Nomor
Lampiran
Perihal
Kendari,
Desember 2015
:
Kepada
: 1 (satu) berkas
Yth. MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
: Penyampaian Hasil
PERUMAHAN RAKYAT
Penyusunan Dokumen RPI2JM Cq. Direktur Jenderal CiptaKarya
Bidang Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum
Kota Kendari Tahun 2016 - 2020 Jln. Pattimura No. 20
Jakarta Selatan
Dilaporkan kepada Bapak Menteri bahwa penyusunan
Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2016
- 2020 telah selesai dilakukan. Dokumen RPI2JM Bidang Cipta
Karya ini disusun untuk menyamakan persepsi dan keselarasan
dalam cara pandang atau paradigma dalam perencanaan
program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur
Pemerintah Kota Kendari dengan Pemerintah Propinsi dan
Pemerintah Pusat.
Diharapkan dengan keterpaduan program dan anggaran
ini dapat dihasilkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
karya yang bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya
masyarakat Kota Kendari, Pembangunan regional dan nasional
yang berkelanjutan.
Dokumen RPI2JM Bidang Cipta Karya Tahun 2016 2020
Kota Kendari diharapkan dapat dijadikan acuan/pedoman dalam
setiap kegiatan pembangunan Bidang CiptaKarya di wilayah Kota
Kendari.
Demikian kami sampaikan atas dukungan dan perhatian
Bapak Menteri diucapkan terimakasih.
WALIKOTA KENDARI
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah-NYA, sehingga kita
diberi kesehatan, dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan penyusunan
dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta
Karya Kota Kendari
tahun 2016-2020.
Penyusunan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya Tahun 2016-2020 Kota
Kendari ini disusun untuk memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan oleh Direktorat
Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. Dalam dokumen ini materi
yang dicakup secara teknis meliputi bidang kegiatan Pengembangan Permukiman,
bidang Pengembangan Air Bersih, Pengembangan Drainase Kota, Persampahan,
Pengelolaan Limbah, Pembangunan Jalan Lingkungan, Aspek Pembiayaan dan
Aspek Kelembagaan Daerah yang menangani bidang Cipta Karya Kota Kendari.
Dalam Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2-JM) ini juga
dilengkapi dengan dokumen memorandum atau kesepakatan Rencana Investasi,
terkait dengan alokasi pendanaan yang harus disiapkan oleh masing-masing
stakeholder antara lain Pemerintah Kota, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Pusat
dan kontribusi masyarakat serta sektor swasta dalam pelaksanaannya.
Penyusunan dokumen RPIJM ini merupakan perwujudan dari VISI dan MISI
Walikota dan Wakil Walikota Kendari periode Tahun 2013-2017 yang diharapkan
dapat dimanfaatkan dan menjadi acuan dalam proses perencanaan dan
pelaksanaannya, sehingga dapat memberikan manfaat secara maksimal kepada
semua pihak.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dokumen ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh sebab itu saran dan masukan dari berbagai pihak sangat
diharapkan guna memberikan kontribusi dalam penyempurnaan laporan ini. Kami
juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dan bekerjasama dalam penyusunan dokumen Rencana
Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya Kota Kendari
tahun 2016-2020 ini, semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan Rahmat Hidayah
dan Ridha-Nya kepada kita semua.Terima kasih.
Kendari,
Desember 2015
WALIKOTA KENDARI,
ii
DAFTAR ISI
Surat
Bupati/Walikota .......................................................................
........
Kata
Pengantar ...............................................................................
...........
Daftar
Isi ...........................................................................................
.........
Daftar
Tabel .......................................................................................
........
Daftar
Gambar ...................................................................................
........
Daftar
Istilah .....................................................................................
........
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................
.......
1.1
Latar
Belakang .......................................................................... 1.2
Maksud dan Tujuan RP12-JM Bidang Cipta
Karya ......................... 1.3
Prinsip Penyusunan RP12-JM
Bidang Cipta Karya ......................... 1.4 Mekanisme
Penyusunan RP12-JM Bidang Cipta Karya ..................
BAB II
2.
2
2.
3
2.
4
2.
5
BAB
IX
ASPEK
PEMBIAYAAN ...................................................................
9.1 Profil APBD Kota Kendari
9.2 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
9.2.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya
Bersumber dari APBN dalam 5 tahun ................................
9.2.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya
Bersumber dari APBD dalam 5 tahun ................................
9.2.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta
Karya dalam 5 tahun .......................................................
9.2.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya
Bersumber dari Swasta .................................................... 9.3
Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta
Karya .....................
9.3.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan ......................................
9.3.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah .........................
9.3.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta
Karya .............................................................................
9.4 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan
Bidang Cipta Karya ...................................................................
9.4.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
9.4.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
RENCANA
PROGRAM
DAFTAR TABEL
Nama Tabel
TABEL 2.1
Halaman
II-29
Millenium Development Goals TABEL 3.1 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) dan Pusat III------------------------------------------------------------------------------------4
Kegiatan Wilayah (PKW) berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
TABEL 3.2
Berdasarkan PP Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRWN ------------------------------------TABEL 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan IIIPP Nomor 26
tahun 2008 tentang RTRWN -----------------------------------------------------------------------7
TABEL 3.4 : Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan III----------------------------31
TABEL 3.5 : Nama Ruas Jalan Arteri Primer III----------------------------------------------36
TABEL 3.6 : Nama Ruas Jalan Strategis Nasional III--------------------------------------38
TABEL 3.7 : Rencana Kawasan Budidaya Di Provinsi Sulawesi Tenggara III-------46
TABEL 3.8 : Rencana Struktur Ruang III------------------------------------------------------58
TABEL 3.9 : Rencana Kawasan Lindung III---------------------------------------------------61
TABEL 3.10 : Rencana Hirarki Jalan III--------------------------------------------------------66
TABEL 3.11 : Rencana Pengembangan Sistem Transportasi III------------------------66
TABEL 4.1
IV-1
TABEL 4.2
IV-5
IV-6
TABEL 4.4
IV-6
Terakhir
TABEL 4.5
IV-7
IV-7
TABEL 4.7
IV-8
IV-9
IV-9
IV-9
IV-10
IV-16
IV-19
IV-19
IV-23
TABEL 4.16
IV-25
IV-26
Pendidikan
TABEL 4.18
IV-28
TABEL 4.19
IV-29
IV-30
(Rp.)
TABEL 4.21
IV-32
2010
TABEL 4.22
TABEL 5.1
IV-34
V-12
TABEL 5.2
TABEL 5.3
V-15
V-15
V-15
Kendari
TABEL 5.4
TABEL 5.5
TABEL 5.6
V-16
V-19
V-31
V-38
V-43
Persampahan
TABEL 5.8
Drainase
TABEL 5.9
Promosi Higiene
TABEL 5.10
V-50
TABEL 5.11
V-50
TABEL 5.12
V-51
TABEL 5.13
V-51
TABEL 5.14
V-62
V-67
TABEL 5.16
V-78
TABEL 6.1
VI-01
VI-02
Kota Kendari
TABEL 6.2
VI-02
TABEL 6.4
VI-03
TABEL 6.5
VI-05
TABEL 6.6
VI-06
VI-07
TABEL 6.8
TABEL 6.9
VI-12
VI-14
VI-14
TABEL 6.11
VI-18
TABEL 6.12
VI-19
VI-22
Kemiskinan
TABEL 6.13
VI-26
TABEL 6.15
VI-27
TABEL 6.16
VI-29
VI-33
VI-35
VI-37
VI-40
VI-45
VI-55
VI-57
Tahun 2014
TABEL 6.23
Pelanggan
di Kota Kendari (2011 2013)
TABEL 6.24
VI-57
VI-61
VI-62
TABEL 6.27
VI-64
TABEL 6.28
VI-66
TABEL 6.29
VI-67
TABEL 6.31
TABEL 6.32
VI-71
VI-72
VI-72
2013
TABEL 6.33 : Perhitungan kategori PDAM Kota Kendari Tahun 2006 2009
VI-73
TABEL 6.34
VI-73
VI-74
VI-75
TABEL 6.37
VI-77
Kelembagaan
TABEL 6.38
VI-78
VI-79
VI-80
Teknis
TABEL 6.39
Pembiayaan
TABEL 6.40
VI-82
TABEL 6.42
VI-83
TABEL 6.43
VI-85
VI-89
Kendari
TABEL 6.44
TABEL 6.45
VI-86
TABEL 6.46
VI-87
TABEL 6.47
VI-88
TABEL 6.48
VI-90
TABEL 6.49
VI-95
VI-102
TABEL 6.51
VI-103
TABEL 6.52
VI-103
VI-104
TABEL 6.54
VI-105
TABEL 6.55
VI-107
117
TABEL 6.57
VI-118
TABEL 6.57
VI-122
TABEL 6.58
Kendari
Kendari
TABEL 6.59
VI-126
Persampahan
TABEL 6.60
VI-130
TABEL 6.61
VI-135
VI-139
TABEL 6.63
VI-141
Persampahan
TABEL 6.64
VI-142
2011
TABEL 6.65
VI-143
2007 - 2011
TABEL 6.66
VI-148
TABEL 6.67
VI-149
TABEL 6.68
VI-150
VI-150
TABEL 6.70
VI-151
VI-154
Kota Kendari
TABEL 6.71
Persampahan
TABEL 6.72
VI-163
Tahun 2012
TABEL 6.73 : Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Subsektor Drainase VI-166
TABEL 6.74
VI-166
TABEL 6.75
VI-167
VI-172
TABEL 6.77
VI-173
Berbasis Masyarakat
TABEL 6.78 : Permasalahan Pengelolaan Sistem Drainase Yang Dihadapi
VI-174
Kota Kendari
TABEL 6.79
VI-176
Drainase
TABEL 7.1
TABEL 7.2
VII-1
VII-3
Ta 2014-2018
TABEL 8.1
VIII-1
VIII-3
Karya
TABEL 8.2
VIII-8
Kendari
TABEL 8.4
VIII-15
VIII-17
IX-2
TABEL 9.2
IX -3
IX -5
IX-6
IX-9
dengan 2012
TABEL 9.3
Tahun 2012
TABEL 9.4
dengan 2012
TABEL 9.5
IX-10
TABEL 9.7
IX-12
TABEL 9.8
TABEL 9.9
IX-14
IX-16
IX-19
- 2012
TABEL 9.10
kedepan
TABEL 9.11 : Proyek Potensial yang Dapat dibiayai dengan KPS dalam 5
IX-22
Tahun Kedepan
TABEL 9.12
IX-24
IX-25
X-8
Kendari
TABEL 10.2
X-10
TABEL 10.3
X-12
TABEL 10.4
X-15
Karya
TABEL 10.5
TABEL 11.1
X-17
XI-2
XI-16
TABEL 11.3
XI-17
TABEL 11.4
XI-18
TABEL 11.5
XI-19
TABEL 11.6
XI-20
DAFTAR GAMBAR
Nama Gambar
GAMBAR
Halaman
I-10
II-1
III-43
GAMBAR
III-47
GAMBAR
III-50
GAMBAR
III-55
GAMBAR
III-59
3.6
III-71
Sampah Terpadu
GAMBAR
III-72
GAMBAR
III-75
GAMBAR
4.1
IV-04
GAMBAR
IV-9
GAMBAR
4.3
IV-9
4.4
IV-13
Kendari
GAMBAR
4.5
GAMBAR
IV-17
IV-18
GAMBAR
IV-21
GAMBAR
V-14
GAMBAR
6.1
VI-53
: Sungai Pohara
6.2
VI-56
GAMBAR
6.3
: Intake Pohara
VI-58
GAMBAR
6.4
VI-60
GAMBAR
6.5
VI-60
Kendari
6.6
VI-70
6.7
VI-102
xiii
6.8
VI-102
rumah
GAMBAR
VI-102
VI-111
6.11 :
VI-113
Kendari
GAMBAR 6.12 : Struktur Dinas pekerjaan Umum Kota kendari.
VI-115
VI-122
GAMBAR
VI-136
VI-137
VI-138
VI-144
VI-146
VI-160
GAMBAR
6.20 :
VI-160
bangunan
GAMBAR 6.21 : Aliran kali yang di penuhi oleh sampah
VI-160
VI-162
VI-163
VI-168
6.25 :
VI-170
Kendari
GAMBAR 10.1 : Struktur Organisasi Pemerintah Kota Kendari
X-4
X-7
xiv
DAFTAR SINGKATAN
APBN
APBD
RPIJM
RPJMD
RTRW
RPJPN
: RENCANA
NASIONAL
RPJM
KSNP
:
KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN
PEMBANGUNAN
DAN
JANGKA
STRATEGI
PANJANG
NASIONAL
PERKOTAAN
SPP
SWOT
AMDAL
RTBL
KASIBA
LISIBA
USDA
KTK
DAS
PDRB
PMA
PMDN
IHK
PPS
PAD
BPS
PNPM
P2KP
RIS
PDAM
BUMD
SR
: SAMBUNGAN RUMAH
IPLT
IPAL
TPA
MDGs
SANIMAS
: SANITASI MASYARAKAT
MBR
RTH
PERDA
: PERATURAN DAERAH
RUSUNAWA
K3
PKL
BLUD
RSUD
BWK
CBD
BTS
UKL
UPL
RIPP
PSD
: PRASARANA DASAR
KSNPP
KSNP-SPP
DAN PERMUKIMAN
:
KEBIJAKSANAAN
PENGEMBANGAN
DAN
STRATEGI
NASIONAL
RDTRKP
RDTR
KDB
KLB
KDH
KTB
TDR
GSB
GSpB/GSbP
WTm
: WISMA TAMAN
WSd
: WISMA SEDANG
WBs
: WISMA BESAR
DAMIJA
RISPK
PLPBK
SLBM
PS
CDM
3R
RGTRKP
SPA
TPA
TPS
DAU
DAK
DED
SPAL
LPS/LPA
RI-SPAM
WTP/IPA
:
WATER
TREATMENT
PENGOLAHAN AIR
KSM
SDP
SDU
PP
: PERPIPAAN PRIBADI
APS
PML
SPDP
HU
: HIDRAN UMUM
BHP
PBB
PLANT
INSTALASI
BPHTB
NPHB
SILPA
DDUB
SOP
SI
MONEV
UPTD
NKLD
PENDAHULUAN
BAB 1.................
1.1 LATAR BELAKANG
Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil, dan makmur seperti yang dicitacitakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 20052025, salah satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih
merata dan berkeadilan melalui perwujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk
menunjang lingkungan permukiman di tanah air, perlu dibangun prasarana dan
sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara
profesional,
kredibel,
mandiri,
dan
efisien.
Di
samping
itu,
RPJPN
juga
dalam
pembangunan
mengemban
infrastruktur
tugasnya
permukiman
dalam
mendukung
secara
terpadu
program
menyiapkan
Bab I - 1
perencanaan program khusus bidang Cipta Karya yang diberi nama Rencana
Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) bidang Cipta Karya.
RPI2-JM ini dikembangkan sebagai upaya Pemerintah Kota Kendari dalam
melaksanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara merata di seluruh
wilayah Kota Kendari dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan efektif
sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh
masyarakat.
RPI2-JM
pembangunan
kualitas
yaitu
untuk
infrastruktur
kehidupan
mewujudkan
permukiman
masyarakat
yang
kemandirian
yang
penyelenggaraan
berkelanjutan,
sejahtera
selaras
menciptakan
dengan
tujuan
pembangunan nasional.
Sedangkan tujuan RPI2-JM adalah sebagai dokumen yang dijadikan acuan dalam
perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur Bidang
Cipta Karya yang berasal dari berbagai sumber pendanaan, baik APBN, APBD
Propinsi, APBD Kota, maupun sumber pendanaan lainnya dalam jangka waktu
lima tahun yang mencakup sector Pengembangan Permukiman, Penataan
Bangunan dan Lingkungan, Sistem Penyediaan Air Minum, dan Penyehatan
Lingkungan Permukiman (air limbah permukiman, persampahan, dan drainase).
Bab I - 2
Bab I - 3
Perpres No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67
Tahun 2005 Tentang
Penyediaan
Infrastruktur;
Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;
Perpres No. 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Perpres No. 67 Tahun 2005
Tentang
Kerjasama
Pemerintah
Dengan
Badan
Usaha
Dalam
Penyediaan
Infrastruktur;
Perpres No. 65 Tahun 2011 Tentang Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua
dan Provinsi Papua Barat;
Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia;
Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas
Rumah Kaca.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Permen
PU
No.
14/PRT/M/2011
Tentang
Pedoman
Pelaksanaan
Kegiatan
16/PRT/M/2008 Tentang
Kebijakan
dan Strategi
Nasional
20/PRT/M/2006 Tentang
Kebijakan
dan Strategi
Nasional
Bab I - 4
21/PRT/M/2006 Tentang
Kebijakan
dan Strategi
Nasional
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010
Tentang
Menteri
PAN
Nomor:
KEP/75/M.PAN/7/2004
Tentang
Pedoman
Bab I - 5
Peraturan Daerah Kota Kendari No. 1 Tahun 2011 tentang Peraturan Bangunan
Gedung.
Peraturan Daerah Kota Kendari No.4 Tahun 2007 Tentang Retribusi Pengangkutan
lumpur tinja.
Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 09 Tahun 2013 Tentang RPJMD Kota
Kendari Tahun 2013-2017.
Peraturan Daerah Kota Kendari No. 4 Tahun 2009 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Perda Daerah Kota Kendari No.3 Tahun 2010 Tentang Organisasi PDAM Kota
Kendari;
Perda Daerah Kota Kendari No. 7 Tahun 2010 Tentang Pelayanan Air Minum di
Kota Kendari.
Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 7 tahun 2012 Tentang pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Kendari tahun 2012 Nomor 7);
Peraturan Walikota Kendari Nomor 9 tahun 2008 Tentang Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau;
Peraturan Walikota Kendari Nomor 10 tahun 2010 Tentang Perlindungan dan
Penghijauan Kota.
provinsi
berperan
sebagai
fasilitator,
dan
pemerintah
kota
dalam
mekanisme
penyusunanan
RPI2-JM
Cipta
Karya
terdapat
unit
pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2JM/Randal yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program,
Direktorat
Pengembangan
Permukiman,
Direktorat
Tata
Bangunan
dan
Bab I - 6
Setiap tingkatan
jawabnya
masingmasing
yang
diatur
dalam
SK
Dirjen
Cipta
Karya
No.
1. Tim Pengarah
a. Menentukan arah kebijakan pelaksanaan pendampingan dan fasilitasi dalam
perencanaan program pengendalian pelaksanaan program di Bidang Cipta Karya;
dan
b. Memberikan dukungan dalam perencanaan program Bidang Cipta Karya antara
Kabupaten/Kota, Provinsi, serta mitra kerjasama lainnya baik di dalam dan di luar
Kementerian PU.
2. Kepala Satuan Tugas
a. Melaksanakan rencana program pendampingan perencanaan dan pengendalian
program Bidang Cipta Karya;
b. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait perencanaan program Bidang
Cipta
Karya;
c. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait pengendalian dan pelaksanaan
program Bidang Cipta Karya;dan
d. Melakukan peningkatan kelembagaan dan kemampuan sumber daya manusia
Randal Provinsi untuk meningkatkan dan memperkuat tugas perencanaan dan
pengendalian program di Bidang Cipta Karya.
3. Koordinator Wilayah
Bab I - 7
dan
mengevaluasi
terhadap
penyempurnaan/pemuktahiran
dokumen perencanaan program Bidang Cipta Karya yang telah disusun oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota;
i. Membina
dan
mendampingi
Provinsi
dalam
mengevaluasi
tahunan
dari
4. Sekretariat
a. Melaksanakan tugas harian dan operasional dari Satuan Tugas Perencanaan dan
Pengendalian;
b. Mengumpulkan
data
dan
informasi
terkait
dengan
perencanaan
dan
Bab I - 8
Provinsi
dan
termasuk
kepada
Pemerintah
g. Memberi dukungan teknis, administrasi dan logistik pada Kepala Satuan Tugas
dan
Koordinator Wilayah;
h. Menyiapkan sumber data (kearsipan) dari pelaksanaan kegiatan perencanaan
dan pengendalian pelaksanaan program dari tahun yang sedang berjalan atau
yang sudah terlaksana; dan
i. Memberi masukan dan evaluasi hasil dari pelaksanaan perencanaan dan
pengendalian program bidang Cipta Karya kepada Kepala Satuan Kerja Randal
Pusat dan Koordinator Wilayah.
Satgas RPI2-JM/Randal pada tingkat Provinsi memiliki peran dalam melakukan
pendampingan penyusunan RPI2-JM yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota
di wilayahnya. Satgas ini terdiri dari 3 tim yaitu tim pengarah, tim pelaksana, dan
tim sekretariat. Adapun tugas dari masing-masing tim tersebut yaitu:
1. Tim Pengarah
a. Memberikan
arahan
kebijakan
untuk
kegiatan
Pendampingan
Penyusunan
Bab I - 9
sistem
informasi
manajemen
untuk
pengendalian
dan
Walikota. Sebagaimana
halnya
Satgas
provinsi,
Satgas Kota Kendari terdiri dari 3 tim yang memiliki tugas dan tanggung
jawab masing-masing, yaitu:
1. Pengarah
a. Memberikan arahan kebijakan kegiatan Pendampingan Penyusunan RPI2-JM
Bidang
Pekerjaan Umum/Cipta Karya Daerah Kota Kendari;
b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi
terkait mitra kerjasama; dan
c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada Daerah Kota Kendari.
2. Pelaksana
a. Melaksanakan tugas pendampingan RPI2-JM Daerah Kota Kendari
b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia
tingkat
Kota Kendari;
c. Menyusun RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Tahun 2015 2019;
d. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPI2-JM Daerah Kota Kendari yang
akan dihasilkan dari proses pendampingan;
e. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan secara terus
menerus Pendampingan RPI2-JM Kota Kendari.
3. Sekretariat
a. Memberi dukungan teknis administrasi, dan logistik pada Satgas Pengarah
dan
Pelaksana;
b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan RPI2-JM Daerah Kota Kendari dan;
Bab I - 10
11
Bab I - 12
Bab I -
13
Bab I - 14
Bab I - 15
Bab I - 16
Bab I - 17
Gambar 2.1 Diagram Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta
Karya.
Penjabaran
rencana
pembangunan
tersebut
akan
disusun
II - 1
(Renstra) Cipta Karya. Untuk itu, sesuai dengan yang telah digariskan
pada Rencana Strategis, diperlukan penyusunan rencana yang lebih
teknis, yang didasarkan pada skenario pemanfaatan dan perwujudan
struktur
dan
pola
ruang
yang
diwujudkan
dalam
strategi
pelaksanaannya.Dokumen
perencanaan
tersebut
dan
Kabupaten/Kota.
Dalam
arti
bahwa
rencana
sampai
dengan
provinsi
yang
selaras
dengan
II - 2
II - 3
memajukan
kesejahteraan
umum,
mencerdaskan
Jangka
kelanjutan
Panjang
dari
Nasional
pembangunan
Tahun
20052025
sebelumnya
untuk
alam,
sumber
kelembagaannya
daya
sehingga
manusia,
bangsa
lingkungan
Indonesia
hidup
dapat
dan
mengejar
koordinasi
antarpelaku
pembangunan
dalam
keterkaitan
dan
konsistensi
antara
perencanaan,
II - 4
mencapai
kedaulatan
pangan,
ketersediaan
energi
dan
serta
kemampuan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi.
Negara
VisiPembangunan
Republik
Indonesia
Nasional
tahun
Tahun
1945,
2005-2025
maka
adalah:
II - 5
kebutuhan
hidupnya,
sehingga
dapat
memberikan
masyarakat
berakhlak
mulia,
bermoral,
Tuhan
Yang
memeliharakerukunan
melaksanakan
Maha
Esa,
internal
interaksiantar
mematuhi
dan
budaya,
aturan
antarumat
hukum,
beragama,
mengembangkan
modal
bangsa
yang
berdaya-saing
adalah
menuju
keunggulan
kompetitif
dengan
membangun
II - 6
memperkuat
peran
masyarakat
sipil;
memperkuat
kualitas
kebebasan
media
dalam
mengomunikasikan
kepentingan
kejahatan,
membangun
dan
menuntaskan
kapabilitas
lembaga
tindakan
intelijen
dan
kriminalitas;
kontra-intelijen
kontribusi
industry
pertahanan
nasional
dalam
sistem
pertahanan semesta.
5. Mewujudkan
adalah
meningkatkan
kesenjangan
sosial
pembangunan
secara
menyeluruh,
daerah;
mengurangi
keberpihakan
kepada
kemiskinan
dan
pengangguran
secara
drastis;
pengelolaan
pelaksanaan
pembangunan
yang
dapat
menjaga
sumber
daya
alam
dan
lingkungan
yang
lingkungan
memberikan
hidup
keindahan
untuk
dan
mendukung
kenyamanan
kualitas
kehidupan;
kehidupan;
serta
II - 7
Indonesia
menjadi
negara
kepulauan
yang
menumbuhkan
wawasanbahari
bagi
masyarakat
dan
melalui
teknologikelautan;
pengembangan
mengelola
ilmu
wilayah
pengetahuan
laut
nasional
dan
untuk
kelautan
secara
terpadu
denganmengoptimalkan
Indonesiaterhadap
pembentukan
identitas
dan
mendatang,
maka
arah
kebijakan
umum
pembangunan
tingkat
kesejahteraan
masyarakat
secara
II - 8
dan
tidak
pandang
bulu.
Demikian
pula
kebijakan
lima
tahun
melanjutkan
sebelumnya
pendekatan
(2004-2009),
pembangunan
pemerintah
kelembagaan
akan
dalam
ini
dimaksudkan
sebagai
pendekatan
yang
akan
memberikan
hasil
yang
berkelanjutan
karena
kelembagaan
ini
tidak
hanya
membangun
pemerintah
menetapkan
bahwa
pusat,
pendidikan
padahal
UU
merupakan
Otonomi
tugas
Daerah
pemerintah
II - 9
II - 10
II - 11
II - 12
II - 13
cukai, pajak daerah dan retribusi daerah, dan fasilitas nonfiskal, yang
berupa fasilitas pertanahan, perizinan, keimigrasian, investasi, dan
ketenagakerjaan, serta fasilitas dan kemudahan lain yang dapat
diberikan pada Zona di dalam KEK, yang akan diatur oleh instansi
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
II - 14
Tujuan
II - 15
II - 16
II - 17
dan
dan
bangunan
gedung,
pemilik
bangunan
II - 18
gedung,
pemilik
bangunan
ketentuan
persyaratan
II - 19
II - 20
kabupaten/kota
menjadi
kewenangan
II - 21
II - 22
upaya
sampah
II - 23
darurat
II - 24
dan
prinsip-prinsip
Piagam
PBB
dan
hukum
untuk
semua
dan
pembangunan
pemukiman
yang
berkelanjutan.
Pemberantasan kemiskinan sangat penting untuk permukiman
manusia yang berkelanjutan. Prinsip pemberantasan didasarkan pada
kerangka kerja yang diadopsi oleh KTT Dunia untuk Pembangunan
Sosial dan hasil yang relevan dari konferensi utama PBB lainnya,
termasuk tujuan pemenuhan kebutuhan dasar dari semua orang,
terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan dan kelompok yang
kurang
beruntung
dan
rentan.
Khususnya
di
negara-negara
II - 25
Pembangunan
berkelanjutan.Sangat
penting
bagi
pembangunan
sosial
dan
perlindungan
lingkungan.Pertimbangan khusus harus diberikan untuk negaranegara berkembang dengan transisi ekonomi. Pemukiman manusia
harus direncanakan, dikembangkan dan ditingkatkan dengan cara
yang
memperhitungkan
penuh
prinsip-prinsip
pembangunan
dan
teknologi
pemukiman
mempertahankan
memiliki
manusia
ekosistem
mereka.
peran
yang
penting
dalam
berkelanjutan
Keberlanjutan
dan
pemukiman
ekonomi
dan
sosial,
kesehatan
manusia
dan
lingkungan dan
budaya
faktor,
pada
kondisi
fisik
dan
karakteristik spasial desa dan kota. Tata letak kota dan estetika, pola
penggunaan lahan, populasi dan kepadatan bangunan, transportasi
dan
kemudahan
akses
untuk
semua
untuk
kebutuhan
dasar,
II - 26
kualitas hidup dari pemukiman. Hal ini sangat penting bagi orangorang yang rentan dan kurang beruntung, banyak dari mereka
menghadapi hambatan dalam akses ke tempat penampungan dan
berpartisipasi dalam membentuk masa depan permukiman mereka.
Kebutuhan bagi masyarakat dan aspirasi mereka untuk lingkungan
yang mereka tinggali dan permukiman harus terpadu dengan proses
desain, manajemen dan pemeliharaan pemukiman manusia. Tujuan
upaya ini termasuk melindungi kesehatan masyarakat, menyediakan
keselamatan
dan
keamanan,
pendidikan
dan
integrasi
sosial,
dan
kabupaten,
menghormati
lanskap
lokal
dan
dipromosikan
di
tingkat
lokal
dalam
rangka
memenuhi
mereka
yang,
antara
lain,
menghasilkan
rasa
berpartisipasi
dalam
pengambilan
keputusan
dan
memiliki
tanggung
jawab
untuk
menjamin
akses
untuk
dan
kesejahteraan
umum.
Hal
ini
memerlukan,
II - 27
mengadopsi
prosedur
yang
transparan,
mendorong
semangat
dan
pembangunan
individu
pemukiman
sangat
penting
manusia
untuk
yang
tercapainya
berkelanjutan
dan
antara semua
yang
berkaitan
internasional
untuk
dan
Pemerintah
mempromosikan
di
semua
kebijakan
dan
melindungi
kepentingan
generasi
sekarang
dan
dari
masyarakat
internasional.
Perumusan
dan
II - 28
untuk
teknis
internasional
kerjasama
dan
pertukaran
informasi.
Kesehatan manusia dan kualitas hidup berada di tengah upaya
untuk mengembangkan emukiman manusia yang berkelanjutan. Oleh
karena itu harus dilakukan sosialisasi untuk
mencapai tujuan
II - 29
Tabel 2.1
Delapan
tujuandan
disepakati dalam Millenium
sebagai
berikut:
8
Tujuan
18
Sasaran
Development
yang
Goals adalah
18 Sasaran
1.
ibu
6. Mengurangi
rasio kematian
ibu
sebanyak
tiga
perempat
tahun 2015
II - 30
6. Memerangi
HIV
AIDS, malaria
dan penyakit
lainnya
7. Memastikan
kelestarian
lingkungan
II - 31
global
untuk
pembangunan
peraturan,
dapat diprediksi
dan tidak diskriminatif.
Termasuk
komitmen
terhadap
pemerintahan
yang baik, pembangunan
dan pengurangan
kemiskinan nasional
dan
internasional
13.Membantu
kebutuhan
kebutuhan
khusus
negaranegara
kurang
berkembang,
dan
kebutuhan khusus
bagi
negaranegara
terpencil
dan kepulauankepulauan
kecil. Termasuk
didalamnya
pembebasantarif dan kuota
untuk ekspor;
meningkatkan
pembebasanhutang
untuk
negara
miskinyang
berhutang besar; pembatalan
hutang
bilateral
resmi; dan menambah
bantuan
pembangunan
resmi untuk negara
yang
berkomitmen
untuk
mengurangi kemiskinan.
14.Memenuhi
kebutuhan
khusus
bagi Negara
negara kepulauan kecil yang
sedang
berkembang.
15.Penanggulangan
Masalah
utang negara
berkembang melalui
upaya nasional
dan
internasionaluntuk membuat
hutang
berkesinambungan dalam
jangka
panjang.
16.Dalam
kerjasama dengan
negaranegara
berkembang,
mengembangkan pekerjaan
yang layak dan produktif
bagi kaum muda.
17.Dalam
kerjasama dengan
perusahaan farmasi,
menyediakan
akses obat
obatan penting
dengan
harga terjangkau di
negara
berkembang.
18.Dalam
kerjasama dengan
pihak swasta,
membangun adanya
penyerapan keuntungan dari
teknologiteknologi baru,
terutama
teknologi
informasi
dan komunikasi.
II - 32
Agenda
21
dan
Rencana
Pelaksanaan
II - 33
dan
memasukkan
secara
seimbang
ketiga
dimensi
Termasuk
keterlibatan
aktif
dari
semua
pihak
terkait,
Aksi-oriented
Singkat
Terbatas jumlahnya
Aspiratif
Global di alam
Universal
berlaku
untuk
semua
negara
dengan
berkelanjutan
dalam
sistem
PBB
secara
keseluruhan
II - 34
2.5.
2.6
Isu-isu Strategis
2.7
II - 35
BAB
3
3.1
keterpaduan
keterkaitan
dan
keseimbangan
utama
transportasi
skala
nasional
atau
melayani
beberapa propinsi.
b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria :
i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai
simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN.
III - 1
perkotaan
yang
berfungsi
sebagai
pintu
gerbang
gudang
amunisi,
daerah
uji
coba
sistem
sektor
unggulan
yang
dapat
mengerakkkan
III - 2
dalam
rangka
mewujudkan
ketahanan
pangan
nasional,
g. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber
energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional,
atau
h. Ditetapkan
tertinggal
untuk
mempercepat
pertumbuhan
kawasan
tempat
perlindungan
peninggalan
budaya
sebagai
lokasi
penggunaan
teknologi
tinggi
III - 3
perlindungan
terhadap
keseimbangan
iklim
rona
alam
dan
PROPINSI
PKN
2.
3.
Sumatera barat
Padang
4.
Riau
Pekanbaru, Dumai
5.
Kepulauan Riau
Batam
6.
Jambi
Jambi
7.
Sumatera
Selatan
Palembang
8.
Bengkulu
9.
Bangka Belitung
10. Lampung
Bandar lampung
PKW
Sabang, banda Aceh, Takengon,
Meulaboh
Tebingtinggi,
sidakalang,
pematangsiantar,Balige,
Rantauprapat, Kisaran,
Gunung
Balige,
padang
sidempuan, sibolga
Pariaman, Sawahlunto,
Muarasiberut,
Bukittinggi, Solok
Bankinang,
Teluk
kuantan,
Bengkalis,
Bagan
Siapi-api,
Tembilahan, Rengat, Pangkalan
Kerinci, Pasir pangarayan,
Siak Sri Indrapura
Tanjung Pinang, Terempa, Daik
Lingga,
Dabo-Pulau
singkep,
Tanjungbalai Karimun
Kuala
Tungkai,
Sarolangun,
Muarabungo, Muara Bulian
Muara enim, Kayuagung, Baturaja,
Prabumulih, Lubuk Linggau,
Sekayu, Lahat
Bengkulu, Manna, Muko-muko,
Curup
Pangkal
Pinang,
Muntok,
Tanjung Pandan, Manggar
Metro, Kalianda, Liwa, Menggala,
Kotabumi, Kota Agung
III - 4
15. Daerah
Istimewa
Yogyakarta
16. Jawa Timur
17.
18.
19.
20.
Kawasan
Perkotaan Sukabumi,
Cikampek,cikopo,Pelabuhan
ratu,
Bandung Raya,
indramayu,
kadipaten,
Cirebon
Tasikmalaya, Pangandaran
Surakarta,kawasan
Boyolali, Klaten, Salatiga, Tegal,
perkotaan
Pekalongan, Kudus, Cepu,
Magelang,
semarangkendalWonosobo, Kebumen, Purwokerto
demak-UngaranPurwodadi
(kedungsepur), cilacap
Yogyakarta
Bantul, Sleman
Kawasan
Perkotaan
(Gerbangkertosusila),
Malang
Bali
Kawasan
Perkotaan
DenpasarBangliGianyar-tabanan
(serbagita)
Nusa Tenggara Mataram
Barat
Nusa Tenggara Kupang
Timur
Kalimantan
Pontianak
Barat
21. Kalimantan
Tengah
22. Kalimantan
Selatan
23. Kalimantan
Timur
24. Gorontalo
28. Sulawesi
29. Sulawesi
Tenggara
Kawasan
Perkotaan Tomohon, Tondano, Kotamobagu
Mando-Bitung
Tengah Palu
Poso, Luwuk, Buol, Kolonodale,
Tolitoli, Donggala
Kawasan
Perkotaan Pangkajene, Jeneponto, Palopo,
makassarWatampone, Bulukumba, barru,
Sungguminasa-Takalar- parepare
Maros (Maminasata)
Barat
Mamuju, Majene, pasangkayu
Kendari
Ambon
Ternate
Sorong
33. Papua
Jayapura, Timika
Biak,
Nabire,
Muting,
Bade,
Merauke, Sarmi, Arso, Wamena
Kota Dumai
STATUS
I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap
I)
I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan
PROPINSI
Nanggroe
Darusalam
Riau
Aceh
Fungsi (Tahap I)
3
Kota Batam
I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan
Kep. Riau
Fungsi (Tahap I)
4
Ranai
Kab. Natuna)
Fungsi (Tahap I)
Atambua
(ibukota
I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
Kep. Riau
Nusa Tenggara
Timur
Kab. Belu)
6
Kalabahi
(ibukota
Kab. Alor)
Kefamenanu
(ibukota
Kab.
Nusa Tenggara
Timur
Nusa Tenggara
Timur
Kalimantan barat
Kalimantan barat
Kalimantan barat
Timur Tengah
Utara)
8
Paloh Aruk
(Kab
Sambas)
Jagoi
Babang
(Kab.
Bengkayang)
1
0
1
1
Nangabadau
Entikong
Sangau)
(kab.
Kalimantan barat
Fungsi (Tahap I)
III - 6
Jasa
1
3
1
4
(Kab.
Kalimantan barat
Nunukan
(Ibukota
I/A/1 :
Pengembangan/Peningkatan
Kalimantan Timur
Kab. Nunukan)
Simanggaris
Fungsi
I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap
I)
Sintang)
(Kab. Nunukan)
1
5
Long
1
6
Long Pahangai
1
7
1
8
Midang
(Kab. Nunukan)
(Kab. Kutai
Barat)
Long
Nawan
(Kab. Malinau)
Melonguane
(ibukota
Kab.
Kalimantan Timur
Kalimantan Timur
Kalimantan Timur
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Maluku
Talaud)
1
9
Tahuna
(Ibukota
Kab.
2
0
Kep.
Sangihe)
Saumlaki (Kab.
Maluku
Tenggara
2
1
Barat)
Ilwaki
Maluku
(ka
b.
22
Bar
at
Dobo (Kab. Kep. II/A/2 : Pengembangan baru (Tahap
II)
Aru)
Maluku
23
Daruba
Maluku Utara
24
Kota Jayapura
Papua
Daya)
I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
25
26
Kota
Merah
Fungsi (Tahap I)
Kota Merauke
I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan
Papua
Papua
Fungsi (Tahap I)
III - 7
Kawasan Strategis
Nasional
1. Kawasan
Lhokseumawe
Sudut
Kepentingan
Kota
/Kabupaten
*)
Propinsi
Industri
Ekonomi
Kota
Lhokseumawe
2.
Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan
Bebas Sabang
Ekonomi
Kota Sabang
3.
Kawasan
Pengembangan
ekonomi
Terpadu
Banda Aceh Darusalam
Kawasan Ekosistem
Leuser
Ekonomi
Nanggroe
Aceh
Darusalam
Nanggroe
Aceh
Darusalam
Kawasan
perbatasan
laut RI termasuk 2
pulau
kecil
terluar
(Pulau
Rondo
dan
Berhala)
dengan
negara
India/Thailand/Malaysia
Kawasan
Perkotaan
MedanBinjai-Deli
Serdang-Karo
(Mebidangro)
Pertahanan
dan Keamanan
13
Kabupaten
(Aceh
Barat,
Nagan
Raya,
Aceh
Barat
Daya,
aceh
Selatan,
Aceh
Singkil,
Subulussalam,
Aceh Tenggara,
Gayo lues, Aceh
Tengah, Bener
Meriah,
Aceh
Utara,
Aceh
Timur, dan Aceh
Tamiang)
Kota Sabang
Kota
Medan,
Binjai,Deli
serdang, karo
Sumatera
Utara
Lingkungan
Hidup
4.
5.
6.
Lingkungan
Hidup
Ekonomi
Kab.
Samosir,Kab.
Tapanuli Utara,
Status
Hukum
Nanggroe
Aceh
Darusalam
Nanggroe
Aceh
Darusalam
Nanggroe
Aceh
Darusalam
dan
Sumatera
Utara
Perpres No.
62
Tahun
2011
tentang
Rencana
Tata
Ruang
Kawasan
Perkotaan
Medan,
Binjai,Deli
serdang,
dan
karo
Sumatera
Utara
Kab.
Humbang
Hasundutan,
Kab. Dairi, Kab.
Karo,
Kab.
Simalungun, Kab.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015
III - 8
Stasiun Penggunaan
Kab. Agam
Dirgantara Sumberdaya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Kawasan hutan lindung Lingkungan
Kab.
Kuantan
Hidup
Bukit Betabuh
Singingi dan Kab.
Indragiri Hulu
Kawasan Hutan Lindung Lingkungan
Kab. Rokan Hilir
Mahato
Hidup
Kawasan
Perbatasan Penggunaan
Kab. Bintan, Kab.
Kab.
laut RI termasuk 20 Sumber
daya Natuna,
Kep.
Anambas,
pulau
kecil
terluar alam dan
Karimun,
(Pulau Sentut, Tokong teknologi tinggi Kab.
Kota
Malang Biru, Damar,
Batam
Mangkai, Tokong Nanas,
Tokong Belayar, Tokong
Boro, Semiun, Sebetul,
Sekatung, Senua, Subi
Kecil,
Kepala,
batu
mandi,
Iyu
kecil,
Karimun Kecil,
Nipa,
Pelampong,
Batu
Berhanti, dan Nongsa)
dengan
Negara
malaysia/vietnam/singa
pura
Kawasan Batam, Bintan, Ekonomi
Kab. Bintan, Kab.
dan Karimun
Natuna,
Kab.
Karimun, Kota
Batam
Sumatera
Barat
13
Kawasan
Lingkungan Lingkungan
Hidup Taman Nasional Hidup
Kerinci
Sebiat
14
Lingkungan
Hidup
Lingkungan
Hidup
Jambi,
Sumatera
barat,
Bengkulu, dan
Sumatera
Selatan
Jambi
Kawasan
Nasional
Bukit Duabelas
Lingkungan
Hidup
10
11
12
15
16
Kawasan
Pengamat
Kototabang
Riau
Riau
Kepulauan
Riau
Kepulauan
Riau
Perpres No.
87
Tahun 2011
tentang
Rencana Tata
Ruang
Kawasan
Batam,
Bintan, dan
Karimun
Kab.
Indragiri Jambi dan
hulu,
Kab. Riau
Indragiri
hilir,
Kab. Tanjung
Jabung Barat,
Kab. Tebo
Kab. Soralanggu, Jambi
Kab. Muaratebo,
Kab. Batanghari
III - 9
Ekonomi
18
Kawasan
Instalasi
Lingkungan dan Cuaca
Penggunaan
Sumber
daya
19
Kawasan
Fasilitas
Pengolahan data dan
satelit
20
Kawasan
Perkotaan
Jabodetabek-Punjur
termasuk Kepulauan
Seribu
Alam
dan
Teknologi tinggi
Penggunaan
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi tinggi
Ekonomi
21
Kawasan
Perkotaan
Cekungan Bandung
Kawasan
fasilitas
uji
Terbang
roket
Pamengpeuk
22
23
Kawasan
Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Pamengpeuk
24
Kawasan
Pengamat
Tanjung Sari
25
Kawasan
Telecomand
26
27
Kawasan Pangandaran
Kalipuncang segara
anakan
Nusakambangan
(Pacangsanak)
Stasiun
Dirgantara
Stasiun
Ekonomi
Penggunaan
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Penggunaan
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Penggunaan
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Penggunaan
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Penggunaan
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Lingkungan
Hidup
Perpres No.
86
Tahun 2011
tentang
pengembang
an Kawasan
Strategis dan
Infrastruktur
Sleat Sunda
DKI Jakarta
DKI Jakarta
Kota
Jakarta
(Utara,
Selatan,
Barat, Timur,
Pusat),
Kota
Bogor,
Kab.
Bogor,
Kota
Depok, Kota
Tangerang, Kab.
Tangerang, Kota
Tangerang
Selatan,
Kota
bekasi, Kab.
Bekasi, kab.
Cianjur
Kota Bandung,
Kab. Bandung
Kab. Garut
DKI
Jakarta, Perpres No.
Banten dan
54
Jawa Barat
Tahun 2008
tentang
Penataan
Ruang
Kawasan
Jakarta,
Bogor,
Tangerang,
Bekasi,
Puncak,
Cianjur
Kab. Sumedang
Jawa Barat
Kab. Sumedang
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Kab.
pangandaran
Jawa Barat
Kab.
Pangandaran,
Kab. Ciamis, Kab.
Cilacap
Jawa
dan
Tengah
barat
Jawa
III - 10
Kawasan
Perkotaan
Kendal Demak
Ungaran Salatiga
semarang - Purwodadi
Ekonomi
29
Lingkungan
Hidup
Lingkungan
Hidup
Lingkungan
Hidup
Kawasan
Perkotaan
gresik Bangkalan
Mojokerto Surabaya
Sidoarjo Lamongan
Ekonomi
30
31
32
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah,
dan DIY
Jogjakarta
Jawa Timur
III - 11
34
35
Kawasan
Pengamat
Watukosek
Stasinu Penggunaan
Dirgantara Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Kawasan Taman Nasional Lingkungan
Ujung Kulon
Hidup
Kawasan
Perkotaan Ekonomi
Denpasar Badung
Gianyar Tabanan
Kab. Pasuruan
Jawa Timur
Kab. Pandeglang
Banten
Bali
36
Kota
Denpasar,
Kab.
Badung,
Kab.
Gianyar,
Kab.
Tabanan
Kab. Bima, Kab.
Dompu
37
Kab. Manggarai
barat
38
39
Kab.
Lombok
Utara,
Kab.
Lombok Tengah,
Kab.
Lombok Timur
Kab. Ngada
40
Kawasan
Perbatasan
Darat RI dengan Negara
Timur
Leste
Kawasan
Perbatansan
laut RI termasuk 5 pulau
kecil terluar (pulau alor,
Batek,
Ndana,
dan
Mangudu)
Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Khatulistiwa
Kawasan
Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Pontianak
41
42
43
44
45
Lingkungan
Hidup
Pertahanan dan
Keamanan
Nusa
Tenggara
Barat
Nusa
Tenggara
Barat
Nusa
Tenggara
Barat
Nusa
Tenggara
Timur
Kab. Kupang, Kab. Nusa
Timur
Tengah Tenggara
Timur
Utara, Kab. Belu
Pertahanan dan
Keamanan
Ekonomi
Kab. Sanggau
Kalimantan
Barat
Kota Pontianak
Kamimantan
Barat
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Barat,
Kalimantan
Timur
Kalimantan
Tengah
Penggunaan
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Kawasan Taman Nasional Lingkungan
Betung
Hidup
Kawasan
Perbatasan Pertahanan dan
Darat Ri dan jantung Keamanan
Kalimantan
46
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi
Terpadu
Daerah Aliran Sungai
Kahayan
Kapuas dan Barito
Ekonomi
47
48
Kab.
Sambas,
Kab.
Kapuas
hulu,
Kab.
Sanggau
Kota
Palangkaraya,
Kab.
Pulang
Pisau,
Kab.
Kapuas,
Kab.
Barito Selatan
Kab. Kotawaringin
Barat,
Kab.
Seruyan
Kab. Kotabaru,
Kab. Tanah
Bumbu
Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Selatan
III - 12
50
51
52
53
54
55
56
Kota Samarinda,
Kab. Kutai
Kalimantan
Timur
Kab.
Nunukan,
kab. Berau, kab.
Tolitoli,
kab.
Boolang
Mangondow
utara, kab. Kep
sitaro, kab. Kep.
Sangihe,
kab.
Sangihe Talaud,
kab. Kep.
Talaud
Kalimantan
Timur,
Sulawesi
Tengah, dan
Sulawesi
Utara)
Ekonomi
Kota Manado
Kota Bitung
Sulawesi
Utara
Lingkungan
Hidup
Kab.
Minahasa,
Kab.
Minahasa
Utara,
Kota
Tomohon, Kota
manado
Sulawesi
Utara
Ekonomi
Kab. Banggai
Sosial Budaya
Kab. poso
Lingkungan
Hidup
Lingkungan
Hidup
Sulawesi
tengah
Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Tengah
57
Kawasan
Perkotaan Ekonomi
Makassar Maros
Sungguminasa Takalar
58
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu Pare pare
Kawasan Toraja
dan
Sekitarnya
Kawasan Stasiun Bumi
Sumber Alam pare-pare
59
60
61
Kawasan Soroako
sekitarnya
dan
Tata
Ruang
Kawasan
Perkotaan
Makassar
Maros
Sungguminas
a
Takalar
Sulawesi
Selatan
Ekonomi
Kota
Pare-pare,
Kab. Barru
Sosial Budaya
Penggunaan
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Sosial Budaya
Kab. Luwu
Sulawesi
Selatan
13
63
64
65
66
67
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi
Terpadu
Buton,
Kolaka, dan Kendari
Kawasan
Taman
Nasional Rawa Aopa
Watumohai dan Rawa
Tinondo
Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu Seram
Kawasan Laut
Ekonomi
Kab. Buton,
Kolaka, dan
Kendari
Lingkungan
Hidup
Ekonomi
Maluku
Kawasan
Perbatasan
laut RI termasuk 20
pulau
kecil
terluar
(pulau
arakula,
Karaweira, Panambulai,
Kultubai Utara, Kultubai
Selatan, Karang Enu,
Batu
Goyang,
Larat,
Asubutun,
Selaru,
masela,
Leti,
Kisar,
Wetar, Liran, Kolepon,
dan
Laag)
Kawasan
Perbatasan
laut RI termasuk 8 pulau
kecil terluar (pulau Jiew,
Budd,
Pertahanan dan
Keamanan
Kab. Halmahera,
Kab.
Sorong,
Kab.
Biak
Numfor, Kab.
Maluku Utara,
Papua Barat,
dan papua
Sosial Budaya
Pertahanan dan
Keamanan
Sulawesi
Tenggara
Maluku
Maluku
papua
dan
III -
68
Jayapura
Lingkungan
Hidup
Papua Barat
Ekonomi
Papua
Penggunaan
Kab. Biak Numfor
Sumber
daya
Alam
dan
Teknologi Tinggi
Kawasan
Stasiun Penggunaan
Kab. Biak Numfor
Telemetry Tracking and Sumber
daya
Command
Alam
dan
Wahana Peluncur Satelit Teknologi Tinggi
Kawasan Timika
Sosial Budaya
Kab. Timika
Papua
73
Papua
74
Kawasan
Konservasi Lingkungan
Keanekaragaman Hayati Hidup
Teluk Bintuni
69
70
71
72
Kab.
Mimika,
Kab. Asmat, Kab.
Nduga,
Kab.
Yahukimo,
Kab.
Jayawijaya, Kab.
Lanny,
Kab.
Puncak jaya, Kab.
Puncak, Kab.
Paniai
Kab. Teluk Bintuni
Papua
Papua
Papua
III - 14
Kawasan Perbatasan
Pertahanan dan
Darat RI dengan negara Keamanan
Papua
Nugini
76
Kawasan
Perbatasan
laut RI termasuk 19
pulau
kecil
terluar
(pulau
Simeulucut,
Salaut,
besar,
Raya,
Rusa, Benggala, Simuk,
Wunga,
Sibarubaru,
Enggano, Mega, batu
kecil, Deli, Manuk, Nusa
Kambangan,
barung,
Sekel, Panehan, dan
Sophialouisa)
yang
berhadapan dengan laut
bebas
Pertahanan dan
Keamanan
Kota Jayapura,
Kab.
Keerom,
Kab.
Pegunungan
Bintang,
Kab.
Boven Digoel,
Kab. Merauke
Prov. NAD :
Kab.
Simelue,
Kab. Aceh Barat,
Kab. Aceh Besar,
Kab.
Prov Sumut :
Kab. Nias
Prov. Sumbar :
Kab. Kep.
Mentawai Prov.
Bengkulu :
Kab.
Bengkulu
Utara
Prov. Lampung :
Kab.
Papua
Prov.
NAD,
Prov Sumut,
Prov.
Sumbar,
Prov.
Bengkulu,
Prov.
Lampung,
Prov. Banten,
Prov.
Jabar,
Prov. Jateng,
Prov. Jatim,
Prov. NTB
Tanggamus,
Prov. Banten :
Kab.
Pandeglang
Prov. Jabar :
Kab.
Tasikmalaya
Prov. Jateng :
Kab. Cilacap,
Prov. Jatim :
Kab.
Jember,
Kab. Trenggalek
Prov. NTB :
Kab. Lombok
Barat
15
3.2
peruntukan
hutan
produksi
terdiri
atas
kawasan
kawasan
strategis
nasional
dilakukan
berdasarkan
III - 16
3.3
pusat
pengembangan
kawasan
andalan
laut
III - 17
c. mengembangkan
jaringan
prasarana
sumberdaya
air
untuk
perkotaan
sebagai
pusat
pengembangan
perikanan,
jaringan
transportasi
yang
terpadu
untuk
kawasan
berfungsi
lindung
dan
merevitalisasi
III - 18
program
pembangunan.
Indikasi
program
pembangunan
fasilitas
Kota
Tahuna
dan
Kota
Melonguane
III - 19
f. mengembangkan
kawasan
perkotaan
nasional
sebagai
pusat
Makassar
Sungguminasa
Takalar
Maros
operasionalisasi
perwujudan
sistem
jaringan
jalan
udara
pusat
penyebaran
skala
pelayanan
primer/sekunder/tersier;
c. mengendalikan alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan padi
dan jagung, kawasan lindung di sepanjang jaringan jalan dan
menghindari kawasan rawan bencana alam geologi;
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015
III - 20
lainnya
penyeberangan,
(jalur
pelabuhan
kereta
dan
api,
jaringan
bandara)
untuk
transportasi
mendorong
perkotaan
nasional
sebagai
pusat
pengembangan
III - 21
Kawasan
Perkotaan
Maminasata
dengan
Pelabuhan
dan
Sultan
Hasanuddin,
bandar
udara
pusat
III - 22
membuka
keterisolasian
wilayah,
keterkaitan
perkotaan
nasional
sebagai
pusat
pengembangan
perkotaan
nasional
dengan
pelabuhan
pembangunan
jalur
kereta
api
antarkota
dan
Bulukumba
Watampone,
Kawasan
Andalan
III - 23
Mowedong/Kolaka,
Kawasan
Andalan
Asesolo/Kendari;
Kawasan
dan
Sultan
Hasanuddin;
bandar
udara
pusat
angkutan
danau
untuk
keterkaitan antarwilayah;
angkutan
danau
yang
terpadu
dengan
operasionalisasi
perwujudan
jaringan
transportasi
lintas
penyeberangan
untuk
meningkatkan
penyeberangan
untuk
meningkatkan
keterkaitan antarwilayah;
b. mengembangkan
lintas
lintas
penyeberangan
yang
terpadu
dengan
III - 24
operasionaliasi
dilakukan
sabuk
utara,
perwujudan
dalam
sabuk
fungsi
jaringan
pengembangan
tengah,
sabuk
lintas
jaringan
selatan
dan
penghubung sabuk dalam wilayah nasional yang antara lain terdiri atas:
a. lintas penyeberangan sabuk utara;
b. lintas penyeberangan sabuk tengah yang menghubungkan Bajoe
Kolaka,
Batulicin Barru dan Kendari Luwuk Sanana Namlea Ambon Fakfak;
c. lintas penyeberangan penghubung sabuk yang menghubungkan
Gorontalo Pagimana, Kolaka Baubau Kendari Luwuk
Gorontalo Bitung/Manado
Siau - Tahuna Melonguane dan Selayar Muarapokot;
d. lintas penyeberangan antarnegara; dan
e. lintas penyeberangan antarprovinsi yang menghubungkan antara
lain:
1) Provinsi Sulawesi Tenggara dengan Sulawesi Selatan meliputi
Lasusua Siwa, Bajoe - Kolaka, Baubau Bulukumba, Baubau Bira,
Tondasi Bulukumba; dan
2) Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara meliputi jalur Luwuk
Kendari.
Strategi operasionalisasi perwujudan pelabuhan sebagai simpul
utama transportasi laut nasional di Pulau Sulawesi dilakukan dengan:
a. mengembangkan pelabuhan yang terpadu dengan pengembangan
jaringan transportasi lainnya dalam melayani kawasan perkotaan
nasional sebagai pusat pengembangan kegiatan pariwisata bahari
nasional, perikanan, pertanian tanaman pangan padi dan jagung,
perkebunan kakao,
pertambangan aspal, nikel dan pariwisata berbasis kawasan cagar
budaya;
b. mengembangkan pelabuhan sebagai prasarana untuk memasarkan
produk unggulan dari kegiatan perikanan, pertanian tanaman
pangan padi dan jagung, perkebunan kakao dan pertambangan
aspal, nikel, minyak dan gas bumi ke pasar internasional dan
nasional;
III - 25
utama
transportasi
laut
antara
lain
dilakukan
terhadap
pengembangan:
a. pelabuhan sebagai simpul transportasi laut yang melayani kawasan
perkotaan dalam pengembangan kawasan andalan antara lain
Pelabuhan Kendari dan Pelabuhan Baubau yang didorong sebagai
pelabuhan nasional.
b. mengembangkan
pelabuhan
yang
terintegrasi
dengan
bandar
udara
yang
terpadu
dengan
III - 26
b. mengendalikan
pengembangan
bandar
udara
agar
tidak
bandar
sekunder
udara
Haluoleo
pusat
penyebaran
(Provinsi
Sulawesi
dengan
skala
Tenggara)
yang
operasionalisasi
perwujudan
sistem
jaringan
energi
pengembangan
pembangkit
tenaga
listrik
dengan
operasionalisasi
perwujudan
fungsi
jaringan
energi
III - 27
Operasionalisasi
Sistem
Jaringan
Telekomunikasi Nasional
Strategi
operasionalisasi
perwujudan
sistem
jaringan
jaringan
terestrial
untuk
melayani
kawasan
jaringan
terestrial
pengembangan
kegiatan
III - 28
jaringan
prasarana
sumberdaya
air
untuk
dan
mengendalikan
kawasan
resapan
air,
III - 29
h. membangun
prasarana
sumberdaya
air
untuk
menanggulangi
Larona,
Pamakulu,
Gilirang
Kelara-Karaloe,
Padangeng,
Sawangan
Lawo
Walimpong,
Kuwil,
Ranoyapo,
bendungan-bendungan
meliputi
bendungan
operasionalisasi
perwujudan
kawasan
suaka
alam,
III - 30
operasionalisasi
perwujudan
kawasan
peruntukan
keutuhan
lahan
utama
pertanian
pangan,
terutama
III - 31
3.4
hidup
dalam
rangka
mencapai
pembangunan
yang
berkelanjutan.
3.4.1 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah
a. Kebijakan Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara
Kebijakan yang ditempuh untuk mewujudkan penataan ruang
wilayah provinsi adalah :
a. menata dan mengalokasikan sumberdaya lahan secara proporsional
melalui berbagai pertimbangan pengelolaan sumberdaya alam
secara berkelanjutan di sektor unggulan pertanian, pertambangan
serta kelautan dan perikanan;
b. meningkatkan
aksesibilitas
dan
pengembangan
pusat-pusat
III - 32
dan
pengembangan
hortikultura
mengalokasikan
pertanian
serta
sumberdaya
tanaman
pengembangan
pangan,
lahan
lahan
untuk
perkebunan
peternakan
dan
secara
proporsional;
b. mengembangkan
sarana
dan
prasarana
guna
mendukung
sarana
dan
prasarana
pendukung
guna
sarana
dan
prasarana
pendukung
untuk
III - 33
aksesibilitas
dan
pengembangan
pusat-pusat
III - 34
pengelolaannya
merupakan
kewenangan
pemerintah
daerah
Pusat
Kegiatan
Standar Infrastruktur
Minimal
Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) Transportasi : bandara
pusat
penyebaran
sekunder,
dan/atau
pelabuhan
nasional/utama
tersier
dan/atau
terminal
penumpang tipe A dan
jalan nasional
Ekonomi : Pasar Induk
Antar Wilayah, Perbankan
Nasional
dan/atau
Internasional,
Pusat
Ekspor dan Impor
Kesehatan : Rumah
Sakit Umum Tipe A
Pendidikan :
Universitas/ Akademi
Lokasi
Fungsi Utama
Kota Kendari
III - 35
Pusat Kegiatan
Wilayah
(PKW)
Unaaha
Pusat
pemerintahan
kabupaten
Pusat jasa transportasi darat
regional nasional
Pusat
jasa pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan
tinggi regional-nasional
Pusat
jasa
keuangan
regional-nasional
Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi
pertanian
tanaman
pangan,
perkebunan dan
perikanan
Pusat
jasa
kesehatan
regional
Lasolo
Pusat
pelayanan
pemerintahan kecamatan
Pusat jasa transportasi darat
regional nasional
Pusat
jasa pariwisata
regional - nasional
Pusat jasa pendidikan
tinggi regional
III - 36
Raha
Pusat
pemerintahan
kabupaten
Pintu sekunder transportasi
udara regional-nasional
Pusat transportasi laut
(umum) regional - nasional
Pusat jasa transportasi darat
regional
Pusat transportasi laut
(fery) regional
Pusat
jasa pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan
tinggi regional-nasional
Pusat
jasa
keuangan
regional-nasional
Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi pertanian,
perkebunan dan perikanan
Pusat
jasa
kesehatan
regional
III - 37
Kolaka
Pusat pemerintahan
kabupaten
Pusat Kawasan
Industri Pertambangan
Pintu sekunder transportasi udara
regional-nasional
Pusat transportasi
laut
(umum) regional - nasional
Pusat jasa transportasi darat
regional
Pusat transportasi laut (fery)
regional
Pusat jasa
pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan tinggi
regional-nasional
Pusat jasa
keuangan
regional-nasional
Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi pertanian,
perkebunan dan perikanan
Pusat jasa
kesehatan
regional
Pasarwajo
Pusat pemerintahan
kabupaten
Pusat transportasi laut
(umum) regional
Pusat transportasi laut
(fery) regional
Pusat jasa transportasi darat
regional
Pusat jasa pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan tinggi
regional
Pusat jasa keuangan
regional-nasional
Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi pertanian,
perkebunan dan perikanan
Pusat jasa kesehatan
regional
Wangi-wangi
Pusat
pemerintahan
kabupaten
Pintu sekunder transportasi
udara regional-nasional
Pusat
transportasi
laut
(umum) regional-nasional
Pusat transportasi laut
(fery) regional
III - 38
Pusat Kegiatan
Lokal (PKL)
Transportasi : terminal
penumpang tipe C,
jalan provinsi, jalan
kabupaten
Ekonomi
:
pasar,
perbankan regional
dan/atau nasional
Kesehatan : Rumah
Sakit Umum Tipe C
Pendidikan
:
SMA/Kejuruan
Latao
Pusat
pelayanan
pemerintahan kecamatan
Pusat jasa transportasi
darat regional
Pusat
jasa
keuangan
regional-nasional
Pusat
koleksi
dan
distribusi
perdagangan
regional
Pusat
koleksi
dan
distribusi
komoditi
perkebunan,
perikanan dan kehutanan
Pusat
jasa
kesehatan
regional
Lasusua
Pusat
pemerintahan
kabupaten
Pusat transportasi laut
(umum) regional-nasional
Pusat transportasi laut
(fery) regional - nasional
Pusat jasa transportasi
darat regional nasional
Pusat
jasa pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan
tinggi regional
Pusat
jasa
keuangan
regional-nasional
Pusat
koleksi
dan
distribusi
perdagangan
regional- nasional
Pusat
koleksi
dan
distribusi
komoditi
perkebunan dan perikanan
Pusat jasa kesehatan
III - 39
Andoolo
Pusat
pemerintahan
kabupaten
Pusat pelayanan umum
lokal
Pusat jasa dan
perdagangan
lokal
Pusat
koleksi
dan
distribusi
komoditi
pertanian,
perkebunan,
peternakan dan
perikanan
Torobulu
Pusat
pemerintahan
kecamatan
Pusat
kawasan
industri pertambangan
Pusat
transportasi
laut
(umum) regional
Pusat transportasi laut
(fery) regional
Pusat jasa transportasi darat
regional - nasional
Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
Pusat pelayanan umum
regional
Kasipute
Pusat
pemerintahan
kabupaten
Pusat jasa transportasi darat
regional
Pusat pelayanan umum
lokal
Pusat jasa dan perdagangan
local
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi
pertanian,
perkebunan, peternakan dan
perikanan
III - 40
Buranga
Pusat pemerintahan
kabupaten
Pusat jasa transportasi darat
regional
Pusat jasa pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan tinggi
regional
Pusat jasa keuangan
regional-nasional
Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi perkebunan dan
perikanan
Pusat jasa kesehatan
regional
Kulisusu
Pusat pemerintahan
kecamatan
Pusat pelayanan umum
lokal
Pusat jasa dan perdagangan
lokal
Lakudo
Pusat pemerintahan
kecamatan
Pusat jasa transportasi darat
regional
Pusat pelayanan umum
lokal
Pusat jasa dan perdagangan
lokal
Asera
Pusat pemerintahan
kecamatan
Pusat kawasan industri
pertambangan
Pusat transportasi laut
(umum) regional
Pusat jasa transportasi darat
regional
Pusat jasa pariwisata
regional
Pusat jasa pendidikan tinggi
regional
Pusat jasa keuangan
regional-nasional
Pusat koleksi dan distribusi
perdagangan regional
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi pertanian,
perkebunan dan perikanan
Pusat jasa kesehatan
regional
III - 41
Wanggudu
Pusat pemerintahan
kabupaten
Pusat jasa transportasi darat
regional
Pusat pelayanan umum
lokal
Pusat jasa dan perdagangan
lokal
Pusat koleksi dan distribusi
komoditi pertanian dan
perkebunan
sistem
jaringan
prasarana
wilayah
terdiri
dari
No.
Panjang
(Km)
40,017
50,969
Lapai Lasusua
41,180
54,541
24,070
53,150
6,285
0,310
0,653
10
1,071
11
1,610
12
5,886
13
11,110
14
2,887
15
3,593
16
4,700
III - 42
17
1,635
18
8,000
19
0,565
20
0,424
21
0,809
22
0,728
23
1,621
24
1,110
25
1,076
26
1,421
27
5,555
28
2,705
29
58,848
30
31
2,452
32
1,160
33
1,831
34
2,210
35
3,317
36
4,274
37
37,317
38
Awunio Amolengu
24,660
39
Labuan Maligano
39,650
40
Maligano pure
25,410
41
22,480
42
40,137
43
48,028
31,322
44
(Bau-bau)
Jl. R.A Kartini Bau-bau
0,707
45
1,690
46
2,530
47
41,631
48
0,108
49
0,462
III - 43
50
0,925
718,884
No.
Panjang (Km)
15,000
Alangga Tinanggea
17,050
Raha Tampo
24,087
0,960
0,547
4,174
28,500
30,150
Total
120,468
pengembangan
Jembatan
jembatan
Bahteramas
antar
Teluk
pulau
Kendari
meliputi
yang
akan
III - 44
Lapulu,
pembangunan
menghubungkan
antara
jembatan
Pulau
Buton
Tona
(Buton-Muna)
dengan
Pulau
yang
Muna
dan
api
antarkota
dikembangkan
untuk
III - 45
pelayanan primer/sekunder/tersier
dan
pengembangan
sistem
jaringan
perkeretaapian
di
sumberdaya
air
meliputi
aspek
konservasi
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
alam
dan
pengendalian
daya
rusak
air.
WS
III - 46
dengan
prioritas
pengelolaan
adalah
konservasi
WS Pulau Buton meliputi DAS Bungi, DAS Ambe, DAS Wonco, DAS
Baubau, DAS Kabongka dan DAS Winto; dan
daerah
tangkapan
air,
sempadan
sungai,
III - 47
air
baku
untuk
air
minum
merupakan
Sistem
III - 48
III - 49
bentuk dan kondisi fisik pantai antara 100 meter sampai dengan
200 meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat.
2. Sempadan sungai
Pemantapan sempadan sungai bertujuan untuk melindungi
sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan
merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai serta
mengamankan aliran sungai. Sempadan sungai direncanakan
menyebar pada seluruh kabupaten dan kota dengan ketentuan :
a. sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang
sudah ada hendaknya berjarak minimal 15 meter dari tepi
sungai;
b. sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman
terencana hendaknya berjarak antara 15 meter sampai
dengan 25 meter dari tepi sungai; dan
c. sempadan sungai di luar kawasan permukiman dan kawasan
rawan banjir hendaknya berjarak 50 meter dari tepi sungai.
Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki 669 Daerah Aliran Sungai (DAS)
yang perlu dilindungi melalui penetapan sempadan sungai yang
sesuai dengan kondisi fisiknya masing-masing. DAS tersebut
tersebar pada 9 Satuan Wilayah Pengelolaan DAS (SWP DAS)
sebagai berikut:
a. SWP DAS Buton terletak di Pulau Buton yang meliputi wilayah
administrasi
Kota Baubau, Kabupaten Buton, Buton Utara dan Muna;
b. SWP DAS Kabaena terletak di Pulau Kabaena yang meliputi
wilayah administrasi Kabupaten Bombana dan Buton;
c. SWP
DAS
Konaweha
Lasolo
meliputi
wilayah
administrasi
III - 50
tersebar pada
tiap ibukota
kabupaten dan
III - 51
peruntukan
pertanian,
kawasan
peruntukan
perikanan,
peruntukan
lainnya.
Lebih
jelasnya
mengenai
rencana
Kawasan Budidaya
Luas (Ha)
466,854
401,581
Hutan Produksi
93,571
Perairan (Danau/Sungai)
Jumlah
Sumber : - Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 465/ Menhut- II/2011 - Hasil Rencana, Tahun
2011
kawasan
permukiman
kota
sebagai
tempat
III - 52
III - 53
Strategi
Provinsi
adalah
wilayah
yang
penataan
nilai
strategis
Selain
itu,
yang
menjadi
pemerintah
dasar
daerah
penetapan
provinsi
juga
kawasan
memiliki
III - 54
ekonomi;
lingkungan hidup;
kawasan strategis
Utara
yang
meliputi
Kabupaten
Konawe
Utara
dan
(KAPOLIMU)
dengan
pusat
kawasan
Pomalaa
dengan
pusat
kawasan
Kolaka
yang
meliputi
III - 55
Adapun
III - 56
b.
kegiatan
mempertahankan
pembangunan
keseimbangan
antar
lingkungan
wilayah
dan
dengan
ketersediaan
sumberdaya daerah.
Kebijakan pengembangan struktur tata ruang Kota Kendari adalah:
A. Pengembangan
perkantoran,
pusat
kota
perdagangan,
yang
jasa,
diarahkan
untuk
kegiatan
dan
kawasan
pemerintahan
permukiman.
B. Pusat pemerintahan provinsi dan kawasan perguruan tinggi sebagai
magnet pertumbuhan baru di bagian selatan Kota Kendari sebagai
pusat pengembangan kawasan permukiman baru di selatan Kota
Kendari.
C. Pemindahan pelabuhan ke Pulau Bungkutoko yang akan memiliki
kapasitas
pelayanan
terhadap
barang
dan
penumpang.
III - 57
dengan
kegiatan
perdagangan,
jasa
dan
pariwisata
c.
mewujudkan
kebijakan
pembentukan
struktur
ruang
dan
peningkatan
sistem
jaringan
jalan
untuk
dan
strategi
pola
ruang
diwujudkan
dengan
dalam
skala
besar
dan
sangat
sensitif
terhadap
lingkungan.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015
III - 58
d.
Pertimbangan Pengembangan Struktur Ruang Kota Kendari
Pengembangan struktur ruang Kota Kendari pada 20 tahun
mendatang
didasarkan
pada
pertimbangan-pertimbangan
sebagai
berikut :
1. Pengembangan pusat-pusat kegiatan skala besar baik yang telah
berkembang
di
Pusat
Kota,
Pusat
Pendidikan
tinggi
dan
Pengembangan pusat
Perkembangan
Pemerintahan
Kawasan
Provinsi
Pendidikan
Kawasan
Tinggi
Pendidikan
dan
Pusat
Tinggi
dan
barang
dan
penumpang
skala
regional
dan
kawasan
yang
memiliki
kesatuan
fungsional
yang
dipertahankan
dan
dijaga
dari
kemungkinan
pelabuhan
di
P.Bungkutoko.
Dengan
tetap
III - 59
akan menjadi
Kawasan Terminal
Kawasan terminal yang berada di persimpangan Jalur Regional,
akan menjadi simpul pertumbuhan baru di Selatan Kota Kendari.
Lokasinya yang cukup strategis, dengan dukungan aksesibilitas
kawasan
terminal
akan
menjadi
pilihan
potensial
bagi
dengan
dan
pengembangan
terstruktur
pola
mengikuti
jaringan
hirarki
jalan
yang
struktur
pusat
tepat
berdasarkan
hirarki,
menjadi
faktor
pendorong
Kawasan
Teluk
yang
terpola
dan
terencana.
jaringan
jalan
yang
dapat
yang didukung
memberikan
oleh
kemudahan
III - 60
jaringan
jalan
lingkar
luar
Kota
Kendari
yaitu
kawasan
terminal,
kawasan
Pemerintahan
Provinsi,
III - 61
pengembangan
pola
konsentris
perlu
didukung
oleh
Gambar 3.4
Konsep Imajiner Pengembangan Strukur Ruang Kota
Kendari
Rencana struktur ruang Kota Kendari mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
A. Pola kecenderungan perkembangan pusat kegiatan yang ada.
B. Kebijakan strategis yang memiliki dampak tumbuhnya pusat-pusat
pertumbuhan baru.
C. Kebutuhan pengembangan Kota Kendari 20 tahun kedepan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas Rencana pengembangan
struktur ruang Kota Kendari adalah sebagai berikut :
a. Pusat Primer : Pusat Kota, Kawasan CBD, Pusat Pemerintahan
Provinsi
Sulawesi
Tenggara,
Kawasan
Terminal
dan
Kawasan
Pelabuhan.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015
III - 62
b. Pusat Sekunder :
Pusat
Pusat Kecamatan
Kendari.
Bangkitan
kegiatan
permukiman
yang
diakibatkan
Pengembangan
penyebrangan
AbeliBungkutoko-Kota
Lama,
akan
dengan
upaya
pengendalian
kawasan
pulau
bagi
III - 63
pada
kawasan
terminal
adalah
kegiatan
komersial,
Kota
Lama
memiliki
fungsi
perdagangan
yang
fungsinya
III - 64
Skala Pelayanan
Pusat Kota
Kawasan Teluk (CBD)
Pusat Primer
Kawasan Terminal
Kota Lama
Pusat Sekunder
Pusat Tersier
(Pusat
Lingkungan)
Fungsi yang
Dikembangkan
Kawasan Pelabuhan
Kontainer dan Pelabuhan
Penumpang Regional.
Terminal Tipe A
Kegiatan
Perdagangan
Khusus
Pusat Kecamatan
Pusat Kecamatan
Puuwatu
Pusat Kecamatan
Pusat Kecamatan
Mandonga
Pusat-Pusat Permukiman Pusat Konsentrasi Fasilitas
Permukiman
Skala
Lingkungan
Gambar 3.5
Peta Rencana Struktur Ruang Kota Kendari
f.
III - 65
penyangga
agar
tidak
berkembang
menjadi
kawasan
kawasan
industri
sebagai
faktor
pendorong
III - 66
Tabel 3.9
Kawasan
Perlindungan
Setempat
Arahan Fungsi
Tidak diperbolehkan
pengembangan
kawasan budidaya.
Arahan Fungsi
Kegiatan pendukung
fungsi wisata alam.
Agrowisata, pertanian,
permjukiman dengan
pengendalian ketat.
Kegiatan budidaya
tertentu, kegiatan
permukiman dengan
pengendalian ketat.
Jalur Hijau
III - 67
Sempadan Pantai.
Sepanjang Pantai dan Kawasan
Teluk
Taman Kota, Taman
Pemakaman
Umum,
Lokasi : Tersebar,
RTH Lingkungan, RTH RW, jalur
hijau, taman kelurahan dan
taman kecamatan.
RTH
b. Kawasan Budidaya
a. Kawasan Permukiman
Adanya rencana perkembangan pusat-pusat pertumbuhan kawasan
yang baru, serta peningkatan dan penanganan kawasan khusus,
maka
pola
pengembangan
kawasan
permukiman
yang
sebagai
penanganan
secara
khusus
dalam
upaya
dengan
fungsi
pelabuhan
dan
pariwisata,
III - 68
permukiman
yang
berorientasi
pada
kegiatan
akan
merupakan
magnet
ekonomi
yang
perlu
dikendalikan
secara
ketat
agar
tidak
Mandonga
dan
Puwatu
yang
merupakan
pusat
sebagai
kawasan
permukiman
khusus
untuk
III - 69
dikembangkan di kota
lama
agar
tidak
menimbulkan
dampak
terhadap lingkungan
sekitarnya.
d. Kawasan Pariwisata
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015
III - 70
agro
wisata
dan
wisata
alam
dikembangkan
di
tersebut,
perlu
kegiatan
diintegrasikan
pertanian
sebagai
kegiatan
objek
permukiman
wisata
serta
pemanfaatan
ruangnya
karena
terdapat
beberapa
fungsi
berfungsi
seperti
yang
diharapkan
perlu
dilakukan
III - 71
pengembangan
baru
dengan
mempertahankan
Fungsi Jalan
III - 72
Rencana Pengembangan
Lokasi
Lokasi
K.
Abeli(P.Bungkutoko)
III - 73
P. Bungkutoko,
Kawasan. Industri,
Pusat Kota, Kota
Lama, Mandonga dan
Puuwatu.
Tersebar
Tersebar
Kecamatan Abeli
P.Bungkutoko
Tersebar
CBD
Kawasan Teluk
Lokasi
Seluruh wilayah
perkotaan
Kec.
III - 74
Pemanfaatan
permukaan.
S.
Sampara
sebagai
sumber
air
baku
secara
bertahap
sesuai
dengan
rencana
pengembangan kawasan.
3. Peningkatan Kelembagaan Pengelolaan Air Bersih Kota Kendari
b. Sistem Non Perpipaan
Pemanfaatan
air
tanah
terbatas/skala rumah
dangkal
untuk
kepentingan
3. Prasarana Drainase
a. Drainase Primer
III - 75
Sistem
saluran
sekunder
penyempitan
saluran
akibat
terhadap
kemungkinan
perkembangan
kawasan
permukiman.
c. Drainase tersier
Sistem drainase tersier adalah saluran tepi jalan, maupun saluran
utama dari lingkungan permukiman yang bermuara ke alur-alur sungai,
atau bermuara langsung ke sungai utama. Rencana Pengembangan
sistem drainase terseier adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan kapasitas dan kualitas saluran drainase yang berada
pada jalur-jalur jalan utama kota.
2. Pengembangan saluran-saluran baru pada daerah rawan banjir
di Kec.
Baruga dan Kec. Mandonga.
3. Pemeliharaan berkala saluran tersier.
4. Prasarana Persampahan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015
III - 76
Proses
pengembangan
sistem
pengelolaan
sampah
secara
sistem
sehingga
pelaksanaan
dilakukan
secara
diterapkan
secara
menyeluruh
di
Kota
Kendari.
Untuk
III - 77
Gambar 3.6
Model Tata Letak Pemanfaatan TPS Menjadi Pusat Pengelolaan
Sampah Terpadu
Proses pengolahan sampah modern akan menghasilkan bahan
organik
yang
dapat
dimanfaatkan
sebagai
bahan
baku
pupuk,
sampah
atau
gerobak
motor
ke
tempat
pembuangan
sementara.
b. Tempat Pembuangan Sementara
Tempat
pembuangan
direkomendasikan
dalam
sementara
bentuk
merupakan
kontainer
untuk
bak
sampah,
memudahkan
pemindahan ke truk pengangkut sampah. Kontainer diletakkan di pusatRPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015
III - 78
konvensional
yang
masih
dapat
dimanfaatkan
untuk
i.
mendorong
pertumbuhan,
mengendalikan
dan
kegiatan
penanganan adalah :
a. Pusat Kota dan CBD
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015
III - 79
penyediaan
ruang
yang
luas
dan
intensif.
kawasan
permukiman
dalam
skala
luas
dan
pendidikan
tinggi
perkembangan
dan
kawasan
pusat
pemerintahan
permukiman
dan
telah
kegiatan
III - 80
pelabuhan
menjadikan
faktor
lingkungan
fisik
sebagai
dasar
pertimbangan utama dalam pengembangan konstruksi dan komponenkomponen pendukung pelabuhan. Penyediaan infrastruktur dan utilitas
pendukung pelabuhan agar tidak melakukan eksploitasi alam yang
berlebihan.
Penyiapan masyarakat lokal yang akan terpengaruh secara
budaya dan kegiatan ekonomi perlu dipersiapkan agar dapat menerima
manfaat secara maksimal dari kegiatan pelabuhan.
Kegiatan industri yang diperkirakan akan tumbuh mendukung
fungsi pelabuhan dialokasikan seluas 500 Ha di Kecamatan Abeli dan
akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Perencanaan kawasan
industri diintegrasikan dengan pengembangan kegiatan ikutan yang
akan tumbuh khususnya kegiatan permukiman, perdagangan dan jasa.
Kelengkapan komponen pendukung industri, infrastruktur pendukung
industri perlu dipersiapkan mulai tahapan perencanaan agar kawasan
industri yang akan dikembangkan tumbuh sebagai kawasan industri
yang terpadu.
Kegiatan industri merupakan kegiatan yang sensitif terhadap
lingkungan, sehingga pengendalian terhadap dampak-dampak yang
akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan dapat dikelola secara
maksimal. Penyusunan AMDAL Kawasan industri harus dijadikan acuan
dalam mengarahkan pengelolan dan pengendalian dampak lingkungan
dan sosial akibat pengembangan kawasan industri.
Dampak sosial merupakan dampak langsung yang akan diterima
oleh
masyarakat
Kecamatan
Abeli.
Penyiapan
lahan,
peralihan
sehingga
secara
penyiapan
terus-menerus
masyarakat
agar
sejak
kegiatan
awal
perlu
industri
tidak
lama
telah
tumbuh
sebagai
kawasan
komersial
dan
pertumbuhan
pada
kawasan-kawasan
perbukitan
yang
III - 81
kawasan
komersial.
Keterbatasan
ruang
menjadikan
Kegiatan
laut
dari
Kota
Kendari
ke
wilayah-wilayah
sekitarnya,
Gambar 3.8
Peta Kawasan Strategis Kota Kendari
III - 82
Timur
dan
03o
5430-
04o0311
Lintang
Selatan
yang
dengan
Kecamatan
Moramo
dan
Jumlah
Kecamatan / Kelurahan
RW
TOTAL
347
RT
975
Luas Area
Administrati
f
Ha
39.512
Luas Wilayah
Terbangun
Km2
395
(Ha)
150
%
0,3
8
IV - 1
1.956
Luas Area
Administrat
if
Jumlah
Kecamatan / Kelurahan
RW
1 Kelurahan Kandai
Kelurahan
Gunung 2 Jati
Kelurahan
3 Kampung Salo
Kelurahan
Mangga 4 dua
Kelurahan
Kendari 5 Caddi
Keluraha
n 6
Kasilampe
RT
Ha
Luas Wilayah
Terbangun
Km2
20
(Ha)
0,66
%
0,59
44
112
16
68
0,68
0,1
1
0,1
6
14
225
2,25
0,1
0
0,0
4
12
57
0,57
0,0
5
0,0
8
12
510
5,10
0,0
4
0,0
1
16
82
0,82
0,1
4
0,1
7
15
126
1,26
0,1
0
0,0
8
7 Kelurahan Mata
338
3,38
0,0
5
0,0
1
8 Kelurahan Purirano
334
3,34
0,0
3
0,0
1
Kelurahan
Jati 9 Mekar
12
216
2,16
0,0
4
0,0
2
50
126
12
548
5,48
0,2
8
0,0
5
16
221
2,21
0,2
2
0,1
0
14
376
3,76
0,1
7
0,0
5
14
307
3,07
0,1
0
0,0
3
3 Kelurahan Tipulu
Keluraha
n 4
Punggaloba
Kelurahan
Benu 5 benua
Keluraha
n 6 Sodohoa
7 Kelurahan Sanua
Kelurahan
Dapu 8 dapura
Keluraha
n 9
Lahundape
2.298
23
0,70
10
189
1,89
0,0
9
0,0
5
18
221
2,21
0,1
1
0,0
5
17
226
2,26
0,1
1
0,0
5
13
63
0,63
0,1
0
0,1
6
12
147
1,47
0,2
5
0,1
7
30
93
Kecamatan Mandonga
23
2.336
Kelurahan
1 Mandonga
1,43
28
197
1,97
140,6
8
39,4
9
60,57
20,0
4
IV - 2
10
3 Kelurahan Labibia
2
2
262
2,62
62,9
9
24,0
4
892
8,92
7,1
8
0,8
0
655
6,55
8,2
7
1,2
6
26
Kelurahan
4 Wawombalata
5 Kelurahan Alolama
12
178
1,78
5,7
0
3,2
0
13
152
1,52
17,0
5
11,2
2
39
119
26
25
Kelurahan
6 Anggilowu
Kecamatan Puuwatu
Keluraha
n 1 Puuwatu
Keluraha
n 2
Watulondo
Keluraha
n 3
Punggolaka
4.271
RW
6 Kelurahan Lalodati
RT
9,77
0,2
2
0,0
2
1.315
13,15
0,2
2
0,0
2
473
4,73
0,2
5
0,0
5
Ha
24
0,21
977
Luas Area
Administrat
if
Kecamatan / Kelurahan
1,02
26
Jumlah
Keluraha
n 4 Tobuuha
Kelurahan
Abeli 5 Dalam
43
Luas Wilayah
Terbangun
Km2
(Ha)
252
2,52
0,2
5
0,1
0
683
6,83
0,0
2
0,0
0
571
5,71
0,0
6
0,0
1
12
30
110
1 Kelurahan Kadia
27
292
2,92
0,3
2
0,1
1
2 Kelurahan Bende
40
291
2,91
0,6
6
0,2
3
15
91
0,91
0,2
4
0,2
6
1,28
0,1
8
0,1
4
0,1
2
0,1
1
Kecamatan Kadia
910
Kelurahan
3 Pondambea
Kelurahan
4 Wawowanggu
5 Kelurahan Anaiwoi
Kecamatan Wua-wua
Kelurahan
Wua 1 wua
Keluraha
n 2
Bonggoeya
Keluraha
n 3 Mataiwoi
16
128
1,52
0,85
12
108
1,08
22
78
1.235
12
25
428
4,28
0,2
2
0,0
5
20
278
2,78
0,2
9
0,1
0
134
1,34
0,2
0
0,1
5
16
0,88
0,35
IV - 3
Kecamatan Poasia
0,1
8
0,0
5
17
395
3,95
30
77
4.958
50
12
30
2.657
26,57
0,2
9
0,0
1
19
366
3,66
0,1
1
0,0
3
1.479
14,79
0,1
8
0,0
1
456
4,56
0,2
2
0,0
5
4.352
44
18
10
0,79
31
87
11
33
1.524
15,24
0,3
6
0,0
2
10
30
1.262
12,62
0,3
0
0,0
2
3 Anggoeya
16
1.255
12,55
0,1
1
0,0
1
Keluraha
n 4
Matabubu
3,11
0,0
3
0,0
1
Kelurahan
1 Andonohu
Kelurahan
2 Rahandouna
Kelurahan
Kecamatan Kambu
311
0,80
0,10
22
66
12.235
122
1 Kelurahan Kambu
25
947
9,47
0,3
3
0,0
4
2 Kelurahan Mokoau
10
452
4,52
0,0
9
0,0
2
3 Kelurahan Padaleu
14
393
3,93
0,1
5
0,0
4
4 Kelurahan Lalolara
17
521
5,21
0,2
4
0,0
5
49
107
Kecamatan Abeli
4.961
Luas Area
Administrat
if
Jumlah
Kecamatan / Kelurahan
RW
RT
Ha
50
1,97
0,07
0,58
0,75
0,30
Luas Wilayah
Terbangun
Km2
(Ha)
1 Kelurahan Puday
121
1,21
0,0
3
2 Kelurahan Lapulu
106
1,06
0,0
9
0,0
8
3 Kelurahan Abeli
221
2,21
0,0
6
0,0
3
1.006
10,06
0,0
2
0,0
0
Kelurahan
Benua 4 Nirae
Keluraha
n 5 Tobimeita
Kelurahan
6 Anggalomelai
0,0
3
11
948
9,48
0,0
3
0,0
0
10
264
2,64
0,0
3
0,0
1
IV - 4
116
1,16
0,0
3
0,0
3
8 Kelurahan Poasia
91
0,91
0,0
3
0,0
4
202
2,02
0,1
0
0,0
5
235
2,35
0,0
4
0,0
2
Keluraha
n 9
Bungkutoko
12
10 Kelurahan Petoaha
11 Kelurahan Nambo
831
8,31
0,0
4
0,0
1
12 Kelurahan Sambuli
464
4,64
0,0
6
0,0
1
3,56
0,0
2
0,0
1
12
Kelurahan
13 Tondonggeu
356
Dari tabel diatas dapat dilihat wilayah yang paling luas terdapat
di Kecamatan Abeli dengan luas 49,61 Km 2 sedangkan wilayah yang
paling kecil terdapat di Kecamatan Kadia dengan luas 9,10 Km 2. Luas
Wilayah Kota Kendari dapat dilihat pada gambar 4.1.
4.2.
4.2.1
Tabel
IV - 5
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah (L+P)
04
59
10 14
15 19
20 24
25 29
30 34
35 39
40 44
45 49
50 54
55 59
60 64
65 69
70 74
75 +
Jumlah
17.728
16.538
14.820
16.865
21.008
15.941
12.994
11.172
9.533
7.507
5.603
3.874
2.258
1.311
738
709
158.599
16.898
15.253
13.975
18.330
21.619
15.847
12.737
11.134
9.196
6.762
5.092
3.077
2.183
1.445
958
1.021
155.527
34.626
31.791
28.795
35.195
42.627
31.788
25.731
22.306
18.729
14.269
10.695
6.951
4.441
2.756
1.696
1.730
314.126
IV - 6
Kecamatan
Kec. Mandonga
5,170
Kec. Poasia
5,931
Kec. Kendari
6,318
Kec. Baruga
2,834
Kec. Abeli
8,979
6,327
Kec. Wua-Wua
4,473
Kec. Puuwatu
7,675
Kec. Kadia
2,425
Kec. Kambu
1,612
51.743
Jumlah
Sumber :TNP2K KOTA
KENDARI, 2012
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2009
2010
2011
2012
2013
Laju
Pertumbuhan
Penduduk per
Tahun (%)
37.789
13.469
24.062
29.949
20.875
20.231
22.181
20.959
26.861
36.163
19.368
27.749
39.244
24.407
24.977
22.438
27.135
25.557
36.884
19.755
28.301
40.026
24.891
25.474
22.884
27.674
26.065
38,021
20,363
29,175
41,260
25,661
26,260
23,591
28,529
26,870
39,177
20,981
30,061
42,515
26,441
27,058
24,307
29,395
27,686
1,99
2,00
1,99
1,99
1,99
1,98
1,99
1,99
1,99
Pendud k
u
Kecamatan
Mandonga
Baruga
Puuwatu
Kadia
Wua-Wua
Poasia
Abeli
Kambu
Kendari
IV - 7
Kendari Barat
44.491
42.928
43.783
45,132
46,505
1,99
Jumlah
260.86
7
289.966
295.737
304,862
314,126
1,99
di
Sulawesi
Tenggara
yang
tiap
tahunnya
mengalami
2012
2013
Pendudu
k
Persebaran
(%)
Pendudu
k
Persebaran
(%)
Pendudu
k
Persebaran
(%)
36.884
19.755
28.301
40.026
24.891
25.474
22.884
27.674
26.065
12.47
6.68
9.57
13.53
8.42
8.61
7.74
9.36
8.81
38,021
39,177
26,870
12.47
6.68
9.57
13.53
8.42
8.61
7.74
9.36
8.81
27,686
12.47
6.68
9.57
13.53
8.42
8.61
7.74
9.36
8.81
43.783
14.81
45,132
14.80
46,505
14.80
295.73
7
100,00
304,86
2
100,00
314,12
6
100
20,363
29,175
41,260
25,661
26,260
23,591
28,529
20,981
30,061
42,515
26,441
27,058
24,307
29,395
Kecamatan
Luas
(Km2)
Kepadatan (jiwa/km2)
2011
2012
2013
IV - 8
Jumlah
23,294
48,718
38,350
6,721
11,161
38,542
43,862
23,930
15,689
19,094
36.884
19.755
28.301
40.026
24.891
25.474
22.884
27.674
26.065
43.783
38,021
20,363
29,175
41,260
25,661
26,260
23,591
28,529
26,870
39,177
20,981
30,061
42,515
26,441
27,058
24,307
29,395
27,686
46,505
1,583
405
738
5,184
2,193
661
522
1,156
1,661
2,293
1,831
424
735
6,149
2,299
696
538
1,158
1,714
2,362
1,886
437
757
6,336
2,369
717
554
1,193
1,766
2,434
45,132
269,363
295.737
304,862
314,126
1,098
1,140
1,175
4.3
Gambaran Topografi
Berdasarkan kondisi Topografi wilayah Kota Kendari bervariasi
antara datar dan berbukit. Daerah datar terdapat di bagian barat dan
selatan Teluk Kendari.
utara teluk sebagian besar terdiri dari perbukitan (Pegunungan NipaNipa) dengan ketinggian mencapai lebih kurang 459 meter dari garis
pantai sedangkan ke arah selatan tingkat kemiringan antara 4 % sampai
30 %. Sedangkan bagian barat (Kecamatan Mandonga) dan selatan kota
(Kecamatan Poasia) terdiri dari daerah perbukitan bergelombang rendah
dengan kemiringan ke arah Teluk Kendari.
Berdasarkan faktor kemiringan lahan, wilayah Kota Kendari terbagi
atas klasifikasi kemiringan :
Kemiringan 0 3 % mendominasi sebagian besar WIlayah Kota
Kendari mulai dari Teluk Kendari. Klasifikasi kemiringan ini,
dominan di Kecamatan Baruga dan terkecil di Kecamatan
Kendari;
Kemiringan 3 15 % merupakan kelompok kemiringan lahan
kedua terluas di wilayah Kota Kendari, tersebar merata di 3 (tiga)
Kecamatan yaitu Poasia, Baruga dan Mandonga, sedangkan di
Kecamatan Kendari hanya sedikit.
Kemiringan 15 25 % merupakan kelompok kemiringan lahan
ketiga terluas di wilayah Kota Kendari, penyebarannya dominant
di Kecamatan Kendari.
Kemiringan 25 40 % penyebarannya terluas di Kecamatan
Kendari, serta sekitar pegunungan Nipa-Nipa.
Kemiringan > 40 % penyebarannya hanya terdapat pegunungan
NipaNipa atau kemiringan Poasia saja.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015
IV - 9
kemiringan
lahan
untuk
pembangunan
perumahan
dan
IV - 10
Gambaran Geohidrologi
Hidrologi air permukaan di wilayah Kota Kendari dipengaruhi oleh
sungai besar dan kecil, antara lain Sungai Wanggu (Sungai Lepo-Lepo)
dengan debit 7,487 ltr/dtk, Sungai Tipulu (0,140 ltr/dtk), Sungai
Mandonga (0,214 ltr/dtk), dan Sungai Sodohoa (0,198 ltr/dtk), yang
kesemuanya
bermuara
ke
Teluk
kendari.
Sungai-sungai
tersebut
IV - 11
8. Sungai Ambololi
2. Sungai Lapulu
9. Sungai Lambusa
3. Sungai Numanggere
10.
Sungai
Amohalo
4. Sungai Lamomea
5. Sungai Pinesala
6. Sungai Alulua
7. Sungai Pambula
Sungai
lain
yang
11.
Sungai LepoLepo
12.
Sungai Ea
13.
Sungai kecil
lainnya
berasal
dari
Pegunungan
Nanga-Nanga
Sedangkan
sungai-sungai
lain
yang
berasal
dari
IV - 12
yang
dilakukan
oleh
Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan
IV - 13
IV - 14
4.5
Gambaran Geologi
Secara umum, keadaan tanah (soil) kota Kendari ini terdiri dari
tanah liat bercampur pasir halus dan berbatu. Diperkirakan sebagai jenis
aluvium berwarna coklat keputih-putihan dan ditutupi batuan pratersier
terdiri dari batuan batu lempung bergelimer, batu pasir dan kwarsa.
Dibagian pantai batuan pratersier tersebut ditutupi batuan terumbu
gamping. Keadaan batuan yang demikian umumnya tidak meluas air
atau kedap air.
Adapun persebaran dan jenis batuan yang terdapat di Kota
Kendari adalah sebagai berikut :
1. Batu pasir Kuarsit, Serpih Hitam Batu Sabak, Batu Gamping dan Batu
Lanau
IV - 15
dan
Kecamatan
Kalkarenit
Poasia
Lempung,
tepatnya
tersebar
Kelurahan
Talia,
di
arah
tenggara
Kelurahan
Abeli,
dan
Kelurahan
Nambo
serta
sebagian
Kelurahan
Tondonggeu.
7. Batu Gamping, Batu Pasir dan Batu Lempung , tersebar dibagian
barat Kecamatan Mandonga sampai dengan batas Kota Kendari
dengan Kecamatan Sampara dan Kecamatan Ranomeeto.
Sedangkan, berdasarkan klasifikasi tanah taxonomy USDA, 1998,
maka kondisi tanah di Kota Kendari cukup beragam, yaitu Endoaquents,
Fluaquents,
Epiaquepts,
Endoaquaquepts,
Haplustepts,
Haplustalfs,
IV - 16
geluhan;
Ph
tanah
sangat
masam
sampai
rendah;
Tanah
Kambisol
Distrik,
jenis
tanah
dengan
tingkat
IV - 17
proses
mempunyai
pencucian
kemasaman
basa
yang
sangat
tinggi;
intensif
warna
sehingga
tanah
coklat
Jenis Tanah
A11 = Aluvial
B12 = Glisol
H19 = Recoso Litosol
H89 = Gleisolacic
H49 = Podsoloik
P12 = Mediteran
Haplik
T14 = Gleisol Distrik
Luas
(Ha)
980
1.704
512
4.184
762
1.585
Persentase
(%)
3,31
5,76
1,73
14,14
2,58
5,36
3.572
12,07
IV - 18
A13 = Geliik
B33 = Aluvial Tidnik
H31 = Kembisol Distrik
H16 = Rensina
H32 = Podsolik plintik
T19 = Gleisol Evtrik
P82 = Kembisol Distrik
Jumlah
1.764
2.481
5.303
1.323
2.069
2.947
403
5,96
8,38
17,92
4,47
6,99
9,96
1,36
29.589
100,00
Epiaquepts,
Endoaquaquepts,
Haplustepts,
Haplustalfs,
IV - 19
IV - 20
Berdasarkan
sebagai
lahan
pemukiman,
pertanian
bahkan
Kecamatan
Mandonga
2.
Kendari
Kelurahan
Luas (Ha)
Labibia
16,199
Anggilowu
6,473
Mata
2,717
Kampung Salo
0,097
Kendari Caddi
4,79
Kandai
2,483
Jati Mekar
0,495
Kemaraya
48,441
Sodohoa
1,413
Benu-Benua
2,27
Punggaloba
9,116
Tipulu
27,172
Watu-Watu
22,507
Dapu-Dapura
1,193
3.
Kendari Barat
J umlah
145,366
Sumber : Studi Kawasan Rawan Bencana Kota Kendari Tahun 2008 (Data Diolah)
IV - 21
No.
Kecamatan
1.
Abeli
2.
Kendari Barat
No.
Kecamatan
3.
Kendari
4.
Poasia
5.
6.
Baruga
Mandonga
Jumlah
Kelurahan
Luas (Ha)
BenuaNirae
Tondonggeu
Sambuli
Nambo
Petoaha
Tobimeita
23,419
38,888
37,618
26,501
101,756
75,937
Kemaraya
239,432
Kelurahan
Luas (Ha)
Sodohoa
Benu-Benua
Punggolaka
Sanua
Tipulu
Watu-Watu
Dapu-Dapura
26,760
52,016
85,420
38,483
116,955
112,327
3,688
Mata
Kampung Salo
Kendari Caddi
Kandai
Jati Mekar
Gunung Jati
74,663
77,710
6,814
28,000
6,006
60,203
Matabubu
Anggoeya
Rahandouna
Anduonohu
23,988
67,061
24,621
34,856
Baruga
34,289
Labibia
Wawombalata
Alolama
Anggilowu
89,815
22,102
3,579
7,193
39,948
Sumber : Studi Kawasan Rawan Bencana Kota Kendari Tahun 2008 (Data Diolah)
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015
IV - 22
IV - 23
Gambaran Klimatologi
Kondisi iklim suatu wilayah dapat dilihat dari keadaan curah hujan,
23.60C
31.39C.
Pada
bulan-bulan
tertentu
IV - 24
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septembe
r
Oktober
Nopember
Curah
Hujan
(mm)
Jumlah
Hari
Hujan
(hari)
Kondisi Klimatologi
Temperatur
Kelemb
Suhu Suhu .
Relatif
Min
Max
(%)
(oC)
(oC)
Kec.
Angin
(knot)
Penyinaran
Matahari
(Jam)
347.0
13
24.4
33.3
83
1.99
237
188.0
11
24.2
32.6
84
1.85
144
152.0
14
24.2
32.6
85
1.50
145
143.0
22
24.4
32.5
84
1.55
166
232.0
17
24.2
32.1
86
1.33
125
293.0
14
24.1
31.1
87
1.30
144
770.0
26
23.1
28.4
89
1.01
63
45.0
22.3
30.3
83
1.82
199
29.0
22.6
31.5
81
1.93
235
18.0
23.4
30.0
78
2.11
265
113.5
14
24.2
32.7
80
2.12
198
IV - 25
288.5
29
2.619
166
24.2
32.3
23.80
31.90
85
1.30
127
83.80
1.7
1.948
Sumber : Stasiun Meteorologi Maritim Kendari. BMKG/ Kota Kendari Dalam Angka 2014
4.7
kaitannya
dengan
pembangunan
perumahan
dan
IV - 26
permukiman
untuk
masyarakat
lainnya.
seperti
tempat
tahun
2012
diketahui
bahwa
jumlah
angkatan
kerja
penduduk Kota Kendari sebesar 128.054 orang yang terdiri dari 79.657
laki-laki (62.20%) dan 48.397 perempuan (37.79%). sedangkan bukan
angkatan kerja sebesar 70.055 orang didominasi perempuan sebesar
50.048 Jiwa (71.44%) dan sisanya laki-laki sebesar 20.007 jiwa
(28.56%).
Persentase pekerja terhadap angkatan kerja sebesar 94.36 %
sedangkan persentase angkatan kerja terhadap penduduk berusia 15
tahun ke atas sebesar 64.31 %.
Garis
Kemiskinan
Penduduk Miskin
Poor People
IV - 27
Year
Jumlah
(000)
Total
(000)
Persent
ase
Persenta
ge
Indeks
Kedalam
an
Kemiskin
an
(5)
Indeks
Keparah
an
Kemiskin
an
(6)
(1)
(2)
(3)
(4)
2008
178 943
23.60
8.53
1.83
0.48
2009
211 670
22.44
7.88
1.17
0.30
2010
225 955
23.30
8.02
1.91
0.84
Garis kemiskinan Kota Kendari pada tahun 2010 lebih tinggi 6.75
persen dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 255.955 rupiah
per kapita per bulan. Dengan kata lain. untuk tidak dikategorikan miskin.
seseorang harus memiliki pengeluaran untuk makanan dan non
makanan paling sedikit sebesar 255.955 rupiah per bulan.
Seiring dengan meningkatnya standar garis kemiskinan. jumlah
penduduk miskin di kota Kendari pada tahun 2010 meningkat menjadi
8.02 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 7.88
persen. Demikian pula indeks kedalaman kemiskinan yang meningkat
menjadi 1.91. dimana tahun sebelumnya hanya sebesar 1.17. Hal
tersebut berarti bahwa pada tahun 2010 semakin banyak penduduk
miskin yang memiliki pengeluaran jauh di bawah garis kemiskinan
dibandingkan tahun sebelumnya. Tentu saja. meningkatnya indeks
kedalaman
kemiskinan.
diikuti
pula
meningkatnya
nilai
indeks
IV - 28
miskin
adalah
memberikan
motivasi.
membantu
dan
penduduk
untuk
dapat
memperoleh
kesempatan
Sekolah
(2)
Guru
Murid
(3)
(4)
Rata-Rata
Guru/
Murid/ Murid/
Sekolah Sekolah Guru
(5)
(6)
(7)
TK
2011/2012
85
2012/2013
2013/2014
87
115
Tingkat
Sekolah
609
4 770
7,16
645
4 891
7,41
824
Guru
6 140
Murid
56,12
56,21
53,39
7,17
Rata-Rata
7,83
7,58
7,45
IV - 29
(3)
(4)
Guru/
Sekolah
(5)
2.437
38.896
17,66
Pendidikan
(1)
(2)
2011/2012
138
2012/2013
139
2013/2014
142
Murid/ Murid/
Sekolah Guru
(6)
(7)
SD
2.424
38.243
17,44
2.389
40.702
16,82
1.457
15.434
31,67
281,86
275,13
286,63
15,96
15,78
17,04
SLTP
2011/2012
46
2012/2013
50
2013/2014
48
1.547
16.684
30,94
1.496
16.703
31,17
1.839
16.993
39,13
335,52
333,68
347,98
10,59
10,78
11,17
SLTA
2011/2012
47
2012/2013
30
2013/2014
31
1.133
11.499
37,77
1.121
11.547
36,16
637
5.346
37,47
361,55
383,30
372,48
9,34
10,15
10,30
SMK
2011/2012
17
2012/2013
20
2013/2014
22
697
730
5.797
6.154
34,85
33,18
297,00
289,85
279,73
8,39
8,31
8,43
Sumber: Kota Kendari Dalam Angka 2014. Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari
IV - 30
ini
sebagaimana
yang
diamanahkan
oleh
Rencana
pemerintah
paripurna.
Peningkatan
derajat
kesehatan
masyarakat
2009
2010
2011
IV - 31
11
12
Puskesmas
13
14
Puskesmas Pembantu
16
18
16
Puskesmas Plus
Jumlah
44
48
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Kendari Tahun 2011
13
14
47
orang; dan (9) non kesehatan 54 orang. Jumlah tenaga kesehatan Tahun
2010 sebanyak 440 orang dan Tahun 2011 sebanyak 571 orang.
mengalami peningkatan sebesar 131 orang. Peningkatan tersebut
disebabkan oleh adanya penerimaan pegawai baru dan mutasi pegawai
dari luar Pemerintah Kota Kendari.
IV - 32
2005
2007
2008
2009
8.99
8.84
1.34
7.22
5.19
11.30
9.35
23.75
7.19
11.13
5.95
18.40
3.51
8.55
8.24
7.90
13.23
6.86
19.84
18.47
11.50
8.64
9.22
10.21
9.27
7.96
3.67
8.58
11.52
12.32
Sektor
7. Pengangkutan dan
Komunikasi
8
Keuangan.
Persewaan dan Jasa
Perusahaan
9. Jasa-Jasa
PDRB
2006
2005
2006
2007
2008
2009
10.14
9.53
5.83
10.01
13.57
10.68
32.26
12.45
13.03
12.20
6.10
8.95
6.43
8.16
5.75
7.48
7.51
10.49
8.29
11.88
suatu daerah dapat dilihat dari besarnya PDRB per kapita. Berdasarkan
harga berlaku. PDRB per kapita penduduk Kota Kendari pada tahun 2005
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015
IV - 33
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
ADH
Berlaku
15.270.350,
75
17.903.074,
41
22.202.848,
01
25.655.940,
66
28.376.580,
36
32.113.037,
29
36.600.745,
70
A.D. Harga
Konstan
2000
8.643.330,06
Pertumbuha
n
9.331.719,95
7,96
10.010.586,35
7,27
10.768.577,19
7,57
11.653.906,41
8,22
12.698.120,77
8,96
14,02034991
10,41
7,68
Sumber : Kota Kendari Dalam Angka. 2014 (PDRB Kota Kendari 2005-2009)
IV - 34
Pariwisata
merupakan
sektor
andalan
yang
perlu
yang
didukung
dengan
keberadaan
Teluk
Kendari
yang
merupakan icon Kota Kendari dapat dijadikan kegiatan wisata air. olah
raga air serta adanya rencana pembangunan Masjid ditengah Teluk
Kendari adalah merupakan suatu potensi unggulan daerah yang perlu
terus dikembangkan. Keberadaan pulau Bungkutoko yang menurut
rencana tata ruang didaerah tersebut akan dibangun Pelabuhan Peti
Kemas dan pembangunan Jembatan Talia Bungkutoko merupakan
bagian yang akan meningkatkan perekonomian Kota Kendari.
d.
IV - 35
Stagnasi
dan
kelesuan
yang
berpengaruh
terhadap
rangka
meningkatkan
iklim
invsetasi
yang
baik
bagi
Tahun
1.
2008
2.
2009
3.
2010
Total
Nilai Investasi
PMA (US$)
PMDN (Rp)
PMA
552.456.40
6
472.459.911.77
2
33.079.45
1
120.462.81
6
705.998.67
3
81.309.006.0
50
237.194.510.8
42
790.963.428.66
4
PMDN
10.61 Orang
10.734 Orang
14.14 Orang
2.770 Orang
14.466
Orang
2.394 Orang
29.668
Orang
15.895 Orang
Sumber : Laporan Hasil Pemantauan dan Pengawasan Penanaman Modal Tahun 2010
e.
persen. Angka tersebut lebih tinggi 7.75 point jika dibandingkan dengan
inflasi tahun 2007 yang mencapai sebesar 7.53 persen.
IV - 36
Potensi Ekonomi
Potensi ekonomi dibidang pertanian khususnya Tanaman Pangan
di Kota Kendari dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan.
baik dalam kualitas maupun dalam jumlah produksi. dan untuk
pengembangannya masih tersedia lahan. Khusus tanaman padi sawah.
selain dikembangkan di Kota Kendari juga mendapatkan pasokan dari
berbagai daerah sekitar. seperti dari Kabupaten Konawe. Konawe
Selatan dan bahkan dari luar propinsi Sulawesi Tenggara. Dari potensi
lahan 1379 Ha untuk Padi Sawah masih ada peluang sebesar 967 Ha
yang tersebar di kecamatan Mandonga. Baruga. Poasia. Kambu dan
Abeli.
Jenis tanaman perkebunan rakyat yang diusahakan di Kota Kendari
terdiri dari 13 (tiga
mendapatkannya.
hal
ini
disebabkan
karena
pengelolaan
peternakan masih sangat tradisional hinngga permintaan pasar kadangkadang tidak dapat dipenuhi. Populasi ternak yang dikembangkan di
Kota Kendari terdiri dari ternak besar. ternak kecil. dan ternak unggas.
Untuk ternak besar meliputi Sapi. Kerbau. dan Kuda sedangkan ternak
kecil adalah Kambing. Domba. dan Babi. dan Babi serta serta Ternak
Unggas meliputi Ayam Kampung dan Ayam Ras serta Itik Manila.
Populasi ternak besar di Kota Kendari tahun 2009 adalah sebanyak
2.191 ekor yang terdiri dari ternak Sapi 2173 ekor.ternak Kerbau 16 Ekor
dan ternak Kuda sebanyak 2 Ekor.
Adapun Populasi ternak kecil di Kota Kendari sebanyak 3223 ekor
yang terdiri dari 3123 ekor ternak kambing dan 100 ekor ternak Babi.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015
IV - 37
Kecamatan
Kendari
paling
banyak
memelihara
ternak
Kambing yaitu 700 Ekor atau 22.41 % dari total Ternak Kambing di Kota
Kendari. disusul Kecamatan Poasia dan Abeli masing-masing sebesar
17.61 % dan 14.51 % dari total ternak kambing. Sedangkan Ternak Babi
hanya terdapat di Kecamatan Mandonga dan Kadia masing-masing
sebanyak 30 ekor dan 70 ekor.
Untuk Ternak Unggas populasinya mencapai 829563 ekor pada
tahun 2009 yang meliputi ayam Kampung sebesar 327.029 ekor atau
39.42 % dari seluruh ternak kecil yang ada di Kota Kendari. Ayam Ras
pedaging dan petelur masingmasing sebesar 458.033 dan 40.500 erkor
atau 55.21% dan 4.88 % dari seluruh ternak unggas yang ada di Kota
Kendari.
Potensi Perikanan di Kota Kendari hingga saat ini masih
merupakan potensi yang besar. terdapat 4 (empat) jenis yaitu Budidaya
air tawar. Tambak. Kolam. Penangkapan Ikan Laut (Perairan). Keempat
jenis tersebut sebagian telah dilakukan pengelolaan secara modern
dengan tingkat kualitas yang baik dan bernilai ekspor.
Rencana pengembangan kawasan industri di Kota Kendari
diarahkan untuk pengembangan industri pada kawasan potensial untuk
dikembangkan. Pembangunan industry ditujukan untuk memperluas
kesempatan kerja. meratakan kesempatan berusaha. meningkatkan
ekspor dalam menunjang pembangunan daerah dengan memanfaatkan
sumber alam dan energi serta sumber daya manusia. Dari hasil Survei
Industri Besar dan Sedang tahun 2009. menunjukkan bahwa ada 23
buah perusahaan dan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.533 orang.
Saat ini industry yang memiliki potensi dan ada di Kota Kendari terdiri
dari industry perikanan yang berada dalam naungan Pelabuhan
Perikanan Samudra (PPS). Industri Kerajinan Kayu dan Rotan yang
produksinya telah dipasarkan baik untuk local maupun ekspor. saat ini
yang memiliki nilai ekspor baru kerajinan gembol. sedangkan untuk
meubiler kayu dan rotan baru memenuhi permintaan local dan antar
pulau.
Pariwisata Kota Kendari meliputi Wisata pulau. Budaya. Pantai dan
Wisata Agro. Potensi pariwisata ini diharapkan mampu meningkatkan
PAD.
Tabel 4. 21
Rekapitulasi Nilai Investasi PMA dan PMDN Tahun 2008 2010
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015
IV - 38
NO
Tahun
1.
2008
2.
2009
3.
2010
Total
Nilai Investasi
PMA (US$)
PMDN (Rp)
552.456.40
6
472.459.911.77
2
33.079.45
1
120.462.81
6
705.998.67
3
81.309.006.0
50
237.194.510.8
42
790.963.428.66
4
PMA
PMDN
10.61 Orang
10.734 Orang
14.14 Orang
2.770 Orang
14.466
Orang
2.394 Orang
29.668
Orang
15.895 Orang
Sumber : Laporan Hasil Pemantauan dan Pengawasan Penanaman Modal Tahun 2010
Perdagangan
di
Kota
Kendari
berupa
Kegiatan
perdagangan antarpulau di Kota Kendari memperdagangkan barangbarang yang berasal dari hasil bumi dan laut. Hasil bumi meliputi
barang-barang
hasil
tanaman
pangan.
perkebunan.
perikanan.
peternakan. dan hasil hutan. sedangkan hasil laut meliputi ikan dan
hasil-hasil lainnya.
Nilai impor pada pelabuhan bongkar Kota Kendari pada tahun
2011. mengalami peningkatan yang. jika dibandingkan dengan nilai
impor tahun 2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar (51.85)
persen. Impor terbesar oleh kota Kendari pada tahun 2011 adalah pada
komoditas bahan bakar mineral yaitu mencapai 2.232.103 kilogram
dengan nilai 1.305.201 US$. Sedangkan ekspor terbesar adalah pada
IV - 39
IV - 40
BAB 5.
5.1.1. Visi
Visi jangka panjang Kota Kendari, berdasarkan Peraturan Daerah
(PERDA) Kota Kendari Nomor 10 Tahun 2001 adalah Mewujudkan
Kota Kendari Tahun 2020 Sebagai Kota Dalam Taman yang
Bertaqwa, Maju, Demokratis dan Sejahtera, sedangkan Visi
Walikota dan Wakil Walikota Kendari adalah Terwujudnya Kota
Kendari Tahun 2017 sebagai Kota bersih dan Hijau yang
Berakhlak, Maju, Demokratis dan Sejahtera.
5.1.2. Misi
Untuk mendukung Visi yang telah ditetapkan maka dijabarkan
beberapa
Misi
yang
dapat
mendukung
penjabaran
Visi
1. Misi
Lingkungan,
Mempertahankan
dan
meningkatkan
kualitas,
keseimbangan dan keserasian lingkungan kota yang indah sejuk sehat dan
lestari;
V -1
mendorong
pemberdayaan
lembaga
kemasyarakatan
untuk
semakin
penentuan
strategi
pembangunan
dilakukan
dengan
berbagai
faktor-faktor
dalam
lingkungan
internal
dan
eksternal.
Analisis lingkungan ini menggunakan pendekatan SWOT analysis
(Strength,
5,
adalah
suatu
strategi
pendekatan
pembangunan
yang
V -2
pengembangan
pengembangan
sumberdaya
Aspek
3,
yakni
manusia
berpijak
pendekatan
pada
pembangunan
yakni
(1)
potensi
akal
dan
ilmu
pengetahuan
juga
mencakup
pemantapan
kelembagaan
agama
bermuara
pada
perluasan
kesempatan
kelembagaan
kelembagaan
ekonomi
masyarakat
agar
dapat
sosial
adalah
penguatan
lembaga-lembaga
V -3
sosial
sosial
meningkatkan
budaya
adalah
kapasitas
dasar
sektor-sektor
manusia
yang
seperti
berfungsi
pendidikan,
yang
sama
di
depan
hukum.
Peraturan
dan
V -4
Bahwa
implikasi
pembangunan
fisik
dalam
pembangunan,
seharusnya memperhatikan daya dukung lingkungan.Prinsipprinsip pelestarian alam dan pembangunan yang berkelanjutan,
menjadi landasan pelaksanaan fisik pembangunan.Proporsi ruang
terbuka hijau dan terbangun, sebagai persyaratan mewujudkan
visi Kota dalam Taman, menjadi landasan dalam pemanfaatan
ruang.
tahapan
pembangunan
mulai
dari
perencanaan,
dalam
Perda
Nomor
10
2001,
yaitu
Taman
yang
Bertaqwa,
khusus
sebagai
Maju,
Demokratis
dan
menengah
yang
V -5
2.
Meningkatkan Fungsi Kota Kendari sebagai Kota Pelayanan Skala Regional dan
terpenuhinya tingkat kebutuhan masyarakat (Environment, Employment,
Engagement).
3. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat sesuai dengan Visi Indonesia
Sehat 2010 (Equity dan Engagement).
4. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah serta Pelestarian Nilai-Nilai Budaya ( Ethic, Employment dan
Equity).
5. Meningkatkan Rasa Aman, Sikap Hidup yang tertib dan disiplin bagi seluruh
masyarakat (Ethic, Engagement).
6. Menegakkan Prinsip-Prinsip Kepemerintahan yang baik (good governance)
dan Penegakkan Supremasi Hukum (Ethic, Equity dan Engagement).
7. Meningkatkan Iklim Usaha yang kondisif dan adil bagi semua pelaku usaha
dalam
mengembangkan
perekonomian
kota
yang
berbasis
ekonomi
V -6
a.
Lanjutan Pembangunan jalan lingkar luar (outer ring road).
b. Penuntasan Pembangunan Jembatan TALIA BUNGKUTOKO
c. Penanganan Drainase Kota Secara Komprehensif dan Terintegrasi.
d. Pembangunan dan Pembukaan jaringan Jalan dan Jembatan Baru.
e. Penuntasan Pengaspalan Jalan Wilayah Kota
f.
dan
Pendidikan
a. Implementasi dari Perda RTRW.
b. Pembangunan Kawasan Pemuda dan Olahraga Yang Terintegrasi
c. Memfasilitasi Terwujudnya SULTRA CULTURE CENTER (Pusat
Budaya Sulawesi Tenggara)
d. Peningkatan SDM Melalui Pelatihan dan Beasiswa Pendidikan (CERDAS TRIPLE
H Kota Kendari).
e. Perwujudan Kota Layak Anak dan Keberpihakan Gender
f.
Rehabilitasi,
Peningkatan
dan
Pembangunan
Sarana
dan
V -7
Prasarana
a.
Kemudahan Investasi Bagi Sektor Swasta, Seperti : Tax Holiday, Memfasilitasi
IMB bertahap.
b. Peningkatan kerjasama antar Sektor Swasta (Reinventing Government)
seperti Perhotelan, Franchise, SPBU,Dll).
8. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
a. Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis bagi Seluruh Masyarakat Kota Kendari
Melalui JAMKESDA.
b. Peningkatan
Sarana,
Prasarana
dan
Optimalisasi
Operasional
RSUD
Abunawas.
c. Peningkatan Sarana Prasarana dan Operasional Puskesmas (Perwujudan Kota
Kendari Sebagai Kota Sehat.
d. Pelayanan Prima Bidang Kesehatan (PHBS, CITRA PELAYANAN PRIMA).
e. Program KOTA SEHAT.
9. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan
a. Pengembangan BLUD menjadi Lembaga Keuangan Mikro
b. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Program Persaudaraan Madani
c. Intensifikasi Program PNPM-MP & Pengembangan P2MK Serta P2KP.
d. Peningkatan Program Bedah Rumah
e. Pemberian Raskin Gratis (Pada Kondisi Darurat)
f.
j.
Atributnya :
a. Green Planning and Design RTRW; Ruang Terbangun : Ruang
Terbuka (60 : 40)
b. Green Waste; 3R (Reuse, Reduce, Recycle) Menuju Konsep Zero Waste
(Pengolahan Sampah Terpadu, Tidak ada yang Terbuang).
c. Green Community; Kampung Hijau
d. Green Open Space; RTH (Mengatasi Masalah Banjir dan Kawasan
V -8
V -9
Untuk
sub
sistem
distribusi
seluruhnya
menggunakan
sistem
melayani
sejumlah
16.489
unit
pelanggan
di
(tiga)
Nasional
Indonesia
(SNI),
pelayanan
minimum
untuk
tertentu
saja,
seperti
pemerintahan,perdagangan
dan
kemiringan
ke
arah
Teluk
Kendari
turut
mempengaruhi
ini
PDAM
melakukan
sistem
penggiliran
pendistribusian air setiap 2-3 hari sekali dengan lama pengaliran 6-8
jam.
Namun demikian, dengan segala faktor keterbatasan yang ada, PDAM
Kota Kendari tetap menjadi jasa penyedia utama air bersih yang sangat
diharapkan oleh masyarakat Kota Kendari, mengingat kondisi wilayah
V - 10
yang bersumber
sehingga
di
perlukan
pembangunan
Instalasi
Daerah
Layanan
untuk
Kecamatan
Puwatu
Kecamatan
Mandonga
Kecamatan
Baruga
dan
Daerah
Layanan
Untuk
Kecamatan
Abeli,
V - 11
Tabel 4. 21
Rekapitulasi Nilai Investasi PMA dan PMDN Tahun 2008 - 2010
NO
Tahun
1.
2008
2.
2009
3.
2010
Total
Nilai Investasi
PMA (US$)
PMDN (Rp)
552.456.40
6
472.459.911.77
2
33.079.45
1
120.462.81
6
705.998.67
3
81.309.006.0
50
237.194.510.8
42
790.963.428.66
4
PMDN
10.61 Orang
10.734 Orang
14.14 Orang
2.770 Orang
14.466
Orang
2.394 Orang
29.668
Orang
15.895 Orang
Sumber : Laporan Hasil Pemantauan dan Pengawasan Penanaman Modal Tahun 2010
V - 13
Gambar 5.1
Peta Rencana Pengembangan SPAM di Kota
Kendari
V - 13
Tabel 5.2
Data Tingkat Kebocoran PDAM Kota Kendari
Uraian
Satu
an
2005
2006
Tahun
2007
Audited
Audited
Audited
2008
2009
Non
Audited
Non
Audite
d
Jumlah
distribusi
Jumlah
Penjualan
Jumlah
Kehilangan Air
M3
6,863,121
6,750,716
M3
3,943,122
3,730,723
44.00
44.74
6.301.72
7
3.817.60
1
39.34
6.406.800
3.856.284
6.362.1
59
3.869.9
97
36.66
32.5
7
Perbaikan Kebocoran
2005
1264
Penggantian
Meter
382
2006
1273
417
2007
902
362
2008
702
205
2009
712
322
Water
Secara umum penyebab masalah tingkat kebocoran air di PDAM kota kendari
yang sangat tinggi ini dapat di jabarkan sebagai berikut :
Tabel 5.4
Penyebab Masalah Kebocoran Air PDAM Kota
Kendari
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015
V - 14
2.
PENYEBAB MASALAH
RENCANA TINDAK
1. Pengadaan/penggantian :
optimalnya sistim
penggantian meter
pelanggan
4.
yangBermasalah
Kebocoran pipa transmisi dari
MISI
LINGKUNGAN
VISI SANITASI
MISI SANITASI
KOTA
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015
V - 15
Misi
Lingkungan
Mempertahanka
n dan
meningkatkan
kualitas,
keseimbangan
dan keserasian
lingkungan kota
Terwujudnya
1
Pembangunan
system
2
Sanitasi Kota
Kendari Tahun
2017yang
berkelanjutan
, Terpadu
menuju
VISI KOTA
MISI
LINGKUNGAN
VISI SANITASI
KENDARI
Maju,
Demokratis
dan Sejahtera
KOTA
KENDARI
yang indah
sejuk sehat dan
lestari;
Menyiapkan dan
pengimplementasikan
peraturan daerah tentang
sistem pengelolaan air limbah
MISI SANITASI
Kota Hijau
(Green City)
salah satu
sasaran
kebijakan
yakni
Meningkatkan
Pengelolaan
Sumber Daya
Alam dan
Lingkungan
yang
Berkelanjutan
.
Program
strategis dan
prioritas
GREEN
dengan
atribut,
CITY
8
1). Green
Planning
And Design
2). Green
Waste
Meningkatkan kapasitas
lembaga dan
SDM dalam pengelolaan air
limbah
MISI PERSAMPAHAN
1
Meningkatkan kegiatan
pengelolaan persampahan
yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan
Meningkatkan akses
pelayanan persampahan
melalui peningkatan kualitas
dan kuantitas layanan
persampahan
V - 16
4). Green
Energy
(Pemanfaatan
Gas
Metan di TPA
Puuwatu, PLTS)
program
lanjutan 4
atribut lainnya
yaitu:
Mengoptimalkan
pelaksanaan peraturan
daerah tentang sistem
pengelolaan persampahan
Meningkatkan Peran media
dalam sosialisasi pengelolaan
Persampahan
Meningkatkan peran serta
masyarakat, dunia usaha dan
kelompok peduli dalam
pengelolaan persampahan
Meningkatkan kapasitas
kelembagaan, SDM dan
pendanaan melalui
pengembangan
sumbersumber pendanaan
alternative dalam pengelolaan
persampahan
MISI DRAINASE
8). Green
Water.
VISI KOTA
KENDARI
MISI
LINGKUNGA
N
VISI SANITASI
MISI SANITASI
KOTA
KENDARI
1
2
V - 17
Meningkatkan kapasitas
kelembagaan, SDM dan
pendanaan melalui
pengembangan
sumbersumber pendanaan
alternative dalam
pengelolaan drainase
MISI PHBS
1
Meningkatan kemandirian
masyarakat dalam PHBS
Menyiapkan dan
mengimplementasikan
peraturan daerah tentang
kawasan PHBS
Meningkatkan peran media
dalam
PHBS
Meningkatkan peran serta
dunia usaha dan kelompok
peduli dalam kegiatan
sosialisasi PHBS
Meningkatkan kapasitas
kelembagaan, SDM dan
pendanaan melalui
pengembangan
sumbersumber pendanaan
alternative dalam
pengelolaan drainase
Sumber:
Dokumen
RPJMD Kota
Kendari, hasi
l
penyepakatan nitasi dan Air Minum Kota Kendari
POKJA Sa
RPI2-JM Bidang
Cipt
a Karya Kota Kendari
Tah
un 2015
V - 18
V - 18
V - 19
V - 20
NILAI
SUMBER &
TAHUN
TUJUAN
PERNYATA
7%
WARGA
BELUM
MEMILIKI
2 . MASIH TERDAPAT JAMBAN
JAMBAN DATA
YANG TIDAK SESUAI STANDAR
SESUAI
STUDI
TEKNIS/STANDAR KESEHATAN
STANDAR EHRA 2012
TEKNIS
DAN
KESEHATA
N
V - 21
V - 22
V - 23
V - 24