Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KEGIATAN STUDI EKSKURSI (SE) 2019

“PT. DUA KELINCI DAN


BALAI BESAR KULIT KARET, BALAI BESAR BATIK”

Kelompok
Nama Kelompok : 1. Novita Anggreani (17012010053)
2. Dewi Ratnawati (17012010056)
3. Putri Ade C. (17012010065)
4. Yerinda Ritsi R. (17012010084)
Mata Kuliah : Manajemen Strategi “F”

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JATIM
2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Studi Ekskursi
1.2 Tujuan Studi Ekskursi
1.3 Manfaat Studi Ekskursi

BAB II PROFIL INSTANSI


2.1 Sejarah
2.2 Visi dan Misi
2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Aspek Eksternal Perusahaan
3.1.1 Aspek Pesaing
3.1.2 Aspek Konsumen
3.1.3 Aspek Teknologi
3.1.4 Aspek Peraturan Pemerintah
3.2 Aspek Internal Perusahaan
3.2.1 Aspek Pemasaran
3.2.2 Aspek Produksi
3.2.3 Aspek SDM
3.2.4 Aspek Keuangan

3.3 BAB IV PENUTUP


3.3.1 Kesimpulan
3.3.2 Saran

3.4 LAMPIRAN
3.4.1 Galeri foto kelompok
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyusun Laporan Studi Ekskursi (SE) ini dengan
lancar.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Studi Ekskursi yang dilaksanakan pada hari Rabu,
27 November 2019 di PT Dua Kelinci, Balai Besar Kulit Karet Plastik, Balai Besar Batik.
Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak dan kami terima dengan senang hati. Semoga dengan terselesaikannya
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Senin, 2 Desember 2019


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guna mendukung perkuliahan di Program Studi Manajemen di UPN Veteran Jatim, maka
mahasiswa perlu dibekali wawasan mengenai aplikasi dari ilmu-ilmu yang diperoleh di
perkuliahan, dengan melihat secara langsung aktivitas-aktivitas yang ada pada industry baik
industry manufaktur maupun jasa. Melalui Studi Ekskursi (SE) diharapkan mahasiswa dapat
mengenal lingkungan insutri secara lebih dekat sehingga membawa mereka dalam memahami
ilmu yang diperoleh di perkuliahan khususnya ketika mahasiswa melakukan kerja praktek dan
menyelesaikan tugas akhir.
Dalam Studi Ekskursi yang dilaksanakan pada tanggal 27 November 2019 di dua tempat
yaitu PT. Dua Kelinci, Balai Besar Kulit Karet Plastik, Balai Besar Batik. Dengan Studi
Ekskursi ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui secara kompleks pada lingkungan
industri dedan begitu saat mahasiswa berhadapan langsung untuk memulai praktek kerja maka
mahasiswa sudah setidaknya mengetahui gambaran-gambaran secara terarah mengenai hal-
hal apa saja yang terjadi dan dilakukan dalam dunia kerja.

1.2 Tujuan
Tujuan Studi Ekskursi yaitu antara lain :
1. Mahasiswa mendapatan gambaran mengenai dunia industry secara nyata
2. Mempelajari proses produksi yang ada pada PT Dua Kelinci & Balai Besar Batik dan
Kulit
3. Menolong mahasiswa untuk mengetahui penerapan ilmu-ilmu teknik industry pada dunia
industry sehingga agar termotivasi

1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam kegiatan Studi Ekskursi yaitu antara lain :
1. Mengetahui proses produksi suatu benda melalui pengolahan bahan mentah menjadi
barang jadi
2. Mengetahui seluk beluk suatu perusahaan (terutama PT. Dua Kelinci, Balai Besar Kulit
Karet Plastik, Balai Besar Batik)
3. Mengetahui tata letak perusahaan yang efektif dan efisien
BAB II
PROFIL INSTANSI

2.1 Sejarah Perusahaan

 PT. Dua Kelinci


PT. Dua Kelinci merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak
dibidang penyedia makanan ringan. Perusahaan ini memiliki perjalanan bisnis sejak
tahun 1972 di Surabaya. Berawal dari usaha re-packing kacang garing yang
berlabel “Sari Gurih” berlogo gambar dua kelinci. Usaha ini dirintis oleh Bapak Ho
Sie Ak dan Ibu Lauw Bie Giok yang merupakan cikal bakal tumbuhnya industri
kacang garing besar di Indonesia. Selanjutnya sejak perusahaan ini dipimpin oleh
Bapak Ali Arifin dan Bapak Hadi Sutiono merek produk berubah dikarenakan
sebagian besar konsumen lebih suka menyebut Dua Kelinci dibandingkan dengan
Sari Gurih. Dalam perkembangannya, pada tanggal 15 Juli 1985 berdirilah PT. Dua
Kelinci yang berada di Pati, Jawa Tengah.
Perkembangan usaha kacang ini semakin meningkat dengan pesat, sejak
tahun 2000 perusahaan terus melakukan pengembangan produk dengan
memproduksi varian kacang kulit, kacang berbalut tepung, serta produk makanan
ringan berbahan dasar tepung. Hal ini seiring dengan pengembangan teknologi
modern pada peralatan dan mesin produksi. Selanjutnya perusahan
mengembangakan produk yang berbasis pada biji-bijian atau serelia. Dengan visi
“menjadi produsen makanan ringan paling populer di Indonesia, dan akan menjadi
pelopor kesempurnaan dalam metode pengolahan makanan dan etika bisnis”,
perusahaan berkomitmen untuk terus memperbaiki mutu produksi dengan
menerapkan standar menejemen yang berstandar internasional. Serta menjaga
menejemen keamanan dan kehalalan pangan. Dengan kebijkan mutu yang
diterapkan Dua Kelinci memberikan kepuasan tertinggi kepada pelanggan,
perusahaan terus melakukan inovasi-inovasi guna menjaga eksistensinya.

 Balai Besar Kulit, Karet, Plastik

Tahun 1927
Didirikan di Bogor bernama Leerloirij in Leder bewerking Stichting met Het
Laboratorium Voor Leder bewerking en Schoen Makerij is een Van Drie Centrale
Nijverhelds voor Lichting: Departement van Economische Zaken.
Tahun 1935
Pindah ke Yogyakarta di Jalan Diponegoro dengan nama Laboratorium voor Leder
bewerking en Schoemakerij dan pada tahun 1958 pindah di Jalan Sokonandi No. 9
dengan nama Balai Penyelidikan Kulit.
Tahun 1961
Berdasarkan SK BPU PNPR No.142/Sek/BPU/61, tanggal 16 Juli 1961 Balai
Penyelidikan Kulit berganti nama menjadi Balai Penelitian Kulit.
Tahun 1980
Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.218/M/SK/6/80, tanggal 5 Juni 1980
Balai Penelitian Kulit berubah menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Industri Barang Kulit, Karet dan Plastik.
Tahun 1995
Tanggal 6 Desember 1995 Departemen Perindustrian digabung dengan
Departemen Perdagangan, menjadi Departemen Perindustrian dan Perdagangan
(Depperindag). Organisasi dan tata kerja BBKKP tidak berubah.
Tahun 2002
Berdasarkan SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan
No.783/MPP/Kep/11/2002 tanggal 29 November 2002 terjadi perubahan
Organisasi dan Tata Kerja dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri
Barang Kulit, Karet, dan Plastik menjadi Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik
(BBKKP).
Tahun 2006
Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan dilakukan pemisahan
kembali menjadi dua departemen yaitu Departemen Perindustrian dan Departemen
Perdagangan. BBKKP berada di bawah Departemen Perindustrian sesuai dengan
SK Menperin No. 45/M-IND/PER/6/2006.
Tahun 2009
Pada tanggal 3 November 2009, Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun
2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, Departemen
Perindustrian berganti nama menjadi Kementerian Perindustrian, namun
Organisasi dan Tata Kerja BBKKP tidak berubah.
Tahun 2010
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 105/M-IND/PER/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, BBKKP berada di
bawah Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) dengan
tanpa mengalami perubahan tugas pokok dan fungsi.
Tahun 2015
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perindustrian, Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI) berubah menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI).
Sehingga, BBKKP sekarang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri (BPPI) dengan tanpa mengalami perubahan tugas pokok dan fungsi.
 Balai Besar Batik

Tahun 1922
Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Balai Percobaan Pertenunan dan Batik
("TEXTILE INRICHTING EN BATIK PROEFSTATION") di Bandung dengan
tujuan memberikan penyuluhan kepada perajin tekstil dan batik
Tahun 1952
Lembaga ini dipisah menjadi Balai Tekstil di Bandung dan Balai Batik di
Yogyakarta
Tahun 1971
Balai Batik berkembang menjadi Balai Penelitian Batik dan Kerajinan
Tahun 1980
Menghadapi tugas yang semakin luas, maka pada tahun 1980 Balai Penelitian Batik
dan Kerajinan berubah menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri
Kerajinan dan Batik.
Tahun 2002
Berdasarkan SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor :
782/MPP/Kep/11/2002 dalam rangka menyesuaikan misi organisasi dengan
kebutuhan nyata masyarakat industri dan perdagangan, maka Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik di reorganisasi lagi menjadi Balai
Besar Kerajinan dan Batik.

2.2 Visi dan Misi

 PT. Dua Kelinci


Visi:
Menjadi produsen makanan ringan paling populer di Indonesia, dan akan menjadi
pelopor kesempurnaan dalam metode pengolahan makanan dan etika bisnis.
Misi:
Untuk mencapai visi tersebut, PT Dua Kelinci terus akan berusaha untuk:
Meningkatkan daya saing dengan fokus pada kualitas, efisiensi dan perbaikan
teknologi.
Bekerja secara konsisten untuk meningkatkan kinerja dan memperkuat merek
perusahaan dengan memanfaatkan jaringan dan memperluas distribusi global kami.
Bersaing dalam kualitas dengan menjadi efisien dan menerapkan teknologi baru,
dan tetap responsif terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen di Indonesia dan
internasional.
 Balai Besar Kulit, Karet, Plastik
Visi :
Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta yaitu menjadi Pusat Inovasi
Teknologi Kulit, Karet dan Plastik yang professional, terpercaya, dan diakui di
tingkat Nasional maupun Internasional.
Misi :
1. Meningkatkan litbang inovatif dan aplikasi teknologi.
2. Meningkatkan layanan teknologi industri.
3. Meningkatkan litbang inovatif dan aplikasi teknologi.
4. Meningkatkan sumber daya BBKKP dan industri.
5. Meningkatkan jejaring nasional maupun internasional

 Balai Besar Batik


Visi :
Menjadi pusat litbang terapan yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumber
daya lokal serta penyedia layanan teknis kerajinan da batik terkemuka.
Misi :
1. Meningkatkan kualitas litbang bahan bakku, proses dan desain produk yang
ramah lingkungan dan berbasis sumber daya lokal.
2. Mengembangkan standar kerajinan dan batik serta penerapannya
3. Meningkatkan kualitas perekayasaan dan alhi teknologi tepat guna bagi
industry kerajinan dan batik
4. Mewujudkan pelayanan yang efisien, efektif berkualitas dan sesuai kebutuhan
pelanggan
5. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia yang
professional

2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


 PT. Dua Kelinci
Hari : Kamis
Tanggal : 28 November 2019
Tempat/lokasi :
PT Dua Kelinci terletak diseberang jalan raya Pati-Kudus yaitu sekitar 6,3 km dari
pusat kota Pati ke arah barat dan sekitar 37 km dari kota Kudus ke arah timur.
Lokasi pabrik ini berbatasan dengan :
Utara : Desa Gantungan, Kecamatan Margorejo
Timur : Desa Soko, Kecamatan Margorejo
Selatan : Desa Soko, Kecamatan Margorejo
Barat : Desa Lumpur, Kecamatan Margorejo
 Balai Besar Kulit, Karet, Plastik
Hari : Jumat
Tanggal : 29 November 2019
Tempat/lokasi :
Balai Besar Kulit, Karet, Plastik berlokasi di Jl. Sukonandi No.9, Semaki, Kec.
Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55166

 Balai Besar Batik


Hari : Jumat
Tanggal : 29 November 2019
Tempat/lokasi :
Balai Besar Batik berlokasi di Jalan Kusumanegara no. 7 Yogyakarta 543582
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Aspek Eksternal Perusahaan

 PT. Dua Kelinci

3.1.1 Aspek Pesaing


Perusahaan PT Dua Kelinci pemilihan pasar sangat bermanfaat bagi perencanaan
pemasaran. Segmen pasar yang di bidik oleh PT. Dua Kelinci adalah dapat
mendistribusikan produknya di seluruh Indonesia . PT. Dua Kelinci saat ini sudah
dapat masuk di berbagai area di Indonesia dari sabang hingga merauke dan bahkan
sudah merambah pemasarannya sampai ke luar negeri. Artinya pemilihan pasar
yang dibidik oleh PT. Dua Kelinci telah tepat. PT. Dua Kelinci dapat membuka
distribusi baru agar pangsa pasar yang dibidik semakin luas atau dapat menurukan
harga untuk menarik presentasi pembelian dari pasar. PT. Dua Kelinci juga
membidik konsumen mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dengan berbagai
macam produk yang dimiliki yang dapat dinikmati oleh konsumen dari segala umur.

3.1.2 Aspek Konsumen


Perusahaan PT Dua Kelinci pemilihan pasar sangat bermanfaat bagi perencanaan
pemasaran. Segmen pasar yang di bidik oleh PT. Dua Kelinci adalah dapat
mendistribusikan produknya di seluruh Indonesia . PT. Dua Kelinci saat ini sudah
dapat masuk di berbagai area di Indonesia dari sabang hingga merauke dan bahkan
sudah merambah pemasarannya sampai ke luar negeri. Artinya pemilihan pasar
yang dibidik oleh PT. Dua Kelinci telah tepat. PT. Dua Kelinci dapat membuka
distribusi baru agar pangsa pasar yang dibidik semakin luas atau dapat menurukan
harga untuk menarik presentasi pembelian dari pasar. PT. Dua Kelinci juga
membidik konsumen mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dengan berbagai
macam produk yang dimiliki yang dapat dinikmati oleh konsumen dari segala umur.

3.1.3 Aspek Teknologi


- Penentuan Teknologi
PT Dua Kelinci dalam menganalisis penawaran kacang tanah di Jawa Tengah
diketahui bahwa dalam meningkatkan kualitas produksi kacang tanah, maka
disarankan untuk meningkatkan penggunaan teknologi produksi dan pasca produksi
kacang tanah meningkatkan penggunaan lahan yang kurang produktif atau
mengganti tanaman yang kurang produktif dengan membudidayakan tanaman
kacang tanah untuk perluasan areal panen kacang tanah, sehingga dapat
meningkatkan penawaran kacang tanah. Dalam perkembangannya hingga saat ini,
PT Dua Kelinci selalu menggunakan kacang tanah berkualitas dan memprosesnya
dengan teknologi canggih sehingga menghasilkan produk yang kacang garing dan
berkualitas.
- Penentuan Mesin dan Layout Mesin
PT Dua Kelinci dalam layout fungsional mesin-mesin dan peralatan yang
mempuyai fungsi yang sama dikelompokan dan ditempatkan dalam suatu ruang
atau tempat tertentu. Layout ini digunakan oleh perusahaan PT Dua Kelinci yang
berproduksi secara pesanan atau lazim disebut perusahaan dengan proses produk
intermitten. Pada layout garis, mesin dan peralatan disusun berdasarkan urutan dari
opersi proses pembuatan produk. Dengan demikian dalam layout ini tidak terdapat
arus balik jika suatu aliran pembuatan barang telah sampai pada tahapan tertentu.
- Penentuan Layout Pabrik
Layout merupakan keseluruhan proses penentuan”bentuk” dan penempatan
fasilitas-fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Dalam PT Dua Kelinci layout
kelompok memisah-misahkan dan kelompok mesin yang memproduksi komponen-
komponen yang membutuhkan proses produksi yang sejenis. Setiap komponen
diselesaikan didalam area-area spealisasi tersebut dengan keseluruhan mesin yang
telah diatur berurutan didalam area tersebut.

3.1.4 Aspek Peraturan Pemerintah


Setifikat yang diperoleh dari perusahan ini sesuai dengan kebijakan manajemen.
Dimana Presiden director PT Dua Kelinci beserta jajaran manajemen dan seluruh
karyawan berkomitmen untuk melaksanakan, mengembangkan dan meningkatkan
sistem manajemen mutu, sistem manajemen keamanan pangan dan sistem jaminan
halal dalam rangka menghasilkan produk yang aman, bermutu dan halal untuk
mencapi kepuasan pelanggan, target perusahaan dan pemenuhan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Demikian sertifikasi yang diperoleh :
a. CPPOB Cara produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) adalah pedoman
yang menjelaskan bagaimana memproduksi pangan olahan agar aman, bermutu,
dan layak untuk dikonsumsi
b. HACCP Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) merupakan sebuah
metode operasi terstruktur yang dikenal secara internasional yang bisa
membantu organsasi dalam industri makanan dan minuman untuk
mengidentifikasi resiko keamanan pangan, mencegah bahaya dalam keamanan
pangan, dan menyampaikan kesesuaian hukum.
c. ISO 9001:2008 Menegement System ISO merupakan prosedur terdokumentasi
dan praktekpraktek standar untuk menejemen sistem
d. ISO 22000:2005 ISO 22000:2005 merupakan standar sistem manajemen
keamanan pangan global untuk seluruh rantai pasokan makanan, dari mulai
petani dan produsen ke pengolah dan pengepak, hingga transportasi dan
penjualan
e. Sertifikat HALAL Sertifikat HALAL merupakan sertifikat yang dibuat oleh
MUI yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat islam
f. Standar Nasional Indonesia (SNI) Merupakan salah satu standar yang
dirumuskan oleh panitia teknis dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi
Nasional
g. SNI 2973:2011 untuk produk wafer

