Anda di halaman 1dari 19

Nama : Meliana Wijaya

Kelas : 2G AKM
No Absen : 18
TUGAS MATERI LEVERAGE
1) Jelaskan dengan lengkap tentang leverage.
Jawab :
Leverage adalah penggunaan asset dan sumber dana ( sources of funds )
oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap ( beban tetap ) dengan maksud agar
meningkatkan keuntungan pemegang saham. perusahaan yang menggunakan leverage
memiliki tujuan agar keuntungan yang didapatkan lebih besar dari biaya tetap ( beban
tetap ).
Leverage adalah suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam menggunakan
aktiva dan/ atau dana yang memiliki beban tetap ( hutang dan atau saham istimewa )
dalam rangla mewujudkan tujuan perusahaan untuk memaksimisasi kekayaan pemilik
perusahaan. Selain itu, leverage bisa diartikan sebagai penggunaan aktiva atau dana di
mana untuk menggunakan dana tersebut perusahaan harus menutupi biaya tetap atau
beban tetap.
2) Mengapa risiko itu di asosiasikan dengan leverage? jelaskan dengan lengkap dan contoh
di dalam bisnis.
Jawab :
Risiko di asosiasikan dengan leverage karena jika perusahaan ternyata mendapatkan
keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan
menurunkan keuntungan pemegang saham. konsep leverage tersebut sangat penting
terutama untuk menunjukkan kepada analisis keuangan dalam melihat trade-off antara
risiko dan tingkat keuntungan dari berbagai tipe keputusan finansial.
Contoh dalam bisnis :
Apabila seorang investor menggunakan leverage untuk melakukan sebuah investasi dan
hasilnya tidak seperti yang diharapkan maka kerugian yang diderita akan jauh lebih besar
dibandingkan jika investor tersebut tidak menggunakan leverage.
Karena alasan yang sama, banyak investor pemula yang cenderung menghindari leverage.
Karena alasan yang sama, banyak investor pemula yang cenderung menghindari leverage.
dalam dunia usaha, sebuah perusahaan atau organisasi bisa menggunakan leverage untuk
meningkatkan keuntungan para pemegang saham. Namun, jika terjadi kegagalan,maka
nilai para pemegang saham juga akan ikut hancur.
3) Bagaimanakah merencanakan laba dengan breakeven point? Jelaskan dengan lengkap
dan contoh dalam bisnis.
Jawab:
Laba bersih akan diperoleh bila volume penjualan melebihi biaya yang harus dikeluarkan,
sedangkan perusahaan akan menderita kerugian bila penjualan hanya cukup untuk
menutup sebagian biaya yang dikeluarkan, dapat dikatakan dibawah titik impas. Apabila
ingin jumlah keuntungan tertentu maka harus memproduksi atau dapat menjual suatu
jumlah yang dihitung berdasarkan titik impas tersebut. Dalam menentukan titik impas
tidak lepas dari penggunaan asumsi-asumsi dasar yang harus dipenuhi. Paling todak ada
empat hal yang harus dipenuhi agar dapat menghitung titik impas, yaitu biaya tetap, biaya
variabel, harga jual per unit, dan produksi/penjualan maksimum.
Contoh dalam bisnis :
Budi adalah akuntan manajerial yang bertanggung jawab atas Perusahaan A, yang
menjual botol air. Dia sebelumnya menetapkan bahwa biaya tetap perusahaan A terdiri
dari pajak property, sewa, dan gaji eksekutif yang jumlahnya mencapai 100.000 dolar.
Biaya variabel yang terkait dengan produksi satu botol air adalah 2 dolar per unit. Botol
air ini dijual dengan harga premium 12 dolar. Untuk menentukan breakeven point atau
titik impas botol air premium perusahaan A:
BEP= 100.000/ ( 12-2 ) =10.000
Oleh karena itu, mengingat biaya tetap biaya variabel dan harga jual botol air, perusahaan
A perlu menjual 10.000 unit botol air untuk mencapai titik impas.
Dari hasil perhitungan Break Even Point (BEP) tersebut menunjukkan bahwa apabila
perusahaan mau mendapat keuntungan, maka harus memproduksi atau menjual barang
dalam jumlah diatas 10.000 unit. Apabila perusahaan memproduksi atau menjual produk
di bawah jumlah 10.000 unit dipastikan perusahaan menderita kerugian.
4) Apa perbedaan antara operating leverage dan financial leverage? Jelaskanlah dengan
lengkap.
Jawab:
Operating leverage dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan memanfaatkan
biaya tetap untuk menghasilkan laba yang lebih baik bagi perusahaan. Hal tersebut
mengacu pada persentase biaya tetap yang dimiliki perusahaan. Dengan kata lain,
Operating Leverage adalah rasio biaya tetap terhadap biaya variabel. Jika perusahaan
memiliki biaya tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya variabel perusahaan
tersebut dikatakan memiliki Operating Leverage tinggi.

Financial leverage adalah penggunaan pinjaman untuk membiayai pembelian asset


dimana ekspektasinya pendapatan atau capital gain dari asset baru tersebut bisa melebihi
biaya pinjaman. Di laporan neraca, hal ini akan mengacu pada komposisi utang dan
ekuitas.
Dasar untuk perbandingan Leverage Operasi Leverage Keuangan
Berarti Penggunaan asset seperti itu Penggunaan hutang dalam
dalam operasi perusahaan struktur modal perusahaan
yang harus membayar biaya yang harus dibayarnya
tetap dikenal dengan dengan biaya bunga dikenal
Leverage Operasi sebagai Financial Leverage.
Tindakan Pengaruh biaya operasi tetap Pengaruh beban bunga
Berhubungan Penjualan dan EBIT EBIT dan EPS
Dipastikan oleh Struktur Biaya Perusahaan Struktur Modal Perusahaan
Lebih baik Rendah Tinggi, hanya ketika ROCE
lebih tinggi
Rumus DOL= Kontribusi/EBIT DFL = EBIT/EBT
Risiko Ini menimbulkan risiko Ini menimbulkan risiko
bisnis keuangan
5) Faktor apa saja yang menentukan Business Risk pada super market, toko perhiasan, toko
alat-alat pertanian, dan perusahaan maskapai penerbangan?
Jawab :
Business Risk pada super market:
- Hutang macet
- Barang kadaluarsa
- Barang tidak laku
- Barang rusak
- Pencurian barang
Business Risk pada toko perhiasan :
- Model mesti cukup
- Biaya waralaba toko emas cukup besar
- Seleksi Investor
- Tujuan tindak kriminal
- Perputaran uang lama
Business Risk pada toko alat-alat pertanian
- Persaingan harga sangat ketat
- Banyak penjual lama yang mau “menghutangkan” produk yang dijual.
- Petani cenderung mencari harga termurah
- Lokasi harus strategis, yakni di desa yang mata pencaharian penduduknya adalah
bertani, dekat pasar, dekat area sawah, dekat jalan raya, dll.
- Jumlah item yang telalu banyak kadang menyulitkan penjual untuk menghafalkannya.
Business Risk pada Perusahaan Maskapai Penerbangan
- Risiko harga bahan bakar pesawat
- Risiko nilai tukar mata uang asing (Kurs)
- Risiko suku bunga
- Risiko likuiditas perusahaan
- Risiko kredit
- Risiko propert/perbaikan pesawat
- Risiko bencana alam
6) Di dalam neraca sebelah kredit perusahaan “ABC” dapat dilihat pinjaman obligasi 8%
sebesar Rp 1.200.000,- saham preferen sebanyak 1.500 lembar dengan deviden sebesar
Rp 50,- per saham, serta 4.000 lembar saham biasa yang beredar. Tingkat pajak yang
berlaku adalah 40% . Hitunglah pendapatan per lembar saham biasa atau EPS untuk
masing-masing tingkat laba sebelum bunga dan pajak di bawah ini:
a) Rp 368.000
b) Rp 400.060
c) Rp 435.000
EBIT 368.000 400.060 435.000
Less : Interest (I) 96.000 96.000 96.000
Earning before taxes 272.000 304.060 339.000
Less : Taxes 40% (T) 108.800 121.624 135.600
Earning after taxes (EAT) 163.200 182.436 203.400
Less : Preferres stock dividend 75.000 75.000 75.000
Earning available for common
Stockholders ( EAC ) 88.200 107.436 128.400
Earning per share (eps) 22,05 26,86 32,10

