Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kunjungan industri dipilih untuk menambah pengalaman siswa
tentang dunia kerja. Siswa dituntut untuk aktif menggali informasi tentang
Kunjungan Industri. Untuk memperoleh pengetahuan tentang proses
pembuatan kerajinan tekstil dan mengamati serta memahaminya.
Kunjungan Industri dilakukan untuk memberikan gambaran kepada siswa
tentang industri dan proses produksi di bidang tekstil dan mengetahui
seluk-beluk dunia tekstil. Siswa harus membandingkan proses produksi
yang dilakukan di dunia kerja dengan ilmu yang diperoleh di sekolah.
Siswa diwajibkan membuat laporan atas informasi yang diperoleh selama
Kunjungan Industri tentang perusahaan yang bersangkutan.
Kunjungan Industri dilaksanakan di Balai Besar Tekstil
Bandung,C59,Sabuga,Ciater,Cibaduyut yang berada di kawasan Bandung.
Kegiatan ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan sebagai
inspirasi bagi siswa, agar meningkatkan prestasi belajarnya. Kunjungan
Industri ini adalah salah satu cara juga untuk meningkatkan kreativitas
sekaligus pengetahuan siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Balai Besar Tekstil Bandung?
2. Dimana lokasi Balai Besar Tekstil Bandung?
3. Bagaimana sejarah berdirinya C59?
4. Dimana lokasi C59 ?
5. Bagaimana proses pembuatan sablon di C59?
6. Bagaimana sejarah Sabuga ?
1
7. Dimana lokasi Sabuga ?
8. Bagaimana sejarah Ciater ?
9. Dimana lokasi Ciater?
10. Bagaimana sejarah Cibaduyut?
11. Dimana lokasi Cibaduyut?

C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah berdirinya Balai Besar Tekstil Bandung.
2. Mengetahui lokasi Balai Besar Tekstil Bandung.
3. Mengetahui sejarah berdirinya C59.
4. Mengetahui lokasi C59.
5. Mengetahui proses pembuatan kaos di C59.
6. Mengetahui sejarah Sabuga.
7. Mengetahui lokasi Sabuga.
8. Mengetahui sejarah Ciater.
9. Mengetahui lokasi Ciater.
10. Mengetahui sejarah Cibaduyut.
11. Mengetahui lokasi Cibaduyut.

D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Penulis :
 Mendapat ilmu baru tentang kerajinan tekstil dan batik yang belum
diketahui.
 Mendapat pelajaran baru tentang dunia kerja.
 Mengetahui bagaimana jalannya usaha dari sebuah perusahaan.
 Melihat cara kerja, dan berbagai macam alat – alat produksi yang
ada di perusahaan.

2
 Mendapatkan inspirasi setelah melakukan kegiatan Kunjungan
Industri.
 Mengetahui produk yang di minati konsumen.

2. Manfaat Bagi Pembaca :


 Mendapatkan informasi baru.
 Mendapatkan referensi tentang tempat wisata.
 Meningkatkan pengetahuan dan kreativitas pembaca.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Balai Besar Tekstil Bandung.


1. Sejarah Singkat

Balai Besar Tekstil telah berdiri sejak tahun 1922 dengan nama
Textiel Inrichting Bandoeng (TIB). Pada tahun 1966 lembaga ini dikenal sebagai
Institut Teknologi Tekstil (ITT) dan pada tahun 1979, mengalami perubahan
struktur dan pemisahan kelembagaan menjadi Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Industri Tekstil (BBPPIT) dan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil
(STTT). Pada tahun 2002, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri
Tekstil (BBPPIT) berubah namanya menjadi Balai Besar Tekstil (BBT) di bawah
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Perdagangan (BPPIP),
Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia tahun 2005


tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia dan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I
Kementerian Negara Republik Indonesia, maka Departemen Perindustrian dan
Perdagangan dipisah menjadi 2 Departemen, yaitu Departemen Perindustrian dan
Departemen Perdagangan. Melalui Peraturan Menteri Perindustrian Republik
Indonesia Nomor 41/M-IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Besar, Balai Riset dan Standarisasi Industri Departemen Perindustrian, pada tahun
2006 Balai Besar Tekstil (BBT) berada di bawah Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri (BPPI), Departemen Perindustrian.

Tahun 2010, Departemen Perindustrian berubah menjadi Kementerian


Perindustrian dan Balai Besar Tekstil berada di bawah Badan Pengkajian
Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI).

2. Lokasi
.

B. C59.
4
1. Sejarah Singkat
Di tahun 1980 dari gang kecil bernama Caladi nomor 59 di
Bandung, Mas Wiwid memulai bisnis sablon kaos yang memenuhi
pesanan sekolah atau kantor. Bahkan di Bali jika kita ingat Tony Tantra
dengan desain-desain kaosnya yang hebat itu ternyata pada periode
tertentu di tahun 90an dicetak oleh C59.
Perjalanan menapaki waktu membuat C59 berkembang dalam
bisnis yang kemudian menjadi brand C59 yang banyak berinovasi dalam
teknik dan desain. Kini C59 bukan sekadar brand t-shirt yang sohor, mas
Wiwid yang menjadi pemilik sekaligus otak kreatifnya banyak mendapat
penghargaan selaku entrepreneur dan sekarang aktif menjadi mentor bagi
entrepreneur baik di kampus maupun ajang pelatihan dan seminar bahkan
bukan saja bagi anak muda tetapi bagi mereka yang memasuki masa
pensiun dan bukan saja di Indonesia tetapi di Jepang.
Pengalamannya merintis C59 dan perjalanannya meraih sukses
adalah kitab dengan halaman-halaman nilai penuh makna yang dapat
dibagi dengan mereka yang serius memilih jalan hidupnya menjadi
seorang entrepreneur. Lewat kaos oblong Mas Wiwid C59 telah memasuki
dunianya yang dinamis. Hal ini yang akan dibagi dalam workshop
Creative Entrepreneur yang diselenggarakan oleh Bali Creative
Community pada tanggal 25 April 2009 di Museum Bali. Mas Wiwid
bukan hanya akan membagi kisah sukses tetapi trik-trik dan bagaimana
menghadapi rintangan yang menghadang ketika berupaya mensukseskan
usahanya sehingga pada intinya peserta agar dapat lebih baik lagi ketika
menjalankan bisnisnya saat ini.

2. Lokasi
 Alamat Store pusat C59 adalah di Jalan Merak No. 2
Bandung. Telepon kantor pusatnya 022-2507225 dan fax
022- 2507226.
 Alamat Tempat Produksi (Pabrik) adalah di Jalan Cigadung
5
Raya No.107 Bandung.
 Alamat tempat pemesanan T-shirt Custom Made di Jalan
Djunjunan, Pasteur Bandung..
3. Proses Pembuatan kaos di C59.
Proses Produksi :
1) POTONG
Proses potong merupakan proses pertama yg dilakukan, dalam
proses ini keterangan pada lembar kerja di realisasikan ke dalam bentuk
potongan kaos sesuai dengan model yang di minta. Jumlah potongan yang
dapat dihasilkan dalam sehari kurang lebih 2500 potong untuk oblong
biasa (sport/reglan). Tata cara yang biasa dilakukan oleh operator potong
sebelum kain tersebut di potong adalah sebagai berikut:
a) Memeriksa lembar perintah kerja potong, yang bertujuan untuk
mempersiapkan jenis bahan/kain yang di potong sesuai dengan
permintaan.
b) Bahan yang sudah di siapkan tersebut, dihampar pada meja potong
sampai dengan jumlah potongan yang diminta.
c) Di pola, yaitu bahan tersebut di gambar model nya di atas kain
yang paling atas dengan memakai sejenis kapur.
d) Cutting, yaitu bahan yang sudah di pola tersebut di potong
mengikuti pola yang sudah ada.
e) Bahan yang sudah di potong dipisah-pisah sesuai keterangan
warna bahan per order, karena pada saat memotong bisa terdiri
daribeberapa order. Bahan tersebut selanjutnya diberi kode dengan
menempelkan nomor order pada selembar kertas di ujung ikatan
kain, supaya tidak tercampur.
2) SORTIR
Tujuan dari proses sortir ini adalah untuk menghindari adanya
cacat kain, sebelum bahan tersebut di sablon baik berupa goresan maupun
lubang-lubang, juga untuk lebih memudahkan bagian sablon dalam proses

6
printing, karena di bagian sortir badan kain yang akan di sablon sudah
dipisah sesuai keterangan pada LEMBAR KERJA ORDER.

3) GAMBAR
Dari sekian yang ada nampaknya bagian ini yang paling vital,
karena didalamnya terdapat beberapa unsur yang sangat berhubungan
dengan bagian yang lainnya, mulai dari afdruk, stel, sablon serta
keindahan dari gambar yang di hasilkan. Waktu yang diperlukan untuk
bagian ini dalam kondisi normal adalah 2-3 hari.

4) AFDRUK
Untuk gambar yang sudah menjadi klise berarti sudah siap untuk di
afdruk, klise tersebut harus di sortir dahulu yang bertujuan untuk
menentukan ukuran screen yang akan di pakai. Penentuan ukuran screen
ini di sesuaikan dengan besarnya gambar yang akan di cetak.
Dalam proses afdruk ada beberapa tahap yang harus di tembuh sebelum
screen siap di stel, diantaranya:
-Penyortiran gambar(seperti di uraian di atas)
-Pemolesan screen dengan SUPER-X yang bertujuan agar gambar
dari klise yang akan di afdruk bisa keluar, teta[l terlebih dahulu harus di
keringkan lagi setelah proses pemolesan tersebut. -Penyinaran, yang
bertujuan menyinari screen yang sudah di tempeli dengan klise agar
gambarnya bisa keluar/ ada dalam screen.
-Penyemprotan, dalam tahap ini screen yang sudah selesai disinari
disemprot dengan air agar partikel-partikel screen(monil) dapat lepas
sehingga membentuk gambar seperti pada klise. Dalam proses ini operator
harus berhati-hati supaya screen tidak sampai jebol/rusak.
-Pengeringan sekaligus penambalan. Screen yang masih dalam
keadaan basah setelah di semprot di jemur/di oven agar cepat kering, yang
selanjutnya screen tersebut di tambal dengan sejenis obat yang berguna

7
mentup screen yang bocor dan bila mana proses tersebut sudah selesai
berarti sudah siap untuk di stel.

5) STEL
Tujuan dari proses ini agar ganbar yang di sablon letak gambarnya
bisa pas antara tiap warna, karnena dalam satu gambar bisa terdiri dari
beberapa warna. Cara yang biasa dilakukan biasanya dengan mencoba
menyablonnya pada selembar kain putih agar hasil sablonnya bisa
lebihjelas kelihatan. Kemudian tiap screen ya g akan di stel posisi
gambarnya di buat pas dengan gambarpada kain tersebut. Kapasitas stel
normal sehari mulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB
adalah 24 order. Waktu yang di perlukan proses ini l(satu)hari dalam
kondisi normal.

6) SABLON
Proses ini dapat terlaksana bila didukung oleh 3 faktor yaitu bahan
yang akan di sablon, obat,dan screen yang sudah di stel. Untuk setiap
operator sablon didampingi oleh dua orang pembantu/knek, bila mana satu
knek atau sebaliknya tidak hadir, proses tersebut tidak bisa jalan, sehingga
kerjasama dan kekompakan sangat perlu pada bagian ini, mengingat
system kerjanyaTEAMWORK. Kapasitas normal untuk bagian sablon per
hari dapat mencapai 8.000 potong, sudah termasuk TS(tanpa sambungan)
untuk interval waktu 24 jam.

7) PRESS/SETERIKA
Pada tahap ini bahan yang sudah di sablon hams di press terlebih
dahulu agar hasil sablonnya lebih bisa tahan lama dan tidak bau obat/cat
sablon. Dalam proses ini nampaknya tidak terlalu banyak kendala yang
berarti dan waktu yang diperlukan adalah l(satu) hari dengan kapasitas
perhari mencapai 3.000-4.000 potong.

8
8) JAHIT/OBRAS
Bahan/kain yang sudah di sablon di sambung agar menjadi kaos
yang sudah jadi(siap pakai). Perlu diketahui sebelum di obras kain yang
siap tersebut dicocokkan dahulu kode bahannya, karena untuk setiap
pemotongan bahan, warna kainnya tidak bisa samaftidak matching) baru
setelah itu di bagikan ke operator obras/ jahit. Kemampuan rata-rata dari
setiap operator obras dalam sehari, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB
adalah 125 potong.
Kemempuan rata-rata dari setiap operator zoom dalam sehari,
mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB adalah 450 potong. Kemampuan
rata-rata dari setiap operato tindes dalam sehari, mulai pukul 08.00 hingga
16.00 WIB adalah 450 potong.
Jadi yang dimaksud dengan kapasitas normal untuk bagian
obras/jahit ini adalah 1.800 potong per hari untuk oblong sport/raglan.
Waktu yang diperlukan pada proses ini adala 2(dua)hari dalam kondisi
normal, sedangkan untuk oblong krag, oblong model V dan sport tennis
dapat memakan waktu yang . lebih lama pengerjaannya dari pada oblong
biasa.
9) FINISHING
Tujuan dari proses ini adalah untuk membersihkan kaos /oblong
dari benang atu pun kotor-kotor yang masih bisa di bersikan dan untuk
merapihkan kaos/oblong tersebut dilipat untuk selanjutnya dimasukan
kedalam plastic seal sampai dengan siap paket/kirim.