 Balai Besar Kulit, Karet, Plastik

3.1.1 Aspek Pesaing


Dalam kebijakan industry nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden
Indonesia Nomor 28 tahun 2008, Industri karet dan plastic merupakan kelompok
industry yang harus diprioritaskan perkembangannya.
 Perkebunan karet di Indonesia sudah memproduksi 1 ton per hari,
diungguli oleh Malaysia sebesar 2,7 ton dan Thailand 1,9 ton per tahun.
Meski demikian masih dapat mengembangkan produksi industry karet
mengingat banyaknya MSDM, ini menjadi peluang untuk terus
berproduksi maksimal
 Industri plastic di Indonesia juga masih rendah dari beberapa negara di
Kawasan ASEAN seperti Malaysia, Thailand dan Singapura. Karena
mengingat konsumsi nasional produk di Indonesia masih cukup besar
dengan pengguna terbesar berasal dari industry makanan dan fast movng
consumer goods(FMCG) yangmencapai 60%. Tantangan adanya
pengembangan ini yaitu bahan baku yang terbatas seperti polipropilen dan
polietiena. Dengan adanya keterbatasan itu membuat kita hasrus
mengimpor plastic.
 Industry kulitnya sendiri sudah banyak mengekspor dan kemampuan kita
sudah sejajar dengan negara lain. Tinggal mengembangkan dan
meningkatkan produktivitas kulit supaya bisa memenuhi kebutuhan
nasional.

3.1.2 Aspek Konsumen


Aspek layanan BBKKP memiliki jasa layanan teknis yang terdiri dari : kerjasama
penelitian dan pengembangan, pelatihan teknik operasional, pengujian bahan dan
produk, kalibrasi peralatan dan mesin dan laboratorium, konsultansi keteknikan,
standarisasi, sertifikasi sistem mutu, lingkungan dan produk, rancang bangun
perekayasaan dan industri (RBPI), penanganan pencemaran dan JPT lainnya.
Mempunyai pelanggan loyal dan terus bertambah. BBKKP mempunyai pelanggan
loyal untuk jasa layanan pengujian , kalibrasi dan sertifikasi yang secara rutin
memanfaatkan jasa layanan yang ada di BBKKP. Pelanggan tetap tersebut berasal
dari industri maupun instansi pemerintah. Jumlah sampel pada tahun 2010 - 2014
untuk jasa layanan pengujian mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, BBKKP
melayani 602 sampel, kemudian berturut-turut di tahun berikutnya meningkat
menjadi 791 sampel, 804 sampel, 881 sampel dan di tahun 2014 mencapai 1385
sampel.

3.1.3 Aspek Teknologi


BBKKP mempunyai laboratorium terakreditasi yang mampu melakukan pengujian
komoditas SNI wajib untuk seluruh parameter secara lengkap seperti sepatu
pengaman, ban, dan plastik tangki air. Layanan jasa pengujian dikelola sesuai
SNI/IEC 17025 : 2005. Disamping itu, Laboratorium BBKKP juga digunakan
sebagai subkontrak oleh beberapa Lembaga Sertifikasi Produk untuk SNI wajib
diantaranya yaitu LSPro Pustand, LSPro Tuv Nord

3.1.4 Aspek Peraturan Pemerintah


Memiliki Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu ISO 9001-2008 dengan nama Yogya
Quality Assurance (YOQA), Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Lingkungan
dengan nama Jogja Environmental Certification Assurance (JECA) dan Lembaga
Sertifikasi Produk dengan nama Jogja Product Assurance (JPA).

 Balai Besar Batik

3.1.1 Aspek Pesaing

Kementerian Perindustrian mencatat ada 10 negara yang menyaingi pengrajin batik


nasional dan turut memproduksi busana khas itu. Sehingga ciri produksi tekstil batik
nasional di pasaran dalam negeri dan luar negeri sulit dibedakan.

Alhasil, Kemenperin dan Yayasan Batik Indonesia (YBI) bekerja sama melakukan
klasifikasi kualitas batik, dengan nama "Batik Mark" untuk memperkuat merek dagang
batik Nusantara. Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Kemenperin Euis Saedah
percaya klasifikasi ini akan memperkuat merek dagang batik Indonesia.

"Kenapa harus pakai tanda Batik Mark, untuk melindungi produsen, pengrajin, maupun
konsumen. Batik itu sesuai UNESCO ada 3 jenis dengan tulis media kain, dengan
canting dan cap, atau gabungan keduanya memakai perantara malam. Proses
sertifikasinya dilaksanakan oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik Kemenperin di
Yogyakarta.

3.1.2 Aspek Konsumen


Selain sebagai lembaga litbang, BBKB juga memberikan pelayanan teknis kepada
masyarakat khususnya masyarakat industri kerajinan dan batik. Kepuasan
pelanggan merupakan fokus utama dari pelayanan publik yang diberikan oleh balai.
Indikator kinerja pelayanan public ini adalah indeks kepuasan pelanggan,
Penambahan jumlah layanan, pertumbuhan jumlah peminta jasa, jumlah
masyarakat yang dilatih, pertumbuhan sampel, Jumlah kerjasama litbangyasa

3.1.3 Aspek Teknologi


Rancang Bangun dan Perekayasaan. BBKB melakukan rancang bangun dan
perekayasaan untuk membantu Industri Kecil Menengah (IKM) meningkatkan
produktivitas. perencanaan dan pelaksanaan alih teknologi, rancang bangun dan
perekayasaan industri, inkubasi, dan penanggulangan pencemaran industri.

