E
E.1 Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan
E.1.1 Pendekatan Teknis
Untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan tujuan sasaran yang telah digariskan,
maka diperlukan beberapa analisa baik melalui pendekatan perencanaan strategi
maupun dalam rangka Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi Tahun
2011 – 2031 yang sifatnya referensi maupun kajian di lapangan melalui
penelitian/survei lapangan.
Dalam melakukan penyusunan studi diperlukan beberapa pendekatan-pendekatan
diantaranya adalah seperti yang dijelaskan pada sub bab dibawah ini.
A. Referensi Hukum
Referensi hukum dalam melaksanakan pekerjaan ini sekurang-kurangnya merujuk
pada:
1) Kebijakan Nasional
a) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pangairan, beserta
peraturan pelaksanaannya;
b) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, beserta peraturan pelaksanaannya;
c) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, beserta peraturan
pelaksanaannya;
d) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2004-2025, beserta peraturan
pelaksanaannya;
e) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, beserta
E|1
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
peraturan pelaksanaannya;
f) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, beserta peraturan pelaksanaannya;
g) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
beserta peraturan pelaksanaannya;
h) Peraturan Menteri PUPR Nomor 15 tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
2) Kebijakan Rencana Tata Ruang
a) RTRWN terkait kawasan perencanaan maupun rencana pengembangan
infrastruktur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008;
b) RTRW Provinsi Jawa Barat; dan
c) RTRW Kabupaten Sukabumi .
3) Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah (Jangka Menengah 5
tahun):
a) RPJMN 2015-2019 dalam Perpres Nomor 2 Tahun 2015;
b) RPJMD Provinsi Jawa Barat; dan
c) RPJMD Kabupaten Sukabumi.
4) Kebijakan Penetapan Lokasi dan Hierarki Infrastruktur Sektoral,
yang menunjukkan lokasi dan hierarki yang termuat di dalam peraturan
perundang-undangan (PP, Permen/Kepmen):
a) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13.1/PRT/M/2015
tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019
b) Jalan dan Jembatan
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
: 290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut
Statusnya sebagai Jalan Nasional;
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
: 248/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam Jaringan
Jalan Primer Menurut Fungsinya sebagai Jalan Primer (JAP) dan
Jalan Kolektor-1 (JKP-1);
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 567/KPTS/M/2010
tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional beserta
E|2
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E|3
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
5
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E|4
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E|5
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E|6
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
"development that meets the needs of the present without compromising the
ability of future generations to meet their own needs. In a way that "promote[s]
harmony among human beings and between humanity and nature".
Di Indonesia, pembangunan berkelanjutan ini muncul dari pemikiran untuk menanggapi
tantangan global di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan, melalui pengembangan
ketiga komponen tersebut secara sinergi. Konsep ini memperhatikan kualitas
pertumbuhan, bukan hanya kuantitasnya saja. Dengan demikian, secara singkat
pembangunan berkelanjutan ini dapat diartikan sebagai upaya menumbuhkan
perekonomian dan pembangunan sosial tanpa mengganggu kelangsungan lingkungan
hidup yang sangat penting artinya bagi generasi saat ini dan masa mendatang. Oleh
karena itu, pembangunan keberlanjutan menempatkan 3 pilar utama yang satu sama
lainnya saling terkait dan mendukung, yaitu : 1) pertumbuhan ekonomi, 2) pemerataan
sosial, dan 3) pelestarian lingkungan hidup.
Dengan didasari oleh pendekatan eksternal, internal, dan sustainability, maka
diharapkan penataan ruang yang akan dilakukan merupakan :
a. Penataan ruang yang berdaya guna dan berhasil guna, artinya penataan
ruang yang mewujudkan kualitas ruang yang sesuai dengan potensi dan fungsi
ruang.
b. Penataan ruang yang terpadu, artinya penataan ruang yang dianalisis dan
dirumuskan menjadi satu kesatuan dari berbagai kegiatan pemanfaatan ruang
yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun masyarakat.
c. Penataan ruang yang serasi, selaras, dan seimbang, artinya penataan ruang
yang dapat menjamin terwujudnya keserasian, keselarasan, dan keseimbangan
struktur dan pola pemanfaatan ruang bagi persebaran penduduk antarwilayah,
pertumbuhan dan perkembangan antar sektor, antar daerah, dan antara sektor
dengan daerah.
d. Penataan ruang yang berkelanjutan, artinya penataan ruang yang menjamin
kelestarian kemampuan daya dukung sumberdaya alam.
E|7
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E|8
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E|9
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Penajaman
Metodologi Penyusunan Pengumpulan Data Review Peraturan
dan Jadual Konsep Revisi
Materi Survey Primer:Diskusi stakeholders, Perundangan
Pekerjaan RTRW Kabupaten Sukabumi
Observasi lapangan,FGD
Gambaran Umum
Wilayah Perencanaan
Penentuan data
dan metoda
analisis Pengumpulan data sekunder:
UU, PP,Perda, studi literatur, Analisis Revisi RTRW Kabupaten
Data BPS, Dinas terkait.dll Sukabumi 2011-2031
Isu Strategis
Tahap Persiapan Tahap Pengumpulan data Tahap Analisis data Tahap Penyusunan output
E | 10
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E | 11
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
8
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E | 12
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN DAERAH
KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2017
Office Manager
Team Leader
Ahli Perencanaan Wilayah dan kota TIM TEKNIS/SUPERVISI
(Team Leader)
Tenaga Ahli:
1. Ahli Perencanaan Wilayah
2. Ahli Lingkungan
3. Ahli Transportasi
4. Ahli Perumahan
5. Ahli Ekonomi
6. Ahli Hukum/Kelembagaan
7. Ahli Geodesi
Tenaga Pendukung:
1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota
Tenaga pendukung teknis lainnya
1. Surveyor pencari data
2. Ahli GIS
3. Tenaga Administrasi
4. Operator Komputer
E | 13
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E | 14
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E | 15
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E | 16
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E | 17
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E | 18
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E | 19
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E | 20
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
h. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan perekonomian
yang berpotensi untuk dijadikan sebagai sektor dasar yang diharapkan
dapat mengerakkan kegiatan perekonomian di kawasan perencanaan.
Selanjutnya, hasil analisis ini dapat digunakan dalam penataan konfigurasi
fisik bangunan di kawasan perencanaan.
i. Analisis Sosial-Budaya
Analisis sosial budaya ini bertujuan untuk mengetahui aspek sosial (adat
dan budaya) masyarakat yang berpengaruh terhadap penampilan fisik
bangunan di kawasan perencanaan.
j. Analisis Struktur Tata Ruang Kawasan
Analisis struktur tata ruang kawasan ini bertujuan untuk mengetahui
potensi dan permasalahan yang terkait dengan hirarki satuan-satuan
permukiman/pusat pelayanan, jangkauan pelayanan dan interaksi antara
pusat-pusat pelayanan di dalam kawasan perencanan terhadap kawasan
lainnya.
k. Analisis Pola Pemanfaatan Ruang
Analisis pemanfaatan ruang ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian
pemanfaatan lahan (kesesuaian ekonomi, fisik dan sosial) dan daya
dukung lahan di kawasan perencanaan.
4) Analisis daya dukung dan daya tampung;
Analisis Daya Dukung
Analisis daya dukung lingkungan dilakukan untuk dapat mengidentifikasi pola
ruang kawasan yang mencakup kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan
yang berfungsi budidaya. Analisis ini didasarkan pada data topografi, status
hutan, tata guna lahan, kepekaan terhadap erosi, dan kerawanan terhadap
bencana. Data tersebut dalam bentuk peta dan dengan menggunakan metode
GIS program Arc View akan dilakukan proses analisis melalui metode super-
imposed peta tematik tersebut. Hasil yang diperoleh adalah deliniasi kawasan
budidaya dan kawasan lindung serta dapat diidentifikasi sebaran dan luasan
masing-masing.
E | 21
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Luasan, sebaran
KAWASAN
LINDUNG
Luasan, sebaran
KAWASAN
BUDIDAYA
E | 22
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
4
one to one relation
3
2
layer_2
4 5 1 Nama Luas ID
ID Tanah Sm_Air
BASISDATA ATRIBUT
E | 23
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
data input bagi database management system. Dari definisi tersebut di atas, GIS
jelas mempunyai karakteristik sebagai perangkat pengelola database, sebagai
perangkat analisa keruangan (spatial analysis) dan juga sekaligus proses
komunikasi untuk pengambilan keputusan. Lebih sederhana lagi GIS mempunyai
dua fungsi utama, yaitu sebagai database sistem dan sebagai alat analisis dan
modeling yang berkaitan dengan informasi geografis.
Input Data SIG Terdiri Dari 3 Bagian, Meliputi :
E | 24
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Bunga Berganda
Teknik ini menganggap perkembangan jumlah penduduk akan
berganda dengan sendirinya. Disini dianggap tambahan jumlah
penduduk akan membawa konsekuensi bertambahnya tambahan
jumlah penduduk.
Pt n Pt 1 r
n
Dimana :
Pt = Jumlah penduduk daerah yang diselidiki pada tahun dasar
Pt+n = Jumlah penduduk daerah yang diselidiki pada tahun t + n
R = Rata-rata prosentase tambahan jumlah penduduk daerah
yang diselidiki berdasarkan data masa lampau.
Regresi Linier
Proyeksi jumlah penduduk dengan pendekatan statistik adalah dengan
cara regresi linier. Teknik ini merupakan teknis secara grafis, dengan
cara garis ekstrapolasi ditarik dengan metoda selisih kuadrat minimum.
Secara matematis, garis regresi dinyatakan dengan persamaan :
p = a + bx
Dimana :
P = Jumlah penduduk daerah yang diselidiki
X = Nilai yang diambil dari variabel bebas
A,b = Konstanta
Perhitungan konstanta diperoleh berdasarkan rumus :
P = Na + b X . . . . . . . . . . . . . (1)
PX = a X + b X2 . . . . . . . . . . (2)
Persamaan (1) dan (2) memberi harga :
P X 2 X XP N XP X P
a 2b
N X 2 X N X 2 X
2
E | 25
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E | 26
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E | 27
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Review
Dalam mengindentifikasi masalah kita perlu untuk mengajukan pertanyaan dasar
yaitu:
Siapakah yang membutuhkan kebijakan ini?
Siapa yang diuntungkan dengan adanya kebijakan ini?
Apakah perlu membuat kebijakan ini?
Apakah materi yang di angkat sesuai dengan yang dibutuhkan?
Masalah apa yang akan di angkat?
Dengan mengembangkan pertanyaaan yang mendasar dari berbagai aspek yang
terkait maka akan didapatkan masalah yang akan dan dapat dipecahkan melalui
penyusunan kebijakan dan strategi tersebut. Sebelum melakukan penyusunan
kebijakan dan strategi perlu untuk menguji kelayakan atau evaluasi apa yang
akan diangkat didalamnya, melalui uji kelayakan, dapat juga dengan konsultasi
dengan para ahli. Perlu juga untuk memikirkan fasilitas yang diperlukan dan
meihat dari segi teknis. Melakukan pemodelan dan spesifikasi masalah dan solusi
yang akan diangkat dalam kebijakan dan strategi dan terakhir melakukan review
dari keseluruhan proses analisis sehingga mendapatkan kesimpulan akhir
mengenai inti dari kebijakan dan strategi dalam hal ini pedoman yang akan
disusun.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa analisis kebutuhan adalah suatu
kegiatan yang berupa proses mengidentifikasi masalah dan kebutuhan secara
menyeluruh dengan melihat dari berbagai aspek yang terkait supaya kebijakan
dan strategi yang disusun dapat tepat sasaran dan memiliki nilai tambah serta
berguna (tepat guna).
2) Analisis keterpaduan program dan sinkronisasi pembangunan
infrastruktur;
Sinkronisasi program dapat diartikan sebagai penyelarasan program/perencanaan
penelitian dan pengkajian komoditas dengan disiplin ilmu/antar sektor pada
berbagai potensi sumberdaya sehingga terwujud sistem yang sesuai daya dukung
lingkungan dan sosialekonomi (suitable), dapat diterapkan (feasible),
menguntungkan (profitable) dan diterima oleh masyarakat petani/peternak
(acceptable).
Jadi, sinkronisasi program/perencanaan penelitian dan pengkajian adalah
instrumen kebijakan untuk mempromosi kegiatan penelitian dan pengkajian lintas
E | 28
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E | 29
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E | 30
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
b) Kelayakan Finansial
Analisa kelayakan finansial untuk pembangunan infrastruktur dilakukan
dengan menggunakan 4 metode, yaitu:
Metode Net Present Value (NPV)
metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang (present value)
dengan nilai sekarang (present value) penerimaan-penerimaan kas
bersih (net cash flow) dimasa yang akan datang. Apabila nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang lebih
besar dari pada nilai sekarang investasi, maka proyek dinyatakan layak
sehingga dapat diterima, sedangkan apabila lebih kecil (NPV negatif),
maka proyek dinyatakan tidak layak dilaksanakan.
Metode Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang
investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di
masa-masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari pada
tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka
investasi dinyatakan layak, sedangkan bila lebih kecil dinyatakan tidak
layak.
Metode Payback Period
Metode ini mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Karena itu
satuan hasilnya bukan presentase, melainkan satuan waktu (bulan,
tahun dan sebagainya). Jika periode payback ini lebih pendek daripada
yang disyaratkan, maka proyek dinyatakan layak, sedangkan jika lebih
lama maka proyek dinyatakan tidak layak untuk dilaksanakan.
Metode Benefit Cost Ratio (BCR)
Metode ini membandingkan antara manfaat yang dihasilkan dengan
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat tersebut. Suatu
usaha dinyatakan layak apabila benefit cost rasionya lebih besar dari 1
(BCR>1) dan bila BCR = 0 maka manfaat yang diperoleh sama
besarnya dengan biaya yang dikeluarkan, serta bila BCR<1, maka
biaya yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan manfaat. Dalam hal
ini indikator BCR dapat dinyatakan dalam bentuk rumusan sebagai
berikut :
E | 31
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
BCR = (B – (E-C))/C
Dimana:
BCR = Indikator Benefit-Cost Ratio
B = Benefit (Manfaat/Pendapatan)
C = Biaya Kontruksi
E = Total Biaya
E | 32
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
3. Keterbatasan waktu. Mengapa metode FGD sangat populer dan banyak dipilih oleh
kalangan pemasaran? Karena FGD cepat menghasilkan temuan dan relatif murah.
Nah keunggulan dari sisi kecepatan ini justru menjadi kelemahan fatal dari FGD.
David Minter dan Michael Reid menyebutkan bahwa tuntutan hasil secepat-
cepatnya dari sebuah FGD menghasilkan pemahaman yang dangkal terhadap
target pasar. Waktu selama kurang lebih 2 jam belumlah cukup menghasilkan
sebuah insight yang briliant dan inovatif bagi pengembangan produk baru. Ini
dilematis, karena jika waktu diskusi ditambah maka peserta akan mengalami
sindrom respondent fatigue.
Tujuan FGD
Biasanya FGD digunakan oleh praktisi periklanan dan pemasaran untuk memperoleh
hasil yang baik. Dalam dunia pemasaran, FGD dipandang sebagai alat penting untuk
mendapatkan umpan balik mengenai produk-produk baru, serta berbagai topik. Secara
khusus, FGD memungkinkan perusahaan yang ingin mengembangkan, paket, nama,
atau tes pasar produk baru, mendiskusikan, melihat, dan / atau menguji produk baru
sebelum dibuat tersedia untuk umum. Hal ini dapat memberikan informasi berharga
tentang potensi pasar terhadap produk.
Dalam ilmu sosial dan perencanaan perkotaan, FGD memungkinkan orang untuk belajar
di alam pengaturan yang lebih dari satu-ke-satu wawancara. Dalam kombinasi dengan
pengamatan peserta, FGD dapat digunakan untuk mendapatkan akses ke berbagai
kelompok sosial dan budaya, memilih situs untuk belajar, sampel dari situs tersebut, dan
meningkatkan masalah tak terduga untuk eksplorasi. FGD memiliki ide yang mudah
dimengerti dan hasil yang terpercaya. FGD yang rendah dalam biaya, satu dapat
memperoleh hasil yang relatif cepat, dan mereka dapat meningkatkan ukuran sampel
laporan dengan berbicara dengan beberapa orang sekaligus. (Berdasarkan: Marshall and
Rossman, Designing Qualitative Research , 3rd Ed. London: Sage Publications, 1999, p.
115).
FGD tradisional dapat memberikan informasi yang akurat, dan tidak terlalu mahal
dibanding daerah lain bentuk tradisional penelitian pemasaran. Bisa menimbulkan biaya
yang signifikan jika sebuah produk untuk dipasarkan di seluruh negara, akan sangat
penting untuk mengumpulkan responden lokal dari berbagai negara tentang produk baru
yang mungkin berbeda-beda karena pertimbangan geografis. Hal ini akan memerlukan
cukup besar dalam pengeluaran biaya perjalanan dan penginapan. Selain itu, lokasi FGD
tradisional mungkin atau tidak mungkin berada di tempat yang nyaman untuk klien
E | 33
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
tertentu, sehingga klien perwakilan mungkin harus mendatangkan biaya perjalanan dan
penginapan juga. Penggunaan FGD terus berkembang seiring waktu dan menjadi
semakin meluas.
E | 34
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E | 35
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
(deregulasi perijinan), dan persaingan yang sehat diantara para pelaku ekonomi
di daerah.
5. Menyusun skenario pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru di Kabupaten
Sukabumi yaitu dengan membangun potensi yang ada dalam rangka
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Sekitarnya.
Strategi pembangunan yang dapat dikembangkan adalah pertama-tama
menciptakan peluang bagi pusat-pusat pertumbuhan baru agar dapat berperan
sehagai generator bagi wilayah sekitarnya, selanjutnya pusat-pusat pertumbuhan
baru didorong agar dapat tumbuh menjadl salah satu sirnpul dalam jaringan
perdagangan yang terhubungkan ke simpul-simpul penting pusat perdagangan
sub regional dan internasional.
C. Menyusun Arahan Rencana Struktur Dan Pola Pemanfaatan Ruang
Isi Rencana Struktur dan Pemanfaatan Ruang diantaranya meliputi hirarki pusat
pelayanan wilayah seperti sistem pusat-pusat perkotaan dan perdesaan, pusat-pusat
permukiman, hirarki sarana dan prasarana, sistem jaringan transportasi seperti
sistem jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan kelas terminal.
Adapun Rencana Pemanfaatan Ruang menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari
kegiatan-kegiatan budidaya dan lindung. Isi Rencana Pemanfaatan Ruang akan
meliputi;
Deliniasi Kawasan Lindung
Deliniasi Kawasan Budidaya yang meliputi ;
a. Kawasan hutan produksi:
b. Kawasan budi daya pertanian
c. Kawasan budi daya non Pertanian
D. Penyusunan Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung Dan Budidaya
Tahap penyusunan Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya meliputi:
a. Pengaturan kelembagaan, meliputi pembagian kewenangan pengelolaan
kawasan lindung dan budidaya kepada Pemerintah Kabupaten, Kecamatan, dan
Desa, swasta, lembaga kemasyarakatan, dan masyarakat secara langsung.
b. Program pemanfaatan, meliputi garis besar program-program pemanfaatan pada
kawasan lindung dan budidaya untuk jangka panjang, menengah, dan pendek.
c. Pengawasan, meliputi tata cara dan prosedur pengawasan terhadap kesesuaian
rencana untuk pemanfaatan ruang kawasan lindung dan budidaya yang
E | 36
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E | 37
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
E | 38
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Proses penyusunan
Naskah Akademik
E | 39
KAJIAN REVISI RTRW KABUPATEN SUKABUMI