Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

DI INDUSTRI JENANG JELITA TULUNGAGUNG

Disusun oleh:
FANNY NUR AQILA NIS. 15123 ROMBEL A20 TATA BOGA 1

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 TULUNGAGUNG


Jl. Ki Hajar Dewantara, Beji, Boyolangu, Tulungagung 66233

2021

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kunjungan Industri ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik


Mata pelajaran Keterampilan bidang keahlian Tata Boga MAN 1 Tulungagung.

i
Tanggal Pengesahan : 27 Desember 2021
Tempat Pengesahan : MAN 1 Tulungagung

Mengetahui,
Ketua Program Keterampilan, Guru Pembimbing,

JANUARIANI, S.Pd., M.Si. Dra. YULIANI


NIP. 198101272005012006 NIP. 196607172007012022

Mengetahui,
Ke pala MAN 1 Tulungagung ,

Drs. H. SLAMET RIYADI , M.Pd.


NIP. 19 6406191993031005

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang


telah memberikan kesempatan dan kemampuan sehingga penulis dapat

ii
menyelesaikan Laporan Kunjungan Industri ini dengan baik. Sholawat dan salam
penulis sampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah mengantarkan
manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh petunjuk.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian Laporan Kunjungan Industri ini, diantaranya:
1. Bapak Drs. H. Slamet Riyadi, M.Pd. selaku Kepala Madrasah yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti kegiatan Kunjungan
Industri
2. Ibu Januariani, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Keterampilan MAN 1
Tulungagung yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam penyusunan
Laporan Kunjungan Industri
3. Ibu Dra. Yuliani selaku Guru Pembimbing Keterampilan bidang keahlian Tata
Boga yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama pembelajaran
keterampilan tata boga
4. Ibu Sri Wanudio Winarni selaku pimpinan di industri jenang Jelita yang telah
memberikan wawasan mengenai proses produksi selama kegiatan Kunjungan
Industri
5. Kedua Orang Tua penulis yang telah memberikan sarana dan semangat
sehingga penulis mampu menempuh pendidikan dengan baik
6. Teman-teman rombel A20 Tata Boga 1 yang telah menyertai penulis dalam
menempuh pendidikan di MAN 1 Tulungagung

Penulis menyadari bahwa Laporan Kunjungan Industri ini masih memiliki


banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan,
saran, san kritik dari semua pihak yang telah membaca laporan ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat


memberikan manfaat.

Tulungagung, Desember 2021

iii
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………... 1


LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………… 3
KATA PENGANTAR ………………………………………………. 5
DAFTAR ISI ………………………………………………………… 7

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………….. 9
1.2 Tujuan ……………………………………………………... 9
iv
1.3 Manfaat ……………………………………………………. 10

BAB II. HASIL PENGAMATAN


2.1 Definisi Operasional Kunjungan Industri …………………. 11
2.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan …………………………... 13
2.3 Sejarah dan Struktur Organisasi Industri ………………….. 13
2.4 Proses Produksi ……………………………………………. 14

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan ………………………………………………... 19
3.2 Saran ……………………………………………………….. 19

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….. 21


LAMPIRAN …………………………………………………………. 23

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan zaman menuntut lulusan sekolah/madrasah tidak hanya
memiliki pengetahuan, tapi juga mempunyai keterampilan yang dapat
menunjang kehidupan. Kebutuhan akan keterampilan ini mengharuskan

v
sekolah/madrasah melakukan inovasi dalam proses pembelajarannya,
diantaranya dengan memberikan muatan keterampilan.
Kesesuaian antara mutu lulusan sekolah/madrasah memerlukan
dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan bidang keahlian yang
dibutuhkan oleh lapangan kerja. Salah satu pihak yang ikut serta dalam
menghasilkan lulusan dan mutu pendidikan yang berkualitas dan berdedikasi
tinggi serta berdisiplin ilmu adalah pihak DU/DI (dunia usaha/dunia industri).
Pelajaran praktik yang didapatkan dari sekolah/madrasah akan
semakin bermakna jika para siswa juga menyaksikan secara langsung proses
produksi dan manajemen pada industri yang sebenarnya. Kunjungan Industri
(KI) merupakan sarana yang paling tepat bagi para siswa untuk mengetahui
secara langsung bagaimana proses produksi yang sedang berlangsung di
sebuah industri dan juga sebagai tahapan awal untuk beradaptasi dengan
situasi kerja di sebuah industri.
Berdasarkan latar belakang di atas, kegiatan Kunjungan Industri perlu
dilaksanakan untuk membekali siswa tidak hanya dengan pengetahuan dan
keterampilan, namun siswa juga pengalaman agar para siswa menjadi lebih
siap dalam menghadapi persaingan kerja di dunia nyata nantinya.

1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan Kunjungan Industri ini adalah sebagai berikut
1. Memperluas pengetahuan siswa mengenai lingkungan dunia kerja
2. Mendorong siswa agar mempunyai minat bekerja di industri
3. Memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja industri
4. Mendorong siswa agar mempunyai rasa kedisiplinan dan tanggung jawab
1.3 Manfaat
A. Manfaat bagi siswa
1. Agar para siswa dapat melihat dan merasakan secara langsung
aktivitas yang dilakukan di dunia industri yang sesuai dengan profesi
pada bidang keahlian yang sedang ditekuni sekolah
2. Meningkatkan motivasi, kedisplinan, dan semangat siswa dalam
meningkatkan kompetensi guna meraih sukses dalam hidupnya

vi
B. Manfaat bagi madrasah
1. Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antara
sekolah/madrasah dengan DU/DI
2. Mengembangkan program sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan
industri melalui sinkronisasi kurikulum, proses pembelajaran,
teaching factory, dan pengembangan sarana dan prasarana praktik
berdasarkan hasil pengamatan di industri.
3. Mempererat hubungan antara sekolah/madrasah dengan DU/DI guna
mengembangkan kerjasama yang lebih konkrit hingga ketingkat MoU
tentang Kunjungan Industri, pelatihan bagi siswa dan guru, informasi
lowongan kerja, dan kemungkinan bantuan peralatan/komponen yang
diproduksi oleh industri tersebut dalam bentuk hibah peralatan.

C. Manfaat bagi dunia kerja


1. DU/DI lebih dikenal oleh masyarakat khususnya masyarakat
sekolah/madrasah sehingga dapat membantu promosi produk.
2. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari sekolah/madrasah
untuk pihak industri terkait dengan perkembangan DU/DI.
3. Kemungkinan mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai
dengan kebutuhannya.
4. Meningkatkan citra positif DU/DI karena dapat berkontribusi terhadap
dunia pendidikan sekaligus sebagai implementasi dari Inpres No 9
Tahun 2016.

BAB II HASIL PENGAMATAN

2.1 Definisi Operasional Kunjungan Industri


2.1.1 Definisi Kunjungan Industri (KI)
Dalam KBBI online disebutkan bahwa industri adalah kegiatan
memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan
peralatan, misalnya mesin. Sementara itu, kunjungan dapat diartikan
sebagai perbuatan mengunjungi atau berkunjung.

vii
Berdasarkan pengertian kata kunjungan dan industri tersebut,
dapat disusun suatu pengertian dari kegiatan Kunjungan Industri.
Kunjungan Industri merupakan suatu kegiatan mengunjungi kegiatan
industri. Kegiatan ini merupakan salah satu program pendidikan yang
berusaha mengenalkan siswa pada budaya industri (industrial culture),
melaksanakan disiplin kerja sekaligus mengenal industri manufaktur.
Pihak yang mengikuti kegiatan kunjungan industri memiliki
kemampuan analitik dan rekayasa yang kreatif, inovatif, dan mandiri,
memiliki integritas kepribadian dan keilmuan yang tinggi serta
memiliki motivasi untuk mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan.

2.1.2 Dasar Kunjungan Industri (KI)


Kunjungan Industri (KI) adalah kegiatan pendidikan pelatihan
dan pembelajaran yang di laksanakan di dunia usaha atau dunia
industri dalam upaya meningkatkan mutu para siswa sesuai bidangnya
dan menambah bekal dalam memasuki dunia kerja yang semakin ketat
persaingannya.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan Kunjungan Industri
dilaksanakan dengan prosedur tertentu yang berdasar pada babarapa
ketentuan seperti yang tercantum dalam:

(1) Keputusan Mendikbud No. 0490/1992 pasal 33 tentang kerjasama sekolah


dengan DU/DI terutama bertujuan untuk meningkatkan kesesuaiaan
program sekolah dengan kebutuhan dunia kerja yang diusahakan dengan
azas saling menguntungkan
(2) UU. No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau
latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.
(3) Beberapa peraturan pendukung, diantaranya:
(a) GBHN 1993, tentang kualitas pendidikan perlu diselesaikan dengan
kemajuan teknologi serta tuntutan perkembangan pembangunan

viii
(b) GBHN 1993, tentang peningkatan kualitas tenaga kerja tanggung
jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat serta badan usaha
memakai tenaga kerja
(c) UUSPN Bab IV pasal 10 ayat (1), tentang penyelenggaraan
pendidikan dilaksanakan dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan
jalur pendidikan luar sekolah
(d) PP 29 Bab XI pasal 47 ayat (1), tentang penyelenggaraan sekolah
menengah dapat bekerja sama dengan masyarakat terutama dunia
usaha dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam
rangka menunjang penyelenggaraan dan pengembangan Pendidikan
(e) UUSPN Bab VII Bab VIII Pasal 33 , tentang pengadaan dan
pendayagunaan sumber daya pendidikan dilakukan oleh pemerintah,
masyarakat, dan atau keluarga peserta didik
(f) UUSPN Bab XII, Pasal 47 ayat (1), tentang masyarakat sebagai mitra
pemerintah berkesempatan dalam penyelenggaraan Pendidikan
Nasional
(g) PP 39 Bab III pasal 27 ayat (1), tentang peran serta masyarakat dapat
berbentuk pemberian kesempatan untuk magang atau latihan kerja
(h) PP 39 Bab VI pasal 8 ayat (2), tentang pemerintah dan masyarakat
menciptakan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan peran
serta masyarakat dalam sistem pendidikan Nasional

2.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Tempat Kunjungan Industri (KI) : Industri Jenang Jelita
Alamat : Jl. Moh. Hatta No.4, Sembung,
Kec. Tulungagung, Kabupaten
Tulungagung, Jawa Timur 66219
Telepon : 0821 3148 5188
Tanggal pelaksanaan KI : 21 Desember 2021
Waktu pelaksanaan KI : 08.00 – 12.00 WIB

2.3 Sejarah dan Struktur Organisasi Industri


Wajik, dodol, dan jenang adalah beberapa jenis makanan tradisional
klasik di Indonesia yang terbuat dari beras, ketan, santan, gula, dengan warna

