Disusun oleh:
FANNY NUR AQILA NIS. 15123 ROMBEL A20 TATA BOGA 1
2021
LEMBAR PENGESAHAN
i
Tanggal Pengesahan : 27 Desember 2021
Tempat Pengesahan : MAN 1 Tulungagung
Mengetahui,
Ketua Program Keterampilan, Guru Pembimbing,
Mengetahui,
Ke pala MAN 1 Tulungagung ,
KATA PENGANTAR
ii
menyelesaikan Laporan Kunjungan Industri ini dengan baik. Sholawat dan salam
penulis sampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah mengantarkan
manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh petunjuk.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian Laporan Kunjungan Industri ini, diantaranya:
1. Bapak Drs. H. Slamet Riyadi, M.Pd. selaku Kepala Madrasah yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti kegiatan Kunjungan
Industri
2. Ibu Januariani, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Keterampilan MAN 1
Tulungagung yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam penyusunan
Laporan Kunjungan Industri
3. Ibu Dra. Yuliani selaku Guru Pembimbing Keterampilan bidang keahlian Tata
Boga yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama pembelajaran
keterampilan tata boga
4. Ibu Sri Wanudio Winarni selaku pimpinan di industri jenang Jelita yang telah
memberikan wawasan mengenai proses produksi selama kegiatan Kunjungan
Industri
5. Kedua Orang Tua penulis yang telah memberikan sarana dan semangat
sehingga penulis mampu menempuh pendidikan dengan baik
6. Teman-teman rombel A20 Tata Boga 1 yang telah menyertai penulis dalam
menempuh pendidikan di MAN 1 Tulungagung
iii
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………….. 9
1.2 Tujuan ……………………………………………………... 9
iv
1.3 Manfaat ……………………………………………………. 10
BAB I PENDAHULUAN
v
sekolah/madrasah melakukan inovasi dalam proses pembelajarannya,
diantaranya dengan memberikan muatan keterampilan.
Kesesuaian antara mutu lulusan sekolah/madrasah memerlukan
dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan bidang keahlian yang
dibutuhkan oleh lapangan kerja. Salah satu pihak yang ikut serta dalam
menghasilkan lulusan dan mutu pendidikan yang berkualitas dan berdedikasi
tinggi serta berdisiplin ilmu adalah pihak DU/DI (dunia usaha/dunia industri).
Pelajaran praktik yang didapatkan dari sekolah/madrasah akan
semakin bermakna jika para siswa juga menyaksikan secara langsung proses
produksi dan manajemen pada industri yang sebenarnya. Kunjungan Industri
(KI) merupakan sarana yang paling tepat bagi para siswa untuk mengetahui
secara langsung bagaimana proses produksi yang sedang berlangsung di
sebuah industri dan juga sebagai tahapan awal untuk beradaptasi dengan
situasi kerja di sebuah industri.
Berdasarkan latar belakang di atas, kegiatan Kunjungan Industri perlu
dilaksanakan untuk membekali siswa tidak hanya dengan pengetahuan dan
keterampilan, namun siswa juga pengalaman agar para siswa menjadi lebih
siap dalam menghadapi persaingan kerja di dunia nyata nantinya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan Kunjungan Industri ini adalah sebagai berikut
1. Memperluas pengetahuan siswa mengenai lingkungan dunia kerja
2. Mendorong siswa agar mempunyai minat bekerja di industri
3. Memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja industri
4. Mendorong siswa agar mempunyai rasa kedisiplinan dan tanggung jawab
1.3 Manfaat
A. Manfaat bagi siswa
1. Agar para siswa dapat melihat dan merasakan secara langsung
aktivitas yang dilakukan di dunia industri yang sesuai dengan profesi
pada bidang keahlian yang sedang ditekuni sekolah
2. Meningkatkan motivasi, kedisplinan, dan semangat siswa dalam
meningkatkan kompetensi guna meraih sukses dalam hidupnya
vi
B. Manfaat bagi madrasah
1. Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antara
sekolah/madrasah dengan DU/DI
2. Mengembangkan program sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan
industri melalui sinkronisasi kurikulum, proses pembelajaran,
teaching factory, dan pengembangan sarana dan prasarana praktik
berdasarkan hasil pengamatan di industri.
3. Mempererat hubungan antara sekolah/madrasah dengan DU/DI guna
mengembangkan kerjasama yang lebih konkrit hingga ketingkat MoU
tentang Kunjungan Industri, pelatihan bagi siswa dan guru, informasi
lowongan kerja, dan kemungkinan bantuan peralatan/komponen yang
diproduksi oleh industri tersebut dalam bentuk hibah peralatan.
vii
Berdasarkan pengertian kata kunjungan dan industri tersebut,
dapat disusun suatu pengertian dari kegiatan Kunjungan Industri.
Kunjungan Industri merupakan suatu kegiatan mengunjungi kegiatan
industri. Kegiatan ini merupakan salah satu program pendidikan yang
berusaha mengenalkan siswa pada budaya industri (industrial culture),
melaksanakan disiplin kerja sekaligus mengenal industri manufaktur.
Pihak yang mengikuti kegiatan kunjungan industri memiliki
kemampuan analitik dan rekayasa yang kreatif, inovatif, dan mandiri,
memiliki integritas kepribadian dan keilmuan yang tinggi serta
memiliki motivasi untuk mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan.
viii
(b) GBHN 1993, tentang peningkatan kualitas tenaga kerja tanggung
jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat serta badan usaha
memakai tenaga kerja
(c) UUSPN Bab IV pasal 10 ayat (1), tentang penyelenggaraan
pendidikan dilaksanakan dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan
jalur pendidikan luar sekolah
(d) PP 29 Bab XI pasal 47 ayat (1), tentang penyelenggaraan sekolah
menengah dapat bekerja sama dengan masyarakat terutama dunia
usaha dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam
rangka menunjang penyelenggaraan dan pengembangan Pendidikan
(e) UUSPN Bab VII Bab VIII Pasal 33 , tentang pengadaan dan
pendayagunaan sumber daya pendidikan dilakukan oleh pemerintah,
masyarakat, dan atau keluarga peserta didik
(f) UUSPN Bab XII, Pasal 47 ayat (1), tentang masyarakat sebagai mitra
pemerintah berkesempatan dalam penyelenggaraan Pendidikan
Nasional
(g) PP 39 Bab III pasal 27 ayat (1), tentang peran serta masyarakat dapat
berbentuk pemberian kesempatan untuk magang atau latihan kerja
(h) PP 39 Bab VI pasal 8 ayat (2), tentang pemerintah dan masyarakat
menciptakan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan peran
serta masyarakat dalam sistem pendidikan Nasional
ix
dan aroma alami. Jenis jajanan ini sering menjadi sajian pada setiap acara
kenduri, pesta, dan hari besar di kalangan masyarakat dan sekarang menjadi
produk untuk buah tangan khas suatu daerah. Menurut Lilly Erwin (2013),
rasa manis yang mendominasi panganan ini menjadi pengawet alami sehingga
tanpa menggunakan bahan pengawet kimiawi dan lemari pendingin, wajik,
dodol, dan jenang apabila diolah dan dikemas dengan baik dan higienis dapat
bertahan hingga lebih kurang 2 minggu.
Jika di Jawa Barat terkenal dengan adanya dodol Garut, maka daerah
Tulungagung juga memiliki dodol khas yang diberi nama Jelita (Jenang Licin
Tulungagung). Dodol adalah jajanan berasa manis yang biasanya terbuat dari
beras ketan dan gula. Proses pembuatannya memerlukan waktu yang lama dan
memerlukan keahlian serta kesabaran.
Usaha Jelita telah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda (sekitar
tahun 1920) oleh Bapak Askandar yang bertempat tinggal di Kelurahan
Sembung Kecamatan Kota. Semula Bapak Askandar ini adalah seorang
pengusaha besar di bidang batik yang memiliki 100 orang karyawan, sehingga
Jelita hanya sebagai usaha sampingan. Pada waktu itu, Jelita hanya diproduksi
jika ada pesanan untuk acara manten dan hari raya lebaran.
Pada tahun 1953, usaha Jelita dilanjutkan oleh putranya yang bernama
Bapak Asmuni Askandar. Usaha Jelita kali ini pun hanya merupakan usaha
sampingan, sebab usaha utama dari Bapak Asmuni Askandar adalah di bidang
produksi sabun.
Pada masa Bapak Asmuni Askandar ini, proses pengiriman Jelita
kepada pemesan dilakukan dengan menggunakan sepeda oleh para loper.
Adapun pemesannya, mayoritas adalah warga pecinan, dikarenakan Jelita
masih tergolong jajanan yang mahal. Salah satu loper yang sangat terkenal
bernama Pak Syaibun. Mungkin karena usaha utama Bapak Asmuni Askandar
yang memproduksi sabun dan nama loper Jelitanya adalah Pak Syaibun, maka
Jelita waktu itu dikenal juga dengan nama Jenang Sabun.
Selanjutnya, usaha Jelita ini dilanjutkan oleh salah seorang Putri
Bapak Asmuni Askandar yang bernama Ibu Sri Wanudio Winarni. Hingga
kini proses produksi masih berlangsung di Kelurahan Sembung dengan
mempertahankan resep aslinya.
x
2.4 Proses Produksi
Seiring dengan makin banyaknya pesanan, maka proses pembuatan
Jelita kini dilakukan setiap hari dan tidak lagi menjadi usaha sampingan.
Bahkan saat ada pesanan untuk acara manten, proses pembuatan Jelita bisa
sampai dua kali sehari, dengan sakali proses masak sebanyak dua kawah
(wajan besar).
Untuk sekali proses masak, diperlukan 10 kg tepung ketan, 10 kg
santan kelapa, 10 kg gula pasir, satu kaleng susu kental manis, 1 kg susu
bubuk coklat, dan vanili secukupnya. Semua bahan ini dibagi menjadi dua
untuk dua kawah.
Adapun proses pembuatannya adalah sebagai berikut :
1. Kawah disiapkan di atas tungku api berbahan bakar kayu, kemudian santan
direbus sampai mendidih.
2. Setelah santan mendidih, tepung ketan dimasukkan kedalam kawah,
masing-masing kawah sebanyak 5 kg. Campuran ini diaduk selama kurang
lebih 5 jam, tergantung kondisi api tungku, hingga menjadi adonan yang
kental dan liat.
3. Setelah sekitar lima jam, gula pasir dan susu kental manis dimasukkan ke
kawah pertama, sementara itu pada kawah kedua dimasukkan gula dan
coklat bubuk. Campuran ini kembali diaduk selama sekitar satu jam.
4. Beberapa saat sebelum diangkat dari tungku, masukkan vanili secukupnya
kedalam kedua kawah dan aduk kembali hingga benar-benar matang.
xi
5. Setelah matang, Jelita dituangkan ke dalam loyang-loyang yang telah di
beri alas plastik. Proses penuangan Jelita ke dalam Loyang ini
dikombinasikan antara Jelita yang berwarna putih (susu) dan Jelita yang
berwarna coklat. Loyang ini ditimbang dengan berat rata-rata 1 kg tiap
loyang. Loyangloyang ini didiamkan hingga Jelita benar-benar dingin,
untuk kemudian Jelita diiris dan dikemas.
xii
Gambar 2. Mesin Pengaduk
xiii
Gambar 3. Pesanan Jelita dalam Kemasan Khusus
xiv
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari kegiatan Kunjungan Industri yang kami laksankan di industri
jenang Jelita, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Siswa mengenal produk-produk yang dihasilkan oleh industri jenang Jelita
2. Siswa mengetahui proses pembuatan jenang Jelita
3. Siswa mengetahui peralatan yang digunakan dalam produksi di industri
jenang Jelita
4. Siswa mengenal budaya dan tata tertib kerja di industri jenang Jelita
5. Siswa mengetahui sistem manajemen penjualan di industri jenang Jelita
3.2 Saran
A. Bagi MAN 1 Tulungagung
1. Kegiatan Kunjungan Industri diharapkan dapat menjadi agenda yang
dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya.
2. Kegiatan Kunjungan Industri diharapkan dapat dilaksanakan secara
lebih sistematis dan efisien, serta mempu memberikan gambaran yang
nyata mengenai dunia kerja sesuai dengan bidang keahlian yang
ditekuni siswa di madrasah.
xv
DAFTAR PUSTAKA
xvi
-----------------. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
[Online]. Tersedia di kbbi.kemdikbud.go.id/entri/industri.
Diakses 24 Desember 2021
xvii
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN INDUSTRI
KE INDUSTRI JENANG JELITA TULUNGAGUNG
xviii
21 DESEMBER 2021
Kios Jelita
xix
Beberapa produk di Kios Jelita
xx
xxi
Proses pengemasan
jenang Jelita
xxii