Anda di halaman 1dari 13

IDENTIFIKASI FUNGSI DAN ELEMEN FISIK TAMAN TEGALEGA

SEBAGAI PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA


BANDUNG

Astria Melanira, Agus Muharom Rudianto


Universitas Krisnadwipayana
Jalan Raya Jatiwaringin RT 03/04 Pondok Gede Kota Bekasi
Email : astriamelanira@unkris.ac.id agusmuharom016@gmail.com

ABSTRAK

Taman Kota merupakan sebuah ruang publik yang berfungsi mulai dari edukasi, ekonomi,
estetika, social budaya, hingga untuk mendukung kegiatan masyarakat kota. Taman kota merupakan
salah satu ruang publik yang berkembang pesat di Kota Bandung dibuktikan dari adanya program
penataan ulang dan penambahan berabagai fasilitas untuk pengunjung mengingat fungsinya yang
kompleks. Namun, untuk sekarang ini fungsi taman sudah banyak mengalami perubahan sehingga
mempengaruhi kualitas fisik dari taman itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis elemen fisik sarana dan prasana di Taman Tegalega apakah sudah memenuhi fungsi
sebagai taman kota. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan observasi secara
langsung, studi literature, dan kuesioner kepada pengunjung. Dari hasil penelitian dihasilkan bahwa
fungsi fisik Taman Tegalega difungsikan seacara baik sesuai dengan peruntukannya. Kemudian untuk
pemanfaatannya Taman Tegalega oleh masyarakat dengan fungsi fisik taman dari taman itu sendiri
khusunya pada elemen fisik seperti ketersediaan sarana dan prasarana serta vegetasi yang berada di
Taman Tegalega.
Kata Kunci: Fungsi Taman, Elemen Fisik Taman, Taman Tegalega

ABSTRACT

City Park is a public space that functions from education, economics, aesthetics, social culture,
to supporting urban community activities. The city park is one of the rapidly growing public spaces in
the city of Bandung, as evidenced by the rearrangement program and the addition of various facilities
for visitors considering its complex functions. However, for now the function of the park has undergone
many changes that affect the physical quality of the park itself. This study aims to identify and analyze
the physical elements of facilities and infrastructure in Tegalega Park whether they have fulfilled the
function of being a city park. This study uses a qualitative descriptive method with direct observation,
literature studies, and questionnaires to visitors. From the results of the research it was found that the
physical function of the Tegalega Park functioned properly according to its designation. Then for the
utilization of Tegalega Park by the community with the physical function of the park itself, especially in
physical elements such as the availability of facilities and infrastructure as well as vegetation in
Tegalega Park.
Keyword : Park Functions, Physical Elements of the Park, Tegalega Park

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.2 April 2023 |1


pada Rencana Tata Ruang Wilayah
1. Pendahuluan (RTRW) Kota Bandung. Pada pasal tiga
Latar Belakang (3) RTRW Kota Bandung Tahun 2011-
2031 yang berisi tentang tujuan penataan
Ruang Terbuka Publik merupakan ruang Kota Bandung berbunyi
salah satu elemen penting dalam “Mewujudkan tata ruang kota yang aman,
perancangan dan pembentuk kota. Ruang nyaman, produktif, efektif, efisien,
terbuka publik adalah ruang terbuka di berkelanjutan dan berwawasan
luar bangunan yang dapat digunakan oleh lingkungan, berbasis perdagangan, jasa
setiap orang dan memberikan kesempatan dan industry kreatif yang bertarap
bagi timbulnya bermacam-macam internasional. Taman Tegallega adalah
kegiatan (Hakim, 2003). Menurut salah satu taman kota dan ruang terbuka
Shiryani (1985), ruang terbuka publik hijau publik yang ada di Kota Bandung.
kota adalah semua kenampakan lansekap, Dengan menempati lahan seluah kurang
hardscape (jalan, trotoar dan sebagainya), lebih 19 hektare, sebelum menjadi taman
taman dan ruang rekreasi di kota. Dari area tersebut sudah digunakan sebagai
pendapat yang dikemukakan diatas dapat tempat berkegiatan masyarakat Kota
di perjelas pula bahwa ruang terbuka Bandung sejak zaman pendudukan
publik merupakan area terbuka yang Belanda. Pada saat ini taman tegallega
berada di Kawasan kota yang terbentuk telah bertransformasi menjadi salah satu
oleh pengaturan elemen-elemen ruang taman kota yang memiliki beberapa daya
terbuka kota sehingga menghasilkan tarik seperti area terbuka hijau, taman
bentuk ruang terbuka yang fungsional. lampion dan sarana olahraga untuk
Taman kota memberikan manfaat yang masyarakat kota.
sangat baik bagi pengunjung maupun Berdasarkan uraian diatas mengenai
lingkungan di sekitarnya. Dalam skala pentingnya ruang terbuka publik bagi
perkotaan, taman kota adalah bagian dari masyarakat sebagai pengguna dan kota
ruang hijau, sebagai peredam panasnya itu sendiri, maka penting bagi peneliti
perkotaan dan urban heat island, serta untuk memastikan mengenai kondisi
sebagai tempat bagi warganya untuk sarana dan prasana ruang publik dan
melakukan leisure, berekreasi, elemen pembentuk RTH yang tersedia
berolahraga, hingga bersosialisasi (Nath, sebagai taman kota.
Zhe Han, & Lechner, 2018). Bagi
pengunjung, ruang terbuka hijau yang Rumusan Masalah
termasuk di dalamnya adalah taman kota
penting sebagai tempat untuk a) Bagaimana fungsi pemnafaatan taman
menyeimbangkan kehidupan kota yang Tegalega sebagai RTH di Kota
hectic sehingga dapat menurunkan Bandung?
kelelahan mental dan stress, membantu b) Seperti apakah elemen fisik
mengurangi efek negative secara pembentukan RTH taman Tegalega?
psikologis dari hidup dan bekerja di kota
yang padat akan bangunan (Nath, Zhe
Han, & Lechner, 2018). 2. Tinjauan Pustaka
Kota Bandung merupakan salah satu Ruang Terbuka Publik
kota dengan indeks pembangunan yang
tinggi, hal tersebut berpengaruh terhadap Ruang adalah suatu wadah yang tidak
ketersediaan kualitas Ruang Terbuka nyata namun bisa dirasakan keberadaannya
Hijau Publik yang ada di Kota Bandung. oleh manusia. Sedangkan menurut Plato
Terkait hal tersebut, pemerintah Kota dan Eko Budihardjo (2009) ruang adalah
Bandung telah merumuskan kebijakan suatu wadah dimana objek dan kejadian

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.2 April 2023 |2


tertentu berada (Budihardjo & Sujarto, hijau pada tempat perkotaan bisa berfungsi
2009). Ruang publik adalah ruang yang untuk mencapai identitas suatu kota, upaya
terbentuk karena adanya kebutuhan akan pelestarian mahluk hidup, mengatasi
perlunya suatu tempat untuk bertemu atau genangan air, pelestarian air tanah, penapis
berkomunikasi antara satu manusia dengan cahaya silau, meningkatkan keindahan,
manusia lainnya. Dengan adanya menjadi habitat burung dan mengurangi
pertemuan maka kemungkinan akan timbul tekanan mental pada masyarakat perkotaan
bermacam-macam kegiatan pada ruang (Purnomohadi, 2006).
umum tersebut (Aziza, 2020). Dengan
demikian dapat dikatakan pula bahwa ruang Taman Kota
publik merupakan ruang yang dapat
menampung aktifitas tertentu oleh manusia Taman kota merupakan salah satu
baik secara individu maupun kelompok bentuk ruang terbuka hijau (Dewanto, Yoza
(Hakim & Utomo, 2004). dan Arlita, 2016). Sebagai salah satu jenis
RTH Publik, taman kota merupakan bentuk
Ruang Terbuka Hijau fasilitas social yang dikelola pemerintah
kota sehingga taman merupakan fasilitas
Menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 publik yang harus disediakan oleh
tentang Penataan Ruang yang dimaksud pemerintah kota (Sugiyanto dan Sitohang,
dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah 2017). N. Imansari dan P. Khadiyatna
area memanjang atau jalur atau (2015) menyebutkan bahwa taman kota
mengelompok yang penggunaanya lebih adalah lahan terbuka yang berfungsi social
bersifat terbuka, tempat tumbh tanaman, dan estettik sebagai sarana kegiatan
baik yang tumbuh secara alamiah maupun rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada
yang sengaja ditanam. Ruang terbuka hijau tingkat kota. Pengertian lain dari taman kota
adalah suatu ruang terbuka yang adalah taman yang berada di lingkungan
kawasannya didominasi oleh vegetasi baik perkotaan, yang dapat mengantisipasi
itu pepohonan, semak, rumput-rumputan, dampak-dampak perkembangan kota, serta
serta vegetasi penutup tanah lainnya. dapat dinikmati oleh seluruh warga kota
Berdasarkan Peraturan Menteri (Muhd. Arief, 2015).
Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008
tentang Pedoman Penyediaan dan Fungsi Taman Kota
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
Kawasan Perkotaan, pengertian ruang Ruang terbuka hijau memiliki tiga fungsi
terbuka hijau adalah ruang dasar anatara lain berfungsi secara social,
memanjang/jalur atau mengelompok yang berfungsi cesara fisik dan berfungsi secara
penggunaanya lebih bersifat terbuka, estetika (Imansari dan Khadiyanta 2015).
tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh Berdasarkan Peraturan Menteri
tanaman secara alamiah maupun yang Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008
sengaja ditanam. tentang Pedoman Penyediaan dan
Ruang terbuka hijau dalam suatu kota Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
wajib memenuhi luasan minimal ruang Kawasan perkotaan, RTH memiliki fungsi
hijau agar dapat memenuhi fungsi dan sebagai berikut:
memberi keuntungan pada suatu wilayah 1. Fungsi Sosial-Budaya
kota dimana penyelenggaraan ruang a. Menggambarkan ekspresi budaya
terbuka hijau kota bertujuan menajaga local
kelestarian, keserasian dan keseimbangan b. Merupakan media komunikasi warga
ekosistem perkotaan yang meliputi unsur- kota
unsur social dan budaya, lingkungan, c. Tempat rekreasi
sehingga dengan adanya ruang terbuka

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.2 April 2023 |3


d. Wadah dan objek Pendidikan, (2004). Keberadaan taman kota tidak dapat
penelitian, dan pelatihan dalam terlepas dari elemen-elemen
mempelajari alam pembentuknya. Elemen-elemen dalam
2. Fungsi Estetika taman kota tersebut dapat dibagi menjadi 2
a. Meningkatkan kenyamanan, bagian utama yaitu elemen keras dan
memperindah lingkungan kota baik elemen lunak. Kedua elemen tersebut juga
dari skala mikro: halaman rumah, dapat dipisahkan menjadi elemen alami dan
lingkungan pemukiman, maupun elemen buatan. Elemen-elemen tersebut
makro: lansekap kota secara dalam pengguannya dapat digabungkan
keseluruhan atau dikombinasikan sehingga menjadi
b. Menstimulasi kreativitas dan lebih menarik dan indah. Elemen keras
produktivitas warga kota (hard material) dalam taman kota dapat
c. Pemebentuk factor arsitektural berupa bangunan pendukung, pekerasan,
d. Menciptakan suasana serasi dan street furniture, dan lain sebagainya.
seimbang antara area terbangun dan Elemen ini disebut elemen keras karena
tidak terbangun penggunaan material.Materialkeras berupa
3. Fungsi Ekonomi material yang mati (tidak tumbuh maupun
a. Sumber produk yang bisa dijual berkembang). Material keras dapat dibagi
seperti tanaman, buah, daun, sayur- menjadi material keras alami dan material
mayur keras buatan.
b. Bisa menjadi bagian dari usaha tani, Elemen lunak (soft material)
perkebunan, kehutanan, dan lain-lain dalam taman kota berupa elemen air dan
Ruang terbuka hijau memiliki fungsi dan tanaman/vegetasi. Elemen air sering
peran khusus pada masing-masing digunakan dan merupakan salah satu
Kawasan yang ada pada setiap perencanaan elemen yang penting dalam taman kota
tata ruang kota (Ernawati, 2015). karena dapat memberikan efek tertentu bagi
Menjelaskan juga bahwa fungsi RTH antara pengunjung. Penggunaan elemen air dapat
lain sebagai berikut: igabungkan dengan perkerasan, batu-
a. Fungsi social budaya: RTH diharapkan batuan, maupun dengan tanaman. Bentuk
dapat berperan dalam terciptanya ruang dari elemen air yang digunakan dalam
untuk interaksi social, sarana rekreasi taman kota dapat berupa air mancur, kolam,
dan sebagai penanda (tetengeri maupun berupa air mengalir seperti sungai
landmark) Kawasan. (alami mauoun buatan). Tanaman
b. Fungsi arsitektural atau estetika: RTH merupakan elemen yang penting dalam
diharapkan dapat meningkatkan nilai taman kota yang dapat b erfungsi sebagai
keindahan dan kenyamanan Kawasan penhijauan, peneduh dan sebagai unsur
melalui keberadaan taman dan jalur hijau estetika bagi taman itu sendiri. Tanaman
c. Fungsi ekonomi: RTH diharapkan dapat merupakan elemen yang hidup dan terus
berperan sebagai pengembangan sarana berkembang, dan pertumbuhannya akan
wisata hijau perkotaan, sehingga memperngaruhi ukuran besar tanaman,
menarik minat masyarakat/wisatawan bentuk tanaman, tekstur, dan warna selama
untuk berkunjung ke suatu Kawasan, masa pertumbuhannya sehingga kualitas
sehingga secara tidak langsung dapat dan kuantitas taman akan berkembang dan
meningkatkan kegiatan ekonomi. berubah sesuai pertumbuhan tanaman.
Menurut Frick (2006) dalam bukunya
Elemen Taman Kota tentang kota ekologis di iklim tropis dan
penghijauan kota, elemen fisik taman kota,
Menurut Buku Komponen Perancangan yaitu:
Arsitektur Lansekap karya Rustam Hakim

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.2 April 2023 |4


1. Ketesediaan dan Kondisi Fasilitas social supaya masyarakat dapat dengan
Ketersediaan fasilitas digunakan untuk mudah mengakses taman kota.
memenuhi fungsi taman kota yaitu
sebagai fungsi social, budaya, dan
ekonomi. Hal ini dimaksudkan sebagai
wadah pengguna dalam kegiatan social, 3. Tinjauan Lokasi
ekonomi dan budaya. Fasilitas taman Lokasi Penelitian
kota yang dimaksud seperti tempat
duduk, fasilitas bermain, fasilitas Taman Tegalega secara adiministratif
olahraga, tenant kuliner, panggung berada pada Kecamatan Regol, Kelurahan
terbuka, dan fasilitas penunjang lainnya. Ciateul, Kota Bandung. Secara astronomis
Kondisi fasilitas ini menekankan pada taman Tegallega berada di koordinat 107°
kondisi dari failitas secara langsung dan 36’ 17,6” BT dan 06° 56’ 4,7” LS dengan
tingkat keterawatannya. Hal ini luas 19,6594 ha. Kecamatan regol termasuk
dimaksudkan untuk menjaga kondisi dalam wilayah pembangunan karees yang
fisik fasilitas supaya tetap terjaga. Hal ini merupakaan Kawasan pusat Kota Bandung
berkaitan dengan estetika dari taman
kota itu sendiri. Metodologi Penelitian

