang terstandardisasi dapat menimbulkan hilangnya fleksibilitas di pasar
Komitmen pada konsep kurva belajar dapat sangat merugikan bila teknologi baru muncul
dalam industri tersebut
Pengalaman bukanlah satu-satunya pemicu biaya. Pemicu lain yang mempengaruhi
perilaku biaya adalah skala, lingkup, teknologi, & kompleksitas
Matriks General Electric Company / McKinsey & Company serupa dengan Matriks BCG dalam
membantu korporasi untuk menerapkan misi di seluruh unit-unit bisnisnya. Walaupun demikian,
metodologinya berbeda dengan pendekatan BCG dalam hal-hal berikut ini :
BCG menggunakan tingkat pertumbuhan industri sebagai wakil (proxy) untuk daya tarik industri. Dalam
matriks General Electric, daya tarik industri didasarkan pada penilaian tertimbang atas faktor-faktor
seperti besarnya pangsa pasar, pertumbuhan pasar, penghalang untuk memasuki pangsa pasar,
teknologi yang using, & sejenisnya
BCG menggunakan pangsa pasar relatif sebagai proxy untuk posisi persaingan yang dimiliki oleh unit
bisnis saat ini. Matriks General Electric, di lain pihak, menggunakan beragam faktor seperti pangsa pasar,
kekuatan distribusi, & kekuatan rekayasa untuk menilai posisi persaingan dari unit bisnis tersebut
Keunggulan kompetitif unit bisni
Setiap unit bisnis harus mengembangkan keunggulan kompetitifnya untuk dapat melaksanakan misinya.
Dalam mengembangkan keunggulan kompetitif unit bisnis, perlu diperhatikan 3 hal yaitu Apa struktur
industri di tempat unit bisnis beroperasi ?, Bagaimana unit bisnis seharusnya mengeksploitasi struktur
industri ?, & Apa yang akan menjadi dasar keunggulan kompetitif unit bisnis ?.
Michael Porter mendeskripsikan 2 pendekatan analitis untuk mengembangkan keunggulan kompetiif yg
superior, yaitu analisis industri (industry analysis) & analisis rantai nilai (value chain analysis).
Analisis industri (industry analysis)
Studi menunjukkan bahwa rata-rata profitabilitas industri sejauh ini merupakan prediktor paling signifikan
dari kinerja perusahaan. Menurut Porter, struktur industri harus dianalisis terkait dengan kekuatan kolektif
dari 5 competitive forces :
Intensitas persaingan antara para competitor yang ada.
Bargaining power (Daya tawar) pelanggan.
Bargaining power (Daya tawar) supplier.
Ancaman dari pengganti.
Ancaman dari pendatang baru yang masuk industri. Ada 3 observasi yang dibuat sehubungan dengan
analisis industri :
Semakin kuat 5 kekuatan tersebut, semakin rendah kemungkinan profitabilitas dari industri itu
Bergantung pada kekuatan relatif dari 5 kekuatan itu, masalah strategis kunci yang dihadapi oleh unit bisnis
tersebut akan berbeda dari 1 industri ke industri yang lain
Memahami hakikat setiap kekuatan membantu perusahaan untuk merumuskan strategi yang efektif
Keunggulan bersaing Generik
Analisis 5 kekuatan merupakan titik awal untuk mengembangkan keunggulan
persaingan karena ini membantu mengidentifikasi kesempatan & ancaman dalam
lingkungan eksternal. Dengan pemahaman ini, Porter mengklaim bahwa unit bisnis
memiliki 2 cara generik untuk merespons terhadap kesempatan dalam lingkungan
eksternal & mengembangkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan yaitu
Biaya rendah & Diferensiasi.
Biaya Rendah
Kepemimpinan biaya dapat diperoleh melalui beberapa pendekatan seperti skala
ekonomis dalam produksi, dampak kurva belajar, pengendalian biaya yang ketat, &
minimalisasi biaya (dalam beberapa area seperti penelitian & pengembangan, jasa,
tenaga penjualan, / periklanan)
Diferensiasi
Fokus utama strategi ini adalah melakukan diferensiasi penawaran produk yang
dihasilkan oleh unit bisnis, sehingga menciptakan sesuatu yang dipandang oleh
pelanggan sebagai sesuatu yang unik.
Analisis rantai nilai (value chain analysis
Secara intuitif maupun teoretis, keunggulan kompetitif di pasar pada intinya berasal dari
penyediaan nilai pelanggan lebih baik untuk biaya yang sama atau nilai pelanggan yang sama
untuk biaya yang lebih rendah. Rantai nilai keunggulan kompetitif tidak diperiksa secara
berarti pada tingkat unit bisnis secara keseluruhan.
Analisis rantai nilai berusaha untuk menentukan di bagian mana dari operasi perusahaan –
dari desain sampai distribusi – nilai pelanggan dapat ditambah / dikurangi.
Dengan menganalisis biaya, pendapatan, & aktiva secara sistematis, unit bisnis dapat mencapai
keunggulan diferensiasi dengan pengurangan biaya (cost-cum-differentiation).
Kerangka rantai nilai adalah metode untuk membagi rantai tersebut – dari bahan baku dasar
sampai pelanggan pemakai akhir – ke dalam kegiatan spesifik untuk dapat memahami
perilaku biaya & sumber diferensiasi. Sedikit perusahaan, bila ada, yang melaksanakan seluruh
rantai nilai dari sebuah produk dengan sumber daya sendiri. Faktanya, dalam industri yang
sama, perusahaan-perusahaan bervariasi dalam proporsi kegiatan yang dilaksanakan dengan
sumber daya sendiri.
Rantai nilai membantu perusahaan untuk memahami sistem penyaluran nilai, tidak hanya
bagian dari rantai nilai di tempat perusahaan beroperasi. Pemasok tidak hanya menghasilkan
& memberikan input yang digunakan dalam kegiatan nilai perusahaan, tetapi secara signifikan
juga mempengaruhi posisi biaya / diferensiasi perusahaan. Demikian juga, tindakan pelanggan
dapat memiliki dampak yang signifikan pada keunggulan biaya / diferensiasi perusahaan.