Perencanaan Strategi
Dosen Pengampu: Muh. Al Amin, M.Si
Disusun oleh :
TAHUN 2014/2015
TINGKATAN STRATEGI DALAM ORGANISASI
Strategi tingkat korporat adalah mengenai keberadaan di tengah-tengah bauran bisnis yang
tepat. Oleh karena itu, strategi korporat lebih berkenaan dengan pertanyaan di mana sebaiknya
bersaing dan bukannya bagaimana bersaing dalam industri tertentu yang merupakan strategi
unit bisnis. Pada tingkat korporat, masalahnya adalah :
Analisis strategi tingkat korporat menghasilkan keputusan yang melibatkan bisnis yang
akan ditambah, bisnis yang akan dipertahankan, bisnis yang akan ditekankan, bisnis yang akan
dikurangi perhatiannya, dan bisnis yang didivestasi (dijual).
Berkaitan dengan strategi tingkat korporat, perusahaan dapat diklasifikasikan ke dalam salah
satu dari tiga kategori :
Industri
tunggal
Diversifikasi yang
tidak berhubungan
Pada ekstrem yang lain, ada perusahaan seperti Textron yang beroperasi dalam
sejumlah industri yang berbeda.
Sumbu tingkat keterkaitan- mengacu pada hakikat hubungan sinergi operasi
lintas unit bisnis. Di sini hal tersebut mengacu pada sinergi operasi lintas bisnis yang
didasarkan pada kompetensi inti dan pada pembagian sumber daya yang umum.
Dalam kasus Textron, kecuali dalam hal transaksi keuangan, unit bisnisnya hanya
memiliki sedikit sekali kesamaan umum. Hanya ada sedikit sinergi operasi lintas unit
bisnis dalam Textron. Markas besar Textron berfungsi seperti perusahaan induk
(holding company), yang memberikan pinjaman uang kepada unit bisnis yang
diperkirakan akan menghasilkan pengembalian keuangan yang tinggi. Perusahaan-
perusahaan seperti ini disebut sebagai perusahaan dengan diversifikasi tidak
berhubungan/konglomerasi. Konglomerasi tumbuh khususnya melalui akuisisi.
Kelompok lain terdiri dari perusahaan yang beroperasi dalam sejumlah industri
dan bisnisnya saling berhubungan satu sama lain melalui sinergi operasi. Perusahaan-
perusahaan ini disebut sebagai perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan.
Sinergi operasi terdiri dari dua jenis hubungan lintas unit bisnis :
a. Kemampuan untuk membagi sumber daya umum
b. Kemampuan untuk membagi kompetensi inti umum
Contoh :
a. Serupa dengan suatu konglomerat, eksekutif kepala dari suatu perusahaan dengan
diversifikasi yang berhubungan harus membuat keputusan mengenai alokasi
sumber daya lintas unit bisnis.
b. Namun tidak seperti konglomerat, eksekutif kepala dari perusahaan dengan
diversifikasi yang berhubungan juga harus mengidentifikasi, memelihara,
memperdalam, dan meningkatkan kompetensi inti tingkat korporat yang
menguntungkan unit-unit bisnis yang beragam.
STRATEGI ORGANISASI
Strategi adalah turunan dari bahasa Yunani yaitu Strat gos yang artinya adalah adalah
komandan perang dalam jaman tersebut, adapun pada pengertian saat ini strategi adalah
rencana rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditunjuk untuk
mencapai tujuan tertentu yang umumnya adalah keberhasilan. Strategi merupakan
penerjemahan dan analisis terhadap kemampuan internal atau kapabilitas organisasi, yang
selanjutnya diterjemahkan kedalam struktur organisasi.
Strategi disusun dan diimplementasikan untuk mencapai berbagai tujuan yang telah
ditetapkan, sekaligus mempertahankan dan memperluas aktivitas organisasi pada bidang-
bidang baru dalam rangka merespons lingkungan (misalnya perubahan permintaan, perubahan
sumber pasokan, fluktuasi kondisi ekonomi, perkembangan teknologi baru, dan aktivitas-
aktivitas para pesaing).
