Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN INDEKS

KEBAHAGIAAN DENGAN
PELESTARIAN
LINGKUNGAN
Studi Kasus Masyarakat Bali

Latar Belakang
1. Ukuran pembangunan dunia dengan GDP (PDB per
kapita)
2. Bhutan muncul dengan konsep Gross National
Happines (GNH)
3. Perubahan paradigma, tingkat keberhasilan
pembangunan bukan hanya ekonomi semata tapi
kebahagiaan masyarakatnya
4. GNH Model Bhutan mengutamakan pelestarian
lingkungan
5. GNH Model Bhutan diadopsi di beberapa sistem
pembangunan negara

Indeks Kebahagiaan (1)


1. Menurut UNSDSN adalah ukuran berdasarkan kebijakan
yang diambil pemerintah dalam mensejahterakan
rakyatnya, terutama terkait indeks kebebasan, korupsi,
dan PDB perkapita masing-masing negara.
2. Menurut Model Bhutan adalah ukuran perkembangan
yang seimbang antara materi dan spiritual,
perlindungan terhadap lingkungan hidup, dan proteksi
terhadap kebudayaan tradisional.
3. Menurut BPS adalah ukuran kebahagiaan masyarakat
yang diukur dengan variabel yakni pekerjaan,
pendapatan rumah tangga, kondisi rumah, aset
pendidikan, kesehatan, keharmonisan keluarga,
hubungan sosial, ketersediaan waktu luang, kondisi
lingkungan, dan kondisi keamanan

Indeks Kebahagiaan (2)


1. Psycological well-being terdiri atas 4 indikator yaitu life
satisfaction (kepuasan hidup), positive emotion (emosi
positif), negative emotion (emosi negatif) dan spirituality
(spiritualitas)
2. Health, terdiri atas 4 indikator yaitu self-reported health status
(status kesehatan), healthy days (jumlah hari sehat), longterm disability (ketidakmampuan melakukan aktivitas dalam
jangka panjang) dan mental health (kesehatan jiwa).
3. Time use mencakup 2 indikator yaitu working hours (lama
waktu kerja) dan sleeping hours (lama waktu tidur)
4. Education meliputi 4 indikator yaitu literacy (melek huruf),
educational qualification (kualifikasi pendidikan), knowledge
(pengetahuan) dan value (nilai)

Indeks Kebahagiaan (3)


5.

6.

7.

8.

9.

Cultural diversity and resilience terdiri dari 4 indikator yaitu language


(bahasa), artisan skills (kemampuan seni), socio-cultural
participation (partisipasi social budaya) dan DriglamNamzha (cara
berpenampilan dan berpakaian)
Good Governance berupa 4 indikator yaitu political participation
(partisipasi politik), political freedom (kebebasan berpolitik), service
delivery (pelayanan publik) dan government performance (performa
pemerintahan)
Community vitality meliputi 4 indikator yaitu social support
(dukungan sosial), community relationship (hubungan komunitas),
family (keluarga) dan victim of crime (korban kejahatan)
Ecological diversity and resilience terdiri dari 4 indikator yaitu
pollution (polusi), environmental responsibility (tangung jawab
lingkungan), wildlife (cagar alam) dan urban issues (isu perkotaan)
Living standards mencakup 3 indikator yaitu household income
(pendapatan rumahtangga), assets (aset) dan housing quality
(kualitas perumahan)

Aplikasi Indeks Kebahagiaan (1)


Konsep GNH negara Bhutan
menciptakan sebuah pembangunan yang selaras dengan
kelestarian lingkungan
paradigma perekonomian mereka adalah green economy
Aplikasi di Indonesia
proses pembangunan mencirikan pada kehidupan berbudaya
yang dengan konsep pelestarian lingkungan?
dari runutan sejarah, salah satu masyarakat yang masih
mengedepankan konsep tersebut adalah Bali

Aplikasi Indeks Kebahagiaan (2)


Masyarakat Bali
Masyarakat Bali memiliki adat istiadat dan budaya yang unik
dengan konsep pelestarian lingkungan hidup
memandang alam bukan sebagai obyek yang harus
diekploitasi semata-mata untuk kepuasan duniawi, tetapi alam
semesta adalah bagian dari kehidupan dan merupakan sumber
penghidupan yang harus dijaga dan dipelihara kelestariannya
konsep pemeliharaan kelestarian lingkungan di Bali terdiri dari
dua hal, yaitu Tri Hita Karana dan Sad Kertih
Tri Hita Kirana yaitu tiga hubungan yang harmonis antara
manusia dengan Sang Pencipta, sesama manusia dan alam
semesta
Sad Kertih konsep masyarakat Bali untuk memperbaiki dan
memelihara kualitas lingkungan secara keagamaan yang
meliputi 6 komponen

Studi Kasus Masyarakat Bali


Masalah
1. Sampah. Menurut laporan Dinas Kebersihan Provinsi Bali
volume sampah kini mencapai 5.806 meter kubik per harinya.
2. Lahan Kritis. Menurut BLH Provinsi Bali, seluas 51.107 Ha
lahan di Bali adalah lahan yang masuk kategori lahan kritis.
3. Abrasi Pantai dan Kerusakan Terumbu Karang. Dari 437,7 km
keseluruhan pantai Bali, sebanyak 184 km terindikasi
mengalami abrasi. Maraknya pencurian terumbu karang dan
illegal fishing
4. Pencemaran air sungai. Menurut BLH Provinsi Bali, sepuluh
sungai di Bali telah positif tercemar berbagai jenis limbah
sehingga telah mengalami penurunan kualitas.
5. Kemacetan. Meningkatnya kemacetan lalu lintas
6. Keamanan. Menurunnya tingkat keamanan
7. Kesehatan. Pelayanan fasilitas kesehatan kurang

Studi Kasus Masyarakat Bali


Program Bali Green Province, dengan 3 strategi dasar
1.Melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya
(kearifan lokal) yang berwawasan lingkungan hidup,
termasuk berbagai aktivitas keagamaan baik yang berskala
kecil, menengah maupun besar (Green Culture);
2.Mewujudkan perekonomian Daerah Bali yang mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun tetap
dapat menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup untuk
generasi masa kini dan yang akan datang (Green
Economy);
3.Mewujudkan lingkungan hidup Daerah Bali yang bersih
dan hijau, sehingga dapat terbebas dari pencemaran dan
kerusakan sumberdaya alam (Clean & Green).

Studi Kasus Masyarakat Bali


Solusi Permasalahan dengan Program Bali Green Province
1)

2)

3)

masalah sampah dapat diatasi dengan Pengembangan Desa Sadar


Lingkungan/DSL, Gerakan bersih sampah plastik; Pengembangan
dan penyaluran kompos; dan Gerakan 3 R . Upaya lainnya adalah
Pengelolaan lingkungan kawasan suci (Pura); Mengembangkan
Bapak Angkat; dan Pemberian penghargaan Sad Kertih.
masalah lahan kritis dapat diatasi dengan reboisasi Gerakan
Rehabilitasi Lahan (Gerhan) berupa penanaman pohon;
pengendalian kebakaran dan pencurian kayu hutan; dan gerakan
penghijauan
masalah abrasi pantai dapat diatasi dengan penataan pantai dan
penanganan abrasi; pelestarian dan penanaman hutan mangrove;
dan penertiban sempadan pantai. Sedangkan masalah terumbu
karang dapat diatasi dengan rehabilitasi terumbu karang
(propagasi/transplantasi); pengembangan kelompok pelestarian
terumbu karang; pengendalian pencurian terumbu karang;
pengendalian illegal fishing; dan peningkatan peran aktif masyarakat
pesisir (ICM).

Studi Kasus Masyarakat Bali


Solusi Permasalahan dengan Program Bali Green Province
4)masalah pencemaran diatasi penghijauan di daerah hulu/DAS; penertiban
sempadan sungai; pengembangan septic tank komunal dan Sanimas;
pengendalian ijin pembuangan limbah; pengembangan program Kali Bersih
(PROKASIH); dan pengembangan biopori/sumur resapan.
5)masalah kemacetan dapat diatasi dengan menyediakan fasilitas angkutan umum
yang aman dan nyaman, serta merangsang kesadaran masyarakat untuk
menggunakan angkutan umum. Adapun wacana moratorium (penghentian)
penambahan jumlah kendaraan yang akan digulirkan oleh Gubernur Bali
6)masalah keamanan dapat diatasi dengan meningkatkan upaya pengamanan
daerah (termasuk kawasan wisata); menambah jumlah personel keamanan
(termasuk pegawai bea cukai) di bandara dan penggunaan peralatan yang lebih
modern, untuk mencegah sekaligus menutup celah penyelundupan narkoba ke
Bali.
7)masalah kesehatan dapat diatasi dengan meningkatkan pelayanan rumah sakit
umum dan swasta yang telah ada dengan penyediaan peralatan dan kualitas
layanan bertaraf internasional; evaluasi dan pengawasan program Jamkesmas
dan JKBM (Jaminan Kesehatan Bali Mandara)

Kesimpulan
konsep GNH yang diterapkan pada masyarakat Bhutan,
sebenarnya sedang dijalankan di Provinsi Bali.
program Bali Green Province paradigma pembangunan
dikembalikan kepada nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Bali
yang sangat kuat keterikatannya dengan lingkungan alam
mengembalikan kelestarian lingkungan yang nantinya akan
berimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
Peningkatan kesejahteraan akan berimbas pada meningkatnya
kebahagiaan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai