Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor sanitasi merupakan salah satu tantangan Pemerintah Daerah yang paling
signifikan karena berhubungan langsung dengan pelayanan publik yang mempunyai kaitan
erat dengan kemiskinan. Minimnya sanitasi di perkotaan dan pedesan memiliki konsekwensi
terhadap kesehatan dan lingkungan yang berkelanjutan. Situasi ini yang menjadi tantangan
bagi pemerintah Indonesia dalam memenuhi target Millenium Developmen Goals (MDGs)
tahun 2015. Salah satu sasaran dari MDGs ini adalah peningkatan akses masyarakat terhadap
sarana sanitasi. Sanitasi yang buruk disuatu wilayah dipastikan akan berdampak buruk
terhadap kondisi kesehatan dan lingkungan masyarakat, sedangkan rendahnya kesehatan
masyarakat diyakini menjadi penyebab menurunnya produktivitas manusia dan
memberikankan dampak berupa kerugian ekonomi.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya
pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor fisik, kimia dan biologi yang menimbulkan suatu
kerusakan atau terganggunya perkembangan dan kesehatan manusia baik fisik, mental,
maupun sosial serta kelangsungan kehidupan manusia dan lingkungan. Upaya pengendalian
tersebut dapat dilakukan melalui pembangunan dan penyediaan prasarana dan sarana sanitasi
seperti penyediaan air minum, penyaluran dan pengolahan air limbah, pengelolaan
persampahan dan drainase lingkungan. Indonesia memiliki sistem sanitasi perkotaan terendah
di Asia. Kurangnya akses masyarakat terhadap sarana sanitasi menyebabkan lebih dari 25%
masyarakat Indonesia masih membuang limbahnya secara langsung ke sungai, tempat
terbuka dan sabagainya, yang sangat potensial mencemari lingkungan.
Pembangunan sektor sanitasi di Indonesia diarahkan melalui usaha bersama yang
terkoordinir dari semua tingkatan pemerintah, organisasi berbasis masyarakat, LSM dan sektor
swasta dan didukung oleh kegiatan donor. Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan
memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan
dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam
kehidupan sehari-hari. Sanitasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam mewujudkan
layanan yang terkait dengan pengentasan kemiskinan, dalam pengembangan kebijakan,
perencanaan serta penganggaran. Bantuan teknis program disediakan untuk pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota yang menunjukkan komitmen tinggi untuk pembangunan sektor
sanitasi lokal dan penyediaan layanan sanitasi yang semakin baik khususnya bagi miskin
perkotaan dan pedesaan.
PPSP diarahkan pada upaya memenuhi tiga sasaran, yakni:

1. Menghentikan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) pada tahun 2014, di
perkotaan dan pedesaan.
2. Pengurangan timbunan sampah dari sumbernya dan penanganan sampah yang
ramah lingkungan
3. Pengurangan genangan di 100 kabupaten/kota seluas 22.500 hektar

Dalam kehidupan masyarakat dibutuhkan jaminan kesehatan yang memadai dalam


menompang hidup dan kehidupan, karena tanpa kesehatan yang memadai segala upaya
dalam berbagai sektor kehidupan pasti akan mengalami hambatan untuk mencapainya.
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimal,
sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status yang optimal pula. Ruang lingkup
kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup :
a. Pembuangan air limbah,
b. Pembuangan sampah,
c. Penataan dan pengolahan saluran drainase dan
d. Advokasi dan sosialisasi tentang Prohisan/PHBS.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka kebersihan pada kawasan perumahan
masyarakat merupakan hal yang perlu diperhatikan dari aspek kesehatan karena akan
menjadi sumber perkembangbiakan penyakit.
Sesuai dengan visi dan misinya dalam mewujudkan Kabupaten Subang yang
Religius, Berilmu, Mandiri, Berbudaya dan Bergotong Royong, Kabupaten Subang
berupaya untuk berpartisipasi dalam upaya mencapai target MDG’s melalui Program “
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman”
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1 MAKSUD

Penyusunan proposal Sanitasi Kabupaten Subang dimaksudkan agar Pemerintah


Daerah dan pihak swasta serta masyarakat mempunyai hubungan kerjasama dalam
melaksanakan pembangunan dan pengelolaan sanitasi secara komprehensif yang
berkelanjutan.
1.2.2 TUJUAN UMUM

