Anda di halaman 1dari 14

Industri Kerupuk

Di Desa Medang, Kec.Medang Deras, Kab.Batubara

Laporan Penelitian

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Geografi Industri
Dosen : Drs. W. Lumbantoruan, M.Si
NIP. 19561008 198303 1 002

Oleh :

Suib
(3152131023)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Penelitian tentang Industri
Kerupuk Di Desa Medang, Kec. Medang Deras, Kab. Batubara.

Laporan Penelitian ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan Penelitian ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan Laporan Penelitian ini.

Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
Laporan Penelitian yang selanjutnya akan kami susun.

Akhir kata kami berharap semoga Laporan Penelitian tentang Industri Kerupuk Di Desa
Medang, Kec. Medang Deras, Kab. Batubara ini dapat memberikan manfaat maupun menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Industri Kerupuk Di Desa Medang, Kec. Medang
Deras, Kab. Batubara

Medan, Mei 2016

Suib

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................................................. 3
2.2 Metode Penelitian ............................................................................................................ 4
2.3 Lokasi Penelitian .............................................................................................................. 4
2.4 Hasil Dan Pembahasan .................................................................................................... 4
2.4.1 Hasil ......................................................................................................................... 4
2.4.2 Pembahasan .............................................................................................................. 5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 10


LAMPIRAN ........................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, industri pangan sering dipandang sebelah mata. Beberapa makanan
tradisional yang dikerjakan oleh pengusaha-pengusaha kecil banyak yang hanya sekedar
mengemas dan melupakan fungsi-fungsi dari sebuah kemasan dalam persaingan pasar saat ini.
Padahal di era global ini, pesaingan dagang semakin ketat dengan masuknya produk-produk
asing dengan kemasan yang menarik dengan harga bersaing, membuat produk indonesia kalah
bersaing dalam mendapatakan kepercayaan dari konsumen akan kualitas produk.
Kerupuk adalah salah satu makanan khas Indonesia yang sangat diminati banyak orang
baik dari golongan menengah kebawah hingga menengah ke atas, mulai dari anak kecil hingga
orang dewasa. Kerupuk dibuat dari bahan-bahan sederhana tapi membuat setiap makanan terasa
lengkap. sebenarnya kerupuk adalah makanan ringan, tapi teryata peluang berbisnis kerupuk
sangat besar. Tidak heran sampai saat ini bisnis kerupuk masih banyak diproduksi dan
peminatnya semakin banyak. Kerupuk gendar adalah makanan olahan warisan nenek moyang
dari jawa, oleh karena itu krupuk ini kebanyakan hanya dikenal oleh masyarakat jawa,
masyarakat luar jawa tidak banyak yang mengenal krupuk gendar. Melihat dari kebiasaan
konsumsi masyarakat Indonesia yang menggunakan kerupuk sebagai pelengkap makanan,
menjadikan suatu gagasan awal dalam menciptakan suatu kegiatan usaha terhadap kerupuk.
Pada umumnya, nasi merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia, selain
mudah didapat dan banyak digemari bagi semua khalayak masyarakat Indonesia berbagai
lapisan, nasi dapat diolah kembali menjadi beraneka rupa makanan lainnya sehingga menjadikan
suatu kesempatan untuk melakukan kegiatan usaha dalam pembuatan kerupuk gendar dan
berpeluang besar untuk memasuki pangsa pasar. Dengan melihat berbagai tingkah laku
konsumen yang berbeda beda khusus mengenai kualitas dan rasa menjadikan dasar pemikiran
dalam melakukan diversifikasi pada kerupuk gendar original menjadi kerupuk gendar beraneka
bahan baku. Hal tersebut diramalkan dapat menaikan nilai keuntungan yang optimal dari
penjualan kerupuk gendar dari biasanya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses produksi kerupuk pada industri kerupuk di daerah penelitian.
2. Bagaimana pengaruh industri kerupuk terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian.
3. Bagaimana dampak positif dan negatif industri kerupuk didaerah penelitian.

1.3 Tujuan
1. Mengetahui proses produksi kerupuk pada industri kerupuk di daerah penelitian.
2. Mengetahui pengaruh industri kerupuk terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian.
3. Mengetahui dampak positif dan negatif industri kerupuk didaerah penelitian.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi penulis menambah wawasan berfikir tentang Industri Kerupuk Di Desa Medang.
2. Sebagai acuan para pengusaha Industri Kerupuk untuk bahan telaah bagi usaha yang telah
dilakukan.
3. Sebagai bahan masukan kepada pembaca dan peneliti lebih lanjut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka


Definisi industri menurut UU No.5 Tahun 1984 tentang Perindustrian adalah kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi
menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan industri.
Menurut Badan Pusat Statistik (2009), industri merupakan cabang kegiatan ekonomi,
sebuah perusahaan atau badan usaha sejenisnya dimana tempat seseorang bekerja. Kegiatan ini
diklasifikasikan berdasarkan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI). Menurut Kamus
Ekonomi(1998), industri merupakan usaha produktif, terutama dalam bidang produksi atau
perusahaan tertentu yang menggunakan modal dan tenaga kerja dalam jumlah yang relatif besar.
Industri kecil adalah industri yang dikerjakan di rumah-rumah penduduk yang pekerjanya
merupakan anggota keluarga sendiri yang tidak terikat jamkerja dan tempat. Industri kecil dapat
juga diartikan sebagai usaha produktif diluar usaha pertanian, baik itu merupakan mata
pencaharian utama maupun sampingan. Industri kecil merupakan industri yang berskala kecil
dan industri rumah tangga yang diusahakan untuk menambah pendapatan keluarga. BPS (Badan
Pusat Statistik) menggolongkan usaha industri pengolahan di Indonesia ke dalam empat kategori
berdasarkan banyak pekerja yang bekerja pada suatu perusahaan atau usaha industri pengolahan
tanpa memperhatikan besarnya modal yang ditanam ataupun kekuatan mesin yang digunakan
Empat kategori tersebut adalah :
Industri kerajinan rumah tangga, yaitu perusahaan atau usaha industri pengolahan yang
mempunyai pekerja 1-4 orang.
Industri kecil, yaitu perusahaan atau usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja
5-19 orang.
Industri sedang, yaitu perusahaan atau usaha industri pengolahan yang mempunyai
pekerja 20-99 orang.
Industri besar, yaitu perusahaan atau usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja
100 orang atau lebih.

3
2.2 Metode Penelitian
Wawancara, yaitu mengambil data-data dengan mendatangi pemilik dari usaha untuk
mendapat informasi yang jelas.
Studi pustaka, dimana metode ini diperoleh dengan cara melakukan peninjauan pustaka
dari berbagai literatur karya ilmiah, majalah dan buku-buku yang menyangkut teori-teori
yang relevan dengan masalah yang dibahas.

2.3 Lokasi Penelitian


Dalam penulisan penelitian ini, penulis melakukan penelitian disalah satu industri
kerupuk khususnya, penelitian dilaksanakan di Desa Medang, Kecamatan Medang Deras,
Kabupaten Batu Bara.

2.4 Hasil Dan Pembahasan


2.4.1 Hasil
Industri kerupuk termasuk kedalam industri kecil yang menjajikan. Berbisnis kerupuk
menjadi pilihan Bapak Nurdin dan Ibu Sunaiyah sejak tahun 1971, sebelum menjadi seorang
pengusaha kerupuk pak Nurdin adalah seorang kayawan di salah satu perusahaan dan ibu
Sunaiyah adalah seorang ibu rumah tangga. Selama menjadi seorang pegawai, pak Nurdin
bersama istri juga mulai memberanikan diri untuk membuat kerupuk sendiri yang awal mulanya
dijual dari mulut ke mulut. Modal awal pak nurdin sekitar Rp. 1 juta yang digunakan untuk
membeli bahan baku, sedangkan peralatan yg dipakai masih berupa kuali yang sehari-hari
digunakan oleh ibu sunaiyah untuk memasak. Lambat laun usaha mereka menghasilkan
keuntungan, akhirnya pak nurdin berhenti menjadi pegawai dan mulai menekuni bisnis kerupuk
miliknya, dari situ pak nurdin bertekad untuk menambah modal dan merekrut pegawai.
Usaha dan kerja keras bapak 5 orang anak ini akhirnya membuahkan hasil. Sedikit demi
sedikit pak Nurdin membeli peralatan yang dibutuhkan, mulai dari 2 kuali berukuran besar kira-
kira 1 diameter, menyewa lahan kosong untuk tempat pembuatan kerupuk dan tinggal
karyawannya, seperangkat kuali untuk mengukus kerupuk, bahan baku membuat Open
sederhana sepanjang 3m dengan lebar 1m,tempat untuk menjemur krupuk, dll. Dengan
menghabiskan biaya sekitar 10 juta.
Awal mula pak Nurdin menekuni bisnis ini hanya bersama keluarga tapi, saat ini Pak
nurdin mempunyai 7 orang karyawan tetap yang berumur sekitar 20-30 tahun, yang khusus
bertugas untuk mengolah kerupuk dari bahan mentah menjadi kerupuk siap konsumsi. Mereka
tinggal di Desa Pematang Nibung yang bersebelahan dengan Desa Medang yang telah

