Anda di halaman 1dari 7

Nama : Affalita Gloria.

M
No absen : 01
Kelas : XI IPA 7

KEGIATAN KREATIF 1 ( Memahami Isi dan sistematika Resensi )


Bacalah dua buah resensi berikut ini dengan seksama!

Resensi Lagu

Kasih Ibu

Judul : Bunda
Penyanyi : Potret Band
Pencipta : Melly Goeslaw
Tahun terbit : 1997
Genre : Pop

“Bunda” adalah salah satu single dari album kedua grup band kawakan Indonesia Potret yang
berjudul
“Potret II”. Lagu ini diciptakan oleh Melly Goeslaw yang merupakan vokalis dari grup band
Potret
sendiri. Seperti lagulagu di album sebelumnya, lagu “Bunda” di album kedua ini juga
bergenre pop.
Album kedua ini terbit pada tahun 1997, meskipun sudah lama, lagu ini tetap didengar oleh
penikmat
musik sampai sekarang. Lagu ini selalu dibawakan setiap hari Ibu menjelang, dari dulu
hingga
sekarang lagu ini sukses tanpa henti.

Lagu “Bunda” ini memiliki makna yang agung yang sangat menyentuh hati para ibu pada
khususnya.
Berisikan tentang besarnya kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Seorang ibu akan rela
berkorban, mengorbankan apapun demi kebahagiaan sang anak. Dalam keadaan apapun,
kasih sayang
seorang ibu kepada anak tidak akan pernah hilang. Ibu sangat berperan besar dalam
perkembangan
hidup seorang anak. Jadi, sudah sewajarnya seorang anak harus selalu membuatnya
tersenyum,
bahagia. Jangan buat ia merasa sedih, sekecil apapun kesedihan itu.

Kelebihan dari lagu ini yaitu, tak banyak menggurui dan tak juga memakai bahasa yang berat
penuh
kiasan, lagu tersebut sudah mampu merebut perhatian pendengarnya. Bukan hanya lirik yang
sarat
makna, namun nada lembut dan mudah diingat.

Selain memiliki kelebihan, tentunya lagu ini juga memiliki kelemahan. Diantaranya yaitu,
karena lirik lagu yang sangat menyentuh, faktor penjiwaan dalam menyanyikan lagu ini
sangat berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya lagu ini dinyanyikan. Selain itu lagu ini
juga harus dibawakan dengan santai, tetapi dinamika tetap main, agar ada titik klimaksnya.
Kesimpulannya yaitu lagu ciptaan Melly Goeslaw yang dinyanyikannya sendiri yang berjudul
“Bunda” ini memiliki lirik yang sederhana tetapi maknanya sangat mendalam. Lagu ini harus

dinyanyikan dengan santai dan penuh penjiwaan agar pesan yang ada di dalamnya
tersampaikan dengan baik.
(Dwi Wulandari N.A) Dikutip dari http://www.lpmkalpadrumaonline.com/2016/01/resensi-
lagu-bunda.html diakses 22 Oktober 2020 pukul 8.26 dengan perubahan sesuai kebutuhan
materi

Resensi Buku

Harapan

Judul : Hujan
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Umum
Tahun terbit: 2016
Tebal buku : 320 hlm; 20 cm
Novel Hujan ini menceritakan kisah dua tokoh utamanya yang bernama Lail dan Esok. Kedua
tokoh ini dipertemukan pasca terjadi bencana gunung meletus tahun 2042. Tokoh laki-laki
bernama Esok atau yang bernama lengkap Soke Bahtera ini digambarkan sebagai anak muda
yang jenius dan pintar

Cerita dimulai dengan peristiwa kedatangan Lail ke Pusat Terapi Saraf untuk memodifikasi
ingatannya. Ketika ditanya apa yang ingin dilupakan, Lail menjawab “aku ingin melupakan
hujan”. Cerita pun bergulir. Dengan dibantu oleh Elijah seorang paramedis senior, Lail
menceritakan seluruh kisah hidupnya sejak peristiwa bencana alam tersebut hingga saat dia
mendatangi pusat terapi syaraf tersebut.

Cerita kemudian bergulir dengan sangat apik dan membuat ending yang sangat-sangat tidak
mengecewakan.

Materi bahasa didalam novel ini cukup ringan dan mudah dipahami. Meski halamannya
cukup tebal Namun dalam novel ini segala sesuatunya terasa pas. Alurnya tidak
membosankan dan sudah sesuai dengan jalan cerita, tidak terasa di panjang-panjangkan atau
dilambat-lambatkan. Bahkan di beberapa bagian ada yang dipercepat ceritanya. Jalan
ceritanya senfiri tidak bisa ditebak sama sekali.

Banyak kejutan-kejutan yang terjadi dalam novel ini dan tidak pernah dibayangkan
sebelumnya. Misalnya adanya musim dingin berkepanjangan akibat efek gunung meletus.
Kemudian karena campur tangan manusia, musim dingin ini berubah menjadi musim panas
yang akhirnya menjadi malapetaka. Musim panas terjadi tanpa tahu kapan berakhirnya.
Hujan juga tidak lagi turun ke bumi. Hal-hal seperti ini membuat imajinasi pembaca
melambung tinggi.
Tidak adanya daftar isi dan sinopsis di sampul belakang juga menjadi daya tarik tersendiri
dalam novel ini. Hal ini akan membuat para pembacanya penasaran dan tidak ada pilihan lain
selain terus membaca hingga akhir.

Menurut saya, tokoh Lail dalam novel ini karakternya kurang kuat. Dia hanya seorang gadis
lemah, cengeng dan tidak mempunyai inisiatif apaapa. Keberhasilannya dalam berbagai hal
di dalam cerita karena ajakan dari temannya Maryam. Tanpa Maryam, Lail tak akan bisa
meraih apapun. Seharusnya sebagai tokoh utama, Tere Liye menempatkan Lail sebagai
inisiator bukan tokoh yang mengikuti apapun kemauan temannya walaupun itu hasilnya baik
juga.

Beberapa typo juga saya temui dalam novel ini, yang paling kentara dan bikin kening
berkerut adalah tentang tugas pertama Lail dan Maryam. Di halaman 120 tertulis “Jika kalian
bersedia, setelah menerima pin besok pagi, kalian akan ditugaskan segera di Sektor 3 selama
liburan panjang”. Namun, dalam halaman 135 tertulis, “Pagi ini kami berangkat ke Sektor 4,
Penugasan pertama dari organisasi”. Sebenarnya Lail itu ditugaskan di sektor 3 atau 4?
Semoga cetakan selanjutnya ada jawaban dan bisa diperbaiki.

Terlepas dari beberapa kekurangan yang ada dalam novel ini, namun saya cukup puas setelah
membacanya. Ada senyum yang terukir pasca membacanya. Efek dalam cerita novel hujan
ini juga membekas hingga beberapa lama. Masih terbayang-bayang adegan-adegan yang
terjadi dalam cerita dan membuat saya tidak bisa move on dalam seminggu. Yang pasti novel
ini telah sukses membuat saya bermain imajinasi dunia masa depan.

Dikutip dari Https://sy4r0h.wordpress.com/2016/12/09/resensi-hujan-karya-tere-liye/diakses


22 Oktober 2020 pukul 09.00 dengan perubahan sesuai kebutuhan materi.
Setelah membaca resensi dua karya yang berbeda di atas, identifikasilah kedua resensi
di atas!
A. RESENSI LIRIK LAGU
1. Judul resensi : Kasih Ibu
2. Judul karya : Bunda
3. Pengarang : Melly Goeslaw
4. Penerbit/produser : Potret Band
5. Tahun terbit/rilis : 1997
6. Isi karya : “Bunda” adalah salah satu single dari album kedua
grup band kawakan Indonesia Potret yang berjudul “Potret II”. Lagu ini diciptakan
oleh Melly Goeslaw yang merupakan vokalis dari grup band Potret sendiri.
Seperti lagulagu di album sebelumnya, lagu “Bunda” di album kedua ini juga
bergenre pop. Album kedua ini terbit pada tahun 1997, meskipun sudah lama, lagu
ini tetap didengar oleh penikmat musik sampai sekarang. Lagu ini selalu
dibawakan setiap hari Ibu menjelang, dari dulu hingga sekarang lagu ini sukses
tanpa henti. Lagu “Bunda” ini memiliki makna yang agung yang sangat
menyentuh hati para ibu pada khususnya. Berisikan tentang besarnya kasih sayang
seorang ibu kepada anaknya. Seorang ibu akan rela berkorban, mengorbankan
apapun demi kebahagiaan sang anak. Dalam keadaan apapun, kasih sayang
seorang ibu kepada anak tidak akan pernah hilang. Ibu sangat berperan besar
dalam perkembangan hidup seorang anak. Jadi, sudah sewajarnya seorang anak
harus selalu membuatnya tersenyum dan bahagia. Jangan buat ia merasa sedih,
sekecil apapun kesedihan itu.
7. Keunggulan karya : Kelebihan dari lagu ini yaitu, tak banyak menggurui
dan tak juga memakai bahasa yang berat penuh kiasan, lagu tersebut sudah
mampu merebut perhatian pendengarnya. Bukan hanya lirik yang sarat
makna, namun nada lembut dan mudah diingat.
8. Kelemahan karya : Selain memiliki kelebihan, tentunya lagu ini juga
memiliki kelemahan. Diantaranya yaitu, karena lirik lagu yang sangat menyentuh,
faktor penjiwaan dalam menyanyikan lagu ini sangat berpengaruh terhadap
berhasil atau tidaknya lagu ini dinyanyikan. Selain itu lagu ini juga harus
dibawakan dengan santai, tetapi dinamika tetap main, agar ada titik klimaksnya.
9. Kesimpulan karya : Kesimpulannya yaitu lagu ciptaan Melly Goeslaw
yang dinyanyikannya sendiri yang berjudul “Bunda” ini memiliki lirik yang
sederhana tetapi maknanya sangat mendalam. Lagu ini harus dinyanyikan dengan
santai dan penuh penjiwaan agar pesan yang ada di dalamnya tersampaikan
dengan baik.

B. RESENSI BUKU
1. Judul resensi : Harapan
2. Judul karya : Hujan
3. Pengarang : Tere Liye
4. Penerbit/produser : PT. Gramedia Pustaka Umum
5. Tahun terbit/rilis : 2016
6. Isi karya : Novel Hujan ini menceritakan kisah dua tokoh
utamanya yang bernama Lail dan Esok. Keduatokoh ini dipertemukan pasca
terjadi bencana gunung meletus tahun 2042. Tokoh laki-laki bernama Esok atau
yang bernama lengkap Soke Bahtera ini digambarkan sebagai anak muda yang
jenius dan pintar.
Cerita dimulai dengan peristiwa kedatangan Lail ke Pusat Terapi Saraf untuk
memodifikasi ingatannya. Ketika ditanya apa yang ingin dilupakan, Lail
menjawab “aku ingin melupakan hujan”. Cerita pun bergulir. Dengan dibantu oleh
Elijah seorang paramedis senior, Lail menceritakan seluruh kisah hidupnya sejak
peristiwa bencana alam tersebut hingga saat dia mendatangi pusat terapi syaraf
tersebut.
7. Keunggulan karya : Cerita kemudian bergulir dengan sangat apik dan
membuat ending yang sangat-sangat tidak mengecewakan.
Materi bahasa didalam novel ini cukup ringan dan mudah dipahami. Meski
halamannya cukup tebal Namun dalam novel ini segala sesuatunya terasa pas.
Alurnya tidak membosankan dan sudah sesuai dengan jalan cerita, tidak terasa di
panjang-panjangkan atau dilambat-lambatkan. Bahkan di beberapa bagian ada
yang dipercepat ceritanya. Jalan ceritanya senfiri tidak bisa ditebak sama sekali.
Banyak kejutan-kejutan yang terjadi dalam novel ini dan tidak pernah
dibayangkan sebelumnya. Misalnya adanya musim dingin berkepanjangan akibat
efek gunung meletus. Kemudian karena campur tangan manusia, musim dingin ini
berubah menjadi musim panas yang akhirnya menjadi malapetaka. Musim panas
terjadi tanpa tahu kapan berakhirnya. Hujan juga tidak lagi turun ke bumi. Hal-hal
seperti ini membuat imajinasi pembaca melambung tinggi.
Tidak adanya daftar isi dan sinopsis di sampul belakang juga menjadi daya tarik
tersendiri dalam novel ini. Hal ini akan membuat para pembacanya penasaran dan
tidak ada pilihan lain selain terus membaca hingga akhir.
8. Kelemahan karya : Menurut saya, tokoh Lail dalam novel ini karakternya
kurang kuat. Dia hanya seorang gadis lemah, cengeng dan tidak mempunyai
inisiatif apaapa. Keberhasilannya dalam berbagai hal di dalam cerita karena
ajakan dari temannya Maryam. Tanpa Maryam, Lail tak akan bisa meraih apapun.
Seharusnya sebagai tokoh utama, Tere Liye menempatkan Lail sebagai inisiator
bukan tokoh yang mengikuti apapun kemauan temannya walaupun itu hasilnya
baik juga.
Beberapa typo juga saya temui dalam novel ini, yang paling kentara dan bikin
kening berkerut adalah tentang tugas pertama Lail dan Maryam. Di halaman 120
tertulis “Jika kalian bersedia, setelah menerima pin besok pagi, kalian akan
ditugaskan segera di Sektor 3 selama liburan panjang”. Namun, dalam halaman
135 tertulis, “Pagi ini kami berangkat ke Sektor 4, Penugasan pertama dari
organisasi”. Sebenarnya Lail itu ditugaskan di sektor 3 atau 4? Semoga cetakan
selanjutnya ada jawaban dan bisa diperbaiki.
9. Kesimpulan karya : Terlepas dari beberapa kekurangan yang ada dalam
novel ini, namun saya cukup puas setelah
10. membacanya. Ada senyum yang terukir pasca membacanya. Efek dalam cerita
novel hujan ini juga membekas hingga beberapa lama. Masih terbayang-bayang
adegan-adegan yang terjadi dalam cerita dan membuat saya tidak bisa move on
dalam seminggu. Yang pasti novel ini telah sukses membuat saya bermain
imajinasi dunia masa depan.

Anda mungkin juga menyukai