Berdasarkan pemahaman Kerangka Acuan Kerja yang telah diuraikan diatas, Konsultan
memandang perlu untuk menyampaikan tanggapan dan saran terhadap Kerangka Acuan
tersebut, dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan peyusunan Dokumen RISPAM di
Kabupaten Minahasa Tenggara.
Berdasarkan pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah dilakukan,
maka Konsultan telah cukup memahami substansi materi dari kegiatan pekerjaan
Penyusunan Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
Kabupaten Minahasa Tenggara. Namun seperti telah dijelaskan diatas, Konsultan akan
menyampaikan beberapa tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK), terutama
untuk kepentingan peningkatan kinerja pada saat pelaksanaan pekerjaan nantinya.
Tanggapan yang akan dikemukakan oleh Konsultan pada dasarnya untuk memperjelas
substansi dan materi yang akan diuraikan pada Kerangka Acuan Kerja (KAK), agar tidak
ada permasalahan dan kendala dalam proses pelaksanaannya, sehingga produk yang
dihasilkan dapat optimal dan tentunya dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Dengan
demikian, tanggapan yang akan disampaikan Konsultan ini diharapkan dapat juga
menghindarkan dari kesalahan interpretasi yang dapat merugikan semua pihak.
Berdasarkan latar belakang dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) DED Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Minahasa Tenggara tersebut diatas, terlihat
bahwa kegiatan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) di Kabupaten
Minahasa Tenggara ini, merupakan bagian dari pelaksanaan program pengembangan
infrastruktur keciptakaryaan yang dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten Minahasa
Tenggara, dalam rangka pelayanan/pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat di
Kabupaten Minahasa Tenggara, baik di kawasan perkotaan maupun di kawasan
perdesaan.
Secara umum kebutuhan akan kualifikasi tenaga ahli yang ada Sudah Cukup Dimengerti.
sarjana Teknik LingkunganTenaga ahli yang diusulkan oleh Konsultan untuk menangani
pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga ahli pilihan yang telah berpengalaman dalam
menangani pekerjaan-pekerjaan sejenis dan sesuai dengan kebutuhan tenaga ahli yang
dikehendaki di dalam dokumen pengadaan jasa konsultan seperti tercantum dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK). Adapun untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan dan
tugas tenaga ahli, akan disediakan pula tenaga sub profesional (asisten ahli) dan tenaga
Mengingat kondisi geografis wilayah yang masih sulit diakses melalui transportasi darat,
maka dibutuhkan pula tenaga lokal yang mendampingi tenaga surveyor untuk lebih
memahami dan mengenali wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara secara keseluruhan.
Tenaga lokal ini sekaligus membantu melakukan pengambilan data di lapangan.
Keberhasilan untuk tercapainya tujuan dan sasaran dari pekerjaan “Rencana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten Minahasa Tenggara”, tidak terlepas dari
suatu pedoman Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang dijadikan acuan baik pada saat
penawaran maupun pada saat pekerjaan di lapangan. PT. VAS ARKE CIPTA, mencoba
mempelajari isi Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta uraian yang diberikan pada saat
penjelasan, ada beberapa hal yang perlu ditambahkan menurut pendapat Tim Konsultan
sebagai tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk kesempurnaan hasil
pekerjaan.
Seluruh kegiatan proyek harus dimonitoring oleh semua pihak yang terlibat dalam
pekerjaan tersebut. Untuk maksud tersebut, Konsultan diperlukan untuk mendukung
manajemen proyek yang rapi dan lengkap serta mencakup seluruh kearsipan kegiatan
proyek, dalam hal ini akan melakukan kegiatan-kegiatan yang mencakup:
3.2. Kesimpulan Tanggapan dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Konsultan menyimpulkan bahwa pelayanan Jasa Konsultansi penyusunan Dokumen
Rencana Induk Sistem Penyediaan (RISPAM) Kabupaten Minahasa Tenggara, dengan
pengalaman kerja konsultan di bidang sejenis maka Konsultan dapat melaksanakan
pekerjaan tersebut diatas sesuai dengan yang diharapkan mengingat Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dan rapat penjelasan/Aanwijzing, telah memuat hal-hal yang bersifat teknis
dan operasional.
Dengan telah dipahaminya Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka Tim Konsultan dalam
menangani pekerjaan ini akan menggunakan metodologi pada penjelasan bagian
selanjutnya.
4.1.1. Umum
Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum,
mengamatkan bahwa penyelenggaraan SPAM terdiri dari pengembangan SPAM dan
pengelolaan SPAM. Pengembangan SPAM terkait dengan ketersediaan sarana dan
prasarana SPAM, sedangkan Pengelolaan SPAM terkait dengan kebermanfaatan sarana
dan prasarananya
4.1.3.2 Geologi
Gambaran umum mengenai kondisi geologi, jenis batuan di wilayah Kabupaten Minahasa
Tenggara mempunyai komposisi yang sangat bervariasi, dimana terdiri dari batuan beku,
sediment dan metamorf, karakteristik dan perebaran batuannya tertentu sesuai dengan
daerah pembentukannya seperti: batuan beku di sebagian Pulau Sulawesi sebagai hasil
dari erupsi Gunung, Batuan Sedimen di Pulau Sulawesi, Batuan Residual di sebagian
Pulau Obi serta Batuan Skiss Metamorf di sebagian Pulau Bacan dan sebagainya. Tekstur
tanah adalah perbandingan ukuran partikelpartikel kandungan tanah antara debu, tanah
liat dan pasir dari satu contoh tanah. Tekstur berpengaruh langsung terhadap unsur hara,
drainase dan kepekaan terhadap erosi. Juga sangat berpengaruh terhadap pengelolaan
tanah dan pertumbuhan tanaman terutama dalam hal mengatur kandungan udara dalam
rongga tanah, persediaan dan kecepatan peresapan air di daerah tersebut, dimana hal
itu sangat berperan dalam mudah tidaknya lapisan tanah diolah. Definisi tekstur dapat
diartikan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara Kualitatif, yaitu menggambarkan halus,
Sebagai wilayah kepulauan, Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki daerah landai yang
cukup luas. Berdasarkan kondisi fisiknya, luas wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara
berdasarkan kelerengan dapat dilihat pada tabel berikut.
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK), lingkup pekerjaan “Rencana Induk
Pengembangan Air Minum” meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Menyusun kerangka pengembangan air minum jangka pendek, menengah, dan jangka
panjang yang menjadi pedoman bagi stakeholder dalam pengembangan Air Minum
secara komprehensif. Analisa tingkat partisipasi dan peran serta pihak-pihak yang
terkena dampak langsung dan tidak langsung dari pengembangan air minum, terutama
masyarakat berdasarkan pengaruh dan kepentingannya dalam pemenuhan kebutuhan
air bersih dengan mengoptimalkan pemanfaatan prasarana structural melalui
Hasil penyusunan Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
akan sangat dipengaruhi dan tergantung dari data dan informasi yang dikumpulkan,
sehingga metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah metode
analisa, evaluasi dan penyusunan usulan pengembangan berdasarkan data-data dan
informasi yang berhasil dikumpulkan. Pengumpulan dan verifikasi data yang dilanjutkan
dengan analisa dan evaluasi serta kajian menyeluruh dalam rangka penyusunan
pekerjaan ini akan dilakukan secara bertahap.
Dalam Penyusunan DOKUMEN Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
Kabupaten Minahasa Tenggara perlu dilakukan tinjauan beberapa aspek terhadap
kondisi fisik wilayah baik secara makro kabupaten ataupun kondisi fisik Kawasan
permukiman yang ada, tinjauan mencakup aspek kondisi fisik lingkungan, kondisi
eksisitng penyediaan air minum di wilayah kabupaten Minahasa Tenggara, karakterstik
dan potensi sumber airbaku yang tersedia, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Dan
Kajian lainnya yang penting adalah keseusaian dengan rencana tata ruang baik pada
hirarki rencana umum ataupun pada level rencana rinci. yang dapat menjadi
pertimbangan dan bahan dalam kegiatan analisis untuk merumuskan rencana
pengembangan Sistem Pengelolaan air minum di wilayah Kabupaten Minahasa
Tenggara
Pekerjaan persiapan, dilakukan untuk mempersiapkan segala sumber daya yang dimiliki,
baik sumber daya manusia (personil) maupun peralatan, khususnya peralatan survey
lapangan.
Dalam pelaksanaan survey untuk kegiatan penyusunan Dokumen Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Minahasa Tenggara, terbagi atas Survei
untuk pengumpulan data lapangan atau data primer dan survey untuk pengumpulan data
instansional dan hasil studi atau literature atau data sekunder dan pendukung
Kegiatan kajian teknis Sistem Pengelolaan air minum mencakup beberapa aspek antara
lain:
1. Sumber Air
Pengkajian sumber air baku mengacu pada standar tata cara pada sesuai standar
yang diatur dalam Permen PU No. 18 tahun 2007 seperti mencantumkan lokasi
alternatif sumber air baku pada peta wilayah studi yang akan dibuat. Apabila tidak
terdapat sumber air pada wilayah administrasi dapat diusulkan sumber lain yang
berada di luar batas administrasi
2. Alternatif jalur transmisi air baku
Berdasarkan alternatif sumber air baku dan kunjungan lapangan, dibuatlah
rencana jalur transmisi air baku pada peta wilayah studi yang akan dibuat. Dengan
mencantumkan estimasi panjang jalur pipa transmisi air baku yang dihitung
berdasarkan pembacaan skala peta yang berlaku
3. Penetapan wilayah pelayanan
Pada dasarnya sasaran wilayah pelayanan suatu daerah tergantung pada fungsi
strategis kota atau kawasan, tingkat kepadatan penduduk dan ketersediaan sumber
air. Wilayah pelayanan tidak terbatas pada wilayah administrasi yang bersangkutan
sesuai hasil kesepakatan dan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dalam
rangka menunjang pembangunan Sistem Pengelolaan air minum. Kondisi wilayah
pelayanan yang menjadi sasaran pelayanan mengacu pada pertimbangan teknis
dalam standar spesifikasi teknis berikut. Dengan mencantumkan hasil
pertimbangan teknis dalam bentuk tabel-tabel dan dibuat dalam bentuk peta.
▪ Bentuk wilayah pelayanan mengikuti arah perkembangan kota dan kawasan
di dalamnya;
▪ Luas wilayah pelayanan ditentukan berdasarkan survei dan pengkajian
sehingga memenuhi persyaratan teknis;
▪ Pertimbangan teknis wilayah pelayanan, pertimbangan teknis dalam
menentukan wilayah pelayanan antara lain tidak dibatasi oleh: kepadatan
penduduk, tingkat kesulitan dalam memperoleh air, kualitas sumber air yang
Koordinasi dan Konsultasi dengan Pengguna Jasa, dilakukan secara intens sesuai dengan
kebutuhan dan kontrak kerja, termasuk dalam kegiatan seminar dan pemaparan laporan
pendahuluan dan draft rencana.
Tahun 2007, faktor jam puncak (fp) berkisar antara 1,15 - 3. Dalam penyusunan
Rencana Induk SPAM Kabupaten Minahasa Tenggara, faktor jam puncak (fp)
yang digunakan sebagai kriteria desain adalah 1,5. Kebutuhan air ditentukan
berdasarkan:
3. Kebutuhan Domestik
Air akan sangat dibutuhkan untuk bertahan hidup dan aktivitas manusia
(Jasrotia dkk, 2009). Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah
penduduk, tingkat pertumbuhan, kebutuhan air perkapita dan proyeksi waktu
air akan digunakan (Yulistiyanto dan Kironoto,2008). Standar kebutuhan air
domestik adalah dari Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah tahun
2003 dan SNI Tahun 2002.
Kebutuhan air merupakan kebutuhan yang berasal dari rumah tangga dan
kegiatan sosial. Standar konsumsi pemakaian domestik ditentukan berdasarkan
rata-rata pemakaian air perhari yang diperlukan oleh setiap orang. Standar
konsumsi pemakaian air domestik dapat dilihat dari Tabel. dibawah ini.
Tabel 4.2 Tingkat Konsumsi Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
Sedangkan kehilangan non teknis dan konsumsi resmi tak berekening diminiminalkan
hingga mendekati nol. Kebutuhan air baku rata-rata dihitung berdasarkan jumlah
perhitungan kebutuhan air domestik, non domestik dan air tak berekening. Rencana
alokasi air baku dihitung 130 % dari kebutuhan air baku rata-rata. Unit Air Baku dapat
terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/penyadapan, alat
pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem pengadaan, dan/atau sarana pembawa
serta perlengkapannya. Unit air baku merupakan sarana pengambilan dan/atau penyedia
air baku.
Dalam usaha pengolahan air baku, banyak sumber air baku yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air. Untuk mengetahui mutu air yang baik untuk air minum, maka
mutu air baku tersebut harus sesuai dengan standar kualitas mutu air, apabila ternyata
mutu air tersebut telah diperiksa tidak memenuhi standar yang ada, maka unsur-unsur
didalam air tersebut harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai air minum,
karena jika tidak diolah akan membahayakan kesehatan manusia dan akan
mempengaruhi peralatan-peralatan untuk mendistribusikan air.
Air mengandung senyawa pencemar baik sebatas yang dijinkan maupun sampai pada
kadar yang membahayakan. Kebanyakan air sungai mengandung sisa atau limbah dari
perumahan, pertanian dan industri. Apakah air tersebut kelihatan jernih atau keruh,
setiap air yang akan dikonsumsi sebagai air minum harus dibersihkan dan dimurnikan.
Pengolahan air ditujukan untuk memenuhi standar kualitas air minum sebagaimana
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/VI/2010
yang merupakan standar kualitas air minum di Indonesia.
Proses pengolahan air minum tergantung dari kualitas air baku asal air itu diperoleh dari
air tanah, air sungai, air danau, air laut, air hujan dan air limbah atau air buangan. Saat
ini pada umumnya masih digunakan air baku yang berasal dari air tanah dan air
permukaan. Hal ini dikarenakan biaya operasinya relatif murah jika dibandingkan dengan
pengolahan air hujan atau air laut. Parameter-parameter fisik seperti kekeruhan, warna,
bau dan sebagainya dibatasi atas dasar estetika. Sedang parameter kimia, biologis dan
radioaktif dibatasi atas dasar kesehatan manusia. Oleh karena itu Departemen Kesehatan
Republik Indonesia telah menetapkan parameter- parameter standar kualitas air minum.
Parameter-parameter kualitas air tersebut seperti berikut:
1. Syarat Fisik
Dalam hal ini akan diperoleh pengertian yang lebih jauh mengenai unsur-unsur yang
terdapat pada syarat fisik kualitas air minum (suhu, warna, bau, rasa dan
kekeruhan), khususnya dalam hubungan dengan dicantumkannya unsur tersebut
dalam standar kualitas.
a. Suhu
b. Warna
Intensitas warna dalam air diukur dengan satuan unit warna standar, yang
dihasilkan oleh 1 mg/lt platina cobalt dengan cara membandingkannya.
Berdasarkan sifat-sifat penyebabnya, warna dalam air dibagi dalam 2 jenis,
yaitu warna sejati dan warna semu. Warna sejati disebabkan oleh koloida-
koloida organik atau zat-zat terlarut. Sedang warna semu disebabkan oleh
suspensi partikel-partikel penyebab kekeruhan. Air yang berwarna dalam
batas tertentu akan mengurangi segi estetika dan tidak dapat diterima oleh
masyarakat, sehingga menimbulkan kemungkinan pencarian sumber air lain
yang kurang aman. Penetapan standar warna ini diharapkan bahwa semua
air minum yang diperuntukkan masyarakat akan dapat langsung diterima
oleh masyarakat.
c. Bau dan Rasa
Air yang memenuhi standar kesehatan harus terbebas dari bau yang
biasanya disebabkan oleh bahan-bahan organik yang membusuk serta
karena senyawa kimia seperti phenol. Biasanya bau dan rasa terjadi karena
proses dekomposisi bahan organik didalam air. Pengukuran bau biasanya
dinyatakan dalam TON (Threshold Odor Number), yaitu jumlah pelarutan
suatu sampel dengan air yang bebas bau untuk dideteksi dengan tes bau.
Efek kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh adanya bau dan rasa dalam air
ini diantaranya adalah timbulnya kekhawatiran bahwa air yang berbau dan
berasa ini masih mengandung bahan-bahan kimia yang bersifat toksis,
sehingga hal ini akan mendorong masyarakat untuk mencari sumber lain
yang kurang terjamin kesehatannya.
d. Kekeruhan (Turbidity)
Air dikatakan keruh jika air tersebut mengandung begitu banyak partikel
bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna atau rupa yang
berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini
antara lain yaitu: tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik dan partikel-
partikel kecil.
yang tersuspensi lainnya. Kekeruhan biasanya disebabkan karena butiran-
butiran halus yang melayang (koloid). Penyimpangan terhadap standar
kualitas kekeruhan akan menyebabkan gangguan estetika dan mengurangi
efektifitas desinfeksi air.
2. Syarat Kimia
Zat-zat kimia yang terlarut dalam air minum yang berlebihan selain akan bersifat
racun juga dapat merusak material beton, pipa alat-alat rumah tangga dan lain- lain.
Oleh sebab itu perlu adanya pembatasan kandungan zat-zat kimia yang diantaranya
yaitu:
Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya tanah
dan pembentukan batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah
tanah lapis atas (topsoil) tebal dan ada pembentukan batu kapur. Air lunak
berasal dari daerah lapisan tanah atas tipis dan tidak terjadi pembentukan
batuan kapur. Kesadahan total adalah kesadahan yang disebabkan karena
air mengandung kation Ca++ dan Mg++ dalam jumlah yang berlebihan. Air
sadah tidak enak diminum selain itu dapat mengurangi efektifitas kerja
sabun dan deterjen
d. Besi (Fe)
Unsur besi dalam air dalam jumlah tetentu sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia untuk pembentukan sel darah merah, akan tetapi kelebihan pada
unsur ini akan menimbulkan bau dan perubahan warna menjadi kemerah-
merahan sehingga air tidak enak diminum, selain itu juga dapat membentuk
endapan pada pipa-pipa logam dan bahan cucian.
e. Mangan (Mn)
Kandungan unsur mangan dalam air yang menyimpang dapat menimbulkan
noda-noda pada benda yang berwarna putih, menyebabkan bau dan rasa
pada minuman dan juga dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
Keracunan kronis memberi gejala susunan syaraf: insomnia, kemudian
lemah pada kaki dan otot muka seperti beku sehingga tampak seperti
topeng, bila terkapar terus maka bicaranya lambat, monoton, terjadi hyper-
refleksi, clonus pada platella dan tumir, dan berjalan seperti penderita
parkinsonism.
g. Tembaga (Cu)
Dalam jumlah kecil, unsur tembaga dibutuhkan oleh tubuh untuk proses
metabolisme dan pembentukan sel darah merah, namun dalam jumlah yang
besar dapat menyebabkan rasa yang tidak enak di lidah dan kerusakan pada
hati
h. Arsen (As)
Arsen yang terdapat di dalam air berasal dari persenyawaan-persenyawaan
arsen yang banyak digunakan sebagai insektisida (lead arsenate, calcium
arsenate). Persenyawaan arsen merupakan salah satu racun sistemik yang
paling penting dan dapat berakumulasi dalam tubuh. Arsen dapat
menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan dan kemungkinan dapat
menyebabkan kanker kulit, hati dan saluran empedu.adalah 0,1 mg/lt
i. Timbal (Pb)
Sebagaimana logam berat lainnya Pb dan persenyawaannya adalah racun.
Timbal merupakan yang dikenal dengan pemasukan tiap hari melalui
makanan, air, udara dan penghirupan asap tembakau. Akibat yang
ditimbulkan akan diperkuat dengan terakumulasinya unsur ini dalam tubuh
manusia yang akhirnya akan menghambat reaksi-reaksi enzim dalam tubuh.
Konsentrasi standar yang diperbolehkan untuk air minum oleh Depkes RI
adalah 0,1 mg/lt
m. Sulfat
Ion-ion sulfat yang terdapat dalam Air Minum dapat bersenyawa dengan
kalsium, membentuk kalsium sulfat. Sulfat dalam Air Minum umumnya
berasal dari buangan-buangan industry
n. Chlorida
Kadar chlorida lebih besar dari 200 ppm dapat menimbulkan rasa asin jika
air tersebut diminum. Kehadiran zat chlor yang tinggi secara tiba-tiba dalam
air menandakan masuknya air kotor (sewage).
4. Syarat Mikrobiologi
a. Bakteri typhsum;
b. Vibrio colerae;
c. Bakteri dysentriae;
d. Entamoeba hystolotica; dan
e. Bakteri enteritis.
Sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku meliputi: mata air, air tanah,
air permukaan dan air hujan
a. Survei dan identifikasi sumber air baku, mengenai : mata air, debit, kualitas air,
pemanfaatan.
b. Perhitungan debit sumber air baku
𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝑷𝒆𝒏𝒂𝒎𝒑𝒖𝒈
𝑫𝒆𝒃𝒊𝒕 𝑨𝒊𝒓 (𝑸) = (𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓/𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌)
𝒕
Dengan mengukur perubahan tinggi muka air (H) dalam
penampangan yang mempunyai luas tertentu (A) dalam jangka waktu
tertentu maka dapat dihitung:
𝑯𝒙𝑨
𝑫𝒆𝒃𝒊𝒕 𝑨𝒊𝒓 (𝑸) = (𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓/𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌)
𝒕
5. Unit Transmisi
Perlengkapan penting dan pokok dalam sistem transmisi air baku air minum adalah
a. Katup pelepas udara, yang berfungsi melepaskan udara yang terakumulasi dalam
pipa transmisi, yang dipasang pada titik-titik tertentu dimana akumulasi udara
dalam pipa akan terjadi;
b. Katup pelepas tekanan, yang berfungsi melepas atau mereduksi tekanan berlebih
yang mungkin terjadi pada pipa transmisi;
c. Katup penguras (Wash-out Valve), berfungsi untuk menguras akumulasi lumpur
atau pasir dalam pipa transmisi, yang umumnya dipasang pada titik- titik terendah
dalam setiap segmen pipa transmisi; dan
Debit pompa transmisi air minum ke reservoir ditentukan bardasarkan debit hari
maksimum. Perioda operasi pompa antara 20 - 24 jam per hari. Dengan melihat
kondisi diatas bahwa dapat diketahui bahwa saluran terbuka hanya digunakan
untuk transmisi air baku.
6. Unit Produksi
Unit produksi direncanakan berdasarkan kebutuhan kebutuhan hari puncak yang
besarnya berkisar 120% dari kebutuhan rata-rata. Penyusunan perencanaan teknis unit
produksi didasarkan pada kajian kualitas air yang akan diolah (kondisi rata-rata dan
terburuk yang mungkin terjadi dijadikan sebagai acuan dalam penetapan proses
pengolahan air ➔ dikaitkan dengan sasaran standar kualitas air minum (output).
Rangkaian proses pengolahan air umumnya: satuan operasi dan satuan proses yaitu
untuk memisahkan material kasar, material tersuspensi, material terlarut, proses
netralisasi dan proses desinfeksi. Unit produksi dapat terdiri dari:
a. Unit koagulasi;
b. Unit flokulasi;
Perencanaan unit produksi antara lain dapat mengikuti standar berikut ini:
a. SNI 03-3981-1995 tentang tata cara perencanaan instalasi saringan pasir lambat;
b. SNI 19-6773-2002 tentang Spesifikasi Unit Paket Instalasi Penjernihan Air Sistem
Konvensional Dengan Struktur Baja; dan
c. SNI 19-6774-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi
Penjernihan Air.
Penyusunan perencanaan teknis unit produksi didasarkan pada kajian kualitas air yang
akan diolah (kondisi rata-rata dan terburuk yang mungkin terjadi dijadikan sebagai acuan
dalam penetapan proses pengolahan air ➔ dikaitkan
dengan sasaran standar kualitas air minum (output). Rangkaian proses pengolahan air
umumnya: satuan operasi dan satuan proses yaitu untuk memisahkan material kasar,
material tersuspensi, material terlarut, proses netralisasi dan proses desinfeksi. Unit
produksi dapat terdiri dari:
Perencanaan unit produksi antara lain dapat mengikuti standar berikut ini:
7. Unit Distribusi
Unit distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan jam puncak yang besarnya berkisar
115% - 300% dari kebutuhan rata-rata. Air yang dihasilkan dari IPA dapat ditampung
dalam reservoir air yang berfungsi untuk menjaga kesetimbangan antara produksi
dengan kebutuhan, sebagai penyimpan kebutuhan air dalam kondisi darurat, dan sebagai
penyediaan kebutuhan air untuk keperluan instalasi. Reservoir air dibangun baik dengan
konstruksi baja maupun konstruksi beton bertulang.
Jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan lainnya membentuk jaringan tertutup
(loop), sistem jaringan distribusi bercabang (dead-end distribution sistem), atau
kombinasi dari kedua sistem tersebut (grade sistem). Bentuk jaringan pipa distribusi
ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan, jumlah
pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa akan dipasang. Unit distribusi, meliputi:
Q : Debit (m3/detik).
V : Kecepatan pengaliran (m/detik) . A : Luas penampang pipa (m2)
D : Diameter pipa (m).
2. Pipa Distribusi
1) Denah (Lay-out) Jaringan Pipa Distribusi
Perencanaan denah (lay-out) jaringan pipa distribusi ditentukan berdasarkan
pertimbangan:
• Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan; jalan-jalan yang tidak
Saling menyambung dapat menggunakan sistem cabang. Jalan-jalan yang
saling berhubungan membentuk jalur jalan melingkar atau tertutup, cocok
untuk sistem tertutup, kecuali bila konsumen jarang;
• Kepadatan konsumen; makin jarang konsumen lebih baik dipilih denah
(lay-out) pipa berbentuk cabang;
▪ Cakupan sistem, yaitu sistem kecamatan dan sistem kota; Pipa distribusi
utama; untuk sistem kecamatan yaitu >100 mm, dan untuk sistem kota yaitu
>150 mm;
▪ Pipa distribusi pembawa; untuk sistem kecamatan yaitu 75 - 100 mm, dan
untuk sistem kota yaitu 100 - 150 mm;
▪ Pipa distribusi pembagi; untuk sistem kecamatan yaitu 75 mm, dan untuk
sistem kota yaitu 75 - 100 mm; dan
▪ Pipa pelayanan; untuk sistem kecamatan yaitu 50 mm, dan untuk sistem kota
yaitu 50 - 75 mm.
Analisis jaringan pipa distribusi antara lain memenuhi ketentuan sebagai berikut:
▪ Jika jaringan pipa tidak lebih dari empat loop, perhitungan dengan metode
hardy-cross masih diijinkan secara manual. Jika lebih dari empat loop,
dianalisis dengan bantuan program komputer; dan
▪ Perhitungan kehilangan tekanan dalam pipa dapat dihitung dengan rumus
Hazen Williams:
Hf = 10,66-1,85 D-4,87 L
Kecepatan aliran dengan rumus:
V = 0,38464 C.D 0,63 I 0,54
c. Syphon
1) Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang menyeberang
di bawah dasar sungai/saluran;
2) Pipa yang digunakan untuk syhpon disarankan menggunakan pipa baja atau pipa
Ductile Cast Iron (DCIP);
3) Bagian pipa masuk dan keluar pada syphon, dibuat miring terhadap pipa transmisi
atau pipa distribusi membentuk sudut 45 derajat dan diberi blok beton penahan
sebagai pondasi; dan
4) Bagian pipa yang menyeberang/berada dibawah dasar sungai/saluran harus diberi
pelindung.
d. Manhole
1) Manhole diperlukan untuk inspeksi dan perbaikan terhadap
perlengkapan-perlengkapan tertentu pada jaringan distribusi; dan
2) Ditempatkan pada tempat-tempat pemasangan meter air, pemasangan katup,
dan sebagainya.
e. Thrust Block
1) Berfungsi sebagai pondasi dudukan perlengkapan pipa seperti bend, tee, Katup
(valve) yang berdiameter lebih besar dari 40 mm;
2) Dipasang pada tempat-tempat dimana perlengkapan pipa dipasang yaitu pada:
- Belokan pipa;
- Persimpangan/percabanga pipa;
- Sebelum dan sesudah jembatan pipa, syphon; dan
8. Unit Pelayanan
Unit Pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran/kran umum, terminal air, hidran
kebakaran dan meter air.
a. Sambungan Rumah
Yang dimaksud dengan pipa sambungan rumah adalah pipa dan perlengkapannya,
dimulai dari titik penyadapan sampai dengan meter air. Fungsi utama dari
sambungan rumah adalah:
▪ Mengalirkan air dari pipa distribusi ke rumah konsumen; dan Untuk mengetahui
jmlah air yang dialirkan ke konsumen. Perlengkapan minimal yang harus ada
pada sambungan rumah adalah:
1. Bagian penyadapan pipa;
b. Hidran/Kran Umum
Pelayanan Kran Umum (KU) meliputi pekerjaan perpipaan dan pemasangan meteran air
berikut konstruksi sipil yang diperlukan sesuai gambar rencana. KU menggunakan pipa
pelayanan dengan diameter ¾”-1” dan meteran air berukuran ¾”. Panjang pipa
pelayanan sampai meteran air disesuaikan dengan situasi di lapangan/pelanggan.