4
disediakan bahkan uang makan pun ditanggung, 12 orang pengantar kerupuk tetap, mereka
mengambil untung dari berapa banyak kerupuk yang mereka antar , dan 5 orang pembungkus
kerupuk seabutan. Tiap karyawan memiliki upah yang berbeda kalau karyawan tetap upahnya
Rp. 150.000,-/minggu, sedangkan karyawan pembungkus kerupuk Rp.1750/50 bks kerupuk.
Adapun kerupuk yang di hasilkan dalam sehari sebanyak 1 kwintal.
Produksi kerupuk ini menghabiskan Rp. 1.500.000 untuk membeli kayu bakar per bulan
dan dan 10 tabung gas 3kg dalam sehari. Sedangkan untuk bahan baku membutuhkan kurang
lebih 50 kg terigu dan 100 kg sagu per hari dan 6 drijen minyak sayur per minggu. Biasanya
tabung gas di gunakan untuk open, sedangkan kayu bakar digunakan untuk menggoreng,
merebus dan mengukus kerupuk.
Kerupuk-kerupuk buatan pak Nurdin dipasarkan ke warung- warung di beberapa wilayah
seperti jakarta, tangerang dan banten. Selain itu pak Nurdin juga menerima pesanan krupuk
untuk partai besar atau kecil, seperti pesta pernikahan, khitanan, atau acara-acara lain.Pak Nurdin
dan istri juga masih melayani pembeli yang langsung datang kerumahnya seperti saat baru
memulai bisnis ini. Tips-tips kerupuk pak Nurdin masih diminati hingga saat ini karena pak
Nurdin selalu menjaga kualitas dan kuantitas kerupuk yang diproduksinya, namun yang sangat di
sayangkan pak Nurdin belum memberikan nama merk untuk kerupuk produksinya.

2.4.2 Pembahasan
1. Proses Produksi Kerupuk
Jenis kerupuk yang di produksi adalah :
Kerupuk gendar
Kerupuk panjang
Kerupuk warna
Kerupuk tempe
Kerupuk ikan
Kerupuk jengkol

Jenis kerupuk yang paling diminati adalah kerupuk gendar, kerupuk gendar adalah sejenis
krupuk kulit berbentuk kotak dan berwarna coklat. Harga yang dipatok untuk 1 bungkus kerupuk
adalah Rp.300 dari pak nurdin, Rp.400 dari pengantar krupuk, jadi karyawan pengantar
mempunyai untung Rp. 100/bks untuk dijual ke warung sedangkan warung menjual krupuk
dengan harga Rp.500/bks.

5
Adapun proses pembuatan kerupuk adalah sebagai berikut :
Campurkan beberapa bahan baku mulai dari terigu, sagu, dan berbagai penyedap.
Tambahkan air dan aduk sampai menjadi adonan yang tidak hancur dan lengket. Setelah itu
bentuk adonan menjadi balok-balok. Kukus adonan balok tersebut selama 1 jam. Diamkan
adonan balok sampai dingin Setelah dingin, potong potong adonan menjadi bentuk yang
diinginkan. Proses selanjutnya adalah menjemur krupuk selama 2 hari Sebelum digoreng,
kerupuk harus diopen selama 5 jam Goreng kerupuk. Masukan dalam kemasan dan kerupuk
siap dipasarkan. Dalam Sehari pak Nurdin memperoduksi kerupuk sebanyak 5000 bungkus yang
di pasarkan di beberapa warung di sekitar desa dan di desa lain