7) Dari laporan rugi-laba perusahaan “XYZ” untuk tahun 2019 dapat dilihat bahwa laba
sebelum bunga dan pajak yang diperoleh adalah sebesar Rp 4.500.000, dan jumlah beban
bunga untuk modal yang dipinjam adalah sebesar Rp 1.500.000. Jumlah saham biasa
yang beredar adalah 150.000 lembar dan pajak sebesar 40%. Dengan menggunakan
formula hitunglah tingkat financial leverage perusahaan.
Jawaban
DFL pada x
EBIT Rp 4.500 .000
= Pd = 0
EBIT−1− Rp 4.500.000−Rp1.500 .000−
1−T 1−0.4
Rp 4.500.000
= = 1.5
Rp3.000 .000
DFL perusahaan 1.5

8) Perusahaan “ AAA “ mempunyai saham biasa yang beredar sebanyak 400.000 lembar
dan pinjaman obligasi sebesar Rp 1.000.000. Tingkat pajak untuk perusahaan ini adalah
sebesar 40%.
a) Kalau diketahui tingkat bunga untuk pinjaman obligasi adalah sebesar 8%, berapakah
financial breakeven point dari perusahaan tersebut?
Jawaban :
Bunga Obligasi = 8% x 1.000.000
Preferrend Dividend
BEP =
1−t
0
= + 80.000
1−0.4
= Rp 80.000
b) Hitunglah financial breakevent point, jika diketahui bahwa tingkat bunga atas
pinjaman obligasi naik menjadi 10%.
Jawaban:
Bunga Obligasi = 10% x Rp 1.000.000 = Rp 100.000
Preferrend Divident
BEP =
1−t
0
= + 100.000
1−0.4
= 100.000
c) Dengan menggunakan perhitungan dalam point b di atas, juga diketahui bahwa
perusahaan memiliki 1.000 lembar saham preferen yang beredar dengan deviden
sebesar Rp 75/saham. Berapakah financial breakeven point perusahaan tersebut?
Jawab:
Preferend Dividend : 1.000 lembar x Rp 75 = Rp 75.000
Preffered Divident
Financial Breakeven Point ( BEP) = +i
1−t
Rp 75.000
= + Rp 100.000
1−0.4
= Rp 125.000 + Rp 100.000
= Rp 225.000
d) Deviden saham preferen yang dibayar dalam point c di atas, ternyata Rp 65,-/saham.
berapakah financial breakeven pointnya?
Prefferend Divident : 1.000 lembar x Rp 65 = Rp 65.000
Rp 65.000
BEP = + Rp 100.000
1−0.4
= Rp 108.333 + Rp 100.000
= 208.333
9) Dari laporan keuangan perusahaan terlihat besaran laba sebelum bunga dan pajak Rp 4,5
juta dan beban bunga dari modal yang dipinjam sebesar Rp 1,5 juta. Jumlah saham biasa
yang beredar sejumlah 150 ribu lembar, dan pajak sebesar 40%.
a) Hitunglah degree of financial leverage
Jawab:
EBIT Rp 4.500 .000
DFL pada X = Pd = 0
EBIT−1− Rp 4.500.000−Rp1.500 .000−
1−t 1−0.4
RP 4.500 .000
= = 1.5
Rp3.000 .000
b) Dengan menggunakan axis EBIT –eps, buatlah gambar financing plan perusahaan ini.
Jawab:
Earning before interest and taxes Rp 4.500.000
Less : interest expenses RP 1.500.000
Earning before taxes Rp 3.000.000
Less : taxes Rp 1.200.000
Earning after taxes Rp 1.800.000
Less : preferred stock dividend 0
Earning available for common stockholders Rp 1.800.000

EPS : 1.800.00 / 150.000 = Rp 12/lembar

Financing Plan
14
12
10
8
EPS

6
4
2
0
4,500,000
EBIT

1) Sebuah perusahaan mempertimbangkan untuk menarik tambahan modal sebesar Rp 20 ribu.