Terdapat dua pendapat yang menonjol mengenai bagaimana strategi disusun dalam
organisasi. Kelompok pertama adalah mereka yang menyakini bahwa strategi merupakan suatu
tindakan (planning mode). Hal ini berkaitan dengan model rasional yang dikembangkan para
pemikir perspektif modern. Kelompok kedua, yang disebut evolutionary mode,melihat bahwa
strategi tidak mesti berupa suatu perencanaan yang sistematis dan terperinci. Mereka melihat
bahwa dalam praktiknya tidak jarang pengelola organisasi mengambil keptusan strategi secara
bertahap atau selangkah demi selangkah, sejalan dengan perkembangan organisasi itu sendiri,
sebelum pada akhirnya menjadi suatu strategi yang utuh dan lengkap.
Model rasional penyusunan strategi adalah proses yang terdiri dari tiga tahap:
analisis
formulasi
implementasi.
Pada tahap analisis, terdapat proses analisis eksternal dan analisis internal. Analisis
eksternal merupakan tujuan terhadap tinjauan terhadap lingkungan yang menghasilkan data
mengenai berbagai ancaaman (threaths) dan peluang (opportunities). Sedangkan analisis
internal merupakan tinjauan terhadap berbagai kekuatan (streght) dan kelemahan (weakness)
dalam organisasi itu sendiri. Kombinasi dari kedua hal inilah yang merupakan bahan bagi
pengambil kebiajakan untuk menyusun strategi organisasi. Lazimnya, proses analisis ini
disebut analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunity, Threaths).
Menurut Robbins (dalam Kusdi, 2009:90) ada empat dimensi pokok yang terkandung dalam
strategi yaitu:
1. Inovasi
Strategi inovasi secara khusus dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang
mengutamakan inovasi sebagai sumber keunggulan bersaing. Tidak semua perusahaan
atau organisasi melakukan strategi inovasi, tetapi pada saat-saat tertentu barangkali
strategi ini dirumuskan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Misaalnya, perombakan
bersifat khusus dalam rangka memperbaiki pelayanan.
2. Diferensiasi Pasar
Strategi diferensiasi pasar ditunjukan untuk menciptakan loyalitas konsumen
melalui suatu produk atau jasa yang bersifat unik, dalam arti berbeda dan yang telah
ada dipasar. Strategi ini tidak mesti dengan menciptakan produk atau jasa yang berkelas
tinggi atau mahal, melainkan sesuatu yang memiliki nilai tambah yang berbeda dari
produk-produk atau jasa yang sudah ada. Strategi ini biasanya diperkuat dengan iklan,
segmentasi pasar, dan permainan harga (pricing).
3. Jangkauan (Breadth)
Strategi jangkauan adalah penetapan ruang lingkup pasar yang akan dilayani
oleh organisasi: ragam atau jenis konsumen, cakupan geografisnya, dan jenis produk
aatau jasa yaang akan ditawarkan. Ada organisasi yang sengaja memilih fokus
jangkauan yang terbaatas, misalnya hanya untuk kategori konsumen, wilayah, atau
produk dan jasa tertentu, ada pula yang mengembangkan jangkauan seluas-luasnya
dnegan tujuan mengusai pangsa pasar.
4. Pengendalian biaya (cost-control)
Strategi pengendalian biaya adalah sejauh mana perusahaan mengontrol biaya
atau anggaran secara ketat. Strategi ini penting, khususnya ketika pengelola organisasi
harus mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai secara maksimum
tujuan-tujuan organisasi.
Dalam perusahaan dengan diversifikasi salah satu tugas dari manajemen senior adalah
mengalokasikan sumber daya yakni, membuat keputusan mengenai penggunaan kas yang
dihasilkan dari beberapa unit bisnis untuk mendanai pertumbuhan dalam unit bisnis lain.
Beberapa model perencanaan telah dikembangkan untuk membantu manajer tingkat korporat
dalam mengalokasikan sumber daya secara efektif.
Dari banyak model perencanaan, dua yang paling sering digunakan adalah Boston
Consulting Group matriks pembagian pertumbuhan 2x2 dan matriks daya tarik industri
kekuatan bisnis 3x3. Meskipun model ini berbeda dalam metodologi, namun model tersebut
mempunyai perangkat misi sama untuk dipilih:
Bangun
Misi ini menyiratkan tujuan menambah pangsa pasar, bahkan dengan mengorbankan
laba jangka pendek dan arus kas.
Pertahankan
Misi strategi ini diarahkan pada perlindungan pangsa pasar unit bisnis dan posisi
persaingan.
Panen
Misi ini mempunyai tujuan memaksimalkan laba jangka pendek dan arus kas, bahkan
dengan mengorbankan pangsa pasar.
Divestasi
Misi ini menunjukkan suatu keputusan untuk mundur dari bisnis melalui proses
likuidasi perlahan-lahan atau penjualan segera.
Dalam model Boston Consulting Group (BCG), setiap unit bisnis ditempatkan dalam
salah satu dari 4 kategori: tanda tanya, bintang, sapi perah kas, dan anjing yang mewakili 4 sel
dari matriks 2x2, yang mengukur tingkat pertumbuhan industri pada satu sumbu dan pangsa
pasar relatif pada sumbu lain. BCG menunjuk pangsa pasar sebagai variabel strategi primer
karena pentingnya pangsa pasar dalam gagasan mengenai kurva belajar. Walaupun kurva
belajar merupakan alat analisis yang kuat, konsep tersebut memiliki beberapa keterbatasan:
1. Konsep tersebut berlaku pada produk yang tidak didiferensiasikan, di mana basis
persaingan utama adalah pada harga.
2. Dalam situasi tertentu, peningkatan dalam teknologi proses mungkin mempunyai
dampak yang lebih besar pada pengurangan biaya per unit dibandingkan dengan
volume kumulatif itu sendiri.
3. Kerja keras yang agresif untuk mengurangi biaya melalui produksi terkumulasi dari
barang yang terstandarisasi dapat menimbulkan hilangnya fleksibilitas di pasar.
4. Komitmen pada konsep kurva belajar dapat sangat merugikan bila teknologi baru
muncul dalam industri tersebut.
5. Pengalaman bukanlah satu-satunya pemicu biaya. Pemicu lain yang mempengaruhi
perilaku biaya adalah skala, lingkup, teknologi, dan kompleksitas.
Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran tanda tanya secara khusus diberi misi:
bangun pangsa pasar. Logika dibalik rekomendasi ini berkaitan dengan dampak positif dari
kurva pengalaman. Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran bintang secara khusus diberi
misi: pertahankan pangsa pasar. Unit-unit ini sudah memiliki pangsa pasar yang tinggi dalam
industri mereka, dan tujuannya adalah investasi kas untuk mempertahankan posisi itu. Unit
bisnis yang termasuk dalam kuadran sapi perah kas adalah sumber utama kas untuk
perusahaan. Karena unit-unit ini mempunyai pangsa pasar relatif tinggi, maka unit-unit tersebut
mungkin mempunyai biaya per unit yang paling rendah dan oleh karena itu meiliki laba yang
paling tinggi. Bisnis dalam kuadran anjing mempunyai posisi persaingan yang lemah dalam
industri yang tidak menarik. Bisnis seperti ini harus dijual (didivestasi) kecuali bila ada
kemungkinan baik untuk membuatnya menjadi menguntungkan.
Analisis Industri
Penelitian menunjukkan peran penting yang dimainkan oleh kondisi industri dalam
kinerja perusahaan individu. Struktur industri harus dianalisis terkait dengan kekuatan kolektif
dari 5 kekuatan persaingan:
Dua cara generik untuk merespons terhadap kesempatan dalam lingkungan eksternal
da mengembangkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan:
Untuk setiap aktivitas bernilai tambah, pertanyaan kunci yang perlu diajukan adalah:
1. Dapatkah kita mengurangi biaya dalam kegiatan ini, dengan mempertahankan agar nilai
(pendapatan) tetap konstan?
2. Dapatkah kita menambah nilai (pendapatan) dalam kegiatan ini, dengan
mempertahankan biayanya konstan?
3. Dapatkah kita mengurangi aktiva dalam kegiatan ini, sementara mempertahankan biaya
dan pendapatan tetap konstan?
4. Yang paling penting, dapatkah kita melakukan (1), (2), dan (3) secara serentak?
Dengan menganalisis biaya, pendapatan, dan aktiva secara sistematis, unit bisnis dapat
mencapai keunggulan diferensiasi dengan pengurangan biaya (cost-cum-differentiation).
SISTEM PERUMUSAN STRATEGI
System perumusan strategi dapat diibaratkan sebagai change sensing radar yang
digunakan perusahaan untuk mengamati dan melakukan penginderaan terhadap tern perubahan
yang terjadi di lingkungan makro, lingkungan industry, dan lingkungan persaingan. Melalui
system perumusan strategi, hasil penginderaan tern perubahan tersebut kemudian
diterjemahkan ke dalam analisis SWOT. Analisis SWOT kemudian dipakai sebagai basis untuk
envisioning. Di samping itu, analisis SWOT tersebut juga digunakan sebagai basis pemilihan
strategi yang tepat untuk mewujudkan tujuan dan visi perusahaan. Strategi inilah yang
membentuk pola tindakan pilihan untuk mengerahkan dan mengarahkan seluruh sumber daya
perusahaan ke perwujuadan tujuan dan visi perusahaan. System ini sangat di perlukan untuk
memasuki lingkungan bisnis kopetitif dan turbulen. Lingkungan turbulen menuntut
kemampuan perusahaan untuk senantiasa melakukan trenwatching terhadap lingkungan,
mengidentifikasikan peluang ancama dari hasil, dan melakukan envisoning. Lingkungan
kompetitif menuntut perusahaan untuk memilih strategi yang tepat dalam memasuki lngkungan
tersebut. System perumusan strategi merupakan system pemampu perusahaan untuk megindera
tren perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan, dan untuk merespon tren perubahan
dengan cepat dan efektif.
Pertama kali organsasi perlu menetapkan misi, yang merupakan the chosen track untuk
penyedian produk dan jasa bagi customer. Pemilihan track tersebut didasarkan pada
asumsi tentang lingkungan yang dihadapi organisasi. Perumusan misi dilakukan dengan
mencari jawabab dari pertanyaan : (a) kebutuhan apa yang kita penuhi? (b) siapa
customer kita? (c) dalam bisnis apa kita berusaha? (d) apa yang terbaik kita lakukan
dalam bisnis tersebut?
Organisasi mengamati tren perubahan di masa depan. Hasil trenwatching ini kemudian
digunakan untuk melakukan envisoning yang merupakan penggambaran visi kondisi
masa depan yang hendak diwujudkan, yang menjanjikan kesejahteran bagi organisasi
melalui penyediaan produk/jasa berkualitas bagi customer.
Oleh karena itu visi pada hakekatnya merupakan perubahan swimming upstream
maka perwuudan visi memerlukan long and rocky journey, yang membutuhka energy
yang luar biasa. Energy yang diperlukan untuk mewujudkan visi perlu digali dari dalam
diri dari setiap anggota organisasi dengan menanamkan keyakinan dasar tentang
kebenaran visi dan perjalanan untuk mewujudkan visi. Penyaluran energy untuk
perwujudan visi dapar dilakukan dengan cara : (a) pengkomunikasian visi secara jelas
kepada seluruh anggota organisasi (b) pengkomunikasian tentang kebenaran visi
organisasi dan perjalanan untuk mewujudkannya.
Perjalanan untuk mewujudkan visi melalui misi menuntut perilaku tertentu dari anggota
organisasi. Perilaku ini diwujudkan melalui nlai dasar yang perlu dijunjung tinggi oleh
setiap anggota organisasi. Nilai dasar merupakan sinar pemandu bagi personel
perusahaan dalam pengambilan keputusan.
