Anda di halaman 1dari 10

PENJUALAN ANGSURAN

OLEH : KELOMPOK 9
1. KRISTINA KEWA ( 2019110157 )
2. FLORENTINA REI PATI ( 2018110048 )
3. IRA GOMBO ( 2018110121 )
4. MARSELA SARMI ( 2019110112 )
5. DAMIANUS KORDIN ( 2017110279 )
6. STANISLAUS K.T.KAPU (2018110218)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2020
1. PENGERTIAN PENJUALAN ANGSURAN
Penjualan angsuran adalah penjualan yang
pembayarannya tidak diterima sekaligus (tidak
langsung lunas), tetapi pembayarannya diterima
melalui lebih dari 2 (dua) tahap. Untuk menghindari
risiko karena pembeli tidak membayar dan supaya
penjual tidak mengalami kerugian, maka biasanya
saat membeli ada beberapa perjanjian, antara lain:
• Pada saat membeli disertai dengan meninggalkan
jaminan ke penjual.
• Hak kepemilikan barang berpindah ke pembeli,
kalau pembayarannya sudah lunas.
2. PERHITUNGAN BUNGA (INTEREST) PADA PENJUALAN ANGSURAN
DAN PENCATATANNYA

Dalam setiap penjualan angsuran ada bunga yang


ditanggung oleh pembeli. Dengan demikian setiap
angsuran yang dibayarkan pembeli terdiri dari
angsuran pokok pinjaman dan bunga yang
diperhitungkan. Macam- macam perhitungan bunga
yang dapat dipakai dalam penjualan angsuran yaitu:
• Bunga dihitung dari pokok pinjaman
Besarnya bunga untuk setiap periodenya dihitung
berdasarkan pokok pinjaman mula-mula. Pokok
pinjaman mula-mula ini besarnya selalu tetap maka
besar bunganya juga tetap.
• Bunga dihitung dari sisa pinjaman
Besarnya bunga dihitung berdasarkan sisa pinjaman pada periode
awal. Karena sisa pinjaman ini dari setiap periode selalu menurun
maka besarnya bunga juga selalu menurun. Oleh karena itu system
ini sering disebut dengan system bunga menurun. Cara ini sering
dipakai dalam penjualan angsuran jangka yang panjang seperti
perumahan dan sejenisnya.
• Sistem anuitas (bunga semakin menurun dan angsuran pokok
pinjaman meningkat)
Besarnya bunga dihitung menggunakan rumus anuitas. Dengan
menggunakan rumus anuitas jumlah angsuran tetap tetapi jumlah
bunga semakin menurun, sedangkan angsuran pokok semakin
meningkat.
Bila menggunakan sistem anuitas, maka jumlah kas yang diterima/
dibayar setiap bulan dicari dengan rumus sebagai berikut:
NA : SP / an> p
3. LABA KOTOR DIAKUI SAAT PENJUALAN

Pada metode ini laba kotor diakui saat


penjualan sehingga saldo piutang penjualan
angsuran merupakan beban pokok penjualan
yang belum diterima pembayarannya. Jadi,
selisih antara nilai realisasi bersih atas barang
yang diterima kembali dengan saldo piutang
penjualan angsuran merupakan laba atau rugi
pembatalan penjualan angsuran.
4. LABA KOTOR DIAKUI SECARA PROPORSIONAL
DENGAN PENERIMAAN KAS

Pada metode ini laba kotor diakui secara


proporsional dengan penerimaan kas, sehingga
saldo piutang penjualan angsuran terdiri dari
laba kotor yang belum direalisasi dan beban
pokok penjualan angsuran. Jadi, selisih antara
nilai realisasi bersih atas barang yang diterima
kembali dengan saldo piutang penjualan
angsuran dan laba kotor belum direalisasi
merupakan laba atau rugi pembatalan
penjualan angsuran.
5. PEMBATALAN PENJUALAN ANGSURAN
Dalam penjualan angsuran kadangkala pembeli tidak
dapat melunasi angsurannya sehingga terjadi pembatalan
penjualan angsuran. Beberapa hal yang perlu dilakukan
oleh penjual adalah:
 Barang yang sudah dijual dimiliki kembali
Penjual harus menilai kembali barang tersebut. Dalam
penilaian kembali harus dipertimbangkan cadangan
untuk perbaikan dan laba normal yang diharapkan
apabila barang tersebut dijual lagi (nilai realisasi
bersih).
 Piutang penjualan angsuran yang belum dibayar
dibatalkan.
Ketentuan akuntansi pada metode laba diakui proporsional
dengan penerimaan kas adalah sebagai berikut :
• Laba penjualan yang timbul pada saat transaksi dilakukan,
dimasukkan ke dalam rekening ”Laba Kotor Belum
Direalisasi” (LKBD).
• Setiap akhir tahun, perusahaan mengakui adanya laba kotor
direalisasi (LKD) = % LKBD  x  jumlah kas yang diterima
tahun yang  bersangkutan (tdk termasuk bunga)% LKD
dicatat dengan rumus : Harga jual  -  harga pokok  x   100%
• LKD adalah merupakan pengakuan laba secara bertahap dari
LKBD, yang kemudian diakui sebagai laba periode yang
bersangkutan di laporan rugi-laba.
• Pendapatan bunga dicatat dan diakui tersendiri di luar LKD.
LKBD yang belum disesuaikan menjadi LKD, akan disajikan
di Neraca pada sisi passiva di bawah kelompok hutang.
6. PERLAKUAN AKUNTANSI LAINNYA
Dasar pengakuan laba yang dapat dipakai dalam penjualan
angsuran adalah:
Dasar Penjualan (Accrual Basis)
Dasar tunai (Cash Basis)

7. LAPORAN KEUANGAN
– Neraca,
– Laporan laba-rugi dan
– Laporan perubahan modal/saldo laba.
Di neraca rekening yang berhubungan dengan penjualan angsuran
adalah:
Piutang penjualan angsuran
Laba kotor yang belum direalisasi
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai