Anda di halaman 1dari 8

WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373

Volume 4, Nomor 1 Hal: 74-81


Juni 2016

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP ASPEK SOSIAL EKONOMI


RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN GOR. DI KOTA PALU
PROVINSI SULAWESI TENGAH

Siti Lestari 1), Syukur umar 2), Andi Sahri Alam 2)


Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km.9 Palu, Sulawesi Tengah 94118
1)
Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
Korespodensi LestariSiti72@yahoo.com
2)
Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

Abstract
Perception is the process when a person obtains the information from surrounding environment.
From this explanation, the public perception may be defined as a series of processes of
cognition or recognition and affection or emotional evaluation activities (interest) community
against an object, events, or relationships obtained by concluding information an interpret the
message by using the listening media, sight, tentacle and etc. The method used descriptive
exploratory qualitative approach by extracted key information respondents (key informant). So
this study can describe a certain state or a group of people systematically, factual and accurate
based on the facts on the ground. The data were collected through observation and free
interview techniques. The population is visitors of GOR Park. Selection of informants was
conducted with stratified sampling. From the results of this study, it indicates that the people of
Palu City. Therefore, it is expected the government’s role in the management of city parks in
Palu City have to be better and maintain quality parks.
Key words : perception, social ekonomi and green open space.

PENDAHULUAN umumnya merugikan keberadaan ruang


terbuka hijau yang sering dianggap sebagai
Latar Belakang lahan cadangan dan tidak ekonomis. Di lain
Persepsi masyarakat pada umumnya pihak kemajuan alat dan pertumbuhan jalur
dapat dibedakan menjadi menolak atau transportasi dan sistem utilitas sebagai bagian
bekerjasama yang pada dasarnya akan dari peningkatan kesejahteraan warga kota,
menimbulkan sikap masyarakat itu sendiri juga telah menambah jumlah bahan-bahan
terhadap rencana pembangunan hutan pencemar dan telah menimbulkan berbagai
kemasyarakatan tersebut. Maka dari itu perlu ketidaknyamanan di lingkungan perkotaan,
dibangun persepsi yang benar mengenai hutan untuk mengatasi kondisi lingkungan kota
kemasyarakatan serta peran dan fungsinya seperti ini sangat diperlukan ruang terbuka
sehingga kepedulian masyarakat nantinya hijau sebagai suatu teknik Bioengineering dan
untuk ikut berperan aktif di dalamnya akan bentukan biofilter yang relatif lebih murah,
dilakukan secara bijak yang terwujud dari aman, sehat, dan menyamankan.
setiap tindakan masyarakat itu sendiri (Wahyudi,2007).
terhadap keberadaan hutan kemasyarakatan Ruang terbuka hijau kota merupakan
(Siramba, 2010). pertemuan antara sistem alam dan manusia
Permintaan akan pemanfaatan lahan kota dalam lingkungan perkotaan (urban).
yang terus tumbuh dan bersifat akseleratif Kawasan perkotaan yang berkelanjutan
untuk pembangunan berbagai fasilitas ditandai oleh minteraksi dan hubungan timbal
perkotaan, termasuk kemajuan teknologi, balik yang seimbang antara manusia dan alam
industri dan transportasi serta pemukiman. yang hidup berdampingan di dalamnya. Pada
Selain sering mengubah konfigurasi alami kasus lingkungan perkotaan berkepadatan
lahan dan bentang alam perkotaan juga tinggi, keseimbangan tersebut mengalami
menyita lahan-lahan tersebut untuk berbagai gangguan akibat berkurangnya ruang terbuka
bentuk ruang terbuka lainnya, kedua hal ini hijau. Oleh karena itu, mengembalikannya ke

74
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 4, Nomor 1 Hal: 74-81
Juni 2016

dalam lingkungan perkotaan dengan Rumusan Masalah


berbentuk sistem dinilai penting (Rahmy., Adapun rumusan masalah dari latar
dkk. 2012). belakang ini adalah “Bagaimana persepsi
Ruang terbuka hijau kota dapat berperan masyarakat terhadap aspek sosial ekonomi
sebagai salah satu elemen kota yang dapat ruang terbuka hijau Taman GOR yang ada di
memberikan karakter tersendiri karna kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah”.
memiliki fungsi untuk komunikasi warga Berdasarkan uraian tersebut di atas maka yang
kota, yang didalamnya terdapat kegiatan menjadi batasan masalah dalam penelitian ini
ekonomi,apresiasi sosial budaya warga kota adalah :
yang pada akhirnya dapat meningkatkan 1. Sejauh mana persepsi masyarakat terhadap
kualitas hidup dalam arti luas warga kota. taman GOR yang berfungsi sebagai Ruang
Kebutuhan akan tersedianya ruang Terbuka Hijau ?
terbuka hijau dalam kota menjadi makin 2. Bagaimana tingkat pendapatan masyarakat
penting untuk warga kota, karena berkaitan sebagai pedagang kaki lima di Taman
langsung dengan kultur warga kota terus GOR?
berubah seiring dengan perbaikan ekonomi, Tujuan dan Keguanaan
kelompok sosial yang semakin terfragmentasi, Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
sementara pada sisi lahan di perkotaan ini adalah:
semakin langkah dan mahal, maka ruang 1. Untuk memperoleh informasi tentang
terbuka hijau harus digunakan secara taman GOR sebagai Ruang Terbuka Hijau
multiguna, fleksibel yang dapat dinikmati oleh saat ini di kota Palu.
semua kelompok usia dan sosial ekonomi, dan 2. Untuk mengetahui tingkat pendapatan
mampu menyembunyikan adanya masyarakat yang berada disekitar taman
ketimpangan sosial ekonomi di antara warga GOR.
kota (Herutomo, 2013).
Kota adalah suatu pusat pemukiman METODE PENELITIAN
penduduk yang besar dan luas dimana di
dalamnya terdapat berbagai ragam kegiatan Waktu dan Tempat
ekonomi dan budaya. Umumnya kota Penelitian ini dilaksanakan selama tiga
didirikan sebagai tempat kedudukan resmi bulan yaitu pada bulan Juni sampai dengan
pusat pemerintahan setempat dan pada bulan Agustus 2014 bertempat di Kota Palu
kenyataannya kadangkalah sekaligus sebagai Kelurahan Besusu Tengah Kecamatan Palu
pusat perekonomian dan bisnis, kota Timur Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi
merupakan tempat kegiatan sosial dari banyak Tengah.
dimensi. Kota merupakan sebuah sistem Alat dan Bahan
yaitu tata ruang kota penting dalam usaha Bahan yang digunakan dalam penelitian
untuk efisiensi sumberdaya kota dan juga ini adalah kuisioner (panduan pertanyaan),
efektifitas penggunaannya, baik sumberdaya daftar panduan wawancara. Sedangkan alat
alam maupun sumberdaya lainnya, sehingga yang digunakan dalam penelitian ini ialah alat
keberadaan ruang terbuka hijau Taman GOR tulis-menulis, kamera dan recorder.
merupakan salah satu unsur penting dalam Metode Penelitian
membentuk lingkungan kota aman, nyaman, Penelitian ini menggunakan metode
indah, bersih dan sehat. deskriptif melalui langkah-langkah
Taman GOR merupakan bagian dari pengumpulan data primer dan data sekunder.
penataan ruang perkotaan yang berfungsi Jenis dan Sumber Data
sebagai kawasan lindung, kawasan hijau Jenis dan sumber data yang digunakan
rekreasi kota, kawasan hijau, kegiatan olah dalam penelitian ini terdiri atas data primer
raga, kawasan hijau pekarangan serta menjadi dan data sekunder. Pengambilan data primer
kawasan pedagang kaki lima yang berada di dilakukan dengan cara pengamatan langsung
pinggiran Taman GOR tersebut. Serta murah di lapangan dan melakukan wawancara
dan mudah diakses oleh berbagai kalangan terhadap masyarakat (responden) berdasarkan
masyarakat kota Palu yang ingin berkunjung pedoman yang telah disiapkan (kuisioner).
ke Taman GOR. Data ini meliputi informasi tentang

75
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 4, Nomor 1 Hal: 74-81
Juni 2016

pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, Tabel 1. Jumlah Responden


umur, sebagai faktor perilaku masyarakat S
terhadap ruang terbuka hijau dalam persepsi N
masyarakat terhadap aspek sosial ekonomi 1% 10% 15%
ruang terbuka hijau. 10 10 10 10
Aspek sosial ekonominya termasuk 15 15 14 14
dalam memiliki nilai ekonomi diantaranya 20 19 19 19
menambah pendapatan bagi daerah setempat 25 24 23 23
dan aspek sosialnya sebagai sarana sosialisasi 30 29 28 27
bagi masyarakat sekitar maupun sebagai 35 34 33 32
taman bermain. 40 38 36 35
Data sekunder yang diambil adalah data 45 42 40 39
yang diperlukan sebagai penunjang dalam 136 126 116 20
penelitian ini yaitu keadaan umum lokasi yang
meliputi keadaan fisik lokasi penelitian serta Sehingga jumlah sampel dalam penelitian
data penunjang yang diperoleh dari sumber ini = 20 dalam 15% dari jumlah 136
yang terkait yakni instansi-instansi yang Responden dari jumlah penduduk. Dan di
berkaitan dengan penelitian yaitu data sosial tambah dengan pengunjung dan para
ekonomi masyarakat serta beberapa literatur. pedagang kaki lima yang ada di sekitar Taman
Teknik Pengambilan Data GOR sehingga total responden dalam
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. Subyek
penelitian ini dilakukan melalui wawancara dalam penelitian ini akan dibedakan
dengan menggunakan pedoman wawancara menjadi responden dan informan.
yang bersifat terbuka. Responden adalah masyarakat yang
Teknik Sampling merasakan manfaat ruang terbuka hijau
Populasi dalam penelitian ini adalah para Taman GOR (pengunjung dan pedagang),
masyarakat sekitar Ruang Terbuka Hijau informan adalah para masyarakat yang
(Taman GOR). Teknik yang digunakan tinggal disekitar Taman GOR, jumlah
dalam pemilihan sampel dengan responden diambil sebanyak 10 orang, 5
memperhatikan starata (tingkat) di dalam responden berasal dari para pedangan dan 5
populasi yaitu stratified sampling. Pada responden barasal dari pengunjung.
teknik ini, setiap individu dalam populasi Teknik Analisis Data
memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih Teknik analisis data yang dilakukan
sebagai sampel. adalah data kualitatif. Analisis data primer
Penentuan sampel digunakan dengan dan data sekunder diolah menggunakan tiga
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh tahapan analisis cara dan dilakukan
Isaac dan Michael dalam Yanuar (2010) bersamaan, yaitu reduksi, penyajian data dan
sebagai berikut : penarikan kesimpulan.
𝜆2 . 𝑁. 𝑃. 𝑄 Berdasarkan deskripsi dan hubungan
𝑆= 2 antar variabel yang ada di lapangan,
𝑑 𝑁 − 1 + 𝜆2 . 𝑃. 𝑄
Dimana : dilakukan analisis, yaitu: 1) Kondisi sosial
S = Jumlah Sampel ekonomi masyarakat secara umum di
N = Jumlah Populasi sekitar Taman GOR, 2) persepsi
λ2 dengan dk =1 = tingkat kesalahan, taraf masyarakat umum terhadap RTH sebagai
kesalahan bisa 1%, 10%, 15% lahan pekerjaan yang dapat mendatangkan
P dan Q = 0,5 pendapatan bagi masyarakat, dan sebagai
d = 0,0 sasaran umum dimana masyarakat saling
Berdasarkan rumus penentuan sampel kenal-mengenal atau berinteraksi sosial antar
digunakan dengan menggunakan rumus yang individu yg lainnya.
di atas membuat tabel sampel sebagai Skala pengukuran
berikut: Skala pengukuran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Skala Likert. Menurut
Malhotra, (2004) dalam Nurlian (2011) skala

76
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 4, Nomor 1 Hal: 74-81
Juni 2016

Likert adalah skala yang digunakan secara HASIL DAN PEMBAHASAN


luas yang meminta responden menandai
derajat persetujuan atau tidak setujuan Karekteristik Responden
terhadap masing dari serangkaian pernyataan Persepsi adalah proses yang menyangkut
mengenai obyek stimulus. masuknya pesan atau informasi kedalam otak
Untuk mengetahui identitas tanggapan manusia. Persepsi merupakan keadaan
responden terhadap variabel-variabel, integrated dari individu terhadap stimulus
dibutuhkan suatu alat ukur berupa lembaran yang diterimanya (Masria,2010).
kuisioner dan akan diukur dengan skala Persepsi masyarakat terhadap keberadaan
Likert, dimana responden diberikan beberapa ruang terbuka hijau merupakan bagian
alternatif untuk memilih salah satu jawaban terpenting dari suatu penelitian karena dengan
yang dianggap paling tepat. mengetahui karakteristik responden kita dapat
Penggunaan skala Likert data mengenal objek penelitian dengan lebih baik.
diklasifikasikan yaitu responden yang responden dalam penelitian ini adalah
menjawab: masyarakat sekitaran besusu tengah, pedagang
1. Sangat Setuju (SS) kaki lima atau pengunjung yang berkunjung
2. Setuju (S) ke Taman GOR. Gambaran umum
3. Ragu-Ragu (RR) karakteristik yang di amati dari responden di
4. Tidak Setuju (TS) Kelurahan Besusu Tengah meliputi: Tingkat
5. Sangat Tidak Setuju (STS) pendidikan, Tingkat umur, dan Tingkat
Data yang didapatkan dilakukan editing pendapatan.
untuk mengecek kelengkapan pengisian Tingkat Pendidikan
kuesioner, setelah itu dilakukan coding Tingkat pendidikan juga sangat
dibuku kode untuk mempermudah mempengaruhi persepsi serta sikap responden.
pengolahan data, sistem scoring dibuat Semakin tinggi pengetahuan dan pengalaman
konsisten yaitu semakin tinggi skor semakin yang dimiliki seseorang maka semakin
tinggi kategorinya. Setelah dijumlah dan produktif untuk melakukan penilaian
selanjutnya akan dikategorikan dengan (Mempun, 2008).
menggunakan teknik scoring secara Tingkat pendidikan responden
normative yang dikategorikan berdasarkan merupakan salah satu faktor yang
interval kelas (Slamet, 1993) sebagai berikut: berpengaruh terhadap persepsi responden
n = Max – Min (tabel 3).
∑k Berdasarkan hasil wawancara di
Keterangan : lapangan menerangkan bahwa tingginya
N = batas selang pendidikan masyarakat sekitar taman GOR
Max = nilai maksimum yang diperoleh rata-rata 45% tamatan perguruan tinggi
dari jumlah skor sehingga pemahaman mereka terhadap ruang
Min = nilai minimum yang diperoleh dari terbuka hijau yang ada di sekitar mereka tidak
skor terkecuali ruang terbuka hijau Taman GOR.
∑k = jumlah kategorI Dimana banyaknya manfaat yang mereka
rasakan dengan adanya ruang terbuka hijau
Tabel 2. Tingkat persepsi berdasarkan skala taman GOR seperti tempat bersantai bagi
likert keluarga.
Bobot Nilai Persepsi Tabel 3 : Tingkat Pendidikan Responden
Total
4.5 – 5 Sangat Setuju Tingkat Masyar Pedaga Pengun
Respond
3.8 – 4.4 Setuju Pendidikan akat ng jung
en
3.3 – 3.7 Ragu-Ragu % % % %
2.7 – 3.2 Tidak Setuju SD 0 20 0 3
> 2.6 Sangat Tidak Setuju SLTP 15 60 0 16
SLTA 40 40 80 46
Perguruan
45 0 20 33
Tinggi
Total 100 100 100 100

77
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 4, Nomor 1 Hal: 74-81
Juni 2016

Tingkat Umur Kondisi ini akan memberikan pertumbuhan


Umur merupakan salah satu karakteristik jiwa yang sehat dan positif bagi setiap tingkat
individu yang mempengaruhi fungsi biologis, usia. Anak-anak dapat bermain di taman
psikologis dan sosiologis. Umur dari para dengan aman, bukan di jalan yang penuh
responden dibagi ke dalam empat kelas umur bahaya. Remaja dapat berolahraga dan
dengan selang umur sepuluh tahun. Sebaran tumbuh sehat jiwa raganya, masyarakat luas
umur responden dapat dilihat pada tabel 4. dapat berekreasi, memulihkan kesegaran dan
Sebaran umur responden sebagian besar kebugaran, membangkitkan kreasinya dan
(46,67%) terdapat pada selang umur antara 30 bekerja kembali bagi kesejahteraan hidupnya.
sampai dengan 39 tahun. Menurut Suyono Secara ekonomi, penghijauan pertamanan
(1991), umur produktif adalah umur yang menimbulkan usaha-usaha berupa pembuatan
berada di atas 10 tahun dan kurang dari 51 dan perawatan taman, pembibitan tanaman
tahun. sehingga dapat dikatakan bahwa hiasa, tanaman bunga, dan usaha-usaha
responden pada umumnya masih produktif lainnya yang mampu menciptakan lapangan
untuk bekerja. kerja, menampung banyak tenaga kerja, serta
Tabel 4. Tingkat Umur Responden mampu memberikan penghidupan yang layak
Total kepada keluarganya. Manusia menata
Umur Masyarak Pedaga Pengunju
Respon
Responden at ng ng
den lingkungan dengan penghijauan dan
% % % % pertamanan, lingkungan memberi dukungan
20 – 29 10 0 80 20 kepentingan manusia (Purwanto, 2007).
30- 39 75 60 20 46
40 – 49 10 40 0 13 Persepsi adalah pemahaman terhadap
50 – 59 5 0 0 3 sesuatu serta pandangan seseorang setelah
Total 100 100 100 100 menerima stimulus yang mendorong
Tingkat Pendapatan tumbuhnya motivasi untuk memberikan
Tingkat pendapat responden respon melakukan tidak melakukan dalam
diperhitungkan berdasarkan pendapatan yang bentuk sikap dan perilaku terhadap suatu
diperoleh keluarga responden dalam satu kegiatan (Triyanto,2003).
bulan, disini yang hanya di perhitungkan Persepsi Responden Terhadap Keberadaan
hanya pendapatan masyarakat disekitar Ruang Terbuka Hijau Taman GOR.
Taman GOR dan pedagang yang ada disekitar Dari hasil wawancara dan observasi
Taman GOR. Sebaran tingkat pendapat menunjukkan, persepsi responden terhadap
tersebut dapat dilihat pada tabel 5. Taman GOR sangat baik yang terlihat dari
Sebagian besar responden dari tebel yang menjadi persentase persepsi
masyarakat yang tinggal di sekitar Taman masyarakat terhadap ruang terbuka hijau
GOR (60%) berpenghasilan >Rp.2.000.000 taman GOR yang bisa sebagai lahan pekerjaan
per bulan sedangkan responden yang yang dapat mendatangkan pendapatan bagi
berdagang di sekitar Taman GOR masyarakat. Dan sebagai sasaran umum
berpenghasilan antara Rp.1.100.000,- sampai dimana masyarakat saling kenal-mengenal
dengan Rp. 1.750.000/bulan sehingga atau berinteraksi sosial antar individu yang
berdasarkan hasil wawancara dengan adanya lainnya.
Taman GOR ini bisa membantu Persepsi responden terhadap ruang
perekonomian mereka yang hanya berharap terbuka hijau Taman GOR sangat baik terlihat
dengan hasil dagangan mereka. Berdasarkan dengan nilai rata-rata 3,9 dengan nilai
pernyataan di atas bahwasanya ruang terbuka persentase terbaik pada indikator x4 yaitu
hijau Taman GOR ini sangat berpengaruh sebanyak 4,2. Responden menyatakan setuju
terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat dengan pertanyaan apakah bapak/ibu setuju
yang sangat bergantung terhadap usaha apa bahwa ruang terbuka hijau ini sebagai lahan
yang mereka kerjakan seperti para pedangang yang dapat mendatangkan pendapatan bagi
kaki lima yang ada di sekitar Taman GOR masyarakat. Persentase terendah terdapat
tersebut. pada indikator x7 yaitu sebanyak 3,3.
Kehidupan sosial perkotaan akan lebih Responden menyatakan sangat tidak setuju
baik dan sehat apabila tersedia ruang terbuka dengan pertanyaan apakah Taman GOR ini
hijau yang cukup, terencana dan teratur. sudah layak sebagai taman pusat kota.

78
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 4, Nomor 1 Hal: 74-81
Juni 2016

Berdasarkan hasil dan pembahasan persepsi responden adalah setuju dengan nilai
tersebut, dapat disimpulkan bahwa: Variabel rata-rata tertingginya adalah pada indikator
persepsi masyarakat terhadap ruang terbuka variabel (X4) yaitu 4,2.
hijau taman GOR yang bisa sebagai lahan Persepsi adalah proses Penginderaan dan
pekerjaan yang dapat mendatangkan penafsiran rangsangan terhadap suatu
pendapatan bagi masyarakat. Dan sebagai peristiwa yang diinformasikan, sehingga
sasaran umum dimana masyarakat saling seseorang dapat memandang, mengartikan
kenal-mengenal atau berinteraksi sosial antar dan menginterpretasikan rangsangan yang
individu yg lainnya. Yang terdiri dari 8 diterimanya sesuai dengan keadaan dirinya
indikator yang digunakan untuk mengukur dan lingkungan dimana ia berada, sehingga ia
Persepsi responden dengan total nilai rata- dapat menentukan tindakannya (Satriani,
rata 3,9 sehingga dapat disimpulkan bahwa 2009).

Tabel 5 Persepsi Responden Terhadap Ruang Terbuka Hijau Taman Gor


Indikator SS S RR TS STS Total Mean
5 % 4 % 3 % 2 % 1 %
X1 9 30,0 18 60,0 1 3,3 1 3,3 1 3,3 123 4,1
X2 7 23,3 19 63,3 2 6,7 2 6,7 0 0 121 4,0
X3 7 23,3 19 63,3 2 6,7 2 6,7 0 0 121 4,0
X4 7 16,7 21 66,7 2 10,0 0 0 0 0 125 4,2
X5 6 20,0 13 43,3 8 26,7 3 10,0 0 0 112 3,7
X6 10 33,3 14 46,7 3 10,0 3 10,0 0 0 121 4,0
X7 4 13,3 13 43,3 5 16,7 5 16,7 3 10 100 3,3
X8 5 16,7 21 70,0 2 6,7 2 6,7 0 0 119 4,0
Nilai rata-rata 4,0
Defenisi ruang terbuka publik secara tentang suatu setting (ruang) oleh individu
umum adalah ruang yang fungsi dan yang didasarkan atas latar belakang, budaya,
manfaatnya digunakan sepenuhnya untuk nalar, dan pengalaman individu tersebut.
kepentingan publik atau masyarakat luas dan Dengan demikian setiap individu dapat
bukan untuk luas dan bukan untuk seseorang mempunyai persepsi lingkungan yang berbeda
ataupun kelompok-kelompok tertentu. terhadap objek yang sama karena tergantung
Interaksi sosial adalah syarat utama bagi dari latar belakang yang dimilki. Persepsi
terjadinya aktifitas sosial dan hadirnya lingkungan yang menyangkut persepsi spasial
kenyataan sosial dan hadirnya kenyataan sangat berperan dalam pengambilan
sosial, kenyataan sosial didasarkan pada keputusan dalam rangka migransi, komunikasi
motivasi individu dan tindakan-tindakan dan transportasi (Umar, 2006).
sosialnya. Ketika berinteraksi seorang Persepsi adalah suatu pengenalan
individu atau kelompok sosial sebenarnya ataupun identifikasi dengan menggunakan
tengah berusaha atau belajar bagaimana panca indra. Kesan yang diterima oeh
memahami tindakan sosial seorang individu individu sangat tergantung pada seluruh
atau kelompok sosial lain. Interaksi sosial pengalaman yang telah diperoleh melalui
akan berjalan dengan tertib dan teratur dari proses berfikir dan belajar serta dipengaruhi
anggota masyarakat bisa berfungsi secara oleh faktor yang berasal dari dalam individu,
normal, yang diperlukan bukan hanya persepsi juga diartikan sebagai suatu proses
kemampuan untuk bertindak sesuai dengan dimana individu mencoba mengorganisasikan
konteks sosialnya, tetapi juga memerlukan serta mengartikan stimulus yang diterima
kemampuan untuk menilai secara objektif melalui inderanya menjadi suatu makna.
perilaku pribadinya dipandang dari sudut Terdapat beberapa faktor yang
sosial masyarakatnya. mempengaruhi persepsinya yaitu faktor
Persepsi manusia terhadap lingkungan personal dan faktor struktural dan faktor
(environmental perception) merupakan personal antara lain adalah proses bealajar,
persepsi spasial yakni sebagai interprestasi motif, kebutuhan. Sedangkan faktor

79
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 4, Nomor 1 Hal: 74-81
Juni 2016

struktural meliputi lingkungan,dan nilai sosial Masih banyak ruang-ruang kota yang
dalam masyarakat (Arisandi, 2006). tidak berfungsi, baik ruang kecil maupun
Guna pengendalian, pemanfaatan ruang ruang-ruang yang luas belum dimanfaatkan
terbuka hijau, setiap usaha atau kegiatan oleh secara optimal serta belum disentuh untuk
dan untuk kepentingan perorangan atau badan pengembangan ruang publik kota, sosialisasi
yang memakai lokasi ruang terbuka hijau pentingnya ruang publik dalam meningkatkan
tidak boleh menyimpang dari fungsinya dan kualitas ruang kota pada masyarakat perlu
harus memperoleh izin dari kepala daerah atau ditingkatkan, disamping memotivasi mereka
pejabat yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan untuk senantiasa peduli lingkungan ruang kota
yang berlaku. (Darmawan, 2007).
Kesadaran menjaga kelestarian
lingkungan hijau pasti akan lebih baik jika KESIMPULAN
setiap orang mengetahui fungsi ruang terbuka
hijau bagi lingkungan hijau pasti akan lebih Dari hasil di atas dapat disimpulkan
baik jika setiap orang mengetahui fungsi sebagai berikut:
ruang terbuka hijau bagi lingkungan 1. Tingkat pendidikan, tingkat umur dan
perkotaan yakni untuk meningkatkan kualitas tingkat pendapatan, berpengaruh tidak
kehidupan dan lingkungan dalam kota dengan nyata terhadap persepsi masyarakat
menciptakan lingkungan yang baik dan sehat. karena Taman Gor.
Salah satu bentuk ruang terbuka hijau 2. Perbedaan persepsi masyarakat tentang
yang sering dijumpai di dalam suatu kota keberadaan Taman Gor. Tidak
adalah Taman Kota. Taman kota selain mempengaruhi persepsi masyarakat
mampu memberikan fungsi ekologis, juga terhadap manfaat ruang terbuka hijau,
dapat memberikan fungsi sosial. Keberadaan sehingga masyarakat memanfaatkan
Taman Kota menjadi bagian dari keseharian Taman GOR sebagai sebagai lahan untuk
aktifitas masyarakat (Kurniawan, 2001). mencari nafkah, rekreasi atau taman
bermain bagi keluarga.

80
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 4, Nomor 1 Hal: 74-81
Juni 2016

DAFTAR PUSTAKA Satriani, 2009. Persepsi dan Sikap


Masyarakat Terhadap Penerapan
Program Pemberdayaan SUB Daerah
Arisandi NG.ADP 2006. Persepsi masyarakat
Aliran Sungai MIU (Kasus Proyek
desa beraban tentang program siaran
SCBFWM di Desa Simoro Kecamatan
pariwisata budaya Di Bali TV sebagai
Gumbasa Kabupaten Sigi. (Skripsi)
media informasi dan promosi. (Tesis)
Jurusan Kehutanan Universitas
Program Magister Studi Kajian
Tadulako.
Pariwisata. Universitas Udayana. 2011.
Siramba. J. 2010. Persepsi dan Sikap
Darmawan E. 2007. Peranan Ruang Publik
Masyarakat Terhadap Rencana
dalam Perancangan Kota (Urban
Pembangunan Hutan Kemasyarakatan
Design). Fakultas Teknik Universitas
(HKM) Di Desa Leboni Pada Wilayah
Di Ponegoro. Pidato Pengukuhan
KPHP Model Sintuwu Maroso
Herutomo, 2013. Komunikasi dalam Ruang
Kabupaten Poso. (Skripsi). Fakultas
Terbuka Hijau an Harmoni Warga
Kehutanan Universitas Tadulako Palu.
Kota. Acta diurna Vol 9 No. 1.
Triyanto, H, D, 2003. Persepsi, Motivasi,
Kurniawan AW. 2001. Implementasi Perda
Sikap dan Perilaku Masyarakat Lokal
No. 7 Tahun 2002 Terhadap
Terhadap Keberadaan Hutan (Kasus di
Keberadaan Pedagang Kaki Lima di
Kecamatan GN. Kencana, Kabupaten
Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Lebak, Provinsi Banten. (Skripsi)
Surabaya Timur. (Skripsi). Fakultas
Departemen Manajemen Hutan
Hukum. Universitas Pembangunan
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Nasional “Veteran” Jawa Timur
Bogor.
Surabaya.
Umar, 2006. Persepsi dan perilaku
Masria, 2010. Persepsi dan Sikap Masyarakat
Masyarakat dalam Pelestarian Fungsi
Lokal Terhadap Hutan Di Desa Labuan
Hutan Sebagai Daerah Resapan Air.
Toposo Kecamatan Labuan Kabupaten
(studi kasus hutan penggaron
Donggala. (Skripsi). Fakultas
kabupaten semarang). (Tesis).
Kehutanan Universitas Tadulako.
Program Magister Ilmu Lingkungan.
Mempun S. 2008. Persepsi dan Sikap
Universitas Diponegoro. Semarang.
Masyarakat Terhadap Kegiatan
Wahyudi, 2009. Ketersediaan Alokasi Ruang
Kesatuan Pengelolaan (KPH- P) Model
Terbuka Hijau Kota Pada Ordo Kota 1,
Dampelas Tinombo. (Skripsi) Fakultas
Kabupaten Kudus. (Tesis).
Kehutanan Universitas Tadulako.
Yanuar, 2010. Nilai Ekonomi Tutupan Tajuk
Nurlian, 2011. Persepsi Konsumen Terhadap
Pada Agroforestri Kakao (Theobroma
Peralihan Penggunaan Minyak Tanah
cacao, L) Melalui Metode Kontingensi
Ke LPG. Laporan Akhir Jurusan
di Desa Petimbe Kabupaten Sigi
Ekonomi Manajemen Pemasaran
Provinsi Sulawesi Tengah. (Skripsi)
Universitas Tadulako.
Fakultas Kehutanan Universitas
Purwanto E. 2007. Ruang Terbuka Hijau di
Tadulako.
Perumahan Graha Estetika Semarang.
Jurnal Ilmiah Perencanaan Kota dan
Permukiman Vol 6 No. 1.
Rahmy 2012. Kebutuhan Ruang Terbuka
Hijau Kota pada Kawasan Padat, Studi
Kasus di Wilayah Tegallega, Bandung.
Institut Teknologi Bandung (ITB).
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia
Vol.1 No.1.

81

Anda mungkin juga menyukai