Anda di halaman 1dari 21

4

NAMA :SOFA SALSABILA


NIM :2010111134
DOSEN :Drs. Nurmatias, MM
SUMMARY
“CAPITAL BUDGETING CASH FLOWS”

A. Cash Flow Components


Arus kas dari setiap proyek dapat mencakup tiga komponen dasar yaitu
sebagai berikut.
1. Initial investment
Initial Investment merupakan arus kas keluar yang relevan terhadap
proyek usaha yang akan dilaksanakan oleh perusahaan, umumnya arus kas
ini diusulkan pada waktu nol. Initial Investment juga dapat diartikan
sebagai arus kas keluar yang digunakan untuk investasi pada aktiva tetap
(seperti pabrik dan aktiva tetap lainnya) dan investasi pada modal usaha.
Tanpa modal usaha, kegiatan investasi tidak dapat terlaksana. Modal usaha
pada umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut.
• Modal usaha capital expenses
Modal yang digunakan untuk pembelian barang yang penggunaannya
dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama seperti peralatan
kantor, peralatan lainnya, serta kendaraan (umumnya diperlukan pada
perusahaan dagang yang berfungsi untuk mengangkut barang).
• Modal usaha operational expenses
Modal yang digunakan untuk biaya operasional usaha seperti biaya
listrik, biaya telepon, biaya sewa gedung, gaji karyawan, dan biaya-
biaya lainnya. Modal usaha operational expenses bersifat berkala. Jadi,
pembayaran dilakukan dalam periode tertentu secara berkala misalnya
dibayarkan sebulan sekali.
Berikut cara menghitung atau menentukan modal awal pada perusahaan
yang baru mulai menjalankan usaha bisnisnya. Pertama-tama, perusahaan
harus membuat perkiraan modal yang akan digunakan untuk menjalankan
usaha bisnisnya. Perkiraan modal ini dibagi menjadi 2 yaitu sebagai
berikut.
 Capital expenses, berhubungan dengan perkiraan modal yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Contohnya biaya peralatan atau barang
yang dibutuhkan perusahaan seperti komputer, printer, meja, kursi, dan
lain sebagainya.
 Operational expenses, berhubungan dengan perkiraan modal untuk
biaya sewa gedung atau toko, gaji karyawan, biaya listrik, biaya
telepon, dan biaya lainnya
Jadi, dalam menentukan jumlah yang harus disiapkan sebuah perusahaan
terkait dengan modal awal yang dimiliki oleh perusahaan dapat ditentukan
dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.
Initial Investment = Capital Expenses + Operational Expenses
5
2. Operating cash flows
Operating cash flows merupakan arus kas masuk setelah pajak
tambahan yang dihasilkan dari pelaksanaan proyek usaha selama
hidupnya. Operating cash flows juga dapat diartikan sebagai bagian dari
arus kas perusahaan yang mewakili jumlah uang tunai yang dihasilkan atau
dipakai perusahaan dari aktivitasnya sepanjang periode waktu tertentu.
Adapun aktivitas perusahaan tersebut sebagai berikut.
 Menghasilkan pendapatan.
 Membayar segala biaya yang diperlukan.
 Menandai modal kerja.
 Menyediakan layanan.
 Menjual dan membeli barang dagangan, dll.
Perhitungan operating cash flows yang dilakukan oleh setiap perusahan,
umumnya memiliki hasil perhitungan yang berbeda-beda. Hal ini
disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi laporan laba rugi dan juga
neraca dalam perusahaan tersebut. Berikut ini merupakan rumus yang
dapat digunakan untuk menghitung operating cash flows pada perusahaan.
Operating Cash Flows = Operating Income + Non-Cash Charges –
Change in Working Capital - Taxes
3. Terminal cash flow
Terminal cach flow merupakan arus kas non-operasional setelah pajak
yang terjadi pada tahun terakhir suatu proyek. Hal ini biasanya disebabkan
oleh likuidasi proyek.

Gambar 2.1 Cash Flow Components


Sumber: (Gitman & Zutter, 2015)
Pada gambar 2.1 dapat diperoleh informasi mengenai gambaran garis
waktu arus kas untuk sebuah proyek. Investasi awal untuk proyek yang
diusulkan yaitu sebesar $50.000. Arus kas keluar yang relevan pada
investasi awal untuk proyek yang diusulkan pada waktu nol. Selanjutnya,
arus kas operasi yang merupakan arus kas bersih dari aktivitas masuk dan
keluar kas tambahan setelah pajak yang dihasilkan dari implementasi
proyek selama masa pakainya, dapat dilihat dari gambar 2.1 terjadi
peningkatan secara bertahap yaitu pada tahun pertama jumlahnya sebesar
$4.000. Lalu, pada tahun kesepuluh jumlahnya mengalami peningkatan
6