Saat ini perussahaan mempunyai pinjaman obligasi dengan bunga 6% sebesar Rp 100 ribu
dan saham biasa sebesar Rp 200 ribu (10 ribu lembar saham). Tambahan modal sebesar Rp
20 ribu tersebut dipenuhi dengan pinjaman obligasi dengan bunga 6%, ataupun dengan
tambahan modal saham sejumlah seribu lembar. Jika tingkat EBIT setelah adanya tambahan
modal tersebut diperkirakan sebesar Rp 30 ribu, dan tingkat pajak 40%, maka:
a) Hitunglah degree of financial leverage dari masing-masing financing plan tersebut.
Jawaban :

 Sebelum tambahan modal ( Misal EBIT -40%) :


I = 6% x Rp 100.000 = Rp 6.000
EBIT
DFL pada EBIT Rp 18.000 =
EBIT−1−Pd/(1−T )
RP 18.000
¿
Rp 18.000−Rp 6.000−0/(1−0,4)
RP 18.000
¿
Rp 12.000
= 1,5

 Setelah ada tambahan modal :


I = 6% x Rp 100.000 = Rp 6.000
= 6% x Rp 20.000 = Rp 1.200
EBIT
DFL pada EBIT Rp 30.000 =
EBIT−1−Pd/(1−T )
RP30.000
=
Rp 30.000−(Rp 6.000+ Rp1.200)−0/(1−0,4)
RP 30.000
=
Rp 22.800
= 1,32

b) Gambarkan kedua financing plan tersebut dalam axis EBIT-eps.

Jawaban:

1. Earning before interest and taxes Rp 10.000


Less : interest expenses Rp 6.000

Earning before taxes Rp 4.000.

Less : taxes Rp 1.600

Earning after taxes Rp 2.400

Less : preferred stock dividend 0

Earning available for common stokholders Rp 2.400

EPS Rp 2.400/ 10.000


Rp 0,24/ lembar

2. Earning before interest and taxes Rp 30.000

Less : interest expenses Rp 7.200

Earning before taxes Rp 22.800.

Less : taxes Rp 9.120

Earning after taxes Rp 13.680

Less : preferred stock dividend 0

Earning available for common stokholders Rp 13.680

EPS Rp13.680/11.000

Rp 1,24/ lembar

c) Pada tingkat EBIT berapakah penggunaan obligasi memberikan eps yang lebih besar?

Jawaban:

Dari hasil analisis perhitungan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada
tingkat EBIT Rp30.000 memberikan EPS yang lebih besar dibandingkan tingkat EPS
Rp10.000

2) Sebuah perusahaan dalam operasinya menggunakan fixed operating cost sebesar Rp 200
ribu, variable cost per unit Rp 180, dan harga jual per unit Rp 230. Perusahaan
menggunakan pinjaman jangka panjang dengan bunga 10% sebesar Rp 500 ribu. Saham
yang beredar sejumlah 20 ribu lembar. Tingkat pajak sebesar 40%.
a) Hitunglah tingkat BEP

Jawaban:

F
BEP = X =
P−V
Rp 200.000
X=
Rp 230−Rp 180

Rp 200.000
X=
Rp 50
= 4.000 Unit

b) Hitunglah tingkat financial BEP

Jawaban:

F
BEP = X = V
1−
P

Rp 200.000
X= Rp 180
1−
Rp 230

X = 920.000

3) Sebuah perusahaan menjual produknya per unit Rp 50 ribu. Untuk membuat produk
tersebut, biaya variabel per unitnya sebesar Rp 30 ribu. Biaya tetap perusahaan tersebut
totalnya Rp 30 juta.
a) Hitung besar EBIT, jika produk terjual 2.000 unit