1. Membantu program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan

2. Membawa pencerahan bagi masyarakat

3. Membantu memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.

4. Membantu mengurangi beban kehidupan masyarakat.

5. Menuntun masyarakat ke arah kehidupan yang lebih sehat.


TUJUAN KHUSUS:
1. Mewujudkan tercapainya program MDG’s 2015 dan Universal Access 2019

2. Mewujudkan kembali peradaban manusia yang lebih manusiawi dan berwibawa


BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN SANITASI

2.1 Sejarah Pembentukan Pokja Sanitasi Kabupaten Subang


Pola umum yang berkembang dalam kerangka pembangunan daerah lebih banyak
diarahkan untuk memperoleh nilai ekonomis sebesar-besarnya hingga cenderung untuk
mengabaikan perkembangan lingkungan hidupnya. Dampak kesalahan pola pembangunan
daerah yang kurang peduli lingkungan mulai dirasakan di daerah-daerah seperti masalah
sampah, banjir, pencemaran, dan sebagainya. Biaya perbaikan lingkungan yang sudah rusak
sangat mahal dan membutuhkan jangka waktu panjang. Dengan demikian ketika terjadi
masalah lingkungan yang diakibatkan kesalahan pembangunan, maka tujuan pembangunan
daerah yang berorientasi ekonomi tidak tercapai, bahkan gagal total, sebab biaya yang
dikeluarkan daerah untuk memperbaiki kualitas lingkungan jauh lebih mahal dari nilai
ekonomis yang masuk ke daerah.
Untuk itu perlu disusun suatu perencanaan sanitasi secara lebih integratif, aspiratif,
inovatif dan sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat. Tahapan-tahapan proses perencanaan
harus dilaksanakan secara berurutan, bertahap dan berkelanjutan, sehingga solusi yang
ditawarkan juga akan tepat, sesuai dengan permasalahan bidang sanitasi yang muncul tidak
selalu disebabkan oleh aspek teknis. Namun juga berhubungan dengan aspek ekonomi dan
sosial, seperti tingginya tingkat kemiskinan dan rendahnya kesadaran masyarakat menjadi
tantangan lain dalam pembangunan bidang sanitasi.
Hal tersebut mendorong Pemerintah Kabupaten Subang untuk ikut serta dalam Program
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Program ini bertujuan untuk
mensinergikan kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terkait dengan sanitasi dalam
satu wadah untuk memperbaiki kinerja dan konsep pembangunan sanitasi skala Kota/
Kabupaten. Untuk maksud tersebut maka dibentuklah Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi, yang
bertugas merumuskan sebuah road map pembangunan sanitasi dalam skema yang bertajuk
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Selain itu Pokja Sanitasi diharapkan dapat
berfungsi sebagai unit koordinasi perencanaan, pengembangan, pelaksanaan dan pengawasan
serta monitoring pembangunan sanitasi dari berbagai aspek. Tidak hanya yang melibatkan
masyarakat serta swasta secara langsung, baik dalam pokja yang terstruktur maupun sebagai mitra-
mitra pendukung lainnya.
Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Subang dibentuk dan dikoordinir oleh
Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Subang dan menjadi titik pusat dalam perencanaan,
pemantauan dan evaluasi sanitasi. Pokja Sanitasi Kabupaten Subang secara struktural dibentuk
dengan Surat Keputusan Bupati Subang b e r n o m o r 645/Kep. 190-Bapp/2013 Tahun 2013, tanggal
7 Mei 2013 tentang Pembentukan Kelompok Kerja (pokja) Sanitasi Kabupaten Subang Tahun 2013,
yang terdiri dari Ketua, S e k r e t a r i s d a n S e k r e t a r i a t , Bidang Perencanaan, Bidang
Pendanaan, Bidang Teknis, Bidang Penyehatan, Komunikasi dan Pemberdayaan serta bidang
Monitoring dan Evaluasi. Penyusunan Pokja Sanitasi Kabupaten Subang berdasar pada Surat
Edaran (SE) Kemendagri bernomor 660/4919/SJ tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Daerah.
Mengingat aspek pembangunan sanitasi cukup luas, baik yang terkait langsung
dengan pembangunan fisik dan masyarakat, maupun yang tidak terkait langsung seperti yang
berhubungan dengan kehumasan, sosialisasi maupun investasi, maka Pokja sanitasi ini diperkuat
oleh anggota tim yang terdiri dari berbagai SKPD di Kabupaten Subang, seperti Bappeda, Dinas
Tata Ruang dan Kebersihan, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah
(DPPKAD), Dinas Kesehatan, Badan Lingkungan Hidup, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Keluarga Berencana (BPMKB), Dinas Pendidikan, dan Dinas Infokom Kabupaten Subang.
Kegiatan yang telah dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Subang yaitu :

1.4 Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS)


Tahun 2013 Pokja Sanitasi Kab. Subang telah menyusun Buku Putih Sanitasi dengan
didukung data Environmental Health Risk Assesment (EHRA) Tahun 2013 yang merupakan
database penyusunan SSK yang didalamnya dihasilkan salah satunya zooning sanitation risk
(Peta Kondisi Resiko Sanitasi) kabupaten Subang. Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan
kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap
layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat.
Buku Putih Sanitasi menggambarkan kondisi sanitasi di Kabupaten Subang dengan
menghasilkan area beresiko sanitasi. Penentuan area beresiko sanitasi Kaupaten Subang
didasarkan pada :
- Data Primer, merupakan data-data didapat dari hasil kajian-kajian yang dilakukan
Pokja Sanitasi Kab. Subang yaitu : Studi EHRA (Environmental Health Risk
Assesment), Studi SSA (Supply Sanitation Assesment), dan Studi PMHSJK
(Pemberdayaan Masyarakat Hygiene, Sanitasi, Jender dan Kemiskinan).
- Data Sekunder, data yang didapatkan dari hasil persepsi SKPD dan kajian
literatur yang berhubungan dengan kondisi sanitasi Kabupaten Subang.
Penentuan area beresiko sanitasi menggunakan metode adalah skoring poin untuk masing-
masing studi dan data, yaitu:
- Skoring poin 1 : Area yang tingkat resikonya sangat rendah
- Skoring poin 2 : Area beresiko rendah
- Skoring poin 3 : Area beresiko tinggi
- Skoring poin 4 : Area beresiko sangat tinggi
Dari skoring telah dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Subang didapatkan terdapat:
Area beresiko sangat tinggi : 9 desa/kelurahan
Area beresiko tinggi : 87 desa/kelurahan
Area beresiko rendah : 122 desa/kelurahan
Area beresiko sangat rendah : 35 desa/kelurahan
Peta area beresiko Kabupaten Subang dapat dilihat pada peta di bawah :
2.3 Penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
Tahun 2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Subang menyusun Strategi Sanitasi Kabupaten
(SSK). Strategi Sanitasi Kabupaten, yaitu suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan,
strategi, dan program serta kegiatan pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat
kabupaten. Dokumen ini berguna untuk memberikan arah yang jelas dan menyeluruh bagi
pembangunan sanitasi Kabupaten Subang dengan tujuan agar pembangunan sanitasi di
Kabupaten Subang dapat berjalan secara sistematis dan berkelanjutan.
Wilayah cakupan merupakan keseluruhan wilayah Kabupaten Subang yang terdiri
atas 30 Kecamatan dengan 253 desa/kelurahan, namun wilayah yang diprioritaskan untuk
pembangunan sanitasi adalah wilayah area beresiko tinggi dan sangat tinggi berdasarkan hasil
studi EHRA dan persepsi SKPD (dalam Dokumen Buku Putih Sanitasi).
BAB III
PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN
SANITASI

4.1 Program dan Kegiatan Prioritas Sanitasi Kabupaten Subang


Bagian ini memuat uraian dari program dan kegiatan yang akan menjadi prioritas
pembangunan sanitasi di Kabupaten Subang pada tahun 2013-2017. Program dan
kegiatan ini disusun berdasarkan strategi yang telah dirumuskan pada Bab III untuk
mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing sub sektor limbah Air Limbah,
persampahan, drainase, dan PHBS serta aspek non teknis seperti kebijakan dan
kelembagaan daerah, keuangan, komunikasi, keterlibatan pelaku bisnis dan aspek peran
serta masyarakat, jender dan kemiskinan. Indikasi program dan kegiatan pembangunan
sanitasi disusun sebagai pengejawantahan dari strategi yang telah dirumuskan untuk
mencapai visi, misi pembangunan sanitasi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
tujuan pembangunan daerah Kabupaten Subang.

