Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan public yang mempunyai kaitan erat
dengan kesehatan masyarakat. Rendanya kualitas sanitasi menjadi salah satu faktor bagi
menurunnya derajat kesehatan masyarakat.
Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan
urin dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit diseluruh
dunia dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di lingkungan rumah
tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata sanitasi juga mengacu pada kemampuan kondisi
higienis melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah (WHO,
http://www.who.int/topics/sanitation/en/)
Permasalahan sanitasi permukiman di Indonesia umumnya dapat terlihat dari masih
rendahnya kualitas dan tingkat pelayanan sanitasi, baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Kondisi ini dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk yang berdampak pada pesatnya aktivitas
pembangunan sehingga memberikan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, namun di sisi lain
juga berimplikasi pada terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Khusus di Kabupaten Maluku Tenggara masih dijumpai masyarakat yang berada di bawah
garis kemiskinan dengan sanitasi yang sangat minim, perilaku masyarakat yang membuang
hajatnya di pesisir pantai karena tidak mempunyai saluran pembuangan khusus untuk
pembuangan air limbah rumah tangga maupun air buangan dari kamar mandi. Hal ini terjadi selain
disebabkan karena faktor ekonomi, serta masih rendahnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).

Berdasarkan kondisi tersebut, maka Pemerintah Daerah kabupaten Maluku Tenggara


berupaya untuk mewujudkan kondisi sanitasi permukiman yang layak bagi masyarakat, berfungsi
secara berkelanjutan, melalui pendekatan menyeluruh berskala Kabupaten. Pendekatan ini
dimulai dengan pembentukan Tim Pokja Sanitasi Kabupaten Maluku Tenggara berdasarkan SK
Bupati Maluku Tenggara Nomor 177.2 tahun 2014. Salah satu tujuan dibentuknya tim ini adalah
untuk mensinergikan kerja dinas-dinas yang berkaitan dengan sanitasi (Air Limbah Domestik,
Drainase, Persampahan dan PHBS) dalam suatu wadah guna memperbaiki kinerja dan konsep
sanitasi Kabupaten Maluku Tenggara. Tim Pokja ini kemudian akan menyusun Buku Putih
Sanitasi Kabupaten (BPS) Kabupaten yang merupakan dokumen yang berisi hasil pengkajian dan
pemetaan kondisi awal sanitasi di Kabupaten yang selanjutnya akan dijadikan dasar dalam
penyusunan Strategi sanitasi Kota (SSK).

BAB _ I 1
Buku Putih Sanitasi
1.2. Landasan Gerak

1.2.1 Lingkup Materi

Definisi dan ruang lingkup sanitasi (mengacu kepada Buku Referensi Opsi System dan
Teknologi Sanitasi TTPS 2010). Sanitasi dapat dipahami sebagai usaha pembagian tinja,
endapan air limbah (sullage) limbah padat dengan cara yang memperhatikan kesehatan
untuk membuat lingkungan hisup di rumah dan lingkungan menjadi bersih dan sehat.

Pengertian dasar Penanganan Sanitasi di Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai


berikut :

1. Black Water adalah limbah cair yang dihasilkan dari WC rumah tangga, yakni berupa
urin, tinja, air pembersih anus, air guyur, dan materi pembersih atau materi lainnya.
2. Grey Water adalah limbah cair dari berbagai aktivitas yang berlangsung di dapur dan
kamar mandi rumah tangga, yakni mandi, mencuci pakaian atau peralatan makan.
Penanganan air limbah rumah tangga (domestic) dengan system :
a. Pengolahan On Site menggunakan system septic-tank dengan peresapan ke
tanah dalam penanganan limbah rumah tangga.
b. Pengolahan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara
terpusat.
3. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran
dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transper depo ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).
4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai
penggelontor air kota dan memutuskan air permukaan.

5. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah Kabupaten Kabupaten Maluku


Tenggara untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM
maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam.

1.2.2 Lingkup Wilayah

Wilayah Kajian mencakup seluruh wilayah Kabupaten Maluku Tenggara, dengan sasaran
utama adalah Kawasan Perkotaan sebagaimana telah di tetapkan dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013 – 2018 yang meliputi :
Kecamatan Kei Kecil, Kecamatan Kei Kecil timur, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kecamatan
Kei Besar, Kecamatan Kei Besar Selatan, Kecamatan Kei Besar Utara Timur

BAB _ I 2
Buku Putih Sanitasi
1.2.3 Visi dan Misi Kabupaten dalam RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013 –
2018 dan Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Maluku Tenggara

a. Visi dan Misi Kabupaten Maluku Tenggara


Visi, Misi dan Program Pembangunan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Tahun
2013-2018 merupakan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah Kabupaten Maluku
Tenggara yang terpilih melalui pemilukada tahun 2013 – 2018 yang telah ditetapkan
menjadi Visi dan Misi pembangunan daerah Kabupaten Maluku Tenggara tahun
2013-2018. VISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA
TAHUN 2013 - 2018 adalah
“TERWUJUDNYA MALUKU TENGGARA SEJAHTERA”
Visi terwujudnya masyarakat Maluku Tenggara sejahtera mengandung arti :
1. Masyarakat Maluku Tenggara dapat menikmati pencapaian hasil pembangunan
ekonomi secara berkelanjutan yang ditandai dengan berkurangnya kemiskinan
dan pengangguran, meningkatnya upah, pendapatan per kapita dan daya beli
masyarakat, serta meningkatnya pendapatan daerah dan berkembangnya
investasi.
2. Masyarakat Maluku Tenggara dapat menikmati tatanan kehidupan yang aman,
damai, dan harmonis sehingga tenaga kerja meningkat produktivitasnya yang
ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi, meningkatnya
kapasitas infrastruktur, serta meningkatnya kualitas pendidikan dan derajat
kesehatan, sehingga semakin terpenuhnya standar hidup masyarakat yang
layak sesuai harkat dan martabat kemanusiaan.

MISI PEMBANGUNAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA TAHUN 2013-2018


Visi tersebut di atas selanjutnya akan dicapai melalui penetapan 5 (lima) misi
pembangunan Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2013‐2018, yaitu :
1. Akselerasi Pemberdayaan Masyarakat
Misi ini adalah satu upaya mewujudkan komitmen yang kuat untuk
meningkatkan percepatan dan sinergitas pemberdayaan masyarakat dalam
berwirausaha melalui usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKMK);
meningkatkan perlindungan dan jaminan sosial; menguatkan peran masyarakat
adat dan lembaga adat; serta meningkatkan tata kehidupan masyarakat yang
menghargai dan menghormati tatanan sosial-budaya-agama.
2. Peningkatan Pelayanan Masyarakat
Misi ini mengandung komitmen untuk menerapkan tata kelola pemerintahan
yang baik dengan peningkatan birokrasi yang efektif, bersih, mampu dan
melayani; meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat; meningkatkan
BAB _ I 3
Buku Putih Sanitasi
mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/program instansi; meningkatkan
efisiensi (biaya dan waktu) dalam pelaksanaan semua segi tugas organisasi;
serta meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan dasar terutama pendidikan
dan kesehatan dalam menghadapi globalisasi dan dinamika perubahan
lingkungan strategis.
3. Peningkatan Kapasitas Infrastruktur
Misi ini mengandung komitmen untuk :
1) Membangun dan memelihara prasarana dasar seperti jalan dan jembatan,
transportasi darat, laut dan udara, telekomunikasi dan informasi, air bersih,
listrik, dan prasarana ekonomi lainnya secara merata dan terjangkau di
seluruh wilayah berbasis mitigasi bencana dan sesuai dengan RTRW
2) Meningkatkan infrastruktur dalam pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup yang memperhatikan daya dukung lingkungan dan
pembangunan yang berkelanjutan
3) Menyediakan dan menata sarana dan prasarana kerja pemerintahan
berdasarkan azas tertib, adil, transparan, efisien dan efektif, manfaat,
dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah.
4) Membangunan ohoi-ohoi dan pulau-pulau kecil dengan memanfaatkan
secara optimal potensi lokal atas dasar pembangunan yang berbasis
keunggulan spasial.
4. Peningkatan Daya Saing Daerah
Misi ini mengandung komitmen untuk :
1) Meningkatkan nilai tambah produk melalui pengembangan pertanian,
kelautan dan perikanan, dan pariwisata;
2) Meningkatkan produktivitas tenaga kerja, nelayan, dan petani serta
mengembangkan inovasi
3) Meningkatkan tata kehidupan masyarakat yang melaksanakan tertib hukum
secara berkeadilan; menjamin kepastian hukum; serta mengembangkan
prakarsa dan partisipasi masyarakat dalam memelihara ketertiban dan
keamanan wilayah

Visi Bapak Bupati Maluku Tenggara yang menjadi landasan gerak dari penyusunan
buku putih dan penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten /Kota (SSK), adalah pada kata
Sejahtera, dimana kata kata dari Visi ini yang akan mewarnai visi dan misi sanitasi
kedepan. Sedangkan untuk muatan isi buku putih sanitasi dan strategi sanitasi harus
mencerminkan misi ke dua dari Visi dan Misi Bupati Maluku Tenggara Tahun 2013-
2018 yaitu Peningkatan Pelayanan Masyarakat

BAB _ I 4
Buku Putih Sanitasi
b. Tujuan Penataan Ruang dalam RTRW Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2012-
2032

Tujuan penataan ruang Kabupaten Maluku Tenggara adalah :


“Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi
kelautan, pertanian, dan pariwisata dengan perimbangan pembangunan antar
pulau, pertimbangan kelestarian budaya dan kearifan lokal serta ekosistem yang
berkelanjutan.”

1.3. Maksud dan Tujuan

a. Maksud
Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual
mengenai kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Maluku Tenggara pada saat ini.
b. Tujuan
Tujuan disusunnya buku putih ini adalah untuk menjadi baseline-data terkait kondisi sanitasi
Kabupaten Maluku Tenggara termutakhir yang akan digunakan dalam penyusunan Strategi
Sanitasi Kabupaten (SSK), serta keperluan pemantuan dan evaluasi (monev)
pembangunan sektor sanitasi khususnya di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara

1.4. Metodologi
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh,
akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan
dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.4.1 Sumber Data

a. Data Primer
Data primer yang diperlukan dalam penyusunan buku ini berasal dari hasil kajian studi
antara lain:

 Environmental Health Risk Assessment (EHRA)


 Survey Pemberdayaan Masyarakat, Jender & Kemiskinan (PMJK), Promosi Higiene
dan Sanitasi Sekolah
 Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA)
 Studi Komunikasi dan Pemetaan Media, dan

BAB _ I 5
Buku Putih Sanitasi
b. Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan dalam penyusunan buku putih ini antara lain meliputi
aspek profil umum dan data profil sanitasi yaitu antara lain :

Data profil Umum antara lain:

 Geografis, Administratif & Geohidrologis


 Demografis
 Keuangan dan Perekonomian Daaerah
 Sosial & Budaya
 Tata Ruang Wilayah
 Kelembagaan Daerah

Data Profil Sanitasi meliputi antara lain :


 Data Teknis : Air Limbah, Persampahan dan Drainase Lingkungan)
 Data Non Teknis : Aspek-aspek kelembagaan dan kebijakan, Keuangan,)

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui:
1. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang sifatnya tertutup dan terbuka. Dalam penelitian ini dipakai kuesioner bersifat
tertutup, kuesioner tertutup dimaksud adalah bahwa jawaban kuesioner telah tersedia
dan responden tinggal memilih beberapa alternatif yang telah disediakan.
2. Wawancara mendalam, yaitu teknik pengumpulan data melalui wawancara yang
dilakukan dengan beberapa nara sumber yang dianggap mampu dan mengetahui
permasalahan. Teknik ini dipakai secara simultan dan sebagai cara utama untuk
memperoleh data secara mendalam yang tidak diperoleh dengan data dokumentasi,
menanyakan hal-hal yang belum ada atau belum jelas yang mungkin terdapat dalam
data dokumentasi.
3. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan hal-
hal yang penting berkaitan dengan objek yang sedang diteliti, sehingga peneliti mampu
menggambarkan secara nyata kondisi di lapangan. Teknik ini dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan visual langsung ke lingkungan yang menjadi obyek studi.
Obyek yang diamati berupa kondisi drainase, sarana persampahan, saluran
pembuangan limbah. Hasil dari pengamatan tersebut ditulis secara deskriptif dan
direkam dengan kamera foto.

BAB _ I 6
Buku Putih Sanitasi
1.4.3 Teknik Pengolahan dan Penyajian Data
Pengolahan data dalam pelaksanaan proses kajian data primer dan sekunder ini antara
lain dengan menggunakan program Epi info, SPPS, Microsoft Excel dan ArcView GIS.
Sedangkan untuk Visualisasi data ditampilkan dalam bentuk grafik atau diagram dan peta.
Sedangkan data-data yang bersifat penjelasan dipresentasikan secara deskriptif kualitatif
dalam bentuk uraian.

1.4.4 Analisis Data


Analisis data adalah merupakan tindak lanjut dari tahapan pengumpulan data untuk
memperoleh output sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis yang diguna dalam
penelitian ini adalah :
a. Analisis Profil Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara
Analisis ini menggunakan metode deskriptif kualitatif . Hasil analisis ini adalah kondisi
existing wilayah Kabupaten Maluku Tenggara di tinjau dari aspek fisik, demografi,
ekonomi, tata ruang wilayah, sosial budaya dan kelembagaan Kabupaten Maluku
Tenggara pada saat ini.
b. Profil Sanitasi Wilayah
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sanitasi di Kabupaten Maluku Tenggara
saat ini secara obyektif berdasarkan data primer dan sekunder sistem dan layanan
sanitasi, permasalahan yang di hadapi dan rencana pembangunan sanitasi yang ada saat
ini. Hasil analisis ini adalah peta sistem sanitasi untuk masing-masing subsektor dan
lokasinya yang spesifik, hasil analisis dari beberapa kajian data primer, dan
teridentifikasinya rencana program dan kegiatan pengembangan sanitasi serta kegiatan
sanitasi yang sedang berlangsung. Analisis ini menggunakan metode tabulasi, Diagram
Sistem Sanitasi (DSS) dan analisis deskriptif
c. Penetapan Area Beresiko Sanitasi
Analisis ini bertujuan untuk menetapkan area beresiko sanitasi dan posisi pengelolaan
sanitasi saat ini di Kabupaten Maluku Tenggara berdasarkan analisis data sekunder, data
primer yang dihimpun dari studi EHRA dan penilaian SKPD tentang kualitas, kuantitas dan
kontunuitas sarana dan prasarana sanitasi dan perilaku PHBS. Analisis ini menggunakan
metode tabulasi, pembobotan (skoring) dan peta.

BAB _ I 7
Buku Putih Sanitasi
1.5. Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Perencanaan Lain
1.5.1 Dasar hukum yang melandasi Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Maluku
Tenggara ini antara lain :

1.5.1.1. Dasar Hukum Skala Nasional


1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
2. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
3. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
4. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
5. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN);
6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
7. Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
8. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
9. Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi
Publik
10. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
11. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
14. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan
15. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi
Perangkat Daerah;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air;
20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2008 tentang Air
Tanah;
21. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
22. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
23. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi
Penataan Ruang Nasional.

BAB _ I 8
Buku Putih Sanitasi
1.5.1.2. Dasar Hukum Skala Provinsi

1. Peraturan Daerah Provinsi Maluku No 02 Tahun 2009 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Maluku Tahun 2005 -
2025
2. Peraturan Daerah Provinsi Maluku No 16 Tahun 2013 tentang RPJMD
Provinsi Maluku Tahun 2013 – 2018
3. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 16 Tahun 2013 tentang Rencana
tata Ruang Wilayah Provinsi Maluku Tahun 2007 – 2027.

1.5.1.3. Dasar Hukum Skala Kabupaten

1. Surat Keputusan Maluku Tenggara Nomor 177.2 Tahun 2014 Tanggal 3


Maret 2014 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Sanitasi Tahun 2014.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 12 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah
Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2005-2025.
3. Draft Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Maluku
Tenggara Tahun 2013-2018.
4. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 04 Tahun 2011
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah
dalam Maluku Tenggara.
5. Peraturan Bupati No. 4 Tahun 2014 tentang Pengolahan Persampahan
berbasis masyarakat
6. Surat Keputusan Bupati Maluku Tenggara Nomor 62 tahun 2014 tentang
Kepala dan Petugas Kebersihan pada Badan Pengelola Kebersihan,
Pertamanan dan Pemakaman (BPKP2) Tahun 2014

1.5.2 Hubungan Buku Putih dengan Perencanaan lain


a. Buku Putih dengan RPJP
Dokumen RPJP Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2005-2025 digunakan sebagai
referensi untuk memetakan permasalahan terkait sanitasi dan arah pelaksanaan
program sanitasi ke depan.
b. Buku Putih dengan RPJM
Buku putih menggunakan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menangah
(RPJMD) Tahun 2013-2018 sebagai referensi untuk memperoleh data isu – isu
strategis dan permasalahan mendesak terkait program sanitasi yang harus di tangani
segera dan sebagai pedoman untuk menentukan visi dan misi serta kebijakan sanitasi
kedepan.

BAB _ I 9
Buku Putih Sanitasi
c. Buku Putih dan RTRW Kabupaten Maluku Tenggara
Dalam pelaksanaan penyusunan Buku Putih memperhatikan dan mempedomani tujuan
penataan ruang, kebijakan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam RTRW
Kabupaten Maluku Tenggara, dimana kebijakan penataan ruang, struktur dan pola
ruang dalam RTRW Kabupaten Maluku Tenggara menjadi acuan dalam penentuan
wilayah kajian dalam penyusunan buku putih.
d. Buku Putih dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)
Buku putih menggambarkan rencana program dan kegiatan setiap SKPD yang
menangani sanitasi sebagaimana tertuang dalam Renstra SKPD tersebut dan setelah
Buku Putih Final akan menjadi pedoman bagi setiap satuan kerja perangkat daerah
dalam penyesuaian program terhadap Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra SKPD) yang berlaku sekarang.

BAB _ I 10
Buku Putih Sanitasi

Anda mungkin juga menyukai