Anda di halaman 1dari 223

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRAST

JANGKA MENENGAH (RPI2JM)


BIDANG CIPTA KARYA
KOTA KENDARI
TAHUN 2016 - 2020

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Nomor
Lampiran
Perihal

Kendari,
Desember 2015
:
Kepada
: 1 (satu) berkas
Yth. MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
: Penyampaian Hasil
PERUMAHAN RAKYAT
Penyusunan Dokumen RPI2JM Cq. Direktur Jenderal CiptaKarya
Bidang Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum
Kota Kendari Tahun 2016 - 2020 Jln. Pattimura No. 20
Jakarta Selatan
Dilaporkan kepada Bapak Menteri bahwa penyusunan
Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2016
- 2020 telah selesai dilakukan. Dokumen RPI2JM Bidang Cipta
Karya ini disusun untuk menyamakan persepsi dan keselarasan
dalam cara pandang atau paradigma dalam perencanaan
program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur
Pemerintah Kota Kendari dengan Pemerintah Propinsi dan
Pemerintah Pusat.
Diharapkan dengan keterpaduan program dan anggaran
ini dapat dihasilkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
karya yang bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya
masyarakat Kota Kendari, Pembangunan regional dan nasional
yang berkelanjutan.
Dokumen RPI2JM Bidang Cipta Karya Tahun 2016 2020
Kota Kendari diharapkan dapat dijadikan acuan/pedoman dalam
setiap kegiatan pembangunan Bidang CiptaKarya di wilayah Kota
Kendari.
Demikian kami sampaikan atas dukungan dan perhatian
Bapak Menteri diucapkan terimakasih.
WALIKOTA KENDARI

Dr. Ir. H. ASRUN, M,Eng, Sc

Tembusan disampaikan Kepada Yth :


1. GubernurPropinsiSulawesi Tenggara (sebagailaporan);
2. DirekturBina Program Ditjen. CiptaKarya Dept. PU di Jakarta;
3. KepalaDinasKimpraswil Prop. Sultra; 4. Ketua DPRD Kota Kendari;

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

5. KepalaBappedadan PM Kota Kendari


6. Arsip;

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah-NYA, sehingga kita
diberi kesehatan, dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan penyusunan
dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta
Karya Kota Kendari
tahun 2016-2020.
Penyusunan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya Tahun 2016-2020 Kota
Kendari ini disusun untuk memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan oleh Direktorat
Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. Dalam dokumen ini materi
yang dicakup secara teknis meliputi bidang kegiatan Pengembangan Permukiman,
bidang Pengembangan Air Bersih, Pengembangan Drainase Kota, Persampahan,
Pengelolaan Limbah, Pembangunan Jalan Lingkungan, Aspek Pembiayaan dan
Aspek Kelembagaan Daerah yang menangani bidang Cipta Karya Kota Kendari.
Dalam Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2-JM) ini juga
dilengkapi dengan dokumen memorandum atau kesepakatan Rencana Investasi,
terkait dengan alokasi pendanaan yang harus disiapkan oleh masing-masing
stakeholder antara lain Pemerintah Kota, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Pusat
dan kontribusi masyarakat serta sektor swasta dalam pelaksanaannya.
Penyusunan dokumen RPIJM ini merupakan perwujudan dari VISI dan MISI
Walikota dan Wakil Walikota Kendari periode Tahun 2013-2017 yang diharapkan
dapat dimanfaatkan dan menjadi acuan dalam proses perencanaan dan
pelaksanaannya, sehingga dapat memberikan manfaat secara maksimal kepada
semua pihak.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dokumen ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh sebab itu saran dan masukan dari berbagai pihak sangat
diharapkan guna memberikan kontribusi dalam penyempurnaan laporan ini. Kami
juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dan bekerjasama dalam penyusunan dokumen Rencana
Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya Kota Kendari
tahun 2016-2020 ini, semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan Rahmat Hidayah
dan Ridha-Nya kepada kita semua.Terima kasih.

Wabillahi taufik wal hidayah. Wassalamu alaikum warahmatullahi


wabarakatuh.

Kendari,

Desember 2015

WALIKOTA KENDARI,

Dr. Ir. H. ASRUN, M.Eng.Sc

ii

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

DAFTAR ISI
Surat
Bupati/Walikota .......................................................................
........
Kata
Pengantar ...............................................................................
...........
Daftar
Isi ...........................................................................................
.........
Daftar
Tabel .......................................................................................
........
Daftar
Gambar ...................................................................................
........
Daftar
Istilah .....................................................................................
........
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................
.......
1.1
Latar
Belakang .......................................................................... 1.2
Maksud dan Tujuan RP12-JM Bidang Cipta
Karya ......................... 1.3
Prinsip Penyusunan RP12-JM
Bidang Cipta Karya ......................... 1.4 Mekanisme
Penyusunan RP12-JM Bidang Cipta Karya ..................
BAB II

ARAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA


2.
1

Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Program Ditjen Cipta


Karya

2.
2

2.
3

2.
4

2.
5

Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta


Karya ..........
2.2.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) .
2.2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2.2.3 Visi dan Misi RPJPN 2005 2025 .......................................
2.2.4 Arahan Kebijakan untuk Pembangunan Nasional .................
2.2.5 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) .............................................
2.2.6 Masterplan percepatan dan Perluasan Pengentasan
Kemiskinan Indonesia (MP3KI) ..........................................
2.2.7 Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) ....................................... 2.2.8 Direktif
Presiden ..............................................................
Peraturan Perundangan Terkait Bidang
PU/CK ............................. 2.3.1 UU No. 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan & Permukiman ... 2.3.2 UU No. 28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung ............. 2.3.3 UU No. 7 Tahun
2004 tentang Sumber Daya Air ................. 2.3.4 UU No. 18
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan ..
Amanat Internasional Bidang Cipta
Karya .................................... 2.4.1 Agenda
Habitat ................................................................ 2.4.2
Konferensi Rio+20 ...........................................................
2.4.3 Millenium Development Goals
(MDG) ................................ 2.4.4 Sustainable Development
Goals .........................................
Prioritas Program Bidang Cipta Karya ..........................................

2.5.1 Strategi Nasional ..............................................................


2.5.2 Pemenuhan SPM ..............................................................
2.5.3 lnovasi / Kreatifitas program .............................................
2.6
Isuisu
Strategis .......................................................................
2.6.1
Bencanan
Alam
................................................................
2.6.2
Perubahan Iklim ............................................................... 2.6.3
Kemiskinan ...................................................................... 2.6.4
Reformasi Birokrasi .......................................................... 2.6.5
Kepadatan
Penduduk
........................................................
2.6.6 Perubahan Gender ...........................................................
2.6.7 Green Ekonomi ................................................................
2.7
Permasalahan
dan
Potensi
Daerah ..............................................

BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN


SPASIAL
RP12JM ........................................................................
................
3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)
3.3 Arahan RTRW Pulau Sulawesi
3.4 Arahan RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara
3.5 Arahan RTRW Kota Kendari
BAB
IV
PROFIL
KABUPATEN/KOTA .........................................................
4.1
Gambaran
Geografis
dan
Administratif
Wilayah
............................
4.2
Gambaran
Demografi
................................................................
4.3
Gambaran
Topografi
..................................................................
4.4
Gambaran
Geohidrologi
.............................................................
4.5
Gambaran
Geologi ......................................................................
4.6
Gambaran
Klimatologi ................................................................
4.7
Kondisi
Sosial
dan
Ekonomi .........................................................
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
5.1 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
5.2 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung ....................
5.3 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten/Kota
(RISPAM) ..................................................................................
5.4 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) .............................................
5.5 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ...............
5.6 Arahan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman (RP2KP) Kabupaten/Kota .........................................
5.7 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan
Strategis
Kabupaten/Kota (RTBL KSK) .......................................................
5.8 Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan
Sektor ...................

5.8.1 Strategi pembangunan kabupaten/kota


(disesuaikan) ......... 5.8.2 Strategi Pembangunan
Kawasan .......................................
BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR
6.1
Pengembangan
Permukiman
dan
Penataan
Bangunan ...................
6.1.1 Pengembangan Permukiman
(2412) ..................................
6.1.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ...............
6.1.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan
Tantangan .........................................................
6.1.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman ...
6.1.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan
Permukiman ......................................................
6.1.2 Penataan Bangunan (2413)
6.1.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ..............
6.1.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan
Tantangan ........................................................
6.1.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan ...............
6.1.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL
6.1.2.5 Usulan Program dan Kegiatan .............................
6.1.3 Usulan program dan kegiatan Pengembangan Permukiman
dan
Penataan Bangunan .........................................................
6.2 Sistem Penyediaan Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan
Permukiman (Sanitasi) ...............................................................
6.2.1 Sistem Penyediaan Air Minum
(2415) ................................
6.2.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ..............
6.2.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,dan
Tantangan ........................................................
6.2.1.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum .
6.2.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema
Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM ........................ 6.2.2
Penyehatan Lingkungan Permukiman (Sanitasi) .................. 6.2.2.1
Air Limbah .........................................................
6.2.2.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
6.2.2.1.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting,
Permasalahan dan Tantangan ..............
6.2.2.1.3 Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air
Limbah
.........................................................

6.2.2.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan

Pengembangan Air Limbah .................


6.2.2.2 Persampahan .....................................................
6.2.2.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
6.2.2.2.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting,
Permasalahan Tantangan ....................
6.2.2.2.3 Analisis Kebutuhan Persampahan .........
6.2.2.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan
Pengelolaan Persampahan ...................
6.2.2.3 Drainase
6.2.2.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup
6.2.2.3.2
Isu
strategis,
Kondisi
Eksisting,
Permasalahan dan Tantangan ..............
6.2.2.3.3 Analisis Kebutuhan Drainase ................
6.2.2.3.4
Program
dan
Kriteria
Kesiapan
Pengembangan Drainase .....................
6.2.2.4 Usulan Program dan Kegiatan Sistem Air Minum
dan
Penyehatan Lingkungan Permukiman (Sanitasi)
BAB
VII
KETERPADUAN
PROGRAM
BERDASARKAN
ENTITAS ..................
7.1 Usulan Program di Entitas Regional ............................................
7.2 Usulan Program di Entitas
Kabupaten/Kota .................................. 7.3 Usulan Program di
Entitas Kawasan ............................................ 7.4 Usulan Program
di Entitas Lingkungan/Komunitas ........................
BAB
VIII
ASPEK
LINGKUNGAN
DAN
SOSIAL .............................................
8.1 Aspek Perlindungan Lingkungan
8.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
8.1.2 AMDAL UKL-UPL dan SPPLH
8.2 Aspek Sosial
8.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta
Karya .............................................................................
8.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta
Karya .............................................................................
8.2.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang
Cipta
Karya .....................................................................

BAB
IX
ASPEK
PEMBIAYAAN ...................................................................
9.1 Profil APBD Kota Kendari
9.2 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
9.2.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya
Bersumber dari APBN dalam 5 tahun ................................
9.2.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya
Bersumber dari APBD dalam 5 tahun ................................
9.2.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta
Karya dalam 5 tahun .......................................................
9.2.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya
Bersumber dari Swasta .................................................... 9.3
Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta
Karya .....................
9.3.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan ......................................
9.3.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah .........................
9.3.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta
Karya .............................................................................
9.4 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan
Bidang Cipta Karya ...................................................................
9.4.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
9.4.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

BAB X ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN/KOTA


10.1 Kondisi Kelembagaan Saat Ini
10.1.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
10.1.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
10.1.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
10.2 Analisis Kelembagaan
10.2.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
10.2.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
10.2.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
10.2.4 Analisis SWOT Kelembagaan
10.3 Rencana Pengembangan Kelembagaan
10.3.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian
10.3.2 Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan
10.3.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
BAB
XI
MATR1KS
INVESTAS11NFRASTRUKTUR

RENCANA

PROGRAM

JANGKA MENENGAH (RP12-JM) BIDANG CIPTA KARYA


11.1 Matriks Program Investasi RP12-JM Kabupaten/Kota
11.1 Matriks Keterpaduan Program RPI2-JM Kabupaten/Kota

DAFTAR TABEL
Nama Tabel

TABEL 2.1

Halaman

: Delapan tujuan dan Sasaran yang disepakati dalam

II-29

Millenium Development Goals TABEL 3.1 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) dan Pusat III------------------------------------------------------------------------------------4
Kegiatan Wilayah (PKW) berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
TABEL 3.2

Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) III------5

Berdasarkan PP Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRWN ------------------------------------TABEL 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan IIIPP Nomor 26
tahun 2008 tentang RTRWN -----------------------------------------------------------------------7
TABEL 3.4 : Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan III----------------------------31
TABEL 3.5 : Nama Ruas Jalan Arteri Primer III----------------------------------------------36
TABEL 3.6 : Nama Ruas Jalan Strategis Nasional III--------------------------------------38
TABEL 3.7 : Rencana Kawasan Budidaya Di Provinsi Sulawesi Tenggara III-------46
TABEL 3.8 : Rencana Struktur Ruang III------------------------------------------------------58
TABEL 3.9 : Rencana Kawasan Lindung III---------------------------------------------------61
TABEL 3.10 : Rencana Hirarki Jalan III--------------------------------------------------------66
TABEL 3.11 : Rencana Pengembangan Sistem Transportasi III------------------------66

TABEL 4.1

: Luas Wilayah Administrasi Kota Kendari

IV-1

TABEL 4.2

: Penduduk Kota Kendari Menurut Kelompok Umur dan Jenis

IV-5

Kelamin Tahun 2011


TABEL 4.3

: Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan

IV-6

TABEL 4.4

: Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Kendari 5 Tahun

IV-6

Terakhir
TABEL 4.5

: Persebaran Penduduk Kota Kendari menurut Kecamatan

IV-7

2009 s.d 2011


TABEL 4.6

: Jumlah Kepadatan penduduk Kota Kendari Tahun 2009 s.d

2011 (Dalam jiwa/km2)

IV-7

TABEL 4.7

: Penduduk Kota Kendari menurut Kelompok Umur dan Jenis

IV-8

Kelamin Tahun 2011


TABEL 4.8

: Penduduk Kota Kendari menurut Jenis Kelamin dan Rasio

IV-9

Jenis Kelamin Tahun 2007 s.d 2011


TABEL 4.9

: Penduduk Kota Kendari menurut Kecamatan, Jenis Kelamin

IV-9

dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2011


TABEL 4.10

: Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kota

IV-9

Kendari Tahun 2011


TABEL 4.11

: Keadaan Penduduk Kota Kendari Berdasarkan Lapangan

IV-10

Pekerjaan Utama Tahun 2011


TABEL 4.12

: Luas dan Jenis Tanah di Kota Kendari Tahun 2010

TABEL 4.13 : Sebaran Daerah Sangat Rawan Longsor Berdasarkan

IV-16
IV-19

Kemiringan, Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan


TABEL 4.14

: Sebaran Daerah Rawan Longsor Kota Kendari Berdasarkan

IV-19

Kemiringan, Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan


TABEL 4.15

: Kondisi Klimatologi Kota Kendari Tahun 2011

IV-23

TABEL 4.16

: Garis Kemiskinan, Jumlah, dan Persentase Penduduk Miskin

IV-25

Kota Kendari 2008 2010


TABEL 4.17

: Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Menurut Tingkat

IV-26

Pendidikan
TABEL 4.18

: Fasilitas Kesehatan di Kota Kendari Tahun 2009 2011

IV-28

TABEL 4.19

: Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kota Kendari

IV-29

Tahun 2005-2009 (%)


TABEL 4.20

: PDRB Per kapita Kota Kendari Tahun 2005 2009

IV-30

(Rp.)

TABEL 4.21

: Rekapitulasi Nilai Investasi PMA dan PMDN Tahun 2008 -

IV-32

2010
TABEL 4.22

: Obyek Wisata di Kota Kendari

TABEL 5.1

: Identifikasi Permasalahan Aspek Teknis, Dalam

Pengembangan SPAM PDAM Kota Kendari

IV-34
V-12

TABEL 5.2
TABEL 5.3

: Data Tingkat Kebocoran PDAM Kota Kendari

V-15

: Perbaikan Kebocoran dan Penggantian Meter PDAM Kota

V-15

: Penyebab Masalah Kebocoran Air PDAM Kota Kendari

V-15

Kendari
TABEL 5.4
TABEL 5.5

: Visi dan Misi Sanitasi Kota Kendari

TABEL 5.6

: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan

V-16
V-19

Air Limbah Domestik


TABEL 5.7

: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan

V-31

: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan

V-38

: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian PHBS dan

V-43

Persampahan
TABEL 5.8
Drainase
TABEL 5.9
Promosi Higiene
TABEL 5.10

: Spot Kawasan Watu-watu - Kemaraya

V-50

TABEL 5.11

: Spot Kawasan Kendari Beach

V-50

TABEL 5.12

: Spot Kawasan Kota Lama

V-51

TABEL 5.13

: Spot Kawasan Pantai Mayaria

V-51

TABEL 5.14

: Pendekatan Kriteria Pemilihan Kawasan Permukiman

V-62

Prioritas Kota Kendari 2010


TABEL 5.15

: Matriks Strategi Pembangunan Kota Kendari

V-67

TABEL 5.16

: Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas

V-78

TABEL 6.1

: Isu-isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala

VI-01

: Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan Walikota/Peraturan

VI-02

Kota Kendari
TABEL 6.2

lainnya terkait Pengembangan Permukiman


TABEL 6.3

: Data Kawasan Kumuh di Kota Kendari Tahun 2010

VI-02

TABEL 6.4

: Data Kondisi RSH di Kota Kendari Tahun 2010

VI-03

TABEL 6.5

: Data Kondisi Rusunawa di Kota Kendari

VI-05

TABEL 6.6

: Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan

VI-06

Permukiman di Kota Kendari


TABEL 6.7

: Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman

di Kota Kendari Untuk 5 Tahun

VI-07

TABEL 6.8
TABEL 6.9

: Isu Strategis Sektor PBL di Kota Kendari


: Peraturan Daerah/Peraturan Walikota terkait Penataan

VI-12
VI-14

Bangunan dan Lingkungan


TABEL 6.10

: Penataan Lingkungan Permukiman

VI-14

TABEL 6.11

: Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

VI-18

TABEL 6.12

: Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan

VI-19

: Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan

VI-22

Kemiskinan
TABEL 6.13

bangunan dan Lingkungan


TABEL 6.14

: SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

VI-26

TABEL 6.15

: Kebutuhan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

VI-27

TABEL 6.16

: Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan

VI-29

Penataan Bangunan dan Lingkungan Kota Kendari


TABEL 6.17

: Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman

VI-33

Kota Kendari untuk 5 Tahun


TABEL 6.18

: Usulan pembiayaan proyek

TABEL 6.19 : Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Pengembangan

VI-35
VI-37

Permukiman Kota Kendari


TABEL 6.20

: Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan

VI-40

Penataan Bangunan dan Lingkungan Kota Kendari


TABEL 6.21
TABEL 6.22

: Isu/Permasalahan Yang Ada

VI-45

: Diameter dan Panjang Jaringan Pipa PDAM Kota Kendari

VI-55

: Banyaknya Pelanggan Air Minum Menurut Kategori

VI-57

Tahun 2014
TABEL 6.23
Pelanggan
di Kota Kendari (2011 2013)
TABEL 6.24

: Kapasitas Kehilangan Air (Kebocoran) dan Jadwal Layanan

VI-57

PDAM Kota Kendari


TABEL 6.25 : Kemampuan masyarakat dalam penyediaan prasarana dan

VI-61

sarana air bersih


TABEL 6.26

: Sumber Pendapatan dan Pengeluaran PDAM Kota Kendari

VI-62

TABEL 6.27

: Tarif PDAM Menurut Golongan Pelanggan

VI-64

TABEL 6.28

: Jumlah Pegawai PDAM Kota Kendari Tahun 2012

VI-66

TABEL 6.29

: Jumlah Karyawan PDAM Kota Kendari Berdasarkan Status

VI-67

Karyawan Per-31 Desember 2013


TABEL 6.30

: Kategori PDAM dan indikatornya

TABEL 6.31

: Kondisi dan Nilai Indikator PDAM Kota Kendari

TABEL 6.32

: Total nilai dan kategori PDAM Kota Kendari Tahun 2011

VI-71
VI-72
VI-72

2013
TABEL 6.33 : Perhitungan kategori PDAM Kota Kendari Tahun 2006 2009

VI-73

TABEL 6.34

VI-73

: Peraturan Daerah/Peraturan Walikota terkait Pengelolaan

Air Minum di Kota Kendari


TABEL 6.35 : Kemampuan masyarakat dalam penyediaan prasarana dan

VI-74

sarana air bersih


TABEL 6.36

: Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM di Kota Kendari

VI-75

TABEL 6.37

: Indentifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek

VI-77

Kelembagaan
TABEL 6.38

: Indentifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek

VI-78

: Indentifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek

VI-79

: Indentifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek

VI-80

Teknis
TABEL 6.39
Pembiayaan
TABEL 6.40

Peran Serta Masyarakat


TABEL 6.41

: Analisis Kebutuhan SPAM Kota Kendari

VI-82

TABEL 6.42

: Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM Kota Kendari

VI-83

TABEL 6.43

: Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM Kota

VI-85

: Proyeksi Kemampuan Keuangan Kota Kendari

VI-89

Kendari
TABEL 6.44
TABEL 6.45

: Laporan Laba Rugi PDAM Kota Kendari

VI-86

TABEL 6.46

: Laporan Incian Biaya Tahun 2010

VI-87

TABEL 6.47

: Laporan Rincian Biaya Tahun 2010

VI-88

TABEL 6.48

: Laporan Rincian Biaya Tahun 2010

VI-90

TABEL 6.49

: Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Sub Sektor Air

VI-95

Limbah Kota Kendari Tahun 2012


TABEL 6.50

: Kapasitas Pelayanan Eksisting

VI-102

TABEL 6.51

: Cakupan Pelayanan On Site

VI-103

TABEL 6.52

: Cakupan Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis

VI-103

Masyarakat Tahun 2011 di Kota Kendari


TABEL 6.53

: Cakupan Pelayanan Air Limbah Sistem Off Site

VI-104

TABEL 6.54

: Parameter Teknis Wilayah Tahun 2011 di Kota Kendari

VI-105

TABEL 6.55

: Realisasi Anggaran Pengelolaan Air Limbah Per SKPD

VI-107

Kota Kendari 2007 2011


TABEL 6.56

: Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kota Kendari

117

TABEL 6.57

: Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi Kota

VI-118

TABEL 6.57

: Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah

VI-122

TABEL 6.58

: Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi Kota

Kendari

Kendari
TABEL 6.59

: Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Pengelolaan

VI-126

Persampahan
TABEL 6.60

: Teknis Operasional Pelayanan Persampahan Saat Ini

VI-130

TABEL 6.61

: Jumlah Fasilitas Pewadahan Sementara/TPS

VI-135

dalam Wilayah Kota Kendari


TABEL 6.62

: Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan

VI-139

TABEL 6.63

: Ringkasan Pendapatan dan Belanja Sub Sektor

VI-141

Persampahan
TABEL 6.64

: Realisasi Anggaran Persampahan di Kota Kendari 2007 -

VI-142

2011
TABEL 6.65

: Realisasi Anggaran Sektor Persampahan Per SKPD Kota

VI-143

2007 - 2011
TABEL 6.66

: Peraturan Persampahan Kota Kendari

VI-148

TABEL 6.67

: Pengelolaan Persampahan di Kelurahan

VI-149

TABEL 6.68

Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kota

TABEL 6.69 : Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat

VI-150
VI-150

TABEL 6.70

: Permasalahan Pengelolaan Persampahan Yang Dihadapi

VI-151

: Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Pengelolaan

VI-154

Kota Kendari
TABEL 6.71

Persampahan
TABEL 6.72

: Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase Kota Kendari

VI-163

Tahun 2012
TABEL 6.73 : Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Subsektor Drainase VI-166
TABEL 6.74

: Realisasi Anggaran Pengelolaan Drainase Kota Kendari

VI-166

TABEL 6.75

: Realisasi Anggaran Pengelolaan Drainase Lingkungan

VI-167

Setiap SKPD Kota Kendari


TABEL 6.76

: Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kota Kendari

VI-172

TABEL 6.77

: Daftar Program/Proyek Layanan Drainase Lingkungan

VI-173

Berbasis Masyarakat
TABEL 6.78 : Permasalahan Pengelolaan Sistem Drainase Yang Dihadapi

VI-174

Kota Kendari
TABEL 6.79

: Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Pengelolaan

VI-176

Drainase
TABEL 7.1
TABEL 7.2

: Design Program Bidang Cipta Karya


: Format Kerterpaduan Entitas Program Bidang Cipta Karya

VII-1
VII-3

Ta 2014-2018
TABEL 8.1

: Kriteria Penapisan Usulan Program /Kegiatan Bidang Cipta

VIII-1

: Kebutuhan Analisis Perlindungan Sosial pada Program

VIII-3

Karya
TABEL 8.2

Bidang Cipta Karya di Kota Kendari


TABEL 8.3

: Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kota

VIII-8

Kendari
TABEL 8.4

: Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya

VIII-15

bagi Pengarusutamaan Gender di Kota Kendari


TABEL 8.5

: Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca

VIII-17

Pelaksanaan Pembangunan Bidang CK


TABEL 9.1
2008 - 2012

: Perkembangan Pendapatan Daerah Kota Kendari Tahun

IX-2

TABEL 9.2

: Perkembangan Pendapatan Daerah Tahun 2008 sampai

IX -3

: Perkembangan Belanja Daerah Tahun 2008 sampai dengan

IX -5

: Perkembangan Pembiayaan Daerah Tahun 2008 sampai

IX-6

: Alokasi APBN untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya di

IX-9

dengan 2012
TABEL 9.3
Tahun 2012
TABEL 9.4
dengan 2012
TABEL 9.5

Kota Kendari Tahun 2008-2012


TABEL 9.6

: Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kota Kendari

IX-10

Tahun 2008 - 2012

TABEL 9.7

: Perkembangan Alokasi APBD untuk pembangunan Bidang Cipta

IX-12

Karya Tahun 2008 - 2012

TABEL 9.8

TABEL 9.9

: Perkembangan DDUB Kota Kendari Tahun 2008 - 2012

IX-14

: Perkembangan KPS Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2008

IX-16

: Proyeksi Pendapatan APBD Kota Kendari dalam 5 tahun

IX-19

- 2012

TABEL 9.10
kedepan

TABEL 9.11 : Proyek Potensial yang Dapat dibiayai dengan KPS dalam 5

IX-22

Tahun Kedepan
TABEL 9.12

: Perkembangan Net Public Saving (NPS) Tahun 2008

IX-24

Sampai Dengan Tahun 2012


TABEL 9.13

: Perkembangan Debt Service Caverage Ratio (Dscr) Tahun

IX-25

2008 Sampai Dengan 2012


TABEL 10.1

: Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kota

X-8

Kendari
TABEL 10.2

: Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya

X-10

TABEL 10.3

: Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

X-12

TABEL 10.4

: Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Cipta

X-15

Karya
TABEL 10.5
TABEL 11.1

: Matriks Analisis SWOT Kelembagaan


: Matriks Program dan Investasi Jangka Menengah Bidang

X-17
XI-2

Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2014 2018


TABEL 11.2

: Ringkasan Matriks RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2016

XI-16

TABEL 11.3

: Ringkasan Matriks RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017

XI-17

TABEL 11.4

: Ringkasan Matriks RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2018

XI-18

TABEL 11.5

: Ringkasan Matriks RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2019

XI-19

TABEL 11.6

: Ringkasan Matriks RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2020

XI-20

DAFTAR GAMBAR
Nama Gambar
GAMBAR

1.1 : SK Pembentukan Tugas Pendampingan Penyusunan Randal

Halaman
I-10

Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2013


GAMBAR

2.1 : Diagram Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan

II-1

Bidang Cipta Karya


GAMBAR

3.1 : Rencana Struktur Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara

III-43

GAMBAR

3.2 : Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara

III-47

GAMBAR

3.3 : Peta Kawasan Strategis Propinsi Sulawesi Tenggara

III-50

GAMBAR

3.4 : Konsep Imajiner Pengembangan Struktur Ruang Kota Kendari

III-55

GAMBAR

3.5 : Peta Rencana Struktur Ruang Kota Kendari

III-59

Model Tata Letak Pemanfaatan TPS Menjadi Pusat Pengelolaan


GAMBAR

3.6

III-71

Sampah Terpadu
GAMBAR

3.7 : Peta Pola Pemanfaatan Ruang Kota Kendari

III-72

GAMBAR

3.8 : Peta Kawasan Strategis Kota Kendari

III-75

GAMBAR

4.1

: Peta Administrasi Kota Kendari

IV-04

GAMBAR

4.2 : Peta Ketinggian Lereng Kota Kendari

IV-9

GAMBAR

4.3

IV-9

: Peta Lereng/kontur Kota Kendari

Peta Daerah Aliran Sungai Wanggu dan sekitarnya di Kota


GAMBAR

4.4

IV-13

Kendari
GAMBAR

4.5

: Peta Jenis Tanah di Kota Kendari

GAMBAR

4.6 : Peta Kawasan Rawan Bencana Banjir di Kota Kendari

IV-17
IV-18

GAMBAR

4.7 : Peta Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor di Kota Kendari

IV-21

GAMBAR

5.1 : Peta Rencana Pengembangan SPAM di Kota Kendari

V-14

GAMBAR

6.1

VI-53

: Sungai Pohara

peta Rencana Pembagian Wilayah Pelayanan PDAM Kota


GAMBAR

6.2

VI-56

GAMBAR

6.3

: Intake Pohara

VI-58

GAMBAR

6.4

: Out Let Dari Booster Pump

VI-60

GAMBAR

6.5

: Ruang Head Tekan Pompa 2

VI-60

Kendari

Bagan Struktur Organisasi PDAM Kota Kendari (Lamp. SK


GAMBAR

6.6

VI-70

Direktur PDAM No. 02/6900SK/I tanggal 09 Januari 2008)


GAMBAR

6.7

: Jamban Warga berada di kali

RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

VI-102
xiii

Air limbah warga yang langsung di buang di drainase belakang


GAMBAR

6.8

VI-102

rumah
GAMBAR

6.9 : Jamban Warga yang menjorok ke tepi teluk Kendari

GAMBAR 6.10 : Struktur Badan Lingkungan Hidup Kota Kendari

VI-102
VI-111

Struktur Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota


GAMBAR

6.11 :

VI-113

Kendari
GAMBAR 6.12 : Struktur Dinas pekerjaan Umum Kota kendari.

VI-115

GAMBAR 6.13 : Beberapa persoalan sampah di Kota

VI-122

GAMBAR

VI-136

6.14 : Tong Sampah

GAMBAR 6.15 : Peta Jaringan Pelayanan Persampahan di Kota Kendari

VI-137

GAMBAR 6.16 : Peta Pengembangan Persampahan di Kota Kendari

VI-138

GAMBAR 6.17 : Struktur Pengelola Persampahan Kota Kendari

VI-144

GAMBAR 6.18 : Struktur Badan Lingkungan Hidup Kota Kendari

VI-146

GAMBAR 6.19 : Drainase yang tersumbat, sehingga meluap

VI-160

Drainase yang penuh dengan kotoran sampah dan bahan

GAMBAR

6.20 :

VI-160

bangunan
GAMBAR 6.21 : Aliran kali yang di penuhi oleh sampah

VI-160

GAMBAR 6.22 : Peta Jaringan Sistem Drainase di Kota Kendari

VI-162

GAMBAR 6.23 : Peta Kawasan Potensi Genangan/Banjir di Kota Kendari

VI-163

GAMBAR 6.24 : Struktur Kelembagaan Dinas Pekerjaan Umum

VI-168

Struktur Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota


GAMBAR

6.25 :

VI-170

Kendari
GAMBAR 10.1 : Struktur Organisasi Pemerintah Kota Kendari

X-4

GAMBAR 10.2 : Struktur Organisasi Dinas PU Kota Kendari

X-7

RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

xiv

DAFTAR SINGKATAN
APBN

: ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

APBD

: ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RPIJM

: RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA


MENENGAH

RPJMD

: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

RTRW

: RENCANA TATA RUANG WILAYAH

RPJPN

: RENCANA
NASIONAL

RPJM

: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

KSNP

:
KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN

PEMBANGUNAN

DAN

JANGKA

STRATEGI

PANJANG

NASIONAL

PERKOTAAN

SPP

: SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

SWOT

: STRENGHT, WEAKNESS, OPPORTUNITY, AND


THREAT

AMDAL

: ANALISA MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

RTBL

: RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

KASIBA

: KAWASAN SIAP BANGUN

LISIBA

: LINGKUNGAN SIAP BANGUN

USDA

: UNITED STATES DEPARTMENT OF AGRICULTURE

KTK

: KAPASITAS TUKAR KATION

DAS

: DAERAH ALIRAN SUNGAI

PDRB

: PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PMA

: PENANAM MODAL ASING

PMDN

: PENANAM MODAL DALAM NEGERI

IHK

: INDEKS HARGA KONSUMEN

PPS

: PELABUHAN PERIKANAN SAMUDRA

PAD

: PENGHASILAN ASLI DAERAH

BPS

: BIRO PUSAT STATISTIK

PNPM

: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT

P2KP

: PROGRAM PENGETASAN KEMISKINAN PERKOTAAN

RIS

: RENCANA INDUK SISTEM

PDAM

: PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

BUMD

: BADAN USAHA MILIK DARAH

SR

: SAMBUNGAN RUMAH

IPLT

: INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA

IPAL

: INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

TPA

: TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR

MDGs

: MILLENIUM DEVELOPMENT GOALs

SANIMAS

: SANITASI MASYARAKAT

MBR

: MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH

RTH

: RUANG TERBUKA HIJAU

PERDA

: PERATURAN DAERAH

RUSUNAWA

: RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

K3

: KEBERSIHAN, KETERTIBAN DAN KEINDAHAN

PKL

: PEDAGANG KAKI LIMA

BLUD

: BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RSUD

: RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BWK

: BAGIAN WILAYAH KOTA

CBD

: CENTRAL BUSSINESS DISTRICT

BTS

: BASE TRANSCEIVER STATION

UKL

: UNIT KELOLA LINGKUNGAN

UPL

: UNIT PEMANTAUAN LINGKUNGAN

RIPP

: RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

PSD

: PRASARANA DASAR

KSNPP

: KEBIJAKSANAAN DAN STRATEGI NASIONAL


PERUMAHAN

KSNP-SPP

DAN PERMUKIMAN
:
KEBIJAKSANAAN
PENGEMBANGAN

DAN

STRATEGI

NASIONAL

RDTRKP

SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN


: RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN

RDTR

: RENCANA DETAIL TATA RUANG

KDB

: KOEFISIEN DASAR BANGUNAN

KLB

: KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN

KDH

: KOEFISIEN DAERAH HIJAU

KTB

: KOEFISIEN TAPAK BESMEN

TDR

: TRANSFER OF DEVELOPMEN RIGHT

GSB

: GARIS SEMPADAN BANGUNAN

GSpB/GSbP

: GARIS SEMPADAN SAMPING/BELAKANG BANGUNAN

WTm

: WISMA TAMAN

WSd

: WISMA SEDANG

WBs

: WISMA BESAR

DAMIJA

: DAERAH MILIK JALAN

RISPK

: RENCANA INDUK SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

PLPBK

: PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS


KOMUNITAS

SLBM

: SANITASI LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT

PS

: PRASARANA DAN SARANA

CDM

: CLEAN DEVELOPMENT MENCHANISM

3R

: REDUCE, REUSE, AND RECYCLING

RGTRKP

: RENCANAN GABUNGAN TATA RUANG KOTA


PROVINSI

SPA

: STASIUN PERALIHAN ANTARA

TPA

: TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR

TPS

: TEMPAT PEMBUANGAN SEMENTARA

DAU

: DANA ALOKASI UMUM

DAK

: DANA ALOKASI KHUSUS

DED

: DETAIL ENGGINERING DESIGN

SPAL

: SISTEM PEMBUANGAN AIR LIMBAH

LPS/LPA

: LAHAN PEMBUANGAN SEMENTARA/AKHIR

RI-SPAM

: RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR MINUM

WTP/IPA

:
WATER
TREATMENT
PENGOLAHAN AIR

KSM

: KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT

SDP

: SUMUR DALAM PRIBADI

SDU

: SUMUR DALAM UMUM

PP

: PERPIPAAN PRIBADI

APS

: AIR PERMUKAAN SUNGAI

PML

: PERPIPAAN MILIK LSM

SPDP

: SUMUR DALAM PDAM

HU

: HIDRAN UMUM

BHP

: BAGI HASIL PAJAK

PBB

: PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PLANT

INSTALASI

BPHTB

: BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN


BANGUNAN

NPHB

: NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH

SILPA

: SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN

DDUB

: DANA DENGAN URUSAN BERSAMA

SOP

: STANDAR OPERASI BAKU

SI

: SURVEI DAN INVESTIGASI

MONEV

: MONITORING DAN EVALUASI

UPTD

: UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

NKLD

: NERACA KUALITAS LINGKUNGAN DAERAH

PENDAHULUAN

BAB 1.................
1.1 LATAR BELAKANG
Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil, dan makmur seperti yang dicitacitakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 20052025, salah satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih
merata dan berkeadilan melalui perwujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk
menunjang lingkungan permukiman di tanah air, perlu dibangun prasarana dan
sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara
profesional,

kredibel,

mandiri,

dan

efisien.

Di

samping

itu,

RPJPN

juga

mengamanatkan bahwa pembangunan bidang air minum dan sanitasi diarahkan


pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta untuk menunjang
pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditekankan kembali dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang menyatakan bahwa salah
satu arahan kebijakan dalam bidang pengembangan perumahan permukiman
adalah meningkatkan aksesibiltas masyarakat terhadap layanan air minum dan
sanitasi yang memadai.
Arahan dalam RPJPN dan RPJMN terkait pembangunan infrastruktur permukiman
merupakan amanat yang harus diemban bersama oleh Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dijelaskan dalam PP
38 Tahun 2007 bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana
pembangunan infrastruktur fisik bidang Cipta Karya, sedangkan Pemerintah Pusat
bertindak sebagai pengatur, pembina, dan pengawas pembangunan infrastruktur
permukiman di Indonesia. Hal ini sesuai kebijakan desentralisasi yang dilakukan
di Indonesia saat ini, dimana pemerintah daerah dituntut untuk lebih berperan
aktif dalam melayani dan mensejahterakan masyarakat. Agar dapat memberikan
manfaat yang sebesar- besarnya bagi masyarakat, pemerintah daerah perlu
merencanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara terpadu dengan
mendayagunakan sumber daya secara optimal, efisien, dan efektif sesuai dengan
kaidah pembangunan berkelanjutan.
Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara,

dalam

pembangunan

mengemban

infrastruktur

tugasnya

permukiman

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

dalam

mendukung

secara

terpadu

program

menyiapkan
Bab I - 1

perencanaan program khusus bidang Cipta Karya yang diberi nama Rencana
Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) bidang Cipta Karya.
RPI2-JM ini dikembangkan sebagai upaya Pemerintah Kota Kendari dalam
melaksanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara merata di seluruh
wilayah Kota Kendari dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan efektif
sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh
masyarakat.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA


Maksud

RPI2-JM

pembangunan
kualitas

yaitu

untuk

infrastruktur

kehidupan

mewujudkan

permukiman

masyarakat

yang

kemandirian

yang

penyelenggaraan

berkelanjutan,

sejahtera

selaras

menciptakan

dengan

tujuan

pembangunan nasional.
Sedangkan tujuan RPI2-JM adalah sebagai dokumen yang dijadikan acuan dalam
perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur Bidang
Cipta Karya yang berasal dari berbagai sumber pendanaan, baik APBN, APBD
Propinsi, APBD Kota, maupun sumber pendanaan lainnya dalam jangka waktu
lima tahun yang mencakup sector Pengembangan Permukiman, Penataan
Bangunan dan Lingkungan, Sistem Penyediaan Air Minum, dan Penyehatan
Lingkungan Permukiman (air limbah permukiman, persampahan, dan drainase).

1.3 PRINSIP PENYUSUNAN RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA


Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya mengacu pada Perangkat
peraturan
perundangan sebagai berikut:
Undang Undang (UU)
UU No. 02 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk
Kepentingan
Umum;
UU No. 01 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun;
UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;
UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;
UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal;
UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
UU No. 07 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air;
UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Bab I - 2

UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat


dan
Pemerintah Daerah;
UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;
UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.

Peraturan Pemerintah (PP)


PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis
Sampah Rumah Tangga
PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah;
PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
PP No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan;
PP No. 07 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; PP No.
42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah;
PP No. 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau
Penerimaan
Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri;
PP No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah;
PP No. 5 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan;
PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM;
PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang
Bangunan
Gedung);
PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
PP No. 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Penerapan Sistem
Penyediaan Air Minum.
Peraturan Presiden (Perpres)
Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha
Dalam
Penyediaan Infrastruktur;
Perpres No. 05 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2010-2014;

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Bab I - 3

Perpres No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67
Tahun 2005 Tentang

Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam

Penyediaan
Infrastruktur;
Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;
Perpres No. 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Perpres No. 67 Tahun 2005
Tentang

Kerjasama

Pemerintah

Dengan

Badan

Usaha

Dalam

Penyediaan

Infrastruktur;
Perpres No. 65 Tahun 2011 Tentang Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua
dan Provinsi Papua Barat;
Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia;
Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas
Rumah Kaca.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Permen

PU

No.

14/PRT/M/2011

Tentang

Pedoman

Pelaksanaan

Kegiatan

Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan


Sendiri;
Permen PU No. 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan
Umum Tahun 2010-2014;
Permen PU No. 12/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan
Pengembangan SPAM;
Permen PU No. 14/PRT/M/2010 Tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan
Ruang;
Permen PU No. 15/PRT/M/2010 Tentang Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur;
Permen PU No. 16/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala
Bangunan Gedung;
Permen PU No. 01/PRT/M/2009 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM
Bukan Jaringan Perpipaan;
Permen PU No. 10/PRT/M/2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL;
Permen PU No.

16/PRT/M/2008 Tentang

Kebijakan

dan Strategi

Nasional

Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);


Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan;
Permen PU No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air
Minum;
Permen PU No.
Pengembangan

20/PRT/M/2006 Tentang

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Kebijakan

dan Strategi

Nasional

Bab I - 4

Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM);


Permen PU No.

21/PRT/M/2006 Tentang

Kebijakan

dan Strategi

Nasional

Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP);


Permen PU No. 494/PRT/M/2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Perkotaan (KSNP Kota).
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH)
Permen LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Wajib
AMDAL;
Permen LH No. 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum KLHS;
Permen LH No. 13 Tahun 2010 Tentang UKL UPL dan SPPLH;
Permen LH No. 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha
dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum
Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan;
Permendagri No. 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi
Perangkat
Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
Permendagri No. 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi
Perangkat Daerah;
Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007.
Peraturan Kementerian Lainnya
Peraturan Menteri Bappenas No 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum
Pelaksanaan KPS dalam Pembangunan Infrastruktur;
Peraturan

Menteri

Kesehatan

RI

Nomor

492/Menkes/Per/IV/2010

Tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum;


Keputusan

Menteri

PAN

Nomor:

KEP/75/M.PAN/7/2004

Tentang

Pedoman

Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka


Penyusunan Formasi
Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Daerah
Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 10 Tahun 2001 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kota Kendari Tahun 2001 - 2020);
Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Kendari
Peraturan Daerah Kota Kendari No. 4 Tahun 1996 tentang Kebersihan, Ketertiban,
dan Keindahan.
Peraturan Daerah Kota Kendari No. 15 Tahun 2008 tentang Garis Sempadan.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Bab I - 5

Peraturan Daerah Kota Kendari No. 1 Tahun 2011 tentang Peraturan Bangunan
Gedung.
Peraturan Daerah Kota Kendari No.4 Tahun 2007 Tentang Retribusi Pengangkutan
lumpur tinja.
Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 09 Tahun 2013 Tentang RPJMD Kota
Kendari Tahun 2013-2017.
Peraturan Daerah Kota Kendari No. 4 Tahun 2009 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Perda Daerah Kota Kendari No.3 Tahun 2010 Tentang Organisasi PDAM Kota
Kendari;
Perda Daerah Kota Kendari No. 7 Tahun 2010 Tentang Pelayanan Air Minum di
Kota Kendari.
Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 7 tahun 2012 Tentang pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Kendari tahun 2012 Nomor 7);
Peraturan Walikota Kendari Nomor 9 tahun 2008 Tentang Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau;
Peraturan Walikota Kendari Nomor 10 tahun 2010 Tentang Perlindungan dan
Penghijauan Kota.

1.4 MEKANISME PENYUSUNAN RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA


1.4.1 UNIT PELAKSANA DI PUSAT DAN DAERAH
Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya Kota Kendari pada dasarnya melibatkan
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota. Pemerintah pusat,
dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan,
pemerintah

provinsi

berperan

sebagai

fasilitator,

dan

pemerintah

kota

merupakan penyusun dari dokumen RPI2-JM.


Di

dalam

mekanisme

penyusunanan

RPI2-JM

Cipta

Karya

terdapat

unit

pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2JM/Randal yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program,
Direktorat

Pengembangan

Permukiman,

Direktorat

Tata

Bangunan

dan

Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan


PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Dalam Direktorat Bina Program Cipta
Karya juga terdapat Koordinator Wilayah (Korwil).
Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi memfasilitasi
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Bab I - 6

RPI2-JM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun


anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD,
Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya
Provinsi.
Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota
yang bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota
dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD,
Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM.

1.4.2 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB UNIT PELAKSANA

Setiap tingkatan
jawabnya

Satgas RPI2-JM/Randal mempunyai tugas dan tanggung

masingmasing

yang

diatur

dalam

SK

Dirjen

Cipta

Karya

No.

25/KPTS/DC/2012. Berdasarkan SK tersebut, Satgas Randal Pusat bersama Korwil


berperan sebagai Pembina dengan melakukan fungsi pengaturan, pembinaan
dan pengawasan dalam penyusunan RPI2-JM
Kabupaten/Kota. Satgas Randal Pusat memiliki tugas dan tanggung jawabnya
yaitu:

1. Tim Pengarah
a. Menentukan arah kebijakan pelaksanaan pendampingan dan fasilitasi dalam
perencanaan program pengendalian pelaksanaan program di Bidang Cipta Karya;
dan
b. Memberikan dukungan dalam perencanaan program Bidang Cipta Karya antara
Kabupaten/Kota, Provinsi, serta mitra kerjasama lainnya baik di dalam dan di luar
Kementerian PU.
2. Kepala Satuan Tugas
a. Melaksanakan rencana program pendampingan perencanaan dan pengendalian
program Bidang Cipta Karya;
b. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait perencanaan program Bidang
Cipta
Karya;
c. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait pengendalian dan pelaksanaan
program Bidang Cipta Karya;dan
d. Melakukan peningkatan kelembagaan dan kemampuan sumber daya manusia
Randal Provinsi untuk meningkatkan dan memperkuat tugas perencanaan dan
pengendalian program di Bidang Cipta Karya.
3. Koordinator Wilayah

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Bab I - 7

a. Melaksanakan rencana aksi fasilitasi dan pendampingan bagi Kabupaten/Kota


melalui Pemerintah Provinsi untuk meningkatkan kualitas perencanaan Program
Bidang Cipta
Karya;
b. Memantau pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta
Karya di daerah, khususnya sampai dengan tataran Provinsi, dan tidak tertutup
kemungkinan bagi Kabupaten/Kota;
c. Memantau kualitas/kelayakan dan sinkronisasi muatan substansi dokumen
perencanaan program Bidang Cipta Karya yaitu RPI2-JM, Memorandum Program,
SPPIP, SSK, RISPAM, dan RTBL;
d. Mendampingi penyusunan pemuktahiran Pedoman Penyusunan Rencana Program
Investasi Jangka Menengah Kabupaten/Kota;
e. Bersama Pemerintah Provinsi menjaring dan mensinkronisasikan usulan program
Bidang Cipta Karya tahun 2015 yang terpadu dengan berbagai sumber
pendanaan dan berbasiskan pada RPI2-JM Kabupaten/Kota;
f. Penajaman dan sosialisasi kualitas muatan substansi RPI2-JM Kabupaten/Kota
kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota;
g. Bersama dengan Pemerintah Provinsi mendampingi Kabupaten/Kota dalam
menyiapkan program Cipta Karya yang potensial dibiayai melalui alternatif
sumber pembiayaan
Cipta Karya seperti CSR, PHLN, dll;
h. Memonitoring
dokumen-

dan

mengevaluasi

terhadap

penyempurnaan/pemuktahiran

dokumen perencanaan program Bidang Cipta Karya yang telah disusun oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota;
i. Membina

dan

mendampingi

Provinsi

dalam

mengevaluasi

tahunan

dari

pelaksanaan program dan anggaran pembangunan bidang Cipta Karya; dan


j. Membina dan mendampingi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian
Program Infrastruktur Permukiman di tingkat pusat.

4. Sekretariat
a. Melaksanakan tugas harian dan operasional dari Satuan Tugas Perencanaan dan
Pengendalian;
b. Mengumpulkan

data

dan

informasi

terkait

dengan

perencanaan

dan

pengendalian program Bidang Cipta Karya;


c. Menyusun dan mengelola sistem knowledge management yang mampu memberi
wadah pembelajaran bagi seluruh stakeholder Randal;
d. Memfasilitasi koordinasi antara Randal Pusat dengan Randal Provinsi serta
Pemerintah
Kabupaten/Kota;
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Bab I - 8

e. Memfasilitasi dan membina Satuan Tugas Randal Provinsi untuk penyelesaian


permasalahan terkait proses pelaksanaan penyiapan perencanaan program dan
pengendalian pelaksanaan program Cipta Karya;
f. Memfasilitasi pelaksanaan pendampingan perencanaan dan pengendalian Bidang
Cipta
Karya kepada Randal
Kabupaten/Kota;

Provinsi

dan

termasuk

kepada

Pemerintah

g. Memberi dukungan teknis, administrasi dan logistik pada Kepala Satuan Tugas
dan
Koordinator Wilayah;
h. Menyiapkan sumber data (kearsipan) dari pelaksanaan kegiatan perencanaan
dan pengendalian pelaksanaan program dari tahun yang sedang berjalan atau
yang sudah terlaksana; dan
i. Memberi masukan dan evaluasi hasil dari pelaksanaan perencanaan dan
pengendalian program bidang Cipta Karya kepada Kepala Satuan Kerja Randal
Pusat dan Koordinator Wilayah.
Satgas RPI2-JM/Randal pada tingkat Provinsi memiliki peran dalam melakukan
pendampingan penyusunan RPI2-JM yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota
di wilayahnya. Satgas ini terdiri dari 3 tim yaitu tim pengarah, tim pelaksana, dan
tim sekretariat. Adapun tugas dari masing-masing tim tersebut yaitu:
1. Tim Pengarah
a. Memberikan

arahan

kebijakan

untuk

kegiatan

Pendampingan

Penyusunan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya


Daerah
Kota/Kabupaten/Propinsi;
b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi
mitra kerjasama di dalam dan di Propinsi;
c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada daerah Kota/Kabupaten,dan
Propinsi; dan
d. Menetapkan kebijakan program dan anggaran APBN yang layak mendukung RPI2JM Daerah Kota/Kabupaten dan Propinsi.
2. Tim Pelaksana
a. Melaksanakan tugas pendampingan RPI2-JM Daerah Kota/Kabupaten;
b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia di
tingkat Kota dan Kabupaten, dengan pemberdayaan Satgas RPI2-JM di tingkat
Kota dan
Kabupaten;
c. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPI2-JM Daerah Kota/Kabupaten yang
akan dihasilkan dari proses pendampingan ini;

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Bab I - 9

d. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan terus menerus


pendampingan RPI2-JM Daerah Kota/Kabupaten.
3. Tim Sekretariat
a. Melaksanakan tugas untuk memberi dukungan teknis, administrasi, dan logistik
pada
Tim Pengarah dan Tim Pelaksana;
b. Menyelenggarakan

sistem

informasi

manajemen

untuk

pengendalian

dan

evaluasi pelaksanaan RPI2-JM Kota/Kabupaten; dan


c. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Pelaksana.
Peran Satgas RPI2-JM Kota Kendari pada dasarnya adalah sebagai perumus
dokumen RPI2JM. Pembentukan Satgas Penyusunan RPI2-JM Kota Kendari
ditetapkan oleh Keputusan

Walikota. Sebagaimana

halnya

Satgas

provinsi,

Satgas Kota Kendari terdiri dari 3 tim yang memiliki tugas dan tanggung
jawab masing-masing, yaitu:
1. Pengarah
a. Memberikan arahan kebijakan kegiatan Pendampingan Penyusunan RPI2-JM
Bidang
Pekerjaan Umum/Cipta Karya Daerah Kota Kendari;
b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi
terkait mitra kerjasama; dan
c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada Daerah Kota Kendari.
2. Pelaksana
a. Melaksanakan tugas pendampingan RPI2-JM Daerah Kota Kendari
b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia
tingkat
Kota Kendari;
c. Menyusun RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Tahun 2015 2019;
d. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPI2-JM Daerah Kota Kendari yang
akan dihasilkan dari proses pendampingan;
e. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan secara terus
menerus Pendampingan RPI2-JM Kota Kendari.
3. Sekretariat
a. Memberi dukungan teknis administrasi, dan logistik pada Satgas Pengarah
dan
Pelaksana;
b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan RPI2-JM Daerah Kota Kendari dan;

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Bab I - 10

c. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh pengarah dan pelaksana.


Adapun SK Walikota Kendari yang menjadi dasar pembentukan Satgas Randal RPI2JM Kota Kendari adalah seperti gambar 1.1 di bawah ini :

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

11

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Bab I - 12

Bab I -

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

13

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Bab I - 14

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Bab I - 15

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Bab I - 16

Gambar 1.1 SK Pembentukan Satgas Randal RPI2-JM Bidang Cipta Karya


Kota Kendari
Tahun Anggaran 2015

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Bab I - 17

BAB 2. ARAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA


KARYA
2.1. Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Program Ditjen
Cipta Karya
Rencana pembangunan infrastruktur permukiman disusun
dengan yang mengacu pada rencana tata ruang maupun rencana
pembangunan, baik skala nasional maupun skala provinsi dan
kabupaten/kota.
Dengan
memperhatikan
kondisi
eksisting,
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya juga
mengacu pada amanat pembangunan nasional dan amanat
internasional seperti Agenda Habitat, Amanat RIO +20, amanat
Milenium
Development
Goals,
dan
amanat
pembangunan
internasional lain. Pembangunan bidang Cipta Karya juga
memperhatikan Isu-isu Strategis yang mempengaruhi pembangunan
pada suatu wilayah seperti lokasi rawan bencana alam, dampak
terjadinya perubahan iklim, faktor daya beli masyarakat akibat
kemiskinan, reformasi birokrasi, kepadatan penduduk khususnya pada
kawasan
perkotaan,
serta
green
economy.
Pelaksanaan
pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan
melibatkan unsur masyarakat dan stakeholder dari dunia usaha
(swasta) supaya tercipta Permukiman yang Layak Huni dan
Berkelanjutan.

Gambar 2.1 Diagram Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta
Karya.

Penjabaran

rencana

pembangunan

tersebut

akan

disusun

secara sistematis dengan berlandaskan pada rencana kerangka


jangka menengah yang menjadi dasar pada penjabaran rencana kerja
bidang Cipta Karya, dan juga mengacu pada Rencana Strategis
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 1

(Renstra) Cipta Karya. Untuk itu, sesuai dengan yang telah digariskan
pada Rencana Strategis, diperlukan penyusunan rencana yang lebih
teknis, yang didasarkan pada skenario pemanfaatan dan perwujudan
struktur

dan

pola

ruang

yang

diwujudkan

dalam

strategi

pengembangan wilayah dan strategi pengembangan sektor. Rencana


yang lebih teknis tersebut disusun dalam kerangka jangka menengah
dan dijabarkan pada tataran kegiatan yang lebih rinci dari berbagai
macam aspek, seperti rencana pendanaan, sumber pendanaan dan
kerangka

pelaksanaannya.Dokumen

perencanaan

tersebut

diwujudkan dalam bentuk Rencana Program Investasi Infrastruktur


Jangka Menengah (RPI2-JM) bidang Cipta Karya.
Dalam pelaksanaannya nanti RPI2-JM Bidang Cipta Karya yang
merupakan perencanaan investasi jangka menengah, akan menjadi
salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran
atau rencana kerja tahunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat
provinsi

dan

Kabupaten/Kota.

Dalam

arti

bahwa

rencana

pembangunan dalam RPI2-JM tersebut harus tertuang dalam rencana


kerja/RKP/RKPD.
Dengan demikian jelas bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya
merupakan perwujudan rencana dari berbagai macam kebijakan yang
menyangkut pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai
dengan sistem perencanaan pembangunan nasional yang berlaku
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Penyusunan Program bidang Cipta Karya merupakan rangkaian
aktivitas penyiapan usulan kegiatan ke-Cipta Karya-an di tingkat
kabupaten/kota

sampai

dengan

provinsi

yang

selaras

dengan

pencapaian sasaran kinerja DJCK dan penanganan isu-isu strategis


bidang Cipta Karya bersumber pada dokumen RPI2-JM.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 2

Dasar penyusunan program DJCK yaitu Renstra Kementerian PU


20102014 dan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2-JM)
Kab/Kota bidang Cipta Karya. Keluaran proses Penyusunan Program
berupa Memorandum Program (MP) Provinsi.

2.2. Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta


Karya
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 3

yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat


di tingkat Pusat dan Daerah. Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta
Karya mengacu pada kebijakan pembangunan nasional dengan
mengsinkronkan kebijakan - kebijakan pembangunan infrastruktur
permukiman terhadap arahan program pembangunan Ditjen Cipta
Karya.
2.2.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya
Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu
untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia,

memajukan

kesejahteraan

umum,

mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang


berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
dalam bentuk rumusan visi, misi dan arah Pembangunan Nasional.
Pembangunan
merupakan

Jangka

kelanjutan

Panjang

dari

Nasional

pembangunan

Tahun

20052025

sebelumnya

untuk

mencapai tujuan pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam


Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Untuk itu, dalam 20 tahun mendatang, sangat penting dan
mendesak bagi bangsa Indonesia untuk melakukan penataan kembali
berbagai langkah-langkah, antara lain di bidang pengelolaan sumber
daya

alam,

sumber

kelembagaannya

daya

sehingga

manusia,
bangsa

lingkungan

Indonesia

hidup

dapat

dan

mengejar

ketertinggalan dan mempunyai posisi yang sejajar serta daya saing


yang kuat di dalam pergaulan masyarakat Internasional.
Tujuan yang ingin dicapai dengan ditetapkannya Undang-Undang
tentang RPJP Nasional Tahun 20052025 adalah untuk:
a) mendukung

koordinasi

antarpelaku

pembangunan

dalam

pencapaian tujuan nasional,


b) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik
antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah
maupun antara Pusat dan
Daerah,
c) menjamin

keterkaitan

dan

konsistensi

antara

perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan,


RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 4

d) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,


efektif, berkeadilan dan berkelanjutan, dan
e) mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

2.2.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional berfungsi
untuk menjadi pedoman Kementerian/Lembaga dalam menyusun
rencana strategis, bahan penyusunan dan penyesuaian RPJM Daerah,
menjadi pedoman pemerintah dalam menyusun Rencana Kerja
Pemerintah (RKP), dan acuan dasar dalam pemantauan dan evaluasi
RPJM Nasional.
RPJMN pemerintah memprioritaskan pembangunan nasional
untuk

mencapai

kedaulatan

pangan,

ketersediaan

energi

dan

pengelolaan sumber daya maritim serta kelautan dalam lima tahun ke


depan. Pemerintah juga berkomitmen mengarahkan pembangunan
untuk mencapai peningkatan kesejahteraan berkelanjutan, dengan
mendorong warga Indonesia memiliki jiwa gotong royong, dan
harmonis dalam kehidupan antarkelompok sosial. Pemerintah juga
ingin agar postur perekonomian dapat sesuai dengan pertumbuhan
yang berkualitas. Artinya, pertumbuhan ekonomi harus bersifat
inklusif, berbasis luas, dan berlandaskan keunggulan sumber daya
manusia

serta

kemampuan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi.

Pertumbuhan berkualitas itu dicapai secara bersamaan dengan


meraih keseimbangan antarsektor ekonomi dan antarwilayah, dan
mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan.
2.2.3. Visi dan Misi RPJPN 2005-2025

Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, tantangan yang


dihadapi dalam 20 tahunan mendatang dengan memperhitungkan
modal dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, dan amanat
pembangunan yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar

Negara

VisiPembangunan

Republik

Indonesia

Nasional

tahun

Tahun

1945,

2005-2025

maka
adalah:

INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR


Dengan penjelasan sebagai berikut:
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 5

Mandiri : Bangsa mandiri adalah bangsa yang mampu mewujudkan


kehidupan
sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju
dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.
Maju
manusianya

: Suatu bangsa dikatakan makin maju apabila sumber daya

memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas


pendidikan yang tinggi.
Adil

:Sedangkan Bangsa adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk


apapun, baik antarindividu, gender, maupun wilayah.

Makmur :Kemudian Bangsa yang makmur adalah bangsa yang sudah


terpenuhi
seluruh

kebutuhan

hidupnya,

sehingga

dapat

memberikan

makna dan arti penting bagi bangsa-bangsa lain di dunia.


Delapan Misi Pembangunan Nasional adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan

masyarakat

berakhlak

mulia,

bermoral,

beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah


Pancasila adalah memperkuat jati diri dankarakter bangsa melalui
pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yangbertaqwa
kepada

Tuhan

Yang

memeliharakerukunan
melaksanakan

Maha

Esa,

internal

interaksiantar

mematuhi

dan

budaya,

aturan

antarumat

hukum,

beragama,

mengembangkan

modal

sosial, menerapkan nilai-nilai luhurbudaya bangsa, dan memiliki


kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalamrangka memantapkan
landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.
2. Mewujudkan

bangsa

yang

berdaya-saing

adalah

mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas


dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan
iptek melalui penelitian; pengembangan, dan penerapan menuju
inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju
serta reformasi di bidang hukum dan aparatur negara; dan
memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap
wilayah

menuju

keunggulan

kompetitif

dengan

membangun

keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk


pelayanan jasa dalam negeri.
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum

adalah memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh;


RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 6

memperkuat

peran

masyarakat

sipil;

memperkuat

kualitas

desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan media


dan

kebebasan

media

dalam

mengomunikasikan

kepentingan

masyarakat; dan melakukan pembenahan struktur hukum dan


meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum secara adil,
konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak rakyat kecil.
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah

membangun kekuatan TNI hingga melampaui kekuatan esensial


minimum serta disegani di kawasan regional dan internasional;
memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri
agar mampu melindungi dan mengayomi masyarakat; mencegah
tindak

kejahatan,

membangun

dan

menuntaskan

kapabilitas

lembaga

tindakan

intelijen

dan

kriminalitas;
kontra-intelijen

negara dalam penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan


kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan
dan

kontribusi

industry

pertahanan

nasional

dalam

sistem

pertahanan semesta.
5. Mewujudkan

adalah

pemerataan pembangunan dan berkeadilan

meningkatkan

kesenjangan

sosial

pembangunan

secara

menyeluruh,

daerah;

mengurangi

keberpihakan

kepada

masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah;


menanggulangi

kemiskinan

dan

pengangguran

secara

drastis;

menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai


pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; serta
menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender.
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki

pengelolaan

pelaksanaan

pembangunan

yang

dapat

menjaga

keseimbangan antara pemanfaaatan, keberlanjutan, keberadaan,


dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan
tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam
kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan
ruang yang serasi antara penggunaan untuk pemukiman, kegiatan
sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan
ekonomi

sumber

daya

alam

dan

lingkungan

yang

berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya alam


dan

lingkungan

memberikan

hidup

keindahan

untuk
dan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

mendukung
kenyamanan

kualitas

kehidupan;

kehidupan;

serta

II - 7

meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keaneka ragaman


hayati sebagai modal dasar pembangunan.
7. Mewujudkan

Indonesia

menjadi

negara

kepulauan

yang

mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional


adalah

menumbuhkan

wawasanbahari

bagi

masyarakat

dan

pemerintah agar pembangunan Indonesiaberorientasi kelautan;


meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yangberwawasan
kelautan

melalui

teknologikelautan;

pengembangan
mengelola

ilmu

wilayah

pengetahuan

laut

nasional

dan
untuk

mempertahankan kedaulatandan kemakmuran; dan membangun


ekonomi

kelautan

secara

terpadu

denganmengoptimalkan

pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan.


8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan

dunia internasional adalah memantapkan diplomasi Indonesia


dalam rangkamemperjuangkan kepentingan nasional; melanjutkan
komitmen

Indonesiaterhadap

pembentukan

identitas

dan

pemantapan integrasi internasional danregional; dan mendorong


kerja sama internasional, regional dan bilateralantarmasyarakat,
antarkelompok, serta antarlembaga di berbagai bidang.

2.2.4. Arah Kebijakan Untuk Pembangunan nasional

Mengacu pada permasalahan dan tantangan yang dihadapi


bangsa dan Negara Indonesia baik dewasa ini maupun dalam lima
tahun

mendatang,

maka

arah

kebijakan

umum

pembangunan

nasional 2010-2014 adalah sebagai berikut:


1. Arah kebijakan umum untuk melanjutkan pembangunan mencapai
Indonesia yang sejahtera. Indonesia yang sejahtera tercermin dari
peningkatan

tingkat

kesejahteraan

masyarakat

secara

keseluruhan dalam bentuk percepatan pertumbuhan ekonomi


yang didukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pengurangan kemiskinan, pengurangan tingkat pengangguran
yang diwujudkan dengan bertumpu pada program perbaikan
kualitas sumber daya manusia, perbaikan infrastruktur dasar,
serta terjaganya dan terpeliharanya lingkungan hidup secara
berkelanjutan.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 8

2. Arah kebijakan umum untuk memperkuat pilar-pilar demokrasi


dengan penguatan yang bersifat kelembagaan dan mengarah
pada tegaknya ketertiban umum, penghapusan segala macam
diskriminasi, pengakuan dan penerapan hak asasi manusia serta
kebebasan yang bertanggung jawab.50
3. Arah kebijakan umum untuk memperkuat dimensi keadilan dalam
semua bidang termasuk pengurangan kesenjangan pendapatan,
pengurangan kesenjangan pembangunan antar daerah (termasuk
desa-kota), dan kesenjangan jender. Keadilan juga `hanya dapat
diwujudkan bila sistem hukum berfungsi secara kredibel, bersih,
adil

dan

tidak

pandang

bulu.

Demikian

pula

kebijakan

pemberantasan korupsi secara konsisten diperlukan agar tercapai


rasa keadilan dan pemerintahan yang bersih.
Berdasarkan keberhasilan pencapaian program pembangunan
dalam

lima

tahun

melanjutkan

sebelumnya

pendekatan

(2004-2009),

pembangunan

pemerintah

kelembagaan

akan
dalam

mewujudkan visi dan misi pembangunan. Pendekatan yang bersifat


kelembagaan

ini

dimaksudkan

sebagai

pendekatan

yang

menyeimbangkan antara pentingnya proses yang berlandaskan pada


tatakelola yang baik, bersih, transparan, adil, dan akuntabel, dengan
hasil yang baik dan efisien. Pemerintahan tidak seharusnya hanya
berorientasi pada hasil jangka pendek, dengan tidak mengindahkan
azas-azas kepatutan, keadilan, dan keberlanjutan. Pendekatan ini
dipandang

akan

memberikan

hasil

yang

berkelanjutan

karena

dibangun di atas fondasi yang lebih kokoh, melewati proses yang


telah disetujui bersama secara demokratis, serta dengan rasa
memiliki yang tinggi dan akuntabel.
Pembangunan

kelembagaan

ini

tidak

hanya

membangun

mekanisme kelembagaan yang baru, tetapi juga mengembalikan


kembali aturan lama yang dipandang lebih berkelanjutan ke dalam
sistem. Sebagai contoh, program BOS selama ini lebih banyak
dilakukan

pemerintah

menetapkan

bahwa

pusat,
pendidikan

padahal

UU

merupakan

Otonomi
tugas

Daerah

pemerintah

kabupaten/kota, selanjutnya program ini akan lebih mengedepankan


dan mengaktifkan peran pemerintah daerah.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 9

2.2.5. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan


Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Sesuai dengan Perpres No.32 Tahun 2011, dalam rangka
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005
2025 dan untuk melengkapi dokumen perencanaan guna
meningkatkan daya saing perekonomian nasional yang lebih solid,
diperlukan adanya suatu masterplan percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi Indonesia yang memiliki arah yang jelas,
strategi yang tepat, fokus dan terukur maka perlu menetapkan
Peraturan Presiden tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025
MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan
perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima
belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025
dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005 2025 dan melengkapi dokumen perencanaan
Penjelasan umum koridor ekonomi :
1. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Sumatera dengan tema
Sentra Produksi dan pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi
Nasional adalah kelapa sawit, batu bara, karet, dan besi baja.
Selain itu ada tambahan satu kegiatan, yaitu pengembangan
kawasan strategis nasional yaitu pembangunan jembatan selat
sunda.
2. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Jawa dengan tema
Pendorong Industri dan Jasa Nasional adalah industri makanan
dan minuman, tekstil, peralatan transportasi, perkapalan, alutista,
telematika, migas, pariwisata, besi baja, dan sektor lain.
3. Koridor Ekonomi Kalimantan adalah sebagai Pusat Produksi dan
Pengolahan Hasl Tambang dan Lumbung Energi Nasional.
4. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Bali-Nusa Tenggara
dengan tema Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan
Nasional adalah: pariwisata, peternakan, dan perikanan.
5. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Sulawesi dengan tema
Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan,
Perikanan, Migas, dan Pertambangan Nasional adalah pariwisata,
perikanan, dan peternakan.
6. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Maluku-Papua dengan
tema Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan
pertambangan Nasional adalah pertanian tanaman pangan,
tembaga, nikel, migas, dan perikanan.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 10

2.2.6. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan


Kemiskinan Indonesia (MP3KI)
Dalam upaya menekan angka kemiskinan, pemerintah sejak
2009 mendesain program Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI). Program ini langsung
menyasar masyarakat bawah yang mengalami kemiskinan ekstrim di
Indonesia.Sebagai program andalan, MP3KI ini juga bertujuan untuk
mengimbangi rencana besar pembangunan ekonomi yang terintegrasi
dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI).
MP3EI digulirkan guna menjaga stabilitas makro-ekonomi,
mendorong percepatan pertumbuhan sektor riil, memperbaiki iklim
investasi, mempercepat dan memperluas pembangunan infrastruktur,
menguatkan skema kerja sama pembiayaan investasi dengan swasta,
ketahanan energi, ketahanan pangan, reformasi birokrasi dan tata
kelola, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan inovasi
teknologi.
Fokus kerja MP3KI tertuang dalam sejumlah program, pertama,
penanggulangan kemiskinan eksisting Klaster I, berupa bantuan dan
jaminan/perlindungan sosial.Lalu di Klaster II adalah pemberdayaan
masyarakat, Klaster III tentang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (KUMKM), dan Klaster IV adalah program prorakyat.
Kedua, transformasi perlindungan dan bantuan sosial. Ketiga,
pengembangan livelihood, pemberdayaan, akses berusaha & kredit,
dan pengembangan kawasan berbasis potensi lokal. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

Tahapan pelaksanaan MP3KI menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu :

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 11

TAHAP 1 (Periode 2013-2014)

Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8%


-10% pada tahun 2014;

Tidak ada program baru kemiskinan. Perbaikan pelaksanaan


program penanggulangan kemiskinan yang berjalan selama ini,
melalui cara KEROYOKAN DI KANTONG-KANTONG KEMISKINAN,
SINERGI LOKASI DAN WAKTU, SERTA PERBAIKAN SASARAN
(seperti : Program Gerbang Kampung di Menko Kesra);

Sustainable livelihood sebagai penguatan kegiatan usaha


masyarakat miskin, termasuk membangun keterkaitan dengan
MP3EI;

Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014 .

TAHAP 2 (Periode 2015 2019)

Transformasi program-program pengurangan kemiskinan;

Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial


menuju universal coverage;

Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja;


Penguatan sustainable livelihood.

TAHAP 3 (Periode 2020-2025)

Pemantapan system penanggulangan kemiskinan secara terpadu;


Sistem jaminan sosial mencapai universal coverage.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 12

2.2.7. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)


Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, adalah
kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
yang
ditetapkan
untuk
menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas
tertentu.
Kawasan
Ekonomi
Khusus
dikembangkan
untuk
mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang
bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk
menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah dalam kesatuan
ekonomi nasional.
Dalam rangka mempercepat pencapaian pembangunan
ekonomi nasional, diperlukan peningkatan penanaman modal melalui
penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan
geostrategis. Kawasan tersebut dipersiapkan untuk memaksimalkan
kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang
memiliki nilai ekonomi tinggi. Pengembangan KEK bertujuan untuk
mempercepat perkembangan daerah dan sebagai model terobosan
pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi, antara lain
industri, pariwisata, dan perdagangan sehingga dapat menciptakan
lapangan pekerjaan.
Sesuai Undang-undang No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan
Ekonomi Khusus, fungsi KEK adalah untuk melakukan dan
mengembangkan usaha di bidang perdagangan, jasa, industri,
pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos
dan telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain. Sesuai dengan hal
tersebut, KEK terdiri atas satu atau beberapa Zona, antara lain Zona
pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi,
pariwisata, dan energi yang kegiatannya dapat ditujukan untuk
ekspor dan untuk dalam negeri.
Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat
ditetapkan sebagai KEK adalah sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah, tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung, adanya
dukungan
dari
pemerintah
provinsi/kabupaten/kota
dalam
pengelolaan KEK, terletak pada posisi yang strategis atau mempunyai
potensi sumber daya unggulan di bidang kelautan dan perikanan,
perkebunan, pertambangan, dan pariwisata, serta mempunyai batas
yang jelas, baik batas alam maupun batas buatan.
Untuk
menyelenggarakan
KEK,
dibentuk
lembaga
penyelenggara KEK yang terdiri atas Dewan Nasional di tingkat pusat
dan Dewan Kawasan di tingkat provinsi.Dewan Kawasan membentuk
Administrator KEK di setiap KEK untuk melaksanakan pelayanan,
pengawasan, dan pengendalian operasionalisasi KEK.Kegiatan usaha
di KEK dilakukan oleh Badan Usaha dan Pelaku Usaha.
Fasilitas yang diberikan pada KEK ditujukan untuk meningkatkan
daya saing agar lebih diminati oleh penanam modal. Fasilitas tersebut
terdiri atas fasilitas fiskal, yang berupa perpajakan, kepabeanan dan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 13

cukai, pajak daerah dan retribusi daerah, dan fasilitas nonfiskal, yang
berupa fasilitas pertanahan, perizinan, keimigrasian, investasi, dan
ketenagakerjaan, serta fasilitas dan kemudahan lain yang dapat
diberikan pada Zona di dalam KEK, yang akan diatur oleh instansi
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

2.2.8. Direktif Presiden


Melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun
2010 Tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan, seluruh
Badan/Lembaga
negara,
Gubernur
dan
Kepala
Daerah
(Bupati/Walikota) untuk dapat mengambil langkah-langkah yang
diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masingmasing,
dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan yang
berkeadilan sebagaimana termuat dalam Lampiran Instruksi Presiden
ini, yang meliputi program :
1. Pro rakyat;
2. Keadilan untuk semua (justice for all);
3. Pencapaian
Tujuan
Pembangunan
Milenium
( Millennium
Development Goals - MDGs).

Dalam rangka pelaksanaan program-program sebagaimana dimaksud


diatas:
1. Untuk program pro rakyat, memfokuskan pada:
a. Program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga;
b. Program
penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat;
c. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
usaha mikro dan kecil;
2. Untuk program keadilan untuk semua, memfokuskan pada:
a. Program keadilan bagi anak;
b. Program keadilan bagi perempuan;
c. Program keadilan di bidang ketenagakerjaan;
d. Program keadilan di bidang bantuan hukum;
e. Program keadilan di bidang reformasi hukum dan peradilan;
f. Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan.
3. Untuk program pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium,
memfokuskan pada:
a. Program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan;
b. Program pencapaian pendidikan dasar untuk semua;
c. Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan;
d. Program penurunan angka kematian anak;
e. Program kesehatan ibu;
f. Program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular
lainnya;
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 14

g. Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup;


h. Program
pendukung
percepatan
pencapaian
Pembangunan Milenium.

Tujuan

2.3. Peraturan Perundangan Pembangunan Bidang PU/Cipta


Karya.
Rencana pembangunan infrastruktur permukiman disusun
dengan yang mengacu pada rencana tata ruang maupun rencana
pembangunan, baik skala nasional maupun skala provinsi dan
kabupaten/kota.
Penjabaran rencana pembangunan tersebut akan disusun
secara sistematis dengan berlandaskan pada rencana kerangka
jangka menengah yang menjadi dasar pada penjabaran rencana kerja
bidang Cipta Karya, dan juga mengacu pada Rencana Strategis
(Renstra) Cipta Karya. Untuk itu, sesuai dengan yang telah digariskan
pada Rencana Strategis, diperlukan penyusunan rencana yang lebih
teknis, yang didasarkan pada skenario pemanfaatan dan perwujudan
struktur dan pola ruang yang diwujudkan dalam strategi
pengembangan wilayah dan strategi pengembangan sektor. Rencana
yang lebih teknis tersebut disusun dalam kerangka jangka menengah
dan dijabarkan pada tataran kegiatan yang lebih rinci dari berbagai
macam aspek, seperti rencana pendanaan, sumber pendanaan dan
kerangka
pelaksanaannya.Dokumen
perencanaan
tersebut
diwujudkan dalam bentuk Rencana Program Investasi Jangka
Menengah (RPI2-JM) bidang Cipta Karya.
Dalam pelaksanaannya nanti RPI2-JM Bidang Cipta Karya yang
merupakan perencanaan investasi jangka menengah, akan menjadi
salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran
atau rencana kerja tahunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat
provinsi
dan
Kabupaten/Kota.
Dalam
arti
bahwa
rencana
pembangunan dalam RPI2-JM tersebut harus tertuang dalam rencana
kerja/RKP/RKPD.
Dengan demikian jelas bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya
merupakan perwujudan rencana dari berbagai macam kebijakan yang
menyangkut pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai
dengan sistem perencanaan pembangunan nasional yang berlaku
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.

2.3.1. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan


Permukiman
Berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Permukiman bahwa setiap orang berhak hidup
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 15

sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan


lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan
dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis
dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah
satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri,
mandiri, dan produktif.
Pemerintah perlu berperan lebih dalam pertumbuhan dan
pembangunan wilayah yang kurang memperhatikan keseimbangan
bagi kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah mengakibatkan
kesulitan masyarakat untuk memperoleh rumah yang layak dan
terjangkau.
Perumahan dan kawasan permukiman diselenggarakan untuk :
a. memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman
b. mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta
penyebaran penduduk yang proporsional melalui pertumbuhan
lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai dengan tata
ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama
bagi MBR;
c. meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi
pembangunan
perumahan
dengan
tetap
memperhatikan
kelestarian fungsi lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun
kawasan perdesaan;
d. memberdayakan
para
pemangku
kepentingan
bidang
pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman;
e. menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya;
dan
f. menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau
dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana,
terpadu, dan berkelanjutan.
Alat ukur pencapaian keluaran/output penyelenggaraan
infrastruktur kawasan permukiman kumuh adalah meningkatnya
kualitas lingkungan permukiman kumuh di kawasan perkotaan
dengan cara pengembalian fungsi kawasan permukiman sehingga
dapat meningkatkan nilai tambah kawasan permukimannya dan
menjadi bagian penting dalam pengembangan kota secara
keseluruhan.
Pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan
kumuh dan permukiman kumuh baru mencakup:
a. ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yang tinggi;
b. ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum;
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 16

c. penurunan kualitas rumah, perumahan, dan permukiman, serta


prasarana, sarana dan utilitas umum; dan
d. pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

Sesuai Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan


Permukiman, penetapan lokasi perumahan dan permukiman kumuh
wajib memenuhi persyaratan:
a. kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana
tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota;
b. kesesuaian dengan rencana tata bangunan dan lingkungan;
c. kondisi dan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas umum yang
memenuhi persyaratan dan tidak membahayakan penghuni;
d. tingkat keteraturan dan kepadatan bangunan;
e. kualitas bangunan; dan
f. kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.

2.3.2. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan


Gedung
Bangunan gedung sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, mempunyai peranan yang sangat strategis dalam
pembentukan watak, perwujudan produktivitas, dan jati diri
manusia.Oleh karena itu, penyelenggaraan bangunan gedung perlu
diatur dan dibina demi kelangsungan dan peningkatan kehidupan
serta penghidupan masyarakat, sekaligus untuk mewujudkan
bangunan gedung yang fungsional, andal, berjati diri, serta seimbang,
serasi, dan selaras dengan lingkungannya.
Bangunan gedung merupakan salah satu wujud fisik
pemanfaatan ruang.Oleh karena itu dalam pengaturan bangunan
gedung tetap mengacu pada pengaturan penataan ruang sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam
penyelenggaraan bangunan gedung, setiap bangunan gedung harus
memenuhi persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung,
serta harus diselenggarakan secara tertib.
Undang-undang tentang Bangunan Gedung mengatur fungsi
bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan
bangunan gedung, termasuk hak dan kewajiban pemilik dan
pengguna bangunan gedung pada setiap tahap penyeleng-garaan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 17

bangunan gedung, ketentuan tentang peran masyarakat


pembinaan oleh pemerintah, sanksi, ketentuan peralihan,
ketentuan penutup.

dan
dan

Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk :


1. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai
dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan
lingkungannya;
2. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang
menjaminkeandalan
teknis
bangunan
gedung
dari
segi
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan;
3. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan
gedung;
Keseluruhan maksud dan tujuan pengaturan tersebut dilandasi
oleh asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, dan keserasian
bangunan gedung dengan lingkungannya, bagi kepentingan
masyarakat yang berperikemanusiaan dan berkeadilan.
Masyarakat diupayakan untuk terlibat dan berperan secara aktif
bukan hanya dalam rangka pembangunan dan pemanfaatan
bangunan gedung untuk kepentingan mereka sendiri, tetapi juga
dalam meningkatkan pemenuhan persyaratan bangunan gedung dan
tertib penyelenggaraan bangunan gedung pada umumnya.
Perwujudan bangunan gedung juga tidak terlepas dari peran
penyedia jasa konstruksi berdasarkan peraturan perundang-undangan
di bidang jasa konstruksi baik sebagai perencana, pelaksana,
pengawas
atau
manajemen
konstruksi
maupun
jasa-jasa
pengembangannya, termasuk penyedia jasa pengkaji teknis
bangunan gedung.Oleh karena itu, pengaturan bangunan gedung ini
juga harus berjalan seiring dengan pengaturan jasa konstruksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Dengan diberlakukannya undang-undang ini, maka semua
penyelenggaraan bangunan gedung baik pembangunan maupun
pemanfaatan, yang dilakukan di wilayah negara Republik Indonesia
yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, masyarakat, serta oleh
pihak asing, wajib mematuhi seluruh ketentuan yang tercantum
dalam Undang-undang tentang Bangunan Gedung.
Dalam menghadapi dan menyikapi kemajuan teknologi, baik
informasi maupun arsitektur dan rekayasa, perlu adanya penerapan
yang seimbang dengan tetap mempertimbangkan nilai-nilai sosial
budaya masyarakat setempat dan karakteristik arsitektur dan
lingkungan yang telah ada, khususnya nilai-nilai kontekstual,
tradisional, spesifik, dan bersejarah.
Dalam penyelenggaraan
gedung mempunyai hak:

bangunan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

gedung,

pemilik

bangunan
II - 18

a. mendapatkan pengesahan dari Pemerintah Daerah atas rencana


teknis bangunan gedung yang telah memenuhi persyaratan;
b. melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan
perizinan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
c. mendapatkan surat ketetapan bangunan gedung dan/atau
lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan dari Pemerintah
Daerah;
d. mendapatkan
insentif
sesuai
dengan
peraturan
perundangundangan dari Pemerintah Daerah karena bangunannya
ditetapkan sebagai bangunan yang harus dilindungi dan
dilestarikan;
e. mengubah fungsi bangunan setelah mendapat izin tertulis dari
Pemerintah
Daerah;
f. mendapatkan
ganti
rugi
sesuai
dengan
peraturan
perundangundangan apabila bangunannya dibongkar oleh
Pemerintah Daerah atau pihak lain yang bukan diakibatkan oleh
kesalahannya.
Dalam penyelenggaraan bangunan
gedung mempunyai kewajiban:

gedung,

pemilik

bangunan

a. menyediakan rencana teknis bangunan gedung yang memenuhi


persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan fungsinya;
b. memiliki izin mendirikan bangunan (IMB);
c. melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan
rencana teknis yang telah disahkan dan dilakukan dalam batas
waktu berlakunya izin mendirikan bangunan;
d. meminta pengesahan dari Pemerintah Daerah atas perubahan
rencana teknis bangunan gedung yang terjadi pada tahap
pelaksanaan
bangunan
mengetahui
tata
cara/proses
penyelenggaraan bangunan gedung;
b. mendapatkan keterangan tentang peruntukan lokasi dan
intensitas bangunan pada lokasi dan/atau ruang tempat bangunan
akan dibangun;
c. mendapatkan
keterangan
tentang
keandalan bangunan gedung;

ketentuan

persyaratan

d. mendapatkan keterangan tentang ketentuan bangunan gedung


yang laik fungsi;
e. mendapatkan keterangan tentang bangunan gedung dan/atau
lingkungan yang harus dilindungi dan dilestarikan memanfaatkan
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya;
f. memelihara dan/atau merawat bangunan gedung secara berkala;
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 19

g. melengkapi pedoman/petunjuk pelaksanaan pemanfaatan dan


pemeliharaan bangunan gedung;
h. melaksanakan pemeriksaan secara berkala atas kelaikan fungsi
bangunan gedung.
i. memperbaiki bangunan gedung yang telah ditetapkan tidak laik
fungsi;
j. membongkar bangunan gedung yang telah ditetapkan tidak laik
fungsi dan tidak dapat diperbaiki, dapat menimbulkan bahaya
dalam pemanfaatannya, atau tidak memiliki izin mendirikan
bangunan, dengan tidak mengganggu keselamatan dan ketertiban
umum.
Pengaturan dalam undang-undang ini juga memberikan
ketentuan pertimbangan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
masyarakat Indonesia yang sangat beragam. Berkaitan dengan hal
tersebut, pemerintah terus mendorong, memberdayakan dan
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk dapat memenuhi
ketentuan dalam undang-undang ini secara bertahap sehingga
jaminan keamanan, keselamatan, dan kesehatan masyarakat dalam
menyelenggarakan bangunan gedung dan lingkungannya dapat
dinikmati oleh semua pihak secara adil dan dijiwai semangat
kemanusiaan, kebersamaan, dan saling membantu, serta dijiwai
dengan pelaksanaan tata pemerintahan yang baik.
2.3.3. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Air merupakan salah satu sumber kehidupan mutlak untuk
mahkluk hidup.Ketersediaan dan kebutuhan harus seimbang untuk
menjamin keberlanjutan sumber daya air.Kelebihan air terutama di
musim hujan di suatu tempat bisa menjadi masalah seperti banjir
atau longsor.Namun kekurangan air terutama pada musim kemarau
juga
menimbulkan
masalah,
yaitu
timbulnya
bencana
kekeringan.Keberadaaan, ketersediaan, kebutuhan dan penggunaan
sumber daya air tergantung dari banyak aspek yang saling
mempengaruhi saling memberikan dampak baik yang positif maupun
negatif. Sejarah terbitnya Undang-Undang Sumber Daya Air ini
merupakan suatu proses yang cukup panjang. Ada yang pro maupun
ada yang kontra untuk diterbitkan. Isu-isu timbul selama proses
penerbitannya, antara lain privatisasi, ekspor air, peningkatan fungsi
ekonomi dan berkurangnya fungsi sosial yang akanmenimbulkan
kerugian bagi masyarakat. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa air
merupakan kepentingan semua pihak (water is everyone's business).
Kebutuhan masyarakat terhadap air yang semakin meningkat
mendorong lebih menguatnya nilai ekonomi air dibanding nilai dan
fungsi sosialnya.Kondisi tersebutberpotensi menimbulkan konflik
kepentingan antarsektor, antarwilayah dan berbagai pihak yang
terkait dengan sumber daya air. Di sisi lain, pengelolaan sumber daya
air yang lebih bersandar pada nilai ekonomi akan cenderung lebih
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 20

memihak kepada pemilik modal serta dapat mengabaikan fungsi


sosial sumber daya air. Berdasarkan pertimbangan tersebut undangundang ini lebih memberikan perlindungan terhadap kepentingan
kelompok masyarakat ekonomi lemah dengan menerapkan prinsip
pengelolaan sumber daya air yang mampu menyelaraskan fungsi
sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi.
Hak guna pakai air untuk memenuhi kebutuhan pokok seharihari bagi perseorangan dan pertanian rakyat yang berada di dalam
sistem irigasi dijamin oleh Pemerintah atau pemerintah daerah. Hak
guna pakai air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi
perseorangan dan pertanian rakyat tersebut termasuk hak untuk
mengalirkan air dari atau ke tanahnya melalui tanah orang lain yang
berbatasan dengan tanahnya. Pemerintah atau pemerintah daerah
menjamin alokasi air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari
bagi perseorangan dan pertanian rakyat tersebut dengan tetap
memperhatikan kondisi ketersediaan air yang ada dalam wilayah
sungai yang bersangkutan dengan tetap menjaga terpeliharanya
ketertiban dan ketentraman.
Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya Air
harus sesuai dengan prinsip hukum pengelolaan sumber daya alam
yang menyebutkan bahwa pengelolaan sumber daya alam harus
dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip :

1. Good governance principle,


2. Subsidiary principle,
3. Equity principle,
4. Priority use principle,
5. Prior appropriation principle,
6. Sustainable development principle,
7. Good sustainable development governance,
8. Principle of participatory development.
Pengaturan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sumber
daya air oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota didasarkan pada keberadaan wilayah sungai yang
bersangkutan, yaitu:
a. wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara,
dan/atau wilayah sungai strategis nasional menjadi kewenangan
Pemerintah.
b. wilayah sungai lintas
pemerintah provinsi;

kabupaten/kota

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

menjadi

kewenangan

II - 21

c. wilayah sungai yang secara utuh berada pada satu wilayah


kabupaten/kota menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota;
Di samping itu, undang-undang ini juga memberikan
kewenangan pengelolaan sumber daya air kepada pemerintah desa
atau yang disebut dengan nama lain sepanjang kewenangan yang
ada belum dilaksanakan oleh masyarakat dan/atau oleh pemerintah
di atasnya. Kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sumber
daya air tersebut termasuk mengatur, menetapkan, dan memberi izin
atas peruntukan, penyediaan, penggunaan, dan pengusahaan sumber
daya air pada wilayah sungai dengan tetap dalam kerangka
konservasi dan pengendalian daya rusak air.
Pengusahaan sumber daya air diselenggarakan dengan tetap
memperhatikan fungsi sosial sumber daya air dan kelestarian
lingkungan hidup. Pengusahaan sumber daya air yang meliputi satu
wilayah sungai hanya dapat dilakukan oleh badan usaha milik negara
atau badan usaha milik daerah di bidang pengelolaan sumber daya
air atau kerja sama antara keduanya, dengan tujuan untuk tetap
mengedepankan prinsip pengelolaan yang selaras antara fungsi
sosial, fungsi lingkungan hidup, dan fungsi ekonomi sumber daya air.
2.3.4. sUndang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Persampahan
Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume
sampah. Di samping itu, pola konsumsi masyarakat memberikan
kontribusi dalam menimbulkan jenis sampah yang semakin beragam,
antara lain, sampah kemasan yang berbahaya dan/atau sulit diurai
oleh proses alam.
Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang
sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai
sumber daya yang perlu dimanfaatkan.Masyarakat dalam mengelola
sampah masih bertumpu pada pendekatan akhir (end-of-pipe), yaitu
sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pemrosesan
akhir sampah. Padahal, timbunan sampah dengan volume yang besar
di lokasi tempat pemrosesan akhir sampah berpotensi melepas gas
metan (CH4) yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan
memberikan kontribusi terhadap pemanasan global. Agar timbunan
sampah dapat terurai melalui proses alam diperlukan jangka waktu
yang lama dan diperlukan penanganan dengan biaya yang besar.
Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada
pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan
paradigma baru pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang
sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan
dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk ataupun
untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah dilakukan dengan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 22

pendekatan yang komprehensif dari hulu, sejak sebelum dihasilkan


suatu produk yang berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir, yaitu
pada fase produk sudah digunakan sehingga menjadi sampah, yang
kemudian
dikembalikan
ke
media
lingkungan
secara
aman.Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut
dilakukan
dengan
kegiatan
pengurangan
dan
penanganan
sampah.Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan,
penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan
penanganan
sampah
meliputi
pemilahan,
pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
Dalam rangka menyelenggarakan pengelolaan sampah secara
terpadu dan komprehensif, pemenuhan hak dan kewajiban
masyarakat, serta
tugas
dan wewenang Pemerintah dan
pemerintahan daerah untuk melaksanakan pelayanan publik,
diperlukan payung hukum dalam bentuk undangundang.Pengaturan
hukum pengelolaan sampah dalam Undang-Undang ini berdasarkan
asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas
keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas
keamanan, dan asas nilai ekonomi.
Tugas Pemerintah dan pemerintahan daerah sebagaimana
termuat pada Undang-undang No.18 Tahun 2008 terdiri atas:
a. menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam pengelolaan sampah;
b. melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan,
dan penanganan sampah;
c. memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan
pengurangan, penanganan, dan pemanfaatan sampah;

upaya

d. melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan


prasarana dan sarana pengelolaan sampah;
e. mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil
pengolahan sampah;
f. memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang
pada masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani
sampah; dan
g. melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat,
dan dunia usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan
sampah.
Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan
kabupaten/kota mempunyai kewenangan:
a. menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan
berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi;

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

sampah

II - 23

b. menyelenggarakan pengelolaan sampah skala kabupaten/kota


sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang
ditetapkan oleh
Pemerintah;
c. melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan
sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain;
d. menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat
pengolahan sampah terpadu, dan/atau tempat pemrosesan akhir
sampah;
e. melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6
(enam) bulan selama 20 (dua puluh) tahun terhadap tempat
pemrosesan akhir sampah dengan sistem pembuangan terbuka
yang telah ditutup; dan
f. menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap
pengelolaan sampah sesuai dengan kewenangannya.

darurat

Penetapan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat


pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud diatas merupakan
bagian dari rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota sesuai
dengan peraturan perundangundangan.
Sesuai Undang-undang No.18 Tahun 2008 Pengurangan sampah
dimaksud meliputi kegiatan:
a. pembatasan timbulan sampah;
b. pendauran ulang sampah; dan/atau
c. pemanfaatan kembali sampah.
Dalam hal ini Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan
Kegiatan penanganan sampah sebagaimana dimaksud dalam
meliputi:
a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;
b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan
sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara
atau tempat pengolahan sampah terpadu;
c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber
dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari
tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat
pemrosesan akhir
d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan
jumlah sampah; dan/atau
e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media
lingkungan secara aman.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 24

Dalam mewujudkan usaha bersama pengelolaan sampah terpadu,


Pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama antar pemerintah
daerah dan dengan badan usaha pengelolaan sampah dalam
melakukan pengelolaan sampah.

2.4. Amanat Internasional Bidang Cipta Karya


2.4.1 Agenda habitat
Tujuan dari Agenda Habitat yang sepenuhnya sesuai dengan
tujuan

dan

prinsip-prinsip

Piagam

PBB

dan

hukum

internasional.Sedangkan pentingnya kekhasan nasional dan regional


serta berbagai sejarah, budaya dan latar belakang agama harus
diingat, itu adalah tugas dari semua negara untuk mempromosikan
dan melindungi semua hak asasi manusia dan kebebasan dasar,
termasuk hak untuk pembangunan.
Pelaksanaan Agenda Habitat, termasuk implementasi melalui
hukum nasional dan prioritas pembangunan, program dan kebijakan,
adalah hak kedaulatan dan tanggung jawab masing-masing Negara
sesuai dengan hak asasi manusia dan kebebasan dasar, termasuk hak
atas pembangunan, dan mempertimbangkan pentingnya nilai-nilai
agama dan etika, latar belakang budaya, dan keyakinan filosofis
individu dan masyarakat, memberikan kontribusi untuk menikmati
hak asasi manusia untuk mencapai tujuan tempat tinggal yang
memadai

untuk

semua

dan

pembangunan

pemukiman

yang

berkelanjutan.
Pemberantasan kemiskinan sangat penting untuk permukiman
manusia yang berkelanjutan. Prinsip pemberantasan didasarkan pada
kerangka kerja yang diadopsi oleh KTT Dunia untuk Pembangunan
Sosial dan hasil yang relevan dari konferensi utama PBB lainnya,
termasuk tujuan pemenuhan kebutuhan dasar dari semua orang,
terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan dan kelompok yang
kurang

beruntung

dan

rentan.

Khususnya

di

negara-negara

berkembang di mana kemiskinan akut, yang memungkinkan semua


perempuan dan laki-laki untuk mendapat mata pencaharian yang
aman dan berkelanjutan dapat dipilih secara bebas untuk lapangan
kerja yang produktif dan pekerjaan.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 25

Pembangunan

berkelanjutan.Sangat

penting

bagi

pembangunan pemukiman manusia, dan memberikan pertimbangan


penuh untuk kebutuhan dan kebutuhan untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi,

pembangunan

sosial

dan

perlindungan

lingkungan.Pertimbangan khusus harus diberikan untuk negaranegara berkembang dengan transisi ekonomi. Pemukiman manusia
harus direncanakan, dikembangkan dan ditingkatkan dengan cara
yang

memperhitungkan

penuh

prinsip-prinsip

pembangunan

berkelanjutan dan semua komponennya, sebagaimana tercantum


dalam Agenda 21 dan terkait hasil dari Konferensi PBB tentang
Lingkungan dan Pembangunan. Pembangunan Pemukiman manusia
berkelanjutan menjamin pembangunan ekonomi, kesempatan kerja
dan kemajuan sosial, selaras dengan lingkungan. Ini mencakup
prinsip-prinsip Deklarasi Rio tentang Lingkungan Hidup dan
Pembangunan, yang merupakan hasil dari Konferensi Perserikatan
BangsaBangsa tentang Lingkungan dan Pembangunan, prinsip-prinsip
pendekatan kehati-hatian, pencegahan polusi, perhatian terhadap
daya dukung ekosistem, dan pelestarian peluang untuk masa depan
generasi. Produksi, konsumsi dan transportasi harus dikelola dengan
cara yang dapat melindungi dan melestarikan stok sumber daya. Ilmu
pengetahuan
membentuk

dan

teknologi

pemukiman

mempertahankan

memiliki

manusia

ekosistem

mereka.

peran

yang

penting

dalam

berkelanjutan

Keberlanjutan

dan

pemukiman

manusia memerlukan distribusi geografis yang seimbang atau


distribusi lainnya yang sesuai dengan kondisi nasional, mendorong
pembangunan

ekonomi

dan

sosial,

kesehatan

manusia

dan

pendidikan, dan konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan


secara berkelanjutan komponen-komponennya, dan pemeliharaan
keanekaragaman budaya serta udara, air, hutan, vegetasi dan
kualitas tanah pada standar cukup untuk menopang kehidupan
manusia dan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Kualitas hidup semua orang tergantung, antara lain ekonomi,
sosial,

lingkungan dan

budaya

faktor,

pada

kondisi

fisik

dan

karakteristik spasial desa dan kota. Tata letak kota dan estetika, pola
penggunaan lahan, populasi dan kepadatan bangunan, transportasi
dan

kemudahan

akses

untuk

semua

untuk

kebutuhan

dasar,

pelayanan dan fasilitas publik memiliki pengaruh penting pada


RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 26

kualitas hidup dari pemukiman. Hal ini sangat penting bagi orangorang yang rentan dan kurang beruntung, banyak dari mereka
menghadapi hambatan dalam akses ke tempat penampungan dan
berpartisipasi dalam membentuk masa depan permukiman mereka.
Kebutuhan bagi masyarakat dan aspirasi mereka untuk lingkungan
yang mereka tinggali dan permukiman harus terpadu dengan proses
desain, manajemen dan pemeliharaan pemukiman manusia. Tujuan
upaya ini termasuk melindungi kesehatan masyarakat, menyediakan
keselamatan

dan

keamanan,

pendidikan

dan

integrasi

sosial,

mempromosikan kesetaraan dan menghormati keragaman budaya


dan identitas, peningkatan aksesibilitas bagi penyandang cacat, dan
pelestarian bersejarah, bangunan spiritual, agama dan budaya yang
signifikan

dan

kabupaten,

menghormati

lanskap

lokal

dan

memperlakukan lingkungan lokal dengan hormat dan perawatan. Itu


pelestarian warisan alam dan sejarah pemukiman manusia, termasuk
situs, monumen dan bangunan, terutama yang dilindungi di bawah
Konvensi UNESCO di Situs Warisan Dunia, harus dibantu, termasuk
melalui kerja sama internasional. Hal ini juga sangat penting bahwa
spasial diversifikasi dan campuran penggunaan perumahan dan jasa
akan

dipromosikan

di

tingkat

lokal

dalam

rangka

memenuhi

keragaman kebutuhan dan harapan.


Semua orang memiliki hak dan juga harus menerima tanggung
jawab mereka untuk menghormati dan melindungi hak-hak orang lain
termasuk generasi mendatang dan untuk berkontribusi secara aktif
untuk kebaikan bersama. Manusia dengan pemukiman berkelanjutan
adalah

mereka

yang,

antara

lain,

menghasilkan

rasa

kewarganegaraan dan identitas, kerjasama dan dialog untuk kebaikan


bersama, dan semangat voluntarisme dan keterlibatan masyarakat, di
mana semua orang didorong dan memiliki kesempatan yang sama
untuk

berpartisipasi

dalam

pengambilan

keputusan

dan

pengembangan. Pemerintah di semua tingkatan, termasuk otoritas


lokal,

memiliki

tanggung

jawab

untuk

menjamin

akses

untuk

pendidikan dan untuk melindungi kesehatan penduduk mereka,


keselamatan

dan

kesejahteraan

umum.

Hal

ini

memerlukan,

penetapan kebijakan, hukum dan peraturan untuk kegiatan publik dan


swasta, mendorong kegiatan swasta yang bertanggung jawab di
segala bidang, memfasilitasi partisipasi kelompok masyarakat ',
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 27

mengadopsi

prosedur

yang

transparan,

mendorong

semangat

kepemimpinan dan kemitraan dengan pihak swasta, dan membantu


orang untuk memahami dan melaksanakan hak dan tanggung jawab
mereka melalui proses partisipatif yang efektif, pendidikan universal
dan penyebaran informasi.
Kemitraan antara negara-negara dan swasta, sukarela dan
organisasi berbasis masyarakat, sektor koperasi, lembaga swadaya
masyarakat

dan

pembangunan

individu

pemukiman

sangat

penting

manusia

untuk

yang

tercapainya

berkelanjutan

dan

penyediaan tempat tinggal yang memadai untuk semua dan layanan


dasar.Kemitraan dapat mengintegrasikan dan saling mendukung
tujuan partisipasi kebutuhan dasar, antara lain, membentuk aliansi,
mengumpulkan sumber daya, berbagi pengetahuan, keterampilan
dan kontribusi memanfaatkan keunggulan komparatif dari tindakan
kolektif. Itu proses dapat dibuat lebih efektif dengan memperkuat
organisasi masyarakat sipil di semua tingkatan. Setiap upaya harus
dilakukan untuk mendorong kolaborasi dan kemitraan dari semua
sektor masyarakat dan di

antara semua

aktor dalam proses

pengambilan keputusan, yang sesuai.


Solidaritas dengan mereka yang termasuk kelompok yang
kurang beruntung dan rentan, termasuk orang-orang yang tinggal
dalam kemiskinan, serta toleransi, non-diskriminasi dan kerja sama di
antara semua orang, keluarga dan masyarakat adalah dasar bagi
kohesi sosial. Solidaritas, kerjasama dan bantuan harus ditingkatkan
oleh masyarakat internasional serta oleh Negara dan semua faktor
yang relevan lainnya dalam menanggapi tantangan pembangunan
pemukiman.Masyarakat
tingkat

yang

berkaitan

internasional
untuk

dan

Pemerintah

mempromosikan

di

semua

kebijakan

dan

instrumen suara dan efektif, sehingga memperkuat kerjasama antar


pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat, serta memobilisasi
sumberdaya tambahan untuk memenuhi tantangan ini.
Untuk

melindungi

kepentingan

generasi

sekarang

dan

mendatang pada pemukiman manusia merupakan salah satu tujuan


fundamental

dari

masyarakat

internasional.

Perumusan

dan

pelaksanaan strategi untuk pengembangan pemukiman manusia


adalah tanggung jawab masing-masing negara baik nasional dan lokal
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 28

terutama tingkat dalam kerangka hukum masing-masing negara,

antara lain , dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk


pembangunan pemukiman manusia, dan harus memperhitungkan
ekonomi, sosial dan lingkungan keragaman kondisi di masing-masing
negara. Tambahan sumber daya keuangan dari berbagai sumber yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tempat tinggal yang memadai
untuk semua dan pembangunan berkelanjutan untuk pemukiman
manusia di dunia. Sumber daya yang tersedia untuk negara-negara
berkembang - masyarakat, swasta, multilateral, bilateral, domestik
dan eksternal - perlu ditingkatkan melalui mekanisme yang tepat dan
fleksibel dan instrumen ekonomi untuk mendukung tempat tinggal
yang memadai untuk semua dan pembangunan pemukiman manusia
yang berkelanjutan. Ini harus disertai dengan langkah-langkah
konkret

untuk

teknis

internasional

kerjasama

dan

pertukaran

informasi.
Kesehatan manusia dan kualitas hidup berada di tengah upaya
untuk mengembangkan emukiman manusia yang berkelanjutan. Oleh
karena itu harus dilakukan sosialisasi untuk

mencapai tujuan

universal dan sama akses ke pendidikan berkualitas, standar tertinggi


kesehatan fisik, mental dan lingkungan, dan akses yang sama dari
semua untuk perawatan kesehatan primer, membuat upaya khusus
untuk memperbaiki ketidaksetaraan yang berkaitan kondisi sosial dan
ekonomi, termasuk perumahan, tanpa membedakan ras, asal negara,
jenis kelamin, usia, atau cacat, menghormati dan mempromosikan
budaya umum dan khusus.

2.4.2 Konferinsi Rio +20


" Rio +20 " , merupakan konferensi PBB tentang pembangunan
berkelanjutan , diadakan pada Juni 2012. Konferensi ini bertujuan
untuk menjamin membaharuan komitmen politik global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan .
Kemajuan pencapaian Rio +20 meliputi beberapa bidang:

Ekonomi hijau merupakan instrumen penting untuk mencapai


pembangunan berkelanjutan.
Komitmen dibuat untuk tindakan di bidang kebijakan kunci, yang
meliputi ketahanan pangan, lahan, pertanian berkelanjutan , air,

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 29

energi berkelanjutan , kelautan dan perikanan , serta konsumsi


dan produksi yang berkelanjutan.
Rio memutuskan
untuk
mengembangkan
Tujuan
Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs) yang menjadi tujuan yang universal ,
berlaku untuk semua negara , dan untuk dikembangkan bersama
pasca kebijakan pembangunan2015 .
Sarana Implementasi dan Pembiayaan untuk pembangunan
berkelanjutan.
Reformasi Kerangka Kelembagaan Internasional (penguatan
UNEP , dan bekerja untuk pembentukan Forum Politik Tingkat
Tinggi pada pembangunan berkelanjutan).

2.4.3 Millenium Development Goals (MDGs)

Tabel 2.1
Delapan
tujuandan
disepakati dalam Millenium
sebagai
berikut:
8

Tujuan

18
Sasaran
Development

yang
Goals adalah

18 Sasaran

1.

Memberantas 1. Setengah proporsi


penduduk
yang
tingkat
kemiskinan dan
pendapatannya
kurang
kelaparan
yang
dari satu dolar per
hari
ekstrim
pada tahun 2015.
2. Setengah proporsi
penduduk
yang menderita kelaparan
tahun 2015
2. Mewujudkan
3. Pastikan bahwa
semua
pendidikan dasar
anak lakilaki
dan
perempuan dapat
menyelesaikan
pendidikan
sekolah
dasar pada
tahun 2015
3.
Mendorong 4. Mengurangi
perbedaan
kesetaraan gender
gender
dalam pendidikan
dan
dasar dan menengah pada
memberdayakan
tahun 2005
perempuan
4. Menurunkan
angka
5. Mengurangi
jumlah
balita
kematian
anak
yang meninggal sebanyak
dua pertiga
pada 2015
5. Meningkatkan
kesehatan

ibu

6. Mengurangi
rasio kematian
ibu
sebanyak
tiga
perempat
tahun 2015

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 30

6. Memerangi
HIV
AIDS, malaria
dan penyakit
lainnya

7. Memastikan
kelestarian
lingkungan

7. Menghentikan dan mulai


memulai
pencegahan
penyebaran HIV
/
AIDS
pada tahun 2015
8. Menghentikan dan mulai
mencegah penyebaran
malaria
dan penyakit
berat lainnya
pada
tahun 2015
9. Memadukan
prinsipprinsip
pembangunan
berkelanjutan
dengan
kebijakan
dan program
nasional,
serta mengurangi
hilangnyasumber daya
lingkungan pada tahun 2015
10.Mengurangi
setengah
dari
proporsi
penduduk
tanpa
akses berkelanjutan
terhadap
air
minum
yang aman pada tahun 2015

11.Membuat peningkatan kehidupan


yang signifikan, setidaknya
100 juta penghuni
kawasan
kumuh
pada
tahun 2020
8. Mengembangkan
12. Mengembangkan
sistem
kemitraan
perdagangan
dan
keuangan
terbuka
yang
berbasis

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 31

global
untuk
pembangunan

peraturan,
dapat diprediksi
dan tidak diskriminatif.
Termasuk
komitmen
terhadap
pemerintahan
yang baik, pembangunan
dan pengurangan
kemiskinan nasional
dan
internasional
13.Membantu
kebutuhan
kebutuhan
khusus
negaranegara
kurang
berkembang,
dan
kebutuhan khusus
bagi
negaranegara
terpencil
dan kepulauankepulauan
kecil. Termasuk
didalamnya
pembebasantarif dan kuota
untuk ekspor;
meningkatkan
pembebasanhutang
untuk
negara
miskinyang
berhutang besar; pembatalan
hutang
bilateral
resmi; dan menambah
bantuan
pembangunan
resmi untuk negara
yang
berkomitmen
untuk
mengurangi kemiskinan.
14.Memenuhi
kebutuhan
khusus
bagi Negara
negara kepulauan kecil yang
sedang
berkembang.
15.Penanggulangan
Masalah
utang negara
berkembang melalui
upaya nasional
dan
internasionaluntuk membuat
hutang
berkesinambungan dalam
jangka
panjang.
16.Dalam
kerjasama dengan
negaranegara
berkembang,
mengembangkan pekerjaan
yang layak dan produktif
bagi kaum muda.
17.Dalam
kerjasama dengan
perusahaan farmasi,
menyediakan
akses obat
obatan penting
dengan
harga terjangkau di
negara
berkembang.
18.Dalam
kerjasama dengan
pihak swasta,
membangun adanya
penyerapan keuntungan dari
teknologiteknologi baru,
terutama
teknologi
informasi
dan komunikasi.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 32

2.4.4 Sustainable Development Goals


Di Rio+20 dokumen hasil, negara-negara anggota sepakat
bahwa tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) harus:
1. Didasarkan pada
Johannesburg.

Agenda

21

dan

Rencana

Pelaksanaan

2. Sepenuhnya menghormati semua Prinsip Rio.


3. Bersikaplah konsisten dengan hukum internasional.
4. Membangun komitmen yang telah dibuat.
5. Berkontribusi terhadap implementasi penuh dari hasil seluruh KTT
utama dalam bidang ekonomi, sosial dan lingkungan.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 33

6. Fokus pada bidang prioritas untuk pencapaian pembangunan


berkelanjutan, yang dipandu oleh dokumen hasil.
7. Alamat

dan

memasukkan

secara

seimbang

ketiga

dimensi

pembangunan berkelanjutan dan saling keterkaitan mereka.


8. Jadilah koheren dengan dan diintegrasikan ke dalam agenda
pembangunan PBB melampaui 2015.
9. Tidak mengalihkan fokus atau usaha dari pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium.
10.

Termasuk

keterlibatan

aktif

dari

semua

pihak

terkait,

sebagaimana mestinya, dalam proses.


Lebih lanjut setuju bahwa SDGs harus:

Aksi-oriented

Singkat

Mudah untuk berkomunikasi

Terbatas jumlahnya

Aspiratif

Global di alam

Universal

berlaku

untuk

semua

negara

dengan

mempertimbangkan realitas nasional yang berbeda, kapasitas dan


tingkat perkembangan dan menghormati kebijakan dan prioritas
nasional.
Dokumen hasil lebih lanjut menetapkan bahwa pengembangan SDGs
harus:

Berguna untuk mengejar tindakan terfokus dan koheren tentang


pembangunan berkelanjutan

Kontribusi pada pencapaian pembangunan berkelanjutan

Sajikan sebagai driver untuk pelaksanaan dan pengarusutamaan


pembangunan

berkelanjutan

dalam

sistem

PBB

secara

keseluruhan

Ditujukan dan dan difokuskan pada bidang-bidang prioritas untuk


mencapai pembangunan berkelanjutan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 34

2.5.

Prioritas Program Bidang Cipta Karya

2.5.1 Strategi Nasional


2.5.2 Pemenuhan SPM
2.5.3 Inovasi / Kreatifitas Program

2.6

Isu-isu Strategis

2.6.1 Bencana Alam


2.6.2Perubahan Iklim
2.6.3 Kemiskinan
2.6.4 Reformasi Birokrasi
2.6.5 Kepadatan Penduduk
2.6.6 Perubahan Gender
2.6.7 Green Ekonomi

2.7

Permasalahan dan Potensi Daerah

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

II - 35

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

BAB

3
3.1

3. RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN


SPASIAL RPI-JM

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)


Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui

Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang rencana Tata Ruang


Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk :
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di
wilayah nasional,
d. Perwujudan

keterpaduan

keterkaitan

dan

keseimbangan

perkembangan antarwilayah propinsi, serta keserasian antarsektor,


e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f. Penetapan ruang kawasan strategis nasional, dan
g. Penataan ruang wilayah propinsi dan kabupaten/kota
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti
ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut :
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kriteria :
i. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai
simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju
kawasan internasional,
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai
pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang
melayani beberapa propinsi, dan atau,
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai
simpul

utama

transportasi

skala

nasional

atau

melayani

beberapa propinsi.
b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria :
i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai
simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 1

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai


pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala propinsi
atau beberapa kabupaten, dan/atau,
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai
simpul transportasi yang melayani skala propinsi atau beberapa
kabupaten.
c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Kriteria :
i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaaan
lintas batas dengan negara tetangga,
ii. Pusat

perkotaan

yang

berfungsi

sebagai

pintu

gerbang

internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga,


iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi
yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau,
iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi
yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan
kepentingan :
i. Pertahanan dan Keamanan,
a. Diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan
pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,
b. Diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer,
daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan
lainnya,

gudang

amunisi,

daerah

uji

coba

sistem

persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan,


atau
c. Merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau
kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara
tetangga dan/atau laut lepas.
ii. Pertumbuhan ekonomi,
a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b. Memiliki

sektor

unggulan

yang

dapat

mengerakkkan

pertumbuhan ekonomi nasional,


c. Memiliki potensi ekspor,
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 2

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

d. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan


ekonomi,
e. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi
tinggi,
f. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan
nasional

dalam

rangka

mewujudkan

ketahanan

pangan

nasional,
g. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber
energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional,
atau
h. Ditetapkan
tertinggal

untuk

mempercepat

pertumbuhan

kawasan

iii. Sosial dan Budaya,


a. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat
istiadat atau budaya nasional,
b. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya
serta jati diri bangsa,
c. Merupakan aset nasional dan internasional yang harus
dilindungi dan dilestarikan,
d. Merupakan
nasional,

tempat

perlindungan

peninggalan

budaya

e. Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya,


atau
f. Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala
nasional.
iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi,
a. Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
b. Pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya
alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta
tenaga atom dan nuklir
c. Memiliki sumber daya alam strategis nasional
d. Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan
antariksa
e. Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan
nuklir, atau
f. Berfungsi
strategis.

sebagai

lokasi

penggunaan

teknologi

tinggi

v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup,


a. Merupakan tempat perlindungan keanekargaman hayati,

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 3

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

b. Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang


c. Ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan fauna yang
hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus
dilindungi dan/atau dilestarikan,
d. Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang
setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,
e. Memberikan
makro

perlindungan

terhadap

keseimbangan

iklim

f. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan


hidup
g. Rawan bencana alam nasional
h. Sangat menentukan dalam perubahan

rona

alam

dan

mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.


Tabel. 3.1 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat
Kegiatan
Wilayah (PKW) berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
No
1.

PROPINSI

PKN

2.

Nanggroe Aceh Lhokseumawe


Darusalam
Sumatera Utara Kawasan
Perkotaan
Medan Binjai-Deli
Serdang-Karo
Mebidangro

3.

Sumatera barat

Padang

4.

Riau

Pekanbaru, Dumai

5.

Kepulauan Riau

Batam

6.

Jambi

Jambi

7.

Sumatera
Selatan

Palembang

8.

Bengkulu

9.

Bangka Belitung

10. Lampung

Bandar lampung

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

PKW
Sabang, banda Aceh, Takengon,
Meulaboh
Tebingtinggi,
sidakalang,
pematangsiantar,Balige,
Rantauprapat, Kisaran,
Gunung
Balige,
padang
sidempuan, sibolga
Pariaman, Sawahlunto,
Muarasiberut,
Bukittinggi, Solok
Bankinang,
Teluk
kuantan,
Bengkalis,
Bagan
Siapi-api,
Tembilahan, Rengat, Pangkalan
Kerinci, Pasir pangarayan,
Siak Sri Indrapura
Tanjung Pinang, Terempa, Daik
Lingga,
Dabo-Pulau
singkep,
Tanjungbalai Karimun
Kuala
Tungkai,
Sarolangun,
Muarabungo, Muara Bulian
Muara enim, Kayuagung, Baturaja,
Prabumulih, Lubuk Linggau,
Sekayu, Lahat
Bengkulu, Manna, Muko-muko,
Curup
Pangkal
Pinang,
Muntok,
Tanjung Pandan, Manggar
Metro, Kalianda, Liwa, Menggala,
Kotabumi, Kota Agung
III - 4

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
11. DKI Jakarta-Jawa Kawasan
Perkotaan
Barat-Banten
Jabodetabek
12. Banten
Serang, Cilegon
Pandeglang, Rangkas Bitung
13. Jawa Barat

14. Jawa Tengah

15. Daerah
Istimewa
Yogyakarta
16. Jawa Timur

17.

18.
19.
20.

Kawasan
Perkotaan Sukabumi,
Cikampek,cikopo,Pelabuhan
ratu,
Bandung Raya,
indramayu,
kadipaten,
Cirebon
Tasikmalaya, Pangandaran
Surakarta,kawasan
Boyolali, Klaten, Salatiga, Tegal,
perkotaan
Pekalongan, Kudus, Cepu,
Magelang,
semarangkendalWonosobo, Kebumen, Purwokerto
demak-UngaranPurwodadi
(kedungsepur), cilacap
Yogyakarta
Bantul, Sleman

Kawasan
Perkotaan
(Gerbangkertosusila),
Malang
Bali
Kawasan
Perkotaan
DenpasarBangliGianyar-tabanan
(serbagita)
Nusa Tenggara Mataram
Barat
Nusa Tenggara Kupang
Timur
Kalimantan
Pontianak
Barat

21. Kalimantan
Tengah
22. Kalimantan
Selatan
23. Kalimantan
Timur

24. Gorontalo

Probolinggo, tuban, kediri, Madiun,


Banyuwangi, Jember, Blitar,
Pamekasan, Bojonegoro, Pacitan
Singaraja, Semarapura, negara

Praya, Raya, Sumbawa Besar

Soe, Kefamenanu, Ende, Maumere,


Waingapu, Ruteng, Labuan bajo
Menpawah, Singkawang, Sambas,
ketapang, Putusibau, Entikong,
Sanggau, Sintang
Palangkaraya
Kuala kapuas, Pangkalan bun,
Buntok, Muarateweh, Sampit
Banjarmasin
Amuntai,
Martapura,
Marabahan, Kotabaru
Kawasan
Perkotaan Tanjung Redeh, Sangata, Nunukan,
BalikpapanTanjung Selor, Malinau, Tanlumbis,
TenggarongTanah Grogot, Sendawar
SamarindaBontangTarakan
Gorontalo
Isimu, Kuandang, Tilamuta

25. Sulawesi Utara


26. Sulawesi
27. Sulawesi
Selatan

28. Sulawesi
29. Sulawesi
Tenggara

Kawasan
Perkotaan Tomohon, Tondano, Kotamobagu
Mando-Bitung
Tengah Palu
Poso, Luwuk, Buol, Kolonodale,
Tolitoli, Donggala
Kawasan
Perkotaan Pangkajene, Jeneponto, Palopo,
makassarWatampone, Bulukumba, barru,
Sungguminasa-Takalar- parepare
Maros (Maminasata)
Barat
Mamuju, Majene, pasangkayu
Kendari

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Unaaha, Lasolo, Bau-bau, Raha,


Kolaka
III - 5

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
30. Maluku

Ambon

31. Maluku Utara

Ternate

Masohi, Werinama, Kairatu, Tual,


Namlea, Wahai, Bula
Tidore, Tobelo, Labuha, sanana

32. Papua barat

Sorong

Fak-fak, Manokwari, Ayamaru

33. Papua

Jayapura, Timika

Biak,
Nabire,
Muting,
Bade,
Merauke, Sarmi, Arso, Wamena

Tabel. 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)


Berdasarkan PP Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRWN
PUSAT
KEGIATAN
No
STRATEGIS
NASIONAL
1. Kota Sabang
2

Kota Dumai

STATUS
I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap
I)
I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan

PROPINSI
Nanggroe
Darusalam
Riau

Aceh

Fungsi (Tahap I)
3

Kota Batam

I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan

Kep. Riau

Fungsi (Tahap I)
4

Ranai

(Ibukota I/A/2 : Pengembangan/Peningkatan

Kab. Natuna)

Fungsi (Tahap I)

Atambua
(ibukota

I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan
Fungsi (Tahap I)

Kep. Riau

Nusa Tenggara
Timur

Kab. Belu)
6

Kalabahi
(ibukota
Kab. Alor)
Kefamenanu
(ibukota

Kab.

I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap


II)

Nusa Tenggara
Timur

I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap


I)

Nusa Tenggara
Timur

I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap


I)

Kalimantan barat

I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap


I)

Kalimantan barat

I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap


I)
I/A/1 :
Pengembangan/Peningkatan

Kalimantan barat

Timur Tengah
Utara)
8

Paloh Aruk
(Kab
Sambas)
Jagoi
Babang
(Kab.
Bengkayang)

1
0
1
1

Nangabadau
Entikong
Sangau)

(kab.

Kalimantan barat

Fungsi (Tahap I)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 6

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
1
2

Jasa

1
3
1
4

(Kab.

II/A/2 : Pengembangan baru


(Tahap II)

Kalimantan barat

Nunukan
(Ibukota

I/A/1 :
Pengembangan/Peningkatan

Kalimantan Timur

Kab. Nunukan)
Simanggaris

Fungsi
I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap
I)

Sintang)

(Kab. Nunukan)

1
5

Long

1
6

Long Pahangai

1
7
1
8

Midang

(Kab. Nunukan)

(Kab. Kutai
Barat)
Long
Nawan
(Kab. Malinau)
Melonguane
(ibukota

Kab.

Kalimantan Timur

I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap


I)

Kalimantan Timur

II/A/2 : Pengembangan baru


(Tahap II)

Kalimantan Timur

II/A/2 : Pengembangan baru


(Tahap II)

Kalimantan Timur

I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap


I)

Sulawesi Utara

I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap


I)

Sulawesi Utara

I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap


I)

Sulawesi Utara

II/A/2 : Pengembangan baru


(Tahap II)

Maluku

Talaud)
1
9

Tahuna
(Ibukota
Kab.

2
0

Kep.

Sangihe)
Saumlaki (Kab.
Maluku
Tenggara

2
1

Barat)
Ilwaki
Maluku

(ka
b.

22

Bar
at
Dobo (Kab. Kep. II/A/2 : Pengembangan baru (Tahap
II)
Aru)

Maluku

23

Daruba

(Kab. I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap


I)
Pulau Morotai)

Maluku Utara

24

Kota Jayapura

Papua

Daya)

I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan
Fungsi (Tahap I)

25

26

Kota

Tanah I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan

Merah

Fungsi (Tahap I)

Kota Merauke

I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan

Papua

Papua

Fungsi (Tahap I)

Tabel. 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)


RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 7

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Berdasarkan PP Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRWN
N
o

Kawasan Strategis
Nasional

1. Kawasan
Lhokseumawe

Sudut
Kepentingan

Kota
/Kabupaten
*)

Propinsi

Industri

Ekonomi

Kota
Lhokseumawe

2.

Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan
Bebas Sabang

Ekonomi

Kota Sabang

3.

Kawasan
Pengembangan
ekonomi
Terpadu
Banda Aceh Darusalam
Kawasan Ekosistem
Leuser

Ekonomi

Kota Banda Aceh

Nanggroe
Aceh
Darusalam
Nanggroe
Aceh
Darusalam

Kawasan
perbatasan
laut RI termasuk 2
pulau
kecil
terluar
(Pulau
Rondo
dan
Berhala)
dengan
negara
India/Thailand/Malaysia
Kawasan
Perkotaan
MedanBinjai-Deli
Serdang-Karo
(Mebidangro)

Pertahanan
dan Keamanan

13
Kabupaten
(Aceh
Barat,
Nagan
Raya,
Aceh
Barat
Daya,
aceh
Selatan,
Aceh
Singkil,
Subulussalam,
Aceh Tenggara,
Gayo lues, Aceh
Tengah, Bener
Meriah,
Aceh
Utara,
Aceh
Timur, dan Aceh
Tamiang)
Kota Sabang

Kota
Medan,
Binjai,Deli
serdang, karo

Sumatera
Utara

Kawasan Danau Toba


dan
sekitarnya

Lingkungan
Hidup

4.

5.

6.

Lingkungan
Hidup

Ekonomi

Kab.
Samosir,Kab.
Tapanuli Utara,

Status
Hukum

Nanggroe
Aceh
Darusalam
Nanggroe
Aceh
Darusalam

Nanggroe
Aceh
Darusalam
dan
Sumatera
Utara
Perpres No.
62
Tahun
2011
tentang
Rencana
Tata
Ruang
Kawasan
Perkotaan
Medan,
Binjai,Deli
serdang,
dan
karo

Sumatera
Utara

Kab.
Humbang
Hasundutan,
Kab. Dairi, Kab.
Karo,
Kab.
Simalungun, Kab.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 8

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Toba,
Kab.
Pakpak Barat

Stasiun Penggunaan
Kab. Agam
Dirgantara Sumberdaya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Kawasan hutan lindung Lingkungan
Kab.
Kuantan
Hidup
Bukit Betabuh
Singingi dan Kab.
Indragiri Hulu
Kawasan Hutan Lindung Lingkungan
Kab. Rokan Hilir
Mahato
Hidup
Kawasan
Perbatasan Penggunaan
Kab. Bintan, Kab.
Kab.
laut RI termasuk 20 Sumber
daya Natuna,
Kep.
Anambas,
pulau
kecil
terluar alam dan
Karimun,
(Pulau Sentut, Tokong teknologi tinggi Kab.
Kota
Malang Biru, Damar,
Batam
Mangkai, Tokong Nanas,
Tokong Belayar, Tokong
Boro, Semiun, Sebetul,
Sekatung, Senua, Subi
Kecil,
Kepala,
batu
mandi,
Iyu
kecil,
Karimun Kecil,
Nipa,
Pelampong,
Batu
Berhanti, dan Nongsa)
dengan
Negara
malaysia/vietnam/singa
pura
Kawasan Batam, Bintan, Ekonomi
Kab. Bintan, Kab.
dan Karimun
Natuna,
Kab.
Karimun, Kota
Batam

Sumatera
Barat

13

Kawasan
Lingkungan Lingkungan
Hidup Taman Nasional Hidup
Kerinci
Sebiat

Kab. Kerinci, Kota


padang,
Kab
Lubuk
Linggau,
Kab.
Rejang Lebong

14

Kawasan Taman Nasional


Berbak
Kawasan
Nasional
Bukit Tigapuluh

Lingkungan
Hidup
Lingkungan
Hidup

Kab. Muara Jambi

Jambi,
Sumatera
barat,
Bengkulu, dan
Sumatera
Selatan
Jambi

Kawasan
Nasional
Bukit Duabelas

Lingkungan
Hidup

10
11

12

15

16

Kawasan
Pengamat
Kototabang

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Riau

Riau
Kepulauan
Riau

Kepulauan
Riau

Perpres No.
87
Tahun 2011
tentang
Rencana Tata
Ruang
Kawasan
Batam,
Bintan, dan
Karimun

Kab.
Indragiri Jambi dan
hulu,
Kab. Riau
Indragiri
hilir,
Kab. Tanjung
Jabung Barat,
Kab. Tebo
Kab. Soralanggu, Jambi
Kab. Muaratebo,
Kab. Batanghari

III - 9

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
17

Kawasan Selat Sunda

Ekonomi

18

Kawasan
Instalasi
Lingkungan dan Cuaca

Penggunaan
Sumber
daya

19

Kawasan
Fasilitas
Pengolahan data dan
satelit

20

Kawasan
Perkotaan
Jabodetabek-Punjur
termasuk Kepulauan
Seribu

Alam
dan
Teknologi tinggi
Penggunaan
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi tinggi
Ekonomi

21

Kawasan
Perkotaan
Cekungan Bandung
Kawasan
fasilitas
uji
Terbang
roket
Pamengpeuk

22

23

Kawasan
Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Pamengpeuk

24

Kawasan
Pengamat
Tanjung Sari

25

Kawasan
Telecomand

26

Kawasan Stasiun Bumi


Penerima Satelit Mikro

27

Kawasan Pangandaran
Kalipuncang segara
anakan

Nusakambangan
(Pacangsanak)

Stasiun
Dirgantara

Stasiun

Ekonomi
Penggunaan
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Penggunaan
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Penggunaan
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Penggunaan
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Penggunaan
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Lingkungan
Hidup

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Kota Serang, Kota Lampung dan


Banjar Lampung
banten

Perpres No.
86
Tahun 2011
tentang
pengembang
an Kawasan
Strategis dan
Infrastruktur
Sleat Sunda

DKI Jakarta

DKI Jakarta

Kota
Jakarta
(Utara,
Selatan,
Barat, Timur,
Pusat),
Kota
Bogor,
Kab.
Bogor,
Kota
Depok, Kota
Tangerang, Kab.
Tangerang, Kota
Tangerang
Selatan,
Kota
bekasi, Kab.
Bekasi, kab.
Cianjur
Kota Bandung,
Kab. Bandung
Kab. Garut

DKI
Jakarta, Perpres No.
Banten dan
54
Jawa Barat
Tahun 2008
tentang
Penataan
Ruang
Kawasan
Jakarta,
Bogor,
Tangerang,
Bekasi,
Puncak,
Cianjur

Kab. Sumedang

Jawa Barat

Kab. Sumedang

Jawa Barat

Jawa Barat
Jawa Barat

Jawa Barat

Kab.
pangandaran

Jawa Barat

Kab.
Pangandaran,
Kab. Ciamis, Kab.
Cilacap

Jawa
dan
Tengah

barat
Jawa

III - 10

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
28

Kawasan
Perkotaan
Kendal Demak
Ungaran Salatiga
semarang - Purwodadi

Ekonomi

29

Kawasan Borobudur dan


sekitarnya
Kawasan Candi
Prambanan
Kawasan Taman Nasional
Gunung Merapi

Lingkungan
Hidup
Lingkungan
Hidup
Lingkungan
Hidup

Kawasan
Perkotaan
gresik Bangkalan
Mojokerto Surabaya
Sidoarjo Lamongan

Ekonomi

30
31

32

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Kab. Kendal, Kab.


Demak,
Kab.
Semarang, Kota
Salatiga,
Kota
Semarang, Kab.
Grobogan
Kab. Magelang

Jawa Tengah

Kab. Klaten, Kab.


Sleman
Kab.
Sleman,
Kota Jogjakarta,
Kab Klaten, Kab.
Boyolali,
Kab.
Magelang
Kab. Gresik, Kab.
Bangkalan, Kota
Mojokerto, Kota
Surabaya,
Kab.
Sidoarjo, Kab.

Jawa Tengah

Jawa Tengah

Jawa Tengah,
dan DIY
Jogjakarta

Jawa Timur

III - 11

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Lamongan
33

34
35

Kawasan
Pengamat
Watukosek

Stasinu Penggunaan
Dirgantara Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Kawasan Taman Nasional Lingkungan
Ujung Kulon
Hidup
Kawasan
Perkotaan Ekonomi
Denpasar Badung
Gianyar Tabanan

Kab. Pasuruan

Jawa Timur

Kab. Pandeglang

Banten
Bali

36

Kawasan Pengembangan Ekonomi


Ekonomi Terpadu Bima

Kota
Denpasar,
Kab.
Badung,
Kab.
Gianyar,
Kab.
Tabanan
Kab. Bima, Kab.
Dompu

37

Kawasan Taman Nasional Lingkungan


Komodo
Hidup

Kab. Manggarai
barat

38

Kawasan Gunung Rinjani

39

Kawasan Pengembangan Ekonomi


Ekonomi Terpadu Bima

Kab.
Lombok
Utara,
Kab.
Lombok Tengah,
Kab.
Lombok Timur
Kab. Ngada

40

Kawasan
Perbatasan
Darat RI dengan Negara
Timur
Leste
Kawasan
Perbatansan
laut RI termasuk 5 pulau
kecil terluar (pulau alor,
Batek,
Ndana,
dan
Mangudu)
Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Khatulistiwa
Kawasan
Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Pontianak

41

42

43

44
45

Lingkungan
Hidup

Pertahanan dan
Keamanan

Nusa
Tenggara
Barat
Nusa
Tenggara
Barat
Nusa
Tenggara
Barat

Nusa
Tenggara
Timur
Kab. Kupang, Kab. Nusa
Timur
Tengah Tenggara
Timur
Utara, Kab. Belu

Pertahanan dan
Keamanan

Kab. Kupang, Kab. Nusa


Timot
Tengah Tenggara
Timur
Utara, Kab. Belu

Ekonomi

Kab. Sanggau

Kalimantan
Barat

Kota Pontianak

Kamimantan
Barat

Kab. Kapuas Hulu

Kalimantan
Barat
Kalimantan
Barat,
Kalimantan
Timur
Kalimantan
Tengah

Penggunaan
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Kawasan Taman Nasional Lingkungan
Betung
Hidup
Kawasan
Perbatasan Pertahanan dan
Darat Ri dan jantung Keamanan
Kalimantan

46

Kawasan
Pengembangan
Ekonomi
Terpadu
Daerah Aliran Sungai
Kahayan
Kapuas dan Barito

Ekonomi

47

Kawasan Taman nasional Lingkungan


Tanjung Putting
Hidup

48

Kawasan Pengembangan Ekonomi


Ekonomi Terpadu
Batulicin
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Kab.
Sambas,
Kab.
Kapuas
hulu,
Kab.
Sanggau
Kota
Palangkaraya,
Kab.
Pulang
Pisau,
Kab.
Kapuas,
Kab.
Barito Selatan
Kab. Kotawaringin
Barat,
Kab.
Seruyan
Kab. Kotabaru,
Kab. Tanah
Bumbu

Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Selatan
III - 12

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
49

50

51

52

53
54
55
56

Kawasan Pengembangan Ekonomi


Ekonomi Terpadu
Samarinda,
Sangasanga,
Muara
Jawa,
dan
Balikpapan
Kawasan
Perbatasan Pertahanan dan
laut RI termasuk 18 Keamanan
pulau
kecil
terluar
(pulau sebatik, Gosong
Makassar, Maratua,
Sambit, Lingian,
Salando,
Dolangan,
Bangkit,
Mantewaru,
Makalehi,
Kawalusu, Marore, Batu
bawaikang,
Miangas,
marampit, intata, dan
kakarutan)
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi
Terpadu
Manado bitung
Kawasan Konservasi dan
wisata daerah aliran
sungai tondano
Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu batui
Kawasan
Poso
dan
sekitarnya
Kawasan Kritis
lingkungan Balingara
Kawasan
Kritis
Lingkungan
Buol
Lambunu

Kota Samarinda,
Kab. Kutai

Kalimantan
Timur

Kab.
Nunukan,
kab. Berau, kab.
Tolitoli,
kab.
Boolang
Mangondow
utara, kab. Kep
sitaro, kab. Kep.
Sangihe,
kab.
Sangihe Talaud,
kab. Kep.
Talaud

Kalimantan
Timur,
Sulawesi
Tengah, dan
Sulawesi
Utara)

Ekonomi

Kota Manado
Kota Bitung

Sulawesi
Utara

Lingkungan
Hidup

Kab.
Minahasa,
Kab.
Minahasa
Utara,
Kota
Tomohon, Kota
manado

Sulawesi
Utara

Ekonomi

Kab. Banggai

Sosial Budaya

Kab. poso

Lingkungan
Hidup
Lingkungan
Hidup

Kab. Tojo Unauna


Kab. Buol, Kab.
Donggala,
kab.
Parigi Moutong,
Kab. Toli-toli
Kab. Takalar

Sulawesi
tengah
Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Tengah

57

Kawasan
Perkotaan Ekonomi
Makassar Maros
Sungguminasa Takalar

58

Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu Pare pare
Kawasan Toraja
dan
Sekitarnya
Kawasan Stasiun Bumi
Sumber Alam pare-pare

59
60

61

Kawasan Soroako
sekitarnya

dan

Tata
Ruang
Kawasan
Perkotaan
Makassar

Maros

Sungguminas
a
Takalar
Sulawesi
Selatan

Ekonomi

Kota
Pare-pare,
Kab. Barru

Sosial Budaya

Kab. Tana Toraja, Sulawesi


Kab. Toraja Utara Selatan
Kota Pare-pare
Sulawesi
Selatan

Penggunaan
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Sosial Budaya
Kab. Luwu

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Sulawesi
Selatan

13

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
62

63

64
65
66

67

Kawasan
Pengembangan
Ekonomi
Terpadu
Buton,
Kolaka, dan Kendari
Kawasan
Taman
Nasional Rawa Aopa
Watumohai dan Rawa
Tinondo
Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu Seram
Kawasan Laut

Ekonomi

Kab. Buton,
Kolaka, dan
Kendari

Lingkungan
Hidup

Kota Kendari, Kab. Sulawesi


Kolaka,
Kab. Tenggara
Buton

Ekonomi

Maluku

Kawasan
Perbatasan
laut RI termasuk 20
pulau
kecil
terluar
(pulau
arakula,
Karaweira, Panambulai,
Kultubai Utara, Kultubai
Selatan, Karang Enu,
Batu
Goyang,
Larat,
Asubutun,
Selaru,
masela,
Leti,
Kisar,
Wetar, Liran, Kolepon,
dan
Laag)
Kawasan
Perbatasan
laut RI termasuk 8 pulau
kecil terluar (pulau Jiew,
Budd,

Pertahanan dan
Keamanan

Pulau Seram, Kab.


Maluku Tengah
Kab.
Maluku
Tengah
Prov.
Maluku,
Kab.
Maluku
tenggara,
Kota
tual, Kab. Kep.
Aru, Kab. Maluku
tenggara barat,
Kab.Maluku barat
Daya,
Prov.
Papua,
Kab. Merauke

Kab. Halmahera,
Kab.
Sorong,
Kab.
Biak
Numfor, Kab.

Maluku Utara,
Papua Barat,
dan papua

Sosial Budaya

Pertahanan dan
Keamanan

Sulawesi
Tenggara

Maluku
Maluku
papua

dan

III -

68

Fani, Miossu, Fanildo,


Bras, Bepondi, dan liki)
Kawasan
Konservasi
Keanekaragaman Hayati
Raja Ampat
Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu Biak
Kawasan Stasiun Bumi
Satelit Cuaca dan
Lingkungan

Jayapura
Lingkungan
Hidup

Kab. Raja Ampat

Papua Barat

Ekonomi

Kab. Biak Numfor

Papua

Penggunaan
Kab. Biak Numfor
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Kawasan
Stasiun Penggunaan
Kab. Biak Numfor
Telemetry Tracking and Sumber
daya
Command
Alam
dan
Wahana Peluncur Satelit Teknologi Tinggi
Kawasan Timika
Sosial Budaya
Kab. Timika

Papua

73

Kawasan Taman nasional Lingkungan


Lorentz
Hidup

Papua

74

Kawasan
Konservasi Lingkungan
Keanekaragaman Hayati Hidup
Teluk Bintuni

69
70

71

72

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Kab.
Mimika,
Kab. Asmat, Kab.
Nduga,
Kab.
Yahukimo,
Kab.
Jayawijaya, Kab.
Lanny,
Kab.
Puncak jaya, Kab.
Puncak, Kab.
Paniai
Kab. Teluk Bintuni

Papua

Papua

Papua

III - 14

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
75

Kawasan Perbatasan
Pertahanan dan
Darat RI dengan negara Keamanan
Papua
Nugini

76

Kawasan
Perbatasan
laut RI termasuk 19
pulau
kecil
terluar
(pulau
Simeulucut,
Salaut,
besar,
Raya,
Rusa, Benggala, Simuk,
Wunga,
Sibarubaru,
Enggano, Mega, batu
kecil, Deli, Manuk, Nusa
Kambangan,
barung,
Sekel, Panehan, dan
Sophialouisa)
yang
berhadapan dengan laut
bebas

Pertahanan dan
Keamanan

Kota Jayapura,
Kab.
Keerom,
Kab.
Pegunungan
Bintang,
Kab.
Boven Digoel,
Kab. Merauke
Prov. NAD :
Kab.
Simelue,
Kab. Aceh Barat,
Kab. Aceh Besar,
Kab.
Prov Sumut :
Kab. Nias
Prov. Sumbar :
Kab. Kep.
Mentawai Prov.
Bengkulu :
Kab.
Bengkulu
Utara
Prov. Lampung :
Kab.

Papua

Prov.
NAD,
Prov Sumut,
Prov.
Sumbar,
Prov.
Bengkulu,
Prov.
Lampung,
Prov. Banten,
Prov.
Jabar,
Prov. Jateng,
Prov. Jatim,
Prov. NTB

Tanggamus,
Prov. Banten :
Kab.
Pandeglang
Prov. Jabar :
Kab.
Tasikmalaya
Prov. Jateng :
Kab. Cilacap,
Prov. Jatim :
Kab.
Jember,
Kab. Trenggalek
Prov. NTB :
Kab. Lombok
Barat

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

15

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

3.2

RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Kawasan Budidaya yang Memiliki Nilai Strategis Nasional


Kawasan budidaya terdiri atas:
1. kawasan peruntukan hutan produksi;
2. kawasan peruntukan hutan rakyat;
3. kawasan peruntukan pertanian;
4. kawasan peruntukan perikanan;
5. kawasan peruntukan pertambangan;
6. kawasan peruntukan industri;
7. kawasan peruntukan pariwisata;
8. kawasan peruntukan permukiman; dan/atau
9. kawasan peruntukan lainnya.
Kawasan

peruntukan

hutan

produksi

terdiri

atas

kawasan

peruntukan hutan produksi terbatas, kawasan peruntukan hutan


produksi tetap dan kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat
dikonversi. Kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis nasional
ditetapkan sebagai kawasan andalan. Nilai strategis nasional meliputi
kemampuan kawasan untuk memacu pertumbuhan ekonomi kawasan
dan wilayah di sekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan
wilayah. Kawasan andalan terdiri atas kawasan andalan darat dan
kawasan andalan laut. Kawasan andalan darat terdiri atas kawasan
andalan berkembang dan kawasan andalan prospektif berkembang.
Penetapan

kawasan

strategis

nasional

dilakukan

berdasarkan

kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial


dan budaya, pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi
tinggi dan/atau fungsi dan daya dukung.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 16

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

3.3

Arahan RTRW Pulau Sulawesi

3.3.1 Tinjauan Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi


Kebijakan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Sulawesi mengacu
pada Rancangan Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang (RTR)
Pulau Sulawesi pada edisi Oktober 2009. RTR Pulau Sulawesi yang telah
disusun akan digunakan sebagai acuan dalam penataan ruang Pulau
Sulawesi hingga 20 tahun kedepan. Uraian berikut ini akan menjelaskan
tentang kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah dengan
mengacu pada Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Sulawesi, khususnya
terkait dengan arahan pengembangan di Provinsi Sulawesi Tenggara.
3.3.2 Kebijakan Pengembangan RTR Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Sulawesi berperan sebagai alat
untuk mensinergikan aspek-aspek yang menjadi kepentingan Nasional
yang direncanakan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dengan
aspek-aspek yang menjadi kepentingan daerah yang direncanakan
dalam rencana tata ruang wilayah provinsi dan rencana tata ruang
wilayah kabupaten/kota. RTR Pulau Sulawesi berlaku sebagai acuan
untuk :
a. keterpaduan pemanfaatan ruang lintas wilayah provinsi, kabupaten
dan kota di Pulau Sulawesi;
b. penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi, kabupaten, kota
dan kawasan;
c. perumusan program pemanfaatan ruang yang dilaksanakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat; dan
d. pengendalian pemanfaatan ruang yang diselenggarakan di seluruh
wilayah Pulau Sulawesi.
RTRW Pulau Sulawesi disusun berdasarkan kebijaksanaan berikut :
a. Mengembangkan

pusat

pengembangan

kawasan

andalan

laut

dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata;


b. mendorong pengembangan sentra pertanian tanaman pangan padi
dan jagung pada kawasan andalan yang didukung dengan industri
pengolahan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional;

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 17

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

c. mengembangkan

jaringan

prasarana

sumberdaya

air

untuk

meningkatkan luasan lahan pertanian tanaman pangan padi dan


jagung;
d. mempertahankan luasan dan mengendalikan alih fungsi lahan
pertanian tanaman pangan padi dan jagung untuk ketahanan
pangan;
e. mengembangkan pusat pengembangan perkebunan kakao yang
didukung dengan industri pengolahan;
f. mengembangkan sentra pertambangan nikel, aspal serta minyak
dan gas bumi yang didukung dengan industri pengolahan secara
berkelanjutan;
g. mengembangkan kawasan perkotaan sebagai pusat pengembangan
pariwisata berbasis cagar budaya yang ditetapkan sebagai warisan
dunia;
h. mengembangkan kawasan perbatasan negara dengan pendekatan
kesejahteraan, keamanan dan lingkungan hidup;
i. mempertahankan eksistensi 14 (empat belas) pulau-pulau kecil
terluar sebagai Titik Dasar Garis Pangkal Kepulauan Indonesia;
j. pengembangan jaringan transportasi yang terpadu untuk melayani
kawasan

perkotaan

sebagai

pusat

pengembangan

perikanan,

pariwisata bahari nasional, pertanian tanaman pangan padi dan


jagung, perkebunan kakao dan pertambangan aspal, nikel serta
minyak dan gas bumi;
k. pengembangan

jaringan

transportasi

yang

terpadu

untuk

mewujudkan keseimbangan perkembangan antarwilayah, membuka


keterisolasian dan melayani pulau-pulau kecil;
l. mengembangkan kawasan perkotaan nasional berbasis mitigasi
bencana;
m. memantapkan

kawasan

berfungsi

lindung

dan

merevitalisasi

kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi; dan/atau


n. mengendalikan kegiatan budidaya yang berpotensi mengganggu
kawasan berfungsi lindung.
Strategi pemanfaatan ruang Pulau Sulawesi dalam RTR Pulau
Sulawesi berisi:
a. strategi operasionalisasi struktur ruang nasional yang terdiri atas
strategi operasionalisasi sistem perkotaan nasional, sistem jaringan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 18

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

transportasi nasional, sistem jaringan energi nasional, sistem


jaringan telekomunikasi nasional dan sistem sumberdaya air; dan
b. strategi operasionalisasi pola ruang nasional yang mencakup
perwujudan pelestarian kawasan lindung nasional, perwujudan
pengembangan kawasan budidaya dan perwujudan pengembangan
kawasan andalan.
Strategi perwujudan rencana tata ruang dituangkan dalam
indikasi

program

pembangunan.

Indikasi

program

pembangunan

menurut prioritas penanganannya diklasifikasikan ke dalam indikasi


program pembangunan prioritas tinggi, prioritas sedang dan prioritas
rendah. Indikasi program pembangunan prioritas tinggi dilaksanakan
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun pertama. Indikasi program
pembangunan prioritas sedang dan prioritas rendah dapat dilaksanakan
setelah jangka waktu 5 (lima) tahun pertama.
3.3.3 Rencana Struktur Ruang Pulau Sulawesi A.
Strategi Operasionalisasi Sistem Perkotaan
Strategi operasionalisasi perwujudan sistem perkotaan nasional di
Pulau Sulawesi dilakukan dengan:
a. mendorong pengembangan kawasan perkotaan nasional di kawasan
pesisir sebagai pusat pengembangan perikanan dan pariwisata
bahari nasional secara berkelanjutan, berbasis mitigasi dan adaptasi
dampak pemanasan global;
b. mendorong pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai
pusat pengembangan pertanian tanaman pangan padi dan jagung
serta perkebunan kakao;
c. mendorong pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai
pusat pengembangan pertambangan nikel, aspal serta minyak dan
gas bumi dengan prinsip-prinsip berkelanjutan;
d. mendorong pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai
pusat pengembangan pariwisata berbasis cagar budaya;
e. mengembangkan

fasilitas

Kota

Tahuna

dan

Kota

Melonguane

sebagai Pintu Pemeriksaan Lintas Batas (Custom, Immigration,

Quarantine, Security), simpul promosi dan pemasaran serta simpul


transportasi kawasan perbatasan negara dengan Filipina, dengan
prinsip berkelanjutan yang pengembangannya dikaitkan dengan
Kawasan Perkotaan Manado Bitung;
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 19

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

f. mengembangkan

kawasan

perkotaan

nasional

sebagai

pusat

pengembangan pulau-pulau kecil termasuk pulau-pulau kecil terluar


dengan pendekatan gugus pulau;
g. mengembangkan jaringan prasarana dan sarana perkotaan berbasis
mitigasi bencana; dan
h. mendorong pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai
calon PKN, PKW dan PKSN.
Strategi operasionalisasi perwujudan fungsi sistem perkotaan
nasional khususnya terkait dengan arahan pengembangan di Provinsi
Sulawesi Tenggara, dilakukan terhadap pengembangan :
a. PKN Kawasan Perkotaan Manado Bitung, Kendari, Kawasan
Perkotaan

Makassar

Sungguminasa

Takalar

Maros

(Mamminasata) dan Gorontalo; serta PKW Tilamuta, Jeneponto,


Watampone, Parepare, Luwuk, Bulukumba, Raha dan Baubau
sebagai pusat perikanan dan/atau pariwisata bahari nasional;
b. PKN Kawasan Perkotaan Makassar Sungguminasa Takalar - Maros
(Mamminasata) dan PKW Isimu, Kuandang, Tilamuta, Bulukumba
dan Raha sebagai pusat pertanian tanaman pangan jagung;
c. PKN Palu serta PKW Poso, Palopo, Kolaka, Unaaha dan Lasolo sebagai
pusat perkebunan kakao;
d. PKN Kendari serta PKW Kolonodale dan Kolaka sebagai pusat
pertambangan nikel; dan
e. PKW Baubau sebagai pusat pertambangan aspal.
B. Strategi Operasionalisasi Sistem Jaringan Transportasi
Pulau
Sulawesi
Strategi

operasionalisasi

perwujudan

sistem

jaringan

jalan

nasional di Pulau Sulawesi dilakukan dengan :


a. memantapkan fungsi jaringan jalan nasional untuk meningkatkan
keterkaitan antarkawasan perkotaan nasional;
b. mengembangkan jalan nasional untuk menghubungkan kawasan
perkotaan nasional dengan pelabuhan internasional/nasional dan
bandar

udara

pusat

penyebaran

skala

pelayanan

primer/sekunder/tersier;
c. mengendalikan alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan padi
dan jagung, kawasan lindung di sepanjang jaringan jalan dan
menghindari kawasan rawan bencana alam geologi;
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 20

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

d. mengembangkan jalan nasional yang terpadu dengan jaringan


transportasi

lainnya

penyeberangan,

(jalur

pelabuhan

kereta
dan

api,

jaringan

bandara)

untuk

transportasi
mendorong

perekonomian, membuka keterisolasian wilayah dan aksesibilitas


di/menuju pulau-pulau kecil; dan/atau
e. mengembangkan jaringan jalan nasional untuk mendukung fungsi
kawasan

perkotaan

nasional

sebagai

pusat

pengembangan

perikanan pariwisata bahari nasional, pertanian pangan tanaman


padi dan jagung dan perkebunan kakao, pertambangan aspal, nikel,
minyak dan gas bumi serta pariwisata berbasis cagar budaya.
Strategi operasionalisasi perwujudan jaringan jalan nasional
antara lain dilakukan terhadap pengembangan:
a. jaringan jalan lintas barat Pulau Sulawesi untuk meningkatkan
keterkaitan antarkawasan perkotaan nasional di Bagian Barat Pulau
Sulawesi dan mendorong perekonomian di Pulau Sulawesi;
b. jaringan jalan lintas tengah Pulau Sulawesi yang menghubungkan
kota Makassar Sungguminasa - Takalar Jeneponto Bulukumba
Tanete - Watampone Sengkang - Tarumpakae Palopo Tarengge
Kolaka Tinanggea Kendari untuk meningkatkan keterkaitan
antarkawasan perkotaan nasional di Bagian Tengah Pulau Sulawesi;
c. jaringan jalan lintas timur Pulau Sulawesi yang menghubungkan
kota Kendari Lasolo Malore Bahodopi Bungku - Kolonodale
Baturube Luwuk Balingara Ampana Tagulu - Poso Toboli
Molosipat - Marisa Tilamuta Isimu Gorontalo Molibagu Bitung
untuk meningkatkan keterkaitan antarkawasan perkotaan nasional
di Bagian Timur Pulau Sulawesi; d. pengembangan jaringan jalan
pengumpan yang menghubungkan jaringan jalan lintas barat, lintas
timur dan lintas tengah Pulau Sulawesi, yang menghubungkan kota
Manado Likupang Bitung, Tumpaan Tomohon Manado, Kairagi
Airmadidi Kauditan, Tomohon Tondano Belang, Worocitan
Modayag Kotamobagu Molibagu, Molingkaputo Isimu, Tolango Paguyaman, Toboli Tawaeli, Tagolu Tentena Taripa Tidantana
Tarengge, Taripa Tomata Tompira, Barru Unaaha Kendari, Tasiu
Dimkang Sabang, Pare-Pare Enrekang Makale Palopo,
Parepare Pangkajene Tarumpakae dan Maros Watampone untuk
meningkatkan keterkaitan pengembangan kawasan perkotaan di
Bagian Timur, Tengah dan Barat Pulau Sulawesi;
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 21

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

e. mengembangkan jaringan arteri primer yang menghubungkan


Kawasan Perkotaan Manado - Bitung dengan Pelabuhan Bitung dan
Bandar Udara Sam Ratulangi, Kota Melonguane dengan Bandar
Udara Melongane, Kota Gorontalo dengan Pelabuhan Gorontalo dan
Bandar Udara Djalaludin, Kota Palu dengan Pelabuhan Pantoloan dan
Bandar Udara Mutiara, Kota Donggala dengan PelabuhanDonggala,
Kota Toli-Toli dengan Pelabuhan Toli-Toli, Kota Luwuk dengan Bandar
Udara Bubung, Kota Mamuju dengan Bandar Udara Tampa Padang
dan Pelabuhan Belang-Belang, Kota Kendari dengan Bandar Udara
Haluoleo,

Kawasan

Perkotaan

Maminasata

dengan

Pelabuhan

Makassar dan Bandar Udara Sultan Hasanuddin serta Kota Pare-Pare


dengan Pelabuhan
Pare-Pare;
f. mengembangkan jaringan jalan lintas barat, timur dan tengah yang
terintegrasi antara lain dengan :
1) jaringan jalur kereta api lintas Barat Pulau Sulawesi Bagian
Utara, lintas Barat Pulau Sulawesi Bagian Barat dan Lintas Barat
Pulau Sulawesi Bagian Selatan;
2) lintas penyeberangan sabuk utara, sabuk tengah, sabuk selatan
dan penghubung sabuk;
3) pelabuhan internasional dan pelabuhan nasional; dan/atau
4) bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan primer Sam
Ratulangi

dan

Sultan

Hasanuddin,

bandar

udara

pusat

penyebaran skala pelayanan sekunder Djalaludin, Haluoleo dan


Mutiara serta bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan
tersier Tampa Padang, Melonguane dan Bubung.
g. mengembangkan jaringan jalan di Pulau Karakelang (Melonguane
Beo Esang), Pulau Sangir Besar (Tamako Tahuna Naha
Enemawira - Tahuna), Pulau Muna (Tampo Raha - Wara) dan Pulau
Buton (Labuan Tadanga - Baubau) untuk membuka keterisolasian
wilayah.
Strategi operasionalisasi perwujudan jaringan jalur kereta api di
Pulau Sulawesi dilakukan dengan :
a. mengembangkan jalur kereta api antarkota untuk meningkatkan
keterkaitan antarkawasan perkotaan sebagai simpul koleksi dan
distribusi produk unggulan dari pengembangan kawasan andalan;
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 22

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

b. mengembangkan jalur kereta api antarkota yang terpadu dengan


jaringan transportasi lainnya (jalan nasional, jaringan transportasi
penyeberangan, pelabuhan dan bandara) untuk menunjang kegiatan
ekspor-impor,

membuka

keterisolasian

wilayah,

keterkaitan

antarwilayah dan aksesibilitas menuju pulau-pulau kecil;


c. mengembangkan jalur kereta api antarkota untuk mendukung fungsi
kawasan

perkotaan

nasional

sebagai

pusat

pengembangan

perikanan, pariwisata bahari nasional, pertanian pangan tanaman


padi dan jagung, perkebunan kakao, pertambangan aspal, nikel,
minyak dan gas bumi dan pariwisata berbasis cagar budaya;
d. mengembangkan jalur kereta api perkotaan untuk menghubungkan
kawasan

perkotaan

nasional

dengan

pelabuhan

internasional/nasional dan bandar udara pusat penyebaran skala


pelayanan primer/sekunder/tersier; dan
e. mengendalikan

pembangunan

jalur

kereta

api

antarkota

dan

perkotaan yang dapat mengakibatkan alih fungsi lahan pertanian


tanaman pangan padi dan jagung untuk ketahanan pangan serta
kawasan lindung, serta menghindari kawasan rawan bencana alam
geologi.
Strategi operasionalisasi perwujudan jaringan jalur kereta api
antara lain dilakukan terhadap pengembangan:
a. jaringan jalur kereta api Lintas Barat Pulau Sulawesi Bagian Utara;
b. jaringan jalur kereta api Lintas Barat Pulau Sulawesi Bagian Barat
yang menghubungkan kota Palu Poso Taripa Tarengge Kolaka
Kendari sebagai simpul koleksi dan distribusi pengembangan
Kawasan Andalan Palu dan sekitarnya, Kawasan Andalan Poso dan
sekitarnya, Kawasan Andalan Mamuju dan sekitarnya, Kawasan
Andalan Pare-pare dan sekitarnya, Kawasan Andalan BulukumbaWatampone, Kawasan Andalan Palopo dan sekitarnya, Kawasan
Andalan Mowedong/Kolaka, Kawasan Andalan Laut Selat Makassar
dan Kawasan Andalan Laut Teluk Bone dan sekitarnya;
c. jaringan jalur kereta api Lintas Barat Pulau Sulawesi Bagian Selatan
yang menghubungkan kota Palu Mamuju Pare-pare Makassar
Takalar Bulukumba Bajoe Pare-pare sebagai simpul koleksi dan
distribusi pengembangan Kawasan Andalan Mamminasata dan
sekitarnya, Kawasan Andalan Pare-pare dan sekitarnya, Kawasan
Andalan

Bulukumba

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Watampone,

Kawasan

Andalan
III - 23

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Mowedong/Kolaka,

Kawasan

Andalan

Asesolo/Kendari;

Kawasan

Andalan Laut Kapoposang dan sekitarnya, Kawasan Andalan Laut


Selat Makassar, Kawasan Andalan Laut Teluk Bone dan sekitarnya
dan Kawasan Andalan Laut Asera Lasolo;
d. mengembangkan jaringan jalur kereta api Lintas Barat Pulau
Sulawesi Bagian Utara, Lintas Barat Pulau Sulawesi Bagian Barat dan
Lintas Barat Pulau Sulawesi Bagian Selatan yang terintegrasi antara
lain dengan:
1) jaringan jalan lintas barat, lintas tengah, lintas timur dan jalan
pengumpan;
2) pelabuhan penyeberangan pada lintas penyeberangan sabuk
utara, sabuk tengah, sabuk selatan dan lintas penghubung
sabuk;
3) pelabuhan internasional dan pelabuhan nasional; dan/atau
4) bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan primer Sam
Ratulangi

dan

Sultan

Hasanuddin;

bandar

udara

pusat

penyebaran skala pelayanan sekunder Djalaludin, Haluoleo dan


Mutiara; serta bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan
tersier Tampa Padang.
e. jaringan jalur kereta api kawasan perkotaan yang menghubungkan
kawasan perkotaan dengan pelabuhan dan bandar udara.
Strategi operasionalisasi perwujudan jaringan transportasi danau
dilakukan dengan:
a. mengembangkan
meningkatkan
b. mengembangkan

angkutan

danau

untuk

keterkaitan antarwilayah;
angkutan

danau

yang

terpadu

dengan

pengembangan jaringan transportasi darat lainnya; dan/atau


c. mengembangkan dermaga sebagai simpul angkutan danau sesuai
dengan kebutuhan pengembangannya.
Strategi

operasionalisasi

perwujudan

jaringan

transportasi

penyeberangan dilakukan dengan :


a. mengembangkan

lintas

penyeberangan

untuk

meningkatkan

penyeberangan

untuk

meningkatkan

keterkaitan antarwilayah;
b. mengembangkan

lintas

keterkaitan internal Pulau Sulawesi;


c. mengembangkan

lintas

penyeberangan

yang

terpadu

dengan

pengembangan jaringan transportasi lainnya; dan


RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 24

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

d. mengembangkan dermaga sebagai simpul lintas penyeberangan


sesuai dengan kebutuhan pengembangannya.
Strategi
penyeberangan
penyeberangan

operasionaliasi
dilakukan
sabuk

utara,

perwujudan
dalam
sabuk

fungsi

jaringan

pengembangan
tengah,

sabuk

lintas

jaringan

selatan

dan

penghubung sabuk dalam wilayah nasional yang antara lain terdiri atas:
a. lintas penyeberangan sabuk utara;
b. lintas penyeberangan sabuk tengah yang menghubungkan Bajoe
Kolaka,
Batulicin Barru dan Kendari Luwuk Sanana Namlea Ambon Fakfak;
c. lintas penyeberangan penghubung sabuk yang menghubungkan
Gorontalo Pagimana, Kolaka Baubau Kendari Luwuk
Gorontalo Bitung/Manado
Siau - Tahuna Melonguane dan Selayar Muarapokot;
d. lintas penyeberangan antarnegara; dan
e. lintas penyeberangan antarprovinsi yang menghubungkan antara
lain:
1) Provinsi Sulawesi Tenggara dengan Sulawesi Selatan meliputi
Lasusua Siwa, Bajoe - Kolaka, Baubau Bulukumba, Baubau Bira,
Tondasi Bulukumba; dan
2) Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara meliputi jalur Luwuk
Kendari.
Strategi operasionalisasi perwujudan pelabuhan sebagai simpul
utama transportasi laut nasional di Pulau Sulawesi dilakukan dengan:
a. mengembangkan pelabuhan yang terpadu dengan pengembangan
jaringan transportasi lainnya dalam melayani kawasan perkotaan
nasional sebagai pusat pengembangan kegiatan pariwisata bahari
nasional, perikanan, pertanian tanaman pangan padi dan jagung,
perkebunan kakao,
pertambangan aspal, nikel dan pariwisata berbasis kawasan cagar
budaya;
b. mengembangkan pelabuhan sebagai prasarana untuk memasarkan
produk unggulan dari kegiatan perikanan, pertanian tanaman
pangan padi dan jagung, perkebunan kakao dan pertambangan
aspal, nikel, minyak dan gas bumi ke pasar internasional dan
nasional;

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 25

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

c. mendorong pengembangan pelabuhan di sepanjang jalur jalur ALKI


II yang melintasi Laut Sulawesi Selat Makassar Laut Flores Selat
Lombok serta ALKI III E yang menghubungkan Samudera Hindia ke
Laut Sulawesi dengan melintasi Laut Sawu Selat Ombai Laut
Banda Laut Seram Laut Maluku untuk mendukung kontainerisasi
global;
d. mengendalikan pengembangan pelabuhan agar tidak mengganggu
fungsi kawasan lindung dan memperhatikan ekosistem pesisir; serta
menghindari kawasan rawan bencana alam; dan
e. mendorong pengembangan pelabuhan Kendari dan Baubau sebagai
calon Pelabuhan Nasional.
Strategi operasionalisasi perwujudan fungsi pelabuhan sebagai
simpul

utama

transportasi

laut

antara

lain

dilakukan

terhadap

pengembangan:
a. pelabuhan sebagai simpul transportasi laut yang melayani kawasan
perkotaan dalam pengembangan kawasan andalan antara lain
Pelabuhan Kendari dan Pelabuhan Baubau yang didorong sebagai
pelabuhan nasional.
b. mengembangkan

pelabuhan

yang

terintegrasi

dengan

pengembangan jaringan transportasi lainnya meliputi:


1) Jaringan Jalan Lintas Barat, Lintas Tengah dan Lintas Timur serta
jalan pengumpannya;
2) Jalur Kereta Api Lintas Barat Pulau Sulawesi Bagian Utara, Lintas
Barat Pulau Sulawesi Bagian Tengah dan Lintas Barat Sulawesi
Bagian Barat;
3) Jalur Kereta Api Perkotaan di Kawasan Perkotaan Manado - Bitung
dan
Kawasan Perkotaan Makassar; dan/atau
4) Lintas Penyeberangan Sabuk Utara, Sabuk Tengah dan Sabuk
Selatan.
c.

mendorong pengembangan Pelabuhan Internasional Bitung dan


Makassar untuk melayani konteinerisasi global.
Strategi operasionalisasi perwujudan bandar udara sebagai simpul

utama transportasi udara nasional di Pulau Sulawesi dilakukan dengan:


a. mengembangkan

bandar

udara

yang

terpadu

dengan

pengembangan jaringan transportasi darat lainnya;

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 26

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

b. mengendalikan

pengembangan

bandar

udara

agar

tidak

mengganggu fungsi kawasan lindung dan menghindari kawasan


rawan bencana alam;
c. mengembangkan bandar udara Sam Ratulangi, Sultan Hasanuddin,
Haluoleo, Djalaludin dan Tampa Padang untuk mendukung kegiatan
pariwisata bahari nasional dan pariwisata cagar budaya; dan/atau
d. memantapkan fungsi bandar udara Melonguane sebagai simpul
transportasi udara di kawasan perbatasan.
Strategi operasionalisasi perwujudan fungsi bandar udara sebagai
simpul utama transportasi udara diantaranya dilakukan terhadap
pengembangan
pelayanan

bandar

sekunder

udara

Haluoleo

pusat

penyebaran

(Provinsi

Sulawesi

dengan

skala

Tenggara)

yang

terpadu dengan pengembangan jaringan jalan Lintas Timur dan jalur


kereta api Lintas Selatan Pulau Sulawesi.
C. Strategi Operasionalisasi Sistem Jaringan Energi Nasional
Strategi

operasionalisasi

perwujudan

sistem

jaringan

energi

nasional di Pulau Sulawesi dilakukan dengan:


a. mengembangkan jaringan energi nasional untuk melayani kawasan
perkotaan nasional sebagai pusat pertumbuhan pengembangan
kawasan andalan, kawasan terisolasi, kawasan perbatasan dan
pulau-pulau kecil;
b. meningkatkan fungsi jaringan energi nasional untuk memenuhi
kebutuhan tenaga listrik pengembangan sentra pariwisata bahari,
perikanan, pertanian tanaman pangan padi dan jagung, perkebunan
kakao dan pertambangan nikel, aspal, minyak dan gas bumi serta
pariwisata berbasis kawasan cagar budaya; dan/atau
c. mendorong

pengembangan

pembangkit

tenaga

listrik

dengan

memanfaatkan sumber energi yang tersedia untuk memenuhi


kebutuhan tenaga listrik di pulau-pulau kecil.
Strategi

operasionalisasi

perwujudan

fungsi

jaringan

energi

nasional dilakukan terhadap pengembangan:


a. jaringan transmisi tenaga listrik antara lain:
1) jaringan transmisi Pulau Sulawesi Bagian Utara yang melayani
pengembangan kawasan andalan di Bagian Utara Pulau Sulawesi
serta kawasan terisolasi dan pulau-pulau kecil di sekitarnya; dan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 27

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

2) jaringan transmisi Pulau Sulawesi Bagian Selatan yang melintasi


kota Mamuju Majene Pare-Pare Barru - Pangkajene Maros
Makassar Jeneponto Bulukumba Watampone Palopo, Kolaka
Kendari Lasolo, Raha, Kendari Kolaka Morowali, Baubau dan
Palopo-Wotu dalam melayani pengembangan kawasan andalan di
Bagian Selatan Pulau Sulawesi serta kawasan terisolasi dan pulaupulau kecil di sekitarnya.
b. pembangkit listrik meliputi: PLTM Hangahanga I, PLTM Kalumpang,
PLTM Lobong, PLTM Sansarino 1, PLTM Batusitanduk, PLTM Kadundung
1, PLTM Palangka 1, PLTM Rantebala 1, PLTM Sambilando 1, dan PLTM
Usu Malili 1, PLTM Mangango 1, PLTG Baru, PLTG Palu, PLTG Baru, PLTG
Batusitanduk,
PLTG Lobong, PLTA Bili-Bili, PLTA Bonto-batu, PLTA Bone, PLTA
Sulewana 1,2,3, PLTU Barru, dan PLTU Makassar, PLTU Palu, PLTU
Anggrek, PLTP Lahendong PLN, PLTP Lahendong 2, 3, PLTP Gunung
Ambang, PLTP Tompaso,
PLTP Sulili, PLTP Lainea dan PLTP Kabungka Wening; dan
c. pembangkit listrik di pulau-pulau kecil dengan mengoptimalkan
pemanfaatan sumber energi yang tersedia.
D. Strategi

Operasionalisasi

Sistem

Jaringan

Telekomunikasi Nasional
Strategi

operasionalisasi

perwujudan

sistem

jaringan

telekomunikasi nasional di Pulau Sulawesi dilakukan dengan:


a. mengembangkan

jaringan

terestrial

untuk

melayani

kawasan

perkotaan nasional sebagai pusat pertumbuhan pengembangan


kawasan andalan, kawasan terisolasi, kawasan perbatasan dan
pulau-pulau kecil;
b. mengembangkan

jaringan

terestrial

pengembangan

kegiatan

pariwisata berbasis pariwisata bahari dan cagar budaya; perikanan


yang berorientasi ekpsor; perkebunan kakao; pertanian tanaman
pangan padi dan jagung bagi ketahanan pangan; dan pertambangan
aspal, nikel, minyak dan gas bumi; dan
c. mengembangkan jaringan telekomunikasi berbasis satelit di pulaupulau kecil.
Strategi operasionalisasi perwujudan jaringan terestrial antara lain
dilakukan terhadap pengembangan:
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 28

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

a. jaringan terestrial yang melayani pusat pertumbuhan di Pantai Barat


Pulau
Sulawesi;
b. jaringan terestrial yang melayani pusat pertumbuhan di Wilayah
Utara Pulau
Sulawesi; dan
c. jaringan pengumpan di Bagian Tengah dan Bagian Tenggara Pulau
Sulawesi yang melintasi kota Buol, Toli-Toli, Palu, Poso, Luwuk,
Donggala, Pasangkayu (Sulawesi Tengah), Kolaka, Kendari dan
Lasolo (Sulawesi Tenggara).
E. Strategi Operasionalisasi Sistem Jaringan Sumberdaya Air
Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan sumberdaya
air di Pulau Sulawesi dilakukan dengan berbasis pengelolaan wilayah
sungai. Pengelolaan wilayah sungai di Pulau Sulawesi dilakukan dengan:
a. membangun waduk dan jaringan prasarana sumberdaya air dalam
meningkatkan luasan lahan utama pertanian pangan;
b. mengembangkan

jaringan

prasarana

sumberdaya

air

untuk

memenuhi kebutuhan air baku kawasan perkotaan dan sentra-sentra


pariwisata bahari, perikanan, pertanian tanaman pangan padi dan
jagung, perkebunan kakao dan pertambangan nikel, aspal serta
minyak dan gas bumi;
c. mencegah pendangkalan danau dan waduk untuk mempertahankan
daya tampung air sehingga berfungsi sebagai pemasok air baku dan
sumber energi;
d. mengembalikan fungsi sumber air yang telah terdegradasi untuk
menjaga keseimbangan debit air;
e. mempertahankan

dan

mengendalikan

kawasan

resapan

air,

khususnya pada zona resapan tinggi dan kawasan karst sebagai


kawasan penyimpan cadangan air tanah;
f. mengendalikan eksploitasi air tanah yang berlebihan dan/atau tidak
terkendali di kawasan perkotaan dan pesisir Barat Pulau Sulawesi
untuk menghindari terjadinya penurunan muka tanah dan intrusi air
laut;
g. menyediakan kebutuhan air baku untuk pulau-pulau kecil dan gugus
pulau; dan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 29

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

h. membangun

prasarana

sumberdaya

air

untuk

menanggulangi

dampak bencana banjir, longsor dan abrasi yang disebabkan daya


rusak air.
Strategi operasionalisasi perwujudan sistem sumberdaya air di
Pulau Sulawesi antara lain:
a. pengelolaan wilayah sungai strategis nasional;
b. pengelolaan wilayah sungai lintas provinsi antara lain:
1) wilayah sungai Pompengan Lorena (Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara) meliputi DAS Pompengan,
Lorena, Kalaena, Latuppa, Bua, Lamasi, Makawa, Bungadidi,
Kebo, Rongkong dan Balease; dan
2) wilayah sungai Lasolo Sampara (Sulawesi Tenggara Sulawesi
Selatan Sulawesi Tengah) meliputi DAS Lasolo, Sampara,
Lalindu, Aopa, Tinobu, Luhumbuti, Landawe dan Amesiu.
c. pengembangan jaringan sumberdaya air antara lain:
1) pembangunan bendungan baru dan embung besar meliputi
bendungan Unaaha, Lapoa, Makufa, Wadongo, Lakara, Janja
Bojawa,

Larona,

Pamakulu,

Gilirang

Kelara-Karaloe,

Padangeng,
Sawangan

Lawo

Walimpong,

Kuwil,

Ranoyapo,

Dumoga, Ayong, Sangkup dan Olot, Bendungan Lue dan Lalue,


Paguyaman;
2) pemeliharaan

bendungan-bendungan

meliputi

bendungan

Tinondo Batubesi, Larona, Torout, Kasinggolan, Kalola, Salomekko


dan Bendungan
Bilibili; dan
3) pemeliharaan, peningkatan dan perluasan jaringan irigasi teknis
pada kawasan sentra pangan nasional.

3.3.4 Rencana Pola Ruang Pulau Sulawesi


A. Strategi Pengelolaan Ruang Kawasan Lindung
Strategi

operasionalisasi

perwujudan

kawasan

suaka

alam,

pelestarian alam dan cagar budaya dilakukan dengan:


a. mempertahankan luasan kawasan cagar alam, suaka alam dan
pelestarian alam yang bervegetasi hutan;
b. merevitalisasi kawasan cagar alam, suaka alam dan pelestarian
alam yang telah terdegradasi;
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 30

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

c. merevitalisasi kawasan cagar budaya yang terdegradasi;


d. mengembangkan jaringan prasarana untuk mendukung kegiatan
pariwisata berbasis ekowisata dan kawasan cagar budaya; dan/atau
e. mengendalikan pengembangan kegiatan budidaya yang berpotensi
merusak fungsi kawasan suaka alam, cagar alam dan kawasan
cagar budaya.
B. Strategi Pengelolaan Ruang Kawasan Budidaya
Strategi

operasionalisasi

perwujudan

kawasan

peruntukan

pertanian dilakukan dengan:


a. mengendalikan pengembangan fisik kawasan perkotaan untuk
menjaga

keutuhan

lahan

utama

pertanian

pangan,

terutama

pertanian tanaman pangan padi dan jagung;


b. mengendalikan secara ketat alih fungsi peruntukan lahan sawah
yang dilintasi jaringan jalan nasional;
c. memantapkan dan meningkatkan kawasan peruntukan pertanian
untuk mendukung luasan lahan utama pertanian pangan, terutama
pertanian tanaman pangan padi dan jagung;
d. mempertahankan luas lahan pertanian irigasi teknis;
e. mencegah terjadinya alih fungsi lahan utama pertanian pangan;
f. mendorong pengembangan kawasan agropolitan sebagai pusat
pelayanan dan pusat koleksi-distribusi produksi pertanian;
g. memelihara dan mengembangkan jaringan prasarana sumberdaya
air untuk menjamin ketersediaan air bagi pengembangan kegiatan
pertanian; dan
h. mengendalikan pengembangan kegiatan pertanian yang berpotensi
merusak fungsi kawasan berfungsi lindung.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 31

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

3.4

Arahan RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara

3.4.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara


Tujuan penataan ruang wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara
dirumuskan berdasarkan visi dan misi, rencana pembangunan daerah
serta karakteristik dan isu strategis tata ruang wilayah provinsi.
Atas dasar tersebut, maka rumusan tujuan penataan ruang
wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara adalah untuk mewujudkan tatanan
ruang wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara yang berbasis pada sektor
pertanian dalam arti luas, pertambangan serta kelautan dan perikanan
terkait pariwisata guna mendukung peningkatan taraf hidup masyarakat
dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi yang merata di
seluruh wilayah provinsi serta menjaga kelestarian dan daya dukung
lingkungan

hidup

dalam

rangka

mencapai

pembangunan

yang

berkelanjutan.
3.4.1 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah
a. Kebijakan Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara
Kebijakan yang ditempuh untuk mewujudkan penataan ruang
wilayah provinsi adalah :
a. menata dan mengalokasikan sumberdaya lahan secara proporsional
melalui berbagai pertimbangan pengelolaan sumberdaya alam
secara berkelanjutan di sektor unggulan pertanian, pertambangan
serta kelautan dan perikanan;
b. meningkatkan

aksesibilitas

dan

pengembangan

pusat-pusat

kegiatan sektor terhadap pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan


lokal melalui pengembangan struktur ruang secara terpadu;
c. menetapkan pola ruang secara proporsional untuk mendukung
pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, seimbang dan
berkesinambungan;
d. menetapkan kawasan strategis dalam rangka pengembangan sektor
unggulan dan pengembangan sosial ekonomi secara terintegrasi
dengan wilayah sekitar; dan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 32

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

e. pengembangan sumberdaya manusia yang mampu mengelola


sektor unggulan secara profesional dan berkelanjutan.

3.4.3 Strategi Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara


Strategi dalam mewujudkan pengembangan sektor pertanian
dalam arti luas terdiri atas :
a. menata

dan

pengembangan
hortikultura

mengalokasikan
pertanian

serta

sumberdaya

tanaman

pengembangan

pangan,
lahan

lahan

untuk

perkebunan

peternakan

dan

secara

proporsional;
b. mengembangkan

sarana

dan

prasarana

guna

mendukung

aksesibilitas dan pusat-pusat pertumbuhan pertanian tanaman


pangan, perkebunan dan hortikultura serta pengembangan lahan
peternakan terhadap pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan
lokal;
c. mengintegrasikan kawasan unggulan pertanian tanaman pangan,
perkebunan dan hortikultura serta pengembangan lahan peternakan
dengan wilayah sekitar dan kawasan unggulan lain; dan
d. peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang mampu mengelola
sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura
serta peternakan secara profesional dan berkelanjutan melalui
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
Strategi dalam mewujudkan pengembangan sektor pertambangan
terdiri atas :
a. menata dan menetapkan kawasan pertambangan;
b. mengembangkan pusat industri pertambangan nasional sebagai
suatu kawasan pertambangan dan pengolahan bahan tambang
secara terpadu;
c. mengembangkan

sarana

dan

prasarana

pendukung

guna

menunjang aksesibilitas pusat kawasan industri pertambangan


dengan usaha ekonomi pada wilayah sekitar;
d. mengembangkan

sarana

dan

prasarana

pendukung

untuk

menunjang aksesibilitas perdagangan antar pulau dan ekspor;

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 33

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

e. mengintegrasikan usaha-usaha untuk mendukung pengembangan


pusat industri pertambangan nasional dengan usaha-usaha ekonomi
masyarakat sekitar;
f. mengembangkan sistem pengelolaan lingkungan secara preventif
maupun kuratif sebelum dan sesudah eksplorasi bahan tambang
dan limbah pabrik pengolahan; dan
g. pengembangan sumberdaya manusia secara komprehensif untuk
mengelola industri pertambangan nasional secara menyeluruh
dengan melaksanakan pelatihan teknis dan membangun sekolah
kejuruan dan pendidikan keahlian (sarjana dan pascasarjana).
Strategi dalam mewujudkan pengembangan sektor kelautan dan
perikanan terdiri atas :
a. menata dan mengalokasikan sumberdaya lahan secara proporsional
melalui berbagai pertimbangan pengelolaan sumberdaya alam
secara berkelanjutan di sektor kelautan dan perikanan;
b. meningkatkan

aksesibilitas

dan

pengembangan

pusat-pusat

kegiatan sektor kelautan dan perikanan terhadap pusat-pusat


kegiatan nasional, wilayah dan lokal melalui pengembangan struktur
ruang secara terpadu;
c. menetapkan pusat kawasan pengembangan sektor perikanan dan
kelautan berupa kawasan pengembangan budidaya perairan dan
kawasan perikanan tangkap secara terintegrasi dengan usaha-usaha
ekonomi wilayah sekitar;
d. melindungi dan mengelola sumberdaya kelautan untuk kebutuhan
perlindungan plasma nutfah, terumbu karang, dan sumberdaya
hayati untuk kelangsungan produksi dan pengembangan ekowisata;
dan
e. mengembangkan fasilitas pelayanan pendidikan dan latihan secara
profesional dan berkelanjutan.

3.4.4 Rencana Struktur Ruang Provinsi


Rencana struktur ruang wilayah provinsi merupakan arahan
perwujudan sistem perkotaan dan jaringan prasarana wilayah provinsi
yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah provinsi dan
melayani kegiatan skala provinsi, yang meliputi sistem jaringan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 34

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

transportasi, sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi dan


sistem jaringan sumberdaya air.
Dalam rencana tata ruang wilayah provinsi digambarkan sistem
perkotaan dalam wilayah provinsi dan peletakan jaringan prasarana
wilayah yang menurut peraturan perundang-undangan, pengembangan
dan

pengelolaannya

merupakan

kewenangan

pemerintah

daerah

provinsi dengan sepenuhnya memperhatikan struktur ruang yang telah


ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

a. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan


Tabel 3.4 Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan
No
.
1

Pusat
Kegiatan

Standar Infrastruktur
Minimal

Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) Transportasi : bandara
pusat
penyebaran
sekunder,
dan/atau
pelabuhan
nasional/utama
tersier
dan/atau
terminal
penumpang tipe A dan
jalan nasional
Ekonomi : Pasar Induk
Antar Wilayah, Perbankan
Nasional
dan/atau
Internasional,
Pusat
Ekspor dan Impor
Kesehatan : Rumah
Sakit Umum Tipe A
Pendidikan :
Universitas/ Akademi

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Lokasi

Fungsi Utama

Kota Kendari

Pusat pemerintahan kota


dan provinsi
Pintu primer transportasi
udara regional-nasional
Pusat
transportasi
laut
(umum) regional-nasional
Pusat transportasi laut
barang
kontainer
regionalnasional
Pusat transportasi laut
(fery) regional
Pusat jasa transportasi
darat regional nasional
Pusat
jasa
pariwisata
regional-nasional-global
Pusat jasa pendidikan
tinggi regional-nasional
Pusat
jasa
keuangan
regional-nasional
Pusat
koleksi
dan
distribusi
perdagangan
regionalnasional
Pusat
jasa
kesehatan
regional nasional

III - 35

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Kota Bau-bau Pusat pemerintahan kota
Pintu sekunder transportasi
udara regional-nasional
Pusat transportasi laut
(umum) regional-nasional
Pusat transportasi laut
(fery) regional - nasional
Pusat jasa transportasi
darat regional nasional
Pusat jasa pariwisata
regional-nasional
Pusat jasa pendidikan
tinggi regional-nasional
Pusat jasa keuangan
regional-nasional
Pusat koleksi dan
distribusi perdagangan
regionalnasional
Pusat jasa kesehatan
regional
Pusat distribusi BBM
regional-nasional (Terminal
Transit BBM)

Pusat Kegiatan
Wilayah
(PKW)

Unaaha

Pusat
pemerintahan
kabupaten
Pusat jasa transportasi darat
regional nasional
Pusat
jasa pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan
tinggi regional-nasional
Pusat
jasa
keuangan
regional-nasional
Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi
pertanian
tanaman
pangan,
perkebunan dan
perikanan
Pusat
jasa
kesehatan
regional

Transportasi : bandara pusat


penyebaran tersier, dan/atau
pelabuhan
regional/pengumpan primer,
dan/atau terminal penumpang
tipe B, jalan nasional, jalan
provinsi
Ekonomi : pasar induk
regional, perbankan regional
dan/atau nasional, pusat
ekspor dan impor
Kesehatan : Rumah Sakit
Umum Tipe B
Pendidikan : Perguruan
Tinggi D3

Lasolo

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Pusat
pelayanan
pemerintahan kecamatan
Pusat jasa transportasi darat
regional nasional
Pusat
jasa pariwisata
regional - nasional
Pusat jasa pendidikan
tinggi regional
III - 36

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Pusat
jasa
keuangan
regional-nasional
Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi pertanian,
perkebunan dan perikanan
Pusat
jasa
kesehatan
regional

Raha

Pusat
pemerintahan
kabupaten
Pintu sekunder transportasi
udara regional-nasional
Pusat transportasi laut
(umum) regional - nasional
Pusat jasa transportasi darat
regional
Pusat transportasi laut
(fery) regional
Pusat
jasa pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan
tinggi regional-nasional
Pusat
jasa
keuangan
regional-nasional
Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi pertanian,
perkebunan dan perikanan
Pusat
jasa
kesehatan

regional

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 37

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Kolaka

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Pusat pemerintahan
kabupaten
Pusat Kawasan
Industri Pertambangan
Pintu sekunder transportasi udara
regional-nasional
Pusat transportasi
laut
(umum) regional - nasional
Pusat jasa transportasi darat
regional
Pusat transportasi laut (fery)
regional
Pusat jasa
pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan tinggi
regional-nasional
Pusat jasa
keuangan
regional-nasional
Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi pertanian,
perkebunan dan perikanan
Pusat jasa
kesehatan
regional

Pasarwajo

Pusat pemerintahan
kabupaten
Pusat transportasi laut
(umum) regional
Pusat transportasi laut
(fery) regional
Pusat jasa transportasi darat
regional
Pusat jasa pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan tinggi
regional
Pusat jasa keuangan
regional-nasional
Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi pertanian,
perkebunan dan perikanan
Pusat jasa kesehatan
regional

Wangi-wangi

Pusat
pemerintahan
kabupaten
Pintu sekunder transportasi
udara regional-nasional
Pusat
transportasi
laut
(umum) regional-nasional
Pusat transportasi laut
(fery) regional

III - 38

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Pusat jasa transportasi
darat regional
Pusat jasa pariwisata
regional nasional internasional
Pusat jasa pendidikan
tinggi regional-nasional internasional
Pusat
jasa
keuangan
regional-nasional
Pusat
koleksi
dan
distribusi
perdagangan
regional- nasional
Pusat
koleksi
dan
distribusi komoditi rumput
laut
dan
perikanan
regional-nasional
Pusat
jasa
kesehatan
regional

Pusat Kegiatan
Lokal (PKL)

Transportasi : terminal
penumpang tipe C,
jalan provinsi, jalan
kabupaten
Ekonomi
:
pasar,
perbankan regional

dan/atau nasional
Kesehatan : Rumah
Sakit Umum Tipe C
Pendidikan
:

SMA/Kejuruan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Latao

Pusat
pelayanan
pemerintahan kecamatan
Pusat jasa transportasi
darat regional
Pusat
jasa
keuangan
regional-nasional
Pusat
koleksi
dan
distribusi
perdagangan
regional
Pusat
koleksi
dan
distribusi
komoditi
perkebunan,
perikanan dan kehutanan
Pusat
jasa
kesehatan
regional

Lasusua

Pusat
pemerintahan
kabupaten
Pusat transportasi laut
(umum) regional-nasional
Pusat transportasi laut
(fery) regional - nasional
Pusat jasa transportasi
darat regional nasional
Pusat
jasa pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan
tinggi regional
Pusat
jasa
keuangan
regional-nasional
Pusat
koleksi
dan
distribusi
perdagangan
regional- nasional
Pusat
koleksi
dan
distribusi
komoditi
perkebunan dan perikanan
Pusat jasa kesehatan

III - 39

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Andoolo

Pusat
pemerintahan
kabupaten
Pusat pelayanan umum
lokal
Pusat jasa dan
perdagangan
lokal
Pusat
koleksi
dan
distribusi
komoditi
pertanian,
perkebunan,
peternakan dan
perikanan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Torobulu

Pusat
pemerintahan
kecamatan
Pusat
kawasan
industri pertambangan
Pusat
transportasi
laut
(umum) regional
Pusat transportasi laut
(fery) regional
Pusat jasa transportasi darat
regional - nasional
Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
Pusat pelayanan umum
regional

Kasipute

Pusat
pemerintahan
kabupaten
Pusat jasa transportasi darat
regional
Pusat pelayanan umum
lokal
Pusat jasa dan perdagangan
local
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi
pertanian,
perkebunan, peternakan dan
perikanan

III - 40

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Buranga

Pusat pemerintahan
kabupaten
Pusat jasa transportasi darat
regional
Pusat jasa pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan tinggi
regional
Pusat jasa keuangan
regional-nasional
Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi perkebunan dan
perikanan
Pusat jasa kesehatan
regional

Kulisusu

Pusat pemerintahan
kecamatan
Pusat pelayanan umum
lokal
Pusat jasa dan perdagangan
lokal

Lakudo

Pusat pemerintahan
kecamatan
Pusat jasa transportasi darat
regional
Pusat pelayanan umum
lokal
Pusat jasa dan perdagangan
lokal

Asera

Pusat pemerintahan
kecamatan
Pusat kawasan industri
pertambangan
Pusat transportasi laut
(umum) regional
Pusat jasa transportasi darat
regional
Pusat jasa pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan tinggi
regional
Pusat jasa keuangan
regional-nasional
Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi pertanian,
perkebunan dan perikanan
Pusat jasa kesehatan
regional

III - 41

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Wanggudu

Pusat pemerintahan
kabupaten
Pusat jasa transportasi darat
regional
Pusat pelayanan umum
lokal
Pusat jasa dan perdagangan
lokal
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi pertanian dan
perkebunan

b. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah


Rencana

sistem

jaringan

prasarana

wilayah

terdiri

dari

pengembangan jaringan prasarana transportasi, prasarana energi,


telekomunikasi dan sumberdaya air serta prasarana perumahan dan
permukiman.
1. Rencana Sistem jaringan Transportasi Darat
Ruas Jalan Arteri Primer di Propinsi Sulawesi Tenggara dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.5 Nama Ruas Jalan Arteri Primer

No.

Nama Ruas Jalan Arteri Primer

Panjang
(Km)

Batas SULSEL. Tolala- Lelewawo

40,017

Lelewawo Batuputih - Lapai

50,969

Lapai Lasusua

41,180

Lasusua Bts. Kab. Kolaka Utara/Kab. Kolaka

54,541

Bts. Kab. Kolaka Utara/Kab. Kolaka - Wolo

24,070

Wolo Bts. Kota Kolaka

53,150

Jl. Abadi (Kolaka)

6,285

Jl. HKSN Kolaka

0,310

Jl. TPI Kolaka

0,653

10

Jl. Kartini Kolaka

1,071

11

Jl. Pramuka Kolaka

1,610

12

Jl. Pemuda Kolaka

5,886

13

Bts. Kota Ranomeeto Bandar Udara Haluoleo

11,110

14

Jl. P. Tendean Kendari

2,887

15

Jl. D.I Panjaitan Kendari

3,593

16

Jl. A. Yani Kendari

4,700

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 42

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

17

Jl. Drs. H. Abd. Silondae

1,635

18

Pohara Batas Kota Kendari

8,000

19

Jl. W.R Supratman Kendari

0,565

20

Jl. Soekarno Kendari

0,424

21

Jl. M. Hatta Kendari

0,809

22

Jl. Diponegoro Kendari

0,728

23

Jl. Sultan Hasanuddin Kendari

1,621

24

Jl. Sutoyo Kendari

1,110

25

Jl. S. Parman Kendari

1,076

26

Jl. Sam Ratulangi Kendari

1,421

27

Jl. R. Suprapto Kendari

5,555

28

Jl. Pattimura Kendari

2,705

29

58,848

30

Kolaka (simpang Kampung baru) Rate-rate (bts Kab.


Kolaka/Konawe)
Rate-rate (bts. Kab. Kolaka) Bts Unaaha

31

Jl. Inowa (unaaha)

2,452

32

Jl. Sapati (Unaaha)

1,160

33

Jl. Jend. Sudirman (Unaaha)

1,831

34

Jl. Diponegoro (Unaaha)

2,210

35

Jl. A. Yani (Unaaha)

3,317

36

Jl. Monginsidi (Unaaha)

4,274

37

Wawotobi/Batas Unaaha Simpang Pohara

37,317

38

Awunio Amolengu

24,660

39

Labuan Maligano

39,650

40

Maligano pure

25,410

41

Pure Labundao Todanga/Bts Kab. Buton/Muna

22,480

42

Todanga/Bts Kab. Buton/Muna Wakangka Mataompana

40,137

43

Mataompana Sp. 3 Bure Km. 1,40/SP. 3 Jl. Hasanuddin Jl.


Pahlawan

48,028

31,322

44

(Bau-bau)
Jl. R.A Kartini Bau-bau

0,707

45

Jl. Murhum (Bau-bau)

1,690

46

Jl. Gajah Mada (Bau-bau)

2,530

47

Bts. Kota Bau-bau Pasarwajo Banabungi

41,631

48

Jl. KS. Tubun (Bau-bau)

0,108

49

Jl. Jenderal Sudirman (Bau-bau)

0,462

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 43

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

50

0,925

Jl. Sultan Hasanuddin (Bau-bau)


Total

718,884

Sumber : Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 630/KPTS/M/2009

Jaringan jalan kolektor primer di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu:


a. Jalan Pulau Buton : Lasalimu Pasarwajo Baubau
b. Jalan lintas timur sulawesi : Simpang Pohara Taipa Asera Batas
Sulteng
c. Jalan lintas selatan sulawesi : Simpang Kampung Baru (Kolaka)
Pomalaa- Wolulu - Bts. Kab. Kolaka/Kab. Bombana Boepinang
Kasipute Tinanggea
Torobulu Ambesia Lainea Lapuko Lapulu Wua-wua
Kendari
d. Jalan non lintas : Kota Kendari
Jalan strategis nasional rencana meliputi ruas Ambesia - Punggaluku
Alangga Tinanggea, Raha Tampo dan jalan lingkar Kota Kendari.
Lebih jelasnya mengenai ruas jalan kolektor primer dan strategis
nasional rencana di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada Tabel di
Bawah ini :
Tabel 3.6 Nama Ruas Jalan Strategis Nasional

No.

Nama ruas Jalan Strategis Nasional

Panjang (Km)

15,000

Ambesea (Lepo-lepo Ambesea) Punggaluku


Punggaluku Alangga

Alangga Tinanggea

17,050

Raha Tampo

24,087

Jl. A. Yani (Raha)

0,960

Jl. MH. Thamrin (Raha)

0,547

Jl. Gatot Subroto (Raha)

4,174

Jl. Lingkar Kota Kendari

28,500

30,150

Total

120,468

Sumber : Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 630/KPTS/M/2009

c. Pengembangan Jembatan Antar Pulau


Rencana
pembangunan

pengembangan
Jembatan

jembatan

Bahteramas

antar

Teluk

pulau

Kendari

meliputi

yang

akan

menghubungkan Kota Kendari sebagai Pusat Kegiatan Nasional dengan


RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 44

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Lapulu,

pembangunan

menghubungkan

antara

jembatan
Pulau

Buton

Tona

(Buton-Muna)

dengan

Pulau

yang

Muna

dan

pembangunan jembatan yang menghubungkan Kota Baubau dengan


Pulau Makassar.
d. Pengembangan Terminal
Pengembangan terminal di Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas
terminal penumpang dan terminal barang. Terminal penumpang terdiri
atas terminal tipe A, terminal tipe B dan terminal tipe C.
Beberapa terminal penumpang tipe B di Provinsi Sulawesi
Tenggara secara fungsional bertipe A karena terminal tersebut melayani
trayek Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) meskipun dari segi sarana
dan prasarana terminal tersebut dinyatakan sebagai terminal tipe B.
Trayek AKAP di Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi :
a. Makassar Bajoe Kolaka Kendari;
b. Toraja Malili Kolaka Utara Kolaka Konawe - Kendari;
c. Pinrang Kolaka Kendari;
d. Pare-Pare Pinrang Bone Kolaka - Kendari;
e. Rantepao Palopo Malili Kolaka Utara Kolaka Konawe Kendari;
f. Makassar Pare-Pare Toraja Palopo Malili Kolaka Konawe Kendari; dan
g. Raha Bira Makassar.
e. Pengembangan Jaringan Jalur Kereta Api
Jaringan jalur kereta api terdiri atas jaringan jalur kereta api
umum dan jaringan jalur kereta api khusus. Jaringan jalur kereta api
umum terdiri atas jaringan jalur kereta api antarkota dan jaringan jalur
kereta api perkotaan.
Jaringan
jalur
kereta
menghubungkan:

api

antarkota

dikembangkan

untuk

a. PKN dengan pusat kegiatan di negara tetangga;


b. antar-PKN;
c. PKW dengan PKN; atau
d. antar-PKW.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 45

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Jaringan jalur kereta api perkotaan dikembangkan untuk:


a. menghubungkan kawasan perkotaan dengan bandar udara pusat
penyebaran skala

pelayanan primer/sekunder/tersier

dan

pelabuhan internasional/nasional; dan


b. mendukung aksesibilitas di kawasan perkotaan.
Jaringan transportasi jalan rel diklasifikasikan menjadi Jalan Rel
Nasional dan jaringan Jalan Rel Regional. Jaringan jalur kereta api antar
kota dalam hirarki jaringan transportasi Jalan Rel Nasional terdiri dari
Lintas Utama dan Lintas Cabang.
Rencana

pengembangan

sistem

jaringan

perkeretaapian

di

Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan jaringan jalur kereta api lintas


cabang meliputi jalur kereta api Kendari - Kolaka (prioritas sedang) dan
jalur kereta api Kolaka Poso (prioritas rendah). Pengembangan
jaringan kereta api tersebut dititikberatkan pada angkutan barang
dengan simpul jaringan jalur kereta api barang terletak di stasiun
Kendari di Kota Kendari dan stasiun Kolaka di
Kabupaten Kolaka
f. Rencana Sistem Jaringan Sumberdaya Air
Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumberdaya
air direncanakan melalui pendekatan WS dan CAT serta keterpaduannya
dengan pola ruang dengan memperhatikan keseimbangan pemanfaatan
sumberdaya air permukaan dan air tanah. Rencana pengembangan
prasarana/jaringan

sumberdaya

air

meliputi

aspek

konservasi

sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air, dan pengendalian


daya rusak air. Rencana sistem jaringan prasarana sumberdaya air di
Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas WS, CAT, jaringan irigasi,
prasarana/jaringan air baku, prasarana air baku untuk air minum, sistem
pengendalian banjir dan sistem pengamanan pantai.
Berdasarkan

Peraturan

Menteri

Pekerjaan

Umum

Nomor

11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai,


Wilayah Sungai (WS) di Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas :
a. WS Lintas Provinsi meliputi :

WS Pompengan - Larona sebagai wilayah sungai lintas Provinsi


Sulawesi Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara dengan prioritas
pengelolaan adalah konservasi sumberdaya air, pendayagunaan
sumberdaya

alam

dan

pengendalian

daya

rusak

air.

WS

Pompengan - Larona meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS)


RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 46

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Pompengan, DAS Larona, DAS Kalaena, DAS Latuppa, DAS Bua,


DAS Lamasi, DAS Makawa, DAS Bungadidi, DAS Kebo, DAS
Rongkong dan DAS Baleasa Provinsi

WS Lasolo Sampara sebagai wilayah sungai lintas Provinsi


Sulawesi Tenggara Provinsi Sulawesi Selatan Provinsi Sulawesi
Tengah

dengan

prioritas

pengelolaan

adalah

konservasi

sumberdaya air, pendayagunaan sda, dan pengendalian daya


rusak air. WS Lasolo Sampara meliputi DAS Lasolo, DAS
Sampara, DAS Lalindu, DAS Aopa, DAS Tinobu, DAS Lahumbuti,
DAS Landawe dan DAS Amesiu.
b. WS Lintas Kabupaten/Kota meliputi :

WS Poleang-Roraya meliputi DAS Poleang, DAS Roraya, DAS


Langkowala, DAS Asole, DAS Bogora, DAS Muna, DAS Lausu, DAS
Kasipute, DAS Toburi, DAS Laeya, DAS Wolasi, DAS Baito dan DAS
Benua;

WS Towari-Lasusua meliputi DAS Towari, DAS Lasusua, DAS


Welulu, DAS Oko-oko, DAS Mekongga, DAS Tamboli, DAS
Woimenda dan DAS Simbune;

WS Pulau Buton meliputi DAS Bungi, DAS Ambe, DAS Wonco, DAS
Baubau, DAS Kabongka dan DAS Winto; dan

WS Pulau Muna meliputi DAS Tiworo, DAS Kancintala, DAS Bone,


DAS Ronta, DAS Jompi dan DAS Kontu.
Upaya pengembangan dan perlindungan wilayah sungai di

Provinsi Sulawesi Tenggara antara lain adalah :


a. perlindungan

daerah

tangkapan

air,

sempadan

sungai,

sempadan waduk dan danau dari pemanfaatan yang tidak sesuai


dengan ketentuan yang berlaku.
b. penghutanan kembali kawasan lindung pada hulu sungai.
c. pengendalian pencemaran sungai dan air permukaan lain secara
ketat yang bersumber dari kegiatan permukiman perkotaan,
pertanian, industri, pertambangan dan kegiatan pariwisata.
Jaringan Air Baku
Kriteria pengembangan pembangunan waduk/bendungan terdiri atas :
a. dibangun pada DAS dengan aliran mantap < 50%; dan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 47

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

b. dalam rangka mendukung pengembangan PKW dan PKN.


Prasarana

air

baku

untuk

air

minum

merupakan

Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM) terdiri atasInstalasi Pengolahan Air Bersih


(IPA) yang tersebar diKota Kendari meliputi IPA Punggolaka, IPA
Anggoeya dan IPA Wanggu;
Sistem Pengendalian Banjir
Sistem pengendalian banjir meliputi pengembangan prasarana
pengendali banjir terdiri atas :
a. Cek Dam meliputi Cek Dam Lalonggasu di Kabupaten Konawe
Selatan, Cek
Dam Manggadua di Kota Kendari, rencana Cek Dam pada muara
Sungai
Wanggu dan Sungai Kadia di Kota Kendari dan Cek Dam Surawolio di
Kota
Baubau;
b. pembangunan tanggul pada sungai-sungai rawan banjir yang
terletak di sungai
Lahundapi di Kota Kendari dan sungai Konaweha di Kabupaten
Konawe;
c. pembangunan drainase primer sepanjang jalan nasional dan jalan
provinsi yang tersebar pada seluruh kabupaten dan kota di Provinsi
Sulawesi Tenggara.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 48

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Gambar 3.1 : Rencana Struktur Ruang Provinsi Sulawesi


Tenggara

3.4.5 Rencana Pola Ruang Provinsi


1. Kawasan Lindung Bawahan
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya di Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas :
a. Kawasan hutan lindung
Tujuan pemantapan kawasan hutan lindung adalah mencegah
terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi
hidro-orologi tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah,
air tanah dan air permukaan. Kawasan hutan lindung tersebar di
seluruh kabupaten/kota dengan luasan totalnya 1.081.489 Ha.
b. Kawasan gambut
Keberadaan kawasan gambut hanyalah sebagian kecil yang terdapat
pada
Rawa Tinondo di Mowewe Kabupaten Kolaka dan Rawa Aopa
Watumohai di Kabupaten Bombana, Kabupaten Kolaka, Kabupaten
Konawe dan Kabupaten Konawe Selatan.
c. kawasan resapan air
Umumnya semua kawasan lindung di Provinsi Sulawesi Tenggara
berfungsi juga sebagai kawasan resapan air. Namun secara khusus
kawasan resapan air ditetapkan pada kawasan hutan konservasi
seluas 282.924 ha yang tersebar di seluruh kabupaten/kota kecuali
Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten
Wakatobi.
2. Kawasan Perlindungan Setempat
Rencana kawasan perlindungan setempat di Provinsi Sulawesi
Tenggara terdiri atas :
1. Sempadan pantai
Pemantapan sempadan pantai bertujuan untuk melindungi
pantai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan
merusak kelestarian fungsi pantai. Sempadan pantai
direncanakan terletak di kawasan pantai sepanjang 4.199,18
kilometer yang ditetapkan dengan jarak proporsional terhadap

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 49

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

bentuk dan kondisi fisik pantai antara 100 meter sampai dengan
200 meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat.
2. Sempadan sungai
Pemantapan sempadan sungai bertujuan untuk melindungi
sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan
merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai serta
mengamankan aliran sungai. Sempadan sungai direncanakan
menyebar pada seluruh kabupaten dan kota dengan ketentuan :
a. sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang
sudah ada hendaknya berjarak minimal 15 meter dari tepi
sungai;
b. sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman
terencana hendaknya berjarak antara 15 meter sampai
dengan 25 meter dari tepi sungai; dan
c. sempadan sungai di luar kawasan permukiman dan kawasan
rawan banjir hendaknya berjarak 50 meter dari tepi sungai.
Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki 669 Daerah Aliran Sungai (DAS)
yang perlu dilindungi melalui penetapan sempadan sungai yang
sesuai dengan kondisi fisiknya masing-masing. DAS tersebut
tersebar pada 9 Satuan Wilayah Pengelolaan DAS (SWP DAS)
sebagai berikut:
a. SWP DAS Buton terletak di Pulau Buton yang meliputi wilayah
administrasi
Kota Baubau, Kabupaten Buton, Buton Utara dan Muna;
b. SWP DAS Kabaena terletak di Pulau Kabaena yang meliputi
wilayah administrasi Kabupaten Bombana dan Buton;
c. SWP

DAS

Konaweha

Lasolo

meliputi

wilayah

administrasi

Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara, Konawe, Konawe Selatan,


Konawe Utara, Kota Kendari dan Prov. Sulawesi Tengah (1,65%
dari luas wilayah Sulawesi
Tenggara);
d. SWP DAS Muna terletak di Pulau Muna yang meliputi wilayah
administrasi
Kabupaten Buton dan Muna;

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 50

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

e. SWP DAS Pakue Tambuka tersebar di Kabupaten Kolaka dan


Kolaka
Utara;
f. SWP DAS Poleang Roraya tersebar di Kabupaten Bombana,
Kolaka,
Konawe, Konawe Selatan dan Kota Kendari;
g. SWP DAS Toari tersebar di Kabupaten Bombana, Kolaka dan
Kolaka
Utara;
h. SWP DAS Wakatobi di Kabupaten Wakatobi; dan
i. SWP DAS Wawonii terletak di Pulau Wawonii Kabupaten Konawe.
3. Ruang Terbuka Hijau Kota
Ruang terbuka hijau kota merupakan lahan yang didominasi
komunitas tumbuhan yang berada pada kawasan perkotaan
yang berfungsi sebagai paru-paru kota dan daerah resapan.
Ruang terbuka hijau kota ditetapkan minimal 30% dari luas
kawasan perkotaan yang terdiri dari ruang terbuka hijau publik
minimal 20% dan ruang terbuka hijau privat minimal 10%
berupa hutan kota, taman kota, zona penyangga (buffer zone),
dan jalur hijau yang ditanam sepanjang jaringan jalan. Ruang
terbuka hijau kota direncanakan di Kota Kendari dan Kota
Baubau serta

tersebar pada

tiap ibukota

kabupaten dan

kecamatan di Provinsi Sulawesi Tenggara.


Rencana Kawasan Budidaya
Rencana pengembangan kawasan budidaya di Provinsi Sulawesi
Tenggara meliputi :
1.

Kawasan budidaya yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang


terkait dengan wilayah provinsi
Kawasan budidaya yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang
terkait dengan wilayah provinsi adalah kawasan andalan
dikarenakan kawasan budidaya tersebut memiliki nilai strategis
nasional. Nilai strategis nasional meliputi kemampuan kawasan
untuk memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah di
sekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan wilayah.
Kawasan andalan terdiri atas kawasan andalan darat dan kawasan
andalan laut. Kawasan andalan darat terdiri atas kawasan andalan
berkembang dan kawasan andalan prospektif berkembang.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 51

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Rencana pengembangan kawasan budidaya provinsi merupakan


kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis provinsi. Kawasan
budidaya tersebut terdiri atas kawasan peruntukan hutan produksi,
kawasan

peruntukan

pertanian,

kawasan

peruntukan

perikanan,

kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan industri,


kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan permukiman dan
kawasan

peruntukan

lainnya.

Lebih

jelasnya

mengenai

rencana

kawasan budidaya di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada


Tabel dibawah ini :
Tabel 3.7

Rencana Kawasan Budidaya Di Provinsi Sulawesi Tenggara


No.
1

Kawasan Budidaya

Luas (Ha)

Kawasan Budidaya Kehutanan

466,854

Hutan Produksi Terbatas

401,581

Hutan Produksi

93,571

Hutan Produksi yang dapat


dikonversi
Kawasan Budidaya Non Kehutanan
Areal Penggunaan Lain (APL)

Perairan (Danau/Sungai)
Jumlah

Sumber : - Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 465/ Menhut- II/2011 - Hasil Rencana, Tahun
2011

Kawasan Peruntukan Permukiman


Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar
kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan. Rencana kawasan peruntukan permukiman di Provinsi
Sulawesi Tenggara terdiri atas:
1. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan
Tujuan dari pengembangan kawasan permukiman kota adalah
mengembangkan

kawasan

permukiman

kota

sebagai

tempat

pemusatan penduduk beserta pengembangan sarana-prasarana


penunjangnya. Rencana kawasan peruntukan permukiman perkotaan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 52

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

meliputi pengembangan permukiman di kawasan perkotaan yang


tersebar pada seluruh ibukota kabupaten dan kota di Provinsi
Sulawesi Tenggara dan pembangunan Rumah Susun Sederhana
Sewa (Rusunawa) yang terletak di :
a. Kota Kendari meliputi Rusunawa Kota Kendari dan Rusunawa di
Universitas
Haluoleo;
b. Kota Baubau meliputi Rusunawa Wameo dan Rusunawa Sulaa; dan
c. Kabupaten Kolaka yaitu Rusunawa Kolaka.
2. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan
Tujuan dari pengembangan kawasan permukiman pedesaan
adalah mengembangkan kawasan permukiman perdesaan yang terkait
dengan kegiatan budidaya pertanian beserta pengembangan saranaprasarana penunjangnya. Rencana kawasan peruntukan permukiman
perdesaan berada diluar kawasan perkotaan yang tersebar pada
seluruh kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Gambar 3.2 Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 53

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

3.4.6 Kawasan Strategis Provinsi


Kawasan

Strategi

Provinsi

adalah

wilayah

yang

penataan

ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting


dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau
lingkungan. Dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, wewenang pemerintah provinsi dalam penataan ruang
kawasan strategis provinsi adalah melaksanakan:
a. penetapan kawasan strategis provinsi;
b. perencanaan tata ruang kawasan strategis provinsi;
c. pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi;
d. pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi;
e. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pelaksanaan pemanfaan
ruang kawasan strategis provinsi dan kabupaten/kota; dan
f. pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis provinsi.
Kewenangan pemerintah daerah provinsi dalam pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi
mencakup aspek yang terkait dengan nilai strategis yang menjadi dasar
penetapan kawasan strategis. Pemerintah daerah kabupaten/kota tetap
memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan aspek yang tidak terkait
dengan
strategis.

nilai

strategis

Selain

itu,

yang

menjadi

pemerintah

dasar

daerah

penetapan

provinsi

juga

kawasan
memiliki

kewenangan dalam penyusunan Rencana Detail terhadap Kawasan


Strategis Provinsi.
Penetapan kawasan strategis ditetapkan berdasarkan :
a. kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi
b. nilai strategis dari aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisien
c. kesepakatan pemangku kepentingan
d. daya dukung dan daya tampung lingkungan
e. ketentuan peraturan terkait
Penetapan kawasan strategis dirumuskan dengan kriteria :
a. memperhatikan faktor dalam tatanan penataan ruang yang memiliki
kekhususan
b. memperhatikan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
c. dapat berhimpitan dengan KSN, namun harus memiliki kepentingan
berbeda
d. dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis :
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 54

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

ekonomi;

untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal;

pendayagunaan alam dan teknologi tinggi;

lingkungan hidup;

lainnya sesuai kepentingan pembangunan.


e. mengikuti ketentuan pemetaan : delineasi

kawasan strategis

dipetakan pada 1 (satu lembar) kertas, pada peta digambarkan


delineasi KSN, legenda menjelaskan bidang yang menjadi pusat
perhatian, dan mengikuti peraturan terkait.
Rencana kawasan strategis provinsi dari sudut
kepentinganpertumbuhan ekonomi yaitu Kawasan Ekonomi Khusus
Pertambangan Nasional yang memiliki Pusat Kawasan Industri
Pertambangan (PKIP) terdiri atas :
a. PKIP Asera-Wiwirano-Langgikima (AWILA) dengan pusat kawasan
Konawe

Utara

yang

meliputi

Kabupaten

Konawe

Utara

dan

Kabupaten Konawe bagian selatan;


b. PKIP Kapontori-Lasalimu
Lasalimu

(KAPOLIMU)

dengan

pusat

kawasan

Kabupaten Buton yang meliputi Pulau Buton dan Pulau Muna;


c. PKIP Kabaena-Torobulu-Wawonii (KARONI) dengan pusat kawasan
Torobulu Kabupaten Konawe Selatan yang meliputi Kabupaten
Konawe Selatan,
Kabupaten Bombana dan Pulau Wawonii;
d. PKIP

Pomalaa

dengan

pusat

kawasan

Kolaka

yang

meliputi

Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Kolaka Utara bagian selatan; dan


e. PKIP Laiwoi dengan pusat kawasan Kolaka Utara yang meliputi
Kabupaten Kolaka Utara dan Kabupaten Konawe bagian utara.
Untuk operasionalisasi RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara disusun
Rencana Rinci Tata Ruang berupa Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Provinsi.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 55

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Gambar : Peta Kawasan Strategis Provinsi Sulawesi Tenggara

Gambar 3.3 Peta Kawasan Strategis Propinsi Sulawesi


Tenggara
3.5
3.5.1
a.

RTRW Kota Kendari

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari

Tujuan Penataan Ruang


Tujuan umum rencana tata ruang wilayah Kota Kendari adalah
menciptakan struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang Kota Kendari
dalam rangka menampung seluruh aktifitas yang ada saat ini, maupun
aktifitas yang akan tumbuh sebagai akibat perkembangan kota, dengan
tetap menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan.

Adapun

Tujuan Khusus penataan ruang Kota Kendari adalah Perwujudan misi


RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 56

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Kota Kendari sebagai Kota Taman, Optimalisasi kawasan teluk sebagai


potensi ekonomi yang dapat sekaligus memberikan fungsi perlindungan
terhadap aspek lingkungan, Mengantisipasi kebutuhan perkembangan
Kota Kendari sebagai kota pelabuhan beserta kegiatankegiatan ikutan
yang diakibatkan oleh pelabuhan.

b.

Kebijakan Pengembangan Ruang Kota Kendari


Tujuan dari kebijakan struktur tata ruang ini adalah untuk
mewujudkan pemerataan pertumbuhan, pelayanan dan keserasian
perkembangan

kegiatan

mempertahankan

pembangunan

keseimbangan

antar

lingkungan

wilayah
dan

dengan

ketersediaan

sumberdaya daerah.
Kebijakan pengembangan struktur tata ruang Kota Kendari adalah:
A. Pengembangan
perkantoran,

pusat

kota

perdagangan,

yang
jasa,

diarahkan

untuk

kegiatan

dan

kawasan

pemerintahan

permukiman.
B. Pusat pemerintahan provinsi dan kawasan perguruan tinggi sebagai
magnet pertumbuhan baru di bagian selatan Kota Kendari sebagai
pusat pengembangan kawasan permukiman baru di selatan Kota
Kendari.
C. Pemindahan pelabuhan ke Pulau Bungkutoko yang akan memiliki
kapasitas

pelayanan

terhadap

barang

dan

penumpang.

Pengembangan pelabuhan ini akan memiliki dampak terhadap


pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomi skala besar di sekitar
Pulau Bungkutoko.
D. Pengembangan kawasan industri skala besar di Kecamatan Abeli
sebagai antisipasi tumbuhnya permintaan kawasan industri sejalan
dengan berfungsinya pelabuhan kontainer di P. Bungkutoko.
E. Pengembangan terminal Tipe A, akan mendorong pertumbuhan
kawasan di sekitarnya.
F. Revitalisasi kota lama, untuk menghindari terdegradasinya fungsi
ekonomi kawasan akibat pemindahan pelabuhan kontainer ke
P.Bungkutoko.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 57

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

G. Pengembangan kawasan teluk sebagai pusat pertumbuhan ekonomi


baru

dengan

kegiatan

perdagangan,

jasa

dan

pariwisata

sebagaifungsi yang dikembangkan. Pengembangan kawasan teluk


memperhatikan aspek lingkungan yang memiliki tingkat sensitifitas
tinggi terhadap kegiatan perkotaan.
H. Mempertahankan kawasan di Kecamatan Puuwatu dan Mandonga
sebagai pusat kegiatan pertanian, dan dikembangkan sebagai pusat
kegiatan agrowisata dan pusat kegiatan wisata alam.
I. Pengembangan pusat-pusat kegiatan sekunder pada pusat-pusat
kecamatan.

c.

Strategi Pengembangan Struktur Ruang Kota Kendari


Untuk

mewujudkan

kebijakan

pembentukan

struktur

ruang

tersebut, maka arahan strategi pembentukan struktur ruang diatas


adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan

dan

peningkatan

sistem

jaringan

jalan

untuk

menghubungkan antar pusat primer, pusat primer dan sekunder.


2. Pengembangan kawasan permukiman di sekitar pusat utama untuk
mendukung masing-masing pusat kegiatan.
3. Mendorong pengembangan infrastruktur pendukung pembentuk
struktur ruang kota.
4. Penyediaan dan pengembangan fasilitas pendukung sebagai unsur
pengikat pada tiap-tiap pusat sekunder.
5. Pengembangan sistem jaringan utilitas air bersih, energi listrik,
pengolahan sampah dan limbah yang dapat memenuhi kebutuhan
pengembangan.
6. Penyiapan perangkat lunak dalam wujud perencanaan teknis yang
didukung dengan studi-studi terkait dengan pengembangan fungsi
kegiatan yang akan dikembangkan.
Kebijakan

dan

strategi

pola

ruang

diwujudkan

dengan

memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup,


khususnya pada kawasan-kawasan pusat pertumbuhan baru yang
dikembangkan

dalam

skala

besar

dan

sangat

sensitif

terhadap

lingkungan.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 58

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

d.
Pertimbangan Pengembangan Struktur Ruang Kota Kendari
Pengembangan struktur ruang Kota Kendari pada 20 tahun
mendatang

didasarkan

pada

pertimbangan-pertimbangan

sebagai

berikut :
1. Pengembangan pusat-pusat kegiatan skala besar baik yang telah
berkembang

di

Pusat

Kota,

Pusat

Pendidikan

tinggi

dan

pemerintahan, maupun pusatpusat kegiatan primer baru yang akan


dikembangkan yaitu kawasan pelabuhan,

kawasan industri dan

kawasan CBD (Central Bussines District).

Pengembangan pusat

primer akan menjadi magnet pertumbuhan kota yang tersebar di


Kota Kendari.

Pengembangan Pusat Kota dan CBD


Pusat Kota Kendari yang akan dikembangkan sebagai pusat
pemerintahan, permukiman, perdagangan dan jasa akan menyatu
dengan kawasan CBD sehingga akan menjadi pusat kegiatan
perkotaan skala besar.

Perkembangan
Pemerintahan

Kawasan
Provinsi

Pendidikan
Kawasan

Tinggi

Pendidikan

dan

Pusat

Tinggi

dan

Pemerintahan Provinsi akan berfungsi sebagai simpul primer di


selatan Kota Kendari dan berkembang sebagai pusat permukiman
perkotaan baru dalam skala besar.

Pengembangan kawasan Pelabuhan Bungkutoko dan Kawasan


Industri. Kawasan P.Bungkutoko dikembangkan sebagai kawasan
pelabuhan

barang

dan

penumpang

skala

regional

dan

internasional. Fungsi tersebut menjadikan P. Bungkutoko menjadi


pusat primer di kawasan timur Kota Kendari.
Kawasan Industri sebagai kegiatan yang akan tumbuh sejalan
dengan berfungsinya pelabuhan kontainer P.Bungkutoko, akan
menjadi

kawasan

yang

memiliki

kesatuan

fungsional

yang

membentuk satu pusat pertumbuhan skala besar di Kawasan


Timur.

Pengembangan Kota Lama.


Kota lama memiliki nilai historis bagi Kota Kendari, fungsinya
tetap

dipertahankan

dan

dijaga

dari

kemungkinan

terdegradasinya fungsi ekonomi sebagai akibat pengembangan


kawasan

pelabuhan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

di

P.Bungkutoko.

Dengan

tetap

III - 59

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

mempertahankan fungsinya, Kota Lama tetap

akan menjadi

simpul pusat kegiatan penting di kawasan timur Kota Kendari


sebelah utara.

Kawasan Terminal
Kawasan terminal yang berada di persimpangan Jalur Regional,
akan menjadi simpul pertumbuhan baru di Selatan Kota Kendari.
Lokasinya yang cukup strategis, dengan dukungan aksesibilitas
kawasan

terminal

akan

menjadi

pilihan

potensial

bagi

pengembangan kawasan permukiman baru di bagian selatan


kota.
2. Pengembangan Sistem Transportasi.
Sistem transportasi memiliki fungsi strategis dalam pembentukan
struktur ruang kota. Hubungan fungsional antar pusat pertumbuhan
diwujudkan
terhirarki

dengan
dan

pengembangan

terstruktur

pola

mengikuti

jaringan

hirarki

jalan

yang

struktur

pusat

pertumbuhan yang akan dibentuk. Pengembangan pola jaringan


yang

tepat

berdasarkan

hirarki,

menjadi

faktor

pendorong

berfungsinya sistem pusat pelayanan.


3. Pertimbangan aspek daya dukung lingkungan.
Untuk mempertahankan dan menjaga perkembangan di Kawasan
Sekitar Teluk akibat dari perkembangan yang tidak terkendali, maka
perlu dilakukan upaya-upaya preventif (pencegahan) yaitu melalui
pengembangan

Kawasan

Teluk

yang

terpola

dan

terencana.

Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan skala besar disekitar


kawasan teluk, perlu meperhatikan aspek lingkungan agar tidak
menurunkan kualitas perairan kawasan teluk.
e. Konsep Pengembangan Struktur Ruang Kota Kendari
Konsep pengembangan struktur ruang kota diarahkan untuk
menampung pusat-pusat pertumbuhan kota
kerangka

jaringan

jalan

yang

dapat

yang didukung

memberikan

oleh

kemudahan

aksesibilitas antar pusat kota, dan kemudahan aksesibilitas dari


kawasan permukiman terhadap pusat-pusat kegiatan kota baik pusat
utama(primer) maupun pusat-pusat hirarki dibawahnya.
Kota Kendari yang didominasi oleh dataran yang memungkinan
pengembangan kota ke segala arah, hal ini juga diperkuat oleh sistem
jaringan jalan yang telah terbentuk yang mendorong perkembangan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 60

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

kota secara konsentris sehingga


pengembangan kota

model konsentris menjadi konsep

yang direkomendasikan. Pengembangan pola

konsentris didukung oleh pengembangan pola jaringan jalan yang


membentuk radial konsentris yang akan membuka akses dari pusat
kota ke segala arah, dan pusat-pusat primer lainnya yang akan
berfungsi sebagai satelit bagi pusat kota, yang akan terhubungkan
dengan jaringan jalan lingkar luar yang berbentuk radial.
Pengembangan

jaringan

jalan

lingkar

luar

Kota

Kendari

memperkuat pembentukan pola konsentris yang akan menghubungkan


bagian terluar Kota Kendari yang menyeberangi Kawasan Timur Teluk
dengan akan dibangunnya jembatan penghubung dari Abeli ke Kota
Lama.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh melalui pengembangan pola
konsentris adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan Kota Kendari dapat menjadi lebih kompak.
b. Penyebaran fungsi-fungsi primer, sehingga beban pusat kota dapat
terbagi.
c. Kemudahan aksesibilitas dari berbagai arah, maupun aksesibilitas
antar pusat (primer/sekunder/tersier) yang dihubungkan dengan
jaringan jalan yang terhirarki.
Pusat Kota akan terintegrasi dengan CBD dan kawasan wisata
akan menjadi inti kota yang terletak dipusat simpul transportasi, dan
ditengah-tengah kawasan teluk sehingga secara lokasi memiliki nilai
strategis yang akan memudahkan untuk dijangkau dari seluruh bagian
Kota Kendari.
Jalan arteri primer yang menghubungkan Kabupaten Konawe
Selatan-Kota Kendari Konawe Utara, Pusat Kota-Pantai Nambo-Konawe
Selatan, Pusat Kota- Konawe Selatan melalui jalur barat berfungsi
sebagai pembentuk sistem konsentris, sedangkan jalan lingkar selatan,
yang akan menghubungkan pusatpusat baru di kawasan timur yaitu
kawasan pelabuhan, Kota Lama, Pusat Industri, Terminal A sampai ke
Kecamatan Puuwatu akan berfungsi sebagai pembentuk sistem radial.
Pusat-pusat pertumbuhan baru, yang akan berada pada jalur jalan
lingkar

yaitu

kawasan

terminal,

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

kawasan

Pemerintahan

Provinsi,
III - 61

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Kawasan Industri dan Pelabuhan Kontainer yang berlokasi pada jalan


lingkar luar,

akan tumbuh sebagai sebagai

kota satelit yang

mengelilingi inti kota yaitu Pusat Kota dan CBD.


Untuk

pengembangan

pola

konsentris

perlu

didukung

oleh

pengembangan jaringan jalan khususnya jalan-jalan lingkar dalam


khususnya di bagian barat pusat kota, yang akan membentuk kerangka
sistem pergerakan di kawasan pusat kota agar tidak terkonsentrasi
pada jalur-jalur jalan utama.
Konsep imajiner pengembangan struktur ruang Kota Kendari dapat
dijelaskan pada gambar berikut :

Gambar 3.4
Konsep Imajiner Pengembangan Strukur Ruang Kota
Kendari
Rencana struktur ruang Kota Kendari mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
A. Pola kecenderungan perkembangan pusat kegiatan yang ada.
B. Kebijakan strategis yang memiliki dampak tumbuhnya pusat-pusat
pertumbuhan baru.
C. Kebutuhan pengembangan Kota Kendari 20 tahun kedepan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas Rencana pengembangan
struktur ruang Kota Kendari adalah sebagai berikut :
a. Pusat Primer : Pusat Kota, Kawasan CBD, Pusat Pemerintahan
Provinsi

Sulawesi

Tenggara,

Kawasan

Terminal

dan

Kawasan

Pelabuhan.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 62

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

b. Pusat Sekunder :

Kota Lama, Pusat Kecamatan Abeli,

Kecamatan Poasia, Pusat Kecamatan Kambu,

Pusat

Pusat Kecamatan

Baruga, Pusat Kecamatan Kadia, Pusat Kecamatan Wua-wua, Pusat


Kecamatan Puuwatu, dan Pusat Kecamatan Mandonga.
c. Pusat Tersier : Simpul-simpul kegiatan di kawasan permukiman.
A. Rencana Pengembangan Pusat Primer
1. Kawasan Pusat Kota
Karakteristik kegiatan kawasan pusat Kota Kendari terdiri dari kegiatan
pemerintahan, kawasan permukiman dengan tingkat kepadatan sedang
sampai tinggi, kegiatan komersial dan jasa yang tersebar pada koridorkoridor jalan utama.

Kawasan pusat kota tetap akan dikembangkan

dengan fungsi utama sebagai pusat kegiatan pemerintahan, dengan


didukung oleh kegiatan perdagangan dan jasa.
2. Kawasan Pusat Pendidikan dan Pemerintahan Provinsi
Kawasan Pusat Pendidikan Tinggi dan Pusat pemerintahan Provinsi telah
tumbuh sebagai pusat pertumbuhan kawasan permukiman di Selatan
Kota

Kendari.

Bangkitan

kegiatan

permukiman

yang

diakibatkan

pengembangan kawasan diperkirakan cukup tinggi sehingga perlu


dipersiapkan arahan pengembangan kawasan permukiman agar tidak
terjadi secara sporadis.
3. Kawasan Pelabuhan P. Bungkutoko
Kawasan Pelabuhan di Pulau Bungkutoko akan menjadi simpul utama
(fungsi primer) di kawasan timur Kota Kendari.

Pengembangan

pelabuhan akan membangkitkan kegiatan ekonomi baru yaitu kegiatan


komersial, industri dan kawasan permukiman. Rencana pembangunan
jembatan

penyebrangan

AbeliBungkutoko-Kota

Lama,

akan

mempercepat terbentuknya segitiga pertumbuhan ekonomi di Sebelah


Timur Kota Kendari. Keterbatasan daya dukung fisik P.Bungkutoko, perlu
diantisipasi

dengan

upaya

pengendalian

kawasan

pulau

bagi

kemungkinan tumbuhnya kawasan permukiman maupun fungsi lainnya.


Fungsi pendukung pelabuhan, dapat dikembangkan diluar P.Bungkutoko
khususnya di Kecamatan Abeli, terintegrasi dengan kawasan industri.
4. Kawasan CBD
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 63

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Konsep pengembangan teluk adalah pengembangan kawasan CBD


dengan model pengembangan waterfront city dengan memanfaatkan
nilai estetika kawasan teluk. Kawasan CBD yang berdekatan dengan
kawasan pusat kota, akan membentuk dua pusat pertumbuhan kota
dalam skala besar. Karakteristik fisik kawasan teluk yang akan Pusat
kegiatan primer berupa kegiatan komersial,

jasa dan pariwisata yang

berwawasan lingkungan merupakan kegiatan utama dalam konsep


waterfront city.
5. Kawasan di sekitar Terminal Tipe A dan Kawasan Industri.
Lokasi terminal yang berada pada simpul jaringan jalan primer dan
berdekatan dengan lokasi kawasan industri,

akan membentuk pusat

pertumbuhan di selatan Kota Kendari ke Arah Bandara. Kegiatan


penunjang

pada

kawasan

terminal

adalah

kegiatan

komersial,

permukiman dan industri skala terbatas. Pusat utama adalah terminal


yang terintegrasi dengan kegiatan komersial dan pergudangan.
B. Rencana Pengembangan Pusat Sekunder
1. Kota Lama
Kawasan kota lama telah berkembang sebagai kawasan perdagangan
dan permukiman dengan intensitas tinggi.
lahan,

Kota

Lama

memiliki

fungsi

Adanya keterbatasan fisik

perdagangan

yang

fungsinya

direvitalisasi sebagai kawasan perdagangan khusus.


2. Pusat-Pusat Kecamatan
Pusat Kecamatan diarahkan sebagai pusat pelayanan dengan skala
pelayanan tingkat kecamatan

dengan fungsi fasilitas-fasilitas umum

tertentu. Fasilitas utama pembentuk struktur pada pusat kecamatan


adalah Kantor Kecamatan, Puskesmas dan Fasilitas pendidikan.
C. Rencana Pengembangan Pusat Tersier
Pusat tersier merupakan pusat pelayanan unit lingkungan berfungsi
sebagai unsur pengikat lingkungan dengan fasilitas skala lingkungan
sebagai unsur pengikat.
Tabel 3.8

Rencana Struktur Ruang

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 64

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Rencana
Pengembangan
Struktur Ruang

Skala Pelayanan

Pusat Kota
Kawasan Teluk (CBD)

Pusat Primer

Pusat Pendidikan Tinggi


&
Pusat Pemerintahan
Provinsi
Pelabuhan

Kawasan Terminal
Kota Lama
Pusat Sekunder

Pusat Tersier
(Pusat
Lingkungan)

Fungsi yang
Dikembangkan

Pusat Pemerintahan Kota


Pusat Kegiatan
Perdagangan & Jasa
Perguruan Tinggi,
Pemerintahan provinsi.

Kawasan Pelabuhan
Kontainer dan Pelabuhan
Penumpang Regional.
Terminal Tipe A
Kegiatan
Perdagangan
Khusus
Pusat Kecamatan

Pusat Kecamatan
Puuwatu
Pusat Kecamatan
Pusat Kecamatan
Mandonga
Pusat-Pusat Permukiman Pusat Konsentrasi Fasilitas
Permukiman
Skala
Lingkungan

Gambar 3.5
Peta Rencana Struktur Ruang Kota Kendari
f.

Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 65

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang Kota Kendari


Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang Kota Kendari adalah
sebagai berikut:
A. Pengembangan kawasan ruang terbuka dan kawasan lindung sebagai
perwujudan misi kota didalam taman sekurang-kurangnya 40%
dari luas kota Kendari.
Pengendalian kawasan-kawasan yang memiliki fungsi sebagai
kawasan

penyangga

agar

tidak

berkembang

menjadi

kawasan

permukiman kepadatan tinggi.Mempertahankan kawasan pertanian


yang ada di kecamatan Mandonga dan Puwatu serta pengembangan
kegiatan permukiman dan kegiatan pendukung lainnya yang memiliki
keterkaitan dengan kegiatan pertanian.Pengembangan kawasan teluk
sebagai CBD (Central Bussines District) dan Kawasan wisata
sekaligus mempertahankan kualitas ekologi kawasan teluk.
Pengembangan kawasan permukiman di pusat perkotaan, dan
kawasankawasan permukiman baru diarahkan ke bagian selatan Kota
Kendari.Pengembangan fungsi-fungsi ketigiatan kota lainnya yaitu
pengembangan

kawasan

industri

sebagai

faktor

pendorong

pertumbuhan ekonomi kota di masa datang.


Sehingga untuk rencana pola pemanfaatan ruang di Kota Kendari
terdiri dari berbagai pola pembagiaan ruang yang terdiri dari 2 kawasan
yaitu :
a. Kawasan Lindung
Pengembangan kawasan lindung yang dikembangkan di Kota
Kendari adalah sebagai berikut:
1. Kawasan Hutan Lindung.
Kawasan Hutan lindung adalah kawasan yang telah ditetapkan
sebagai hutan lindung. Pada kawasan ini tidak diperkenankan untuk
pengembangan kawasan budidaya.
2. Kawasan Penyangga.
Kawasan penyangga adalah kawasan disekitar kawasan hutan
lindung. Pada kawasan penyangga dapat dilakukan pengembangan
kawasan budidaya tertentu dengan pengendalian ketat.
3. Kawasan Perlindungan Setempat.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 66

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Kawasan lindung setempat terdiri dari kawasan sempadan sungai,


dan sempadan pantai, hutan kota (hutan bakau). Pada kawasan ini,
tidak diperbolehkan mendirikan bangunan.
4. Taman Kota.
Taman kota berfungsi sebagai paru-paru kota dan fungsi estetika kota.
Pengembangan taman-taman kota utama terletak pada simpul-simpul
pusat pelayaan utama yaitu pusat kegiatan pemerintahan Kota
Kendari, Pusat Kegiatan Pemerintahan Provinsi, pusat CBD, pusatpusat pelayanan lokal.
5. RTH lainnya
Areal pemakaman (TPU), jalur hijau, lapangan olah raga, RTH
Lingkungan, RTH RW, RTH Jalur Hijau.

Tabel 3.9

Rencana Kawasan Lindung


Jenis Kawasan Luas/Lokasi
Lindung
Hutan Lindung Kawasan Hutan Lindung Nipanipa dan Kawasan Hutan
lindung nangananga.

Jenis Kawasan Luas/Lokasi


Lindung
Kawasan
Taman Hutan Raya BWK III.
Penyangga
Kecamatan Puuwatu &
Mandonga
Kecamatan Kendari & Kendari
Barat.

Kawasan
Perlindungan

Setempat

Kawasan sempadan Sungai


Lokasi:
Sungai Wangu.
Sungai Kambu

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Arahan Fungsi
Tidak diperbolehkan
pengembangan
kawasan budidaya.

Arahan Fungsi
Kegiatan pendukung
fungsi wisata alam.
Agrowisata, pertanian,
permjukiman dengan
pengendalian ketat.
Kegiatan budidaya
tertentu, kegiatan
permukiman dengan
pengendalian ketat.
Jalur Hijau

III - 67

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Sempadan Pantai.
Sepanjang Pantai dan Kawasan
Teluk
Taman Kota, Taman
Pemakaman
Umum,
Lokasi : Tersebar,
RTH Lingkungan, RTH RW, jalur
hijau, taman kelurahan dan
taman kecamatan.

RTH

Kegiatan Wisata Khusus,


ruang terbuka, hutan
bakau.
Ruang terbuka hijau.

b. Kawasan Budidaya
a. Kawasan Permukiman
Adanya rencana perkembangan pusat-pusat pertumbuhan kawasan
yang baru, serta peningkatan dan penanganan kawasan khusus,
maka

pola

pengembangan

kawasan

permukiman

yang

dikembangkan di Kota Kendari terdiri dari kawasan permukiman


perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan.
1. Kawasan Permukiman Perkotaan

Kawasan permukiman perkotaan di Pusat Kota


Kawasan permukiman pusat kota, dikembangkan

sebagai

kawasan permukiman dengan kepadatan sedang sampai tinggi.


Pengendalian kawasan permukiman di kawasan Pusat Kota
diarahkan lebih kompak terintegrasi dengan fungsi kegiatan
perkotaan diluar kawasan permukiman yaitu pemerintahan,
jasa dan perdagangan.

Kawasan Permukiman perkotaan di Kota Lama


Kawasan kota lama yang sudah terlanjur berkembang sebagai
kawasan permukiman padat dan cenderung tidak teratur,
memerlukan

penanganan

secara

khusus

dalam

upaya

pengendalian perkembangan kawasan permukiman dengan


strategi:
o Revitalisasi kota lama sebagai kawasan perdagangan khusus
terintegrasi

dengan

fungsi

pelabuhan

dan

pariwisata,

diharapkan dapat mengembalikan nilai lahan pada kawasan


permukiman.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 68

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

o Kecenderungan perkembangan kawasan permukiman ke


kawasan perbukitan di bagian utara, dapat dikendalikan dan
dibatasi.

Kawasan permukiman di sekitar kawasan industri.


Kawasan permukiman baru pada pusat-pusat pertumbuhan
kota baru di bagian selatan kota, yaitu di sekitar pusat
pemerintahan provinsi, sekitar kawasan industri dan sekitar
terminal merupakan dimana pada saat ini masih merupakan
lahan kosong, dapat dipersiapkan menjadi kawasankawasan
permukiman yang terencana secara terpadu melalui konsep
Kasiba/lisiba, maupun melibatkan pengembang-pengembang
permukiman. Kawasan permukiman di sekitar kawasan industri
dapat dikembangkan sebagai kawasan permukiman dengan
kepadatan sedang sampai tinggi.

Kawasan Permukiman di sekitar kawasan pendidikan tinggi dan


Pusat Pemerintahan Provinsi.

Kawasan permukiman di Pulau Bungkutoko


Kawasan P. Bungkutoko telah berkembang selama sebagai
kawasan

permukiman

yang

berorientasi

pada

kegiatan

pariwisata dan nelayan. Pengembangan kawasan pelabuhan


akan merubah orientasi kegiatan masyarakat yang ada, dan
P.Bungkutoko

akan

merupakan

magnet

ekonomi

yang

mendorong perkembangan kawasan permukiman. Keterbatasan


daya dukung fisik, pengembangan kawasan permukiman di
P.Bungkutoko

perlu

dikendalikan

secara

ketat

agar

tidak

berkembang menjadi permukiman padat.


2. Kawasan Permukiman Pedesaan
Kecamatan

Mandonga

dan

Puwatu

yang

merupakan

pusat

kegiatan pertanian lahan basah dan lahan kering di Kota Kendari.


Pengembangan kawasan permukiman di dua kecamatan tersebut,
diarahkan

sebagai

kawasan

permukiman

khusus

untuk

mendukung kegiatan agrowisata dan pertanian.


b. Kawasan Jasa dan Perdagangan
Berdasarkan hirarkinya, kawasan perdagangan yang dikembangkan
di Kota Kendari adalah :
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 69

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

1. Pusat Perdagangan Primer


Dua kawasan perdagangan primer di Kota Kendari terdiri dari
Kawasan Perdagangan Mandonga, dan CBD di kawasan Teluk.
2. Pusat Perdagangan Sekunder
Pusat perdagangan sekunder dengan skala pelayanan terbatas,
diarahkan untuk untuk berlokasi pada simpul-simpul pelayanan
sekunder.
3. Kawasan Perdagangan Khusus
Kawasan perdagangan khusus

dikembangkan di kota

lama

berfungsi sebagai kawasan wisata khusus perdagangan.


4. Kawasan perdagangan yang perlu dikendalikan
Adanya kecenderungan perkembangan kawasan perdaganan yang
terjadi secara sporadis pada jalur-jalur jalan utama kota, perlu
dilakukan pengendalian.
c. Kawasan Industri
Kawasan industri diarahkan pada dua kawasan yaitu:
1. Kawasan industri terbatas.
Kawasan industri terbatas dialokasikan seluas 20 Ha, dengan adanya
pengendalian ketat terhadap jenis industri, dan skala kegiatan
industri. Keberadaan kawasan industri tersebut dapat digabungkan
dengan kegiatan pergudangan.Keberadaan lokasi kawasan industri
yang terletak disekitar hulu Sungai Wangu yang sensitif terhadap
lingkungan, perlu mempertimbangkan aspek sebagai berikut:
o Industri yang dikembangkan tidak menghasilkan limbah cair
berbahaya. o Tidak menyerap tenaga kerja dalam skala besar.
2) Kawasan industri terpadu.
Pengembangan kawasan industri skala besar dialokasikan seluas 500
Ha, di Kecamatan Abeli. Pada kawasan ini dapat dikembangkan
kegiatan industri skala besar. Pengembangan industri jenis tertentu,
khususnya yang menghasilkan limbah berbayaha perlu kajian secara
khusus

agar

tidak

menimbulkan

dampak

terhadap lingkungan

sekitarnya.
d. Kawasan Pariwisata
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 70

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

1) Kawasan Wisata Pantai.


Kawasan wisata pantai terpadu dikembangkan disekitar teluk
berdampingan dengan kawasan CBD. Dengan konsep Waterfront

City, diharapkan seluruh areal teluk memiliki daya tarik sebagai


objek wisata.
2) Kawasan Agro Wisata.
Kegiatan

agro

wisata

dan

wisata

alam

dikembangkan

di

kecamatan Puuwatu dan Mandonga. Dengan pengembangan agro


wisata
khusus,

tersebut,

perlu

kegiatan

diintegrasikan

pertanian

sebagai

kegiatan
objek

permukiman
wisata

serta

pengembangan lokasi-lokasi wisata alam yang lokasinya tersebar.


3) Wisata Hutan
Wisata hutan raya yang sekaligus berfungsi sebagai ruang
terbuka, dikembangkan di sekitar Pusat Pemerintahan Provinsi.
g.

Rencana Tata Ruang Laut Kota Kendari


Kawasan laut sebagai bagian teritorial wilayah kota kendari perlu
diatur

pemanfaatan

ruangnya

karena

terdapat

beberapa

fungsi

kegiatan yang memanfaatkan laut sebagai tempat melakukan aktifitas,


ataupun memanfaatkan laut sebagai objek yang memiliki pengaruh
terhadap aktifitas di daratan. Berdasarkan fungsinya, wilayah laut Kota
Kendari dibagi menjadi beberapa zona yaitu:
1) Perairan Teluk Kendari
Perairan teluk kendari merupakan bagian dari kepentingan kegiatan
pariwisata yang menampatkan estetika teluk, maupun kegiatankegiatan wisata yang memanfaatkan perairan teluk kendari sebagai
objek wisata. Selain mendukung kegiatan wisata, kawasan perairan
teluk kendari merupakan kawasan yang perlu dilindungi ekologisnya
agar tidak menurunkan nilai estetika, dan tidak merusak habitat
alami yang telah berkembang diperairan kawasan teluk.
Untuk memelihara dan meningkatkan fungsi kawasan teluk agar
dapat

berfungsi

seperti

yang

diharapkan

perlu

dilakukan

penanganan terhadap beberapa aspek yaitu:


o Pencemaran sebagai aktifitas kegiatan perkotaan. o
Pendangkalan yang terjadi secara terus menerus. o Pengamanan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 71

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

kawasan hutan bakau yang berada di delta Sungai Wangu. o


Penangunan Sungai-sungai yang bermuara ke kawasan teluk.
2) Kawasan Kepentingan Pelabuhan Lokal, Pelabuhan Kontainer dan
pelabuhan Penumpang Regional
Intensitas kegiatan pelabuhan penumpang dan pelabuhan berang
yang melalui kawasan teluk maupun yang akan dikembangkan di
P.Bungkutoko perlu dijaga agar tidak bercampur dengan kegiatankegiatan perariran lainnya.
3) Kawasan Wisata Pantai dan Kegiatan Nelayan
Kawasan wisata pantai nambo, kegiatan nelayan dan kegiatan
wisata di Kecamatan Kendari bagian timur perlu ditetapkan agar
tidak tercampur dengan wilayah laut untuk kepentingan pelabuhan.
h.

Rencana Sistem Jaringan Prasarana Kota Kendari


1) Prasarana Jalan
Rencana pengembangan struktur jaringan jalan disusun untuk
mewujudkan pelayanan aksesibilitas yang merata diseluruh wilayah
Kota Kendari, dan mengarahkan pertumbuhan wilayah terutama pada
wilayah

pengembangan

baru

dengan

mempertahankan

keseimbangan lingkungan dan ketersediaan sumberdaya daerah.


Rencana struktur prasarana jalan meliputi rencana pengembangan
jaringan jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, dan
kolektor sekunder dan lokal primer.
Tabel 3.10

Rencana Hirarki Jalan


No

Fungsi Jalan

Jalan Arteri Primer

Jl. Piere Tendean-Jl. Y.Wayong-Jl. DI Panjaitan-Jl. Ahmad Yani- Jl


Abd Silondae
Jl. Suprapto-Jl. Patimura-Jl M. Yamin
Jl. Samratulangi-Jl S. Parman-Jl.Sutoyo-Jl Hasanudin-Jl M.
Hatta-Jl
Soekarno-Jl. RA. Kartini
Jalan Ring Road Selatan
Jalan Arteri Sekunder

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 72

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Jl MT Haryono, JlBudi Utomo-Jl Khairil Anwar.


Jl Grinunggu, Jl. P Antasari-Jl Panglima Polim-Jl Dewi Sartika-Jl.
Cut
Nyak Din
Jalan Kolektor Primer
Jl Tambo Tepuliano Oleo
Jl Kol Sugiono
Jl. Bypas,
Jl. AH. Nasution, Jl. Bunggasi, Jl.Banawulan Sinapoy

Jalan Kolektor Sekunder


Jalan Lingkar Dalam Barat
Jl boulevard- Jl Haloleo

Untuk memenuhi pemantapan fungsi hirarki sistem jaringan jalan


yang sesuai, pengembangan jaringan jalan diarahkan pada pemantapan
fungsi jaringan jalan lingkar kawasan dan jaringan jalan penghubung
lingkar kota maupun lingkar luar kota. Konsep pengembangan sistem
jaringan jalan yang dikembangkan adalah sistem jaringan jalan kipas
yang terpusat pada jaringan jalan arteri nasional yang melintasi Kota
Kendari.
Tabel 3.11
Rencana Pengembangan Sistem Transportasi

Rencana Pengembangan

Lokasi

Pengembangan Sarana Transportasi


Pengembangan Rute dan Armada Angkutan Darat
Regional antar kota dalam provinsi
Rencana Pengembangan

Lokasi

Pengembangan rute dan armada angkutan darat


regional antar kota antar provinsi.
Pengembangan trayek dan jumlah armada
angkutan perkotaan dalam kota.
Pengembangan Pelabuhan Penumpang
P.Bungkutoko
Pengembangan armada kapal laut lokal kelas kecil
dan menengah lokal (Kota Kendari dan wilayah
sekitarnya).
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

K.
Abeli(P.Bungkutoko)

III - 73

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Pengembangan armada Kapal Laut Kapasitas


besar angkutan penumpang antar melayani rute
regional antar provinsi.
Pembangunan dan pengembangan terminal
Baruga sebagai terminal Tipe A.
Pembangunan sub terminal

P. Bungkutoko,
Kawasan. Industri,
Pusat Kota, Kota
Lama, Mandonga dan
Puuwatu.

Pegembangan sistem Jaringan Jalan


Pembangunan jaringan jalan baru Lingkar Selatan
(Ringroad)
Pembangunan Jembatan Abeli-Bungkutoko.

Kec. Abeli, Kota Lama

Pembangunan Jembatan Kota Lama Bungkutoko.


Pengembangan jalan lingkar dalam sebelah barat
sebagai jalan Kolektor Primer.

Kec. Kadia, Kec. WuaWua, Kec. Puwatu

Penataan kawasan sepanjang jalan arteri primer

Tersebar

Peningkatan jaringan jalan menjadi Kolektor


primer
Peningkatan dan pengembangan jalan lokal

Tersebar

Pengembangan jaringan jalan di Kawasan Industri

Kecamatan Abeli

Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung


Pelabuhan
Peningkatan dan pengembangan jaringan jalan
Pendukung CBD dan Wisata

P.Bungkutoko

Pengembangan jalan tepi pantai


Rencana Pengembangan

Tersebar

CBD
Kawasan Teluk
Lokasi

Pemeliharaan jalan perkotaan

Seluruh wilayah
perkotaan

Peningkatan dan Pengembangan Jalan Jalur


Penyelamat

Kec. Abeli, Kec.


Kendari,
Mandong,
Kec. Baruga
Seluruh Kota

Penataan lalu lintas kota Kendari

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Kec.

III - 74

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Pengembangan sistem jaringan pejalan kaki

Pusat kota Kendari


dan
CBD
Pusat Kota Kendari &
CBD

Penentuan dan pengembangan sarana parkir

2. Prasarana Air Bersih


a. Sistem Perpipaan
Pengembangan Sistem Perpipaan meliputi antara lain :
1. Pengembangan Sumber Air Baku

Pemanfaatan
permukaan.

S.

Sampara

sebagai

sumber

air

baku

Pemanfaatan sumber air tanah dalam sebagai sumber air


baku melalui tahapan tahapan sebagai berikut:
o Identifikasi potensi sumber air tanah dalam sebagai
sumber air baku, meliputi kajian kapasitas dan strategi
eksploitasi sumber air tanah dalam.
o Pengembangan sistem pengelolaan pemanfaatan sumber
air tanah dalam.

2. Pengembangan Jaringan Perpipaan

Pengembangan jaringan pipa primer(pipa pembawa) untuk


melayani Kota Lama, Kec.Abeli dan P. Bungku Toko.

Pengembangan jaringan pipa distribusi pada masing-masing


kawasan

secara

bertahap

sesuai

dengan

rencana

pengembangan kawasan.
3. Peningkatan Kelembagaan Pengelolaan Air Bersih Kota Kendari
b. Sistem Non Perpipaan

Pemanfaatan
air
tanah
terbatas/skala rumah

dangkal

untuk

kepentingan

tangga ditekankan pada upaya pengendalian.


Pemanfaatan air tanah dalam untuk kebutuhan khusus oleh
individu & swasta diatur dalam mekanisme pengendalian
pemanfaatan sumber air tanah dalam.

3. Prasarana Drainase
a. Drainase Primer

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 75

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Sistem

drainase Primer adalah Sungai Wangu, Sungai Kambu dan

Sungai Sampara. Keberadaan sungai utama tersebut sangat vital dalam


mendukung sistem drainase kawasan perkotaan sehingga perlu dijaga
agar tidak terganggu fungsinya oleh kegiatan perkotaan. Pengendaian
sempadan sungai secara konsisten, untuk dikembangkan sebagai jalur
hijau
b. Drainase Sekunder
Sistem drainase sekunder adalah alur-alur sungai, yang bermuara pada
sungai utama atau bermuara langsung ke Teluk Kendari. Untuk menjaga
berfungsinya alur sungai sebagai sistem drainase sekunder, perlu
dipelihara agar tidak terganggu oleh kegiatan permukiman atau fungsi
lainnya dengan pembuatan tanggul-tanggul sungai yang berfungsi
sebagai pembatas.
Rencana pengembangan sistem drainase sekunder adalah sebagai
berikut:
1. Peningkatan kapasitas sistem saluran sekunder pada kawasan
perkotaan.
2. Normalisasi saluran-saluran sekunder yang memiliki titik rawan
banjir.
3. Perlindungan

saluran

sekunder

penyempitan

saluran

akibat

terhadap

kemungkinan

perkembangan

kawasan

permukiman.
c. Drainase tersier
Sistem drainase tersier adalah saluran tepi jalan, maupun saluran
utama dari lingkungan permukiman yang bermuara ke alur-alur sungai,
atau bermuara langsung ke sungai utama. Rencana Pengembangan
sistem drainase terseier adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan kapasitas dan kualitas saluran drainase yang berada
pada jalur-jalur jalan utama kota.
2. Pengembangan saluran-saluran baru pada daerah rawan banjir
di Kec.
Baruga dan Kec. Mandonga.
3. Pemeliharaan berkala saluran tersier.
4. Prasarana Persampahan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 76

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Proses

pengembangan

sistem

pengelolaan

sampah

secara

modern, membutuhkan waktu dalam hal penyiapan masyarakat,


pengembangan

sistem

sehingga

pelaksanaan

dilakukan

secara

bertahap sebelum dapat dilaksanakan secara menyeluruh. Pada akhir


tahun perencanaan diharapkan sistem pengelolaan sampah modern
dapat

diterapkan

secara

menyeluruh

di

Kota

Kendari.

Untuk

mengantisipasi pengembangan sistem pengelolaan sampah maka


dibuat skenario, dimana sistem dapat dilaksanakan secara bersamasama, dimana sistem pengelolaan sampah konvensional masih menjadi
pilihan utama untuk tahuntahun awal perencanaan, yang perannya
akan semakin menurun sejalan dengan tahapan pengembangan sistem
persampahan secara modern.
a. Rencana Pengelolaan Sampah Skenario I
Pengelolaan sampah dimulai pada level terendah yaitu rumah
tangga/individu selain melakukan pengumpulan juga sudah melakukan
pemilahan sambah berdasarkan jenisnya. Sedangkan pada tahap
selanjutnya dilakakukan pengumpulan untuk satu luasan wilayah
pelayanan tertentu untuk kemudian dilakukan proses pengolahan
sampah menjadi sampah organik, dan non organik.
Skema pengelolaan sampah adalah sebagai berikut:

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 77

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Gambar 3.6
Model Tata Letak Pemanfaatan TPS Menjadi Pusat Pengelolaan
Sampah Terpadu
Proses pengolahan sampah modern akan menghasilkan bahan
organik

yang

dapat

dimanfaatkan

sebagai

bahan

baku

pupuk,

sedangkan barang-barang non organik dapat dipisahkan kembali


menjadi barang yang dapat dilakukan daur ulang yaitu logam, plastik,
kertas, dan kayu. Sedangkan bahan-bahan yang tidak dapat didaur
ulang yang berjenis kimia berbahaya yang proporsinya sangat kecil
dilakukan pengelolan secara khusus.
Lokasi pengelolaan sampah akhir, dapat disebar pada masingmasing BWK dengan lokasi yang tidak jauh dari pusat-pusat penghasil
sampah, sehingga biaya pengumpulan dan pengangkutan akan jauh
lebih efisien bila menggunakan cara konvensional.
b. Pengelolaan Sampah Skenario II
Sistem pengelolaan sampah konvensional dilakukan melalui tahapan
proses:
a. Pengumpulan
Pengumpulan merupakan proses koleksi sampah dari rumah tangga,
atau pusat kegiatan sampah untuk diangkut dengan menggunakan
gerobak

sampah

atau

gerobak

motor

ke

tempat

pembuangan

sementara.
b. Tempat Pembuangan Sementara
Tempat

pembuangan

direkomendasikan

dalam

sementara
bentuk

merupakan
kontainer

untuk

bak

sampah,

memudahkan

pemindahan ke truk pengangkut sampah. Kontainer diletakkan di pusatRPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 78

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

pusat lingkungan maupun tempat-tempat khusus yang merupakan


konsentrasi penghasil sampah seperti pasar.
c. Pembuangan Akhir.
Pembuangan Akhir (TPA) merupakan proses akhir pengelolaan sampah
untuk dilakukan proses dengan metode sanitary landfill.
Sejalan dengan pengembangan sistem pengelolaan modern,
kebutuhan pengembangan fasilitas pengelolaan tidak dilakukan terjadi
penambahan bahkan diharapkan menurun sejalan dengan peningkatan
fungsi pengelolaan sampah modern. Fasilitas-fasiltas yang pengelolaan
sampah

konvensional

yang

masih

dapat

dimanfaatkan

untuk

pengelolaan modern adalah motor pengangkut sampah, dan truk-truk


pengangkut sampah. Sedangkan TPA tidak dilakukan perluasan karena
hanya difungsikan selama pengelolaan sampah modern masih belum
bisa dilakukan. Proses pengelolaan sampah di TPA diharapkan akan
mengalami penurunan.

Gambar 3.7 Peta Pola Pemanfaatan Ruang Kota Kendari

i.

Rencana Kawasan Strategis Kota Kendari


Rencana kawasan strategis yang perlu mendapat prioritas utama
dalam

mendorong

pertumbuhan,

mengendalikan

dan

kegiatan

penanganan adalah :
a. Pusat Kota dan CBD
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 79

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Kawasan Pusat Kota dan CBD dapat dikatakan sebagai jantung


kota Kendari berada ditengah-tengah Kota Kendari. Kawasan Pusat Kota
dan CBD

akan dikembangkan sebagai pusat kegiatan primer sektor

pemerintahan, komersial dan jasa dengan skala kegiatan dan investasi


yang tinggi akan membutuhkan penyediaan ruang yang luas. Kegiatan
pusat kota dan CBD akan mendorong tumbuhnya kegiatan baru pada
sektor permukiman dan kegiatan ekonomi lainnya dalam skala kegiatan
yang lebih kecil dan tumbuhnya sektor informal perkotaan, yang
membutuhkan

penyediaan

ruang

yang

luas

dan

intensif.

Pengembangan fungsi-fungsi baru diharapkan dapat dijadikan solusi


bagi permasalahan-permasalahan keruangan yang telah berkembang di
kawasan perkotaan yang telah terjadi yaitu:
a. Perkembangan kawasan komersial yang tidak teratur.
b. Tumbuhnya kegiatan sektor informal.
c. Minimnya ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan.
d. Kawasan lindung setempat yang perlu dipertahankan.
e. Perkembangan

kawasan

permukiman

dalam

skala

luas

dan

intensitas kegiatan permukiman yang tinggi.


b. Kawasan Pendidikan Tinggi dan Pusat Pemerintahan
Kawasan
mendorong

pendidikan

tinggi

perkembangan

dan

kawasan

pusat

pemerintahan

permukiman

dan

telah

kegiatan

perdagangan sekunder disekitarnya. Ketersediaan lahan kosong yang


masih luas disekitar kawasan tersebut merupakan peluang agar
kegiatan permukiman dan sektor jasa perdagangan yang akan tumbuh
dapat dipersiapkan dan diarahkan sejak awal agar tidak tumbuh
menjadi kawasan perkotaan yang tidak teratur.
c. Kawasan Pelabuhan dan Kawasan Industri
P. Bungkutoko yang memiliki luas 162 Ha, memiliki keterbatasan
daya dukung fisik lahan untuk pengembangan kegiatan-kegiatan diluar
sektor pelabuhan. Kegiatan-kegiatan yang diperkirakan akan tumbuh
yang diakibatkan oleh kegiatan pelabuhan diarahkan untuk berlokasi di
luar P. Bungkutoko yaitu di Kecamatan Abeli.
Sedangkan pengembangan ruang di P.Bungkutoko dibuat secara
efisien dan terkendali agar kualitas lingkungan alam P.Bungkutoko dapat
terjaga kelestariannya. Perencanaan dan pengembangan kawasan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 80

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

pelabuhan

menjadikan

faktor

lingkungan

fisik

sebagai

dasar

pertimbangan utama dalam pengembangan konstruksi dan komponenkomponen pendukung pelabuhan. Penyediaan infrastruktur dan utilitas
pendukung pelabuhan agar tidak melakukan eksploitasi alam yang
berlebihan.
Penyiapan masyarakat lokal yang akan terpengaruh secara
budaya dan kegiatan ekonomi perlu dipersiapkan agar dapat menerima
manfaat secara maksimal dari kegiatan pelabuhan.
Kegiatan industri yang diperkirakan akan tumbuh mendukung
fungsi pelabuhan dialokasikan seluas 500 Ha di Kecamatan Abeli dan
akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Perencanaan kawasan
industri diintegrasikan dengan pengembangan kegiatan ikutan yang
akan tumbuh khususnya kegiatan permukiman, perdagangan dan jasa.
Kelengkapan komponen pendukung industri, infrastruktur pendukung
industri perlu dipersiapkan mulai tahapan perencanaan agar kawasan
industri yang akan dikembangkan tumbuh sebagai kawasan industri
yang terpadu.
Kegiatan industri merupakan kegiatan yang sensitif terhadap
lingkungan, sehingga pengendalian terhadap dampak-dampak yang
akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan dapat dikelola secara
maksimal. Penyusunan AMDAL Kawasan industri harus dijadikan acuan
dalam mengarahkan pengelolan dan pengendalian dampak lingkungan
dan sosial akibat pengembangan kawasan industri.
Dampak sosial merupakan dampak langsung yang akan diterima
oleh

masyarakat

Kecamatan

Abeli.

Penyiapan

lahan,

peralihan

kepemilikan dan tahapan operasionalisasi kawasan industri menjadi


tahapan yang sangan sensitif memberikan dampak sosial terhadap
masyarakat,
dilakukan

sehingga

secara

penyiapan

terus-menerus

masyarakat
agar

sejak

kegiatan

awal

perlu

industri

tidak

menimbulkan permasalah-permasalahan sosial baru.


d. Kawasan Kota Lama
Kota

lama

telah

tumbuh

sebagai

kawasan

komersial

dan

permukiman dengan kepadatan tinggi, bahkan sudah memberikan


tekanan

pertumbuhan

pada

kawasan-kawasan

perbukitan

yang

berfungsi sebagai kawasan penyangga. Revitalisasi kawasan komersial


RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 81

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

kota lama diharapkan

mempertahankan nilai ekonomi kawasan kota

lama. Integrasi kegiatan komersial kawasan kota lama dengan kawasan


pariwisata di sepanjang teluk kendari menjadi salah satu pilihan konsep
revitalilisasi

kawasan

komersial.

Keterbatasan

ruang

menjadikan

pengembangan kawasan permukiman kota lama perlu dikendalikan


secara ketat agar tidak mengarah ke kawasan penyangga.

Kegiatan

pelabuhan penumpang yang akan tetap dipertahankan untuk melayani


angkutan

laut

dari

Kota

Kendari

ke

wilayah-wilayah

sekitarnya,

merupakan faktor pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kota lama.


e. Kawasan Terminal
Kawasan terminal A di Kecamatan Baruga sebagai simpul utama
transportasi darat menjadi magnet pertumbuhan ekonomi di perbatasan
selatan Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe Selatan. Fungsi
terminal akan mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi baru di sektor
perdagangan dan jasa.

Gambar 3.8
Peta Kawasan Strategis Kota Kendari

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

III - 82

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
BAB 4. PROFIL KOTA KENDARI
4.1. Gambaran Geografis dan Administrasi Kota Kendari
Aspek ini memberikan gambaran wilayah Kota Kendari, yang mencakup
luas dan batas wilayah administrasi, karakteristik lokasi dan wilayah, potensi
pengembangan wilayah.
4.1.1. Letak, Batas dan Luas Wilayah Administrasi
Peta geografis Kota Kendari berada diantara 122 o23 - 122o 39
Bujur

Timur

dan

03o

5430-

04o0311

Lintang

Selatan

yang

membentang mengelilingi Teluk Kendari. Kota Kendari dilewati oleh 8


(delapan) aliran sungai yang semuanya bermuara di Teluk Kendari.
Kondisi geografis ini menjadi pembeda Kota Kendari dengan kota-kota
lain di Indonesia, sehingga Teluk Kendari menjadi ikon yang menjadi
kebanggaan masyarakat Kota Kendari.
Kota Kendari terletak di jazirah tenggara Pulau Sulawesi. Wilayah
daratannya sebagian besar terdapat di daratan yang mengelilingi Teluk
Kendari dan terdapat satu pulau yaitu Pulau Bungkutoko. Kota Kendari,
memiliki batas-batas wilayah administratif sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Soropia;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda;
c. Sebelah Selatan berbatasan
Kecamatan Konda;

dengan

Kecamatan

Moramo

dan

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ranomeeto dan


Kecamatan Sampara.
Luas wilayah daratan Kota Kendari 295,89 Km 2 atau 0,70 % dari
luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara administratif Kota
Kendari terdiri dari 10 Kecamatan, 64 Kelurahan, 347 RW dan 975 RT.
Pembagian luas wilayah Kota Kendari dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 4.1
Luas Wilayah Administrasi Kota Kendari

Jumlah
Kecamatan / Kelurahan
RW
TOTAL

347

RT

975

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Luas Area
Administrati
f
Ha

39.512

Luas Wilayah
Terbangun
Km2

395

(Ha)
150

%
0,3
8
IV - 1

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Kecamatan Kendari

1.956
Luas Area
Administrat
if

Jumlah
Kecamatan / Kelurahan
RW

1 Kelurahan Kandai
Kelurahan
Gunung 2 Jati
Kelurahan
3 Kampung Salo
Kelurahan
Mangga 4 dua
Kelurahan
Kendari 5 Caddi
Keluraha
n 6
Kasilampe

RT

Ha

Luas Wilayah
Terbangun
Km2
20

(Ha)
0,66

%
0,59

44

112

16

68

0,68

0,1
1

0,1
6

14

225

2,25

0,1
0

0,0
4

12

57

0,57

0,0
5

0,0
8

12

510

5,10

0,0
4

0,0
1

16

82

0,82

0,1
4

0,1
7

15
126

1,26

0,1
0

0,0
8

7 Kelurahan Mata

338

3,38

0,0
5

0,0
1

8 Kelurahan Purirano

334

3,34

0,0
3

0,0
1

Kelurahan
Jati 9 Mekar

12

216

2,16

0,0
4

0,0
2

50

126

12

548

5,48

0,2
8

0,0
5

16

221

2,21

0,2
2

0,1
0

14

376

3,76

0,1
7

0,0
5

14
307

3,07

0,1
0

0,0
3

Kecamatan Kendari Barat


Kelurahan
1 Kemaraya
Kelurahan
Watu 2 watu

3 Kelurahan Tipulu
Keluraha
n 4
Punggaloba
Kelurahan
Benu 5 benua
Keluraha
n 6 Sodohoa

7 Kelurahan Sanua
Kelurahan
Dapu 8 dapura
Keluraha
n 9
Lahundape

2.298

23

0,70

10

189

1,89

0,0
9

0,0
5

18

221

2,21

0,1
1

0,0
5

17

226

2,26

0,1
1

0,0
5

13

63

0,63

0,1
0

0,1
6

12
147

1,47

0,2
5

0,1
7

30

93

Kecamatan Mandonga

23
2.336

Kelurahan

1 Mandonga

1,43

28

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

197

1,97

140,6
8
39,4
9

60,57
20,0
4

IV - 2

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Keluraha
n 2 Korumba

10

3 Kelurahan Labibia

2
2

262

2,62

62,9
9

24,0
4

892

8,92

7,1
8

0,8
0

655

6,55

8,2
7

1,2
6

26

Kelurahan

4 Wawombalata
5 Kelurahan Alolama

12

178

1,78

5,7
0

3,2
0

13

152

1,52

17,0
5

11,2
2

39

119

26

25

Kelurahan

6 Anggilowu
Kecamatan Puuwatu
Keluraha
n 1 Puuwatu
Keluraha
n 2
Watulondo
Keluraha
n 3
Punggolaka

4.271

RW

6 Kelurahan Lalodati

RT

9,77

0,2
2

0,0
2

1.315

13,15

0,2
2

0,0
2

473

4,73

0,2
5

0,0
5

Ha

24

0,21

977

Luas Area
Administrat
if

Kecamatan / Kelurahan

1,02

26

Jumlah

Keluraha
n 4 Tobuuha
Kelurahan
Abeli 5 Dalam

43

Luas Wilayah
Terbangun
Km2

(Ha)

252

2,52

0,2
5

0,1
0

683

6,83

0,0
2

0,0
0

571

5,71

0,0
6

0,0
1

12

30

110

1 Kelurahan Kadia

27

292

2,92

0,3
2

0,1
1

2 Kelurahan Bende

40

291

2,91

0,6
6

0,2
3

15

91

0,91

0,2
4

0,2
6

1,28

0,1
8

0,1
4

0,1
2

0,1
1

Kecamatan Kadia

910

Kelurahan

3 Pondambea
Kelurahan

4 Wawowanggu
5 Kelurahan Anaiwoi
Kecamatan Wua-wua
Kelurahan
Wua 1 wua
Keluraha
n 2
Bonggoeya
Keluraha
n 3 Mataiwoi

16

128

1,52

0,85

12

108

1,08

22

78

1.235

12

25

428

4,28

0,2
2

0,0
5

20
278

2,78

0,2
9

0,1
0

134

1,34

0,2
0

0,1
5

16

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

0,88

0,35

IV - 3

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
4 Kelurahan Anawai
Kecamatan Baruga
1 Kelurahan Baruga
Kelurahan
Lepo 2 lepo
Kelurahan
3 Watubangga
Keluraha
n 4
Wundudupi

Kecamatan Poasia

0,1
8

0,0
5

17

395

3,95

30

77

4.958

50

12

30

2.657

26,57

0,2
9

0,0
1

19

366

3,66

0,1
1

0,0
3

1.479

14,79

0,1
8

0,0
1

456

4,56

0,2
2

0,0
5

4.352

44

18

10

0,79

31

87

11

33

1.524

15,24

0,3
6

0,0
2

10

30

1.262

12,62

0,3
0

0,0
2

3 Anggoeya

16

1.255

12,55

0,1
1

0,0
1

Keluraha
n 4
Matabubu

3,11

0,0
3

0,0
1

Kelurahan

1 Andonohu
Kelurahan

2 Rahandouna
Kelurahan

Kecamatan Kambu

311

0,80

0,10

22

66

12.235

122

1 Kelurahan Kambu

25

947

9,47

0,3
3

0,0
4

2 Kelurahan Mokoau

10

452

4,52

0,0
9

0,0
2

3 Kelurahan Padaleu

14

393

3,93

0,1
5

0,0
4

4 Kelurahan Lalolara

17

521

5,21

0,2
4

0,0
5

49

107

Kecamatan Abeli

4.961
Luas Area
Administrat
if

Jumlah
Kecamatan / Kelurahan
RW

RT

Ha

50

1,97

0,07

0,58

0,75

0,30

Luas Wilayah
Terbangun
Km2

(Ha)

1 Kelurahan Puday

121

1,21

0,0
3

2 Kelurahan Lapulu

106

1,06

0,0
9

0,0
8

3 Kelurahan Abeli

221

2,21

0,0
6

0,0
3

1.006

10,06

0,0
2

0,0
0

Kelurahan
Benua 4 Nirae
Keluraha
n 5 Tobimeita
Kelurahan
6 Anggalomelai

0,0
3

11

948

9,48

0,0
3

0,0
0

10

264

2,64

0,0
3

0,0
1

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 4

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
7 Kelurahan Talia

116

1,16

0,0
3

0,0
3

8 Kelurahan Poasia

91

0,91

0,0
3

0,0
4

202

2,02

0,1
0

0,0
5

235

2,35

0,0
4

0,0
2

Keluraha
n 9
Bungkutoko

12

10 Kelurahan Petoaha

11 Kelurahan Nambo

831

8,31

0,0
4

0,0
1

12 Kelurahan Sambuli

464

4,64

0,0
6

0,0
1

3,56

0,0
2

0,0
1

12

Kelurahan

13 Tondonggeu

356

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kota Kendari 2012.

Dari tabel diatas dapat dilihat wilayah yang paling luas terdapat
di Kecamatan Abeli dengan luas 49,61 Km 2 sedangkan wilayah yang
paling kecil terdapat di Kecamatan Kadia dengan luas 9,10 Km 2. Luas
Wilayah Kota Kendari dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar-4.1: Peta Administrasi Kota Kendari

4.2.
4.2.1

Gambaran Demografi Kota Kendari

Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Struktur Umur


Pada tahun 2013 jumlah penduduk di Kota Kendari adalah sebesar

314.126 jiwa, dengan struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin


terdapat lebih banyak penduduk laki-laki daripada perempuan.

Tabel

4.2 dapat diketahui jumlah penduduk Kota Kendari secara keseluruhan


RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 5

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
sebanyak 314.126 jiwa, dengan jumlah penduduk berjenis kelamin lakilaki sebanyak 158.599 jiwa dan jumlah penduduk berjenis kelamin
perempuan sebanyak 155.527 jiwa, dengan kelompok umur yang paling
banyak terdapat di kelompok umur 20 sampai 24 tahun dengan jumlah
42.627 jiwa dan yang paling sedikit terdapat di kelompok umur 70-74
dengan jumlah 1.696 jiwa.
Untuk struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin dan umur di
Kota Kendari dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 4. 2
Penduduk Kota Kendari Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2013
Kelompok Umur

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah (L+P)

04
59
10 14
15 19
20 24
25 29
30 34
35 39
40 44
45 49
50 54
55 59
60 64
65 69
70 74
75 +
Jumlah

17.728
16.538
14.820
16.865
21.008
15.941
12.994
11.172
9.533
7.507
5.603
3.874
2.258
1.311
738
709
158.599

16.898
15.253
13.975
18.330
21.619
15.847
12.737
11.134
9.196
6.762
5.092
3.077
2.183
1.445
958
1.021
155.527

34.626
31.791
28.795
35.195
42.627
31.788
25.731
22.306
18.729
14.269
10.695
6.951
4.441
2.756
1.696
1.730
314.126

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka 2014

4.2.2 Jumlah Penduduk Miskin Kota Kendari


Sumber data jumlah penduduk miskin Kota Kendari diambil dari
data

TNP2K Kota Kendari, dengan pertimbangan bahwa merupakan

gabungan dari beberapa instansi yang menyediakan data kemiskinan


Kota Kendari untuk tahun 2012 perkecamatan. Adapun data penduduk
miskin TNP2K diperoleh dari pemetaan yang dilakukan secara partisipasi
berdasarkan kriteria kemiskinan yang telah disepakati di masing-masing
kecamatan.
Tabel 4. 3 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 6

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Jumlah Keluarga
Miskin (KK)

Kecamatan
Kec. Mandonga

5,170

Kec. Poasia

5,931

Kec. Kendari

6,318

Kec. Baruga

2,834

Kec. Abeli

8,979

Kec. Kendari Barat

6,327

Kec. Wua-Wua

4,473

Kec. Puuwatu

7,675

Kec. Kadia

2,425

Kec. Kambu

1,612
51.743

Jumlah
Sumber :TNP2K KOTA
KENDARI, 2012

4.2.3 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk


Untuk laju pertumbuhan penduduk menurut kecamatan di Kota
Kendari laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Baruga mempunyai laju
pertumbuhan penduduk pertahun tertinggi yaitu sebesar 2% disusul
Kecamatan Mandonga, Puuwatu, Kadia, Wua-wua, Abeli, Kambu, Kendari
dan Kendari Barat masingmasing sebesar 1.99 %, sedangkan Kecamatan
Poasia mempunyai laju pertumbuhan penduduk terendah sebesar
1.98%. Berdasarkan data tersebut di bawah ini,

terlihat bahwa laju

pertumbuhan penduduk kota selama kurun waktu tahun 2007 2011


mengalami peningkatan sebesar 1,99% pertahunnya, untuk lebih
jelasnya dapat digambarkan pada tabel berikut.
Tabel 4. 4
Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Kendari 5 Tahun
Terakhir

N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9

2009

2010

2011

2012

2013

Laju
Pertumbuhan
Penduduk per
Tahun (%)

37.789
13.469
24.062
29.949
20.875
20.231
22.181
20.959
26.861

36.163
19.368
27.749
39.244
24.407
24.977
22.438
27.135
25.557

36.884
19.755
28.301
40.026
24.891
25.474
22.884
27.674
26.065

38,021
20,363
29,175
41,260
25,661
26,260
23,591
28,529
26,870

39,177
20,981
30,061
42,515
26,441
27,058
24,307
29,395
27,686

1,99
2,00
1,99
1,99
1,99
1,98
1,99
1,99
1,99

Pendud k
u

Kecamatan
Mandonga
Baruga
Puuwatu
Kadia
Wua-Wua
Poasia
Abeli
Kambu
Kendari

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 7

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
10

Kendari Barat

44.491

42.928

43.783

45,132

46,505

1,99

Jumlah

260.86
7

289.966

295.737

304,862

314,126

1,99

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka 2010-2014

Tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Kadia


selama dua tahun terakhir ini disebabkan karena bertambahnya
kegiatan ekonomi di Kecamatan ini seperti pembangunan ruko, rumah
makan dan hotel sehingga penduduk cenderung tinggal di Kecamatan
Kadia. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi di Kecamatan
Kambu disebabkan karena di Kecamatan ini terdapat Universitas
terbesar

di

Sulawesi

Tenggara

yang

tiap

tahunnya

mengalami

pengembangan yang menyebabkan kebutuhan perumahan baik untuk


para dosen dan karyawan maupun mahasiswa semakin bertambah.
4.2.4. Persebaran Penduduk
Tabel 4. 5
Persebaran Penduduk Kota Kendari menurut Kecamatan 2011 s.d
2013
2011
Kecamatan
1. Mandonga
2. Baruga
3. Puuwatu
4. Kadia
5. Wua-wua
6. Poasia
7. Abeli
8. Kambu
9. Kendari
10. Kendari
Barat
Jumlah

2012

2013

Pendudu
k

Persebaran
(%)

Pendudu
k

Persebaran
(%)

Pendudu
k

Persebaran
(%)

36.884
19.755
28.301
40.026
24.891
25.474
22.884
27.674
26.065

12.47
6.68
9.57
13.53
8.42
8.61
7.74
9.36
8.81

38,021

39,177

26,870

12.47
6.68
9.57
13.53
8.42
8.61
7.74
9.36
8.81

27,686

12.47
6.68
9.57
13.53
8.42
8.61
7.74
9.36
8.81

43.783

14.81

45,132

14.80

46,505

14.80

295.73
7

100,00

304,86
2

100,00

314,12
6

100

20,363
29,175
41,260
25,661
26,260
23,591
28,529

20,981
30,061
42,515
26,441
27,058
24,307
29,395

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka Tahun 2012-2014

4.2.5. Kepadatan Penduduk


Tabel 4. 6
Jumlah Kepadatan penduduk Kota Kendari Tahun 2011 s.d
2013
(Dalam jiwa/km2)

Kecamatan

Luas
(Km2)

Jml. Pddk (jiwa)


2011
2012
2013

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Kepadatan (jiwa/km2)
2011
2012
2013
IV - 8

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
1. Mandonga
2. Baruga
3. Puuwatu
4. Kadia
5. Wua-wua
6. Poasia
7. Abeli
8. Kambu
9. Kendari
10.Kendari Barat

Jumlah

23,294
48,718
38,350
6,721
11,161
38,542
43,862
23,930
15,689
19,094

36.884
19.755
28.301
40.026
24.891
25.474
22.884
27.674
26.065
43.783

38,021
20,363
29,175
41,260
25,661
26,260
23,591
28,529
26,870

39,177
20,981
30,061
42,515
26,441
27,058
24,307
29,395
27,686

46,505

1,583
405
738
5,184
2,193
661
522
1,156
1,661
2,293

1,831
424
735
6,149
2,299
696
538
1,158
1,714
2,362

1,886
437
757
6,336
2,369
717
554
1,193
1,766
2,434

45,132

269,363

295.737

304,862

314,126

1,098

1,140

1,175

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka 2012 2014

4.3

Gambaran Topografi
Berdasarkan kondisi Topografi wilayah Kota Kendari bervariasi

antara datar dan berbukit. Daerah datar terdapat di bagian barat dan
selatan Teluk Kendari.

Kecamatan Kendari yang terletak di sebelah

utara teluk sebagian besar terdiri dari perbukitan (Pegunungan NipaNipa) dengan ketinggian mencapai lebih kurang 459 meter dari garis
pantai sedangkan ke arah selatan tingkat kemiringan antara 4 % sampai
30 %. Sedangkan bagian barat (Kecamatan Mandonga) dan selatan kota
(Kecamatan Poasia) terdiri dari daerah perbukitan bergelombang rendah
dengan kemiringan ke arah Teluk Kendari.
Berdasarkan faktor kemiringan lahan, wilayah Kota Kendari terbagi
atas klasifikasi kemiringan :
Kemiringan 0 3 % mendominasi sebagian besar WIlayah Kota
Kendari mulai dari Teluk Kendari. Klasifikasi kemiringan ini,
dominan di Kecamatan Baruga dan terkecil di Kecamatan
Kendari;
Kemiringan 3 15 % merupakan kelompok kemiringan lahan
kedua terluas di wilayah Kota Kendari, tersebar merata di 3 (tiga)
Kecamatan yaitu Poasia, Baruga dan Mandonga, sedangkan di
Kecamatan Kendari hanya sedikit.
Kemiringan 15 25 % merupakan kelompok kemiringan lahan
ketiga terluas di wilayah Kota Kendari, penyebarannya dominant
di Kecamatan Kendari.
Kemiringan 25 40 % penyebarannya terluas di Kecamatan
Kendari, serta sekitar pegunungan Nipa-Nipa.
Kemiringan > 40 % penyebarannya hanya terdapat pegunungan
NipaNipa atau kemiringan Poasia saja.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 9

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Berdasarkan faktor kemiringan lahan di atas, dikaitkan dengan
kriteria

kemiringan

lahan

untuk

pembangunan

perumahan

dan

permukiman yang sebaiknya di lahan dengan kemiringan 0 15 %,


menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kota Kendari memiliki
potensi yang baik untuk pembangunan perumahan dan permukiman
dengan pembiayaan pembangunan yang relatif murah.
Adapun ketinggian lereng dan kontur wilayah di Kota Kendari
dapat dilihat selengkapnya pada peta di bawah ini :

Gambar 4.2 Peta Ketinggian Lereng Kota Kendari

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 10

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Gambar 4.3 Peta Lereng/kontur Kota Kendari


4.4

Gambaran Geohidrologi
Hidrologi air permukaan di wilayah Kota Kendari dipengaruhi oleh

sungai besar dan kecil, antara lain Sungai Wanggu (Sungai Lepo-Lepo)
dengan debit 7,487 ltr/dtk, Sungai Tipulu (0,140 ltr/dtk), Sungai
Mandonga (0,214 ltr/dtk), dan Sungai Sodohoa (0,198 ltr/dtk), yang
kesemuanya

bermuara

ke

Teluk

kendari.

Sungai-sungai

tersebut

berfungsi sebagai saluran pembuangan air hujan/ drainase kota. Untuk


kebutuhan pengolahan air bersih, selama ini dilayani oleh PDAM yang
menggunakan air baku dari Kali Pohara.
Keberadaan beberapa aliran sungai di Kota Kendari bersumber
dari Pegunungan Nipa-Nipa dan Pegunungan Nanga-Nanga, yang
merupakan potensi yang besar untuk kebutuhan penduduk sehari-hari.
Sungai besar yang melintasi Kota Kendari adalah Sungai Wanggu
dengan mata air dari Pegunungan NangaNanga. Sungai Wanggu ini
membentang dari Barat Daya di pegunungan Watu Re arah Utara dan
bermuara di Teluk Kendari. Panjang Sungai Wanggu dari hulu sampai ke
muara sekitar 75 km. Adapun anak-anak sungai Wanggu antara lain :

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 11

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
1. Sungai Konda

8. Sungai Ambololi

2. Sungai Lapulu

9. Sungai Lambusa

3. Sungai Numanggere

10.
Sungai
Amohalo

4. Sungai Lamomea
5. Sungai Pinesala
6. Sungai Alulua
7. Sungai Pambula

Sungai

lain

yang

11.
Sungai LepoLepo
12.

Sungai Ea

13.
Sungai kecil
lainnya
berasal

dari

Pegunungan

Nanga-Nanga

diantaranya adalah Sungai Anggoeya, Sungai Kambu dan Sungai


Lepo-Lepo.

Sedangkan

sungai-sungai

lain

yang

berasal

dari

pegunungan Nipa-nipa antara lain :


1. Sungai Kadia
2. Sungai Korumba
3. Sungai Mandonga
4. Sungai Kemaraya
5. Kali Lainea
6. Kali Tanea
7. Beberapa sungai-sungai kecil lainnya.
Secara hidrologis, saluran-saluran sungai pada DAS Wanggu
bermuara di Teluk Kendari.
Pola aliran (drainage pattern) saluran-saluran sungai DAS Wanggu
secara umum menyerupai bentuk cabang-ranting-pohon ( dendritic

pattern). Pola tersebut bila dikaitkan dengan sistem aliran sungai


(drainage system) dapat mempercepat gerakan limpasan air dan
mempermudah terjadinya erosi tanah pada DAS Wanggu.
Kondisi DAS Sungai Wanggu pada saat ini sudah cukup kritis. Di
daerah upstream tumbuhan tahunan yang merupakan ciri khas hutan
tropis sudah hampir hilang. Kondisi semacam ini terlihat pada daerah
pegunungan yang merupakan watershed Sungai Wanggu yang banyak
ditumbuhi rumput dan semak. Tumbuhan semacam ini tidak bisa
menahan air selama musim hujan.
Dengan kondisi demikian pada saat terjadi musim hujan air tidak
bisa tertahan, sehingga semua air akan mengalir ke bawah secara
bersamaan akibatnya bisa menyebabkan banjir pada daerah aliran di
bawahnya. Namun bila musim kemarau datang, debit sungai sangat
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 12

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
kecil. Kondisi semacam ini hampir terjadi pada semua anak sungai yang
berada di Daerah Aliran Sungai Wanggu, seperti : Sungai Numanggere,
Sungai Lamomea, Sungai Pinesala, Sungai Lapulu, Sungai Alulua, Sungai
Pambula, Sungai Amohalo, Sungai Lambusa dan Sungai kecil lainnya.
Salah satu sungai yang mengalirkan debit air cukup besar pada
saat musim kemarau adalah sungai Wanggu. Hal ini disebabkan karena
hulu sungai yang berada di pegunungan Wolasi menyediakan sumber air
yang cukup. Daerah hulu sungai Wanggu merupakan kawasan yang
sampai saat ini masih terjaga dengan baik kelestariannya.
Dengan kondisi dan karakteristik wilayah Kota Kendari yang
demikian, maka Kota Kendari diidentifikasi memiliki potensi air tanah
dangkal dan air tanah dalam. Uraian lebih rinci mengenai potensi air
tanah di Kota Kendari adalah sebagai berikut :
1. Potensi air tanah dangkal meliputi :
a. Daerah rawan pasang surut
b. Kedalaman air tanah kurang dari 3 m dengan debit kurang
dari 5 liter
c. Kedalaman air tanah antara 3 m sampai 10 m dengan debit
antara 3 liter/detik
2. Potensi air tanah dalam diklasifikasi sebagai berikut :
a. Potensi aquifer sangat rendah dengan debit (q) kurang dari 1
liter/detik
b. Potensi aquifer rendah setempat dengan debit (q) 1 liter/detik
c. Potensi aquifer rendah sampai sedang dengan debit (q) antara
1 sampai 3 liter/detik
d. Potensi aquifer sedang sampai tinggi dengan parameter debit
air (q) antara 3 sampai 5 liter/detik
Menurut hasil penelitian, kualitas air Sungai Wanggu pada tahun
1994

yang

dilakukan

oleh

Pusat

Penelitian

dan

Pengembangan

Pengairan Departemen Pekerjaan Umum (Data Tahunan Kualitas Air

1993 1994), mengidentifikasikan adanya penurunan kualitas air.


Selain itu, hampir pada semua bagian kota terjadi pendangkalan saluran
dan sungai yang diakibatkan muatan sediment pasir dari daerah hulu.
Hal ini menjadi permasalahan tersendiri terhadap pendangkalan Teluk
Kendari.
Kondisi air tanah dangkal di wilayah Kota Kendari terdiri dari :

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 13

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
baruga, serta sebagian kecil di sebelah utara Kecamatan
Mandonga;
Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah 3 10 meter dan
potensi aquifer sedang ( 3 5 ltr/detik), tersebar di semua
kecamatan, Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah
kurang dari 3 (tiga) meter dan potensi aquifer sedang ( > 5
ltr/detik), tersebar di 3 (tiga) kecamatan, yaitu di sekitar Teluk
Kendari pada Kecamatan Poasia dan yaitu di sekitar Teluk Kendari
pada Kecamatan Kendari, sedangkan di Kecamatan Mandonga
mulai dari sisi timur atau kelurahan Korumba hingga ke arah
selatan Kelurahan Watulondo, untuk di Kecamatan Baruga mulai
dari Kelurahan Kadia ke arah selatan hingga sekitar Kelurahan
Baruga dan di Kecamatan Poasia menyebar ke sebelah utara
sebelum Teluk Kendari.
Untuk kondisi air tanah dalam di wilayah Kota Kendari terdiri
dari :
Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah setempattempatnya (< 1 ltr/detik), tersebar di semua kecamatan dengan
penyebaran terluas di Kecamatan Poasia sekitar pegunungan
Nipa-Nipa, serta di sebelah barat Kecamatan Mandonga dan
Baruga, sedangkan di Kecamatan Kendari hanya bagian timur
wilayah pesisir;
Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah (1 3 ltr/detik),
tersebar di semua kecamatan. Jenis air tanah ini, mendominasi
hampir seluruh wilayah Kecamatan kendari. Persebarannya di
Kecamatan Poasia pada pegunungan Nipa-Nipa.
Adapun Sungai sungai yang potensial yang salah satunya adalah
sungai Wanggu yang dapat dimanfaatkan untuk sumber air baku di Kota
Kendari sekaligus potensi menyebabkan banjir dapat dilihat pada peta di
bawah ini :

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 14

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Gambar 4.4 Peta Daerah Aliran Sungai Wanggu dan sekitarnya


di Kota Kendari

4.5

Gambaran Geologi
Secara umum, keadaan tanah (soil) kota Kendari ini terdiri dari

tanah liat bercampur pasir halus dan berbatu. Diperkirakan sebagai jenis
aluvium berwarna coklat keputih-putihan dan ditutupi batuan pratersier
terdiri dari batuan batu lempung bergelimer, batu pasir dan kwarsa.
Dibagian pantai batuan pratersier tersebut ditutupi batuan terumbu
gamping. Keadaan batuan yang demikian umumnya tidak meluas air
atau kedap air.
Adapun persebaran dan jenis batuan yang terdapat di Kota
Kendari adalah sebagai berikut :
1. Batu pasir Kuarsit, Serpih Hitam Batu Sabak, Batu Gamping dan Batu
Lanau

tersebat di Kecamatan Kendari dan Kecamatan Mandonga

sebagian utara sampai perbatasan dengan Kecamatan Soropia,


tepatnya di Kawasan Hutan Raya Murhum.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 15

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
2. Endapan eluvium Pasir, lempung dan lumpur , tersebar dipesisir
pantai Teluk Kendari dan disekitar sungai-sungai yang mengalir di
Kota Kendari.
3. Batu Gamping Oral dan Batu Pasir

yang tersebar di Pulau

Bungkutoko, pesisir pantai Kelurahan Purirano dan Kelurahan Mata,


serta Kecamatan Mandonga kearah Barat Laut, yang dibatasi Jalan R.
Soeprapto Jalan Imam Bonjol dan batas antara Kota Kendari dengan
Kecamatan Sampara.
4. Konglomerat dan Batu Pasir , tersebar disepanjang kiri kanan jalan
poros antara Kota Lama dengan Tugu Simpang tiga Mandonga,
bagian tengah Kecamatan Mandonga dan Bagian Barat Kecamatan
Baruga serta bagian tengah Kecamatan Poasia sampai kearah
selatan, yaitu kawasan rencana kompleks perkantoran 1.000 Ha
kearah pegunungan Nanga-Nanga.
5. Filit, Batu Sabak, Batu Pasir Malik Kuarsa Kalsiulit, Napai, Batu
Lumpur

dan

Kecamatan

Kalkarenit

Poasia

Lempung,

tepatnya

tersebar

Kelurahan

Talia,

di

arah

tenggara

Kelurahan

Abeli,

Kelurahan Anggalomelai, Kelurahan Tobimeita, Kelurahan Benuanirae


dan Kelurahan Anggoeya.
6. Konglomerat Batu Pasir, Batu Lanau dan Batu Lempung, tersebar di
Kecamatan Poasia bagian timur yaitu di Keluahan Petoaha, Kelurahan
Sambuli

dan

Kelurahan

Nambo

serta

sebagian

Kelurahan

Tondonggeu.
7. Batu Gamping, Batu Pasir dan Batu Lempung , tersebar dibagian
barat Kecamatan Mandonga sampai dengan batas Kota Kendari
dengan Kecamatan Sampara dan Kecamatan Ranomeeto.
Sedangkan, berdasarkan klasifikasi tanah taxonomy USDA, 1998,
maka kondisi tanah di Kota Kendari cukup beragam, yaitu Endoaquents,
Fluaquents,

Epiaquepts,

Endoaquaquepts,

Haplustepts,

Haplustalfs,

Sulfaquents, dan Sulfaquepts. Tekstur tanahnya didominasi oleh pasir.


a. Jenis Tanah
Secara umum, keadaan tanah (soil) kota Kendari ini terdiri dari
tanah liat bercampur pasir halus dan berbatu. Diperkirakan sebagai
jenis aluvium berwarna coklat keputih-putihan dan ditutupi batuan
pratersier terdiri dari batuan batu lempung bergelimer, batu pasir dan
kwarsa
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 16

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Secara spesifik jenis tanah yang terdapat di Kota Kendari
diklasifikasi kedalam tanah resina, gleisol eutrik, alluvial tionik,
kambisol destrik, podsolik plintit dan mediteran hplik. Sebagian besar
wilayah Kota Kendari didominasi oleh jenis tanah Kambisol dan Gleysol.
Karakteristik masing-masing jenis tanah tersebut secara garis besar
adalah sebagai berikut :
1. Tanah Resina, tergolong tanah muda; tingkat kelapukan rendah,
kedalaman tanah sangat dangkal (kurang dari 50 cm); lapisan
tanah langsung berbatasan dengan batu kapur atau sebagian
batu kapur muncul kepermukaan; berstruktur lapis lempung
sampai gelu lempung. Ph tanah agak netral sampai basah;
kandungan bahan organik rendah; kejenuhan basa sedang
sampai tinggi dengan kapasitas tukar kation (KTK) lebih dari 16
me/100 lempung.
2. Tanah Geisol Eurik, jenis tanah yang karena kondisi topografinya
yang selalu jenuh air sehingga menghambat proses pelapukan
dan pematangan tanah. Kedalaman tanah umumnya lebih dari
90 cm; warna tanah gelap dan terdapat ciri-ciri terjadinya gleisasi
dengan adanya bercak-bercak berwarna biru kehijauan; tekstur
pasir

geluhan;

Ph

tanah

sangat

masam

sampai

rendah;

mempunyai kandungan ion Natrium (Na+) lebih dari 15%;


kejenuhan masa basa rendah dan KTK murang dari 16 me/g
lempung.
3. Tanah Alluvial Teonik, jenis tanah yang berkembang dari bahan
alluvial mudah (recent) yang mempunyai susunan yang berlapislapis yang diskontinyu pedologi (multi sekum, warna tanah
umumnya gelap dan metrik tanah terdapat bercak-bercak
berwarna kebiruan hingga kehijauan sebagai ciri adalah proses
ngakesasi dari kandungan bahan sulfida yang cukup tinggi;
tekstur tanah sangat (bervariasi) dari tekstur geluhan sampai
lempung; ph tanah antara masam sampai sangat masam;
kandungan organik tergolong rendah sampai tinggi; kejenuhan
basa kurang dari 50% dengan KTK kurang dari 16 me/100 g
lempung.
4. Jenis

Tanah

Kambisol

Distrik,

jenis

tanah

dengan

tingkat

pelapukan sedang; proses illuvial debulm, tegas; warna coklat


tua sampai merah; tekstur pasir geluhan sampai gelujan; Ph
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 17

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
tanah berkisar antara agak masam sampai netral; kandungan
bahan organik tergolong rendah sampai sedang; kejenuhan basa
kurang dari 50% dari KTK kurang dari 16 me/100 g lempung.
5. Tanah Pedsolik Plintit, jenis tanah yang mengalami pelapukan
lanjut;

proses

mempunyai

pencucian

kemasaman

basa
yang

sangat
tinggi;

intensif

warna

sehingga

tanah

coklat

kekuningan samapi kemerahan; pada matriks tanah terdapat


bercak-bercak karatan atau plitik yang berwarna merah lebih dari
5% luas penampang tanah; bertekstur geluh lempung sampai
masam; kejenuhan basa kurang dari 50% dengan KTK kurang dari
16 me/100 g lempung.
6. Tanah Mediteran Haplik, jenis tanah yang mengalami pelapukan
sedang terjadi proses alluvial yang nyata pada horison berupa
akumulasi lempung yang dicirikan adanya selaput lempung;
warna tanah umumnya merah sampai merah sampai merah
gelap (kecoklatan); kedalam tanah bervariasi dari dangkal
sampai lebih dari 90 cm; tekstur tanah berkisar antara geluhan
sampai lempung geluhan; Ph tanah berkisar antara agak masam
sampai netral. Kandungan bahan organik rendah sampai sedang,
kejenuhan basah lebih dari 50% dengan KTK lebih dari 16 me/100
g lempung.
Berdasarkan data tersebut diatas maka dapat dikemukakan,
bahwa tingkat erosi di wilayah Kota Kendari tergolong ringan sampai
berat.
Berikut data luas dan jenis tanah yang tersebar di Kota Kendari
yang dapat di gambarkan pada tabel berikut.
Tabel 4. 12
Luas dan Jenis Tanah di Kota Kendari Tahun 2010
No.
1
2
3
4
5
6
7

Jenis Tanah
A11 = Aluvial
B12 = Glisol
H19 = Recoso Litosol
H89 = Gleisolacic
H49 = Podsoloik
P12 = Mediteran
Haplik
T14 = Gleisol Distrik

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Luas
(Ha)
980
1.704
512
4.184
762
1.585

Persentase
(%)
3,31
5,76
1,73
14,14
2,58
5,36

3.572

12,07
IV - 18

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
8
9
10
11
12
13
14

A13 = Geliik
B33 = Aluvial Tidnik
H31 = Kembisol Distrik
H16 = Rensina
H32 = Podsolik plintik
T19 = Gleisol Evtrik
P82 = Kembisol Distrik
Jumlah

1.764
2.481
5.303
1.323
2.069
2.947
403

5,96
8,38
17,92
4,47
6,99
9,96
1,36

29.589

100,00

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka, 2012

Sedangkan, berdasarkan klasifikasi tanah taxonomy USDA, 1998,


maka kondisi tanah di Kota Kendari cukup beragam, yaitu Endoaquents,
Fluaquents,

Epiaquepts,

Endoaquaquepts,

Haplustepts,

Haplustalfs,

Sulfaquents, dan Sulfaquepts. Tekstur tanahnya didominasi oleh pasir.


Adapun jenis tanah selengkapnya dapat dilihat pada peta di bawah ini :

Gambar 4.5 Peta Jenis Tanah di Kota Kendari

b. Daerah Rawan Bencana


Bentang alam Wilayah Kota Kendari yang terdiri dari daerah pesisir
pantai, muara dari 6 (enam) sungai besar dan kecil, serta daerah
perbukitan, menyebabkan beberapa wilayah cukup rawan terhadap
bencana abrasi, genangan/banjir dan tanah longsor. Jenis bencana ini,
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 19

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
disebabkan oleh terganggunya keseimbangan alam akibat kegiatan
yang berlangsung di Kota Kendari maupun di wilayah sekitarnya.
Berdasarkan peta zone seismik yang telah disusun oleh Biro Pusat
Penelitian dan Pengembangan Pengairan, Bandung 1981, maka Kota
Kendari termasuk daerah dengan kerawanan gempa yang sedang,
dengan harga koefisien gempa z = 1,0. Posisi Kota Kendari dalam peta
kegempaan nasional dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini Dari
gambar tersebut menunjukkan bahwa, posisi Kota Kendari masih relatif
aman dari ancaman bencana alam gempa bumi tektonik maupun
vulkanik.
Berdasarkan data Studi Inventarisasi Kawasan Rawan Bencana
Tahun 2008, kejadian bencana yang sering terjadi dan melanda
sebagian besar kelurahan yang ada adalah bencana Longsor dan
bencana genangan/banjir. Adapun kawasan rawan bencana banjir di
Kota Kendari dapat dilihat pada Peta di bawah ini :

Gambar 4.6 Peta Kawasan Rawan Bencana Banjir di Kota Kendari

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 20

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Bencana tanah longsor adalah bencana geologi yang sulit
diramalkan kejadiannya biasanya terjadi karena lereng tidak bisa
menahan bebannya sendiri sehingga bergerak karena beratnya sendiri.
Hujan adalah salah satu penyebab terjandinya longsor.

Berdasarkan

zona tingkat kerawanannya, ternyata ada sebagian wilayah yang tidak


dapat sama sekali diperuntukkan untuk pemukiman atau perencanaan
pembangunan infrastruktur. Namun kenyataannya zona tersebut telah
berkembang

sebagai

lahan

pemukiman,

pertanian

bahkan

kecenderungan merambah kearah bukit semakin luas.


Sedangkan daerah yang mengalami bencana abrasi hanya terjadi
di Kecamatan Kendari meliputi 7 (tujuh) kelurahan.
Tabel 4. 13
Sebaran Daerah Sangat Rawan Longsor Berdasarkan Kemiringan,
Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan
No.
1.

Kecamatan
Mandonga

2.

Kendari

Kelurahan

Luas (Ha)

Labibia

16,199

Anggilowu

6,473

Mata

2,717

Kampung Salo

0,097

Kendari Caddi

4,79

Kandai

2,483

Jati Mekar

0,495

Kemaraya

48,441

Sodohoa

1,413

Benu-Benua

2,27

Punggaloba

9,116

Tipulu

27,172

Watu-Watu

22,507

Dapu-Dapura

1,193

3.
Kendari Barat

J umlah

145,366

Sumber : Studi Kawasan Rawan Bencana Kota Kendari Tahun 2008 (Data Diolah)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 21

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Tabel 4. 14
Sebaran Daerah Rawan Longsor Kota Kendari Berdasarkan
Kemiringan, Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan

No.

Kecamatan

1.

Abeli

2.

Kendari Barat

No.

Kecamatan

3.

Kendari

4.

Poasia

5.
6.

Baruga
Mandonga

Jumlah

Kelurahan

Luas (Ha)

BenuaNirae
Tondonggeu
Sambuli
Nambo
Petoaha
Tobimeita

23,419
38,888
37,618
26,501
101,756
75,937

Kemaraya

239,432

Kelurahan

Luas (Ha)

Sodohoa
Benu-Benua
Punggolaka
Sanua
Tipulu
Watu-Watu
Dapu-Dapura

26,760
52,016
85,420
38,483
116,955
112,327
3,688

Mata
Kampung Salo
Kendari Caddi
Kandai
Jati Mekar
Gunung Jati

74,663
77,710
6,814
28,000
6,006
60,203

Matabubu
Anggoeya
Rahandouna
Anduonohu

23,988
67,061
24,621
34,856

Baruga

34,289

Labibia
Wawombalata
Alolama
Anggilowu

89,815
22,102
3,579
7,193

39,948

Sumber : Studi Kawasan Rawan Bencana Kota Kendari Tahun 2008 (Data Diolah)
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 22

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Dari data di atas (Tabel 2.4), menunjukkan bahwa sebagian besar
kelurahan atau 14 (empat belas) kelurahan yang tersebar di Kecamatan
Mandonga, Kendari dan Kendari Barat, merupakan daerah yang sangat
rawan terhadap bencana Longsor. Sehingga perlu adanya penanganan
dan pengendalian kegiatan yang dapat mengeliminir terjadinya bencana
longsor tersebut.
Hasil identifikasi dan evaluasi daerah yang termasuk kawasan
rawan bencana longsor di Kota Kendari sebanyak 44 lokasi seluas
4.140,87 Ha yang tersebar pada 6 (enam) Kecamatan, dengan rincian
menurut tingkat bahaya adalah Sangat Rawan 145,366 Ha, Rawan
39,948 Ha.
Adapun Kondisi Kawasan bencana longsor dapat dilihat pada peta dibawah
ini :

Gambar 4.7 Peta Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor di Kota


Kendari

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 23

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
4.6

Gambaran Klimatologi
Kondisi iklim suatu wilayah dapat dilihat dari keadaan curah hujan,

hari hujan, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan


penyinaran matahari. Iklim Kota Kendari secara umum beriklim panas,
arah angin dipengaruhi oleh angin barat yang bertiup pada bulan
Nopember sampai bulan Agustus dengan temperatur maksimun ratarata 31 C.
1. Curah Hujan
Rerata curah hujan di Kota Kendari sepanjang tahun 2011 mencapai
154,62 mm/bulan. Bulan basah/kering terjadi jika jumlah curah hujan
yang terjadi pada bulan tersebut melebihi/kurang dari rerata curah
hujan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan rerata curah hujan
mengindikasikan bahwa bulan basah Kota Kendari terjadi pada bulan
Januari bulan September dengan rerata curah hujan bulanan
berada diatas 177 mm, sedangkan bulan keringnya yaitu bulan
Oktober bulan Desember dengan rerata curah hujan bulanan
kurang dari 86.1 mm.
2. Hari Hujan
Pada tahun 2011 rerata hari hujan dalam satu tahunnya selama 16
hari dalam tiap bulannya. Pada bulan-bulan tertentu frekuensi
turunnya hujan lebih sedikit dibandingkan dengan bulan lainnya.
Frekuensi hujan di bawah ratarata terjadi pada bulan Agustus bulan
nopember hal ini mengindikasikan bahwa pada bulan-bulan tersebut
sedang mengalami musim kemarau. Demikian pula sebaliknya
musim hujan terjadi pada bulan Desember bulan Juli karena jumlah
hari hujan tiap bulannya melebihi rata-rata.
3. Temperatur/suhu udara
Secara umum keadaan temperatur di Kota Kendari mengikuti kondisi
suhu udara di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan wilayah yang lebih
luas. Temperatur rata-rata selama tahun 2011 di Kota Kendari
berkisar

23.60C

31.39C.

Pada

bulan-bulan

tertentu

temperaturnya berada di atas rata-rata atau bahkan berada di


bawah rata-rata. Temperatur pada bulan Agustus berada di bawah
temperatur rata-rata dengan suhu paling rendah terjadi pada bulan
Agustus mencapai 21.8C. Sedangkan temperatur bulan Nopember
berada diatas rata-rata mencapai 32.7C.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 24

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
4. Kelembaban Relatif
Sepanjang tahun 2011 kelembaban relatif rata-rata 81% - 87%
sehingga dapat dikatakan bahwa Kota Kendari termasuk daerah
dengan kelembaban relatifnya tinggi. Kelembaban relatif wilayah
Kota Kendari cukup tinggi dengan rata-rata mencapai 84.58% pada
tahun 2011 Pada bulan Januari bulan Juli merupakan bulan-bulan
dengan tingkat kelembabannya berada diatas ratarata, sedangkan
tingkat kelembaban relatif bulan Agustus bulan Desember berada
di bawah rata-rata.
5. Kecepatan Angin
Rata-rata kecepatan angin di Kota Kendari selama tahun 2011
mencapai
6.6 knot, kecepatan angin diatas kecepatan rata-rata terjadi pada
bulan Juli Desember yang berkisar 6.8 7.5 knot.
6. Penyinaran Matahari
Lama penyinaran matahari menunjukkan banyaknya hari yang
mendapatkan penyinaran matahari pada tiap bulannya. Itensitas
penyinaran matahari di Kota Kendari selama tahun 2011 berkisar
160.30 jam, hal ini berarti efektifitas lama penyinaran yang terjadi
di Kota Kendari berkisar 7 hari tiap bulannya.
Tabel. 4. 15
Kondisi Klimatologi Kota Kendari Tahun 2011

Bulan

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septembe
r
Oktober
Nopember

Curah
Hujan
(mm)

Jumlah
Hari
Hujan
(hari)

Kondisi Klimatologi
Temperatur
Kelemb
Suhu Suhu .
Relatif
Min
Max
(%)
(oC)
(oC)

Kec.
Angin
(knot)

Penyinaran
Matahari
(Jam)

347.0

13

24.4

33.3

83

1.99

237

188.0

11

24.2

32.6

84

1.85

144

152.0

14

24.2

32.6

85

1.50

145

143.0

22

24.4

32.5

84

1.55

166

232.0

17

24.2

32.1

86

1.33

125

293.0

14

24.1

31.1

87

1.30

144

770.0

26

23.1

28.4

89

1.01

63

45.0

22.3

30.3

83

1.82

199

29.0

22.6

31.5

81

1.93

235

18.0

23.4

30.0

78

2.11

265

113.5

14

24.2

32.7

80

2.12

198

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 25

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Desember
Rata-rata

288.5

29

2.619

166

24.2

32.3

23.80

31.90

85

1.30

127

83.80

1.7

1.948

Sumber : Stasiun Meteorologi Maritim Kendari. BMKG/ Kota Kendari Dalam Angka 2014

4.7

Kondisi Sosial dan Ekonomi

4.7.1. Profil Sosial Budaya


a. Sosial Budaya
Penduduk asli Kota Kendari adalah Suku Tolaki. yang awalnya
terkonsentrasi di Kelurahan Kandai yang juga merupakan pelabuhan laut
di mulut Teluk Kendari. Namun seiring perkembangan wilayah ini. mulai
masuk para migran dari Muna. Bugis. Makassar. Gorontalo. Manado.
Maluku dan lainnya melalui pelabuhan laut tersebut. Lambat laun para
pedagang ini mendominasi penduduk Kota Kendari hingga saat ini.
Terlebih lagi. dengan adanya para transmigran dari Jawa dan Bali di
Kabupaten Kendari. yang telah beralih pekerjaan dari sektor pertanian
menjadi non pertanian berpindah tinggal di Kota Kendari.
Suku-suku pendatang di atas. menjadikan Kota Kendari tumbuh
menjadi Kota dengan suku kehidupan sosial budaya yang heterogen.
Sedangkan suku Tolaki. walaupun sudah tidak menonjol lagi di Kota
Kendari. namun adatistiadatnya masih tetap dihormati oleh penduduk
pendatang. Kegiatan yang masih terkait erat dengan adat-istiadat
masyarakat asli Kota Kendari ini berbentuk upacara-upacara adat
perkawinan dan keagamaan.
Dalam

kaitannya

dengan

pembangunan

perumahan

dan

permukiman. tidak terdapat kondisi sosial budaya yang mempengaruhi


dalam pembangunan maupun pengembangan baik bentuk bangunan
maupun struktur pemanfaatan ruangnya.
Perlu dicermati. dalam kaitannya dengan kebiasaan masyarakat
dalam pengadaan perumahan. adalah di kawasan tempat hunian
masyarakat nelayan. Sebaran konsentrasi masyarakat nelayan di
wilayah Kota Kendari terdapat di pesisir pantai Kelurahan Matta. Talia.
Bungkutoko. dan Todonggeu yang memiliki kondisi fisik dan nonfisik
yang buruk. Untuk ke depan. perlu diperhatikan dalam pengembangan
kawasan perumahan dan permukiman untuk masyarakat nelayan
spesifik. karena terdapatnya komponen ruang yang berbeda dengan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 26

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
kawasan

permukiman

untuk

masyarakat

lainnya.

seperti

tempat

penjemuran ikan. sandaran / labuh kapal dan sebagainya.


b. Ketenagakerjaan
Pada

tahun

2012

diketahui

bahwa

jumlah

angkatan

kerja

penduduk Kota Kendari sebesar 128.054 orang yang terdiri dari 79.657
laki-laki (62.20%) dan 48.397 perempuan (37.79%). sedangkan bukan
angkatan kerja sebesar 70.055 orang didominasi perempuan sebesar
50.048 Jiwa (71.44%) dan sisanya laki-laki sebesar 20.007 jiwa
(28.56%).
Persentase pekerja terhadap angkatan kerja sebesar 94.36 %
sedangkan persentase angkatan kerja terhadap penduduk berusia 15
tahun ke atas sebesar 64.31 %.

Data ketenagakerjaan menurut

lapangan pekerjaan utama masyarakat Kota Kendari adalah sebagai


berikut: (1) Pertanian 6.238 jiwa; (2) Pertambangan 1.042 jiwa; (3)
Industri 3.893 jiwa; (4) Listrik. Gas dan Air 958 jiwa; (5) Konstruksi 8.389
jiwa; (6) Perdagangan 33.461jiwa; (7) Keuangan 2.716 jiwa; (8)
Transportasi dan Komunikasi 10.999 jiwa; (9) Jasa-Jasa 47.805 jiwa dan
Lainya 0 jiwa. jumlah total yang bekerja 120.827 jiwa. mencari
pekerjaan 7.227 jiwa sehingga pengangguran di Kota Kendari pada
tahun 2012 sama dengan 5.64 % dari jumlah angkatan kerja sebesar
128.054 Jiwa.
c. Kemiskinan
Kemiskinan adalah merupakan masalah yang sangat kompleks.
bersifat multidimensi dan universal karena berkaitan dengan berbagai
aspek kehidupan masyarakat. Miskin berarti ketidak cukupan; tidak
cukup ilmu. tidak cukup tenaga dan tidak cukup harta. Penanggulangan
kemiskinan membutuhkan kebersamaan. kesabaran. kerja keras dan
butuh biaya besar. Adapun data penduduk miskin dan garis kemiskinan
di Kota Kendari dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel. 4. 16
Garis Kemiskinan. Jumlah. dan Persentase Penduduk Miskin Kota
Kendari
2008 2010
Tahu
n

Garis
Kemiskinan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Penduduk Miskin
Poor People
IV - 27

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
(Rupiah/kapita/bu
lan) Poverty
Line
(Rupiahs/capita/mo
nth)

Year

Jumlah
(000)
Total
(000)

Persent
ase
Persenta
ge

Indeks
Kedalam
an
Kemiskin
an
(5)

Indeks
Keparah
an
Kemiskin
an
(6)

(1)

(2)

(3)

(4)

2008

178 943

23.60

8.53

1.83

0.48

2009

211 670

22.44

7.88

1.17

0.30

2010

225 955

23.30

8.02

1.91

0.84

Sumber : BPS Kota Kendari 2012

Garis kemiskinan Kota Kendari pada tahun 2010 lebih tinggi 6.75
persen dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 255.955 rupiah
per kapita per bulan. Dengan kata lain. untuk tidak dikategorikan miskin.
seseorang harus memiliki pengeluaran untuk makanan dan non
makanan paling sedikit sebesar 255.955 rupiah per bulan.
Seiring dengan meningkatnya standar garis kemiskinan. jumlah
penduduk miskin di kota Kendari pada tahun 2010 meningkat menjadi
8.02 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 7.88
persen. Demikian pula indeks kedalaman kemiskinan yang meningkat
menjadi 1.91. dimana tahun sebelumnya hanya sebesar 1.17. Hal
tersebut berarti bahwa pada tahun 2010 semakin banyak penduduk
miskin yang memiliki pengeluaran jauh di bawah garis kemiskinan
dibandingkan tahun sebelumnya. Tentu saja. meningkatnya indeks
kedalaman

kemiskinan.

diikuti

pula

meningkatnya

nilai

indeks

keparahan kemiskinan. Pada tahun 2010. indeks keparahan kemiskinan


kota Kendari mencapai 0.84. sedangkan pada tahun sebelumnya
mencapai 0.30. Hal ini berarti bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran
diantara penduduk miskin itu sendiri semakin meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya.
Dalam rangka menanggulangi masalah kemiskinan ini. Pemerintah
Kota Kendari terus berupaya agar angka kemiskinan di Kota Kendari
menurun. Berbagai program dalam rangka penanggulangan kemiskinan
seperti : Program PNPM Mandiri. P2KP. Bedah Rumah. Bantuan Stimulan
Perumahan. BLUD (kredit Mikro). Bantuan Raskin Gratis dan program
Persaudaraan Madani yang merupakan Ide Cemerlang dari Bapak
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 28

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Walikota dan Wakil Walikota Kendari. mempersaudarakan keluarga
mampu dengan keluarga tidak mampu. Peran keluarga mampu terhadap
keluarga

miskin

adalah

memberikan

motivasi.

membantu

dan

menfasilitasi dalam hal mendapatkan lapangan kerja. meningkatkan


kualitas perumahan. aspek pendidikan. mental dan spiritual. Hingga
tahun 2012 capaian dan target program persaudaraan madani berhasil
mempersaudarakan sekitar 717 KK yang telah Dipersaudarakan.
d. Pendidikan
Sebagaimana yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Nasioanal dan RPJM Nasional serta RPJMD Kota
Kendari Tahun 2013-2017 maka sasaran pembangunan pendidikan
dititikberatkan pada peningkatan mutu dan perluasan kesempatan
belajar di semua jenjang pendidikan. yaitu mulai dari TK sampai dengan
Perguruan Tinggi. Upaya peningkatan mutu pendidikan yang ingin
dicapai tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan manusia seutuhnya.
Sedangkan perluasan kesempatan belajar dimaksud agar penduduk usia
sekolah yang setiap tahun mengalami peningkatan sejalan dengan laju
pertumbuhan

penduduk

untuk

dapat

memperoleh

kesempatan

pendidikan yang seluas-luasnya.


Pelaksanaan pembangunan pendidikan di Kota Kendari selama ini
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Indikator yang dapat
mengukur tingkat perkembangan pembangunan pendidikan di Kota
Kendari seperti sekolah (banyaknya ruang belajar). guru dan murid. guru
per sekolah. murid per sekolah.
dan murid perguru. Data-data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4. 17
Banyaknya Sekolah. Guru dan Murid Menurut Tingkat
Pendidikan
Tingkat
Pendidikan
(1)

Sekolah
(2)

Guru

Murid

(3)

(4)

Rata-Rata
Guru/
Murid/ Murid/
Sekolah Sekolah Guru
(5)
(6)
(7)

TK
2011/2012

85

2012/2013
2013/2014

87
115

Tingkat

Sekolah

609

4 770

7,16

645

4 891

7,41

824
Guru

6 140
Murid

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

56,12
56,21
53,39

7,17
Rata-Rata

7,83
7,58
7,45

IV - 29

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

(3)

(4)

Guru/
Sekolah
(5)

2.437

38.896

17,66

Pendidikan
(1)

(2)

2011/2012

138

2012/2013

139

2013/2014

142

Murid/ Murid/
Sekolah Guru
(6)
(7)

SD

2.424

38.243

17,44

2.389

40.702

16,82

1.457

15.434

31,67

281,86
275,13
286,63

15,96
15,78
17,04

SLTP
2011/2012

46

2012/2013

50

2013/2014

48

1.547

16.684

30,94

1.496

16.703

31,17

1.839

16.993

39,13

335,52
333,68
347,98

10,59
10,78
11,17

SLTA
2011/2012

47

2012/2013

30

2013/2014

31

1.133

11.499

37,77

1.121

11.547

36,16

637

5.346

37,47

361,55
383,30
372,48

9,34
10,15
10,30

SMK
2011/2012

17

2012/2013

20

2013/2014

22

697
730

5.797
6.154

34,85
33,18

297,00
289,85
279,73

8,39
8,31
8,43

Sumber: Kota Kendari Dalam Angka 2014. Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari

Rasio murid/sekolah pada level TK pada tahun 2009 sebesar 48


murid TK dari 83 TK. dan pada tahun 2011 rasio murid/sekolah
cenderung mengalami peningkatan sebanyak 56 murid TK dari jumlah
TK sebanyak 85 unit. Rasio murid TK yang meningkat diakibatkan oleh
bertambahnya jumlah murid. namun tidak seimbang dengan jumlah
sekolah TK yang relatif sama. Pada tingkatan SD. rasio murid/sekolah
menunjukkan peningkatan. dengan rata-rata jumlah murid SD dalam
tahun 2009 satu sekolah sekitar 273 orang dan pada tahun 2011 satu
sekolah sekitar 282 orang. hal ini disebabkan oleh jumlah sekolah yang
bertambah dan jumlah murid cenderung meningkat. Pada tingkatan
SLTP. rasio murid/sekolah cenderung meningkat. dengan jumlah murid
dalam satu sekolah dalam tahun 2009 sekitar 357 orang siswa dari
jumlah sekolah sebanyak 43 unit sekolah dan pada tahun 2011 rasio
murid/sekolah sebesar 336 orang. Rasio murid SLTP yang menurun
disebabkan oleh jumlah sekolah yang bervariatif dan ada juga yang
tidak memilih lagi bersekolah di Kota Kendari tetapi pada daerah lain.
Pada tingka SLTA. rasio jumlah murid/sekolah pada satu sekolah pada
tahun 2009 sekitar 394 siswa dari jumlah sekolah sebanyak 42 unit
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 30

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
sekolah. dan pada tahun 2011 rasio murid/sekolah sekitar 362 siswa.
Rasio murid SLTP yang menurun disebabkan oleh jumlah sekolah yang
bervariatif dan juga ada yang tidak memilih lagi bersekolah di Kota
Kendari tetapi pada daerah lain.. Secara umum terjadinya penurunan
rasio jumlah siswa terhadap jumlah sekolah atau peningkatan rasio
jumlah siswa disebabkan pilihan terhadap sekolah yang bervariatif dan
juga adanya tidak memilih lagi bersekolah di Kota Kendari tetapi pada
daerah lain. peningkatan jumlah usia sekolah khususnya pada sekolah
lanjutan di perkirakan oleh beberapa akibat. antara lain; sarana dan
prasarana pendidikan di Kota Kendari semakin membaik dan adanya
beberapa kebijakan yang memudahkan orang untuk bersekolah di Kota
Kendari serta masyarakat yang tinggal di wilayah- wilayah perbatasan
lebih memilih Kota Kendari untuk melanjutkan pendidikan.
e. Kesehatan
Seperti yang diuraikan pada sektor pendidikan. bahwa pada sektor
kesehatan

ini

sebagaimana

yang

diamanahkan

oleh

Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional dan RPJM Nasional serta


RPJMD Kota Kendari Tahun 2013-2017 ditekankan bahwa

pemerintah

mengupayakan kepada setiap warganya untuk mendapatkan pelayanan


kesehatan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat
secara

paripurna.

Peningkatan

derajat

kesehatan

masyarakat

memerlukan dukungan pemerintah baik sarana maupun prasarana


kesehatan agar kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan masyarakat
berjalan sesuai dengan tujuan pembangunan kualitas sumberdaya
manusia dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Pada tahun 2011 fasilitas kesehatan yang ada di Kota Kendari
berjumlah 47 unit. dengan rincian sebagai berikut: (1) Rumah Sakit 13
unit; (2) Puskesmas 14 unit; (3) Pustu 16 unit; (4) Puskesmas plus 4
unit .
Tabel. 4. 18
Fasilitas Kesehatan di Kota Kendari Tahun 2009 2011
Fasilitas Kesehatan

2009

2010

2011

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 31

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Rumah Sakit

11

12

Puskesmas

13

14

Puskesmas Pembantu

16

18

16

Puskesmas Plus

Jumlah
44
48
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Kendari Tahun 2011

13
14

47

Selanjutnya tenaga kesehatan yang ada di Kota Kendari tahun


2011 berjumlah 571 orang. dengan rincian sebagai berikut: (1) dokter
gigi 12 orang; (2) dokter umum 28 orang; (3) apoteker 26 orang; (4) S1
kesehatan lain 144 orang; (5) bidan 150 orang; (6) perawat 181 orang;
(7) tenaga kesehatan lainnya

176 orang; (8) pekarya kesehatan 10

orang; dan (9) non kesehatan 54 orang. Jumlah tenaga kesehatan Tahun
2010 sebanyak 440 orang dan Tahun 2011 sebanyak 571 orang.
mengalami peningkatan sebesar 131 orang. Peningkatan tersebut
disebabkan oleh adanya penerimaan pegawai baru dan mutasi pegawai
dari luar Pemerintah Kota Kendari.

4.7.2. Profil Ekonomi


a. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral
Pertumbuhan ekonomi Kota Kendari yang diukur berdasarkan
pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan
2000 menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan dari
tahun ke tahun. Mulai tahun 2005

sampai tahun 2009 pertumbuhan

ekonomi Kota Kendari diatas tujuh persen.


Pertumbuhan PDRB pada tahun 2009 terjadi pada semua sektor
ekonomi. Adapun sektor yang mendukung pertumbuhan tersebut yaitu
sektor pertanian tumbuh sebesar 7.19 %. sektor pertambangan dan
penggalian sebesar 11.13 %. sektor industri pengolahan sebesar 19.84
%. sektor listrik. gas. dan air bersih sebesar 18.47 %. sektor konstruksi/
bangunan sebesar 9.27 %. sektor perdagangan. hotel dan restoran
sebesar 12.32 %. sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar
13.57 %. sektor keuangan. persewaan dan jasa perusahaan tumbuh
sebesar 12.20 %. dan sektor jasa-jasa sebesar 8.29 %.
Meskipun sektor listrik dan air bersih mengalami pertumbuhan
yang cukup tinggi yaitu sebesar 18.47%. namun tidak cukup mendukung

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 32

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
pertumbuhan ekonomi Kota Kendari karena kontribusinya terhadap total
PDRB sangat kecil.
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 19
Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kota Kendari
Tahun 2005-2009 (%)
Sektor
1. Pertanian
2. Pertambangan dan
Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik dan Air
minum
5.
Konstruksi/Bangunan
6. Perdagangan. Hotel
dan Restoran

2005

2007

2008

2009

8.99
8.84

1.34
7.22

5.19
11.30

9.35
23.75

7.19
11.13

5.95
18.40

3.51
8.55

8.24
7.90

13.23
6.86

19.84
18.47

11.50

8.64

9.22

10.21

9.27

7.96

3.67

8.58

11.52

12.32

Sektor
7. Pengangkutan dan
Komunikasi
8
Keuangan.
Persewaan dan Jasa
Perusahaan
9. Jasa-Jasa
PDRB

2006

2005

2006

2007

2008

2009

10.14

9.53

5.83

10.01

13.57

10.68

32.26

12.45

13.03

12.20

6.10
8.95

6.43
8.16

5.75
7.48

7.51
10.49

8.29
11.88

Sumber : PDRB Kota Kendari Tahun 2005 2009

Selain sektor pengangkutan dan komunikasi. yang mengalami


peningkatan yaitu sektor perdagangan. hotel dan restoran dari 11.52 %
menjadi 12.32 %. sektor pengangkutan dan komunikasi dari 10.01 %
menjadi 13.57 %. sektor industri pengolahan dari 13.23 % menjadi
19.84 %. Sementara sektor yang kontribusinya menurun yaitu sektor
pertanian 9.35 % menjadi 7.19 %. pertambangan dan penggalian dari
23.75 % menjadi 11.13 % dan sektor konstruksi/bangunan dari 10.21 %
menjadi 9.27 %. keuangan/persewaan dan jasa perusahaan dari 13.03 %
menjadi 12.20 %.
b.

PDRB Per kapita


Salah satu tolok ukur untuk mengetahui tingkat kemakmuran

suatu daerah dapat dilihat dari besarnya PDRB per kapita. Berdasarkan
harga berlaku. PDRB per kapita penduduk Kota Kendari pada tahun 2005
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 33

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
sebesar 8.753.216.77 rupiah. pada tahun 2006 meningkat menjadi
9.733.457.67 rupiah atau meningkat sebesar 11.20 persen. Kemudian
meningkat lagi pada tahun 2007 menjadi 11.330.240.11 rupiah atau
terjadi peningkatan sebesar 16.41 persen. pada tahun 2008 menjadi
14.280.674.33 rupiah atau meningkat sebesar 26.04 persen. dan pada
tahun 2009 menjadi 16.582.355.26 rupiah atau meningkat sebesar
16.12 persen.
Tabel 4. 20
PDRB Per kapita Kota Kendari Tahun 2005 2009
(Rp.)
PDRB (Juta Rupiah)
No

Tahun

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

ADH
Berlaku
15.270.350,
75
17.903.074,
41
22.202.848,
01
25.655.940,
66
28.376.580,
36
32.113.037,
29
36.600.745,
70

A.D. Harga
Konstan
2000
8.643.330,06

Pertumbuha
n

9.331.719,95

7,96

10.010.586,35

7,27

10.768.577,19

7,57

11.653.906,41

8,22

12.698.120,77

8,96

14,02034991

10,41

7,68

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka. 2014 (PDRB Kota Kendari 2005-2009)

Akibat naiknya pertumbuhan ekonomi Kota Kendari. secara riil


sangat berpengaruh terhadap kenaikan PDRB per kapita atas dasar
harga konstan 2000 dimana pada tahun 2005 tercatat sebesar
5.590.799.19 rupiah meningkat menjadi 5.612.836.49 rupiah pada
tahun 2006 atau terjadi peningkatan sebesar 0.39 persen. tahun 2007
meningkat menjadi 5.867.363.44 rupiah atau terjadi peningkatan
sebesar 4.53 persen. kemudian meningkat lagi pada tahun 2008
menjadi 6.412.612.55 rupiah atau terjadi suatu peningkatan sebesar
9.29 persen. dan pada tahun 2009 meningkat lagi sebesar 9.03 persen
menjadi 6.991.880.35 rupiah.
c.

Potensi Unggulan daerah

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 34

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Dalam struktur Perekonomian Kota Kendari sebagaimana yang
telah dikemukakan diatas bahwa sektor Pengangkutan dan komunikasi
hingga tahun 2008 masih memberikan kontribusi yang terbesar. yang
pada tahun sebelumnya selalu didominasi oleh sektor Pertanian namun
dari 9 (Sembilan) sektor yang mendukung Perekonomian Kota Kendari.
sektor Pertanian. Sektor Perdagangan. hotel dan restoran. sektor
Pariwisawa serta sektor kelautan dan perikanan masih merupakan
sektor andalan dalam mendukung daerah.
Potensi pengembangan produksi perikanan di Kota Kendari cukup
besar. hal ini mengingat daerah ini memiliki luas perairan laut sekitar
177.64 km dengan bentangan garis pantai kurang lebih 85.8 km. serta
terdapat Pulau Bungkutoko yang berhadapan langsung dan relatif dekat
dengan Laut Banda. sehingga memberi cukup peluang dan harapan
yang sangat strategis untuk pengembangan sektor kelautan dan
perikanan. Selain potensi perikanan tangkap. juga memiliki potensi
perikanan budidaya. diantaranya usaha budidaya tambak seluas 239 ha
dan yang terolah sekitar 164 ha (tersebar di sepanjang pesisir
Kecamatan Kendari 2 ha. Mandonga 2 ha. Poasia 96 ha. Abeli 16 ha dan
Kambu 45 ha).usaha budidaya kolam air tawar sekitar 500 ha (tersebar
di Kecamatan Puwatu 205 ha. Baruga 145 ha. Poasia dan Abeli 72.5 ha).
namun yang terolah baru sekitar 59.45 ha atau sekitar 11.89 %.
Disamping itu potensi usaha budidaya laut diperkirakan sekitar 370 ha.
terdapat disepanjang pantai Kelurahan Tondonggeu. Sambuli.
Nambo. pantai bagian selatan Bungkutoko. sekitar perairan Mata dan
Purirano.
Sektor

Pariwisata

merupakan

sektor

andalan

yang

perlu

dikembangkan. karena Kota Kendari memiliki potensi alam yang cukup


indah.

yang

didukung

dengan

keberadaan

Teluk

Kendari

yang

merupakan icon Kota Kendari dapat dijadikan kegiatan wisata air. olah
raga air serta adanya rencana pembangunan Masjid ditengah Teluk
Kendari adalah merupakan suatu potensi unggulan daerah yang perlu
terus dikembangkan. Keberadaan pulau Bungkutoko yang menurut
rencana tata ruang didaerah tersebut akan dibangun Pelabuhan Peti
Kemas dan pembangunan Jembatan Talia Bungkutoko merupakan
bagian yang akan meningkatkan perekonomian Kota Kendari.
d.

Laju Tingkat Investasi

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 35

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Perkembangan investasi di Indonesia sejak krisis moneter telah
mengalami

Stagnasi

dan

kelesuan

yang

berpengaruh

terhadap

perkembangan ekonomi nasional dimana salah satu indikator yang


dapat di lihat adalah menurunnya jumlah proyek dan nilai investasi PMA
dan PMDN yang telah disetujui. Hal ini tentu harus menjadi perhatian
bagi Pemerintah agar dapat mengevaluasi kebijakan yang selama ini
ada.dalam

rangka

meningkatkan

iklim

invsetasi

yang

baik

bagi

pengusaha yang akan melakukan investasi khususnya di Kota Kendari.


Selama ini ada beberapa permasalahan yang sering dihadapi oleh para
pengusaha dalam rangka untuk melakukan investasi di Kota Kendari
yaitu : 1) Ketidakpastian biaya investasi yang harus dikeluarkan. 2)
Perubahan peraturan Pemerintah daerah yang tidak jelas. dengan
birokrasi yang berbelit-belit khususnya terkait dengan pengurusan izin.
3) Kondisi infrastruktur yang kurang memadai. 4) Izin investasi dan nilai
investasi yang tidak transparan. Untuk lebih jelasnya perkembangan
nilai investasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. 21
Rekapitulasi Nilai Investasi PMA dan PMDN Tahun 2008 2010
NO

Tahun

1.

2008

2.

2009

3.

2010

Total

Nilai Investasi
PMA (US$)

Penyerapan Tenaga Kerja

PMDN (Rp)

PMA

552.456.40
6

472.459.911.77
2

33.079.45
1
120.462.81
6
705.998.67
3

81.309.006.0
50
237.194.510.8
42
790.963.428.66
4

PMDN

10.61 Orang

10.734 Orang

14.14 Orang

2.770 Orang

14.466
Orang

2.394 Orang

29.668
Orang

15.895 Orang

Sumber : Laporan Hasil Pemantauan dan Pengawasan Penanaman Modal Tahun 2010

e.

Laju Tingkat Inflasi Daerah


Berdasarkan Analisis Data Statistik Kota Kendari. Inflasi IHK
(Indeks Harga Konsumen) atau Inflasi Umum (Headline Inflation)
dengan tahun dasar 2002 = 100. tercatat bahwa inflasi umum Kota
Kendari tahun 2009 sebesar 4.60 yang berarti mengalami penurunan
dua digit jika dibandingkan dengan

inflasi tahun 2008 sebesar 15.28

persen. Angka tersebut lebih tinggi 7.75 point jika dibandingkan dengan
inflasi tahun 2007 yang mencapai sebesar 7.53 persen.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 36

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
f.

Potensi Ekonomi
Potensi ekonomi dibidang pertanian khususnya Tanaman Pangan
di Kota Kendari dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan.
baik dalam kualitas maupun dalam jumlah produksi. dan untuk
pengembangannya masih tersedia lahan. Khusus tanaman padi sawah.
selain dikembangkan di Kota Kendari juga mendapatkan pasokan dari
berbagai daerah sekitar. seperti dari Kabupaten Konawe. Konawe
Selatan dan bahkan dari luar propinsi Sulawesi Tenggara. Dari potensi
lahan 1379 Ha untuk Padi Sawah masih ada peluang sebesar 967 Ha
yang tersebar di kecamatan Mandonga. Baruga. Poasia. Kambu dan
Abeli.
Jenis tanaman perkebunan rakyat yang diusahakan di Kota Kendari
terdiri dari 13 (tiga

belas) jenis. namun yang diusahakan dan

dikembangkan. mengingat produksinya sangat potensial untuk ekspor.


baru terbatas pada 5 (lima) jenis tanaman yaitu kelapa. kopi. lada.
jambu mente dan kakao. Berdasarkan Data Statistik. pada tahun 2009
dari beberapa jenis produksi tanaman perkebunan rakyat. lima jenis
tanaman perkebunan rakyat diatas merupakan lima terbesar hasil
produksinya. yaitu Jambu Mete 510.00 ton. Coklat sebesar 394.00 ton.
Kelapa Dalam sebesar 337.00 ton. Lada sebesar 309.00 ton dan pinang
sebesar 96.00 ton. Produksi yang mengalami kenaikan yang sangat
signifikan di tahun 2009 adalah Lada dengan peningkatan sebesar
276.51 persen disusul cengkeh sebesar 263.23 persen.
Untuk sektor Peternakan. permasalahan yang masih sering
dihadapi adalah permintaan hewan potong yang terkadang masih sulit
untuk

mendapatkannya.

hal

ini

disebabkan

karena

pengelolaan

peternakan masih sangat tradisional hinngga permintaan pasar kadangkadang tidak dapat dipenuhi. Populasi ternak yang dikembangkan di
Kota Kendari terdiri dari ternak besar. ternak kecil. dan ternak unggas.
Untuk ternak besar meliputi Sapi. Kerbau. dan Kuda sedangkan ternak
kecil adalah Kambing. Domba. dan Babi. dan Babi serta serta Ternak
Unggas meliputi Ayam Kampung dan Ayam Ras serta Itik Manila.
Populasi ternak besar di Kota Kendari tahun 2009 adalah sebanyak
2.191 ekor yang terdiri dari ternak Sapi 2173 ekor.ternak Kerbau 16 Ekor
dan ternak Kuda sebanyak 2 Ekor.
Adapun Populasi ternak kecil di Kota Kendari sebanyak 3223 ekor
yang terdiri dari 3123 ekor ternak kambing dan 100 ekor ternak Babi.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 37

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Penduduk

Kecamatan

Kendari

paling

banyak

memelihara

ternak

Kambing yaitu 700 Ekor atau 22.41 % dari total Ternak Kambing di Kota
Kendari. disusul Kecamatan Poasia dan Abeli masing-masing sebesar
17.61 % dan 14.51 % dari total ternak kambing. Sedangkan Ternak Babi
hanya terdapat di Kecamatan Mandonga dan Kadia masing-masing
sebanyak 30 ekor dan 70 ekor.
Untuk Ternak Unggas populasinya mencapai 829563 ekor pada
tahun 2009 yang meliputi ayam Kampung sebesar 327.029 ekor atau
39.42 % dari seluruh ternak kecil yang ada di Kota Kendari. Ayam Ras
pedaging dan petelur masingmasing sebesar 458.033 dan 40.500 erkor
atau 55.21% dan 4.88 % dari seluruh ternak unggas yang ada di Kota
Kendari.
Potensi Perikanan di Kota Kendari hingga saat ini masih
merupakan potensi yang besar. terdapat 4 (empat) jenis yaitu Budidaya
air tawar. Tambak. Kolam. Penangkapan Ikan Laut (Perairan). Keempat
jenis tersebut sebagian telah dilakukan pengelolaan secara modern
dengan tingkat kualitas yang baik dan bernilai ekspor.
Rencana pengembangan kawasan industri di Kota Kendari
diarahkan untuk pengembangan industri pada kawasan potensial untuk
dikembangkan. Pembangunan industry ditujukan untuk memperluas
kesempatan kerja. meratakan kesempatan berusaha. meningkatkan
ekspor dalam menunjang pembangunan daerah dengan memanfaatkan
sumber alam dan energi serta sumber daya manusia. Dari hasil Survei
Industri Besar dan Sedang tahun 2009. menunjukkan bahwa ada 23
buah perusahaan dan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.533 orang.
Saat ini industry yang memiliki potensi dan ada di Kota Kendari terdiri
dari industry perikanan yang berada dalam naungan Pelabuhan
Perikanan Samudra (PPS). Industri Kerajinan Kayu dan Rotan yang
produksinya telah dipasarkan baik untuk local maupun ekspor. saat ini
yang memiliki nilai ekspor baru kerajinan gembol. sedangkan untuk
meubiler kayu dan rotan baru memenuhi permintaan local dan antar
pulau.
Pariwisata Kota Kendari meliputi Wisata pulau. Budaya. Pantai dan
Wisata Agro. Potensi pariwisata ini diharapkan mampu meningkatkan
PAD.
Tabel 4. 21
Rekapitulasi Nilai Investasi PMA dan PMDN Tahun 2008 2010
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 38

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

NO

Tahun

1.

2008

2.

2009

3.

2010

Total

Nilai Investasi
PMA (US$)

Penyerapan Tenaga Kerja

PMDN (Rp)

552.456.40
6

472.459.911.77
2

33.079.45
1
120.462.81
6
705.998.67
3

81.309.006.0
50
237.194.510.8
42
790.963.428.66
4

PMA

PMDN

10.61 Orang

10.734 Orang

14.14 Orang

2.770 Orang

14.466
Orang

2.394 Orang

29.668
Orang

15.895 Orang

Sumber : Laporan Hasil Pemantauan dan Pengawasan Penanaman Modal Tahun 2010

Potensi pariwisata di Kota Kendari sebenarnya cukup besar. jika


dilihat dari data potensi pariwisata yang ada pada tahun 2008 (Tabel
2.13). hanya saat ini belum semua potensi tersebut dioptimalkan. masih
ada beberapa obyek wisata yang masih belum dapat dikelola dengan
baik sehingga hanya dibiarkan alami sebagaimana yang ada saat ini.
Tahura Murhum misalnya. peluang untuk dijadikan sebagai obyek wisata
alam dan pendidikan sangat baik.hny saat ini upaya untuk menata dan
menyediakan sarana infrastruktur untuk mendukung obyek wisata
tersebut belum sepenuhnya dilakukan. Demikian pula dengan beberapa
obyek wisata lainnya yang ada. Pantai Nambo adalah salah satu obyek
wisata pantai yang saat ini dikelola oleh Pemerintah Daerah dan
merupakan salah satu sumber PAD Kota Kendari. sedangkan beberapa
obyek wisata lainnya belum memberikan distribusi sebagai sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Potensi

Perdagangan

di

Kota

Kendari

berupa

Kegiatan

perdagangan antarpulau di Kota Kendari memperdagangkan barangbarang yang berasal dari hasil bumi dan laut. Hasil bumi meliputi
barang-barang

hasil

tanaman

pangan.

perkebunan.

perikanan.

peternakan. dan hasil hutan. sedangkan hasil laut meliputi ikan dan
hasil-hasil lainnya.
Nilai impor pada pelabuhan bongkar Kota Kendari pada tahun
2011. mengalami peningkatan yang. jika dibandingkan dengan nilai
impor tahun 2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar (51.85)
persen. Impor terbesar oleh kota Kendari pada tahun 2011 adalah pada
komoditas bahan bakar mineral yaitu mencapai 2.232.103 kilogram
dengan nilai 1.305.201 US$. Sedangkan ekspor terbesar adalah pada

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 39

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
bijih logam. terak. dan abu sebesar 3.920.469.877 kilogram dengan nilai
sebesar 79.431.801 US$.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

IV - 40

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

BAB 5.

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA KENDARI

5.1 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD)
Penyusunan Visi, misi, kebijakan dan program RPJMD Kota Kendari
disusun sebagai penjabaran dari visi dan misi pasangan Walikota dan
Wakil Walikota terpilih. Visi dan misi tersebut kemudian dijabarkan
dalam bentuk dokumen perencanaan dengan memperhatikan kondisi,
gambaran umum daerah serta kebijakan pengembangan pembangunan
Kota Kendari.
Penetapan visi dan misi RPJMD adalah untuk menjembatani
harapan yang ingin dicapai pada visi dan misi yang ditetapkan dalam
Perda No. 10 Tahun 2001 dengan kondisi yang ingin dicapai dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun masa jabatan Walikota dan Wakil Walikota terpilih.

5.1.1. Visi
Visi jangka panjang Kota Kendari, berdasarkan Peraturan Daerah
(PERDA) Kota Kendari Nomor 10 Tahun 2001 adalah Mewujudkan
Kota Kendari Tahun 2020 Sebagai Kota Dalam Taman yang
Bertaqwa, Maju, Demokratis dan Sejahtera, sedangkan Visi
Walikota dan Wakil Walikota Kendari adalah Terwujudnya Kota
Kendari Tahun 2017 sebagai Kota bersih dan Hijau yang
Berakhlak, Maju, Demokratis dan Sejahtera.
5.1.2. Misi
Untuk mendukung Visi yang telah ditetapkan maka dijabarkan
beberapa

Misi

yang

dapat

mendukung

penjabaran

Visi

tersebut.Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan


instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Adapun Misi
Kota Kendari adalah sebagai berikut:

1. Misi

Lingkungan,

Mempertahankan

dan

meningkatkan

kualitas,

keseimbangan dan keserasian lingkungan kota yang indah sejuk sehat dan
lestari;

2. Misi SosialKemasyarakatan, mendukung penciptaan suasana kehidupan


masyarakat kota yang agamais, aman, rukun, damai dan harmonis serta

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V -1

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

mendorong

pemberdayaan

lembaga

kemasyarakatan

untuk

semakin

berperan dalam pembangunan kota;

3. Misi Pelayanan Prima, mengembangkan sistem pelayanan yang prima bagi


masyarakat secara adil, cepat, dan transparan, terjangkau (layak harga),
mandiri dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable);

4. Misi Perekonomian, mendorong pertumbuhan perekonomian kota yang


berbasis pada ekonomi kerakyatan serta menciptakan iklim yang kondusif
bagi pelaksanaan investasi sesuai potensi daerah.

5. Misi Profesionalisme Aparat, mengembangkan kualitas sumberdaya aparat


yang profesional, bermoral dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugas
dan pelayanan.

6. Misi Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance) , menciptakan tatanan


pemerintahan yang bersih, demokrasi, berwibawa dan bertanggungjawab.
5.1.3 Strategi Pembangunan
Strategi Pembangunan Daerah adalah pilihan-pilihan strategis
yang menjadi payung kebijakan dalam mengimplementasikan program
kepala daerah.Strategi pembangunan diperlukan agar setiap program
dan kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Proses

penentuan

strategi

pembangunan

dilakukan

dengan

menganalisis isu-isu pokok yang berkembang secara sistematis, melalui


identifikasi

berbagai

faktor-faktor

dalam

lingkungan

internal

dan

eksternal.
Analisis lingkungan ini menggunakan pendekatan SWOT analysis
(Strength,

Weakness, Oppurtunity, Threat) yang mengidentifikasikan Kekuatan,


Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang dimiliki/dialami Pemerintah Kota
Kendari.
Strategi pembangunan yang digunakan mengatasi permasalahan
pembangunan Kota Kendari selama tahun 2013-2017 untuk mencapai
visi dan misi adalah berpijak pada kerangka 3 4 5.Kerangka 3 4

5,

adalah

suatu

strategi

pendekatan

pembangunan

yang

komprehensif dan berjenjang, dengan memfokuskan manusia sebagai


pusat dan awal dari orientasi pembangunan (3), kemudian dilanjutkan
dengan pembangunan dan pengembangan kelembagaan di tingkat
lingkungan (4) dan selanjutnya harapan sasaran di tingkat kota (5).

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V -2

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Untuk mengimplementasikan kerangka tersebut maka ditetapkan


beberapa strategi sebagai berikut:
1. Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia
Strategi

pengembangan

pengembangan

sumberdaya

Aspek

3,

yakni

manusia

berpijak

pendekatan

pada

pembangunan

manusia paripurna, yang mengembangkan tiga dimensi potensi


manusia,

yakni

(1)

potensi

akal

dan

ilmu

pengetahuan

(kognitif/head), (2) potensi moral/etik (afektif/hearth) dan (3)


potensi keterampilan dan gerakan (psikomotorik/hand).
Lebih jauh, strategi ini dimaksudkan untuk menciptakan pemerataan
kualitas manusia, serta memberi ruang yang cukup bagi tumbuhnya
partisipasi masyarakat pada berbagai bidang pembangunan, yang
bertujuan mewujudkan pemberdayaan SDM sesuai peran dan
fungsinya dalam kelompok masyarakat dan lembaga pemerintah.
2. Strategi Pengembangan Kelembagaan Masyarakat
Strategi pengembangan kelembagaan masyarakat diarahkan untuk
memperkuat kelembagaan sosial masyarakat dalam aspek ekonomi
dan politik serta memperluas peranserta partisipasi masyarakat baik
dalam pengambilan keputusan kebijakan publik, maupun dalam
tahap implementasi dan evaluasi.
Bertolak dari semangat tersebut maka pilihan pendekatannya adalah
dengan 4 (catur) Bina, yakni:
1. Bina Spritual
Yakni sebuah pendekatan pembangunan peningkatan keimanan,
mental dan spritual untuk keluarga dan warga dan keluarga.Bina
spritual

juga

mencakup

pemantapan

kelembagaan

agama

sebagai sarana penguatan keimanan, persaudaraan bahkan


untuk penguatan perekonomian masyarakat.
2. Bina Sosial Ekonomi
Yakni sebuah pendekatan penguatan kelembagaan masyarakat
yang

bermuara

pada

perluasan

kesempatan

kelembagaan

ekonomi dan sosial masyarakat untuk barpartisipasi dalam


kegiatan pembangunan.Secara khusus bina ekonomi adalah
penguatan

kelembagaan

ekonomi

masyarakat

agar

dapat

berfungsi baik untuk pemenuhan kebutuhan dasar maupun yang


bersifat pengembangan produksi dan pemasaran.Sedangkan
bina

sosial

adalah

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

penguatan

lembaga-lembaga

V -3

sosial

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

kemasyarakatan baik dalam fungsinya sebagai media persatuan


dan komunikasi antar anggota, maupun penguatan fungsi
sebagai wadah perwakilan dan penyaluran kepentingan dan
aspirasi masyarakat.
3. Bina Fisik/Lingkungan
Yakni pendekatan peningkatan kesadaran dan peranserta masyarakat
dalam dalam perbaikan, pemeliharaan, peningkatan dan
pelestarian lingkungan fisik (buatan) maupun alam.
4. Bina Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan Yakni
pendekatan peningkatan peranserta masyarakat dalam pembangunan serta
ikut terlibat dalam penanggulangan kemiskinan.
3. Strategi Pengembangan Sektor-Sektor Strategis
Strategi pertumbuhan sektor-sektor strategis adalah mendorong
pengembangan sektor-sektor, masing-masing untuk bidang ekonomi
adalah sektor yang secara signifikan memberikan efek ganda
(multiplier effect) bagi perekonomian masyarakat, sedangkan untuk
bidang

sosial

meningkatkan

budaya

adalah

kapasitas

dasar

sektor-sektor
manusia

yang

seperti

berfungsi
pendidikan,

kesehatan dan keterampilan. Secara khusus sasaran-sasaran dari


sektor strategis ini adalah bermuara pada 5 sasaran pokok yakni:
1. Penegakkan peraturan (Enforcement)
Bahwa seluruh warga masyarakat mempunyai kedudukan dan
perlakuan

yang

sama

di

depan

hukum.

Peraturan

dan

perundangan yang telah ada harus dapat dilaksanakan tanpa


pilih kasih.Meskipun demikian, peraturanperaturan yang telah
ada harus dapat ditinjau kembali, dengan memperhatikan
prinsip-prinsip keadilan, efisiensi dan partisipatif.
2. Pengembangan Perekonomian Masyarakat (Economy)
Bahwa sektor-sektor usaha yang akan didorong adalah sektorsektor yang mempunyai efek pengganda yang besar dalam hal
menggerakan perekonomian masyarakat dan penyerapan tenaga
kerja. Selanjutnya, pertumbuhan perekonomian yang terjadi,
diharapkan dapat memberikan dampak yang seluas-luasnya bagi
seluruh komponen masyarakat.
3. Pelestarian Lingkungan (Environment)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V -4

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Bahwa

implikasi

pembangunan

fisik

dalam

pembangunan,

seharusnya memperhatikan daya dukung lingkungan.Prinsipprinsip pelestarian alam dan pembangunan yang berkelanjutan,
menjadi landasan pelaksanaan fisik pembangunan.Proporsi ruang
terbuka hijau dan terbangun, sebagai persyaratan mewujudkan
visi Kota dalam Taman, menjadi landasan dalam pemanfaatan
ruang.

4. Keadilan yang setara (Equity)


Bahwa seluruh langkah dan gerak pembangunan baik dalam
pelaksanaan dan pemanfaatannya harus mempertimbangkan
prinsip keadilan yang setara.Bahwa setiap warga masyarakat
berhak mendapatkan pelayanan, penghargaan dan manfaat yang
setara dan proporsional.
5. Peranserta Masyarakat (Engagement)
Bahwa pemerintah kota akan mengedepankan prinsip-prinsip
keterbukaan dan partisipatif dalam pengambilan keputusan
kebijakan publik. Peranserta masyarakat dimungkinkan untuk
semua

tahapan

pembangunan

mulai

dari

perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.

5.1.4 Arah dan Kebijakan serta Agenda Pembangunan


Dalam rangka pencapaian Visi dan Misi
terangkum

dalam

Perda

Nomor

10

Kota Kendari yang


Tahun

2001,

yaitu

Mewujudkan Kota Kendari Tahun 2020 sebagai Kota


Dalam

Taman

yang

Bertaqwa,

Sejahtera maka ditetapkan


kebijakan

khusus

sebagai

Maju,

Demokratis

dan

beberapa kebijakan umum dan


perencanaan

menengah

yang

diharapkan menjadi landasan bagi tahap pembangunan 5 (lima)


tahun ke depan.
Berdasarkan pokok-pokok Prioritas Pembangunan Daerah yang
diuraikan di atas, maka Arah Kebijakan Umum Pemerintah Kota
Kendari Tahun 20132017 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan yang
berkelanjutan (Environment).

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V -5

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

2.
Meningkatkan Fungsi Kota Kendari sebagai Kota Pelayanan Skala Regional dan
terpenuhinya tingkat kebutuhan masyarakat (Environment, Employment,

Engagement).
3. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat sesuai dengan Visi Indonesia
Sehat 2010 (Equity dan Engagement).
4. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah serta Pelestarian Nilai-Nilai Budaya ( Ethic, Employment dan

Equity).
5. Meningkatkan Rasa Aman, Sikap Hidup yang tertib dan disiplin bagi seluruh
masyarakat (Ethic, Engagement).
6. Menegakkan Prinsip-Prinsip Kepemerintahan yang baik (good governance)
dan Penegakkan Supremasi Hukum (Ethic, Equity dan Engagement).
7. Meningkatkan Iklim Usaha yang kondisif dan adil bagi semua pelaku usaha
dalam

mengembangkan

perekonomian

kota

yang

berbasis

ekonomi

kerakyatan, pengentasan kemiskinan dan pengangguran ( Environment,

Employment, Engagement dan Equity).


8. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur daerah (Ethic dan
Engagement).
Selain kebijakan umum, dalam RPJMD juga ditetapkan sejumlah
kebijakan khusus yang diarahkan untuk percepatan pembangunan
Kota Kendari dalam lima tahun kedepan. Kebijakan khusus
tersebut dirangkum dalam sebuah Program Unggulan Strategis,
yang penjelasannya sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Kualitas Moral, Akhlak, dan Disiplin.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah:
a. Pengajian Eksekutif
b. Pengentasan buta baca Al-Quran
c. Gerakan shalat fardhu berjamaah
d. Keluarga sakinah.
e. Intensifikasi Majelis Taklim
f.

Karakter Building masyarakat

g. Pemberdayaan dan Peningkatan Kesejahteraan RT/RW/Imam


Mesjid/Pendeta
2. Program peningkatan sarana dan prasarana dasar perkotaan.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah:

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V -6

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

a.
Lanjutan Pembangunan jalan lingkar luar (outer ring road).
b. Penuntasan Pembangunan Jembatan TALIA BUNGKUTOKO
c. Penanganan Drainase Kota Secara Komprehensif dan Terintegrasi.
d. Pembangunan dan Pembukaan jaringan Jalan dan Jembatan Baru.
e. Penuntasan Pengaspalan Jalan Wilayah Kota
f.

Pengaspalan Jalan Dalam Lingkungan Perumahan.

g. Optimalisasi Operasional PDAM Tirta Anoa Kendari.


h. Perbaikan dan Pemasangan Jaringan Distribusi dari Tempat Penampungan ke
Pelanggan.
3. Program peningkatan pengelolaan DAS dan Teluk Kendari.
a. Normalisasi Sungai Dalam Wilayah Kota Kendari.
b. Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi di Kawasan Labibia dan Amohalo.
4. Program Pengelolaan sampah dan kebersihan.
a. Menjaga Kota Kendari Tetap Bersih secara konsisten
b. Optimalisasi Program Bougenville City
5. Program penataan perumahan, permukiman, dan Prasarana Sosial

dan

Pendidikan
a. Implementasi dari Perda RTRW.
b. Pembangunan Kawasan Pemuda dan Olahraga Yang Terintegrasi
c. Memfasilitasi Terwujudnya SULTRA CULTURE CENTER (Pusat
Budaya Sulawesi Tenggara)
d. Peningkatan SDM Melalui Pelatihan dan Beasiswa Pendidikan (CERDAS TRIPLE
H Kota Kendari).
e. Perwujudan Kota Layak Anak dan Keberpihakan Gender
f.

Rehabilitasi,

Peningkatan

dan

Pembangunan

Sarana

dan

Pendidikan Tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK.


6. Program pembangunan Sarana dan Prasarana Perekonomian Kota
a. Penuntasan Pembangunan dan Perbaikan Pasar.
b. Optimalisasi Pemanfaatan Pasar Sentral Kota
c.

Penyelesaian Pembangunan dan Pemanfaatan Pasar Wua-wua

d. Perbaikan Pasar baruga


e. Peningkatan/Perbaikan Pasar Anduonohu
f.

Perbaikan Pasar Lapulu

g. Optimalisasi Pemanfaatan Kawasan PKL


h. Perluasan dan Optimalisasi Kawasan Kuliner Kendari Beach
7. Program kerjasama multipihak/multi stakeholders

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V -7

Prasarana

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

a.
Kemudahan Investasi Bagi Sektor Swasta, Seperti : Tax Holiday, Memfasilitasi
IMB bertahap.
b. Peningkatan kerjasama antar Sektor Swasta (Reinventing Government)
seperti Perhotelan, Franchise, SPBU,Dll).
8. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
a. Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis bagi Seluruh Masyarakat Kota Kendari
Melalui JAMKESDA.
b. Peningkatan

Sarana,

Prasarana

dan

Optimalisasi

Operasional

RSUD

Abunawas.
c. Peningkatan Sarana Prasarana dan Operasional Puskesmas (Perwujudan Kota
Kendari Sebagai Kota Sehat.
d. Pelayanan Prima Bidang Kesehatan (PHBS, CITRA PELAYANAN PRIMA).
e. Program KOTA SEHAT.
9. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan
a. Pengembangan BLUD menjadi Lembaga Keuangan Mikro
b. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Program Persaudaraan Madani
c. Intensifikasi Program PNPM-MP & Pengembangan P2MK Serta P2KP.
d. Peningkatan Program Bedah Rumah
e. Pemberian Raskin Gratis (Pada Kondisi Darurat)
f.

Subsidi Pemasangan Daya Listrik Gratis bagi MBR

g. Sertifikasi Tanah Bagi MBR (Proda)


h. Subsidi Pemasangan Jaringan Air Bersih bagi MBR
i.

IMB Gratis Untuk RSS Bagi MBR

j.

Pelatihan dan Sertifikasi Keterampilan Tenaga Kerja (Tukang Kayu,


Bangunan, Home Industri, DLL)

k. Akte Kelahiran Gratis


l.

Biaya Pemakaman Gratis bagi MBR.

10. Program Perwujudan GREEN CITY

(Kota Ramah Lingkungan) dengan 8

Atributnya :
a. Green Planning and Design RTRW; Ruang Terbangun : Ruang
Terbuka (60 : 40)
b. Green Waste; 3R (Reuse, Reduce, Recycle) Menuju Konsep Zero Waste
(Pengolahan Sampah Terpadu, Tidak ada yang Terbuang).
c. Green Community; Kampung Hijau
d. Green Open Space; RTH (Mengatasi Masalah Banjir dan Kawasan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V -8

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Kumuh melalui Penataan Kawasan Bantaran Sungai +


Rusunami)
e. Green Transportation; Orientasi Transportasi Publik, penggunaan Transportasi
Massal, Ramah Lingkungan, mendorong Penggunaan Transportasi Bukan
Kendaraan Bermotor, berjalan kaki, bersepeda melalui konsep Invitation
Planning.
f. Green Building; Green Wall & Green Roof
g. Green Water; Konsep Zero Run-Off (Semua air harus bisa diresapkan kembali
ke dalam tanah konsep ekodrainase artinya setiap bangunan mempunyai
sumur resapan, Bio Pori di ruang terbuka.
h. Green Energy; Bahan Bakar Terbarukan (Pemanfaatan Gas Metan, PLTS) Bio
Fuel.

5.2 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung

5.3 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kota


Kendari (RISPAM)
5.3.1. Daerah Pelayanan
Sistem penyediaan air bersih PDAM Kota Kendari dengan sistem jaringan
perpipaan yang meliputi sub sistem pengambilan air baku, sub sistem
pengolahan, dan sub sistem distribusi.
Sub sistem pengambilan air baku dengan memanfaatkan yaitu:
Air permukaan yaitu sungai Konaweha di instalasi sumber air Pohara.
Mata air di instalasi sumber air Anggoeya dan Gunung Jati.
Mata air dan air permukaan yaitu sungai Wanggu di instalasi sumber air
Andounohu.
Air tanah di instalasi sumber air Lepo-lepo Indah
Instalasi sumber air Pohara dan Lepo-Lepo Indah dalam pengambilan air
baku dengan sistem pompa sedangkan instalasi sumber air Andounohu,
Anggoeya dan Gunung Jati dengan sistem gravitasi. Sub sistem
pengolahan yang beroperasi yaitu instalasi pengolahan air Punggolaka
yang merupakan instalasi pengolahan air sumber Pohara, dan memiliki
ground reservoar dengan kapasitas 2500 m3. Di samping itu Anggoeya
juga memiliki pengolahan namun masih sangat sederhana. Sedangkan
Gunung Jati, Andounohu dan Lepo-lepo tidak memiliki pengolahan
namun hanya melalui reservoar.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V -9

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Untuk

sub

sistem

distribusi

seluruhnya

menggunakan

sistem

perpompaan dimana sumber air Pohara digunakan untuk melayani


wilayah Puwatu, Kota dan Wua-Wua, sumber air Gunung Jati untuk
melayani wilayah Gunung Jati, Kendari Beach dan Kota Lama, sumber air
Andounohu dan Anggoeya untuk melayani wilayah Andounohu, Poasia
dan Abeli, sedangkan sumber air Lepo-lepo Indah untuk melayani
wilayah perumahan Lepo-lepo Indah. Jaringan distribusi air bersih PDAM
Kota Kendari dibagi menjadi 5 (lima) wilayah zona, dimana setiap zona
melayani suatu kawasan tertentu.
5.3.2. Rencana Pengembangan SPAM
Sebagai satu-satunya perusahaan jasa penyedia layanan air bersih,
PDAM Kota kendari berusaha untuk selalu meningkatkan pelayanan
semaksimal mungkin. Sampai Tahun 2006 PDAM Kota Kendari baru
mampu

melayani

sejumlah

16.489

unit

pelanggan

di

(tiga)

Kecamatan, Kendari Barat, Mandonga, dan Baruga yang berada dalam


satu wilayah pengaliran Sungai Pohara. Jumlah penduduk yang baru
terlayani sekitar 98.934 jiwa atau sebesar 40,45% dari total jumah
penduduk Kota Kendari yang berjumlah 244.586 jiwa (Data hasil audit
atas kinerja PDAM Kota Kendari Tahun 2006).
Tingkat pelayanan ini relatif kecil jika dibandingkan perkembangan
fasilitas dan pertumbuhan penduduk yang ada. Karena berdasarkan
Standar

Nasional

Indonesia

(SNI),

pelayanan

minimum

untuk

pemenuhan kebutuhan air bersih adalah 55-75 %.


Tingkat kepadatan penduduk yang tidak merata, membuat area
pelayanan PDAM Kota Kendari saat ini hanya dapat menjangkau daerahdaerah

tertentu

saja,

seperti

pemerintahan,perdagangan

dan

sekitarnya. Di sisi lain topografi perbukitan bergelombang rendah


dengan

kemiringan

ke

arah

Teluk

Kendari

turut

mempengaruhi

pendistribusian air pada area pelayanan. Akibat perbedaan wilayah


kerendahan-ketinggian

ini

PDAM

melakukan

sistem

penggiliran

pendistribusian air setiap 2-3 hari sekali dengan lama pengaliran 6-8
jam.
Namun demikian, dengan segala faktor keterbatasan yang ada, PDAM
Kota Kendari tetap menjadi jasa penyedia utama air bersih yang sangat
diharapkan oleh masyarakat Kota Kendari, mengingat kondisi wilayah

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V - 10

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

yang tidak memungkinkan bagi masyarakat untuk mendapatkan sumber


air lain.
Rencana Pengembangan SPAM PDAM Kota Kendari yang mendesak saat ini
adalah :
1. Pengembangan Daerah Layanan untuk Kecamatan Abeli yag saat
ini belum terlayani oleh PDAM kota kendari, Kecamatan Poasia
dengan kondisi eksisting yang terlayani baru sekitar 40 %, dan
pengembangan Jaringan Kecamatan Kambu

yang bersumber

dari Unit Anggoeya dengan kapasitas air baku 40 liter/ dtk.


Kualitas air produksi yang semakin menurun menjadi keluhan
masyarakat,

sehingga

di

perlukan

pembangunan

Instalasi

Pengolahan Air dengan kapasitas 40 liter/detik


2. Pengembangan

Daerah

Layanan

untuk

Kecamatan

Puwatu

dengan kondisi eksisting yang terlayani saat ini baru sekitar 25


%, Kecamatan Kendari yang saat ini baru terlayani 20 % Melalui
Booster Kendari Beach dan pengembangan Layanan pada
kecamatan Kadia yang bersumber dari Unit Punggolaka/Pohara.
Rencana Pengembangan SPAM Kota Kendari Jangka Menengah dan Jangka
Panjang :
1. Pengembangan Daerah Layanan Kecamatan Puwatu , Kecamatan
Wuawua,

Kecamatan

Mandonga

Kecamatan

Baruga

dan

Kecamatan Kendari yang berasal dari Unit Punggolaka/Pohara


Melalui Booster Kendari Beach ditambah Unit Gunung Jati,
dengan meningkatkan Kapasitas produksi menjadi 350 liter/detik
2. Pengembangan

Daerah

Layanan

Untuk

Kecamatan

Abeli,

Kecamatan Poasia, Kecamatan Kambu dan Kecamatan Baruga


yang berasal dari Unit Anggoeya.
Secara garis besar permasalahan aspek teknis yang dihadapi
PDAM Kota kendari dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM
dapat di lihat pada tabel Berikut :

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V - 11

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

BIDANG CIPTA KARYA KOTA


KENDARI
TAHUN 2016-2020

Tabel 4. 21
Rekapitulasi Nilai Investasi PMA dan PMDN Tahun 2008 - 2010
NO

Tahun

1.

2008

2.

2009

3.

2010

Total

Nilai Investasi
PMA (US$)

PMDN (Rp)

552.456.40
6

472.459.911.77
2

33.079.45
1
120.462.81
6
705.998.67
3

81.309.006.0
50
237.194.510.8
42
790.963.428.66
4

Penyerapan Tenaga Kerja


PMA

PMDN

10.61 Orang

10.734 Orang

14.14 Orang

2.770 Orang

14.466
Orang

2.394 Orang

29.668
Orang

15.895 Orang

Sumber : Laporan Hasil Pemantauan dan Pengawasan Penanaman Modal Tahun 2010

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V - 13

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Gambar 5.1
Peta Rencana Pengembangan SPAM di Kota
Kendari

5.3.3. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum


Tingkat kebocoran yang terjadi di PDAM Kota Kendari tergolong tinggi,
yaitu sebesar 32,57 persen (Data laporan kinerja PDAM Kota Kendari
tahun 2009). Penyebab utama daripada tingginya tingkat kebocoran ini
disebabkan oleh usia pipa yang sudah melampaui usia manfaat (di atas
20 tahun). Hal lain adalah diakibatkan oleh pencurian air, rusak dan
belum terpasangnya sebagian besar meter air pelanggan. Terdapat
5000 unit kerusakan yang terjadi pada meter air pelanggan.Disamping
itu juga faktor human error yang tak kalah turut mempengaruhi, yaitu
ketidakakuratan pencacatan meter air pelanggan oleh petugas.
Besarnya tingkat kebocoran yang terjadi pada PDAM Kota Kendari ini
tidak dapat ditoleransi, karena telah melampaui batas kriteria atau
standar umum yang ada, yaitu sebesar 20-30 persen. Berikut data
kebocoran PDAM Kota Kendari dari tahun 2005 sampai tahun 2009.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V - 13

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

Tabel 5.2
Data Tingkat Kebocoran PDAM Kota Kendari
Uraian

Satu
an

2005

2006

Tahun
2007

Audited

Audited

Audited

2008

2009

Non
Audited

Non
Audite
d

Jumlah
distribusi
Jumlah
Penjualan
Jumlah
Kehilangan Air

M3

6,863,121

6,750,716

M3

3,943,122

3,730,723

44.00

44.74

6.301.72
7
3.817.60
1
39.34

6.406.800
3.856.284

6.362.1
59
3.869.9
97

36.66

32.5
7

Sumber: PDAM Kota Kendari 2009

Dimana besarnya tingkat kebocoran yang dimaksud adalah disebabkan


oleh dua hal, yaitu kebocoran teknis dan kebocoran non teknis.
Kebocoran teknis disebabkan oleh kerusakan pada pipa-pipa distribusi
yang sudah tua dan kerusakan pada sambungan aksesoris pipa.
Sedangkan kebocoran non teknis disebabkan oleh pencurian air yang
dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Untuk memperbaiki tingkat kebocoran, pihak PDAM Kota Kendari dari
tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 telah melakukan penggantian
water meter pelanggan dan perbaikan kebocoran, sesuai Tabel VI.6.
Tabel 5.3
Perbaikan Kebocoran dan Penggantian Meter PDAM Kota Kendari
Tahun

Perbaikan Kebocoran

2005

1264

Penggantian
Meter
382

2006

1273

417

2007

902

362

2008

702

205

2009

712

322

Water

Sumber: PDAM Kota Kendari 2009

Secara umum penyebab masalah tingkat kebocoran air di PDAM kota kendari
yang sangat tinggi ini dapat di jabarkan sebagai berikut :
Tabel 5.4
Penyebab Masalah Kebocoran Air PDAM Kota
Kendari
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V - 14

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
N
O
1.

2.

PENYEBAB MASALAH

RENCANA TINDAK

Meter induk dalam kondisi


rusak

1. Pengadaan/penggantian :

Belum maksimalnya sistim

Water meter di intake Pohara 500


mm

Meter induk 300 mm (Kendari Beach)

Meter Induk 250 mm (Anggoeya)

Meter Induk 250 mm (Baruga)

2. Pemasangan Meter distrik pada beberapa


lokasi perumahan

jaringan berbentuk zona


(DistrikPelayanan) Belum
3.

3. Penggantian water meter pelanggan yang

optimalnya sistim

bermasalah sebanyak 7.500 unit

penggantian meter
pelanggan
4.

4. Pembenahan jaringan pipa transmisi dari

yangBermasalah
Kebocoran pipa transmisi dari

intake Pohara hingga ke Booster


Puwatu

intake Pohara hingga ke


booster
Puwatu

5.4. Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)


Visi dan misi sanitasi Kota Kendari disusun dengan mengacu pada visi
misi Kota Kendari yang tertuang dalam RPJMD Kota Kendari, dengan
adanya visi sanitasi kota, diharapkan pemerintah kota dapat memiliki
pandangan, wawasan atau citacita yang akan menjadi acuan bagi
pembangunan sanitasi kota Kendari kedepan. Sedangkan penyusunan
misi sanitasi merupakan upaya-upaya yang akan ditempuh untuk
mewujudkan visi, sehingga dengan adanya misi sanitasi diharapkan
dapat membawa pemerintah kota kepada sesuatu yang lebih fokus.
Berdasarkan hal tersebutlah, maka dipendang perlu menetapkan misi
sanitasi Kota Kendari persubsektor yaitu misi pengelolaan Air limbah
domestik, misi pengelolaan persampahan, misi pengelolaan drainase,
dan misi perilaku hidup bersih dan sehat.
Adapun visi dan misi sanitasi kota kendari dapat terlihat pada tabel berikut :
Tabel 5.5
Visi dan Misi Sanitasi Kota Kendari
VISI KOTA
KENDARI

MISI
LINGKUNGAN

VISI SANITASI

MISI SANITASI

KOTA
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V - 15

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
KENDARI

MISI AIR LIMBAH


Mewujudkan
Kota Kendari
Tahun
2020 sebagai
Kota Dalam
Taman yang
Bertaqwa,

Misi
Lingkungan
Mempertahanka
n dan
meningkatkan
kualitas,
keseimbangan
dan keserasian
lingkungan kota

Terwujudnya
1
Pembangunan
system
2
Sanitasi Kota
Kendari Tahun
2017yang
berkelanjutan
, Terpadu
menuju

VISI KOTA

MISI
LINGKUNGAN

VISI SANITASI

KENDARI

Maju,
Demokratis
dan Sejahtera

KOTA
KENDARI
yang indah
sejuk sehat dan
lestari;

Menyiapkan dan
pengimplementasikan
peraturan daerah tentang
sistem pengelolaan air limbah

MISI SANITASI

Kota Hijau
(Green City)

salah satu
sasaran
kebijakan
yakni
Meningkatkan
Pengelolaan
Sumber Daya
Alam dan
Lingkungan
yang
Berkelanjutan
.
Program
strategis dan
prioritas
GREEN
dengan
atribut,

Meningkatkan akses layanan


air limbah

CITY
8

1). Green
Planning
And Design
2). Green
Waste

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Meningkatkan Peran media


dalam sosialisasi pengelolaan
Air Limbah
Meningkatkan peran serta
masyarakat, dunia usaha dan
kelompok peduli dalam
pengelolaan air limbah

Meningkatkan kapasitas
lembaga dan
SDM dalam pengelolaan air
limbah
MISI PERSAMPAHAN
1

Meningkatkan kegiatan
pengelolaan persampahan
yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan
Meningkatkan akses
pelayanan persampahan
melalui peningkatan kualitas
dan kuantitas layanan
persampahan
V - 16

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
3). Green
Community

4). Green
Energy
(Pemanfaatan
Gas
Metan di TPA
Puuwatu, PLTS)

program
lanjutan 4
atribut lainnya
yaitu:

5). Green Open


Space
6). Green
Transportation
7). Green
Building

Mengoptimalkan
pelaksanaan peraturan
daerah tentang sistem
pengelolaan persampahan
Meningkatkan Peran media
dalam sosialisasi pengelolaan
Persampahan
Meningkatkan peran serta
masyarakat, dunia usaha dan
kelompok peduli dalam
pengelolaan persampahan
Meningkatkan kapasitas
kelembagaan, SDM dan
pendanaan melalui
pengembangan
sumbersumber pendanaan
alternative dalam pengelolaan
persampahan

MISI DRAINASE

8). Green
Water.

VISI KOTA
KENDARI

MISI
LINGKUNGA
N

VISI SANITASI

MISI SANITASI

KOTA
KENDARI
1
2

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

Mengurangi luas area


genangan
Menyiapkan dan
mengimplementasikan
peraturan daerah tentang
sistem pengelolaan drainase
Meningkatkan Peran media
dalam sosialisasi
pengelolaan Drainase
Meningkatkan peran serta
masyarakat, dunia usaha dan
kelp peduli dalam
pengelolaan Drainase

V - 17

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
5

Meningkatkan kapasitas
kelembagaan, SDM dan
pendanaan melalui
pengembangan
sumbersumber pendanaan
alternative dalam
pengelolaan drainase
MISI PHBS
1

Meningkatan kemandirian
masyarakat dalam PHBS

Menyiapkan dan
mengimplementasikan
peraturan daerah tentang
kawasan PHBS
Meningkatkan peran media
dalam
PHBS
Meningkatkan peran serta
dunia usaha dan kelompok
peduli dalam kegiatan
sosialisasi PHBS
Meningkatkan kapasitas
kelembagaan, SDM dan
pendanaan melalui
pengembangan
sumbersumber pendanaan
alternative dalam
pengelolaan drainase

Sumber:
Dokumen

RPJMD Kota
Kendari, hasi

l
penyepakatan nitasi dan Air Minum Kota Kendari
POKJA Sa

RPI2-JM Bidang
Cipt
a Karya Kota Kendari
Tah

un 2015

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V - 18

V - 18

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

5.4.1. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah


Domestik
Tabel 5.7 : Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian
Pengembangan Air Limbah Domestik

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V - 19

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V - 20

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

ISU STRATEGIS DAN


PERMASALAHAN

NILAI

SUMBER &
TAHUN

TUJUAN

PERNYATA

AIR LIMBAH DOMESTIK

7%
WARGA
BELUM
MEMILIKI
2 . MASIH TERDAPAT JAMBAN
JAMBAN DATA
YANG TIDAK SESUAI STANDAR
SESUAI
STUDI
TEKNIS/STANDAR KESEHATAN
STANDAR EHRA 2012
TEKNIS
DAN
KESEHATA
N

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V - 21

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V - 22

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V - 23

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)


BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015

V - 24

Anda mungkin juga menyukai