Anda di halaman 1dari 28

Perilaku

Biaya
(Cost
Behavior)
Nama Kelompok :
1.Wheny Elok Rosalina
(17012010043)
2.Novita Anggreani
(17012010053)
3.Dewi Ratnawati
(17012010056)
4.Intan Wahyu Alfani
(17012010057)
5.Teysha Agustyna
Perilaku biaya adalah cara biaya
berubah dalam hubungannya
dengan perubahan penggunaan
aktivitas. atau dengan kata lain
Perilaku biaya adalah istilah untuk
menggambarkan apakah biaya
berubah seiring dengan perubahan
output.
Perilaku biaya dapat dibagi tiga:

Biaya Biaya
Biaya tetap variabel campuran
(fixed cost) (variabel (mixed
cost) cost)
Biaya tetap (fixed cost)

Biaya yang jumlah totalnya tetap


konstan, tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan atau
aktivitas dengan tingkatan
tertentu.
Biaya tetap untuk kepentingan
perencanaan dan pengambilan
keputusan dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Discretionary fixed cost adalah
biaya tetap yang pengeluarannya bisa
dipengaruhi oleh kebijakan
manajemen, sehingga sering disebut
dengan biaya yang bisa dikelola.
Contohnya: biaya penelitian dan
pengembangan, biaya pendidikan dan
pelatihan karyawan, serta biaya
2. Commited fixed cost adalah biaya
tetap yang dibebankan atau
dikeluarkan karena keputusan yang
lalu yang berhubungan dengan
ramalan penjualan jangka panjang.
Contohnya : biaya penyusutan aktiva
tetap, biaya pajak kekayaan, asuransi,
gaji para direktur, dll.
3. Biaya tetap bertingkat adalah biaya
tetap yang jumlahnya tetap pada
kapasitas tertentu, tetapi akan berubah
pada kapasitas yang lain. Contoh: Gaji
pegawai pengawas produksi.
Biaya variabel (variabel cost)
Karakteristik biaya variabel:
Biaya yang jumlah totalnya akan
berubah secara proposional dengan
perubahan volume kegiatan.
Untuk tujuan perencanaan dan
pengawasan, biaya variabel dibedakan
menjadi:
1. Engineered variabel cost adalah
biaya antara masukan dan keluarannya
mempunyai hubungan yang erat.
Contohnya: Biaya bahan baku.
2. Discretionary variabel cost adalah
jumlah total biaya-biaya sebanding
dengan perubahan volume kegiatan,
yang dikarenakan kebijakan/keputusan
manajemen. Contohnya: biaya iklan
3. Biaya variabel bertahap adalah
biaya variabel yang berubah setahap
demi setahap dalam waktu tertentu
atau tingkat kegiatan tertentu. Contoh:
tenaga kerja langsung.
Biaya campuran (mixed cost)
Karakteristik biaya campuran :
Biaya yang jumlah totalnya berubah
sesuai dengan perubahan volume
kegiatan, akan tetapi sifat-sifat
perubahannya tidak sebanding.
Contoh biaya campuran:
• Biaya tenaga kerja tak langsung
• Biaya bahan mentah tak langsung
• Biaya listrik
• Biaya pemeliharaan aktiva tetap
• Biaya telepon
• Biaya perjalanan dinas
• Biaya peralatan
• dll
Jika disajikan dalam grafik, masing-
masing jenis biaya akan nampak
sebagai berikut:
Pemisahan biaya variabel per unit dan biaya
tetap per periode dalam jumlah biaya campuran
dapat menggunakan salah satu metode sebagai
berikut:
1. Metode Titik Tertinggi dan Terendah
(High and Low Point)
Persamaan untuk penentuan biaya
variabel per unit dan biaya tetap:

Biaya variabel
per unit = (biaya tinggi - biaya rendah)
(output tinggi - output rendah)
Biaya Tetap dihitung dengan rumus
persamaan garis lurus (linier) yaitu
Y = a + bx
dimana Y = Biaya campuran
a = Biaya tetap yang terdapat dalam
biaya campuran
b = unit produksi atau ukuran lainnya
x = Biaya variabel per unit dalam biaya
campuran
2. Metode Kuadrat Kecil (Least Square Method )
Metode ini biaya variabel dan biaya tetap
dihitung berdasarkan
persamaan garis lurus:
Y = a + bx
dimana Y = Biaya campuran rata-rata per periode atau
aktivitas
a = Biaya tetap yang terdapat dalam biaya campuran
b = unit produksi atau volume kegiatan atau ukuran
lainnya seperti jam mesin, jam tenaga kerja.
x = Biaya variabel per unit dalam biaya campuran