menjadi $10.000.
Untuk proyek yang digambarkan pada gambar 2. 1, arus kas operasi
bersih semuanya bernilai positif, tetapi tidak selalu demikian untuk setiap
peluang investasi. Selanjutnya, arus kas terminal adalah arus kas non-
operasional setelah pajak yang terjadi pada tahun terakhir proyek. Hal ini
biasanya disebabkan oleh likuidasi proyek. Pada gambar diatas, diketahui
jumlahnya sebesar $25.000 yang diterima pada akhir umur proyek 10
tahun. Perlu diperhatikan bahwa arus kas terminal tidak memasukkan arus
kas masuk operasi yaitu sebesar $10.000 untuk tahun ke-10.
4. Expansion Vs Replacement Decisions
Expansion decision atau keputusan ekspansi merupakan keputusan
yang terkait dengan pengembangan atau peningkatan kapasitas usaha
dengan penambahan aktiva tetap. Mengembangkan perkiraan relevant
cash flow lebih mudah dilakukan dalam keputusan ekspansi. Karena dalam
keputusan ekspansi, perhitungan komponen cash flow yaitu initial
investment, operating cash flow, dan terminal cash flow. Hanya cash flow
setelah pajak yang terkait dengan keputusan ekspansi yang diusulkan.
Keputusan ekspansi lebih berisiko dibandingkan dengan keputusan
penggantian.
Replacement decision atau keputusan penggantian merupakan
keputusan yang terkait dengan penggantian terhadap sesuatu hal yaitu
berupa penggantian aset lama dengan aset baru. Dalam keputusan
penggantian, mengembangkan perkiraan relevant cash flow lebih rumit
dilakukan jika dibandingkan dengan mengembangkan perkiraan keputusan
ekspansi. Karena dalam mengembangkan perkiraan relevant cash flow
pada keputusan penggantian, perusahaan harus mempertimbangkan dan
memperhitungkan tambahan cash flow atau pendapatan dan penurunan
biaya dari aset baru terhadap aset lama yang akan dihasilkan dari
keputusan penggantian yang diusulkan. Komponen relevant cash flow
dalam keputusan penggantian yaitu sebagai berikut.
• Initial investment cash flow yaitu merupakan hasil perhitungan dari
selisih atau perbedaan antara initial investment yang diperlukan untuk
memperoleh aset baru dengan setiap cash inflow (arus kas masuk) atau
outflow (arus kas keluar) setelah pajak yang diharapkan dari likuiditas
aset lama.
• Operating cash flow yaitu merupakan selisih atau perbedaan antara
operating cash flow dari aset baru dengan operating cash flow dari aset
lama.
• Terminal cash flow yaitu merupakan selisih atau perbedaan antara cash
flow setelah pajak yang diharapkan pada saat penghentian aset yang
baru dengan aset yang lama.
7

5. Sunk Cost And Opportunity Cost


Sunk Cost adalah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Biaya
tersebut digunakan untuk investasi awal terkait dengan kebutuhan yang
diperlukan oleh perusahaan, kebutuhan ini terjadi di masa lalu dan tidak
dapat diubah di masa sekarang ataupun di masa mendatang. Kebutuhan ini
juga tidak dapat dipulihkan kembali. Sunk cost tidak berpengaruh pada
relevant cash flow untuk keputusan saat ini. Sehingga, sunk cost tidak
boleh dimasukan ke dalam project’s incremental cash flows (proyek arus
kas tambahan). Selain itu, sunk cost tidak relevan diperhitungkan dalam
menyusun anggaran modal (capital budgeting) serta pengambilan
keputusan di masa depan.
Opportunity cost atau biaya peluang adalah arus kas atau biaya yang
timbul akibat dari sebuah aset yang tidak digunakan untuk alternatif lain.
Ketika perusahaan memilih menggunakan alternatif terbaik dari
penggunaan aset yang telah ada, maka arus kas dari alternatif yang tidak
direalisasikan dalam proyek yang diusulkan dapat dikatakan sebagai
opportunity cost. Opportunity cost memiliki pengaruh terhadap relevant
cash flow. Dalam menentukan project’s incremental cash flows (proyek
arus kas tambahan), opportunity cost dimasukan sebagai arus kas keluar.
Opportunity cost merupakan biaya yang relevan dalam menyusun
anggaran modal (capital budgeting) serta pengambilan keputusan di masa
depan.

B. Finding The Initial Investment


Syarat initial investment mengacu pada arus kas keluar yang relevan untuk
dipertimbangkan ketika mengevaluasi suatu pengeluaran modal prospektif.
Penganggaran modal akan fokus pada proyek-proyek dengan investasi awal
yang terjadi diwaktu nol, waktu pengeluaran dilakukan. Investasi awal dapat
dihitung oleh perusahaan dengan cara mengurangkan semua arus kas masuk
yang terjadi pada waktu nol dari semua arus kas keluar yang terjadi pada
waktu nol.