Langkah utama keempat system perumusan strategi adalah pemilihan strategi. Pada
tahap ini dilakukan proses pemilihan strategi berdasarkan hasil SWOT analysis. Mengingat
strategi akan menentukan pola pngerahan dan pengarahan seluruh sumber daya organisasi
untuk mwujudkan visi, maka diperlukan metologi yang menjadikan pemilihan strategi dapat
dilakukan secara objektif.
TIPE STRATEGI
Ada berbagai macam strategi yang dapat dipilih organisasi untukmewujudkan visi
organisasi. Tipe strategi digolongkan kedalam empat kategori :
Dalam total business planning, proses pemilihan strategi dilaksanakan dalam tahap
akhir system perumusan strategi. Proses pemilihan strategi dilaksanakan setelah proses
envisioning, dan di dasarkan pada informasi yang dihasilkan sari SWOT analysis. Strategi
pilihan akan menjadi salah satu penentu pemilihan sasaran-sasaran strategic yang dilaksanakan
dalam system perencanaan strategic. Strategi piihan juga digunakan sebagai basis dalam
pemilihan inisiatif strategic yang digunakan untuk mewujudkan setiap sasaran strategic.
1. Tahap Masukan
Tahap masukan digunakan untuk meringkas informasi yang diperoleh dari SWOT
analysis. Hasil pengamatan terhadap ten perubahan lingkungan makro, lingkungan
industry, dan lingkungan persaingan dimanfaatkan untuk mengidentifikasikan peluang
dan ancaman yang terdapat di lingkungan luar organisasi perusahaan.
External Factor Evaluastion (EFE) Matrix untuk mengevaluasi efektifitas
strategi yang sekarang dipakai oleh perusahaan untuk meraih peluang dan
menghindari ancaman dari lingkungan luar perusahaan. Tahap untuk menyusun
: (a) buat daftar peluang dan ancaman yang diidentifikasikan dari proses
trendwatching (b) cantumkan bobot untuk setiap peluang dan ancaman kisaran
tidak penting penting : 0,0 0,1 (c) gunakan peringkat 1 4 untuk setiap
ancaman dan peluang yang menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan
mampu meresponnya (d) kalikan bobot dengan peringkat untuk mendapatkan
skor tertimbang (e) jumlahkan total skor tertimbang untuk keseluruhan
organisasi.
Competitive Profile Matrix (CPM), mengidentifikasi pesaing-pesaing utama
perusahaan dan kekuatan dan kelemahan tertentu perusahaan dalam
hubungannya dengan posisi strategic perusahaan tersebut.
Internal Factor Evauastion (IFE) Matrix untuk meringkas dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan utama yang terdapat dalam berbagai fungsi
diperusahaan. IFE juga menyediakan basis untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi hubungan diantara berbagai fungsi tersebut.
2. Tahap Penandingan
Ada lima pendekatan untuk menciptakan berbagai alternatf strategi :
The Threats Opportunities Weaknesses Strengths (TOWS) Matrix,
membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi :
SO : strengths opportunites strategies,strategi yang memanfaatkan
kekuatan untuk meraih peluang
WO : weakness opportunities strategies,strategi untuk mengatasi
keterbatasan dengan memanfaatkan peluang
WT : weakness threaths strategies, strategi meminimumkan keterbatasan
dengan menghindari ancaman
ST : strengths threaths strategise, strategi untu memanfaatkan kekuata
untuk menghilangkan ancaman
The Strategic Position And Action Evaluation (SPACE) Matrix, membantu
manajer dalam memilih empat tipe strategi :
(1) aggressive : memanfaatkan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang
eksternal, mengatasi keterbatasan internal, menghindari ancaman dari luar (2)
conservative : (3) defensive : mengatasi keterbatasan dan menghindari ancaman
dari luar (4) competitive : berfokus pada pemanfaatan kekuatan untuk
menghadapi persaingan. Ada faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan
strategi :
a. Faktor internal : financial strength(FS) dan competitive advantage (CA)
b. Faktor eksternal : environmental stability (ES) dan industry strength (IS)
1. Pilih suatu set variable yang menentukan FS, CA, ES, dan IS
2. Terpakan suatu nilai berupa angka +1 (terburuk) sampai +6 (terbaik) untuk
setiap dimensi yang membentuk dimensi FS dan IS. Terpakan suatu nilai
berupa angka +1 (terbaik) sampai +6 (terburuk) untuk setiap dimensi yang
membentuk dimensi ES dan CA.