2. Industri kerupuk mempengaruhi pendapatan keluarga


Dari hasil penelitian bahwasanya keuntungan bersih yang dihasilkan dari produksi
kerupuk ini sekitar Rp.4.000.000/bulan. Penghasilan sebesar Rp.4.00.000/bulan berdasarkan
hasil wawancara belum pernah di peroleh bapak nurdin sebelum menjadi pengusaha kerupuk.
Dari keuntungan yang dihasilkan saat ini pak Nurdin dan ibu Sunaiyah bisa membeli sebuah
rumah dan lahan produksi sekaligus mes yang tadinya hanya bisa disewa. Beliau juga berhasil
menyekolahkan anak-anak nya paling tidak sampai tingkat SMA. Dari hasil penelitian tersebut
terlihat bahwa industri rumahan atau industri kecil sangat berpengaruh pada peningkatan
pendapatan keluarga yang mengelola industri kerupuk di Desa Medang.

3. Dampak positif Dan Negatif Industri kerupuk Terhadap Lingkungan Fisik dan Sosial Di
Desa Medang

Dampak positif :
Sebagai lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Adanya industri kerupuk pak nurdin, sangat membantu kehidupan warga sekitar yaitu
dengan industri ini setidaknya dapat menyerap tenaga kerja meskipun dengan skala yang
masih kecil. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan, apabila indutri kerupuk ini terus
perkembang menjadi industri besar yang kemudian akan menyerap tenaga kerja dalam
jumlah yang besar.

6
Masyarakat tidak perlu pergi jauh untuk membeli kerupuk, karena produsennya dekat dan
terdapat pada warung-warung.
Hasil produksi kerupuk yang dipasarkan di beberapa warung di Desa Medang merupakan
makanan yang mudah untuk didapat. Dengan harga yang terjangkau kerupuk dijadikan cemilan
pilihan warga. Selain itu pembuatannya menggunakan bahan-bahan baku yang masih alami atau
tidak ada campuran zat kimia yang dapat membahayakan kesehatan. Oleh sebab itu masyarakat
sekitar menjadikan kerupuk sebagai cemilan dan lauk untuk makan.

Meningkatkan taraf hidup masyarakat yang bekerja dan sebagi pemilik industri kerupuk.
Industri kerupuk milik pak Nurdin ini sangat membantunya dalam hal ekonomi keluarga.
Industri ini meningkatkan pendapatan pak Nurdin, dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Selain pak Nurdin para pekerja menjadi terbantu dengan adanya industri ini, mereka menjadi
memperoleh pendapatan yang mencukupi kebutuhan sehari-harinya.

Mengurangi angka penganguran desa, karena industri kecil ini juga menyerap tenaga
kerja.
Industri kerupuk ini juga menngurangi pengangguran dalam skala kecil, namun hal
tersebut juga memberi peranan penting dalam mengurangi jumlah pengangguran.

Dampak Negatif
Setelah melaksanakan kegiatan observasi, kami mendapatkan informasi-informasi yang
berkaitan dengan pencemaran-pencemaran yang terjadi di lingkungan sekitar yakni di sungai
dekat rumah pak Nurdin dengan skala kecil, yang ternyata tidak hanya disebabkan dari pabrik
kerupuk tapi juga ada sebab-sebab lain.
1. Pencemaran air
Pencemaran air adalah pencemaran yang disebabkan oleh masuknya partikel-partikel ke
dalam air sehingga mempengaruhi pH normal pada air. Penyebab-penyebab pencemaran air di
sekitar pabrik tahu tersebut antara lain:
Penyebab Utama :
Limbah dari bekas air pencucian bahan baku pembuatan kerupuk
Limbah cair dari proses pengolahan bahan baku ( bawang, ampas ikan, dll)
Limbah padat berupa kulit bawang, kulit jengkol dari pengolahn kerupuk.

7
Penyebab lain :
Limbah dari rumah tangga (bekas cucian piring, cucian baju, dll) di sekitar pabrik
Air bekas untuk memandikan ternak yang berada di sekitar lokasi observasi.
Banyak warga yang membuang sampah rumah tangga ke sungai.

Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh adanya pencemaran air di sungai antara lain :
Keadaan air sungai menjadi kotor dan keruh.
Menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu pernapasan warga di
sekitarnya.
Air di sungai tempat pembuangan limbah menjadi tergenang akibat sampah.

2. Pencemaran Tanah
Saat melakukan observasi di daerah tersebut kami menemukan / melihat adanya
pencemaran tanah yang berada dekat dengan pabrik tahu tersebut. padahal tempat tersebut
bukanlah tempat pembuangan sampah. Penyebab-penyebab dari terjadinya pencemaran tanah :
Banyak warga yang membuang sampah rumah tangga mereka di tempat tersebut.
Tempat tesebut juga dijadikan tempat pembuangan kotoran hewan.
Limbah padat kerupuk banyak yang dibuang di tempat tersebut dan dibiarkan begitu
saja.
Banyak warga yang tidak peduli dengan kebersihan di lingkuangn tersebut.

Akibat-akibat dari pencemaran tanah, antara lain :


Merusak pemandangan dan mengurangi keindahan daerah tersebut.
Timbul bau yang tidak sedap dari sampah tersebut.
Sedikit flora yang tumbuh.

Solusi atas masalah percemaran diatas, yaitu keseriusan dari semua pihak sangat
diperlukan agar limbah industri yang ada benar-benar tidak mengganggu kehidupan dan
kesehatan manusia, kalau hal ini tidak kita mulai dari sekarang maka akan sama-sama kita lihat
bahaya apa yang akan muncul ke depan yang menghadang kita walaupun percemaran tersebut
masih berskala kecil. Hal yang dapat dilakukan untuk menghilangkan pencemaran yaitu
memanagemen pengolahan limbah yang baik, dan tidak membuang ke sungai atau di lahan
sekitar, yang dapat mencemari lingkungan.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Memulai bisnis kerupuk sebenarnya tidak terlalu sulit, paling tidak siapapun yang mau
terjun langsung di bisnis ini harus mempunyai sifat pantang menyerah, mengerti pangsa pasar
dan modal yang digunakan untuk awal mula memulai bisnis tersebut tidak terlalu mahal. Yang
paling penting dalam wirausaha adalah niat dan punya keinginan untuk maju. Seperti yang
dilakukan pak Nurdin dan istri, walaupun usaha mereka nyaris gulung tikar tapi mereka tetap
yakin bahwa bisnis yang mereka geluti akan tetap bertahan dan bisa maju seperti yang mereka
harapkan. Jadi kalau mereka bisa kita semua pasti bisa memperoduksi. Namun disamping itu
terdapat beberapa dampak negatif berupa pencamaran dalam skala kecil yang nantinya menjadi
besar. Oleh sebab itu di perlukan penanganan lebih lanjut mengenai limbah kerupuk yang
mencemari lingkungan. Hal itu dapat dilakukan dengan memanagemen pengolahan limbah yang
baik, dan tidak membuang ke sungai atau di lahan sekitar, yang dapat mencemari lingkungan.

3.2 Saran
Perkembangan sektor industri merupakan pendorong majunya perekonomian suatu
negara. Di mulai dari pengembangn indutri kecil yang dapat mensejahterakan rakyat yang juga
memiliki modal yang relaif kecil. Namun dewasa ini pemerintah kurang memperhatikan industri
kecil yang sangat berkontribusi dalam mengurangi tingkat pengangguran sedikit demi sedikit.
Seharusnya pemerintahan menggalakkan pengembangan industri kecil di desa-desa seperti
induktri kerupuk ini, dengan membantu pemasaran produk, memberi bantuan modal, dan,
menjaga kestabilan harga bahan baku dan hasil produk industri kecil. Dengan itu diharapkan
perekonomian masyarakat akan semakin meningkat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN


Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Wijandi,et al. 1975.Pengelolaan Kerupuk. Kerjasama Aneka Industridan Kerajinan dengan
Departemen Teknologi HasilPertanian.FATAMATA-IPB: Bogor
Winarno, F.G. Jenie B.S.L.1983.Kerusakan Bahan Pangan.GhaliaIndonesia: Jakarta
Hadiat, 1996. Alam Sekitar Kita Jilid 2. Jakarta : PT Ciptawidya Suara.

10
LAMPIRAN

(Kerupuk Hasil Produksi)

(Adonan kerupuk)

(Pengolahan kerupuk)

11

Anda mungkin juga menyukai