Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

IMPLIKASI

4.1 Jurnal Utama


Judul: KUALITAS RUANG TERBUKA HIJAU KOTA UNTUK
MEWUJUDKAN DENPASAR KOTA SEHAT
Salah satu indikator yang penting di dalam mewujudkan kota yang layak
huni adalah kualitas lingkungan. Kualitas lingkungan memiliki keterkaitan
erat dengan lingkungan yang sehat dan mampu memberikan keamanan dan
kenyamanan dalam beraktifitas. Tingkat kesehatan masyarakat di sebuah kota
ditentukan oleh banyak indikator yang erat kaitannya dengan kualitas
lingkungan diantaranya; polusi udara, ruang terbuka hijau public, tempat
olahraga dan rekreasi serta jalur pejalan kaki. Tujuan dari RTH (Ruang
Terbuka Hijau) ini adalah untuk mengembalikan lingkungan alamiah kota dan
memerlukan kerjasama yang baik antara pihak pemerintah dengan pihak
komunitas kota, sehingga terwujud sebuah RTH yang baik.
Hasil menunjukkan bahwa faktor terpenting yang mendapatkan skor
terbesar dari seluruh responden dan perlu segera ditingkatkan adalah: Toilet
dan Tempat Sampah, Kebersihan, Fasilitas Pelengkap, Pemeliharaan, dan
Keamanan. Hal ini menunjukkan bahwa toilet merupakan kebutuhan yang
sangat penting bagi masyarakat yang beraktifitas di taman kota. Keberadaan
toilet saat ini masih sangat kurang dan kondisi yang kurang bersih sehingga
masyarakat enggan menggunakannya. Demikian pula dengan kurangnya
tempat sampah sehingga kebersihan dari taman kota menjadi tidak terjaga
dengan baik.
Perawat sebagai promotor dapat melakukan penyuluhan tentang
kebersihan lingkungan taman kota seperti kebersihan toilet dan tidak
membuang sampah sembarangan agar lingkungan menjadi bersih dan dapat
meningkatkan kualitas lingkungan RTH (Ruang Terbuka Hijau). Dengan
toilet yang bersih dan tidak membuang sampah pada tempatnya maka resiko
terjadinya penyakit akan berkurang, dan dengan meningkatkan kualitas dari
RTH terutama taman kota, maka kenyamanan bagi masyarakat yang
beraktifitas di taman kota akan tercapai.

4.2 Jurnal Pendukung I


Judul: PARTISIPASI MASYARAKAT PERKOTAAN DALAM
PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI PERTANIAN
URBAN, MAKASSAR, INDONESIA (Studi kasus Kelurahan Bongaya,
Kecamatan Tamalate)
Perawat mampu memotivasi dan mengajak masyarakat untuk berpartisiasi
aktif dalam menata dan merawat ruang terbuka hijau. Kota yang hijau dan
nyaman yang mendukung keberlanjutan ekologis secara otomatis akan turut
mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, untuk
memasyarakatkan ruang terbuka hijau (RTH) diperlukan bimbingan,
penyuluhan, pemberian informasi dan memberikan contoh kepada masyarakat
melalui penyuluhan langsung kepada masyarakat. Perawat dan ketua RT/RW
setempat dapat mengajak masyarakat melakukan kegiatan kerja bakti di hari
libur, kemudian mengajak masyarakat untuk menanam tanaman di depan
rumah masing-masing, baik itu berupa bunga dan sayuran. Taman lingkungan
tidak harus dalam suatu kawasan taman yang tertata disepanjang jalan lorong
dengan menggunakan tanaman didalam pot, tapi dapat berupa lahan sempit
disekitar rumah yang berubah fungsi menjadi urban farming. Dengan adanya
dorongan kepada masyarakat maka lorong garden pasti akan terlihat hijau,
bersih dan indah.
Perawat sebagai edukator dapat memberikan informasi kepada masyarakat
tentang pemanfaatan ruang terbuka hijau melalui media komunikasi dan
melaksanakan pemanfaatan ruang dengan peruntukannya sesuai dengan tata
ruang yang telah ditetapkan oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam
membentuk ruang terbuka hijau sangat penting karena dengan adanya
kesadaran warga untuk menjadikan lingkungannya bersih, indah dan hijau.
Lingkungan yang bersih tanpa polusi udara dapat memberikan kenyamanan
dan meningkatkan kesehatan masyarakat setempat.
4.3 Jurnal Pendukung II
Judul : PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI
STRATEGI KOTA SEHAT PADA KAWASAN PERKOTAAN DI
INDONESIA
Pada jurnal ini perawat berperan penting sebagai educator kepada
masyarakat dan bekerjasama dengan Ketua RTRW dan Pemerintahan
Daerah untuk memberikan infotmasi tentang Program Kota Sehat dan
Program Kota Hijau yang memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Penetapan kebutuhan RTH ditiap kota dikembangkan dalam 3 tahap, yaitu
RTRW kota/kabupaten selama 20 tahun lalu Program Pengembangan Kota
Hijau (P2KH) sampai tahun 2014 hingga menargetkan Indonesia sebagai
Kota Hijau hingga tahun 2025. 8 atribut yang menjadi fokus pemerintah
dalam program Kota Hijau adalah: Green Planning and Design, Green
Open Space, Green Community, Green Waste, Green Water, Green
Energy, Green Transportation dan Green Building.
Dilihat dari peraturan Undang-Undang (UU) Nomor 26 tahun 2007
mengenai pengadaan RTH sebesar 30%, belum ada kota yang mencapai
target tersebut. Dari sampel yang di ambil di 2 kota besar di Indonesia
yaitu DKI Jakarta dan Yogyakarta, perhatian pemerintah terhadap
pengelolaan Ruang terbuka Hijau (RTH) masih kurang dan jauh dari target
30% sehingga untuk mencapai strategi kota sehat masih kesulitan. Namun,
Jika dilihat dari studi kasus yang diambil dari RTH sebagai kota sehat
yang membuat program sebagai strategi kota sehat, usaha pemerintah
menciptakan program Kota Hijau sudah cukup baik, namun belum merata
dan menjadi prioritas di kota-kota besar sehingga perlu dibarengi
kerjasama yang baik dengan pemerintah kota masing-masing daerah dalam
mengembangkan dengan baik perkotaan yang ramah lingkungan dan
berfokus kepada pengelolaan Ruang Terbuka Hijau untuk menunjang
kota-kota di Indonesia menjadi Kota Sehat / Urban Health sebelum area-
area tersebut tergusur oleh bangunan-bangunan dan perkerasan.
Dalam prakteknya pengembangan area-area RTH ini harus juga
sejalan dengan dukungan masyarakat dalam pemanfaatannya. Jika dilihat
dari studi kasus kota sehat dalam penelitian ini, Indonesia perlu segera
membuat program dalam membuat masterplan besar kota hijau di masing-
masing daerah dengan prioritas kota-kota besar terlebih dahulu lalu daerah
lainnya dan aktif dalam promosi aktivitas alam secara besar-besaran agar
masyarakat tahu betapa pentingnya manfaat kesehatan fisik dan mental
manusia salah satunya sangat bergantung kepada lingkungan yang sehat
atau dengan cara connect with nature.

4.4 Jurnal Pendukung III


Judul : TATA LETAK PADA KAMPUNG AL MUNAWAR
PALEMBANG SEBAGAI UPAYA MENUJU KOTA SEHAT
Pada jurnal ini terdapat kampung yang terletak di kota Palembang
yang bisa disebut dengan Kampung Al Munawar. Saat ini Al Munawar
telah berkembang sebagai Kampung wisata, yang menekankan keunikan
arsitekturnya sebagai daya tarik utamanya. Ada istilah menarik dalam
penamaan tempat di Kampung ini, yaitu ada daratan dan lautan. Wilayah
daratan adalah bagian dari Kampung yang cenderung ke arah daratan,
wilayah laut adalah bagian dari Kampung yang terletak di tepi sungai
besar Musi.
Di tempat ini juga terdapat koridor utama yang jelas dan ruang
terbuka yang luas. Al Munawar memiliki dua gerbang, satu gerbang di
darat dan yang lainnya di tepi sungai. Bentuk dan penempatan rumah di
Kampung ini memberikan pengalaman spasial yang dapat memengaruhi
persepsi pengamat. Tatanan Kabupaten/Kotasehat berdasarkan Peraturan
Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri di atas,
dikelompokkan berdasarkan, kawasan dan permasalahan khusus yang
terdiri dari, kawasan permukiman, sarana, dan prasarana umum, kawasan
sarana lalu lintas tertib dan pelayanan trasportasi, kawasan pertambangan
sehat, kawasan hutan sehat, kawasan industri dan perkantoran sehat,
kawasan pariwisata sehat, ketahaan pangan dan gizi, kehidupan
masyarakat sehat yang mandiri, kehidupan sosial yang sehat.
Dari kesembilan Tatanan Kota sehat tersebut, Kawasan
Pemukiman, Sarana, dan Prasarana Umum merupakan tatanan yang sangat
penting, mengingat pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Demikian
pula yang dapat menjadi sorotan di Kampung Al Munawar, Palembang ini.
Zonasi tata letak bangunan di Kampung Al-Munawar tersusun secara
campuran yang terdiri dari: pemukiman, peribadatan, pendidikan, dan
sarana dan prasarana lainnya. Pusat dari Kampung tersebut adalah sebuah
ruang terbuka besar yang disekitarnya terdapat bangunan-bangunan
bersejarah yang bersifat semi privat namun tetap dapat dikunjungi demi
kepentingan wisata. Beberapa sarana dan prasarana yang teridentifikasi
pada saat survey diantaranya, Air Bersih diperoleh melaui air PAM dan
PDAM. Selain itu sudah tersedianya tangki air untuk memenuhi kebutuhan
air bersih masyarakat di lingkungan sekitar, Terdapat saluran drainase
dengan lebar ±20 cm dengan kedalaman ±30 cm. Saluran drainase
mengalir ke Sungai Musi, dan Sungai Temanggu, Sudah tersedianya listrik
yang diperoleh dari PLN. Untuk pemasangan jaringan, kabel listrik
dipasang dengan tiang diatas permukaan tanah.Selain itu, sudah
tersedianya beberapa titik lampu pada Kampung Al-Munawar dengan pola
yang cukup tertata dengan baik, Pada lokasi sudah tersedia titik-titik
tempat sampah yang kemudian akan diangkut dengan kendaraan
pengangkut sampah keluar Kampung Al-Munawar yang dilakukan 1 kali
dalam setiap hari. Berdasarkan perhitungan standar kebutuhan minimal, air
bersih, listrik, sudah terpenuhi dengan baik. Demikian juga dengan sarana
drainase dan kesehatan lingkungan lainnya seperti kamar mandi umum
dan pengelolaan persampahan.
Berdasarkan tata letak Kampung Al Munawar yang telah
dideskripsikan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara fisik, kampung ini
dapat dikatakan sebagai kampung yang sehat. Perawat sebagai educator
berperan penting untuk mengajak seluruh masyarakat dan pengunjung
untuk menjaga dan melestarikan Kampung Al Munawar agar tetap
menjadi Kota Sehat.

4.5 Jurnal Pendukung IV


Judul: The availability and role of urban green space in South Jakarta
Perawat sebagai pemberi layanan keperawatan mampu melakukan
pengkajian komunitas terhadap Ruang Terbuka Hijau di daerah perkotaan
guna untuk meningkatkan kebersihan lingkungan dan derajat kesehatan
komunitas. Perawat dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk
meningkatkan kebersihan dan vegetasi taman. Selain itu, tenaga kesehatan
dapat memberikan penyuluhan terhadap pembuangan limbah, pemeliharaan
peralatan, dan penggunaan fasilitas yang benar serta penggunaan toilet yang
bersih agar para pengunjung nyaman melakukan kegiatan seperti jogging, jalan
kaki, lari, atau bahkan sekedar bersantai di taman tersebut. Selain itu,
pepohonan memberikan keteduhan bagi pengunjung dan juga mendinginkan
suhu mikro di taman. Datang ke ruang terbuka hijau merupakan salah satu cara
untuk menghilangkan stress, sehingga keberadaan ruang hijau dan taman harus
tetap dijaga untuk menyeimbangkan jumlah penduduk kota yang terus
bertambah.

Anda mungkin juga menyukai