Oleh :
Social Entrepreneurship itulah tema yang akan saya angkat dari produk kali ini.
Pertanyaannya mengapa berbeda dari yang lain? Jawabannya, karena dengan usaha saya yang
kecil ini, dan sudah berjalan hingga sekarang, saya ingin menciptakan sesuatu yang berbeda,
bukan dari barang tapi kegiatan usahanya.
Sudah terlalu mainstream jika inovasi hanya dilakukan pada tampilan atau esensi dari
produk. Saya ingin mencoba sesuatu yang berbeda, produk saya memang tidak banyak nilai
inovasinnya secara fisik tapi secara kegiatan usaha saya ingin menciptakan yang namanya
“keterlibatan sosial atau dalam bahasa saya “community engagement”.
Dalam kegiatan usaha yang sudah saya rintis ini, saya ingin melibatkan sebanyak-banyaknya
orang terutama pemuda. Melibatkan dalam arti tidak perlu menjadi pegawai jika ingin
mendapatkan uang, mari kita bekerja nanti jika ada profit maka kita bagi rata. Yang terpenting
adalah bisa membantu mengisi waktu pemuda di desa saya yang cenderung “nganggur” trlebih
saat ini ketika musim Covid 19.
Untuk itulah saya berinisiatif untuk melakukan usaha kecil-kcilan yaitu “Pembuatan Telur
Asin”. Sekali lagi tujuan utama saya saat ini bukanlah “profit oriented” tapi lebih ke penguatan
peran di masyarakat dan juga melatih mental berwirausaha.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PROFIL PRODUSEN
b. Modal : Dalam merintis usaha ini, awalnya modal bersumber dari kantong sendiri.
B. PROFIL PRODUK
- Garam 2 kg Rp 3.000
Alat penghalus garam dan batu bata dalam hal ini kami menggunakan
Lumpang dan Alu
Serok
Ember yang bawahnya sudah dilubangi untuk tempat telur ang sudah dilumuri
campuran batu bata dan garam
Amplas Halus
c. Cara pembuatannya
- Pertama-tama haluskan batu bata dan garam kemudian batu bata yang sudah halus
tadi diberi air jangan terlalu cair juga jangan kurang, kemudian aduk dengan
mixer bor tadi. Jika sudah rata masukan garam yang telah dihaluskan tadi, aduk
merata, jangan lupa rasakan sensasinya ketika batu bata sudah dicampur dengan
garam, rasanya dingin lho.
- Bersihkan telur itik nya dari lndir dan kotorannya, pasikan bersih jika perlu
gunakan amplas yang halus untuk memberihkannya
- Setelah bersih masukan telur ke campuran batu bata dan garam tadi, pastikan
telurna tenggelam sempurna.
- Setelah itu angkat telur, perlu diperhatikan menganggatnya ini tidak sembarang
mengangkat, ada triknya, yaitu ambil bagian bawah telur tujuannya agar telur
terlumuri sempurnya dengan campuran batu bata dan garam tadi. Lakukan dengan
cepat tapi tetap hati-hati pindahkan ke ember yang bawahnya sudah dilubangi
tadi. Tata dengan rapi agar satu ember bisa muat lebih dari 100 butir.
- Setlah semua terangkat, diamkan kurang lebih 12-14 hari, ini dinamakan proses
pengasinan. Untuk memastikan jika perlu dicoba dulu ketika sudah 12 hari jika
dirasa sudah asin maka cukup jika belum maka bisa ditambah 2 hari lagi.
- Jika sudah sudah merasa cukup untuk di panen (12-14) maka langkah selanjutnya
adalah membersihkan telur dari lapisan campuran batu bata dan garam tadi ingat
jangan dibuang sisa batu batannya karena masih bisa digunakan untuk proses
pembuatan berikutnya.
- Jika sudah bersih telur siap di kukus selama 6 jam dengan air sebanyak 6 liter.
- Setelah 6 jam tiriskan telur kemudian diamkan hingga agak kering dan dingin
jangan lupa di beri cap agar lebih mudah jika ada orang menginginkannya lagi.
C.STRATEGI PEMASARAN
1. Tujuan Pemasaran
2. Konsep Pemasaran
a. Segmenting
Membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda yang memerlukan
produk atau marketing mix yang berbeda pula. Segmentasi pasar perlu dilakukan mengingat
berbedanya keinginan dan kebutuhan konsumen. Saya menetapkan segmentasi dengan
memanfaatkan sumberdaya remaja yang ada kebetulan remaja masjid saya berasal dari pelosok
desa mulai ujung dari ujung, sehingga secara tidak langsung mereka adalah channel kami dan
bahkan beberapa anggota remaja masjid ada yang memiliki toko kelontong dan mau untuk di
setor telur buatan kami, dan mereka malah terkesan bangga jika mengambil dari kami.
b. Targetting
Setelah segmentasi pasar maka terdapat beberapa segmen yang dianggap potensial yaitu,
dengan merancang tawaran untuk segmen yang paling memberikan keuntungan yaitu di toko-
toko klontong yang dekat, juga ada warung makan seperti mie ayam dan lain-lain.
c. Positioning
Kami memposisikan produk ini sebagai makanan dan lauk pauk yang sangat bergizi,
sudah tidak perlu di ragukan lagi kandungan gizi yang ada dalam telur itik, tentusaja banyak
seperti Albumen, alkali, Vitamin A, D, E.
1. Product (Produk)
Produk yang saya pasarkan adalah telur asin yang biasa tapi kami menempatkan pemuda desa
sehingga untuk pasar desa bahkan untuk pasar mini market disekitar kami lebih “bangga”
menggunakannya.
2. Price (Harga)
Harga yang ditawarkan cukup terjangkau dan kami menggunakan strategi, kami tidak apa apa
untung sedikit dulu yang penting punya pasar dulu harga nanti bisa diatur.
3. Place (Tempat)
Distribusi produk ini dititipkan pada warung-warung terdekat di daerah Bangkinang dan mini
market di sekitar
D. MENGHITUNG BEP
Garam 2 kg Rp 3.000
Jumlah produksi
= Rp 353.000
200
= Rp 1.765,-
Harga/Unit
= Rp 353.000
Rp 2.250
Laba Rp 97.000
Jadi berdasarkan perhitungan BEP di atas, usaha ini dapat mencapai titik impas saat
memproduksi 156,888 dibulatkan 157 Butir, dan memperoleh pendapatan Rp 353.000, sehingga
apabila dalam sekali produksi menghasilkan 200 unit maka akan mencapai BEP dan balik modal
dengan pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 450.000,- dengan laba yang diperoleh yaitu Rp
97.000,-
.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah penyajian proposal strategi pemasaran yang telah saya susun. Saya memohon maaf
apabila masih banyak kesalahan dalam penyusunan strategi pemasaran ini. Semoga proposal ini
bisa bermanfaat bagi pembaca.