Konstruksi sipil dalam instalasi sambungan pelayanan merupakan pekerjaan sipil yang
sederhana meliputi pembuatan bantalan beton, meteran air, penyediaan kotak
pengaman dan batang penyangga meteran air dari plat baja beserta anak kuncinya,
pekerjaan pemasangan, plesteran dan lain-lain sesuai gambar rencana. Instalasi KU
dibuat sesuai gambar rencana dengan ketentuan sebagai berikut:
c. Hidran Kebakaran
Hidran kebakaran adalah suatu hidran atau sambungan keluar yang disediakan untuk
mengambil air dari pipa air minum untuk keperluan pemadam kebakaran atau
pengurasan pipa. Unit hidran kebakaran (fire hydrant) pada umumnya dipasang pada
setiap interval jarak 300 m, atau tergantung kepada kondisi daerah/peruntukan dan
kepadatan bangunannya. Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Tabung basah, mempunyai katup operasi diujung air keluar dari kran kebakaran.
Dalam keadaaan tidak terpakai hidran jenis ini selalu terisi air; dan
2. Tabung kering, mempunyai katup operasi terpisah dari hidran. Dengan menutup
katup ini maka pada saat tidak dipergunakan hidran ini tidak berisi air.
Pada umumnya hidran kebakaran terdiri dari empat bagian utama, yaitu:
1) Bagian yang menghubungkan pipa distribusi dengan hidran kebakaran;
Pemahaman KAK serta draft rencana kerja sebagai output tahap persiapan ini akan
menjadi substansi utama dalam Laporan Pendahuluan yang akan dibahas dalam Rapat
Pembahasan Laporan Pendahuluan
Pelaksanan kegiatan survey lapangan ini akan dipandu langsung oleh Team Leader
sebagai Ahli Arsitektur Kawasan / Urban Design didampingi para tenaga ahli yang relevan
(Tenaga Ahli Arsitektur, Tenaga Ahli Arsitektur Lansekap). Secara khusus, tenaga ahli lain
yang akan berperan aktif dalam kegiatan survey lapangan ini adalah Tenaga Ahli Sipil,
dan Tenaga Ahli Tanaman. Tenaga Ahli lain yang mungkin dilibatkan dalam survey
lapangan ini adalah Tenaga Ahli Geologi (sekalipun tidak termasuk dalam spesifikasi
personil dalam KAK, sebagaimana telah diuraikan dalam tanggapan terhadap KAK di
atas). Survey Lapangan, khususnya pengukuran dan pemetaan serta penyelidikan tanah
akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu standar seperti GPS, theodolit, alat
sondir, serta alat bantu gambar berupa instrumen grafik komputer seperti AutoCAD dan
ArcGIS. Operasionalisasi alat bantu akan didukung oleh pelibatan tenaga sub profesional
berupa Surveyor. Hasil pendataan melalui metode survey lapangan ini secara khusus
akan disajikan dalam bentuk Laporan Hasil Survey Lapangan yang menjadi salah satu
output atau keluaran yang dipersyaratkan dalam KAK
Selain data primer sejumlah data sekunder juga akan dikumpulkan dalam tahapan
kegiatan ini. Data sekunder utama yang perlu dikumpulkan adalah berupa dokumen-
Selain itu, data sekunder yang dimaksud juga terkait dengan aspek sosio ekonomi dan
budaya serta data aspek iklim mikro setempat. Data sekunder ini akan dikumpulkan
dengan metode koleksi dokumen melalui instansi terkait setempat
Yang dimaksud dengan inisiasi konsep adalah penggagasan konsep rancangan awal,
sementara transformasi konsep adalah serangkaian perubahan konsep yang perlu
dilakukan dalam upaya optimasi kualitas konsep. Optimasi konsep ini dilakukan
berdasarkan konsultasi berkala dengan pihak pemberi tugas melalui Tim Supervisi yang
dibentuk, maupun konsultasi informal dengan berbagai pihak yang berkepentingan, juga
secara internal di antara tenaga ahli yang terlibat.
Metode yang akan diterapkan adalah metode desain argumentatif dengan mekanisme
“image-present-test” ataupun mekanisme “pengembangan varietas-reduksi varietas”.
Mekanisme yang dimaksud akan dilakukan secara berulang-ulang, dimana semakin
intensif perulangannya akan berasosiasi dengan meningkatnya kualitas konsep
rancangan yang dihasilkan. Konstrain utama yang menentukan adalah seberapa
efisiennya sumberdaya waktu yang tersedia dapat diberdayakan untuk melaksanakan
mekanisme ini dengan efektif.
Tahapan pelaporan meliputi laporan pendahuluan, laporan antara, laporan draft final
dan laporan akhir, uraian tahapan pelaporan adalah sebagai berikut;
1 Tenaga Ahli
1.1 Penandatangan Kontrak
1.1.1 Koordinasi Awal
1.2 Persiapan Peralatan
1.3 Mobilisasi dan Demobilisasi Personil
2 Pelaksanaan Survey
2.1 Suvey Data Primer (Identifkasi Permasalahan)
2.2 Suvey Data Primer (Pengamatan dan Pendataan Lapangan)
2.3 Survey Data Sekunder (Pendataan data Instansi)
2.4 Evaluasi Hasil Pendataan Primer & Sekunder
3 Penyusunan Laporan
3.1 Laporan Pendahuluan
3.2 Laporan Antara
3.3 Laporan Draft Akhir
3.4 Laporan Akhir (Dokumen DED Rispam)
3.5 Soft Copy
4 Konsultasi
4.1 Focus Group Discussion
5 Penyelesaiaan Administrasi
5.1 Penyelesaiaan Administrasi
Tim penyusun yang ditawarkan oleh PT. VAS ARKE CIPTA, adalah merupakan gabungan
dari beberapa keahlian yang berkompeten dalam penyusunan dokumen tersebut,
dengan uraian kualifikasi masing-masing personil sebagai berikut:
1. Tim Leader
Team Leader, adalah seorang tenaga ahli di bidang Teknik Air Minum,
berpendidikan Sarjana (S1) Teknik Lingkungan dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan
mempunyai Sertifikat Keahlian Ahli Madya Teknik Teknik Air Minum. Diutamakan
yang telah mempunyai pengalaman sebagai ketua tim minimal selama 5 tahun.
4. Ahli Planologi
Disyaratkan seorang Sarjana (S-l) Teknik Mesin dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan bidang air minum, dan mempunyai
Sertifikat Keahlian Teknik Mekanikal - Madya. Diutamakan yang telah mempunyai
pengalaman minimal 5 tahun.
6. Ahli Kelembagaan
Disyaratkan seorang Sarjana (S-l) Hukum dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan bidang air minum. Diutamakan yang telah
mempunyai pengalaman.
No Nama Personil Perusahaan Tenaga Ahli Lingkup Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Jumlah
Lokal/Asing Keahlian Org/Bln
A Tenaga Ahli ( Personil Inti)
1 Raden Chahyo PT. Vas Arke Lokal Ahli Teknik Team Leader - Menyusun Organisasi Kerja Tim 1 x 3 org/bln
Rindani Cipta Air Minum secara keseluruhan
- Mengkoordinasikan pelaksanaan
pekerjaan terhadap semua hal
yang berhubungan dengan
kelancaran pekerjaan
- Mengkoordinasikan hubungan
kerja antar organisasi kerja sesuai
tugas
- Mengkoordinasikan hubungan
kerja antar organisasi kerja sesuai
tugas masing-masing dengan
semua unsur proyek dan instansi
terkait;
- Membuat laporan mengenai data-
data yang didapat serta
menganalisa untuk mendapatkan
output, guna penyusunan buku
laporan pada setiap tahap
kegiatan.
- Memimpin tim ahli dalam
melakukan ekspose/seminar
pekerjaan.
Konsultan akan menyediakan semua staf ahli, bersama dengan asisten tenaga ahli dan
pendukung untuk penugasan tersebut. Tenaga ahli yang akan ditugaskan untuk kegiatan
ini telah dipilih dan diseleksi sedemikian rupa, sehingga diperkirakan bahwa mereka
mampu untuk menyelesaikan kegiatan ini dengan baik.
Konsultan akan mengajukan jadwal waktu rinci dengan kegiatan dan masukan staf untuk
meyelesaikan penugasan ini dengan berhasil. Diperkirakan bahwa penugasan, ini
memerlukan bidang keahlian, meskipun satu orang dapat mencakup lebih dari satu
bidang keahlian.
Sesuai dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta jadwal pelaksanaan
pekerjaan, maka jadwal penugasan personil akan meliputi penugasan untuk 6 (enam)
orang tenaga ahli, dibantu oleh 5 (sepuluh) orang Tenaga Pendukung dan administrasi.
Dengan ketentuan tersebut maka ketentuan Kerangka Acuan Kerja (KAK) diintegrasikan
dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan akan menghasilkan jadwal penugasan personil
sebagaimana dapat dilihat pada table berikut.
Masa
Bulan I Bulan I Bulan II Total
No Nama Personil Posisi Penugasan
(org/bln)
(Bulan) 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A Tenaga Ahli
1 Raden Chahyo Rindani Team Leader (TL) 3 1x3 (org/bln)
2 Muhamad Hajar Ahli Teknik Sipil 3 1x3 (org/bln)
3 Hadirin Ahli Hidrologi 3 1x3 (org/bln)
4 Riswan Ahli Planologi 2 1x2 (org/bln)
5 Kaimuddin Mukmin TalaohuAhli Sosial Ekonomi Kemasyarakatan1 1x1 (org/bln)
6 Sastiono Kesek Ahli Kelembagaan 1 1x1 (org/bln)
B Tenaga Pendukung
1 Rico Maribunga CAD Operator 2 1x2 (org/bln)
2 Irman Umaternate CAD Operator 2 1x2 (org/bln)
3 Jenni Junita Surveyor 2 1x2 (org/bln)
4 Muhammad S Hamzah Surveyor 2 1x2 (org/bln)
5 Eryani Administrasi 3 1x3 (org/bln)