2. Ketersediaan Vegetasi Penelitian yang dilakukan ini merupakan


Ketersediaan vegetasi menekankan pada penelitian kualitatif. Terdapat dua jenis data
jenis vegetasi, jumlah pohon, tingkat yang dibutuhkan yaitu data primer dan data
keterawatan, keteraturan penataan sekunder. Pengumpulan data primer
tanaman, keberadaan tanaman perindang dilakukan dengan cara observasi secara
dan tingkat kerapatan vegetasi. Hal langsung dengan mengamati keseluruhan
tersebut berkaitan dengan fiungsi area Taman Tegallega, sedangkan
ekologi dan estetika dari taman kota. perolehan data sekunder melalui dokumen
Dahlan (1992), menurutnya fungsi dan studi literatur untuk memperoleh data
ekologi taman kota berupa peredam yang digunakan untuk memperkuat data
kebisingan kota, paru-paru kota, barrier observasi. Selain itu, studi literatur juga
angina, resapan air ke dalam tanah, dilakukan dalam penelitian ini. Sementara
pembersih polusi udara dan penghasil itu, teknis analisis data yang digunakan
oksigen yang ada kaitannya dengan yaitu teknis analisis deskriftif.
keberadaan tanaman.
Waktu Penelitian
3. Aksesibiltas
Aksesibiltas ini ditekankan pada aspek Mekanisme pengamatan dilakukan
aksesibilitas internal dan aksesibiltas dengan pembagian waktu pengamatan
internal. Pada aksesibilitas internal menjadi empat alokasi waktu yaitu: pagi,
difokuskan pada fasilitas untuk mobilitas siang, dan sore. Mekanisme pengamatan di
di dalam Kawasan taman seperti jalan atas digunakan untuk kegiatan pengamatan
setapak, pedestriam dan jogging track dan observasi. Kegiatan pengamatan dan
yang kemudian diidentifikasikan kondisi observasi tersebut dimaksudkan untuk
dan tingkat keterawatannya. Sedangkan memperoleh data yang juga merupakan
aksesibilitas eksternal difokuskan pada variable dari penelitian ini yaitu fungsi
jaringan jalan , kendaraan untuk taman Tegalleg, ketersediaan dan kondisi
transportasi pribadi maupun umum dan fasilitas, ketersediaan vegetasi, serta
fasilitas pendukung lainnya. Budihardjo aksesibiltas secara lengkap dan menyeluruh
(1997), menjelaskan dalam bukunya supaya didapatkan data yang valid.
mengenal kota berkelanjutan, aspek
aksesibilitas ini berkaitan dengan fungsi
Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.2 April 2023 |5
Populasi Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009), populasi a. Observasi


adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas b. Studi Literatur
objek/subjek yang memiliki kualitas dan c. Dokumentasi
karaktersitik tertentu yang ditetapkan oleh d. Kuesioner
peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan Variabel Penelitian
hanya orang, tetapi juga benda-benda alam a. Kuesioner
yang lain. Populasi juga bukan sekedar
Peniliaian variable oleh responden
jumlah yang ada pada objek/subjek yang
menggunakan skala likert dengan
dipelajari, tetapi meliputi seluruh
ketentuan sebagai berikut:
karakteristik atau sifat yang dimilki oleh
1: Tidak Puas
subjek atau objek itu.
2: Cukup Puas
Sedangkan menurut Bungin
3: Sedang
Burhan (2010), dalam metode penelitian
4: Puas
kata populasi amat popular digunakan
5: Sangat Puas.
untuk menyebutkan serumpun atau
sekelompok objek yang menjadi sasaran
penelitian. Oleh karenanya, populasi b. Observasi Lapangan
Tabel 1 : Ketersediaan dan Kondisi Fasilitas
penelitian merupakan keseluruhan dari
objek penelitian yang dapat berupa No.
Sarana dan
Fasilitas Ket Kondisi
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, Prasarana
gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan 1. Sosial & Plaza/Panggung
sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat Budaya Terbuka
menjadi sumber data penelitian. Dalam Kursi
penelitian ini populasi berupa populasi fisik Area Terbuka
yang berupa taman kota Tegallega. 1. Rekreasi Area Bermain
3. Olahraga Lapangan
Sampel Kolam
4. Ekonomi Tenant Kuliner
Menurut Sugiyono (2009), sampel 5. Fasilitas Parkir
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik penunjang Toilet
yang dimiliki oleh populasi tersebut. lainnya Tempat Sampah
Apabila populasi besar, dan peneliti tidak
Lampu Taman
mungkin mempelajari semua yang ada pada
Gudang
populasi, misalnya karena keterbatasan
Papan Informasi
dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti
Saluran
dapat menggunakan sampel yang diambil
Drainase
dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
Instalasi Listrik
sampel itu, kesimpulannya dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus Keterangan:
benar-benar representatif. Sampel fisik Jumlah ketersediaan Jenis
dalam penelitian ini adalah representatif a. Kurang Lengkap (2-4)
kondisi Taman Tegallega sebagai ruang b. Cukup Lengkap (5-7)
publik kota yaitu sarana dan prasarana, serta c. Lengkap (8-10)
elemen taman kota.

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.2 April 2023 |6


Jika prasarana lebih dari 2 jenis jika
dapat diakses dengan 3 jaringan jalan
Tabel 2 : Ketersediaan dan Kondisi Vegetasi
No. Fungsi Fasilitas Skor Kondisi
Taman Kota 4. Hasil dan Pembahasan
1. Ekologis Pohon Data Responden
Perindang
Taman Hias a. Usia
USIA RESPONDEN

Keterangan:
a. 0 = Jika tidak memiliki tanaman 4%
2% 2%
2%10%
2%
2%
2%
b. 1 = Jika memiliki tanaman > 40 (Tidak 2%
6%
Memadai) 16%
8%
c. 2 = Jika memiliki tanaman 50-70
8%
(Cukup Memadai) 16%
d. 3 = Jika memiliki tanaman > 70 18%
(Sangat Memadai

Tabel 3 : Aksesibilitas Taman Tegalega


No. Fungsi Fasilitas Skor 16 17 20 21 22 23 24 25
Taman
26 27 38 29 35 36 45
Kota
1. Aksesibili Pedestrian
tas Gambar 1 Usia Responden
Jogging
Internal
Track
Rentang usia responden yang
Jalan
berkunjung ke Taman Tegalega yang
Setapak
mendominasi adalah usia muda yang
2. Aksesibili Moda berkisar antara 21 tahun sampain 23 tahun
tas
Eksternal
Transportasi dengan presesntase terbanyak di usia 23
Jaringan tahun dengan total 18% dari 50 responden.
Jalan
Sarana dan
b. Jenis Pekerjaan
Prasarana
PEKERJAAN
Keterangan:
a. 0 = Jika tidak memiliki sarana dan
prasarana
b. 1 = Jika kondisi buruk 48% 52%
Jika dilewati 1 jenis transportasi umum
Jika prasarana hanya terdapat 1 jenis
Jika diakses 1 jaringan jalan
c. 2 = Jika kondisi fisik biasa MAHASISWA/PELAJAR
Jika dilewati 2 jenis transportasi umum PEKERJA FORMAL DAN INFORMAL
Jika prasarana hanya terdapat 2 jenis
Jika dapat diakses dengan 2 Gambar 2 Jenis Pekerjaan
jaringan jalan Berdasarkan pada tabel 4.2 latar
d. 3 = Jika kondisi baik belakang kegiatan responden yaitu
Jika dilewati lebih dari 2 jenis sebagai mahasiswa/pelajar dan pekerja
transportasi umum
Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.2 April 2023 |7
formal/informal. Dengan presentase fasilitas pendukung fungsi taman
58% mahasiswa/pelajar dan 42% sebagai sosial dan budaya.
merupakan pekerja formal/informal, dari Dari hasil kuesioner dan observasi
total 50 responden. secara langsung menujukan bahwa
fungsi social dan budaya dari Taman
c. Waktu Kunjungan Responden Tegalega secara keseluruhan
mempunyai fungsi yang baik dan
memadai hail ini didasarkan pada hasil
kuesioner yang menunjukan skala angka
4 dengan keterangan puas.
Selain itu dilihat dari fasilitas yang
tersedia berupa area bermain anak,
tempat duduk, spot foto dan area terbuka
Gambar 3 Waktu Kunjungan yang difungsikan sesuai fungsinya
menunjukan bahwa pemanfaatan Taman
Berdasarkan pada tabel 4.3 waktu Tegalega dari fungsi social dan budaya
terakhir berkunjung ke Taman Tegalega dimanfaatkan sesuai fungsinya dengan
dari 50 responden yaitu, 50% baik.
berkunjung pada tahun 2023, 36%
berkunjung pada tahun 2022, dan 14%
berkunjung pada tahun 2021

Fungsi Taman Kota

1. Fungsi Sosial Budaya


Ketersediaan Fasilitas Taman Tegalega
Sebagai Fungsi Sosial Budaya Gambar 5 Ketersediaan Fasilitas Pendukung

2%
0% 2. Fungsi Ekonomi
24% 24% Ketersediaan Fasilitas Taman Tegalega
Sebagai Fungsi Ekonomi

4%2%6%
8%
50%

1 2 3 4 5

Gambar 4 Fungsi Sosial Budaya Taman Tegalega


80%
Hasil keusioner terkait fungsi taman
sebagai sarana social dan budaya 1 2 3 4 5
menunjukan tingkat kepuasan
pengujung taman tegalega dengan skala Gambar 6 Fungsi Ekonomi
4 yang menunjukan puas mendapatakan
presentase tertinggi yaitu sebanyak 50% Berdasarkan hasil kuesioner
, skala 5 yang menunjukan sangat puas menunjukan fungsi ekonomi taman kota
sebanyak 24%, dan skala 3 yang berada pada skala 3 dengan tingkat
menunjukan cukup puas sebanyak 24% kepuasan yang sedang dengan
Hasil kuesioner dapat diperjelas pula presentase sebanyak 78,4% , dimana
pada foto dokumentasi lapangan berupa pada tingkat kepuasan cukup puas dan
puas pada presentase 7,8%.
Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.2 April 2023 |8
Hasil observasi lapangan melalui foto sedang dengan presentase sebanyak
dokumentasi menunjukan fasilitas- 47,1% , skala 4 yang menunjukan tingkat
fasilitas pendukung fungsi ekonomi kepuasan puas dengan presentase 41,2
seperti adanya tenant tanaman hias dan %.
tenant kuliner yang sudah disediakan Pada hasil observasi lapangan
areanya pada koridor kanan Taman menunjukan berupa adanya tugu
Tegalega dimanfaatkan sesuai dengan bandung lautan api yang menunjukan
peruntukannya. sebagai citra Kota Bandung dan
ketersediaan vegetasi peneduh yang
mengelilingi Taman Tegalega.

Gambar 7 Ketersediaan Fasilitas Pendukung Ekonomi

Keberadaan tenant kuliner dan


tanaman hias berada pada area koridor Gambar 9 Ketersediaan Fungsi Arsitertural dan
Ekologis
samping taman, sehingga posisinya tidak
mengganggu fungsi taman lainnya. Hasil kuesioner yang
Dalam pemanfaatannya fungsi ekonomi menunjukan sekala 3 dengan tingkat
taman kota dimanfaatkan oleh pengguna kepuasan sedang dan dari fofo
sesuai dengan peruntukannya. dokumentasi observasi lapangan
Sehingga dari hasil kuesioner dan menunjukan bahwa fungsi arsitektural
observasi lapangan fungsi ekonomi dan ekologis dari Taman Tegalega dapat
taman kota berfungsi dengan baik . dimanfaatkan fungsi sebagai elemen
Dengan tingkat kepuasan responden citra kota dan paru-paru kota.
sebagai pengguna taman menunjukan Elemen arsitektural pada Taman
pada tingkat sedang. Selain itu dari hasil Tegalega yang menjadi ikon Kota
observasi lapangan menunjukan bahwa Bandung adalah adanya monumen
fasilitas pendukung fungsi ekonomi Bandung Lautan Api yang dibangun
taman kota dimanfaatkan sesuai dengan pada tahun 1981. Monumen ini dibangun
fungsinya. untuk mengenang peristiwa Bandung
Lautan Api yang memiliki tinggi 45
3. Fungsi Arsitektural dan Ekologis meter dengan 9 bidang. Konstruksinya
Ketersediaan Fasilitas Taman Tegalega berbentuk tiga buah bamboo yang
Sebagai Fungsi Arsitektural dan Ekologis menjadi penyulut kobaran api.
Ketersediaan vegetasi yang banyak dan
6%2%
2% bervariasi dengan mengelilingi Taman
Tegalega menunjukan sebagai fungsi
ekologis Taman Tegalega dengan baik.
42% 48%
Elemen Fisik Taman Kota
1. Kondisi Sarana dan Prasarana
Taman Tegalega
1 2 3 4 5 Berdasarkan pada tabel 4.7
keberadaan dan kondisi fasilitas yang
Tabel 8 Fungsi Arsitektural dan Ekologis ada di Taman Tegalega memiliki
menunjukan fungsi arsitektural dan ketersediaan yang lengkap sebagai
ekologi Taman Tegalega berada pada sebuah taman kota yang memiliki ragam
skala 3 dengan tingkat kepuasan yang
Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.2 April 2023 |9
Sarana Fasilitas Ket. Kondisi
dan
Prasarana
aktivitas seperti olahraga, Masjid/Mush Ada Terdapat 1 masjid yang
olla berukuran sekitar 350m2 di
edukasi, dan rekreasi. sebelah kanan dekat tenant
Selain itu kondisi dari fasilitas Taman kuliner.

Tegalega cukup baik karena semua Saluran Ada Kondisi saluran drainase yang
Drainase memadai dan berfungsi dengan
elemen fisik dari Taman Tegalega masih baik karena tidak ada sampah
difungsikan dengan baik dan yang menyumbat area drainase.
mendapatkan perawatan yang baik oleh Instalasi Ada Difungsikan sebagai sumber
Listrik energi lampu dan diposisi yang
petugas kebersihan dan maintenance. aman.
Ekonomi Tenant Ada Terdapat 1 area yang
Kuliner difungsikan sebagai area
kuliner dengan 15 tenant
kuliner yang menjajakan
berbagai kuliner. Kondisi
tenant kuliner tersebut cukup
rapih dan bersih serta terdapat
beberapa area tempat duduk
dan tempat sampah yang
memadai.
Tenan Ada Pada area pintu masuk sebelah
Tanaman kanan terdapat 20 tenant
Hias tanaman hias yang
keberadaannya mendukung
Gambar 10 Ketersediaan Fungsi Arsitektural dan
fungsi Taman Tegalega
Ekologis sehingga lebih produktif oleh
berbagai macam kalangan
pengunjung.
Tabel 4: Ketersediaan Fungsi Arsitektural dan Ekologis Fasilitas Parkir Ada Pada koridor sebelah kiri
penunjang difungsikan sebagai area parkir
Sarana Fasilitas Ket. Kondisi lainnya mobil dan motor dengan
dan ketersediaan dan kondisi yang
Prasara memadai
na Toilet Ada Terdapat 10 toilet yang tersebar
Sosial & Plaza/Panggu Ada Area terbuka cukup luas di area Taman Tegallega
Budaya ng Terbuka dengan kondisi yang baik dengan kondisi yang cukup
dan dapat digunakan untuk bersih.
kegiatan social dan budaya. Tempat Ada Tersebar di area-area yang
Kursi Ada Kursi taman tersebar Sampah menjadi titik pusat orang
sebanyak lebih dari 20 berkumpul seperti tenant
diberbagai area taman yang kuliner, tempat duduk, dan area
mampu menampung bermain.
pengunjung dan kondisinya Lampu Ada Lampu taman memiliki 3 jenis
baik untuk digunakan. Taman desain yang tersebar di semua
Rekreasi Area Bermain Ada Pada area Taman Tegalega area Taman Teglega dengan
terdapat area yang kondosi yang baik.
dinamakan Lampion Dino Gudang Ada Terdapat 1 gudang yang
Park yang merupakan area kondisinya baik.
yang digunakan untuk Masjid/Mush Ada Terdapat 1 masjid yang
bermain anak dan spot foto olla berukuran sekitar 350m2 di
Olahraga Lapangan Ada Terdapat 1 lapangan sepak sebelah kanan dekat tenant
bola yang luas disebelah kuliner.
kanan area Taman Tegalega Saluran Ada Kondisi saluran drainase yang
yang masih difungsikan Drainase memadai dan berfungsi dengan
dengan baik oleh pengunjung baik karena tidak ada sampah
taman untuk bermain sepak yang menyumbat area drainase.
bola. Instalasi Ada Difungsikan sebagai sumber
Kolam Ada Terdapat 1 kolam renang Listrik energi lampu dan diposisi yang
Renang yang berada di sebelah kiri aman.
area taman, namun
dikenakan tiket masuk untuk
minkmati fasilitas ini. 2. Ketersediaan Vegetasi dan Kondisi
Jogging Ada Disamping lapangan sepak Taman Tegalega
Track bola difungsikan sebagai
jogging track namun tidak Hasil observasi lapangan yang telah
menghalangi fungsi dari dilakukan di Taman Tegalega,
lapangan sepak bola.
Klasifikasi ketersediaan vegetasi pohon
perindang yang berada di Taman
Tegalega mempunyai skor 3 artinya
sangat memadai karena memiliki lebih

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.2 April 2023 | 10


dari 70 pohon perindang yang banyak 3. Aksesibilitas Taman Tegalega
dengan ukuran yang besar dan sedang
serta memiliki tingkat kerapatan yang
tinggi. Karena pada area tersebut
memiliki hutan kecil
Selain pepohonan yang besar, pada
Taman Tegalega juga memiliki vegetasi
kecil seperti tanaman hias sabagai
penutup lahan dan memeprindah taman
dengan skor 2 yang memiliki 50-70
tanaman hias. Dengan adanya vegetasi
tersebut membuat Taman Tegalega
menjadi taman yang sejuk, teduh, dan Gambar11 Aksesibilitas Taman Tegalega
nyaman untuk melakukan aktivitas
didalamya. Selain itu, fungsi ekologi dan Taman Menunjukan Tegalega
estetika yang ada di Taman Tegalega memiliki aksesibiltas eksternal yang baik
terpenuhi dengan baik. dengan skor moda transportasi 3 skor,
jaringan jalan 3 skor dan sarana prasarana 2
skofr.Selain itu, yang dapat diamati dari
lokasinya yang dikellilingi jalan arteri dan
jalan kolektor. Selain itu, lokasi Taman
Tegalega berada di pusat Kota Bandung.

Tabel 6 : Aksesibilitas Taman Tegalega dan Kondisinya


No Fungsi Taman Fasilitas Sko
. Kota r
Gambar10 Ketersediaan Vegetasi dan Kondisi 1. Aksesibilitas Pedestrian 2
Taman
Internal Jogging Track 2
Tabel 5 : Ketersediaan Vegetasi dan Kondisi Taman Jalan Setapak 2
2. Aksesibilitas Moda Transportasi 3
No Fungsi Fasilitas Skor Kondisi
Eksternal Jaringan Jalan 3
. Taman
Sarana dan 2
Kota
Prasarana
1. Ekologis Pohon 3 Ditemukan
banyak sekali
Perindang
vegetasi
perindang yang Dari hasil penelitian diatas mengenai
berada dikawasan aksesibilitas eksternal Taman tegalega
Taman Tegalega
seperti, Pohon mempunyai kriteria ytang baik karena
Kiara Payung, kemudahan untuk mengakses Taman
Pohon Angsana,
Pohon Tanjung, Tegalega baik menggunakan kendaraan
Pohon Katapang, pribadi maupun umum, sehingga dapat
dll.
Tanaman 2 Ketersediaan dijangkau dengan mudah oleh berbagai
tanaman hias yang kalangan masyarakat.
Hias
cukup memadai
untuk menambah Selain aksesibilitas eksternal, pada
nilai estetika pada aksesibilitas internal dari Taman Tegalega
Taman Tegalega
dengan beberapa merujuk pada kemudahan pengunjung
jenis seperti: Tela- untuk berpindah dari satu tempat ke tempat
tela, Sambang
Darah, Kucai lainnya yang masuh berada di dalam area
Jepang, Taman Tegalega. Pada aksesibilitas internal
Bougenvil, dll.
ini menitikberatkan pada beberapa
indikator yaitu pedestrian, jalan setapak dan

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.2 April 2023 | 11


jogging track. Dari indikator tersebut vegetasi dan kondisinya, serta aksesibilitas
kemudian diamati kondisi fisik dan internal dan eksternal Taman Tegalega
keterawatannya. memiliki ketersediaan dan kondisi yang
baik. Kondisi dan ketersediaan fasilititas
cukup baik dengan adanya beragam fasilitas
yang dapat menunjang aktivitas pengguna
Taman Tegalega seperti adanya lapangan
sepak bola, kolam renang, ruang terbuka,
bangku taman, tempat sampah, lampu
taman dan elemen fisik lainnya yang
kondisinya baik. Ketersediaan
keberagaman vegetasi yang baik terutama
adanya hutan kecil disisi utara Taman
Gambar11 Aksesibilitas Internal Taman Tegalega
Tegalega. Serta aksesibilitas yang mudah di
Aksesibillitas internal taman tegalega jangkau baik dari eksternal maupun
memiliki skor 2 pada variable internal.
pedestrian, jogging track dan jalan
setapak, Selain itu dapat dilihat pada Saran
gambar 4.7 yang merupakan
dokumentasi hasil observasi lapangan Dari kesimpulan diatas, saran yang dapat
diamana ketersediaan dan kondisinya diajukan oleh penulis kepada pemerintah,
cukup baik dan difungsikan sesuai masyarakat maupun pihak swasta adalah
dengan peruntukannya. semua pihak dapat saling bekerja sama
dlam meningkatkan pengelolaan Taman
Tegalega dengan baik, perlu adanya
5. Kesimpulan dan Saran peningkatan pemanfaatan ruang terbuka
hijau khusunya taman kota agar fungsinya
Kesimpulan dapat lebih dimaksimalkan.

Dari hasil analisis dan pembahasan serta Daftar Pustaka


dari hasil pengamatan pada Taman [1]Aji, W. S. (2022). Identifikasi Taman
Tegalega maka dapat disimpulkan fungsi Bugar Sebagai Langkah
Taman Tegalega memiliki fungsi yang baik Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau
dari segi fungsi social dan budaya, Di Kota Pacitan. Seminar Ilmiah
ekonomi, arsitektural dan ekologis. Hal Arsitektur, 143-145.
tersebut berdasar pada hasil kuesioner yang [2]Edvan Muhammad Ramadhan, B. P.
dilakukan secara acak kepada responden (2019). Kajian Transformasi Taman
yang pernah mengungunjungi Taman Tegallega Kota Bandung. Prosiding
Tegalega dalam kurun waktu tahun 2021- Perencanaan Wilayah dan Kota,
2023. Selain dari hasil kuesioner, hasil 334-336.
pengamatan secara langsung ke lokasi [3]Frick, H. (2006). Arsitektur ekologis di
Taman Tegalega menunjukan ketersediaan iklim tropis, penghijauan kota dan
fasilitas yang mendukung fungsi taman kota kota ekologis, serta energi
di Taman Tegalega cukup lengkap terbarukan. Dalam H. Frick.
berdasarkan teori fungsi taman kota dan Semarang: Penerbit Kanisius.
difungsikan sesuai dengan peruntukannya. [4]Indonesia., T. P. (2008). Indonesia Paten
Kemudian berdasarkan hasil No. No 5/PRT/M/2008 .
pengamatan secara langsung mengenai [5]Nugrahaini, R. D. (2022). Identifikasi
elemen fisik Taman Tegalega berupa Kualitas Fisik Sarana Dan Prasarana
fasilitas dan kondisinya, ketersediaan Taman Krido Anggo Dalam

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.2 April 2023 | 12


Dukung Kesesuaian Fungsi Taman
Kota Sebagai Ruang Publik Di
Kabupaten Sragen. Seminar Ilmiah
Arsitektur 2, 157-160.
[6]SAPUTRI, D. D. (2019). Penilaian
Tingkat Efektivitas Fungsi Taman
Kota Di Kota Surabaya.
Departemen Perencanaan Wilayah
dan Kota Fakultas Arsitektur,
Desain dan Perencanaan Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, 32-
37.

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.2 April 2023 | 13

Anda mungkin juga menyukai