Jawaban:

EBIT = (P x X) – (V x X) – F

= (Rp 50.000 x Rp 2.000) – (Rp 30.000 x Rp 2.000) – Rp 30.000.000

= (Rp 100.000.000) – (Rp 60.000.000) – (Rp 30.000.000)

= Rp 10.000.000

b) Hitung besar EBIT, jika produk terjual 3.000 unit


Jawaban:

EBIT = (P x X) – (V x X) – F

= (Rp 50.000 x Rp 3.000) – (Rp 30.000 x Rp 3.000) – Rp 30.000.000

= (Rp 150.000.000) – (Rp 90.000.000) – (Rp 30.000.000)

= Rp 30.000.000

c) Hitung besar EBIT, jika produk terjual 4.000 unit

Jawaban:

EBIT = (P x X) – (V x X) – F

= (Rp 50.000 x Rp 4.000) – (Rp 30.000 x Rp 4.000) – Rp 30.000.000

= (Rp200.000.000) – (Rp120.000.000) – Rp30.000.000

= Rp 50.000.000

d) Hitung besar DOL, jika produk terjual 2.000 unit

Jawaban:

DOL = X (P-V)

X (P-V) – F

= 2.000 (Rp50.000 – Rp 30.000)

2.000 (Rp50.000 – Rp30.000) – Rp 30.000.000

= 2.000 (Rp20.000)

2.000 (Rp20.000) – Rp30.000.000

= Rp40.000.000

Rp10.000.000
=4

e) Hitung besar DOL, jika produk terjual 3.000 unit

Jawaban:

DOL = X (P-V)

X (P-V) – F

= 3.000 (Rp50.000 – Rp 30.000)

3.000 (Rp50.000 – Rp30.000) – Rp 30.000.000

= 3.000 (Rp20.000)

3.000 (Rp20.000) – Rp30.000.000

= Rp60.000.000

Rp30.000.000

= 2

f) Hitung besar DOL, jika produk terjual 4.000 unit

Jawaban:

DOL = X (P-V)

X (P-V) – F

= 4.000 (Rp50.000 – Rp 30.000)

4.000 (Rp50.000 – Rp30.000) – Rp 30.000.000

= 4.000 (Rp20.000)

4.000 (Rp20.000) – Rp30.000.000

= Rp80.000.000

Rp50.000.000
= 1,6

4) Sebuah perusahaan go public di Indonesia mempunyai laba sebelum bunga dan pajak
sebesar Rp 150 juta. Beban bunga utang sebesar Rp 2,5 juta. Tarif pajak 35%. Saham yang
beredar sejumlah 5 juta lembar.
a) Hitung laba per lembar saham

Jawaban:

Earning before interest and taxes Rp 150.000.000

Less : interest expenses Rp 2.500.000

Earning before taxes Rp 147.500.000

Less : taxes Rp 51.625.000

Earning after taxes Rp 95.875.000

Less : preferred stock dividend 0

Earning available for common stokholders Rp 95.875.000

EPS Rp 95.875.000

5.000.000

Rp 19,175/lembar

b) Hitung DFL

Jawaban:

EBIT
DFL pada X = Pd
EBIT−1−
1−T
Rp 150.000 .000
¿
0
Rp 150.000 .000−Rp 2.500 .000−
1−0,35
Rp 150.000 .000
= = 1,02
Rp 147.500 .000
Jadi, DFL perusahaan sebesar 1,02

c) Jika laba sebelum bunga dan pajak meningkat 50%, berapakah peningkatan laba per
lembar saham?