Gambar 2. 2 The Basic Format for Determining Initial Investment


Sumber: (Gitman & Zutter, 2015)
8

Perlu diperhatikan bahwa jika tidak ada biaya pemasangan dan perusahaan
tidak mengganti aset yang ada, biaya aset baru yang disesuaikan dengan setiap
perubahan modal kerja bersih, sama dengan investasi awal.
1. Installed Cost of New Asset
Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2, biaya pemasangan aset baru
diperoleh dengan menambahkan biaya aset baru ke biaya pemasangannya.
Biaya aset baru adalah arus keluar bersih yang diperlukan untuk akuisisi.
Biaya pemasangan adalah setiap biaya tambahan yang diperlukan untuk
menempatkan aset ke dalam operasi. Internal Revenue Service
mengharuskan perusahaan untuk menambahkan biaya pemasangan ke
harga pembelian aset untuk menentukan nilai yang dapat disusutkan, yang
dibebankan selama periode tahun. biaya terpasang aset baru, dihitung
dengan menambahkan biaya aset baru.
2. After-Tax Proceeds from Sale of Old Asset
Pada gambar 2.2 dapat dilihat bahwa hasil setelah pajak dari penjualan
aset lama mengurangi investasi awal perusahaan dalam aset baru. Hasil ini
adalah perbedaan antara hasil penjualan aset lama dan pajak atau
pengembalian pajak yang berlaku terkait dengan penjualannya. hasil
penjualan aset lama adalah arus kas masuk bersih yang diberikannya.
Jumlah ini setelah dikurangi biaya yang dikeluarkan dalam proses
pemindahan aset. Hasil bersih dari penjualan atau pelepasan aset lama
mungkin positif atau negatif. Hasil dari penjualan aset lama biasanya
dikenakan beberapa jenis pajak. Ini pajak atas penjualan aset lama
tergantung pada hubungan antara harga jual dan nilai buku dan pada
peraturan pajak pemerintah yang ada. Nilai buku dari suatu aset berfungsi
untuk menunjukan nilai akuntansinya yang ketat. Berikut ini, rumus
perhitungan yang dapat digunakan untuk menghitung perolehan nilai buku
dari suatu perusahaan.
Book value = Installed cost of asset – Accumulated depreciation
3. Change in Net Working Capital
Modal kerja bersih adalah perbedaan antara aset lancar perusahaan dan
kewajiban lancarnya. Perubahan modal kerja bersih sering menyertai
keputusan belanja modal. Jika sebuah perusahaan memperoleh mesin baru
untuk memperluas tingkat operasinya, itu akan mengalami peningkatan
tingkat kas, piutang, persediaan, hutang, dan akrual. Peningkatan ini
dihasilkan dari kebutuhan akan lebih banyak uang tunai untuk mendukung
operasi yang diperluas, lebih banyak piutang dan persediaan untuk
mendukung peningkatan penjualan, dan lebih banyak hutang dan akrual
untuk mendukung peningkatan pengeluaran yang dilakukan untuk
memenuhi permintaan produk yang diperluas.
9

Kenaikan kas, piutang, dan persediaan adalah arus kas keluar


sedangkan kenaikan hutang usaha dan akrual adalah arus kas masuk.
Selisih antara perubahan aktiva lancar dan perubahan kewajiban lancar
adalah perubahan modal kerja bersih perubahan modal kerja bersih.
Umumnya, ketika sebuah perusahaan membuat Perbedaan antara investasi
baru yang besar, aset lancar meningkat lebih dari kewajiban lancar,
menghasilkan peningkatan investasi dalam modal kerja bersih.
Peningkatan investasi dalam modal kerja ini diperlakukan sebagai arus
keluar awal. Jika perubahan modal kerja bersih negatif, itu akan
ditampilkan sebagai arus masuk awal. Perubahan modal kerja bersih,
terlepas dari apakah itu kenaikan atau penurunan. Tidak kena pajak karena
hanya melibatkan penumpukan bersih atau pengurangan bersih dari
rekening giro.
Contoh :
Powell Corporation, produsen komponen pesawat terbang yang besar
dan terdiversifikasi, mencoba menentukan investasi awal yang diperlukan
untuk mengganti mesin lama dengan model baru yang lebih canggih.
Harga pembelian mesin yang diusulkan adalah $380.000 dan tambahan
$20.000 akan diperlukan untuk memasangnya. Jumlah ini akan disusutkan
berdasarkan MACRS menggunakan periode pemulihan 5 tahun. Mesin
(lama) saat ini dibeli 3 tahun yang lalu dengan biaya $240.000 dan
disusutkan berdasarkan MACRS menggunakan periode pemulihan 5
tahun. Perusahaan telah menemukan pembeli yang bersedia membayar
$280.000 untuk mesin saat ini dan untuk melepasnya atas biaya pembeli.
Perusahaan mengharapkan bahwa peningkatan $35.000 dalam aset lancar
dan peningkatan $18.000 dalam kewajiban lancar akan menyertai
penggantian, perubahan ini akan menghasilkan $17.000 ($35.000 -
$18.000) meningkatkan dalam modal kerja bersih. Perusahaan membayar
pajak dengan tarif 40%.
Diketahui :
Harga pembelian mesin baru (Cost of proposed machine) = $380.000
Harga beli mesin lama = $240.000
Biaya pemasangan (Installation costs) = $20.000
Harga jual mesin saat ini (Proceeds from sale of present machine) =
$280.000Tarif pajak = 40%
Peningkatan aset lancar = $35.000
Peningkatan kewajiban lancar = $18.000
Jawab:
a. Mencari pajak atas penjualan mesin ini
• Langkah pertama mencari nilai buku dari aset yang lama
• Book value = Installed cost of asset - Accumulated depreciation
10

Book value = $240.000 - 170.400 = $69.600


• Mesin (lama) saat ini dibeli 3 tahun yang lalu dengan biaya $240.000
dan disusutkan berdasarkan MACRS menggunakan periode
pemulihan 5 tahun maka harus dilakukan penyesuaian
Tahun 1 (20% × 240.000) = 48.000
Tahun 2 (32% × 240.000) = 76.800
Tahun 3 (19% × 240.000) = 45.600
Total = 170.400
• Keuntungan perusahaan = 280.000 - Nilai Buku (69.600) = 210.400
• Pajak = 40% × 210.400 = 84.160 sebagai tax on sale of present
machine

b. Mencari perubahan modal kerja


• Calculating of change in net working capital
• Change in net working capital = $35,000 - $18,000 = $17.000

Gambar 2. 3 Initial Investment Powell Corporation


Sumber: (Gitman & Zutter, 2015)

C. Finding The Operating Cash Flow


Arus kas operasi adalah arus kas tambahan setelah pajak yang terjadi
setelah investasi baru dilakukan.
1. Interpreting the Term After-Tax
Manfaat yang dihasilkan dan dapat diperoleh dari belanja modal, harus
diukur secara dasar setelah pajak karena perusahaan tidak akan
menggunakan manfaat apa pun sampai perusahaan tersebut memenuhi
klaim pajak pemerintah. Klaim ini tergantung pada penghasilan kena pajak
perusahaan, jadi dikurangi pajak sebelum membuat perbandingan antara
investasi yang diusulkan diperlukan untuk konsistensi ketika mengevaluasi
alternatif belanja modal.
2. Interpreting the Term Cash Flows
Semua biaya dan manfaat yang diharapkan dari proyek yang telah
diusulkan harus dapat diukur dengan menggunakan dasar arus kas. Arus
11

kas keluar mewakili jumlah dari biaya yang akan dikeluarkan oleh
perusahaan, dan arus kas masuk mewakili jumlah uang yang dapat
dikeluarkan oleh perusahaan. Arus kas umumnya tidak sama dengan laba
akuntansi. Salah satu alasan utama bahwa laba akuntansi tidak sama
dengan arus kas adalah karena akuntansi tidak memungkinkan perusahaan
untuk sepenuhnya mengurangi jumlah beban biaya aset tetap pada saat
pembelian.
Sebaliknya, perusahaan membebankan sebagian dari biaya aset tetap
melalui perhitungan yang dapat dilakukan melalui pengurangan total
depresiasi yang dimiliki perusahaan selama masa manfaat aset tetap.
Akibatnya, ketika perusahaan membayar secara tunai untuk aset tetap,
keuntungan yang akan didapatkan oleh perusahaan tidak akan sepenuhnya
mencerminkan atau menggambarkan biaya aset pada tahun dimana
perusahaan melakukan pembelian. Pada tahun-tahun berikutnya,
perusahaan akan mengurangi keuntungan mereka dengan cara mengambil
biaya penyusutan, meskipun tidak ada pengeluaran tunai yang terkait
dengan biaya penyusutan tersebut.
Ada teknik sederhana yang dapat digunakan untuk mengubah laba
bersih setelah pajak menjadi arus kas operasi. Perhitungannya
membutuhkan penambahan depresiasi dan biaya non-tunai (amortisasi dan
depresi) dikurangkan sebagai biaya pada laporan laba rugi perusahaan
kembali ke laba bersih setelah pajak. Biaya penyusutan sebenarnya
bukanlah arus kas masuk itu sendiri. Menambahkan penyusutan ke laba
hanya mengakui bahwa perhitungan laba mengharuskan perusahaan untuk
mengurangi beban yang tidak terkait dengan pengeluaran kas tertentu.
Dalam arti tertentu, menambahkan penyusutan ke laba “mengoreksi”
masalah ini dan memberikan angka yang lebih sesuai dengan arus kas
masuk dan arus keluar yang sebenarnya.
3. Interpreting the Term Incremental
Langkah terakhir yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam
memperkirakan arus kas operasi yang akan digunakan perusahaan untuk
proyek pengganti yang telah diusulkan adalah dengan menghitung
inkremental (relevan) dari arus kas. Arus kas operasi tambahan diperlukan
oleh perusahaan karena dengan perubahan arus kas operasi yang
dihasilkan dari proyek yang telah diusulkan. Jadi, apabila yang diusulkan
adalah proyek ekspansi, maka arus kas proyek akan menjadi arus kas
tambahan.
Contoh:
Diketahui data mengenai pendapatan dan pengeluaran powell corporation
danbeban penyusutan mesin powell corporation sebagai berikut.
12

Gambar 2. 4 Powel Corporation’s Revenue and for Proposed and Present Machines
Sumber: (Gitman & Zutter, 2015)

Gambar 2. 5 Depreciation Expense for Proposed and Present Machines for Powell
Corporation
Sumber: (Gitman & Zutter, 2015)

Untuk menghitung arus kas operasi maka langkah pertama kita harus
mengganti data yang ada pada gambar 2.4 dan 2.5 ke dalam format ini dan
dengan asumsi tarif pajak 40%, kita mendapatkan perhitungan yang dapat
dilihat pada gambar 2.7 yang menunjukkan perhitungan arus kas operasi
untuk setiap tahun baik untuk mesin yang diusulkan maupun yang sekarang.
Hal ini dikarenakan mesin yang diusulkan untuk disusutkan selama 6 tahun,
berikut analisis nya.
13

Gambar 2. 6 Calculation of Operating Cash Flows Using the Income Statement Format
Sumber: (Gitman & Zutter, 2015)

Gambar 2. 7 Calculation of Operating Cash Flows for Powell Corporation’s Proposed and
Present Machines
Sumber: (Gitman & Zutter, 2015)

Langkah terakhir dalam memperkirakan arus kas operasi untuk proyek


pengganti yang diusulkan adalah menghitung inkremental (relevan) Arus kas.
Arus kas operasi tambahan diperlukan karena perhatian kami adalahhanya
dengan perubahan arus kas operasi yang dihasilkan dari proyek yang
diusulkan. Jelas, jika itu adalah proyek ekspansi, arus kas proyek akan
menjadi arus kas tambahan.
14

Gambar 2. 8 Incremental Operating Cash Flows for Powell Corporation


Sumber: (Gitman & Zutter, 2015)
Gambar diatas menunjukkan hasilperhitungan Powell Corporation's arus
kas operasi tambahan (relevan) untuk setiap tahun. Estimasi arus kas operasi
yang dikembangkan pada Gambar 2.7 muncul di kolom 1 dan 2. Nilai kolom
2 mewakili jumlah arus kas operasi yang akan diterima Powell Corporation
jika tidak mengganti mesin saat ini. Jika mesin yang diusulkan
menggantikanmesin yang sekarang, maka arus kas operasi perusahaan untuk
setiap tahun akan seperti yang ditunjukkan pada kolom 1 gambar 2.8.
Mengurangi arus kas operasi mesin saat ini dari arus kas operasi mesin yang
diusulkan, kita mendapatkan arus kas operasi tambahan untuk setiap tahun,
ditunjukkan pada kolom 3. Arus kas ini menunjukkan jumlah dimana arus
kas masing-masing tahun akan meningkat sebagai akibat dari penggantian.
Misalnya, pada tahun 1, arus kas Powell Corporation akan meningkat
sebesar $26.480. Hal ini dapat terjadi apabila proyek yang diusulkan
dilaksanakan.
Persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung secara lebih
langsung arus kas inkremental dalam t, ICIt:
ICIt = [ΔEBDITt × (1 - T)] + (ΔDt × T)
Dimana:
ΔEBDITt = perubahan pendapatan sebelum depresiasi, bunga, dan pajak
[pendapatan – pengeluaran (excl. depr. and int.)] in year t
T = tarif pajak marjinal perusahaan
ΔDt = perubahan beban penyusutan pada tahun T
Menerapkan rumus ini ke data Powell Corporation yang diberikan dalam
Gambar 2.4 dan 2.5 untuk tahun 3, kita mendapatkan nilai variabel sebagai
berikut.
ΔEBDIT3 = ($2,520,000 - $2,300,000) - ($2,400,000 - $2,230,000)
= $220,000 - $170,000 = $50,000
ΔD3 = $76,000 - $12,000 = $64,000
T = 0.40
15

Substitusi ke persamaan menghasilkan:


ICI3 = [$50,000 × (1 - 0.40)] + ($64,000 × 0.40)
= $30,000 + $25,600 = $55,600
Jadi, arus kas masuk tambahan sebesar $55.600 untuk tahun 3 adalah
nilai yangsama dengan yang dihitung untuk tahun 3 di kolom 3 pada gambar
2.8.

D. FINDING THE TERMINAL CASH FLOW


1. Proceeds From Sale of Assets
Proceeds atau cash inflow dari penjualan aset baru dan aset lama
sering disebut dengan salvage value atau nilai residu. Proceeds merupakan
jumlah bersih dari biaya penghilangan atau pembersihan apa pun yang
diharapkan pada termination of the project. Dalam proyek penggantian,
proceeds dari aset baru dan aset lama harus dipertimbangkan. Sedangkan
dalam proyek ekspansi, proceeds dari aset lama adalah nol.
2. Taxes on Sale of Assets
Pada akhir umur proyek, perusahaan akan melepaskan aset baru,
mungkin dengan menjualnya, sehingga hasil setelah pajak dari penjualan
aset baru merupakan cash inflow (arus kas masuk). Namun, jika
perusahaan tidak mengganti aset lama, pada akhir umur proyek,
perusahaan akan menerima proceeds dari penjualan aset lama (daripada
menghitung hasil tersebut di muka sebagai bagian dari initial investment).
Proceeds setelah pajak yang perusahaan akan terima dari pelepasan aset
lama, dihitung sebagai arus kas keluar.
Pajak ikut bermain setiap kali aset dijual dengan nilai yang berbeda
dari nilai bukunya. Jika net proceeds dari penjualan diharapkan melebihi
nilai buku, pembayaran pajak ditampilkan sebagai arus keluar
(pemotongan dari hasil penjualan) akan terjadi. Ketika hasil bersih dari
penjualan kurang dari nilai buku, manfaat pajak ditampilkan sebagai cash
inflow (tambahan untuk hasil penjualan) akan dihasilkan. Untuk aset yang
dijual persis dengan nilai buku, tidak ada pajak yang harus dibayar.
3. Change in Net Working Capital
Ketika menghitung terminal cash flow, perubahan dalam net working
capital (modal kerja bersih) menunjukkan pengembalian investasi net
working capital awal. Seringkali, ini akan muncul sebagai arus kas masuk
karena pengurangan net working capital; dengan penghentian proyek,
kebutuhan peningkatan investasi net working capital diasumsikan
berakhir. Karena investasi net working capital sama sekali tidak
dikonsumsi, jumlah yang diperoleh kembali pada saat penghentian akan
sama dengan jumlah yang ditunjukkan dalam perhitungan initial
investment. Pertimbangan pajak tidak dilibatkan. Menghitung terminal
16

cash flow melibatkan prosedur yang sama seperti yang digunakan untuk
menemukan initial investment.

Gambar 2.9 The Basic Format for Determining Terminal Cash Flow
Sumber: (Gitman & Zutter, 2015)

Contoh: MenentukanTerminal Cash Flow


Asumsikan bahwa perusahaan Powell Corporation berharap untuk dapat
melikuidasi mesin baru pada akhir dari masa pakai 5 tahun menjadi net
$50,000 setelah membayar removal dan cleanup cost. Jika tidak diganti
dengan mesin baru, mesin lama akan dilikuidasi pada akhir dari 5 tahun masa
pakai menjadi net $10,000. Perusahaan berharap untuk memulihkan net
working capital investmentsebesar $17,000 setelah penghentian proyek.
Perusahaan membayar pajak dengan tarif 40%.
Berdasarkan analisis dari operating cash flow yang disajikan sebelumnya,
dapat dilihat bahwa mesin (baru) yang diusulkan akan memiliki book value
(nilai buku) sebesar $20,000 (sama dengan depresiasi tahun ke-6) pada akhir
dari 5 tahun. Mesin saat ini (lama) akan sepenuhnya terdepresiasi dan oleh
karena itu akan memiliki book value (nilai buku) nol pada akhir dari 5 tahun.
Karena sale price(harga jual) untuk mesin (baru) yang diusulkan sebesar
$50,000 berada dibawah initial installed cost sebesar $400,000 tetapi lebih
besar dari book value (nilai buku) sebesar $20,000, maka pajak yang harus
dibayar hanya atasrecaptured depreciation sebesar $30,000 ($50,000 sale
proceeds - $20,000 book value). Menerapkan tarif pajak biasa sebesar 40%
pada $30,000 ini menghasilkan tax (pajak) sebesar $12,000 (0,40  $30,000)
pada penjualan mesin yang diusulkan. Oleh karena itu, hasil penjualan setelah
pajaknya akan sama dengan $38,000 ($50,000 sale proceeds - $12,000 taxes).
Karena mesin lama akan dijual seharga $10,000 pada saat penghentian
proyek, yang mana lebih rendah dari harga pembelian asli sebesar $240,000
dan diatasbook value(nilai buku) sebesar nol, maka mesin tersebut akan
mengalami taxable gain (keuntungan kena pajak) sebesar $10,000 ($10,000
sale price - $0 book value). Dengan menerapkan tarif pajak 40% untuk
keuntungan $10,000, perusahaan akan berutang pajak sebesar $4,000 (0,40 
$10,000) pada penjualan mesin lama pada akhir tahun ke-5.Hasil penjualan
17

setelah pajak dari mesin lama akan sama dengan $6,000 ($10,000 sale price -
$4,000 taxes).

Gambar 2.10 Determining Terminal Cash Flow


Sumber: (Gitman & Zutter, 2015)

E. SUMMARIZING THE RELEVANT CASH FLOW


Relevant cash flow merupakan arus kas tambahan setelah pajak
(incremental after-tax cash flows) yang terkait dengan proyek yang diusulkan.
Initial investment, operating cash flow, dan terminal cash flow bersama-sama
merepresentasikan project’s relevant cash flows. Initial investment, operating
cash flow, dan terminal cash flow merepresentasikan project’s relevant cash
flows, dalam arti cash flow sense, seberapa jauh lebih baik atau lebih buruk
perusahaan jika memilih untuk mengimplementasikan proposal.
Contoh: Menyusun Relevant Cash Flow
Relevant cash flow untuk pengeluaran penggantian yang diusulkan Powell
Corporation dapat ditampilkan secara grafis, pada garis waktu. Perhatikan
bahwa karena aset baru diasumsikan dijual pada akhir masa pakainya yang
dapat digunakan selama 5 tahun, incremental operating cash inflowtahun-6
yang dihitung dalam Tabel 11.8 tentang Incremental (Relevant) Operating
Cash Flows For Powell Corporation, tidak memiliki relevansi; terminal cash
flow secara efektif menggantikan nilai ini dalam analisis.

Gambar 2.11 Time Line for Powell Corporation’s Relevant Cash Flows With The Proposed
Machine
Sumber: (Gitman & Zutter, 2015)
18

F. Soal Teori
1. Sebutkan tiga cash flow dari setiap proyek!
Jawab:
 An initial investment,
 Operating cash flows (which may be inflows or outflows),
 Terminal cash flow

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Sunk Costs dan Opportunity Costs?
Jawab:
Sunk cost adalah pengeluaran kas yang telah dilakukan (pengeluaran masa
lalu) dan tidakdapat diperoleh kembali. Sunk Cost tidak berpengaruh pada
uang tunai arus yang relevan dengan keputusan saat ini. Hasil dari,biaya
sunk cost tidak termasuk dalam arus kas tambahan proyek.

3. Selisih antara perubahan aktiva lancar dan perubahan kewajiban lancar


disebut? Jelaskan.
Jawab:
Selisih antara perubahan aktiva lancar dan perubahan kewajiban lancar
disebut change innet working capital (perbedaan antara perubahan aktiva
lancar dan perubahan kewajiban lancar).

4. Apa yang dimaksud dengan Terminal cash flow?


Jawab:
Terminal cash flow adalah arus kas yang dihasilkan dari penghentian dan
likuidasi suatu proyek pada akhir umur ekonomisnya.

5. Jelaskan arus kas operasi yang relevan terkait dengan pengeluaran modal
yang diusulkan.
Jawab:
Arus kas operasi adalah arus kas tambahan setelah pajak yang diharapkan
dihasilkan dari suatu proyek. Format laporan laba rugi melibatkan
penambahan penyusutan kembali ke laba operasi bersih setelah pajak dan
memberikan arus kas masuk operasi, yang sama dengan arus kas operasi
(OCF), terkait dengan proyek yang diusulkan dan sekarang. Arus kas
(tambahan) yang relevan untuk proyek pengganti adalah perbedaan antara
arus kas operasi dari proyek yang diusulkan dan proyek saat ini.

6. Sebutkan persamaan book value dan jelaskan?


Jawab:
Nilai akuntansi yang ketat dari sebuah aset, dihitung dengan
mengurangkan akumulasi penyusutannya dari biaya terpasangnya. Book
value dapat dihitung dengan persamaan berikut :
19

Book value = Installed cost of asset - Accumulated depreciation

7. Bagaimana cara perhitungan tiga komponen cash flows for a replacement


decision?
Jawab:
● Initial investment = Initial investment needed to acquire new asset -
After tax cash inows from liquidation of old asset
● Operating cash flows = Operating cash flows from new asset -
Operating cash flowsfrom old asset
● Terminal cash flow = After tax cash flows from termination of new
asset – After taxcash flows from termination of old asset

8. Mengapa manfaat yang dihasilkan dari belanja modal harus diukur secara
after-tax basis?
Jawab:
Karena perusahaan tidak akan menggunakan manfaat apa pun sampai
perusahaan tersebut memenuhi klaim pajak pemerintah. Klaim ini
tergantung pada penghasilan kena pajak perusahaan, jadi dikurangi pajak
sebelum membuat perbandingan antara jumlah dari investasi yang
diusulkan diperlukan untuk konsistensi ketika mengevaluasi alternatif
belanja modal.

9. Mengapa dalam mengidentifikasi cash flows for replacement


decisions itu lebih rumitdaripada ekspansi?
Jawab:
Karena dalam mengidentifikasi cash flows for replacement decisions
perusahaan harusmengidentifikasi tambahan arus kas yang akan dihasilkan
dari replacement decisions yang diusulkan. Investasi awal dalam kasus
penggantian adalah perbedaan antara investasi awal yang diperlukan untuk
memperoleh aset baru dan setiap arus kas masuk atau keluar setelah pajak
yang diharapkan dari likuidasi aset lama.

10. Mengapa International capital budgeting berbeda dengan domestic


version?
Jawab:
 Karena arus kas keluar dan arus masuk yang ada dalam bentuk mata
uang asing.
 Karena investasi asing memiliki tingkat potensi risiko politik yang
signifikan.
 Kedua risiko ini dapat diminimalisir melalui beberapa tindakan
perencanaan yang matang.
20

G. Contoh Kasus
1. Contoh Kasus 1
Misalkan suatu asset mempunyai nilai buku Rp. 60.000.000 dan initial
cost sebesar Rp. 100.000.000. Lalu, tarif pajak untuk capital gain sebesar
28%.
a. Asumsikan bahwa asset lama terjual dengan harga Rp. 120.000.000.
Dan terdapat dua macam jumlah yang terkena pajak secara berbeda,
yaitu capital gain dan jumlah dimana initial price lebih besar dari nilai
buku yang disebut recapture of depreciation.
Perhitungan:
Jumlah gain sebesar Rp. 120.000.000 dikurangi Rp. 60.000.000 (yang
dibedakan sebagai berikut).

(Rp. 120 juta – Rp. 100 juta) + (Rp. 100 juta – Rp. 60 juta)
Capital gain Recapture depreciation

Jumlah pajak kemudian dihitung sebagai berikut.


 Pajak atas capital gain:
(Rp. 120.000.000 – Rp. 100.000.000) × (0,28) Rp. 5.600.000
 Recapture depreciation:
(Rp. 100.000.000 – Rp. 60.000.000) × (0,46) Rp.18.400.000
Rp. 24.000.000

Apabila asset lama dijual dengan harga Rp. 80.000.000, maka disini
nilai yang terkena pajak ialah recapture depreciation dan pajak dengan
tarif pajak biasa yaitu sebagai berikut.
(Rp. 80.00.000 – Rp. 60.000.000) × (0,46) = Rp. 9.200.000
b. Apabila asset lama dijual dengan harga Rp. 60.000.000, maka tidak ada
pajak yang dikenakan atas capital gain maupun pajak atas kerugian
penjualan.
c. Apabila asset lama dijual dengan harga Rp. 50.000.000. Dalam konteks
ini terdapat kerugian yang diperoleh, yang akan menyebabkan
penghematan pajak (tax saving).
Tax Saving:
(Rp. 60.000.000 – Rp. 50.000.000) × (0,46) = Rp. 4.600.000

2. Contoh Kasus 2
Perusahaan Makmur Sentosa mempertimbangkan pembelian suatu
mesin baru dengan harga Rp. 250.000.000 yang akan disusutkan atas dasar
garis lurus selama 5 tahun dan tidak ada nilai sisa. Agar mesin itu dapat
dioperasikan diperlukan untuk membeli beban-beban instalasi sebesar Rp.
21

50.000.000. Mesin baru akan mengganti mesin lama yang dipakai saat ini,
yang dibeli 3 tahun lalu dengan harga Rp. 240.000.000 yang disusutkan
atas dasar garis lurus (tanpa nilai sisa) selama 8 tahun. Mesin lama dapat
dijual dengan harga Rp. 255.000.000. Tarif pajak perusahan 46% dan
pajak capital gain jangka panjang 28%.
Perhitungan:
Capital gain:
Rp. 255.000.000 – Rp. 150.000.000 = Rp. 105.000.000
Capital gain tax:
(Rp. 255.000.000 – Rp. 240.000.000) × (0,28) Rp. 4.200.000
Recapture of depreciation:
(Rp. 240.000.000 – Rp. 150.000.000) × (0,46) Rp. 41.400.000
Jumlah pajak Rp. 45.600.000
Jumlah initial investment :
Harga pembelian mesin Rp. 250.000.000
+/+ Biaya instalasi Rp. 50.000.000
-/- Hasil dari penjualan mesin lama Rp. 255.000.000
+/+ Pajak atas penjualan mesin lama Rp. 45.600.000
Initial Investment Rp. 90.600.000

3. Contoh Kasus 3
Pada tahun 2020. perusahaan Sehat Sentosa diketahui dapat
menghasilkan pendapatan dan memperoleh sejumlah biaya-biaya yang
harus dikeluarkan (cash operating costs) tidak termasuk penyusutan adalah
sebagai berikut :
Tabel 3. 1 Net Profit Before Depreciation & Taxes
Annual Net Profit Before
Revenue Cash Operating Cost Depreciation & Taxes
Mesin lama Rp. 150.000.000 Rp. 70.000.000 Rp. 80.000.000
Mesin baru Rp. 180.000.000 Rp. 60.000.000 Rp. 120.000.000
Sumber : Data Pribadi, 2021
Diasumsikan penyusutan mesin lama dan mesin baru ialah Rp 30 juta
dan Rp 50 jta. Agar net profit after tax dapat dihitung, maka pertama-tama
harus dikurangi biaya penyusutan dari net profit before depreciation and
taxes sebagai berikut.
Tabel 3. 2 Net Profit After Tax
Add After Tax
Net Profit After Tax
Depreciation Cash Inflows
(Rp. 80.000.000 – Rp. 30.000.000)
Mesin lama × (1 – 0,46) Rp. 30.000.000 Rp 50.000.000
= Rp. 27.000.000
22

(Rp. 120.000.000 – Rp. 50.000.000)


Mesin baru × (1 – 0,46) Rp. 50.000.000 Rp. 87.800.000
= Rp 37.800.000
Sumber: Data Pribadi, 2021
Jadi, berdasarkan hasil dari perhitungan di atas, maka dapat diperoleh
hasil dari jumlah cash inflows after tax per tahun perusahaan adalah
sebesar Rp. 87.800.000 – Rp. 57.000.000 = Rp. 30.800.000.
KESIMPULAN

Capital Budgeting cash flow merupakan salah satu aspek penting yang berguna
untuk menganalisis apakah suatu investasi perlu dilanjutkan atau tidak. Pada
capital budgeting cash flow salah satu poin penting yang harus diperhatikan
adalah terkait relevant cost. Relevant cost sendiri merupakan biaya yang berkaitan
dengan investasi tersebut dan harus dipertimbangkan ketika perusahaan
mengambil suatu keputusan investasi. Contohnya, jika perusahaan ingin membeli
mesin baru, maka perusahaan juga harus menghitung biaya lain seperti biaya
instalasi dan biaya perawatan mesin tersebut. Relevant cash flow selanjutnya di
bagi menjadi 3 jenis arus kas, antara lain initial investment, operating cash flow,
dan terminal cash flow. Ketiga jenis arus kas tersebut juga saling mempengaruhi
pertimbangan keputusan manajer dalam meneruskan atau mengganti suatu
investasi.
Capital budgeting cash flow juga memberikan pemahaman bagi manajer terkait
sunk cost dan opportunity cost. Sunk cost adalah kas yang dikeluarkan perusahaan
ketika membeli suatu asset sementara opportunity cost adalah kas yang akan
didapatkan perusahaan ketika menjual asset tersebut. Sama seperti relevant cash
flow, sunk cost dan opportunity cost juga mempengaruhi pertimbangan
perusahaan dalam mengambil keputusan terkait investasi karena berhubungan
langsung dengan kas perusahaan.
Dari uraian dan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman terkait
capital budgeting cash flow sangat penting bagi perusahaan, terutama bagi para
manajer yang berhubungan langsung dengan keputusan investasi tersebut. Dengan
memahami capital budgeting cash flow, perusahaan dapat lebih meminimalisir
risiko kegagalan dari suatu investasi.

29
REFERENSI

Emor, C. F. (2019). Analisis biaya pengambilan keputusan membeli atau


mempertahankan aktiva tetap pada PT. Jor Gabrindo. Jurnal EMBA, 7(1),
911–920.
Gitman, L. J., & Zutter, C. J. (2015). Principles of Managerial Finance (Vol. 21,
Issue 1). In The British Accounting Review.
Sinaga, A., Tampubolon, L. S., Tueday, T., Hermanto, & Niscaya, A. (2020).
Kelayakan Investasi Penggantian Aktiva Tetap Dengan Anggaran Modal.
Global Manajemen, 9(2).
Tiow, P. P., Morasa, J., & Pinatik, S. (2021). Penerapan sunk cost dan differential
cost terhadap keputusan penggantian aktiva tetap pada PT. Modulasi Dana
Titian Inspirasi Jaya Manado. Jurnal EMBA, 9(1), 87–93.

30

Anda mungkin juga menyukai