3.1.4 Aspek Peraturan Pemerintah


Adanya lembaga Sertifikasi Produk”Toegoe” terakreditasi KAN no LSPr-025-IDN
tanggal 27 Pebruari 2009 dengan ruang lingkup Perhiasan/barang-barang emas dan
perak; serat tekstil; produk industri tekstil. Adanya Lembaga Sertifikasi Sistem
Mutu(LSSM) “ Craftiqa” terakreditasi KAN no LSSM-030-IDN tanggal 31 Maret
2011 dengan ruang lingkup Perhiasan, Serat Tekstil dan Produk Industri Tekstil;
Produk Logam Bukan Besi, Produk Kayu, dan Produk Kertas. Berdasarkan
Peraturan Menteri Perindustrian BBKB ditunjuk sebagai lembaga yang memiliki
wewenang untuk mengeluarkan sertifikat batik mark kepada industri batik
Pemerintah mengambil langkah pemberian sertifikat batik mark tersebut kepada
industri batik untuk melindungi produsen dan konsumen batik.

3.2 Aspek Internal Perusahaan

 PT. Dua Kelinci

3.2.1 Aspek Pemasaran


Pada hakekatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang
dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan. Promosi yang dilakukan oleh PT. Dua Kelinci, antara lain :
1) PT. Dua Kelinci juga memperkenalkan produknya pada masyarakat lokal
maupun internasional melalui sepakbola. Salah satunya menjadi sponsor resmi Real
Madrid. Dan pada tahun 2011, PT. Dua Kelinci mendatangkan pemain sepak bola
Real Madrid Luis Figo dan Xabi Alonso pada tahun 2012. Ini merupakan salah satu
cara promosi dua kelinci untuk mengenalkan produknya di dalam dan luar negeri,
dan strategi ini dianggap berhasil dan memberikan hasil yang positif.
2) Terciptanya kerja sama dengan PT. Garuda Indonesia, membuat PT. Dua
Kelinci semakin terkenal dan semakin memperluas pangsa pasar hingga ke manca
negara. Dikarenakan PT. Garuda Indonesia tidak hanya melayani penerbangan
domestik saja melainkan juga penerbangan internasional. Karena dengan adanya
istilah menjadi “ teman selama perjalanan “ maka akan membuat produk PT. Dua
Kelinci semakin diminati khalayak ramai dari bebagai kalangan serta berbagai usia.