b = n∑ XY - (∑ X) (∑ Y)
n∑ x2 – (∑x)2

a = ∑ Y - b(∑ X)
n
3. Metode Scatter Graph
adalah suatu metode penentuan
persamaan suatu garis dengan memplot
data dalam suatu grafik, sehingga
hubungan antara biaya dan tingkat
aktivitas dapat terlihat.
(Y2 - Y1)
Biaya variabel per unit =
(X2 - X1)
Biaya tetap = biaya aktivitas – (biaya
variabel per unit x tingkat aktivitas)
• Pemisahan biaya semi variabel ke biaya
tetap dan biaya variabel harus dilakukan
manajemen karena bermanfaat :
a. Untuk perencanaan dan pengendalian,
seperti menyusun rencana biaya yang
lebih teliti untuk suatu aktivitas tertentu di
masa datang.
b.Pengambilan keputusan secara rasional
dengan memperlihatkan biaya variabel.
c. Untuk membuat laporan prestasi
yang lebih adil dengan memperlihatkan
biaya variabel yang terkendali.
CONTOH KASUS

ANALISIS PERILAKU BIAYA DALAM MEMBUAT


KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN
KHUSUS PADA PT. PUTRA KARANGETANG
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan


PT. Putra Karangetang merupakan salah satu
perusahaan penghasil tepung kelapa di Indonesia.
Perusahaan ini terletak di desa Popontolen
kecamatan Tumpaan. Terdapat tiga jenis tepung
kelapa yang di hasilkan yaitu Medium (Tepung
kelapa kasar), Fain (halus), dan Ekstra Fain
(sangat halus). Berdasarkan hasil penelitian,
berikut akan disajikan biaya produksi untuk jenis
medium tahun 2014.
Tabel 1 menunjukkan dari kontribusi presentase
biaya bahan baku untuk memproduksi tepung
kelapa khususnya jenis medium sebesar 65,95%
sehingga dari kontribusi biaya bahan baku
tersebut menghasilkan biaya produksi umtuk
jenis tepung kelapa medium dengan jumlah
biaya variabel sebesar Rp. 17.772.630.878, dan
jumlah biaya tetap sebesar Rp. 724.140.956, dan
menghasilkan total biaya produksi sebesar Rp.
18.496.771.834. Dari biaya tersebut dapat
dipisahkan antara biaya variabel dengan biaya
tetap per kg. Total biaya variabel per kg sebesar
Rp.15.206,52. Sementara total biaya tetap per kg
sebesar Rp. 619,59.
Perhitungan laba rugi dengan menggunakan
variabel costing yang disajikan dalam tabel 2 di
atas, diketahui bahwa contribution margin yang
diperoleh tahun 2014 sebesar Rp.
6.273.025.882, didapat dari hasil penjualan
dikurangi dengan biaya variabel. Kemudian laba
operasi sebelum pajak sebesar Rp.
5.548.884.926, didapat dari contribution margin
dikurangi dengan jumlah biaya tetap. Laba
operasi sebelum pajak dikurangi dengan jumlah
biaya administrasi, menghasilkan laba bersih
sebesar Rp. 5.453.521.226. Selanjutnya akan
disajikan perhitungan laba rugi atas pesanan
khusus pada Tabel 3 sebagai berikut.
PEMBAHASAN
Terdapat kapasitas menganggur yang dapat
dijadikan manfaat untuk menerima pesanan
khusus dengan menggunakan analisis biaya
diferensial. Analisis biaya diferensial dapat
digunakan untuk meningkatkan laba perusahaan
dalam menerima pesanan khusus. Pesanan
khusus ini dapat diterima karena sudah sesuai
dengan kriteria yaitu apabila harga jual pesanan
khusus lebih besar dari biaya variabel yang
dikeluarkan oleh perusahaan maka pesanan
khusus tersebut dapat diterima, dan jika harga jual
pesanan khusus lebih kecil dari biaya variabel
yang dikeluarkan oleh perusahaan maka
sebaliknya perusahaan menolak pesanan khusus
PENUTUP
Kesimpulan
1. Menggunakan analisis perilaku biaya setelah dipisahkan
menjadi biaya tetap dan biaya variabel, maka manajemen
dapat mengetahui biaya variabel yang telah dikeluarkan.
2. Hasil analisis perilaku biaya, khususnya dalam membuat
keputusan menerima atau menolak pesanan khusus
menunjukkan bahwa analisis biaya differensial mempengaruhi
hasil produksi terhadap perilaku biaya untuk pengambilan
keputusan manajemen dalam pesanan khusus.
Saran
1. Kepada pimpinan perusahaan sebaiknya ketika menerima
pesanan khusus dilihat terlebih dahulu laba diferensial
apakah menguntungkan atau tidak, dengan kata lain tidak
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
2. Untuk meningkatkan laba dimasa yang akan datang
perusahaan sebaiknya lebih banyak menerima pesanan diluar
produksi masa, selain itu dengan menerima pesanan khusus

Anda mungkin juga menyukai