1.
PENGERTIAN BOP
biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang tidak langsung terhadap produk.
BOP merupakan biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya
tenaga kerja. contoh biaya BOP adalah biaya yang timbul dari pemakaian bahan penolong,
pengawas mesin produksi, mandor,sewa,pajak, asuransi, depresiasi, penerangan tenga (listrik)
yang digunakan untuk fasilitas produksi.
2.
menilai persediaan
memotivasi menejer
5. DASAR ALOKASI
biaya yang terjadi didepartemen jasa dialaokasikan ke departen-departemen yang menikmati
jasanya. sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya departemen jasa dapat berupa jumlah
pemakaian jasa, luasa lantai dan yang lainnya. dasar alokasi dipilah apakah menunjukan
adanya hubungan yang jelas antara jumlah jasa yang dinikmati dengan jumlah biaya yang
timbul. misal pembebanan biaya departemen tenaga listrik ke departemen yang
menikmatinya, berdasarkan jumlah KWH yang dipakai. seandainya departemen A
mengkonsumsi jasa departemen tenaga listrik sebesar 100 KWH sedang tarip 1 KWH sama
dengan Rp 45,00 maka terhadap departemen A tersebut dibebani biaya alokasi sebesar 100
KWH x Rp 45,00 =Rp 4.500,00
6.METODE PENGHITUNGAN ALOKASI BIAYA
1.
metode langsung merupakan metode yang sederhana.semua biaya yang terjadi
didepartemen jasa secara langsung dialokasikan kedepartemen produksi. metode ini
mengabaikan pemakaian jasa oleh departemen lain. meskipun terjadi suatu departemen jasa
menikmati departemen jasa lainnya, namun terhadap departemen tersebut tidak dibebani
biaya pemakain jasa.
2.
metode step-down merupakan mengalukasian biaya secara bertahap. metode ini telah
memperhitungkan adanya pemakaina jasa oleh departemen lainnya. oleh karena itu
departemen yang menikmati jasanya harus dibebani biaya .departemen yang telah
mengalokasikan semua biayanya tidak mendapat alokasi biaya dari departemen lain.
umumnya urutan alokasi dilakukan terlebih dahulu dari departemen yang jumlah biayanya
paling besar atau dari departemen jasa yang jasanya paling banyak digunakan oleh
departemen lain.
3.
metode resiprokal merupakan metode yang mengalokasikan semua biaya yang terjadi
didepartemen jasa kepada semua departemen lain yang menikmati.selain dialokasikan
kedepartemen produksi, biaya yang terjadi didepartemen jasa juga dialokasikan ke
departemen jasa lain. metode ini dilakukan secra manual, pengalokasian biaya dilakukan
berulang-ulang, karena departemen jasa yang telah dialokasikan biayanya akan menerima
alokasi biaya departemen jasa yang lain. pengalokasian yang berulang- ulang tersebut dapat
dihindari dengan menyelesaikan persamaan matematika.
j1 = Jsa1 + aJ2 + bJ3
j2 = Jsa2 + cJ1 + dJ3
p1 = Psa1 + gJ1 + hj2
p2 = Psa2 + iJ2 + jJ2
keterangan
J 1,2 = biaya departemen jasa 1, 2 (setelah mendapat alokasi dari departemen lain)
Jsa 1,2 = biaya departemen jasa sebelum menerima alokasi departemen lain.
Psa1,2 = biaya departemen produksi sebelum menerima alokasi departemen lain.
a,b...j = presentase alokasi.
metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Oleh Hendra Poerwanto
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Clean Cost Concepts adalah cara mengalokasikan
BOP, dimana BOP bagian Jasa secara langsung dialokasikan ke bagian produksi sesuai
proporsi pemakaian jasanya.
1.
Tentukan BOP Dianggarkan setelah alokasi dengan menggunakan metode alokasi langsung!
Jawab
Menghitung BOP dianggarkan
Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:
1. Jasa X
BOP departemen jasa X sebanyak Rp 30.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing
departemen produksi dengan proporsi masing-masing
Departemen Proses 1 = 30% x Rp 30.000.000 = Rp 9.000.000,Departemen Proses 2 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,Departemen Proses 3 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,Total
= Rp 30.000.000,2. Jasa Y
BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 60.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing
departemen produksi dengan proporsi masing-masing:
Departemen 1 = 25% x Rp 60.000.000 = Rp 15.000.000,Departemen 2 = 40% x Rp 60.000.000 = Rp 24.000.000,Departemen 3 = 35% x Rp 60.000.000 = Rp 21.000.000,Total
= Rp 60.000.000,2.
Satu metode untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik bagian jasa apabila terjadi hal
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode aljabar (Algebraic method). Dalam
metode ini biaya overhead pabrik yang timbul di masing-masing bagian jasa dinyatakan
dalam formula berikut:
Keterangan:
X = jumlah BOP bagian jasa X setelah menerima alokasi BOP dari bagian jasa Y
Y = jumlah BOP bagian jasa Y setelah menerima alokasi BOP dari bagian jasa X
a1 = BOP bagian jasa X sebelum alokasi
a2 = BOP bagian jasa Y sebelum alokasi
b1 = Persentase penggunaan jasa bangian jasa Y oleh bagian X
b2 = Persentase penggunaan jasa bangian jasa X oleh bagian Y
Contoh Kasus : Metode Alokasi Bertahap
PT RAS mempunyai dua departemen produksi dan dua departemen jasa. Perusahaan
merencanakan Biaya Overhead Pabrik untuk kapasitas normal produksi sebesar 50.000 unit,
selama Tahun 2006 sebesar:
Rencana penggunaan jasa dari departemen jasa adalah jasa bagian jasa selain digunakan oleh
bagian produksi (departemen proses 1 & 2), juga dipakai oleh bagian jasa sendiri. Dalam hal
ini terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa listrik dan bagian jasa pemeliharaan.
Proporsi pemakaian jasanya adalah:
BOP bagian jasa listrik setelah mendapat alokasi BOP dari bagian jasa pemeliharaan
adalah sebesar Rp 30.000.000,-
BOP bagian jasa pemeliharaan setelah mendapatkan alokasi BOP dari bagian jasa
listrik adalah sebesar Rp 8.000.000,-
Dengan demikian maka jumlah BOP Neto untuk masing-masing departemen jasa adalah:
Kedua BOP Neto dari bagian jasa listrik dan pemeliharaan ini, kemudian dibebankan kepala
masing-masing departemen produksi sesuai proporsi masing-masing:
2. Menghitung BOP Neto masing-masing Departemen Produksi setelah alokasi
Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:
1. Jasa X (departemen listrik)
BOP departemen jasa X sebanyak Rp 24.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing
departemen produksi dengan proporsi masing-masing:
Departemen Proses 1 = 30/80 x Rp 24.000.000 = Rp 9.000.000,Departemen Proses 2 = 50/80 x Rp 24.000.000 = Rp 15.000.000,Total
= Rp 24.000.000,2. Jasa Y (departemen pemeliharaan)
BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 6.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing
departemen produksi dengan proporsi masing-masing:
Departemen Proses 1 = 40/75 x Rp 6.000.000 = Rp 3.200.000,Departemen Proses 2 = 35/75 x Rp 6.000.000 = Rp 2.800.000,Total
= Rp 6.000.000,Jadi selengkapnya adalah sebagai berikut: