Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang mortalitas dan fertilitas penduduk.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah mortalitas dan fertilitas ini dapat
memberikan manfaat maupun wawasan tambahan terhadap pembaca.

Medan, September 2015

Penyusun

[1]
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................3
I.Latar belakang.....................................................................................3
II.Rumusan Masalah..............................................................................4
III.Tujuan..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................5
A.Mortalitas..........................................................................................5
Sumber Data Mortalitas........................................................................6
Ukuran Data Mortalitas........................................................................8
B.Fertilitas............................................................................................12
Ukuran Data fertilitas...........................................................................13
BAB III PENUTUP.............................................................................17
Kesimpulan...........................................................................................17
Saran.....................................................................................................17
Daftar Pustaka......................................................................................18

[2]
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar belakang

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi
yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Dua komponen demografi lainnya adalah
fertilitas (kelahiran) dan migrasi. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi
pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang
ekonomi dan kesehatan.
Data kematian sangat di perlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna
perencanaan pembangunan.Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan,
dan jasa-jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk
kepentingan evaluasi terhadap program-program kebijaksanaan penduduk.
Konsep mati perlu diketahui guna mendapatkan data kematian yang benar. Dengan
kemajuan ilmu kedokteran, kadang-kadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan
keadaan hidup secara klinik. Apabila pengertian mati tidak dikonsepkan, dikhawatirkan bisa
terjadi perbedaan penafsiran antara berbagai orang tentang kapan seseorang dikatakan mati.
Sedangkan istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup ( live birth ), yaitu
terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dalam dengan ada tanda-tanda kehidupan,
misal berteriak, bernafas, jantung berdenyut dan sebainya.
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan mortalitas, karena seorang
perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari satu orang bayi.
Kompleksnya pengukuran fertilitas, karena melibatkan dua orang ( suami & istri ),
sedangkan mortalitas hanya melibatkan satu orang saja, yaitu orang yang meninggal.
Mortalitas dan fertilitas yang merupakan unsur maupun faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk, yang perlu diadakan pendataan yang seakurat mungkin agar tidak
terjadi kesalahan penafsiran oleh pemerintah.

[3]
II. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan mortilitas dan fertilitas?


2. Apa saja yang menjadi sumber data kematian dan kelahiran?
3. Bagaimana mengetahui ukuran kematian dan kelahiran?
4. Apa pengaruh mortalitas terhadap kesehatan masyarakat?

III. Tujuan

1. Agar memahami yang dimaksud dengan mortilitas dan fertilitas.


2. Mengetahui sumber data kematian dan kelahiran.
3. Dapat mengetahui cara pengukuran tingkat kematian dan kelahiran.
4. mengetaui dan memahami pengaruh mortalitas terhadap kesehatan masyarakat.

[4]
BAB II
PEMBAHASAN

A. MORTALITAS

Mortalitas atau kematian adalah salah satu diantara tiga komponen demografi yang
dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Informasi kematian sangat penting, tidak hanya
bagi pemerintah tetapi juga pihak swasta, yang terutama yang berkecimpung dalam bidang
ekonomi dan kesehatan. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas penduduk suatu daerah tidak
hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduknya tetapi juga merupakan barometer dari
tinggi rendahnya tingkat kesehatan di masyarakat daerah tersebut.
Kematian menurut UN (United Nations) dan WHO (World Health Organization )
adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa
terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup

Kematian (mortalitas) adalah peristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan


secara permanen yang bisa terjadi tiap saat setelah kelahiran hidup, (Budi Utomo, 1985).
Selain mortalitas dikenal juga morbiditas (penyakit/kesakitan) adalah kondisi penyimpangan
dari keadaan yang normal, yang biasanya dibatasi pada kesehatan fisik dan mental. Pada
kasus tertentu morbiditas ini terjadi secara terus menerus (morbiditas kumulatif) yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian pada penderitanya.

Jenis kematian didalam rahim (intra uterin)


a. Abortus adalah kematian janin menjelang dan sampai umur 16 minggu.
b. Immatur adalah kematian janin antara umur kandungan diatas 16 minggu sampai pada
umur kandungan 28 minggu.
c. Prematur adalah kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28 minggu
sampai waktu lahir.

Jenis kematian bayi di luar rahim (extra uterin)


a. Lahir mati (still birth) adalah kematian baru baru lahir (neo natal death) kematian bayi
sebelum berumur satu bulan tapi kurang dari setahun.
b. Kematian lepas baru lahir (post neo natal death) adalah kematian bayi setelah berumur
satu bulan tetapi kurang dari setahun. .
c. Kematian bayi (infant mortality) kematian setelah bayi lahir hidup hingga berumur
kurang dari satu tahun.

[5]
2. Sumber Data Kematian
Cara mengetahui sumber data kematian dapat diperoleh dari berbagai macam sumber,
antara lain :

1. Sistem registrasi
Sistem registrasi merupakan cara pengumpulan data penduduk dengan proses
pencatatan yang kontinyu terhadap peristiwa kematian yang terjadi. Hasil registrasi
Penduduk masih jauh dari memuaskan, karena masih banyak peristiwa kematian yang belum
tercatat, dan kualitas datanya rendah. Disamping itu penduduk sering merasa tidak ada suatu
keharusan untuk melapor dan mencatatkan setiap peristiwa kematian ini kepada kepala desa
atau pejabat daerah setempat. Namun demikian, jika dibandingkan dengan pencatatan
kelahiran, pencatatan kematian lebih lengkap.
Di indonesia pelaporan kematian dilaporkan oleh kepala keluarga yang melapor
kepada kepala dusun yang kemudian dilaporkan kepada ke kantor desa atau kelurahan pada
saat rapat kepala dusun. Akan tetapi pada keadaan sebenarnya pelaporan itu sering tidak di
laporkan oleh kepala keluarga maupun kepala dusunnya. Oleh sebab itu masih ada kematian
yang belum terdata sepenuhnya dengan baik. Hal itu yang nantinya mengakibatkan data tidak
akurat.

2. Sensus dan survei penduduk


Sensus dan survei penduduk merupakan kegiatan sesaat yang bertujuan untuk
mengumpulkan data penduduk, termasuk pula data kematian. Berbeda dengan sistem
registrasi, pada sensus atau survei kejadian kematian dicacat setelah sekian lama peristiwa
kejadian itu terjadi. Data ini diperoleh melalui sensus atau survei dapat digolongkan menjadi
dua bagian :

a. Bentuk langsung (Direct Mortality Data)


Data kematian bentuk langsung diperoleh dengan menanyakan kepada responden
tentang ada tidaknya kematian selama kurun waktu tertentu. Apabila ada tidaknya kematian
tersebut dibatasi selama satu tahun terakhir menjelang waktu sensus atau survei dilakukan,
data kematian yang diperoleh dikenal sebagai ‘Current mortality Data’.

b. Bentuk tidak langsung (Indirect Mortalilty Data)


Data kematian bentuk tidak langsung diperoleh melalui pertanyaan tentang
‘Survivorship’ golongan penduduk tertentu misalnya anak, ibu, ayah dan sebagainya. Dalam
kenyataan data ini mempunyai kualitas lebih baik dibandingkan dengan data bentuk
langsung.

[6]
Oleh sebab itu data kematian yang sering dipakai di Indonesia adalah data kematian
bentuk tidak langsung dan biasanya yaitu data ‘Survivorship’ anak. Selain sumber data di
atas, data kematian untuk penduduk golongan tertentu di suatu tempat, kemungkinan dapat
diperoleh dari rumah sakit, dinas pemakaman, kantor polisi lalu lintas dan sebagainya.
Selain dengan registrasi dan sensus penduduk pengambilan data kematian juga dapat
dilakukan melalui dua cara di bawah ini :

a. Penelitian
Penelitian kematian penduduk biasanya dilakukan bersamaan dengan penelitian
kelahiran yang disebut dengan penelitian statistik vital.

b. Perkiraan (estimasi)
Perkiraan tentang jumlah kematian dan kelahiran ini didapatkan dari sensus
penduduk yang dilakukan.

Untuk mengatasi kesulitan dari data kematian, sering dibuat perhitungan kembali
berdasarkan data yang tidak langsung dari data hasil sensus (cacah jiwa) dan survei
penduduk. Dalam sensus penduduk, mengenai kelahiran dan kematian penduduk ditanyakan :
1. Jumlah perempuan yang pernah menikah menurut usia
2. Jumlah anak yang dilahirkan hidup
3. Jumlah anak yang meninggal dan jumlah anak yang masih hidup

Dari data tersebut dibuatlah perkiraan mengenai tingkat kematian bayi dan tingkat
kematian anak.

Konsep Mati
Menurut konsepnya, tedapat 3 keadaan vital, yang mutually exclusive, ialah :
1. Lahir hidup
2. Mati
3. Lahir mati

Tingkat kematian dipengaruhi oleh babarapa faktor yaitu sebagai berikut:


1. faktor sosial dan ekonomi
2. faktor pekerjaan
3. faktor tempat tinggal
4. faktor pandidikan
5. faktor umur
6. faktor jenis kelamin.

[7]
3. Pengukuran Data Kematian Penduduk

Ukuran kematian merupakan angka atau indeks, yang di pakai sebagai dasar untuk
menentukan tinggi rendahnya tingkat kematian suatu penduduk.

Ada berbagai macam ukuran kematian, mulai dari yang paling sederhana sampai yang
cukup kompleks. Namun demikian perlu di catat bahwa keadaan kematian suatu penduduk
tidaklah dapat diwakili oleh hanya satu angka tunggal saja. Biasanya berbagai macam ukuran
kematian di pakai sekaligus guna mencerminkan keadaan kematian penduduk secara
keseluruhan. Hampir semua ukuran kematian merupakan suatu “rate” atau “ratio”.
Rate merupakan suatu ukuran yang menunjukkan terjadinya suatu kejadian (misalnya:
kematian, kelahiran, sakit, dan sebagainya) selama peroide waktu-waktu tertentu. Secara
umum rate dapat didefinisikan sebagai berikut :

jumlah kejadian yang terjadi selama


periode waktu tertentu
Rate suatu kejadian = jumlah penduduk yang mengalami
kejadian tersebut dalam periode
waktu tertentu

Sedangkan ratio merupakan suatu ukuran yang berbentuk satu angka tunggal yang
menyatakan hasil perbandingan antara dua angka.

L
Contoh : sex ratio =
P
Ada beberapa cara mengukur data kematian penduduk, diantaranya yaitu sebagai
berikut :
1. Tingkat Kematian Kasar
Tingkat kematian kasar (Crude Death Rate) didefinisikan sebagai banyaknya
kematian di tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Selain itu juga dapat
diartikan sebagai perbandingan antara jumlah penduduk yang meninggal selama satu tahun
dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Tingkat kematian kasar atau angka kematian
kasar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

D
CDR = × k
Pm

[8]
D = Jumlah kematian pada tahun tertentu.
Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun (pada bulan juni/juli).
K = Konstanta biasanya 1000.

Contoh :
Diketahui jumlah penduduk indonesia pada pertengahan tahun 1987 sebesar 136.000.000
jiwa. Jumlah kematian sepanjang tahun sebesar 2.298.400 jiwa. Berapa besar tingkat
kematian kasar penduduk indonesia pada tahun 1987 ?

D 2.298400
CDR =
Pm
×k
136.ooo.ooo
× 1000 = 16,9

Jadi , tingkat kematian kasar penduduk indonesia pada tahun 1987 adalah 16,9 jiwa
tiap 1000 penduduk atau dengan kata lain setiap 1000 penduduk terdapat 16,9 kematian.

2. Tingkat Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate)


Angka kematian berbeda antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok
masyarakat lainnya, begitu pula antara kelompok umur yang satu dengan kelompok umur
lainnya. Orang yang berumur 65 tahun akan mempunyai resiko kematian lebih tinggi
dibandingkan yang masih berumur 20 tahun.
Angka kematian menurut kelompok umur adalah jumlah tiap 1000 penduduk pada
kelompok umur tertentu. Angka kematian menurut umur dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :

Dx
ASDR = ×K
Px
Dx = Jumlah kematian pada kelompok umur x
Px = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada kelompok umur x
K = Konstanta biasanya 1000.

Contoh :
Apabila diketahui jumlah penduduk kelompok umur 20-24 tahun banyaknya 8.808 jiwa dan
jumlah kematian banyaknya 80 orang, maka angka kematian kelompok umurnya adalah:

Dx 80
ASDR = ×K × 1000 = 9,1
Px 8.808

Jadi , tingkat/angka kematian kelompok umur 20-24 tahun adalah 9,1 jiwa tiap 1000
orang usia tersebut.

[9]
3. Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)
Tingkat kematian bayi adalah perbandingan antara jumlah kematian bayi yang
usianya kurang dari 1 tahun dan jumlah kelahiran hidup selama tahun tertentu. Tingkat /
angka kematian bayi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Do
IMR = ×K
B

Do = Jumlah kematian bayi selama tahun tertentu


B = Jumlah kelahiran hidup selama tahun tertentu
K = Konstanta 1000
Contoh :
Jumlah kelahiran hidup di kecamatan medan timur pada tahun 1990 sebanyak 2.100 jiwa,
sedangkan jumlah bayi yang meninggal sebanyak 120 jiwa, maka berapa tingkat kematian
bayi di kecamatan medan timur ?

Do 120
IMR = ×K × 1000 = 57
B 2.100
Jadi, tingkat kematian bayi di kecamatan medan timur pada tahun 1990 adalah 57 jiwa
tiap 1000 bayi.

Standarisasi
Karakteristik kelompok penduduk yang mempengaruhi Crude Death Rate (CDR) :
1. Antara penduduk daerah pedesaan dan daerah perkotaan.
2. Penduduk dengan lapangan pekerjaan yang berbeda.
3. Penduduk dengan perbedaan pendapatan.
4. Perbedaan jenis kelamin.
5. Penduduk dengan perbedaan status kawin.

Pengaruh Mortalitas Terhadap Kesehatan Masyarakat

Di dalam studi ilmu kependudukan terdapat sebuah komponen yang ikut


mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk di suatu wilayah yaitu kematian atau mortalitas.
Peristiwa kematian dapat disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah kesehatan.
Suatu korelasi timbal balik antara mortalitas dengan kesehatan masyarakat ada dua macam,
yaitu korelasi yang bersifat positif atau menguntungkan maupun korelasi yang bersifat
negative atau merugikan.

[10]
Korelasi yang bersifat positif atau menguntungkan antara mortalitas dengan kesehatan
masyarakat adalah dengan adanya mortalitas maka kelajuan pertumbuhan penduduk yang
tidak dapat terkendali dapat ditekan dan secara otomatis kepadatan penduduk pun dapat
berkurang sehingga terjadi pula perubahan fungsi lahan yang semula untuk perumahan
menjadi fungsi lain yang lebih bermanfaat misalnya pertanian, lahan perkebunan, sumber
lapangan pekerjaan, dan lain-lain. Dengan demikian kesejahteraan penduduk akan semakin
meningkat begitu pula derajat kesehatan masyarakat. Sebagai ilustrasi pada suatu wilayah
yang padat penduduknya maka letak bangunan yang satu dengan lainnya saling berhimpitan
sehingga menimbulkan banyak permasalahan kesehatan, seperti sanitasi yang kurang
memadai, kurangnya lahan sumber oksigen (tumbuh-tumbuhan), dan sebagainya.

Korelasi yang bersifat negative atau merugikan antara mortalitas dengan kesehatan
masyarakat adalah terkait penyebab kematian di suatu wilayah itu sendiri. Dalam studi ilmu
kesehatan masyarakat dipelajari berbagai faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat atau lebih dikenal dengan teori H.L. Blum, diantaranya adalah karena faktor
perilaku individu atau masyarakat, pelayananan kesehatan, lingkungan, dan genetik.
Kematian dapat disebabkan karena perilaku dan pola hidup yang tidak bersih dan sehat
sehingga menimbulkan penyakit, apabila penyakit tersebut menyebar ke masyarakat maka
dapat terjadi kematian penduduk dalam jumlah yang banyak. Kedua, kematian dapat
disebabkan oleh pelayanan kesehatan yang kurang memadai, hal ini terkait dengan kebijakan
kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah, seperti adanya penyelewengan dana penyediaan
askes, pembagian jamkesmas yang tidak merata dan sesuai sasaran menyebabkan terjadinya
kematian penduduk terutama penduduk yang ada di bawah garis kemiskinan. Ketiga, banyak
penyakit yang bersumber dari lingkungan. Misalnya, lingkungan yang kumuh memiliki
sedikit sumber oksigen (tumbuh-tumbuhan), sedikitnya lahan untuk membuang sampah
rumah tangga sehingga mencemari tanah, air, dan udara. Keempat, banyaknya kematian juga
dipengaruhi oleh factor genetic, di mana seorang bayi yang lahir cacat bahkan meninggal
dunia dapat diakibatkan oleh gen orang tua yang mengandungnya, misalnya sang orang tua
tidak gemar mengkonsumsi nutrisi yang baik bagi kandungannya atau terdapat penyakit
keturunan yang dibawa oleh orang tuanya.

[11]
B. FERTILITAS

Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup, yaitu terlepasnya bayi dari rahim
seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan seperti berteriak, bernafas, jantung
berdenyut. Apabila saat dilahirkan tidak ada tanda-tanda kehidupan tersebut disebut dengan
lahir mati, yang di dalam demografi tidak di anggap sebagai peristiwa kelahiran. Selain
istilah fertilitas ada pula istilah fekunditas, yaitu kemampuan seorang perempuan baik secara
fisiologis maupun biologis untuk melahirkan seorang anak dalam keadaan hidup.

Natalitas mempunyai arti yang sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkup
nya saja. Fertilitas mencakup kelahiran pada perubahan penduduk, sedangkan natalitas
mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
Sumber data fertilitas memiliki sumber data yang sama dengan mortalitas, yaitu
registrasi, sensus, survei dan penelitian lainnya.

Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas,


karena seorang wanita hanya dapat meninggal satu kali tetapi dapat melahirkan lebih dari
satu kali atau dapat melahirkan anak lebih dari satu. Selain itu kelahiran anak melibatkan
suami itri (dua orang), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja, yaitu yang
meninggal dunia.
Ada dua macam cara pengukuran fertilitas (kelahiran), yaitu :
1. fertilitas kumulatif, yaitu mengukur jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh
seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia subur.
2. fertilitas tahunan mengukur jumlah jelahiran pada tahun tertentu di hubungkan
dengan jumlah penduduk yang memiliki potensi untuk melahirkan pada tahun tersebut.

A. Pengukuran Fertilitas Tahunan


Ukuran-ukuran fertilitas tahunan sama saperti ukuran pada mortalitas yang meliputi :
1. Tingkat fertilitas kasar (Crude Birt Rate)
2. Tingkat fertilitas umum (General Fertility Rate)
3. Tingkat fertilitas menurut umur (Age Specific Fertility Rate)
4. Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran (Birt Order Specific Fertility Rates)

[12]
1. Tingkat fertilitas kasar (Crude Birth Rate)
Tingkat kelahiran kasar didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada
suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Tingkat kelahiran kasar
dapat dirumuskan sebagai berikut :

B
CBR = ×K
Pm

B = Jumlah kelahiran tahun tertentu


Pm = Jumlah penduduk pertengahan tahun
K = Konstanta 1000
Contoh :
Jumlah kelahiran di medan di tahun 2000 sebanyak 198.425 jiwa. Adapun jumlah penduduk
pada pertengahan tahun ialah 9.742.000 jiwa. Berapa tingkat kelahiran kasar kota medan di
tahun 2000 ?

B 198.425
CBR = ×K × 1000 = 20,36
Pm 9.742.000

Jadi, dapat disimpulkan tingkat kelahiran kasar kota medan pada tahun 2000, tiap
1000 penduduk terdapat 20,36 kelahiran

Tingkat fertilitas kasar indonesia mulai periode 1930-1971 selau diatas 40 dari tiap
1000 penduduk. Tingkat fertilitas yang tinggi menyebabkan keluarnya kebijakan keluarga
berencana pada zaman orde baru. Pelaksanaan program ini dimulai dari pulau jawa dan bali
dengan alasan karena kedua pulau tersebut menghadapi masalah demografi yang serius.

Akibat pelaksaan program KB ,terjadi penurunan angka kelahiran kasar dari 39,9
kelahiran per 1000 penduduk pada tahun 1870 manjadi 35,9 pada tahun 1976. Jadi selama
enam tahun terjadi penurunan 10 persen.

Disamping penurunan angka kelahiran kasar, juga terjadi penurunan angka kematian
kasar, maka mulai periode tahun 1980-1990 laju pertumbuhan penduduk menurun, kecuali
pulau kalimantan.

[13]
2. Tingkat fertilitas umum (General Fertility Rate)
Tingkat kelahiran umum adalah banyaknya kelahiran tiap 1000 wanita yang
berumur 15-44 atau 15-49 tahun. Tingkat kelahiran umum dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :

B B
GFR = ×K atau GFR = ×K
Pf (15−44) Pf (15−49)

B = Jumlah kelahiran
Pf = Jumlah penduduk perempuan umur 15-49 pada pertengahan tahun
K = Konstanta 1000

Contoh :
Jumlah kelahiran Batu Bara pada tahun 2000 sebanyak 198.425 jiwa. Adapun
penduduk wanita yang berumur 15-49 tahun pada pertengahan tahun adalah 3.112.700 jiwa,
maka angka kelahiran umumnya adalah :

B 198.425
GFR = ×K = × 1000 = 63,74
Pf(15−49) 3.112.700

Jadi, angka kelahiran umum di Batu Bara adalah 63,74 tiap 1000 waniata usia 15-49
tahun.

3. Tingkat fertilitas menurut umur (Age Specific Fertility Rate)


Tingkat kelahiran menurut kelompok umur adalah banyaknya kelahiran tiap
1000 wanita pada kelompok umur tertentu. Tingkat kelahiran ini dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

Bi
ASFR = ×𝐾
Pfi

Bi = Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i


Pfi = Jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan tahun
K = Konstanta 1000

Contoh :
Apabila diketahui banyaknya wanita usia 25-29 tahun adalah 200.880 jiwa dan banyaknya
kelahiran pada usia tersebut adalah 50.400 jiwa, maka angka kelahiran menurut kelompok
umurnya adalah.

[14]
Bi 50400
ASFR = ×𝐾 × 1000 = 251
Pfi 200.880

Jadi, angka kelahiran menurut kelompok umurnya adalah 251 jiwa tiap 1000 wanita
yang berusia 25-29 tahun.

4. Tingkat kelahiran menurut urutan kelahiran (Birth Order Specific Fertility


Retes)
Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penting untuk mengukur
tinggi rendahnya fertilitas suatu negara. Kemungkinan seorang istri untuk menambah
kelahiran tergantung pada jumlah anak yang telah dilahirkan. Tingkat fertilitas menurut
urutan dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝐵𝑜𝑖
BOSFR = ∑ ×𝐾
𝑃𝑓

Boi = jimlah kelahiran urutan I


Pf(15-49) = jumlah perempuan umur 15-49 pertengahan tahun
K = Konstanta 1000

Standarisasi
Tinggi rendahnya tingkat fertilitas di suatu negara dipengaruhi oleh variabel
misalnya umur, status perkawinan, dan sebagainya. Teknik standarisasi fertilitas sama seperti
yang digunakan pada mortalitas.

B. Pengukuran Feritlitas Kumulatif


Dalam pengukuran ferilitas kumulatif, yang diukur ialah rata-rata jumlah anak
laki-laki dan perempuan yang dilahirkan oleh seorang perempuan pada waktu perempuan itu
memasuki masa subur hingga tidak produktif lagi (15-49). Ada tiga macam ukuran fertilitas,
yaitu :
1. Tingkat fertilitas total (Total Fertility Rate)
Tengkat fertilitas total adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan
tiap 1000 penduduk yang hidup hingga batas akhir masa reproduksinya. Dengan catatan :
a. tidak ada perempuan yang meninggal sebelum batas masa reproduksinya
b. tingkat fertilitas berdasarkan umur tidak berubah pada periode waktu tertentu.

[15]
Tingkat fertilitas total dapat dirumuskan sebagai berikut :

TFR = 5 × ASFRi

2. Gross Reproduction Rates (GRR)


GRR adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 penduduk dengan
catatan tidak ada perempuan yang mati sebelum mengakhiri masa reproduksinya. GGR dapat
dirumuskan :
GRR = 5 × ASFRfi
ASFRfi ,yaitu fertilitas umur ke- i dari kelompok berjenjang 5tahun.

3. Net Reproduction Rates (NRR)


NNR adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah kohor hipotesis
dari 1000 perempuan dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalnya perempuan
tersebut sebelum mengakhiri masa reproduksinya.

Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas penduduk, yaitu :


1. faktor demografi, meliputi struktur umur, struktur perkawinan, umur kawin
pertama, paritas, disrupsi perkawinan dan porsi perkawinan
2. faktor non demografi, meliputi keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan,
perbaikan status perempuan, urbanisasi dan industrialisasi.

Menurut Davis dan Blake ada beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat fertilitas

1. faktor yang mempengaruhi hubungan kelamin pada usia reproduksi


a. Umur memulai hubungan kelamin
b. Selibat permanen
c. Lamanya masa reproduksi yang hilang
d. Abstinensi sukarela
e. Abstinensi terpaksa
f. Frekuensi hubungan seks

2. faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi


a. Kesuburan dan kemandulan
b. Mengunakan/tidak alat kontrasepsi
c. Kesuburan dan kemandulan yang disengaja
3. faktor selama kehamilan dan kelahiran,yaiu kematian janin karena faktor disengaja
dan tidak disengaja.

[16]
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Menurut WHO kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara
permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Perubahan jumlah kematian
dan naik turunnya tidak sama disetiap daerah, tergantung pada berbagai faktor keadaan. Besar
kecilnya tingkat kematian suatu daerah dapat dijadikan indikator bagi tingkat kesehatan dan
tingkat kehidupan penduduk suatu daerah.
Fertilitas merupakan kemampuan berreproduksi yang sebenarnya dari penduduk
(actual production performance). Atau jumlah kelahiran hidup yang dimiliki seseorang atau
sekelompok perempuan. Kelahiran yang dimaksud ialah kelahiran dengan adanya tanda-tanda
kehidupan(bergerak, bersuara, jangtung berdenyut), jika tanda-tanda tersebut tidak ada maka
tidak dianggap suatu peristiwa kelahiran. Tingkat kelahiran juga dapat menunjukan meju atau
tidak nya sebuah negara. Pada umumnya negara maju memiliki tingkat kelahiran yang lebih
rendah daripada negara berkembang.

Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah motalitas dan fertilitas
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifanya membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat bagi para
pembaca.

[17]
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Ida Bagoes Mantra, Phd. 2003. Demografi Umum.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yusman Hestiyanto. 2006. Geografi 2. Jakarta: Yudhistira.
Lembaga Demografi. 1981. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
http://bkkbn.go.id diakses pada tanggal 03 September 2015.

[18]

Anda mungkin juga menyukai