ix
dan aroma alami. Jenis jajanan ini sering menjadi sajian pada setiap acara
kenduri, pesta, dan hari besar di kalangan masyarakat dan sekarang menjadi
produk untuk buah tangan khas suatu daerah. Menurut Lilly Erwin (2013),
rasa manis yang mendominasi panganan ini menjadi pengawet alami sehingga
tanpa menggunakan bahan pengawet kimiawi dan lemari pendingin, wajik,
dodol, dan jenang apabila diolah dan dikemas dengan baik dan higienis dapat
bertahan hingga lebih kurang 2 minggu.
Jika di Jawa Barat terkenal dengan adanya dodol Garut, maka daerah
Tulungagung juga memiliki dodol khas yang diberi nama Jelita (Jenang Licin
Tulungagung). Dodol adalah jajanan berasa manis yang biasanya terbuat dari
beras ketan dan gula. Proses pembuatannya memerlukan waktu yang lama dan
memerlukan keahlian serta kesabaran.
Usaha Jelita telah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda (sekitar
tahun 1920) oleh Bapak Askandar yang bertempat tinggal di Kelurahan
Sembung Kecamatan Kota. Semula Bapak Askandar ini adalah seorang
pengusaha besar di bidang batik yang memiliki 100 orang karyawan, sehingga
Jelita hanya sebagai usaha sampingan. Pada waktu itu, Jelita hanya diproduksi
jika ada pesanan untuk acara manten dan hari raya lebaran.
Pada tahun 1953, usaha Jelita dilanjutkan oleh putranya yang bernama
Bapak Asmuni Askandar. Usaha Jelita kali ini pun hanya merupakan usaha
sampingan, sebab usaha utama dari Bapak Asmuni Askandar adalah di bidang
produksi sabun.
Pada masa Bapak Asmuni Askandar ini, proses pengiriman Jelita
kepada pemesan dilakukan dengan menggunakan sepeda oleh para loper.
Adapun pemesannya, mayoritas adalah warga pecinan, dikarenakan Jelita
masih tergolong jajanan yang mahal. Salah satu loper yang sangat terkenal
bernama Pak Syaibun. Mungkin karena usaha utama Bapak Asmuni Askandar
yang memproduksi sabun dan nama loper Jelitanya adalah Pak Syaibun, maka
Jelita waktu itu dikenal juga dengan nama Jenang Sabun.
Selanjutnya, usaha Jelita ini dilanjutkan oleh salah seorang Putri
Bapak Asmuni Askandar yang bernama Ibu Sri Wanudio Winarni. Hingga
kini proses produksi masih berlangsung di Kelurahan Sembung dengan
mempertahankan resep aslinya.

x
2.4 Proses Produksi
Seiring dengan makin banyaknya pesanan, maka proses pembuatan
Jelita kini dilakukan setiap hari dan tidak lagi menjadi usaha sampingan.
Bahkan saat ada pesanan untuk acara manten, proses pembuatan Jelita bisa
sampai dua kali sehari, dengan sakali proses masak sebanyak dua kawah
(wajan besar).
Untuk sekali proses masak, diperlukan 10 kg tepung ketan, 10 kg
santan kelapa, 10 kg gula pasir, satu kaleng susu kental manis, 1 kg susu
bubuk coklat, dan vanili secukupnya. Semua bahan ini dibagi menjadi dua
untuk dua kawah.
Adapun proses pembuatannya adalah sebagai berikut :
1. Kawah disiapkan di atas tungku api berbahan bakar kayu, kemudian santan
direbus sampai mendidih.
2. Setelah santan mendidih, tepung ketan dimasukkan kedalam kawah,
masing-masing kawah sebanyak 5 kg. Campuran ini diaduk selama kurang
lebih 5 jam, tergantung kondisi api tungku, hingga menjadi adonan yang
kental dan liat.

Gambar 1. Proses Pengadukan

3. Setelah sekitar lima jam, gula pasir dan susu kental manis dimasukkan ke
kawah pertama, sementara itu pada kawah kedua dimasukkan gula dan
coklat bubuk. Campuran ini kembali diaduk selama sekitar satu jam.
4. Beberapa saat sebelum diangkat dari tungku, masukkan vanili secukupnya
kedalam kedua kawah dan aduk kembali hingga benar-benar matang.
xi
5. Setelah matang, Jelita dituangkan ke dalam loyang-loyang yang telah di
beri alas plastik. Proses penuangan Jelita ke dalam Loyang ini
dikombinasikan antara Jelita yang berwarna putih (susu) dan Jelita yang
berwarna coklat. Loyang ini ditimbang dengan berat rata-rata 1 kg tiap
loyang. Loyangloyang ini didiamkan hingga Jelita benar-benar dingin,
untuk kemudian Jelita diiris dan dikemas.

Dikarenakan tidak menggunakan bahan pengawet, maka Jelita hanya


mampu bertahan selama 5 sampai 7 hari. Hal ini menyebabkan Jelita tidak
dapat dikirim ke tempat yang jauh. Jika menghendaki, konsumen dapat datang
langsung ke tempat produksinya yang ada di Kelurahan Sembung tepatnya di
tepi Kali Ngrowo di dekat Jembatan Istana. Jelita dapat juga diperoleh di
Pusat Oleh-oleh yang ada di sepanjang Jalan Pangeran Antasari (kawasan
stasiun kereta api Tulungagung).
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, pemesanan Jelita kini
bisa diakses melalui berbagai situs jual beli online. Permintaan yang semakin
meningkat juga membuat pergeseran pada proses pengolahan (pengadukan)
Jelita yang semula menggunakan tenaga manusia, kini telah menggunakan
mesin pengaduk.
Mesin pengaduk ini memiliki dua buah tabung (panci) dengan
kapasitas masing-masing 40 kg, menggunakan bahan bakar LPG untuk
memanaskan panci dan juga menggunakan energi listrik untuk menggerakkan
tuas-tuas mesin.

xii
Gambar 2. Mesin Pengaduk

Di tempat produksinya, Jelita dikemas dalam dua ukuran, yakni


ukuran ½ kg dengan harga Rp 22.000,00 dan ukuran ¼ kg dengan harga Rp
11.000,00. Selain dijual dalam kemasan tersebut, produsen Jelita juga
melayani pemesanan Jelita dengan kemasan sesuai kehendak pemesan.

xiii
Gambar 3. Pesanan Jelita dalam Kemasan Khusus

Di bagian depan tempat produksi jenang Jelita, terdapat kios yang


memasarkan aneka hasil produksi dari industry Jelita. Ada berbagai produk
yang ditawarkan selain jenang Jelita, diantaranya madumongso, alen-alen,
aneka kue kering, permen, sagon, koyah, kembang gula, dan lain-lain.

Gambar 4. Kios Jelita

xiv
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari kegiatan Kunjungan Industri yang kami laksankan di industri
jenang Jelita, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Siswa mengenal produk-produk yang dihasilkan oleh industri jenang Jelita
2. Siswa mengetahui proses pembuatan jenang Jelita
3. Siswa mengetahui peralatan yang digunakan dalam produksi di industri
jenang Jelita
4. Siswa mengenal budaya dan tata tertib kerja di industri jenang Jelita
5. Siswa mengetahui sistem manajemen penjualan di industri jenang Jelita

3.2 Saran
A. Bagi MAN 1 Tulungagung
1. Kegiatan Kunjungan Industri diharapkan dapat menjadi agenda yang
dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya.
2. Kegiatan Kunjungan Industri diharapkan dapat dilaksanakan secara
lebih sistematis dan efisien, serta mempu memberikan gambaran yang
nyata mengenai dunia kerja sesuai dengan bidang keahlian yang
ditekuni siswa di madrasah.

B. Bagi industri jenang Jelita


1. Industri jenang Jelita diharapkan terus mengikuti perkembangan
teknologi agar semakin maju dalam hal proses produksi dan
pemasaran produk.
2. Industri jenang Jelita diharapkan dapat memberikan pelatihan kepada
siswa mengenai proses produksi berbagai produk yang dihasilkan.

xv
DAFTAR PUSTAKA

xvi
-----------------. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
[Online]. Tersedia di kbbi.kemdikbud.go.id/entri/industri.
Diakses 24 Desember 2021

-----------------. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


[Online]. Tersedia di kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kunjungan.
Diakses 24 Desember 2021

Januariani, 2018. Tulungagung Dalam Rasa. Yogyakarta : Deepublish

Sudarmawanto, 2017. Laporan Kunjungan Industri ke PT Telkom Indonesia.


Surabaya : Tidak dipublikasikan

Tim Keterampilan, 2021. Panduan Penulisan Laporan Kunjungan Industri MAN 1


Tulungagung. Tulungagung : didak dipublikasikan

xvii
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN INDUSTRI
KE INDUSTRI JENANG JELITA TULUNGAGUNG

xviii
21 DESEMBER 2021

Ibu Sri Wanudio Winarni, pemilik industri jenang Jelita

Kios Jelita

xix
Beberapa produk di Kios Jelita

Proses memasak jenang Jelita

Proses menimbang jenang


Jelita sebelum dikemas

xx
xxi
Proses pengemasan
jenang Jelita

xxii

Anda mungkin juga menyukai