9
C. Sabuga
1. Sejarah Singkat
Perkembangan kota Bandung yang terus maju pesat, selain sejak
zaman dahulu sangat terkenal sebagai salah satu kota pendidikan ternama
di indonesia dengan banyak hadirnya perguruan-perguruan tinggi seperti
ITB, Universitas Padjajaran dan yang lainnya, juga pada
perkembangannya kota Bandung telah menjadi salah satu destinasi wisata
terpopuler serta pusat ekonomi dan bisnis di Indonesia, terlebih nanti di
tahun 2019 pasca beroperasinya Kereta Api Cepat Jakarta – Bandung.
Berbicara tentang sejarah sabuga bandung sudah tentu kita akan
membicarakan salah satu gedung multifungsi pertama yang ada di kota
Bandung. Selain diperuntukan sebagai salah satu tempat wisuda para
lulusan ITB juga sebagai tempat kegiatan belajar mengajar (akademik)
para mahasiswa dan mahasiswi ITB, karena tempat ini telah dilengkapi
fasilitas hebat untuk itu, bertempat di lokasi yang strategis, luas areal yang
luas, model atau design gedung yang unik dan lengkap dengan segala
fasilitasnya, maka kini Sabuga Bandung telah berubah menjadi sebuah
tempat berbagai kegiatan acara dan kegiatan apa pun yang disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat, selain tentunya sebagai salah satu wisata
edukasi.
2. Lokasi
.

10
D. Ciater (Sari Ater)
1. Sejarah Singkat

Pada awalnya Tempat Wisata Air Panas Alam Ciater yang sekarang lebih
dikenal dengan sebutan Sari ater Hot Spring Resort adalah Tempat pemandian
yang biasa dipergunakan oleh masyarakat sekitar Ciater,Palasari dan Nagrak.

Pada tahun 1968 Pemda Kabupaten Subang melalui PU Kabupaten


bekerjasama dengan Dispenda pelahan-lahan mulai menggarap sumber air panas
alam ciater sebagai objek wisata.

Sebagai manajer pertama ditetapkan Bapak Sahro dari PU Kabupaten


sedangkan jumlah karyawan pada saat itu kurang lebih hanya 11 orang. Pada
tahun 1972 PPN DWIKORA IV (sekarang ptpn XIII Ciater) membuat 1 buah
bangunan untuk kamar mandi dan pintu gerbang berbentuk joglo yang lengkap
dengan kantor dan loket penjualan tiket.

Pada tanggal 20 maret 1974 Pemda TK II Kabupaten Subang menyerahkan


pengelolaan Objek Wisata Air Panas Ciater kepada PT.Sari Ater yang dipimpin
oleh Bapak H.A SOEWARMA. manajer pertama yang dipercayakan oleh PT.Sari
Ater untuk memimpin pengelolaan objek wisata Air panas alam Ciater adalah
Bapak Gautama, alm(thn 1974 s/d 1975). Jumalah karyawan yang ada pada saat
itu kurang lebih 16 orang dan Seluruh area wisata seluas 7.335 H , yang dikelola
dibenahi dan dibuatkan pagar pembatas dari kawat berduri.

Pada Tahun 1976, dimulai pembangunan Restaurant Dayang Sumbi,


Bungalows kabayan, sarana parkir dan rekreasi kolam perahu. Pimpinan pada daat
itu dipercayakan kepada manager ketiga yaitu Bapak J.R. Iskandar, Alm(tahun
1976 s/d 1977). Pada tahun 1977 pimpinan usaha dipercayakan kepada
Mr.Evandra alias Bapak Muhammad Effendi seorang ahli berkebangsaan italy
(tahun 1977 s/d 1979) dan jumlah karyawan telah meningkat menjadi kurang
lebih 70 orang.

Pada tahun 1980 mulai pembenahan dan pengembangan sarana dan


prasarana secara besar-besaran, pada saat itu dibangun : Kolam Renang bawah

11
atau mayangsari II, Bungalow Jammbu, Area rekreasi sampai curug Jodo. dengan
sumber dana dari BAPINDO. manager ke IV yang memimpin saat itu adalah
Bapak Anton Tirto (tahun 1979 s/d 1985) sedangkan karyawan berjumlah kurang
lebih 100 orang.

Manager ke VI dijabat oleh Bapak Ruby dan pada tahun 1987 pimpinan
diserahkan kepada Bapak Herrie Hermanni dengan jabatan sebagai Operational
Manager. Pada tanggal 24 oktober 1994 dilakukan Restrukturisasi organisasi dan
ditetapkan seorang General Manager untuk memimpin hotel dan objek wisata Sari
Ater dengan nama Sari Ater Hot Spring Resort. Sebagai general manager yang
pertama ditetapkan Bapak Herrie Hermanni dengan jumlah karyawan pada saat itu
333 orang sedangkan luas kawasan hotel dan objek wisata telah menjadi 32 Ha.

Pada tahun 1998 dibangun kembali satu fasilitas air panas alam di area
rekreasi dengan nama Pulosari, dengan daya tampung untuk 500 orang dan
diresmikan oleh Bupati tingkat II subang Bapak Drs. H.Abdul Wahyan tepatnya
pada tanggal 25 Juli 1998.

Sampai sekarang hotel dan objek wisata air panas alam Sari Ater lebih
terkenal dengan sebutan SARI ATER Hot Spring Hotel and Recreation..

2. Lokasi

E. Cibaduyut
1. Sejarah Singkat

2. Lokasi

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan melakukan kunjungan Industri ke Balai Besar Tekstil Bandung


,C59, Sabuga,Ciater,Cibaduyut.Kami mendapat pengalaman baru tentang industri,
lebih mengerti dunia kerja industri, dapat membandingkan ilmu yang diperoleh di
sekolah dengan dunia kerja industri. Observasi yang dilakukan secara nyata dan
langsung pengembangan atas tugas yang diemban oleh siswa yang pada akhirnya
sebagai bekal untuk tekun terjun di masyarakat ataupun di dunia kerja. Dan kami
dapat mengetahui produk yang sedang diminati oleh konsumen saat ini.

B. Kritik
1. Pemandu dari industri terlalu tergesa-gesa dalam menerangkan suatu objek.
2. Guru yang dikerahkan untuk mengampu kurang banyak mengingat banyak
siswa yang mengikuti kunjungan industri.
3. Bus datang terlambat dan waktu yang direncanakan tidak tepat sesuai jadwal.

C. Saran

1. Sebaiknya pemandu dari industri yang dikunjungi lebih jelas dan tidak terburu-
buru dalam menjelaskan tugas karyawan dan proses maupun sejarah.

2. Acara harus sesuai dengan jadwal agar selesainya tidak terlambat.

3. Jika melakukan kunjungan Industri hendaknya menjaga nama baik sekolah.

4. Diharapkan agenda program Kunjungan Industri ini tetap berjalan setiap


tahunnya.

5. Sebaiknya guru pembimbing lebih diperbannyak menginggak kondisi siswa


dan banyaknya siswa yang di mengikuti kunjungan cukup banyak.

13
LAMPIRAN

MUSEUM BATIK

14
BATIK WINOTOSASTRO

15
MALIOBORO

16
PANTAI DEPOK

17
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Batik_Yogyakarta

https://gudeg.net/direktori/272/museum-batik-yogyakarta.html

https://griyabatik92.wordpress.com/museum-batik/

http://www.tiket.com/attractions/indonesia/daerah-istimewa-yogyakarta/hotel-
dekat-batik-winotosastro

http://vaibatik.blogspot.co.id/2008/07/haryani-winotosastro-melestarikan.html

18
http://www.winotosastro.com/hotel/profile.php

https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/other/malioboro/

http://pamungkaz.net/sejarah-malioboro-yogyakarta/

https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/beach/depok/

http://www.njogja.co.id/bantul/pantai-depok/

http://pantaidepokjogjakarta.blogspot.co.id/2010/04/sejarah-pantai-depok.html

19

Anda mungkin juga menyukai