3. Tentuka rerata skor untuk FS, CA, ES, dan IS, dengan menujukkan nilai
yang telah ditetapkan untuk setiap dimensi dan membaginya dengan jumlah
variable yang termasuk dalam setiap dimensi yang bersangkutan
4. Cantumkan rerata skor untuk FS, CA, ES, dan ISpada sumbu yang
bersangkutan dalam SPACE matrix
5. Tambahkan dua skor tersebut pada sumbu x dan cantumkan hasilnya pada
sumbu x. Tambahkan dua skor tersebut pada sumbu y dan cantumkan
hasilnya pada sumbu y.cantumkan intersection titik xy
6. Tarik garis directional vector dari titik asal SPACE matrix melalui titik
intersection baru.vector tersebut menunjukkan strategi yang
direkomendasikan bagi organisasi : agresif, kompetitif, defensive, atau
konservatif
The Boston Consulting Group (BCG) matrix membantu corporate dalam
menentukan business portfolio SBU (strategic business unit) dengan
mengklasifikasikan SBU kedalam empat kategori : (1) question marks (2) stars
(3) cash cows (4) dogs
The Internal External (IE) matrix, menempatkan berbagai divisi organisasi ke
dalam enam cell. IE didasarkan pada dua dimensi kunci : IFE total wight scores
pada sumbu xda EFE total weight pada sumbu y. Pada sumbu x IE matrix otal
wight scores 1,0 1,99 menunjukkan posisi internal lewah, total wight scores
2,0-2,99 menunjukkan posisi rata-rata, dan total wight scores 3,0-4,0
menujukka posisi internal yang kuat. Begitu juga pada sumbu y yang
menunjukkan posisi eksternal.
IE matrix dapat dibagi kedalam tiga daerah utama :
1. Divisi yang terletak dalam cell I, II, IV dapat digambarkan sebagai divisi
yang mengalami pertumbuhan dan pembangunan (grow and build). Strategi
yang digunakan adalah strategi intensif atau strategi integrative.
2. Divisi yang berada dalam cell III, V, VII dapat dikelola dengan baik melalui
hold and maintain strategy. Strategi yang digunakan adalah strategi
penetrasi pasar dan pengembangan produk.
3. Divisi yang berada dalam cell VI, VIII, IX dapat dikelola dengan baik
melalui strategi Harvest atau divest. Kemampuan organisasi dalam
menempatkan portfolio bisnisnya disekitar cell I dalam IF. Matrix
menunjukkan keberhasilan organisasi dalam bisnis.
Grand Strategy Matrix, didasarkan pada dua dimensi evaluasi : posisi persaingan dan
pertumbuhan pasar.
1. Perusahaan yang berada pada posisi di quadrant I memiliki posisi strategic yang
hebat. Strategi : perusahaan berfokus ke pasar sekarang dan produk.
2. Perusahaan yang berada pada posisi di quadrant II perlu mengevaluasi pendekatan
yang dipakai sekarang untuk memasuki pasar. Perusahaan berada dalam industry
yang pertumbuhan pasarnya cepat, strategi yang digunakan adalah strategi intensif.
Namun, ketika perusahaan memiliki keunggulan kompetitif, maka strategi yang
digunakan horizontal integration. Dan yang terakhir adalah diversititure atau
likuidasi.
3. Perusahaan yang berada pada posisi di quadrant III, bersaing dalam industry yang
mengalami pertumbuhan yang lambat dan memiliki posisi bersaing yang lemah.
Perusahaan harus mengurangi biaya dan aktiva (retrenchment). Strategi alterntif
adalah menjauhkan sumber daya dari bisnis sekarang ke daerah yang berbeda
(diversification). Jika gagal pilihan terakhir adalah likuidasi.
4. Perusahaan yang berada pada posisi di quadrant IV memiliki posisi daya saing yang
kuat namun berada di industry yang pertmbuhanya lambat. Strategi yang digunakan
: concentric, horizontal atau conglomerate diversification, dan joint venture.
3. Tahap Keputusan
Quantitative Strategic Planning (QSP) Matrix merupakan alat untuk mengevaluasi
berbagai alternative strategi secara objektif, berdasarka faktor-faktor kunci baik
eksternal maupun internal yang telah dipertimbangkan dalam tahap I. Tahap
penyusunan QSPM :
a. Susun daftar peluang dan ancaman eksternal dan internal.
b. Cantumkan bobot untuk setiap faktor kunci eksternal dan internal.
c. Periksa matrix yang dihasilkan dari tahap II, dan lakukan identifikasi alternative
strategi yang dipertimbangkan oleh organisasi untuk diimplementasikan.
Cantumkan alternative yang akan dipilih tersebut.
d. Tentukan skor kemenarikan yang merupakan nilai yang berupa angka yang
menunjukkan kemenarikan relative setiap strategi dalam alternative strategi yang
dipilih.
e. Hitung total skor kemenarikan yang merupakan hasil kali bobot (tahap 2) dengan
skor kemenarikan (tahap 4) dalam setiap baris.
f. Hitung jumlah keseluruhan total skor kemenarikan.
1. Sasaran strategik. Yaitu kondisi yang akan diwujudkan di masa depan, yang juga
merupakan penjabaran tujuan organisasi. Sasaran strategik ini berupa pernyataan
kualitatif yang melukiskan kondisi yang akan diwujudkan di masa depan.
2. Target. Di samping itu, dalam proses perencanaan strategik, sasaran strategik ini perlu
ditentukan target untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran tersebut. Target ini
ibarat tonggak yang menjadi pertanda keberhasilan antara yang dicapai dalam
perjalanan mewujudkan sasaran strategik.
3. Inisiatif strategik. Pernyataan kualitatif tentang langkah strategik yang dipilih untuk
mewujudkan sasaran strategik. Dalam memilih inisiatif strategik, tim perumus harus
memilih langkah besar yang memerlukan beberapa program dan beberapa tahun ke
depan untuk menjabarkannya.
Penentuan Target
Penentuan target merupakan suatu proses yang dapat dilakukan pada saat penyusunan
rencana strategik, namun penentuan ini sifatnya sementara.
Besarnya keyakinan dasar yang tertanam dalam diri penyusun rencana strategi
tercermin dalam pemilihan sasaran-sasaran strategik dan target yang ditetapkan dalam
pencapaian sasaran tersebut. Begitu juga target yang ditetapkan dalam pencapaian sasaran
strategik akan dapat dipakai sebagai petunjuk tentang kuat atau tidaknya keyakinan dasar tim
penyusun rencana strategik atas kebenaran misi, visi, dan tujuan organisasi.
Perencanaan strategik dengan kerangka balanced scorecard dan activity based cost
system merupakan dua alat manajemen kontemporer yang dapat digunakan untuk mewujudkan
prinsip-prinsip open book management tersebut.
Balance scorecard mengajarkan kepada seluruh personel bahwa tidak ada satu pun
kinerja yang berdiri sendiri. Oleh karena balanced scorecard menghasilkan rencana
strategik yang komprehensif dan koheren, maka setiap usaha untuk mewujudkan
sasaran strategik di perspektif tertentu harus memperhitungkan dampak
keseimbangannya (balanced) terhadap pencapaian sasaran strategik di perspektif lain
yang terkait.
Pencapaian sasaran strategik di perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, proses
bisnis/intern, dan customer hanya akan bermakna jika berdampak terhadap perspektif
keuangan (shareholder value).
Ada empat keunggulan perencanaan strategik yang diperoleh dari penggunaan rerangka
balanced scorecard dalam penyusunan rencana strategik, yaitu dihasilkannya sasaran-sasaran
strategik yang komprehensif, koheren, terukur, dan seimbang.