Program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten


Subang Tahun 2013 – 2017 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan
sasaran dari masing-masing sub sektor sanitasi. Selanjutnya dengan memperhatikan
perkembangan dan proyeksi belanja langsung serta proporsi belanja sektor sanitasi di
dalam alokasi belanja langsung tersebut, disusun perkiraan alokasi anggaran untuk
pengembangan sanitasi di Kabupaten Subang untuk 4 (empat) tahun kedepan.

Bagi perusahaan pemberi dana CSR :


1. Disetiap tempat sampah yang diterima oleh warga, akan diberi tempat
untuk mencantumkan logo perusahaannya, tanpa ada biaya apapun yang dikenakan
oleh Pemerintah Kota.
2. Pada bak /gerobag motor, juga akan diberikan tempat untuk memasang logo
perusahaan.
3. Disetiap adanya acara sosialisasi, pendampingan, dan pertemuan – pertemuan yang
berkaitan dengan program pengadaan tempat sampah tersebut diatas, nama perusahaan
pemberi dana CSR akan selalu disebutkan.

Program ini apabila dikelola dengan baik akan dapat berlanjut pada proyek
pemeliharaan dan perluasan (penambahan titik–titik baru). Oleh karena itu peranan
kegiatan penyuluhan sangat besar bagi keberlangsungan program.
a. Air Limbah Domestik
Kegiatan Keterangan
Prioritas 1 :
 Penyusunan Masterplan Sistem Air Limbah Skala Kabupaten
 Penyusunan DED dan Outline plan Sistem Air Limbah Skala
Kabupaten
 Fasilitasi STBM dan kampanye Bebas "BABS“
 Penguatan penunjang fasilitasi STBM (Hibah bergulir jamban
sehat)
 Studi Pra Kelayakan Sistem Pengelolaan Air Limbah terpusat
skala Kota/Kawasan
 Stimulan Pembangunan sarana sanitasi dilingkungan sekolah di
PAUD, SD, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Luar Biasa
yang terdiri dari pembangunan jamban/ toilet, sarana Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan sarana pembuangan sampah
 Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah
 Penyusunan Peraturan Pengelolaan B3
 Penyusunan Perda dalam penyelengaraan sistem air limbah
rumah tangga
 Penyusunan Peraturan Ijin Pembuang Limbah Cair (IPLC)
Prioritas 2 :
 Pengadaan MCK Mobile
 Penerapan teknologi Biogas
 Studi Kelayakan Sistem Pengelolaan Air Limbah terpusat skala
Kota/Kawasan
Prioritas 3 :
 Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
 Pengadaan Truk Tinja
 Operasional dan Pemeliharaan Truk Tinja
 Pemantauan Kualitas Air Sumur Gali/Air Tanah dan PAM
 Optimalisasi laboratorium lingkungan
Prioritas 4 :
 Perhitungan daya tampung sungai (DAS) sbg upaya
Pemantauan Kualitas Air Sungai
 Sosialisasi Rencana Pembangunan MCK++ kepada masyarakat
oleh Dinas Terkait
 Pembangunan MCK++

b. Persampahan
Kegiatan Keterangan
Prioritas 1 :
 Penyusunan Masterplan Persampahan Skala Kabupaten
 Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan Skala Kabupaten
 Pelatihan produk daur ulang sampah
 Promosi penggunaan produk daur ulang sampah
 Pengelolaan sampah pola 3R
 Pengadaan Tempat Sampah terpilah ditempat umum/jalan
 Penyuluhan dan Bimbingan kepada masyarakat
Prioritas 2 :
 Penyusunan Rencana Usaha (Business Plan) Persampahan
 Kerjasama Pengelolaan Persampahan dengan Pihak ke-3
 Pengembangan bank sampah
 Pengadaan Tempat Sampah Terpilah untuk Rumah Tangga
 Pelatihan Pengolahan sampah 3R bagi kader desa dan RT/RW
 Pengadaan Gerobag Sampah bersekat
 Pengadaan Gerobag Sampah bermotor bersekat
 Operasional Gerobag Sampah bermotor bersekat
 Operaasional Mobil Pick Up Sampah
 Pembangunan TPST
 Pembangunan STA
 Pemeliharaan TPS
 Pengadaan Truk Biasa (terpilah/3R)
 Pengadaan Dump Truck (terpilah)
 Pengadaan Amroll Truck
 Pengadaan Kontainer (terpilah)
 Pemeliharaan Fasilitas Umum TPA
 Pemeliharaan Fasilitas Perlindungan Lingkungan TPA,
 Fasilitas Penunjang
 Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas Operasional
 Pengadaan dan Penimbunan Tanah Timbunan/Biodegradable
 O & P Instalasi Pengolah Lindi
 O & P Alat Berat (Excavator, Dozer, Land Compactor, Loader &
Dump truck)
 Pelatihan Pengelolaan TPA
Prioritas 3 :
 Operasi dan Pemeliharaan Truck Biasa
 Operasi dan Pemeliharaan Dump Truck
 Operasi dan Pemeliharaan Amroll Truck
 Pemeliharaan Kontainer

c. Drainase
Kegiatan Keterangan
Prioritas 1 :
 Masterplan Sistem Drainase Skala Kota/Kawasan
 Penyusunan Perda Pengelolaan drainase
Prioritas 2 :
 Penyusunan DED dan Outlineplan Sistem Drainase Skala
Kota/Kawasan
 Penyusunan Data Base Sistem Sanitasi Kabupaten/Kawasan
 Perencanaan Teknis Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Sekunder
 Perencanaan Teknis Pekerjaan Rehabilitasi Saluran dan
Gorong-gorong Drainase Sekunder
 Perencanaan Teknis Pembangunan Saluran Drainase
Lingkungan
 Pembangunan Saluran Drainase Lingkungan
 Pembangunan Saluran Drainase Primer
 Perencanaan Teknis Pekerjaan Rehabilitasi Saluran Drainase
Lingkungan
Prioritas 3 :
 Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder
 Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Sekunder
 Sosialisasi Perda Pengelolaan Sistem Sanitasi
 Sosialisasi Pemeliharaan dan Pengelolaan Drainase

d. PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat)


Kegiatan Keterangan
Prioritas 1 :
 Road Show Penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop BABS dan
Membuang sampah pada tempatnya) di sekolah-sekolah,
Pondok Pesantren, Perkantoran, Permukiman dan ditempat-
tempat umum
 Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
meliputi CTPS, Stop BABS dan Membuang sampah pada
tempatnya melalui siaran keliling, Media cetak dan elektronik,
Media Iklan, Leaflet, Brosur, Sticker, Poster, banner, Spanduk
dan Baliho.
 Pembuatan Media Promosi dan Informasi Tentang STBM seperti
banner, stiker, spanduk dll
 Program DMGR
 Bina kesehatan dan PHBS sekolah-sekolah
Prioritas 2 :
 Deklarasi ODF ( Open Defecation Free ) di desa/ komunitas
yang seluruh penduduknya telah BAB di jamban
 Pembangunan sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS) di
sekolah
 Pengadaan media baliho/banner PSN di
Desa/Kelurahan/Kecamatan
 Pengadaan Food Contamination Kit
 Pengadaan Sanitarian Kit
 Lomba Desa sadar sanitasi
 Program adipura
 Program Adiwiyata
 Pembentukan kader warga peduli lingkungan/pokja sanitasi
tk.desa
 Pembentukan masyarakat perduli lingkungan/pokja sanitasi
tk.kec.
 Optimalisasi forum komunikasi masyarakat perduli lingkungan di
tk.kabupaten (Forum Kabupaten Sehat)
 Bina kader desa Siaga aktif dalam PHBS
Prioritas 3 :
 Dana Stimulan sarana CTPS
 Pembangunan sarana cuci tangan pakai sabun ( CTPS )
 Pengadaan media lembar balik CTPS
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi diharapkan
keterlibatan semua pihak, baik pemerintah maupun swasta. Sesuai dengan visi dan misinya dalam
memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk mencapai masyarakat yang
sejahetera sebagai tonggak dari Peradaban.
Demikianlah proposal ini kami susun dan kami sampaikan agar dapat dipertimbangkan. Atas
perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai