Anda di halaman 1dari 68

BAB III.

PEMAHAMAN TERHADAP KAK

3.1. Tanggapan dan Saran terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Berdasarkan pemahaman Kerangka Acuan Kerja yang telah diuraikan diatas, Konsultan
memandang perlu untuk menyampaikan tanggapan dan saran terhadap Kerangka Acuan
tersebut, dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan peyusunan Dokumen RISPAM di
Kabupaten Minahasa Tenggara.

3.1.1. Tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja (kak)


Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) dilakukan sebagai upaya untuk
melengkapi beberapa poin pemikiran yang belum terdapat di dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK). Tanggapan ini dibagi ke dalam 2 (dua) bagian yaitu Tanggapan Umum dan
Tanggapan Khusus. Tanggapan Umum akan membahas kepada gambaran pelaksanaan
pekerjaan secara umum, sedangkan Tanggapan Khusus akan membahas terhadap
bagian-bagian dari kegiatan yang termuat di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan akan
menjadi sub bagian dalam Usulan Teknis.

Berdasarkan pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah dilakukan,
maka Konsultan telah cukup memahami substansi materi dari kegiatan pekerjaan
Penyusunan Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
Kabupaten Minahasa Tenggara. Namun seperti telah dijelaskan diatas, Konsultan akan
menyampaikan beberapa tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK), terutama
untuk kepentingan peningkatan kinerja pada saat pelaksanaan pekerjaan nantinya.

Tanggapan yang akan dikemukakan oleh Konsultan pada dasarnya untuk memperjelas
substansi dan materi yang akan diuraikan pada Kerangka Acuan Kerja (KAK), agar tidak
ada permasalahan dan kendala dalam proses pelaksanaannya, sehingga produk yang
dihasilkan dapat optimal dan tentunya dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Dengan
demikian, tanggapan yang akan disampaikan Konsultan ini diharapkan dapat juga
menghindarkan dari kesalahan interpretasi yang dapat merugikan semua pihak.

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 3 - 1


3.1.2. Tanggapan Umum Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Mencermati permasalahan ketersediaan air minum di Kabupaten Minahasa Tenggara


dengan kondisi klimatologi, geografi, topografi, dan geologi memiliki karakteristik
ketersediaan pemenuhan air minum untuk kebutuhan masyarakat yang berbeda antara
satu daerah dengan yang lain, tumpang tindih program pengembangan sarana dan
prasarana air minum antara dinas terkait dengan PDAM serta sumberdaya manusia
tenaga penyedia air minum dan pelayanan air minum masih terbatas menyebabkan
ketersediaan air baku dan pelayanan air minum serta implikasi penyelenggaraan SPAM
di Kabupaten Minahasa Tenggara masih belum optimal. Kenyataan ini membutuhkan
suatu konsep dasar secara sistematik sebagai suatu solusi guna menjamin ketersediaan
air minum bagi masyarakat sehingga diadakan pekerjaan penyusunan Dokumen rencana
induk dan rencana teknis pengembangan sistem pengelolaan air minum sejalan dengan
amanat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007.

Penyusunan Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) di


Kabupaten Minahasa Tenggara dimaksudkan untuk merencanakan pengembangan
sistem pengelolaan air minum secara umum sebagai pedoman Pemerintah Kabupaten
Minahasa Tenggara dalam pengembangan sistem pengelolaan air minum. Hal ini perlu
dilakukukan demi mendapatkan suatu program pengembangan sistem pengelolaan air
minum wilayah yang berkelanjutan (sustainable) dan terarah.

Berdasarkan latar belakang dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) DED Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Minahasa Tenggara tersebut diatas, terlihat
bahwa kegiatan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) di Kabupaten
Minahasa Tenggara ini, merupakan bagian dari pelaksanaan program pengembangan
infrastruktur keciptakaryaan yang dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten Minahasa
Tenggara, dalam rangka pelayanan/pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat di
Kabupaten Minahasa Tenggara, baik di kawasan perkotaan maupun di kawasan
perdesaan.

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 3 - 2


3.1.3. Tanggapan Khusus Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Tanggapan khusus terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penusunan Dokumen Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) di Kabupaten Minahasa Tenggara.

3.1.3.1. Tanggapan Terhadap Judul Pekerjaan


Judul pekerjaan ini adalah Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Minahasa Tenggara, Sudah Dapat Dimengerti. Judul tersebut sudah sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pengembangan Air
Minum (SPAM) dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 27/PRT/M/2016
Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Pelaksanaan
pekerjaan, akan didasarkan pada judul pekerjaan tersebut.

3.1.3.2. Tanggapan Terhadap Latar Belakang Pekerjaan


Di dalam latar belakang atau pendahuluan telah diuraikan mengenai alasan dan nilai
penting pekerjaan, latar belakang pekerjaan seperti yang termuat di dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK) Sudah Cukup Jelas memberikan pengantar apresiasi pekerjaan.
Uraian latar belakang pentingnya Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM) di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sejalan dengan peran Pemerintah Pusat
sebagai fasilitator dalam era otonomi daerah dan dalam kaitan dengan diterbitkannya
UU Nomor 121 Tahun 2015 Tentang Sumber Daya Air dan PP RI Nomor 122 Tahun 2015
Tentang Pengembangan SPAM, Pemerintah telah menerbitkan produk pengaturan
setingkat Peraturan Pemerintah yang memberikan pedoman, baik kepada pemerintah
kabupaten/kota dan pihak lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan air
minum maupun kepada masyarakat sebagai pengguna layanan air minum, yaitu
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Pengelolaan Air Minum (SPAM)

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 3 - 3


3.1.3.3. Tanggapan Terhadap Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran untuk pekerjaan ini Sudah Cukup Jelas dan dapat dimengerti.
Sebagai tanggapan dari Konsultan, adalah bahwa tujuan dan sasaran tersebut masih
bersifat normatif dan umum, sehingga Konsultan beranggapan masih perlu dilakukan
penajaman tujuan yang ingin dicapai dalam Pekerjaan Rencana Induk Sistem Penyediaan
Air Minum di Kabupaten Minahasa Tenggara. Secara substansi, Tujuan Rencana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten Minahasa Tenggara, lebih diarahkan
Perencanaan pemanfaatan sumber-sumber air baku, sistem distribusi dan pengelolaan
air minum

3.1.3.4. Tanggapan Terhadap Pemberi Tugas


Pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam kegiatan ini adalah Dinas
Perumahan, Kawasan Pemukiman Dan Lingkungan Hidup Kabupaten Minahasa
Tenggara, dipandang Sangat Sesuai dengan bidang, fungsi dan arahan pencapaian serta
tujuan perencanaan tersebut.

3.1.3.5. Tanggapan Terhadap Sumber Pendanaan


Uraian mengenai pembiayaan telah diberikan Secara Jelas, termasuk waktu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas ini termasuk kebutuhan-kebutuhan dan fasilitas
lain yang digunakan, sehingga Konsultan dapat membuat Usulan Biaya, baik Biaya
Langsung Personil maupun Biaya Langsung Non Personil dengan tepat.

3.1.3.6. Tanggapan Terhadap Ruang Lingkup


Secara teknis, lingkup kegiatan pekerjaan sudah dapat dipahami. Adanya tahapan
penyusunan dokumen perencanaan sebagai produk perencanaan yang dilaksanakan
oleh Konsultan, merupakan prosedural standar pelaksanaan pekerjaan. Hal yang
penting untuk dicermati yaitu koordinasi dan asistensi teknis hasil perencanaan pada
Tim Teknis (Tim Asistensi). Tempat pelaksanaan kegiatan adalah wilayah Kabupaten

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 3 - 4


Minahasa Tenggara. Adapun untuk lokasi pekerjaan sudah cukup jelas dan dapat
dimengerti.

3.1.3.7. Tanggapan Terhadap Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Waktu pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan
Air Minum di Kabupaten Minahasa Tenggara adalah 90 (sembilan puluh) hari kalender
atau 2 (dua) bulan sejak diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Dianggap Sudah
Sesuai dengan muatan lingkup pekerjaan. Pekerjaan akan diselesaikan sebaik mungkin
sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. Adapun hal penting yang akan
dicermati oleh Konsultan adalah mengenai pelaksanaan survey/pengukuran lokasi yang
diperkirakan akan memakan waktu yang cukup lama mengingat kebutuhan data yang
cukup detail. Hal tersebut diharapkan tidak akan mengurangi waktu yang disediakan
untuk melakukan proses berikutnya.

3.1.3.8. Tanggapan Terhadap Tenaga Ahli


Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah dijelaskan bahwa tenaga ahli yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini berjumlah 6 (enam) orang tenaga ahli dan 5 (lima)
orang tenaga pendukung dan administrasi dengan minimal pengalaman kerja dan
kualifikasinya, serta latar belakang pendidikan merupakan syarat mutlak. Mengenai
proporsi keterlibatan masing-masing tenaga ahli akan disesuaikan dengan materi
pelaksanaan pekerjaan.

Secara umum kebutuhan akan kualifikasi tenaga ahli yang ada Sudah Cukup Dimengerti.
sarjana Teknik LingkunganTenaga ahli yang diusulkan oleh Konsultan untuk menangani
pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga ahli pilihan yang telah berpengalaman dalam
menangani pekerjaan-pekerjaan sejenis dan sesuai dengan kebutuhan tenaga ahli yang
dikehendaki di dalam dokumen pengadaan jasa konsultan seperti tercantum dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK). Adapun untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan dan
tugas tenaga ahli, akan disediakan pula tenaga sub profesional (asisten ahli) dan tenaga

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 3 - 5


pendukung yaitu Tenaga Survey (Surveyor) dan Tenaga drafter/operator dan
Administrasi. Hal-hal lain diluar yang dikemukakan tersebut diatas sekiranya cukup jelas
dan akan dipakai sebagai bahan acuan kerja.

Mengingat kondisi geografis wilayah yang masih sulit diakses melalui transportasi darat,
maka dibutuhkan pula tenaga lokal yang mendampingi tenaga surveyor untuk lebih
memahami dan mengenali wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara secara keseluruhan.
Tenaga lokal ini sekaligus membantu melakukan pengambilan data di lapangan.

3.1.3.9. Tanggapan Terhadap Sistem Pelaporan


Secara umum Sistematika Pelaporan yang termuat dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Sudah Cukup Jelas dan Dapat Dimengerti, dari pembuatan Laporan Pendahuluan,
Laporan Antara, Laporan Draf Akhir, sampai pada Laporan Akhir dan dilengkapi dengan
Soft Copy. Pokok-pokok isi dokumen yang dihasilkan dan disusun harus mendapat
persetujuan oleh Pemerintah Daerah dan PPK. Penyempurnaan laporan dilakukan
melalui proses asistensi dan seminar ataupun diskusi/uji publik.

3.1.4. Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Keberhasilan untuk tercapainya tujuan dan sasaran dari pekerjaan “Rencana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten Minahasa Tenggara”, tidak terlepas dari
suatu pedoman Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang dijadikan acuan baik pada saat
penawaran maupun pada saat pekerjaan di lapangan. PT. VAS ARKE CIPTA, mencoba
mempelajari isi Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta uraian yang diberikan pada saat
penjelasan, ada beberapa hal yang perlu ditambahkan menurut pendapat Tim Konsultan
sebagai tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk kesempurnaan hasil
pekerjaan.

Seluruh kegiatan proyek harus dimonitoring oleh semua pihak yang terlibat dalam
pekerjaan tersebut. Untuk maksud tersebut, Konsultan diperlukan untuk mendukung
manajemen proyek yang rapi dan lengkap serta mencakup seluruh kearsipan kegiatan
proyek, dalam hal ini akan melakukan kegiatan-kegiatan yang mencakup:

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 3 - 6


1. Manajemen Pelaksanaan Proyek
Seluruh kegiatan proyek harus dimonitoring oleh semua pihak yang terlibat
dalam pekerjaan tersebut. Untuk maksud tersebut, konsultan diperlukan untuk
mendukung manajemen proyek yang rapi dan lengkap serta mencakup seluruh
kearsipan kegiatan proyek, dalam hal ini akan melakukan kegiatan-kegiatan yang
mencakup:

a. Membuat Laporan Pendahuluan yang menggambarkan rencana kerja,


realisasi kerja, hambatan-hambatan dan pemecahannya sehingga pihak
direksi dapat memantau kegiatan Tim Konsultan yang akhirnya dapat
mengambil langkah-langkah yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan
hasil maksimal; dan
b. Membuat arsip dari korespondensi proyek, agenda proyek, hasil
survei/pengamatan, pertimbangan teknis laporan permasalahan dan
solusinya, perintah perubahan/addendum.

2. Forum Group Discussion (FGD)

Konsultan berpendapat bahwa pentingnya produk pekerjaan ini nantinya jika


dilaksanakan, maka perlu dilakukan sharing atau tukar pendapat secara berkala
dengan melakukan pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Halmahera
Selatan, dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).

3.2. Kesimpulan Tanggapan dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Konsultan menyimpulkan bahwa pelayanan Jasa Konsultansi penyusunan Dokumen
Rencana Induk Sistem Penyediaan (RISPAM) Kabupaten Minahasa Tenggara, dengan
pengalaman kerja konsultan di bidang sejenis maka Konsultan dapat melaksanakan
pekerjaan tersebut diatas sesuai dengan yang diharapkan mengingat Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dan rapat penjelasan/Aanwijzing, telah memuat hal-hal yang bersifat teknis
dan operasional.

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 3 - 7


Selain memahami Kerangka Acuan Kerja (KAK), personil yang akan dilibatkan Team
konsultan PT. VAS ARKE CIPTA, merupakan individu-individu yang berpengalaman dalam
berbagai kegiatan perencanaan rekayasa konstruksi, perencanaan tata ruang, dan
pengembangan wilayah, pengendalian dan pemanfaatan ruang, penataan bangunan,
pengendalian lingkungan, pengelolaan transportasi, supervisi proyek, perkuatan
kelembagaan, partisipasi pembangunan dan pelatihan kesemuanya merupakan tenaga-
tenaga ahli yang penuh dedikasi, penuh tanggung jawab, dan terbiasa dengan team work.

Dengan telah dipahaminya Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka Tim Konsultan dalam
menangani pekerjaan ini akan menggunakan metodologi pada penjelasan bagian
selanjutnya.

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 3 - 8


IV. DATA TEKNIS
PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

4.1. Pendekatan dan Metodologi


Pendekatan dan Metodologi adalah acuan untuk menentukan langkah-langkah
kegiatan yang perlu diambil dalam suatu analisa permasalahan. Penerapan secara
sistematis perlu digunakan untuk menentukan akurat atau tidaknya langkah- langkah
yang diambil dalam suatu perencanaan.

4.1.1. Umum
Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum,
mengamatkan bahwa penyelenggaraan SPAM terdiri dari pengembangan SPAM dan
pengelolaan SPAM. Pengembangan SPAM terkait dengan ketersediaan sarana dan
prasarana SPAM, sedangkan Pengelolaan SPAM terkait dengan kebermanfaatan sarana
dan prasarananya

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM dimaksudkan untuk merencanakan


pengembangan SPAM secara umum, baik sistem dengan jaringan perpipaan maupun
bukan jaringan perpipaan serta menjadi pedoman bagi penyelenggara dan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam mengembangkan SPAM di daerah masing-masing. Sedangkan
tujuan penyusunan rencana induk pengembangan SPAM adalah untuk memperoleh
gambaran terhadap kebutuhan air baku, kelembagaan, rencana pembiayaan, rencana
jaringan pipa utama, dan rencana perlindungan terhadap air baku untuk jangka panjang.
Selain itua danya rencana induk pengembangan SPAM bertujuan untuk mendapatkan
izin prinsip hak guna air oleh Pemerintah.

4.1.2. Istilah dan Definisi


Dalam pengembangan sistem penyediaan air minum, dikenal beberapa istilah dan
defenisi, meliputi:

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 1


1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah
dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk
air minum;
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum;
3. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif;
4. Sistem Pengelolaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu
kesatuan sistem fisik (teknik) dan non-fisik dari prasarana dan sarana air
minum;
5. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam
kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
masyarakat menuju keadaan yang lebih baik;
6. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,
dan/atau mengevaluasi sistem fisik(teknik) dan non-fisik penyediaan air
minum;
7. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut Penyelenggara
adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan
usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan
penyelenggaraan pengembangan SPAM;
8. Pelanggan adalah orang perseorangan, kelompok masyarakat, atauinstansi
yang mendapatkan layanan air minum dari Penyelenggara;
9. Masyarakat adalah kumpulan orang yang mempunyai kepentinganyang sama
yang tinggal di daerah dengan yuridikasi yang sama;

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 2


10. Unit air baku adalah sarana dan prasarana pengambilan dan/atau penyedia air
baku, meliputi bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/
penyadapan, alat pengukuran, dan peralatan pemantauan, sistem
pemompaan, dan/atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya;
11. Unit produksi adalah adalah sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk
mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi dan/atau
biologi, meliputi bangunan pengolahan dan perlengkapannya, perangkat
operasional, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, serta bangunan
penampungan air minum;
12. Unit distribusi adalah sarana untuk mengalirkan air minum dari pipa transmisi
air minum sampai unit pelayanan;
13. Unit pelayanan adalah sarana untuk mengambil air minum langsung oleh
masyarakat yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran
kebakaran;
14. Pengguna barang/jasa adalah kepala kantor/satuan kerja/pemimpin
proyek/pengguna anggaran Daerah/pejabat yang disamakan sebagai pemilik
pekerjaan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa
dalam lingkungan unit kerja/proyek tertentu;
15. Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa;
16. Air Tak Berekening (ATR) adalah selisih antara air yang masuk unit distribusi
dengan air yang berekening dalam jangka waktu satu tahun;
17. Wilayah Adminstratif adalah kesatuan wilayah yang sudah jelas batas-batas
wilayahnya berdasarkan undang-undang yang berlaku;
18. Wilayah Pelayanan adalah wilayah yang layak mendapatkan suplai air minum
dengan sistem perpipaan maupun non-perpipaan, dan masuk dalam cakupan
pelayanan sesuai dengan periode perencanaan;
19. Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayananjasa pemerintah, pelayanan
sosial dan kefiatan ekonomi;

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 3


20. Air Tanah Bebas adalah air tanah yang tidak dibatasi oleh dualapisan kedap air
atau semi kedap air;
21. Air Tanah Dangkal adalah air tanah bebas yang terdapat dalam tanah dengan
kedalaman muka air kurang atau sama dengan duapuluh meter;
22. Air Tanah Dalam adalah air tanah yang terdapat di dalam tanah yang kedalaman
muka airnya lebih besar dari dua puluh meter atau air tanah yang terdapat di
dalam akifer tertekan dimana akifer iniberada dalam kedalaman lebih dari dua
puluh meter;
23. Air Permukaan adalah air baku yang berasal dari sungai saliranirigasi, waduk
kolam atau dana; dan
24. Debit Minimum adalah debit terkecil yang dapat memenuhikebutuhan air bagi
masyarakat perdesaan.

4.1.3. Profil Wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara


Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki luas wilayah 730,63 km2, secara administratif
Kabupaten Minahasa Tenggara terdiri dari 12 (dua belas) kecamatan, yang melingkupi 9
(Sembilan) Kelurahan dan 135 (seratus tiga puluh lima) desa.

Gambar 4.1. Peta Wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara

Sumber : Kabupaten Minahasa Tenggara Dalam Angka, 2021

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 4


4.1.3.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah

Lingkup wilayah perencanaan meliputi seluruh wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara


sebagai daerah otonom yang baru dimekarkan dari Kabupaten Minahasa Selatan.
Kabupaten Minahasa Tenggara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 09 Tahun 2007,
terletak antara 1240 30’24” – 1240 56’24” bujur timur dan 1° 08’ 19” - 0° 50’ 46” lintang
utara, Kabupaten Minahasa Tenggara terletak di kawasan tengah Indonesia, tepatnya
berbatasan dengan:

1. Sebelah Utara : Kecamatan Amurang Timur dan Kecamatan Amurang


Kabupaten Minahasa Selatan
2. Sebelah Timur : Kecamatan Langowan Kabupaten Minahasa dan Laut
Maluku
3. Sebelah Selatan : Laut Maluku dan Kecamatan Kotabunan Kabupaten
Bolaang Mongondow
4. Sebelah Barat : Kecamatan Ranoyapo dan Kecamatan Kumelembuai
Kabupaten Minahasa Selatan.

4.1.3.2 Geologi

Gambaran umum mengenai kondisi geologi, jenis batuan di wilayah Kabupaten Minahasa
Tenggara mempunyai komposisi yang sangat bervariasi, dimana terdiri dari batuan beku,
sediment dan metamorf, karakteristik dan perebaran batuannya tertentu sesuai dengan
daerah pembentukannya seperti: batuan beku di sebagian Pulau Sulawesi sebagai hasil
dari erupsi Gunung, Batuan Sedimen di Pulau Sulawesi, Batuan Residual di sebagian
Pulau Obi serta Batuan Skiss Metamorf di sebagian Pulau Bacan dan sebagainya. Tekstur
tanah adalah perbandingan ukuran partikelpartikel kandungan tanah antara debu, tanah
liat dan pasir dari satu contoh tanah. Tekstur berpengaruh langsung terhadap unsur hara,
drainase dan kepekaan terhadap erosi. Juga sangat berpengaruh terhadap pengelolaan
tanah dan pertumbuhan tanaman terutama dalam hal mengatur kandungan udara dalam
rongga tanah, persediaan dan kecepatan peresapan air di daerah tersebut, dimana hal
itu sangat berperan dalam mudah tidaknya lapisan tanah diolah. Definisi tekstur dapat
diartikan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara Kualitatif, yaitu menggambarkan halus,

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 5


sedang dan kasar sedangkan secara kuantitatif tekstur ini menggambarkan susunan
relatif berat fraksi-fraksi yaitu pasir, debu dan tanah liat. Berdasarkan data struktur
geologi, wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara tersusun atas 20 jenis batuan yang dapat
dilihat pada tabel berikut

4.1.3.3 Topografi dan Morfologi dan Kelerengan

Sebagai wilayah kepulauan, Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki daerah landai yang
cukup luas. Berdasarkan kondisi fisiknya, luas wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara
berdasarkan kelerengan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1. Kemiringan Lereng Kabupaten Minahasa Tenggara

No Kelerengan Derajat Kemiringan Luas (Km²)


1 Datar 0 - 2° 4,615.55
2 Landai 2 - 8° 861.47
3 Miring 8 - 15° 1,420.33
4 Curam 15 - 40° 956.80
5 Sangat Curam > 40° 208.45
Sumber : RTRW Kabupaten Minahasa Tenggara

4.1.4. Pendekatan Umum


Penanganan Perencanaan Penyusunan Dokumen RISPAM Kabupaten Minahasa
Tenggara ini meliput 12 (dua belas) kecamatan, yang melingkupi 9 (Sembilan) Kelurahan
dan 135 (seratus tiga puluh lima) desa yang tersebar di Kabupaten Minahasa Tenggara,
dimana di dalamnya akan direncanakan

4.1.4.1 Maksud dan Tujuan dari pekerjaan

Adalah mendata dan memetakan pengembangan air minum di Kabupaten Minahasa


Tenggara, serta untuk memperoleh gambaran terhadap kebutuhan air baku, sarana dan
prasarana air minum, kelembagaan, rencana pembiayaan dan rencana perlindungan air
bakuuntuk jangka panjang. Sasaran dari kegiatan ini adalah :

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 6


1. Identifikasi Kebutuhan Air Minum
2. Identifkasi Sarana Eksisiting
3. Identifikasi Ketersediaan Air Baku
4. Identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengemRencana
pengembangan air minum baik dengan perpipaan atau non perpipaan;
5. Kriteria dan Standar Pelayanan Air Minum;
6. Pengembangan kelembagaan pengelola Air Minum
7. Kerangka program pengembangan air minum;
8. Rencana Pembiayaan
9. Pola Investasi Strategi perlindungan air baku untuk jangka Panjang

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK), lingkup pekerjaan “Rencana Induk
Pengembangan Air Minum” meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Penyusunan laporan pendahuluan Laporan pendahuluan harus di


presentasikan dengan pihak satuan kerja/DinasPengguna Jasa dengan
mengundang pemangku kepentingan (Stakehorders) baik provinsi
maupun kabupaten.
2. Pengumpulan dan lndentifikasi data
Klarifikasi situasi sekarang pada lokasi studi dan identifikasi
permasalahan permasalahan yang timbul pada sektor pengembangan
Air Minum. Berikut ini :
▪ Data Kondisi fisik dasar Kabupaten Minahasa Tenggara
(topografi, hidrologi, klimatologi, morfologi, dsb)
▪ Pemanfaatan tata ruang/RTRW
▪ Data sosio-ekonomi dan budaya masyarakat/demografi;
▪ Sarana dan prasarana penyediaan air minum eksisting baik
sistem perpipaan ataupun non perpipaan.
▪ Tata guna lahan/land use. sistem tata air yang ada (bangunan
air, tanggul dan saluran

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 7


▪ Peraturan perundangan dan kebijakan tentang sumber daya
alam (yang berkaitan dengann sistem pengembangan air
minum); dan hasil studi terdahulu.
▪ Analisis terhadap data yang diperoleh, Analisis harus
mengevaluasi data data yang diperoleh, Adapun analisis
kegiatan dilakukan dengan cara
3. Analisis terhadap data yang diperoleh, analisis harus mengevaluasi
data-data yang diperoleh, adapun analisis kegiatan dilakukan dengan
cara:
▪ Proyeksi Kebutuhan Air Minum
▪ Analisis Kualitatif, terhadap data yang dikumpulkan
▪ Analisis Kuantitatif, terhadap data yang dikumpulkan

4. Identifikasi Stakeholder dan mengkaji berbagai kepentingan


stakeholder dalam penyediaan air minum di daerah;
5. Evaluasi Studi
Usulan penyusunan studi/rencana pengembangan air minum
Kabupaten Minahasa Tenggara harus dievaluasi terhadap faktor-faktor
ekonomi, keuangan, sosial, lingkungan dan teknis
6. Penyusunan Rencana Pengembangan Air Minum
Penyusunan rencana induk pengembangan air minum, pengembangan
kelembagaan pengelola air minum, kerangka program, rencana
pendanaan dan pola investasi untuk pengembangan air minum

Menyusun kerangka pengembangan air minum jangka pendek, menengah, dan jangka
panjang yang menjadi pedoman bagi stakeholder dalam pengembangan Air Minum
secara komprehensif. Analisa tingkat partisipasi dan peran serta pihak-pihak yang
terkena dampak langsung dan tidak langsung dari pengembangan air minum, terutama
masyarakat berdasarkan pengaruh dan kepentingannya dalam pemenuhan kebutuhan
air bersih dengan mengoptimalkan pemanfaatan prasarana structural melalui

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 8


diseminasi dan diskusi sehingga memungkinkan masyarakat mendapatkan akan air
minum secara optimal dan komprehensif

Hasil penyusunan Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
akan sangat dipengaruhi dan tergantung dari data dan informasi yang dikumpulkan,
sehingga metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah metode
analisa, evaluasi dan penyusunan usulan pengembangan berdasarkan data-data dan
informasi yang berhasil dikumpulkan. Pengumpulan dan verifikasi data yang dilanjutkan
dengan analisa dan evaluasi serta kajian menyeluruh dalam rangka penyusunan
pekerjaan ini akan dilakukan secara bertahap.

4.1.4.2 Muatan Penyelenggaraan Penyusunan Dokumen RISPAM

Muatan penyelenggaraan disusun dengan memerhatikan aspek aspek keterpaduan


dengan pengembangan. Muatan perencanaan teknis penyelenggaraan SPAM harus
memuat :

1. Rancangan Detail Kegiatan


2. Perhitungan dan Gambar Teknis
3. Spesifikasi Teknis
4. Rencana Anggaran Biaya
5. Analisis Harga Satuan
6. Tahapan dan Jadwal Pelaksanaan
7. Dokumen Pelaksanaan Kegiatan (dokumen lelang, jadwal pelelangan,
pemaketan)

4.1.5. Pendekatan Pelaksanaan


4.1.5.1. Landasan Operasional

Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten


Minahasa Tenggara merupakan bagian dari rencana pembangunan dan pengembangan
Kabupaten Minahasa Tenggara. secara spesifik berada pada bidang keciptakaryaan
dengan demikian landasan operasional kegiatannya, sebagai berikut:

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 9


1. Visi dan misi pembangunan Kabupaten Minahasa Tenggara;
2. Arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang RTRW Kabupaten Minahasa
Tenggara;
3. RPIJM keciptakaryaan Kabupaten Minahasa Tenggara (bila telah disusun);
4. Pengembangan dan perbaikan sistem pengelolaan air minum di wilayah
Kabupaten Minahasa Tenggara;
5. Pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat yang memenuhi standar
kesehatan dan terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat; dan
6. Kepentingan pembangunan Kabupaten Minahasa Tenggara secara umum

4.1.5.2. Dasar Hukum


Dasar hukum yang mendasari pelaksanaan Penyusunan Dokumen Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Minahasa Tenggara, sebagai berikut:

1. Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 (Amandemen);


2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
6. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Permukiman dan Kawasan
Perumahan
7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3495);
8. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4247);
9. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4377);

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 10


10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Pengelolaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490)
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum; dan
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 tahun 2016 tentang pedoman
penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum

4.1.5.3. Pertimbangan penyusunan Dokumen RISPAM


Pertimbangan Penyusunan Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM) Kabupaten Minahasa Tenggara didasarkan pada:

1. Persiapan pengembangan sistem pengelolaan air minum di Kabupaten


Minahasa Tenggara;
2. Perluasan jaringan dan layanan sistem pengelolaan air minum di Kabupaten
Minahasa Tenggara;
3. Peningkatan dan perbaikan pengelolaan dan kelembagaan sistem pengelolaan air
minum di Kabupaten Minahasa Tenggara; dan
4. Pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumberdaya air secara optimal dan
berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Minahasa
Tenggara.

4.1.5.4. Kedalaman materi perencanaan

Dalam Penyusunan DOKUMEN Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
Kabupaten Minahasa Tenggara perlu dilakukan tinjauan beberapa aspek terhadap
kondisi fisik wilayah baik secara makro kabupaten ataupun kondisi fisik Kawasan
permukiman yang ada, tinjauan mencakup aspek kondisi fisik lingkungan, kondisi
eksisitng penyediaan air minum di wilayah kabupaten Minahasa Tenggara, karakterstik
dan potensi sumber airbaku yang tersedia, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Dan

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 11


tinjauan aspek kelembagaan yang mengelola sistem pengelolaan air minum baik berupa
perusahaan daerah, badan usaha swasta, koperasi ataupun kemitraan yang ada.

Kajian lainnya yang penting adalah keseusaian dengan rencana tata ruang baik pada
hirarki rencana umum ataupun pada level rencana rinci. yang dapat menjadi
pertimbangan dan bahan dalam kegiatan analisis untuk merumuskan rencana
pengembangan Sistem Pengelolaan air minum di wilayah Kabupaten Minahasa
Tenggara

4.1.6. Pendekatan Perencanaan


Perencanaan teknis disusun dengan memperhatikan aspek-aspek keterpaduan dengan
pengembangan prasarana dan sarana sanitasi. Perencanaan teknis dapat disusun oleh
pelaksana Penyelenggara SPAM. Pendekatan perencanaan yang digunakan dalam
Penyusunan DOKUMEN Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
Kabupaten Minahasa Tenggara, akan melalui beberapa rangkaian kegiatan perencanaan.

4.1.6.1. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan, dilakukan untuk mempersiapkan segala sumber daya yang dimiliki,
baik sumber daya manusia (personil) maupun peralatan, khususnya peralatan survey
lapangan.

1. Persiapan tim/tenaga pelaksana;


2. Pemantapan pemahaman substansi pekerjaan dalam tim work;
3. Koordinasi awal dengan SKPD Pengguna Jasa;
4. Perampungan administrasi kontrak, SPK dan surat survey
5. Penyusunan rencana dan jadwal kerja;
6. Persiapan survey, yang mencakup penyusunan prosedur dan jadwal
pelaksanaan survey, penyiapan checklist data dan kuesioner; dan
7. Mobilisasi dan demobilisasi tenaga ahli dan tim pendukung.

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 12


4.1.6.2. Pelaksanaan Survey

Dalam pelaksanaan survey untuk kegiatan penyusunan Dokumen Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Minahasa Tenggara, terbagi atas Survei
untuk pengumpulan data lapangan atau data primer dan survey untuk pengumpulan data
instansional dan hasil studi atau literature atau data sekunder dan pendukung

1. Survey Data Primer


Sasaran dari survey lapangan mencakup:
a) Melihat secara langsung kondisi fisik wilayah masing-masing kawasan atau
wilayah yang akan dimasukkan dalam rencana induk pengembangan SPAM di
Kabupaten Minahasa Tenggara;
b) Melihat secara langsung karaktersitik kondisi permukiman warga dan Sistem
Pengelolaan air minum yang berlaku di dalamnya;
c) Melihat dan menginventarisir sumber air baku;
d) Mengamati rencana daerah layanan SPAM;
e) Mengamati jalur-jalur alternatif sistem transmisi air baku;
f) Melakukan sketsa lokasi dan jalur pipa transmisi lainya; dan
g) Melakukan dokumentasi terhadap lokasi atau daerah yang direncanakan
untuk pengembangan SPAM.

2. Survey Data Sekunder


Sasaran dari survey Instansional mencakup:
a) Memperoleh peta dan hasil kajian tentang air minum terdahulu;
b) Memperoleh dokumen RISPAM terdahulu (bila ada) dan dokumen RTRW
Kabupaten dan Rencana Rinci yang telah disusun;
c) Memperoleh peta eksisting Sistem Pengelolaan air minum dimasing-masing
daerah kecamatan;
d) Data kependudukan;
e) Gambaran umum kabupaten; dan
f) Referensi yang berkaitan dengan substansi pekerjaan.

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 13


4.1.6.3. Pengkajian Teknis system pengelolaan air minum

Kegiatan kajian teknis Sistem Pengelolaan air minum mencakup beberapa aspek antara
lain:

1. Sumber Air
Pengkajian sumber air baku mengacu pada standar tata cara pada sesuai standar
yang diatur dalam Permen PU No. 18 tahun 2007 seperti mencantumkan lokasi
alternatif sumber air baku pada peta wilayah studi yang akan dibuat. Apabila tidak
terdapat sumber air pada wilayah administrasi dapat diusulkan sumber lain yang
berada di luar batas administrasi
2. Alternatif jalur transmisi air baku
Berdasarkan alternatif sumber air baku dan kunjungan lapangan, dibuatlah
rencana jalur transmisi air baku pada peta wilayah studi yang akan dibuat. Dengan
mencantumkan estimasi panjang jalur pipa transmisi air baku yang dihitung
berdasarkan pembacaan skala peta yang berlaku
3. Penetapan wilayah pelayanan
Pada dasarnya sasaran wilayah pelayanan suatu daerah tergantung pada fungsi
strategis kota atau kawasan, tingkat kepadatan penduduk dan ketersediaan sumber
air. Wilayah pelayanan tidak terbatas pada wilayah administrasi yang bersangkutan
sesuai hasil kesepakatan dan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dalam
rangka menunjang pembangunan Sistem Pengelolaan air minum. Kondisi wilayah
pelayanan yang menjadi sasaran pelayanan mengacu pada pertimbangan teknis
dalam standar spesifikasi teknis berikut. Dengan mencantumkan hasil
pertimbangan teknis dalam bentuk tabel-tabel dan dibuat dalam bentuk peta.
▪ Bentuk wilayah pelayanan mengikuti arah perkembangan kota dan kawasan
di dalamnya;
▪ Luas wilayah pelayanan ditentukan berdasarkan survei dan pengkajian
sehingga memenuhi persyaratan teknis;
▪ Pertimbangan teknis wilayah pelayanan, pertimbangan teknis dalam
menentukan wilayah pelayanan antara lain tidak dibatasi oleh: kepadatan
penduduk, tingkat kesulitan dalam memperoleh air, kualitas sumber air yang

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 14


ada, tata ruang kota, tingkat perkembangan daerah, dana investasi, dan
kelayakan operasi; dan
▪ Komponen Wilayah Pelayanan adalah: kawasan permukiman, kawasan
perdagangan, kawasan pemerintahan dan pendidikan, kawasan industri,
kawasan pariwisata, kawasan khusus: pelabuhan, rumah susun.
4. Penetapan wilayah studi
Apabila terdapat sistem eksisting, maka penanganan dilakukan seperti, pada
ketentuan umum dan ketentuan teknis di atas, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Kemudian dilakukan penguraian terhadap sasaran wilayah pelayanan dan
arah pengembangan kotamenurut tata ruang kota yang sudah disetujui.
Selanjutnya diuraikan komponen-komponen yang ada di dalam wilayah
pelayanansaat ini dan proyeksi pada masa mendatang. Plot lokasi sumber air
alternatif yang telah dikunjungi dan alternative jalur pipa transmisi air baku. Buatlah
batas wilayah meliputi seluruh alternatif sumber dan wilayahyang menjadi
kesepakatan dan koordinasi pihak terkait
5. Penetapan wilayah proyek
Wilayah proyek merupakan wilayah sistem yang sudah terpilih yangmencakup
semua tahapan pengembangan Sistem Pengelolaan air minum. Dalam penetapan
wilayah proyek juga dicantumkan alternatif terpilih tersebut pada sebuah peta
wilayahproyek, dan dilengkapi dengan keterangan sistem yang mencakup:
a. Lokasi sumber air baku dan pengembangannya;
b. Lokasi instalasi pengolahan dan pengembangannya;
c. Lokasi reservoir distribusi dan pengembangannya; dan
d. Wilayah pelayanan dan pengembangannya.

4.1.6.4. Perumusan rencana pengelolaan air minum


Kegiatan perumusan rencana induk pengembangan SPAM, antara lain memuat:
1. Rencana umum pengembangan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) dan kondisi
social ekonomi;
2. Rencana Jaringan Sistem Pengelolaan Air Minum yang dilengkapi dengan peta
daerah pelayanan dan jaringan pipa existing serta rencana yang akan datang;

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 15


3. Rencana program dan kegiatan pengembangan SPAM;
4. Rencana sumber air baku dan alokasi air baku;
5. Rencana keterpaduan dengan instansi terkait;
6. Rencana pembiayaan dan pola investasi; dan
7. Rencana pengembangan kelembagaan.

4.1.6.5. Koordinasi dan konsultasi

Koordinasi dan Konsultasi dengan Pengguna Jasa, dilakukan secara intens sesuai dengan
kebutuhan dan kontrak kerja, termasuk dalam kegiatan seminar dan pemaparan laporan
pendahuluan dan draft rencana.

4.1.7. Teknis Analisis Data

4.1.7.1. Kebutuhan Rata rata


Pemakaian air rata-rata dalam satu hari adalah pemakaian air dalam setahun dibagi
dengan 365 hari.
1. Kebutuhan maksimum (Qmax)
Fluktuasi pemakaian air dari hari ke hari dalam satu tahun sangat bervariasi dan
terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih besar dibandingkan dengan hari
lainnya. Kebutuhan air pada hari maksimum digunakan sebagai dasar
perencanaan untuk menghitung kapasitas bangunan penangkap air, perpipaan
transmisi dan Instalasi Pengolahan Air (IPA). Faktor hari maksimum (fm) berkisar
antara 1,1 sampai 1,5 (Lampiran III Permen PU NO. 18 Tahun 2007). Dalam
penyusunan Rencana Induk SPAM Kabupaten Minahasa Tenggara, faktor hari
maksimum (fm) yang digunakan sebagai kriteria desain adalah 1,2.

2. Kebutuhan Puncak (Qpeak)


Faktor jam puncak (fp) adalah suatu kondisi dimana pemakaian air pada jam
tersebut mencapai maksimum. Faktor jam puncak biasanya dipengaruhi oleh
jumlah penduduk dan tingkat perkembangan kota, dimana semakin besar jumlah
penduduknya semakin beraneka ragam aktivitas penduduknya. Dengan

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 16


bertambahnya aktivitas penduduk, maka fluktuasi pemakian air semakin kecil.
Berdasarkan standar yang tercantum dalam Lampiran III Permen PU No. 18

Tahun 2007, faktor jam puncak (fp) berkisar antara 1,15 - 3. Dalam penyusunan
Rencana Induk SPAM Kabupaten Minahasa Tenggara, faktor jam puncak (fp)
yang digunakan sebagai kriteria desain adalah 1,5. Kebutuhan air ditentukan
berdasarkan:

a. Proyeksi penduduk, harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode


perencanaan kedepan;
b. Pemakaian air (L/o/h), laju pemakaian air diproyeksikan setiap interval 5
tahun; dan
c. Ketersediaan air, perkiraan kebutuhan air hanya didasarkan pada data
sekunder sosial ekonomi dan kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan
aktifitas perkotaan atau masyarakat.

3. Kebutuhan Domestik
Air akan sangat dibutuhkan untuk bertahan hidup dan aktivitas manusia
(Jasrotia dkk, 2009). Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah
penduduk, tingkat pertumbuhan, kebutuhan air perkapita dan proyeksi waktu
air akan digunakan (Yulistiyanto dan Kironoto,2008). Standar kebutuhan air
domestik adalah dari Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah tahun
2003 dan SNI Tahun 2002.

Kebutuhan air merupakan kebutuhan yang berasal dari rumah tangga dan
kegiatan sosial. Standar konsumsi pemakaian domestik ditentukan berdasarkan
rata-rata pemakaian air perhari yang diperlukan oleh setiap orang. Standar
konsumsi pemakaian air domestik dapat dilihat dari Tabel. dibawah ini.

Tabel 4.2 Tingkat Konsumsi Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

No Kategor Kota Jumlah Penduduk Sistem Tingkat


1 Kota >1.000.000 Non Standar 190
Metropolitan
2 Kota Besar 500.000 - 1.000.000 Non Standar 170
3 Kota Sedang 100.000 - 500.000 Non Standar 150

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 17


4 Kota Kecil 20.000 - 100.000 Standar BNA 130
5 Kota <20.000 Standar IKK 100
Kecamatan
6 Kota Pusat
Pertumbuhan <3.000 Standar DPP 60
Sumber: Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Tahun 2003 dan SNI Tahun
2002

Kebutuhan air untuk rumah tangga (domestik) dihitung berdasarkan jumlah


penduduk tahun perencanaan. Kebutuhan air minum untuk daerah domestic ini
dilayani dengan sambungan rumah (SR) dan hidran umum (HU). Kebutuhan air
minum untuk daerah domestik ini dapat dihitung berdasarkan persamaan
berikut:

Kebutuhan air = % pelayanan x a x b


Dimana:
a = jumlah pemakaian air (liter/orang/hari)
b = jumlah penduduk daerah pelayanan (jiwa)

4. Kebutuhan Non Domestik


Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota terdiri dari kegiatan
komersil berupa industri, perkantoran, perniagaan dan kegiatan sosial seperti
sekolah, rumah sakit dan tempat ibadah. Penentuan kebutuhan air non
domestik didasarkan pada faktor jumlah penduduk pendukng dan jumlah unit
fasilitas yang dimaksud. Fasilitas perkotaan tersebut antara lain adalah fasilitas
umum, industri dan komersil. Perhitungan kebutuhan air non domestik di
Kabupaten Minahasa Tenggara diasumsikan sebesar 15 - 20%.

4.1.7.2. Kriteria Perencanaan


Dalam rangka usaha mengatasi permasalahan dalam bidang air bersih diperlukan adanya
suatu kriteria perencanaan untuk menjaga mutu, kehandalan, kesinambungan dan
sinkronisasi yang akan dibangun dengan strategi dan pengembangan kota. Suatu sistem
penyediaan air bersih harus direncanakan dan dibangun sedemikian rupa agar dapat
memenuhi tiga tujuan berikut
Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 18
Kriteria perencanaan unit air baku dilakukan berdasarkan:
1. Proyeksi penduduk, harus dilakukan untuk interval 15 tahun selama periode
perencanaan untuk perhitungan kebutuhan domestik;
2. Identifikasi jenis penggunaan non domestik sesuai RSNI T-01-2003 butir 5.2 tentang
Tata Cara Perencanaan Plambing;
3. Pemakaian air untuk setiap jenis penggunaan sesuai RSNI T-01-2003 butir 5.2 tentang
Tata Cara Perencanaan Plambing;
4. Perhitungan kebutuhan air domestil dan non domestik berdasarkan perhitungan
butir a, b dan c; dan
5. Kehilangan air fisik/teknis maksimal 15% dengan komponen utama penyebab
kehilangan atau kebocoran air sebagai berikut:
a. Kebocoran pada pipa transmisi dan pipa induk;
b. Kebocoran dan luapan pada tangki reservoir; dan
c. Kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan.

Sedangkan kehilangan non teknis dan konsumsi resmi tak berekening diminiminalkan
hingga mendekati nol. Kebutuhan air baku rata-rata dihitung berdasarkan jumlah
perhitungan kebutuhan air domestik, non domestik dan air tak berekening. Rencana
alokasi air baku dihitung 130 % dari kebutuhan air baku rata-rata. Unit Air Baku dapat
terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/penyadapan, alat
pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem pengadaan, dan/atau sarana pembawa
serta perlengkapannya. Unit air baku merupakan sarana pengambilan dan/atau penyedia
air baku.

Dalam usaha pengolahan air baku, banyak sumber air baku yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air. Untuk mengetahui mutu air yang baik untuk air minum, maka
mutu air baku tersebut harus sesuai dengan standar kualitas mutu air, apabila ternyata
mutu air tersebut telah diperiksa tidak memenuhi standar yang ada, maka unsur-unsur
didalam air tersebut harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai air minum,
karena jika tidak diolah akan membahayakan kesehatan manusia dan akan
mempengaruhi peralatan-peralatan untuk mendistribusikan air.

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 19


Unsur-unsur tersebut baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun bakteriologis, tidak
diperkenankan melebihi standar yang dibuat berdasarkan percobaan-percobaan yang
telah dilakukan sebelumnya. Standar-standar (yang dibuat oleh organisasi dan instansi
yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat baik internasional maupun nasional)
tersebut dibuat berdasarkan atas beberapa pertimbangan, seperti ketahanan tubuh
manusia, keadaan lingkungan dan sebagainya. Standar-standar yang banyak dikenal di
Indonesia adalah standar WHO dan Departemen Kesehatan RI.

Air mengandung senyawa pencemar baik sebatas yang dijinkan maupun sampai pada
kadar yang membahayakan. Kebanyakan air sungai mengandung sisa atau limbah dari
perumahan, pertanian dan industri. Apakah air tersebut kelihatan jernih atau keruh,
setiap air yang akan dikonsumsi sebagai air minum harus dibersihkan dan dimurnikan.
Pengolahan air ditujukan untuk memenuhi standar kualitas air minum sebagaimana
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/VI/2010
yang merupakan standar kualitas air minum di Indonesia.

Proses pengolahan air minum tergantung dari kualitas air baku asal air itu diperoleh dari
air tanah, air sungai, air danau, air laut, air hujan dan air limbah atau air buangan. Saat
ini pada umumnya masih digunakan air baku yang berasal dari air tanah dan air
permukaan. Hal ini dikarenakan biaya operasinya relatif murah jika dibandingkan dengan
pengolahan air hujan atau air laut. Parameter-parameter fisik seperti kekeruhan, warna,
bau dan sebagainya dibatasi atas dasar estetika. Sedang parameter kimia, biologis dan
radioaktif dibatasi atas dasar kesehatan manusia. Oleh karena itu Departemen Kesehatan
Republik Indonesia telah menetapkan parameter- parameter standar kualitas air minum.
Parameter-parameter kualitas air tersebut seperti berikut:

1. Syarat Fisik

Dalam hal ini akan diperoleh pengertian yang lebih jauh mengenai unsur-unsur yang
terdapat pada syarat fisik kualitas air minum (suhu, warna, bau, rasa dan
kekeruhan), khususnya dalam hubungan dengan dicantumkannya unsur tersebut
dalam standar kualitas.

a. Suhu

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 20


Suhu air minum sama dengan suhu kamar (berkisar antara 20 C – 26 C). Hal
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya toksitas bahan kimia dalam air dan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan virus dalam air. Atas dasar
itulah suhu dijadikan sebagai salah satu standar kualitas air minum yang
berguna untuk :
a) Menjaga kualitas air minum yang dibutuhkannya oleh masyarakat;
b) Menjaga derajat toksitas dan kelarutan bahan-bahan pollutant yang
mungkin terdapat dalam air, serendah mungkin; dan
b) Menjaga adanya temperatur air yang sedapat mungkin tidak
menguntungkan bagi pertumbuhan mikroorganisme dan virus dalam air.

b. Warna
Intensitas warna dalam air diukur dengan satuan unit warna standar, yang
dihasilkan oleh 1 mg/lt platina cobalt dengan cara membandingkannya.
Berdasarkan sifat-sifat penyebabnya, warna dalam air dibagi dalam 2 jenis,
yaitu warna sejati dan warna semu. Warna sejati disebabkan oleh koloida-
koloida organik atau zat-zat terlarut. Sedang warna semu disebabkan oleh
suspensi partikel-partikel penyebab kekeruhan. Air yang berwarna dalam
batas tertentu akan mengurangi segi estetika dan tidak dapat diterima oleh
masyarakat, sehingga menimbulkan kemungkinan pencarian sumber air lain
yang kurang aman. Penetapan standar warna ini diharapkan bahwa semua
air minum yang diperuntukkan masyarakat akan dapat langsung diterima
oleh masyarakat.
c. Bau dan Rasa
Air yang memenuhi standar kesehatan harus terbebas dari bau yang
biasanya disebabkan oleh bahan-bahan organik yang membusuk serta
karena senyawa kimia seperti phenol. Biasanya bau dan rasa terjadi karena
proses dekomposisi bahan organik didalam air. Pengukuran bau biasanya
dinyatakan dalam TON (Threshold Odor Number), yaitu jumlah pelarutan
suatu sampel dengan air yang bebas bau untuk dideteksi dengan tes bau.

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 21


Dalam pengolahan air, bau-bau biasanya berasal dari sumber-sumber
biologis seperti algae, pembusukan zat-zat organik dan bakteri

Efek kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh adanya bau dan rasa dalam air
ini diantaranya adalah timbulnya kekhawatiran bahwa air yang berbau dan
berasa ini masih mengandung bahan-bahan kimia yang bersifat toksis,
sehingga hal ini akan mendorong masyarakat untuk mencari sumber lain
yang kurang terjamin kesehatannya.

d. Kekeruhan (Turbidity)
Air dikatakan keruh jika air tersebut mengandung begitu banyak partikel
bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna atau rupa yang
berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini
antara lain yaitu: tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik dan partikel-
partikel kecil.
yang tersuspensi lainnya. Kekeruhan biasanya disebabkan karena butiran-
butiran halus yang melayang (koloid). Penyimpangan terhadap standar
kualitas kekeruhan akan menyebabkan gangguan estetika dan mengurangi
efektifitas desinfeksi air.

e. Jumlah zat padat terlarut


Jumlah zat padat terlarut dapat memberi rasa yang tidak enak pada lidah,
rasa mual yang disebabkan karena natrium sulfat, magnesium sulfat dan
dapat menimbulkan cardia disease toxemia pada wanita hamil.

2. Syarat Kimia
Zat-zat kimia yang terlarut dalam air minum yang berlebihan selain akan bersifat
racun juga dapat merusak material beton, pipa alat-alat rumah tangga dan lain- lain.
Oleh sebab itu perlu adanya pembatasan kandungan zat-zat kimia yang diantaranya
yaitu:

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 22


a. Derajat keasaman (pH) dan Kesadahan jumlah (Total hardness)
pH adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan
asam atau basa suatu larutan. Dalam penyediaan air, pH merupakan salah
satu faktor yang harus dipertimbangkan mengingat bahwa derajat
keasaman air akan sangat mempengaruhi aktifitas pengolahan yang akan
dilaksanakan, misalnya dalam melakukan koagulasi kimiawi, desinfeksi,
pelunakan air dan dalam pencegahan korosi

Sebagai suatu faktor lingkungan, derajat keasaman merupakan salah satu


faktor yang sangat penting karena pH dapat mempengaruhi pertumbuhan
mikroba dalam air. Sebagian besar mikroba akan tumbuh dengan baik dalam
pH 6,0 - 8,0, selain itu pH juga akan menyebabkan perubahan kimiawai
dalam air. Apabila pH lebih besar atau lebih kecil dari itu akan menyebabkan
terjadinya korosifitas pada pipa-pipa air yang terbuat dari logam.

Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya tanah
dan pembentukan batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah
tanah lapis atas (topsoil) tebal dan ada pembentukan batu kapur. Air lunak
berasal dari daerah lapisan tanah atas tipis dan tidak terjadi pembentukan
batuan kapur. Kesadahan total adalah kesadahan yang disebabkan karena
air mengandung kation Ca++ dan Mg++ dalam jumlah yang berlebihan. Air
sadah tidak enak diminum selain itu dapat mengurangi efektifitas kerja
sabun dan deterjen

b. Zat organik (sebagai KMnO4)


at organik yang terdapat dalam air diantaranya berasal dari alam (misalnya
minyak nabati, serat-serat minyak, lemak hewan, alkohol sellulose, gula, pati
dan sebagainya), dari sintesa (misalnya berbagai persenyawaan dan buah-
buahan yang dihasilkan dari proses-proses dalam pabrik), dari fermentasi
(misalnya alkohol acetone, glyserol, antibiotik, asama-asam dan sejenisnya
yang berasal dari kegiatan mikroorganisme terhadap bahan-bahan organik).

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 23


Zat organik dalam air disebabkan karena air buangan dari rumah tangga,
pertanian, industri dan pertambangan seperti diterangkan diatas,
keberadaannya dalam air dapat diukur dengan angka permanganatnya
(KMnO4). Pengaruh kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh penyimpangan
terhadap standar ini adalah timbulnya bau yang tidak sedap dan dapat
menyebabkan sakit perut.

c. Gas CO2 agresif


Hasil dari perombakan zat organik oleh bakteri tertentu akan menghasilkan
zat mineral yang salah satunya adalah CO2 agresif. Zat ini larut dalam air
sehingga dapat mengakibatkan korosif pada pipa-pipa air yang terbuat dari
logam. Gas CO2 ini dapat dihilangkan dengan proses aerasi dan
pembubuhan CaO atau kedua-duanya

d. Besi (Fe)
Unsur besi dalam air dalam jumlah tetentu sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia untuk pembentukan sel darah merah, akan tetapi kelebihan pada
unsur ini akan menimbulkan bau dan perubahan warna menjadi kemerah-
merahan sehingga air tidak enak diminum, selain itu juga dapat membentuk
endapan pada pipa-pipa logam dan bahan cucian.

e. Mangan (Mn)
Kandungan unsur mangan dalam air yang menyimpang dapat menimbulkan
noda-noda pada benda yang berwarna putih, menyebabkan bau dan rasa
pada minuman dan juga dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
Keracunan kronis memberi gejala susunan syaraf: insomnia, kemudian
lemah pada kaki dan otot muka seperti beku sehingga tampak seperti
topeng, bila terkapar terus maka bicaranya lambat, monoton, terjadi hyper-
refleksi, clonus pada platella dan tumir, dan berjalan seperti penderita
parkinsonism.

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 24


f. Fluorida (F)
Apabila jumlah fluor didalam air kecil (0,6 mg/lt) dapat dipakai sebagai
pencegah penyakit gigi yang paling efektif tanpa mengganggu kesehatan.
Akan tetapi apabila kadarnya terlalu tinggi (diatas 2 ppm), maka akan
mengakibatkan timbulnya fluorisitas pada gigi. Sedangkan bila terlalu
rendah (dibawah 1 ppm), dapat menimbulkan pengrusakan gigi pada anak-
anak atau dental caries

g. Tembaga (Cu)
Dalam jumlah kecil, unsur tembaga dibutuhkan oleh tubuh untuk proses
metabolisme dan pembentukan sel darah merah, namun dalam jumlah yang
besar dapat menyebabkan rasa yang tidak enak di lidah dan kerusakan pada
hati

h. Arsen (As)
Arsen yang terdapat di dalam air berasal dari persenyawaan-persenyawaan
arsen yang banyak digunakan sebagai insektisida (lead arsenate, calcium
arsenate). Persenyawaan arsen merupakan salah satu racun sistemik yang
paling penting dan dapat berakumulasi dalam tubuh. Arsen dapat
menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan dan kemungkinan dapat
menyebabkan kanker kulit, hati dan saluran empedu.adalah 0,1 mg/lt

i. Timbal (Pb)
Sebagaimana logam berat lainnya Pb dan persenyawaannya adalah racun.
Timbal merupakan yang dikenal dengan pemasukan tiap hari melalui
makanan, air, udara dan penghirupan asap tembakau. Akibat yang
ditimbulkan akan diperkuat dengan terakumulasinya unsur ini dalam tubuh
manusia yang akhirnya akan menghambat reaksi-reaksi enzim dalam tubuh.
Konsentrasi standar yang diperbolehkan untuk air minum oleh Depkes RI
adalah 0,1 mg/lt

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 25


j. Cyanida (CN)
Konsentrasi yang melebihi standar yang ditetapkan akan menimbulkan
gangguan pada metabolisme oksigen, sehingga jaringan tubuh tidak mampu
mengubah oksigen, dan juga dapat meracuni hati. Konsentrasi CN dalam air
minum sebesar 0,05 mg/lt masih dianggap tidak membahayakan

k. Air raksa (Hg)


Kandungan air raksa dalam air yang melebihi standar maksimum dapat
meracuni sel-sel tubuh, merusak ginjal, hati dan saraf. Selain itu dapat juga
menyebabkan keterbelakangan mental dan serebral palsy pada bayi.
Konsentrasi maksimum yang diperbolehkan oleh Depkes RI yaitu sebesar
0,001 mg/lt

l. Nitrat, nitrit dan amoniak


Air minum yang mengandung nitrat, nitrit dan amoniak menunjukkan bahwa
air tersebut tercemar oleh kotoran. Kelebihan unsur-unsur tersebut akan
mengakibatkan terbentuknya methalmoglobine yang dapat menghalangi
peredaran oksigen dalam tubuh

m. Sulfat
Ion-ion sulfat yang terdapat dalam Air Minum dapat bersenyawa dengan
kalsium, membentuk kalsium sulfat. Sulfat dalam Air Minum umumnya
berasal dari buangan-buangan industry

n. Chlorida
Kadar chlorida lebih besar dari 200 ppm dapat menimbulkan rasa asin jika
air tersebut diminum. Kehadiran zat chlor yang tinggi secara tiba-tiba dalam
air menandakan masuknya air kotor (sewage).

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 26


3. Syarat Radioaktif

Sinar radioaktif dapat mengakibatkan timbulnya kontaminasi radioaktif pada lingkungan


dan dapat mengakibatkan rusaknya sel-sel pada tubuh manusia. Zat- zat radioaktif dapat
bersatu dengan pasir atau lumpur dalam kehidupan biologis atau terlarut dalam air.
Oleh karena itu keberadaannya dalam air minum perlu dibatasi. Dalam standar kualitas
dari Depkes RI telah ditetapkan bahwa kandungan sinar alfa maksimal yaitu 10-9 mc/ml
dan kandungan sinar beta maksimal adalah 10-8 mc/ml.

4. Syarat Mikrobiologi

Pencemaran lingkungan oleh kontaminan-kontaminan biologi harus dicegah karena


dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan masyarakat. Sehingga air minum harus
terbebas dari kuman parasit dan bakteri pathogen sama sekali serta bakteri golongan
coli sampai melebihi batas-batas yang telah ditentukan yaitu 1 coli atau 100 ml air.
Bakteri golongan coli ini berasal dari usus besar (feaces) dan tanah. Bakteri pathogen
yang mungkin ada dalam air diantaranya yaitu:

a. Bakteri typhsum;
b. Vibrio colerae;
c. Bakteri dysentriae;
d. Entamoeba hystolotica; dan
e. Bakteri enteritis.

4.1.7.3. Ketentuan teknis dan kriteria perencanaan


1. Air Baku

Sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku meliputi: mata air, air tanah,
air permukaan dan air hujan

2. Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pengambilan Air Baku:

a. Survei dan identifikasi sumber air baku, mengenai : mata air, debit, kualitas air,
pemanfaatan.
b. Perhitungan debit sumber air baku

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 27


1). Pengukuran debit mata air, menggunakan:
▪ Pengukuran debit dengan pelimpah
Alat ukur pelimpah yang dapat digunakan adalah Alat ukur Thomson yang
berbentuk V dengan sudut celah adalah 30º, 45º, 60º, 90º. Alat ukur
Thomson sudut celah 90º dengan rumus:
Q = 1,417.H 3/2
Dimana
Q = Debit Aliran (m³/detik).
H = Tinggi Muka Air dari ambang
1,417 = konstanta konversi waktu (perdetik)

▪ Penampung dan pengukuran volume air dengan mengukur lamanya (t)


air mengisi penampungan air yang mempunyai volume tertentu:

𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝑷𝒆𝒏𝒂𝒎𝒑𝒖𝒈
𝑫𝒆𝒃𝒊𝒕 𝑨𝒊𝒓 (𝑸) = (𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓/𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌)
𝒕
Dengan mengukur perubahan tinggi muka air (H) dalam
penampangan yang mempunyai luas tertentu (A) dalam jangka waktu
tertentu maka dapat dihitung:

𝑯𝒙𝑨
𝑫𝒆𝒃𝒊𝒕 𝑨𝒊𝒓 (𝑸) = (𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓/𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌)
𝒕

2). Potensi Air Tanah


▪ Perkiraan potensi air tanah dangkal dapat diperoleh melalui survei
terhadap 10 buah sumur gali yang bisa mewakili kondisi air tanah dangkal
di desa tersebut; dan
▪ Perkiraan potensi sumur tanah dalam dapat diperoleh informasi data dari
instansi terkait, meliputi: kedalaman sumur, kualitas air dan kuantitas
serta konstruksinya
3). Perhitungan debit air permukaan terdiri dari

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 28


▪ Perhitungan debit air sungai pengukuran debit sungai dilakukan dengan
mengukur luas potongan melintang penampang basah sungai dan
kecepatan rata-rata alirannya, dengan rumus:
Q = A.V
▪ Selain pengukuran perlu diperoleh data-data lain dan informasi yang
dapat diperoleh dari penduduk. Data-data yang diperlukan meliputi debit
aliran, pemanfaatan sungai, tinggi muka air minimum dan tinggi muka air
maksimum.
4). Perhitungan Debit Air Danau
Perhitungan debit air danau dilakukan berdasarkan pengukuran langsung.
Cara ini dilakukan dengan pengamatan atau pencatatan fluktuasi tinggi
muka air selama minimal 1 (satu) tahun. Besarnya fluktuasi debit dapat
diketahui dengan mengalikan perbedaan tinggi air maksimum dan minimum
dengan luas muka air danau. Pengukuran ini mempunyai tingkat ketelitian
yang optimal bila dilakukan dengan periode pengamatan yang cukup lama.
Data-data di atas dapat diperoleh dari penduduk setempat tentang fluktuasi
yang pernah terjadi (muka air terendah).
5). Perhitungan Debit Embung
Pengukuran debit yang masuk ke dalam embung dapat dilakukan pada saat
musim penghujan, yaitu dengan mengukur luas penampang basah
sungai/parit yang bermuara di embung dan dikalikan dengan kecepatan
aliran. Sedangkan volume tampungan dapat dihitung dengan melihat
volume cekungan untuk setiap ketinggian air. Volume cekungan dapat
dibuat pada saat musim kering (embung tidak terisi air) yaitu dari hasil
pemetaan topografi embung dapat dibuat lengkung debit (hubungan antara
tinggi air dan volume).

3. Persyaratan lokasi penempatan dan konstruksi bangunan pengambilan:


a). Penempatan bangunan penyadap (intake) harus aman terhadap polusi yang
disebabkan pengaruh luar (pencemaran oleh manusia dan mahluk hidup lain);

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 29


b) Penempatan bangunan pengambilan disusahakan dapat menggunakan sistem
gravitasi dalam pengoperasiannya;
c) Penempatan bangunan pengambilan pada lokasi yang memudahkan dalam
pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung alam (terhadap longsor dan lain-
lain);
d) Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir air sungai,
terhadap gaya guling, gaya geser, rembesan, gempa dan gaya angkat air (up-lift);
e) Dimensi bangunan pengabilan harus mempertimbangkan kebutuhan
maksimum harian;
f) Dimensi inlet dan outlet dan letaknya harus memperhitungkan fluktuasi
ketinggian muka air;
g) Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan karakteristik
sumber air baku;
h) Konstruksi bangunan pengambilan direncanakan dengan umur pakai (life time)
minimal 25 (dua puluh lima) tahun; dan
i) Bahan/material konstruksi yang digunakan diusahakan menggunakan material
lokal atau disesuaikan dengan kondisi daerah sekitar.

4. Tipe Bangunan Pengambilan Air Baku


a). Sumber air baku Mata Air
Bangunan pengambilan air baku untuk mata air secara umum dibedakan menjadi
bangunan penangkap dan bangunan pengumpul atau sumuran:
1). Bangunan Penangkap
▪ Pertimbangan pemilihan bangunan penangkap adalah pemunculan mata
air cenderung arah horisontal dimana muka air semula tidak berubah, mata
air yang muncul dari kaki perbukitan; apabila keluaran mata air melebar
maka bangunan pengambilan perlu dilengkapi dengan konstruksi sayap
yang membentang di outlet mata air; dan
▪ Perlengkapan bangunan penangkap adalah outlet untuk konsumen Air
Minum, outlet untuk konsumen lain (perikanan atau pertanian, dan lain-
lain), peluap (overflow), penguras (drain), bangunan pengukur debit,

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 30


konstruksi penahan erosi, lubang periksa (manhole), saluran drainase
keliling, pipa ventilasi
2). Bangunan pengumpul atau sumuran
▪ Pertimbangan pemilihan bangunan pengumpul adalah pemunculan mata
air cenderung arah vertikal, mata air yang muncul pada daerah datar dan
membentuk tampungan, apabila outlet mata air pada suatu tempat maka
digunakan tipe sumuran, apabila outlet mata air pada beberapa tempat
dan tidak berjatuhan maka digunakan bangunan pengumpul atau dinding
keliling; dan
▪ Perlengkapan bangunan penangkap adalah outlet untuk konsumen Air
Minum, outlet untuk konsumen lain (perikanan atau pertanian, dan lain-
lain), peluap (overflow), penguras (drain), bangunan pengukur debit,
konstruksi penahan erosi, lubang periksaan (manhole), saluran drainase
keliling, pipa ventilasi

b). Sumber air baku Air Tanah


Pemilihan bangunan pengambilan air tanah dibedakan menjadi sumur dangkal
dan sumur dalam
1). Sumur Dangkal
▪ Pertimbangan pemilihan sumur dangkal adalah secara umum kebutuhan
air di daerah perencanaan kecil; potensi sumur dangkal dapat mencukupi
kebutuhan Air Minum di daerah perencanaan (dalam kondisi akhir musim
kemarau/kondisi kritis);
▪ Perlengkapan bangunan sumur dangkal dengan sistem sumur gali,
meliputi: ring beton kedap air, penyekat kontaminasi dengan air
permukaan tiang beton, ember/pompa tangan. Sedangkan perlengkapan
sumur dangkal dengan sistem sumur pompa tangan (SPT) meliputi pipa
tegak (pipa hisap), pipa selubung, saringan, sok reducer
2). Sumur Dalam
▪ Pertimbangan pemilihan sumur dalam adalah secara umum kebutuhan air
di daerah perencanaan cukup besar; di daerah perencanaan potensi sumur

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 31


dalam dapat mencukupi kebutuhan air minum daerah perencanaan
sedangkan kapasitas air dangkal tidak memenuhi; dan
▪ Sumur dalam sumur pompa tangan (SPT) dalam meliputi pipa tegak (pipa
hisap), pipa selubung, saringan, sok reducer. Sumur pompa benam
(submersible pump) meliputi pipa buta, pipa jambang, saringan, pipa
observasi, pascker socket/reducer, dop socket, tutup sumur, batu kerikil.

c). Sumber air baku Air Permukaan


Pemilihan bangunan pengambilan air permukaan dibedakan menjadi
1) Bangunan penyadap (intake) bebas
▪ Pertimbangan pemilihan bangunan penyadap (intake) bebas adalah
fluktuasi muka air tidak terlalu besar, ketebalan air cukup untuk dapat
masuk inlet; dan
▪ Kelengkapan bangunan pada bangunan penyadap (intake) bebas adalah
saringan sampah, inlet, bangunan pengendap, bangunan sumur.
2) Bangunan penyadap (Intake) dengan bendung
▪ Pertimbangan pemilihan bangunan penyadap (intake) dengan bendung
adalah ketebalan air tidak cukup untuk intake bebas; dan
▪ Kelengkapan bangunan penyadap (intake) dengan bendung adalah
saringan sampah, inlet, bangunan sumur, bendung, pintu bilas.
3) Saluran Resapan (Infiltration galleries)
▪ Pertimbangan pemilihan saluran resapan (Infiltration galleries) adalah
ketebalan air sangat tipis, sedimentasi dalam bentuk lumpur sedikit,
kondisi tanah dasar cukup poros (porous), aliran air bawah tanah cukup
untuk dimanfaatkan, muka air tanah terletak maksimum 2 meter dari dasar
sungai; dan
▪ Kelengkapan bangunan pada saluran resapan (Infiltration galleries) media
infiltrasi: pipa pengumpul berlubang, sumuran.

5. Unit Transmisi

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 32


a. Perencanaan teknis unit transmisi ➔ mengoptimalkan jarak antara unit air baku
menuju unit produksi dan/atau dari unit produksi menuju reservoir/jaringan
distribusi sependek mungkin, terutama untuk sistem transimisi distribusi (pipa
transmisi dari unit produksi menuju reservoir);
b. Karena transmisi distribusi ➔ debit aliran untuk kebutuhan jam puncak,

sedangkan pipa transmisi air baku ➔ kebutuhan maksimum harian;


c. Pipa transmisi sedapat mungkin harus diletakkan sedemikian rupa dibawah level
garis hidrolis untuk menjamin aliran sesuai harapan;
d. Dalam pemasangan pipa transmisi, perlu memasang angker penahan pipa pada
bagian belokan baik dalam bentuk belokan arah vertikal maupun belokan arah
horizontal untuk menahan gaya yang ditimbulkan akibat tekanan internal dalam
pipa dan energi kinetik dari aliran air dalam pipa yang mengakibatkan kerusakan
pipa maupun kebocoran aliran air dalam pipa tersebut secara berlebihan;
e. Sistem transmisi harus menerapkan metode-metode yang mampu
mengendalikan pukulan air (water hammer) yaitu bilamana sistem aliran tertutup
dalam suatu pipa transmisi terjadi perubahan kecepatan aliran air secara tiba-tiba
yang menyebabkan pecahnya pipa transmisi atau berubahnya posisi pipa
transmisi dari posisi semula; dan
f. Sistem pipa transmisi air baku yang panjang dan berukuran diameter relatif besar
dari diameter nominal ND-600 mm sampai dengan ND-1000 mm perlu dilengkapi
dengan aksesoris dan perlengkapan pipa yang memadai.

Perlengkapan penting dan pokok dalam sistem transmisi air baku air minum adalah
a. Katup pelepas udara, yang berfungsi melepaskan udara yang terakumulasi dalam
pipa transmisi, yang dipasang pada titik-titik tertentu dimana akumulasi udara
dalam pipa akan terjadi;
b. Katup pelepas tekanan, yang berfungsi melepas atau mereduksi tekanan berlebih
yang mungkin terjadi pada pipa transmisi;
c. Katup penguras (Wash-out Valve), berfungsi untuk menguras akumulasi lumpur
atau pasir dalam pipa transmisi, yang umumnya dipasang pada titik- titik terendah
dalam setiap segmen pipa transmisi; dan

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 33


d. Katup ventilasi udara (Air Valve) perlu disediakan pada titik-titik tertentu guna
menghindari terjadinya kerusakan pada pipa ketika berlangsung tekanan negatif
atau kondisi vakum udara.

Tabel 4. 3. Kriteria Pipa Transmisi Berdasarkan Kebutuhan Maksimal dan


Maksimum

No Uraian Notasi Kriteria

1 Debit Perencanaan Qmax Kebutuhan air hari maksimum


Qmax = Fmax x Qrata rata
2 Faktor hari maksimum Fmax 1.1 sd 1.5
3 Jenis Saluran - Pipa atau saluran terbuka
4 Kecepatan aliran air dalam pipa Vmin 0.3 – 0.6 m/d
a. kecepatan minimum
b. kecepatan maximum
- Pipa PVC Vmax 3.0 – 4.5 m/d
- Pipa DCIP Vmax 6 m/d
5 Tekanan air dalam pipa Hmin 1 atm
a. tekanan minimum
b. tekanan maximum
- Pipa PVC Vmax 6 – 8 atm
- Pipa DCIP Vmax 10 atm
- Pipa PE 100 12.4 MPa
- Pipa PE 80 9.0 MPa
6 Kecepatan saluran terbuka
a. kecepatan minimum Vmin 0.6 m/d
b. kecepatan maximum Vmax 1.5 m/d
7 Kemiringan saluran terbuka S (0,5 - 1) 0/00
8 Tinggi bebas saluran terbuka Hw 15 cm (minimum)
9 Kemiringan tebing terhadap - 450 (untuk bentuk trapesium)
dasar
*Saluran Terbuka hanya untuk transmisi air baku

Debit pompa transmisi air minum ke reservoir ditentukan bardasarkan debit hari
maksimum. Perioda operasi pompa antara 20 - 24 jam per hari. Dengan melihat
kondisi diatas bahwa dapat diketahui bahwa saluran terbuka hanya digunakan
untuk transmisi air baku.

Tabel 4.4. Besar Debit dan Jumlah Pompa

Debit(m2/hari)Sampai Jumlah Pompa 1 (1) Total Unit 2


2.800
2,500 s/d 10.000 2 (1) 3

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 34


Lebih dari 90.000 Lebih dari 3 (1) Lebih dari 4

Tabel 4.5. Ketentuan Teknis Pipa Transmisi

Perencanaan Jalur Penentuan Dimensi Pipa Bahan Pipa (SNI)


Pipa Transmisi
1. Jalur pipa sependek 1. Pipa harus direncanakan 1. Spesifikasi pipa PVC
mungkin; untuk mengalirkan debit mengikuti standar SNI 03-
2. Menghindari jalur maksimum harian; 6419-2000 tentang
yang mengakibatkan 2. Kehilangan tekanan dalam Spesifikasi Pipa PVC
konstruksi sulit dan pipa tidak lebih air 30% dari bertekanan berdiameter 110-
mahal; total tekanan statis (head 315 mm untuk Air Minum
3. Tinggi hidrolis pipa statis) pada sistem transmisi dan SK SNI S-20-1990-2003
minimum 5 m diatas dengan pemompaan. Untuk tentang Spesifikasi Pipa PVC
pipa, sehingga cukup sistem gravitasi, kehilangan untuk Air Minum. 2. SNI 06-
menjamin operasi air tekanan maksimum 5 4829-2005 tentang Pipa
valve; m/1000 m atau sesuai Polietilena Untuk Air Minum;
4.Menghindari dengan spesifikasi teknis pipa 3. Standar BS 1387-67 untuk
perbedaan elevasi pipa baja kelas medium. 4.
yang terlalu besar Fabrikasi pipa baja harus
sehingga tidak ada sesuai dengan AWWA C 200
perbedaan kelas pipa. atau SNI07-0822-1989 atau
SII 2527-90 atau JIS G 3452
dan JIS G 3457. 5. Standar
untuk pipa ductile
menggunakan standar dari
ISO 2531 dan BS 4772

6. Unit Produksi
Unit produksi direncanakan berdasarkan kebutuhan kebutuhan hari puncak yang
besarnya berkisar 120% dari kebutuhan rata-rata. Penyusunan perencanaan teknis unit
produksi didasarkan pada kajian kualitas air yang akan diolah (kondisi rata-rata dan
terburuk yang mungkin terjadi dijadikan sebagai acuan dalam penetapan proses
pengolahan air ➔ dikaitkan dengan sasaran standar kualitas air minum (output).

Rangkaian proses pengolahan air umumnya: satuan operasi dan satuan proses yaitu
untuk memisahkan material kasar, material tersuspensi, material terlarut, proses
netralisasi dan proses desinfeksi. Unit produksi dapat terdiri dari:

a. Unit koagulasi;
b. Unit flokulasi;

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 35


c. Unit sedimentasi;
d. Unit filtrasi;
e. Unit netralisasi; dan f. Unit desinfeksi.

Perencanaan unit produksi antara lain dapat mengikuti standar berikut ini:

a. SNI 03-3981-1995 tentang tata cara perencanaan instalasi saringan pasir lambat;
b. SNI 19-6773-2002 tentang Spesifikasi Unit Paket Instalasi Penjernihan Air Sistem
Konvensional Dengan Struktur Baja; dan
c. SNI 19-6774-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi
Penjernihan Air.

Penyusunan perencanaan teknis unit produksi didasarkan pada kajian kualitas air yang
akan diolah (kondisi rata-rata dan terburuk yang mungkin terjadi dijadikan sebagai acuan
dalam penetapan proses pengolahan air ➔ dikaitkan
dengan sasaran standar kualitas air minum (output). Rangkaian proses pengolahan air
umumnya: satuan operasi dan satuan proses yaitu untuk memisahkan material kasar,
material tersuspensi, material terlarut, proses netralisasi dan proses desinfeksi. Unit
produksi dapat terdiri dari:

Tabel 4.6. Kegiatan Penyusunan Rencana Teknik Unit Produksi

Survei dan Pengkajian Perhitungan Gambar

1. Penyelidikan tanah Perhitungan 1. Gambar jaringan pipa transmisi


2. Survei dan pengkajian mengacu 2. Gambar lokasi/tata letak ipa
lokasi ipa pada tata 3. Gambar lokasi reservoir
3. Survei dan pengkajian cara 4. Gambar detail konstruksi
topografi perancangan - Pipa Transmisi
4. Survei dan pengkajian teknis unit - Reservoir
ketersediaan bahan produksi - IPA
konstruksi •
5. Survei dan pengkajian
ketersediaan peralatan
elektro
6. Survei dan pengkajian
sumber daya energi

Perencanaan unit produksi antara lain dapat mengikuti standar berikut ini:

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 36


a. SNI 03-3981-1995 tentang tata cara perencanaan instalasi saringan pasir lambat;
b. SNI 19-6773-2002 tentang Spesifikasi Unit Paket Instalasi Penjernihan Air Sistem
Konvensional Dengan Struktur Baja; dan
c. SNI 19-6774-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi
Penjernihan Air.

7. Unit Distribusi
Unit distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan jam puncak yang besarnya berkisar
115% - 300% dari kebutuhan rata-rata. Air yang dihasilkan dari IPA dapat ditampung
dalam reservoir air yang berfungsi untuk menjaga kesetimbangan antara produksi
dengan kebutuhan, sebagai penyimpan kebutuhan air dalam kondisi darurat, dan sebagai
penyediaan kebutuhan air untuk keperluan instalasi. Reservoir air dibangun baik dengan
konstruksi baja maupun konstruksi beton bertulang.

Jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan lainnya membentuk jaringan tertutup
(loop), sistem jaringan distribusi bercabang (dead-end distribution sistem), atau
kombinasi dari kedua sistem tersebut (grade sistem). Bentuk jaringan pipa distribusi
ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan, jumlah
pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa akan dipasang. Unit distribusi, meliputi:

1. Perpipaan Transmisi Air Minum dan Distribusi


1) Penentuan dimensi perpipaan transmisi air minum dan distribusi dapat
menggunakan formula:
Q = V x A (A = 0,785 D2)
Dimana :

Q : Debit (m3/detik).
V : Kecepatan pengaliran (m/detik) . A : Luas penampang pipa (m2)
D : Diameter pipa (m).

2) Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan; untuk pipa bertekanan


tinggi dapat menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau pipa PVC kelas AW, 8

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 37


s/d 10 kg/cm2 atau pipa berdasarkan SNI, Seri (10 - 12,5), atau jenis pipa lain
yang telah memiliki SNI atau standar internasional setara; dan
3) Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuai dengan
zona pelayanan yang ditentukan dari jumlah konsumen yang akan dilayani,
penggambaran dilakukan skala maksimal 1:5.000.

Tabel 4.7. Kriteria Pipa Distribusi

No Uraian Notasi Kriteria


1 Debit Perencanaan Q puncak Kebutuhan air jam puncak
2 Faktor Jam Puncak F puncak Qpeak = Fpeak x Qrata- rata
3 Kecepatan aliran air dalam pipa
a. Kecepatan Minumum Vmin 0.3 – 0.6 m/d
b. Kecepatan Maksimum
- Pipa PVC/ACP Vmax 3.0 – 4.5 m/d
- Pipa Baja/DCIP Vmax 6.0 m/d
4 Tekanan air dalam pipa
a. Tekanan Minumum Hmin (0,5 - 1,0) atm, pada titik
jangkauan
b. Tekanan Maksimum
- Pipa PVC/ACP Hmax 6 – 8 atm
- Pipa Baja/DCIP Hmax 6.0 m/d
- Pipa PE 100 Hmax 12.4 MPa
- Pipa PE 80 Hmax 9.0 MPa

2. Pipa Distribusi
1) Denah (Lay-out) Jaringan Pipa Distribusi
Perencanaan denah (lay-out) jaringan pipa distribusi ditentukan berdasarkan
pertimbangan:
• Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan; jalan-jalan yang tidak
Saling menyambung dapat menggunakan sistem cabang. Jalan-jalan yang
saling berhubungan membentuk jalur jalan melingkar atau tertutup, cocok
untuk sistem tertutup, kecuali bila konsumen jarang;
• Kepadatan konsumen; makin jarang konsumen lebih baik dipilih denah
(lay-out) pipa berbentuk cabang;

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 38


• Keadaan topografi dan batas alam wilayah pelayanan; dan
• Tata guna lahan wilayah pelayanan.
2) Komponen Jaringan Distribusi
Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk
memudahkan pengendalian kehilangan air, untuk itu dapat dijelaskan sebagai
berikut:
• Zona distribusi suatu Sistem Pengelolaan air minum adalah suatu Jaringan
Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer yaitu rangkaian pipa
distribusi yang membentuk zona distribusi dalam suatu wilayah pelayanan
SPAM;
• Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah jalur pipa yang
menghubungkan antara JDU dengan Sel Utama;
• Jaringan distribusi pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian pipa
yang membentuk jaringan tertutup Sel Utama;
• Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan distribusi
pembagi dengan Sambungan Rumah. Pendistribusian air minum dari pipa
pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle; dan
• Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona
distribusi dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier)
yang membentuk suatu jaringan tertutup. Setiap sel utama akan
membentuk beberapa Sel Dasar dengan jumlah sekitar 5 - 10 sel dasar. Sel
utama biasanya dibentuk bila jumlah sambungan rumah (SR) sekitar 10.000
SR.
3) Bahan Pipa Distribusi
Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau investasi yang tersedia.
Hal yang terpenting adalah harus dilaksanakannya uji pipa yang terwakili untuk
menguji mutu pipa tersebut. Tata cara pengambilan contoh uji pipa yang dapat
mewakili tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI 06-2552-1991
tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk Air Minum, atau
standar lain yang berlaku.

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 39


4) Diameter Pipa Distribusi
Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada jam puncak
dengan sisa tekan minimum di jalur distribusi, pada saat terjadi kebakaran
jaringan pipa mampu mengalirkan air untuk kebutuhan maksimum harian dan
tiga buah hidran kebakaran masing-masing berkapasitas 250 gpm dengan jarak
antara hidran maksimum 300 m. Faktor jam puncak terhadap debit rata-rata
tergantung pada jumlah penduduk wilayah terlayani sebagai pendekatan
perencanaan:
▪ Faktor = jam puncak;
▪ Pipa distribusi utama = 1,15 - 1,7;
▪ Pipa distribusi pembawa = 2; dan
▪ Pipa distribusi pembagi = 3.

Sementara itu diameter pipa distribusi, yaitu:

▪ Cakupan sistem, yaitu sistem kecamatan dan sistem kota; Pipa distribusi
utama; untuk sistem kecamatan yaitu >100 mm, dan untuk sistem kota yaitu
>150 mm;
▪ Pipa distribusi pembawa; untuk sistem kecamatan yaitu 75 - 100 mm, dan
untuk sistem kota yaitu 100 - 150 mm;
▪ Pipa distribusi pembagi; untuk sistem kecamatan yaitu 75 mm, dan untuk
sistem kota yaitu 75 - 100 mm; dan
▪ Pipa pelayanan; untuk sistem kecamatan yaitu 50 mm, dan untuk sistem kota
yaitu 50 - 75 mm.

Analisis jaringan pipa distribusi antara lain memenuhi ketentuan sebagai berikut:
▪ Jika jaringan pipa tidak lebih dari empat loop, perhitungan dengan metode
hardy-cross masih diijinkan secara manual. Jika lebih dari empat loop,
dianalisis dengan bantuan program komputer; dan
▪ Perhitungan kehilangan tekanan dalam pipa dapat dihitung dengan rumus
Hazen Williams:
Hf = 10,66-1,85 D-4,87 L
Kecepatan aliran dengan rumus:
V = 0,38464 C.D 0,63 I 0,54

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 40


Debit aliran dihitung dengan rumus:

Q = 0,27853 C.D 2,63 I 0,54


Dimana:

Q = Debit air dalam pipa (m³/detik)


C = Koefisien kekasaran pipa
D = Diameter pipa (m)
S = Slope/kemiringan hidrolis
Ah = Kehilangan tekanan (m).
L = Panjang pipa (m).
V = Kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
A = Luas penampang pipa (m³)

Perlengkapan jaringan pipa distribusi:


▪ Katup/valve; Katup berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam
pipa, dipasang pada: i) Lokasi ujung pipa tempat aliran air masuk atau aliran
air keluar; ii) Setiap percabangan; iii) Pipa outlet pompa; dan iv) Pipa penguras
atau wash out. Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi
adalah Katup Gerbang (Gate Valve) dan Katup kupu-kupu (Butterly Valve). i)
Katup penguras (Wash Out/Blow Off), yaitu Dipasang pada tempat-tempat
yang relatif rendah sepanjang jalur pipa, ujung jalur pipa yang mendatar dan
menurun dan titik awal jembatan; dan ii) Katup Udara (Air Valve), yaitu
Dipasang pada titik tertinggi di sepanjang pipa distribusi, di jembatan pipa
dengan perletakan ¼ panjang bentang pipa dari arah aliran, pada jalur lurus
setiap jarak tertentu;
▪ Hidran Kebakaran; Dipasang pada jaringan pipa distribusi dengan jarak antar
hidran maksimum tidak boleh lebih dari 300 m di depan gedung perkantoran
kran komersil;
▪ Bak Pelepas Tekan; Bak pelepas tekan merupakan salah satu bangunan
penunjang pada jaringan transmisi atau pipa distribusi. BPT berfungsi
menghilangkan tekanan lebih yang terdapat pada aliran pipa, yang dapat
mengakibatkan pipa pecah; dan

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 41


▪ Jembatan Pipa; i) Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi
yang menyeberang sungai/saluran atau sejenis, diatas permukaan
tanah/sungai; ii) Sebelum bagian pipa masuk dilengkapi gate valve dan wash
out; iii) Pipa yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan menggunakan
pipa baja atau pipa Ductile Cast Iron (DCIP); dan iv) Dilengkapi dengan air
valve yang diletakkan pada jarak 1/4 bentang dari titik masuk jembatan pipa.

c. Syphon
1) Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang menyeberang
di bawah dasar sungai/saluran;
2) Pipa yang digunakan untuk syhpon disarankan menggunakan pipa baja atau pipa
Ductile Cast Iron (DCIP);
3) Bagian pipa masuk dan keluar pada syphon, dibuat miring terhadap pipa transmisi
atau pipa distribusi membentuk sudut 45 derajat dan diberi blok beton penahan
sebagai pondasi; dan
4) Bagian pipa yang menyeberang/berada dibawah dasar sungai/saluran harus diberi
pelindung.

d. Manhole
1) Manhole diperlukan untuk inspeksi dan perbaikan terhadap
perlengkapan-perlengkapan tertentu pada jaringan distribusi; dan
2) Ditempatkan pada tempat-tempat pemasangan meter air, pemasangan katup,
dan sebagainya.

e. Thrust Block
1) Berfungsi sebagai pondasi dudukan perlengkapan pipa seperti bend, tee, Katup
(valve) yang berdiameter lebih besar dari 40 mm;
2) Dipasang pada tempat-tempat dimana perlengkapan pipa dipasang yaitu pada:
- Belokan pipa;
- Persimpangan/percabanga pipa;
- Sebelum dan sesudah jembatan pipa, syphon; dan

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 42


- Perletakan valve/katup.
3) Dibuat dari pasangan batu atau beton bertulang.
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam perancangan denah (lay-out)
sistem distribusi adalah sebagai berikut:
▪ Denah (Lay-out) sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi
wilayah pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan air;
▪ Tipe sistem distribsi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah
pelayanan;
▪ Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk sistem gravitasi
seluruhnya, diusulkan kombinasi sistem gravitasi dan pompa. Jika semua
wilayah pelayanan relatif datar, dapat digunakan sistem perpompaan
langsung, kombinasi dengan menara air, atau penambahan pompa penguat
(booster pump);
▪ Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih
dari 40 m, wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa zone sedemikian rupa
sehingga memenuhi persyaratan tekanan minimum. Untuk mengatasi
tekanan yang berlebihan dapat digunakan katup pelepas tekan (pressure
reducing valve). Untuk mengatasi kekurangan tekanan dapat digunakan
pompa penguat.

8. Unit Pelayanan
Unit Pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran/kran umum, terminal air, hidran
kebakaran dan meter air.

a. Sambungan Rumah
Yang dimaksud dengan pipa sambungan rumah adalah pipa dan perlengkapannya,
dimulai dari titik penyadapan sampai dengan meter air. Fungsi utama dari
sambungan rumah adalah:
▪ Mengalirkan air dari pipa distribusi ke rumah konsumen; dan Untuk mengetahui
jmlah air yang dialirkan ke konsumen. Perlengkapan minimal yang harus ada
pada sambungan rumah adalah:
1. Bagian penyadapan pipa;

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 43


2. Meter air dan pelindung meter air atau flowrestrictor;
3. Katup pembuka/penutup aliran air;
4. Pipa dan perlengkapannya.

b. Hidran/Kran Umum
Pelayanan Kran Umum (KU) meliputi pekerjaan perpipaan dan pemasangan meteran air
berikut konstruksi sipil yang diperlukan sesuai gambar rencana. KU menggunakan pipa
pelayanan dengan diameter ¾”-1” dan meteran air berukuran ¾”. Panjang pipa
pelayanan sampai meteran air disesuaikan dengan situasi di lapangan/pelanggan.
Konstruksi sipil dalam instalasi sambungan pelayanan merupakan pekerjaan sipil yang
sederhana meliputi pembuatan bantalan beton, meteran air, penyediaan kotak
pengaman dan batang penyangga meteran air dari plat baja beserta anak kuncinya,
pekerjaan pemasangan, plesteran dan lain-lain sesuai gambar rencana. Instalasi KU
dibuat sesuai gambar rencana dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Lokasi penempatan KU harus disetujui oleh pemilik tanah;


2. Saluran pembuangan air bekas harus dibuat sampai mencapai saluran air
kotor/selokan terdekat yang ada’ dan
3. KU dilengkapi dengan meter air diameter ¾”.

c. Hidran Kebakaran
Hidran kebakaran adalah suatu hidran atau sambungan keluar yang disediakan untuk
mengambil air dari pipa air minum untuk keperluan pemadam kebakaran atau
pengurasan pipa. Unit hidran kebakaran (fire hydrant) pada umumnya dipasang pada
setiap interval jarak 300 m, atau tergantung kepada kondisi daerah/peruntukan dan
kepadatan bangunannya. Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:

1. Tabung basah, mempunyai katup operasi diujung air keluar dari kran kebakaran.
Dalam keadaaan tidak terpakai hidran jenis ini selalu terisi air; dan
2. Tabung kering, mempunyai katup operasi terpisah dari hidran. Dengan menutup
katup ini maka pada saat tidak dipergunakan hidran ini tidak berisi air.

Pada umumnya hidran kebakaran terdiri dari empat bagian utama, yaitu:
1) Bagian yang menghubungkan pipa distribusi dengan hidran kebakaran;

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 44


2) Badan hidran;
3) Kepala hidran; dan
4) Katup hidran.

4.2. Program Kerja


Berangkat dari uraian pendekatan dan metodologi sebelumnya, berikut ini dapat
dikemukakan uraian program kerja yang terkait dengan uraian jenis kegiatan, tahapan
waktu pelaksanaan dan target keluarannya

4.2.1 Tahapan Kegiatan


4.2.1.1 Tahap Persiapan dan Mobilisasi Tenaga Ahli
Dalam tahap ini konsultan akan melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi pemahaman KAK, penyusunan Rencana Kerja dan Mobilisasi Tenaga. Dalam
kegiatan pemahaman KAK, Team Leader didampingi oleh para tenaga ahli akan
berkonsultasi dengan pemberi tugas yang terwakili oleh Tim Supervisi Direktorat Bina
Penataan Bangunan Provinsi Papua, untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam
mengenai segenap aspek yang berhubungan dengan spesifikasi pekerjaan. Konsultasi ini
perlu dilakukan dalam rangka penyelarasan persepsi mengenai KAK, sedemikian
sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ketentuan KAK,
Sehubungan dengan ini, maka sebelum konsultasi Tim Konsultan seyogyanya telah
mendapatkan akses terhadap dokumen RTRW dan Dokumen RISPAM yang terdahulu
(jika ada) yang lengkap untuk dipelajari, khususnya arahan menyangkut cakupan lokasi
perencanaan.

Segera setelah pemahaman KAK dilaksanakan, konsultan akan segera memobilisasi


segenap personil yang terlibat untuk segera melaksanakan pekerjaan, didahului dengan
pembuatan suatu rencana kerja. Penyusunan rencana kerja akan menjadi tanggung
jawab Team Leader dengan dibantu oleh para tenaga ahli lainnya. Pada prinsipnya,
rencana kerja yang akan disusun akan mengacu pada uraian pendekatan dan metodologi
dalam usulan teknis ini. Secara khusus, rencana kerja ini akan lebih terkonsentrasi pada
pematangan mekanisme pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing personil
yang terlibat, serta pemantapan jadwal pelaksanaan tahapan kegiatan dalam kaitannya

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 45


dengan keterlibatan personil, sedemikian sehingga pelaksanaan pekerjaan benar-benar
dapat berlangsung dengan efektif dalam kondisi durasi masa kerja yang relatif pendek.
Draft rencana kerja yang disusun untuk selanjutnya akan dikonsultasikan dengan pihak
pemberi tugas sebelum diperbaiki dan disetujui untuk dilaksanakan.

Pemahaman KAK serta draft rencana kerja sebagai output tahap persiapan ini akan
menjadi substansi utama dalam Laporan Pendahuluan yang akan dibahas dalam Rapat
Pembahasan Laporan Pendahuluan

4.2.1.2 Tahap Pendataan


Pendataan aspek fisik lokasi perencaan akan dilakukan dengan metode survey lapangan.
Survey Lapangan terutama akan meliputi ;

1. Pengukuran / pemetaan topografinya SPAM Eksisting


2. Penyelidikan daya dukung tanah / sondir
3. Pemetaan sebaran vegetasi eksisting, khususnya kategori tegakan tanaman

Pelaksanan kegiatan survey lapangan ini akan dipandu langsung oleh Team Leader
sebagai Ahli Arsitektur Kawasan / Urban Design didampingi para tenaga ahli yang relevan
(Tenaga Ahli Arsitektur, Tenaga Ahli Arsitektur Lansekap). Secara khusus, tenaga ahli lain
yang akan berperan aktif dalam kegiatan survey lapangan ini adalah Tenaga Ahli Sipil,
dan Tenaga Ahli Tanaman. Tenaga Ahli lain yang mungkin dilibatkan dalam survey
lapangan ini adalah Tenaga Ahli Geologi (sekalipun tidak termasuk dalam spesifikasi
personil dalam KAK, sebagaimana telah diuraikan dalam tanggapan terhadap KAK di
atas). Survey Lapangan, khususnya pengukuran dan pemetaan serta penyelidikan tanah
akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu standar seperti GPS, theodolit, alat
sondir, serta alat bantu gambar berupa instrumen grafik komputer seperti AutoCAD dan
ArcGIS. Operasionalisasi alat bantu akan didukung oleh pelibatan tenaga sub profesional
berupa Surveyor. Hasil pendataan melalui metode survey lapangan ini secara khusus
akan disajikan dalam bentuk Laporan Hasil Survey Lapangan yang menjadi salah satu
output atau keluaran yang dipersyaratkan dalam KAK

Selain data primer sejumlah data sekunder juga akan dikumpulkan dalam tahapan
kegiatan ini. Data sekunder utama yang perlu dikumpulkan adalah berupa dokumen-

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 46


dokumen perencanaan teknis yang terkait langsung dengan arahan tata ruang, serta tata
bangunan dan lingkungan yang berlaku pada kawasan yang akan direncanakan.

Selain itu, data sekunder yang dimaksud juga terkait dengan aspek sosio ekonomi dan
budaya serta data aspek iklim mikro setempat. Data sekunder ini akan dikumpulkan
dengan metode koleksi dokumen melalui instansi terkait setempat

4.2.1.3 Penyusunan Dokumen Pra Rancangan


Dalam tahap ini, berangkat dari rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dalam tahap
analisis, untuk selanjutnya konsultan akan mengembangan konsep perencanaan.

Yang dimaksud dengan inisiasi konsep adalah penggagasan konsep rancangan awal,
sementara transformasi konsep adalah serangkaian perubahan konsep yang perlu
dilakukan dalam upaya optimasi kualitas konsep. Optimasi konsep ini dilakukan
berdasarkan konsultasi berkala dengan pihak pemberi tugas melalui Tim Supervisi yang
dibentuk, maupun konsultasi informal dengan berbagai pihak yang berkepentingan, juga
secara internal di antara tenaga ahli yang terlibat.

Metode yang akan diterapkan adalah metode desain argumentatif dengan mekanisme
“image-present-test” ataupun mekanisme “pengembangan varietas-reduksi varietas”.
Mekanisme yang dimaksud akan dilakukan secara berulang-ulang, dimana semakin
intensif perulangannya akan berasosiasi dengan meningkatnya kualitas konsep
rancangan yang dihasilkan. Konstrain utama yang menentukan adalah seberapa
efisiennya sumberdaya waktu yang tersedia dapat diberdayakan untuk melaksanakan
mekanisme ini dengan efektif.

4.2.1.4 Tahap Penyusunan Dokumen RISPAM


Menyusul Rapat Pembahasan Laporan Pendahuluan yang substansi utamanya adalah
dokumen pra desain, maka konsultan akan memasuki tahapan penyusunan Detail
Engineering Design (DOKUMEN) dari rancangan SPAM di Kabupaten Minahasa Tenggara
yang disepakati lewat forum tersebut. Proses penyusunan DOKUMEN ini pada dasarnya
adalah penjabaran yang lebih detail dari dokumen pra desain dan dokumen RISPAM yang
telah tersusun sebelumnya melalui beragam medium, yang secara lengkap keluarannya
akan meliputi :

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 47


1. Site Development Plan
2. Tampak / Potongan Tapak,
3. Lay Out Rencana Jaringan Infrastruktur / Jaringan Mekanikal elektrikal,
4. Perhitungan Hidrolis
5. Lay Out Rencana Jaringan Pipa
6. Denah-Tampak-Potongan Komponen Bangunan SPAM dan Sarana
Pendukungnya,
7. Image Visual Rancangan,
8. Detail Contruction Drawings / Gambar Detail Konstruksi,

4.2.1.5 Tahap Penyusunan Laporan

Tahapan pelaporan meliputi laporan pendahuluan, laporan antara, laporan draft final
dan laporan akhir, uraian tahapan pelaporan adalah sebagai berikut;

1. Tahap Pekerjaan Pendahuluan


• Persiapan Administrasi dan Teknis Survei;
• Mobilisasi dan Demobilisasi Personil;
• Penyusunan Laporan Pendahuluan;
• Koordinasi dan Konsultasi Laporan Pendahuluan;
• Korwal/Pembahasan Laporan Pendahuluan; dan
• Penyempurnaan dan Penyerahan Laporan Pendahuluan.

2. Tahap Pekerjaan Laporan Antara


• Pelaksanaan Survei;
• Pengambilan sampel dan Uji Lab Air;
• Kompilasi Data Sekunder;
• Interpretasi dan Analisis Data;
3. Penyusunan Laporan Antara, memuat:
▪ Rumusan Rencana Umum SPAM;
▪ Rumusan Rencana Jaringan SPAM;
▪ Perumusan Rencana Program dan Kegiatan SPAM;
▪ Perumusan Rencana Sumber Air Baku dan Pemanfaatan;

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 48


▪ Rumusan Sinkronisasi Instansi;
▪ Rumusan Rencana Pembiayaan dan Investasi; dan
▪ Rumusan Rencana Kelembagaan.
• Koordinasi dan Konsultasi Laporan Antara;
• Penyerahan Laporan antara

4. Tahap Pekerjaan Laporan Draft Rencana


▪ Penyusunan Laporan Draft Rencana
▪ Evaluasi Rencana Umum SPAM;
▪ Evaluasi Rencana Jaringan SPAM;
▪ Evaluasi Rencana Program dan Kegiatan SPAM;
▪ Evaluasi Rencana Sumber Air Baku dan Pemanfaatan;
▪ Evaluasi Sinkronisasi Instansi;
▪ Evaluasi Rencana Pembiayaan dan Investasi; dan
▪ Evaluasi Rencana Kelembagaan.
▪ Koordinasi dan Konsultasi Laporan Draft Rencana;
▪ Penyerahan Laporan; dan
▪ Pembahasan/Seminar Akhir.

5. Tahap pembahasan laporan final (laporan Rencana)


▪ Koordinasi dan Konsultasi Laporan Draft Akhir;
▪ Penyempurnaan dan Finalisasi RISPAM:
▪ Peyempurnaan Rencana Teknis;
▪ Penyempurnaan Album Peta Eksiting dan Pengembangan SPAM; dan
▪ Penyerahan Laporan Dokumen RISPAM Kabupaten Minahasa Tenggara

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 49


4.2.2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Waktu pelaksanaan kegiatan Penyusunan Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan
Air Minum (RISPAM) Kabupaten Minahasa Tenggara direncanakan selama 90 ( sembilan
puluh ) hari kalender. Seperti terlihat pada schedule berikut ini

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 50


Tabel 4.8. Jadwal Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara
BULAN I BULAN II BULAN III
No TASK TITLE M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4

1 Tenaga Ahli
1.1 Penandatangan Kontrak
1.1.1 Koordinasi Awal
1.2 Persiapan Peralatan
1.3 Mobilisasi dan Demobilisasi Personil
2 Pelaksanaan Survey
2.1 Suvey Data Primer (Identifkasi Permasalahan)
2.2 Suvey Data Primer (Pengamatan dan Pendataan Lapangan)
2.3 Survey Data Sekunder (Pendataan data Instansi)
2.4 Evaluasi Hasil Pendataan Primer & Sekunder
3 Penyusunan Laporan
3.1 Laporan Pendahuluan
3.2 Laporan Antara
3.3 Laporan Draft Akhir
3.4 Laporan Akhir (Dokumen DED Rispam)
3.5 Soft Copy
4 Konsultasi
4.1 Focus Group Discussion
5 Penyelesaiaan Administrasi
5.1 Penyelesaiaan Administrasi

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 51


4.2.3 Komposisi Tim Penugasan
Untuk melaksanakan pekerjaan Penyusunan Dokumen Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Minahasa Tenggara, dibutuhkan suatu Tim
Konsultan yang bertanggung-jawab penuh terhadap pelaksanaan dan hasil pekerjaan
sesuai dengan lingkup/cakupan kegiatan yang didasarkan pada substansi pekerjaan yang
akan dilaksanakan serta surat perjanjian pelaksanaan pekerjaan.

Konsultan penyusun kegiatan penyusunan Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan


Air Minum (RISPAM) Kabupaten Minahasa Tenggara ini merupakan komposisi tim yang
secara fungsional dapat berhubungan langsung dengan pemberi kerja untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli dalam
melaksanakan setiap pekerjaan mengacu kepada jadwal pelaksanaan pekerjaan dalam
menyelesaikan pekerjaan Penyusunan Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
Minum (RISPAM) Kabupaten Minahasa Tenggara, berdasar kepada uraian yang telah
dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).

Tim penyusun yang ditawarkan oleh PT. VAS ARKE CIPTA, adalah merupakan gabungan
dari beberapa keahlian yang berkompeten dalam penyusunan dokumen tersebut,
dengan uraian kualifikasi masing-masing personil sebagai berikut:

1. Tim Leader
Team Leader, adalah seorang tenaga ahli di bidang Teknik Air Minum,
berpendidikan Sarjana (S1) Teknik Lingkungan dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan
mempunyai Sertifikat Keahlian Ahli Madya Teknik Teknik Air Minum. Diutamakan
yang telah mempunyai pengalaman sebagai ketua tim minimal selama 5 tahun.

2. Ahli Teknik Sipil


Ahli perencanaan Air Minum adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang
instalasi air minum, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pembangunan
instalasi air minum atau SPAM.

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 52


3. Ahli Hidrologi
Ahli Sumber daya air disyaratkan seorang Sarjana (S-l) Teknik Sipil dan mempunyai
Sertifikat Keahlian Sumber Daya Air-Madya dan berpengalaman minimal 5 tahun
dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan Pengembangan Wilayah sungai, Ahli
Sungai dan Danau, Ahli Irigrasi dan Drainase Lahan, Ahli Rawa, Ahli Drainase
Perkotaan dan Permukiman, serta Ahli Tenaga Air- bangunan sipil khususnya
Bangunan Air.

4. Ahli Planologi
Disyaratkan seorang Sarjana (S-l) Teknik Mesin dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan bidang air minum, dan mempunyai
Sertifikat Keahlian Teknik Mekanikal - Madya. Diutamakan yang telah mempunyai
pengalaman minimal 5 tahun.

5. Ahli Sosial Ekonomi Kemasyrakatan


Disyaratkan seorang Sarjana (S-l) Teknik Sipil dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan bidang air minum. Diutamakan yang telah
mempunyai pengalaman minimal 3 tahun.

6. Ahli Kelembagaan
Disyaratkan seorang Sarjana (S-l) Hukum dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan bidang air minum. Diutamakan yang telah
mempunyai pengalaman.

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 53


Tabel 4.9. Komposisi Tim dan Fungsi Penugasan

No Nama Personil Perusahaan Tenaga Ahli Lingkup Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Jumlah
Lokal/Asing Keahlian Org/Bln
A Tenaga Ahli ( Personil Inti)
1 Raden Chahyo PT. Vas Arke Lokal Ahli Teknik Team Leader - Menyusun Organisasi Kerja Tim 1 x 3 org/bln
Rindani Cipta Air Minum secara keseluruhan
- Mengkoordinasikan pelaksanaan
pekerjaan terhadap semua hal
yang berhubungan dengan
kelancaran pekerjaan
- Mengkoordinasikan hubungan
kerja antar organisasi kerja sesuai
tugas
- Mengkoordinasikan hubungan
kerja antar organisasi kerja sesuai
tugas masing-masing dengan
semua unsur proyek dan instansi
terkait;
- Membuat laporan mengenai data-
data yang didapat serta
menganalisa untuk mendapatkan
output, guna penyusunan buku
laporan pada setiap tahap
kegiatan.
- Memimpin tim ahli dalam
melakukan ekspose/seminar
pekerjaan.

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 54


2 Muhamad Hajar PT. Vas Arke Lokal Ahli Ahli Teknik Sipil - Mengkoordinasikan pelaksanaan 1 x 3 org/bln
Cipta Sumber pekerjaan bidang studi yang
Daya Air berhubungan dengan Perencanaan
Sistem Pengelolaan Air Minum
- Mengamati dan meneliti aspek
keterkaitan pengembangan Sistem
Pengelolaan air minum terhadap
daya dukung lingkungan hidup
secara khusus kondisi potensi
sumber daya air Kawasan
perencanaan;
- Melakukan evaluasi kebutuhan
sumber daya dan metodologi
3 Hadirin PT. Vas Arke Lokal Ahli Air Ahli Hidrologi - Mengkaji aspek-aspek sumberdaya 1 x 3 org/bln
Cipta Minum air dan dampak lingkungan yang
akan dipengaruhi oleh kegiatan
pengembangan Sistem
Pengelolaan air minum di
Kabupaten Minahasa Tenggara
Memeriksa data perencanaan yang
dibutuhkan
- Menyusun criteria teknis yang
dibutuhkan
- Merancang Sistem Mekanikal
sesuai dengan persyaratan dan
spesifikasi teknis yang ditentukan
- Menyusun laporan tentang
penganalisaan data-data yang

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 55


berhubungan dengan sumberdaya
air dan lingkungan, guna
mendapatkan keluaran.Membuat
Standar operasional baku
pemeliharaan sistem air minum
yang telah dipasang
4 Riswan PT. Vas Arke Lokal Ahli Ahli Planologi - Mengkoordinasikan pelaksanaan 1 x 2 org/bln
Muhammad Cipta Planologi pekerjaan bidang pemetaan sarana
dan prasarana air minum;
- Membantu Team Leader dalam
menyelesaikan kendala terkait
Pemetan Spasial untuk
perencanaan maupun pemetaan
eksiting SPAM di Kabupaten
Minahasa Tenggara
-
5 Kaimuddin M PT. Vas Arke Lokal Ahli Ahli Sosial - Memberikan solusi dari 1 x 1 org/bln
Talaohu Cipta Ekonomi Ekonomi permasalahan permasalahan aspek
Teknik Kemasayarakatan eknomi teknis
- Pemilihan suatu investasi terhadap
rencana pembangunan SPAM
- Mengolah tata ruang sebuah
bangunan SPAM
- Memberikan Masukan kepada
Team leader terkait kendala
kendala Sosial atau
kemasyarakattan yang berkaitan
dengan Pembangunan dan

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 56


perencanaan SPAM di Kabupaten
Minahasa Tenggara
6 Sastiono Kesek PT. Vas Arke Lokal Ahli Hukum Ahli - Memberikan solusi dari 1 x 1 org/bln
Cipta Kelembagaan permasalahan permasalahan dari
aspek kelembagaan
- Pemilihan suatu investasi terhadap
rencana pembangunan SPAM
- Mengidentifikasi kendala kendala
yang dihadapi kelembagaan dalam
hal pengembangan atau
keberlanjutan SPAM
- Memberikan Masukan kepada
Team leader terkait kendala
kendala Kelembagaan atau
manajemen terkait dengan
Operasioanl SPAM yang berkaitan
dengan Pembangunan dan
perencanaan SPAM di Kabupaten
Minahasa Tenggara
B Tenaga Teknik
1 Jenni Junita PT. Vas Arke Lokal Teknik Sipil Surveyor - Melakukan survey/pengumpulan 1 x 6 org/bln
Cipta data sekunder pada instansi
2 Muhammad S PT. Vas Arke Lokal Teknik Sipil Surveyor terkait; 1 x 6 org/bln
Hamzah Cipta - Melakukan survey/pengumpulan
data primer di lapangan; dan
- Melakukan isualisasi/pemotretan
berbagai obyek sarana dan
prasarana di Kawasan Perencanaan

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 57


5 Rico Maribunga PT. Vas Arke Lokal Teknik Sipil Drafter Cad - Mengimplemenntasikan data-data 1 x 6 org/bln
Cipta hasil survey lapangan kedalam
6 Irman Umaternate PT. Vas Arke Lokal Teknik Sipil Drafter Cad bentuk gambar teknis maupun peta 1 x 6 org/bln
Cipta - Melakukan penggambaran teknis
maupun pemetaan mengenai
kondisi eksisting dan rencana
pengembangan kawasan
perencanaan
6 Eryani PT. Vas Arke Lokal Ekonomi Administrasi - Membantu dari Aspek Administrasi 1 x 3 org/bln
Cipta dan kelengkapan.

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 58


4.2.4 Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Penyusunan Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
Kabupaten Minahasa Tenggara, akan diberikan oleh tim ahli selama 3 (tiga) bulan atau
90 (sembilan puluh) hari kalender, secara terus menerus setelah ditandatangani kontrak
yang diperkirakan akan dimulai Bulan September Tahun 2022 sampai dengan Desember
Tahun 2022. Total jumlah Staf/Tenaga Ahli konsultan yang dilibatkan sebanyak 6 (enam)
orang, dibantu oleh 5 (lima) orang Tenaga Pendukung dan administrasi.

Konsultan akan menyediakan semua staf ahli, bersama dengan asisten tenaga ahli dan
pendukung untuk penugasan tersebut. Tenaga ahli yang akan ditugaskan untuk kegiatan
ini telah dipilih dan diseleksi sedemikian rupa, sehingga diperkirakan bahwa mereka
mampu untuk menyelesaikan kegiatan ini dengan baik.

Konsultan akan mengajukan jadwal waktu rinci dengan kegiatan dan masukan staf untuk
meyelesaikan penugasan ini dengan berhasil. Diperkirakan bahwa penugasan, ini
memerlukan bidang keahlian, meskipun satu orang dapat mencakup lebih dari satu
bidang keahlian.

Sesuai dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta jadwal pelaksanaan
pekerjaan, maka jadwal penugasan personil akan meliputi penugasan untuk 6 (enam)
orang tenaga ahli, dibantu oleh 5 (sepuluh) orang Tenaga Pendukung dan administrasi.
Dengan ketentuan tersebut maka ketentuan Kerangka Acuan Kerja (KAK) diintegrasikan
dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan akan menghasilkan jadwal penugasan personil
sebagaimana dapat dilihat pada table berikut.

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 59


Tabel 4.10. Jadwal Penugasan Personil

Masa
Bulan I Bulan I Bulan II Total
No Nama Personil Posisi Penugasan
(org/bln)
(Bulan) 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A Tenaga Ahli
1 Raden Chahyo Rindani Team Leader (TL) 3 1x3 (org/bln)
2 Muhamad Hajar Ahli Teknik Sipil 3 1x3 (org/bln)
3 Hadirin Ahli Hidrologi 3 1x3 (org/bln)
4 Riswan Ahli Planologi 2 1x2 (org/bln)
5 Kaimuddin Mukmin TalaohuAhli Sosial Ekonomi Kemasyarakatan1 1x1 (org/bln)
6 Sastiono Kesek Ahli Kelembagaan 1 1x1 (org/bln)
B Tenaga Pendukung
1 Rico Maribunga CAD Operator 2 1x2 (org/bln)
2 Irman Umaternate CAD Operator 2 1x2 (org/bln)
3 Jenni Junita Surveyor 2 1x2 (org/bln)
4 Muhammad S Hamzah Surveyor 2 1x2 (org/bln)
5 Eryani Administrasi 3 1x3 (org/bln)

Penyusunan Dokumen RISPAM Kab. Minahasa Tenggara 4 - 60

Anda mungkin juga menyukai