3.2.2 Aspek Produksi


a. Perontokan
Pada proses perontokan ini bertujuan untuk membersihkan atau merontokkan tanah
– tanah yang biasanya masih menempel pada kacang yang diperoleh dari petani
mengguanakan alat yang disebut molen.
b. Pencucian I
Setelah perontokan, kacang tanah yang diperoleh dari petani dan pemasok pada
umumnya terdiri dari cmpuran kacang tua, kacang muda, akar, dan tanah. Sebelum
kacang tanah masuk ke proses pemasakan, kotoran yang melekat / bercampur
dengan kacang perlu dibersihkan. Untuk membersihkan kotoran yang melekat
dalam kacang tanah dilakukan proses pencucian dan pembilasan. Pencucian
dilakukan untuk membersihkan tanah yang melekat pada kacang tanah.
c. Pencucian II
Pencucian kedua dilakukan dengan menggunakan mesin pencuci yang berupa
baling-baling yang dilengkapi sikat pada dinding –dindingnya yang berputar
dengan kecepatan tertentu dalam suatu kolam yang berisi air dan kacang tanah.
Lama pencucian dengan mesin ini rata-rata 10-11 menit. Setelah selesai dicuci
dengan mesin pencuci ini, kemudian dilakukan pembilasan untuk lebih memastikan
kebersihan kacang tanah yang akan masuk ke proses pemasakan. Air yang
digunakan untuk pencucian dihemat dengan pengaturan aliran air dari bak
pembilasan pertama, bak pembilasan kedua, bak pencucian, kemudian ke bak
perendaman.
d. Pemasakan
Kacang tanah yang telah bersih kemudian masuk ke proses pemasakan. Pemasakan
kacang ini dilakukan pada kawah pemasak yang berupa bak terbuat dari stainless
stell. Energi pemanas yang digunakan untuk pemasakan berupa steam yang
dihasilkan dari boiler dengan suhu berkisar antara 100 – 110 0 C. Pada proses
pemasakan kacang garing dilakukan secara kontinyu, yang menggunakan bahan
baku kacang tanah setiap satu kali proses 200 – 250 ton dengan penambahan garam
sebanyak 5000 kg dan tawas yang ditambahkan setiap satu jam sekali sebanyak 1,3
kg, sedangkan air yang digunakan sebanyak 18.000 liter, tetapi jika air itu habis,
air akan ditambah lagi dan jika air sudah mengeruh maka akn diganti dengan air
yang bersih. Proses pemasakan ini juga dikenal dengan nama blansir. Blansir
dilakukan untuk meninaktifasi enzim peroksidase dan katalase dalam kacang
sehingga akan menambah umur simpan kacang. Penambahan garam dapur
dimaksudkan untuk membentuk flavor mata yang diinginkan dan berperan untuk
mengawetkan kacang. Garam masuk ke dalam keping biji kacang melalui proses
osmosis, sedangkan penambahan tawas dimaksudkan untuk mempertahankan
kecerahan kulit kacang. Kadar garam kacang hasil pemasakan berkisar antara 9 –
11 %. Lama pemasakan kacang tanah sangat mempengaruhi mutu kacang garing
yang dihasilkan. Untuk itu lama pemasakan kacang dibatasi oleh standar mutu yang
telah ditetapkan perusahaan, yaitu antara 4 - 5 menit. Setelah proses pemasakan,
kemudian kacang yang masih basah dengan kadar air mencapai 45 % - 57 % dibawa
proses pengeringan dengan menggunakan belt conveyor.
e. Pengeringan
Proses pengeringan dimaksudkan untuk menurunkan kadar air dalam kacang,
menginaktifkan enzim lebih lanjut dan mengawetkan kacang. Umur simpan kacang
yang lama sangat diperlukan untuk mengantisipasi jika kekurangan stok bahan
baku yang biasanya terjadi pada musim kemarau. Proses pengeringan ini dapat
dilakukan dalam dua cara yaitu dengan bak pengering dan dengan rotary dryer.
Perbedaan kedua jenis pengeringan tersebut terdapat pada kemampuan pengering
dalam menurunkan kadar air kacang, proses pengeringannya dan sumber tenaga
yang digunakan. Lama proses pengeringan 12-14 jam dengan menggunakan kadar
air 7-8% dan suhu mencapai 80-950C dengan kapasitas kurang lebih 3-4 ton per
bak.
f. Pengayakan
Proses pengayakan bertujuan untuk membersihkan debu, sisa – sisa akar dan batang
yang masih menempel pada kacang hasil pengeringan dengan menggunakan
pengayak cleaner dan gravity separator. Pada proses ini dihasilkan kotoran atau
debu yang telah terpisah dari kacang kering. Dengan gravity separator juga dapat
dipisahkan antara kacang muda dan kacang tua. Berdasarkan berat jenisnya, tetapi
hasil pemisahan ini belum memenuhi spesifikasi mutu yang diinginkan. Hasil dari
proses pengayakan ini kemudian disimpan sementara didalam silo untuk menunggu
proses selanjutnya, yaitu penyortiran dan pengovenan.
h. Penyortiran
Proses penyortiran dimaksudkan untuk mengklasifikasikan kacang menjadi tiga
kelas mutu, yaitu mutu lokal, mutu medium, mutu eksport. Penggolongan kelas
mutu ini berlaku internal, dalam arti kelas mutu eksport dapat berarti kacang khusus
untuk dieksport atau untuk dikonsumsi dalam negeri tetapi bermutu tinggi dengan
pasar-pasar yang berbeda dari kacang mutu lokal. Sortasi dilakukan secara manual
dengan menggunakan tenaga manusia dengan spesifikasi yang telah dilakukan dan
menggunakan mesin yang disebut belt conveyor. Parameter sortasi yang digunakan
secara umum adalah sifat fisik kacang seperti ketuaan, bentuk, ukuran, kebersihan
kulit, jumlah biji dan lubang atau cacat.
g. Pengovenan
Proses pengovenan ini bertujuan untuk membentuk flavor kacang serta rasa kacang
yang renyah dan gurih. Pada tahapan proses inilah yang paling menentukan rasa
dan flavour kacang. Rasa kacang matang dihasilkan oleh serangkaian reaksi kimia
yang dialami zat biologis kacang selama pengovenan, yaitu reaksi pencoklatan non
enzimatis ( reaksi maillard ) dan pembentukan senyawa pirasin. Pengovenan kacang
dilakukan dalam roaster atau termopack denga suhu antara 70 – 80 0 C selama 48
jam. Kacang yang masuk mutu eksport dioven pada roaster, sedangkan untuk mutu
lokal dioven di termopack. Kacan hasil pengovenan mempunyai kadar air hingga 2
– 4 %.
i. Sortir Akhir
Sortir akhir bertujuan untuk memastikan kebersihan kacang garing, sehingga sudah
tidak ada benda – benda asing seperti kerikil atau kotoran – kotoran yang mungkin
terbawa pada proses sebelumnya.
j. Pengemasan
Proses pengemasan dibagi menjadi dua lini, yaitu lini untuk kacang mutu eksport
dan lini untuk kacang mutu lokal. Kacang garing mutu eksport dikemas dalam
ruangan tertutup dengan mesin pengemas yang khusus, sedangkan kacang garing
mutu lokal dikemas dalam ruangan yang relatif terbuka dengan mesin pengemas
yang lain.

3.2.2 Aspek SDM


1. Sistem Rekrutmen dan Seleksi Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang mau melamar kerja ke PT Dua Kelinci harus melamar ke
perusahaan secara langsung. Proses seleksi sepenuhnya dilakukan oleh bagian
personalia.
2. Klasifikasi Tenaga Kerja.
Tenaga kerja pada PT Dua Kelinci selalu berubah setiap saat. hal ini disebabkan
karena macam pekerja yang berbeda. Di PT Dua Kelinci terdapat 3 macam
tenaga kerja yaitu tenaga kerja bulanan, kontrak dan harian tetap. Jumlah dari
tenaga kerja bulanan sebanyak 500 karyawan, pekerja kontrak sabanyak 2500
karyawan dan harian tetap sebanyak 1300 karyawan. Total tenaga kerja 4300
karyawan. Jumlah tenaga kerja yang berada di divisi kacang garing berjumlah
716 karyawan. Sistem absensi dari perusahaan dengan menggunakan
fingerprint. Sistem ketenagakerjaan pada perusahaan selalu berubah terutama
pada bagian produksi kacang garing. Kebutuhan tenaga kerja akan meningkat
jika ada panen besar namun jika tidak musim panen maka kebutuhan tenaga
kerja akan berkurang. Sehingga disini ditetapkan tenaga kerja dengan sistem
harian dan kontrak. berdasarkan tingkat pendidikannya sebagian besar tenaga
kerja berlatarbelakang tamatan SD, SMP, dan SMA.
3. Sistem Kompensasi.
Sistem kompensasi yang diterapkan pada PT Dua Kelinci mengacu pada UMR
pati. Ada dua perbedaan dari pegawai harian, kontrak, dan bulanan. Pegawai
bulan akan digaji setiap satu bulan sekali. Pegawai harian dan kontrak akan
digaji setiap dua minggu sekali.
4. Jam Kerja
Dalam melaksanan tugas terdapat 2 sifat tenaga kerja yaitu sebagai pelaksana
dan sebagai pengawas atau bisa disebut tenaga kerja langsung dan tidak
langsung. Yang disebut sebagai pelaksanan adalah tenaga kerja yang secara
langsung terjun ke lantai produksi. Tenaga kerja yang disebut pengawas
pegawai kantor yang mengatur jalannya proses produksi. Pada produksi kacang
garing tenaga kerja pelaksana memiliki tugas dan tanggung jawab yang spesifik
untuk setiap pekerjaan mereka. Selain itu jam kerja mereka juga tidak menentu.
Misalnya pada bagian operator cleaner sampai drying itu menggunakan 1 shift
namun masuknya mulai dari jam 1 malam pulang sampai jam 5 sore. Pada
tenaga kerja packing menggunakan sistem kerja 3 shift, sehingga setiap hari full
dengan proses packing. Cuti dalam satu tahun diberikan kesempatan sebanyak
12 kali.

3.2.3 Aspek Keuangan


Dalam sistem produksinya PT Dua Kelinci mengacu pada permintaan bulanan dari
distributor. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, permasalahan yang terjadi adalah
PT Dua Kelinci mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil produksinya
menentukan komposisi dan jumlah kacang yang akan dikirim kedistributor-
distributor dengan pesanan yang melebihi kapasitas armada yang disediakan
perusahaan. Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya pengiriman yang lama, biaya
lebih banyak kekurangan armada angkut. Hal tersebut mengakibatkan sistem
distribuisi PT Dua Kelinci ini tidak efisien dan efektif serta dalam pendistribusian
produk tersebut masih membutuhkan biaya yang sangat banyak untuk itu
diperlukan suatu perbaikan. Sehingga diharapkan dengan adanya perbaikan
tersebut, ketersediaan armada dapat di kurangi untuk optimasi biaya yang
dikeluarkan.
 Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik

3.2.1 Aspek Pemasaran


Aspek pemasaran yang dilakukan oleh Balai Besar Kulit, Karet dan
Plastik adalah dengan melakukan seminar yang dilakukan oleh
Kepala BBKKP Yogyakarta untuk mengkomunikasikan hasil
litbang bidang kulit, karet dan plastic kepada peneliti, praktisi dan
pengguna(masyarakat) supaya lebih terinspirasi terhadap
pengembangan kulit, karet dan plastik serta dapat digunakan
sebagai forum untuk bertukar informasi, ide kreatif dan inovasi
sebagai pengembangan serta membahas isu terkini masalah industry
yang ramah lingkungan. Selain itu, yang dilkaukan dengan
melakukan sosialisasi terhadap masyarakat agar mengetahui tentang
pentingnya mengembangkan kulit, karet dan plastic. Aspek
pemasaran ini memliki seksi pemasaran yang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan pemasaran, desiminasi hasil kegiatan,
kontrak kerjasama usaha, pelayanan pelanggan dan pengembangan
pasar.

3.2.2 Aspek Produksi


Dalam aspek produksi ini, terdapat sarana riset dan standarisasi
produk yang mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan,
pengelolaan dan pengkoordinasian penggunaan sarana dan
prasarana BBKKP serta perencanaan standar BBKKP

3.2.3 Aspek SDM


Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik
Indonesia No.783/MPP/Kep/11/2002 tanggal 29 November 2002, nama Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kulit, Karet dan Plastik berubah
menjadi Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, dengan terjadi perubahan susunan
organisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan industri, dan tetap demikian pada
penetapan terakhir melalui Peraturan Menteri Perindustrian No: 45/M-
IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja BBKKP.
Sebagaimana Balai Besar yang lainnya, di BBKKP juga terjadi kesenjangan
generasi pegawai karena pemerintah tidak melakukan penerimaan pegawai
negeri baru selama kurun waktu tahun 1993 – 2001. Pada tahun 2002, mulai ada
pegawai negeri baru namun pegawai lama mulai banyak memasuki batas usia
pensiun. Kesenjangan ini mengakibatkan berkurangnya SDM yang kompeten.
Sebagai upaya penanggulangan hal tersebut perlu dilakukan dengan peningkatan
kompetensi teknis pegawai baru baik dengan pendidikan formal maupun
pelatihan sehingga proses kaderisasi dapat tercapai.
1) Adanya sistem pola karier bagi pegawai baru. BBKKP dalam melaksanakan
pembinaan karier telah menggunakan sistem pola karir sesuai dengan
Permenperin No. 91/MIND/PER/11/2007 tentang pedoman mutasi jabatan dan
pengembangan karir pegawai Kementerian Perindustrian. Dengan adanya pola
karir tersebut diharapkan mampu membentuk pribadi yang disiplin dan
profesional sehingga dapat mendorong peningkatan kinerja pegawai.
2) Memiliki SDM berkompeten Dalam melaksanakan JPT, BBKKP didukung
oleh SDM yang memiliki kompetensi serta latar belakang pendidikan formal dan
non-formal yang mendukung pelaksanaan tupoksi

3.2.4 Aspek Keuangan


1) Memiliki dukungan anggaran dari APBN BBKKP memiliki anggaran yang
bersumber dari PNBP dan Rupiah Murni (RM). RM tersebut digunakan untuk
pembayaran 1) Belanja Pegawai, 2) Belanja Barang, 3) Belanja Modal. Dengan
adanya dukungan dari RM, belanja pegawai dan pembelian peralatan instrument
yang relatif mahal dapat terpenuhi.
2) Kepastian tarif jasa BBKKP dalam memberikan jasa layanannya,
memberlakukan tarif layanan yang relatif lebih murah dan kompetitif dibanding
dengan lembaga lain yang sejenis disamping hasil pengujian yang akurat,
sehingga dapat meningkatkan jumlah pemakai jasa layanan pengujian BBKKP.
3) Pendapatan PNBP fluktuatif dengan trend naik selama 5 tahun terakhir.

4) Kegiatan Litbang di BBKKP dilakukan secara rutin dengan dana dari APBN.
Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan teknologi proses, pengembangan
produk dan bahan baku/bahan penolong, pengembangan metode uji dan rancang
bangun perekayasaan industri. Penelitian dan pengembangan produk akan
mendukung jasa layanan pelatihan dan konsultansi.
 Balai Besar Batik

3.2.1 Aspek Pemasaran

BBKB melaksanakan kegiatan penelitian aplikasi batik latar ringkel pada kain
bemberg dan membuat pakaian Yukata untuk dipamerkan dalam Pameran INACRAFT
2018 di Jakarta Convention Center mulai tanggal 25 – 29 April 2018. BBKB juga
melaksanakan penelitian daya serap warna pada kain bemberg.

Pameran pada INACRAFT 2018 akan menampilkan kain bemberg “Japan New Silky
Fiber” untuk kain batik bersama dengan desainer dan IKM Batik Indonesia, dimana
keikutsertaan dalam pameran ini Mr. Kuroda dan Ibu Fitriani Kuroda bersama dengan
PT. Milangkori Persada yang disponsori oleh Asahi KASEI Japan, Embbasy of Japan
(Indonesia), JETRO, Japan Foundation, Kementerian Perindustrian dan Balai Besar
Kerajinan dan Batik. Dalam pameran tersebut diharapkandapat menjadi media
promosi, uji dan riset pasar produk Yukata dari kain batik latar ringkel serta Geta, Yori
dan Kokeshi batik yang dikembangkan oleh BBKB.

3.2.2 Aspek Produksi

mesin Cap Batik Otomatis Berbasis Programmable Logic Controller (PLC)


Prinsip kerja mesin hidrolik otomatis itu mampu mengecap batik dalam jumlah
yang banyak dibandingkan jika manusia yang mengecapnya. Alat ini
menggunakan metode otomasi pembuatan batik cap dimana canting cap dan kain
digerakkan secara bergantian menggunakan pneumatik berbasis kontrol
Programmable Logic Controller. Penggunaan teknologi untuk otomasi batik cap
ini diharapkan dapat menjadi teknologi yang handal dan memiliki ketahanan yang
tinggi dalam penggunaan untuk produksi skala massal. Dalam sebuah uji coba,
menurut Demas, pihaknya pernah mengecap batik sepanjang 20 meter kain
dengan lebar 1,15 meter dalam durasi tidak sampai satu jam. Meski
terotomatisasi, unsur unsur keaslian masih tetap dipertahankan, seperti masih
digunakannya malam (pewarna batik) yang tetap dipanaskan dengan kompor.

Alat Cap Batik Otomatis Berbasis PLC sendiri merupakan teknologi perekayasaan
alat batik cap berbasis otomasi bermanfat untuk meningkatkan kapasitas dan
efisiensi produksi batik cap. Alat ini digunakan untuk dapat meningkatkan
kapasitas produksinya yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing IKM
Batik,"

3.2.3 Aspek SDM


a) Penelitian dan Pengembangan
Sebagai lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang), BBKB membuka
kesempatan kepada pelajar dan mahasiswa, maupun lembaga/instansi lain untuk
melakukan penelitian/magang di BBKB. Selama penelitian/magang para pelajar
atau mahasiswa, maupun lembaga/instansi mendapat bimbingan dari karyawan
BBKB dan dapat menggunakan sarana dan prasarana yang dimiliki BBKB sesuai
dengan kebutuhan mereka.
b) Pelatihan Teknis Operasional
BBKB melakukan transfer teknologi kepada pelaku industri melalui pelatihan-
pelatihan yang diselenggarakan. Pelatihan bisa dilakukan di BBKB atau di daerah
permintaan. Jenis pelatihan yang paling banyak diberikan BBKB adalah pelatihan
teknologi batik dengan pewarnaan zat warna sintetis

3.2.4 Aspek Keuangan


Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna
Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan
laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.

Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) adalah salah satu entitas akuntansi di
bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), Kementerian
Perindustrian yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan
Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.Penyusunan Laporan Keuangan
BBKB mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang
sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan
dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang
transparan, akurat dan akuntabel.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Kegiatan Studi Ekskursi adalah kegiatan yang penting untuk
mahasiswa agar dapat mengetahui secara langsung proses kerja dan
medan kerja yang sesungguhnya.
2. Semarang adalah kota yang memiliki berbagai budaya local maupun
multiculture, dan lapangan kerja yang masih luas untuk dipertimbangkan.
3. Sebuah mimpi tidak akan terwujud jika kita tidak berusaha untuk
mewujudkannya.

4.2 Saran
1. Untuk Kampus:
a. Harap lebih memperhatikan keadaan mahasiswa-siswinya agar
selama Studi Ekskursi bisa lebih terkontrol dan sesuai dengan
yang direncanakan.
b. Diharapkan agar tempat Studi Ekskursi kedepannya bisa lebih
baik lagi.
2. Untuk Perusahaan:
Agar mahasiswa dapat lebih memahami sebaiknya perusahaan
memberikan printout untuk pegangan mahasiswa selama sesi
penjelasan agar mahasiswa tidak kebingungan memahami atau
bertanya.
3. Untuk Mahasiswa:
Harap mahasiswa mematuhi peraturan yang telah ditetapkan kampus
dan mengantisipasi diri agar kegiatan Studi Ekskursi berjalan dengan
lancar dan sesuai rencana.
BAB V
LAMPIRAN
Galeri foto

Anda mungkin juga menyukai