Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

KUNJUNGAN INDUSTRI PT.MIROTA KSM


(Ditunjukan untuk memenuhi tugas Keahlian Bidang Akuntansi )

Disusun Oleh :

Dhea Restaviani (201300092)


Dina Nurfaidah (201300094)
Elsa Rani (201300095)
Erni (201300096)
Frisca Addella (201300098)
Lusita Sari (201300100)

XI Akuntansi 3

SMK NEGERI 1 KOTA TASIKMALAYA


Jalan Mancogeh No. 26 Telp./Fax. 0265331359 Tasikmalaya 46123
Web Site : www.smkn1kotatasik.sch.id E-mail : smkn1_tsm@yahoo.co.id
NSS : 40.32.77.76.001 NIS : 400022

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kunjungan industri PT.Mirota KSM.Inc ini telah di setujui dan di sahkan
pada Hari/ Tanggal : Senin, 27 April 2014, oleh :

Wali Kelas XI Akuntansi 3 Kepala Kompetensi Keahlian Akuntansi


Drs. Jaja Aria Wiguna Hj.Ida Widianingsih, S.Pd M.Pd

NIP.19580507 198603 1011 NIP. 19730825 200312 2004

Mengetahui
Kepala Sekolah SMKN 1 Tasikmalaya
Didah S.Sukanda,S.Pd. M.Pd

NIP.1962208 198803 2 005

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kunjungan Industri ke PT MIROTA
KSM.Inc Yogyakarta ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala. adapun penyusunan
Laporan Kunjungan Industri ini berdasarkan data-data yang diperoleh selama melakukan
Kunjungan Industri, dan juga sumber sumber yang mendukung dari internet. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini tidak lepas dari dukungan berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Didah S.Sukanda,S.Pd.Mpd selaku kepala sekolah yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Kunjungan Industri.
2. Ibu Hj. Ida Widianingsih, S.Pd M.Pd selaku kepala kompetensi keahlian akuntansi
3. Bapak Jaja Aria Wiguna selaku wali kelas XI – Akuntansi 3
4. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan , terima kasih atas bantuan dan do’a restu
yang berhubungan dengan kegiatan Kunjungan Industri.
          Akhirnya, penulis menyadari bhwa dalam penyusunan laporan kunjungan industri
masih banyak kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
Laporan kunjungan Industri ini. Demikian kata pengantar ini kami buat, semoga dapat
bermanfaat, khususnya bagi diri pribadi kami sendiri dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Tasikmalaya, 27 April 2015

Penulis

3
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penyusunan Laporan 1
1.2. Tujuan Penyusunan Laporan 1
1.3. Manfaat Kunjungan indusri 2
1.4. Metode Penyusunan Lapora 2
1.5. Lokasi / Pelaksanaan 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Singkat PT.Mirota KSM 3
2.2. Stuktur Organisasi 4
2.3. Proses Produksi susu KSM 4
2.4. Sistem akuntansi harga pokok proses produksi 10

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan 11
3.2. Saran 11

Lampiran 12

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN LAPORAN

Seiring pesatnya perkembangan teknologi,dunia pendidikan dituntut untuk lebih


menyongsong era globalisasi. Ilmu yang di dapat dalam bangku sekolah dirasakan masih
sangat kurang sehingga di perlukan sebuah kunjungan ke perusahaan / industri yang bisa
membantu kami dan bisa kami jadikan perbandingan ketika kami menerima pelajaran di
sekolah.Selain itu juga dengan berlakunya kurikulum yang baru siswa dituntut untuk
melakukan kunjungn industri ke salah satu perusahaan.Untuk itu kami siswa-siswi SMKN 1
Tasikmalaya, XI akuntansi melakukan kunjungan industri ke PT.Mirota KSM.Inc
Kunjungan industri dipilih untuk memperkenalkan siswa ke dunia kerja. Siswa dituntut untuk
aktif menggali informasi tentang kunjungan industri untuk memperoleh pengetahuan dalam
dunia kerja. Kunjungan industri dilakukan untuk memberikan gambaran kepada siswa
tentang cara kerja, kedisiplinan, tata tertib kerja , mesin – mesin industri yang lebih memadai
dan siswa juga diharapkan tidak menganggap kunjungan industri sebagai rekreasi, tapi
menganggap kunjungan industri sebagai sarana belajar dengan cara mendatangi industri
secara langsung, dan melihat urutan – urutan proses kerja di industri tersebut.
Disamping untuk mengetahui kondisi dunia kerja, kunjungan industri juga sangat
berperan dalam membentuk pola pikir dan semangat siswa untuk berpikir ke arah yang lebih
luas, sehingga diharapkan dapat tercipta siswa yang kreatif dan tidak awam dengan dunia kerja dan
mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Kunjungan Industri ini merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan Sumber Daya Manusia agar nantinya dapat bersaing secara sehat di dunia kerja.
Dengan adanya kunjungan industri ke PT. Mirota KSM ini, diharapkan antara Siswa dan perusahaan
dapat saling bertukar informasi sehingga dapat menjalin hubungan yang saling menguntungkan.

1.2. TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN

 Untuk menyelesaikan salah satu tugas mata pelajaran Akuntansi


 Sebagai tindak lanjut pembelajaran teori yang selama ini kita pelajari di kelas.
 Sebagai  media  untuk  menambah  wawasan  dan  pengetahuan mengenai
perusahaan di Kota Yogyakarta
 Sebagai  salah  satu  cara  belajar  yang  feriatif  agar  tidak menimbulkan
kejenuhan  dalam  proses  belajar,  dengan  cara  mencari  dan menganalisis
informasi dari berbagai sumber dan mengolahnya untuk dapat dijadikan
pengetahuan tambahan.

5
1.3. MANFAAT KUNJUNGAN INDUTRI

 Bagi Siswa
 Dapat mengetahui kedisiplinan dan tata tertib yang tegas pada dunia kerja.
 Melihat cara kerja, dan berbagai macam alat – alat produksi yang sudah cukup
modern
 Mendapat gambaran saat akan bekerja di industri atau ingin membuat sebuah
industri.
 Dapat mengetahui informasi-informasi tentang dunia kerja.
 Mengetahui proses pembuatan Susu yang diproduksi PT Mirota

 Bagi Sekolah
 Memperlakukan tata tertib yang tegas bagi siswa
 Sekolah dapat mengajak siswa belajar secara langsung dilapangan

 Bagi Industri
 Dapat berbagi ilmu dengan siswa
 Mengajak dan memperlihatkan proses produksi bagi siswa maupun guru
 Memperkenalkan sejarah singkat berdirinya industri kepada siswa
 Memperkenalkan hasil produksi kepada masyarakat luas

1.4. METODE PENYUSUNAN LAPORAN


Dalam pembuatan laporan ini penulis menggunakan 3 macam metode, yaitu :
1. Metode Pengamatan dan Praktek
Dalam metode ini penulis mengambil atau mengumpulkan data dan bahan untuk
pembuatan laporan dengan cara mengamati dan Praktek langsung dalam
menggunakan fasilitas tersebut.
2. Metode Penjelasan
Dalam metode ceramah ini seorang pembimbing lokasi kunjungan memberikan
penjelasan mengenai segala hal yang berhubungan dengan lokasi kunjungan
tersebut.
3. Metode Pengambilan informasi dari internet
Dalam metode ini penulis mengambil atau mengumpulkan informasi yang belum
lengkap dari media internet.

1.5. LOKASI / PELAKSANAAN


Kegiatan kunjungan Industri ke Pt. Mirota di laksanakan pada:
Hari                 : Jumat
Tanggal           : 17 April 2015
Tempat            : PT Mirota ksm, Jl. Raya Yogya Solo Km. 9 Sambilegi, Maguwoharjo,
Depok, Sleman, Yogyakarta 55282

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SEJARAH RINGKAS PT.MIROTA KSM

PT MIROTA KSM Inc adalah perusahaan yang berbentuk badan hukum Naamloz
Venootschap (Perseroan Terbatas). Perusahaan ini pada awalnya merupakan perusahaan
perseorangan yang didirkan pada tahun 1950 oleh bapak dan ibu  Hendro Sutikno. Usaha
pertama perusahaan adalah pembuatan minuman, roti, dan tart dengan merk MIROTA
(MINUMAN, ROTI, Dan TAART), yang semula berlokasi di jl. FM Noto 7 Kotabaru
Yogyakarta. Disamping usaha tersebut Bapak dan Ibu Sutikno juga menembangkan usahanya
dengan membuka toko P & D  yang terletak di jl. Jendral A Yani 75 Yogyakarta pada tahun
1952.
Perkembangan Perusahaan yang sangat pesat menimbulkan perluasaan sehingga pada
tahun 1973 perusahaan menambah jenis usahanya yaitu sebagai produsen susu bubuk untuk
bayi dengan merk lactona. Perusahaan diberi badan hukum perseroaan komanditer dengan
nama CV. MIROTA KSM INC dengan akte notaries R. M. Soerjanto Partaningrat, SH.
Selanjutnya Perusahaan diubah badan hukumnya menjadi Perseroan Terbatas (PT) pada
tanggal 15 November 1973. Tanggal ini sekaligus dijadikan sebagai kelahiran PT.Mirota
KSM Inc.
Dalam perkembangannya PT. Mirota KSM Inc, mengkhususkan diri sebagai produsen
susu bubuk formulasi. Sedangkan untuk produsenbakery dan ice cream didirikan perusahaan
dengan badan hukum sendiri-sendiri Unit industry susu yang semula berlokasi Jl. A Yani 73-
75 Yogyakarta dan hanya memperkerjakan 40 orang ini, dipindahkan ke lokasi industry di Jl.
Raya Yogya Solo Km 9 Dusun Sambilegi, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok,
Kabupaten Dati II Sleman Yogyakarta Pemindahan lokasi ini adalah memenuhi segala
persyaratan tempat dan ruang, serta memungkinkan untuk pengembangan. Pemilihan lokasi
perusahaaan tersebut ditetapkan berdasarkan  beberapa pertimbangan seperti letak
Yogyakarta yang strategis, sarana dan prasarana transportasi serta komunikasi yang mudah
diperoleh, tersedianya tenaga kerja yang cukup, lingkungan alam yang mendukung dll.
PT Mirota KSM Inc juga dilengkapi dengan Laboratorium Industri Farmasi yang
berfungsi sebagai Laboratorium Quality Control.Perusahaan yang termasuk dalam
keanggotaan Industri Pengelolaan Susu (IPS), sebagai anggota Asosiasi Pengusaha Makanan
Bayi (APMB), dan Perusahaan Swasta Penanaman  Modal Dalam Negeri (PMDN)  ini secara
terus menerus telah melakukan riset dan pengembangan produk sehingga dapat memenuhi 
kebutuhan konsumen untuk segala usia. Perkembangan perusahaan juga didukung jaringan
pemasaran yang mencakup wilayah P. Jawa, P. Madura, P. Bali, P. Lombok, P. Sumbawa dan
P. Sumatera.
Pada tanggal 15 April 1990, PT Mirota KSM, Inc berhasil memperoleh piagam 
penghargaan sebagai Perusahaan Terbaik Pembina Tenaga Kerja Wanita,yang kemudiaan
disusul dengan diterimanya Piagam Penghargaan sebagai  Pengusaha Berwawasan
Lingkungan Tingkat Nasional (SAHWALI AWARD) pada tanggal 15 November 1991.
Sebagai produsen susu bubuk formulasi, PT Mirota KSM,Inc telah berhasil memperoleh

7
pengakuan sebagai perusahaan yang berkembang, stabil dan handal sehingga layak untuk
menerima penghargaan ini dilengkapi dengan Trophi SIDAKARYA pada tanggal 19 Agustus
1997, karena dinyatakan  sebagai perusahaan yang sehat, serta Trophi  ADHI KARYA
NUHRAHA pada tanggal 23 Desember 1997 karena merupakan persahaan yang memiliki
produktivitas kerja yang tinggi. Pada tanggal 30 Desember 1997, PT MIROTA KSM, Inc
mendapatkan  Trophi Perusahaan Pembina Tenaga Kerja Wanita dan untuk ke-2 kalinya
mendapatkan Trophi SIDDAKARYA pada tanggal 18 Agustus 1998.

2.2. STUKTUR ORGANISASI

Organisasi perusahaan disusun sesuai dengan falsafah dasar PT. Mirota KSM, Inc
yakni bahwa bisnis tidak lain daripada organisasi. Organisasi itu tidak bisa berfungsi tanpa
manajemen. Manajemen tidak akan  efektif tanpa unsur manusia yang memiliki kemamapuan
dan keterampilan yang tinggi. Oleh karena itu, sasaran organisasi diformulasikan
dalam mission scope  yang berbunyi “PT. Mirota KSM, Inc secara terus menerus akan
membangun kemampuan sumber daya manusia , baik menejemen maupun teknik sebagai
dasar pokok bagi berhasil dan tumbuhnya organisasi”. Sasaran-sasaran ini diangkat untuk
mengembangkan  suatu organisasi yang efektif yang memilki kemampuan untuk bisa
mempertahankan organisasi dalam bidang industry dan perdaganagan yang diwarnai oleh
kondisi persaingan yang ketat.
Berdasarkan  kajian tersebut maka disusunlah suatu struktur organisasi perusahaan
yang mencakup seluruh fungsi yang dapat digolongkan ke dalam bidang-bidang dan bagian-
bagian yang senantiasa mengacu kepada efektifitas dan efesiensi setiap kegiatan
perusahaan.Struktur Orgnisasi PT. Mirota KSM, Inc berbentuk garis dan staf yang
dikendalikan dibawah kepimpinan Dewan Direksi.

2.3. PROSES PRODUKSI SUSU KSM

1. Input Bahan

Dalam proses pembuatan susu bubuk, diperlukan input bahan yang pada dasarnya
dapat dibedakan dalam 3 kategori, yaitu bahan baku, bahan penolong / bahan tambahan dan
bahan pengemas. Bahan-bahan tersebut di peroleh dari dalam negeri maupun luar negeri.

a. Jenis Bahan
Pembuatan susu bubuk yang diproduksi oleh PT Mirota KSM, inc menggunakan
bahan baku susu bubuk full creamdan susu bubuk skim. Kedua bahan baku tersebut diperoleh
dengan cara mengimpor langsung dari New Zealand, yaitu sebagai produsen susu terbaik dan
terbesar di dunia.
Disamping bahan baku diatas, dalam proses pembuatan susu bubuk Lactona ini juga
diperlukan adanya bebrapa bahan lain yang berfungsi sebagai bahan penolong. Adapun
bahan-bahan tersebut antara lain seoerti gula pasir, aspartame, vitamin dalam bentuk premix,
mineral, minyak nabati coklat bubuk9jenis winmolen dan delfie), madu bubuk, lactose, litese,

8
raftilose, caramel, maltrin dan aroma (essence coklat, vanilla dan raspberry). Bahan-bahan
tembahan tersebut sebagian besar di peroleh dari dalam negeri, diantaranya dari Bojonegoro-
Serang, Jakarta dan Semarang.
Susu bubuk dikemas dengan Alumunium Foil Kotak Karton Lipat(KKL) dan Kotak Karton
Gelombang (KKG). Alumunium foil adalah bahan pengemas primer yang langsung
bersentuhan dengan produk. KKL adalah bahan pengemas sekunder yang mengemas produk
yang sudah terkemas dalam Alumunium Foil. KKG adalah bahan pengemas tersier yang
mengemas produk yang sudah terkemas dalam kemasan KKL.

b. Tempat Penyimpanan bahan


Bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses produksi, baik bahan baku, bahan
penolong maupun bahan pengemas disimpan dalam 1 ruangan yang disebut dengan Gudang
bahan baku. Secara garis besar, gudang bahan baku dibagi menjadi 2 tempat yang hanya
dipisahkan oleh sekat berupa tembok. Gudang bahan sebelah barat digunkan untuk
menyimpan bahan baku berupa susu bubuk skin dan full cream serta gula pasir, sedangkan
gudang bagian timur di gunakan untuk menyimpan bahan pengemas dan bahan bahan untuk
sanitasi ruangan.
Semua bahan yang disimpan dalam gudang bahan diletakkan di atas palet plstik atau palet
kayu. Bahan pengemas Kotak Karton Lipat (KKL) dalam 1 palet maksimal terdiri dari 12
tumpukan, dan untuk bahan skim dan full cream, dalam 1 palet maksimal sekitar 6-8
tumpukan. Penempatan barang diatur supaya tidak menempel pada dinding ruangan, dan
diletkkan sesuai dengan kelompok / jenisnya. Selain itu posisi barang yang lain masih
terdapat sela / jarak yang cukup sehingga sirkulasi udara lancer dan dapat mempermudah
dalam pengontrolan jumlah barang.
Gudang bahan baku berdasrkan pengaturan letak barang dapat dikelompokkan menjadi 5
bagian tempat yaitu gudang susu skim, fill cream dan gulan pasir gudang bahan tambahan
makanan, gudang bahan pengemas, gudang bahan sanitasi dan gudang vitamin-mineral. Pada
bagiat atas dinding gudang bahan baku dilengkapi dengan baling-baling kipas dan rongga-
rongga yang berfungsi sebagai ventilasi udara. Untuk menjaga kebersihan gudang, dilakukan
pembersihan gudang setiap har dengan cara disapu / divacum cleaner. Suhu pada gudang
bahan baku tidak lebih dari 30°C dengan kelembaban kurang dari 60% pada gudang bahan
tambahan disediakan 2 rungan yang berbeda untuk gudang bahan tambhan makanan
(raftilose, Coklat bubuk atau madu) dan gudang vitamin-mineral. Ke-2 ruangan tersebut
mempunyai suhu ruangan tidak lebih dari 20°C dan kelembaban kurang dari 60% . Selain itu
kedua ruangan ini juga di lengkapi dengan lampu ultraviolet dan air conditioner (AC).

2. Alur Proses
Proses pembuatan produk susu bubuk Lactona pada prinsipnya meliputi 3 tahapan,
diantaranya yaitu tahap persiapan, pencampuran dan pengemasan. Diagram alir Proses
Produksi dapat dilihat pada Gambar 1.

9
Keterangan
1. Pengawasan mutu Fisika, Kimia dan Mikrobiologi.
2. Pengawasan mutu Fisika Kimia.

a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini diawali dengan mengambil sejumlah sampel bahan baku susu
skim dan full cream untuk dilakukan pemeriksaan baik secara fisika, kimia maupun
mikrobiologi. Untuk persiapan bahan baku ini disediakan 2 ruangan yaitu ruang bongkar sak
susu dan transit. Bahan baku yang sudah dinyatakan release dari uji fisika, kimia dan
mikrobiologi tersebut diambil dalam jumlah tertentu untuk kemudian diangkut menuju ke
ruang bongkar. Dalam ruang bongkar ini, susu skim dan full cream yang telah dikeluarkan
dari sak pembungkusnya diletakan diatas meja stainless stell berbentuk persegi panjang untuk
diperiksa kembali ada / tidaknya kebocoran pada kemasan plastic susu yang selanjutnya,
yang akan di uji secara mikrobiologi. Hasil pemeriksaan yang baik menunjukan bahwa bahan
baku tersebut masih bisa digunakan untuk proses produksi.

10
Bahan baku susu skim dan full cream yang akan digunakan dalam proses produksi diletakkan
dalam ruang transit untuk diatur dan dipisahkan sesuai dengan jenisnya (full cream/skim).
Bahan baku juga akan disterilisasi dengan menggunakan lampu ultraviolet (UV) selama 10
menit untuk mensterilkan permukaan luar dari plastic pembungkus susu.
Kondisi pada ruang bongkar rak susu umunya memiliki suhu kurang dari 27◦C dengan
kelembaban tidak lebih dari 60%  serta lantai yang kedap air. Kondisi ini pada dasarnya sama
dengan kondisi pada ruang transit karena letak kedua ruangan teresbut yang bersebelahan dan
hanya dipisahkan oleh pintu kaca. Karyawan yang bekerja pada ruang persiapan ini
diharuskan menggunakan jas kerja, masker, penutup muka, sarung tangan, penutup kepala,
dan sepatu khusus (sepatu bots).
Sama halnya dengan susu bubuk, gula pasir yang akan digunakan dalam proses
produksi juga dilakukan pemeriksaan secara fisika dan kimia. Pemeriksaan secara fisik yang
menunjukan adanya gula basah, kotor, menggumpal atau berbau busuk menandakan bahwa
gula tidak dapat digunakan untuk proses produksi.Aktivitas peracikan, lantai dan dinding
ruangan dibersihkan dengan alkohol 70%  dan disinari dengan sinarultraviolet  untuk
mensterilkan ruangan.
Dalam proses pembuatan susu bubuk, PT mirota KSM,  menggunakan minyak nabati
RBDFB 21, yang merupakan campuran antara minyak kacang dan minyak kelapa. Sebelum
digunakan, minyak nabati telah diperiksa secara fisika, kimia/mikrobiologi. Minyak nabati
yang lolos uji selanjutnya dipompa untuk disimpan dalam tanki penampung minyak dan siap
digunaan dalam proses produksi dengan cara dialirkan melalui pipa minyak  nabati kedalam
ruang proses.
Dalam proses pembuatan susu bubuk formulasi ini juga digunakan pewarna dan
aroma yang diijinkan Departemen Kesehatan (DEPKES). Pewarna dan aroma dipersiapkan
sesuai dengan produk yang akan dihasilkan , dan akan diproses dalam ruangan proses
bersama bahan-bahan lainnya.

b.   Tahap pencampuran
Bahan –baku ang telah disiapkan untuk proses produksi, diletakkan dalam ruangan
proses untuk kemudian dicampur bersama bahan-bahan tambahan lainnya sehingga dapat
menjadi suatu komponen bahan yang homogen. Proses pencampuran dalam produksi susu
bubuk Lactona adalah proses pencampuran kering (dry mixing), yang dikombinasikan dengan
penyemprotan minyak nabati. Penyemprotan ini dilakukan secara pengabutan dengan alat
khusus sehingga minyak dapat bercampur homogen dengan bahan lain.
Proses pencampuran dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal dilakukan
pencampuran semua bahan tambahan makanan  (vitamin dan mineral) yang terdapat dalam
jumlah kecil dengan sebagian bahan baku (full cream / skim) dalam alat drum mixer selama 6
menit untuk menjamin tingkat homogenitas. Pada tahap berikutnya dilakukan pencampuran
semua komposisi bahan yang telah dipersiapkan untuk masing- masing produk selama 30-35
menit dalam mesinGardner. Proses pencampuran semua komposisi bahan akan menghasilkan
250 kg. Susu bubuk untuk tiap 1 mesin garnerdan akan dikirim melalui ban berjalan ke
dalam ruangan karantina.
Ruangan karantina merupakan tempat penyimpanan produk setengah jadi yaitu
produk hasil produksi yang belum mengalami proses pengemasan. Ruang karantina

11
mempunyai suhu kurang dari 25º C dan kelembaban tidak lebih dari 60%. Produk susu dalam
ruang karantina akan ditematkan dalam 1troli untuk 1 mesin dan akan mendapatkan
penyinaran sinarultraviolet. Pada produk setengah jadi juga akan dilakukan pemeriksaan
secara fisika, kimia/mikobiologi dengan cara mengambil sejumlah sampel pada
tiap batchnya.

c. Tahap pengemasan
Pengemasan merupakan tahap akhir dari setiap proses produksi. Produk setengah jadi
yang dinyatakan lolos uji fisika, kimia dan mikrobiologi adalah produk yang siap untuk
dikemas. Pengemasan produk bertujuan untuk mendapatkan produk yang lebih higenis dan
aman untuk dikomsumsi konsumen. Proses pengemasan pada intinya dibagi menjadi 3
tahapan yaitu produk dikemas dalam kemasan alumunium foil, produk dalam kemasan
alumunium foil dikemas dalam kemasan kotak karton lipat (KKL) dan produk dalam
kemasan KKL dikemsa dalam kotak karton gelombang (KKG).
Proses pengemasan produk dalam kemasan alumunium foil 400g, 300g, 200g dan 90g
dilakukan dengan menggunakan 2 unit mesin filler(mesin pengemmas) yang terdapat dalam
ruangan rovena. Mesin filler ini mempunyai 4 fungsi diantaranya adalah mengosongkan
oksigen dari alam kemasan, memasukan produk jadi dalam kemasan, memasukan gas
nitrogen ke dalam kemasan serta menutup kemasan dengan rapat.
Proses pengemasan diawali dengan mengirimkan sejumlah produk setengah jadi dan
ruang karantina ke dalam ruang silo sesuai dengan permintaan dari bagian rovema. Produk-
produk tersebut kemudian akan dimasukkan kedalam ‘’mulut’’ dari mesin filler yang ada
dalam ruang silo. Produk-produk yang telah keluar dari mesin filler akan melewati
mesinwiller sehingga secara otomatis akan tercetak tulisan willeryang meliputi kode produksi
yang menunjukkan tahun dan tanggal pembuatan produk serta tinggal kadaluarsa produk-
produk.
Setiap produk jadi yang akan dikemas dalam kemasan KKL ditimbang untuk
mengecek kesesuaian antara berat produk dengan standard yang telah ditetapkan. Selain itu
juga dilakukan test kebocoran kemasan dengan cara mengambil 3 sampel produk yang keluar
tiap 10 menitnya . Pengujian kebocoran dilakukan dengan merendam produk dalam air, dan
timbulnya gelembang udara pada produk menandakan adanya indikasi kebocoran. Produk –
produk yang mengalami kebocoran kemasan maupun produk yang mempunyai berat tidak
sesuai dengan standard penimbangan akan dipisahkan, disimpan kembali dalam ruang
karantina dan dilakukan pemeriksaan ulang secara miKrobiologi.
Pengemasan produk dalam kemasan KKL 400g, 300g dan 90g dilakukan secara
manual. Pengemasan produk dengan netto 200g lilakukan dengan mesin cartooner yang
berfungsi untuk membentuk kotak dari lembaran lembaran karton lipat, memasukkan produk
kedalam kotak serta menutup kotak secara otomatis. Pada produk lactona 1, lactona 2 dan
prosteo ditambahkan sendok takar plastik dalam setiap kemasan KKL.
Pada tahap akhir dilakukan pengemasan produk-produk yang telah dikemas dalam
KKL kedalam kemasan KKG (kotak karton gelombang). Pengisian produk dalam kemasan
KKG dibedakan berdasarkan netto produk. Produk dengan netto 400g dan 300g , berjumlah
24 KKL dalam 1 kemasan KKG sedangkan produk dengan netto 200g dan 90g, berjumlah
masing-masing 48 KKL dan 72 KKL dalam 1 kemasan kkg. Pengemasan produk KKL dalam

12
KKG dilakukan secara manual bagian ata dan bawah kemasan KKG ditutup/disegel
dengan adhesive tape.
Setiap produk jadi dalam kemasan KKG akan dilakukan pemeriksaan berat kemasan,
jumlah isi dalam kemasan maupun kondisi penyegelan kemasan. Klasifikasi  berat minimum
dan maksimum berat kemasan KKG untuk tiap-tiap produk dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Standard berat produk dalam kemasan KKG


Nama produk Netto (gr) Jumlah kemasan Berat kemasan KKG (kg)
KKL

Lactone 1 90 72 8,38 – 8,47


200 48 11,56 – 11,64
400 24 11,32 – 11,44
Lactone 2 90 48 7,24 – 7,35
200 48 11,59 – 11,75
400 24 11,29 –11,45
Lactone 3 vanila 200 48 11,41 – 11,29
400 24 11,23 – 11,31
Lactone 3 madu 200 48 11,40 – 11,48
400 24 11,34 – 11,40
Lactone 3 coklat 200 48 11,49 – 11,61
400 24 -
Lactone ibucoklat 200 48 11,49  - 11,57
Lactone ibuvanila 200 48 11,10 – 11,52
Lactone ibustarwbery 200 48 11,37 – 11,45

Lactone skim 200 48 11,28 – 11,56


Prosteo 300 24 8,88 – 9,22
Prolansiaaspartam 200 48 11,58 – 11,64
Prolansiagula 200 48 11,62 – 11,74
(sumber : PT Mirota, KSM,Inc)

Produk-produk yang telah sesua idengan aturan penimbangan diletakkan pada palet
plastic dan siap untuk dikirim kegudang produk jadi jumlah kardus produk jadi untuk tiap
palet dapat dibedakan berdasarkan berat netto produk. Produk dengan netto 400g dan 300g
diletakkan pada palets ebanyak 66 kardus sedangkan produk dengan netto 200g dan 90g.
diletakkan pada palet masing-masing sebanyak 56 kardus dan 60 kardus.

2.4. SISTEM AKUNTANSI HARGA POKOK PROSES PRODUKSI

13
PT.Mirota KSM dalam menentukan haraga pokok proses produksi menggunakan
sistem akuntansi konvensional.Yaitu perusahaan menggunakan sistem biaya tradisional untuk
menghitung biaya overhead pabrik yang diasumsikan berbanding secara proporsional dengan
volume, seperti banyaknya unit produk, jam kerja langsung. Sistem biaya Konvensional
(tradisional) hanya membebankan biaya produk sebesar biaya produksinya. Oleh karena itu,
dalam sistem Konvensional  biaya produk terdiri atas 3 ( Tiga ) elemen, yaitu: Biaya Bahan
Baku / BBB, Biaya Tenaga Kerja Langsung / BTKL, dan Biaya Overhead Pabrik / BOP.

a. Perhitungan Biaya Produksi Dengan Metode Konvensional ( Tradisional )

Kalkulasi biaya produksi dalam metode tradisional ini menggunakan driver-driver


aktivitas berlevel unit untuk membebankan biaya overhead pabrik pada produk, yang
menggunakan asumsi bahwa biaya overhead pabrik yang dikonsumsi oleh suatu produk
mempunyai kolerasi yang sangat tinggi dengan jumlah unit yang diproduksinya. Contoh driver-
driver berlevel unit, misalnya: (1) Unit Yang Diproduksi, (2) Persentase Biaya Bahan Baku, (3)
Persentase Biaya Tenaga Kerja Langsung, (4) Jam Kerja Langsung, dan (5) Jam Mesin.
Biaya Overhead dibebankan terhadap produk berdasarkan tarif yang ditentukan oleh perusahaan ;

Tarif  BOP  = Jumlah  BOP

Jumlah Kuantitas Yang Diproduksi

BOP  Yang Dibebankan    =    Tarif  BOP   X    Kuantitas Pembebanan

Dalam perhitungan harga pokok produksi perunit dengan menggunakan metode Konvensional
dan ABC adalah sama, hanya berbeda pada saat pengalokasian biaya overhead pabrik ;

HPP Perunit   = BBB    +     BTKL     +     Total  BOP


Jumlah Kuantitas Yang Diproduksi

BAB III

14
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

PT.Mirota KSM merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam memproduksi susu
bubuk,yang merupakan salah satu perusahaan industri karena mengolah produknya dari bahan mentah
sampai siap untuk dipasarkan. Produk susu ini bernama Lactona,dengan varian usia, dan rasa yang
berbeda.Produk ini hadir ditengah- tengah maraknya produk susu yang kini begitu banyak tersebar di
masyarakat, tetapi meskipun begitu produk ini memiliki beberapa keunggulan yang dimiliki, salah satunya
yaitu semua modal saham yang dimiliki perusahaan ini seluruhnya berasal dari dalam negeri, selain itu juga
kandungan gizi yang terdapat dalam susu i ni tidak kalah saing dengan produk susu yang lain.
Dengan melakukan kunjungan Industri ke PT.Mirota KSM ini kami
mendapat pengalaman baru tentang industri, lebih mengerti dunia kerja industri,dapat
membandingkan ilmu yang diperoleh di sekolah dengan dunia kerja industri.Selain itu juga
kami dengan melakukan kunjungan indusrti ini selain pihak kami yang mendapat informasi
tentang perusahaan tersebut,tetapi juga kedua belah pihak dapat saling bertukar informasi
sehingga dapat menjalin hubungan yang saling menguntungkan.

3.2. SARAN

Setelah kami melakukan kunjungan ke PT.Mirota KSM , kami memiliki beberpa


saran yang dapat diajukan yaitu dalam pemberian informasi kami mengharapkam
penyampaiannya lebih efektif dan efisien agar tidak banyak waktu terbuang,selain itu juga
pihak perusahaan tidak memberikan gambaran dari proses produksinya tersebut,sehingga
untuk mendapatkan informasi mengenai proses produksinya harus mencari informasi dari
internet.
Selain itu juga saran untuk pihak sekolah dalam memilih tempat kunjungan dirasa
tidak sesuai dengan bidang keahlian yang kami pelajari, karena di PT.Mirota KSM ini kami
tidak mengetahui secara lebih mendetail tentang sistem akuntansi yang digunakan didalam
perusahan tersebut.
Dan saran yng terakhir yaitu supaya kegiatan kunjungan insustri semacam ini setiap tahunnya
harus diadakan supaya siswa dapat menambah pengetahuan tentang duniakerja yang di
kemudian hari dapat direalisasikan.

LAMPIRAN

15
Penerus Generasi
Ketiga PT
Mirota KSM

Penerus Generasi
Kedua PT
Mirota KSM

16

Anda mungkin juga menyukai