Jawaban:

Earning before interest and taxes Rp 225.000.000

Less : interest expenses Rp 2.500.000

Earning before taxes Rp 222.500.000

Less : taxes Rp 77.875.000

Earning after taxes Rp 144.625.000

Less : preferred stock dividend 0

Earning available for common stokholders Rp 144.625.000

EPS Rp 144.625.000

5.000.000

Rp 28,925/lembar

5) Laporan laba rugi sebuah perusahaan nampak seperti (dalam jutaan):


Penjualan bersih Rp 500,00

Biaya variabel Rp 240,00

Pendapatan sebelum biaya operasi dan biaya tetap Rp 260,00

Biaya tetap Rp 130,00

Laba sebelum bunga dan pajak Rp 130,00

Beban bunga Rp 30,00


Laba sebelum pajak Rp 100,00

Pajak 35% Rp 35,00

Laba setelah pajak Rp 65,00

a) Dari data tersebut, jika jumlah lembar saham yang beredar 10 juta lembar, hitunglah
DOL, DFL, DTL

Jawaban:

DOL = S – TV

S – TV – F

= Rp 500.000.000 – Rp 240.000.000

Rp 500.000.000 – Rp 240.000.000 – Rp 130.000.000

= Rp 260.000.000

Rp 130.000.000

= 2

EBIT
DFL=
Dp
EBIT −i−
( 1−t )
Rp 130
DFL=
0
Rp 130−Rp 30−
( 1−0,35 )
Rp 130
DFL= =1,3
Rp 100

DTL = DOL X DFL

= 2 x 1,3

= 2,6
b) Jika penjualan naik 20%, hitunglah laba setelah pajak yang baru.

Jawaban:

Penjualan bersih = Rp 600.000.000

Biaya variabel = Rp 240.000.000

Pendapatan sebelum biaya operasi dan biaya tetap = Rp 360.000.000

Biaya tetap = Rp 130.000.000

Laba sebelum bunga dan pajak = Rp 230.000.000

Beban bunga = Rp 30.000.000

Laba sebelum pajak = Rp 200.000.000

Pajak 35% = Rp 70.000.000

Laba setelah pajak = Rp 130.000.000

c) Adanya investasi mengakibatkan peningkatan biaya tetap menjadi Rp 260 juta, dan
menurunkan biaya variabel menjasi Rp 120 juta pada tingkat penjualan seperti sekarang
ini. Investasi tersebut dibiayai dengan obligasi dengan beban bunga akan meningkat
menjadi Rp 50 juta. Namun jika investasi tersebut dipenuhi dengan modal sendiri
perusahaan harus mengeluarkan 1 juta saham baru. Jika faktor lain tetap, berapa
besarnya laba per lembar saham dan degree of combined leverage.

Jawaban:

Laporan laba rugi sebuah perusahaan nampak seperti (dalam jutaan):


Penjualan bersih Rp 600,00

Biaya variable Rp 120,00

Pendapatan sebelum biaya operasi dan biaya tetap Rp 480,00

Biaya tetap Rp 260,00

Laba sebelum bunga dan pajak Rp 220,00

Beban bunga Rp 50,00

Laba sebelum pajak Rp 170,00

Pajak 35% Rp 59,50

Laba setelah pajak Rp 110,50

EBIT = Rp 220.000.000

Less : Interest Expenses = Rp 50.000.000

Earning before taxes = Rp 170.000.000

Less : Taxes (35%) = Rp 59.500.000

Earning after taxes = Rp 110.500.000

Less : preferred stock dividend = Rp 0

Earning available for common stockholders = Rp 110.500.000

EPS : = Rp 110.500.000

10.000.000

= Rp 11,05/ lembar

DOL = S – TV
S – TV – F

= Rp 600.000.000 – Rp 120.000.000

Rp 600.000.000 – Rp 140.000.000 – Rp 130.000.000

= Rp 480.000.000

Rp 350.000.000

= 1,37

EBIT
DFL = EBIT−i− Dp
(1−t)

Rp 220
= Rp 220−Rp50− 0
(1−0,35)
Rp 220
=
Rp 170
= 1,29

DCL = DOL X DFL

= 1,37 x 1,29

= 1,7673

Referensi:

1) Syamsuddin, L. (2013). Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam:


Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: Rajawali Pers.
2) Sartono, A,. (2015). Manajemen Keuangan:Teoridan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta:
BPFE.

Anda mungkin juga menyukai